Bab V Tugas Umum Pemerintahan - Pemerintah Kabupaten Sleman
Bab V Tugas Umum Pemerintahan - Pemerintah Kabupaten Sleman
Bab V Tugas Umum Pemerintahan - Pemerintah Kabupaten Sleman
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
BAB V<br />
TUGAS UMUM PEMERINTAHAN<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, pelaksanaan tugas umum<br />
pemerintahan menggunakan asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan<br />
negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,<br />
akuntabilitas, efisiensi, dan asas efektivitas. Sebagai implementasi pelaksanaan<br />
tugas umum pemerintahan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dilaksanakan kegiatan-kegiatan<br />
sebagai berikut:<br />
A. Kerjasama Antar Daerah<br />
Kerjasama antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan daerah lain<br />
dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik terutama di<br />
wilayah perbatasan dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan untuk<br />
mewujudkan kepentingan bersama. Kerjasama antar daerah juga dimaksudkan<br />
untuk mengatur beberapa kepentingan antar daerah, diantaranya kerjasama<br />
penanganan dan pengembangan wilayah perbatasan antar <strong>Kabupaten</strong>/Kota<br />
dalam hal peningkatan kualitas pelayanan prasarana dan sarana<br />
perekonomian, kesehatan, pendidikan dan sosial di wilayah perbatasan antar<br />
<strong>Kabupaten</strong>/Kota dalam satu Provinsi maupun antar Provinsi. Hal ini<br />
disebabkan karena keterpaduan pengaturan dalam penyelesaian<br />
permasalahan maupun dalam pengembangan potensi yang ada di wilayah<br />
perbatasan <strong>Kabupaten</strong>/Kota perlu mendapat prioritas dalam berbagai sektor<br />
pembangunan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan<br />
kesejahteraan rakyat di wilayah perbatasan.<br />
Wilayah perbatasan disatu sisi memiliki potensi untuk di kembangkan, di sisi<br />
lain memiliki permasalahan yang memerlukan keterpaduan antar daerah dalam<br />
penyelesaiannya, maka diperlukan adanya optimalisasi kerjassama di bidang<br />
ekonomi, sosial, budaya dan fisik prasarana dalam pengelolaan wilayah<br />
perbatasan. Pengelolaan bersama wilayah perbatasan antar daerah<br />
461
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan daya saing wilayah dalam hal<br />
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya, termasuk<br />
dalam tataran kebijakan yang terkait investasi, pemasaran maupun promosi<br />
daerah.<br />
Kerjasama antar daerah dilaksanakan tidak hanya untuk mengatasi<br />
permasalahan yang ada khususnya di daerah perbatasan secara efektif dan<br />
efisien juga untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam maupun<br />
sumber daya manusia, dan sinkronisasi program pembangunan serta<br />
mengurangi pengangguran dan tingkat kemiskinan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />
Dasar hukum yang melandasi seluruh kerjasama tersebut adalah :<br />
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 khususnya Pasal 195 sampai<br />
dengan Pasal 198.<br />
2. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama <strong>Pemerintah</strong><br />
Daerah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Insfrastruktur<br />
3. Peraturan <strong>Pemerintah</strong> Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara<br />
Pelaksanaan Kerjasama Daerah.<br />
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk<br />
Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah<br />
5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 120/1730/SJ/2005 Perihal<br />
Kerjasama Daerah.<br />
1. Kerjasama antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan kabupaten<br />
berbatasan<br />
a. Daerah yang diajak kerjasama<br />
Dalam upaya peningkatan koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan<br />
program untuk menentukan kebijakan bersama antar kabupaten<br />
berbatasan, <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> melakukan kerjasama<br />
dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, <strong>Kabupaten</strong> Bantul,<br />
<strong>Kabupaten</strong> Bantul dan <strong>Kabupaten</strong> Magelang.<br />
462
. Dasar Hukum<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
1) Perjanjian Kerjasama bidang teknis antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul merupakan tindaklanjut<br />
Keputusan Bersama antara Bupati <strong>Sleman</strong> dengan Bupati<br />
Gunungkidul Nomor 04/SKB.KDH/A./2004 dan Nomor 125/1023<br />
tentang Kerjasama di Bidang <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>, Pembangunan, dan<br />
Kemasyarakatan.<br />
2) Perjanjian Kerjasama bidang teknis antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Magelang merupakan tindaklanjut<br />
Keputusan Bersama antara Bupati <strong>Sleman</strong> dengan Bupati Magelang<br />
Nomor: 06/Kep.KDH/2000 dan Nomor: 188.4/88/Kep./01/2000<br />
tentang Kerjasama di Bidang <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>, Pembangunan, dan<br />
Kemasyarakatan.<br />
3) Keputusan Bersama Bupati <strong>Sleman</strong> dan Bupati Gunungkidul Nomor<br />
04/SKB.KDH/A./2004 dan Nomor 125/1023 tentang Kerjasama<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />
Gunungkidul.<br />
4) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pengairan Pertambangan dan<br />
Penanggulangan Bencana Alam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, Dinas<br />
Pekerjaan <strong>Umum</strong> <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, dan Balai Besar Wilayah<br />
Sungai Serayu-Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Nomor<br />
23/PK.KDH/D/2007, Nomor 600/913 dan Nomor<br />
147/KPTS/SBBWS.SO/2007 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air,<br />
5) Perjanjian kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab<br />
<strong>Sleman</strong> dengan Dinas Pertanian dan Kelautan <strong>Kabupaten</strong> Kulon<br />
Progo Nomor: 24/PK.KDH/D/2008 dan Nomor 147 Th 2008 tanggal<br />
20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan<br />
Masyarakat Veteriner dan Perikanan Budidaya<br />
6) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan<br />
Peternakan <strong>Kabupaten</strong> Bantul Nomor: 26/PK.KDH/D/2008 dan<br />
463
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Nomor 62/Perj/Bt/2008 tanggal 20 Desember 2008 tentang<br />
Peningkatan KualitasTernak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan<br />
Perikanan<br />
c. Bidang yang dikerjasamakan<br />
1) Peningkatan kualitas ternak, kesehatan masyarakat veteriner dan<br />
perikanan budidaya<br />
2) Sumber Daya Air<br />
3) Kesehatan<br />
d. Nama Kegiatan<br />
Kerjasama antar daerah dalam pelaksanaannya dilaksanakan melalui<br />
kegiatan Kerjasama dan Koordinasi antar <strong>Kabupaten</strong>/Provinsi yaitu<br />
Kerjasama dan Koordinasi antar <strong>Kabupaten</strong>/antar Provinsi<br />
e. SKPD Penyelenggaraan<br />
Penyelenggara pembinaan batas wilayah dilaksanakan oleh Bagian<br />
Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Sekretariat Daerah yang bentuk berdasarkan Perda<br />
Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat Daerah<br />
<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong><br />
Nomor 23/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi, Penjabaran<br />
<strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut Bagian<br />
Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai tugas melaksanakan analisis dan<br />
penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam<br />
bidang pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut<br />
Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai fungsi:<br />
1) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,<br />
2) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi<br />
daerah,<br />
464
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
3) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,<br />
4) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi wilayah perbatasan,<br />
5) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,<br />
6) Penyelenggaraan tata usaha Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>.<br />
f. Sumber Daya Manusia<br />
Sumber daya penyelenggara pembinaan batas-batas wilayah adalah<br />
sebagai berikut.<br />
Tabel 5.1. SDM Penyelenggara Kerjasama Antar Daerah<br />
Jumlah SDM<br />
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />
1 SD - 1. I -<br />
2 SMP 1 2. II 2<br />
3 SMA 2 3. III 12<br />
4 Sarmud/D3 - 4. IV 1<br />
5 Strata 1 8<br />
6 Strata 2 4<br />
Jumlah 15 Jumlah 15<br />
Sumber: Bagian Tapem, Sekretariat Daerah<br />
SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 1<br />
orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.<br />
g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />
Anggaran untuk mendukung kegiatan kerjasama dan koordinasi antar<br />
kabupaten sebesar Rp157.320.000,00 realisasi Rp139.254.125,00 atau<br />
88,52%.<br />
h. Jangka Waktu Kerjasama<br />
Jangka waktu kerja sama antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong><br />
Kota, Magelang, Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul adalah 5 tahun.<br />
465
i. Hasil dari Kerjasama<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
1) Pelaksanaan kegiatan kerjasama dan koordinasi antar kabupaten<br />
direalisasikan dengan menindaklanjuti perjanjian Kerjasama<br />
pengelolaan Sumber Daya Air dalam bentuk pembangunan Embung<br />
yang berlokasi di Dusun Kalinongko Lor, Desa Gayamharjo,<br />
Kecamatan Prambanan dan Dusun Kayoman, Desa Serut,<br />
Kecamatan Gedangsari Kab. Gunungkidul. Tujuan pembangunan<br />
embung tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan penyediaan<br />
air baku bagi masyarakat wilayah perbatasan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
dan <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, karena selama ini masyarakat<br />
diwilayah tersebut mengalami kekurang air bersih.<br />
Sesuai dengan tahapan pembangunan Embung Serut yang<br />
tercantum dalam Perjanjian Kerjasama, bahwa :<br />
a) tahun 2008 merupakan tahapan penyusunan Detail Enginering<br />
Design (DED), UKL-UPL, oleh Balai Besar Wilayah Sungai<br />
serayu Opak, pembentukan organisasi pengelola Embung Serut.<br />
b) Tahun 2009 penyediaan lahan oleh <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan<br />
<strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul<br />
c) Tahun 2010 – 2011 tahap pembangunan konstruksi embung dan<br />
pendanaan menjadi kewajiban Balai Besar Wilayah Sungai<br />
Serayu Opak.<br />
Pembanguan konstruksi bangunan Embung Serut akan dimulai pada<br />
tahun 2010, dan direncanakan akan selesai sesuai jadwal pada<br />
tahun 2011.<br />
<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> besama <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />
Gunungkidul telah melaksanakan pembebasan lahan dalam rangka<br />
menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan Embung tersebut.<br />
Lahan diwilayah kabupaten <strong>Sleman</strong> yang dibebaskan seluas<br />
4.196,48 m² (25% dari total luas tanah yang direncanakan untuk<br />
pembangunan Embung 16.609 m 2 ). Sedangkan <strong>Pemerintah</strong><br />
466
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
<strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul menyediakan lahan lokasi pembangunan<br />
Embung seluas 8.004,68 m².<br />
2) <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> telah menindaklanjuti perjanjian<br />
kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> dengan Dinas Pertanian dan Kelautan <strong>Kabupaten</strong> Kulon<br />
Progo Nomor: 24/PK.KDH/D/2008 dan Nomor 147 Th 2008 tanggal<br />
20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan<br />
Masyarakat Veteriner dan Perikanan Budidaya serta Perjanjian<br />
Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan<br />
<strong>Kabupaten</strong> Bantul Nomor: 26/PK.KDH/D/2008 dan Nomor<br />
62/Perj/Bt/2008 tanggal 20 Desember 2008 tentang Peningkatan<br />
KualitasTernak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Perikanan<br />
Budidaya. Hasil tindaklanjut kerjasama tersebut antara lain :<br />
a) pengawasan kesehatan hewan di pasar , bahan asal hewan dan<br />
produk asal hewan yang dilaksanakan oleh Puskeswan di<br />
wilayah Perbatasan.<br />
b) penerbitan surat keterangan kesehatan hewan terhadap hewan<br />
yang akan keluar dari wilayah daerah<br />
c) pembinaan kesehatan ternak kepada petani ternak dilaksanakan<br />
oleh puskeswan<br />
d) pelaksanaan inseminasi buatan dan pemeriksaan kebuntingan<br />
ternak serta gangguan reproduksi ternak di wilayah perbatasan<br />
e) pencegahan, pengawasan dan pengendalian ternak di perbatasan<br />
f) sosialisasi kepada peternak, pedagang ternak dan pedagang<br />
produk peternakan tentang Surak Keterangan Kesehatan Hewan<br />
(SKKH) dan Surat Keterangan Kesehatan Produk Asal Hewan<br />
g) penyediaan benih dan induk ikan yang tepat jumlah, tepat waktu,<br />
dan berkualitas baik<br />
h) pemberian data dan informasi kebutuhan ikan (konsumsi dan<br />
benih ikan)<br />
467
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
i) pengelolaan kualitas air di perairan umum pada daerah<br />
perbatasan<br />
j) sosialisasi peduli ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal) kepada<br />
masyarakat<br />
3) Penyusunan draft perjanjian kerjasama tentang pelayanan<br />
kesehatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong> Magelang. Secara<br />
substansi draft tersebut memuat pelayanan kesehatan bagi<br />
masyarakat di wilayah perbatasan, terutama masyarakat miskin yang<br />
memerlukan jaminan kesehatan. Pembahasan draft masih akan<br />
dilanjutkan pada tahun 2010, karena pembahasan pada tahun 2009<br />
belum bisa menyelesaiakan hal-hal yang disepakati, karena<br />
perbedaan kebijakan yang diterapkan dua kabupaten dalam<br />
penanganan kesehatan bagi masyarakat miskin.<br />
4) Terlaksananya koordinasi dengan instansi kabupaten yang<br />
berbatasan (Rakortas) sebanyak 4 kali pertemuan. Pertemuan<br />
dilaksanakan dengan <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, <strong>Kabupaten</strong><br />
Magelang, serta dengan seluruh <strong>Kabupaten</strong> Kota Perbatasan pada<br />
forum Rapat Koordinasi yang diadakan pemerintah Provinsi DIY,<br />
dan Rapat Koordinasi pembahasan kerjasama 8 <strong>Kabupaten</strong> Jateng<br />
DIY yang dilaksanakan oleh Bakorwil II Surakarta.<br />
5) Tersusunnya dokumen data base permasalahan perbatasan sebagai<br />
bahan rapat koordinasi perbatasan dalam upaya penyelesaian<br />
bersama dengan kabupaten kota berbatasan<br />
6) Terselesaikannya permasalahan perbatasan di bidang pertanahan<br />
dan sumber daya air di wilayah perbatasan<br />
7) Tersusunnya evaluasi kerjasama antar wilayah perbatasan meliputi<br />
evaluasi seluruh kerjasama antar daerah yang masih berlaku dan<br />
yang telah habis masa berlakunya, sebagai bahan penyusunan<br />
prioritas kegiatan kerjasama pada tahun berikutnya.<br />
468
j. Permasalahan dan Solusi<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Permasalahan kerjasama antar daerah lebih pada perbedaan kebijakan<br />
yang diterapkan para pelaku kerjasama baik ditingkat perencanaan,<br />
penganggaran dan pelaksanaan. Hal tersebut menyebabkan belum<br />
optimalnya pelaksanaan kerjasama, baik perumusan kerjasama baru<br />
maupun implementasi kerjasama yang telah ada. Solusi yang dilakukan<br />
dengan melakukan peningkatan koordinasi secara aktif dan komunikasi<br />
dengan kabupaten lain pelaku kerjasama.<br />
2. Sekretariat Bersama Java Promo<br />
a. Daerah yang diajak kerjasama<br />
Dalam upaya meningkatkan kegiatan bidang pariwisata, <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> melakukan kerjasama dengan 15 <strong>Kabupaten</strong>/Kota di<br />
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yaitu Kab. <strong>Sleman</strong>,<br />
<strong>Kabupaten</strong> Bantul, <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo, <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul,<br />
<strong>Kabupaten</strong> Purworejo, <strong>Kabupaten</strong> Wonosobo, <strong>Kabupaten</strong> Temanggung,<br />
<strong>Kabupaten</strong> Magelang, <strong>Kabupaten</strong> Klaten, <strong>Kabupaten</strong> Karanganyar,<br />
<strong>Kabupaten</strong> Boyolali, <strong>Kabupaten</strong> Kebumen, Kota Yogyakarta dan Kota<br />
Magelang dan <strong>Kabupaten</strong> Semarang yang tergabung dalam Forum Java<br />
Promo. Forum Java Promo dideklarasikan oleh 13 Kab/Kota dan<br />
bertambah anggota yaitu <strong>Kabupaten</strong> Karanganyar (tahun 2006) dan<br />
<strong>Kabupaten</strong> Semarang (tahun 2008).<br />
b. Dasar Hukum<br />
Pembentukan Sekretariat Java Promo berdasarkan Deklarasi<br />
Kerjasama Pariwisata antara 13 <strong>Kabupaten</strong>/Kota dilingkungan Provinsi<br />
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tanggal 26 Juni<br />
2002 bertempat di Hotel Hyatt, <strong>Sleman</strong>. Selanjutnya Sekber tersebut<br />
dikukuhkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak I Gde<br />
Ardika pada tanggal 21 Mei 2003 di Wonosobo.<br />
469
c. Bidang yang dikerjasamakan<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
1) Pengembangan pariwisata secara bersama-sama dalam 1 wilayah<br />
destinasi pariwisata<br />
2) Pengembangan sarana prasarana penunjang pariwisata<br />
3) Pengembangan produk paket wisata baru yang potensial<br />
4) Pengembangan promosi pariwisata secara terpadu<br />
5) Pengembangan pendidikan dan pelatihan bidang pariwisata.<br />
d. Nama Kegiatan<br />
Kegiatan yang dilaksanakan disebut Kegiatan Pendampingan Java<br />
Promo<br />
e. SKPD Penyelenggara<br />
SKPD penyelenggara kegiatan Java Promo adalah Badan Perencanaan<br />
Pembangunan c.q Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi. Bappeda<br />
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 Tentang<br />
Organisasi Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat<br />
Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur<br />
Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi Bappeda. Bappeda<br />
mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam Penyelenggaraan<br />
<strong>Pemerintah</strong> Daerah di Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah.<br />
Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi mempunyai fungsi yaitu:<br />
1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi pembangunan bidang sosial<br />
dan budaya<br />
2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi bidang ekonomi<br />
f. Sumber Daya Manusia<br />
Sumber daya manusia penyelenggara kegiatan Java Promo yaitu<br />
Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi yang bertindak sebagai pelaksana<br />
kegiatan harian adalah sebagai berikut:<br />
470
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Tabel 5.2. SDM Penyelenggara Kerjasama Sekretariat Java Promo<br />
Jumlah SDM<br />
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />
1 SD - 1. I -<br />
2 SMP - 2. II -<br />
3 SMA - 3. III 8<br />
4 Sarmud/D3 1 4. IV 1<br />
5 Strata 1 2<br />
6 Strata 2 7<br />
Jumlah 9 Jumlah 9<br />
Sumber: Bappeda<br />
Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan Sekretariat Java Promo<br />
terdiri dari 1 orang PIU eselon II, 1 orang eselon III, dan 2 orang eselon<br />
IV , 6 orang staf serta 3 orang pengarah (SC) dan 2 sekretariat OC.<br />
g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />
Anggaran untuk mendukung kegiatan Sekretariat Bersama Java Promo<br />
diperoleh dari iuran anggota yang besarnya Rp50.000.000,00 per<br />
<strong>Kabupaten</strong>/Kota per tahun. Untuk Kegiatan Pendampingan Java Promo,<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> menganggarkan dana sebesar Rp140.000.000,00<br />
melalui Pos Bantuan di BPKKD pada tahun 2009. Dana tersebut untuk<br />
mendukung kegiatan Java Promo di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> berupa fasilitasi<br />
dan koordinasi telah terealisasi 100%.<br />
h. Jangka Waktu Kerjasama<br />
Jangka waktu kerjasama 15 kabupaten/kota anggota Sekretariat<br />
Bersama Java Promo dalam rangka promosi dan pengembangan<br />
pariwisata serta pembangunan sarana dan prasarana pariwisata<br />
tersebut tidak dibatasi, tergantung keputusan anggotanya. Masa kerja<br />
pengurus Sekretariat Java Promo adalah 3 tahun dan setiap akhir masa<br />
kepengurusan dilaksanakan pemilihan Ketua Sekber. Ketua Sekber<br />
Java Promo selama 2 periode dijabat oleh Sekretaris Daerah <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> dan masa jabatan periode kedua ini akan berakhir pada tahun<br />
2010. Kantor Sekretariat Java Promo berada di Bidang Ekonomi<br />
Bappeda <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
471
i. Hasil dari Kerjasama<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Kegiatan Sekretariat Bersama Java Promo di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
dilaksanakan dengan koordinasi dan fasilitasi yang menghasilkan:<br />
1) Farm Trip Obyek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) Java Promo 2009<br />
dengan lokasi ODTW Kab. Klaten, Kab. Boyolali, Kab. <strong>Sleman</strong>, Kab.<br />
Wonosobo, Kab. Magelang, Kab. Kulon Progo, Kab. Bantul, dan<br />
Kab. Gunung Kidul. Farm Trip tersebut dimaksudkan untuk<br />
mempromosikan Obyek Daerah Tujuan Wisata Jateng dan DIY.<br />
Kegiatan tersebut diikuti oleh wartawan desk pariwisata dari media<br />
massa Jakarta dan dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan<br />
Kantor Direktorat Jenderal Destinasi Pariwisata Departemen<br />
Kebudayaan dan pariwisata RI pada tanggal 7-9 Desember 2009.<br />
2) Penerbitan Artikel hasil Peliputan Berita tentang Promosi Obyek<br />
Daya Tarik Wisata Java Promo di Rubrik Pariwisata Harian <strong>Umum</strong><br />
Pikiran Rakyat, Bandung (bekerjasama dengan PT Pikiran Rakyat)<br />
sebanyak 15 kali edisi terbit ( atau rata-rata 2 kali per bulan).<br />
3) Forum pertemuan 3 bulanan untuk membahas permasalahan dan<br />
solusi pariwisata lintas daerah anggota Java Promo. Pertemuan 3<br />
bulanan merupakan forum pertemuan antara Kepala Dinas<br />
Pariwisata dan atau Kepala Bappeda dari Kab/Kota anggota Sekber<br />
Java Promo sedangkan pertemuan koordinasi 6 bulanan merupakan<br />
Forum koordinasi Tingkat Bupati/Walikota. Pertemuan pada tingkat<br />
Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Pasriwisata dilaksanakan pada<br />
bulan Oktober di <strong>Kabupaten</strong> Wonosari, Gunung Kidul; sedangkan<br />
pertemuan pada tingkat Bupati/Walikota dilaksanakan pada bulan<br />
Februari di Benteng Van der Wijk, Gombong (Kab. Kebumen).<br />
4) Bekerjasama dengan PT Cipta Nindita Buana menyusun buku Studi<br />
Pengembangan Investasi Java Promo<br />
5) Bekerjasama dengan Jogja Tourism Training Center (JTTC)-UGM<br />
melaksanakan Pelatihan Penyusunan Analisis Kelayakan Obyek<br />
Wisata Bagi Anggota Java Promo. Pelatihan dilaksanakan selama 2<br />
472
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
hari pada tanggal 23-24 Oktober 2009 dan diikuti oleh seluruh<br />
utusan dari daerah anggota Java Promo.<br />
6) Bekerjasama dengan PT Cipta Nindya Grafika dalam Pembuatan<br />
Leaflet dan Booklet ODTW Java Promo.<br />
7) Bekerjasama dengan Pusat Pariwisata UGM dalam pelaksanaan<br />
kegiatan Revisi RPJM Java Promo.<br />
8) Bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI<br />
melaksanakan event Festival Kuliner bertempat di halaman<br />
Ambarukmo Plaza, Kab. <strong>Sleman</strong>. Salah satu jajanan tradisional yang<br />
dipamerkan adalah Apem Terpanjang di dunia yang tercatat dalam<br />
Rekor Muri.<br />
9) Penyelenggaraan Program Pelatihan Website ”Penulisan Rilis Admin<br />
www.javapromo.com”.<br />
10) Pelaksanaan event Travel Dialogue, Promosi Wisata dan Studi<br />
Komparasi serta Studi Pengembangan Investasi Pengembangan<br />
Desa Wisata di Malaysia yang diikuti oleh seluruh utusan daerah<br />
anggota.<br />
11) Pelaksanaan event Travel Dialogue dan Studi Komparasi<br />
Pengembangan Pariwisata di Serang-Banten dan DKI Jakarta.<br />
12) Penyusunan Paket Wisata Java Promo.<br />
j. Permasalahan dan Solusi<br />
Permasalahan yang dihadapi pada tahun 2009 adalah ketidaksamaan<br />
komitmen karena adanya perubahan personil dengan adanya promosi,<br />
mutasi dalam tubuh birokrasi yang mengikuti perubahan SOTK<br />
berdasarkan PP 41/2007 yang berdampak pada perubahan personil<br />
yang ditugaskan dalam forum Sekber Java Promo. Seringkali<br />
perubahan personil ini tidak diikuti dengan pewarisan nilai/semangat<br />
awal pembentukan Java Promo, yang berdampak pada proses<br />
pelaksanaan komitmen diantara anggota Java Promo yang lebih<br />
panjang. Solusi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan<br />
koordinasi dan komunikasi.<br />
473
k. Hal-hal Lain<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Perlunya dibahas dan disiapkan regenerasi kepengurusan Sekber<br />
karena Kab <strong>Sleman</strong> sudah 2 kali menjabat sebagai Ketua sekber.<br />
3. Sekretariat Bersama Kartamantul<br />
a. Daerah yang diajak Kerjasama<br />
Kartamantul adalah Kerjasama antara 3 daerah di lingkungan Provinsi<br />
DIY, yaitu Kota Yogyakarta, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong> Bantul<br />
dalam bidang pengelolaan sarana dan prasarana perkotaan. Kerjasama<br />
tersebut dibentuk dalam rangka mengatasi permasalahan-<br />
permasalahan yang muncul di wilayah aglomerasi perkotaan.<br />
b. Dasar Hukum<br />
Dasar Hukum yang mendasari Kerjasama Sekber Kartamantul adalah:<br />
1) Perjanjian Nomor 04/Perj/BT/2001, Nomor 38/Kep. KDH/2001 dan<br />
Nomor 3 tahun 2001 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama<br />
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perkotaan antara Kota<br />
Yogyakarta, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong> Bantul.<br />
2) Keputusan Bersama Walikota Yogyakarta, Bupati <strong>Sleman</strong> dan Bupati<br />
Bantul Nomor 1/SKB.KDH/A/2009; Nomor 27 tahun 2009; Nomor<br />
01/SKB/2009 tentang Perubahan Keputusan Bersama Bupati<br />
<strong>Sleman</strong>, Bupati Bantul dan Walikota Yogyakarta Nomor :<br />
1/SKB.KDH/A/2008; Nomor 1177 A tahun 2008; Nomor :<br />
01/SKB/2008 tentang Pengangkatan Ketua, Sekretaris dan<br />
Bendahara Sekretariat Bersama Kartamantul Periode 2008-2010.<br />
c. Bidang Kerjasama<br />
Bidang yang dikerjasamakan meliputi pengelolaan sarana dan<br />
prasarana perkotaan khususnya pada 7 sektor, yaitu: persampahan, air<br />
limbah, air bersih, jalan, transportasi, drainase dan tata ruang.<br />
474
d. Nama Kegiatan<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Sekretariat Bersama Yogyakarta, <strong>Sleman</strong> dan Bantul (Sekber<br />
Kartamantul).<br />
e. SKPD Penyelenggara Kerjasama<br />
SKPD penanggungjawab kegiatan kerjasama Kartamantul adalah<br />
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah cq Bidang Perencanaan<br />
Perkotaan. Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12<br />
Tahun 2003 Tentang Organisasi Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor<br />
34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong><br />
Pokok dan Fungsi Bappeda. Bappeda mempunyai tugas pokok<br />
membantu Bupati dalam Penyelenggaraan <strong>Pemerintah</strong> Daerah di<br />
Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah. Bidang Perencanaan<br />
Perkotaan mempunyai fungsi yaitu :<br />
1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi tata ruang perkotaan<br />
2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi sarana dan prasarana<br />
perkotaan<br />
3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi lingkungan hidup<br />
f. Sumber Daya Manusia<br />
Sumber daya manusia dalam pendukung penyelenggaraan kerjasama<br />
Sekber Kartamantul adalah sebagai berikut:<br />
Tabel 5.3. SDM Penyelenggara Kerjasama Kartamantul<br />
Jumlah SDM<br />
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />
1 SD - 1. I -<br />
2 SMP - 2. II -<br />
3 SMA - 3. III 8<br />
4 Sarmud/D3 - 4. IV 3<br />
5 Strata 1 5<br />
6 Strata 2 6<br />
Jumlah 11 Jumlah 11<br />
Sumber: Bappeda<br />
475
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan kerjasama kartamantul<br />
terdiri dari 1 orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang<br />
eselon IV serta 7 orang staf.<br />
g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />
Anggaran pelaksanaan kegiatan Sekber Kartamantul dari iuran para<br />
anggota. Anggaran yang berasal dari APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> pada<br />
tahun anggaran 2009 untuk Kegiatan penunjangan Sekber Kartamantul<br />
sebesar Rp 40.000.000,- realisasi sebesar Rp.37.649.000 (94,12%)<br />
dan sebesar Rp150.000.000,00 per daerah untuk iuran operasional<br />
Sekber Kartomantul. Iuran untuk biaya operasional dan pemeliharaan<br />
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan sebesar Rp547.563.000,-<br />
atau kurang lebih 21% dari total kebutuhan Rp2.602.900.000,-. Besaran<br />
iuran didasarkan pada volume dan berat sampah yang dibuang di TPA<br />
Piyungan. Sedangkan sharing dana untuk operasional dan<br />
pemeliharaan IPAL-Sewon sebesar Rp20.000.000,00 dari total<br />
Rp1.512.451.520,- dana yang dibutuhkan.<br />
h. Jangka Waktu Kerjasama<br />
Pada dasarnya jangka waktu kerjasama Sekretariat Bersama<br />
Kartamantul dilakukan sepanjang diperlukan dan masa kerja<br />
kepengurusan selama 2 tahun. Saat ini kepengurusan Sekber<br />
Kartamantul dipegang oleh <strong>Kabupaten</strong> Bantul.<br />
i. Hasil kerjasama<br />
Persampahan<br />
1) Pengelolaan persampahan di TPA Piyungan, Bantul dengan<br />
pembagian (sharing) pembiayaan berdasarkan volume sampah<br />
yang dibuang oleh masing-masing anggota.<br />
2) Penanganan masalah sampah illegal terutama di wilayah<br />
aglomerasi perkotaan/perbatasan<br />
476
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
3) Kerjasama dengan Shimizu Corporation pengelolaan proyek Clean<br />
Development Mechanism (CDM) Penangkapan Gas Metana.<br />
4) Pengolahan Lindi<br />
5) Pengingkatan dan pemeliharaan sarana prasarana drainase, talud,<br />
jalan dan kolam maturasi (kerjasama dengan Satker PLP Provinsi<br />
DIY)<br />
6) Evaluasi kelengkapan Armada Angkut Sampah.<br />
7) Review Perjanjian Kerjasama Pengelolaan TPA Piyungan.<br />
8) Peningkatan kinerja Pengelolaan TPA<br />
9) Pembahasan dan Evaluasi Biaya Operasional dan Pemeliharaan<br />
TPA Piyungan.<br />
Air Limbah<br />
1) Pembahasan dan evaluasi Biaya Operasional dan Pemeliharaan<br />
IPAL Sewon.<br />
2) Pembahasan Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Limbah<br />
3) Review Perjanjian Kerjasama Pengelolaan IPAL Sewon<br />
4) Pengembangan jaringan pipa induk, saluran sekunder dan tersier air<br />
limbah<br />
5) Review Master Plan Air Limbah Kawasan Perkotaan Yogyakarta<br />
(APY)<br />
6) Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Air limbah Perkotaan<br />
7) Penyiapan dokumen Municipal Sewerage Management & Health<br />
Project (MSMHP).<br />
Air Bersih<br />
1) Sinkronisasi Pemanfaatan Sumber Air Baku untuk wilayah<br />
Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY)<br />
2) Koordinasi untuk peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih<br />
3) Sinkronisasi peningkatan sarana dan prasarana untuk perbaikan<br />
sistem jaringan perpipaan dan distribusi air bersih yang kontinyu.<br />
477
Transportasi<br />
1) Perencanaan Bersama Kereta Api Komuter<br />
2) Sinkronisasi Jaringan Angkutan barang<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
3) Penertiban Jalan <strong>Kabupaten</strong> (Khususnya daerah Kronggahan).<br />
Tata Ruang<br />
1) Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Perkotaan<br />
2) Sinkronisasi Peta (digitasi) untuk Perencanaan Penataan Ruang<br />
APY<br />
Drainase<br />
1) Review Master Plan Drainase Kawasan Perkotaan Yogyakarta<br />
2) Sinkronisasi Perrencanaan dan Penganggaran Pengelolaan<br />
Drainase<br />
3) Sikronisasi Pelaksanaan Pelumpuran Drainase<br />
4) Sinkronisasi Pembangunan Sudetan Drainase<br />
5) Normalisasi dan Optimalisasi Saluran Penggelontor dari Wilayah<br />
UGM menuju Kota Yogyakarta<br />
6) Normalisasi Saluran Kali Belik (Perbatasan <strong>Sleman</strong> dan yogyakarta)<br />
7) Penanganan genangan air di kawasan Ambarukmo<br />
8) Penanganan dan Rehabilitasi drainase di jalan Kusumanegara<br />
Jalan<br />
(Perbatasan Yogyakarta dan Kab Bantul)<br />
1) Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pengelolaan jalan<br />
2) Sinkronisasi pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan<br />
3) Sinkronisasi sempadan dan ROI jalan<br />
4) Sinkronisasi Ijin Pemanfaatan Jalan<br />
j. Permasalahan dan Solusi<br />
Beberapa permasalahan yang muncul dalam kerjasama Kartamantul<br />
adalah :<br />
478
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
1) Perencanaan program dan penganggaran dari anggota Sekber<br />
Kartamantul sering tidak sinkron.<br />
2) Orientasi standar capaian suatu sektor kualitasnya sering tidak<br />
selaras antar anggota.<br />
3) Belum sinkronnya utilitas pendukung (yang eksisting).<br />
4) Belum sinkronnya standarisasi dan regulasi termasuk perijinan di<br />
suatu daerah<br />
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah<br />
dengan meningkatkan konsultasi dan koordinasi guna tercapainya<br />
sinkronisasi perencanaan, penganggaran dan kegiatan serta melakukan<br />
pembahasan bersama.<br />
k. Hal-hal lain<br />
1) Sejak tahun 2008 kerjasama Sekber Kartamantul diperluas dengan<br />
menambah kerjasama pada bidang tata ruang dan pengembangan<br />
kapasitas<br />
2) Wacana dari Pemkab <strong>Sleman</strong> untuk memperluas bidang kerjasama<br />
Sekber Kartamantul dengan tambahan sektor yang baru yaitu<br />
pengelolaan sampah non rumah tangga (sampah spesifik) yaitu<br />
sampah industri termasuk limbah rumah sakit dan B3.<br />
3) Adanya pengembangan kelembagaan di Provinsi DIY yaitu SOTK<br />
baru Balai IPAL sehingga nantinya perlu ada pembagian peran<br />
antara kegiatan yang ditangani Sekber Kartamantul dan yang<br />
ditangani Balai lPAL.<br />
4) Besarnya pembagian hasil penjualan Gas Methane masih terus<br />
dinegosiasikan antara daerah anggota Sekber dengan pihak<br />
Shimizu.<br />
479
B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
1. Pendampingan Sustainable Capacity Building For Decentralization<br />
(SCBD).<br />
a. Mitra yang diajak Kerjasama<br />
Mitra <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dalam rangka Penyelenggaraan<br />
Sustainable Capacity Building For Decentralization adalah Asian<br />
Development Bank (ADB) melalui kantor pusat manajemen proyek<br />
SCBD di Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Departemen Dalam<br />
Negeri. Sebagai pelaksana kegiatan adalah service provider<br />
konsorsium pemenang tender yaitu PT Widya Graha Asana (PT WGA),<br />
Jakarta berasosiasi dengan Pusat Studi Perencanaan Pembangunan<br />
Regional (PSPPR) UGM dengan Center for Economic and Information<br />
System Studies (CEISS).<br />
b. Dasar Hukum<br />
1) Loan Agreement antara <strong>Pemerintah</strong> Indonesia dan Asian<br />
Development Bank (ADB) Nomor Loan 1964-INO yang berlaku<br />
efektif mulai tanggal 5 September 2003,<br />
2) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 193.05-180 Tahun 2002<br />
Tentang Keanggotaan dan Tata Kerja Komisi Penyelenggaraan<br />
Bantuan ADB dalam rangka Peningkatan Kapasitas <strong>Pemerintah</strong><br />
Daerah.<br />
3) Keputusan Mendagri Nomor 050/222 Tahun 2005 Tentang CBAP 14<br />
<strong>Kabupaten</strong>/Kota Pelaksana SCBD, termasuk di dalamnya Kab.<br />
<strong>Sleman</strong><br />
4) Surat Mendagri Nomor 050/185/OTDA Perihal Penetapan 14<br />
<strong>Kabupaten</strong>/Kota lokasi SCBD Tahap I.<br />
c. Bidang yang dikerjasamakan<br />
Bidang yang dikerjasamakan adalah lintas sektor dalam rangka<br />
pengembangan kapasitas pemerintahan daerah yang berkelanjutan<br />
480
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
untuk desentralisasi yang meliputi kerangka strategi/kebijakan,<br />
perkuatan kelembagaan, manajemen SDM, peningkatan SDM,<br />
keuangan dan penganggaran.<br />
d. Nama Kegiatan<br />
Kegiatan Peningkatan Kapasitas <strong>Pemerintah</strong> Daerah yang<br />
Berkelanjutan (Pendampingan SCBD-DP)<br />
e. SKPD Penyelenggaraan Kerjasama<br />
SKPD yang bertanggungjawab untuk penyelenggaraan kegiatan<br />
Sustainable Capacity Building for Decentralization (SCBD) adalah<br />
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) cq. Bidang<br />
Teknologi dan Kerjasama. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati<br />
<strong>Sleman</strong> Nomor 34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur Organisasi,<br />
Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi Bidang Teknologi dan Kerjasama<br />
Bappeda, adalah sebagai berikut :<br />
1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi ilmu pengetahuan dan<br />
teknologi<br />
2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi kerjasama<br />
3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi data dan informasi<br />
f. Sumber Daya Manusia<br />
Sumber Daya Manusia Penyelenggaraan Kegiatan Pendampingan<br />
SCBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Tahun 2009 adalah sebagai berikut:<br />
Tabel 5.4. SDM Penyelenggara Kerjasama SCBD<br />
Jumlah SDM<br />
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />
1 SD - 1. I -<br />
2 SMP - 2. II -<br />
3 SMA 4 3. III 8<br />
4 Sarmud/D3 - 4. IV 3<br />
5 Strata 1 3<br />
6 Strata 2 4<br />
Jumlah 11 Jumlah 11<br />
Sumber: Bappeda<br />
481
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan SCBD terdiri dari 1<br />
orang PIU eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang eselon IV, dan 7<br />
orang staf.<br />
g. Alokasi dan Realisasi Anggaran<br />
Kegiatan SCBD dibiayai oleh <strong>Pemerintah</strong> Pusat pada tahun 2009<br />
dengan dasar DIPA Nomor: 2322.0/010-07.4/-/2009 dengan alokasi<br />
anggaran sebesar Rp4.495.708.000,-, anggaran tersebut terealisasi<br />
Rp2.341.667.926,- (52,087%). Untuk kegiatan pendampingan SCBDP<br />
dialokasikan anggaran sebesar Rp925.000.000,- dari APBD dengan<br />
realisasi penggunaan sebesar Rp830.314.066 (89,68%). Kegiatan<br />
SCBD Kab. <strong>Sleman</strong> sesuai kontrak, selama 3 tahun dengan ketentuan<br />
berkelanjutan, yang didanai dari APBN/ADB Loan No. 1965-INO<br />
sebesar 80% dan APBD (pendampingan) 20 % sehingga capaian<br />
kinerja SCBDP Kab <strong>Sleman</strong> secara fisik sudah sebesar 100& dengan<br />
capaian keuangan sebesar 95%. Besarnya dana yang bias diserap dari<br />
APBD ini karena menyesuaikan dengan dana APBN/loan yang dapat<br />
dicairkan.<br />
h. Jangka Waktu Kerjasama<br />
Jangka waktu kerjasama adalah 5 tahun terhitung sejak<br />
ditandatanganinya kontrak antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
dengan pemenang tender (PT WGA) dengan Nomor:<br />
026/SCBD/56/CSC/2006 tanggal 7 Nopember 2006.<br />
i. Hasil dari Kerjasama<br />
1) Terlaksananya peningkatan SDM <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> berupa<br />
pendidikan dan pelatihan mulai eselon II, III, IV dan Staf sebanyak<br />
27 Jenis diklat.<br />
2) Terbangunnya SIM Perijinan terpadu sebanyak 44 jenis SIM<br />
3) Terbangunnya SIM Penanggulangan Kemiskinan.<br />
482
4) Tersusunnya pedoman pengelolaan Tanah Kas Desa<br />
5) Audit Kinerja Pemkab <strong>Sleman</strong><br />
6) Survei Kepuasan Pelanggan (masyarakat).<br />
j. Permasalahan dan Solusi<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
1) Permasalahan dalam pelaksanaan SCBD yang menyebabkan target<br />
keuangan dan kegiatan tidak tercapai sesuai dengan rencana adalah:<br />
pencairan dana Loan ADB No. 1964-INO di KPPN Khusus VI Jakarta<br />
cukup rumit dan membutuhkan waktu lama.. Hal tersebut dikarenakan<br />
adanya ketentuan bahwa kegiatan harus selesai dilaksanakan dahulu<br />
dan harus ada berita acara serah terima out put kegiatan dari service<br />
provider ke unit pelaksana proyek (PIU) SCBDP.<br />
2) Birokrasi pencairan uang yang panjang. Proses pencairan keuangan<br />
dimulai dari service provider ke PIU SCBDP kemudian diajukan ke<br />
kantor pusat (CPMO) SCBDP ADB Loan 1964-INO Ditjend PUOD<br />
Depdagri dilanjutkan ke KPPN Khusus VI Jakarta dan ADB Manila,<br />
setelah disetujui semua pihak baru dapat dicairkan melalui KPPN<br />
Khusus Vi Jakarta yang langsung diterima melalui rekening service<br />
provider/konsultan SCBDP (tanpa melalui Satker).<br />
Solusi yang ditempuh dalam rangka memperlancar pencairan dana<br />
Loan ADB no 1964-INO adalah dengan rmelakukan pencermatan<br />
bersama dokumen pengajuan pencairan (invoice) antara konsultan-<br />
PIU SCBDP Kab <strong>Sleman</strong> dan Bendahara SCBDP di CPMO SCBDP<br />
Depdagri agar tidak ada kesalahan yang akan makin memperpanjang<br />
proses. Disamping itu PIU Kab <strong>Sleman</strong> juga terus melakukan<br />
koordinasi dan pemantauan kepada Konsultan dan ke CPMO SCB-<br />
DP Depdagri.<br />
483
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
2. Peningkatan Kelembagaan dan Kebijakan Pengelolaan Irigasi Sumber<br />
Daya Air/Water Resources and Irrigation Sector Management Project<br />
(WISMP) <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
a. Mitra yang diajak kerjasama<br />
Mitra yang bekerjasama dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dalam<br />
rangka melaksanakan program Water Resources and Irrigation Sector<br />
Management Project (WISMP I) adalah Bank Dunia dan Departemen<br />
Permukiman dan Prasarana Wilayah.<br />
b. Dasar Hukum<br />
1) Undang- undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.<br />
2) Peraturan <strong>Pemerintah</strong> Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi.<br />
3) Surat Departemen Dalam Negeri Nomor 900 /982/IV/Bangda tanggal<br />
4 Agustus 2005 perihal Perlaksanaan WISMP dan Surat Dirjen<br />
Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan <strong>Umum</strong> Nomor<br />
HL/02.02.DJ/554 tanggal 16 Agustus 2005 perihal Program WISMP.<br />
4) Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 233/Kep.KDH/A/2005 Tentang<br />
Unit Manajemen Proyek <strong>Kabupaten</strong> dan Unit Pelaksana Proyek<br />
<strong>Kabupaten</strong> WISMP tanggal 21 Desember 2005.<br />
5) Surat Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 611/02192/2005 tentang Kesanggupan<br />
Pelaksanaan Program WISMP.<br />
c. Bidang Kerjasama<br />
Bidang kerjasama adalah bidang sumber daya air.<br />
d. Nama Kegiatan<br />
Peningkatan Kelembagaan dan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (<br />
WISMP).<br />
e. SKPD penyelenggara kerjasama<br />
SKPD penyelenggara kerjasama ini adalah Badan Perencanaan<br />
Pembangunan Daerah c.q Bidang Perencanaan Perdesaan.<br />
484
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 34/Kep.KDH/2003<br />
Tentang Struktur Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi<br />
Bappeda, Bidang Perencanaan Pedesaan mempunyai fungsi yaitu :<br />
1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi tata ruang perdesaan.<br />
2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi sarana dan prasarana<br />
perdesaan.<br />
3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi lingkungan hidup dan<br />
sumber daya alam.<br />
f. Sumber Daya Manusia<br />
Sumberdaya manusia penyelenggara kegiatan WISMP adalah sebagai<br />
berikut:<br />
Tabel 5.5. SDM Penyelenggara Kerjasama WISMP<br />
Jumlah SDM<br />
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />
1 SD - 1. I -<br />
2 SMP - 2. II -<br />
3 SMA 1 3. III 10<br />
4 Sarmud/D3 - 4. IV 1<br />
5 Strata 1 5<br />
6 Strata 2 5<br />
Jumlah 11 Jumlah 11<br />
Sumber: Bappeda<br />
Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan WISMP terdiri dari 1<br />
orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III dan 3 orang eselon IV.<br />
g. Jumlah dan sumber anggaran<br />
Anggaran untuk kegiatan pendampingan WISMP bersumber pada:<br />
1) APBN (DIPA No. 0308.0/999-06.1/-/2009 tanggal 8 juni 2009/4711-<br />
IND/10705701 dengan Kegiatan Pembuatan Perkuatan<br />
kelembagaan Sumber Daya Air Kab <strong>Sleman</strong> dan sub Kegiatan<br />
Penguatan Kelembagaan) yang merupakan loan <strong>Pemerintah</strong><br />
Republik Indonesia dari Bank Dunia yang dihibahkan oleh<br />
485
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
<strong>Pemerintah</strong> Pusat kepada <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> sebesar Rp.<br />
199.907.000,- realisasi sebesar Rp 125.778.600,-<br />
2) APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Tahun Anggaran 2009 sebesar<br />
Rp106.000.000 realisasi sebesar Rp80.381.275,- (75,83%).<br />
h. Jangka Waktu Kerjasama<br />
Program Water Resources And Irrigation Sector Management dimulai<br />
tahun 2005 selama 10 tahun. Program ini dilaksanakan di <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> mulai tahun 2006.<br />
i. Hasil Kerjasama<br />
1) Hasil kegiatan peningkatan kelembagaan WISMP adalah:<br />
2) Dokumen Profil Sosial ekonomi Teknis Kelembagaan (PSETK).<br />
3) Persiapan Pelaksanaan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) meliputi<br />
: Pelaksanaan Penyadaran Publik<br />
4) Pemberdayaan P3A, Gab P3A dan Induk P3A : Pengadaan Tenaga<br />
Pendamping Masyarakat (TPM) dan TPM <strong>Kabupaten</strong><br />
5) Pembentukan dan Pelatihan P3A dan Induk P3A, Gabungan P3A<br />
dan Induk P3A: Pelatihan dan Penyusunan PSETK dengan Metode<br />
PPKP.<br />
6) Honor untuk Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM).<br />
j. Permasalahan dan Solusi<br />
1) DIPA turunnya terlambat sedangkan kegiatan sudah terjadwal sejak<br />
awal tahun sehingga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan terutama<br />
yang melibatkan pihak lain, seperti Tim Pendamping Masyarakat.<br />
Solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan<br />
koordinasi dan konsultasi ke berbagai instansi/lembaga yang<br />
menaungi kegiatan WISMP (Bappenas, Depkimpraswil, Departemen<br />
Pertanian, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan dan<br />
Bank Dunia).<br />
486
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
2) Penetapan dan sosialisasi perda tentang PPSIP belum dapat<br />
dilaksanakan karena Perda masih dalam pengkajian di Bagian<br />
Hukum Setda<br />
3) Kelembagaan Pengelolaan irigasi (KPI) belum bias dilaksanakan<br />
karena pada saat itu dalam status menunggu penetapan SOTK baru<br />
yang didalamnya antara lain mengatur tentang tugas pokok dan<br />
fungsi lembaga.<br />
k. Hal-hal lain<br />
1) Diharapkan dengan adanya dokumen Profil Sosial Ekonomi Teknis<br />
Kelembagaan (PSETK) dapat menjadi bahan kebijakan pengelolaan<br />
irigasi.<br />
2) Tercapainya Peningkatan Kinerja Pengembangan Sumber daya Air<br />
dan sistem irigasi Partisipatif dapat mewujudkan optimalisasi<br />
kelembagaan Sumber Daya Air.<br />
3. Kerjasama Lainnya<br />
Kerjasama Pembangunan dilakukan melalui perencanaan dan<br />
pengembangan kerjasama. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka<br />
mengoptimalkan potensi yang dimiliki <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, penyediaan<br />
infrastruktur, peningkatkan pelayanan kesehatan dan perbaikan lingkungan,<br />
pemanfaatan peluang/tawaran kerjasama dari pihak lain untuk mengatasi<br />
masalah-masalah kemiskinan ataupun pengangguran, membantu<br />
menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat maupun untuk<br />
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan kerjasama<br />
dilakukan antara lain dengan identifikasi dan pemetaan potensi dan jenis<br />
serta mitra yang akan diajak dan atau dikerjasamakan dilanjutkan dengan<br />
kegiatan fasilitasi kerjasama dalam rangka match making.<br />
Kegiatan kerjasama dimulai dari identifikasi potensi kerjasamaantar daerah<br />
dan swasta. Hasil identifikasi ini diharapkan bisa ditindaklanjuti dengan<br />
487
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
merealisasikan potensi kerjasama tersebut guna mengoptimalkan sumber<br />
daya yang ada untuk meningkatkan baik pelayanan maupun pembangunan<br />
di Kab. <strong>Sleman</strong>. Selama tahun anggaran 2009 terdapat 57 perjanjian<br />
kerjasama/nota kesepahaman yang dilakukan oleh <strong>Pemerintah</strong> Kab.<br />
<strong>Sleman</strong> dengan pihak lain.<br />
a. Mitra yang diajak Kerjasama<br />
Kerjasama dilakukan dengan pemerintah pusat, baik departemen<br />
maupun lembaga non departemen, lembaga pemerintah lainnya,<br />
perusahaan swasta maupun BUMN serta LSM. Adapun potensi<br />
kerjasama yang diidentifikasi baik instansi pemerintah pusat, daerah<br />
lain maupun lembaga swasta/LSM.<br />
b. Dasar Hukum .<br />
Selama tahun anggaran 2009 terdapat 57 perjanjian kerjasama/nota<br />
kesepahaman yang dilakukan oleh <strong>Pemerintah</strong> Kab. <strong>Sleman</strong> dengan<br />
pihak lain, beberapa yang menonjol diantaranya adalah :<br />
1) Nota Kesepahaman 1/PK.KDH/A/2009 NP-01-01/PNPM Mandiri<br />
Perdesaan/I/2009 2 Januari 2009 antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong> Pusat untuk pembiayaan dan<br />
pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri<br />
Perdesaan (PNPM-Mandiri Perdesaan) berdasarkan asas tugas<br />
pembantuan.<br />
2) Perjanjian Kerjasama No.2/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Akper Karya Husada<br />
tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan<br />
Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Program Pendidikan<br />
Tenaga Kesehatan Akademi Keperawatan Karya Husada<br />
Yogyakarta.<br />
3) Perjanjian Kerjasama No. 3/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Akademi Komputer<br />
488
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
AMIK tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan<br />
Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Program Pendidikan<br />
Tenaga Kesehatan<br />
4) Perjanjian Kerjasama No. 4/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Fakultas Kedokteran<br />
UII tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan<br />
Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Program Pendidikan<br />
Tenaga Kesehatan<br />
5) Perjanjian Kerjasama No.5/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Akademi Analisis<br />
Kesehatan Yogyakarta tentang Peningkatan dan Pengembangan<br />
Mutu Pelayanan Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan<br />
Program Pendidikan Tenaga Kesehatan<br />
6) Perjanjian Kerjasama No. 6/PK.KDH/A/2009 tanggal 2 Maret 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan LSM Sampan<br />
Community tentang Pendampingan bagi Korban Penyalahgunaan<br />
Napza di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
7) Perjanjian Kerjasama No. 10/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009<br />
antara Departemen Pekerjaan <strong>Umum</strong>, <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> dan Bremen Overseas Research and Development<br />
Association (Borda) tentang Pelaksanaan Replikasi Program<br />
Sanitasi berbasis Masyarakat.<br />
8) Perjanjian Hibah No.11/PK.KDH.D/2009 tanggal 8 April 2009 antara<br />
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> tentang Hibah DanaDari <strong>Pemerintah</strong> Provinsi Daerah<br />
IstimewaYogyakarta kepada <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
9) Perjanjian Hibah No.12/PK.KDH/D/2009 tanggal 20 April 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Komite Olahraga<br />
Nasional Indonesia (KONI) <strong>Kabupaten</strong><strong>Sleman</strong> tentang Pemberian<br />
Dana Hibah Keolahragaan.<br />
489
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
10) Perjanjian Hibah No.13/PK.KDH/A/2009 tanggal 20 April 2009<br />
antara Pemkab. <strong>Sleman</strong> dengan Kodim 0732 <strong>Sleman</strong> tentang<br />
Pemberian Hibah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).<br />
11) Perjanjian Kerjasama No. 14/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> Muara Jambi Provinsi Jambi tentang Penyelenggaraan<br />
Program Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi Sungai Gelam<br />
Baru SP 4 <strong>Kabupaten</strong> Muara Jambi Provinsi Jambi.<br />
12) Perjanjian Kerjasama No. 15/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan tentang<br />
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Sawahan<br />
<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.<br />
13) Perjanjian Kerjasama No. 16/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan tentang<br />
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Jejangkit<br />
<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan<br />
14) Perjanjian Kerjasama No.17/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> Muko-Muko Provinsi Bengkulu tentang<br />
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Lubuk<br />
Talang, Kecamatan Malin Deman <strong>Kabupaten</strong> Muko-Muko Provinsi<br />
Bengkulu.<br />
15) Perjanjian Kerjasama No. 18/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> Boul Provinsi Sulawesi Tengah tentang<br />
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Desa<br />
Kokabuka, <strong>Kabupaten</strong> Boul Provinsi Sulawesi Tengah<br />
16) Perjanjian Kerjasama No. 19/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />
490
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
<strong>Kabupaten</strong> Gorontalo Provinsi Gorontalo tentang Penyelenggaraan<br />
Program Transmigrasi di lokasi Desa Puncak, <strong>Kabupaten</strong> Gorontalo<br />
Provinsi Gorontalo<br />
17) Perjanjian Kerjasama No.20/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur tentang<br />
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Polawan<br />
SP.1, <strong>Kabupaten</strong> Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur<br />
18) Perjanjian Kerjasama No. 21/PK.KDH/A/2009 12 Juni 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan tentang<br />
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Sungai<br />
Rambutan SP.2 , <strong>Kabupaten</strong> Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan<br />
19) Perjanjian Kerjasama No.22/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi tentang<br />
Penyelenggaraan Program Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi<br />
Desa Sukomaju, Kecamatan Geragai <strong>Kabupaten</strong> Tanjung Jabung<br />
Timur Provinsi Jambi<br />
20) Perjanjian Kerjasama No. 23/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> Sambas Provinsi Kalimantan Barat tentang<br />
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Serat Dyan<br />
SP.2 <strong>Kabupaten</strong> Sambas Provinsi Kalimantan Barat<br />
21) Perjanjian Kerjasama Nomor 26/PK.KDH/A/2009 tanggal 22 Juni<br />
2009 antara Dinas Kesehatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Program<br />
Studi S2 IKM Jurusan Sistem Informasi Kesehatan (SIMKES)<br />
Tentang Penyelenggaraan Pelatihan Sistem Informasi Kesehatan<br />
untuk Analisis Data Kesehatan bagi Kepala Puskesmas dan Staf<br />
Dinas Kesehatan Di tingk. Pemkab <strong>Sleman</strong> 2009.<br />
491
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
22) Perjanjian Kerjasama No. 27/PK.KDH/A/2009 dan No.<br />
2208/Joi.Hy.FH Tanggal 22 Juni 2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong><br />
dengan FH UGM tentang Penempatan Mahasiswa KKN<br />
Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat UGM dalam Studi<br />
Pembentukan Regulasi Daerah<br />
23) Perjanjian Hibah No. 29/PK.KDH/A/2009 tanggal 25 Juni 2009<br />
antara Pemkab <strong>Sleman</strong> Dengan Tim Penggerak PKK <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> tentang Pemberian Dana Hibah Pemberdayaan dan<br />
Kesejahteraan Keluarga.<br />
24) Nota Kesepakatan No.30/PK.KDH/D/2009 tanggal 29 Juni 2009<br />
antara Direktorat Jendaral ciptakarya DPURI,<strong>Pemerintah</strong> ProVinsi<br />
DIY, <strong>Pemerintah</strong> Kota Yogyakarta, <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>,<br />
<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Bantul tentang Pelaksanaan Program<br />
Metropolitan Sanitation Management & Healthy Project (MSMHP)<br />
di Wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta.<br />
25) Nota Kesepakatan No. 32/PK.KDH/D/2009 tanggal 16 Juli 2009<br />
antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan LPPR UGM tentang<br />
Kerjasama Pengujian Contoh Uji Kualitas Lingkungan<br />
26) Nota Kesepakatan No.33/ PK.KDH/D/2009 tanggal 16 Juli 2009<br />
antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Balai Besar Kesehatan Lingkungan<br />
tentang Kerjasama Pengujian Contoh Uji Kualitas Lingkungan<br />
27) Perjanjian No. 37/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009 Penerusan<br />
Hibah antara <strong>Pemerintah</strong> Republik Indonesia dan <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> untuk Kegiatan Local Basic Education Capacity<br />
Project<br />
28) Perjanjian N0. 38/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009 Hibah antara<br />
<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan komite olahraga Nasional<br />
Indonesia (KONI) <strong>Kabupaten</strong><strong>Sleman</strong> tentang Perubahan Perjanjian<br />
Hibah antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Komite<br />
OlahragaNasional Indonesia (KONI) <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Nomor<br />
492
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
7520/KONI/SLMN/IV/2009, Nomor 12/PK.KDH/A/2009 tentang<br />
Pemberian Dana Hibah Keolahragaan.<br />
29) Perjanjian Kerjasama No. 41/PK.KDH/D/2009 tanggal 28 September<br />
2009 antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Institut<br />
Pertanian ”Stiper” (Instiper” Yogyakarta tentang Pelaksanaan<br />
Program Model Agro Forestry dan budi daya aren<br />
30) Perjanjian Kerjasama No. 42/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 Oktober<br />
2009 antara Badan Geologi Departemen Energi dan Sumberdaya<br />
Mineral, <strong>Pemerintah</strong> Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan<br />
<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> tentang Pengelolaan Museum<br />
Gunungapi Merapi di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />
31) Perjanjian Hibah No. 43/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 Oktober 2009<br />
antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Komando Distri Militer 0732<br />
<strong>Sleman</strong> tentang PemberianDana Hibah TNI Manunggal<br />
Membangun Desa (TMMD).<br />
32) Kesepakatan Bersama No. 44/PK.KDH/D/2009 tanggal 5 Oktober<br />
2009 Badan Kepegawaian Negara dan Pemkab <strong>Sleman</strong> Tentang<br />
Kerjasama Penerapan Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik dalam<br />
Sistem Layanan Pegawai Negeri Sipil di kabupaten <strong>Sleman</strong><br />
33) Nota Kesepakatan No.46/PK.KDH/D/2009 tanggal 17 Oktober 2009<br />
antara Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan<br />
UMUM dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Prov. DIY tentang<br />
Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Lingkungan Permukiman<br />
Berbasis Komunitas/ Neighbourhood Development di Desa<br />
Sindumartani Kecamatan Ngemplak <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Prop DIY.<br />
34) Nota Kesepahaman No. 48/PK.KDH/D/2009 tanggal 6 Nopember<br />
2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
tentang KUA<br />
35) Nota Kesepahaman No. 49/PK.KDH/D/2009 tanggal 6 Nopember<br />
2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
tentang PPAS<br />
493
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
36) Perjanjian Kerjasama No. 50/PK.KDH/D/2009 tanggal 12<br />
Nopember 2009 <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Kota Baru Provinsi<br />
Kalimantan Selatan dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> tentang<br />
Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Siayuh<br />
Kecamatan Klumpang Barat <strong>Kabupaten</strong> Kota Baru, Provinsi<br />
Kalimantan Selatan<br />
37) Perjanjian Kerjasama No. 51/PK.KDH/D/2009 tanggal 12 Nopember<br />
2009 Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Pemkab Ogan Komering ilir<br />
Prov.Sumatera Selatan tentang Penyelenggaraan Program<br />
Transmigrasi di UPT Simpang Tiga sp 3 Kec.Tulung Selapan<br />
Kab.Ogan Komering Ilir Prov.Sumsel<br />
38) Perjanjian Kerjasama Pemkab No. 52/PK.KDH/D/2009 tanggal 12<br />
Nopember 2009 <strong>Sleman</strong> dengan Pemkab Ogan Komering Ilir<br />
Prov.Sumatera Selatan tentang Penyelenggaraan Program<br />
Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi Tanabang Kecamatan<br />
Muara Karang Kab.Ogan Komering Ilir Prov.Sumsel<br />
39) Perjanjian Kerjasama No.53/PK.KDH/D/2009 tanggal 12 Nopember<br />
2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Pemkab Sambas Prov.Kalbar<br />
tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di UPT Sabung<br />
SP.1 kecamatan Subah, <strong>Kabupaten</strong> Sambas Provinsi Kalimantan<br />
Barat<br />
c. Bidang Kerjasama<br />
Bidang yang dikerjasamakan meliputi bidang pembangunan daerah,<br />
kesehatan, pendidikan, transmigrasi, lingkungan dan pemberdayaan<br />
masyarakat. Hasil Identifikasi potensi kerjasama antar daerah dan<br />
swasta bidang yang direkomendasikan untuk dikerjasamakan meliputi :<br />
meliputi kegiatan pembangunan sarana dan prasarana untuk<br />
mendukung kegiatan budaya, pasar, rekreasi, pendidikan,<br />
pengembangan UKM, terminal, obyek wisata, air minum, jalan;<br />
494
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
pemberdayaan masyarakat, penanganan masalah sosial, pelayanan<br />
dan peningkatan derajat kesehatan dan lingkungan, permodalan,<br />
pendidikan dan pelatihan, permukiman, penginderaan jauh, otomotif,<br />
olah raga, pengelolaan limbah, penanggulangan bencana alam dan<br />
penanggulangan kemiskinan serta keamanan yang direkomendasikan<br />
untuk dapat dilaksanakan bekerjasama dengan kabupaten/ kota di<br />
lingkungan Provinsi DIY dan Provinsi Jawa Tengah, dengan Lembaga<br />
Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN), CV Cihanjuang Inti Teknik,<br />
PT Semen Gresik, PT Pertamina, Indonesia, Netherlands Association<br />
(INA), Akademi Teknik Mesin (ATMI) Surakarta dan dengan berbagai<br />
universitas/perguruan tinggi lain yang ada di <strong>Sleman</strong> atau Yogya.<br />
d. Nama Kegiatan<br />
Identifikasi potensi kerjasama antar daerah dan swasta<br />
e. SKPD Penyelenggara<br />
SKPD penyelenggara Kegiatan Identifikasi Potensi Kerjasama antar<br />
Daerah dan Swasta adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah<br />
cq Bidang Perencanaan Teknologi dan Kerjasama.<br />
f. Jumlah Pegawai, Kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan<br />
Jumlah pegawai pada Bidang Perencanaan Teknologi dan Kerjasama<br />
adalah 12 orang dengan deskripsi sebagai berikut :<br />
Tabel 5.6. SDM Penyelenggara Perencanaan dan Pengembangan Kerjasama<br />
Jumlah SDM<br />
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />
1 SD - 1. I -<br />
2 SMP - 2. II -<br />
3 SMA 4 3. III 8<br />
4 Sarmud/D3 - 4. IV 3<br />
5 Strata 1 3<br />
6 Strata 2 4<br />
Jumlah 11 Jumlah 11<br />
Sumber: Bappeda<br />
495
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan SCBD terdiri dari 1<br />
orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang eselon IV, dan 7<br />
orang staf.<br />
g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />
Anggaran kegiatan Identifikasi Potensi Kerjasama dengan daerah lain<br />
dan swasta berasal dari APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> tahun 2009 yaitu<br />
sebesar Rp85.350.000,00 realisasi Rp79.566.325,- (93,22%) .<br />
h. Jangka Waktu Kerjasama<br />
Jangka waktu kerjasama seperti tersebut dalam poin b) ditentukan<br />
sesuai kesepakatan masing-masing pihak.<br />
i. Hasil (out put) kerjasama<br />
Hasil (out put) dari kegiatan Identifikasi potensi kerjasama antar daerah<br />
dan swasta adalah teridentifikasikannya potensi kerjasama dengan<br />
daerah lain dan swasta sebanyak 50 buah buku. Adapun hasil kegiatan<br />
kerjasama dengan fihak lain selama tahun 2009 yang menonjol adalah :<br />
1) Adanya bantuan /hibah 2 buah unit alat pengolah sampah (pengayak<br />
kompos dan plastic crusher/pencacah plastik) bantuan dari PT<br />
Pertaminana (Persero) senilai Rp.108.000.000,-<br />
2) Terlaksananya Program Transmigrasi swakarsa Mandiri dari Kab<br />
sleman ke beberapa daerah/kabupaten lain di luar Jawa seperti :<br />
Kab. Muara Jambi, Kab. Barito Kuala, Kab. Muko-muko, Kab. Boul,<br />
Kab. Gorontalo, Kab. Kutai Timur, Kab. Ogan Komering Ilir, Kab.<br />
Tanjung Jabung serta Kab. Sambas, Kalimantan Barat.<br />
3) Peningkatan dan Pengembangan mutu pelayanan kesehatan serta<br />
pengembangan program pendidikan tenaga kesehatan.<br />
4) Terlaksananya pembinaan dan atau dukungan kegiatan kepada<br />
berbagai organisasi seperti Sekretariat KORPRI, PKK, PMI, KONI,<br />
496
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
KODIM, Pramuka, dlsbnya serta pembinaan dan dukungan dana<br />
pendidikan bagi berbagai sekolah swasta di Kab. <strong>Sleman</strong>.<br />
5) Penerusan Hibah antara <strong>Pemerintah</strong> Republik Indonesia dan<br />
<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> untuk Kegiatan Local Basic<br />
Education Capacity Project<br />
6) Terlaksananya Pengelolalaan Museum Gunung Merapi,<br />
terlaksananya program Agro Forestry dan budi daya aren, program<br />
Metropolitan Sanitation Management and Healthy Project di wilayah<br />
aglomerasi perkotaan, serta terlaksananya pengembangan<br />
permukiman berbasis komunitas.<br />
j. Permasalahan dan Solusi<br />
1) Sistem pengelolaan kerjasama belum terpola secara baku. Hal<br />
tersebut menyebabkan tindak lanjut dari masing-masing<br />
kesepakatan/MoU belum lancar serta adanya kerjasama yang<br />
secara esensial dirasa perlu tapi pada pelaksanaannya belum efektif<br />
karena masing-masing pihak punya sudut pandang berbeda.<br />
Terdapat juga perjanjian kerjasama yang kegiatannya masih terus<br />
berjalan namun sebenarnya jangka waktunya sudah habis. Solusi<br />
yang ditempuh adalah melakukan peningkatkan koordinasi dan<br />
konsultasi serta sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman yang<br />
sama tentang pengelolaan kerjasama serta untuk tindak lanjut dari<br />
kesepakatan yang telah tertuang dalam MoU dan mengusulkan<br />
perlunya Treaty Room serta petugas yang khusus memonitor<br />
kegiatan kerjasama guna memngantisipasi hal-hal seperti tersebut<br />
2) Dalam PP nomor 50 tahun 2007 dinyatakan bahwa dalam rangka<br />
pelaksanaan kerjasama Daerah dapat membentuk Badan Kerjasama<br />
daerah. Sampai saat ini Kab Slemabn belum mewujudkan, oleh<br />
sebab itu dalam rangka efektifitas dan efisiensi kerja sama perlu<br />
dibentuk Badan Kerjasama Daerah.<br />
497
k. Hal-hal lain<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Dari kegiatan diidentifikasi potensi kerjasama dengan daerah lain dan<br />
swasta dapat dilihat bahwa cukup banyak peluang dari berbagai bidang<br />
yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan maupun peningkatan<br />
pelayanan kepada masyarakat <strong>Sleman</strong>, peningkatan kesejahteraan<br />
masyarakat Kab. <strong>Sleman</strong> serta untuk peningkatan sarana prasarana di<br />
Kab. <strong>Sleman</strong> baik dari sisi jumlah fisik maupun peningkatan kualitas dan<br />
pemeliharaannya.<br />
C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal<br />
1. Forum Koordinasi<br />
a. Forum Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda), adalah forum yang<br />
melibatkan unsur kepala dan wakil kepala dari institusi Kejaksaan<br />
Negeri, Kepolisian Resort (Polres), Komando Distrik Militer (Kodim)<br />
dan DPRD.<br />
b. Forum Pengadilan Kejaksaan Kejaksaan dan Kepolisian (Dilkejakpol)<br />
yang melibatkan dari unsur Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, dan<br />
Kepolisian Resort.<br />
2. Materi Koordinasi<br />
Materi koordinasi menyangkut permasalahan-permasalahan daerah<br />
bersifat strategis, yang perlu segera mendapatkan kebijakan bersama dan<br />
melibatkan unsur pimpinan daerah. Secara prinsip koordinasi tersebut<br />
ditujukan untuk menyelaraskan tugas-tugas pelaksanaan<br />
penyelenggaraan pemerintahan meliputi pembinaan hukum, politik,<br />
keamanan ketertiban, sosial kemasyarakatan, dan penanggulangan<br />
bencana, berupa:<br />
a. Peningkatan kewaspadaan daerah terhadap ancaman terorisme<br />
dengan penertiban Kartu Tanda Penduduk serta peningkatan<br />
kepekaan masayarakat terhadap lingkungan dan penciptaan ketertiban<br />
umum yang berkaitan dengan kegiatan mobilitas penduduk.<br />
498
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
b. Kesiapan daerah dalam rangka pelaksanaan pemilu tahun 2009 pada<br />
tahap persiapan, pelaksanaan dan paska pemilu dari teknis<br />
operasional, fasilitasi pemerintah daerah, kesiapsiagaan aparat dan<br />
perkembangan kondisi sosial politik masyarakat serta koordinasi<br />
penyiapan kondisi yang kondusif untuk kegiatan pemilu.<br />
c. Kesiapan daerah dalam rangka persiapan pelaksanaan pemilihan<br />
<strong>Umum</strong> Kepala Daerah yang akan dilaksanakan pada tahun 2010<br />
d. Peningkatan efektifitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)<br />
sebagai salah satu solusi wadah penyelesaian konflik horisontal antar<br />
pemeluk agama,<br />
e. Peningkatan pemahaman dalam rangka pembinaan kebangsaan dan<br />
wawasan kebangsaan,<br />
f. Penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran oleh<br />
masyarakat terhadap ketentuan peraturan daerah dan ketertiban<br />
umum.<br />
g. Upaya pemberantasan korupsi dalam rangka penciptaan aparatur yang<br />
bersih dan bertanggungjawab.<br />
3. Intansi vertikal yang terlibat<br />
a. Kejaksaan Negeri,<br />
b. Pengadilan Negeri,<br />
c. Kepolisian Resort (Polres),<br />
d. Komando Distrik Militer (Kodim),<br />
e. DPRD.<br />
4. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />
Alokasi anggaran yang disediakan untuk penyelenggaraan koordinasi<br />
dengan instansi vertikal sebesar Rp602.450.000,00 bersumber pada<br />
APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dalam pelaksanaannya anggaran tersebut<br />
dapat direalisasikan sebesar Rp539.782.500,00 atau sebesar 89,60%.<br />
499
5. SKPD Penyelenggara<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Penyelenggara Koordinasi dengan instansi vertikal dilaksanakan oleh<br />
Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> dan Bagian Hukum Sekretariat Daerah. Sesuai<br />
dengan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 23/Kep.KDH/A/2003<br />
tentang Struktur Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta<br />
Tata Kerja Sekretariat Daerah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, Bagian Tata<br />
<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai tugas melaksanakan analisis dan penyiapan<br />
rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam bidang<br />
pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata<br />
<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai fungsi:<br />
a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,<br />
b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi daerah,<br />
c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,<br />
d. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi pengembangan perkotaan dan potensi wilayah,<br />
e. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,<br />
f. Penyelengaraan tata usaha Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>.<br />
Bagian Hukum Sekretariat Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan<br />
analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi<br />
dalam bidang hukum. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Hukum<br />
mempunyai fungsi:<br />
a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi penyusunan dan pengkajian peraturan<br />
perundang-undangan,<br />
b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi pelaksanaan publikasi dan dokumentasi<br />
hukum,<br />
500
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi penyusunan pertimbangan penyelesaian<br />
permasalahan hukum dan bantuan hukum pemerintah daerah,<br />
d. Pelaksanaan analisis, dan penyiapan bahan, pelayanan administrasi<br />
serta pelaksanaan penyuluhan hukum,<br />
e. Penyelengaraan tata usaha Bagian Hukum.<br />
6. Sumber Daya Manusia<br />
Sumber daya penyelenggara koordinasi dengan instansi vertikal adalah<br />
sebagai berikut:<br />
Tabel 5.7. SDM Penyelenggara Koordinasi dengan Instansi Vertikal<br />
Jumlah SDM<br />
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />
1 SD - 1. I -<br />
2 SMP 1 2. II 2<br />
3 SMA 7 3. III 29<br />
4 Sarmud/D3 - 4. IV 2<br />
5 Strata 1 17<br />
6 Strata 2 8<br />
Jumlah 33 Jumlah 33<br />
Sumber: Sekretariat Daerah<br />
Pejabat struktural penyelenggaraan koordinasi dengan instansi vertikal<br />
adalah 2 orang pejabat eselon II, 2 orang pejabat eselon III, 2 orang dan 6<br />
orang pejabat eselon IV.<br />
7. Jumlah kegiatan koordinasi yang dilaksanakan<br />
Kegiatan koordinasi dilaksanakan sebanyak 7 kali dalam bentuk<br />
penyelenggaraan forum Rapat Koordinasi daerah sebanyak 5 kali dan<br />
forum Dilkehjakpol sebanyak 2 kali.<br />
8. Hasil dan Manfaat Koordinasi<br />
a. Terwujudnya keselaran dan keterpaduan langkah baik bersama-sama<br />
maupun sendiri oleh masing-masing instansi, sesuai ketugasannya<br />
501
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat terutama dalam<br />
rangka menciptakan keamanan dan ketertiban umum sehingga tercipta<br />
kondisi sosial masyarakat yang kondusif dalam rangka<br />
penyelenggaraan pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum<br />
presiden yang berjalan lancar.<br />
b. Media Komunikasi bersama terhadap kegiatan-kegiatan, sektoral,<br />
koordinatif serta evaluasi terhadap kasus-kasus yang terjadi, sehingga<br />
dapat diambil kebijakan dan tindakan implementatif pemecahan<br />
masalah<br />
c. Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan penyelenggaraan<br />
pemerintahan umum yang ada untuk diambil kebijakan yang dapat<br />
mengakomodasi dari semua kepentingan dan kelancaran pelaksanaan<br />
tugas baik dari <strong>Pemerintah</strong> Daerah, instansi vertikal maupun<br />
kepentingan masyarakat.<br />
d. Mendapatkan informasi dan kebijakan terutama untuk menghadapi<br />
tantangan kondisi di masa depan terutama dalam menghadapi pemilu,<br />
dan meminimalkan konflik-konflik yang ada di masyarakat, serta setiap<br />
permasalahan dapat diupayakan penyelesaiannya secara cepat dan<br />
tepat.<br />
9. Tindaklanjut Hasil Koordinasi<br />
a. Peningkatan kewaspadaan terhadap keberadaan oknum-oknum yang<br />
mauk dalam jaringan terorisme di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> baik<br />
ditingkat RT,RW,Desa, Kecamatan maupun wilayah perbatasan<br />
dengan gerakan kewaspadaan antara lain melalui pendataan<br />
kependudukan, makanisme pelaporan dan koordinasi antar instansi.<br />
b. Peningkatan kewaspadaan dan penciptaan kondisi yang kondusif<br />
dalam persiapan pelaksanaan pemilu kepala daerah oleh semua pihak<br />
masyarakat, pemerintah dan aparat keamanan.<br />
502
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
c. Peningkatan penanganan penyalahgunaan narkoba melalui fasilitasi<br />
operasi bersama dengan Kepolisian maupun melalui pembentukan<br />
Satgas anti Narkoba di desa-desa.<br />
d. Dalam rangka menjaga kerukunan warga antar etnis di <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> dilaksanakan dengan upaya persuasif dengan inventarisasi<br />
kelompok-kelompok etnis dan mengundang untuk diberikan wawasan<br />
kebangsaan (santiaji). Penyelesaian konflik antar etnis diarahkan untuk<br />
dilaksanakan di tingkat desa, sehingga tidak menjadi peluang konflik<br />
berkembang lebih luas.<br />
e. Pelaksanaan penyidikan oleh PPNS melalui prosedur sesuai ketentuan<br />
yang berlaku untuk menghindari adanya gugatan pra peradilan.<br />
10. Hal-hal lain<br />
Dalam memperlancar jalannya penyelenggaraan pemerintahan yang baik<br />
dan kondusif, koordinasi dengan instansi vertikal secara insidentil selalu<br />
dilakukan untuk menangani permasalahan-permasalahan mendesak.<br />
Disamping itu koordinasi dengan instansi vertikal yang lain juga<br />
dilaksanakan antara lain dengan Kantor Pertanahan, BPS, dan Kantor<br />
Departemen Agama.<br />
D. Pembinaan Batas-Batas Wilayah<br />
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik di wilayah perbatasan<br />
dan menghindari permasalahan dan sengketa batas daerah, <strong>Pemerintah</strong><br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> pada tahun 2009 melaksanakan kegiatan penanganan<br />
wilayah perbatasan dengan melaksanakan koordinasi instansi kabupaten<br />
yang berbatasan ( Rakortas) sebanyak 4 kali, penyusunan data base<br />
permasalahan perbatasan, penyelesaian permasalahan perbatasan dibidang<br />
sumber daya air dan pertanahan di wilayah perbatasan, serta tersusunnya<br />
evaluasi kerjasama antar wilayah perbatasan.<br />
503
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Dalam rangka menjamin kejelasan batas wilayah secara administratif juga<br />
dilaksanakan kegiatan penegasan batas daerah di perbatasan <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo dan diperbatasan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
dengan Kota Yogyakarta, serta <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong><br />
Gunungkidul.<br />
Penegasan Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong><br />
Gunungkidul dilaksanakan dengan penerimaan Permendagri Nomor 4<br />
Tahun 2009 tentang Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul dengan<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />
Penegasan Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong><br />
Kulonprogo dilaksanakan dengan kegiatan pemeliharaan pilar batas daerah<br />
sebanyak 29 titik, kegiatan tersebut meliputi penelitian dokumen batas,<br />
pelacakan 29 titik batas antara kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan Kab. Kulonprogo<br />
serta pemeliharaan pilar, pembuatan berita acara kesepakatan dan Peta<br />
Koridor penentuan Koordinat Pilar bersama Kab. Kulonprogo dan Provinsi<br />
DIY. Berita Acara dan Peta Koridor telah diajukan sebagai bahan Penyusunan<br />
Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo. Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> dengan Kab. Kulonprogo dan telah diadakan Verifikasi oleh Tim<br />
Penetapan Batas Daerah Tingkat Pusat (TPBDP). Verifikasi meliputi<br />
penelitian kondisi fisik pilar, letak pilar, dokumen pelacakan dan pemasangan,<br />
kesesuaian peta koridor dan koordinat pilar. <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> bersama<br />
<strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo dan Provinsi DIY telah diundang ke Dirjend PUM<br />
Depdagri dalam rangka penyusunan draf Peraturan Menteri Dalam Negeri<br />
tentang Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo dan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>,<br />
ditargetkan pada awal tahun 2010 Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang<br />
Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo<br />
telah selesai dan memiliki kekuatan hukum tetap.<br />
504
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Pada tahun 2009 pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> juga melaksanakan<br />
penegasan batas daerah antar Kecamatan dalam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
meliputi batas wilayah kecamatan Mlati, Seyegan dan <strong>Sleman</strong> dengan<br />
melaksanakan Rapat Koordinasi dan penelitian dokumen batas wialayah<br />
antar kecamatan <strong>Sleman</strong>, Mlati dan Seyegan sebanyak 3 kali, penyusunan 1<br />
set dokumen batas wilayah antar kecamatan dengan pemasangan 99 pilar<br />
batas sementara antar Kecamatan, penentuan garis batas sementara<br />
Kegiatan tersebut diawali dengan penelitian dokumen batas Kecamatan,<br />
sosialisasi, kemudian dilanjutkan survey pelacakan 99 titik batas dan<br />
pemasangan 99 pilar batas sementara.<br />
1. Sengketa Batas Wilayah Desa, Kecamatan, <strong>Kabupaten</strong> dan Provinsi.<br />
Permasalahan batas wilayah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan<br />
<strong>Kabupaten</strong> Bantul yang terletak di Blok Tambakbayan, Blok<br />
Tambakkraman Desa Caturtunggal Kecamatan Depok dan Blok Santan,<br />
Desa Caturtunggal Kecamatan Depok yang berbatasan dengan Desa<br />
Banguntapan Kecamatan Banguntapan <strong>Kabupaten</strong> Bantul bermula pada<br />
tahun 2008 <strong>Kabupaten</strong> Bantul mengajukan permohonan kepada Gubernur<br />
DIY agar ada peninjauan kembali tentang keberadaan tiga blok tersebut .<br />
Permasalahan batas wilayah dengan Kota Yogyakarta di wilayah rumah<br />
Sakit Panti Rapih telah selesai dengan keluarnya Peraturan Menteri<br />
Dalam Negeri Nomor 72 tahun 2007 tentang Batas Daerah antara Kota<br />
Yogyakarta dengan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dalam Permendagri tersebut<br />
ditegaskan bahwa sebagian wilayah Rumah Sakit Panti Rapih merupakan<br />
wilayah yang secara administratif termasuk Desa Caturtunggal Kecamatan<br />
Depok. Permendagri tersebut telah dilaksanakan penyesuaian<br />
administrasi pertanahannya sehingga saat ini sebagian tanah di wilayah<br />
rumah sakit Panti Rapih telah didaftarkan di Kantor Pertanahan<br />
505
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 01483<br />
Desa Caturtunggal dengan luas 17.044m 2<br />
2. Solusi yang dilakukan dan tingkat penyelesaian.<br />
Solusi penyelesaian perselisihan batas wilayah yang terletak di Blok<br />
Tambakbayan, Blok Tambakkraman Desa Caturtunggal Kecamatan<br />
Depok dan Blok Santan, Desa Caturtunggal Kecamatan Depok yang<br />
berbatasan dengan Desa Banguntapan Kecamatan Banguntapan<br />
<strong>Kabupaten</strong> Bantul dengan melakukan kajian dan pengumpulan data-data<br />
yuridis dan historis yang berkaitan dengan sejarah wilayah tersebut, selain<br />
upaya tersebut juga dilakukan koordinasi secara aktif kepada Badan<br />
Pertanahan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, Kantor Pertanahan Provinsi DIY, Biro<br />
Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Provinsi DIY.<br />
Koordinasi dengan instansi teknis terkait di linkungan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
dilaksanakan serta menghasilkan 1 dokumen kajian sejarah<br />
perwilayahan kabupaten <strong>Sleman</strong><br />
Dengan fasilitasi dari <strong>Pemerintah</strong> Provinsi DIY pada tahun 2009<br />
dilaksanakan 2 kali rapat koordinasi membahas upaya penyelesaian<br />
permasalahan 3 Blok tersebut, serta 2 kali rapat koordinasi difasilitasi<br />
DPRD Provinsi DIY, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> telah mengirim data-data yang<br />
menguatkan keberadaan 3 Blok tersebut bagian dari wilayah <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong>.<br />
3. SKPD - Batas Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah<br />
Penyelenggara pembinaan batas wilayah dilaksanakan oleh Bagian Tata<br />
<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Sekretariat Daerah. Sekretariat Daerah ini dibentuk<br />
berdasarkan Perda Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat<br />
Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati<br />
<strong>Sleman</strong> Nomor 23/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,<br />
Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut Bagian Tata<br />
506
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai tugas melaksanakan analisis dan penyiapan<br />
rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam bidang<br />
pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata<br />
<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai fungsi:<br />
a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,<br />
b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi daerah,<br />
c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,<br />
d. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi wilayah perbatasan,<br />
e. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />
pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,<br />
f. Penyelenggaraan tata usaha Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>.<br />
4. Sumber Daya Manusia<br />
Sumber daya penyelenggara pembinaan batas-batas wilayah adalah<br />
sebagai berikut:<br />
Tabel 5.8. SDM Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah<br />
Jumlah SDM<br />
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />
1 SD - 1. I -<br />
2 SMP 1 2. II 2<br />
3 SMA 2 3. III 12<br />
4 Sarmud/D3 - 4. IV 1<br />
5 Strata 1 8<br />
6 Strata 2 4<br />
Jumlah 15 Jumlah 15<br />
Sumber: Bagian Tapem, Sekretariat Daerah<br />
SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 1<br />
orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.<br />
507
E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Alam<br />
1. Bencana yang terjadi dan penanggulangan<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
a. Bencana angin kencang, angin lesus dan angin puting beliung<br />
Dalam tahun 2009 di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> terjadi bencana angin<br />
kencang, angin lesus, mengakibatkan kerugian bagi masyarakat<br />
karena sarana umum maupun harta benda masyarakat banyak<br />
mengalami kerusakan. Bencana angin kencang terjadi pada musim<br />
pancaroba. Data menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2009 terjadi<br />
5 kejadian, Februari 2009 terjadi 11 kejadian, Maret 3 kejadian, April 1<br />
kejadian, Mei 4 Kejadian, October 2 kejadian, Nov 3 kejadian, dan<br />
Desember 3 kejadian. Kejadian angin kencang yang paling merugikan<br />
adalah tanggal 24 October 2009 yang mengakibatkan 31 rumah rusak<br />
di kecamatan Ngemplak, Gamping, dan Godean. Kejadian angina<br />
kencang yang juga mengakibatkan kerugian terjadi 26 Mei 2009<br />
merusak 16 rumah, dan 8 Desember 2009 merusak 26 rumah. Angka<br />
estimasi total kerugian akibat bencana angin kencang adalah<br />
Rp129.120.000,00.<br />
b. Bencana Kekeringan<br />
Wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> yang mengalami kekeringan terdiri dari 2<br />
Kecamatan yaitu Kecamatan Prambanan dan Gamping. Di Kecamatan<br />
Prambanan kekeringan terjadi di 3 desa yaitu Wukirharjo (Dusun<br />
Klumprit I, Klumprit 2), Gayamharjo (Dusun Lemahbang, Nawung,<br />
Kalinongko kidul, Jali dan Gayam), dan Desa Sumberharjo (Dusun<br />
Umbulsari A dan B) desa Sambirejo (Dusun Sumberwatu, Dawangsari,<br />
Gedang atas, dan Mlakan). Selain itu kekeringan terjadi di Balecatur<br />
(dusun Sembung), Kecamatan Gamping.<br />
c. Bencana Tanah Longsor<br />
Curah hujan yang cukup tinggi dan durasi yang lama telah memacu<br />
terjadinya tanah longsor di Dusun Gedangbawah, Dusun Sambirejo,<br />
508
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Prambanan. Volume tebing longsor sebesar 6x5x1m. Pada thaun 2009<br />
terjadi 6 kejadian bencana tanah longsor, kesemuanya terjadi di<br />
kecamatan Prambanan. Bencana tanah longsor yang terjadi di<br />
Prambanan ini tidak menimbulkan korban, penanganan material<br />
longsoran dilakukan secara gotong royong oleh warga.<br />
Penanggulangan bencana alam yang dilaksanakan merupakan upaya<br />
dan kegiatan yang dilakukan meliputi langkah-langkah pencegahan,<br />
peringatan dini, mitigasi dan kesiapsiagaan pada saat sebelum terjadinya<br />
bencana, pertolongan, penyelamatan, dan pemberian bantuan pada saat<br />
sebelum terjadinya bencana dan rehabilitasi mental, rehabilitasi dan atau<br />
rekonstruksi sarana prasarana umum/sosial pada saat setelah terjadi<br />
bencana.<br />
Penanggulangan Bencana di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> menggunakan prinsip<br />
menitikberatkan pada pengurangan resiko bencana sehingga sebagian<br />
besar kegiatan berada pada fase pra bencana dan Memadukan mitigasi<br />
fisik dan mitigasi non fisik<br />
Penanggulangan yang dilakukan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> atas<br />
bencana yang terjadi adalah:<br />
a. Saat tanggap darurat/bencana<br />
1) Angin Puting Beliung.<br />
a) Mengerahkan tim reaksi cepat yang dilengkapi dengan gergaji<br />
mesin dan mobil hidrolik untuk membuka jalan akses sehingga<br />
lalulintas normal kembali akibat pohon tumbang yang menutup<br />
jalan.<br />
b) Membawa korban ke rumah sakit dan memberikan santunan<br />
bagi keluarga korban.<br />
509
2) Kekeringan.<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
a) Melakukan droping air bersih sebanyak 375 tangki di wilayah<br />
Prambanan dan Desa Balecatur Gamping yang tidak terjangkau<br />
sistem jaringan air bersih<br />
b) Pengoperasian sistem jaringan air baku Prambanan untuk<br />
memenuhi kebutuhan air bersih.<br />
3) Tanah Longsor.<br />
Mengevakuasi material tanah longsor yang menutup jalan akses.<br />
b. Pra Bencana<br />
1) Sosialisasi Daerah Rawan Bencana.<br />
Untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat<br />
dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang berada pada<br />
kawasan rawan bencana. Sosialisasi tergantung dari sumber<br />
ancaman di masing-masing wilayah, sedang pemateri berasal dari<br />
para ahli dibidang masing-masing. Sosialisasi Daerah Rawan<br />
Bencana dilaksanakan sebanyak 17 kali di 9 kecamatan.<br />
2) Pelatihan<br />
Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia<br />
dibidang penanggulangan Bencana Alam telah dilaksanakan<br />
Pelatihan SAR ( Search And Rescue) untuk meningkatkan<br />
kesiapsiagaan dan mitigasi bencana sebanyak 2 angkatan bagi<br />
60. orang terdiri tas tim SAR air dan SAR Darat, dilaksanakan di<br />
Kaliadem dan Embung Tambangboyo.<br />
3) Gladi Lapang<br />
Gladi lapang pada tahun 2009 dilaksanakan dengan desain<br />
simulasi gempa bumi di komunitas sekolah. Tujuan pelaksanaan<br />
gladi lapang adalah: memberi pengetahuan cara penyelamatan diri<br />
ketika terjadi gempa, memberi pengetahuan karakteristik gempa,<br />
memberi pengetahuan PPGD pada masyarakat/siswa/guru, ,<br />
memberi pengalaman siswa dalam penanganan pasca gempa.<br />
510
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Gladi lapang dilakukan di 2 sekolah yaitu SMP 1 Kalasan, dan SMP<br />
2 Prambanan, dengan melibatkan instruktur sebanyak 40 orang,<br />
guru 80 orang, siswa 1007 orang.<br />
4) Pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC)<br />
Tim Reaksi Cepat merupakan tim multisektor yang merupakan<br />
peningkatan intensitas piket 24 jam. Tim Reaksi cepat hanya<br />
dilakukan pada musim penghujan dimana ancaman bencana pada<br />
umumnya meningkat<br />
5) Pembentukan Naskah Akademik<br />
6) Pembuatan Peta Resiko Ancaman Gunung Merapi<br />
2. Status Bencana<br />
Peta resiko merupakan pedoman kebijakan penanggulangan PB di<br />
Kab. <strong>Sleman</strong>. Peta resiko menggambarkan sumber daya dalam<br />
suatu kawasan yang dapat dipergunakan untuk mengecilkan resiko<br />
akibat terkena bencana. Penilaian resiko yang dilakukan pada<br />
kegiatan tersebut dilaksanakan atas konsep penanggulangan<br />
bencana berbasis masyarakat.<br />
Bencana alam angin ribut dan tanah longsor yang terjadi pada tahun 2009<br />
merupakan bencana alam dengan skala lokal, hal ini dapat dilihat dari<br />
dampak yang ditimbulkan maupun besaran kerugian .<br />
3. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />
Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan urusan<br />
Pencegahan dan Penanggulangan Bencana sebesar Rp8.016.093.000,00<br />
dalam pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar<br />
Rp7.210.883.151,00 atau sebesar 89,96%.<br />
4. Antisipasi Daerah dalam menghadapi kemungkinan Bencana<br />
Dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam diperlukan<br />
manajemen penanggulangan bencana alam yang merupakan kegiatan<br />
511
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
yang berkesinambungan dan tersistem baik pada masa pra bencana,<br />
pada saat bencana terjadi maupun pada masa pasca bencana.<br />
Kegiatan tersebut diawali dengan perencanaan kawasan rawan bencana,<br />
pembangunan sarana prasarana, sehingga pada saat bencana sistem<br />
penanggulangan dapat diaktifkan dan diakhiri tahap rekonstruksi dan<br />
rehabilitasi.<br />
Antisipasi terjadinya bencana yang dilakukan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> atas bencana yang terjadi, dilakukan melalui program dan<br />
kegiatan sebagai berikut:<br />
a. Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Mitigasi Bencana meliputi :<br />
1) Operasional Penanggulangan Bencana Alam selama 12 bulan.<br />
2) Sosialisasi Daerah Rawan Bencana sebanyak 17 kali di 9<br />
Kecamatan<br />
3) Operasional dan Pelatihan SAR sebanyak 2 angkatan dengan<br />
peserta .60 orang<br />
4) Pembinaan Pengelolaan Air Baku Kawasan Kekeringan di 2<br />
Kecamatan yaitu Kecamatan Gamping dan Kecamatan Gamping.<br />
5) Gladi Lapang Penanggulangan Bencana Alam selama 4 hari di<br />
bulan Desember 2009.<br />
b. Program Peningkatan Sarana Prasarana dan Sarana Perumahan<br />
Pemukiman meliputi:<br />
1) Pembangunan Museum Gunung Merapi meliputi Pembangunan<br />
Landscape Museum Gunung Merapi, Pembangunan Bangunan<br />
Pendukung (mushola, parkir, pagar dan posjaga), Pengaspalan<br />
area parkir, lampu luar ruang, instalasi Air , plaza, Finishing<br />
Gedung C, Pembuatan Talud, Pagar dan pengaman area Parkir<br />
dan jalan setapak.<br />
2) Pengelolaan Museum Gunung Merapi meliputi pemeliharaan dan<br />
pengelolaan Museum Gunung Merapi selama 2 bulan.<br />
512
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
c. Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Penanggulangan<br />
Bencana meliputi :<br />
1) Operasional dan pemeliharaan 3 unit Bunker dan 2 sistem Early<br />
Warning System berupa 10 unit sirine dan 3 unit Penakar Hujan .<br />
2) Pembangunan Barak Pengungsian berupa Rehabilitasi 1 unit barak<br />
pengungsian di Sumberejo, Tempel.<br />
3) Pembangunan Jalan Akses Evakuasi berupa pembangunan jalan<br />
akses evakuasi Petung-Kaliadem Kecamatan Cangkringan dan<br />
jalan akses evakuasi Petung – Kopeng.<br />
d. Program Pengembangan data, informasi dan statistik daerah melalui<br />
kegiatan pemetaan daerah rawan bencana dengan kegiatan<br />
penyusunan naskah akademis Raperda Penanggulangan Bencana<br />
dengan hasil tersusunnya Naskah akademik Raperda PB merupakan<br />
dasar pembuatan Raperda PB kabupaten <strong>Sleman</strong>. Naskah akademik<br />
Raperda PB memuat kondisi wilayah, gambaran ancaman bencana<br />
yang ada di kab <strong>Sleman</strong>, struktur manajemen bencana yang<br />
menanggulangi kondisi wilayah tersebut, dan mengatur di dalamnya<br />
kelengkapan kelengkapan struktur manajemen bencana<br />
e. Program Peningkatan Keamanan dan Penanggulangan Kebakaran<br />
tersebut dilaksanakan dengan kegiatan pencegahan dan operasional<br />
pemadaman kebakaran dengan melaksanakan penyuluhan dan<br />
pelatihan pemadam kebakaran sebanyak 4 kali, melaksanakan 60 kali<br />
kegiatan pemadaman kebakaran, dan 120 kegiatan kesiap siagaan<br />
Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK), terlaksananya identifikasi<br />
24 obyek rawan kebakaran serta terlaksannya monitoring sarana PBK<br />
sebanyak 48 obyek.<br />
5. SKPD yang menangani<br />
SKPD penyelenggara penanggulangan bencana alam adalah Bidang<br />
Penanggulangan Bencana Alam pada Dinas Pengairan, Pertambangan<br />
dan Penanggulangan Bencana Alam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dinas ini<br />
513
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
dibentuk berdasarkan Perda Nomor 12 Tahun 2003 tentang Organisasi<br />
Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Keputusan Bupati<br />
<strong>Sleman</strong> Nomor 27/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,<br />
Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pengairan,<br />
Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />
Dinas ini memiliki tugas pokok melaksanakan kewenangan bidang<br />
pengairan pertambangan dan energi, dan penanggulangan bencana alam.<br />
Adapun Bidang Penanggulangan Bencana Alam mempunyai tugas<br />
melaksanakan sebagian tugas Dinas Pengairan, Pertambangan dan<br />
Penanggulangan Bencana Alam di bidang penanggulangan bencana alam<br />
dan memiliki fungsi sebagai:<br />
a. Penyelenggaraan dan pemeliharaan sarana dan prasarana<br />
penanggulangan bencana alam<br />
b. Penyelenggaraan dan pembinaan operasi penanggulangan bencana<br />
alam.<br />
c. Penyelenggaraan rehabilitasi pasca bencana alam.<br />
6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan<br />
Sumber daya penyelenggara urusan Pencegahan dan Penanggulangan<br />
Bencana Alam adalah sebagai berikut.<br />
Tabel 5.9. SDM Penyelenggara Penangulangan Bencana Alam<br />
Jumlah SDM<br />
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />
1 SD - 1. I 0<br />
2 SMP 0 2. II 2<br />
3 SMA 8 3. III 11<br />
4 Sarmud/D3 0 4. IV 1<br />
5 Strata 1 3<br />
6 Strata 2 3<br />
Jumlah 14 Jumlah 14<br />
Sumber: Dinas P3BA<br />
514
7. Kelembagaan yang dibentuk<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Sesuai Undang-undang No.24 tahun 2007 tentang Penanganan Bencana<br />
dalam penanganan bencana telah dibentuk Tim Satuan Pelaksana<br />
Penanganan Bencana (SATLAK PB) dengan ketugasan melaksanakan<br />
kegiatan upaya penanganan bencana di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />
Berdasarkan Undang-undang No.24 tahun 2007 tentang Penanganan<br />
Bencana maka dibentuklah BNPB (Badan Nasiopnal Penanggulangan<br />
Bencana), kebijakan yang ditetapkan oleh BAKORNAS PB dan Gubernur<br />
Daerah Istimewa Yogyakarta selaku Ketua SATKORLAK PB yang meliputi<br />
tahap-tahap sebelum, pada saat dan sesudah terjadi bencana dan<br />
penanganan pengungsi mencakup kegiatan pencegahan, penjinakan,<br />
kesiapsiagaan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekontruksi.<br />
Susunan organisasi SATLAK PB sebagai berikut:<br />
a. Unsur Pimpinan, terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua<br />
b. Unsur Penunjang, adalah pelaksana harian terdiri dari Ketua, Wakil<br />
Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan bidang-bidang.<br />
c. Bidang Pengamatan dan Perencanaan, terdiri dari Koordinator, Wakil<br />
Koordinator dan Anggota.<br />
d. Bidang penyiapan potensi, operasi dan logistik, terdiri dari Koordinator,<br />
Wakil Koordinator dan Anggota.<br />
e. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi, terdiri dari Koordinator, Wakil<br />
Koordinator dan Anggota.<br />
f. Bidang komunikasi, terdiri dari: Koordinator, Wakil Koordinator dan<br />
Anggota.<br />
g. Satuan Operasi, terdiri dari:<br />
- Satuan <strong>Tugas</strong> Penanganan Bencana (SATGAS PB)<br />
- Unit Operasional Penanganan Bencana (Unit Ops PB)<br />
- Unit Pelaksana Penanganan Bencana (Unit LAK PB)<br />
Dengan keluarnya Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman<br />
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penggulangan Bencana Daerah serta<br />
515
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
pelaksanaan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang<br />
Penanggulangan Bencana, di setiap <strong>Kabupaten</strong> Kota dapat dibentuk<br />
Badan Penanggulangan Bencana Daerah, tetapi <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />
belum mengimplementasikan mewadai ketugasan Penanggunalangan<br />
Bencana pada dinas yang memiliki fungsi yang bersesuaian dengan fungsi<br />
penanggulangan bencana.<br />
Pada tahun 2009 ketugasan penanggulangan Bencana masih diwadahi<br />
dalam ketugasan SKPD Dinas P3BA karena penetapan Perda tindaklanjut<br />
PP Nomor 41 tahun 2007 yakni Perda Nomor 9 tahun 2009 tentang<br />
Organisasi Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> baru<br />
dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2009<br />
Dalam perda tersebut fungsi penanggulangan bencana dilaksanakan oleh<br />
Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, dan Penanggulangan<br />
Bencana<br />
8. Potensi bencana yang diperkirakan terjadi<br />
a. Erupsi Gunung Merapi<br />
Wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> sangat rentan terhadap bencana erupsi<br />
Merapi dan banjir lahar dingin, karena kondisi geologis di <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Sleman</strong> sebagaian besar berada di Gunung Merapi. didominasi oleh<br />
keberadaan Gunung Merapi. Formasi geologi di <strong>Sleman</strong> dibedakan<br />
menjadi endapan vulkanik, sedimen, dan batu terobosan, dengan<br />
endapan vulkanik memiliki lebih dari 90% dari luas wilayah <strong>Sleman</strong>.<br />
Gunung Merapi di <strong>Sleman</strong> merupakan salah satu gunung teraktif di<br />
dunia. Merapi memiliki karakteristik gunung api stratovolkano yaitu<br />
tubuh gunung api tinggi berbentuk kerucut yang terbentuk dari<br />
endapan awan panas dan lava berselang-seling. Merapi memiliki<br />
periode erupsi yang singkat (terpendek hanya 2 tahun) dapat menjadi<br />
ancaman bahaya bagi kehidupan disekitarnya. Dengan tinggi puncak<br />
516
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
hampir 3000 meter di atas permukaan laut. Awan panas Merapi yang<br />
merupakan bahaya utama dapat meluncur dengan kecepatan sampai<br />
100 km/jam sejauh belasan kilometer.<br />
Merapi memiliki tipe erupsi spesifik yaitu munculnya awan panas<br />
(wedhus gembel). Awan panas inilah sebenarnya merupakan letusan<br />
Merapi yaitu keluarnya sejumlah material magmatik (batu, pasir dan<br />
abu) dan konsentrasi gas sangat tinggi bersuhu ratusan derajat celcius.<br />
Abu yang dikeluarkan akan menyebar menurut arah dan besar angin,<br />
berpotensi merusak tanaman pertanian, mencemarkan air serta<br />
mengganggu pernafasan. Tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan<br />
diri dari awan panas kecuali segera menghindar sejauh mungkin dari<br />
jangkauannya. Awan panas mempunyai daya rusak luar biasa dengan<br />
temperatur yang sangat tinggi sehingga dapat menghancurkan<br />
bangunan.<br />
Daerah rawan bencana awan panas adalah area sejauh 10 km dari<br />
atas puncak Merapi. Jika luncuran kearah barat maka bahaya menuju<br />
Kecamatan Turi dan Kecamatan Tempel. Jika arah luncuran awan<br />
panas menuju ke selatan maka area bahaya ada di kawasan Kaliurang<br />
wilayah Kecamatan Pakem. Namun jika arah luncuran mengarah ke<br />
arah tenggara maka area bahaya ada di wilayah Kecamatan<br />
Cangkringan.<br />
Ancaman lain setelah letusan adalah lahar dingin yaitu aliran lumpur<br />
pekat. Turunnya hujan lebat akan menggerus material vulkanik<br />
sehingga menjadi lumpur yang sering disebut lahar dingin. Lahar dingin<br />
tersebut akan mengalir ke arah yang lebih rendah terutama melalui<br />
sungai dan lembah. Untuk menghindari terjadinya korban ketika terjadi<br />
lahar dingin, maka telah diupayakan peningkatan kewaspadaan para<br />
aparat dan masyarakat di sekitar lembah dan sungai yang berpotensi<br />
dilewati lahar dingin.<br />
517
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Peta bahaya banjir lahar dingin meliputi wilayah aliran Kali Gendol,<br />
Pethit Opak, Kali Kuning, Kali Boyong, dan Kali Krasak. Sungai-sungai<br />
tersebut akan melalui 7 wilayah kecamatan yaitu kec. Tempel, Turi,<br />
Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik dan Kalasan. Daerah hulu<br />
keempat sungai tersebut merupakan wilayah dengan curah hujan<br />
tertinggi di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Kawasan rawan bencana lahar dingin<br />
di wilayah Kecamatan Cangkringan dan Kecamatan Pakem.<br />
b. Bahaya Tanah Longsor<br />
Wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> juga rawan terhadap bahaya longsor.<br />
Resiko bahaya longsor disebabkan oleh kondisi jenis tanah, batuan<br />
dan kemiringannya. Seperti di daerah Sengir Kecamatan Prambanan<br />
memiliki kemiringan lebih dari 45 º sangat memiliki resiko bahaya<br />
longsor yang lebih besar dibandingkan daerah lain. Demikian juga<br />
dengan daerah yang jenis tanah berupa pasir dengan kemiringan 45 º<br />
memilki resiko bahaya longsor. Secara statistik, resiko terjadinya<br />
bahaya longsor adalah di musim hujan dengan volume curah hujan<br />
tertentu dan dalam waktu lama.<br />
Wilayah-wilayah yang memiliki resiko bahaya tanah longsor di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> diantaranya di Kecamatan Prambanan, Moyudan,<br />
Ngemplak, Pakem, Cangkringan dan sedikit di wilayah Kecamatan<br />
Minggir dan Seyegan.<br />
c. Bahaya angin dan kekeringan<br />
Sesuai dengan Peta Rawan Bencana, di kabupaten <strong>Sleman</strong> terdapat<br />
10 kecamatan yang rawan bencana angin. Wilayah yang telah<br />
diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana angin tersebut merupakan<br />
wilayah yang dilintasi angin dengan kecepatan tinggi adalah<br />
Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok, Berbah, Mlati, Turi, Tempel,<br />
Seyegan, Moyudan dan Godean.<br />
518
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
ada musim kemarau, masyarakat juga menghadapi resiko bencana<br />
kekeringan. Resiko kekeringan dihadapi oleh masyarakat yang<br />
bermukim di wilayah yang ketersediaan air sangat rendah dan muka air<br />
tanah yang sangat dalam. Wilayah yang memiliki resiko bahaya<br />
kekeringan diantaranya di Kecamatan Prambanan yaitu di Desa<br />
Gayamharjo dan sedikit di Kecamatan Gamping.<br />
d. Gempa Bumi<br />
Berdasarkan peta mikrozonasi gempa yang dibuat oleh Pemkab<br />
<strong>Sleman</strong>, daerah yang memiliki amplifikasi tanah tinggi adalah<br />
kecamatan Berbah, Kalasan, dan Prambanan, terutama kawasan yang<br />
berada di patahan aktif sesar opak.<br />
Kawasan dengan amplifikasi tinggi dan sangat tinggi terdapat di<br />
Kecamatan Kalasan di Desa Purwomartani, Tirtomartani dan<br />
Tamanmartani, Kecamatan Berbah di Desa Kalitirto, Tegaltirto dan<br />
Sendangtirto, Kecamatan Prambanan di Desa Bokoharjo. Desa<br />
Sumberharjo dan Wukirharjo.<br />
Disamping adanya cesar aktif, wilayah <strong>Sleman</strong> yang terdiri dari lapisan<br />
batuan sedimen hasil erupsi Merapi menyebabkan bertambahnya efek<br />
getaran gempa sehingga gempa dapat dirasakan di seluruh wilayah<br />
<strong>Sleman</strong>.<br />
F. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong><br />
Ketentraman dan ketertiban umum masyarakat merupakan salah satu faktor<br />
utama terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Kondisi yang<br />
aman dan tertib akan meningkatkan peran serta masyarakat dalam kehidupan<br />
sosial politik, yang akhirnya akan mewujudkan pemerintahan yang dinamis<br />
dan didukung oleh meningkatnya peran serta masyarakat. Untuk mendukung<br />
terselenggaranya pemerintahan yang baik perlu diciptakan situasi yang<br />
kondusif.<br />
519
1. Permasalahan Ketentraman dan Ketertiban.<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
a) Tingginya tindak kejahatan yang terjadi sepanjang tahun 2009<br />
sebanyak 2.251 kasus. Tindak kejahatan tersebut terdiri dari 319 kasus<br />
curanmor, 418 kasus pencurian berat, 86 kasus pencurian dengan<br />
kekerasan, 2 kasus pembunuhan, 400 kasus pencurian biasa, 298<br />
kasus penipuan, 96 kasus penggelapan, 31 kasus pengrusakan, 8<br />
kasus pemerasan, 167 kasus penganiayaan, 58 kasus pengeroyokan,<br />
9 kasus perampasan, 35 kasus kekerasan dalam rumah tangga, 3<br />
kasus penemuan bayi hidup, 15 kasus penemuan mayat, 72 kasus<br />
narkoba dan 232 kasus kejahatan lainnya<br />
b) Pedagang kaki lima yang menempati fasilitas publik dan pinggir jalan.<br />
c) Banyaknya anak jalanan dan gelandangan pengemis yang berasal<br />
dari daerah lain.<br />
2. SKPD yang menangani<br />
Dinas Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat. Dinas ini dibentuk<br />
berdasarkan Perda Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat<br />
Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati<br />
<strong>Sleman</strong> Nomor 32/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,<br />
Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Polisi<br />
Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dinas<br />
Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat ini memiliki tugas pokok<br />
melaksanakan kewenangan bidang administrasi publik dan politik dalam<br />
negeri. Dinas Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat dalam<br />
menyelengarakan tugas mempunyai fungsi:<br />
a. Perumusan kebijakan teknis bidang administrasi publik dan politik<br />
dalam negeri.<br />
b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum bidang<br />
administrasi publik dan politik dalam negeri.<br />
c. Pembinaan terhadap Unit Pelayanan Teknis Dinas.<br />
520
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
3. Jumlah Pegawai, kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan<br />
Sumber daya penyelenggara Ketentraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong> adalah:<br />
Tabel 5.10. SDM Penyelenggara Ketenteraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong><br />
Jumlah SDM<br />
No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />
1 SD - 1. I 1<br />
2 SMP 6 2. II 83<br />
3 SMA 126 3. III 84<br />
4 Sarmud/D3 5 4. IV 8<br />
5 Strata 1 37<br />
6 Strata 2 2<br />
Jumlah 176 Jumlah 176<br />
Sumber: Dinas Pol. PP dan Tibmas.<br />
4. Penanggulangan dan Kendalanya<br />
Dalam rangka menanggulangi gangguan ketentraman dan ketertiban<br />
umum dilaksanakan program kegiatan sebagai berikut:<br />
a. Program Peningkatan Keamanan dan Penanggulangan Kebakaran<br />
dengan kegiatan pencegahan dan opreasional pemadam kebakaran<br />
b. Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dan<br />
Pencegahan Tindak Kriminal<br />
1) Peningkatan Kapasitas Linmas<br />
2) Operasional dan Kesiapsiagaan Linmas dan Implementasi Wawasan<br />
Kebangsaan<br />
3) Pelatihan PAM Pemilu 2009<br />
4) KOMINDA<br />
5) Pemberdayaan Keamanan Lingkungan (Kamling) dan Pembinaan<br />
Satpam di lingkungan Pemda<br />
6) Penyuluhan Keamanan dan Ketertiban (Trantib)<br />
7) Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban Masyarakat<br />
8) Pengawasan dan Pengendalian Keamanan<br />
c. Program Pendidikan Politik Masyarakat<br />
1) Sosialisasi pemahaman kehidupan Demokrasi &HAM<br />
2) Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Politik<br />
521
3) Fasilitasi Kelancaran Penyelenggaraan Pemilu 2009<br />
4) Forum Komunikasi antar Partai<br />
5) Verifikasi Bantuan Keuangan Kepada Parpol<br />
6) Forum Kerukunan Umat Beragama<br />
d. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan<br />
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
1) Pembinaan Wawasan Kebangsaan Pemantapan Ideologi Negara<br />
Bagi Aparat dan Tokoh Masyarakat<br />
2) Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan<br />
3) Pendataan dan Pemantauan WNA /WNI Keturunan, Non Goverment<br />
Organization / Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Asing<br />
4) Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat<br />
5) Peningkatan Kapasitas Linmas<br />
e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana<br />
1) Pengadaan Sarana dan Prasarana PBK<br />
2) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kerja<br />
f. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan<br />
kegiatan bintek dan seminar korsik Pemda <strong>Sleman</strong><br />
g. Program Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan Capaian<br />
Kinerja dan Keungan<br />
1) Penyusunan Perencanaan Kerja SKPD<br />
2) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Kinerja SKPD<br />
3) Penyusunan Pelaporan Keuangan dan Realisasi Anggaran<br />
h. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik<br />
1) Pengelolaan Izin HO<br />
2) Pengendalian Izin Gangguan<br />
i. Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum dengan kegiatan<br />
penyuluhan hukum<br />
j. Program Pembentukan Produk Hukum, Penegakan Hukum dan HAM<br />
1) Operasional PPNS terhadap pelanggaran Perda<br />
2) Operasi Penertiban<br />
522
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
Tingkat pencapaian realisasi program dan kegiatan dalam<br />
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum sebagai berikut :<br />
a. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga keamanan dan<br />
ketertiban masyarakat dilaksanakan dengan pemberdayaan<br />
keamanan lingkungan. Kegiatan tersebut direalisasikan dengan<br />
melaksanakan Forum Komunikasi Kelompok Kamling sebanyak 4 kali<br />
dengan peserta 220 orang, pelaksanaan Pelatihan dan Fasilitasi<br />
Kelompok Kamling sebanyak 8 kali terhadap 280 orang. Kegiatan<br />
Pembinaan Satpam dilingkungan Pemda <strong>Sleman</strong> dengan peserta 40<br />
orang, Operasional Linmas dan Kesiapsiagaan linmas sebanyak 2<br />
kali, 48 kali pengerahan anggota Linmas, terlaksananya operasional<br />
TMMD sebanyak 2 kali , fasilitasi dan koordinasi kasatgas linmas desa<br />
dan kasie trantib kecamatan sebanyak 2 kali dengan jumlah peserta<br />
103 orang, 50 kegiatan implementasi wawasan kebangsaan.<br />
b. Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dan<br />
Pencegahan Tindak Kriminal melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas<br />
Linmas dengan melaksanakan pembinaan linmas tingkat <strong>Kabupaten</strong><br />
dengan peserta 110 orang pembinaan linmas 17 kecamatan dengan<br />
peserta 935 orang serta adanya ruang pusat pengendalian komunikasi<br />
(rupusdalkom), kegiatan Operasional dan Kesiapsiagaan Linmas dan<br />
Implementasi Wawasan Kebangsaan dengan melaksanakan 2 kali<br />
operasional dan kesiapsiagaan linmas, kegiatan Pelatihan PAM Pemilu<br />
2009 di 17 Kecamatan dengan peserta 5.739 orang, melaksanakan<br />
Komunitas Intelejen Daerah ( KOMINDA) dengan peserta 50 orang,<br />
Pemberdayaan Keamanan Lingkungan (Kamling) dengan<br />
melaksanakan 4 kali forum komunikasi kelompok kamling dengan<br />
peserta 220 orang dan Pembinaan Satpam di lingkungan Pemda<br />
dengan peserta 40 orang,8 kali pelatihan dan fasilitasi keamanan<br />
lingkungan dengan peserta 280 orang, 4 kali Penyuluhan Keamanan<br />
dan Ketertiban (Trantib) dan evaluasi bidang trantib dengan peserta<br />
180 orang,pembuatan 1000 leaflet, 1000 lembar brosur dan 12<br />
spanduk, 6 kali penyuluhan sosialisasi Satuan Kewaspadaan dini<br />
523
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
masyarakat (satrantiblinmas) Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban<br />
Masyarakat dengan hasil dengan melaksanakan 13 kali pembinaan pol<br />
pp, ban pol dan rakortramtib kecamatan dengan peserta 90 orang,<br />
kerjasama dengan polres sebanyak 16 kali dalam rangka kamtibmas,<br />
terlaksanya posko tramtib 359 hari, Pengawasan dan Pengendalian<br />
Keamanan dengan melaksanakan 10 kali pengamanan foreder<br />
pejabat, 10 kali pengamanan hari besar nasional dan hari besar<br />
agama, 30 kali pengamanan pemilihan kepala desa, dukuh dan<br />
perangkat desa, 9 kali pengamanan unjuk rasa, 10 kali patroli sambang<br />
desa, 2 kali fasilitasi kelancaran Penyelenggaraan Pemilu 2009<br />
dengan peserta 1.483 orang.<br />
c. Program Pendidikan Politik Masyarakat melalui kegiatan Sosialisasi<br />
pemahaman kehidupan Demokrasi &HAM dengan melaksanakan 4<br />
kali sosialisasi dengan peserta 220 orang, 1 kali Peningkatan peran<br />
serta Organisasi Kemasayarakat (orkesmas) dengan peserta 75 orang,<br />
Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Politik dengan<br />
melaksanakan pemberdayaan dan pendampingan wanita di 2<br />
kecamatan dengan peserta 200 orang, 2 kali Forum Komunikasi antar<br />
Partai (FKAP)dengan peserta 34 partai, Verifikasi Bantuan Keuangan<br />
Kepada Parpol dengan melaksanakan seleksi terhadap 9 parpol yang<br />
mengajukan bantuan, 4 kali Forum Kerukunan Umat Beragama<br />
(FKUB) dengan peserta 14 orang.<br />
d. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan melalui kegiatan<br />
Pembinaan Wawasan Kebangsaan Pemantapan Ideologi Negara Bagi<br />
Aparat dan Tokoh Masyarakat dengan melaksanakan pembinaan<br />
wawasan kebangsaaan dan pemantapan ideologi Negara bagi aparat<br />
dan tokoh masyarakat sebanyak 2 kali dengan peserta 100 orang,<br />
Forum pembauran kebangsaan (FPK) sebanyak 2 kali dengan peserta<br />
70 orang, Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan dengan<br />
melaksanakan Forum Komunikasi Wasbang bagi generasi muda antar<br />
etnis dan suku sebanyak 3 kali dengan peserta 120 orang, Deteksi dini<br />
dan cegah dini intelejen wilayah rawan konflik sara dan unjuk rasa 10<br />
524
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
(sepuluh) kali di 17 kecamatan, 2 kali monitoring dan update data<br />
terhadap bekas anggota Organisasi Terlarang di 17 Kecamatan,<br />
Pendidikan Kesadaran Bela Negara (PKBN) dengan peserta 21 orang,<br />
Kegiatan Pendataan dan Pemantauan WNA /WNI Keturunan, Non<br />
Goverment Organization / Lembaga Swadaya Masyarakat dan<br />
Lembaga Asing dengan melaksanakan 21 kali pemantauan dan<br />
pendataan WNA/WNI keturunan dan 2 kali Pemantauan dan<br />
pendataan lembaga asing, 5 kali Forum Kewaspadaan Dini<br />
Masyarakat, 1 kali Peningkatan Kapasitas Linmas tingkat kabupaten<br />
dengan peserta 110 orang, 1 kali peningkatan Linmas tingkat<br />
kecamatan dengan peserta 935 orang.<br />
e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana melalui kegiatan<br />
Pengadaan Sarana dan Prasarana PBK dengan hasil tersedianya<br />
pakaian kerja PBK 22 buah, peralatan kerja baju tahan api 1 buah, 1<br />
buah breathing aparatus, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kerja<br />
dengan hasil perawatan 3 buah mobil pemadam kebakaran, perawatan<br />
2 buah mobil tangki air serta perawatan 31 buah tabung Alat Pemadam<br />
Api Ringan (APAR).<br />
f. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan<br />
kegiatan Bintek dan Seminar Korsik Pemda <strong>Sleman</strong> dengan hasil<br />
terlaksananya 28 kali kegiatan korsik dan 12 kali latihan korsik<br />
g. Program Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan Capaian<br />
Kinerja dan Keungan melalui kegiatan Penyusunan Perencanaan<br />
Kerja SKPD dengan 1 dokumen Rencana Kerja SKPD tahun 2010,<br />
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Kinerja SKPD<br />
dengan hasil 12 laporan bulanan 1 laporan tahunan 1 RKT dan LAKIP,<br />
30 kali monitoring dan evaluasi kegiatan dinas tahun 2009,<br />
Penyusunan Pelaporan Keuangan dan Realisasi Anggaran dengan<br />
hasil 3 RKA dan DPA SKPD, 12 kali penyusunan laporan keuangan, 1<br />
dokumen penyususnsn rekapitulasi anggaran selama 5 tahun, 1 kali<br />
penyusunan LPJ keuangan.<br />
525
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
h. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik melalui kegiatan<br />
Pengelolaan Izin HO dengan menerbitkan 2.150 ijin HO, penerimaan<br />
daerah dari ijin gangguan sebanyak Rp.846.885.000,-,<br />
Pengendalian Izin Gangguan dengan hasil 10 kali penyelesaian<br />
permasalahan perijinan terhadap 10 jumlah kasus, 10 kegiatan<br />
pengawasan dan pengendalian ijin gangguan.<br />
i. Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum dengan<br />
kegiatan Penyuluhan Hukum dengan melaksanakan coaching clinic<br />
PPNS sebanyak 4 kali dengan peserta 200 orang, pemberdayaan<br />
gugus tugas PPNS 9 kali dengan peserta 40 orang, pengiriman 2<br />
orang peserta bintek PPNS, 7 kali pendalaman penegakan perda yang<br />
bersangsi dengan peserta 280 orang, 16 kali pendataan/inventarisasi<br />
pelanggaran perda, 7 kali sosialisasi perda bersangsi.<br />
j. Program Pembentukan Produk Hukum, Penegakan Hukum dan HAM<br />
dengan kegiatan Operasional PPNS terhadap pelanggaran Perda<br />
dengan melakukan 25 kali penyidikan PPNS pelanggaran Perda<br />
(Wasdal), operasi yustisi dengan hasil 15 sidang dipengadilan, 4<br />
sidang ditempat dan 2 penyidikan acara biasa, 5 kali pembinaan<br />
pelanggaran perda terhadap 125 pelanggar perda, tindaklanjut putusan<br />
sidang pengadilan sebanyak 10 kali, kegiatan Operasi Penertiban<br />
dengan penertiban PKL sebanyak 60 kali, Evakuasi PKL 15<br />
kali,Pendataan PKL 20 kali, operasi spanduk dan reklame liar 15 kali,<br />
operasi pekat 11 kali, operasi gepeng, Anjal, dan Orgil 8 kali.<br />
Kendala atau hambatan dan penanggulangannya dalam penyelenggaraan<br />
ketentraman dan ketertiban umum untuk tahun 2008 antara lain yaitu:<br />
a. Denda yang diputuskan hakim bagi pelanggar Perda (contoh Perda<br />
IPPT, Perda Miras dan Perda Ijin Gangguan) sangat ringan, sehingga<br />
menyebabkan tidak terpenuhinya rasa keadilan masyarakat dan tidak<br />
ada efek jera kepada pelaku pelanggar Perda.<br />
b. Keterbatasan kuantitas dan kualitas aparat penegak Perda (PPNS),<br />
solusinya dengan memberikan kewenangan yang lebih besar kepada<br />
526
Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />
Tahun Anggaran 2009<br />
kecamatan, sehingga kecamatan bisa membantu fungsi pemerintahan<br />
daerah khususnya penegakan Peraturan Perundang – undangan.<br />
5. Keikutsertaan aparat keamanan dalam penanggulangan<br />
Dalam pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum selalu<br />
berkoordinasi dan melibatkan instansi terkait dalam penanganannya,<br />
sehingga penanganan ketentraman dan ketertiban dapat dilaksanakan<br />
secara optimal. Aparat yang terlibat meliputi: PPNS, Kepolisian, Polisi<br />
Pamong Praja, dan aparat instansi terkait.<br />
6. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />
Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan<br />
Ketentraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong> sebesar Rp6.445.344.325,00 Dalam<br />
pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar<br />
Rp5.589.938.588,00 atau sebesar 86,73%<br />
527