TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK JILID 2 Untuk SMK
TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK JILID 2 Untuk SMK
TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK JILID 2 Untuk SMK
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
228<br />
alami kerusakan isolasinya atau<br />
mengganti kabel dayanya.<br />
2. Seterika tidak panas<br />
Bila setelah dihubungkan ke sumber<br />
listrik, seterika tidak panas, sementara<br />
lampu indikator mati, maka perlu<br />
diperiksa sumber tegangan. Jika<br />
sumber ada tegangannya maka perlu<br />
diperiksa saklar/saklar On/Off. Jika<br />
saklar/saklar belum di”On”kan maka<br />
“On”kanlah. Jika setelah di”On”kan,<br />
seterika masih tetap tidak panas,<br />
maka lakukan langkah 3.<br />
3. Periksalah dan kencangkan koneksikoneksi<br />
terminal dan kemudian periksalah<br />
apakah kabelnya masih dalam<br />
keadaan baik dengan menggunakan<br />
multitester pada posisi Ohmmeter.<br />
Pemeriksaan dilakukan pada ujung<br />
tusuk kontak kabel daya. Jika<br />
berdasarkan hasil pengecekan<br />
ternyata terhubung maka seterika<br />
siap untuk dioperasikan. Namun jika<br />
ternyata tidak ada hubungan maka<br />
dilakukan langkah 4.<br />
4. Lepas terminal sambungan antara<br />
kabel daya dan elemen pemanas.<br />
Kemudian periksa kondisi kabel dan<br />
elemen pemanasnya seperti yang<br />
dilakukan pada langkah 3. Jika ditemukan<br />
bagian yang putus pada kabel<br />
maka gantilah/sambunglah kabelnya,<br />
namun jika ditemukan bahwa yang<br />
terputus adalah elemen pemanasnya<br />
maka gantilah dengan yang baru.<br />
5. Bila pengaturan panas yang tidak<br />
berfungsi dengan baik, seperti setelah<br />
dilakukan pengaturan pada suhu atau<br />
untuk jenis kain tertentu seterika tidak<br />
memberikan respon sebagaimana<br />
yang seharusnya, berarti perlu<br />
penggantian komponen kontrolnya.<br />
6. Dalam penggantian kabel atau elemen<br />
yang baru, spesifikasinya harus<br />
disesuaikan dengan yang lama.<br />
3.1.1.7 Pemeriksaan dan pelaporan<br />
hasil kerja perawatan<br />
Setelah selesai perawatan harus dilakukan<br />
pemeriksaan terhadap kerja seterika.<br />
Pemeriksaan meliputi:<br />
1. Panas seterika<br />
Beberapa saat setelah seterika dihidupkan<br />
harus timbul panas pada<br />
permukaan bagian bawah seterika.<br />
Semakin lama waktu maka panas<br />
akan semakin meningkat.<br />
2. Pengaturan suhu<br />
Seterika akan mati secara otomatis<br />
bila suhunya mencapai suhu yang<br />
diatur pada saklar pengatur suhunya.<br />
Sebaliknya, seterika akan hidup kembali<br />
ketika suhunya lebih rendah dari<br />
pengaturan suhunya.<br />
3. <strong>Untuk</strong> seterika uap, selama masih<br />
terdapat air pada reservoirnya dan<br />
seterika dalam keadaan cukup panas,<br />
maka uap akan selalu keluar dari<br />
rongga-rongga uap seterika.<br />
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini<br />
kemudian dibuat laporan hasil pemeriksaan<br />
dan kerja sebagai bukti bahwa<br />
telah dilakukan pengujian terhadap<br />
kinerja seterika. Disamping itu, harus<br />
dilaporkan pula tentang jenis<br />
kerusakan, bagian/komponen yang<br />
diperbaiki dan atau diganti. Laporan<br />
ini sangat diperlukan pada perawatan<br />
berikutnya, yaitu bila alat yang sama<br />
mengalami kerusakan lagi.