08.02.2013 Views

Bab V Tugas Umum Pemerintahan - Pemerintah Kabupaten Sleman

Bab V Tugas Umum Pemerintahan - Pemerintah Kabupaten Sleman

Bab V Tugas Umum Pemerintahan - Pemerintah Kabupaten Sleman

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

BAB V<br />

TUGAS UMUM PEMERINTAHAN<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, pelaksanaan tugas umum<br />

pemerintahan menggunakan asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan<br />

negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,<br />

akuntabilitas, efisiensi, dan asas efektivitas. Sebagai implementasi pelaksanaan<br />

tugas umum pemerintahan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dilaksanakan kegiatan-kegiatan<br />

sebagai berikut:<br />

A. Kerjasama Antar Daerah<br />

Kerjasama antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan daerah lain<br />

dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik terutama di<br />

wilayah perbatasan dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan untuk<br />

mewujudkan kepentingan bersama. Kerjasama antar daerah juga dimaksudkan<br />

untuk mengatur beberapa kepentingan antar daerah, diantaranya kerjasama<br />

penanganan dan pengembangan wilayah perbatasan antar <strong>Kabupaten</strong>/Kota<br />

dalam hal peningkatan kualitas pelayanan prasarana dan sarana<br />

perekonomian, kesehatan, pendidikan dan sosial di wilayah perbatasan antar<br />

<strong>Kabupaten</strong>/Kota dalam satu Provinsi maupun antar Provinsi. Hal ini<br />

disebabkan karena keterpaduan pengaturan dalam penyelesaian<br />

permasalahan maupun dalam pengembangan potensi yang ada di wilayah<br />

perbatasan <strong>Kabupaten</strong>/Kota perlu mendapat prioritas dalam berbagai sektor<br />

pembangunan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan<br />

kesejahteraan rakyat di wilayah perbatasan.<br />

Wilayah perbatasan disatu sisi memiliki potensi untuk di kembangkan, di sisi<br />

lain memiliki permasalahan yang memerlukan keterpaduan antar daerah dalam<br />

penyelesaiannya, maka diperlukan adanya optimalisasi kerjassama di bidang<br />

ekonomi, sosial, budaya dan fisik prasarana dalam pengelolaan wilayah<br />

perbatasan. Pengelolaan bersama wilayah perbatasan antar daerah<br />

461


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan daya saing wilayah dalam hal<br />

meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya, termasuk<br />

dalam tataran kebijakan yang terkait investasi, pemasaran maupun promosi<br />

daerah.<br />

Kerjasama antar daerah dilaksanakan tidak hanya untuk mengatasi<br />

permasalahan yang ada khususnya di daerah perbatasan secara efektif dan<br />

efisien juga untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam maupun<br />

sumber daya manusia, dan sinkronisasi program pembangunan serta<br />

mengurangi pengangguran dan tingkat kemiskinan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />

Dasar hukum yang melandasi seluruh kerjasama tersebut adalah :<br />

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 khususnya Pasal 195 sampai<br />

dengan Pasal 198.<br />

2. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama <strong>Pemerintah</strong><br />

Daerah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Insfrastruktur<br />

3. Peraturan <strong>Pemerintah</strong> Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara<br />

Pelaksanaan Kerjasama Daerah.<br />

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk<br />

Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah<br />

5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 120/1730/SJ/2005 Perihal<br />

Kerjasama Daerah.<br />

1. Kerjasama antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan kabupaten<br />

berbatasan<br />

a. Daerah yang diajak kerjasama<br />

Dalam upaya peningkatan koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan<br />

program untuk menentukan kebijakan bersama antar kabupaten<br />

berbatasan, <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> melakukan kerjasama<br />

dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, <strong>Kabupaten</strong> Bantul,<br />

<strong>Kabupaten</strong> Bantul dan <strong>Kabupaten</strong> Magelang.<br />

462


. Dasar Hukum<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Perjanjian Kerjasama bidang teknis antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul merupakan tindaklanjut<br />

Keputusan Bersama antara Bupati <strong>Sleman</strong> dengan Bupati<br />

Gunungkidul Nomor 04/SKB.KDH/A./2004 dan Nomor 125/1023<br />

tentang Kerjasama di Bidang <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>, Pembangunan, dan<br />

Kemasyarakatan.<br />

2) Perjanjian Kerjasama bidang teknis antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Magelang merupakan tindaklanjut<br />

Keputusan Bersama antara Bupati <strong>Sleman</strong> dengan Bupati Magelang<br />

Nomor: 06/Kep.KDH/2000 dan Nomor: 188.4/88/Kep./01/2000<br />

tentang Kerjasama di Bidang <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>, Pembangunan, dan<br />

Kemasyarakatan.<br />

3) Keputusan Bersama Bupati <strong>Sleman</strong> dan Bupati Gunungkidul Nomor<br />

04/SKB.KDH/A./2004 dan Nomor 125/1023 tentang Kerjasama<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

Gunungkidul.<br />

4) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pengairan Pertambangan dan<br />

Penanggulangan Bencana Alam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, Dinas<br />

Pekerjaan <strong>Umum</strong> <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, dan Balai Besar Wilayah<br />

Sungai Serayu-Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Nomor<br />

23/PK.KDH/D/2007, Nomor 600/913 dan Nomor<br />

147/KPTS/SBBWS.SO/2007 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air,<br />

5) Perjanjian kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab<br />

<strong>Sleman</strong> dengan Dinas Pertanian dan Kelautan <strong>Kabupaten</strong> Kulon<br />

Progo Nomor: 24/PK.KDH/D/2008 dan Nomor 147 Th 2008 tanggal<br />

20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan<br />

Masyarakat Veteriner dan Perikanan Budidaya<br />

6) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan<br />

Peternakan <strong>Kabupaten</strong> Bantul Nomor: 26/PK.KDH/D/2008 dan<br />

463


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Nomor 62/Perj/Bt/2008 tanggal 20 Desember 2008 tentang<br />

Peningkatan KualitasTernak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan<br />

Perikanan<br />

c. Bidang yang dikerjasamakan<br />

1) Peningkatan kualitas ternak, kesehatan masyarakat veteriner dan<br />

perikanan budidaya<br />

2) Sumber Daya Air<br />

3) Kesehatan<br />

d. Nama Kegiatan<br />

Kerjasama antar daerah dalam pelaksanaannya dilaksanakan melalui<br />

kegiatan Kerjasama dan Koordinasi antar <strong>Kabupaten</strong>/Provinsi yaitu<br />

Kerjasama dan Koordinasi antar <strong>Kabupaten</strong>/antar Provinsi<br />

e. SKPD Penyelenggaraan<br />

Penyelenggara pembinaan batas wilayah dilaksanakan oleh Bagian<br />

Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Sekretariat Daerah yang bentuk berdasarkan Perda<br />

Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat Daerah<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong><br />

Nomor 23/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi, Penjabaran<br />

<strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut Bagian<br />

Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai tugas melaksanakan analisis dan<br />

penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam<br />

bidang pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut<br />

Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai fungsi:<br />

1) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,<br />

2) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi<br />

daerah,<br />

464


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

3) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,<br />

4) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi wilayah perbatasan,<br />

5) Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,<br />

6) Penyelenggaraan tata usaha Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>.<br />

f. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber daya penyelenggara pembinaan batas-batas wilayah adalah<br />

sebagai berikut.<br />

Tabel 5.1. SDM Penyelenggara Kerjasama Antar Daerah<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP 1 2. II 2<br />

3 SMA 2 3. III 12<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 1<br />

5 Strata 1 8<br />

6 Strata 2 4<br />

Jumlah 15 Jumlah 15<br />

Sumber: Bagian Tapem, Sekretariat Daerah<br />

SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 1<br />

orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.<br />

g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Anggaran untuk mendukung kegiatan kerjasama dan koordinasi antar<br />

kabupaten sebesar Rp157.320.000,00 realisasi Rp139.254.125,00 atau<br />

88,52%.<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Jangka waktu kerja sama antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong><br />

Kota, Magelang, Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul adalah 5 tahun.<br />

465


i. Hasil dari Kerjasama<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Pelaksanaan kegiatan kerjasama dan koordinasi antar kabupaten<br />

direalisasikan dengan menindaklanjuti perjanjian Kerjasama<br />

pengelolaan Sumber Daya Air dalam bentuk pembangunan Embung<br />

yang berlokasi di Dusun Kalinongko Lor, Desa Gayamharjo,<br />

Kecamatan Prambanan dan Dusun Kayoman, Desa Serut,<br />

Kecamatan Gedangsari Kab. Gunungkidul. Tujuan pembangunan<br />

embung tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan penyediaan<br />

air baku bagi masyarakat wilayah perbatasan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

dan <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, karena selama ini masyarakat<br />

diwilayah tersebut mengalami kekurang air bersih.<br />

Sesuai dengan tahapan pembangunan Embung Serut yang<br />

tercantum dalam Perjanjian Kerjasama, bahwa :<br />

a) tahun 2008 merupakan tahapan penyusunan Detail Enginering<br />

Design (DED), UKL-UPL, oleh Balai Besar Wilayah Sungai<br />

serayu Opak, pembentukan organisasi pengelola Embung Serut.<br />

b) Tahun 2009 penyediaan lahan oleh <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul<br />

c) Tahun 2010 – 2011 tahap pembangunan konstruksi embung dan<br />

pendanaan menjadi kewajiban Balai Besar Wilayah Sungai<br />

Serayu Opak.<br />

Pembanguan konstruksi bangunan Embung Serut akan dimulai pada<br />

tahun 2010, dan direncanakan akan selesai sesuai jadwal pada<br />

tahun 2011.<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> besama <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

Gunungkidul telah melaksanakan pembebasan lahan dalam rangka<br />

menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan Embung tersebut.<br />

Lahan diwilayah kabupaten <strong>Sleman</strong> yang dibebaskan seluas<br />

4.196,48 m² (25% dari total luas tanah yang direncanakan untuk<br />

pembangunan Embung 16.609 m 2 ). Sedangkan <strong>Pemerintah</strong><br />

466


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

<strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul menyediakan lahan lokasi pembangunan<br />

Embung seluas 8.004,68 m².<br />

2) <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> telah menindaklanjuti perjanjian<br />

kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan Dinas Pertanian dan Kelautan <strong>Kabupaten</strong> Kulon<br />

Progo Nomor: 24/PK.KDH/D/2008 dan Nomor 147 Th 2008 tanggal<br />

20 Desember 2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan<br />

Masyarakat Veteriner dan Perikanan Budidaya serta Perjanjian<br />

Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Bantul Nomor: 26/PK.KDH/D/2008 dan Nomor<br />

62/Perj/Bt/2008 tanggal 20 Desember 2008 tentang Peningkatan<br />

KualitasTernak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Perikanan<br />

Budidaya. Hasil tindaklanjut kerjasama tersebut antara lain :<br />

a) pengawasan kesehatan hewan di pasar , bahan asal hewan dan<br />

produk asal hewan yang dilaksanakan oleh Puskeswan di<br />

wilayah Perbatasan.<br />

b) penerbitan surat keterangan kesehatan hewan terhadap hewan<br />

yang akan keluar dari wilayah daerah<br />

c) pembinaan kesehatan ternak kepada petani ternak dilaksanakan<br />

oleh puskeswan<br />

d) pelaksanaan inseminasi buatan dan pemeriksaan kebuntingan<br />

ternak serta gangguan reproduksi ternak di wilayah perbatasan<br />

e) pencegahan, pengawasan dan pengendalian ternak di perbatasan<br />

f) sosialisasi kepada peternak, pedagang ternak dan pedagang<br />

produk peternakan tentang Surak Keterangan Kesehatan Hewan<br />

(SKKH) dan Surat Keterangan Kesehatan Produk Asal Hewan<br />

g) penyediaan benih dan induk ikan yang tepat jumlah, tepat waktu,<br />

dan berkualitas baik<br />

h) pemberian data dan informasi kebutuhan ikan (konsumsi dan<br />

benih ikan)<br />

467


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

i) pengelolaan kualitas air di perairan umum pada daerah<br />

perbatasan<br />

j) sosialisasi peduli ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal) kepada<br />

masyarakat<br />

3) Penyusunan draft perjanjian kerjasama tentang pelayanan<br />

kesehatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong> Magelang. Secara<br />

substansi draft tersebut memuat pelayanan kesehatan bagi<br />

masyarakat di wilayah perbatasan, terutama masyarakat miskin yang<br />

memerlukan jaminan kesehatan. Pembahasan draft masih akan<br />

dilanjutkan pada tahun 2010, karena pembahasan pada tahun 2009<br />

belum bisa menyelesaiakan hal-hal yang disepakati, karena<br />

perbedaan kebijakan yang diterapkan dua kabupaten dalam<br />

penanganan kesehatan bagi masyarakat miskin.<br />

4) Terlaksananya koordinasi dengan instansi kabupaten yang<br />

berbatasan (Rakortas) sebanyak 4 kali pertemuan. Pertemuan<br />

dilaksanakan dengan <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul, <strong>Kabupaten</strong><br />

Magelang, serta dengan seluruh <strong>Kabupaten</strong> Kota Perbatasan pada<br />

forum Rapat Koordinasi yang diadakan pemerintah Provinsi DIY,<br />

dan Rapat Koordinasi pembahasan kerjasama 8 <strong>Kabupaten</strong> Jateng<br />

DIY yang dilaksanakan oleh Bakorwil II Surakarta.<br />

5) Tersusunnya dokumen data base permasalahan perbatasan sebagai<br />

bahan rapat koordinasi perbatasan dalam upaya penyelesaian<br />

bersama dengan kabupaten kota berbatasan<br />

6) Terselesaikannya permasalahan perbatasan di bidang pertanahan<br />

dan sumber daya air di wilayah perbatasan<br />

7) Tersusunnya evaluasi kerjasama antar wilayah perbatasan meliputi<br />

evaluasi seluruh kerjasama antar daerah yang masih berlaku dan<br />

yang telah habis masa berlakunya, sebagai bahan penyusunan<br />

prioritas kegiatan kerjasama pada tahun berikutnya.<br />

468


j. Permasalahan dan Solusi<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Permasalahan kerjasama antar daerah lebih pada perbedaan kebijakan<br />

yang diterapkan para pelaku kerjasama baik ditingkat perencanaan,<br />

penganggaran dan pelaksanaan. Hal tersebut menyebabkan belum<br />

optimalnya pelaksanaan kerjasama, baik perumusan kerjasama baru<br />

maupun implementasi kerjasama yang telah ada. Solusi yang dilakukan<br />

dengan melakukan peningkatan koordinasi secara aktif dan komunikasi<br />

dengan kabupaten lain pelaku kerjasama.<br />

2. Sekretariat Bersama Java Promo<br />

a. Daerah yang diajak kerjasama<br />

Dalam upaya meningkatkan kegiatan bidang pariwisata, <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> melakukan kerjasama dengan 15 <strong>Kabupaten</strong>/Kota di<br />

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yaitu Kab. <strong>Sleman</strong>,<br />

<strong>Kabupaten</strong> Bantul, <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo, <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul,<br />

<strong>Kabupaten</strong> Purworejo, <strong>Kabupaten</strong> Wonosobo, <strong>Kabupaten</strong> Temanggung,<br />

<strong>Kabupaten</strong> Magelang, <strong>Kabupaten</strong> Klaten, <strong>Kabupaten</strong> Karanganyar,<br />

<strong>Kabupaten</strong> Boyolali, <strong>Kabupaten</strong> Kebumen, Kota Yogyakarta dan Kota<br />

Magelang dan <strong>Kabupaten</strong> Semarang yang tergabung dalam Forum Java<br />

Promo. Forum Java Promo dideklarasikan oleh 13 Kab/Kota dan<br />

bertambah anggota yaitu <strong>Kabupaten</strong> Karanganyar (tahun 2006) dan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Semarang (tahun 2008).<br />

b. Dasar Hukum<br />

Pembentukan Sekretariat Java Promo berdasarkan Deklarasi<br />

Kerjasama Pariwisata antara 13 <strong>Kabupaten</strong>/Kota dilingkungan Provinsi<br />

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tanggal 26 Juni<br />

2002 bertempat di Hotel Hyatt, <strong>Sleman</strong>. Selanjutnya Sekber tersebut<br />

dikukuhkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak I Gde<br />

Ardika pada tanggal 21 Mei 2003 di Wonosobo.<br />

469


c. Bidang yang dikerjasamakan<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Pengembangan pariwisata secara bersama-sama dalam 1 wilayah<br />

destinasi pariwisata<br />

2) Pengembangan sarana prasarana penunjang pariwisata<br />

3) Pengembangan produk paket wisata baru yang potensial<br />

4) Pengembangan promosi pariwisata secara terpadu<br />

5) Pengembangan pendidikan dan pelatihan bidang pariwisata.<br />

d. Nama Kegiatan<br />

Kegiatan yang dilaksanakan disebut Kegiatan Pendampingan Java<br />

Promo<br />

e. SKPD Penyelenggara<br />

SKPD penyelenggara kegiatan Java Promo adalah Badan Perencanaan<br />

Pembangunan c.q Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi. Bappeda<br />

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 Tentang<br />

Organisasi Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat<br />

Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur<br />

Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi Bappeda. Bappeda<br />

mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam Penyelenggaraan<br />

<strong>Pemerintah</strong> Daerah di Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah.<br />

Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi mempunyai fungsi yaitu:<br />

1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi pembangunan bidang sosial<br />

dan budaya<br />

2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi bidang ekonomi<br />

f. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber daya manusia penyelenggara kegiatan Java Promo yaitu<br />

Bidang Perencanaan Sosial Ekonomi yang bertindak sebagai pelaksana<br />

kegiatan harian adalah sebagai berikut:<br />

470


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Tabel 5.2. SDM Penyelenggara Kerjasama Sekretariat Java Promo<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP - 2. II -<br />

3 SMA - 3. III 8<br />

4 Sarmud/D3 1 4. IV 1<br />

5 Strata 1 2<br />

6 Strata 2 7<br />

Jumlah 9 Jumlah 9<br />

Sumber: Bappeda<br />

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan Sekretariat Java Promo<br />

terdiri dari 1 orang PIU eselon II, 1 orang eselon III, dan 2 orang eselon<br />

IV , 6 orang staf serta 3 orang pengarah (SC) dan 2 sekretariat OC.<br />

g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Anggaran untuk mendukung kegiatan Sekretariat Bersama Java Promo<br />

diperoleh dari iuran anggota yang besarnya Rp50.000.000,00 per<br />

<strong>Kabupaten</strong>/Kota per tahun. Untuk Kegiatan Pendampingan Java Promo,<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> menganggarkan dana sebesar Rp140.000.000,00<br />

melalui Pos Bantuan di BPKKD pada tahun 2009. Dana tersebut untuk<br />

mendukung kegiatan Java Promo di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> berupa fasilitasi<br />

dan koordinasi telah terealisasi 100%.<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Jangka waktu kerjasama 15 kabupaten/kota anggota Sekretariat<br />

Bersama Java Promo dalam rangka promosi dan pengembangan<br />

pariwisata serta pembangunan sarana dan prasarana pariwisata<br />

tersebut tidak dibatasi, tergantung keputusan anggotanya. Masa kerja<br />

pengurus Sekretariat Java Promo adalah 3 tahun dan setiap akhir masa<br />

kepengurusan dilaksanakan pemilihan Ketua Sekber. Ketua Sekber<br />

Java Promo selama 2 periode dijabat oleh Sekretaris Daerah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dan masa jabatan periode kedua ini akan berakhir pada tahun<br />

2010. Kantor Sekretariat Java Promo berada di Bidang Ekonomi<br />

Bappeda <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

471


i. Hasil dari Kerjasama<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Kegiatan Sekretariat Bersama Java Promo di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

dilaksanakan dengan koordinasi dan fasilitasi yang menghasilkan:<br />

1) Farm Trip Obyek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) Java Promo 2009<br />

dengan lokasi ODTW Kab. Klaten, Kab. Boyolali, Kab. <strong>Sleman</strong>, Kab.<br />

Wonosobo, Kab. Magelang, Kab. Kulon Progo, Kab. Bantul, dan<br />

Kab. Gunung Kidul. Farm Trip tersebut dimaksudkan untuk<br />

mempromosikan Obyek Daerah Tujuan Wisata Jateng dan DIY.<br />

Kegiatan tersebut diikuti oleh wartawan desk pariwisata dari media<br />

massa Jakarta dan dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan<br />

Kantor Direktorat Jenderal Destinasi Pariwisata Departemen<br />

Kebudayaan dan pariwisata RI pada tanggal 7-9 Desember 2009.<br />

2) Penerbitan Artikel hasil Peliputan Berita tentang Promosi Obyek<br />

Daya Tarik Wisata Java Promo di Rubrik Pariwisata Harian <strong>Umum</strong><br />

Pikiran Rakyat, Bandung (bekerjasama dengan PT Pikiran Rakyat)<br />

sebanyak 15 kali edisi terbit ( atau rata-rata 2 kali per bulan).<br />

3) Forum pertemuan 3 bulanan untuk membahas permasalahan dan<br />

solusi pariwisata lintas daerah anggota Java Promo. Pertemuan 3<br />

bulanan merupakan forum pertemuan antara Kepala Dinas<br />

Pariwisata dan atau Kepala Bappeda dari Kab/Kota anggota Sekber<br />

Java Promo sedangkan pertemuan koordinasi 6 bulanan merupakan<br />

Forum koordinasi Tingkat Bupati/Walikota. Pertemuan pada tingkat<br />

Kepala Bappeda dan Kepala Dinas Pasriwisata dilaksanakan pada<br />

bulan Oktober di <strong>Kabupaten</strong> Wonosari, Gunung Kidul; sedangkan<br />

pertemuan pada tingkat Bupati/Walikota dilaksanakan pada bulan<br />

Februari di Benteng Van der Wijk, Gombong (Kab. Kebumen).<br />

4) Bekerjasama dengan PT Cipta Nindita Buana menyusun buku Studi<br />

Pengembangan Investasi Java Promo<br />

5) Bekerjasama dengan Jogja Tourism Training Center (JTTC)-UGM<br />

melaksanakan Pelatihan Penyusunan Analisis Kelayakan Obyek<br />

Wisata Bagi Anggota Java Promo. Pelatihan dilaksanakan selama 2<br />

472


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

hari pada tanggal 23-24 Oktober 2009 dan diikuti oleh seluruh<br />

utusan dari daerah anggota Java Promo.<br />

6) Bekerjasama dengan PT Cipta Nindya Grafika dalam Pembuatan<br />

Leaflet dan Booklet ODTW Java Promo.<br />

7) Bekerjasama dengan Pusat Pariwisata UGM dalam pelaksanaan<br />

kegiatan Revisi RPJM Java Promo.<br />

8) Bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI<br />

melaksanakan event Festival Kuliner bertempat di halaman<br />

Ambarukmo Plaza, Kab. <strong>Sleman</strong>. Salah satu jajanan tradisional yang<br />

dipamerkan adalah Apem Terpanjang di dunia yang tercatat dalam<br />

Rekor Muri.<br />

9) Penyelenggaraan Program Pelatihan Website ”Penulisan Rilis Admin<br />

www.javapromo.com”.<br />

10) Pelaksanaan event Travel Dialogue, Promosi Wisata dan Studi<br />

Komparasi serta Studi Pengembangan Investasi Pengembangan<br />

Desa Wisata di Malaysia yang diikuti oleh seluruh utusan daerah<br />

anggota.<br />

11) Pelaksanaan event Travel Dialogue dan Studi Komparasi<br />

Pengembangan Pariwisata di Serang-Banten dan DKI Jakarta.<br />

12) Penyusunan Paket Wisata Java Promo.<br />

j. Permasalahan dan Solusi<br />

Permasalahan yang dihadapi pada tahun 2009 adalah ketidaksamaan<br />

komitmen karena adanya perubahan personil dengan adanya promosi,<br />

mutasi dalam tubuh birokrasi yang mengikuti perubahan SOTK<br />

berdasarkan PP 41/2007 yang berdampak pada perubahan personil<br />

yang ditugaskan dalam forum Sekber Java Promo. Seringkali<br />

perubahan personil ini tidak diikuti dengan pewarisan nilai/semangat<br />

awal pembentukan Java Promo, yang berdampak pada proses<br />

pelaksanaan komitmen diantara anggota Java Promo yang lebih<br />

panjang. Solusi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan<br />

koordinasi dan komunikasi.<br />

473


k. Hal-hal Lain<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Perlunya dibahas dan disiapkan regenerasi kepengurusan Sekber<br />

karena Kab <strong>Sleman</strong> sudah 2 kali menjabat sebagai Ketua sekber.<br />

3. Sekretariat Bersama Kartamantul<br />

a. Daerah yang diajak Kerjasama<br />

Kartamantul adalah Kerjasama antara 3 daerah di lingkungan Provinsi<br />

DIY, yaitu Kota Yogyakarta, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong> Bantul<br />

dalam bidang pengelolaan sarana dan prasarana perkotaan. Kerjasama<br />

tersebut dibentuk dalam rangka mengatasi permasalahan-<br />

permasalahan yang muncul di wilayah aglomerasi perkotaan.<br />

b. Dasar Hukum<br />

Dasar Hukum yang mendasari Kerjasama Sekber Kartamantul adalah:<br />

1) Perjanjian Nomor 04/Perj/BT/2001, Nomor 38/Kep. KDH/2001 dan<br />

Nomor 3 tahun 2001 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama<br />

Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perkotaan antara Kota<br />

Yogyakarta, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong> Bantul.<br />

2) Keputusan Bersama Walikota Yogyakarta, Bupati <strong>Sleman</strong> dan Bupati<br />

Bantul Nomor 1/SKB.KDH/A/2009; Nomor 27 tahun 2009; Nomor<br />

01/SKB/2009 tentang Perubahan Keputusan Bersama Bupati<br />

<strong>Sleman</strong>, Bupati Bantul dan Walikota Yogyakarta Nomor :<br />

1/SKB.KDH/A/2008; Nomor 1177 A tahun 2008; Nomor :<br />

01/SKB/2008 tentang Pengangkatan Ketua, Sekretaris dan<br />

Bendahara Sekretariat Bersama Kartamantul Periode 2008-2010.<br />

c. Bidang Kerjasama<br />

Bidang yang dikerjasamakan meliputi pengelolaan sarana dan<br />

prasarana perkotaan khususnya pada 7 sektor, yaitu: persampahan, air<br />

limbah, air bersih, jalan, transportasi, drainase dan tata ruang.<br />

474


d. Nama Kegiatan<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Sekretariat Bersama Yogyakarta, <strong>Sleman</strong> dan Bantul (Sekber<br />

Kartamantul).<br />

e. SKPD Penyelenggara Kerjasama<br />

SKPD penanggungjawab kegiatan kerjasama Kartamantul adalah<br />

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah cq Bidang Perencanaan<br />

Perkotaan. Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12<br />

Tahun 2003 Tentang Organisasi Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor<br />

34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong><br />

Pokok dan Fungsi Bappeda. Bappeda mempunyai tugas pokok<br />

membantu Bupati dalam Penyelenggaraan <strong>Pemerintah</strong> Daerah di<br />

Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah. Bidang Perencanaan<br />

Perkotaan mempunyai fungsi yaitu :<br />

1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi tata ruang perkotaan<br />

2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi sarana dan prasarana<br />

perkotaan<br />

3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi lingkungan hidup<br />

f. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber daya manusia dalam pendukung penyelenggaraan kerjasama<br />

Sekber Kartamantul adalah sebagai berikut:<br />

Tabel 5.3. SDM Penyelenggara Kerjasama Kartamantul<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP - 2. II -<br />

3 SMA - 3. III 8<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 3<br />

5 Strata 1 5<br />

6 Strata 2 6<br />

Jumlah 11 Jumlah 11<br />

Sumber: Bappeda<br />

475


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan kerjasama kartamantul<br />

terdiri dari 1 orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang<br />

eselon IV serta 7 orang staf.<br />

g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Anggaran pelaksanaan kegiatan Sekber Kartamantul dari iuran para<br />

anggota. Anggaran yang berasal dari APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> pada<br />

tahun anggaran 2009 untuk Kegiatan penunjangan Sekber Kartamantul<br />

sebesar Rp 40.000.000,- realisasi sebesar Rp.37.649.000 (94,12%)<br />

dan sebesar Rp150.000.000,00 per daerah untuk iuran operasional<br />

Sekber Kartomantul. Iuran untuk biaya operasional dan pemeliharaan<br />

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan sebesar Rp547.563.000,-<br />

atau kurang lebih 21% dari total kebutuhan Rp2.602.900.000,-. Besaran<br />

iuran didasarkan pada volume dan berat sampah yang dibuang di TPA<br />

Piyungan. Sedangkan sharing dana untuk operasional dan<br />

pemeliharaan IPAL-Sewon sebesar Rp20.000.000,00 dari total<br />

Rp1.512.451.520,- dana yang dibutuhkan.<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Pada dasarnya jangka waktu kerjasama Sekretariat Bersama<br />

Kartamantul dilakukan sepanjang diperlukan dan masa kerja<br />

kepengurusan selama 2 tahun. Saat ini kepengurusan Sekber<br />

Kartamantul dipegang oleh <strong>Kabupaten</strong> Bantul.<br />

i. Hasil kerjasama<br />

Persampahan<br />

1) Pengelolaan persampahan di TPA Piyungan, Bantul dengan<br />

pembagian (sharing) pembiayaan berdasarkan volume sampah<br />

yang dibuang oleh masing-masing anggota.<br />

2) Penanganan masalah sampah illegal terutama di wilayah<br />

aglomerasi perkotaan/perbatasan<br />

476


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

3) Kerjasama dengan Shimizu Corporation pengelolaan proyek Clean<br />

Development Mechanism (CDM) Penangkapan Gas Metana.<br />

4) Pengolahan Lindi<br />

5) Pengingkatan dan pemeliharaan sarana prasarana drainase, talud,<br />

jalan dan kolam maturasi (kerjasama dengan Satker PLP Provinsi<br />

DIY)<br />

6) Evaluasi kelengkapan Armada Angkut Sampah.<br />

7) Review Perjanjian Kerjasama Pengelolaan TPA Piyungan.<br />

8) Peningkatan kinerja Pengelolaan TPA<br />

9) Pembahasan dan Evaluasi Biaya Operasional dan Pemeliharaan<br />

TPA Piyungan.<br />

Air Limbah<br />

1) Pembahasan dan evaluasi Biaya Operasional dan Pemeliharaan<br />

IPAL Sewon.<br />

2) Pembahasan Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Limbah<br />

3) Review Perjanjian Kerjasama Pengelolaan IPAL Sewon<br />

4) Pengembangan jaringan pipa induk, saluran sekunder dan tersier air<br />

limbah<br />

5) Review Master Plan Air Limbah Kawasan Perkotaan Yogyakarta<br />

(APY)<br />

6) Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Air limbah Perkotaan<br />

7) Penyiapan dokumen Municipal Sewerage Management & Health<br />

Project (MSMHP).<br />

Air Bersih<br />

1) Sinkronisasi Pemanfaatan Sumber Air Baku untuk wilayah<br />

Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY)<br />

2) Koordinasi untuk peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih<br />

3) Sinkronisasi peningkatan sarana dan prasarana untuk perbaikan<br />

sistem jaringan perpipaan dan distribusi air bersih yang kontinyu.<br />

477


Transportasi<br />

1) Perencanaan Bersama Kereta Api Komuter<br />

2) Sinkronisasi Jaringan Angkutan barang<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

3) Penertiban Jalan <strong>Kabupaten</strong> (Khususnya daerah Kronggahan).<br />

Tata Ruang<br />

1) Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Perkotaan<br />

2) Sinkronisasi Peta (digitasi) untuk Perencanaan Penataan Ruang<br />

APY<br />

Drainase<br />

1) Review Master Plan Drainase Kawasan Perkotaan Yogyakarta<br />

2) Sinkronisasi Perrencanaan dan Penganggaran Pengelolaan<br />

Drainase<br />

3) Sikronisasi Pelaksanaan Pelumpuran Drainase<br />

4) Sinkronisasi Pembangunan Sudetan Drainase<br />

5) Normalisasi dan Optimalisasi Saluran Penggelontor dari Wilayah<br />

UGM menuju Kota Yogyakarta<br />

6) Normalisasi Saluran Kali Belik (Perbatasan <strong>Sleman</strong> dan yogyakarta)<br />

7) Penanganan genangan air di kawasan Ambarukmo<br />

8) Penanganan dan Rehabilitasi drainase di jalan Kusumanegara<br />

Jalan<br />

(Perbatasan Yogyakarta dan Kab Bantul)<br />

1) Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pengelolaan jalan<br />

2) Sinkronisasi pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan<br />

3) Sinkronisasi sempadan dan ROI jalan<br />

4) Sinkronisasi Ijin Pemanfaatan Jalan<br />

j. Permasalahan dan Solusi<br />

Beberapa permasalahan yang muncul dalam kerjasama Kartamantul<br />

adalah :<br />

478


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Perencanaan program dan penganggaran dari anggota Sekber<br />

Kartamantul sering tidak sinkron.<br />

2) Orientasi standar capaian suatu sektor kualitasnya sering tidak<br />

selaras antar anggota.<br />

3) Belum sinkronnya utilitas pendukung (yang eksisting).<br />

4) Belum sinkronnya standarisasi dan regulasi termasuk perijinan di<br />

suatu daerah<br />

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah<br />

dengan meningkatkan konsultasi dan koordinasi guna tercapainya<br />

sinkronisasi perencanaan, penganggaran dan kegiatan serta melakukan<br />

pembahasan bersama.<br />

k. Hal-hal lain<br />

1) Sejak tahun 2008 kerjasama Sekber Kartamantul diperluas dengan<br />

menambah kerjasama pada bidang tata ruang dan pengembangan<br />

kapasitas<br />

2) Wacana dari Pemkab <strong>Sleman</strong> untuk memperluas bidang kerjasama<br />

Sekber Kartamantul dengan tambahan sektor yang baru yaitu<br />

pengelolaan sampah non rumah tangga (sampah spesifik) yaitu<br />

sampah industri termasuk limbah rumah sakit dan B3.<br />

3) Adanya pengembangan kelembagaan di Provinsi DIY yaitu SOTK<br />

baru Balai IPAL sehingga nantinya perlu ada pembagian peran<br />

antara kegiatan yang ditangani Sekber Kartamantul dan yang<br />

ditangani Balai lPAL.<br />

4) Besarnya pembagian hasil penjualan Gas Methane masih terus<br />

dinegosiasikan antara daerah anggota Sekber dengan pihak<br />

Shimizu.<br />

479


B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1. Pendampingan Sustainable Capacity Building For Decentralization<br />

(SCBD).<br />

a. Mitra yang diajak Kerjasama<br />

Mitra <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dalam rangka Penyelenggaraan<br />

Sustainable Capacity Building For Decentralization adalah Asian<br />

Development Bank (ADB) melalui kantor pusat manajemen proyek<br />

SCBD di Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Departemen Dalam<br />

Negeri. Sebagai pelaksana kegiatan adalah service provider<br />

konsorsium pemenang tender yaitu PT Widya Graha Asana (PT WGA),<br />

Jakarta berasosiasi dengan Pusat Studi Perencanaan Pembangunan<br />

Regional (PSPPR) UGM dengan Center for Economic and Information<br />

System Studies (CEISS).<br />

b. Dasar Hukum<br />

1) Loan Agreement antara <strong>Pemerintah</strong> Indonesia dan Asian<br />

Development Bank (ADB) Nomor Loan 1964-INO yang berlaku<br />

efektif mulai tanggal 5 September 2003,<br />

2) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 193.05-180 Tahun 2002<br />

Tentang Keanggotaan dan Tata Kerja Komisi Penyelenggaraan<br />

Bantuan ADB dalam rangka Peningkatan Kapasitas <strong>Pemerintah</strong><br />

Daerah.<br />

3) Keputusan Mendagri Nomor 050/222 Tahun 2005 Tentang CBAP 14<br />

<strong>Kabupaten</strong>/Kota Pelaksana SCBD, termasuk di dalamnya Kab.<br />

<strong>Sleman</strong><br />

4) Surat Mendagri Nomor 050/185/OTDA Perihal Penetapan 14<br />

<strong>Kabupaten</strong>/Kota lokasi SCBD Tahap I.<br />

c. Bidang yang dikerjasamakan<br />

Bidang yang dikerjasamakan adalah lintas sektor dalam rangka<br />

pengembangan kapasitas pemerintahan daerah yang berkelanjutan<br />

480


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

untuk desentralisasi yang meliputi kerangka strategi/kebijakan,<br />

perkuatan kelembagaan, manajemen SDM, peningkatan SDM,<br />

keuangan dan penganggaran.<br />

d. Nama Kegiatan<br />

Kegiatan Peningkatan Kapasitas <strong>Pemerintah</strong> Daerah yang<br />

Berkelanjutan (Pendampingan SCBD-DP)<br />

e. SKPD Penyelenggaraan Kerjasama<br />

SKPD yang bertanggungjawab untuk penyelenggaraan kegiatan<br />

Sustainable Capacity Building for Decentralization (SCBD) adalah<br />

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) cq. Bidang<br />

Teknologi dan Kerjasama. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati<br />

<strong>Sleman</strong> Nomor 34/Kep.KDH/2003 Tentang Struktur Organisasi,<br />

Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi Bidang Teknologi dan Kerjasama<br />

Bappeda, adalah sebagai berikut :<br />

1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi ilmu pengetahuan dan<br />

teknologi<br />

2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi kerjasama<br />

3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi data dan informasi<br />

f. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber Daya Manusia Penyelenggaraan Kegiatan Pendampingan<br />

SCBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Tahun 2009 adalah sebagai berikut:<br />

Tabel 5.4. SDM Penyelenggara Kerjasama SCBD<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP - 2. II -<br />

3 SMA 4 3. III 8<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 3<br />

5 Strata 1 3<br />

6 Strata 2 4<br />

Jumlah 11 Jumlah 11<br />

Sumber: Bappeda<br />

481


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan SCBD terdiri dari 1<br />

orang PIU eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang eselon IV, dan 7<br />

orang staf.<br />

g. Alokasi dan Realisasi Anggaran<br />

Kegiatan SCBD dibiayai oleh <strong>Pemerintah</strong> Pusat pada tahun 2009<br />

dengan dasar DIPA Nomor: 2322.0/010-07.4/-/2009 dengan alokasi<br />

anggaran sebesar Rp4.495.708.000,-, anggaran tersebut terealisasi<br />

Rp2.341.667.926,- (52,087%). Untuk kegiatan pendampingan SCBDP<br />

dialokasikan anggaran sebesar Rp925.000.000,- dari APBD dengan<br />

realisasi penggunaan sebesar Rp830.314.066 (89,68%). Kegiatan<br />

SCBD Kab. <strong>Sleman</strong> sesuai kontrak, selama 3 tahun dengan ketentuan<br />

berkelanjutan, yang didanai dari APBN/ADB Loan No. 1965-INO<br />

sebesar 80% dan APBD (pendampingan) 20 % sehingga capaian<br />

kinerja SCBDP Kab <strong>Sleman</strong> secara fisik sudah sebesar 100& dengan<br />

capaian keuangan sebesar 95%. Besarnya dana yang bias diserap dari<br />

APBD ini karena menyesuaikan dengan dana APBN/loan yang dapat<br />

dicairkan.<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Jangka waktu kerjasama adalah 5 tahun terhitung sejak<br />

ditandatanganinya kontrak antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

dengan pemenang tender (PT WGA) dengan Nomor:<br />

026/SCBD/56/CSC/2006 tanggal 7 Nopember 2006.<br />

i. Hasil dari Kerjasama<br />

1) Terlaksananya peningkatan SDM <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> berupa<br />

pendidikan dan pelatihan mulai eselon II, III, IV dan Staf sebanyak<br />

27 Jenis diklat.<br />

2) Terbangunnya SIM Perijinan terpadu sebanyak 44 jenis SIM<br />

3) Terbangunnya SIM Penanggulangan Kemiskinan.<br />

482


4) Tersusunnya pedoman pengelolaan Tanah Kas Desa<br />

5) Audit Kinerja Pemkab <strong>Sleman</strong><br />

6) Survei Kepuasan Pelanggan (masyarakat).<br />

j. Permasalahan dan Solusi<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Permasalahan dalam pelaksanaan SCBD yang menyebabkan target<br />

keuangan dan kegiatan tidak tercapai sesuai dengan rencana adalah:<br />

pencairan dana Loan ADB No. 1964-INO di KPPN Khusus VI Jakarta<br />

cukup rumit dan membutuhkan waktu lama.. Hal tersebut dikarenakan<br />

adanya ketentuan bahwa kegiatan harus selesai dilaksanakan dahulu<br />

dan harus ada berita acara serah terima out put kegiatan dari service<br />

provider ke unit pelaksana proyek (PIU) SCBDP.<br />

2) Birokrasi pencairan uang yang panjang. Proses pencairan keuangan<br />

dimulai dari service provider ke PIU SCBDP kemudian diajukan ke<br />

kantor pusat (CPMO) SCBDP ADB Loan 1964-INO Ditjend PUOD<br />

Depdagri dilanjutkan ke KPPN Khusus VI Jakarta dan ADB Manila,<br />

setelah disetujui semua pihak baru dapat dicairkan melalui KPPN<br />

Khusus Vi Jakarta yang langsung diterima melalui rekening service<br />

provider/konsultan SCBDP (tanpa melalui Satker).<br />

Solusi yang ditempuh dalam rangka memperlancar pencairan dana<br />

Loan ADB no 1964-INO adalah dengan rmelakukan pencermatan<br />

bersama dokumen pengajuan pencairan (invoice) antara konsultan-<br />

PIU SCBDP Kab <strong>Sleman</strong> dan Bendahara SCBDP di CPMO SCBDP<br />

Depdagri agar tidak ada kesalahan yang akan makin memperpanjang<br />

proses. Disamping itu PIU Kab <strong>Sleman</strong> juga terus melakukan<br />

koordinasi dan pemantauan kepada Konsultan dan ke CPMO SCB-<br />

DP Depdagri.<br />

483


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

2. Peningkatan Kelembagaan dan Kebijakan Pengelolaan Irigasi Sumber<br />

Daya Air/Water Resources and Irrigation Sector Management Project<br />

(WISMP) <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

a. Mitra yang diajak kerjasama<br />

Mitra yang bekerjasama dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dalam<br />

rangka melaksanakan program Water Resources and Irrigation Sector<br />

Management Project (WISMP I) adalah Bank Dunia dan Departemen<br />

Permukiman dan Prasarana Wilayah.<br />

b. Dasar Hukum<br />

1) Undang- undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.<br />

2) Peraturan <strong>Pemerintah</strong> Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi.<br />

3) Surat Departemen Dalam Negeri Nomor 900 /982/IV/Bangda tanggal<br />

4 Agustus 2005 perihal Perlaksanaan WISMP dan Surat Dirjen<br />

Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan <strong>Umum</strong> Nomor<br />

HL/02.02.DJ/554 tanggal 16 Agustus 2005 perihal Program WISMP.<br />

4) Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 233/Kep.KDH/A/2005 Tentang<br />

Unit Manajemen Proyek <strong>Kabupaten</strong> dan Unit Pelaksana Proyek<br />

<strong>Kabupaten</strong> WISMP tanggal 21 Desember 2005.<br />

5) Surat Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 611/02192/2005 tentang Kesanggupan<br />

Pelaksanaan Program WISMP.<br />

c. Bidang Kerjasama<br />

Bidang kerjasama adalah bidang sumber daya air.<br />

d. Nama Kegiatan<br />

Peningkatan Kelembagaan dan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (<br />

WISMP).<br />

e. SKPD penyelenggara kerjasama<br />

SKPD penyelenggara kerjasama ini adalah Badan Perencanaan<br />

Pembangunan Daerah c.q Bidang Perencanaan Perdesaan.<br />

484


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 34/Kep.KDH/2003<br />

Tentang Struktur Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi<br />

Bappeda, Bidang Perencanaan Pedesaan mempunyai fungsi yaitu :<br />

1) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi tata ruang perdesaan.<br />

2) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi sarana dan prasarana<br />

perdesaan.<br />

3) Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi lingkungan hidup dan<br />

sumber daya alam.<br />

f. Sumber Daya Manusia<br />

Sumberdaya manusia penyelenggara kegiatan WISMP adalah sebagai<br />

berikut:<br />

Tabel 5.5. SDM Penyelenggara Kerjasama WISMP<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP - 2. II -<br />

3 SMA 1 3. III 10<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 1<br />

5 Strata 1 5<br />

6 Strata 2 5<br />

Jumlah 11 Jumlah 11<br />

Sumber: Bappeda<br />

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan WISMP terdiri dari 1<br />

orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III dan 3 orang eselon IV.<br />

g. Jumlah dan sumber anggaran<br />

Anggaran untuk kegiatan pendampingan WISMP bersumber pada:<br />

1) APBN (DIPA No. 0308.0/999-06.1/-/2009 tanggal 8 juni 2009/4711-<br />

IND/10705701 dengan Kegiatan Pembuatan Perkuatan<br />

kelembagaan Sumber Daya Air Kab <strong>Sleman</strong> dan sub Kegiatan<br />

Penguatan Kelembagaan) yang merupakan loan <strong>Pemerintah</strong><br />

Republik Indonesia dari Bank Dunia yang dihibahkan oleh<br />

485


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

<strong>Pemerintah</strong> Pusat kepada <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> sebesar Rp.<br />

199.907.000,- realisasi sebesar Rp 125.778.600,-<br />

2) APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Tahun Anggaran 2009 sebesar<br />

Rp106.000.000 realisasi sebesar Rp80.381.275,- (75,83%).<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Program Water Resources And Irrigation Sector Management dimulai<br />

tahun 2005 selama 10 tahun. Program ini dilaksanakan di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> mulai tahun 2006.<br />

i. Hasil Kerjasama<br />

1) Hasil kegiatan peningkatan kelembagaan WISMP adalah:<br />

2) Dokumen Profil Sosial ekonomi Teknis Kelembagaan (PSETK).<br />

3) Persiapan Pelaksanaan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) meliputi<br />

: Pelaksanaan Penyadaran Publik<br />

4) Pemberdayaan P3A, Gab P3A dan Induk P3A : Pengadaan Tenaga<br />

Pendamping Masyarakat (TPM) dan TPM <strong>Kabupaten</strong><br />

5) Pembentukan dan Pelatihan P3A dan Induk P3A, Gabungan P3A<br />

dan Induk P3A: Pelatihan dan Penyusunan PSETK dengan Metode<br />

PPKP.<br />

6) Honor untuk Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM).<br />

j. Permasalahan dan Solusi<br />

1) DIPA turunnya terlambat sedangkan kegiatan sudah terjadwal sejak<br />

awal tahun sehingga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan terutama<br />

yang melibatkan pihak lain, seperti Tim Pendamping Masyarakat.<br />

Solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan<br />

koordinasi dan konsultasi ke berbagai instansi/lembaga yang<br />

menaungi kegiatan WISMP (Bappenas, Depkimpraswil, Departemen<br />

Pertanian, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan dan<br />

Bank Dunia).<br />

486


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

2) Penetapan dan sosialisasi perda tentang PPSIP belum dapat<br />

dilaksanakan karena Perda masih dalam pengkajian di Bagian<br />

Hukum Setda<br />

3) Kelembagaan Pengelolaan irigasi (KPI) belum bias dilaksanakan<br />

karena pada saat itu dalam status menunggu penetapan SOTK baru<br />

yang didalamnya antara lain mengatur tentang tugas pokok dan<br />

fungsi lembaga.<br />

k. Hal-hal lain<br />

1) Diharapkan dengan adanya dokumen Profil Sosial Ekonomi Teknis<br />

Kelembagaan (PSETK) dapat menjadi bahan kebijakan pengelolaan<br />

irigasi.<br />

2) Tercapainya Peningkatan Kinerja Pengembangan Sumber daya Air<br />

dan sistem irigasi Partisipatif dapat mewujudkan optimalisasi<br />

kelembagaan Sumber Daya Air.<br />

3. Kerjasama Lainnya<br />

Kerjasama Pembangunan dilakukan melalui perencanaan dan<br />

pengembangan kerjasama. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka<br />

mengoptimalkan potensi yang dimiliki <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, penyediaan<br />

infrastruktur, peningkatkan pelayanan kesehatan dan perbaikan lingkungan,<br />

pemanfaatan peluang/tawaran kerjasama dari pihak lain untuk mengatasi<br />

masalah-masalah kemiskinan ataupun pengangguran, membantu<br />

menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat maupun untuk<br />

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan kerjasama<br />

dilakukan antara lain dengan identifikasi dan pemetaan potensi dan jenis<br />

serta mitra yang akan diajak dan atau dikerjasamakan dilanjutkan dengan<br />

kegiatan fasilitasi kerjasama dalam rangka match making.<br />

Kegiatan kerjasama dimulai dari identifikasi potensi kerjasamaantar daerah<br />

dan swasta. Hasil identifikasi ini diharapkan bisa ditindaklanjuti dengan<br />

487


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

merealisasikan potensi kerjasama tersebut guna mengoptimalkan sumber<br />

daya yang ada untuk meningkatkan baik pelayanan maupun pembangunan<br />

di Kab. <strong>Sleman</strong>. Selama tahun anggaran 2009 terdapat 57 perjanjian<br />

kerjasama/nota kesepahaman yang dilakukan oleh <strong>Pemerintah</strong> Kab.<br />

<strong>Sleman</strong> dengan pihak lain.<br />

a. Mitra yang diajak Kerjasama<br />

Kerjasama dilakukan dengan pemerintah pusat, baik departemen<br />

maupun lembaga non departemen, lembaga pemerintah lainnya,<br />

perusahaan swasta maupun BUMN serta LSM. Adapun potensi<br />

kerjasama yang diidentifikasi baik instansi pemerintah pusat, daerah<br />

lain maupun lembaga swasta/LSM.<br />

b. Dasar Hukum .<br />

Selama tahun anggaran 2009 terdapat 57 perjanjian kerjasama/nota<br />

kesepahaman yang dilakukan oleh <strong>Pemerintah</strong> Kab. <strong>Sleman</strong> dengan<br />

pihak lain, beberapa yang menonjol diantaranya adalah :<br />

1) Nota Kesepahaman 1/PK.KDH/A/2009 NP-01-01/PNPM Mandiri<br />

Perdesaan/I/2009 2 Januari 2009 antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong> Pusat untuk pembiayaan dan<br />

pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri<br />

Perdesaan (PNPM-Mandiri Perdesaan) berdasarkan asas tugas<br />

pembantuan.<br />

2) Perjanjian Kerjasama No.2/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Akper Karya Husada<br />

tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan<br />

Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Program Pendidikan<br />

Tenaga Kesehatan Akademi Keperawatan Karya Husada<br />

Yogyakarta.<br />

3) Perjanjian Kerjasama No. 3/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Akademi Komputer<br />

488


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

AMIK tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan<br />

Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Program Pendidikan<br />

Tenaga Kesehatan<br />

4) Perjanjian Kerjasama No. 4/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Fakultas Kedokteran<br />

UII tentang Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pelayanan<br />

Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Program Pendidikan<br />

Tenaga Kesehatan<br />

5) Perjanjian Kerjasama No.5/PK.KDH/D/2009 tanggal 9 Januari 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Akademi Analisis<br />

Kesehatan Yogyakarta tentang Peningkatan dan Pengembangan<br />

Mutu Pelayanan Kesehatan di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan<br />

Program Pendidikan Tenaga Kesehatan<br />

6) Perjanjian Kerjasama No. 6/PK.KDH/A/2009 tanggal 2 Maret 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan LSM Sampan<br />

Community tentang Pendampingan bagi Korban Penyalahgunaan<br />

Napza di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

7) Perjanjian Kerjasama No. 10/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009<br />

antara Departemen Pekerjaan <strong>Umum</strong>, <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dan Bremen Overseas Research and Development<br />

Association (Borda) tentang Pelaksanaan Replikasi Program<br />

Sanitasi berbasis Masyarakat.<br />

8) Perjanjian Hibah No.11/PK.KDH.D/2009 tanggal 8 April 2009 antara<br />

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> tentang Hibah DanaDari <strong>Pemerintah</strong> Provinsi Daerah<br />

IstimewaYogyakarta kepada <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

9) Perjanjian Hibah No.12/PK.KDH/D/2009 tanggal 20 April 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Komite Olahraga<br />

Nasional Indonesia (KONI) <strong>Kabupaten</strong><strong>Sleman</strong> tentang Pemberian<br />

Dana Hibah Keolahragaan.<br />

489


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

10) Perjanjian Hibah No.13/PK.KDH/A/2009 tanggal 20 April 2009<br />

antara Pemkab. <strong>Sleman</strong> dengan Kodim 0732 <strong>Sleman</strong> tentang<br />

Pemberian Hibah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).<br />

11) Perjanjian Kerjasama No. 14/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Muara Jambi Provinsi Jambi tentang Penyelenggaraan<br />

Program Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi Sungai Gelam<br />

Baru SP 4 <strong>Kabupaten</strong> Muara Jambi Provinsi Jambi.<br />

12) Perjanjian Kerjasama No. 15/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Sawahan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.<br />

13) Perjanjian Kerjasama No. 16/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Jejangkit<br />

<strong>Kabupaten</strong> Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan<br />

14) Perjanjian Kerjasama No.17/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Muko-Muko Provinsi Bengkulu tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Lubuk<br />

Talang, Kecamatan Malin Deman <strong>Kabupaten</strong> Muko-Muko Provinsi<br />

Bengkulu.<br />

15) Perjanjian Kerjasama No. 18/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Boul Provinsi Sulawesi Tengah tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Desa<br />

Kokabuka, <strong>Kabupaten</strong> Boul Provinsi Sulawesi Tengah<br />

16) Perjanjian Kerjasama No. 19/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

490


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

<strong>Kabupaten</strong> Gorontalo Provinsi Gorontalo tentang Penyelenggaraan<br />

Program Transmigrasi di lokasi Desa Puncak, <strong>Kabupaten</strong> Gorontalo<br />

Provinsi Gorontalo<br />

17) Perjanjian Kerjasama No.20/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Polawan<br />

SP.1, <strong>Kabupaten</strong> Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur<br />

18) Perjanjian Kerjasama No. 21/PK.KDH/A/2009 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Sungai<br />

Rambutan SP.2 , <strong>Kabupaten</strong> Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan<br />

19) Perjanjian Kerjasama No.22/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi<br />

Desa Sukomaju, Kecamatan Geragai <strong>Kabupaten</strong> Tanjung Jabung<br />

Timur Provinsi Jambi<br />

20) Perjanjian Kerjasama No. 23/PK.KDH/A/2009 tanggal 12 Juni 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> Sambas Provinsi Kalimantan Barat tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi UPT Serat Dyan<br />

SP.2 <strong>Kabupaten</strong> Sambas Provinsi Kalimantan Barat<br />

21) Perjanjian Kerjasama Nomor 26/PK.KDH/A/2009 tanggal 22 Juni<br />

2009 antara Dinas Kesehatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Program<br />

Studi S2 IKM Jurusan Sistem Informasi Kesehatan (SIMKES)<br />

Tentang Penyelenggaraan Pelatihan Sistem Informasi Kesehatan<br />

untuk Analisis Data Kesehatan bagi Kepala Puskesmas dan Staf<br />

Dinas Kesehatan Di tingk. Pemkab <strong>Sleman</strong> 2009.<br />

491


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

22) Perjanjian Kerjasama No. 27/PK.KDH/A/2009 dan No.<br />

2208/Joi.Hy.FH Tanggal 22 Juni 2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong><br />

dengan FH UGM tentang Penempatan Mahasiswa KKN<br />

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat UGM dalam Studi<br />

Pembentukan Regulasi Daerah<br />

23) Perjanjian Hibah No. 29/PK.KDH/A/2009 tanggal 25 Juni 2009<br />

antara Pemkab <strong>Sleman</strong> Dengan Tim Penggerak PKK <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> tentang Pemberian Dana Hibah Pemberdayaan dan<br />

Kesejahteraan Keluarga.<br />

24) Nota Kesepakatan No.30/PK.KDH/D/2009 tanggal 29 Juni 2009<br />

antara Direktorat Jendaral ciptakarya DPURI,<strong>Pemerintah</strong> ProVinsi<br />

DIY, <strong>Pemerintah</strong> Kota Yogyakarta, <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>,<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Bantul tentang Pelaksanaan Program<br />

Metropolitan Sanitation Management & Healthy Project (MSMHP)<br />

di Wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta.<br />

25) Nota Kesepakatan No. 32/PK.KDH/D/2009 tanggal 16 Juli 2009<br />

antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan LPPR UGM tentang<br />

Kerjasama Pengujian Contoh Uji Kualitas Lingkungan<br />

26) Nota Kesepakatan No.33/ PK.KDH/D/2009 tanggal 16 Juli 2009<br />

antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Balai Besar Kesehatan Lingkungan<br />

tentang Kerjasama Pengujian Contoh Uji Kualitas Lingkungan<br />

27) Perjanjian No. 37/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009 Penerusan<br />

Hibah antara <strong>Pemerintah</strong> Republik Indonesia dan <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> untuk Kegiatan Local Basic Education Capacity<br />

Project<br />

28) Perjanjian N0. 38/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 April 2009 Hibah antara<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan komite olahraga Nasional<br />

Indonesia (KONI) <strong>Kabupaten</strong><strong>Sleman</strong> tentang Perubahan Perjanjian<br />

Hibah antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Komite<br />

OlahragaNasional Indonesia (KONI) <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Nomor<br />

492


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

7520/KONI/SLMN/IV/2009, Nomor 12/PK.KDH/A/2009 tentang<br />

Pemberian Dana Hibah Keolahragaan.<br />

29) Perjanjian Kerjasama No. 41/PK.KDH/D/2009 tanggal 28 September<br />

2009 antara <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Institut<br />

Pertanian ”Stiper” (Instiper” Yogyakarta tentang Pelaksanaan<br />

Program Model Agro Forestry dan budi daya aren<br />

30) Perjanjian Kerjasama No. 42/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 Oktober<br />

2009 antara Badan Geologi Departemen Energi dan Sumberdaya<br />

Mineral, <strong>Pemerintah</strong> Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> tentang Pengelolaan Museum<br />

Gunungapi Merapi di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />

31) Perjanjian Hibah No. 43/PK.KDH/D/2009 tanggal 1 Oktober 2009<br />

antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Komando Distri Militer 0732<br />

<strong>Sleman</strong> tentang PemberianDana Hibah TNI Manunggal<br />

Membangun Desa (TMMD).<br />

32) Kesepakatan Bersama No. 44/PK.KDH/D/2009 tanggal 5 Oktober<br />

2009 Badan Kepegawaian Negara dan Pemkab <strong>Sleman</strong> Tentang<br />

Kerjasama Penerapan Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik dalam<br />

Sistem Layanan Pegawai Negeri Sipil di kabupaten <strong>Sleman</strong><br />

33) Nota Kesepakatan No.46/PK.KDH/D/2009 tanggal 17 Oktober 2009<br />

antara Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan<br />

UMUM dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Prov. DIY tentang<br />

Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Lingkungan Permukiman<br />

Berbasis Komunitas/ Neighbourhood Development di Desa<br />

Sindumartani Kecamatan Ngemplak <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> Prop DIY.<br />

34) Nota Kesepahaman No. 48/PK.KDH/D/2009 tanggal 6 Nopember<br />

2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

tentang KUA<br />

35) Nota Kesepahaman No. 49/PK.KDH/D/2009 tanggal 6 Nopember<br />

2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

tentang PPAS<br />

493


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

36) Perjanjian Kerjasama No. 50/PK.KDH/D/2009 tanggal 12<br />

Nopember 2009 <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Kota Baru Provinsi<br />

Kalimantan Selatan dengan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> tentang<br />

Penyelenggaraan Program Transmigrasi di lokasi Siayuh<br />

Kecamatan Klumpang Barat <strong>Kabupaten</strong> Kota Baru, Provinsi<br />

Kalimantan Selatan<br />

37) Perjanjian Kerjasama No. 51/PK.KDH/D/2009 tanggal 12 Nopember<br />

2009 Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Pemkab Ogan Komering ilir<br />

Prov.Sumatera Selatan tentang Penyelenggaraan Program<br />

Transmigrasi di UPT Simpang Tiga sp 3 Kec.Tulung Selapan<br />

Kab.Ogan Komering Ilir Prov.Sumsel<br />

38) Perjanjian Kerjasama Pemkab No. 52/PK.KDH/D/2009 tanggal 12<br />

Nopember 2009 <strong>Sleman</strong> dengan Pemkab Ogan Komering Ilir<br />

Prov.Sumatera Selatan tentang Penyelenggaraan Program<br />

Transmigrasi Swakarsa Mandiri di lokasi Tanabang Kecamatan<br />

Muara Karang Kab.Ogan Komering Ilir Prov.Sumsel<br />

39) Perjanjian Kerjasama No.53/PK.KDH/D/2009 tanggal 12 Nopember<br />

2009 antara Pemkab <strong>Sleman</strong> dengan Pemkab Sambas Prov.Kalbar<br />

tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di UPT Sabung<br />

SP.1 kecamatan Subah, <strong>Kabupaten</strong> Sambas Provinsi Kalimantan<br />

Barat<br />

c. Bidang Kerjasama<br />

Bidang yang dikerjasamakan meliputi bidang pembangunan daerah,<br />

kesehatan, pendidikan, transmigrasi, lingkungan dan pemberdayaan<br />

masyarakat. Hasil Identifikasi potensi kerjasama antar daerah dan<br />

swasta bidang yang direkomendasikan untuk dikerjasamakan meliputi :<br />

meliputi kegiatan pembangunan sarana dan prasarana untuk<br />

mendukung kegiatan budaya, pasar, rekreasi, pendidikan,<br />

pengembangan UKM, terminal, obyek wisata, air minum, jalan;<br />

494


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

pemberdayaan masyarakat, penanganan masalah sosial, pelayanan<br />

dan peningkatan derajat kesehatan dan lingkungan, permodalan,<br />

pendidikan dan pelatihan, permukiman, penginderaan jauh, otomotif,<br />

olah raga, pengelolaan limbah, penanggulangan bencana alam dan<br />

penanggulangan kemiskinan serta keamanan yang direkomendasikan<br />

untuk dapat dilaksanakan bekerjasama dengan kabupaten/ kota di<br />

lingkungan Provinsi DIY dan Provinsi Jawa Tengah, dengan Lembaga<br />

Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN), CV Cihanjuang Inti Teknik,<br />

PT Semen Gresik, PT Pertamina, Indonesia, Netherlands Association<br />

(INA), Akademi Teknik Mesin (ATMI) Surakarta dan dengan berbagai<br />

universitas/perguruan tinggi lain yang ada di <strong>Sleman</strong> atau Yogya.<br />

d. Nama Kegiatan<br />

Identifikasi potensi kerjasama antar daerah dan swasta<br />

e. SKPD Penyelenggara<br />

SKPD penyelenggara Kegiatan Identifikasi Potensi Kerjasama antar<br />

Daerah dan Swasta adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah<br />

cq Bidang Perencanaan Teknologi dan Kerjasama.<br />

f. Jumlah Pegawai, Kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan<br />

Jumlah pegawai pada Bidang Perencanaan Teknologi dan Kerjasama<br />

adalah 12 orang dengan deskripsi sebagai berikut :<br />

Tabel 5.6. SDM Penyelenggara Perencanaan dan Pengembangan Kerjasama<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP - 2. II -<br />

3 SMA 4 3. III 8<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 3<br />

5 Strata 1 3<br />

6 Strata 2 4<br />

Jumlah 11 Jumlah 11<br />

Sumber: Bappeda<br />

495


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan SCBD terdiri dari 1<br />

orang pejabat eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang eselon IV, dan 7<br />

orang staf.<br />

g. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Anggaran kegiatan Identifikasi Potensi Kerjasama dengan daerah lain<br />

dan swasta berasal dari APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> tahun 2009 yaitu<br />

sebesar Rp85.350.000,00 realisasi Rp79.566.325,- (93,22%) .<br />

h. Jangka Waktu Kerjasama<br />

Jangka waktu kerjasama seperti tersebut dalam poin b) ditentukan<br />

sesuai kesepakatan masing-masing pihak.<br />

i. Hasil (out put) kerjasama<br />

Hasil (out put) dari kegiatan Identifikasi potensi kerjasama antar daerah<br />

dan swasta adalah teridentifikasikannya potensi kerjasama dengan<br />

daerah lain dan swasta sebanyak 50 buah buku. Adapun hasil kegiatan<br />

kerjasama dengan fihak lain selama tahun 2009 yang menonjol adalah :<br />

1) Adanya bantuan /hibah 2 buah unit alat pengolah sampah (pengayak<br />

kompos dan plastic crusher/pencacah plastik) bantuan dari PT<br />

Pertaminana (Persero) senilai Rp.108.000.000,-<br />

2) Terlaksananya Program Transmigrasi swakarsa Mandiri dari Kab<br />

sleman ke beberapa daerah/kabupaten lain di luar Jawa seperti :<br />

Kab. Muara Jambi, Kab. Barito Kuala, Kab. Muko-muko, Kab. Boul,<br />

Kab. Gorontalo, Kab. Kutai Timur, Kab. Ogan Komering Ilir, Kab.<br />

Tanjung Jabung serta Kab. Sambas, Kalimantan Barat.<br />

3) Peningkatan dan Pengembangan mutu pelayanan kesehatan serta<br />

pengembangan program pendidikan tenaga kesehatan.<br />

4) Terlaksananya pembinaan dan atau dukungan kegiatan kepada<br />

berbagai organisasi seperti Sekretariat KORPRI, PKK, PMI, KONI,<br />

496


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

KODIM, Pramuka, dlsbnya serta pembinaan dan dukungan dana<br />

pendidikan bagi berbagai sekolah swasta di Kab. <strong>Sleman</strong>.<br />

5) Penerusan Hibah antara <strong>Pemerintah</strong> Republik Indonesia dan<br />

<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> untuk Kegiatan Local Basic<br />

Education Capacity Project<br />

6) Terlaksananya Pengelolalaan Museum Gunung Merapi,<br />

terlaksananya program Agro Forestry dan budi daya aren, program<br />

Metropolitan Sanitation Management and Healthy Project di wilayah<br />

aglomerasi perkotaan, serta terlaksananya pengembangan<br />

permukiman berbasis komunitas.<br />

j. Permasalahan dan Solusi<br />

1) Sistem pengelolaan kerjasama belum terpola secara baku. Hal<br />

tersebut menyebabkan tindak lanjut dari masing-masing<br />

kesepakatan/MoU belum lancar serta adanya kerjasama yang<br />

secara esensial dirasa perlu tapi pada pelaksanaannya belum efektif<br />

karena masing-masing pihak punya sudut pandang berbeda.<br />

Terdapat juga perjanjian kerjasama yang kegiatannya masih terus<br />

berjalan namun sebenarnya jangka waktunya sudah habis. Solusi<br />

yang ditempuh adalah melakukan peningkatkan koordinasi dan<br />

konsultasi serta sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman yang<br />

sama tentang pengelolaan kerjasama serta untuk tindak lanjut dari<br />

kesepakatan yang telah tertuang dalam MoU dan mengusulkan<br />

perlunya Treaty Room serta petugas yang khusus memonitor<br />

kegiatan kerjasama guna memngantisipasi hal-hal seperti tersebut<br />

2) Dalam PP nomor 50 tahun 2007 dinyatakan bahwa dalam rangka<br />

pelaksanaan kerjasama Daerah dapat membentuk Badan Kerjasama<br />

daerah. Sampai saat ini Kab Slemabn belum mewujudkan, oleh<br />

sebab itu dalam rangka efektifitas dan efisiensi kerja sama perlu<br />

dibentuk Badan Kerjasama Daerah.<br />

497


k. Hal-hal lain<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Dari kegiatan diidentifikasi potensi kerjasama dengan daerah lain dan<br />

swasta dapat dilihat bahwa cukup banyak peluang dari berbagai bidang<br />

yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan maupun peningkatan<br />

pelayanan kepada masyarakat <strong>Sleman</strong>, peningkatan kesejahteraan<br />

masyarakat Kab. <strong>Sleman</strong> serta untuk peningkatan sarana prasarana di<br />

Kab. <strong>Sleman</strong> baik dari sisi jumlah fisik maupun peningkatan kualitas dan<br />

pemeliharaannya.<br />

C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal<br />

1. Forum Koordinasi<br />

a. Forum Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda), adalah forum yang<br />

melibatkan unsur kepala dan wakil kepala dari institusi Kejaksaan<br />

Negeri, Kepolisian Resort (Polres), Komando Distrik Militer (Kodim)<br />

dan DPRD.<br />

b. Forum Pengadilan Kejaksaan Kejaksaan dan Kepolisian (Dilkejakpol)<br />

yang melibatkan dari unsur Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, dan<br />

Kepolisian Resort.<br />

2. Materi Koordinasi<br />

Materi koordinasi menyangkut permasalahan-permasalahan daerah<br />

bersifat strategis, yang perlu segera mendapatkan kebijakan bersama dan<br />

melibatkan unsur pimpinan daerah. Secara prinsip koordinasi tersebut<br />

ditujukan untuk menyelaraskan tugas-tugas pelaksanaan<br />

penyelenggaraan pemerintahan meliputi pembinaan hukum, politik,<br />

keamanan ketertiban, sosial kemasyarakatan, dan penanggulangan<br />

bencana, berupa:<br />

a. Peningkatan kewaspadaan daerah terhadap ancaman terorisme<br />

dengan penertiban Kartu Tanda Penduduk serta peningkatan<br />

kepekaan masayarakat terhadap lingkungan dan penciptaan ketertiban<br />

umum yang berkaitan dengan kegiatan mobilitas penduduk.<br />

498


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

b. Kesiapan daerah dalam rangka pelaksanaan pemilu tahun 2009 pada<br />

tahap persiapan, pelaksanaan dan paska pemilu dari teknis<br />

operasional, fasilitasi pemerintah daerah, kesiapsiagaan aparat dan<br />

perkembangan kondisi sosial politik masyarakat serta koordinasi<br />

penyiapan kondisi yang kondusif untuk kegiatan pemilu.<br />

c. Kesiapan daerah dalam rangka persiapan pelaksanaan pemilihan<br />

<strong>Umum</strong> Kepala Daerah yang akan dilaksanakan pada tahun 2010<br />

d. Peningkatan efektifitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)<br />

sebagai salah satu solusi wadah penyelesaian konflik horisontal antar<br />

pemeluk agama,<br />

e. Peningkatan pemahaman dalam rangka pembinaan kebangsaan dan<br />

wawasan kebangsaan,<br />

f. Penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran oleh<br />

masyarakat terhadap ketentuan peraturan daerah dan ketertiban<br />

umum.<br />

g. Upaya pemberantasan korupsi dalam rangka penciptaan aparatur yang<br />

bersih dan bertanggungjawab.<br />

3. Intansi vertikal yang terlibat<br />

a. Kejaksaan Negeri,<br />

b. Pengadilan Negeri,<br />

c. Kepolisian Resort (Polres),<br />

d. Komando Distrik Militer (Kodim),<br />

e. DPRD.<br />

4. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Alokasi anggaran yang disediakan untuk penyelenggaraan koordinasi<br />

dengan instansi vertikal sebesar Rp602.450.000,00 bersumber pada<br />

APBD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dalam pelaksanaannya anggaran tersebut<br />

dapat direalisasikan sebesar Rp539.782.500,00 atau sebesar 89,60%.<br />

499


5. SKPD Penyelenggara<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Penyelenggara Koordinasi dengan instansi vertikal dilaksanakan oleh<br />

Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> dan Bagian Hukum Sekretariat Daerah. Sesuai<br />

dengan Surat Keputusan Bupati <strong>Sleman</strong> Nomor 23/Kep.KDH/A/2003<br />

tentang Struktur Organisasi, Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta<br />

Tata Kerja Sekretariat Daerah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, Bagian Tata<br />

<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai tugas melaksanakan analisis dan penyiapan<br />

rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam bidang<br />

pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata<br />

<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai fungsi:<br />

a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,<br />

b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi daerah,<br />

c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,<br />

d. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pengembangan perkotaan dan potensi wilayah,<br />

e. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,<br />

f. Penyelengaraan tata usaha Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>.<br />

Bagian Hukum Sekretariat Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan<br />

analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi<br />

dalam bidang hukum. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Hukum<br />

mempunyai fungsi:<br />

a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi penyusunan dan pengkajian peraturan<br />

perundang-undangan,<br />

b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan publikasi dan dokumentasi<br />

hukum,<br />

500


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi penyusunan pertimbangan penyelesaian<br />

permasalahan hukum dan bantuan hukum pemerintah daerah,<br />

d. Pelaksanaan analisis, dan penyiapan bahan, pelayanan administrasi<br />

serta pelaksanaan penyuluhan hukum,<br />

e. Penyelengaraan tata usaha Bagian Hukum.<br />

6. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber daya penyelenggara koordinasi dengan instansi vertikal adalah<br />

sebagai berikut:<br />

Tabel 5.7. SDM Penyelenggara Koordinasi dengan Instansi Vertikal<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP 1 2. II 2<br />

3 SMA 7 3. III 29<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 2<br />

5 Strata 1 17<br />

6 Strata 2 8<br />

Jumlah 33 Jumlah 33<br />

Sumber: Sekretariat Daerah<br />

Pejabat struktural penyelenggaraan koordinasi dengan instansi vertikal<br />

adalah 2 orang pejabat eselon II, 2 orang pejabat eselon III, 2 orang dan 6<br />

orang pejabat eselon IV.<br />

7. Jumlah kegiatan koordinasi yang dilaksanakan<br />

Kegiatan koordinasi dilaksanakan sebanyak 7 kali dalam bentuk<br />

penyelenggaraan forum Rapat Koordinasi daerah sebanyak 5 kali dan<br />

forum Dilkehjakpol sebanyak 2 kali.<br />

8. Hasil dan Manfaat Koordinasi<br />

a. Terwujudnya keselaran dan keterpaduan langkah baik bersama-sama<br />

maupun sendiri oleh masing-masing instansi, sesuai ketugasannya<br />

501


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat terutama dalam<br />

rangka menciptakan keamanan dan ketertiban umum sehingga tercipta<br />

kondisi sosial masyarakat yang kondusif dalam rangka<br />

penyelenggaraan pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum<br />

presiden yang berjalan lancar.<br />

b. Media Komunikasi bersama terhadap kegiatan-kegiatan, sektoral,<br />

koordinatif serta evaluasi terhadap kasus-kasus yang terjadi, sehingga<br />

dapat diambil kebijakan dan tindakan implementatif pemecahan<br />

masalah<br />

c. Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan penyelenggaraan<br />

pemerintahan umum yang ada untuk diambil kebijakan yang dapat<br />

mengakomodasi dari semua kepentingan dan kelancaran pelaksanaan<br />

tugas baik dari <strong>Pemerintah</strong> Daerah, instansi vertikal maupun<br />

kepentingan masyarakat.<br />

d. Mendapatkan informasi dan kebijakan terutama untuk menghadapi<br />

tantangan kondisi di masa depan terutama dalam menghadapi pemilu,<br />

dan meminimalkan konflik-konflik yang ada di masyarakat, serta setiap<br />

permasalahan dapat diupayakan penyelesaiannya secara cepat dan<br />

tepat.<br />

9. Tindaklanjut Hasil Koordinasi<br />

a. Peningkatan kewaspadaan terhadap keberadaan oknum-oknum yang<br />

mauk dalam jaringan terorisme di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> baik<br />

ditingkat RT,RW,Desa, Kecamatan maupun wilayah perbatasan<br />

dengan gerakan kewaspadaan antara lain melalui pendataan<br />

kependudukan, makanisme pelaporan dan koordinasi antar instansi.<br />

b. Peningkatan kewaspadaan dan penciptaan kondisi yang kondusif<br />

dalam persiapan pelaksanaan pemilu kepala daerah oleh semua pihak<br />

masyarakat, pemerintah dan aparat keamanan.<br />

502


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

c. Peningkatan penanganan penyalahgunaan narkoba melalui fasilitasi<br />

operasi bersama dengan Kepolisian maupun melalui pembentukan<br />

Satgas anti Narkoba di desa-desa.<br />

d. Dalam rangka menjaga kerukunan warga antar etnis di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dilaksanakan dengan upaya persuasif dengan inventarisasi<br />

kelompok-kelompok etnis dan mengundang untuk diberikan wawasan<br />

kebangsaan (santiaji). Penyelesaian konflik antar etnis diarahkan untuk<br />

dilaksanakan di tingkat desa, sehingga tidak menjadi peluang konflik<br />

berkembang lebih luas.<br />

e. Pelaksanaan penyidikan oleh PPNS melalui prosedur sesuai ketentuan<br />

yang berlaku untuk menghindari adanya gugatan pra peradilan.<br />

10. Hal-hal lain<br />

Dalam memperlancar jalannya penyelenggaraan pemerintahan yang baik<br />

dan kondusif, koordinasi dengan instansi vertikal secara insidentil selalu<br />

dilakukan untuk menangani permasalahan-permasalahan mendesak.<br />

Disamping itu koordinasi dengan instansi vertikal yang lain juga<br />

dilaksanakan antara lain dengan Kantor Pertanahan, BPS, dan Kantor<br />

Departemen Agama.<br />

D. Pembinaan Batas-Batas Wilayah<br />

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik di wilayah perbatasan<br />

dan menghindari permasalahan dan sengketa batas daerah, <strong>Pemerintah</strong><br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> pada tahun 2009 melaksanakan kegiatan penanganan<br />

wilayah perbatasan dengan melaksanakan koordinasi instansi kabupaten<br />

yang berbatasan ( Rakortas) sebanyak 4 kali, penyusunan data base<br />

permasalahan perbatasan, penyelesaian permasalahan perbatasan dibidang<br />

sumber daya air dan pertanahan di wilayah perbatasan, serta tersusunnya<br />

evaluasi kerjasama antar wilayah perbatasan.<br />

503


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Dalam rangka menjamin kejelasan batas wilayah secara administratif juga<br />

dilaksanakan kegiatan penegasan batas daerah di perbatasan <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo dan diperbatasan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

dengan Kota Yogyakarta, serta <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong><br />

Gunungkidul.<br />

Penegasan Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan <strong>Kabupaten</strong><br />

Gunungkidul dilaksanakan dengan penerimaan Permendagri Nomor 4<br />

Tahun 2009 tentang Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> Gunungkidul dengan<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />

Penegasan Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong><br />

Kulonprogo dilaksanakan dengan kegiatan pemeliharaan pilar batas daerah<br />

sebanyak 29 titik, kegiatan tersebut meliputi penelitian dokumen batas,<br />

pelacakan 29 titik batas antara kabupaten <strong>Sleman</strong> dengan Kab. Kulonprogo<br />

serta pemeliharaan pilar, pembuatan berita acara kesepakatan dan Peta<br />

Koridor penentuan Koordinat Pilar bersama Kab. Kulonprogo dan Provinsi<br />

DIY. Berita Acara dan Peta Koridor telah diajukan sebagai bahan Penyusunan<br />

Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo. Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> dengan Kab. Kulonprogo dan telah diadakan Verifikasi oleh Tim<br />

Penetapan Batas Daerah Tingkat Pusat (TPBDP). Verifikasi meliputi<br />

penelitian kondisi fisik pilar, letak pilar, dokumen pelacakan dan pemasangan,<br />

kesesuaian peta koridor dan koordinat pilar. <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> bersama<br />

<strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo dan Provinsi DIY telah diundang ke Dirjend PUM<br />

Depdagri dalam rangka penyusunan draf Peraturan Menteri Dalam Negeri<br />

tentang Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo dan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>,<br />

ditargetkan pada awal tahun 2010 Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang<br />

Batas Daerah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan <strong>Kabupaten</strong> Kulonprogo<br />

telah selesai dan memiliki kekuatan hukum tetap.<br />

504


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Pada tahun 2009 pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> juga melaksanakan<br />

penegasan batas daerah antar Kecamatan dalam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

meliputi batas wilayah kecamatan Mlati, Seyegan dan <strong>Sleman</strong> dengan<br />

melaksanakan Rapat Koordinasi dan penelitian dokumen batas wialayah<br />

antar kecamatan <strong>Sleman</strong>, Mlati dan Seyegan sebanyak 3 kali, penyusunan 1<br />

set dokumen batas wilayah antar kecamatan dengan pemasangan 99 pilar<br />

batas sementara antar Kecamatan, penentuan garis batas sementara<br />

Kegiatan tersebut diawali dengan penelitian dokumen batas Kecamatan,<br />

sosialisasi, kemudian dilanjutkan survey pelacakan 99 titik batas dan<br />

pemasangan 99 pilar batas sementara.<br />

1. Sengketa Batas Wilayah Desa, Kecamatan, <strong>Kabupaten</strong> dan Provinsi.<br />

Permasalahan batas wilayah antara <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Bantul yang terletak di Blok Tambakbayan, Blok<br />

Tambakkraman Desa Caturtunggal Kecamatan Depok dan Blok Santan,<br />

Desa Caturtunggal Kecamatan Depok yang berbatasan dengan Desa<br />

Banguntapan Kecamatan Banguntapan <strong>Kabupaten</strong> Bantul bermula pada<br />

tahun 2008 <strong>Kabupaten</strong> Bantul mengajukan permohonan kepada Gubernur<br />

DIY agar ada peninjauan kembali tentang keberadaan tiga blok tersebut .<br />

Permasalahan batas wilayah dengan Kota Yogyakarta di wilayah rumah<br />

Sakit Panti Rapih telah selesai dengan keluarnya Peraturan Menteri<br />

Dalam Negeri Nomor 72 tahun 2007 tentang Batas Daerah antara Kota<br />

Yogyakarta dengan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dalam Permendagri tersebut<br />

ditegaskan bahwa sebagian wilayah Rumah Sakit Panti Rapih merupakan<br />

wilayah yang secara administratif termasuk Desa Caturtunggal Kecamatan<br />

Depok. Permendagri tersebut telah dilaksanakan penyesuaian<br />

administrasi pertanahannya sehingga saat ini sebagian tanah di wilayah<br />

rumah sakit Panti Rapih telah didaftarkan di Kantor Pertanahan<br />

505


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 01483<br />

Desa Caturtunggal dengan luas 17.044m 2<br />

2. Solusi yang dilakukan dan tingkat penyelesaian.<br />

Solusi penyelesaian perselisihan batas wilayah yang terletak di Blok<br />

Tambakbayan, Blok Tambakkraman Desa Caturtunggal Kecamatan<br />

Depok dan Blok Santan, Desa Caturtunggal Kecamatan Depok yang<br />

berbatasan dengan Desa Banguntapan Kecamatan Banguntapan<br />

<strong>Kabupaten</strong> Bantul dengan melakukan kajian dan pengumpulan data-data<br />

yuridis dan historis yang berkaitan dengan sejarah wilayah tersebut, selain<br />

upaya tersebut juga dilakukan koordinasi secara aktif kepada Badan<br />

Pertanahan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>, Kantor Pertanahan Provinsi DIY, Biro<br />

Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Provinsi DIY.<br />

Koordinasi dengan instansi teknis terkait di linkungan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

dilaksanakan serta menghasilkan 1 dokumen kajian sejarah<br />

perwilayahan kabupaten <strong>Sleman</strong><br />

Dengan fasilitasi dari <strong>Pemerintah</strong> Provinsi DIY pada tahun 2009<br />

dilaksanakan 2 kali rapat koordinasi membahas upaya penyelesaian<br />

permasalahan 3 Blok tersebut, serta 2 kali rapat koordinasi difasilitasi<br />

DPRD Provinsi DIY, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> telah mengirim data-data yang<br />

menguatkan keberadaan 3 Blok tersebut bagian dari wilayah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong>.<br />

3. SKPD - Batas Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah<br />

Penyelenggara pembinaan batas wilayah dilaksanakan oleh Bagian Tata<br />

<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Sekretariat Daerah. Sekretariat Daerah ini dibentuk<br />

berdasarkan Perda Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat<br />

Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati<br />

<strong>Sleman</strong> Nomor 23/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,<br />

Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut Bagian Tata<br />

506


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai tugas melaksanakan analisis dan penyiapan<br />

rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi dalam bidang<br />

pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata<br />

<strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> mempunyai fungsi:<br />

a. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,<br />

b. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pengembangan pelaksanaan otonomi daerah,<br />

c. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan pembinaan kecamatan,<br />

d. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi wilayah perbatasan,<br />

e. Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta<br />

pelayanan administrasi pelaksanaan kerjasama antar daerah,<br />

f. Penyelenggaraan tata usaha Bagian Tata <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong>.<br />

4. Sumber Daya Manusia<br />

Sumber daya penyelenggara pembinaan batas-batas wilayah adalah<br />

sebagai berikut:<br />

Tabel 5.8. SDM Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I -<br />

2 SMP 1 2. II 2<br />

3 SMA 2 3. III 12<br />

4 Sarmud/D3 - 4. IV 1<br />

5 Strata 1 8<br />

6 Strata 2 4<br />

Jumlah 15 Jumlah 15<br />

Sumber: Bagian Tapem, Sekretariat Daerah<br />

SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 1<br />

orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.<br />

507


E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Alam<br />

1. Bencana yang terjadi dan penanggulangan<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

a. Bencana angin kencang, angin lesus dan angin puting beliung<br />

Dalam tahun 2009 di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> terjadi bencana angin<br />

kencang, angin lesus, mengakibatkan kerugian bagi masyarakat<br />

karena sarana umum maupun harta benda masyarakat banyak<br />

mengalami kerusakan. Bencana angin kencang terjadi pada musim<br />

pancaroba. Data menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2009 terjadi<br />

5 kejadian, Februari 2009 terjadi 11 kejadian, Maret 3 kejadian, April 1<br />

kejadian, Mei 4 Kejadian, October 2 kejadian, Nov 3 kejadian, dan<br />

Desember 3 kejadian. Kejadian angin kencang yang paling merugikan<br />

adalah tanggal 24 October 2009 yang mengakibatkan 31 rumah rusak<br />

di kecamatan Ngemplak, Gamping, dan Godean. Kejadian angina<br />

kencang yang juga mengakibatkan kerugian terjadi 26 Mei 2009<br />

merusak 16 rumah, dan 8 Desember 2009 merusak 26 rumah. Angka<br />

estimasi total kerugian akibat bencana angin kencang adalah<br />

Rp129.120.000,00.<br />

b. Bencana Kekeringan<br />

Wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> yang mengalami kekeringan terdiri dari 2<br />

Kecamatan yaitu Kecamatan Prambanan dan Gamping. Di Kecamatan<br />

Prambanan kekeringan terjadi di 3 desa yaitu Wukirharjo (Dusun<br />

Klumprit I, Klumprit 2), Gayamharjo (Dusun Lemahbang, Nawung,<br />

Kalinongko kidul, Jali dan Gayam), dan Desa Sumberharjo (Dusun<br />

Umbulsari A dan B) desa Sambirejo (Dusun Sumberwatu, Dawangsari,<br />

Gedang atas, dan Mlakan). Selain itu kekeringan terjadi di Balecatur<br />

(dusun Sembung), Kecamatan Gamping.<br />

c. Bencana Tanah Longsor<br />

Curah hujan yang cukup tinggi dan durasi yang lama telah memacu<br />

terjadinya tanah longsor di Dusun Gedangbawah, Dusun Sambirejo,<br />

508


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Prambanan. Volume tebing longsor sebesar 6x5x1m. Pada thaun 2009<br />

terjadi 6 kejadian bencana tanah longsor, kesemuanya terjadi di<br />

kecamatan Prambanan. Bencana tanah longsor yang terjadi di<br />

Prambanan ini tidak menimbulkan korban, penanganan material<br />

longsoran dilakukan secara gotong royong oleh warga.<br />

Penanggulangan bencana alam yang dilaksanakan merupakan upaya<br />

dan kegiatan yang dilakukan meliputi langkah-langkah pencegahan,<br />

peringatan dini, mitigasi dan kesiapsiagaan pada saat sebelum terjadinya<br />

bencana, pertolongan, penyelamatan, dan pemberian bantuan pada saat<br />

sebelum terjadinya bencana dan rehabilitasi mental, rehabilitasi dan atau<br />

rekonstruksi sarana prasarana umum/sosial pada saat setelah terjadi<br />

bencana.<br />

Penanggulangan Bencana di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> menggunakan prinsip<br />

menitikberatkan pada pengurangan resiko bencana sehingga sebagian<br />

besar kegiatan berada pada fase pra bencana dan Memadukan mitigasi<br />

fisik dan mitigasi non fisik<br />

Penanggulangan yang dilakukan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> atas<br />

bencana yang terjadi adalah:<br />

a. Saat tanggap darurat/bencana<br />

1) Angin Puting Beliung.<br />

a) Mengerahkan tim reaksi cepat yang dilengkapi dengan gergaji<br />

mesin dan mobil hidrolik untuk membuka jalan akses sehingga<br />

lalulintas normal kembali akibat pohon tumbang yang menutup<br />

jalan.<br />

b) Membawa korban ke rumah sakit dan memberikan santunan<br />

bagi keluarga korban.<br />

509


2) Kekeringan.<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

a) Melakukan droping air bersih sebanyak 375 tangki di wilayah<br />

Prambanan dan Desa Balecatur Gamping yang tidak terjangkau<br />

sistem jaringan air bersih<br />

b) Pengoperasian sistem jaringan air baku Prambanan untuk<br />

memenuhi kebutuhan air bersih.<br />

3) Tanah Longsor.<br />

Mengevakuasi material tanah longsor yang menutup jalan akses.<br />

b. Pra Bencana<br />

1) Sosialisasi Daerah Rawan Bencana.<br />

Untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat<br />

dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang berada pada<br />

kawasan rawan bencana. Sosialisasi tergantung dari sumber<br />

ancaman di masing-masing wilayah, sedang pemateri berasal dari<br />

para ahli dibidang masing-masing. Sosialisasi Daerah Rawan<br />

Bencana dilaksanakan sebanyak 17 kali di 9 kecamatan.<br />

2) Pelatihan<br />

Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia<br />

dibidang penanggulangan Bencana Alam telah dilaksanakan<br />

Pelatihan SAR ( Search And Rescue) untuk meningkatkan<br />

kesiapsiagaan dan mitigasi bencana sebanyak 2 angkatan bagi<br />

60. orang terdiri tas tim SAR air dan SAR Darat, dilaksanakan di<br />

Kaliadem dan Embung Tambangboyo.<br />

3) Gladi Lapang<br />

Gladi lapang pada tahun 2009 dilaksanakan dengan desain<br />

simulasi gempa bumi di komunitas sekolah. Tujuan pelaksanaan<br />

gladi lapang adalah: memberi pengetahuan cara penyelamatan diri<br />

ketika terjadi gempa, memberi pengetahuan karakteristik gempa,<br />

memberi pengetahuan PPGD pada masyarakat/siswa/guru, ,<br />

memberi pengalaman siswa dalam penanganan pasca gempa.<br />

510


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Gladi lapang dilakukan di 2 sekolah yaitu SMP 1 Kalasan, dan SMP<br />

2 Prambanan, dengan melibatkan instruktur sebanyak 40 orang,<br />

guru 80 orang, siswa 1007 orang.<br />

4) Pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC)<br />

Tim Reaksi Cepat merupakan tim multisektor yang merupakan<br />

peningkatan intensitas piket 24 jam. Tim Reaksi cepat hanya<br />

dilakukan pada musim penghujan dimana ancaman bencana pada<br />

umumnya meningkat<br />

5) Pembentukan Naskah Akademik<br />

6) Pembuatan Peta Resiko Ancaman Gunung Merapi<br />

2. Status Bencana<br />

Peta resiko merupakan pedoman kebijakan penanggulangan PB di<br />

Kab. <strong>Sleman</strong>. Peta resiko menggambarkan sumber daya dalam<br />

suatu kawasan yang dapat dipergunakan untuk mengecilkan resiko<br />

akibat terkena bencana. Penilaian resiko yang dilakukan pada<br />

kegiatan tersebut dilaksanakan atas konsep penanggulangan<br />

bencana berbasis masyarakat.<br />

Bencana alam angin ribut dan tanah longsor yang terjadi pada tahun 2009<br />

merupakan bencana alam dengan skala lokal, hal ini dapat dilihat dari<br />

dampak yang ditimbulkan maupun besaran kerugian .<br />

3. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan urusan<br />

Pencegahan dan Penanggulangan Bencana sebesar Rp8.016.093.000,00<br />

dalam pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar<br />

Rp7.210.883.151,00 atau sebesar 89,96%.<br />

4. Antisipasi Daerah dalam menghadapi kemungkinan Bencana<br />

Dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam diperlukan<br />

manajemen penanggulangan bencana alam yang merupakan kegiatan<br />

511


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

yang berkesinambungan dan tersistem baik pada masa pra bencana,<br />

pada saat bencana terjadi maupun pada masa pasca bencana.<br />

Kegiatan tersebut diawali dengan perencanaan kawasan rawan bencana,<br />

pembangunan sarana prasarana, sehingga pada saat bencana sistem<br />

penanggulangan dapat diaktifkan dan diakhiri tahap rekonstruksi dan<br />

rehabilitasi.<br />

Antisipasi terjadinya bencana yang dilakukan <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> atas bencana yang terjadi, dilakukan melalui program dan<br />

kegiatan sebagai berikut:<br />

a. Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Mitigasi Bencana meliputi :<br />

1) Operasional Penanggulangan Bencana Alam selama 12 bulan.<br />

2) Sosialisasi Daerah Rawan Bencana sebanyak 17 kali di 9<br />

Kecamatan<br />

3) Operasional dan Pelatihan SAR sebanyak 2 angkatan dengan<br />

peserta .60 orang<br />

4) Pembinaan Pengelolaan Air Baku Kawasan Kekeringan di 2<br />

Kecamatan yaitu Kecamatan Gamping dan Kecamatan Gamping.<br />

5) Gladi Lapang Penanggulangan Bencana Alam selama 4 hari di<br />

bulan Desember 2009.<br />

b. Program Peningkatan Sarana Prasarana dan Sarana Perumahan<br />

Pemukiman meliputi:<br />

1) Pembangunan Museum Gunung Merapi meliputi Pembangunan<br />

Landscape Museum Gunung Merapi, Pembangunan Bangunan<br />

Pendukung (mushola, parkir, pagar dan posjaga), Pengaspalan<br />

area parkir, lampu luar ruang, instalasi Air , plaza, Finishing<br />

Gedung C, Pembuatan Talud, Pagar dan pengaman area Parkir<br />

dan jalan setapak.<br />

2) Pengelolaan Museum Gunung Merapi meliputi pemeliharaan dan<br />

pengelolaan Museum Gunung Merapi selama 2 bulan.<br />

512


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

c. Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Penanggulangan<br />

Bencana meliputi :<br />

1) Operasional dan pemeliharaan 3 unit Bunker dan 2 sistem Early<br />

Warning System berupa 10 unit sirine dan 3 unit Penakar Hujan .<br />

2) Pembangunan Barak Pengungsian berupa Rehabilitasi 1 unit barak<br />

pengungsian di Sumberejo, Tempel.<br />

3) Pembangunan Jalan Akses Evakuasi berupa pembangunan jalan<br />

akses evakuasi Petung-Kaliadem Kecamatan Cangkringan dan<br />

jalan akses evakuasi Petung – Kopeng.<br />

d. Program Pengembangan data, informasi dan statistik daerah melalui<br />

kegiatan pemetaan daerah rawan bencana dengan kegiatan<br />

penyusunan naskah akademis Raperda Penanggulangan Bencana<br />

dengan hasil tersusunnya Naskah akademik Raperda PB merupakan<br />

dasar pembuatan Raperda PB kabupaten <strong>Sleman</strong>. Naskah akademik<br />

Raperda PB memuat kondisi wilayah, gambaran ancaman bencana<br />

yang ada di kab <strong>Sleman</strong>, struktur manajemen bencana yang<br />

menanggulangi kondisi wilayah tersebut, dan mengatur di dalamnya<br />

kelengkapan kelengkapan struktur manajemen bencana<br />

e. Program Peningkatan Keamanan dan Penanggulangan Kebakaran<br />

tersebut dilaksanakan dengan kegiatan pencegahan dan operasional<br />

pemadaman kebakaran dengan melaksanakan penyuluhan dan<br />

pelatihan pemadam kebakaran sebanyak 4 kali, melaksanakan 60 kali<br />

kegiatan pemadaman kebakaran, dan 120 kegiatan kesiap siagaan<br />

Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK), terlaksananya identifikasi<br />

24 obyek rawan kebakaran serta terlaksannya monitoring sarana PBK<br />

sebanyak 48 obyek.<br />

5. SKPD yang menangani<br />

SKPD penyelenggara penanggulangan bencana alam adalah Bidang<br />

Penanggulangan Bencana Alam pada Dinas Pengairan, Pertambangan<br />

dan Penanggulangan Bencana Alam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dinas ini<br />

513


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

dibentuk berdasarkan Perda Nomor 12 Tahun 2003 tentang Organisasi<br />

Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Keputusan Bupati<br />

<strong>Sleman</strong> Nomor 27/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,<br />

Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pengairan,<br />

Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />

Dinas ini memiliki tugas pokok melaksanakan kewenangan bidang<br />

pengairan pertambangan dan energi, dan penanggulangan bencana alam.<br />

Adapun Bidang Penanggulangan Bencana Alam mempunyai tugas<br />

melaksanakan sebagian tugas Dinas Pengairan, Pertambangan dan<br />

Penanggulangan Bencana Alam di bidang penanggulangan bencana alam<br />

dan memiliki fungsi sebagai:<br />

a. Penyelenggaraan dan pemeliharaan sarana dan prasarana<br />

penanggulangan bencana alam<br />

b. Penyelenggaraan dan pembinaan operasi penanggulangan bencana<br />

alam.<br />

c. Penyelenggaraan rehabilitasi pasca bencana alam.<br />

6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan<br />

Sumber daya penyelenggara urusan Pencegahan dan Penanggulangan<br />

Bencana Alam adalah sebagai berikut.<br />

Tabel 5.9. SDM Penyelenggara Penangulangan Bencana Alam<br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I 0<br />

2 SMP 0 2. II 2<br />

3 SMA 8 3. III 11<br />

4 Sarmud/D3 0 4. IV 1<br />

5 Strata 1 3<br />

6 Strata 2 3<br />

Jumlah 14 Jumlah 14<br />

Sumber: Dinas P3BA<br />

514


7. Kelembagaan yang dibentuk<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Sesuai Undang-undang No.24 tahun 2007 tentang Penanganan Bencana<br />

dalam penanganan bencana telah dibentuk Tim Satuan Pelaksana<br />

Penanganan Bencana (SATLAK PB) dengan ketugasan melaksanakan<br />

kegiatan upaya penanganan bencana di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>.<br />

Berdasarkan Undang-undang No.24 tahun 2007 tentang Penanganan<br />

Bencana maka dibentuklah BNPB (Badan Nasiopnal Penanggulangan<br />

Bencana), kebijakan yang ditetapkan oleh BAKORNAS PB dan Gubernur<br />

Daerah Istimewa Yogyakarta selaku Ketua SATKORLAK PB yang meliputi<br />

tahap-tahap sebelum, pada saat dan sesudah terjadi bencana dan<br />

penanganan pengungsi mencakup kegiatan pencegahan, penjinakan,<br />

kesiapsiagaan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekontruksi.<br />

Susunan organisasi SATLAK PB sebagai berikut:<br />

a. Unsur Pimpinan, terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua<br />

b. Unsur Penunjang, adalah pelaksana harian terdiri dari Ketua, Wakil<br />

Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan bidang-bidang.<br />

c. Bidang Pengamatan dan Perencanaan, terdiri dari Koordinator, Wakil<br />

Koordinator dan Anggota.<br />

d. Bidang penyiapan potensi, operasi dan logistik, terdiri dari Koordinator,<br />

Wakil Koordinator dan Anggota.<br />

e. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi, terdiri dari Koordinator, Wakil<br />

Koordinator dan Anggota.<br />

f. Bidang komunikasi, terdiri dari: Koordinator, Wakil Koordinator dan<br />

Anggota.<br />

g. Satuan Operasi, terdiri dari:<br />

- Satuan <strong>Tugas</strong> Penanganan Bencana (SATGAS PB)<br />

- Unit Operasional Penanganan Bencana (Unit Ops PB)<br />

- Unit Pelaksana Penanganan Bencana (Unit LAK PB)<br />

Dengan keluarnya Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman<br />

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penggulangan Bencana Daerah serta<br />

515


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

pelaksanaan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang<br />

Penanggulangan Bencana, di setiap <strong>Kabupaten</strong> Kota dapat dibentuk<br />

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, tetapi <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong><br />

belum mengimplementasikan mewadai ketugasan Penanggunalangan<br />

Bencana pada dinas yang memiliki fungsi yang bersesuaian dengan fungsi<br />

penanggulangan bencana.<br />

Pada tahun 2009 ketugasan penanggulangan Bencana masih diwadahi<br />

dalam ketugasan SKPD Dinas P3BA karena penetapan Perda tindaklanjut<br />

PP Nomor 41 tahun 2007 yakni Perda Nomor 9 tahun 2009 tentang<br />

Organisasi Perangkat Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> baru<br />

dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2009<br />

Dalam perda tersebut fungsi penanggulangan bencana dilaksanakan oleh<br />

Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, dan Penanggulangan<br />

Bencana<br />

8. Potensi bencana yang diperkirakan terjadi<br />

a. Erupsi Gunung Merapi<br />

Wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> sangat rentan terhadap bencana erupsi<br />

Merapi dan banjir lahar dingin, karena kondisi geologis di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Sleman</strong> sebagaian besar berada di Gunung Merapi. didominasi oleh<br />

keberadaan Gunung Merapi. Formasi geologi di <strong>Sleman</strong> dibedakan<br />

menjadi endapan vulkanik, sedimen, dan batu terobosan, dengan<br />

endapan vulkanik memiliki lebih dari 90% dari luas wilayah <strong>Sleman</strong>.<br />

Gunung Merapi di <strong>Sleman</strong> merupakan salah satu gunung teraktif di<br />

dunia. Merapi memiliki karakteristik gunung api stratovolkano yaitu<br />

tubuh gunung api tinggi berbentuk kerucut yang terbentuk dari<br />

endapan awan panas dan lava berselang-seling. Merapi memiliki<br />

periode erupsi yang singkat (terpendek hanya 2 tahun) dapat menjadi<br />

ancaman bahaya bagi kehidupan disekitarnya. Dengan tinggi puncak<br />

516


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

hampir 3000 meter di atas permukaan laut. Awan panas Merapi yang<br />

merupakan bahaya utama dapat meluncur dengan kecepatan sampai<br />

100 km/jam sejauh belasan kilometer.<br />

Merapi memiliki tipe erupsi spesifik yaitu munculnya awan panas<br />

(wedhus gembel). Awan panas inilah sebenarnya merupakan letusan<br />

Merapi yaitu keluarnya sejumlah material magmatik (batu, pasir dan<br />

abu) dan konsentrasi gas sangat tinggi bersuhu ratusan derajat celcius.<br />

Abu yang dikeluarkan akan menyebar menurut arah dan besar angin,<br />

berpotensi merusak tanaman pertanian, mencemarkan air serta<br />

mengganggu pernafasan. Tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan<br />

diri dari awan panas kecuali segera menghindar sejauh mungkin dari<br />

jangkauannya. Awan panas mempunyai daya rusak luar biasa dengan<br />

temperatur yang sangat tinggi sehingga dapat menghancurkan<br />

bangunan.<br />

Daerah rawan bencana awan panas adalah area sejauh 10 km dari<br />

atas puncak Merapi. Jika luncuran kearah barat maka bahaya menuju<br />

Kecamatan Turi dan Kecamatan Tempel. Jika arah luncuran awan<br />

panas menuju ke selatan maka area bahaya ada di kawasan Kaliurang<br />

wilayah Kecamatan Pakem. Namun jika arah luncuran mengarah ke<br />

arah tenggara maka area bahaya ada di wilayah Kecamatan<br />

Cangkringan.<br />

Ancaman lain setelah letusan adalah lahar dingin yaitu aliran lumpur<br />

pekat. Turunnya hujan lebat akan menggerus material vulkanik<br />

sehingga menjadi lumpur yang sering disebut lahar dingin. Lahar dingin<br />

tersebut akan mengalir ke arah yang lebih rendah terutama melalui<br />

sungai dan lembah. Untuk menghindari terjadinya korban ketika terjadi<br />

lahar dingin, maka telah diupayakan peningkatan kewaspadaan para<br />

aparat dan masyarakat di sekitar lembah dan sungai yang berpotensi<br />

dilewati lahar dingin.<br />

517


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Peta bahaya banjir lahar dingin meliputi wilayah aliran Kali Gendol,<br />

Pethit Opak, Kali Kuning, Kali Boyong, dan Kali Krasak. Sungai-sungai<br />

tersebut akan melalui 7 wilayah kecamatan yaitu kec. Tempel, Turi,<br />

Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik dan Kalasan. Daerah hulu<br />

keempat sungai tersebut merupakan wilayah dengan curah hujan<br />

tertinggi di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Kawasan rawan bencana lahar dingin<br />

di wilayah Kecamatan Cangkringan dan Kecamatan Pakem.<br />

b. Bahaya Tanah Longsor<br />

Wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> juga rawan terhadap bahaya longsor.<br />

Resiko bahaya longsor disebabkan oleh kondisi jenis tanah, batuan<br />

dan kemiringannya. Seperti di daerah Sengir Kecamatan Prambanan<br />

memiliki kemiringan lebih dari 45 º sangat memiliki resiko bahaya<br />

longsor yang lebih besar dibandingkan daerah lain. Demikian juga<br />

dengan daerah yang jenis tanah berupa pasir dengan kemiringan 45 º<br />

memilki resiko bahaya longsor. Secara statistik, resiko terjadinya<br />

bahaya longsor adalah di musim hujan dengan volume curah hujan<br />

tertentu dan dalam waktu lama.<br />

Wilayah-wilayah yang memiliki resiko bahaya tanah longsor di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> diantaranya di Kecamatan Prambanan, Moyudan,<br />

Ngemplak, Pakem, Cangkringan dan sedikit di wilayah Kecamatan<br />

Minggir dan Seyegan.<br />

c. Bahaya angin dan kekeringan<br />

Sesuai dengan Peta Rawan Bencana, di kabupaten <strong>Sleman</strong> terdapat<br />

10 kecamatan yang rawan bencana angin. Wilayah yang telah<br />

diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana angin tersebut merupakan<br />

wilayah yang dilintasi angin dengan kecepatan tinggi adalah<br />

Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok, Berbah, Mlati, Turi, Tempel,<br />

Seyegan, Moyudan dan Godean.<br />

518


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

ada musim kemarau, masyarakat juga menghadapi resiko bencana<br />

kekeringan. Resiko kekeringan dihadapi oleh masyarakat yang<br />

bermukim di wilayah yang ketersediaan air sangat rendah dan muka air<br />

tanah yang sangat dalam. Wilayah yang memiliki resiko bahaya<br />

kekeringan diantaranya di Kecamatan Prambanan yaitu di Desa<br />

Gayamharjo dan sedikit di Kecamatan Gamping.<br />

d. Gempa Bumi<br />

Berdasarkan peta mikrozonasi gempa yang dibuat oleh Pemkab<br />

<strong>Sleman</strong>, daerah yang memiliki amplifikasi tanah tinggi adalah<br />

kecamatan Berbah, Kalasan, dan Prambanan, terutama kawasan yang<br />

berada di patahan aktif sesar opak.<br />

Kawasan dengan amplifikasi tinggi dan sangat tinggi terdapat di<br />

Kecamatan Kalasan di Desa Purwomartani, Tirtomartani dan<br />

Tamanmartani, Kecamatan Berbah di Desa Kalitirto, Tegaltirto dan<br />

Sendangtirto, Kecamatan Prambanan di Desa Bokoharjo. Desa<br />

Sumberharjo dan Wukirharjo.<br />

Disamping adanya cesar aktif, wilayah <strong>Sleman</strong> yang terdiri dari lapisan<br />

batuan sedimen hasil erupsi Merapi menyebabkan bertambahnya efek<br />

getaran gempa sehingga gempa dapat dirasakan di seluruh wilayah<br />

<strong>Sleman</strong>.<br />

F. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong><br />

Ketentraman dan ketertiban umum masyarakat merupakan salah satu faktor<br />

utama terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Kondisi yang<br />

aman dan tertib akan meningkatkan peran serta masyarakat dalam kehidupan<br />

sosial politik, yang akhirnya akan mewujudkan pemerintahan yang dinamis<br />

dan didukung oleh meningkatnya peran serta masyarakat. Untuk mendukung<br />

terselenggaranya pemerintahan yang baik perlu diciptakan situasi yang<br />

kondusif.<br />

519


1. Permasalahan Ketentraman dan Ketertiban.<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

a) Tingginya tindak kejahatan yang terjadi sepanjang tahun 2009<br />

sebanyak 2.251 kasus. Tindak kejahatan tersebut terdiri dari 319 kasus<br />

curanmor, 418 kasus pencurian berat, 86 kasus pencurian dengan<br />

kekerasan, 2 kasus pembunuhan, 400 kasus pencurian biasa, 298<br />

kasus penipuan, 96 kasus penggelapan, 31 kasus pengrusakan, 8<br />

kasus pemerasan, 167 kasus penganiayaan, 58 kasus pengeroyokan,<br />

9 kasus perampasan, 35 kasus kekerasan dalam rumah tangga, 3<br />

kasus penemuan bayi hidup, 15 kasus penemuan mayat, 72 kasus<br />

narkoba dan 232 kasus kejahatan lainnya<br />

b) Pedagang kaki lima yang menempati fasilitas publik dan pinggir jalan.<br />

c) Banyaknya anak jalanan dan gelandangan pengemis yang berasal<br />

dari daerah lain.<br />

2. SKPD yang menangani<br />

Dinas Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat. Dinas ini dibentuk<br />

berdasarkan Perda Nomor: 12 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat<br />

Daerah <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong> dan Surat Keputusan Bupati<br />

<strong>Sleman</strong> Nomor 32/Kep.KDH/A/2003 tentang Struktur Organisasi,<br />

Penjabaran <strong>Tugas</strong> Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Polisi<br />

Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Sleman</strong>. Dinas<br />

Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat ini memiliki tugas pokok<br />

melaksanakan kewenangan bidang administrasi publik dan politik dalam<br />

negeri. Dinas Polisi Pamong Praja dan Ketertiban Masyarakat dalam<br />

menyelengarakan tugas mempunyai fungsi:<br />

a. Perumusan kebijakan teknis bidang administrasi publik dan politik<br />

dalam negeri.<br />

b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum bidang<br />

administrasi publik dan politik dalam negeri.<br />

c. Pembinaan terhadap Unit Pelayanan Teknis Dinas.<br />

520


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

3. Jumlah Pegawai, kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan<br />

Sumber daya penyelenggara Ketentraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong> adalah:<br />

Tabel 5.10. SDM Penyelenggara Ketenteraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong><br />

Jumlah SDM<br />

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah<br />

1 SD - 1. I 1<br />

2 SMP 6 2. II 83<br />

3 SMA 126 3. III 84<br />

4 Sarmud/D3 5 4. IV 8<br />

5 Strata 1 37<br />

6 Strata 2 2<br />

Jumlah 176 Jumlah 176<br />

Sumber: Dinas Pol. PP dan Tibmas.<br />

4. Penanggulangan dan Kendalanya<br />

Dalam rangka menanggulangi gangguan ketentraman dan ketertiban<br />

umum dilaksanakan program kegiatan sebagai berikut:<br />

a. Program Peningkatan Keamanan dan Penanggulangan Kebakaran<br />

dengan kegiatan pencegahan dan opreasional pemadam kebakaran<br />

b. Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dan<br />

Pencegahan Tindak Kriminal<br />

1) Peningkatan Kapasitas Linmas<br />

2) Operasional dan Kesiapsiagaan Linmas dan Implementasi Wawasan<br />

Kebangsaan<br />

3) Pelatihan PAM Pemilu 2009<br />

4) KOMINDA<br />

5) Pemberdayaan Keamanan Lingkungan (Kamling) dan Pembinaan<br />

Satpam di lingkungan Pemda<br />

6) Penyuluhan Keamanan dan Ketertiban (Trantib)<br />

7) Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban Masyarakat<br />

8) Pengawasan dan Pengendalian Keamanan<br />

c. Program Pendidikan Politik Masyarakat<br />

1) Sosialisasi pemahaman kehidupan Demokrasi &HAM<br />

2) Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Politik<br />

521


3) Fasilitasi Kelancaran Penyelenggaraan Pemilu 2009<br />

4) Forum Komunikasi antar Partai<br />

5) Verifikasi Bantuan Keuangan Kepada Parpol<br />

6) Forum Kerukunan Umat Beragama<br />

d. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan<br />

Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

1) Pembinaan Wawasan Kebangsaan Pemantapan Ideologi Negara<br />

Bagi Aparat dan Tokoh Masyarakat<br />

2) Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan<br />

3) Pendataan dan Pemantauan WNA /WNI Keturunan, Non Goverment<br />

Organization / Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Asing<br />

4) Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat<br />

5) Peningkatan Kapasitas Linmas<br />

e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana<br />

1) Pengadaan Sarana dan Prasarana PBK<br />

2) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kerja<br />

f. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan<br />

kegiatan bintek dan seminar korsik Pemda <strong>Sleman</strong><br />

g. Program Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan Capaian<br />

Kinerja dan Keungan<br />

1) Penyusunan Perencanaan Kerja SKPD<br />

2) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Kinerja SKPD<br />

3) Penyusunan Pelaporan Keuangan dan Realisasi Anggaran<br />

h. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik<br />

1) Pengelolaan Izin HO<br />

2) Pengendalian Izin Gangguan<br />

i. Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum dengan kegiatan<br />

penyuluhan hukum<br />

j. Program Pembentukan Produk Hukum, Penegakan Hukum dan HAM<br />

1) Operasional PPNS terhadap pelanggaran Perda<br />

2) Operasi Penertiban<br />

522


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

Tingkat pencapaian realisasi program dan kegiatan dalam<br />

penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum sebagai berikut :<br />

a. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga keamanan dan<br />

ketertiban masyarakat dilaksanakan dengan pemberdayaan<br />

keamanan lingkungan. Kegiatan tersebut direalisasikan dengan<br />

melaksanakan Forum Komunikasi Kelompok Kamling sebanyak 4 kali<br />

dengan peserta 220 orang, pelaksanaan Pelatihan dan Fasilitasi<br />

Kelompok Kamling sebanyak 8 kali terhadap 280 orang. Kegiatan<br />

Pembinaan Satpam dilingkungan Pemda <strong>Sleman</strong> dengan peserta 40<br />

orang, Operasional Linmas dan Kesiapsiagaan linmas sebanyak 2<br />

kali, 48 kali pengerahan anggota Linmas, terlaksananya operasional<br />

TMMD sebanyak 2 kali , fasilitasi dan koordinasi kasatgas linmas desa<br />

dan kasie trantib kecamatan sebanyak 2 kali dengan jumlah peserta<br />

103 orang, 50 kegiatan implementasi wawasan kebangsaan.<br />

b. Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dan<br />

Pencegahan Tindak Kriminal melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas<br />

Linmas dengan melaksanakan pembinaan linmas tingkat <strong>Kabupaten</strong><br />

dengan peserta 110 orang pembinaan linmas 17 kecamatan dengan<br />

peserta 935 orang serta adanya ruang pusat pengendalian komunikasi<br />

(rupusdalkom), kegiatan Operasional dan Kesiapsiagaan Linmas dan<br />

Implementasi Wawasan Kebangsaan dengan melaksanakan 2 kali<br />

operasional dan kesiapsiagaan linmas, kegiatan Pelatihan PAM Pemilu<br />

2009 di 17 Kecamatan dengan peserta 5.739 orang, melaksanakan<br />

Komunitas Intelejen Daerah ( KOMINDA) dengan peserta 50 orang,<br />

Pemberdayaan Keamanan Lingkungan (Kamling) dengan<br />

melaksanakan 4 kali forum komunikasi kelompok kamling dengan<br />

peserta 220 orang dan Pembinaan Satpam di lingkungan Pemda<br />

dengan peserta 40 orang,8 kali pelatihan dan fasilitasi keamanan<br />

lingkungan dengan peserta 280 orang, 4 kali Penyuluhan Keamanan<br />

dan Ketertiban (Trantib) dan evaluasi bidang trantib dengan peserta<br />

180 orang,pembuatan 1000 leaflet, 1000 lembar brosur dan 12<br />

spanduk, 6 kali penyuluhan sosialisasi Satuan Kewaspadaan dini<br />

523


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

masyarakat (satrantiblinmas) Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban<br />

Masyarakat dengan hasil dengan melaksanakan 13 kali pembinaan pol<br />

pp, ban pol dan rakortramtib kecamatan dengan peserta 90 orang,<br />

kerjasama dengan polres sebanyak 16 kali dalam rangka kamtibmas,<br />

terlaksanya posko tramtib 359 hari, Pengawasan dan Pengendalian<br />

Keamanan dengan melaksanakan 10 kali pengamanan foreder<br />

pejabat, 10 kali pengamanan hari besar nasional dan hari besar<br />

agama, 30 kali pengamanan pemilihan kepala desa, dukuh dan<br />

perangkat desa, 9 kali pengamanan unjuk rasa, 10 kali patroli sambang<br />

desa, 2 kali fasilitasi kelancaran Penyelenggaraan Pemilu 2009<br />

dengan peserta 1.483 orang.<br />

c. Program Pendidikan Politik Masyarakat melalui kegiatan Sosialisasi<br />

pemahaman kehidupan Demokrasi &HAM dengan melaksanakan 4<br />

kali sosialisasi dengan peserta 220 orang, 1 kali Peningkatan peran<br />

serta Organisasi Kemasayarakat (orkesmas) dengan peserta 75 orang,<br />

Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Politik dengan<br />

melaksanakan pemberdayaan dan pendampingan wanita di 2<br />

kecamatan dengan peserta 200 orang, 2 kali Forum Komunikasi antar<br />

Partai (FKAP)dengan peserta 34 partai, Verifikasi Bantuan Keuangan<br />

Kepada Parpol dengan melaksanakan seleksi terhadap 9 parpol yang<br />

mengajukan bantuan, 4 kali Forum Kerukunan Umat Beragama<br />

(FKUB) dengan peserta 14 orang.<br />

d. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan melalui kegiatan<br />

Pembinaan Wawasan Kebangsaan Pemantapan Ideologi Negara Bagi<br />

Aparat dan Tokoh Masyarakat dengan melaksanakan pembinaan<br />

wawasan kebangsaaan dan pemantapan ideologi Negara bagi aparat<br />

dan tokoh masyarakat sebanyak 2 kali dengan peserta 100 orang,<br />

Forum pembauran kebangsaan (FPK) sebanyak 2 kali dengan peserta<br />

70 orang, Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan dengan<br />

melaksanakan Forum Komunikasi Wasbang bagi generasi muda antar<br />

etnis dan suku sebanyak 3 kali dengan peserta 120 orang, Deteksi dini<br />

dan cegah dini intelejen wilayah rawan konflik sara dan unjuk rasa 10<br />

524


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

(sepuluh) kali di 17 kecamatan, 2 kali monitoring dan update data<br />

terhadap bekas anggota Organisasi Terlarang di 17 Kecamatan,<br />

Pendidikan Kesadaran Bela Negara (PKBN) dengan peserta 21 orang,<br />

Kegiatan Pendataan dan Pemantauan WNA /WNI Keturunan, Non<br />

Goverment Organization / Lembaga Swadaya Masyarakat dan<br />

Lembaga Asing dengan melaksanakan 21 kali pemantauan dan<br />

pendataan WNA/WNI keturunan dan 2 kali Pemantauan dan<br />

pendataan lembaga asing, 5 kali Forum Kewaspadaan Dini<br />

Masyarakat, 1 kali Peningkatan Kapasitas Linmas tingkat kabupaten<br />

dengan peserta 110 orang, 1 kali peningkatan Linmas tingkat<br />

kecamatan dengan peserta 935 orang.<br />

e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana melalui kegiatan<br />

Pengadaan Sarana dan Prasarana PBK dengan hasil tersedianya<br />

pakaian kerja PBK 22 buah, peralatan kerja baju tahan api 1 buah, 1<br />

buah breathing aparatus, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kerja<br />

dengan hasil perawatan 3 buah mobil pemadam kebakaran, perawatan<br />

2 buah mobil tangki air serta perawatan 31 buah tabung Alat Pemadam<br />

Api Ringan (APAR).<br />

f. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan<br />

kegiatan Bintek dan Seminar Korsik Pemda <strong>Sleman</strong> dengan hasil<br />

terlaksananya 28 kali kegiatan korsik dan 12 kali latihan korsik<br />

g. Program Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan Capaian<br />

Kinerja dan Keungan melalui kegiatan Penyusunan Perencanaan<br />

Kerja SKPD dengan 1 dokumen Rencana Kerja SKPD tahun 2010,<br />

Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Kinerja SKPD<br />

dengan hasil 12 laporan bulanan 1 laporan tahunan 1 RKT dan LAKIP,<br />

30 kali monitoring dan evaluasi kegiatan dinas tahun 2009,<br />

Penyusunan Pelaporan Keuangan dan Realisasi Anggaran dengan<br />

hasil 3 RKA dan DPA SKPD, 12 kali penyusunan laporan keuangan, 1<br />

dokumen penyususnsn rekapitulasi anggaran selama 5 tahun, 1 kali<br />

penyusunan LPJ keuangan.<br />

525


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

h. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik melalui kegiatan<br />

Pengelolaan Izin HO dengan menerbitkan 2.150 ijin HO, penerimaan<br />

daerah dari ijin gangguan sebanyak Rp.846.885.000,-,<br />

Pengendalian Izin Gangguan dengan hasil 10 kali penyelesaian<br />

permasalahan perijinan terhadap 10 jumlah kasus, 10 kegiatan<br />

pengawasan dan pengendalian ijin gangguan.<br />

i. Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum dengan<br />

kegiatan Penyuluhan Hukum dengan melaksanakan coaching clinic<br />

PPNS sebanyak 4 kali dengan peserta 200 orang, pemberdayaan<br />

gugus tugas PPNS 9 kali dengan peserta 40 orang, pengiriman 2<br />

orang peserta bintek PPNS, 7 kali pendalaman penegakan perda yang<br />

bersangsi dengan peserta 280 orang, 16 kali pendataan/inventarisasi<br />

pelanggaran perda, 7 kali sosialisasi perda bersangsi.<br />

j. Program Pembentukan Produk Hukum, Penegakan Hukum dan HAM<br />

dengan kegiatan Operasional PPNS terhadap pelanggaran Perda<br />

dengan melakukan 25 kali penyidikan PPNS pelanggaran Perda<br />

(Wasdal), operasi yustisi dengan hasil 15 sidang dipengadilan, 4<br />

sidang ditempat dan 2 penyidikan acara biasa, 5 kali pembinaan<br />

pelanggaran perda terhadap 125 pelanggar perda, tindaklanjut putusan<br />

sidang pengadilan sebanyak 10 kali, kegiatan Operasi Penertiban<br />

dengan penertiban PKL sebanyak 60 kali, Evakuasi PKL 15<br />

kali,Pendataan PKL 20 kali, operasi spanduk dan reklame liar 15 kali,<br />

operasi pekat 11 kali, operasi gepeng, Anjal, dan Orgil 8 kali.<br />

Kendala atau hambatan dan penanggulangannya dalam penyelenggaraan<br />

ketentraman dan ketertiban umum untuk tahun 2008 antara lain yaitu:<br />

a. Denda yang diputuskan hakim bagi pelanggar Perda (contoh Perda<br />

IPPT, Perda Miras dan Perda Ijin Gangguan) sangat ringan, sehingga<br />

menyebabkan tidak terpenuhinya rasa keadilan masyarakat dan tidak<br />

ada efek jera kepada pelaku pelanggar Perda.<br />

b. Keterbatasan kuantitas dan kualitas aparat penegak Perda (PPNS),<br />

solusinya dengan memberikan kewenangan yang lebih besar kepada<br />

526


Laporan Penyelenggaraan <strong><strong>Pemerintah</strong>an</strong> Daerah<br />

Tahun Anggaran 2009<br />

kecamatan, sehingga kecamatan bisa membantu fungsi pemerintahan<br />

daerah khususnya penegakan Peraturan Perundang – undangan.<br />

5. Keikutsertaan aparat keamanan dalam penanggulangan<br />

Dalam pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum selalu<br />

berkoordinasi dan melibatkan instansi terkait dalam penanganannya,<br />

sehingga penanganan ketentraman dan ketertiban dapat dilaksanakan<br />

secara optimal. Aparat yang terlibat meliputi: PPNS, Kepolisian, Polisi<br />

Pamong Praja, dan aparat instansi terkait.<br />

6. Sumber dan Jumlah Anggaran<br />

Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan<br />

Ketentraman dan Ketertiban <strong>Umum</strong> sebesar Rp6.445.344.325,00 Dalam<br />

pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar<br />

Rp5.589.938.588,00 atau sebesar 86,73%<br />

527

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!