04.06.2013 Views

AGRIBISNIS ANGGREK - Badan Penelitian dan Pengembangan ...

AGRIBISNIS ANGGREK - Badan Penelitian dan Pengembangan ...

AGRIBISNIS ANGGREK - Badan Penelitian dan Pengembangan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN<br />

<strong>AGRIBISNIS</strong> <strong>ANGGREK</strong><br />

Edisi Kedua<br />

<strong>Ba<strong>dan</strong></strong> <strong>Penelitian</strong> <strong>dan</strong> <strong>Pengembangan</strong> Pertanian<br />

Departemen Pertanian<br />

2007


MENTERI PERTANIAN<br />

REPUBLIK INDONESIA<br />

SAMBUTAN<br />

MENTERI PERTANIAN<br />

Atas perkenan <strong>dan</strong> ridho Allah subhanahuwata’ala, seri buku<br />

tentang prospek <strong>dan</strong> arah kebijakan pengembangan komoditas<br />

pertanian edisi kedua dapat diterbitkan. Buku-buku ini disusun sebagai<br />

tindak lanjut <strong>dan</strong> merupakan bagian dari upaya mengisi “Revitalisasi<br />

Pertanian, Perikanan, <strong>dan</strong> Kehutanan” (RPPK) yang telah dicanangkan<br />

Presiden RI Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal<br />

Juni 200 di Bendungan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa<br />

Barat. Penerbitan buku edisi kedua ini sebagai tindak lanjut atas saran,<br />

masukan, <strong>dan</strong> tanggapan yang positif dari masyarakat/pembaca<br />

terhadap edisi sebelumnya yang diterbitkan pada tahun 200 . Untuk itu<br />

kami mengucapkan terima kasih.<br />

Keseluruhan buku yang disusun ada 2 buah, 7 diantaranya<br />

menyajikan prospek <strong>dan</strong> arah pengembangan komoditas, <strong>dan</strong> empat<br />

lainnya membahas mengenai bi<strong>dan</strong>g masalah yaitu tentang investasi,<br />

lahan, pasca panen, <strong>dan</strong> mekanisasi pertanian. Sementara 7<br />

komoditas yang disajikan meliputi: tanaman pangan (padi/beras, jagung,<br />

kedelai); hortikultura (pisang, jeruk, bawang merah, anggrek); tanaman<br />

perkebunan (kelapa sawit, karet, tebu/gula, kakao, tanaman obat,<br />

kelapa, <strong>dan</strong> cengkeh); <strong>dan</strong> peternakan (unggas, kambing/domba, <strong>dan</strong><br />

sapi).<br />

Sesuai dengan rancangan dalam RPPK, pengembangan produk<br />

pertanian dapat dikategorikan <strong>dan</strong> berfungsi dalam: (a) membangun<br />

ketahanan pangan, yang terkait dengan aspek pasokan produk, aspek<br />

pendapatan <strong>dan</strong> keterjangkauan, <strong>dan</strong> aspek kemandirian; (b) sumber<br />

perolehan devisa, terutama terkait dengan keunggulan komparatif <strong>dan</strong><br />

keunggulan kompetitif di pasar internasional; (c) penciptaan lapangan<br />

usaha <strong>dan</strong> pertumbuhan baru, terutama terkait dengan peluang<br />

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com<br />

i


pengembangan kegiatan usaha baru <strong>dan</strong> pemanfaatan pasar domestik;<br />

<strong>dan</strong> pengembangan (d) pengembangan kegiatan usaha produk-produk baru <strong>dan</strong> pemanfaatan baru, yang pasar terkaitdomestik; dengan<br />

berbagai <strong>dan</strong> (d) isu pengembangan global <strong>dan</strong> kecenderungan produk-produk perkembangan baru, yangmasa terkait depan. dengan<br />

berbagai isu global <strong>dan</strong> kecenderungan perkembangan masa depan.<br />

Sebagai suatu arahan umum, kami harapkan seri buku tersebut<br />

dapatSebagai memberikan suatu arahan informasi umum, mengenai kami harapkan arahseri<strong>dan</strong> buku tersebut prospek<br />

pengembangan dapat memberikan agribisnis informasi komoditas mengenai tersebut arah bagi instansi <strong>dan</strong> prospek terkait<br />

lingkup pengembangan pemerintah agribisnis pusat, komoditas instansitersebut pemerintah bagi instansi propinsiterkait <strong>dan</strong><br />

kabupaten/kota, lingkup pemerintah <strong>dan</strong> sektor pusat, swasta instansi serta pemerintah masyarakat agribisnis propinsi pada <strong>dan</strong><br />

umumnya. kabupaten/kota, Perlu kami <strong>dan</strong> sektor ingatkan, swasta bukuserta ini adalah masyarakat suatu agribisnis dokumen pada yang<br />

menyajikan umumnya. Perlu informasi kami ingatkan, umum, sehingga buku ini adalah dalam suatu menelaahnya dokumen perlu yang<br />

disertai menyajikan dengan informasi ketajaman umum, analisis sehingga <strong>dan</strong> dalam pendalaman menelaahnya lanjutan perlu atas<br />

aspek-aspek disertai dengan bisnisketajaman yang sifatnya analisis dinamis. <strong>dan</strong> pendalaman lanjutan atas<br />

aspek-aspek bisnis yang sifatnya dinamis.<br />

Semoga buku-buku tersebut bermanfaat bagi upaya kita<br />

mendorong Semogapeningkatan buku-buku investasi tersebut bermanfaat pertanian, khususnya bagi upayadalam kita<br />

pengembangan mendorong peningkatan agribisnis komoditas investasi pertanian. pertanian, khususnya dalam<br />

pengembangan agribisnis komoditas pertanian.<br />

Jakarta, Juli 2007<br />

Jakarta, Juli 2007<br />

Menteri Pertanian<br />

Menteri Pertanian<br />

Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS<br />

Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS<br />

ii<br />

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com<br />

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


KATA PENGANTAR<br />

Peningkatkan daya saing produk tanaman hias, khususnya anggrek<br />

dilakukan melalui reorientasi sistem usahatani tradisional menuju<br />

sistem agribisnis yang berdaya saing <strong>dan</strong> berkelanjutan dengan<br />

mengintegrasikan <strong>dan</strong> mensinergikan subsistem nasional sesuai<br />

program masing-masing <strong>dan</strong> sistem terkait dari tingkat hulu (penyediaan<br />

sarana produksi), proses produksi hingga ke tingkat hilir (penanganan<br />

pascapanen <strong>dan</strong> pemasaran). Penerapan sistem agribisnis akan<br />

mendorong partisipasi aktif petani dalam menerapkan teknologi inovatif<br />

secara dinamis untuk menghasilkan anggrek yang berdaya saing tinggi.<br />

Hal ini akan berdampak positif terhadap kontinuitas produksi <strong>dan</strong><br />

pemasaran hasil. Pada gilirannya petani akan memperoleh pendapatan<br />

yang lebih tinggi <strong>dan</strong> kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan<br />

dengan kondisi saat ini <strong>dan</strong> masa lalu.<br />

Permintaan anggrek terus meningkat dimanapun di dunia untuk<br />

berbagai keperluan seperti upacara keagamaan, hiasan <strong>dan</strong> dekorasi<br />

ruangan, ucapan selamat serta untuk ungkapan dukacita. Hongkong,<br />

Singapura <strong>dan</strong> Amerika Serikat merupakan negara yang cukup banyak<br />

meminta anggrek asal Indonesia, karena bunga anggrek Indonesia<br />

memiliki keunikan warna <strong>dan</strong> bentuk yang berbeda dengan anggrek<br />

manapun di dunia. Kondisi pasar yang cukup cerah menarik minat<br />

petani <strong>dan</strong> pengusaha untuk membudidayakan anggrek secara<br />

komersial.<br />

Penulisan buku Prospek <strong>dan</strong> Arah <strong>Pengembangan</strong> Anggrek bertujuan<br />

memberikan informasi mengenai prospek pengembangan agribisnis<br />

anggrek, sebagai acuan bagi para petani, peminat <strong>dan</strong> pengembang<br />

agribisnis anggrek, dalam mengembangan industri anggrek di dalam<br />

negeri. Selain itu buku ini juga menguraikan arah pengembangan<br />

industri anggrek pada masa depan yang diharapkan dapat menjadi<br />

pedoman bagi stakeholder untuk berpartisipasi di bi<strong>dan</strong>g<br />

pengembangan industri anggrek.<br />

Edisi pertama buku ini telah diterbitkan pada tahun 2005. Sesuai<br />

perkembangan terkini, dilakukan penyempurnaan data <strong>dan</strong> informasi<br />

pada edisi kedua ini.<br />

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com<br />

iii


Dalam pengembangan industri anggrek nasional dibutuhkan<br />

teknologi yang mampu mentransformasikan sumber daya genetik<br />

menjadi produk berdaya saing sesuai preferensi konsumen. Sejauh ini<br />

berbagai teknologi anggrek selalu tersedia <strong>dan</strong> siap didiseminasikan<br />

kepada pengguna melalui berbagai metoda <strong>dan</strong> sarana yang efektif.<br />

Dengan demikian adopsi teknologi oleh petani/pengusaha dapat<br />

dipercepat untuk peningkatan daya saing <strong>dan</strong> nilai tambah produk yang<br />

pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan devisa negara melalui<br />

kegiatan ekspor.<br />

Jakarta, Juli 2007<br />

Kepala <strong>Ba<strong>dan</strong></strong> Litbang Pertanian<br />

Dr. Ir. Achmad Suryana<br />

iv<br />

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


TIM PENYUSUN<br />

Penanggung Jawab : Dr.Ir. Achmad Suryana<br />

Kepala <strong>Ba<strong>dan</strong></strong> Litbang Pertanian<br />

Ketua : Dr. Ir. Yusdar Hilman, MS<br />

Kepala Pusat Litbang Hortikultura<br />

Anggota : Dr. Kusumah Effendie, MM<br />

Dr. Heny Mayrowani<br />

Dra. Dyah Widyastoety, MS<br />

Ir. Nurmalinda, MSi<br />

Ir. Suskandari Kartikaningrum, MP<br />

Nur Qomariah Hayati, SP<br />

<strong>Ba<strong>dan</strong></strong> Litbang Pertanian<br />

Jl. Ragunan No. 29 Pasar Minggu<br />

Jakarta Selatan<br />

Telp. : (021) 7806202<br />

Faks. : (021) 7800644<br />

Em@il : kaba<strong>dan</strong>@litbang.deptan.go.id<br />

Pusat Litbang Hortikultura Pertanian<br />

Jl. Ragunan No. 29 Pasar Minggu<br />

Jakarta Selatan<br />

Telp. : (021) 7805768<br />

Faks. : (021) 7805135<br />

Em@il : pushor@rad.net.id<br />

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com<br />

v


RINGKASAN EKSEKUTIF<br />

Pada tahun 1989 produktivitas anggrek adalah 2,39 tangkai per<br />

tanaman <strong>dan</strong> tahun 2002 meningkat menjadi 3,97 tangkai per tanaman.<br />

Dibandingkan dengan produktivitas anggrek dari negara tetangga<br />

Thailand yang mencapai rata-rata 10 – 12 tangkai per tanaman. Ratarata<br />

produktivitas nasional hanya dapat mencapai 3 – 4 tangkai per<br />

tanaman, bila potensi genetik anggrek dapat dicapai, maka peningkatan<br />

produksi diperhitungan dapat meningakat 2-3 kali lipat produksi saat ini.<br />

Proyeksi tahun 2010, produktivitas anggrek nasional diharapkan<br />

mencapai 8-10 tangkai per tanaman<br />

Anggrek dapat dipasarkan dalam bentuk kompot (Community pot),<br />

tanaman individu/tanaman remaja, tanaman dewasa <strong>dan</strong> bunga potong.<br />

Pertanaman anggrek dapat dilakukan melalui tahapan (1) Protocorm like<br />

bodies sampai menjadi plantlet siap keluar dari botol dengan waktu yang<br />

dibutuhkan 2 tahun, (2) kompot plantlet menjadi seedling dalam<br />

bentuk kompot diperlukan waktu 6 bulan, (3) kompot menjadi seedling<br />

dalam bentuk individu tqanaman dibutuhkan waktu 6 bulan, (4) seedling<br />

individu menjadi tanaman remaja dibutuhkan waktu 6 bulan, serta (5)<br />

tanaman remaja menjadi dewasa <strong>dan</strong> siap berbunga 6 bulan.<br />

Dari analisis usahatani yang dilakukan untuk luasan 1.000 m 2,<br />

besar biaya yang dibutuhkan untuk usaha kompot setelah ditambahkan<br />

dengan bunga modal adalah sebesar Rp.140.396.843,-, untuk usaha<br />

tanaman individu/tanaman remaja sebesar Rp 120.566.110,-, <strong>dan</strong><br />

untuk usaha tanaman dewasa sebesar Rp 208.208.167,-. Bila dilihat<br />

dari sisi penerimaan usaha anggrek dalam bentuk tanaman dewasa<br />

adalah yang terbesar yaitu sekitar Rp 208.208.167,-, kemudian diikuti<br />

oleh usaha`kompot (Rp 194.407.500,-), <strong>dan</strong> usaha tanaman remaja (Rp<br />

180.075.000). Dari perhitungan R/C ratio, pengusahaan tanaman<br />

anggrek dalam bentuk tanaman individu atau remaja lebih<br />

menguntungkan dibandingkan produk lainnya, yang ditunjukkan oleh<br />

R/C ratio sebesar 1,49.<br />

Selera konsumen terhadap mutu bunga potong anggrek<br />

dipengaruhi oleh produsen <strong>dan</strong> trend luar negeri. Pada saat ini anggrek<br />

yang selalu disukai masyarakat adalah jenis Dendrobium (34 %), diikuti<br />

oleh Oncidium Golden Shower (26 %), Cattleya (20 %) <strong>dan</strong> Vanda (17 %)<br />

vi<br />

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


serta anggrek lainnya (3 %). Pemilihan warna bunga anggrek yang<br />

dikonsumsi banyak dipengaruhi oleh maksud penggunaannya. Pada hari<br />

Natal warna bunga yang disukai didominasi oleh warna putih; pada hari<br />

Imlek disukai warna merah, pink <strong>dan</strong> ungu; untuk keperluan ulang tahun<br />

banyak digunakan warna lembut, seperti putih, pink, ungu, se<strong>dan</strong>gkan<br />

untuk menyatakan belasungkawa umumnya digunakan warna kuning<br />

<strong>dan</strong> ungu.<br />

Konsumen pasar dalam negeri adalah penggemar <strong>dan</strong> pecinta<br />

anggrek, pedagang keliling, pedagang pada kios di tempat-tempat<br />

tertentu di dalam kota, perhotelan, perkantoran, gedung-gedung<br />

pertemuan, pengusaha pertamanan, toko bunga/florist <strong>dan</strong> dekorator.<br />

Jenis-jenis anggrek yang banyak diminta pasar adalah Vanda Douglas,<br />

Dendrobium, Oncidium <strong>dan</strong> Golden Shower. Permintaan anggrek dalam<br />

negeri, selain dipenuhi oleh produksi dalam negeri juga dipasok dari<br />

produk impor untuk jenis-jenis tertentu, seperti Phalaenopsis,<br />

Dendrobium <strong>dan</strong> Cymbidium.<br />

Berdasarkan arahan Pusat <strong>Penelitian</strong> Tanah <strong>dan</strong> Agroklimat<br />

ditentukan areal produksi anggrek di Sumatera Utara 20 ha, DKI Jakarta<br />

51,8 ha, Jawa Barat 60 ha, Jawa Timur 100 ha, Kalimantan Timur 51,7<br />

ha, Sulawesi Selatan 3,6 ha, <strong>dan</strong> Papua 99,4 ha. Anggrek dapat<br />

ditanam dalam kondisi lahan apapun, karena anggrek tidak memerlukan<br />

media tumbuh tanah. Komponen lingkungan yang perlu diperhatikan<br />

adalah kualitas <strong>dan</strong> pH air. Untuk menunjang keberhasilan<br />

pengembangan industri anggrek nasional maka dibutuhkan berbagai<br />

tahapan strategi, ataupun penyusunan paket teknologi <strong>dan</strong> Prosedur<br />

Operasional Standar (POS), penerapan Budidaya Tanaman Sehat (BTS),<br />

standarisasi standar mutu produk; sosialisasi <strong>dan</strong> bimbingan POS <strong>dan</strong><br />

BST; bimbingan manajemen mutu <strong>dan</strong> pasca panen; pengembangan<br />

kawasan sentra; kelembagaan usaha <strong>dan</strong> kemitraan; peningkatan SDM,<br />

regulasi investasi <strong>dan</strong> promosi.<br />

Dalam perdagangan internasional tidak terdapat aturan baku<br />

mengenai standar mutu. Standar mutu lebih ditentukan oleh importir<br />

dari negara tujuan ekspor. Negara-negara tujuan ekspor memberikan<br />

syarat harus bebas dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baik<br />

berupa hama, penyakit, maupun gulma. Importir menghendaki standar<br />

mutu/grade tertentu yang lebih dikaitkan dengan harga.<br />

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com<br />

vii


Sasaran periode tahun 2005 – 2010 adalah (1) tersedianya<br />

produk anggrek sebanyak 75.192.000 tangkai <strong>dan</strong> 16.166.628 pot<br />

pada tahun 2005 menjadi 89.692.000 tangkai <strong>dan</strong> 19.284.219 pot<br />

tahun 2010 sesuai standar mutu pasar domestik <strong>dan</strong> internasional (2)<br />

tersedianya sentra anggrek 187.98 ha pada tahun 2005 menjadi<br />

224.23 ha pada tahun 2010.<br />

Program pengembangan tanaman anggrek adalah (1) penyediaan<br />

varietas unggulan spesifik lokasi dibarengi dengan perbanyakan benih<br />

secara mericlonal untuk mendapatkan tanaman seragam, (2)<br />

penerapan POS berbasis BTS, (3) pengembangan kawasan sentra<br />

produksi berbasis pasar <strong>dan</strong> potensi daerah, (4) peningkatan kualitas<br />

SDM, (5) pengembangan kelembagaan on farm <strong>dan</strong> off farm dalam pola<br />

koperasi, korporasi manajemen <strong>dan</strong> konsorsium, (6) pengembangan<br />

jejaring <strong>dan</strong> jaringan kerja di dalam <strong>dan</strong> luar negeri, (7) pengembangan<br />

sistem usaha agribisnis anggrek, (8) kompilasi database profil anggrek,<br />

<strong>dan</strong> (9) peluang promosi anggrek.<br />

Industri hulu perbenihan dilakukan hanya di pusat agribisnis<br />

anggrek DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatra<br />

Utara <strong>dan</strong> Sulawasi Selatan. Produk industri anggrek adalah bunga<br />

segar, sementara itu industri hilir kurang berkembang. Packing untuk<br />

ekspor hingga saat ini masih dilakukan oleh eksportir. Industri yang<br />

dikembangkan adalah anggrek bunga potong <strong>dan</strong> tanaman pot<br />

berbunga. Industri anggrek di Indonesia mempunyai berbagai skala<br />

usaha yaitu (1) UKM anggrek potong dengan luas lahan 1.000 – 2.500<br />

m 2 diperkirakan dapat menghasilkan 10.000 – 25.000 tangkai bunga;<br />

(2) usaha anggrek potong skala besar, dengan luas lahan 3.000 m 2<br />

hingga lebih dari 1 ha, dapat menghasilkan bunga antara 30.000<br />

sampai 100.000 tangkai; (3) usaha tanaman pot berbunga kecil<br />

menengah, dengan luas lahan 1.000 – 2.500 m 2.<br />

Dalam pengembangan industri anggrek dibutuhkan investasi<br />

pemerintah <strong>dan</strong> swasta. Investasi pemerintah dibutuhkan untuk<br />

mengembangkan infrastruktur, pembinaan, serta penelitian <strong>dan</strong><br />

pengembangan. Untuk kurun waktu 5 tahun (2005 – 2010) diperkirakan<br />

kebutuhan <strong>dan</strong>a sebesar Rp. 30 miliar untuk infrastruktur, Rp. 60 miliar<br />

untuk pembinaan <strong>dan</strong> Rp. 60 miliar untuk R & D. Se<strong>dan</strong>gkan investasi<br />

yang dibutuhkan untuk industri swasta besar adalah Rp. 397,233 miliar.<br />

viii<br />

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Laboratorium perbenihan membutuhkan investasi Rp. 7,56 miliar, usaha<br />

ini dilakukan oleh pemerintah atau usaha swasta besar.<br />

Sasaran pengembangan ditujukan untuk peningkatan ekspor,<br />

sehingga diperlukan investasi besar dari swasta. <strong>Pengembangan</strong> di<br />

tingkat petani/komunitas dibutuhkan investasi sebesar Rp. 1,487 miliar<br />

untuk bunga potong <strong>dan</strong> Rp. 12,456 miliar untuk bunga pot. Bunga pot<br />

lebih banyak dikembangkan di tingkat petani/komunitas dengan skala<br />

UKM. Dengan pengembangan tersebut, diperkirakan terdapat<br />

pertambahan nilai sebesar Rp. 960 juta per ha yang diperoleh dari<br />

pertambahan nilai ekspor anggrek.<br />

Dalam upaya menarik investasi untuk pengembangan anggrek,<br />

dibutuhkan berbagai dukungan kebijakan, antara lain: rangkaian modal<br />

investasi, proteksi bea masuk, insentif ekspor, peniadaan pungutan,<br />

kemudahan perijinan termasuk CITES, keringanan pajak, kemudahan<br />

cargo <strong>dan</strong> transportasi udara, penyediaan pendingin di bandara,<br />

kemudahan ekspor, pembebasan bea masuk untuk alat <strong>dan</strong> bahanbahan<br />

kimia yang digunakan untuk pengembangan agribisnis anggrek<br />

serta membangun sistem kemitraan.<br />

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com<br />

ix


DAFTAR ISI<br />

Halaman<br />

Sambutan Menteri Pertanian ................................................................... i<br />

Kata Pengantar.......................................................................................... iii<br />

Tim Penyusun............................................................................................ v<br />

Ringkasan Eksekutif.................................................................................. vi<br />

Daftar Isi ............................................................................................... xi<br />

I. PENDAHULUAN............................................................................... 1<br />

II. KONDISI <strong>AGRIBISNIS</strong> <strong>ANGGREK</strong> SAAT INI...................................... 3<br />

A. Usahatani Pertanian Primer........................................................... 3<br />

B. Usaha Agribisnis Hulu ..................................................................... 7<br />

C. Pasar <strong>dan</strong> Harga.............................................................................. 8<br />

D. Ekspor <strong>dan</strong> Impor ............................................................................ 10<br />

E. Infrastruktur...................................................................................... 16<br />

F. Kebijakan Harga, Perdagangan, <strong>dan</strong> Investasi........................... 18<br />

III. PROSPEK, POTENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN ........................ 19<br />

A. Prospek Pasar .................................................................................. 19<br />

B. Pohon Industri <strong>dan</strong> Bi<strong>dan</strong>g Usaha................................................. 20<br />

C. Potensi <strong>Pengembangan</strong> ................................................................. 23<br />

D. Arah <strong>Pengembangan</strong> ...................................................................... 25<br />

IV. TUJUAN DAN SASARAN ................................................................... 29<br />

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM......................................... 30<br />

VI. KEBUTUHAN INVESTASI ................................................................. 36<br />

VII. DUKUNGAN KEBIJAKAN................................................................. 39<br />

A. Dukungan Kebijakan Perdagangan <strong>dan</strong> Transportasi............... 39<br />

B. Dukungan Pembiayaan <strong>dan</strong> Investasi.......................................... 39<br />

LAMPIRAN.................................................................................................. 41<br />

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com<br />

xi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!