Anas: Ada Politik Sengkuni - ScraperOne
Anas: Ada Politik Sengkuni - ScraperOne
Anas: Ada Politik Sengkuni - ScraperOne
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
RABU, 6 FEBRUARI 2013<br />
Warga Diminta Ikut<br />
Menjaga Selasar Kartini<br />
SIDOMUKTI - Peresmian Selasar Kartini direncanakan<br />
dalam bulan ini. Peresmian berbarengan dengan<br />
peresmian pembangunan lainnya, seperti gedung<br />
Perpustakaan Daerah dan Masjid Raya Darul Amal.<br />
‘’Dalam waktu dekat akan diresmikan Wali Kota<br />
bersamaan dengan proyek lainnya,’’ ujar Kepala Dinas<br />
Cipta Karya dan Tata Ruang Tedjo Supriyanto, Selasa<br />
(5/2).<br />
Dia berharap, Selasar Kartini dapat dimanfaatkan dan<br />
dijaga dengan baik oleh semua masyarakat. Peran serta<br />
masyarakat menjaga fasilitas publik mengacu kepada<br />
hilangnya lima lampu sorot di Selasar Kartini.<br />
Meski hilangnya lampu tersebut menjadi tanggung<br />
jawab kontraktor karena masih dalam masa pemeliharaan,<br />
namun peran serta masyarakat sangat diharapkan.<br />
‘’Selain memanfaatkan fasilitas publik ini, saya berharap<br />
masyarakat juga ikut menjaga agar hilangnya lima lampu,<br />
tidak terulang,’’harapnya.<br />
Dalam waktu dekat masyarakat semakin termanjakan<br />
dengan fasilitas free hot spot. Sembari bermain, masyarakat<br />
dapat berselancar di dunia maya dengan bebas.<br />
Selasar Kartini juga akan digunakan untuk pelayanan<br />
publik. Nanti terdapat petugas kesehatan yang berjaga di<br />
sana untuk melayani masyarakat, misalnya, mengecek<br />
tensi darah. Palang Merah Indonesia juga telah menjalin<br />
komunikasi memanfaatkan Selasar Kartini bila ada<br />
kegiatan sumbang darah.<br />
Selain itu, kepolisian juga telah menjalin komunikasi<br />
untuk memanfaatkan fasilitas publik tersebut guna<br />
melayani masyarakat. ‘’Tempat tersebut dapat digunakan<br />
polisi untuk melakukan pendidikan kepada masyarakat,<br />
misalnya, tempat pendidikan polisi sahabat anak,’’terang<br />
Tedjo. (J21, H32-85)<br />
Teddy Setuju Lelang<br />
Lurah Camat<br />
GEDUNG DEWAN - Ketua DPRD Salatiga Teddy<br />
Sulistio berpendapat, ide Gubernur DKI Jokowi tentang<br />
lelang camat dan lurah baik kalau diterapkan di<br />
Salatiga. Dari proses itu akan didapatkan personel berkualitas.<br />
“Usulan saya tidak hanya untuk posisi lurah dan<br />
camat, tetapi juga untuk eselon II dan III, sehingga<br />
jabatan-jabatan strategis tidak hanya diduduki oleh<br />
orang yang dekat dengan lingkaran kekuasaan,”<br />
katanya.<br />
Dijelaskan, dari proses ini akan meniadakan isu jualbeli<br />
jabatan yang sudah menjadi rahasia umum.<br />
Pihaknya akan mengajak teman-teman DPRD dan<br />
BKD untuk belajar ke Jakarta, sebab bulan ini lelang<br />
tersebut akan dilaksanakan.<br />
Seperti wacana yang dihembuskan Jokowi, lelang<br />
yang dimaksud adalah seleksi terbuka untuk jabatan<br />
lurah dan camat di DKI. Setiap PNS yang memenuhi<br />
syarat bisa mengajukan diri dan diseleksi secara profesional.<br />
(H32, J21-85)<br />
Dibutuhkan Niat Baik<br />
SM/Moch Kundori<br />
MENUNGGU DAGANGAN : Penjual tahu di Pasar Raya I menunggu dagangan. (85)<br />
Pemerintah Diimbau Turun Tangan<br />
● Harga Kedelai Tak Menentu<br />
TINGKIR - Pemerintah diimbau<br />
untuk segera mengatur tata niaga<br />
kedelai. Sebab, hingga saat ini harga<br />
kedelai masih tak menentu, bahkan<br />
di luar kewajaran hingga menembus<br />
harga Rp 7.400 per kilogram. Padahal,<br />
harga normal seharusnya dalam<br />
kisaran Rp 6.500 per kilogram.<br />
Ketua Primkopti Salatiga, Sutrisno<br />
Supriyantoro, mengatakan, pasar<br />
bebas dalam impor kedelai yang<br />
selama ini diterapkan oleh pemerintah,<br />
ternyata hanya menguntung<br />
pihak tertentu, dalam hal ini importir.<br />
Sementara Puskopti atau Primer<br />
Koperasi Tahu Tempe Indonesia<br />
(Primkopti) di daerah, tidak mampu<br />
bersaing karena kesulitan modal.<br />
“Kami dari Primkopti Salatiga<br />
mendesak kepada pemerintah untuk<br />
segera mengatur tata niaga kedelai.<br />
Sebab, belakangan ini harga kedelai<br />
sudah di luar batas kewajaran, karena<br />
sempat mencapai Rp 7.400/kg. Jika<br />
begini terus para perajin tempe akan<br />
kelimpungan,” kata Sutrisno.<br />
Aktifkan Fungsi Bulog<br />
Sutrisno berharap, pemerintah<br />
kembali mengaktifkan fungsi Bulog<br />
(Badan Urusan Logistik), baik di<br />
pusat maupun di daerah, agar lembaga<br />
ini bisa menangani tata niaga<br />
kedelai. Pasar bebas dalam impor<br />
kedelai hanya menguntungkan pihak<br />
importir. Dia menyebut, para importir<br />
bisa memainkan harga kedelai di<br />
pasaran.<br />
“Akibat persaingan itu, Primkopti<br />
yang menjadi tulang punggung para<br />
perajin bisa bubar, karena kalah bersaing<br />
harga kedelai. Harapan kami,<br />
ada pengaturan tata niaga kedelai<br />
yang jelas,” tegasnya.<br />
Menurut Sutrisno yang juga Ketua<br />
Puskopti Jateng itu, pada pertengahan<br />
Januari 2013, pihaknya selaku<br />
ketua Puskopti diundang untuk ikut<br />
rakor di gedung DPR RI bersama<br />
pihak terkait, seperti Menteri Koperasi,<br />
Menteri Perdagangan, dan<br />
Bulog. Dalam rakor itu telah disepakati<br />
pemerintah akan segera mengatur<br />
tata niaga kedelai melalui Bulog.<br />
(H32, J21-85)<br />
● Penyelesaian Kasus Pasar Raya II<br />
GEDUNG DEWAN - Permasalahan Pasar Raya<br />
II yang berlarut-larut disebabkan Pemkot Salatiga<br />
dan PT Matahari Mas Sejahtera (MMS)<br />
sama-sama menyumbang niat tidak baik.<br />
Selain itu, perjanjian yang ditandatangani tahun 1991 yang diperbaiki<br />
melalui berbagai adendum, dinilai cacat hukum. Dalam perjanjian<br />
itu, banyak pasal yang dipertanyakan, saling bertentangan,<br />
demikian pula dengan keabsahannya, bahkan bisa batal demi hukum.<br />
Hal tersebut termaktub dalam pendapat hukum tim dari Fakultas<br />
Hukum UKSW yang diungkapkan dalam rapat koordinasi Tim<br />
Koordinator Kerja Sama Daerah Salatiga dengan DPRD Salatiga,<br />
Selasa (5/2).<br />
Sumbangan niat tidak baik Pemkot setidak-tidaknya ada dua, yaitu<br />
pembangunan bekas Ruko Hasil tanpa izin dari PT MMS. Lalu<br />
Pemkot belum menunjuk lahan bongkar muat pengganti Pasar<br />
Blauran. Sementara PT MMS tidak memenuhi beberapa kewajiban,<br />
sehingga menimbulkan kerugian Pemkot.<br />
‘’Akibatnya, kedua belah pihak saling menyomasi, tapi hingga saat<br />
ini belum ada penyelesaian yang baik, yang berpihak kepada rakyat,’’<br />
ungkap Haryanto, ketua tim penyusun legal opinion.<br />
Untuk mengurai masalah itu, dia mengusulkan DPRD memediasi<br />
kedua belah pihak guna menjalin komunikasi intensif, yang dibatasi<br />
jangka waktu agar tidak semakin berlarut-larut. Bila tidak ada solusi<br />
seperti itu, maka tidak akan diketahui sampai kapan Pasar Raya II<br />
mangkrak.<br />
Jefferson Kameo, yang juga menjadi anggota tim, mengatakan,<br />
diteliti lebih rinci perjanjian Pemkot dengan PT MMS bisa disimpulkan,<br />
batal demi hukum. Konsekuensinya perjanjian dianggap tidak<br />
ada, sehingga Pemkot bisa mengambil alih pemanfaatan Pasar Raya II<br />
tanpa perlu mengindahkan PT MMS.<br />
Berbagai Pertimbangan<br />
Asisten I Pemkot Salatiga Tri Priyo Nugroho mengungkapkan,<br />
pembangunan bekas Ruko Hasil dahulu dilakukan karena berbagai<br />
pertimbangan dan ketidakmampuan PTMMS. Jadi, pembangunan itu<br />
bukan tanpa seizin PT MMS.<br />
Bila dirunut ke belakang, memang ditemukan banyak masalah, dan<br />
itu sudah diketahui Pemkot. Namun yang terpenting, bagaimana<br />
kedua belah pihak dapat menemukan solusi terbaik untuk masyarakat<br />
Salatiga.<br />
‘’Kalau solusinya seperti itu, kami sudah tahu dan bisa mengambil<br />
alih, namun kami ingin solusi yang pas,’’ungkapnya.<br />
Anggota Komisi II Elysabeth Dwi Kurniasih mengusulkan agar<br />
Pemkot atau Dewan mengirimkan surat kepada BPK untuk<br />
melakukan pemeriksaan khusus terkait Pasar Raya II.<br />
Hal ini untuk menegaskan temuan BPK sebelumnya. Langkah ini<br />
guna mengetahui secara pasti berapa kerugian yang diderita Pemkot<br />
terkait kasus tersebut.<br />
Wakil Ketua DPRD Muhammad Fathur Rahman yang memimpin<br />
rapat sependapat dengan niat dan upaya semua pihak agar permasalahan<br />
Pasar Raya II dapat diselesaikan cepat dan tidak berlarut-larut.<br />
(J21, H32-85)<br />
Dapat Ilmu dari KPU<br />
MENJADI anggota Komisi Pemilhan Umum<br />
Kota Salatiga selama dua periode sejak 2003,<br />
banyak ilmu yang didapat dari Dyah Sari<br />
Marhaeny.<br />
Sebagai anggota termuda, wanita kelahiran 15<br />
Juli 1979, ini merasa mendapatkan ilmu dari pengalaman<br />
yang dijalani.<br />
“Saya jadi mengerti dunia politik dari menjadi<br />
anggota KPU. Tentu ini pengalaman berharga<br />
bagi diri saya sendiri,” kata alumnus Fakultas<br />
Hukum Unissula Semarang ini.<br />
Dyah mengaku, banyak tawaran untuk masuk<br />
partai politik meski aktif menjadi anggota KPU.<br />
Namun itu ditolak dengan alasan ingin netral. Dia<br />
pun tak berminat untuk terjun ke politik praktis.<br />
“Saya ingin semua kader parpol berteman<br />
dengan saya. Jadi, dengan tidak ikut parpol, saya<br />
lebih netral,” kata wanita berkerudung ini.<br />
Wanita yang beralamat di Jalan Kendali Sodo<br />
31, Salatiga, ini merasa sudah cukup dua periode<br />
menjadi anggota KPU. Masa baktinya akan<br />
berakhir tahun ini dan ibu tiga anak ini tidak berminat<br />
lagi mendaftar untuk periode mendatang.<br />
“Saya merasa, pengabdian saya di KPU ini<br />
sudah cukup. Mungkin saya akan mengabdi<br />
kepada masyarakat lagi dengan bentuk yang<br />
lain,” kata alumnus SMA3 Salatiga ini.<br />
Beberapa waktu lalu, istri Taufiq Nurhidayanto,<br />
seorang pengusaha, ini diwisuda S-2 pada<br />
Kenotariatan Undip. Mungkin ini menjadi bekal<br />
untuk menjadi notaris selepas<br />
tidak di KPU lagi.<br />
“Ya inginnya ke<br />
arah sana.<br />
Terpenting,<br />
saat ini menjalankan<br />
tugas-tugas<br />
di KPU dulu<br />
hingga akhir<br />
jabatan. Tentu<br />
saya ingin<br />
melaksanakan<br />
tugas dengan<br />
baik,” kata<br />
wanita lemah<br />
lembut ini.<br />
(Moch<br />
Kundori-<br />
85)<br />
SM/Moch Kundori<br />
15.000 Nama Dicoret dari DP4<br />
ARGOMULYO - Sekitar<br />
15.000 nama dicoret dari daftar<br />
penduduk potensial pemilih<br />
pemilu (DP4) Pemilihan Gubernur<br />
(Pilgub) pada Mei mendatang<br />
di Salatiga.<br />
Data tersebut dihimpun dari<br />
kegiatan pencocokkan dan penelitian<br />
(coklit) yang dilakukan<br />
petugas pemutakhiran<br />
data pemilih (PPDP) yang<br />
sudah berakhir pada Senin<br />
(4/1).<br />
Divisi Pemutakhiran Data<br />
dan Daftar Pemilih KPU Kota<br />
Salatiga Dyah Sari Marhaeny<br />
SH MKn mengatakan, kegiatan<br />
coklit sudah rampung.<br />
Namun, pihaknya hingga<br />
kini belum bisa mengumumlam<br />
nama-nama dan jumlah<br />
secara pasti, karena penetapan<br />
daftar pemilh sementara (DPS)<br />
baru akan dilakukan 8 Februari.<br />
“Berdasarkan data DP4<br />
Salatiga sebagai acuan coklit<br />
dari Jateng, berjumlah 139.554<br />
orang. Setelah kami melakukan<br />
coklit, jumlahnya tidak sebanyak<br />
itu. Logikanya, dalam<br />
Pilwakot 2011 jumlah pemilih<br />
SALATIGA - Bursa Kerja Khusus<br />
(BKK) SMK 1 Salatiga bekerja<br />
sama dengan PTSubang Autocomp<br />
Indonesia (SAI) menggelar seleksi<br />
penerimaan karyawan baru, belum<br />
lama ini. PT SAI yang merupakan<br />
anak perusahaan PT Astra merupakan<br />
produsen komponen kabel<br />
pada mobil produksi PT Toyota<br />
Astra Motor dan PT Daihatsu Astra<br />
Motor.<br />
Sebanyak 256 siswa kelas XII<br />
dan lulusan SMK di Kota Salatiga,<br />
Kabupaten Semarang, Boyolali,<br />
Sragen, dan Magelang, mencoba<br />
peruntungan dalam proses seleksi<br />
penerimaan karyawan itu.<br />
Silvia Utami, HRD dan General<br />
Affair PTSAI, mengatakan, dalam<br />
Salatiga adalah 124.309 orang.<br />
Jadi, perkiraan saya, ada<br />
15.000 nama dari DP4 yang<br />
dicoret,” katanya.<br />
Menurut Dyah, hasil temuan<br />
dalam coklit itu, di antaranya<br />
ada beberapa orang meninggal<br />
dunia, pindah domisili, pemilih<br />
bersatatus TNI/Polri, pemilih<br />
terganggu jiwa, dan pemilih<br />
tidak dikenal.<br />
Nama-nama itu sebelumnya<br />
tercatat dalam DP4 dari Provinsi<br />
Jateng.<br />
“Kemungkinan jumlah pemilih<br />
Pilgub saat ini tidak jauh<br />
dari jumlah pemilih dalam Pilwakot<br />
2011. Tentu ada penambahan<br />
karena banyak pemilih<br />
pemula dan juga para pendatang,”<br />
katanya.<br />
Cermati DPS<br />
Dyah menjelaskan, dalam<br />
mendukung kelancaran tahapan<br />
pemutakhiran data dan<br />
daftar pemilih, diharapkan kepada<br />
semua pihak untuk mencermati<br />
daftar pemilih sementara<br />
(DPS) yang diumumkan<br />
pada 9 Februari di setiap kantor<br />
kelurahan.<br />
Apabila nama atau keluarga<br />
tiga tahun ini perusahaan membutuhkan<br />
3.000 pekerja. Selama<br />
kurun waktu setahun akan direkrut<br />
1.600 pekerja.<br />
‘’Kami berusaha memenuhi<br />
tenaga kerja dari lulusan SMK,<br />
karena dinilai terampil menjadi<br />
pekerja guna menunjang produksi.<br />
Selain di Kota Salatiga, juga<br />
dilakukan proses perekrutan di<br />
daerah lain,’’kata Silvia.<br />
Saat seleksi tersebut, peserta<br />
mengikuti tes tertulis dan tes<br />
wawancara. Bila diterima, akan<br />
langsung ditraining perusahaan<br />
agar siap dan mengetahui bidang<br />
kerja yang akan dilakukan.<br />
Termasuk mengetahui prosedur<br />
operasi standar kerja yang selama<br />
belum tercantum dalam DPS,<br />
sedangkan yang bersangkutan<br />
memenuhi persyaratan untuk<br />
memilih, maka bisa dilaporkan<br />
pada panitia pemungutan suara<br />
(PPS) kelurahan setempat, atau<br />
orang yang tidak memilih atau<br />
namanya terdaftar ganda dalam<br />
daftar pemilih agar dilaporkan<br />
kepada PPS untuk diperbaiki<br />
sesuai dengan mekanisme<br />
yang berlaku. Tanggapan<br />
masyarakat mengenai<br />
DPS ini ditunggu hingga 1<br />
Maret.<br />
Berkaitan temuan Panwaslu<br />
Salatiga tentang laporan adanya<br />
pelanggaran para petugas<br />
PPDP, Dyah menyatakan, telah<br />
menindaklanjuti temuan itu.<br />
Langkah yang dilakukan<br />
yaitu meneruskan ke PPK dan<br />
PPS yang bersangkutan untuk<br />
dilakukan pengecekan lapangan.<br />
“Temuan Panwas sebagian<br />
benar dan sebagian salah.<br />
Namun kami mengapresiasi<br />
berbagai temuan itu untuk<br />
koreksi kami. Yang pasti, saat<br />
ini proses coklit berjalan lancar<br />
sesuai juknis,” katanya. (H32,<br />
J21-85)<br />
PT Subang Serap 1.600 Lulusan SMK<br />
ini telah diterapkan PT SAI.<br />
Kepala SMK 1 Drs Bambang<br />
DH MPd didampingi Ketua BKK<br />
Drs Indriantono Nugroho menjelaskan,<br />
pihaknya mengundang<br />
perusahaan yang membutuhkan<br />
tenaga kerja untuk melakukan<br />
perekrutan di sekolahnya.<br />
Pihaknya juga bekerja sama<br />
dengan Forum BKK dari beberapa<br />
kabupaten/kota agar mengundang<br />
SMK mengirimkan lulusannya<br />
dalam perekrutan tersebut.<br />
Kegiatan itu sebagai tindak lanjut<br />
ditetapkannya Salatiga sebagai<br />
Kota Vokasi, di mana SMK sebagai<br />
pilar pelaksanaan Kota Vokasi harus<br />
dapat mendukung program penyaluran<br />
lulusan SMK. (H2-85)<br />
SM/Wahyu Wijayanto<br />
GEDUNG SETDA : Salah satu Gedung Setda Salatiga<br />
yang digunakan saat ini tidak lagi mencukupi untuk<br />
menampung pegawai. (85)<br />
Gedung Setda Butuh Rp 23 M<br />
SIDOMUKTI - Gedung Sekretariat Daerah Kota Salatiga akan<br />
dibangun empat lantai. Pembangunan dilaksanakan tahun ini dengan<br />
biaya Rp 23 miliar.<br />
‘’Nanti direnovasi dan dibangun empat lantai,’’tutur Kepala Dinas Cipta<br />
Karya dan Tata Ruang Tedjo Supriyanto, Selasa (5/2). Pembangunan<br />
gedung tersebut, menurutnya, mendesak, karena saat ini gedung lama<br />
sudah tidak mencukupi menampung pegawai Setda Salatiga. ‘’Kondisinya<br />
memang penuh, uyel-uyelan, tidak sehat,’’ katanya. Detail engineering<br />
design (DED) gedung tersebut juga sudah diselesaikan. ‘’Kebetulan saya<br />
tidak bawa, nanti saya jelaskan rinci bagaimana DED-nya.’’<br />
Pembangunan Gedung Setda merupakan salah satu proyek tahun ini<br />
dengan nilai besar. Proyek lainnya adalah pembangunan Sanggar Kegiatan<br />
Belajar (Rp 12,5 miliar), pembangunan di bekas Terminal Soka (Rp 10<br />
miliar), lalu penyelesaian Jalan Lingkar Selatan (Rp 5 miliar).<br />
Saat sosialisasi APBD beberapa waktu lalu, Kepala Badan Perencanaan<br />
Pembangunan Daerah Kota Salatiga Priyono Soedharto mengungkapkan,<br />
penyelesaian berbagai dokumen kontrak pembangunan fisik paling lambat<br />
disusun Februari. Lalu pelelangan paling lambat sebulan kemudian, kecuali<br />
kegiatan pembangunan yang telah siap. (J21, H32-85)<br />
SM/dok<br />
TES WAWANCARA : Staf HRD dan General Affair PT SAI<br />
mewawancarai siswa lulusan SMK saat perekrutan di SMK 1<br />
Salatiga. (85)