HADIS al-ghumari

Dalam hadits lain dikatakan: saya bertanya Rasulullah saw, Wahai
Rasulullah sejak kapankah engkau telah ditakdirkan menjadi rasul? Beliau
menjawab: Sejak Allah telah menciptakan bumi, lalu beralih menciptakan
langit dan menjadikannya tujuh lapisan, kemudian menciptakan
‘Arsy(singgasana) , lalu Dia menuliskan (Muhammad adalah utusan Allah
dan penutup para nabi) di kaki ‘ArsyNya. Kemudian Allah swt menciptakan
surga yang kemudian menjadi tempat tinggal nabi Aadam dan istrinya
Hawaa, Iapun menuliskan namaku diatas dinding surga, kubah-kubah dan
tenda-tenda di dalamnya, semua itu dan Aadam masih diantara roh dan
jasad (belum diciptakan). Ketika Allah swt menghembuskan roh dan
meciptakan nabi Aadam, Aadampun melihat namaku, Allah swt
memberitahukan kepadanya bahwasanya nama itu akan menjadi pemimpin
bagi keturunanmu. Dan ketika mereka dikuasai oleh Iblis dan melakukan
dosa, maka merekapun bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah
dengan mensyafaatkan namaku.
Isnad riwayat nya sangat kuat
Hadits Ketiga
عن علي عليه السلام أن النبي صلى االله عليه وآله و سلم قال خرجت من
نكاح و لم أخرج من سفاح من لدن آدم إلى أن ولدني أبى و أمي ، لم يصبني من
سفاح الجاهلية شيء ."
":
رواه الحافظ محمد بن يحيى بن أبى عمر العدنى فى مس نده قال :
ث حدنا محمد بن جعفر قال شأ هد على أبي يحدثني عن أبيه عن جده عن علي به
البيت النبوي ال شريف
و رواه أيضا الطبراني في المعجم الأوسط وأبو نعيم في دلائل النبوة وابن ع ساكر في التاريخ ‏،وورد نحوه من
. و هذا مسل سل بأهل
.
.
:
حديث ابن ع باس ئ وعاشة
Diriwayatkan oleh ‘Ali ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: saya telah
dilahirkan dari keturunan yang mulia yaitu dalam pernikahan, dan bukan
dilahirkan dalam berzinaan, sejak nabi Aadam sampai ayah dan ibuku,
keturunanku tidak pernah tercemar oleh perzinahan Jahiliyah sedikitpun.
HR: al-Hafiz Muhammmad bin Yahya bin Abi ‘Umar al-‘Adani dalam musnadnya, dan
berkata: Muhammad bin Ja’far berkata, saya bersaksi bahwa ayah saya meriwayatkan
dari ayahnya kemudian dari kakekny kemudian dari ‘Ali ra.
Hadits diriwayatkan pula oleh ath-Thabrani dalam kitab al-Mu’jam al-Awsith, dan Abu
Na’im dalam kitabnya Dalail an-Nubuwah, dan Ibnu ‘Asaker dalam kitabnya at-Tarikh..
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu ‘Abbas dan ‘Aisyah.
Hadits Keempat