08.02.2013 Views

Bab V Tugas Umum Pemerintahan - Pemerintah Kabupaten Sleman

Bab V Tugas Umum Pemerintahan - Pemerintah Kabupaten Sleman

Bab V Tugas Umum Pemerintahan - Pemerintah Kabupaten Sleman

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BAB V<br />

TUGAS UMUM PEMERINTAHAN<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, pelaksanaan tugas umum<br />

pemerintahan menggunakan asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan<br />

negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,<br />

akuntabilitas, efisiensi, dan asas efektivitas. Sebagai implementasi pelaksanaan<br />

tugas umum pemerintahan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dilaksanakan kegiatan-kegiatan<br />

sebagai berikut:<br />

A. Kerjasama Antar Daerah<br />

Kerjasama antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan daerah lain<br />

dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik terutama di<br />

wilayah perbatasan dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan untuk<br />

mewujudkan kepentingan bersama. Kerjasama antar daerah juga dimaksudkan<br />

untuk mengatur beberapa kepentingan antar daerah, diantaranya kerjasama<br />

penanganan dan pengembangan wilayah perbatasan antar <strong>Kabupaten</strong>/Kota<br />

dalam hal peningkatan kualitas pelayanan prasarana dan sarana<br />

perekonomian, kesehatan, pendidikan dan sosial di wilayah perbatasan antar<br />

<strong>Kabupaten</strong>/Kota dalam satu Provinsi maupun antar Provinsi. Hal ini<br />

disebabkan karena keterpaduan pengaturan dalam penyelesaian<br />

permasalahan maupun dalam pengembangan potensi yang ada di wilayah<br />

perbatasan <strong>Kabupaten</strong>/Kota perlu mendapat prioritas dalam berbagai sektor<br />

pembangunan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan<br />

kesejahteraan rakyat di wilayah perbatasan.<br />

Wilayah perbatasan disatu sisi memiliki potensi untuk di kembangkan, di sisi<br />

lain memiliki permasalahan yang memerlukan keterpaduan antar daerah dalam<br />

penyelesaiannya, maka diperlukan adanya optimalisasi kerjassama di bidang<br />

ekonomi, sosial, budaya dan fisik prasarana dalam pengelolaan wilayah<br />

perbatasan. Pengelolaan bersama wilayah perbatasan antar daerah<br />

461


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan daya saing wilayah dalam hal<br />

meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya, termasuk<br />

dalam tataran kebijakan yang terkait investasi, pemasaran maupun promosi<br />

daerah.<br />

Kerjasama antar daerah dilaksanakan tidak hanya untuk mengatasi<br />

permasalahan yang ada khususnya di daerah perbatasan secara efektif dan<br />

efisien juga untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam maupun<br />

sumber daya manusia, dan sinkronisasi program pembangunan serta<br />

mengurangi pengangguran dan tingkat kemiskinan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />

Dasar hukum yang melandasi seluruh kerjasama tersebut adalah :<br />

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 khususnya Pasal 195 sampai<br />

dengan Pasal 198.<br />

2. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama <strong>Pemerintah</strong><br />

Daerah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Insfrastruktur<br />

3. Peraturan <strong>Pemerintah</strong> Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara<br />

Pelaksanaan Kerjasama Daerah.<br />

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk<br />

Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah<br />

5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 120/1730/SJ/2005 Perihal<br />

Kerjasama Daerah.<br />

1. Kerjasama antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan kabupaten<br />

berbatasan<br />

a. Daerah yang diajak kerjasama<br />

Dalam upaya peningkatan koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan<br />

program untuk menentukan kebijakan bersama antar kabupaten<br />

berbatasan, <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> melakukan kerjasama<br />

dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, <strong>Kabupaten</strong> Bantul,<br />

<strong>Kabupaten</strong> Bantul dan <strong>Kabupaten</strong> Magelang.<br />

462


. Dasar Hukum<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Perjanjian Kerjasama bidang teknis antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul merupakan tindaklanjut<br />

Keputusan Bersama antara Bupati <strong>Sleman</strong> dengan Bupati<br />

Gunungkidul Nomor 04/SKB.KDH/A./2004 dan Nomor 125/1023<br />

tentang Kerjasama di Bidang <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>, Pembangunan, dan<br />

Kemasyarakatan.<br />

2) Perjanjian Kerjasama bidang teknis antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Magelang merupakan tindaklanjut<br />

Keputusan Bersama antara Bupati <strong>Sleman</strong> dengan Bupati Magelang<br />

Nomor: 06/Kep.KDH/2000 dan Nomor: 188.4/88/Kep./01/2000<br />

tentang Kerjasama di Bidang <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>, Pembangunan, dan<br />

Kemasyarakatan.<br />

3) Keputusan Bersama Bupati <strong>Sleman</strong> dan Bupati Gunungkidul Nomor<br />

04/SKB.KDH/A./2004 dan Nomor 125/1023 tentang Kerjasama<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

Gunungkidul.<br />

4) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pengairan Pertambangan dan<br />

Penanggulangan Bencana Alam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, Dinas<br />

Pekerjaan <strong>Umum</strong> <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, dan Balai Besar Wilayah<br />

Sungai Serayu-Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Nomor<br />

23/PK.KDH/D/2007, Nomor 600/913 dan Nomor<br />

147/KPTS/SBBWS.SO/2007 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air,<br />

5) Perjanjian kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab<br />

<strong>Sleman</strong> dengan Dinas Pertanian dan Kelautan <strong>Kabupaten</strong> Kulon<br />

Progo Nomor: 24/PK.KDH/D/2008 dan Nomor 147 Th 2008 tanggal<br />

20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan<br />

Masyarakat Veteriner dan Perikanan Budidaya<br />

6) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan<br />

Peternakan <strong>Kabupaten</strong> Bantul Nomor: 26/PK.KDH/D/2008 dan<br />

463


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Nomor 62/Perj/Bt/2008 tanggal 20 Desember 2008 tentang<br />

Peningkatan KualitasTernak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan<br />

Perikanan<br />

c. Bidang yang dikerjasamakan<br />

1) Peningkatan kualitas ternak, kesehatan masyarakat veteriner dan<br />

perikanan budidaya<br />

2) Sumber Daya Air<br />

3) Kesehatan<br />

d. Nama Kegiatan<br />

Kerjasama antar daerah dalam pelaksanaannya dilaksanakan melalui<br />

kegiatan Kerjasama dan Koordinasi antar <strong>Kabupaten</strong>/Provinsi yaitu<br />

Kerjasama dan Koordinasi antar <strong>Kabupaten</strong>/antar Provinsi<br />

e. SKPD Penyelenggaraan<br />

Penyelenggara pembinaan batas wilayah dilaksanakan oleh Bagian<br />

Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Sekretariat Daerah yang bentuk berdasarkan Perda<br />

Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat Daerah<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong><br />

Nomor 23/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi, Penjabaran<br />

<strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut Bagian<br />

Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai tugas melaksanakan analisis dan<br />

penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam<br />

bidang pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut<br />

Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai fungsi:<br />

1) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,<br />

2) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi<br />

daerah,<br />

464


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

3) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,<br />

4) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi wilayah perbatasan,<br />

5) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,<br />

6) Penyelenggaraan tata usaha Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>.<br />

f. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber daya penyelenggara pembinaan batas-batas wilayah adalah<br />

sebagai berikut.<br />

Tabel 5.1. SDM Penyelenggara Kerjasama Antar Daerah<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP 1 2. II 2<br />

3 SMA 2 3. III 12<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 1<br />

5 Strata 1 8<br />

6 Strata 2 4<br />

Jumlah 15 Jumlah 15<br />

Sumber: Bagian Tapem, Sekretariat Daerah<br />

SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 1<br />

orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.<br />

g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Anggaran untuk mendukung kegiatan kerjasama dan koordinasi antar<br />

kabupaten sebesar Rp157.320.000,00 realisasi Rp139.254.125,00 atau<br />

88,52%.<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Jangka waktu kerja sama antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong><br />

Kota, Magelang, Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul adalah 5 tahun.<br />

465


i. Hasil dari Kerjasama<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Pelaksanaan kegiatan kerjasama dan koordinasi antar kabupaten<br />

direalisasikan dengan menindaklanjuti perjanjian Kerjasama<br />

pengelolaan Sumber Daya Air dalam bentuk pembangunan Embung<br />

yang berlokasi di Dusun Kalinongko Lor, Desa Gayamharjo,<br />

Kecamatan Prambanan dan Dusun Kayoman, Desa Serut,<br />

Kecamatan Gedangsari Kab. Gunungkidul. Tujuan pembangunan<br />

embung tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan penyediaan<br />

air baku bagi masyarakat wilayah perbatasan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

dan <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, karena selama ini masyarakat<br />

diwilayah tersebut mengalami kekurang air bersih.<br />

Sesuai dengan tahapan pembangunan Embung Serut yang<br />

tercantum dalam Perjanjian Kerjasama, bahwa :<br />

a) tahun 2008 merupakan tahapan penyusunan Detail Enginering<br />

Design (DED), UKL-UPL, oleh Balai Besar Wilayah Sungai<br />

serayu Opak, pembentukan organisasi pengelola Embung Serut.<br />

b) Tahun 2009 penyediaan lahan oleh <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul<br />

c) Tahun 2010 – 2011 tahap pembangunan konstruksi embung dan<br />

pendanaan menjadi kewajiban Balai Besar Wilayah Sungai<br />

Serayu Opak.<br />

Pembanguan konstruksi bangunan Embung Serut akan dimulai pada<br />

tahun 2010, dan direncanakan akan selesai sesuai jadwal pada<br />

tahun 2011.<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> besama <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

Gunungkidul telah melaksanakan pembebasan lahan dalam rangka<br />

menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan Embung tersebut.<br />

Lahan diwilayah kabupaten <strong>Sleman</strong> yang dibebaskan seluas<br />

4.196,48 m² (25% dari total luas tanah yang direncanakan untuk<br />

pembangunan Embung 16.609 m 2 ). Sedangkan <strong>Pemerintah</strong><br />

466


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

<strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul menyediakan lahan lokasi pembangunan<br />

Embung seluas 8.004,68 m².<br />

2) <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> telah menindaklanjuti perjanjian<br />

kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan Dinas Pertanian dan Kelautan <strong>Kabupaten</strong> Kulon<br />

Progo Nomor: 24/PK.KDH/D/2008 dan Nomor 147 Th 2008 tanggal<br />

20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan<br />

Masyarakat Veteriner dan Perikanan Budidaya serta Perjanjian<br />

Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Bantul Nomor: 26/PK.KDH/D/2008 dan Nomor<br />

62/Perj/Bt/2008 tanggal 20 Desember 2008 tentang Peningkatan<br />

KualitasTernak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Perikanan<br />

Budidaya. Hasil tindaklanjut kerjasama tersebut antara lain :<br />

a) pengawasan kesehatan hewan di pasar , bahan asal hewan dan<br />

produk asal hewan yang dilaksanakan oleh Puskeswan di<br />

wilayah Perbatasan.<br />

b) penerbitan surat keterangan kesehatan hewan terhadap hewan<br />

yang akan keluar dari wilayah daerah<br />

c) pembinaan kesehatan ternak kepada petani ternak dilaksanakan<br />

oleh puskeswan<br />

d) pelaksanaan inseminasi buatan dan pemeriksaan kebuntingan<br />

ternak serta gangguan reproduksi ternak di wilayah perbatasan<br />

e) pencegahan, pengawasan dan pengendalian ternak di perbatasan<br />

f) sosialisasi kepada peternak, pedagang ternak dan pedagang<br />

produk peternakan tentang Surak Keterangan Kesehatan Hewan<br />

(SKKH) dan Surat Keterangan Kesehatan Produk Asal Hewan<br />

g) penyediaan benih dan induk ikan yang tepat jumlah, tepat waktu,<br />

dan berkualitas baik<br />

h) pemberian data dan informasi kebutuhan ikan (konsumsi dan<br />

benih ikan)<br />

467


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

i) pengelolaan kualitas air di perairan umum pada daerah<br />

perbatasan<br />

j) sosialisasi peduli ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal) kepada<br />

masyarakat<br />

3) Penyusunan draft perjanjian kerjasama tentang pelayanan<br />

kesehatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong> Magelang. Secara<br />

substansi draft tersebut memuat pelayanan kesehatan bagi<br />

masyarakat di wilayah perbatasan, terutama masyarakat miskin yang<br />

memerlukan jaminan kesehatan. Pembahasan draft masih akan<br />

dilanjutkan pada tahun 2010, karena pembahasan pada tahun 2009<br />

belum bisa menyelesaiakan hal-hal yang disepakati, karena<br />

perbedaan kebijakan yang diterapkan dua kabupaten dalam<br />

penanganan kesehatan bagi masyarakat miskin.<br />

4) Terlaksananya koordinasi dengan instansi kabupaten yang<br />

berbatasan (Rakortas) sebanyak 4 kali pertemuan. Pertemuan<br />

dilaksanakan dengan <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, <strong>Kabupaten</strong><br />

Magelang, serta dengan seluruh <strong>Kabupaten</strong> Kota Perbatasan pada<br />

forum Rapat Koordinasi yang diadakan pemerintah Provinsi DIY,<br />

dan Rapat Koordinasi pembahasan kerjasama 8 <strong>Kabupaten</strong> Jateng<br />

DIY yang dilaksanakan oleh Bakorwil II Surakarta.<br />

5) Tersusunnya dokumen data base permasalahan perbatasan sebagai<br />

bahan rapat koordinasi perbatasan dalam upaya penyelesaian<br />

bersama dengan kabupaten kota berbatasan<br />

6) Terselesaikannya permasalahan perbatasan di bidang pertanahan<br />

dan sumber daya air di wilayah perbatasan<br />

7) Tersusunnya evaluasi kerjasama antar wilayah perbatasan meliputi<br />

evaluasi seluruh kerjasama antar daerah yang masih berlaku dan<br />

yang telah habis masa berlakunya, sebagai bahan penyusunan<br />

prioritas kegiatan kerjasama pada tahun berikutnya.<br />

468


j. Permasalahan dan Solusi<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Permasalahan kerjasama antar daerah lebih pada perbedaan kebijakan<br />

yang diterapkan para pelaku kerjasama baik ditingkat perencanaan,<br />

penganggaran dan pelaksanaan. Hal tersebut menyebabkan belum<br />

optimalnya pelaksanaan kerjasama, baik perumusan kerjasama baru<br />

maupun implementasi kerjasama yang telah ada. Solusi yang dilakukan<br />

dengan melakukan peningkatan koordinasi secara aktif dan komunikasi<br />

dengan kabupaten lain pelaku kerjasama.<br />

2. Sekretariat Bersama Java Promo<br />

a. Daerah yang diajak kerjasama<br />

Dalam upaya meningkatkan kegiatan bidang pariwisata, <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> melakukan kerjasama dengan 15 <strong>Kabupaten</strong>/Kota di<br />

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yaitu Kab. <strong>Sleman</strong>,<br />

<strong>Kabupaten</strong> Bantul, <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo, <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul,<br />

<strong>Kabupaten</strong> Purworejo, <strong>Kabupaten</strong> Wonosobo, <strong>Kabupaten</strong> Temanggung,<br />

<strong>Kabupaten</strong> Magelang, <strong>Kabupaten</strong> Klaten, <strong>Kabupaten</strong> Karanganyar,<br />

<strong>Kabupaten</strong> Boyolali, <strong>Kabupaten</strong> Kebumen, Kota Yogyakarta dan Kota<br />

Magelang dan <strong>Kabupaten</strong> Semarang yang tergabung dalam Forum Java<br />

Promo. Forum Java Promo dideklarasikan oleh 13 Kab/Kota dan<br />

bertambah anggota yaitu <strong>Kabupaten</strong> Karanganyar (tahun 2006) dan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Semarang (tahun 2008).<br />

b. Dasar Hukum<br />

Pembentukan Sekretariat Java Promo berdasarkan Deklarasi<br />

Kerjasama Pariwisata antara 13 <strong>Kabupaten</strong>/Kota dilingkungan Provinsi<br />

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tanggal 26 Juni<br />

2002 bertempat di Hotel Hyatt, <strong>Sleman</strong>. Selanjutnya Sekber tersebut<br />

dikukuhkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak I Gde<br />

Ardika pada tanggal 21 Mei 2003 di Wonosobo.<br />

469


c. Bidang yang dikerjasamakan<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Pengembangan pariwisata secara bersama-sama dalam 1 wilayah<br />

destinasi pariwisata<br />

2) Pengembangan sarana prasarana penunjang pariwisata<br />

3) Pengembangan produk paket wisata baru yang potensial<br />

4) Pengembangan promosi pariwisata secara terpadu<br />

5) Pengembangan pendidikan dan pelatihan bidang pariwisata.<br />

d. Nama Kegiatan<br />

Kegiatan yang dilaksanakan disebut Kegiatan Pendampingan Java<br />

Promo<br />

e. SKPD Penyelenggara<br />

SKPD penyelenggara kegiatan Java Promo adalah Badan Perencanaan<br />

Pembangunan c.q Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi. Bappeda<br />

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 Tentang<br />

Organisasi Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat<br />

Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur<br />

Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi Bappeda. Bappeda<br />

mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam Penyelenggaraan<br />

<strong>Pemerintah</strong> Daerah di Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah.<br />

Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi mempunyai fungsi yaitu:<br />

1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi pembangunan bidang sosial<br />

dan budaya<br />

2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi bidang ekonomi<br />

f. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber daya manusia penyelenggara kegiatan Java Promo yaitu<br />

Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi yang bertindak sebagai pelaksana<br />

kegiatan harian adalah sebagai berikut:<br />

470


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Tabel 5.2. SDM Penyelenggara Kerjasama Sekretariat Java Promo<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP - 2. II -<br />

3 SMA - 3. III 8<br />

4 Sarmud/D3 1 4. IV 1<br />

5 Strata 1 2<br />

6 Strata 2 7<br />

Jumlah 9 Jumlah 9<br />

Sumber: Bappeda<br />

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan Sekretariat Java Promo<br />

terdiri dari 1 orang PIU eselon II, 1 orang eselon III, dan 2 orang eselon<br />

IV , 6 orang staf serta 3 orang pengarah (SC) dan 2 sekretariat OC.<br />

g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Anggaran untuk mendukung kegiatan Sekretariat Bersama Java Promo<br />

diperoleh dari iuran anggota yang besarnya Rp50.000.000,00 per<br />

<strong>Kabupaten</strong>/Kota per tahun. Untuk Kegiatan Pendampingan Java Promo,<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> menganggarkan dana sebesar Rp140.000.000,00<br />

melalui Pos Bantuan di BPKKD pada tahun 2009. Dana tersebut untuk<br />

mendukung kegiatan Java Promo di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> berupa fasilitasi<br />

dan koordinasi telah terealisasi 100%.<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Jangka waktu kerjasama 15 kabupaten/kota anggota Sekretariat<br />

Bersama Java Promo dalam rangka promosi dan pengembangan<br />

pariwisata serta pembangunan sarana dan prasarana pariwisata<br />

tersebut tidak dibatasi, tergantung keputusan anggotanya. Masa kerja<br />

pengurus Sekretariat Java Promo adalah 3 tahun dan setiap akhir masa<br />

kepengurusan dilaksanakan pemilihan Ketua Sekber. Ketua Sekber<br />

Java Promo selama 2 periode dijabat oleh Sekretaris Daerah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dan masa jabatan periode kedua ini akan berakhir pada tahun<br />

2010. Kantor Sekretariat Java Promo berada di Bidang Ekonomi<br />

Bappeda <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

471


i. Hasil dari Kerjasama<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Kegiatan Sekretariat Bersama Java Promo di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

dilaksanakan dengan koordinasi dan fasilitasi yang menghasilkan:<br />

1) Farm Trip Obyek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) Java Promo 2009<br />

dengan lokasi ODTW Kab. Klaten, Kab. Boyolali, Kab. <strong>Sleman</strong>, Kab.<br />

Wonosobo, Kab. Magelang, Kab. Kulon Progo, Kab. Bantul, dan<br />

Kab. Gunung Kidul. Farm Trip tersebut dimaksudkan untuk<br />

mempromosikan Obyek Daerah Tujuan Wisata Jateng dan DIY.<br />

Kegiatan tersebut diikuti oleh wartawan desk pariwisata dari media<br />

massa Jakarta dan dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan<br />

Kantor Direktorat Jenderal Destinasi Pariwisata Departemen<br />

Kebudayaan dan pariwisata RI pada tanggal 7-9 Desember 2009.<br />

2) Penerbitan Artikel hasil Peliputan Berita tentang Promosi Obyek<br />

Daya Tarik Wisata Java Promo di Rubrik Pariwisata Harian <strong>Umum</strong><br />

Pikiran Rakyat, Bandung (bekerjasama dengan PT Pikiran Rakyat)<br />

sebanyak 15 kali edisi terbit ( atau rata-rata 2 kali per bulan).<br />

3) Forum pertemuan 3 bulanan untuk membahas permasalahan dan<br />

solusi pariwisata lintas daerah anggota Java Promo. Pertemuan 3<br />

bulanan merupakan forum pertemuan antara Kepala Dinas<br />

Pariwisata dan atau Kepala Bappeda dari Kab/Kota anggota Sekber<br />

Java Promo sedangkan pertemuan koordinasi 6 bulanan merupakan<br />

Forum koordinasi Tingkat Bupati/Walikota. Pertemuan pada tingkat<br />

Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Pasriwisata dilaksanakan pada<br />

bulan Oktober di <strong>Kabupaten</strong> Wonosari, Gunung Kidul; sedangkan<br />

pertemuan pada tingkat Bupati/Walikota dilaksanakan pada bulan<br />

Februari di Benteng Van der Wijk, Gombong (Kab. Kebumen).<br />

4) Bekerjasama dengan PT Cipta Nindita Buana menyusun buku Studi<br />

Pengembangan Investasi Java Promo<br />

5) Bekerjasama dengan Jogja Tourism Training Center (JTTC)-UGM<br />

melaksanakan Pelatihan Penyusunan Analisis Kelayakan Obyek<br />

Wisata Bagi Anggota Java Promo. Pelatihan dilaksanakan selama 2<br />

472


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

hari pada tanggal 23-24 Oktober 2009 dan diikuti oleh seluruh<br />

utusan dari daerah anggota Java Promo.<br />

6) Bekerjasama dengan PT Cipta Nindya Grafika dalam Pembuatan<br />

Leaflet dan Booklet ODTW Java Promo.<br />

7) Bekerjasama dengan Pusat Pariwisata UGM dalam pelaksanaan<br />

kegiatan Revisi RPJM Java Promo.<br />

8) Bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI<br />

melaksanakan event Festival Kuliner bertempat di halaman<br />

Ambarukmo Plaza, Kab. <strong>Sleman</strong>. Salah satu jajanan tradisional yang<br />

dipamerkan adalah Apem Terpanjang di dunia yang tercatat dalam<br />

Rekor Muri.<br />

9) Penyelenggaraan Program Pelatihan Website ”Penulisan Rilis Admin<br />

www.javapromo.com”.<br />

10) Pelaksanaan event Travel Dialogue, Promosi Wisata dan Studi<br />

Komparasi serta Studi Pengembangan Investasi Pengembangan<br />

Desa Wisata di Malaysia yang diikuti oleh seluruh utusan daerah<br />

anggota.<br />

11) Pelaksanaan event Travel Dialogue dan Studi Komparasi<br />

Pengembangan Pariwisata di Serang-Banten dan DKI Jakarta.<br />

12) Penyusunan Paket Wisata Java Promo.<br />

j. Permasalahan dan Solusi<br />

Permasalahan yang dihadapi pada tahun 2009 adalah ketidaksamaan<br />

komitmen karena adanya perubahan personil dengan adanya promosi,<br />

mutasi dalam tubuh birokrasi yang mengikuti perubahan SOTK<br />

berdasarkan PP 41/2007 yang berdampak pada perubahan personil<br />

yang ditugaskan dalam forum Sekber Java Promo. Seringkali<br />

perubahan personil ini tidak diikuti dengan pewarisan nilai/semangat<br />

awal pembentukan Java Promo, yang berdampak pada proses<br />

pelaksanaan komitmen diantara anggota Java Promo yang lebih<br />

panjang. Solusi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan<br />

koordinasi dan komunikasi.<br />

473


k. Hal-hal Lain<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Perlunya dibahas dan disiapkan regenerasi kepengurusan Sekber<br />

karena Kab <strong>Sleman</strong> sudah 2 kali menjabat sebagai Ketua sekber.<br />

3. Sekretariat Bersama Kartamantul<br />

a. Daerah yang diajak Kerjasama<br />

Kartamantul adalah Kerjasama antara 3 daerah di lingkungan Provinsi<br />

DIY, yaitu Kota Yogyakarta, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong> Bantul<br />

dalam bidang pengelolaan sarana dan prasarana perkotaan. Kerjasama<br />

tersebut dibentuk dalam rangka mengatasi permasalahan-<br />

permasalahan yang muncul di wilayah aglomerasi perkotaan.<br />

b. Dasar Hukum<br />

Dasar Hukum yang mendasari Kerjasama Sekber Kartamantul adalah:<br />

1) Perjanjian Nomor 04/Perj/BT/2001, Nomor 38/Kep. KDH/2001 dan<br />

Nomor 3 tahun 2001 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama<br />

Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perkotaan antara Kota<br />

Yogyakarta, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong> Bantul.<br />

2) Keputusan Bersama Walikota Yogyakarta, Bupati <strong>Sleman</strong> dan Bupati<br />

Bantul Nomor 1/SKB.KDH/A/2009; Nomor 27 tahun 2009; Nomor<br />

01/SKB/2009 tentang Perubahan Keputusan Bersama Bupati<br />

<strong>Sleman</strong>, Bupati Bantul dan Walikota Yogyakarta Nomor :<br />

1/SKB.KDH/A/2008; Nomor 1177 A tahun 2008; Nomor :<br />

01/SKB/2008 tentang Pengangkatan Ketua, Sekretaris dan<br />

Bendahara Sekretariat Bersama Kartamantul Periode 2008-2010.<br />

c. Bidang Kerjasama<br />

Bidang yang dikerjasamakan meliputi pengelolaan sarana dan<br />

prasarana perkotaan khususnya pada 7 sektor, yaitu: persampahan, air<br />

limbah, air bersih, jalan, transportasi, drainase dan tata ruang.<br />

474


d. Nama Kegiatan<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Sekretariat Bersama Yogyakarta, <strong>Sleman</strong> dan Bantul (Sekber<br />

Kartamantul).<br />

e. SKPD Penyelenggara Kerjasama<br />

SKPD penanggungjawab kegiatan kerjasama Kartamantul adalah<br />

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah cq Bidang Perencanaan<br />

Perkotaan. Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12<br />

Tahun 2003 Tentang Organisasi Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor<br />

34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong><br />

Pokok dan Fungsi Bappeda. Bappeda mempunyai tugas pokok<br />

membantu Bupati dalam Penyelenggaraan <strong>Pemerintah</strong> Daerah di<br />

Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah. Bidang Perencanaan<br />

Perkotaan mempunyai fungsi yaitu :<br />

1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi tata ruang perkotaan<br />

2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi sarana dan prasarana<br />

perkotaan<br />

3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi lingkungan hidup<br />

f. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber daya manusia dalam pendukung penyelenggaraan kerjasama<br />

Sekber Kartamantul adalah sebagai berikut:<br />

Tabel 5.3. SDM Penyelenggara Kerjasama Kartamantul<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP - 2. II -<br />

3 SMA - 3. III 8<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 3<br />

5 Strata 1 5<br />

6 Strata 2 6<br />

Jumlah 11 Jumlah 11<br />

Sumber: Bappeda<br />

475


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan kerjasama kartamantul<br />

terdiri dari 1 orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang<br />

eselon IV serta 7 orang staf.<br />

g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Anggaran pelaksanaan kegiatan Sekber Kartamantul dari iuran para<br />

anggota. Anggaran yang berasal dari APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> pada<br />

tahun anggaran 2009 untuk Kegiatan penunjangan Sekber Kartamantul<br />

sebesar Rp 40.000.000,- realisasi sebesar Rp.37.649.000 (94,12%)<br />

dan sebesar Rp150.000.000,00 per daerah untuk iuran operasional<br />

Sekber Kartomantul. Iuran untuk biaya operasional dan pemeliharaan<br />

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan sebesar Rp547.563.000,-<br />

atau kurang lebih 21% dari total kebutuhan Rp2.602.900.000,-. Besaran<br />

iuran didasarkan pada volume dan berat sampah yang dibuang di TPA<br />

Piyungan. Sedangkan sharing dana untuk operasional dan<br />

pemeliharaan IPAL-Sewon sebesar Rp20.000.000,00 dari total<br />

Rp1.512.451.520,- dana yang dibutuhkan.<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Pada dasarnya jangka waktu kerjasama Sekretariat Bersama<br />

Kartamantul dilakukan sepanjang diperlukan dan masa kerja<br />

kepengurusan selama 2 tahun. Saat ini kepengurusan Sekber<br />

Kartamantul dipegang oleh <strong>Kabupaten</strong> Bantul.<br />

i. Hasil kerjasama<br />

Persampahan<br />

1) Pengelolaan persampahan di TPA Piyungan, Bantul dengan<br />

pembagian (sharing) pembiayaan berdasarkan volume sampah<br />

yang dibuang oleh masing-masing anggota.<br />

2) Penanganan masalah sampah illegal terutama di wilayah<br />

aglomerasi perkotaan/perbatasan<br />

476


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

3) Kerjasama dengan Shimizu Corporation pengelolaan proyek Clean<br />

Development Mechanism (CDM) Penangkapan Gas Metana.<br />

4) Pengolahan Lindi<br />

5) Pengingkatan dan pemeliharaan sarana prasarana drainase, talud,<br />

jalan dan kolam maturasi (kerjasama dengan Satker PLP Provinsi<br />

DIY)<br />

6) Evaluasi kelengkapan Armada Angkut Sampah.<br />

7) Review Perjanjian Kerjasama Pengelolaan TPA Piyungan.<br />

8) Peningkatan kinerja Pengelolaan TPA<br />

9) Pembahasan dan Evaluasi Biaya Operasional dan Pemeliharaan<br />

TPA Piyungan.<br />

Air Limbah<br />

1) Pembahasan dan evaluasi Biaya Operasional dan Pemeliharaan<br />

IPAL Sewon.<br />

2) Pembahasan Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Limbah<br />

3) Review Perjanjian Kerjasama Pengelolaan IPAL Sewon<br />

4) Pengembangan jaringan pipa induk, saluran sekunder dan tersier air<br />

limbah<br />

5) Review Master Plan Air Limbah Kawasan Perkotaan Yogyakarta<br />

(APY)<br />

6) Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Air limbah Perkotaan<br />

7) Penyiapan dokumen Municipal Sewerage Management & Health<br />

Project (MSMHP).<br />

Air Bersih<br />

1) Sinkronisasi Pemanfaatan Sumber Air Baku untuk wilayah<br />

Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY)<br />

2) Koordinasi untuk peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih<br />

3) Sinkronisasi peningkatan sarana dan prasarana untuk perbaikan<br />

sistem jaringan perpipaan dan distribusi air bersih yang kontinyu.<br />

477


Transportasi<br />

1) Perencanaan Bersama Kereta Api Komuter<br />

2) Sinkronisasi Jaringan Angkutan barang<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

3) Penertiban Jalan <strong>Kabupaten</strong> (Khususnya daerah Kronggahan).<br />

Tata Ruang<br />

1) Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Perkotaan<br />

2) Sinkronisasi Peta (digitasi) untuk Perencanaan Penataan Ruang<br />

APY<br />

Drainase<br />

1) Review Master Plan Drainase Kawasan Perkotaan Yogyakarta<br />

2) Sinkronisasi Perrencanaan dan Penganggaran Pengelolaan<br />

Drainase<br />

3) Sikronisasi Pelaksanaan Pelumpuran Drainase<br />

4) Sinkronisasi Pembangunan Sudetan Drainase<br />

5) Normalisasi dan Optimalisasi Saluran Penggelontor dari Wilayah<br />

UGM menuju Kota Yogyakarta<br />

6) Normalisasi Saluran Kali Belik (Perbatasan <strong>Sleman</strong> dan yogyakarta)<br />

7) Penanganan genangan air di kawasan Ambarukmo<br />

8) Penanganan dan Rehabilitasi drainase di jalan Kusumanegara<br />

Jalan<br />

(Perbatasan Yogyakarta dan Kab Bantul)<br />

1) Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pengelolaan jalan<br />

2) Sinkronisasi pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan<br />

3) Sinkronisasi sempadan dan ROI jalan<br />

4) Sinkronisasi Ijin Pemanfaatan Jalan<br />

j. Permasalahan dan Solusi<br />

Beberapa permasalahan yang muncul dalam kerjasama Kartamantul<br />

adalah :<br />

478


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Perencanaan program dan penganggaran dari anggota Sekber<br />

Kartamantul sering tidak sinkron.<br />

2) Orientasi standar capaian suatu sektor kualitasnya sering tidak<br />

selaras antar anggota.<br />

3) Belum sinkronnya utilitas pendukung (yang eksisting).<br />

4) Belum sinkronnya standarisasi dan regulasi termasuk perijinan di<br />

suatu daerah<br />

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah<br />

dengan meningkatkan konsultasi dan koordinasi guna tercapainya<br />

sinkronisasi perencanaan, penganggaran dan kegiatan serta melakukan<br />

pembahasan bersama.<br />

k. Hal-hal lain<br />

1) Sejak tahun 2008 kerjasama Sekber Kartamantul diperluas dengan<br />

menambah kerjasama pada bidang tata ruang dan pengembangan<br />

kapasitas<br />

2) Wacana dari Pemkab <strong>Sleman</strong> untuk memperluas bidang kerjasama<br />

Sekber Kartamantul dengan tambahan sektor yang baru yaitu<br />

pengelolaan sampah non rumah tangga (sampah spesifik) yaitu<br />

sampah industri termasuk limbah rumah sakit dan B3.<br />

3) Adanya pengembangan kelembagaan di Provinsi DIY yaitu SOTK<br />

baru Balai IPAL sehingga nantinya perlu ada pembagian peran<br />

antara kegiatan yang ditangani Sekber Kartamantul dan yang<br />

ditangani Balai lPAL.<br />

4) Besarnya pembagian hasil penjualan Gas Methane masih terus<br />

dinegosiasikan antara daerah anggota Sekber dengan pihak<br />

Shimizu.<br />

479


B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1. Pendampingan Sustainable Capacity Building For Decentralization<br />

(SCBD).<br />

a. Mitra yang diajak Kerjasama<br />

Mitra <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dalam rangka Penyelenggaraan<br />

Sustainable Capacity Building For Decentralization adalah Asian<br />

Development Bank (ADB) melalui kantor pusat manajemen proyek<br />

SCBD di Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Departemen Dalam<br />

Negeri. Sebagai pelaksana kegiatan adalah service provider<br />

konsorsium pemenang tender yaitu PT Widya Graha Asana (PT WGA),<br />

Jakarta berasosiasi dengan Pusat Studi Perencanaan Pembangunan<br />

Regional (PSPPR) UGM dengan Center for Economic and Information<br />

System Studies (CEISS).<br />

b. Dasar Hukum<br />

1) Loan Agreement antara <strong>Pemerintah</strong> Indonesia dan Asian<br />

Development Bank (ADB) Nomor Loan 1964-INO yang berlaku<br />

efektif mulai tanggal 5 September 2003,<br />

2) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 193.05-180 Tahun 2002<br />

Tentang Keanggotaan dan Tata Kerja Komisi Penyelenggaraan<br />

Bantuan ADB dalam rangka Peningkatan Kapasitas <strong>Pemerintah</strong><br />

Daerah.<br />

3) Keputusan Mendagri Nomor 050/222 Tahun 2005 Tentang CBAP 14<br />

<strong>Kabupaten</strong>/Kota Pelaksana SCBD, termasuk di dalamnya Kab.<br />

<strong>Sleman</strong><br />

4) Surat Mendagri Nomor 050/185/OTDA Perihal Penetapan 14<br />

<strong>Kabupaten</strong>/Kota lokasi SCBD Tahap I.<br />

c. Bidang yang dikerjasamakan<br />

Bidang yang dikerjasamakan adalah lintas sektor dalam rangka<br />

pengembangan kapasitas pemerintahan daerah yang berkelanjutan<br />

480


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

untuk desentralisasi yang meliputi kerangka strategi/kebijakan,<br />

perkuatan kelembagaan, manajemen SDM, peningkatan SDM,<br />

keuangan dan penganggaran.<br />

d. Nama Kegiatan<br />

Kegiatan Peningkatan Kapasitas <strong>Pemerintah</strong> Daerah yang<br />

Berkelanjutan (Pendampingan SCBD-DP)<br />

e. SKPD Penyelenggaraan Kerjasama<br />

SKPD yang bertanggungjawab untuk penyelenggaraan kegiatan<br />

Sustainable Capacity Building for Decentralization (SCBD) adalah<br />

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) cq. Bidang<br />

Teknologi dan Kerjasama. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati<br />

<strong>Sleman</strong> Nomor 34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur Organisasi,<br />

Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi Bidang Teknologi dan Kerjasama<br />

Bappeda, adalah sebagai berikut :<br />

1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi ilmu pengetahuan dan<br />

teknologi<br />

2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi kerjasama<br />

3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi data dan informasi<br />

f. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber Daya Manusia Penyelenggaraan Kegiatan Pendampingan<br />

SCBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Tahun 2009 adalah sebagai berikut:<br />

Tabel 5.4. SDM Penyelenggara Kerjasama SCBD<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP - 2. II -<br />

3 SMA 4 3. III 8<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 3<br />

5 Strata 1 3<br />

6 Strata 2 4<br />

Jumlah 11 Jumlah 11<br />

Sumber: Bappeda<br />

481


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan SCBD terdiri dari 1<br />

orang PIU eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang eselon IV, dan 7<br />

orang staf.<br />

g. Alokasi dan Realisasi Anggaran<br />

Kegiatan SCBD dibiayai oleh <strong>Pemerintah</strong> Pusat pada tahun 2009<br />

dengan dasar DIPA Nomor: 2322.0/010-07.4/-/2009 dengan alokasi<br />

anggaran sebesar Rp4.495.708.000,-, anggaran tersebut terealisasi<br />

Rp2.341.667.926,- (52,087%). Untuk kegiatan pendampingan SCBDP<br />

dialokasikan anggaran sebesar Rp925.000.000,- dari APBD dengan<br />

realisasi penggunaan sebesar Rp830.314.066 (89,68%). Kegiatan<br />

SCBD Kab. <strong>Sleman</strong> sesuai kontrak, selama 3 tahun dengan ketentuan<br />

berkelanjutan, yang didanai dari APBN/ADB Loan No. 1965-INO<br />

sebesar 80% dan APBD (pendampingan) 20 % sehingga capaian<br />

kinerja SCBDP Kab <strong>Sleman</strong> secara fisik sudah sebesar 100& dengan<br />

capaian keuangan sebesar 95%. Besarnya dana yang bias diserap dari<br />

APBD ini karena menyesuaikan dengan dana APBN/loan yang dapat<br />

dicairkan.<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Jangka waktu kerjasama adalah 5 tahun terhitung sejak<br />

ditandatanganinya kontrak antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

dengan pemenang tender (PT WGA) dengan Nomor:<br />

026/SCBD/56/CSC/2006 tanggal 7 Nopember 2006.<br />

i. Hasil dari Kerjasama<br />

1) Terlaksananya peningkatan SDM <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> berupa<br />

pendidikan dan pelatihan mulai eselon II, III, IV dan Staf sebanyak<br />

27 Jenis diklat.<br />

2) Terbangunnya SIM Perijinan terpadu sebanyak 44 jenis SIM<br />

3) Terbangunnya SIM Penanggulangan Kemiskinan.<br />

482


4) Tersusunnya pedoman pengelolaan Tanah Kas Desa<br />

5) Audit Kinerja Pemkab <strong>Sleman</strong><br />

6) Survei Kepuasan Pelanggan (masyarakat).<br />

j. Permasalahan dan Solusi<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Permasalahan dalam pelaksanaan SCBD yang menyebabkan target<br />

keuangan dan kegiatan tidak tercapai sesuai dengan rencana adalah:<br />

pencairan dana Loan ADB No. 1964-INO di KPPN Khusus VI Jakarta<br />

cukup rumit dan membutuhkan waktu lama.. Hal tersebut dikarenakan<br />

adanya ketentuan bahwa kegiatan harus selesai dilaksanakan dahulu<br />

dan harus ada berita acara serah terima out put kegiatan dari service<br />

provider ke unit pelaksana proyek (PIU) SCBDP.<br />

2) Birokrasi pencairan uang yang panjang. Proses pencairan keuangan<br />

dimulai dari service provider ke PIU SCBDP kemudian diajukan ke<br />

kantor pusat (CPMO) SCBDP ADB Loan 1964-INO Ditjend PUOD<br />

Depdagri dilanjutkan ke KPPN Khusus VI Jakarta dan ADB Manila,<br />

setelah disetujui semua pihak baru dapat dicairkan melalui KPPN<br />

Khusus Vi Jakarta yang langsung diterima melalui rekening service<br />

provider/konsultan SCBDP (tanpa melalui Satker).<br />

Solusi yang ditempuh dalam rangka memperlancar pencairan dana<br />

Loan ADB no 1964-INO adalah dengan rmelakukan pencermatan<br />

bersama dokumen pengajuan pencairan (invoice) antara konsultan-<br />

PIU SCBDP Kab <strong>Sleman</strong> dan Bendahara SCBDP di CPMO SCBDP<br />

Depdagri agar tidak ada kesalahan yang akan makin memperpanjang<br />

proses. Disamping itu PIU Kab <strong>Sleman</strong> juga terus melakukan<br />

koordinasi dan pemantauan kepada Konsultan dan ke CPMO SCB-<br />

DP Depdagri.<br />

483


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

2. Peningkatan Kelembagaan dan Kebijakan Pengelolaan Irigasi Sumber<br />

Daya Air/Water Resources and Irrigation Sector Management Project<br />

(WISMP) <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

a. Mitra yang diajak kerjasama<br />

Mitra yang bekerjasama dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dalam<br />

rangka melaksanakan program Water Resources and Irrigation Sector<br />

Management Project (WISMP I) adalah Bank Dunia dan Departemen<br />

Permukiman dan Prasarana Wilayah.<br />

b. Dasar Hukum<br />

1) Undang- undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.<br />

2) Peraturan <strong>Pemerintah</strong> Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi.<br />

3) Surat Departemen Dalam Negeri Nomor 900 /982/IV/Bangda tanggal<br />

4 Agustus 2005 perihal Perlaksanaan WISMP dan Surat Dirjen<br />

Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan <strong>Umum</strong> Nomor<br />

HL/02.02.DJ/554 tanggal 16 Agustus 2005 perihal Program WISMP.<br />

4) Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 233/Kep.KDH/A/2005 Tentang<br />

Unit Manajemen Proyek <strong>Kabupaten</strong> dan Unit Pelaksana Proyek<br />

<strong>Kabupaten</strong> WISMP tanggal 21 Desember 2005.<br />

5) Surat Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 611/02192/2005 tentang Kesanggupan<br />

Pelaksanaan Program WISMP.<br />

c. Bidang Kerjasama<br />

Bidang kerjasama adalah bidang sumber daya air.<br />

d. Nama Kegiatan<br />

Peningkatan Kelembagaan dan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (<br />

WISMP).<br />

e. SKPD penyelenggara kerjasama<br />

SKPD penyelenggara kerjasama ini adalah Badan Perencanaan<br />

Pembangunan Daerah c.q Bidang Perencanaan Perdesaan.<br />

484


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 34/Kep.KDH/2003<br />

Tentang Struktur Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi<br />

Bappeda, Bidang Perencanaan Pedesaan mempunyai fungsi yaitu :<br />

1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi tata ruang perdesaan.<br />

2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi sarana dan prasarana<br />

perdesaan.<br />

3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi lingkungan hidup dan<br />

sumber daya alam.<br />

f. Sumber Daya Manusia<br />

Sumberdaya manusia penyelenggara kegiatan WISMP adalah sebagai<br />

berikut:<br />

Tabel 5.5. SDM Penyelenggara Kerjasama WISMP<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP - 2. II -<br />

3 SMA 1 3. III 10<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 1<br />

5 Strata 1 5<br />

6 Strata 2 5<br />

Jumlah 11 Jumlah 11<br />

Sumber: Bappeda<br />

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan WISMP terdiri dari 1<br />

orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III dan 3 orang eselon IV.<br />

g. Jumlah dan sumber anggaran<br />

Anggaran untuk kegiatan pendampingan WISMP bersumber pada:<br />

1) APBN (DIPA No. 0308.0/999-06.1/-/2009 tanggal 8 juni 2009/4711-<br />

IND/10705701 dengan Kegiatan Pembuatan Perkuatan<br />

kelembagaan Sumber Daya Air Kab <strong>Sleman</strong> dan sub Kegiatan<br />

Penguatan Kelembagaan) yang merupakan loan <strong>Pemerintah</strong><br />

Republik Indonesia dari Bank Dunia yang dihibahkan oleh<br />

485


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

<strong>Pemerintah</strong> Pusat kepada <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> sebesar Rp.<br />

199.907.000,- realisasi sebesar Rp 125.778.600,-<br />

2) APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Tahun Anggaran 2009 sebesar<br />

Rp106.000.000 realisasi sebesar Rp80.381.275,- (75,83%).<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Program Water Resources And Irrigation Sector Management dimulai<br />

tahun 2005 selama 10 tahun. Program ini dilaksanakan di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> mulai tahun 2006.<br />

i. Hasil Kerjasama<br />

1) Hasil kegiatan peningkatan kelembagaan WISMP adalah:<br />

2) Dokumen Profil Sosial ekonomi Teknis Kelembagaan (PSETK).<br />

3) Persiapan Pelaksanaan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) meliputi<br />

: Pelaksanaan Penyadaran Publik<br />

4) Pemberdayaan P3A, Gab P3A dan Induk P3A : Pengadaan Tenaga<br />

Pendamping Masyarakat (TPM) dan TPM <strong>Kabupaten</strong><br />

5) Pembentukan dan Pelatihan P3A dan Induk P3A, Gabungan P3A<br />

dan Induk P3A: Pelatihan dan Penyusunan PSETK dengan Metode<br />

PPKP.<br />

6) Honor untuk Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM).<br />

j. Permasalahan dan Solusi<br />

1) DIPA turunnya terlambat sedangkan kegiatan sudah terjadwal sejak<br />

awal tahun sehingga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan terutama<br />

yang melibatkan pihak lain, seperti Tim Pendamping Masyarakat.<br />

Solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan<br />

koordinasi dan konsultasi ke berbagai instansi/lembaga yang<br />

menaungi kegiatan WISMP (Bappenas, Depkimpraswil, Departemen<br />

Pertanian, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan dan<br />

Bank Dunia).<br />

486


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

2) Penetapan dan sosialisasi perda tentang PPSIP belum dapat<br />

dilaksanakan karena Perda masih dalam pengkajian di Bagian<br />

Hukum Setda<br />

3) Kelembagaan Pengelolaan irigasi (KPI) belum bias dilaksanakan<br />

karena pada saat itu dalam status menunggu penetapan SOTK baru<br />

yang didalamnya antara lain mengatur tentang tugas pokok dan<br />

fungsi lembaga.<br />

k. Hal-hal lain<br />

1) Diharapkan dengan adanya dokumen Profil Sosial Ekonomi Teknis<br />

Kelembagaan (PSETK) dapat menjadi bahan kebijakan pengelolaan<br />

irigasi.<br />

2) Tercapainya Peningkatan Kinerja Pengembangan Sumber daya Air<br />

dan sistem irigasi Partisipatif dapat mewujudkan optimalisasi<br />

kelembagaan Sumber Daya Air.<br />

3. Kerjasama Lainnya<br />

Kerjasama Pembangunan dilakukan melalui perencanaan dan<br />

pengembangan kerjasama. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka<br />

mengoptimalkan potensi yang dimiliki <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, penyediaan<br />

infrastruktur, peningkatkan pelayanan kesehatan dan perbaikan lingkungan,<br />

pemanfaatan peluang/tawaran kerjasama dari pihak lain untuk mengatasi<br />

masalah-masalah kemiskinan ataupun pengangguran, membantu<br />

menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat maupun untuk<br />

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan kerjasama<br />

dilakukan antara lain dengan identifikasi dan pemetaan potensi dan jenis<br />

serta mitra yang akan diajak dan atau dikerjasamakan dilanjutkan dengan<br />

kegiatan fasilitasi kerjasama dalam rangka match making.<br />

Kegiatan kerjasama dimulai dari identifikasi potensi kerjasamaantar daerah<br />

dan swasta. Hasil identifikasi ini diharapkan bisa ditindaklanjuti dengan<br />

487


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

merealisasikan potensi kerjasama tersebut guna mengoptimalkan sumber<br />

daya yang ada untuk meningkatkan baik pelayanan maupun pembangunan<br />

di Kab. <strong>Sleman</strong>. Selama tahun anggaran 2009 terdapat 57 perjanjian<br />

kerjasama/nota kesepahaman yang dilakukan oleh <strong>Pemerintah</strong> Kab.<br />

<strong>Sleman</strong> dengan pihak lain.<br />

a. Mitra yang diajak Kerjasama<br />

Kerjasama dilakukan dengan pemerintah pusat, baik departemen<br />

maupun lembaga non departemen, lembaga pemerintah lainnya,<br />

perusahaan swasta maupun BUMN serta LSM. Adapun potensi<br />

kerjasama yang diidentifikasi baik instansi pemerintah pusat, daerah<br />

lain maupun lembaga swasta/LSM.<br />

b. Dasar Hukum .<br />

Selama tahun anggaran 2009 terdapat 57 perjanjian kerjasama/nota<br />

kesepahaman yang dilakukan oleh <strong>Pemerintah</strong> Kab. <strong>Sleman</strong> dengan<br />

pihak lain, beberapa yang menonjol diantaranya adalah :<br />

1) Nota Kesepahaman 1/PK.KDH/A/2009 NP-01-01/PNPM Mandiri<br />

Perdesaan/I/2009 2 Januari 2009 antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong> Pusat untuk pembiayaan dan<br />

pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri<br />

Perdesaan (PNPM-Mandiri Perdesaan) berdasarkan asas tugas<br />

pembantuan.<br />

2) Perjanjian Kerjasama No.2/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Akper Karya Husada<br />

tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan<br />

Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Program Pendidikan<br />

Tenaga Kesehatan Akademi Keperawatan Karya Husada<br />

Yogyakarta.<br />

3) Perjanjian Kerjasama No. 3/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Akademi Komputer<br />

488


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

AMIK tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan<br />

Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Program Pendidikan<br />

Tenaga Kesehatan<br />

4) Perjanjian Kerjasama No. 4/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Fakultas Kedokteran<br />

UII tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan<br />

Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Program Pendidikan<br />

Tenaga Kesehatan<br />

5) Perjanjian Kerjasama No.5/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Akademi Analisis<br />

Kesehatan Yogyakarta tentang Peningkatan dan Pengembangan<br />

Mutu Pelayanan Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan<br />

Program Pendidikan Tenaga Kesehatan<br />

6) Perjanjian Kerjasama No. 6/PK.KDH/A/2009 tanggal 2 Maret 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan LSM Sampan<br />

Community tentang Pendampingan bagi Korban Penyalahgunaan<br />

Napza di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

7) Perjanjian Kerjasama No. 10/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009<br />

antara Departemen Pekerjaan <strong>Umum</strong>, <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dan Bremen Overseas Research and Development<br />

Association (Borda) tentang Pelaksanaan Replikasi Program<br />

Sanitasi berbasis Masyarakat.<br />

8) Perjanjian Hibah No.11/PK.KDH.D/2009 tanggal 8 April 2009 antara<br />

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> tentang Hibah DanaDari <strong>Pemerintah</strong> Provinsi Daerah<br />

IstimewaYogyakarta kepada <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

9) Perjanjian Hibah No.12/PK.KDH/D/2009 tanggal 20 April 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Komite Olahraga<br />

Nasional Indonesia (KONI) <strong>Kabupaten</strong><strong>Sleman</strong> tentang Pemberian<br />

Dana Hibah Keolahragaan.<br />

489


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

10) Perjanjian Hibah No.13/PK.KDH/A/2009 tanggal 20 April 2009<br />

antara Pemkab. <strong>Sleman</strong> dengan Kodim 0732 <strong>Sleman</strong> tentang<br />

Pemberian Hibah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).<br />

11) Perjanjian Kerjasama No. 14/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Muara Jambi Provinsi Jambi tentang Penyelenggaraan<br />

Program Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi Sungai Gelam<br />

Baru SP 4 <strong>Kabupaten</strong> Muara Jambi Provinsi Jambi.<br />

12) Perjanjian Kerjasama No. 15/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Sawahan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.<br />

13) Perjanjian Kerjasama No. 16/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Jejangkit<br />

<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan<br />

14) Perjanjian Kerjasama No.17/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Muko-Muko Provinsi Bengkulu tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Lubuk<br />

Talang, Kecamatan Malin Deman <strong>Kabupaten</strong> Muko-Muko Provinsi<br />

Bengkulu.<br />

15) Perjanjian Kerjasama No. 18/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Boul Provinsi Sulawesi Tengah tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Desa<br />

Kokabuka, <strong>Kabupaten</strong> Boul Provinsi Sulawesi Tengah<br />

16) Perjanjian Kerjasama No. 19/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

490


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

<strong>Kabupaten</strong> Gorontalo Provinsi Gorontalo tentang Penyelenggaraan<br />

Program Transmigrasi di lokasi Desa Puncak, <strong>Kabupaten</strong> Gorontalo<br />

Provinsi Gorontalo<br />

17) Perjanjian Kerjasama No.20/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Polawan<br />

SP.1, <strong>Kabupaten</strong> Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur<br />

18) Perjanjian Kerjasama No. 21/PK.KDH/A/2009 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Sungai<br />

Rambutan SP.2 , <strong>Kabupaten</strong> Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan<br />

19) Perjanjian Kerjasama No.22/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi<br />

Desa Sukomaju, Kecamatan Geragai <strong>Kabupaten</strong> Tanjung Jabung<br />

Timur Provinsi Jambi<br />

20) Perjanjian Kerjasama No. 23/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Sambas Provinsi Kalimantan Barat tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Serat Dyan<br />

SP.2 <strong>Kabupaten</strong> Sambas Provinsi Kalimantan Barat<br />

21) Perjanjian Kerjasama Nomor 26/PK.KDH/A/2009 tanggal 22 Juni<br />

2009 antara Dinas Kesehatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Program<br />

Studi S2 IKM Jurusan Sistem Informasi Kesehatan (SIMKES)<br />

Tentang Penyelenggaraan Pelatihan Sistem Informasi Kesehatan<br />

untuk Analisis Data Kesehatan bagi Kepala Puskesmas dan Staf<br />

Dinas Kesehatan Di tingk. Pemkab <strong>Sleman</strong> 2009.<br />

491


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

22) Perjanjian Kerjasama No. 27/PK.KDH/A/2009 dan No.<br />

2208/Joi.Hy.FH Tanggal 22 Juni 2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong><br />

dengan FH UGM tentang Penempatan Mahasiswa KKN<br />

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat UGM dalam Studi<br />

Pembentukan Regulasi Daerah<br />

23) Perjanjian Hibah No. 29/PK.KDH/A/2009 tanggal 25 Juni 2009<br />

antara Pemkab <strong>Sleman</strong> Dengan Tim Penggerak PKK <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> tentang Pemberian Dana Hibah Pemberdayaan dan<br />

Kesejahteraan Keluarga.<br />

24) Nota Kesepakatan No.30/PK.KDH/D/2009 tanggal 29 Juni 2009<br />

antara Direktorat Jendaral ciptakarya DPURI,<strong>Pemerintah</strong> ProVinsi<br />

DIY, <strong>Pemerintah</strong> Kota Yogyakarta, <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>,<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Bantul tentang Pelaksanaan Program<br />

Metropolitan Sanitation Management & Healthy Project (MSMHP)<br />

di Wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta.<br />

25) Nota Kesepakatan No. 32/PK.KDH/D/2009 tanggal 16 Juli 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan LPPR UGM tentang<br />

Kerjasama Pengujian Contoh Uji Kualitas Lingkungan<br />

26) Nota Kesepakatan No.33/ PK.KDH/D/2009 tanggal 16 Juli 2009<br />

antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Balai Besar Kesehatan Lingkungan<br />

tentang Kerjasama Pengujian Contoh Uji Kualitas Lingkungan<br />

27) Perjanjian No. 37/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009 Penerusan<br />

Hibah antara <strong>Pemerintah</strong> Republik Indonesia dan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> untuk Kegiatan Local Basic Education Capacity<br />

Project<br />

28) Perjanjian N0. 38/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009 Hibah antara<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan komite olahraga Nasional<br />

Indonesia (KONI) <strong>Kabupaten</strong><strong>Sleman</strong> tentang Perubahan Perjanjian<br />

Hibah antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Komite<br />

OlahragaNasional Indonesia (KONI) <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Nomor<br />

492


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

7520/KONI/SLMN/IV/2009, Nomor 12/PK.KDH/A/2009 tentang<br />

Pemberian Dana Hibah Keolahragaan.<br />

29) Perjanjian Kerjasama No. 41/PK.KDH/D/2009 tanggal 28 September<br />

2009 antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Institut<br />

Pertanian ”Stiper” (Instiper” Yogyakarta tentang Pelaksanaan<br />

Program Model Agro Forestry dan budi daya aren<br />

30) Perjanjian Kerjasama No. 42/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 Oktober<br />

2009 antara Badan Geologi Departemen Energi dan Sumberdaya<br />

Mineral, <strong>Pemerintah</strong> Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> tentang Pengelolaan Museum<br />

Gunungapi Merapi di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />

31) Perjanjian Hibah No. 43/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 Oktober 2009<br />

antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Komando Distri Militer 0732<br />

<strong>Sleman</strong> tentang PemberianDana Hibah TNI Manunggal<br />

Membangun Desa (TMMD).<br />

32) Kesepakatan Bersama No. 44/PK.KDH/D/2009 tanggal 5 Oktober<br />

2009 Badan Kepegawaian Negara dan Pemkab <strong>Sleman</strong> Tentang<br />

Kerjasama Penerapan Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik dalam<br />

Sistem Layanan Pegawai Negeri Sipil di kabupaten <strong>Sleman</strong><br />

33) Nota Kesepakatan No.46/PK.KDH/D/2009 tanggal 17 Oktober 2009<br />

antara Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan<br />

UMUM dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Prov. DIY tentang<br />

Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Lingkungan Permukiman<br />

Berbasis Komunitas/ Neighbourhood Development di Desa<br />

Sindumartani Kecamatan Ngemplak <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Prop DIY.<br />

34) Nota Kesepahaman No. 48/PK.KDH/D/2009 tanggal 6 Nopember<br />

2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

tentang KUA<br />

35) Nota Kesepahaman No. 49/PK.KDH/D/2009 tanggal 6 Nopember<br />

2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

tentang PPAS<br />

493


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

36) Perjanjian Kerjasama No. 50/PK.KDH/D/2009 tanggal 12<br />

Nopember 2009 <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Kota Baru Provinsi<br />

Kalimantan Selatan dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Siayuh<br />

Kecamatan Klumpang Barat <strong>Kabupaten</strong> Kota Baru, Provinsi<br />

Kalimantan Selatan<br />

37) Perjanjian Kerjasama No. 51/PK.KDH/D/2009 tanggal 12 Nopember<br />

2009 Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Pemkab Ogan Komering ilir<br />

Prov.Sumatera Selatan tentang Penyelenggaraan Program<br />

Transmigrasi di UPT Simpang Tiga sp 3 Kec.Tulung Selapan<br />

Kab.Ogan Komering Ilir Prov.Sumsel<br />

38) Perjanjian Kerjasama Pemkab No. 52/PK.KDH/D/2009 tanggal 12<br />

Nopember 2009 <strong>Sleman</strong> dengan Pemkab Ogan Komering Ilir<br />

Prov.Sumatera Selatan tentang Penyelenggaraan Program<br />

Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi Tanabang Kecamatan<br />

Muara Karang Kab.Ogan Komering Ilir Prov.Sumsel<br />

39) Perjanjian Kerjasama No.53/PK.KDH/D/2009 tanggal 12 Nopember<br />

2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Pemkab Sambas Prov.Kalbar<br />

tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di UPT Sabung<br />

SP.1 kecamatan Subah, <strong>Kabupaten</strong> Sambas Provinsi Kalimantan<br />

Barat<br />

c. Bidang Kerjasama<br />

Bidang yang dikerjasamakan meliputi bidang pembangunan daerah,<br />

kesehatan, pendidikan, transmigrasi, lingkungan dan pemberdayaan<br />

masyarakat. Hasil Identifikasi potensi kerjasama antar daerah dan<br />

swasta bidang yang direkomendasikan untuk dikerjasamakan meliputi :<br />

meliputi kegiatan pembangunan sarana dan prasarana untuk<br />

mendukung kegiatan budaya, pasar, rekreasi, pendidikan,<br />

pengembangan UKM, terminal, obyek wisata, air minum, jalan;<br />

494


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

pemberdayaan masyarakat, penanganan masalah sosial, pelayanan<br />

dan peningkatan derajat kesehatan dan lingkungan, permodalan,<br />

pendidikan dan pelatihan, permukiman, penginderaan jauh, otomotif,<br />

olah raga, pengelolaan limbah, penanggulangan bencana alam dan<br />

penanggulangan kemiskinan serta keamanan yang direkomendasikan<br />

untuk dapat dilaksanakan bekerjasama dengan kabupaten/ kota di<br />

lingkungan Provinsi DIY dan Provinsi Jawa Tengah, dengan Lembaga<br />

Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN), CV Cihanjuang Inti Teknik,<br />

PT Semen Gresik, PT Pertamina, Indonesia, Netherlands Association<br />

(INA), Akademi Teknik Mesin (ATMI) Surakarta dan dengan berbagai<br />

universitas/perguruan tinggi lain yang ada di <strong>Sleman</strong> atau Yogya.<br />

d. Nama Kegiatan<br />

Identifikasi potensi kerjasama antar daerah dan swasta<br />

e. SKPD Penyelenggara<br />

SKPD penyelenggara Kegiatan Identifikasi Potensi Kerjasama antar<br />

Daerah dan Swasta adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah<br />

cq Bidang Perencanaan Teknologi dan Kerjasama.<br />

f. Jumlah Pegawai, Kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan<br />

Jumlah pegawai pada Bidang Perencanaan Teknologi dan Kerjasama<br />

adalah 12 orang dengan deskripsi sebagai berikut :<br />

Tabel 5.6. SDM Penyelenggara Perencanaan dan Pengembangan Kerjasama<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP - 2. II -<br />

3 SMA 4 3. III 8<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 3<br />

5 Strata 1 3<br />

6 Strata 2 4<br />

Jumlah 11 Jumlah 11<br />

Sumber: Bappeda<br />

495


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan SCBD terdiri dari 1<br />

orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang eselon IV, dan 7<br />

orang staf.<br />

g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Anggaran kegiatan Identifikasi Potensi Kerjasama dengan daerah lain<br />

dan swasta berasal dari APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> tahun 2009 yaitu<br />

sebesar Rp85.350.000,00 realisasi Rp79.566.325,- (93,22%) .<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Jangka waktu kerjasama seperti tersebut dalam poin b) ditentukan<br />

sesuai kesepakatan masing-masing pihak.<br />

i. Hasil (out put) kerjasama<br />

Hasil (out put) dari kegiatan Identifikasi potensi kerjasama antar daerah<br />

dan swasta adalah teridentifikasikannya potensi kerjasama dengan<br />

daerah lain dan swasta sebanyak 50 buah buku. Adapun hasil kegiatan<br />

kerjasama dengan fihak lain selama tahun 2009 yang menonjol adalah :<br />

1) Adanya bantuan /hibah 2 buah unit alat pengolah sampah (pengayak<br />

kompos dan plastic crusher/pencacah plastik) bantuan dari PT<br />

Pertaminana (Persero) senilai Rp.108.000.000,-<br />

2) Terlaksananya Program Transmigrasi swakarsa Mandiri dari Kab<br />

sleman ke beberapa daerah/kabupaten lain di luar Jawa seperti :<br />

Kab. Muara Jambi, Kab. Barito Kuala, Kab. Muko-muko, Kab. Boul,<br />

Kab. Gorontalo, Kab. Kutai Timur, Kab. Ogan Komering Ilir, Kab.<br />

Tanjung Jabung serta Kab. Sambas, Kalimantan Barat.<br />

3) Peningkatan dan Pengembangan mutu pelayanan kesehatan serta<br />

pengembangan program pendidikan tenaga kesehatan.<br />

4) Terlaksananya pembinaan dan atau dukungan kegiatan kepada<br />

berbagai organisasi seperti Sekretariat KORPRI, PKK, PMI, KONI,<br />

496


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

KODIM, Pramuka, dlsbnya serta pembinaan dan dukungan dana<br />

pendidikan bagi berbagai sekolah swasta di Kab. <strong>Sleman</strong>.<br />

5) Penerusan Hibah antara <strong>Pemerintah</strong> Republik Indonesia dan<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> untuk Kegiatan Local Basic<br />

Education Capacity Project<br />

6) Terlaksananya Pengelolalaan Museum Gunung Merapi,<br />

terlaksananya program Agro Forestry dan budi daya aren, program<br />

Metropolitan Sanitation Management and Healthy Project di wilayah<br />

aglomerasi perkotaan, serta terlaksananya pengembangan<br />

permukiman berbasis komunitas.<br />

j. Permasalahan dan Solusi<br />

1) Sistem pengelolaan kerjasama belum terpola secara baku. Hal<br />

tersebut menyebabkan tindak lanjut dari masing-masing<br />

kesepakatan/MoU belum lancar serta adanya kerjasama yang<br />

secara esensial dirasa perlu tapi pada pelaksanaannya belum efektif<br />

karena masing-masing pihak punya sudut pandang berbeda.<br />

Terdapat juga perjanjian kerjasama yang kegiatannya masih terus<br />

berjalan namun sebenarnya jangka waktunya sudah habis. Solusi<br />

yang ditempuh adalah melakukan peningkatkan koordinasi dan<br />

konsultasi serta sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman yang<br />

sama tentang pengelolaan kerjasama serta untuk tindak lanjut dari<br />

kesepakatan yang telah tertuang dalam MoU dan mengusulkan<br />

perlunya Treaty Room serta petugas yang khusus memonitor<br />

kegiatan kerjasama guna memngantisipasi hal-hal seperti tersebut<br />

2) Dalam PP nomor 50 tahun 2007 dinyatakan bahwa dalam rangka<br />

pelaksanaan kerjasama Daerah dapat membentuk Badan Kerjasama<br />

daerah. Sampai saat ini Kab Slemabn belum mewujudkan, oleh<br />

sebab itu dalam rangka efektifitas dan efisiensi kerja sama perlu<br />

dibentuk Badan Kerjasama Daerah.<br />

497


k. Hal-hal lain<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Dari kegiatan diidentifikasi potensi kerjasama dengan daerah lain dan<br />

swasta dapat dilihat bahwa cukup banyak peluang dari berbagai bidang<br />

yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan maupun peningkatan<br />

pelayanan kepada masyarakat <strong>Sleman</strong>, peningkatan kesejahteraan<br />

masyarakat Kab. <strong>Sleman</strong> serta untuk peningkatan sarana prasarana di<br />

Kab. <strong>Sleman</strong> baik dari sisi jumlah fisik maupun peningkatan kualitas dan<br />

pemeliharaannya.<br />

C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal<br />

1. Forum Koordinasi<br />

a. Forum Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda), adalah forum yang<br />

melibatkan unsur kepala dan wakil kepala dari institusi Kejaksaan<br />

Negeri, Kepolisian Resort (Polres), Komando Distrik Militer (Kodim)<br />

dan DPRD.<br />

b. Forum Pengadilan Kejaksaan Kejaksaan dan Kepolisian (Dilkejakpol)<br />

yang melibatkan dari unsur Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, dan<br />

Kepolisian Resort.<br />

2. Materi Koordinasi<br />

Materi koordinasi menyangkut permasalahan-permasalahan daerah<br />

bersifat strategis, yang perlu segera mendapatkan kebijakan bersama dan<br />

melibatkan unsur pimpinan daerah. Secara prinsip koordinasi tersebut<br />

ditujukan untuk menyelaraskan tugas-tugas pelaksanaan<br />

penyelenggaraan pemerintahan meliputi pembinaan hukum, politik,<br />

keamanan ketertiban, sosial kemasyarakatan, dan penanggulangan<br />

bencana, berupa:<br />

a. Peningkatan kewaspadaan daerah terhadap ancaman terorisme<br />

dengan penertiban Kartu Tanda Penduduk serta peningkatan<br />

kepekaan masayarakat terhadap lingkungan dan penciptaan ketertiban<br />

umum yang berkaitan dengan kegiatan mobilitas penduduk.<br />

498


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

b. Kesiapan daerah dalam rangka pelaksanaan pemilu tahun 2009 pada<br />

tahap persiapan, pelaksanaan dan paska pemilu dari teknis<br />

operasional, fasilitasi pemerintah daerah, kesiapsiagaan aparat dan<br />

perkembangan kondisi sosial politik masyarakat serta koordinasi<br />

penyiapan kondisi yang kondusif untuk kegiatan pemilu.<br />

c. Kesiapan daerah dalam rangka persiapan pelaksanaan pemilihan<br />

<strong>Umum</strong> Kepala Daerah yang akan dilaksanakan pada tahun 2010<br />

d. Peningkatan efektifitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)<br />

sebagai salah satu solusi wadah penyelesaian konflik horisontal antar<br />

pemeluk agama,<br />

e. Peningkatan pemahaman dalam rangka pembinaan kebangsaan dan<br />

wawasan kebangsaan,<br />

f. Penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran oleh<br />

masyarakat terhadap ketentuan peraturan daerah dan ketertiban<br />

umum.<br />

g. Upaya pemberantasan korupsi dalam rangka penciptaan aparatur yang<br />

bersih dan bertanggungjawab.<br />

3. Intansi vertikal yang terlibat<br />

a. Kejaksaan Negeri,<br />

b. Pengadilan Negeri,<br />

c. Kepolisian Resort (Polres),<br />

d. Komando Distrik Militer (Kodim),<br />

e. DPRD.<br />

4. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Alokasi anggaran yang disediakan untuk penyelenggaraan koordinasi<br />

dengan instansi vertikal sebesar Rp602.450.000,00 bersumber pada<br />

APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dalam pelaksanaannya anggaran tersebut<br />

dapat direalisasikan sebesar Rp539.782.500,00 atau sebesar 89,60%.<br />

499


5. SKPD Penyelenggara<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Penyelenggara Koordinasi dengan instansi vertikal dilaksanakan oleh<br />

Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> dan Bagian Hukum Sekretariat Daerah. Sesuai<br />

dengan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 23/Kep.KDH/A/2003<br />

tentang Struktur Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta<br />

Tata Kerja Sekretariat Daerah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, Bagian Tata<br />

<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai tugas melaksanakan analisis dan penyiapan<br />

rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam bidang<br />

pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata<br />

<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai fungsi:<br />

a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,<br />

b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi daerah,<br />

c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,<br />

d. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pengembangan perkotaan dan potensi wilayah,<br />

e. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,<br />

f. Penyelengaraan tata usaha Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>.<br />

Bagian Hukum Sekretariat Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan<br />

analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi<br />

dalam bidang hukum. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Hukum<br />

mempunyai fungsi:<br />

a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi penyusunan dan pengkajian peraturan<br />

perundang-undangan,<br />

b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan publikasi dan dokumentasi<br />

hukum,<br />

500


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi penyusunan pertimbangan penyelesaian<br />

permasalahan hukum dan bantuan hukum pemerintah daerah,<br />

d. Pelaksanaan analisis, dan penyiapan bahan, pelayanan administrasi<br />

serta pelaksanaan penyuluhan hukum,<br />

e. Penyelengaraan tata usaha Bagian Hukum.<br />

6. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber daya penyelenggara koordinasi dengan instansi vertikal adalah<br />

sebagai berikut:<br />

Tabel 5.7. SDM Penyelenggara Koordinasi dengan Instansi Vertikal<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP 1 2. II 2<br />

3 SMA 7 3. III 29<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 2<br />

5 Strata 1 17<br />

6 Strata 2 8<br />

Jumlah 33 Jumlah 33<br />

Sumber: Sekretariat Daerah<br />

Pejabat struktural penyelenggaraan koordinasi dengan instansi vertikal<br />

adalah 2 orang pejabat eselon II, 2 orang pejabat eselon III, 2 orang dan 6<br />

orang pejabat eselon IV.<br />

7. Jumlah kegiatan koordinasi yang dilaksanakan<br />

Kegiatan koordinasi dilaksanakan sebanyak 7 kali dalam bentuk<br />

penyelenggaraan forum Rapat Koordinasi daerah sebanyak 5 kali dan<br />

forum Dilkehjakpol sebanyak 2 kali.<br />

8. Hasil dan Manfaat Koordinasi<br />

a. Terwujudnya keselaran dan keterpaduan langkah baik bersama-sama<br />

maupun sendiri oleh masing-masing instansi, sesuai ketugasannya<br />

501


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat terutama dalam<br />

rangka menciptakan keamanan dan ketertiban umum sehingga tercipta<br />

kondisi sosial masyarakat yang kondusif dalam rangka<br />

penyelenggaraan pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum<br />

presiden yang berjalan lancar.<br />

b. Media Komunikasi bersama terhadap kegiatan-kegiatan, sektoral,<br />

koordinatif serta evaluasi terhadap kasus-kasus yang terjadi, sehingga<br />

dapat diambil kebijakan dan tindakan implementatif pemecahan<br />

masalah<br />

c. Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan penyelenggaraan<br />

pemerintahan umum yang ada untuk diambil kebijakan yang dapat<br />

mengakomodasi dari semua kepentingan dan kelancaran pelaksanaan<br />

tugas baik dari <strong>Pemerintah</strong> Daerah, instansi vertikal maupun<br />

kepentingan masyarakat.<br />

d. Mendapatkan informasi dan kebijakan terutama untuk menghadapi<br />

tantangan kondisi di masa depan terutama dalam menghadapi pemilu,<br />

dan meminimalkan konflik-konflik yang ada di masyarakat, serta setiap<br />

permasalahan dapat diupayakan penyelesaiannya secara cepat dan<br />

tepat.<br />

9. Tindaklanjut Hasil Koordinasi<br />

a. Peningkatan kewaspadaan terhadap keberadaan oknum-oknum yang<br />

mauk dalam jaringan terorisme di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> baik<br />

ditingkat RT,RW,Desa, Kecamatan maupun wilayah perbatasan<br />

dengan gerakan kewaspadaan antara lain melalui pendataan<br />

kependudukan, makanisme pelaporan dan koordinasi antar instansi.<br />

b. Peningkatan kewaspadaan dan penciptaan kondisi yang kondusif<br />

dalam persiapan pelaksanaan pemilu kepala daerah oleh semua pihak<br />

masyarakat, pemerintah dan aparat keamanan.<br />

502


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

c. Peningkatan penanganan penyalahgunaan narkoba melalui fasilitasi<br />

operasi bersama dengan Kepolisian maupun melalui pembentukan<br />

Satgas anti Narkoba di desa-desa.<br />

d. Dalam rangka menjaga kerukunan warga antar etnis di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dilaksanakan dengan upaya persuasif dengan inventarisasi<br />

kelompok-kelompok etnis dan mengundang untuk diberikan wawasan<br />

kebangsaan (santiaji). Penyelesaian konflik antar etnis diarahkan untuk<br />

dilaksanakan di tingkat desa, sehingga tidak menjadi peluang konflik<br />

berkembang lebih luas.<br />

e. Pelaksanaan penyidikan oleh PPNS melalui prosedur sesuai ketentuan<br />

yang berlaku untuk menghindari adanya gugatan pra peradilan.<br />

10. Hal-hal lain<br />

Dalam memperlancar jalannya penyelenggaraan pemerintahan yang baik<br />

dan kondusif, koordinasi dengan instansi vertikal secara insidentil selalu<br />

dilakukan untuk menangani permasalahan-permasalahan mendesak.<br />

Disamping itu koordinasi dengan instansi vertikal yang lain juga<br />

dilaksanakan antara lain dengan Kantor Pertanahan, BPS, dan Kantor<br />

Departemen Agama.<br />

D. Pembinaan Batas-Batas Wilayah<br />

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik di wilayah perbatasan<br />

dan menghindari permasalahan dan sengketa batas daerah, <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> pada tahun 2009 melaksanakan kegiatan penanganan<br />

wilayah perbatasan dengan melaksanakan koordinasi instansi kabupaten<br />

yang berbatasan ( Rakortas) sebanyak 4 kali, penyusunan data base<br />

permasalahan perbatasan, penyelesaian permasalahan perbatasan dibidang<br />

sumber daya air dan pertanahan di wilayah perbatasan, serta tersusunnya<br />

evaluasi kerjasama antar wilayah perbatasan.<br />

503


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Dalam rangka menjamin kejelasan batas wilayah secara administratif juga<br />

dilaksanakan kegiatan penegasan batas daerah di perbatasan <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo dan diperbatasan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

dengan Kota Yogyakarta, serta <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong><br />

Gunungkidul.<br />

Penegasan Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong><br />

Gunungkidul dilaksanakan dengan penerimaan Permendagri Nomor 4<br />

Tahun 2009 tentang Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul dengan<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />

Penegasan Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong><br />

Kulonprogo dilaksanakan dengan kegiatan pemeliharaan pilar batas daerah<br />

sebanyak 29 titik, kegiatan tersebut meliputi penelitian dokumen batas,<br />

pelacakan 29 titik batas antara kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan Kab. Kulonprogo<br />

serta pemeliharaan pilar, pembuatan berita acara kesepakatan dan Peta<br />

Koridor penentuan Koordinat Pilar bersama Kab. Kulonprogo dan Provinsi<br />

DIY. Berita Acara dan Peta Koridor telah diajukan sebagai bahan Penyusunan<br />

Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo. Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan Kab. Kulonprogo dan telah diadakan Verifikasi oleh Tim<br />

Penetapan Batas Daerah Tingkat Pusat (TPBDP). Verifikasi meliputi<br />

penelitian kondisi fisik pilar, letak pilar, dokumen pelacakan dan pemasangan,<br />

kesesuaian peta koridor dan koordinat pilar. <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> bersama<br />

<strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo dan Provinsi DIY telah diundang ke Dirjend PUM<br />

Depdagri dalam rangka penyusunan draf Peraturan Menteri Dalam Negeri<br />

tentang Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo dan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>,<br />

ditargetkan pada awal tahun 2010 Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang<br />

Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo<br />

telah selesai dan memiliki kekuatan hukum tetap.<br />

504


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Pada tahun 2009 pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> juga melaksanakan<br />

penegasan batas daerah antar Kecamatan dalam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

meliputi batas wilayah kecamatan Mlati, Seyegan dan <strong>Sleman</strong> dengan<br />

melaksanakan Rapat Koordinasi dan penelitian dokumen batas wialayah<br />

antar kecamatan <strong>Sleman</strong>, Mlati dan Seyegan sebanyak 3 kali, penyusunan 1<br />

set dokumen batas wilayah antar kecamatan dengan pemasangan 99 pilar<br />

batas sementara antar Kecamatan, penentuan garis batas sementara<br />

Kegiatan tersebut diawali dengan penelitian dokumen batas Kecamatan,<br />

sosialisasi, kemudian dilanjutkan survey pelacakan 99 titik batas dan<br />

pemasangan 99 pilar batas sementara.<br />

1. Sengketa Batas Wilayah Desa, Kecamatan, <strong>Kabupaten</strong> dan Provinsi.<br />

Permasalahan batas wilayah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Bantul yang terletak di Blok Tambakbayan, Blok<br />

Tambakkraman Desa Caturtunggal Kecamatan Depok dan Blok Santan,<br />

Desa Caturtunggal Kecamatan Depok yang berbatasan dengan Desa<br />

Banguntapan Kecamatan Banguntapan <strong>Kabupaten</strong> Bantul bermula pada<br />

tahun 2008 <strong>Kabupaten</strong> Bantul mengajukan permohonan kepada Gubernur<br />

DIY agar ada peninjauan kembali tentang keberadaan tiga blok tersebut .<br />

Permasalahan batas wilayah dengan Kota Yogyakarta di wilayah rumah<br />

Sakit Panti Rapih telah selesai dengan keluarnya Peraturan Menteri<br />

Dalam Negeri Nomor 72 tahun 2007 tentang Batas Daerah antara Kota<br />

Yogyakarta dengan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dalam Permendagri tersebut<br />

ditegaskan bahwa sebagian wilayah Rumah Sakit Panti Rapih merupakan<br />

wilayah yang secara administratif termasuk Desa Caturtunggal Kecamatan<br />

Depok. Permendagri tersebut telah dilaksanakan penyesuaian<br />

administrasi pertanahannya sehingga saat ini sebagian tanah di wilayah<br />

rumah sakit Panti Rapih telah didaftarkan di Kantor Pertanahan<br />

505


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 01483<br />

Desa Caturtunggal dengan luas 17.044m 2<br />

2. Solusi yang dilakukan dan tingkat penyelesaian.<br />

Solusi penyelesaian perselisihan batas wilayah yang terletak di Blok<br />

Tambakbayan, Blok Tambakkraman Desa Caturtunggal Kecamatan<br />

Depok dan Blok Santan, Desa Caturtunggal Kecamatan Depok yang<br />

berbatasan dengan Desa Banguntapan Kecamatan Banguntapan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Bantul dengan melakukan kajian dan pengumpulan data-data<br />

yuridis dan historis yang berkaitan dengan sejarah wilayah tersebut, selain<br />

upaya tersebut juga dilakukan koordinasi secara aktif kepada Badan<br />

Pertanahan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, Kantor Pertanahan Provinsi DIY, Biro<br />

Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Provinsi DIY.<br />

Koordinasi dengan instansi teknis terkait di linkungan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

dilaksanakan serta menghasilkan 1 dokumen kajian sejarah<br />

perwilayahan kabupaten <strong>Sleman</strong><br />

Dengan fasilitasi dari <strong>Pemerintah</strong> Provinsi DIY pada tahun 2009<br />

dilaksanakan 2 kali rapat koordinasi membahas upaya penyelesaian<br />

permasalahan 3 Blok tersebut, serta 2 kali rapat koordinasi difasilitasi<br />

DPRD Provinsi DIY, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> telah mengirim data-data yang<br />

menguatkan keberadaan 3 Blok tersebut bagian dari wilayah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong>.<br />

3. SKPD - Batas Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah<br />

Penyelenggara pembinaan batas wilayah dilaksanakan oleh Bagian Tata<br />

<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Sekretariat Daerah. Sekretariat Daerah ini dibentuk<br />

berdasarkan Perda Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat<br />

Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati<br />

<strong>Sleman</strong> Nomor 23/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,<br />

Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut Bagian Tata<br />

506


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai tugas melaksanakan analisis dan penyiapan<br />

rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam bidang<br />

pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata<br />

<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai fungsi:<br />

a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,<br />

b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi daerah,<br />

c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,<br />

d. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi wilayah perbatasan,<br />

e. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,<br />

f. Penyelenggaraan tata usaha Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>.<br />

4. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber daya penyelenggara pembinaan batas-batas wilayah adalah<br />

sebagai berikut:<br />

Tabel 5.8. SDM Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP 1 2. II 2<br />

3 SMA 2 3. III 12<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 1<br />

5 Strata 1 8<br />

6 Strata 2 4<br />

Jumlah 15 Jumlah 15<br />

Sumber: Bagian Tapem, Sekretariat Daerah<br />

SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 1<br />

orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.<br />

507


E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Alam<br />

1. Bencana yang terjadi dan penanggulangan<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

a. Bencana angin kencang, angin lesus dan angin puting beliung<br />

Dalam tahun 2009 di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> terjadi bencana angin<br />

kencang, angin lesus, mengakibatkan kerugian bagi masyarakat<br />

karena sarana umum maupun harta benda masyarakat banyak<br />

mengalami kerusakan. Bencana angin kencang terjadi pada musim<br />

pancaroba. Data menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2009 terjadi<br />

5 kejadian, Februari 2009 terjadi 11 kejadian, Maret 3 kejadian, April 1<br />

kejadian, Mei 4 Kejadian, October 2 kejadian, Nov 3 kejadian, dan<br />

Desember 3 kejadian. Kejadian angin kencang yang paling merugikan<br />

adalah tanggal 24 October 2009 yang mengakibatkan 31 rumah rusak<br />

di kecamatan Ngemplak, Gamping, dan Godean. Kejadian angina<br />

kencang yang juga mengakibatkan kerugian terjadi 26 Mei 2009<br />

merusak 16 rumah, dan 8 Desember 2009 merusak 26 rumah. Angka<br />

estimasi total kerugian akibat bencana angin kencang adalah<br />

Rp129.120.000,00.<br />

b. Bencana Kekeringan<br />

Wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> yang mengalami kekeringan terdiri dari 2<br />

Kecamatan yaitu Kecamatan Prambanan dan Gamping. Di Kecamatan<br />

Prambanan kekeringan terjadi di 3 desa yaitu Wukirharjo (Dusun<br />

Klumprit I, Klumprit 2), Gayamharjo (Dusun Lemahbang, Nawung,<br />

Kalinongko kidul, Jali dan Gayam), dan Desa Sumberharjo (Dusun<br />

Umbulsari A dan B) desa Sambirejo (Dusun Sumberwatu, Dawangsari,<br />

Gedang atas, dan Mlakan). Selain itu kekeringan terjadi di Balecatur<br />

(dusun Sembung), Kecamatan Gamping.<br />

c. Bencana Tanah Longsor<br />

Curah hujan yang cukup tinggi dan durasi yang lama telah memacu<br />

terjadinya tanah longsor di Dusun Gedangbawah, Dusun Sambirejo,<br />

508


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Prambanan. Volume tebing longsor sebesar 6x5x1m. Pada thaun 2009<br />

terjadi 6 kejadian bencana tanah longsor, kesemuanya terjadi di<br />

kecamatan Prambanan. Bencana tanah longsor yang terjadi di<br />

Prambanan ini tidak menimbulkan korban, penanganan material<br />

longsoran dilakukan secara gotong royong oleh warga.<br />

Penanggulangan bencana alam yang dilaksanakan merupakan upaya<br />

dan kegiatan yang dilakukan meliputi langkah-langkah pencegahan,<br />

peringatan dini, mitigasi dan kesiapsiagaan pada saat sebelum terjadinya<br />

bencana, pertolongan, penyelamatan, dan pemberian bantuan pada saat<br />

sebelum terjadinya bencana dan rehabilitasi mental, rehabilitasi dan atau<br />

rekonstruksi sarana prasarana umum/sosial pada saat setelah terjadi<br />

bencana.<br />

Penanggulangan Bencana di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> menggunakan prinsip<br />

menitikberatkan pada pengurangan resiko bencana sehingga sebagian<br />

besar kegiatan berada pada fase pra bencana dan Memadukan mitigasi<br />

fisik dan mitigasi non fisik<br />

Penanggulangan yang dilakukan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> atas<br />

bencana yang terjadi adalah:<br />

a. Saat tanggap darurat/bencana<br />

1) Angin Puting Beliung.<br />

a) Mengerahkan tim reaksi cepat yang dilengkapi dengan gergaji<br />

mesin dan mobil hidrolik untuk membuka jalan akses sehingga<br />

lalulintas normal kembali akibat pohon tumbang yang menutup<br />

jalan.<br />

b) Membawa korban ke rumah sakit dan memberikan santunan<br />

bagi keluarga korban.<br />

509


2) Kekeringan.<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

a) Melakukan droping air bersih sebanyak 375 tangki di wilayah<br />

Prambanan dan Desa Balecatur Gamping yang tidak terjangkau<br />

sistem jaringan air bersih<br />

b) Pengoperasian sistem jaringan air baku Prambanan untuk<br />

memenuhi kebutuhan air bersih.<br />

3) Tanah Longsor.<br />

Mengevakuasi material tanah longsor yang menutup jalan akses.<br />

b. Pra Bencana<br />

1) Sosialisasi Daerah Rawan Bencana.<br />

Untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat<br />

dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang berada pada<br />

kawasan rawan bencana. Sosialisasi tergantung dari sumber<br />

ancaman di masing-masing wilayah, sedang pemateri berasal dari<br />

para ahli dibidang masing-masing. Sosialisasi Daerah Rawan<br />

Bencana dilaksanakan sebanyak 17 kali di 9 kecamatan.<br />

2) Pelatihan<br />

Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia<br />

dibidang penanggulangan Bencana Alam telah dilaksanakan<br />

Pelatihan SAR ( Search And Rescue) untuk meningkatkan<br />

kesiapsiagaan dan mitigasi bencana sebanyak 2 angkatan bagi<br />

60. orang terdiri tas tim SAR air dan SAR Darat, dilaksanakan di<br />

Kaliadem dan Embung Tambangboyo.<br />

3) Gladi Lapang<br />

Gladi lapang pada tahun 2009 dilaksanakan dengan desain<br />

simulasi gempa bumi di komunitas sekolah. Tujuan pelaksanaan<br />

gladi lapang adalah: memberi pengetahuan cara penyelamatan diri<br />

ketika terjadi gempa, memberi pengetahuan karakteristik gempa,<br />

memberi pengetahuan PPGD pada masyarakat/siswa/guru, ,<br />

memberi pengalaman siswa dalam penanganan pasca gempa.<br />

510


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Gladi lapang dilakukan di 2 sekolah yaitu SMP 1 Kalasan, dan SMP<br />

2 Prambanan, dengan melibatkan instruktur sebanyak 40 orang,<br />

guru 80 orang, siswa 1007 orang.<br />

4) Pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC)<br />

Tim Reaksi Cepat merupakan tim multisektor yang merupakan<br />

peningkatan intensitas piket 24 jam. Tim Reaksi cepat hanya<br />

dilakukan pada musim penghujan dimana ancaman bencana pada<br />

umumnya meningkat<br />

5) Pembentukan Naskah Akademik<br />

6) Pembuatan Peta Resiko Ancaman Gunung Merapi<br />

2. Status Bencana<br />

Peta resiko merupakan pedoman kebijakan penanggulangan PB di<br />

Kab. <strong>Sleman</strong>. Peta resiko menggambarkan sumber daya dalam<br />

suatu kawasan yang dapat dipergunakan untuk mengecilkan resiko<br />

akibat terkena bencana. Penilaian resiko yang dilakukan pada<br />

kegiatan tersebut dilaksanakan atas konsep penanggulangan<br />

bencana berbasis masyarakat.<br />

Bencana alam angin ribut dan tanah longsor yang terjadi pada tahun 2009<br />

merupakan bencana alam dengan skala lokal, hal ini dapat dilihat dari<br />

dampak yang ditimbulkan maupun besaran kerugian .<br />

3. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan urusan<br />

Pencegahan dan Penanggulangan Bencana sebesar Rp8.016.093.000,00<br />

dalam pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar<br />

Rp7.210.883.151,00 atau sebesar 89,96%.<br />

4. Antisipasi Daerah dalam menghadapi kemungkinan Bencana<br />

Dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam diperlukan<br />

manajemen penanggulangan bencana alam yang merupakan kegiatan<br />

511


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

yang berkesinambungan dan tersistem baik pada masa pra bencana,<br />

pada saat bencana terjadi maupun pada masa pasca bencana.<br />

Kegiatan tersebut diawali dengan perencanaan kawasan rawan bencana,<br />

pembangunan sarana prasarana, sehingga pada saat bencana sistem<br />

penanggulangan dapat diaktifkan dan diakhiri tahap rekonstruksi dan<br />

rehabilitasi.<br />

Antisipasi terjadinya bencana yang dilakukan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> atas bencana yang terjadi, dilakukan melalui program dan<br />

kegiatan sebagai berikut:<br />

a. Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Mitigasi Bencana meliputi :<br />

1) Operasional Penanggulangan Bencana Alam selama 12 bulan.<br />

2) Sosialisasi Daerah Rawan Bencana sebanyak 17 kali di 9<br />

Kecamatan<br />

3) Operasional dan Pelatihan SAR sebanyak 2 angkatan dengan<br />

peserta .60 orang<br />

4) Pembinaan Pengelolaan Air Baku Kawasan Kekeringan di 2<br />

Kecamatan yaitu Kecamatan Gamping dan Kecamatan Gamping.<br />

5) Gladi Lapang Penanggulangan Bencana Alam selama 4 hari di<br />

bulan Desember 2009.<br />

b. Program Peningkatan Sarana Prasarana dan Sarana Perumahan<br />

Pemukiman meliputi:<br />

1) Pembangunan Museum Gunung Merapi meliputi Pembangunan<br />

Landscape Museum Gunung Merapi, Pembangunan Bangunan<br />

Pendukung (mushola, parkir, pagar dan posjaga), Pengaspalan<br />

area parkir, lampu luar ruang, instalasi Air , plaza, Finishing<br />

Gedung C, Pembuatan Talud, Pagar dan pengaman area Parkir<br />

dan jalan setapak.<br />

2) Pengelolaan Museum Gunung Merapi meliputi pemeliharaan dan<br />

pengelolaan Museum Gunung Merapi selama 2 bulan.<br />

512


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

c. Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Penanggulangan<br />

Bencana meliputi :<br />

1) Operasional dan pemeliharaan 3 unit Bunker dan 2 sistem Early<br />

Warning System berupa 10 unit sirine dan 3 unit Penakar Hujan .<br />

2) Pembangunan Barak Pengungsian berupa Rehabilitasi 1 unit barak<br />

pengungsian di Sumberejo, Tempel.<br />

3) Pembangunan Jalan Akses Evakuasi berupa pembangunan jalan<br />

akses evakuasi Petung-Kaliadem Kecamatan Cangkringan dan<br />

jalan akses evakuasi Petung – Kopeng.<br />

d. Program Pengembangan data, informasi dan statistik daerah melalui<br />

kegiatan pemetaan daerah rawan bencana dengan kegiatan<br />

penyusunan naskah akademis Raperda Penanggulangan Bencana<br />

dengan hasil tersusunnya Naskah akademik Raperda PB merupakan<br />

dasar pembuatan Raperda PB kabupaten <strong>Sleman</strong>. Naskah akademik<br />

Raperda PB memuat kondisi wilayah, gambaran ancaman bencana<br />

yang ada di kab <strong>Sleman</strong>, struktur manajemen bencana yang<br />

menanggulangi kondisi wilayah tersebut, dan mengatur di dalamnya<br />

kelengkapan kelengkapan struktur manajemen bencana<br />

e. Program Peningkatan Keamanan dan Penanggulangan Kebakaran<br />

tersebut dilaksanakan dengan kegiatan pencegahan dan operasional<br />

pemadaman kebakaran dengan melaksanakan penyuluhan dan<br />

pelatihan pemadam kebakaran sebanyak 4 kali, melaksanakan 60 kali<br />

kegiatan pemadaman kebakaran, dan 120 kegiatan kesiap siagaan<br />

Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK), terlaksananya identifikasi<br />

24 obyek rawan kebakaran serta terlaksannya monitoring sarana PBK<br />

sebanyak 48 obyek.<br />

5. SKPD yang menangani<br />

SKPD penyelenggara penanggulangan bencana alam adalah Bidang<br />

Penanggulangan Bencana Alam pada Dinas Pengairan, Pertambangan<br />

dan Penanggulangan Bencana Alam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dinas ini<br />

513


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

dibentuk berdasarkan Perda Nomor 12 Tahun 2003 tentang Organisasi<br />

Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Keputusan Bupati<br />

<strong>Sleman</strong> Nomor 27/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,<br />

Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pengairan,<br />

Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />

Dinas ini memiliki tugas pokok melaksanakan kewenangan bidang<br />

pengairan pertambangan dan energi, dan penanggulangan bencana alam.<br />

Adapun Bidang Penanggulangan Bencana Alam mempunyai tugas<br />

melaksanakan sebagian tugas Dinas Pengairan, Pertambangan dan<br />

Penanggulangan Bencana Alam di bidang penanggulangan bencana alam<br />

dan memiliki fungsi sebagai:<br />

a. Penyelenggaraan dan pemeliharaan sarana dan prasarana<br />

penanggulangan bencana alam<br />

b. Penyelenggaraan dan pembinaan operasi penanggulangan bencana<br />

alam.<br />

c. Penyelenggaraan rehabilitasi pasca bencana alam.<br />

6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan<br />

Sumber daya penyelenggara urusan Pencegahan dan Penanggulangan<br />

Bencana Alam adalah sebagai berikut.<br />

Tabel 5.9. SDM Penyelenggara Penangulangan Bencana Alam<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I 0<br />

2 SMP 0 2. II 2<br />

3 SMA 8 3. III 11<br />

4 Sarmud/D3 0 4. IV 1<br />

5 Strata 1 3<br />

6 Strata 2 3<br />

Jumlah 14 Jumlah 14<br />

Sumber: Dinas P3BA<br />

514


7. Kelembagaan yang dibentuk<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Sesuai Undang-undang No.24 tahun 2007 tentang Penanganan Bencana<br />

dalam penanganan bencana telah dibentuk Tim Satuan Pelaksana<br />

Penanganan Bencana (SATLAK PB) dengan ketugasan melaksanakan<br />

kegiatan upaya penanganan bencana di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />

Berdasarkan Undang-undang No.24 tahun 2007 tentang Penanganan<br />

Bencana maka dibentuklah BNPB (Badan Nasiopnal Penanggulangan<br />

Bencana), kebijakan yang ditetapkan oleh BAKORNAS PB dan Gubernur<br />

Daerah Istimewa Yogyakarta selaku Ketua SATKORLAK PB yang meliputi<br />

tahap-tahap sebelum, pada saat dan sesudah terjadi bencana dan<br />

penanganan pengungsi mencakup kegiatan pencegahan, penjinakan,<br />

kesiapsiagaan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekontruksi.<br />

Susunan organisasi SATLAK PB sebagai berikut:<br />

a. Unsur Pimpinan, terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua<br />

b. Unsur Penunjang, adalah pelaksana harian terdiri dari Ketua, Wakil<br />

Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan bidang-bidang.<br />

c. Bidang Pengamatan dan Perencanaan, terdiri dari Koordinator, Wakil<br />

Koordinator dan Anggota.<br />

d. Bidang penyiapan potensi, operasi dan logistik, terdiri dari Koordinator,<br />

Wakil Koordinator dan Anggota.<br />

e. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi, terdiri dari Koordinator, Wakil<br />

Koordinator dan Anggota.<br />

f. Bidang komunikasi, terdiri dari: Koordinator, Wakil Koordinator dan<br />

Anggota.<br />

g. Satuan Operasi, terdiri dari:<br />

- Satuan <strong>Tugas</strong> Penanganan Bencana (SATGAS PB)<br />

- Unit Operasional Penanganan Bencana (Unit Ops PB)<br />

- Unit Pelaksana Penanganan Bencana (Unit LAK PB)<br />

Dengan keluarnya Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman<br />

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penggulangan Bencana Daerah serta<br />

515


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

pelaksanaan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang<br />

Penanggulangan Bencana, di setiap <strong>Kabupaten</strong> Kota dapat dibentuk<br />

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, tetapi <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

belum mengimplementasikan mewadai ketugasan Penanggunalangan<br />

Bencana pada dinas yang memiliki fungsi yang bersesuaian dengan fungsi<br />

penanggulangan bencana.<br />

Pada tahun 2009 ketugasan penanggulangan Bencana masih diwadahi<br />

dalam ketugasan SKPD Dinas P3BA karena penetapan Perda tindaklanjut<br />

PP Nomor 41 tahun 2007 yakni Perda Nomor 9 tahun 2009 tentang<br />

Organisasi Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> baru<br />

dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2009<br />

Dalam perda tersebut fungsi penanggulangan bencana dilaksanakan oleh<br />

Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, dan Penanggulangan<br />

Bencana<br />

8. Potensi bencana yang diperkirakan terjadi<br />

a. Erupsi Gunung Merapi<br />

Wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> sangat rentan terhadap bencana erupsi<br />

Merapi dan banjir lahar dingin, karena kondisi geologis di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> sebagaian besar berada di Gunung Merapi. didominasi oleh<br />

keberadaan Gunung Merapi. Formasi geologi di <strong>Sleman</strong> dibedakan<br />

menjadi endapan vulkanik, sedimen, dan batu terobosan, dengan<br />

endapan vulkanik memiliki lebih dari 90% dari luas wilayah <strong>Sleman</strong>.<br />

Gunung Merapi di <strong>Sleman</strong> merupakan salah satu gunung teraktif di<br />

dunia. Merapi memiliki karakteristik gunung api stratovolkano yaitu<br />

tubuh gunung api tinggi berbentuk kerucut yang terbentuk dari<br />

endapan awan panas dan lava berselang-seling. Merapi memiliki<br />

periode erupsi yang singkat (terpendek hanya 2 tahun) dapat menjadi<br />

ancaman bahaya bagi kehidupan disekitarnya. Dengan tinggi puncak<br />

516


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

hampir 3000 meter di atas permukaan laut. Awan panas Merapi yang<br />

merupakan bahaya utama dapat meluncur dengan kecepatan sampai<br />

100 km/jam sejauh belasan kilometer.<br />

Merapi memiliki tipe erupsi spesifik yaitu munculnya awan panas<br />

(wedhus gembel). Awan panas inilah sebenarnya merupakan letusan<br />

Merapi yaitu keluarnya sejumlah material magmatik (batu, pasir dan<br />

abu) dan konsentrasi gas sangat tinggi bersuhu ratusan derajat celcius.<br />

Abu yang dikeluarkan akan menyebar menurut arah dan besar angin,<br />

berpotensi merusak tanaman pertanian, mencemarkan air serta<br />

mengganggu pernafasan. Tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan<br />

diri dari awan panas kecuali segera menghindar sejauh mungkin dari<br />

jangkauannya. Awan panas mempunyai daya rusak luar biasa dengan<br />

temperatur yang sangat tinggi sehingga dapat menghancurkan<br />

bangunan.<br />

Daerah rawan bencana awan panas adalah area sejauh 10 km dari<br />

atas puncak Merapi. Jika luncuran kearah barat maka bahaya menuju<br />

Kecamatan Turi dan Kecamatan Tempel. Jika arah luncuran awan<br />

panas menuju ke selatan maka area bahaya ada di kawasan Kaliurang<br />

wilayah Kecamatan Pakem. Namun jika arah luncuran mengarah ke<br />

arah tenggara maka area bahaya ada di wilayah Kecamatan<br />

Cangkringan.<br />

Ancaman lain setelah letusan adalah lahar dingin yaitu aliran lumpur<br />

pekat. Turunnya hujan lebat akan menggerus material vulkanik<br />

sehingga menjadi lumpur yang sering disebut lahar dingin. Lahar dingin<br />

tersebut akan mengalir ke arah yang lebih rendah terutama melalui<br />

sungai dan lembah. Untuk menghindari terjadinya korban ketika terjadi<br />

lahar dingin, maka telah diupayakan peningkatan kewaspadaan para<br />

aparat dan masyarakat di sekitar lembah dan sungai yang berpotensi<br />

dilewati lahar dingin.<br />

517


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Peta bahaya banjir lahar dingin meliputi wilayah aliran Kali Gendol,<br />

Pethit Opak, Kali Kuning, Kali Boyong, dan Kali Krasak. Sungai-sungai<br />

tersebut akan melalui 7 wilayah kecamatan yaitu kec. Tempel, Turi,<br />

Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik dan Kalasan. Daerah hulu<br />

keempat sungai tersebut merupakan wilayah dengan curah hujan<br />

tertinggi di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Kawasan rawan bencana lahar dingin<br />

di wilayah Kecamatan Cangkringan dan Kecamatan Pakem.<br />

b. Bahaya Tanah Longsor<br />

Wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> juga rawan terhadap bahaya longsor.<br />

Resiko bahaya longsor disebabkan oleh kondisi jenis tanah, batuan<br />

dan kemiringannya. Seperti di daerah Sengir Kecamatan Prambanan<br />

memiliki kemiringan lebih dari 45 º sangat memiliki resiko bahaya<br />

longsor yang lebih besar dibandingkan daerah lain. Demikian juga<br />

dengan daerah yang jenis tanah berupa pasir dengan kemiringan 45 º<br />

memilki resiko bahaya longsor. Secara statistik, resiko terjadinya<br />

bahaya longsor adalah di musim hujan dengan volume curah hujan<br />

tertentu dan dalam waktu lama.<br />

Wilayah-wilayah yang memiliki resiko bahaya tanah longsor di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> diantaranya di Kecamatan Prambanan, Moyudan,<br />

Ngemplak, Pakem, Cangkringan dan sedikit di wilayah Kecamatan<br />

Minggir dan Seyegan.<br />

c. Bahaya angin dan kekeringan<br />

Sesuai dengan Peta Rawan Bencana, di kabupaten <strong>Sleman</strong> terdapat<br />

10 kecamatan yang rawan bencana angin. Wilayah yang telah<br />

diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana angin tersebut merupakan<br />

wilayah yang dilintasi angin dengan kecepatan tinggi adalah<br />

Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok, Berbah, Mlati, Turi, Tempel,<br />

Seyegan, Moyudan dan Godean.<br />

518


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

ada musim kemarau, masyarakat juga menghadapi resiko bencana<br />

kekeringan. Resiko kekeringan dihadapi oleh masyarakat yang<br />

bermukim di wilayah yang ketersediaan air sangat rendah dan muka air<br />

tanah yang sangat dalam. Wilayah yang memiliki resiko bahaya<br />

kekeringan diantaranya di Kecamatan Prambanan yaitu di Desa<br />

Gayamharjo dan sedikit di Kecamatan Gamping.<br />

d. Gempa Bumi<br />

Berdasarkan peta mikrozonasi gempa yang dibuat oleh Pemkab<br />

<strong>Sleman</strong>, daerah yang memiliki amplifikasi tanah tinggi adalah<br />

kecamatan Berbah, Kalasan, dan Prambanan, terutama kawasan yang<br />

berada di patahan aktif sesar opak.<br />

Kawasan dengan amplifikasi tinggi dan sangat tinggi terdapat di<br />

Kecamatan Kalasan di Desa Purwomartani, Tirtomartani dan<br />

Tamanmartani, Kecamatan Berbah di Desa Kalitirto, Tegaltirto dan<br />

Sendangtirto, Kecamatan Prambanan di Desa Bokoharjo. Desa<br />

Sumberharjo dan Wukirharjo.<br />

Disamping adanya cesar aktif, wilayah <strong>Sleman</strong> yang terdiri dari lapisan<br />

batuan sedimen hasil erupsi Merapi menyebabkan bertambahnya efek<br />

getaran gempa sehingga gempa dapat dirasakan di seluruh wilayah<br />

<strong>Sleman</strong>.<br />

F. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong><br />

Ketentraman dan ketertiban umum masyarakat merupakan salah satu faktor<br />

utama terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Kondisi yang<br />

aman dan tertib akan meningkatkan peran serta masyarakat dalam kehidupan<br />

sosial politik, yang akhirnya akan mewujudkan pemerintahan yang dinamis<br />

dan didukung oleh meningkatnya peran serta masyarakat. Untuk mendukung<br />

terselenggaranya pemerintahan yang baik perlu diciptakan situasi yang<br />

kondusif.<br />

519


1. Permasalahan Ketentraman dan Ketertiban.<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

a) Tingginya tindak kejahatan yang terjadi sepanjang tahun 2009<br />

sebanyak 2.251 kasus. Tindak kejahatan tersebut terdiri dari 319 kasus<br />

curanmor, 418 kasus pencurian berat, 86 kasus pencurian dengan<br />

kekerasan, 2 kasus pembunuhan, 400 kasus pencurian biasa, 298<br />

kasus penipuan, 96 kasus penggelapan, 31 kasus pengrusakan, 8<br />

kasus pemerasan, 167 kasus penganiayaan, 58 kasus pengeroyokan,<br />

9 kasus perampasan, 35 kasus kekerasan dalam rumah tangga, 3<br />

kasus penemuan bayi hidup, 15 kasus penemuan mayat, 72 kasus<br />

narkoba dan 232 kasus kejahatan lainnya<br />

b) Pedagang kaki lima yang menempati fasilitas publik dan pinggir jalan.<br />

c) Banyaknya anak jalanan dan gelandangan pengemis yang berasal<br />

dari daerah lain.<br />

2. SKPD yang menangani<br />

Dinas Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat. Dinas ini dibentuk<br />

berdasarkan Perda Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat<br />

Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati<br />

<strong>Sleman</strong> Nomor 32/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,<br />

Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Polisi<br />

Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dinas<br />

Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat ini memiliki tugas pokok<br />

melaksanakan kewenangan bidang administrasi publik dan politik dalam<br />

negeri. Dinas Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat dalam<br />

menyelengarakan tugas mempunyai fungsi:<br />

a. Perumusan kebijakan teknis bidang administrasi publik dan politik<br />

dalam negeri.<br />

b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum bidang<br />

administrasi publik dan politik dalam negeri.<br />

c. Pembinaan terhadap Unit Pelayanan Teknis Dinas.<br />

520


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

3. Jumlah Pegawai, kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan<br />

Sumber daya penyelenggara Ketentraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong> adalah:<br />

Tabel 5.10. SDM Penyelenggara Ketenteraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong><br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I 1<br />

2 SMP 6 2. II 83<br />

3 SMA 126 3. III 84<br />

4 Sarmud/D3 5 4. IV 8<br />

5 Strata 1 37<br />

6 Strata 2 2<br />

Jumlah 176 Jumlah 176<br />

Sumber: Dinas Pol. PP dan Tibmas.<br />

4. Penanggulangan dan Kendalanya<br />

Dalam rangka menanggulangi gangguan ketentraman dan ketertiban<br />

umum dilaksanakan program kegiatan sebagai berikut:<br />

a. Program Peningkatan Keamanan dan Penanggulangan Kebakaran<br />

dengan kegiatan pencegahan dan opreasional pemadam kebakaran<br />

b. Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dan<br />

Pencegahan Tindak Kriminal<br />

1) Peningkatan Kapasitas Linmas<br />

2) Operasional dan Kesiapsiagaan Linmas dan Implementasi Wawasan<br />

Kebangsaan<br />

3) Pelatihan PAM Pemilu 2009<br />

4) KOMINDA<br />

5) Pemberdayaan Keamanan Lingkungan (Kamling) dan Pembinaan<br />

Satpam di lingkungan Pemda<br />

6) Penyuluhan Keamanan dan Ketertiban (Trantib)<br />

7) Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban Masyarakat<br />

8) Pengawasan dan Pengendalian Keamanan<br />

c. Program Pendidikan Politik Masyarakat<br />

1) Sosialisasi pemahaman kehidupan Demokrasi &HAM<br />

2) Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Politik<br />

521


3) Fasilitasi Kelancaran Penyelenggaraan Pemilu 2009<br />

4) Forum Komunikasi antar Partai<br />

5) Verifikasi Bantuan Keuangan Kepada Parpol<br />

6) Forum Kerukunan Umat Beragama<br />

d. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Pembinaan Wawasan Kebangsaan Pemantapan Ideologi Negara<br />

Bagi Aparat dan Tokoh Masyarakat<br />

2) Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan<br />

3) Pendataan dan Pemantauan WNA /WNI Keturunan, Non Goverment<br />

Organization / Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Asing<br />

4) Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat<br />

5) Peningkatan Kapasitas Linmas<br />

e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana<br />

1) Pengadaan Sarana dan Prasarana PBK<br />

2) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kerja<br />

f. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan<br />

kegiatan bintek dan seminar korsik Pemda <strong>Sleman</strong><br />

g. Program Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan Capaian<br />

Kinerja dan Keungan<br />

1) Penyusunan Perencanaan Kerja SKPD<br />

2) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Kinerja SKPD<br />

3) Penyusunan Pelaporan Keuangan dan Realisasi Anggaran<br />

h. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik<br />

1) Pengelolaan Izin HO<br />

2) Pengendalian Izin Gangguan<br />

i. Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum dengan kegiatan<br />

penyuluhan hukum<br />

j. Program Pembentukan Produk Hukum, Penegakan Hukum dan HAM<br />

1) Operasional PPNS terhadap pelanggaran Perda<br />

2) Operasi Penertiban<br />

522


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Tingkat pencapaian realisasi program dan kegiatan dalam<br />

penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum sebagai berikut :<br />

a. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga keamanan dan<br />

ketertiban masyarakat dilaksanakan dengan pemberdayaan<br />

keamanan lingkungan. Kegiatan tersebut direalisasikan dengan<br />

melaksanakan Forum Komunikasi Kelompok Kamling sebanyak 4 kali<br />

dengan peserta 220 orang, pelaksanaan Pelatihan dan Fasilitasi<br />

Kelompok Kamling sebanyak 8 kali terhadap 280 orang. Kegiatan<br />

Pembinaan Satpam dilingkungan Pemda <strong>Sleman</strong> dengan peserta 40<br />

orang, Operasional Linmas dan Kesiapsiagaan linmas sebanyak 2<br />

kali, 48 kali pengerahan anggota Linmas, terlaksananya operasional<br />

TMMD sebanyak 2 kali , fasilitasi dan koordinasi kasatgas linmas desa<br />

dan kasie trantib kecamatan sebanyak 2 kali dengan jumlah peserta<br />

103 orang, 50 kegiatan implementasi wawasan kebangsaan.<br />

b. Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dan<br />

Pencegahan Tindak Kriminal melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas<br />

Linmas dengan melaksanakan pembinaan linmas tingkat <strong>Kabupaten</strong><br />

dengan peserta 110 orang pembinaan linmas 17 kecamatan dengan<br />

peserta 935 orang serta adanya ruang pusat pengendalian komunikasi<br />

(rupusdalkom), kegiatan Operasional dan Kesiapsiagaan Linmas dan<br />

Implementasi Wawasan Kebangsaan dengan melaksanakan 2 kali<br />

operasional dan kesiapsiagaan linmas, kegiatan Pelatihan PAM Pemilu<br />

2009 di 17 Kecamatan dengan peserta 5.739 orang, melaksanakan<br />

Komunitas Intelejen Daerah ( KOMINDA) dengan peserta 50 orang,<br />

Pemberdayaan Keamanan Lingkungan (Kamling) dengan<br />

melaksanakan 4 kali forum komunikasi kelompok kamling dengan<br />

peserta 220 orang dan Pembinaan Satpam di lingkungan Pemda<br />

dengan peserta 40 orang,8 kali pelatihan dan fasilitasi keamanan<br />

lingkungan dengan peserta 280 orang, 4 kali Penyuluhan Keamanan<br />

dan Ketertiban (Trantib) dan evaluasi bidang trantib dengan peserta<br />

180 orang,pembuatan 1000 leaflet, 1000 lembar brosur dan 12<br />

spanduk, 6 kali penyuluhan sosialisasi Satuan Kewaspadaan dini<br />

523


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

masyarakat (satrantiblinmas) Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban<br />

Masyarakat dengan hasil dengan melaksanakan 13 kali pembinaan pol<br />

pp, ban pol dan rakortramtib kecamatan dengan peserta 90 orang,<br />

kerjasama dengan polres sebanyak 16 kali dalam rangka kamtibmas,<br />

terlaksanya posko tramtib 359 hari, Pengawasan dan Pengendalian<br />

Keamanan dengan melaksanakan 10 kali pengamanan foreder<br />

pejabat, 10 kali pengamanan hari besar nasional dan hari besar<br />

agama, 30 kali pengamanan pemilihan kepala desa, dukuh dan<br />

perangkat desa, 9 kali pengamanan unjuk rasa, 10 kali patroli sambang<br />

desa, 2 kali fasilitasi kelancaran Penyelenggaraan Pemilu 2009<br />

dengan peserta 1.483 orang.<br />

c. Program Pendidikan Politik Masyarakat melalui kegiatan Sosialisasi<br />

pemahaman kehidupan Demokrasi &HAM dengan melaksanakan 4<br />

kali sosialisasi dengan peserta 220 orang, 1 kali Peningkatan peran<br />

serta Organisasi Kemasayarakat (orkesmas) dengan peserta 75 orang,<br />

Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Politik dengan<br />

melaksanakan pemberdayaan dan pendampingan wanita di 2<br />

kecamatan dengan peserta 200 orang, 2 kali Forum Komunikasi antar<br />

Partai (FKAP)dengan peserta 34 partai, Verifikasi Bantuan Keuangan<br />

Kepada Parpol dengan melaksanakan seleksi terhadap 9 parpol yang<br />

mengajukan bantuan, 4 kali Forum Kerukunan Umat Beragama<br />

(FKUB) dengan peserta 14 orang.<br />

d. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan melalui kegiatan<br />

Pembinaan Wawasan Kebangsaan Pemantapan Ideologi Negara Bagi<br />

Aparat dan Tokoh Masyarakat dengan melaksanakan pembinaan<br />

wawasan kebangsaaan dan pemantapan ideologi Negara bagi aparat<br />

dan tokoh masyarakat sebanyak 2 kali dengan peserta 100 orang,<br />

Forum pembauran kebangsaan (FPK) sebanyak 2 kali dengan peserta<br />

70 orang, Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan dengan<br />

melaksanakan Forum Komunikasi Wasbang bagi generasi muda antar<br />

etnis dan suku sebanyak 3 kali dengan peserta 120 orang, Deteksi dini<br />

dan cegah dini intelejen wilayah rawan konflik sara dan unjuk rasa 10<br />

524


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

(sepuluh) kali di 17 kecamatan, 2 kali monitoring dan update data<br />

terhadap bekas anggota Organisasi Terlarang di 17 Kecamatan,<br />

Pendidikan Kesadaran Bela Negara (PKBN) dengan peserta 21 orang,<br />

Kegiatan Pendataan dan Pemantauan WNA /WNI Keturunan, Non<br />

Goverment Organization / Lembaga Swadaya Masyarakat dan<br />

Lembaga Asing dengan melaksanakan 21 kali pemantauan dan<br />

pendataan WNA/WNI keturunan dan 2 kali Pemantauan dan<br />

pendataan lembaga asing, 5 kali Forum Kewaspadaan Dini<br />

Masyarakat, 1 kali Peningkatan Kapasitas Linmas tingkat kabupaten<br />

dengan peserta 110 orang, 1 kali peningkatan Linmas tingkat<br />

kecamatan dengan peserta 935 orang.<br />

e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana melalui kegiatan<br />

Pengadaan Sarana dan Prasarana PBK dengan hasil tersedianya<br />

pakaian kerja PBK 22 buah, peralatan kerja baju tahan api 1 buah, 1<br />

buah breathing aparatus, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kerja<br />

dengan hasil perawatan 3 buah mobil pemadam kebakaran, perawatan<br />

2 buah mobil tangki air serta perawatan 31 buah tabung Alat Pemadam<br />

Api Ringan (APAR).<br />

f. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan<br />

kegiatan Bintek dan Seminar Korsik Pemda <strong>Sleman</strong> dengan hasil<br />

terlaksananya 28 kali kegiatan korsik dan 12 kali latihan korsik<br />

g. Program Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan Capaian<br />

Kinerja dan Keungan melalui kegiatan Penyusunan Perencanaan<br />

Kerja SKPD dengan 1 dokumen Rencana Kerja SKPD tahun 2010,<br />

Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Kinerja SKPD<br />

dengan hasil 12 laporan bulanan 1 laporan tahunan 1 RKT dan LAKIP,<br />

30 kali monitoring dan evaluasi kegiatan dinas tahun 2009,<br />

Penyusunan Pelaporan Keuangan dan Realisasi Anggaran dengan<br />

hasil 3 RKA dan DPA SKPD, 12 kali penyusunan laporan keuangan, 1<br />

dokumen penyususnsn rekapitulasi anggaran selama 5 tahun, 1 kali<br />

penyusunan LPJ keuangan.<br />

525


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

h. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik melalui kegiatan<br />

Pengelolaan Izin HO dengan menerbitkan 2.150 ijin HO, penerimaan<br />

daerah dari ijin gangguan sebanyak Rp.846.885.000,-,<br />

Pengendalian Izin Gangguan dengan hasil 10 kali penyelesaian<br />

permasalahan perijinan terhadap 10 jumlah kasus, 10 kegiatan<br />

pengawasan dan pengendalian ijin gangguan.<br />

i. Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum dengan<br />

kegiatan Penyuluhan Hukum dengan melaksanakan coaching clinic<br />

PPNS sebanyak 4 kali dengan peserta 200 orang, pemberdayaan<br />

gugus tugas PPNS 9 kali dengan peserta 40 orang, pengiriman 2<br />

orang peserta bintek PPNS, 7 kali pendalaman penegakan perda yang<br />

bersangsi dengan peserta 280 orang, 16 kali pendataan/inventarisasi<br />

pelanggaran perda, 7 kali sosialisasi perda bersangsi.<br />

j. Program Pembentukan Produk Hukum, Penegakan Hukum dan HAM<br />

dengan kegiatan Operasional PPNS terhadap pelanggaran Perda<br />

dengan melakukan 25 kali penyidikan PPNS pelanggaran Perda<br />

(Wasdal), operasi yustisi dengan hasil 15 sidang dipengadilan, 4<br />

sidang ditempat dan 2 penyidikan acara biasa, 5 kali pembinaan<br />

pelanggaran perda terhadap 125 pelanggar perda, tindaklanjut putusan<br />

sidang pengadilan sebanyak 10 kali, kegiatan Operasi Penertiban<br />

dengan penertiban PKL sebanyak 60 kali, Evakuasi PKL 15<br />

kali,Pendataan PKL 20 kali, operasi spanduk dan reklame liar 15 kali,<br />

operasi pekat 11 kali, operasi gepeng, Anjal, dan Orgil 8 kali.<br />

Kendala atau hambatan dan penanggulangannya dalam penyelenggaraan<br />

ketentraman dan ketertiban umum untuk tahun 2008 antara lain yaitu:<br />

a. Denda yang diputuskan hakim bagi pelanggar Perda (contoh Perda<br />

IPPT, Perda Miras dan Perda Ijin Gangguan) sangat ringan, sehingga<br />

menyebabkan tidak terpenuhinya rasa keadilan masyarakat dan tidak<br />

ada efek jera kepada pelaku pelanggar Perda.<br />

b. Keterbatasan kuantitas dan kualitas aparat penegak Perda (PPNS),<br />

solusinya dengan memberikan kewenangan yang lebih besar kepada<br />

526


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

kecamatan, sehingga kecamatan bisa membantu fungsi pemerintahan<br />

daerah khususnya penegakan Peraturan Perundang – undangan.<br />

5. Keikutsertaan aparat keamanan dalam penanggulangan<br />

Dalam pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum selalu<br />

berkoordinasi dan melibatkan instansi terkait dalam penanganannya,<br />

sehingga penanganan ketentraman dan ketertiban dapat dilaksanakan<br />

secara optimal. Aparat yang terlibat meliputi: PPNS, Kepolisian, Polisi<br />

Pamong Praja, dan aparat instansi terkait.<br />

6. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan<br />

Ketentraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong> sebesar Rp6.445.344.325,00 Dalam<br />

pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar<br />

Rp5.589.938.588,00 atau sebesar 86,73%<br />

527

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!