Sistem Kartu - Arsip Nasional Republik Indonesia
Sistem Kartu - Arsip Nasional Republik Indonesia
Sistem Kartu - Arsip Nasional Republik Indonesia
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Sistem</strong> <strong>Kartu</strong> (Kaulbach) (1925 – 1933).<br />
Redjosari Rivier<br />
E 1/5/4/29<br />
©Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi<br />
<strong>Arsip</strong> <strong>Nasional</strong> <strong>Republik</strong> <strong>Indonesia</strong><br />
“<strong>Arsip</strong> Gedung Sate” (II)<br />
Keterangan : E1 = Irigasi Brantas<br />
5 = nomor kartu<br />
4 = nomor urut pencatatan<br />
29 = tahun<br />
Oleh: Djoko Utomo<br />
<strong>Sistem</strong> <strong>Kartu</strong> (Kaulbach) adalah <strong>Sistem</strong> pencatatan dan pengaturan arsip dengan kartu, di<br />
mana pengelompokan arsipnya di dasarkan pada hoofdenlijst (klasifikasi).<br />
a. Penataan Berkas Dalam <strong>Sistem</strong> <strong>Kartu</strong> (Kaulbach)<br />
Penataan berkas pada <strong>Sistem</strong> <strong>Kartu</strong> (Kaulbach) ini seperti telah diutarakan di atas adalah<br />
berdasarkan pada hoofdenlijst (klasifikasi). <strong>Arsip</strong>-arsip mengenai urusan yang sama<br />
dibungkus/dibundel jadi satu dalam satu tahun. Pada setiap bungkus/bundel diberi lidah/label<br />
yang bertuliskan kode dan tahun di dalamnya. Sebagai contoh:<br />
E1<br />
1 - 5<br />
1928<br />
Kalau dilihat sepintas lalu E1 ini sudah menunjukkan urusan atau kegiatan, yakni Irigasi Brantas.<br />
Tetapi hal ini sebetulnya masih terlalu umum, sebab di dalamnya masih ada sub-sub dari Irigasi<br />
Brantas ini.<br />
Apabila ada arsip-arsip mengenai urusan/persoalan yang sama maka arsip-arsip tersebut<br />
disatukan. <strong>Arsip</strong> yang sedemikian ini disebut dosye (dossier) atau bundel besar (grote bundel).<br />
Bundel-bundel besar ini biasanya disimpan tersendiri bersama bundel besar yang lain, baik<br />
bundel besar dari <strong>Sistem</strong> Verbaal maupun <strong>Sistem</strong> Kaulbach. Bahkan dari arsip B.O.W. dan arsip<br />
V & W. Bundel-bundel besar ini, seperti juga bundel besar pada <strong>Sistem</strong> Verbaal – dicatat di<br />
dalam buku/daftar yang disebut Aanteekeningen Oude Bundel. Hanya saja penyimpanan arsipnya<br />
tidak sesuai dengan daftarnya, sehingga arsip-arsip tersebut sulit diketemukan. Pada setiap<br />
bundel besar ini diberi lidah/label mengenai urusannya/persoalannya beserta kodenya. Sebagai<br />
contoh:<br />
Karena bungkus atau bundel Sungai Rejosari (Redjosari Rivier) ini adalah bundel besar, maka<br />
dapat dipastikan bahwa kode E1/5/4/29 ini adalah kode atau nomor terakhir dari urusan<br />
mengenai Sungai Rejosari ini. Di dalam bundel tersebut akan terdapat arsip-arsip mengenai<br />
Sungai Rejosari dengan kode-kode sebelumnya, misalnya: E1/4/6/25. Kalau ada yang mencari<br />
mengenai Sungai Rejosari pada bundel biasa (bukan bundel besar) tentu tidak akan ketemu<br />
arsipnya. Yang akan diketemukan hanyalah bon/kartu tunjuk silang.<br />
Sebagai contoh: E 1/4/6/25<br />
In<br />
E 1/5/4/29.<br />
Keterangan : E = bagian atau pokok urusan (bagian Irigasi)<br />
E1 = Urusan (Irigasi Brantas)<br />
1 – 5 = nomor kartu<br />
1928 = tahun<br />
1
Ini berarti bahwa arsip Sungai Rejosari dengan kode E 1/4/6/25 sudah digabungkan menjadi satu<br />
dengan arsip Sungai Rejosari dengan kode E 1/5/4/29. Namun kalau dilacak pada E 1/5/4/29<br />
arsip tersebut tentu sudah tidak ada, yang akan diketemukan hanyalah bon atau kartu tunjuk<br />
silang saja, sebab arsip Sungai Rejosari dengan kode E 1/4/6/25 dengan E 1/5/4/29 sudah<br />
dipindahkan ke tempat penyimpanan tersendiri. Adapun bon/kartu yang akan diketemukan akan<br />
bertuliskan sebagai berikut:<br />
E 1/5/4/29<br />
Op de<br />
stelling<br />
©Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi<br />
<strong>Arsip</strong> <strong>Nasional</strong> <strong>Republik</strong> <strong>Indonesia</strong><br />
Keterangan :<br />
Tulisan op de stelling ini kadang-kadang ditulis juga dengan op<br />
de grote bundel.<br />
Berkas-berkas arsip B.O.W. yang berkurun waktu 1925 – 1933 yang diatur dengan <strong>Sistem</strong> <strong>Kartu</strong><br />
(Kaulbach) dapat dikatakan masih dalam keadaan teratur, yakni dalam masing-masing<br />
berkas/bundelnya lengkap dengan kodenya. Hanya saja arsip B.O.W. ini banyak<br />
dikelompokkan/dicampur dengan arsip V & W, mungkin karena <strong>Sistem</strong> Kearsipannya yang sama<br />
(arsip B.O.W. 1925 – 1933 diatur dengan <strong>Sistem</strong> <strong>Kartu</strong> (Kaulbach). Hal ini tentu bertentangan<br />
dengan azas asal usul. Namun sayang, khusus untuk arsip yang mengenai pembangunan gedung<br />
atau arsip dengan kode A saat ini sulit untuk diketemukan kembali. Hal ini karena kode-kode<br />
aslinya sudah banyak yang tidak kelihatan lagi, karena telah ditumpangi dengan nomor-nomor<br />
baru yang dibuat belakangan, yakni pada tahun 1979 oleh beberapa orang pegawai dari Ditjen<br />
Cipta Karya. Sehingga penomoran baru tersebut bukan saja mempersulit penemuan kembali<br />
arsipnya tetapi juga menyalani aturan. Bahkan pada berkas atau bundel yang tidak dibungkus,<br />
penomoran dilakukan pada halaman/lembar arsipnya, yakni pada halaman atas atau pinggir kiri.<br />
Penomoran ini dilakukan dua kali, pertama dengan ball point dan kedua dengan spidol.<br />
Kesulitan penemuan kembali tersebut juga disebabkan karena penataannya sekarang yang<br />
tidak teratur, ditambah lagi karena beberapa bungkus/bundel arsip sudah diikat. Pengikatan<br />
tersebut rupanya dimaksudkan untuk memudahkan pengangkutan arsip apabila diangkut ke luar<br />
dari Gedung Sate. Untung usaha pengambil alihan arsip ini tidak jadi dilaksanakan, sehingga<br />
keutuhan dari arsip B.O.W. ini masih dapat dipertahankan. Hanya saja, akibatnya arsip-arsip<br />
mengenai bangunan gedung (dengan kode A) ini sekarang sulit untuk diketemukan kembali<br />
secara cepat seperti telah diutarakan di atas.<br />
Untuk mencari arsip-arsip B.O.W. dalam <strong>Sistem</strong> <strong>Kartu</strong> (Kaulbach) ini tidak sulit, asal bukan<br />
arsip bundel besar atau arsip mengenai pembangunan gedung-gedung.<br />
b. Jalan Masuk atau Sarana Penemuan Kembali<br />
Jalan masuk atau sarana penemuan kembali yang digunakan di sini ada 5 (lima) macam,<br />
yaitu: 1). Hoofdenlijst, 2). <strong>Kartu</strong> Korespondensi, 3). Klapper, 4). Klapper Authoriteiten, dan – 5).<br />
Authoriteiten.<br />
b1. Hoofdenlijst (Klasifikasi)<br />
Klasifikasi (Hoofdenlijst) ini menggunakan kode huruf dan angka. Huruf menunjukkan<br />
Pokok Urusan (kalau di sini Bagian), dan angka menunjukkan Urusannya.<br />
Hoofdenlijst ini digunakan untuk mencari arsip apabila seseorang tahu pokok urusannya atau<br />
urusannya tetapi tidak tahu kodenya.<br />
b2. <strong>Kartu</strong> Korespondensi<br />
<strong>Kartu</strong> Korespondensi ini merupakan catatan keluar masuknya surat secara kronologis<br />
menurut urusannya.<br />
2
Urusan ini di dalam kartu korespondensi ini diganti dengan huruf dan angka. Sebagai contoh:<br />
mengenai urusan pembangunan gedung Sekolah Tinggi cukup ditulis dengan A 21. Di dalam<br />
kartu korespondensi ini terdapat suatu kolom yang menunjukkan di mana suatu arsip<br />
disimpan, yakni disimpan pada kode berapa.<br />
<strong>Kartu</strong> korespondensi ini adalah jalan masuk yang paling sering digunakan, khususnya kalau<br />
yang dicari adalah masalahnya.<br />
b3. Klapper<br />
Klapper adalah indeks nama. Klapper ini sering juga disebut Namensklapper (Klapper nama)<br />
hal ini untuk mempertegas atau untuk membedakan dengan Klapper Authoriteiten (Klapper<br />
Instansi) (lihat butir b4 di bawah).<br />
Klapper atau Namensklapper ini digunakan untuk mencari/arsip yang berisi nama-nama<br />
orang. Di dalam Klapper ini ditunjukkan bahwa seseorang (nama orang) disimpan di dalam<br />
suatu kode tertentu.<br />
b4. Klapper Authoriteiten adalah klapper Instansi atau Indeks Instansi. Klapper ini di dalamnya<br />
memuat nama-nama Instansi pengirim surat. Nama-nama Instansi tersebut ditunjukkan<br />
dengan angka atau halaman folio. Misalnya halaman atau folio 1 = Instansi Algemene<br />
Rekenkamer (Be Pe Ka). Hal ini untuk memudahkan mencari sesuatu yang dicatat pada<br />
Authoriteiten (lihat butir b5 bawah).<br />
b.5 Authoriteiten<br />
Authoriteiten adalah catatan atau daftar yang berisi/memuat dari Instansi mana sesuatu surat<br />
itu dikirim, tanggal berapa dan nomor berapa. Setiap Instansi telah ditentukan halamannya<br />
sesuai dengan Klapeer Authoriteiten. Authoriteiten ini fungsi yang sebenarnya adalah pada<br />
masa aktifnya. Sehingga untuk masa inaktif/statis Authoriteiten ini jarang sekali digunakan.<br />
2. ARSIP DEPARTEMENT GOUVERNEMENTS BEDRIJVEN – (G.B.).<br />
G.B. (Gouvernementsbedrijven = Perusahaan-perusahaan Negara) adalah sebuah<br />
departemen yang dikepalai oleh seorang direktur yang disebut Direktur Perusahaan-perusahaan<br />
Negara (Directeur der Gouvernementsbedrijven). Departemen ini meliputi: sepuluh bagian<br />
(afdeeling), yaitu:<br />
1. Urusan Umum (Algemeen Zaken).<br />
2. Kepegawaian (Personeel).<br />
3. Keuangan (Comtabiliteit).<br />
4. Kereta Api dan Tram (Staatspoor en Tramswegen).<br />
5. Post, Telegraf dan Telefoon (Post, Telegraaf en Telepon).<br />
6. Bank Tabungan Pos (Postpaarbank).<br />
7. Pertambangan (Mijnwezen).<br />
8. Tenaga Air dan Tenaga Listrik (Waterkracht en Electricitiet).<br />
9. Pajak Garam (Zoutregie).<br />
10. Percetakan Negara (Landsdrukkerij).<br />
<strong>Arsip</strong> G.B. ini meliputi kurun waktu sekitar tahun 1908 – 1933 dengan jumlah arsip<br />
sebanyak lebih kurang 70 (tujuh puluh) meter lari. Menurut kekerangan Pak Asri arsip G.B. ini<br />
sudah banyak diambil alih oleh Instansi lain (lihat bulletin berita Arnas No.10 halaman 6 – 7).<br />
<strong>Arsip</strong> G.B. ini diatur dengan <strong>Sistem</strong> Verbaal. Sayangnya hampir semua jalan masuknya<br />
sudah tidak ada. Menurut Pak Asri jalan-jalan masuk tersebut ikut diambil oleh PLN dan<br />
mungkin sebagian di antaranya telah dibakar anggota-anggota N.I.C.A. yang menduduki Gedung<br />
©Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi<br />
<strong>Arsip</strong> <strong>Nasional</strong> <strong>Republik</strong> <strong>Indonesia</strong><br />
3
Sate. Sehingga praktis arsip G.B. ini sulit diketemukan kembali karena tidak ada jalan masuknya.<br />
Kesulitan ini masih ditambah lagi dengan ketidak teraturan penempatan di rak-rak.<br />
Karena arsip G.B. ini juga diatur dengan sistem verbaal seperti arsip B.O.W. sebelum tahun<br />
1925 yang telah diutarakan sebelumnya, maka di sini tidak akan diuraikan lebih lanjut.<br />
3. ARSIP DEPARTEMENT VERKEER & WATERSTAAT (V & W)<br />
V & W (Verkeer en Waterstaat = Perhubungan dan Pekerjaan Umum) adalah sebuah<br />
departemen yang dikepalai oleh seorang direktur yang disebut Direktur Perhubungan dan<br />
Pekerjaan Umum (Directeur der Verkeer en Waterstaat). Departemen ini merupakan<br />
penggabungan/peleburan dari Departemen B.O.W. dan G.B. Departemen V & W ini meliputi:<br />
Empat belas bagian (afdeeling), yaitu:<br />
1. Urusan Umum (Algemeen Zaken).<br />
2. Kepegawaian (Personeel).<br />
3. Keuangan (Begrooting/Comptabiliteit).<br />
4. Gedung-gedung (Gebouwen) atau Bagian (Afdeeling) A<br />
5. Pengairan dan Tehnik Penyehatan (Irigatie en Assaineering).<br />
6. Pelabuhan (Havenwezen).<br />
7. Kelistrikan (Electriiteitwezen).<br />
8. Penerbangan Sipil (Burgelijke Luchtvaart).<br />
9. Kereta Api dan Tram (Spoor en Tramswegen).<br />
10. Post, Telegraf dan Telefoon (Post, Telegraaf en Telefoon).<br />
11. Bank Tabungan Pos (Postpaarbank).<br />
12. Pertambangan (Minjbouw/Mijnwezen).<br />
13. Penasehat Teknis-Ekonomis (Teknisch-Economisch Adviesbureau).<br />
14. Lalu Lintas Jalan (Wegverkeer).<br />
<strong>Arsip</strong> V & W ini meliputi kurun waktu 1934 – 1942 dengan jumlah arsip sebanyak lebih<br />
kurang 530 (lima ratus tiga puluh) meter lari.<br />
<strong>Arsip</strong> V & W ini boleh dikatakan masih dalam keadaan teratur, yakni teratur dalam masingmasing<br />
berkasnya lengkap dengan kode/label/lidahnya. Hanya saja arsip V & W banyak yang<br />
dikelompokan/dicampur dengan arsip B O W, khususnya arsip B O W yang berkurun waktu<br />
1925 – 1933, mungkin karena <strong>Sistem</strong> kearsipannya sama, seperti telah diutarakan di atas. Hal ini<br />
tentu bertentangan dengan prinsip atau azas Asal – Usul. <strong>Arsip</strong> V & W yang susah diketemukan<br />
saat ini adalah arsip mengenai pembangunan gedung atau arsip dengan kode A, seperti halnya<br />
arsip B O W yang diatur dengan <strong>Sistem</strong> <strong>Kartu</strong> (Kaulbach). Namun sayangnya arsip V & W ini<br />
sekarang ini sebetulnya sudah tidak lengkap lagi/sudah tidak utuh lagi, karena beberapa bagian di<br />
antaranya juga telah diambil oleh beberapa Instansi lain (lihat Bulletin Arnas No.10 halaman 6-<br />
7). Hal ini sebetulnya juga bertentangan dengan azas asal-usul.<br />
Seperti telah disinggung di atas bahwa <strong>Sistem</strong> Kearsipan Departement Verkeer en<br />
Waterstaat adalah <strong>Sistem</strong> <strong>Kartu</strong> (Kaulbach). Mengenai segala seluk beluk arsip V & W ini boleh<br />
dikatakan sama dengan arsip B O W tahun 1925 – 1933. Kalau ada perbedaan tentu tidaklah<br />
besar, khususnya mengenai hoofdenlijst (klasifikasi).<br />
Hoofdenlijst arsip V & W ini sebenarnya merupakan penyempurnaan dari hoofdenlijst BOW.<br />
Perbedaan lain yang ada adalah bahwa pada V&W ini ada jalan masuk yang disebut: Controle<br />
Verwijzingen (Petunjuk-petunjuk Kontrol), yakni suatu buku yang memberikan petunjuk, di<br />
mana suatu arsip disatukan dengan arsip lainnya. Karena segala seluk-beluk arsip V & W boleh<br />
dikatakan sama dengan arsip BOW tahun 1925 – 1933, maka uraian lebih lanjut mengenai arsip<br />
V & W dirasa tidak perlu lagi.<br />
©Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi<br />
<strong>Arsip</strong> <strong>Nasional</strong> <strong>Republik</strong> <strong>Indonesia</strong><br />
4
KESIMPULAN DAN SARAN.<br />
1. <strong>Arsip</strong> G.B. yang berada di Gedung Sate saat ini sudah tidak lengkap lagi, karena telah<br />
diambil oleh beberapa Instansi. <strong>Arsip</strong> tersebut juga susah diketemukan kembali karena<br />
jalan masuknya hampir tidak ada sama sekali. Karena sebenarnya arsip tersebut sudah<br />
tidak ada kaitan sama sekali dengan kegiatan Departemen Pekerjaan Umum, maka<br />
sebaiknya arsip tersebut diserahkan saja ke <strong>Arsip</strong> <strong>Nasional</strong>. Untuk itu terlebih dahulu<br />
perlu dibikin daftarnya.<br />
2. Telah terjadi percampur adukan/pengelompokan arsip yang tidak menghiraukan pencipta<br />
arsipnya. Sehingga arsip BOW khususnya tahun 1925 – 1933 disatukan dengan arsip V &<br />
W karena sistem kearsipannya sama.<br />
Hal ini menyalahi azas asal usul. Untuk itu perlu diatur kembali agar arsip BOW<br />
dipisahkan dengan arsip V & W. Sehingga nantinya arsip BOW merupakan suatu<br />
kesatuan sendiri yang terpisah dengan arsip V & W.<br />
3. <strong>Arsip</strong> V & W juga seperti arsip G.B., yakni sudah tidak lengkap lagi, karena telah<br />
diambil alih oleh beberapa Instansi.<br />
4. Telah terjadi usaha pengambil alihan arsip mengenai bangunan gedung, baik arsip BOW<br />
maupun arsip V & W oleh Ditjen Cipta Karya. Hal ini harus dicegah karena bertentangan<br />
dengan azas asal usul. Untung hal ini belum jadi dilaksanakan. Namun di sini telah terjadi<br />
suatu kesalahan yang besar, yakni pemberian nomor baru dengan ball point dan spidol<br />
baik pada kertas pembungkus maupun pada lembaran arsipnya (apabila arsip tidak ada<br />
pembungkusnya). Juga penempelen label/lidah baru yang menutupi lidah/label yang asli,<br />
sehingga untuk penemuan kembali arsipnya menjadi sangat sulit. (nomor-nomor yang<br />
dibuat oleh pegawai Ditjen Cipta Karya tersebut sama sekali tidak dapat digunakan untuk<br />
penemuan kembali arsip, malahan sebaliknya hanyalah membingungkan dan<br />
mengganggu kerapian). Kesulitan penemuan kembali arsip mengenai pembangunan<br />
gedung ini ditambah lagi dengan adanya pengikatan beberapa bundel arsip jadi satu, yang<br />
juga dikerjakan oleh beberapa orang pegawai Ditjen Cipta Karya dimaksud. Untuk itu<br />
maka arsip-arsip ini harus diatur seperti semula dan label/lidah-lidah baru tersebut harus<br />
dicabut kembali. Kalau perlu semua pembungkusnya diganti baru. Kemudian diadakan<br />
penomoran seperti semula. Kejadian-kejadian seperti yang dilakukan oleh beberapa orang<br />
pegawai Ditjen Cipta Karya tersebut harus dicegah dan jangan sampai terulang lagi.<br />
5. Pada masa Pemerintahan Hindia-Belanda dulu ternyata sudah ada usaha untuk mendaftar<br />
arsip-arsip yang sudah merupakan dosye (dossier) atau bundel besar (grote bundel).<br />
<strong>Arsip</strong>-arsip bundel besar yang dicatat ini rupanya arsip yang dianggap penting. Hanya<br />
saja belum semua arsip bundel besar/dosye tersebut dicatat. Sayangnya juga bahwa<br />
penyimpanan arsip-arsip bundel besar (dosye) ini tidak sesuai lagi dengan daftarnya.<br />
Untuk itu perlu kiranya diadakan program pendaftaran arsip-arsip bundel besar (dosye)<br />
tersebut dan penyimpanan disesuaikan dengan daftar tersebut, agar arsipnya dapat<br />
diketemukan kembali dengan mudah. Pendaftaran ini juga dimaksudkan untuk<br />
mengetahui jumlah arsip bundel besar dan untuk menghindari kehilangan arsip. Sebab<br />
tanpa didaftar, kalau ada arsip yang hilang, tidak akan ketahuan.<br />
6. Setelah pendaftaran arsip-arsip yang merupakan bundel besar (dosye) tersebut, langkah<br />
selanjutnya sebaiknya ditujukan untuk mengatur arsip B O W, khususnya yang berkurun<br />
waktu sebelum 1925, yakni semasa sistem Verbaal. Pengaturan ini dalam tahapan<br />
pertama hanyalah mengkronologiskan saja Verbaal-verbaal tersebut. Apabila verbaalverbaal<br />
arsip BOW ini sudah diatur secara kronologis (tahun dan nomor verbaalnya)<br />
©Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi<br />
<strong>Arsip</strong> <strong>Nasional</strong> <strong>Republik</strong> <strong>Indonesia</strong><br />
5
maka arsip BOW ini akan mudah diketemukan karena arsip tersebut masih mempunyai<br />
jalan masuk, khususnya Buku Indeks.<br />
7. Selain itu program pendaftaran dimulai dengan arsip BOW, baik yang menggunakan<br />
<strong>Sistem</strong> Verbaal maupun <strong>Sistem</strong> <strong>Kartu</strong> (Kaulbach). Setelah selesai pendaftaran arsip<br />
BOW, maka pendaftaran bisa ditingkatkan ke arsip V&W. Hal ini semua dimaksudkan<br />
untuk mengetahui informasi-informasi yang terkandung di dalam arsip, untuk mengetahui<br />
jumlah arsip dan untuk menghindari kehilangan arsip. Sebab dengan didaftarnya arsip<br />
tersebut maka apabila suatu ketika ada suatu berkas yang tidak berada ditempat akan<br />
cepat ketahuan.<br />
8. Apabila program pendaftaran selesai, maka Departemen Pekerjaan Umum dapat<br />
menentukan mana arsip yang perlu segera diserahkan ke <strong>Arsip</strong> <strong>Nasional</strong> dan mana arsip<br />
yang masih perlu disimpan di Departemen Pekerjaan Umum. (Berita ANRI Nomor 11,<br />
Juni 1982 – TK)<br />
©Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi<br />
<strong>Arsip</strong> <strong>Nasional</strong> <strong>Republik</strong> <strong>Indonesia</strong><br />
6