12.02.2013 Views

PARAMETER TEGANGAN PORI TANAH - E-Journal

PARAMETER TEGANGAN PORI TANAH - E-Journal

PARAMETER TEGANGAN PORI TANAH - E-Journal

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Grade 4, Benda uji luruh atau hancur, dan<br />

menimbulkan air keruh pada seluruh dasar<br />

bejana. Untuk benda uji yang menunjukkan<br />

perilaku ini juga termasuk dalam tanah yang<br />

bersifat dispersive.<br />

Gambar 4. Tingkat dispersivitas pada uji crumb<br />

(Acciardi, 1985)<br />

Di Amerika, sejak tahun 1971 Soil<br />

Conservation Service (SCS) telah menggunakan uji<br />

crumb sebagai uji rutin pada penyelidikan tanah<br />

untuk bahan timbunan bendungan dan tanggul banjir.<br />

Hasil evaluasi Sherard dkk (1976b) berdasarkan hasil<br />

penelitiannya menyampaikan bahwa apabila hasil uji<br />

crumb menunjukkan tanah dispersive, hasil yang<br />

sama diperoleh dari cara uji lain, tetapi 40% dari<br />

seluruh hasil uji crumb yang menunjukkan tanah<br />

non-dispersive ternyata menunjukkan reaksi dispersif<br />

pada saat diuji dengan metoda lain.<br />

Uji double hydrometer juga disebut dengan<br />

SCS Laboratory Dispersion Test, pertama kali<br />

dikembangkan oleh Volk (1937), dan digunakan<br />

secara rutin pada US Department of Agriculture, Soil<br />

Conservation Service sejak tahun 1940. Uji ini<br />

dilakukan dengan cara membandingkan persentase<br />

butiran tanah dengan diameter lebih kecil 0,005 mm<br />

yang diperoleh dari standard uji gradasi sesuai<br />

dengan prosedur pada ASTM D 422-98 dengan uji<br />

hidrometer yang dilakukan dengan tanpa chemical<br />

dispersant dan mechanical agitator, sesuai dengan<br />

prosedur uji seperti disampaikan dalam standard<br />

ASTM D 4221-99. Uji ini dilakukan tanpa tambahan<br />

chemical dispersing agent (sodium metaphosphate)<br />

dan mechanical agitator, yang dimaksudkan agar<br />

partikel lempung larut secara alami. Gambar 5<br />

menunjukkan interpretasi tingkat dispersivitas hasil<br />

14<br />

uji double hydrometer. Kriteria untuk evaluasi<br />

tingkat dispersivitas tanah dari uji double hydrometer<br />

dapat disampaikan dalam tabel 1.<br />

Gambar 5. Hasil uji double hydrometer dan interpretasi<br />

tingkat dispersivitas tanah.<br />

Tabel 1. Kriteria evaluasi tingkat dispersivitas tanah<br />

Dispersion (%) Kriteria<br />

< 30 Non-dispersive<br />

30 – 50 Intermediate dispersive<br />

> 50 Dispersive<br />

Uji kimiawi dilaksanakan untuk memperoleh<br />

total garam tanah (total dissolved salts), dan<br />

persentase sodium dalam total garam tanah. Gambar<br />

6 menunjukkan tingkat dispersivitas tanah dalam<br />

grafik hubungan antara persentase sodium dengan<br />

total garam tanah.<br />

Seperti terlihat pada Gambar 6, tingkat<br />

dispersivitas tanah pada uji kimiawi digolongkan<br />

menjadi 3 bagian yaitu:<br />

Zone A (dispersive), apabila persentase sodium<br />

dalam garam tanah> 60%, dan total garam tanah<br />

> 1 meq/liter.<br />

Zona C (intermediate dispersive) apabila<br />

persentase sodium dalam garam tanah berkisar<br />

antara 40% sampai 60%, dan total garam tanah ><br />

0,50 meq/liter.<br />

Zona B (non dispersive) apabila persentase<br />

sodium dalam garam tanah < 40%, dan total<br />

garam tanah > 0,1 meq/liter.<br />

Meskipun cara uji kimiawi sudah digunakan<br />

secara luas di Amerika Serikat, Craft dan Acciardi<br />

(1984) menyampaikan bahwa dari analisis<br />

statistikterhadap uji kimiawi dan pinhole, 5 dari 6<br />

grup tanah yang diuji menunjukkan hasil yang tidak<br />

sesuai.<br />

Uji Dispersivitas Bahan Timbunan Bendungan………………………(Didiek Djarwadi)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!