Halaman 13 Zetizen DP
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2016ZETI EN<br />
Dumai Pos<br />
<strong>13</strong><br />
SELASA 26 APRIL<br />
On The Web<br />
Explore - Daily Life<br />
Cewek jadi Pilot,<br />
Siapa Takut?<br />
ZETIZEN.COM - Kini prinsip kesetaraan<br />
gender diterapkan di berbagai<br />
bidang yang dulu didominasi<br />
oleh cowok, termasuk pilot. Langkanya<br />
pilot cewek menjadi motivasi<br />
Elesta Apriliana Wulansari<br />
untuk “menaklukkan” langit Indonesia<br />
Timur. Nggak cuma cantik,<br />
Elesta telah mengantongi 3000 jam<br />
terbang sebagai pilot professional loh!<br />
Cewek kelahiran 10 April 1993 itu menempuh<br />
pendidikan pilot di Nusa Flying International<br />
School, Jakarta pada tahun 2010. Saat itu dia adalah satu-satunya<br />
murid cewek di angkatannya. “Nggak ada perbedaan perlakuan<br />
selama pendidikan. Bahkan aku yang harus menyesuaikan dengan<br />
kemampuan teman-teman cowok. Misalnya saat push-up atau tes<br />
fisik lain,” ujarnya.<br />
Meski awalnya berat, Elesta nggak pesimis. Karena selalu on fire, dia<br />
malah jadi salah satu calon pilot yang berprestasi. “Saat aku lulus, Dinas<br />
Perhubungan mencari 5 lulusan terbaik dari sekolah-sekolah penerbangan<br />
untuk menjadi instruktur. Karena aku menempati rangking kedua jadi bisa<br />
terpilih,” ucap cewek asli Brebes, Jawa Tengah tersebut.Elesta kembali<br />
membuktikan bahwa pilot wanita pantas diperhitungkan dengan bergabung<br />
di salah satu maskapai. Maskapai itu banyak melakukan penerbangan di<br />
daerah Indonesia Timur. Banyak tantangan yang dirasakan pilot yang baru<br />
merayakan ulang tahun ke-23 itu.<br />
“Kebanyakan bandara di sana masih minim, alat navigasi nggak<br />
seperti bandara di kota-kota besar. Aku dituntut buat bisa me-manage<br />
pesawat sendiri, menyesuaikan dengan kondisi dan cuaca sekitar,<br />
serta harus pintar ber-koordinasi dengan pesawat lainnya disana,”<br />
tegasnya.Terbukti tahan banting, Elesta kini jadi pilot cewek yang<br />
berhasil survive dalam kondisi ekstrem. “Kebanyakan cewek mungkin<br />
pesimis kalau mau terjun ke profesi ini. Padahal cewek atau cowok<br />
sama aja loh, tergantung mindset dari masing-masing personal,”<br />
ujarnya. Keren kan? Nggak cuma cantik tapi juga pemberani. Stay<br />
inspiring, Elesta! (dhs/sam)<br />
ZETIZEN.COM - Apa sih yang udah kita lakukan untuk planet<br />
bumi? Well, mungkin buat sebagian orang pertanyaan ini<br />
nggak penting. Buat apa sih ribet-ribet ngurusin bumi? Itu<br />
mah tugasnya ilmuwan, anak teknik lingkungan, atau<br />
pencinta alam. Loh, memangnya yang tinggal di bumi mereka<br />
aja? Selama ini bumi ngasih kita berbagai sumber daya alam<br />
tanpa pilih kasih loh. Kamu sering buang sampah<br />
sembarangan pun bumi tetap kasih kamu air bersih<br />
untuk mandi. Kamu pakai kendaraan bermotor<br />
yang bikin polusi pun bumi masih kasih kamu<br />
oksigen buat bernapas. Jadi siapa yang bertanggung<br />
jawab menjaga bumi?<br />
Yep, jawabannya adalah kita semua. Bumi itu<br />
seperti rumah yang harus kita jaga demi keberlangsungan<br />
hidup manusia. Toh kalau bumi<br />
rusak yang rugi manusia sendiri kan? Efek nyata<br />
dari global warming sudah lama terasa. Mulai<br />
dari pergantian musim yang nggak lagi bisa<br />
diprediksi, permukaan air laut yang terus naik,<br />
hingga suhu bumi yang terus meningkat. Kalau<br />
kamu nggak mengubah gaya hidupmu<br />
jadi lebih eco-friendly, inilah prediksi<br />
yang bakal terjadi pada bumi<br />
dalam seratus tahun ke depan.<br />
Bumi Bakal Superpanas<br />
International Geo-Biosphere Programme<br />
menganalis bahwa aktivitas bumi<br />
selama 60 tahun terakhir lah yang membuat<br />
bumi makin panas. Pada 2100 nanti, diprediksi<br />
panas bumi akan bertambah rata-rata 4 derajat<br />
celcius. Kenaikan suhu di benua Arktik bakal<br />
lebih ekstrem dibandingkan wilayah lain.<br />
Gunung es yang mencair menyebabkan<br />
naiknya level permukaan air laut.<br />
Lahan Bumi Makin Sempit<br />
Level permukaan laut sudah naik 26<br />
persen sejak revolusi industri pada abad 18.<br />
Sejak 90an pula, permukaan laut bumi rata-rata<br />
naik 35 mm. Apa efeknya? Banyak daratan<br />
pinggir pantai yang bakal tenggelam. Climate<br />
Central memprediksi 300-650 juta manusia<br />
yang hidup di daratan bakal terkena dampak<br />
kenaikan permukaan air laut pada 2100 nanti.<br />
Ngerinya, Indonesia jadi negara keenam yang<br />
paling berisiko, yakni membahayakan 10.157<br />
jiwa populasi.<br />
Bakal Ada Mini Ice Age<br />
Prediksi lainnya adalah bumi bakal<br />
melewati mini ice age pada 2030-2040 nanti.<br />
Aktivitas matahari bakal menurun hingga 60<br />
persen sehingga beberapa wilayah bumi bakal<br />
diselimuti es. Prediksi itu diungkapkan oleh<br />
ilmuwan dari Universitas Northumbria, berdasarkan<br />
sikslus gelombang panas matahari.<br />
Sebelumnya mini ice age diklaim pernah terjadi<br />
pada 1645 dan 1715 di Amerika Utara dan<br />
Eropa.<br />
Either bumi bakal makin panas atau malah<br />
kembali ke masa ice age, sudah jadi kewajiban<br />
manusia buat menjaga lingkungan. Bisa<br />
dengan hal sederhana kok, mulai dari menghemat<br />
pengunaan bahan bakar fosil, mengurangi<br />
konsumsi plastik, atau bawa tumblr<br />
kemana-mana. Punya ide gaya hidup ecofriendly<br />
lain? (livescience/climatecentral/telegraph/sam)<br />
Cara Survive Dalam Geng atau Skuad<br />
ZETIZEN.COM - Apa sih bedanya geng dan skuad yang akhir-akhir ini ngehit? Geng<br />
terdiri dari 4-6 teman yang punya ketertarikan yang sama. Sedangkan jika terdiri lebih<br />
dari 6 orang disebut skuad. Baik gabung geng maupun skuad, nggak melulu asyik. Disadari<br />
atau nggak, ada tekanan yang muncul saat kamu memutuskan berteman dalam kelompok<br />
besar.<br />
Mulai dari menyatukan usul kafe mana buat tempat nongkrong, perbedaan kelas sosial<br />
hingga crash masalah prinsip. Pernah nggak diajak teman segeng atau skuad ngelakuin<br />
hal yang bakal bikin ortumu marah kalau ketahuan? What did you say?<br />
Well, dilema kayak gini lah yang bikin bingung. Pengen nolak sih, tapi takut dijauhi<br />
atau di-bully. Pengen ngikut sih, tapi siap nerima risikonya? Siap melanggar prinsip sendiri?<br />
Inilah yang disebut peer pressure atau tekanan yang biasa dirasakan oleh anggota skuad<br />
dan geng. Apalagi tekanan yang muncul dari media sosial yang judgmental. Peer pressure<br />
bisa bikin kamu nggak nyaman hingga depresi.<br />
Kamu nggak harus selalu ngikutin kegiatan geng atau skuadmu kok. Kamu juga nggak<br />
harus ninggalin mereka ketika muncul crash. So, apa yang bisa kita lakukan buat survive<br />
melewati peer pressure? Berikut tips dari Sriuni Sugoto, M Si, Ph D, pakar psikologi remaja<br />
Universitas Surabaya (ndy/sam)<br />
Kontrol Emosimu<br />
Ketika ngerasa teman-teman geng atau skuad lagi menekanmu, jangan kepancing.<br />
Tunjukkan sikap bahwa kamu nggak lemah. Nggak usah baper dengan ikutan marah atau<br />
nangis. Thats gonna be awkward atau malah mereka terpuaskan dengan menekan kamu<br />
lagi dan lagi. Mending, menyingkir dulu. Kasih dirimu waktu buat mengontrol emosi.<br />
Know Yourself Better<br />
Berteman dalam skuad atau geng nggak harus selalu senada. Kalau skuadmu mengubah<br />
karaktermu jadi orang lain yang menurutmu lebih buruk, itu berarti kamu nggak begitu<br />
kenal dirimu sendiri. Ketika kamu kudu seragam sama seluruh anggota lain, terus apa<br />
dong yang bikin kamu spesial? Gali potensi diri dan ketahui kelebihan dan kekuranganmu.<br />
Dengan mengenal diri sendiri, kamu lebih aware dengan karaktermu dan nggak perlu<br />
ngerasa rendah diri di antara teman skuad.<br />
Say What You Need to Say<br />
Ketika kamu nggak setuju dengan pendapat mayoritas dalam skuad atau gengmu, just<br />
tell them. Masa nggak berani? Tentunya mengungkapkan pendapat nggak disertai dengan<br />
emosi. Justru ketika kamu berani menyampaikan unek-unekmu, mereka bakal memahami<br />
dan respect kamu apa adanya.<br />
REDATUR: KAMBALI<br />
TATA LETAK: DITA