03.06.2013 Views

Medicinus Edisi November - Desember 2008 - Dexa Medica

Medicinus Edisi November - Desember 2008 - Dexa Medica

Medicinus Edisi November - Desember 2008 - Dexa Medica

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

VILDAgLIPTIN: Terapi<br />

Baru Diabetes melitus<br />

Tipe 2<br />

Diabetes Melitus merupakan<br />

penyakit kronis<br />

yang ditandai dengan<br />

hiperglikemia (tingginya kadar<br />

glukosa dalam darah). Diabetes<br />

melitus dapat mengakibatkan<br />

kerusakan pada beberapa organ<br />

tubuh seperti: mata, syaraf, ginjal,<br />

dan juga berkontribusi untuk<br />

berkembangnya proses penyakit<br />

aterosklerosis yang akan berefek<br />

pada gangguan jantung, otak dan<br />

organ lain dalam tubuh. Prevalensi<br />

diabetes melitus di seluruh<br />

dunia mengalami peningkatan<br />

yang cukup besar. Di tahun 2003,<br />

prevalensi di daerah urban sebesar<br />

14,7% (8,2 juta jiwa), sedangkan<br />

di daerah rural 7,2% (5,5 juta<br />

jiwa) dibandingkan dengan total<br />

populasi di atas usia 20 tahun.<br />

Jadi total prevalensi sebesar 13,8<br />

juta jiwa.<br />

World Health Organization<br />

(WHO) memprediksi kenaikan<br />

pasien diabetes di Indonesia dari<br />

8,4 juta pada tahun 2000 menjadi<br />

sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.<br />

(Konsensus Pengelolaan Diabetes<br />

Melitus 2006). Berdasarkan<br />

data IDF (International Diabetes<br />

Federation) tahun 2002, Indonesia<br />

merupakan negara ke-4 terbesar<br />

untuk prevalensi diabetes melitus.<br />

Untuk itu, diperlukan penanganan<br />

yang tepat bagi penderita<br />

diabetes melitus tipe 2.<br />

Di Indonesia, penatalaksanaan<br />

diabetes mellitus tipe 2<br />

mengacu kepada:<br />

1. Edukasi<br />

Vol. 21, No.4, <strong>Edisi</strong> <strong>November</strong> - <strong>Desember</strong> <strong>2008</strong><br />

2. Terapi gizi medis<br />

3. Latihan jasmani<br />

4. Intervensi farmakologis.<br />

Saat ini ada 4 macam Obat<br />

Hipoglikemik Oral (OHO) yaitu:<br />

a. Pemicu sekresi insulin/insulin<br />

secretagogue: Sulfonylurea, dan<br />

Glinid<br />

b. Penambah sensitifitas insulin:<br />

Metformin, Tiazolidindion<br />

c. Penghambat glukoneogenesis:<br />

Metformin<br />

d. Penghambat absorpsi glukosa:<br />

penghambat Glukosidase alfa<br />

“Pada bulan Oktober <strong>2008</strong><br />

ini, PT <strong>Dexa</strong> <strong>Medica</strong> memasarkan<br />

Obat Hipoglikemik Oral yang<br />

baru yaitu: VILDAGLIPTIN ke<br />

seluruh Indonesia. VILDAGLIP-<br />

TIN diproduksi oleh PT Novartis<br />

Indonesia,” menurut Dorothy<br />

Maria Dharma, Head of Marketing<br />

& Sales Sinergi PT <strong>Dexa</strong> <strong>Medica</strong>,<br />

saat Media Edukasi Penatalaksanaan<br />

Diabetes – VILDAGLIP-<br />

TIN: Terapi Baru Penyakit<br />

Diabetes Melitus Tipe 2, yang<br />

diselenggarakan PT <strong>Dexa</strong> <strong>Medica</strong><br />

pada Kamis 16 Oktober <strong>2008</strong>, di<br />

Jakarta.<br />

Ada alasan yang kuat, mengapa<br />

diperlukan obat golongan<br />

baru untuk Diabetes Melitus Tipe<br />

2. Terdapat dua proses patofisiologi<br />

primer yang berperan dalam<br />

perkembangan diabetes tipe 2,<br />

yaitu:<br />

1. Berkurangnya respon jaringan<br />

tubuh terhadap insulin.<br />

2. Menurunnya fungsi pulau<br />

pankreas secara berkelanjutan,<br />

dimana hal ini disebabkan oleh<br />

tidak seimbangnya pola sekresi<br />

insulin dan glucagon”.<br />

Walaupun tersedia sejumlah<br />

pengobatan diabetes tipe 2, namun<br />

efikasinya berkurang sejalan<br />

dengan berkembangnya penyakit<br />

diabetes tipe 2. Sehingga dibutuhkan<br />

obat yang lebih efektif dan<br />

dapat menjawab unmet need dari<br />

obat-obat yang ada sekarang.<br />

Pada individu sehat, hormon<br />

kunci untuk mengontrol glukosa<br />

darah adalah glukagon dan insulin,<br />

dimana dihasilkan pada sel<br />

α dan sel β, serta bekerja dengan<br />

cara counter-regulatory manner.<br />

Insulin bekerja untuk meningkatkan<br />

pengambilan glukosa sellular,<br />

dan dengan begitu, terjadi<br />

penurunan kadar glukosa dalam<br />

plasma. Sementara itu, glukagon<br />

bekerja meningkatkan kadar glukosa<br />

plasma dengan cara meningkatkan<br />

produksi glukosa hati<br />

(hepatic glucose production–HGP)<br />

dan glukoneogenesis. Meningkatnya<br />

konsentrasi glukosa dalam<br />

plasma akan memberikan sinyal<br />

untuk sekresi insulin dan supresi<br />

sekresi glukagon, sehingga terbentuk<br />

keseimbangan homeostasis<br />

glukosa normal.<br />

Setelah makan, sekresi insulin<br />

akan meningkat agar terjadi pengambilan<br />

glukosa postprandial<br />

pada hati dan jaringan perifer.<br />

Glukagon bekerja secara berlawanan<br />

yaitu sekresi glukagon menjadi<br />

berkurang. Pada saat kadar<br />

glukosa rendah dalam plasma,<br />

sekresi glukagon akan meningkatkan<br />

konsentrasi glukosa plasma<br />

dengan menstimulasi pemecahan<br />

glikogen yang tersimpan<br />

events<br />

dalam hati menjadi glukosa dan<br />

meningkatkan hepatic gluconeogenesis.<br />

Glukagon berfungsi untuk<br />

regulatory counterpart insulin dalam<br />

menjaga homeostasis glukosa normal.<br />

VILDAGLIPTIN<br />

VILDAGLIPTIN memperlihatkan<br />

kemampuan memperbaiki<br />

fungsi sel β. Kerusakan progresif<br />

pada fungsi sel β pankreas yang<br />

terjadi pada T2DM (Type 2 Diabetes<br />

Mellitus) yang diikuti dengan<br />

hilangnya massa sel β, lebih besar<br />

dikarenakan apoptosis yang meningkat.<br />

VILDAGLIPTIN adalah<br />

Dipeptidyl peptidase-4 Inhibitor<br />

(DPP-4 Inh) yang poten, selektif<br />

dan reversibel. Melalui mekanisme<br />

aksi ini, VILDAGLIPTIN memperpanjang<br />

waktu kerja GLP-1 sehingga<br />

terjadi peningkatan insulin<br />

dan sekaligus menekan sekresi<br />

glukagon sehingga terjadi kontrol<br />

glukosa darah yang diinginkan.<br />

VILDAGLIPTIN memperbaiki<br />

sensitivitas sel α dan β terhadap<br />

glukosa, karena meningkatnya<br />

glucose-dependent insulin<br />

secretion dan menurunkan sekresi<br />

glukagon.<br />

Melalui mekanismenya, VIL-<br />

DAGLIPTIN juga menghasilkan<br />

efek farmakologik dan klinik sbb:<br />

1. Menghemat fungsi sel beta<br />

pankreas<br />

2. Memperbaiki fungsi sel beta<br />

yang sudah rusak<br />

3. Merupakan satu-satunya jenis<br />

OAD yang juga bekerja terhadap<br />

sel α<br />

4. Minimal interaksi obat<br />

5. Efektif terhadap obat pengobatan<br />

diabetes yang sudah gagal<br />

dengan terapi lain.<br />

Karyanto<br />

MEDICINUS<br />

139

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!