DownLoaD
DownLoaD
DownLoaD
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
KESIMPULAN<br />
Berdasarkan hasil peninjauan dapat disimpulkan bahwa pengompleks DiPC<br />
merupakan reagensia yang digunakan dalam penentuan kromium, Cr (VI) yang<br />
akan dibentuk menjadi senyawa kompleks dengan kromium tersebut. Dimana<br />
reagensia ini merupakan ligan yang bersifat bidentat yang menyumbangkan dua<br />
elektron dalam ikatannya. Senyawa ini merupakan geometri oktahedral sp 3 d 2 .<br />
Kompleks ini memiliki warna ungu dengan menyerap sinar panjang gelombang<br />
540 nm. Kestabilan dari kompleks akan berubah jika ligan DiPC diganti dengan<br />
ligan yang lain begitu juga jika atom pusat diganti dengan yang lain. Jika atom<br />
pusat diganti dengan vanadium yang satu periode dengan kromium dimana<br />
mempunyai jari- jari lebih kecil daripada kromium sehingga dengan adanya ligan<br />
DiPC yang berukuran besar akan menyebaban tolakan elektron pada kompleks V-<br />
DiPC yang berbentuk oktahedral akan semakin besar sehingga kompleks yang<br />
terbentuk kurang stabil jika dibandingkan dengan V 2+ yang berukuran kecil. Oleh<br />
karena itu ion pusat yang digunakan untuk membentuk kompleks stabil adalah<br />
Cr 6+ , sehingga ion pengganggu dapat dipisahkan. Jika ligan diganti dengan H2O<br />
maka akan mempengaruhi kestabilan kompleks Cr-DiPC, dimana ligan H2O<br />
merupakan ligan bidentat yang berperan sebagai π donor dan σ donor. Sebagai<br />
akseptor, ligan ini kurang meyukai elektron dan memiliki ∆ yang kecil sehingga<br />
kompleks yang terbentuk akan memperoleh kestabilan dengan struktur tetrahedral.<br />
Namun, dengan bilangan koordinasi 6 dan 6 ligan yang terikat, sehingga struktur<br />
yang mungkn adalah oktahedral sehingga pembentukan kompleks Cr dengan ligan<br />
H2O cenderung tidak stabil.<br />
12