DownLoaD
DownLoaD
DownLoaD
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
V 2+ = d 3<br />
Jari-jari V 2+ lebih kecil daripada Cr 6+ sehingga dengan adanya ligan<br />
DiPC yang berukuran besar akan menyebaban tolakan elektron pada<br />
kompleks V-DiPC yang berbentuk oktahedral akan semakin besar<br />
sehingga kompleks yang terbentuk kurang stabil apabila dibandingkan<br />
dengan V 2+ yang berukuran besar. Oleh karena itu, ion pusat yang akan<br />
dipilih oleh ligan DiPC untuk membentuk kompleks yang stabil adalah<br />
Cr 6+ . Adanya sifat yang sangat stabil dari kompleks Cr-DiPC ini akan<br />
menyebabkan ion pengganggu tersebut dapat dipisahkan melalui<br />
pelarutan, pengendapan, maupun penambahan reagen lain dengan ion<br />
pengganggu tersebut.<br />
Ligan DiPC apabila terganggu dengan ligan air (H2O)<br />
Jika ligan diganti dengan H2O maka akan mempengaruhi kestabilan<br />
kompleks Cr-DiPC yang terbentuk. Dilihat dari ukuran ligannya, ligan<br />
H2O merupakan ligan yang berukuran kecil yang akan cenderung<br />
membentuk struktur okatahedral dengan tolakan antar ligan kecil.<br />
Selain itu, Ligan H2O merupakan ligan monodentat yang berperan<br />
sebagai π donor dan σ donor. Sebagai π donor, ligan ini kurang<br />
meyukai elektron dan memiliki ∆ yang kecil. Sehingga dengan ligan<br />
H2O, kompleks yang terbentuk akan memperoleh kestabilan dengan<br />
struktur tetrahedral, apalagi logam pusat Cr berukuran kecil dan<br />
bermuatan positif besar. Namun, dengan bilangan koordinasi 6 dan 6<br />
ligan yang terikat. Maka struktur tetrahedral tidaklah memungkinkan,<br />
struktur yang memungkinkan adalah oktahedral. Sehingga<br />
pembentukan kompleks Cr dengan ligan H2O cenderung tidak stabil.<br />
Oleh karenanya, pada pembentukan kompleks Cr-DiPC gangguan<br />
pendesakan ligan oleh air dapat diabaikan.<br />
8