21.03.2016 Views

Rumah Adat Betawi A1 84

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

STUDI BENTUK DAN FASAD RUMAH TRADISIONAL BETAWI<br />

Dalam merancang suatu<br />

Analisis Bentuk dan Fasade <strong>Rumah</strong> Tradisional <strong>Betawi</strong><br />

bangunan, sebuah bentuk dan<br />

fasad memiliki arti yang<br />

penting. Karakteristik bangunan<br />

akan terlihat dari sebuah desain<br />

<strong>Rumah</strong> Gudang<br />

<strong>Rumah</strong> Joglo<br />

bentuk dan fasad serta<br />

memberikan citra dari<br />

bangunan itu sendiri.<br />

Perwujudan bentuk bangunan<br />

dipengaruhi oleh elemen<br />

material, warna, proporsi, irama,<br />

dan tekstur dari lingkungan<br />

sekitar. Dari kajian tersebut<br />

ditemukan bahwa elemen fasade<br />

sangat berpengaruh terhadap<br />

tampilan sebuah bangunan.<br />

DESAIN BENTUK + FASADE = KARAKTERISTIK<br />

Arsitektur dapat dikatakan “Tradisional” apabila penciptaan<br />

struktur dan konstruksi, pengaturan tata letak ruang,<br />

penggunaan ragam hias, dan cara pembuatan bangunan tersebut<br />

diwariskan secara turun menurun dalam suatu kebudayaan atau<br />

lokalitas tertentu. Arsitektur tradisional adalah bersifat khas pada<br />

kebudayaan dan lokalitas.<br />

<strong>Rumah</strong> adat <strong>Betawi</strong> ini berdiri di atas tanah yang<br />

berbentuk persegi panjang, rumahnya memanjang<br />

dari depan ke belakang. Atap rumahnya<br />

tampak seperti pelana kuda atau perisai, dan di<br />

bagian muka rumah terdapat atap kecil.<br />

<strong>Rumah</strong> Bapang<br />

Berdenah bujur sangkar. Bentuk bangunan ini banyak<br />

dipengaruhi oleh arsitektur rumah Jawa. Perbedaannya, pada<br />

Joglo rumah tradisional Jawa terdapat soko guru / tiang-tiang<br />

utama penopang atap merupakan unsur yang mengarahkan<br />

pembagian ruang pada denah, sedangkan pada Joglo <strong>Betawi</strong><br />

tidak terdapat soko guru dan pembagian ruang tidak nampak<br />

jelas, tiang penopang struktur atap tidak begitu nyata seperti<br />

pada rumah Joglo yang asli.<br />

Ciri khas rumah Bapang ini mempunyai serambi yang cukup luas<br />

dan berfungsi sebagai ruang tamu dan bale tempat santai untuk<br />

pemilik rumah, ruang semi terbuka hanya di batasi pagar<br />

setinggi 80 cm dan biasanya lantainya lebih tinggi dari<br />

permukaan tanah dan terdapat tangga terbuat dari batubata di<br />

semen paling banyak 3 anak tangga sabagai jalan masuk menuju<br />

rumah. <strong>Rumah</strong> Bapang berbentuk sederhana kotak atau<br />

bujursangkar sama sisi.<br />

<strong>Betawi</strong> ini bukan saja karena unsur bangunan rumah<br />

Detail dan Ragam Hias<br />

Kesimpulan<br />

1. <strong>Rumah</strong> adat tradisional betawi memiliki bentuk dasar persegi panjang.<br />

12. Penggunaan ornamen lebih banyak terjadi pada bangunan.<br />

2. Dari segi segi bentuk bangunan dan penampilan fasadnya merupakan bangunan 13. Pada material elemen masif pemakaian kayu sering terjadi pada dinding, pla-<br />

tinggal, tetapi juga karena berbagai kebudayaan yang<br />

yang konseptualis.<br />

fond,<br />

dan konstruksi atap. Sedangkan elemen transparan menggunakan kaca.<br />

pernah berhubungan dengan betawi. Ragam hias pada<br />

3. <strong>Rumah</strong> tradisional tidak terjadi transformasi bentuk beruapa perubahan dengan<br />

14. Bangunan banyak menggunakan lebih dari satu warna, pemakaian warna<br />

rumah-rumah <strong>Betawi</strong> berbentuk sederhana dengan<br />

penambahan (additive) dan perubahan dengan pengurangan (subtractive).<br />

mengikuti konsep bangunan.<br />

motif-motif geometris seperti titik, segi empat, belah<br />

4. Dari segi fasadnya rumah tradisional betawi memiliki bentuk persegi empat.<br />

15. Pemakain tekstur kasar lebih banyak dipakai karena menjadi daya tarik dan<br />

ketupat, segi tiga, lengkung, setengah bulatan, bulatan.<br />

5. Proporsi bangunan terlihat seimbang.<br />

keindahan.<br />

Ragam hias biasanya diletakkan pada lubang angin, kusen, daun pintu<br />

6. Skala bangunan terlihat seimbang dengan proporsi manusia.<br />

7. Penggunaan elemen transparan berupa jendela hidup maupun mati lebih sedikit<br />

Kelompok :<br />

dan jendela, dan tiang yang tidak tertutup dinding seperti tiang<br />

digunakan.<br />

● Panji Hidayatullah 122 12 0006<br />

langkan, dinding ruang depan, listplank, garde (batas ruang tengah<br />

dengan ruang depan), tangan-tangan (skur), dan teras yang dibatasi<br />

8. Posisi pintu masuk selalu dimundurkan dari fasad bangunan dan penggunaan<br />

ornamen digunakan sebagai penegas pintu masuk.<br />

● Eko Dewanto 122 12 0031<br />

langkan terbuat dari batu-batu atau jaro, yaitu pagar yang dibuat dari<br />

9. Penggunaan elemen masif berupa lebih banyak digunakan dibandingkan elemen<br />

● Fatma Ardiani 122 12 0003<br />

bambu atau kayu yang dibentuk secara ornamentik.<br />

transparan.<br />

10. Atap pelana lebih banyak digunakan ketimbang atap limasan.<br />

● Meidi Anisa K. 122 12 0014<br />

11. Irama bangunan terlihat seimbang dengan ritme yang sama.<br />

● Andiana 122 11 0034

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!