17.02.2014 Views

INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN - Blog Staff UI

INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN - Blog Staff UI

INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN - Blog Staff UI

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

exposure draft<br />

ED PSAK No. 50<br />

(revisi 2010)<br />

Exposure Draft<br />

22 Mei 2010<br />

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan<br />

Instrumen Keuangan:<br />

Penyajian<br />

Exposure draft ini dikeluarkan oleh<br />

Dewan Standar Akuntansi Keuangan<br />

Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat<br />

diterima paling lambat tanggal 30 Agustus 2010 oleh<br />

Dewan Standar Akuntansi Keuangan<br />

IKATAN AKUNTAN INDONESIA


ED PSAK<br />

No.<br />

50<br />

(revisi 2010)<br />

Pernyataan<br />

STANDAR AKUNTANSI keuangan<br />

<strong>INSTRUMEN</strong> <strong>KEUANGAN</strong>: PENyajiAN<br />

Hak cipta © 2010, Ikatan Akuntan Indonesia<br />

Dikeluarkan oleh<br />

Dewan Standar Akuntansi Keuangan<br />

Ikatan Akuntan Indonesia<br />

Jalan Sindanglaya No. 1<br />

Menteng<br />

Jakarta 10310<br />

Telp: (021) 3190-4232<br />

Fax : (021) 724-5078<br />

Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id<br />

Mei 2010


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi<br />

Keuangan hanya untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran<br />

- saran dan masukan untuk menyempurnakan draft ini masih<br />

dimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar<br />

Akuntansi Keuangan<br />

Tanggapan tertulis atas draft ini paling lambat diterima pada<br />

30 Agustus 2010. Tanggapan dikirimkan ke:<br />

Dewan Standar Akuntansi Keuangan<br />

Ikatan Akuntan Indonesia<br />

Jl. Sindanglaya No.1,<br />

Menteng,<br />

Jakarta 10310<br />

Fax: 021 724-5078<br />

E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id<br />

Hak Cipta © 2009 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

Exposure Draft (ED) ini dibuat dengan tujuan untuk penyiapan<br />

tanggapan dan komentar yang akan dikirimkan<br />

ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan<br />

ED ini oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan<br />

diizinkan untuk penggunaan di atas dan tidak untuk diperjualbelikan.<br />

Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan<br />

Indonesia, Jl Sindanglaya No.1, Menteng, Jakarta 10310.<br />

Tel. 62-21 3190-4232, Fax: 62-21 724-5078<br />

E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

iii


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

Pengantar<br />

Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menyetujui ED<br />

PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian<br />

dalam rapatnya pada tanggal 22 Mei 2010 untuk disebarluaskan<br />

dan ditanggapi oleh perusahaan, regulator, perguruan tinggi,<br />

pengurus dan anggota IAI, dan pihak lainnya.<br />

Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkan permasalahan<br />

secara jelas dan alternatif saran yang didukung dengan<br />

alasan.<br />

ED PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian<br />

merevisi PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:<br />

Penyajian dan Pengungkapan. Pengungkapan instrumen<br />

keuangan akan diatur dalam ED PSAK 60: Instrumen<br />

Keuangan: Pengungkapan.<br />

ED PSAK 50 (revisi 2010) ini disebarluaskan dalam bentuk<br />

buku, sisipan dokumen dalam majalah Akuntan Indonesia, dan<br />

situs web IAI:www.iaiglobal.or.id<br />

Jakarta, 1 Juni 2010<br />

Dewan Standar Akuntansi Keuangan<br />

Rosita Uli Sinaga<br />

Roy Iman Wirahardja<br />

Etty Retno Wulandari<br />

Merliyana Syamsul<br />

Meidyah Indreswari<br />

Setiyono Miharjo<br />

Saptoto Agustomo<br />

Jumadi<br />

Ferdinand D. Purba<br />

Irsan Gunawan<br />

Budi Susanto<br />

Ludovicus Sensi Wondabio<br />

Eddy R. Rasyid<br />

Liauw She Jin<br />

Sylvia Veronica Siregar<br />

Fadilah Kartikasasi<br />

G.A. Indira<br />

Teguh Supangkat<br />

Ketua<br />

Wakil Ketua<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

Anggota<br />

iv<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

Permintaan Tanggapan<br />

Penerbitan ED PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan:<br />

Penyajian bertujuan untuk meminta tanggapan atas semua<br />

pengaturan dan paragraf dalam ED PSAK 50 (revisi 2010)<br />

tersebut.<br />

Untuk memberikan panduan dalam memberikan tanggapan,<br />

berikut ini hal yang diharapkan masukannya:<br />

1. Ketentuan transisi dan tanggal efektif<br />

Entitas harus menerapkan pernyataan ini secara prospektif<br />

untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah<br />

tanggal 1 Januari 2012. Penerapan dini diperbolehkan.<br />

Apakah anda setuju dengan ketentuan transisi dan tanggal<br />

efektif ED PSAK 50 (revisi 2010)?<br />

2. Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual<br />

(puttable instrument) dan instrumen dengan kewajiban<br />

bagian aset neto secara pro rata saat likuidasi<br />

Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual<br />

mencakup kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk<br />

membeli kembali atau menebus instrumen tersebut dan<br />

menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan<br />

eksekusi opsi jual tersebut. Instrumen keuangan yang<br />

mempunyai fitur opsi jual diklasifikasikan sebagai instrumen<br />

ekuitas jika memenuhi syarat di paragraf 13 dan 14.<br />

Apakah Anda akan menemui kesulitan untuk menerapkan<br />

syarat bagi instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi<br />

jual sebagai instrumen ekuitas?<br />

Beberapa jenis instrumen keuangan mencakup kewajiban<br />

kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan kepada<br />

pihak lain suatu bagian pro rata dari aset netonya hanya pada<br />

saat likuidasi. Instrumen keuangan dengan fitur tersebut<br />

diklasifikasikan sebagai instrumen keuangan jika memenuhi<br />

syarat di paragraf 15 dan 16.<br />

Apakah Anda akan menemui kesulitan untuk menerapkan<br />

syarat bagi instrumen dengan kewajiban bagian aset neto<br />

secara pro rata saat likuidasi sebagai instrumen ekuitas?<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

Ikhtisar Ringkas<br />

Secara umum perbedaan antara ED PSAK 50 (revisi 2010):<br />

Instrumen Keuangan: Penyajian dengan PSAK 50 (revisi<br />

2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan<br />

adalah sebagai berikut:<br />

Perihal ED PSAK 50 (revisi 2010):<br />

Intrumen Keuangan: Penyajian<br />

Ruang<br />

lingkup<br />

Termasuk kontrak untuk<br />

imbalan kontijensi dalam<br />

kombinasi bisnis.<br />

Terdapat definisi puttable<br />

instrument).<br />

Definisi aset keuangan<br />

termasuk suatu kontrak<br />

derivatif yang diselesaikan<br />

dengan instrumen ekuitas<br />

entitas (tidak termasuk kontrak<br />

untuk menyerahkan instrumen<br />

ekuitas di masa depan, puttable<br />

instruments, dan kontrak untuk<br />

menyerahkan bagian pro rata<br />

aset neto saat likuidasi).<br />

PSAK 50 (revisi 2006):<br />

Intrumen Keuangan:<br />

Penyajian dan<br />

Pengungkapan<br />

Tidak termasuk kontrak untuk<br />

imbalan kontijensi dalam kombinasi<br />

bisnis.<br />

Tidak ada puttable instrument.<br />

Definisi aset keuangan termasuk<br />

suatu kontrak derivatif yang<br />

diselesaikan dengan instrumen<br />

ekuitas entitas (tidak termasuk<br />

kontrak untuk menyerahkan<br />

instrumen ekuitas entitas di<br />

masa depan).<br />

Definisi<br />

Definisi liabilitas keuangan<br />

termasuk suatu kontrak<br />

derivatif yang diselesaikan<br />

dengan instrumen ekuitas<br />

entitas (termasuk rights, opsi,<br />

dan waran pro-rata untuk<br />

semua pemilik, tetapi tidak<br />

termasuk kontrak untuk<br />

menerima atau menyerahkan<br />

instrumen ekuitas entitas<br />

di masa depan, puttable<br />

instruments, dan kontrak untuk<br />

menyerahkan bagian pro rata<br />

aset neto saat likuidasi).<br />

Definisi liabilitas keuangan<br />

termasuk suatu kontrak derivatif<br />

yang diselesaikan dengan instrumen<br />

ekuitas entitas (tidak termasuk<br />

kontrak untuk menerima<br />

atau menyerahkan instrumen<br />

ekuitas entitas di masa depan).<br />

vi<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

Perihal ED PSAK 50 (revisi 2010) PSAK 50 (revisi 2006)<br />

Instrumen<br />

Keuangan<br />

Instrumen keuangan<br />

diklasifikasikan sebagai<br />

instrumen ekuitas jika:<br />

- Tidak memiliki kewajiban<br />

kontraktual untuk<br />

menyerahkan aset keuangan,<br />

atau mempertukarkan aset<br />

keuangan atau liabilitas<br />

keuangan yang berpotensi<br />

tidak menguntungkan; dan<br />

- Jika diselesaikan dengan<br />

instrumen ekuitas entitas,<br />

instrumen keuangan tersebut<br />

merupakan nonderivatif<br />

dengan kewajiban untuk<br />

menyerahkan instrumen<br />

ekuitas dengan jumlah<br />

bervariasi, atau derivatif<br />

yang diselesaikan dengan<br />

instrumen ekuitas entitas<br />

(termasuk termasuk rights,<br />

opsi, dan waran pro rata<br />

kepada semua pemilik, tetapi<br />

tidak termasuk kontrak untuk<br />

menerima atau menyerahkan<br />

instrumen ekuitas entitas<br />

di masa depan, puttable<br />

instruments, dan kontrak<br />

untuk menyerahkan bagian<br />

pro rata aset neto saat<br />

likuidasi).<br />

I n s t r u m e n k e u a n g a n<br />

diklasifikasikan sebagai<br />

instrumen ekuitas jika:<br />

- T i d a k m e m i l i k i<br />

kewajiban kontraktual<br />

u n t u k m e n y e r a h k a n<br />

a s e t k e u a n g a n , a t a u<br />

mempertukarkan aset<br />

keuangan atau liabilitas<br />

keuangan yang berpotensi<br />

tidak menguntungkan;<br />

dan<br />

- Jika diselesaikan dengan<br />

instrumen ekuitas entitas,<br />

i n s t r u m e n k e u a n g a n<br />

t e r s e b u t m e r u p a k a n<br />

n o n d e r i v a t i f d e n g a n<br />

k e w a j i b a n u n t u k<br />

menyerahkan instrumen<br />

ekuitas dengan jumlah<br />

bervariasi, atau derivatif<br />

yang diselesaikan dengan<br />

instrumen ekuitas entitas<br />

(tidak termasuk kontrak<br />

untuk menerima atau<br />

menyerahkan instrumen<br />

ekuitas entitas di masa<br />

depan).<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

vii


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

Perihal ED PSAK 50 (revisi 2010) PSAK 50 (revisi 2006)<br />

Puttable<br />

instrument<br />

Kewajiban<br />

menyerahkan<br />

bagian aset<br />

neto secara<br />

pro rata saat<br />

likuidasi<br />

Puttable instruments<br />

diklasifikasikan sebagain<br />

instrumen ekuitas jika<br />

memenuhi syarat tertentu.<br />

Instrumen dengan<br />

kewajiban menyerahkan<br />

bagian aset neto secara<br />

pro rata saat likuidasi<br />

diklasifikasikan sebagai<br />

instrumen ekuitas jika<br />

memenuhi syarat tertentu.<br />

Tidak diatur<br />

Tidak diatur<br />

Reklasifikasi<br />

dari liabilitas<br />

keuangan ke<br />

instrumen<br />

ekuitas<br />

Puttabale instruments<br />

dan instrumen dengan<br />

kewajiban menyerahkan<br />

bagian aset neto secara<br />

pro rata saat likuidasi<br />

direklasifikasi dari liabilitas<br />

keuangan ke instrumen<br />

ekuitas ketika semua syarat<br />

terpenuhi, dan sebaliknya.<br />

Tidak diatur.<br />

viii<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

PERBEDAAN DENGAN IFRSs<br />

ED PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian<br />

mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 32 per Oktober<br />

2009: Financial Instruments: Presentation, kecuali:<br />

ED PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian<br />

mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 32 per Oktober<br />

2009: Financial Instruments: Presentation, kecuali:<br />

1. IAS 32 paragraf 96-97F tentang tanggal efektif dan<br />

ketentuan transisi tidak diadopsi karena tidak relevan.<br />

2. IAS 32 paragraf 98-100 tentang penarikan tidak diadopsi<br />

karena tidak relevan.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

ix


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

DAFTAR ISI<br />

Paragraf<br />

PENDAHULUAN ............................................... 01 - 10<br />

Tujuan ................................................................... 01 - 02<br />

Ruang Lingkup ..................................................... 03 - 06<br />

Definisi ................................................................. 07 - 10<br />

<strong>PENYAJIAN</strong> ....................................................... 11 - 53<br />

Liabilitas dan Ekuitas ........................................... 11 - 30<br />

Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual<br />

(puttable instrument) ................................... 13 - 14<br />

Instrumen, atau komponen instrumen, yang<br />

mensyaratkan suatu kewajiban kepada<br />

entitas untuk menyerahkan kepada pihak<br />

lain bagian aset neto entitas secara pro rata<br />

hanya pada saat likuidasi ............................ 15-16<br />

Reklasifikasi instrumen yang mempunyai fitur<br />

opsi jual dan instrumen yang mensyaratkan<br />

suatu kewajiban terhadap entitas untuk<br />

menyerahkan kepada pihak lain bagian<br />

pro rata aset neto entitas hanya pada saat<br />

likuidasi ....................................................... 17-18<br />

Tanpa kewajiban kontraktual untuk<br />

menyerahkan kas atau aset keuangan<br />

lainnya ........................................................ 19-22<br />

Penyelesaian dengan instrumen ekuitas yang<br />

diterbitkan entitas ........................................ 23-27<br />

Ketentuan penyelesaian kontinjensi ................ 28<br />

Pilihan penyelesaian ........................................ 29-30<br />

Instrumen Keuangan Majemuk ............................ 31-35<br />

Saham yang Diperoleh Kembali/Saham Treasuri.... 36-37<br />

Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan ......... 38-44<br />

Saling Hapus antar Aset Keuangan dan<br />

Liabilitas Keuangan .............................................. 45-53<br />

KETENTUAN TRANSISI DAN<br />

TANGGAL EFEKTIF .................................... 54<br />

PENARIKAN ...................................................... 55<br />

<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

PEDOMAN APLIKASI<br />

DEFINISI .......................................................... PA03-PA33<br />

Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan ....... PA04-PA12<br />

Instrumen Ekuitas ............................................ PA13-PA14<br />

Kelompok instrumen yang merupakan<br />

subordinat dari semua kelompok instrumen<br />

lainnya ...................................................... PA15-PA18<br />

Total perkiraan arus kas yang terkait dengan<br />

instrumen selama masa instrumen tersebut.. PA19<br />

Transaksi yang dilakukan oleh pemegang<br />

instrumen selain pemilik ekuitas ............. PA20-PA23<br />

Tidak ada instrumen keuangan atau kontrak<br />

lain dengan total arus kas yang secara<br />

substansial tetap atau membatasi hasil<br />

residu kepada pemegang instrumen ......... PA24<br />

Instrumen keuangan derivatif ......................... PA25-PA29<br />

Kontrak pembelian atau penjualan item<br />

nonkeuangan ................................................ PA30-PA33<br />

<strong>PENYAJIAN</strong> .................................................... PA34-PA49<br />

Liabilitas dan Ekuitas ...................................... PA34-PA39<br />

Tanpa kewajiban kontraktual untuk<br />

menyerahkan kas atau aset keuangan<br />

lainnya ...................................................... PA34-PA35<br />

Penyelesaian dengan instrumen ekuitas<br />

yang diterbitkan oleh entitas .................... PA36<br />

Ketentuan penyelesaian kontinjensi ............. PA37<br />

Perlakuan dalam laporan keuangan<br />

konsolidasi ............................................... PA38-PA39<br />

Instrumen Keuangan Majemuk ...................... PA40-PA45<br />

Saham Treasuri ................................................. PA46<br />

Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan .. PA47<br />

Saling Hapus antar Aset Keuangan dan<br />

Liabilitas Keuangan .............................. PA48-PA49<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

xi


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI <strong>KEUANGAN</strong><br />

No. 50 (REVISI 2010)<br />

<strong>INSTRUMEN</strong> <strong>KEUANGAN</strong>: <strong>PENYAJIAN</strong><br />

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 50 (revisi 2010):<br />

Penyajian Laporan Keuangan terdiri dari paragraf<br />

1-55. PSAK 50 (revisi 2010) dilengkapi dengan Pedoman<br />

Aplikasi yang bukan merupakan bagian dari PSAK 50 (revisi<br />

2010). Seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan<br />

mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf<br />

tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 50<br />

(revisi 2010) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan<br />

dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan<br />

Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,<br />

Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan memberikan<br />

dasar untuk memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi<br />

ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak<br />

wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.<br />

PENDAHULUAN<br />

Tujuan<br />

01. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan<br />

prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau<br />

ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.<br />

Pernyataan ini berlaku terhadap kategori instrumen keuangan,<br />

dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas<br />

keuangan, dan instrumen ekuitas; pengategorian yang terkait<br />

dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan<br />

keadaan aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling<br />

hapus.<br />

02. Prinsip-prinsip dalam Pernyataan ini melengkapi<br />

prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas<br />

keuangan dalam PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:<br />

Pengakuan dan Pengukuran, dan pengungkapan informasi<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

50.<br />

mengenai prinsip-prinsip tersebut dalam PSAK 60: Instrumen<br />

Keuangan: Pengungkapan.<br />

Ruang Lingkup<br />

03. Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk<br />

semua jenis instrumen keuangan, kecuali:<br />

(a) kepentingan di entitas anak, entitas asosiasi atau<br />

ventura bersama yang dicatat sesuai dengan PSAK 4<br />

(revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan<br />

Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK 15 (revisi 2009):<br />

Investasi pada Entitas Asosiasi, atau PSAK 12 (revisi<br />

2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.<br />

Namun demikian, dalam beberapa kasus, PSAK 4 (revisi<br />

2009), PSAK 15 (revisi 2009), dan PSAK 12 (revisi<br />

2009) mengizinkan entitas untuk mencatat kepentingan<br />

di entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama<br />

menggunakan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen<br />

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dalam<br />

kasus tersebut entitas menerapkan persyaratan dalam<br />

Pernyataan ini. Entitas juga menerapkan Pernyataan<br />

ini untuk semua derivatif yang terkait dengan entitas<br />

anak, entitas asosiasi atau ventura bersama;<br />

(b) hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program<br />

imbalan kerja yang diatur dalam PSAK 24 (revisi 2004):<br />

Imbalan Kerja.<br />

(c) kontrak asuransi sesuai dengan PSAK 28 (revisi 2010):<br />

Kontrak Asuransi. Namun demikian, Pernyataan ini<br />

berlaku untuk derivatif yang melekat pada kontrak<br />

asuransi jika PSAK 55 (revisi 2006) mensyaratkan entitas<br />

mencatat kontrak asuransi dan derivatif secara terpisah.<br />

Selanjutnya, penerbit menerapkan Pernyataan ini atas<br />

kontrak jaminan jika penerbit menerapkan PSAK 55<br />

(revisi 2006) dalam pengakuan dan pengukuran kontrak,<br />

tetapi menerapkan PSAK 28 (revisi 2010) jika penerbit<br />

memilih, sesuai dengan PSAK 28 paragraf 4(d), untuk<br />

menerapkan PSAK 28 (revisi 2010) dalam pengakuan<br />

dan pengukurannya.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

(d) instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup<br />

PSAK 28 (revisi 2010) karena instrumen keuangan<br />

tersebut mengandung fitur partisipasi tidak mengikat.<br />

Penerbit instrumen ini dikecualikan dari penerapan<br />

paragraf 11–35 dan PA34–PA45 dari Pernyataan ini<br />

dalam membedakan antara liabilitas keuangan dan<br />

instrumen ekuitas. Namun demikian, instrumen tersebut<br />

tetap mengikuti semua ketentuan lain yang ada dalam<br />

Pernyataan ini. Selanjutnya, Pernyataan ini diterapkan<br />

untuk derivatif yang dilekatkan pada instrumen tersebut<br />

(lihat PSAK 55 (revisi 2006)).<br />

(e) instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam<br />

transaksi pembayaran berdasarkan PSAK 53 (revisi<br />

2010): Pembayaran Berbasis Saham, kecuali untuk:<br />

(i) kontrak yang termasuk dalam ruang lingkup<br />

paragraf 04–06 dari Pernyataan ini, dalam hal<br />

Pernyataan ini diterapkan;<br />

(ii) paragraf 36 dan 37 dari Pernyataan ini, yang<br />

diterapkan pada saham treasuri yang dibeli, dijual,<br />

diterbitkan, atau dibatalkan yang terkait dengan<br />

program opsi saham untuk karyawan, program<br />

pembelian saham oleh karyawan, dan semua<br />

pengaturan pembayaran berbasis saham lain.<br />

04. Pernyataan ini diterapkan pada kontrak pembelian<br />

atau penjualan item nonkeuangan yang dapat diselesaikan<br />

secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya,<br />

atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan,<br />

seolah-olah kontrak tersebut adalah instrumen keuangan,<br />

dengan pengecualian untuk kontrak yang disepakati dan<br />

dimaksudkan untuk terus dimiliki dengan tujuan untuk<br />

menerima atau menyerahkan item nonkeuangan sesuai<br />

dengan persyaratan pembelian, penjualan atau penggunaan<br />

yang diharapkan oleh entitas.<br />

05. Ada beberapa cara sebuah kontrak pembelian atau<br />

penjualan item nonkeuangan dapat diselesaikan secara neto<br />

dengan kas atau dengan instrumen keuangan lain, atau<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

50.<br />

dengan mempertukarkan instrumen keuangan. Cara tersebut<br />

mencakup:<br />

(a) jika persyaratan kontrak memperbolehkan salah satu pihak<br />

untuk menyelesaikan kontrak tersebut secara neto dengan<br />

kas atau dengan instrumen keuangan lain, atau dengan<br />

mempertukarkan instrumen keuangan;<br />

(b) jika kemampuan untuk menyelesaikan secara neto dengan<br />

kas atau dengan instrumen keuangan lain, atau dengan<br />

mempertukarkan instrumen keuangan, tidak dinyatakan<br />

secara eksplisit dalam persyaratan kontrak, tetapi entitas<br />

mempunyai kebiasaan menyelesaikan kontrak serupa<br />

secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan<br />

lain, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan<br />

(dengan menyepakati kontrak saling hapus dengan pihak<br />

lawan, atau dengan menjual kontrak sebelum dilaksanakan<br />

atau jatuh tempo);<br />

(c) jika, untuk kontrak serupa, entitas mempunyai kebiasan<br />

untuk menerima aset yang mendasari dan menjualnya dalam<br />

jangka pendek setelah penyerahan untuk memperoleh laba<br />

dari fluktuasi harga jangka pendek atau marjin penjual<br />

(dealer’s margin); dan<br />

(d) jika item nonkeuangan yang menjadi subyek dalam kontrak<br />

siap dikonversi menjadi kas.<br />

Kontrak yang memenuhi huruf (b) atau (c) di atas tidak<br />

dilakukan dengan tujuan untuk menerima atau menyerahkan<br />

item nonkeuangan sesuai dengan persyaratan pembelian,<br />

penjualan atau penggunaan yang diharapkan oleh entitas, dan<br />

oleh karenanya kontrak tersebut termasuk dalam ruang lingkup<br />

Pernyataan ini. Kontrak lain yang memenuhi ketentuan paragraf<br />

4 dievaluasi untuk menentukan apakah kontrak tersebut<br />

disepakati dan terus dimiliki dengan tujuan untuk menerima<br />

atau menyerahkan item nonkeuangan sesuai dengan persyaratan<br />

pembelian, penjualan atau penggunaan yang diharapkan oleh<br />

entitas, dan karenanya untuk menentukan apakah kontrak<br />

tersebut termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini.<br />

06. Opsi yang diterbitkan untuk membeli atau menjual<br />

item nonkeuangan yang dapat diselesaikan secara neto<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

dengan kas atau dengan instrumen keuangan lain, atau dengan<br />

mempertukarkan instrumen keuangan, sesuai dengan ketentuan<br />

paragraf 5(a) atau (d), termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan<br />

ini. Kontrak opsi jenis ini tidak dapat dilakukan untuk tujuan<br />

penerimaan atau penyerahan item nonkeuangan sesuai dengan<br />

persyaratan pembelian, penjualan, atau penggunaan yang<br />

diharapkan oleh entitas.<br />

Definisi (lihat juga paragraf PA03-PA33)<br />

07. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan<br />

dalam Pernyataan ini:<br />

Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk:<br />

(a) kas;<br />

(b) instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain;<br />

(c) hak kontraktual;<br />

(i) untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari<br />

entitas lain; atau<br />

(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas<br />

keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang<br />

berpotensi menguntungkan entitas tersebut, atau<br />

(d) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan<br />

menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh<br />

entitas dan merupakan:<br />

(i) nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin<br />

diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang<br />

bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan<br />

entitas; atau<br />

(ii) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan<br />

selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu<br />

kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah<br />

tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan<br />

entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas yang<br />

diterbitkan entitas tidak termasuk instrumen<br />

keuangan yang mempunyai fitur opsi jual (puttable<br />

financial instruments) yang dikategorikan sebagai<br />

instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

50.<br />

14, instrumen yang mensyaratkan suatu kewajiban<br />

terhadap entitas untuk menyerahkan kepada<br />

pihak lain bagian prorata aset neto entitas hanya<br />

pada saat likiudasi dan dikategorikan sebagai<br />

instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 15 dan<br />

16, atau instrumen yang merupakan kontrak untuk<br />

menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas<br />

yang diterbitkan entitas tersebut di masa yang akan<br />

datang.<br />

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan<br />

hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan<br />

seluruh liabilitasnya.<br />

Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah<br />

nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau<br />

instrumen ekuitas entitas lain.<br />

Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable<br />

instrument) adalah instrumen keuangan yang memberikan<br />

hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen<br />

kepada penerbit dan memperoleh kas atau aset keuangan lain<br />

atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada<br />

saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang<br />

akan datang atau kematian atau purna karya dari pemegang<br />

instrumen.<br />

Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa:<br />

(a) Kewajiban kontraktual:<br />

(i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain<br />

kepada entitas lain; atau<br />

(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas<br />

keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang<br />

berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut;<br />

(b) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan<br />

menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas<br />

dan merupakan suatu:<br />

(i) nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang<br />

bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan<br />

entitas; atau<br />

(ii) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan<br />

selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu<br />

kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah<br />

tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.<br />

Untuk tujuan ini, hak, opsi atau waran untuk<br />

memperoleh suatu jumlah yang tetap instrumen<br />

ekuitas yang dimiliki entitas untuk jumlah yang<br />

tetap dari berbagai mata uang adalah instrumen<br />

ekuitas jika entitas menawarkan rights, opsi atau<br />

waran prorata terhadap semua pemilik yang ada<br />

saat ini pada kategori yang sama pada instrumen<br />

ekuitas nonderivatif yang dimiliki. Juga, untuk<br />

tujuan ini instrumen keuangan ekuitas yang<br />

diterbitkan entitas tidak termasuk instrumen yang<br />

mempunyai fitur opsi jual yang dikategorikan<br />

sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf<br />

13 dan 14, instrumen yang mensyaratkan suatu<br />

kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan<br />

kepada pihak lain bagian prorata aset neto hanya<br />

pada saat likiudasi dan dikategorikan sebagai<br />

instrumen ekuitas yang sesuai dengan paragraf 15<br />

dan 16, atau instrumen yang merupakan kontrak<br />

untuk menerima atau menyerahkan instrumen<br />

ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa<br />

yang akan datang.<br />

Sebagai pengecualian, suatu instrumen yang memenuhi<br />

definisi liabilitas keuangan dikategorikan sebagai instrumen<br />

ekuitas jika memiliki semua fitur dan memenuhi kondisi di<br />

paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16.<br />

Nilai wajar adalah nilai suatu aset dapat dipertukarkan atau<br />

suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami<br />

dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s<br />

length transaction).<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.


Kombinasi Bisnis PSAK No. 22 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

50.<br />

08. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan<br />

dalam PSAK 55 (revisi 2006) paragraf 8 dan digunakan dalam<br />

Pernyataan ini dengan pengertian yang sesuai dengan yang<br />

diatur dalam PSAK 55 (revisi 2006).<br />

- biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau<br />

liabilitas keuangan<br />

- aset keuangan yang tersedia untuk dijual<br />

- penghentian-pengakuan<br />

- derivatif<br />

- metode bunga efektif<br />

- aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dinilai pada<br />

nilai wajar melalui laporan laba rugi<br />

- komitmen pasti<br />

- prakiraan transaksi<br />

- efektivitas lindung nilai<br />

- item yang dilindung nilai<br />

- instrumen lindung nilai<br />

- investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo<br />

- pinjaman diberikan dan piutang<br />

- pembelian atau penjualan yang dilakukan dengan cara yang<br />

umum<br />

- biaya transaksi<br />

09. Dalam pernyataan ini, “kontrak” dan “kontraktual”<br />

mengacu pada suatu kesepakatan antara dua pihak atau lebih,<br />

yang memiliki konsekuensi ekonomi yang jelas dan kecil<br />

peluangnya akan diabaikan oleh pihak-pihak yang terlibat,<br />

umumnya karena pemenuhan kesepakatan ini dapat dipaksakan<br />

secara hukum. Dengan demikian kontrak dan instrumen<br />

keuangan mungkin memiliki bentuk yang beragam dan tidak<br />

perlu dalam bentuk tertulis.<br />

10. Dalam Pernyataan ini “entitas” termasuk perorangan,<br />

persekutuan, badan hukum, perwalian (trusts), dan institusi<br />

pemerintah.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

<strong>PENYAJIAN</strong><br />

Liabilitas dan Ekuitas (lihat juga paragraf PA13-PA24 dan<br />

PA34-PA39)<br />

11. Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan<br />

awal mengategorikan instrumen tersebut atau komponenkomponennya<br />

sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,<br />

atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian<br />

kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan,<br />

dan instrumen ekuitas.<br />

12. Ketika penerbit menerapkan definisi di paragraf 7<br />

untuk menentukan apakah instrumen keuangan merupakan<br />

instrumen ekuitas, dan bukan merupakan liabilitas keuangan,<br />

maka instrumen tersebut merupakan instrumen ekuitas jika, dan<br />

hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b) berikut terpenuhi:<br />

(a) Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban<br />

kontraktual:<br />

(i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain<br />

kepada entitas lain; atau<br />

(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas<br />

keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang<br />

berpotensi tidak menguntungkan penerbit.<br />

(b) Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan<br />

dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas,<br />

instrumen tersebut merupakan:<br />

(i) nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban<br />

kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan<br />

suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas<br />

yang diterbitkan entitas; atau<br />

(ii) derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan<br />

mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset<br />

keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen<br />

ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini,<br />

rights, opsi atau waran untuk memperoleh suatu<br />

jumlah yang tetap instrumen ekuitas yang dimiliki<br />

entitas untuk jumlah yang tetap dari berbagai<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

mata uang adalah instrumen ekuitas jika entitas<br />

menawarkan rights, opsi atau waran prorata terhadap<br />

semua pemilik yang ada saat ini pada kategori yang<br />

sama pada instrumen ekuitas nonderivatif yang<br />

dimiliki. Juga, untuk tujuan ini instrumen ekuitas<br />

yang diterbitkan penerbit tidak termasuk instrumen<br />

yang memiliki semua fitur dan memenuhi persyaratan<br />

yang dijelaskan di paragraf 13 dan 14, atau paragraf<br />

15 dan 16, atau instrumen yang merupakan kontrak<br />

untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas<br />

yang diterbitkan entitas di masa yang akan datang.<br />

Kewajiban kontraktual, termasuk kewajiban yang berasal<br />

dari instrumen keuangan derivatif, yang akan atau dapat<br />

menyebabkan adanya penerimaan atau penyerahan instrumen<br />

ekuitas milik penerbit di masa yang akan datang, namun<br />

tidak memenuhi kondisi (a) dan (b) di atas, bukan merupakan<br />

instrumen ekuitas. Sebagai pengecualian, suatu instrumen yang<br />

memenuhi definisi liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai<br />

instrumen ekuitas jika memiliki semua fitur dan memenuhi<br />

kondisi di paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16.<br />

Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable<br />

instrument)<br />

13. Suatu instrumen keuangan yang mempunyai fitur<br />

opsi jual mencakup kewajiban kontraktual bagi penerbit<br />

untuk membeli kembali atau menebus instrumen tersebut dan<br />

menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan<br />

eksekusi opsi jual tersebut. Sebagai pengecualian atas definisi<br />

liabilitas keuangan, instrumen yang mencakup kewajiban<br />

tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki<br />

semua fitur berikut:<br />

(a) memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorata<br />

aset neto entitas pada saat likuidasi entitas. Aset neto<br />

entitas adalah aset yang tersisa setelah dikurangi semua<br />

klaim atas aset tersebut. Bagian prorata ditentukan oleh:<br />

(i) membagi aset neto entitas pada saat likuidasi ke dalam<br />

unit-unit dengan jumlah yang sama, dan<br />

50.10<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

(ii) mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang<br />

dimiliki oleh pemegang instrumen keuangan.<br />

(b) instrumen berada dalam kelompok instrumen yang<br />

merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen<br />

lainnya.Untuk berada dalam tingkat tersebut instrumen:<br />

(i) tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas<br />

aset entitas pada saat likuidasi, dan<br />

(ii) tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum<br />

berada pada kelompok instrumen yang merupakan<br />

subordinat dari seluruh kelompok instrumen lain.<br />

(c) Seluruh instrumen keuangan dalam kelompok instrumen<br />

yang merupakan subordinat dari semua kelompok<br />

instrumen lainnya memiliki fitur yang identik. Misalnya,<br />

instrumen tersebut harus dapat dijual kembali, dan rumus<br />

atau metode lain yang digunakan untuk menghitung harga<br />

pembelian kembali atau penebusan adalah sama untuk<br />

semua instrumen pada kelompok tersebut.<br />

(d) Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk<br />

membeli kembali atau menebus instrumen dan menerima<br />

kas atau aset keuangan lain, instrumen tersebut tidak<br />

termasuk kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas<br />

atau aset keuangan lain kepada entitas lain, atau untuk<br />

mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan<br />

dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi tidak<br />

menguntungkan bagi entitas tersebut, dan bukan suatu<br />

kontrak yang akan atau dapat ditunaikan dengan instrumen<br />

ekuitas yang diterbitkan entitas seperti yang diatur di<br />

subparagraf (b) dari definisi liabilitas keuangan.<br />

(e) Jumlah arus kas yang diharapkan dihasilkan dari instrumen<br />

selama umur instrumen didasarkan secara substansial pada<br />

laba rugi, perubahan dalam aset neto yang diakui atau<br />

perubahan dalam nilai wajar aset neto entitas yang diakui<br />

atau yang belum diakui selama umur instrumen (tidak<br />

termasuk dampak dari instrumen).<br />

14. Untuk instrumen yang dikategorikan sebagai instrumen<br />

ekuitas, selain instrumen yang memiliki semua fitur di atas,<br />

maka penerbit harus tidak memiliki instrumen keuangan lain<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.11


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

atau kontrak yang memiliki:<br />

(a) jumlah arus kas yang secara substansial bergantung pada<br />

laba rugi, perubahan dalam aset neto entitas yang diakui<br />

atau perubahan pada nilai wajar aset neto entitas yang<br />

diakui dan yang belum diakui (tidak termasuk dampak<br />

dari instrumen tersebut atau kontrak tersebut) dan<br />

(b) dampak dari pembatasan atau penetapan secara substansial<br />

atas pengembalian residu kepada pemegang instrumen<br />

yang mempunyai fitur opsi jual.<br />

Untuk tujuan menerapkan kondisi ini, entitas tidak<br />

mempertimbangkan kontrak nonkeuangan dengan pemegang<br />

instrumen yang dijelaskan di paragraf 13 yang memiliki syarat<br />

dan kondisi kontraktual yang serupa dengan syarat dan kondisi<br />

dari kontrak yang setara yang mungkin terjadi antara bukan<br />

pemegang instrumen dan entitas yang menerbitkan. Jika entitas<br />

tidak dapat menentukan bahwa kondisi ini terpenuhi, maka<br />

entitas tidak boleh mengategorikan instrumen yang mempunyai<br />

fitur opsi jual sebagai instrumen ekuitas.<br />

Instrumen, atau Komponen Instrumen, yang Mensyaratkan<br />

suatu Kewajiban kepada Entitas untuk Menyerahkan Ke<br />

Pihak Lain Bagian Aset Neto Entitas secara Pro Rata hanya<br />

pada saat Likuidasi<br />

15. Beberapa instrumen keuangan termasuk kewajiban<br />

kontraktual bagi entitas penerbit untuk menyerahkan kepada<br />

entitas lain bagian prorata aset neto hanya pada saat likuidasi.<br />

Kewajiban timbul karena likuidasi baik pasti terjadi ataupun<br />

berada di luar kendali entitas (misalnya, umur entitas yang<br />

terbatas) atau tidak pasti terjadi tetapi berdasarkan opsi dari<br />

pemegang instrumen. Sebagai pengecualian dari definisi<br />

liabilitas keuangan, suatu instrumen yang mencakup kewajiban<br />

tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki<br />

seluruh fitur berikut:<br />

(a) Entitas memberikan hak kepada pemegang instrumen<br />

untuk bagian prorata aset neto entitas dalam hal likuidasi<br />

entitas. Aset neto entitas adalah aset yang tersisa setelah<br />

dikurangi semua klaim pihak lain atas aset tersebut. Suatu<br />

50.12<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

bagian prorata ditentukan dengan:<br />

(i) membagi aset neto entitas pada saat likuidasi dalam<br />

unit jumlah yang sama; dan<br />

(ii) mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang<br />

dimiliki oleh pemegang instrumen keuangan.<br />

(b) Instrumen ini berada berada pada kelompok instrumen<br />

yang merupakan subordinat dari semua kelompok<br />

instrumen lainnya. Untuk berada dalam kelompok tersebut<br />

instrumen:<br />

(i) tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas<br />

aset entitas pada saat likuidasi, dan<br />

(ii) tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum<br />

berada pada kelompok instrumen yang merupakan<br />

subordinat dari semua kelompok instrumen lain.<br />

(c) Seluruh instrumen yang berada pada kelompok instrumen<br />

yang merupakan subordinat dari semua kelompok<br />

instrumen lainnya harus memiliki kewajiban kontraktual<br />

identik bagi entitas penerbit untuk memberikan bagian<br />

prorata aset neto pada saat likuidasi.<br />

16. Untuk instrumen yang dikategorikan sebagai instrumen<br />

ekuitas, selain instrumen yang memiliki semua fitur di atas,<br />

maka penerbit harus tidak memiliki instrumen keuangan lain<br />

atau kontrak yang memiliki:<br />

(a) jumlah arus kas yang secara substansial bergantung pada<br />

laba rugi, perubahan aset neto entitas yang diakui atau<br />

perubahan nilai wajar aset neto entitas yang diakui dan<br />

yang belum diakui (tidak termasuk dampak dari instrumen<br />

tersebut atau kontrak) dan<br />

(b) dampak dari pembatasan atau penetapan secara substansial<br />

atas pengembalian residu kepada pemegang instrumen<br />

yang mempunyai fitur opsi jual.<br />

Untuk tujuan menerapkan kondisi ini, entitas tidak<br />

mempertimbangkan kontrak nonkeuangan dengan pemegang<br />

instrumen yang dijelaskan di paragraf 15 yang memiliki syarat<br />

dan kondisi kontraktual yang serupa dengan syarat dan kondisi<br />

dari kontrak yang setara yang mungkin terjadi antara bukan<br />

pemegang instrumen dan entitas yang menerbitkan. Jika entitas<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.13


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

tidak dapat menentukan bahwa kondisi ini terpenuhi, maka<br />

entitas tidak boleh mengategorikan instrumen yang mempunyai<br />

fitur opsi jual sebagai instrumen ekuitas.<br />

Reklasifikasi Instrumen yang Mempunyai Fitur Opsi Jual<br />

dan Instrumen yang Mensyaratkan suatu Kewajiban<br />

terhadap Entitas untuk Menyerahkan kepada Pihak<br />

Lain Bagian Pro Rata Aset Neto Entitas Hanya pada Saat<br />

Likuidasi.<br />

17. Entitas mengklasifikasikan instrumen keuangan<br />

sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan 14<br />

atau paragraf 15 dan 16 sejak tanggal ketika instrumen memiliki<br />

seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang diatur di paragraf<br />

tersebut. Misalnya, jika entitas menebus seluruh instrumen tanpa<br />

opsi jual (nonputtable) yang diterbitkan dan setiap instrumen<br />

yang mempunyai fitur opsi jual (puttable) yang masih beredar<br />

memiliki seluruh fitur dan memenuhi semua kondisi di paragraf<br />

13 dan 14, maka entitas mengklasifikasikan instrumen yang<br />

mempunyai fitur opsi jual sebagai instrumen ekuitas dari tanggal<br />

ketika entitas menebus instrumen tanpa opsi jual.<br />

18. Entitas memperhitungkan reklasifikasi instrumen<br />

sesuai dengan paragraf 17 sebagai berikut:<br />

(a) Entitas mereklasifikasi instrumen ekuitas sebagai liabilitas<br />

keuangan sejak tanggal ketika instrumen tidak lagi memiliki<br />

semua fitur atau memenuhi kondisi di paragraf 13 dan 14<br />

atau paragraf 15 dan 16. Liabilitas keuangan diukur pada<br />

nilai wajar instrumen tersebut pada tanggal reklasifikasi.<br />

Entitas mengakui dalam ekuitas setiap perbedaan antara<br />

jumlah tercatat dari instrumen ekuitas dan nilai wajar<br />

liabilitas keuangan pada tanggal reklasifikasi.<br />

(b) Entitas mereklasifikasi liabilitas keuangan sebagai ekuitas<br />

sejak tanggal ketika instrumen memiliki semua fitur dan<br />

memenuhi kondisi yang diatur di paragraf 13 dan 14 atau<br />

paragraf 15 dan 16. Instrumen ekuitas diukur pada jumlah<br />

tercatat liabilitas keuangan pada tanggal reklasifikasi.<br />

50.14<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Tanpa Kewajiban Kontraktual untuk Menyerahan Kas atau<br />

Aset Keuangan Lainnya (Paragraf 12(a))<br />

19. Dengan pengecualian dari keadaan yang dijelaskan<br />

di paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16, fitur penting<br />

dalam membedakan antara liabilitas keuangan dan instrumen<br />

ekuitas adalah adanya kewajiban kontraktual satu pihak dari<br />

instrumen keuangan (penerbit), untuk menyerahkan kas atau<br />

aset keuangan lain kepada pihak lain (pemegang), atau untuk<br />

mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan<br />

pemegang instrumen ekuitas dalam kondisi yang berpotensi<br />

tidak menguntungkan pihak penerbit. Walaupun pemegang<br />

instrumen ekuitas mungkin berhak menerima dividen atau<br />

bentuk distribusi ekuitas lain secara prorata, pihak penerbit<br />

tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk melakukan<br />

distribusi tersebut karena penerbit instrumen ekuitas tidak<br />

diwajibkan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain<br />

kepada pihak lain.<br />

20. Substansi dari instrumen keuangan, bukan bentuk<br />

hukumnya, merupakan dasar bagi pengklasifikasiannya<br />

dalam laporan posisi keuangan. Substansi dan bentuk hukum<br />

umumnya sejalan, tetapi tidak selalu. Beberapa jenis instrumen<br />

keuangan memiliki bentuk hukum berupa ekuitas tetapi secara<br />

substansi merupakan liabilitas dan bentuk lainnya mungkin<br />

berupa kombinasi dari fitur instrumen ekuitas dan fitur liabilitas<br />

keuangan. Misalnya:<br />

(a) Saham preferen yang mewajibkan penerbitnya untuk<br />

membeli kembali saham tersebut dengan harga yang<br />

telah ditetapkan atau harga yang dapat ditetapkan pada<br />

tanggal yang telah ditetapkan atau tanggal yang dapat<br />

ditetapkan di masa yang akan datang, atau saham preferen<br />

yang memberikan hak pada pemegangnya untuk meminta<br />

penerbit agar membeli kembali saham tersebut pada atau<br />

setelah tanggal tertentu dengan harga yang telah ditetapkan<br />

atau harga yang dapat ditetapkan adalah liabilitas<br />

keuangan.<br />

(b) Instrumen keuangan yang memberi hak kepada<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.15


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

50.16<br />

pemegangnya untuk menjual instrumen itu kembali pada<br />

penerbitnya baik dengan menerima kas atau dengan aset<br />

keuangan lainnya (puttable instrument) adalah liabilitas<br />

keuangan, kecuali untuk instrumen yang dikategorikan<br />

sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan<br />

14 atau paragraf 15 dan 16.<br />

Instrumen keuangan adalah liabilitas keuangan bahkan<br />

ketika jumlah kas atau aset keuangan lain ditentukan<br />

berdasarkan indeks atau hal lain yang berpotensi<br />

meningkat atau menurun. Adanya opsi bagi pemegang<br />

instrumen untuk menjual kembali instrumen kepada<br />

penerbit dengan menerima kas atau aset keuangan lain<br />

mengartikan bahwa instrumen yang mempunyai fitur<br />

opsi jual memenuhi definisi liabilitas keuangan, kecuali<br />

untuk instrumen yang diklasifikasikan sebagai instrumen<br />

ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15<br />

dan 16. Misalnya, reksa dana terbuka (open ended mutual<br />

funds), unit perwalian (unit trusts), dan persekutuan bisa<br />

memberi hak pada pemegang unit atau anggotanya untuk<br />

sewaktu-waktu menarik kepentingan mereka pada penerbit<br />

sejumlah kas, yang mengakibatkan kepentingan pemegang<br />

unit atau anggota diklasifikasikan sebagai liabilitas<br />

keuangan, kecuali untuk instrumenyang dikategorikan<br />

sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan<br />

14 atau paragraf 15 dan 16. Namun demikian, kategori<br />

sebagai liabilitas keuangan tidak serta-merta meniadakan<br />

penggunaan istilah seperti “nilai aset neto milik pemegang<br />

unit” dan “perubahan dalam nilai aset neto milik pemegang<br />

unit” dalam laporan keuangan entitas yang tidak memiliki<br />

modal disetor (seperti pada beberapa reksa dana dan unit<br />

perwalian) atau penggunaan pengungkapan tambahan<br />

untuk menunjukkan bahwa total kepentingan para anggota<br />

terdiri atas berbagai item, seperti cadangan yang memenuhi<br />

definisi ekuitas dan instrumen yang dapat dijual kembali<br />

pada penerbit yang tidak memenuhi definisi ekuitas.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

21. Jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk<br />

menghindari penyelesaian kewajiban kontraktualnya berupa<br />

penyerahan kas atau aset keuangan lainnya, maka kewajiban<br />

tersebut memenuhi definisi liabilitas keuangan, kecuali untuk<br />

instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas sesuai dengan<br />

paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16. Misalnya:<br />

(a) Keterbatasan kemampuan entitas untuk memenuhi<br />

kewajiban kontraktualnya, seperti kurangnya akses<br />

pada valuta asing atau adanya ketentuan untuk meminta<br />

persetujuan dari pihak regulator atas pembayaran yang akan<br />

dilakukan, tidak membatalkan kewajiban kontraktual entitas<br />

tersebut atau hak kontraktual pemegang instrumen.<br />

(b) Kewajiban kontraktual yang bergantung pada pelaksanaan<br />

hak untuk menebus kembali oleh pihak lawan adalah<br />

liabilitas keuangan, karena entitas tidak memiliki hak<br />

tanpa syarat untuk menghindari melakukan pembayaran<br />

dengan kas atau aset keuangan lain.<br />

22. Instrumen keuangan yang tidak secara eksplisit<br />

menciptakan kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas<br />

atau aset keuangan lainnya, bisa saja secara tidak langsung<br />

menciptakan kewajiban melalui persyaratan dan kondisi yang<br />

ada padanya. Misalnya:<br />

(a) Instrumen keuangan mungkin memiliki kewajiban<br />

nonkeuangan yang harus diselesaikan jika, dan hanya<br />

jika, entitas gagal melakukan pembayaran atau menebus<br />

instrumen tersebut. Jika entitas tersebut dapat menghindari<br />

kewajiban untuk mentransfer kas atau aset keuangan<br />

lainnya hanya dengan menyelesaikan kewajiban nonkeuangannya,<br />

maka instrumen keuangan tersebut adalah<br />

liabilitas keuangan.<br />

(b) Instrumen keuangan adalah liabilitas keuangan jika<br />

instrumen tersebut memiliki ketentuan bahwa dalam<br />

penyelesaiannya entitas akan menyerahkan:<br />

(i) kas atau aset keuangan lain; atau<br />

(ii) saham yang diterbitkan entitas yang nilainya<br />

ditentukan jauh melebihi nilai kas atau aset keuangan<br />

lain yang seharusnya diserahkan.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.17


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Walaupun entitas tersebut tidak memiliki kewajiban<br />

kontraktual secara eksplisit untuk menyerahkan kas<br />

atau aset keuangan lainnya, nilai dari penyelesaian<br />

menggunakan saham dianggap sama dengan nilai yang<br />

harus dibayarkan secara kas. Dalam situasi apapun,<br />

pemegang instrumen secara substansi memperoleh<br />

jaminan untuk menerima suatu jumlah yang minimal<br />

setara dengan penyelesaian menggunakan kas (cash<br />

settlement option) (lihat paragraf 23).<br />

Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan<br />

Entitas (paragraf 12(b))<br />

23. Suatu kontrak bukan merupakan instrumen ekuitas<br />

semata-mata karena kontrak tersebut menyebabkan penerimaan<br />

atau penyerahan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.<br />

Entitas mungkin memiliki hak atau kewajiban kontraktual<br />

untuk menerima atau menyerahkan saham yang diterbitkan atau<br />

instrumen ekuitas lain dalam jumlah yang bervariasi hingga<br />

nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas<br />

yang akan diterima atau diserahkan tersebut setara dengan<br />

nilai hak atau kewajiban kontraktualnya. Hak atau kewajiban<br />

kontraktual tersebut dapat berupa nilai yang telah ditetapkan<br />

atau nilai yang berfluktuasi, baik sebagian maupun seluruhnya,<br />

bergantung pada perubahan variabelnya selain dari harga pasar<br />

instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut (misalnya<br />

tingkat suku bunga, harga komoditas, atau harga instrumen<br />

keuangan. Dua contoh yang digunakan adalah (a) kontrak untuk<br />

menyerahkan instrumen ekuitas senilai Rp100, dan (b) kontrak<br />

untuk menyerahkan instrumen ekuitas senilai 100 ons emas.<br />

Kontrak jenis ini merupakan liabilitas keuangan bagi entitas<br />

walaupun entitas tersebut harus atau dapat menyelesaikan<br />

dengan instrumen ekuitas miliknya. Kontrak tersebut bukan<br />

merupakan instrumen ekuitas karena entitas menggunakan<br />

instrumen ekuitas yang diterbitkanya dalam jumlah yang<br />

bervariasi sebagai penyelesaian kontrak. Dengan demikian,<br />

kontrak tersebut tidak memberikan hak residual atas aset entitas<br />

setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.<br />

50.18<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

24. Kecuali yang dinyatakan di paragraf 25, kontrak<br />

yang akan diselesaikan oleh entitas dengan penyerahan (atau<br />

penerimaan) instrumen ekuitas miliknya dalam jumlah yang<br />

telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan<br />

lainnya yang nilainya telah ditetapkan adalah instrumen<br />

ekuitas. Misalnya, opsi saham yang diterbitkan yang<br />

memberi hak kepada pihak lawan untuk membeli saham yang<br />

diterbitkan entitas dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan<br />

harga yang telah ditetapkan atau untuk membeli obligasi<br />

dengan nilai pokok yang telah ditetapkan adalah instrumen<br />

ekuitas. Perubahan nilai wajar kontrak yang disebabkan oleh<br />

berfluktuasinya suku bunga pasar yang tidak mempengaruhi<br />

jumlah kas atau nilai aset keuangan yang harus dibayarkan atau<br />

diterima, atau jumlah instrumen ekuitas yang harus diterima<br />

atau diserahkan, pada waktu penyelesaian kontrak, tidak<br />

mengecualikan kontrak tersebut sebagai instrumen ekuitas.<br />

Setiap jumlah yang diterima (seperti premium yang diterima<br />

atas penerbitan opsi atau waran atas saham yang diterbitkan<br />

entitas) ditambahkan secara langsung ke ekuitas. Setiap<br />

jumlah yang dibayarkan (seperti premi yang dibayarkan untuk<br />

pembelian opsi) langsung dikurangkan dari ekuitas. Perubahan<br />

dalam nilai wajar instrumen ekuitas tidak diakui dalam laporan<br />

keuangan.<br />

25 Jika instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas akan<br />

diterima, atau diserahkan, oleh entitas pada saat penyelesaian<br />

kontrak merupakan instrumen keuangan yang mempunyai<br />

fitur opsi jual dengan semua fitur dan memenuhi kondisi<br />

yang dijelaskan di paragraf 13 dan 14, atau instrumen<br />

yang mensyaratkan suatu kewajiban terhadap entitas untuk<br />

menyerahkan kepada pihak lain bagian prorata aset neto entitas<br />

hanya pada saat likuidasi dengan semua fitur dan mememuhi<br />

kondisi yang dijelaskan di paragraf 15 dan 16, maka kontrak<br />

tersebut adalah aset keuangan atau liabilitas keuangan. Hal<br />

ini termasuk kontrak yang akan diselesaikan oleh entitas<br />

melalui penerimaan atau penyerahan sejumlah instrumen yang<br />

tetap yang dipertukarkan dengan sejumlah tetap kas atau aset<br />

keuangan lainnya.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.19


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

26. Dengan pengecualian keadaan yang dijelaskan di<br />

paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16, kontrak yang<br />

mewajibkan entitas untuk membeli kembali instrumen<br />

ekuitasnya, baik dengan kas atau aset keuangan lainnya akan<br />

menambah liabilitas keuangan entitas sebesar nilai kini dari<br />

nilai penebusannya (misalnya, sebesar nilai kini dari harga<br />

pembelian kembali kontrak forward, harga pelaksanaan opsi,<br />

atau nilai penebusan lain). Ketentuan ini juga berlaku sekalipun<br />

kontrak tersebut merupakan instrumen ekuitas. Satu contoh<br />

adalah kewajiban entitas berdasarkan kontrak forward untuk<br />

membeli instrumen ekuitasnya secara kas. Ketika liabilitas<br />

keuangan pertama kali diakui berdasarkan PSAK 55 (revisi<br />

2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran,<br />

maka nilai wajarnya (atau nilai kini dari nilai penebusannya)<br />

direklasifikasi dari ekuitas. Setelah pengakuan awal, liabilitas<br />

keuangan diukur berdasarkan PSAK 55 (revisi 2006). Jika<br />

kontrak jatuh tempo tanpa adanya penyerahan, maka nilai<br />

tercatat dari liabilitas keuangan tersebut direklasifikasi ke<br />

ekuitas. Kewajiban kontraktual entitas untuk membeli<br />

instrumen ekuitasnya menambah liabilitas keuangan sebesar<br />

nilai kini dari nilai penebusannya sekalipun liabilitas untuk<br />

membeli instrumen tersebut bersifat kondisional, bergantung<br />

apakah pihak lawan menggunakan hak untuk menebus<br />

(misalnya penerbitan opsi jual (put option) yang memberi<br />

hak bagi pihak lawan untuk menjual instrumen ekuitas yang<br />

diterbitkan entitas pada entitas tersebut dengan harga yang<br />

telah ditetapkan).<br />

27. Kontrak yang akan diselesaikan oleh entitas dengan<br />

menyerahkan atau menerima instrumen ekuitas dalam jumlah<br />

yang telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan<br />

lainnya dengan jumlah yang bervariasi merupakan aset<br />

keuangan atau liabilitas keuangan. Misalnya kontrak yang<br />

mewajibkan entitas untuk menyerahkan 100 lembar instrumen<br />

ekuitasnya sebagai pengganti kas yang bernilai setara dengan<br />

100 ons emas.<br />

50.20<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Ketentuan Penyelesaian Kontinjensi<br />

28. Instrumen keuangan dapat mewajibkan entitas untuk<br />

menyerahkan kas atau aset keuangan lain atau jika tidak,<br />

menyelesaikannya sebagaimana jika instrumen tersebut berupa<br />

liabilitas keuangan, dalam situasi terjadi atau tidak terjadinya<br />

suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang<br />

(atau hasil dari situasi yang tidak pasti) yang berada di luar<br />

kendali penerbit maupun pemegang instrumen tersebut, seperti<br />

perubahan dalam indeks pasar modal, indeks harga konsumen,<br />

suku bunga atau ketentuan perpajakan, atau pendapatan, laba<br />

neto, atau rasio utang terhadap modal penerbit di masa yang<br />

akan datang. Penerbit instrumen seperti ini tidak memiliki hak<br />

tanpa syarat untuk tidak menyerahkan kas atau aset keuangan<br />

lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikannya seperti jika<br />

instrumen tersebut berupa liabilitas keuangan). Oleh karenanya,<br />

instrumen keuangan adalah liabilitas keuangan bagi penerbit,<br />

kecuali jika:<br />

(a) bagian dari ketentuan penyelesaian kontinjensi yang<br />

mensyaratkan penyelesaian secara kas atau melalui<br />

penyerahan aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk<br />

menyelesaikannya sebagaimana jika instrumen tersebut<br />

berupa liabilitas keuangan) adalah tidak sah (not<br />

genuine);<br />

(b) penerbit dapat diwajibkan untuk menyelesaikan<br />

kewajibannya secara kas atau melalui penyerahan aset<br />

keuangan lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikannya<br />

sebagaimana jika instrumen tersebut berupa liabilitas<br />

keuangan) hanya dalam kondisi penerbit dilikuidasi;<br />

atau<br />

(c) instrumen yang memiliki seluruh fitur dan memenuhi<br />

kondisi di paragraf 13 dan 14.<br />

Pilihan Penyelesaian<br />

29. Ketika instrumen keuangan derivatif memberi kepada<br />

satu pihak pilihan cara penyelesaian (misalnya penerbit atau<br />

pemegang instrumen dapat memilih penyelesaian secara<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.21


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

neto dengan kas atau dengan mempertukarkan saham<br />

dengan kas), maka instrumen tersebut adalah aset keuangan<br />

atau liabilitas keuangan, kecuali jika seluruh alternatif<br />

penyelesaian yang ada menjadikannya sebagai instrumen<br />

ekuitas.<br />

30. Contoh liabilitas keuangan dari instrumen keuangan<br />

derivatif dengan pilihan penyelesaian adalah opsi saham<br />

yang memberi pilihan kepada penerbit untuk menentukan<br />

penyelesaiannya secara neto dengan kas atau dengan<br />

mempertukarkan sahamnya dengan sejumlah kas. Serupa<br />

dengan itu, sejumlah kontrak untuk membeli atau menjual<br />

item nonkeuangan sebagai pengganti instrumen ekuitas yang<br />

diterbitkan entitas termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan<br />

ini, karena kontrak tersebut dapat diselesaikan, baik dengan<br />

penyerahan item nonkeuangan atau diselesaikan secara neto<br />

dengan kas atau dengan instrumen keuangan lain (lihat paragraf<br />

04–06). Kontrak tersebut merupakan aset keuangan atau<br />

liabilitas keuangan dan bukan merupakan instrumen ekuitas.<br />

Instrumen Keuangan Majemuk (lihat juga paragraf PA40-<br />

PA45 dan Contoh Ilustrasi 9-12)<br />

31. Penerbit instrumen keuangan nonderivatif<br />

mengevaluasi persyaratan instrumen keuangannya untuk<br />

menentukan apakah instrumen tersebut mengandung<br />

komponen ekuitas dan liabilitas. Komponen-komponen<br />

tersebut diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas<br />

keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai<br />

dengan ketentuan di paragraf 11.<br />

32. Entitas mengakui secara terpisah komponen-komponen<br />

instrumen keuangan yang:<br />

(a) menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan<br />

(b) memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk<br />

mengkonversi instrumen keuangan tersebut menjadi<br />

instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.<br />

Misalnya, obligasi atau instrumen serupa yang dapat dikonversi<br />

50.22<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

oleh pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang<br />

telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan majemuk. Dari<br />

sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua komponen:<br />

liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan<br />

kas atau aset keuangan lainnya) dan instrumen ekuitas (opsi<br />

beli yang memberikan hak pada pemegangnya selama jangka<br />

waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi<br />

saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan). Dampak<br />

ekonomi dari penerbitan instrumen seperti ini secara substansial<br />

sama dengan penerbitan secara simultan instrumen kewajiban<br />

yang memiliki ketentuan pelunasan dipercepat dan waran untuk<br />

pembelian saham biasa, atau penerbitan instrumen utang yang<br />

dilengkapi dengan waran beli saham yang dapat dipisahkan<br />

(detachable share purchase warrants). Dengan demikian,<br />

dalam semua kasus, entitas menyajikan komponen liabilitas<br />

dan ekuitas secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.<br />

33. Klasifikasi komponen liabilitas dan ekuitas dari<br />

suatu instrumen yang dapat dikonversi tidak diubah sebagai<br />

akibat adanya perubahan kemungkinan bahwa opsi konversi<br />

tersebut akan dilaksanakan, meskipun jika pelaksanaan opsi<br />

tersebut akan menguntungkan secara ekonomi bagi beberapa<br />

pemegangnya. Pemegang instrumen mungkin tidak selalu<br />

bertindak sebagaimana yang diperkirakan karena, misalnya,<br />

konsekuensi pajak yang timbul akibat konversi yang dilakukan<br />

mungkin berbeda-beda di antara para pemegang. Selanjutnya,<br />

kemungkinan terjadinya konversi akan selalu berubah<br />

dari waktu ke waktu. Kewajiban kontraktual entitas untuk<br />

melakukan pembayaran di masa datang akan tetap ada hingga<br />

kewajiban tersebut berakhir melalui konversi, jatuh tempo<br />

instrumen, atau transaksi lainnya.<br />

34. PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:<br />

Pengakuan dan Pengukuran mengatur hal-hal yang berhubungan<br />

dengan pengukuran aset dan liabilitas keuangan. Instrumen<br />

ekuitas adalah instrumen yang memberikan hak residual<br />

atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Oleh<br />

karenanya, ketika nilai tercatat awal suatu instrumen keuangan<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.23


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

majemuk dialokasikan pada komponen ekuitas dan liabilitas,<br />

maka komponen ekuitas yang dialokasikan adalah jumlah<br />

residu dari nilai wajar instrumen keuangan secara keseluruhan<br />

dikurangi dengan nilai komponen liabilitas yang ditetapkan<br />

secara terpisah. Nilai dari setiap fitur derivatif (seperti opsi<br />

beli) yang melekat pada instrumen keuangan majemuk selain<br />

komponen ekuitas (seperti opsi konversi ekuitas) merupakan<br />

bagian dari komponen liabilitas. Jumlah nilai tercatat yang<br />

dialokasikan ke komponen liabilitas dan ekuitas pada<br />

saat pengakuan awal selalu setara dengan nilai wajar dari<br />

instrumen tersebut secara keseluruhan. Tidak ada keuntungan<br />

atau kerugian yang timbul dari pengakuan awal komponen<br />

instrumen secara terpisah.<br />

35. Sesuai dengan pendekatan yang dijelaskan di paragraf<br />

34, penerbit obligasi yang dapat dikonversi menjadi saham biasa<br />

pertama kali menentukan nilai tercatat komponen liabilitas<br />

dengan mengukur nilai wajar liabilitas serupa (termasuk fitur<br />

derivatif nonekuitas melekat) yang tidak memiliki komponen<br />

ekuitas. Nilai tercatat instrumen ekuitas yang ditunjukkan<br />

oleh opsi untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi<br />

saham biasa, ditetapkan dengan cara mengurangkan nilai<br />

wajar liabilitas keuangan dari nilai wajar instrumen keuangan<br />

majemuk secara keseluruhan.<br />

Saham Treasuri (Lihat Juga Paragraf PA46)<br />

36. Jika entitas memperoleh kembali instrumen<br />

ekuitasnya, instrumen-instrumen tersebut (saham treasuri)<br />

dikurangkan dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian<br />

yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau<br />

pembatalan instrumen ekuitas entitas tersebut tidak dapat<br />

diakui dalam laporan laba rugi. Saham treasuri tersebut<br />

dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan<br />

atau oleh anggota lain dalam kelompok usaha yang<br />

dikonsolidasi. Jumlah yang dibayarkan atau diterima diakui<br />

secara langsung di ekuitas.<br />

50.24<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

37. Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara<br />

terpisah, baik dalam laporan posisi keuangan maupun dalam<br />

catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan PSAK 1 (revisi<br />

2009): Penyajian Laporan Keuangan. Jika saham treasuri dibeli<br />

dari pihak-pihak berelasi, maka entitas mengungkapkannya<br />

berdasarkan PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihakpihak<br />

Berelasi.<br />

Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan (lihat juga<br />

paragraf PA47)<br />

38. Bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang<br />

berkaitan dengan instrumen keuangan atau komponen<br />

yang merupakan liabilitas keuangan diakui sebagai<br />

pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi. Distribusi<br />

kepada pemegang instrumen ekuitas didebit oleh entitas<br />

secara langsung ke ekuitas, setelah dikurangi dampak<br />

pajak penghasilan terkait. Biaya transaksi yang timbul dari<br />

transaksi ekuitas, dicatat sebgai pengurang ekuitas, setelah<br />

dikurangi dampak pajak penghasilan terkait.<br />

39. Klasifikasi instrumen keuangan sebagai liabilitas<br />

keuangan atau instrumen ekuitas menentukan apakah bunga,<br />

dividen, kerugian dan keuntungan terkait dengan instrumen<br />

tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban dalam<br />

laporan laba rugi. Jadi, pembayaran dividen atas saham yang<br />

sepenuhnya diakui sebagai liabilitas, diakui sebagai beban<br />

sebagaimana pembayaran bunga atas obligasi. Demikian<br />

juga, keuntungan dan kerugian yang terkait dengan penebusan<br />

atau pembiayaan kembali liabilitas keuangan diakui dalam<br />

laporan laba rugi, sedangkan penebusan atau pembiayaan<br />

kembali instrumen ekuitas diakui sebagai perubahan ekuitas.<br />

Perubahan nilai wajar instrumen ekuitas tidak diakui dalam<br />

laporan keuangan.<br />

40. Entitas umumnya membayar berbagai biaya dalam<br />

penerbitan atau perolehan kembali instrumen ekuitasnya.<br />

Biaya tersebut antara lain berupa biaya pendaftaran dan<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.25


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

komisi lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada<br />

penasehat hukum, akuntan, dan penasehat profesional lain,<br />

biaya percetakan dan materai. Biaya transaksi yang timbul dari<br />

transaksi ekuitas dicatat sebagai pengurang ekuitas (setelah<br />

dikurangi dampak pajak penghasilan), sepanjang biaya tersebut<br />

merupakan biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara<br />

langsung dengan transaksi ekuitas, tetapi diabaikan jika tidak<br />

dapat diatribusikan secara langsung. Biaya transaksi ekuitas<br />

yang diabaikan tersebut diakui sebagai beban.<br />

41. Biaya transaksi yang terkait dengan penerbitan<br />

instrumen keuangan majemuk dialokasikan pada komponen<br />

liabilitas dan ekuitas dari instrumen secara proporsional dengan<br />

alokasi hasil yang diperoleh. Biaya transaksi yang terkait<br />

dengan lebih dari satu transaksi (misalnya biaya yang timbul<br />

dari penawaran atas sejumlah saham dan pencatatan saham<br />

lainnya secara bersamaan di bursa) dialokasikan pada seluruh<br />

transaksi tersebut dengan menggunakan dasar alokasi yang<br />

rasional dan konsisten dengan transaksi serupa.<br />

42. Jumlah biaya transaksi yang dicatat sebagai pengurang<br />

ekuitas dalam suatu periode diungkapkan secara terpisah<br />

berdasarkan PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan<br />

Keuangan. Jumlah pajak penghasilan terkait yang diakui<br />

secara langsung di ekuitas dimasukkan dalam jumlah agregat<br />

pajak penghasilan periode berjalan dan pajak penghasilan<br />

tangguhan yang ditambahkan atau dibebankan pada ekuitas,<br />

yang diungkapkan berdasarkan PSAK 46 (revisi 2010): Pajak<br />

Penghasilan.<br />

43. Dividen yang dikategorikan sebagai beban dapat<br />

disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan<br />

laba rugi terpisah (jika ada) bersama dengan bunga atas<br />

liabilitas lain atau disajikan sebagai pos terpisah. Sebagai<br />

tambahan dari ketentuan dalam Pernyataan ini, pengungkapan<br />

beban bunga dan dividen tunduk pada ketentuan dalam PSAK<br />

1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK 60:<br />

Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Dalam beberapa kondisi,<br />

50.26<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

karena adanya perbedaan antara beban bunga dan dividen yang<br />

terkait dengan hal-hal seperti pengurangan pajak, maka akan<br />

lebih baik jika keduanya diungkapkan secara terpisah dalam<br />

laporan laba rugi. Pengungkapan pengaruh pajak dilakukan<br />

sesuai dengan PSAK 46 (revisi 2010): Pajak Penghasilan.<br />

44. Keuntungan dan kerugian yang terkait dengan<br />

perubahan nilai tercatat liabilitas keuangan diakui sebagai<br />

pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi meskipun<br />

keduanya berkaitan dengan instrumen yang mengandung hak<br />

residual atas aset entitas dalam pertukaran dengan kas atau<br />

aset keuangan lainnya (lihat paragraf 20 (b)). Sesuai dengan<br />

PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan, entitas<br />

menyajikan keuntungan atau kerugian akibat pengukuran<br />

kembali instrumen keuangan tersebut secara terpisah dalam<br />

laporan laba rugi komprehensif jika pemisahan tersebut<br />

dianggap relevan untuk menjelaskan uraian kinerja entitas<br />

tersebut.<br />

Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan<br />

(lihat juga paragraf PA48 dan PA49)<br />

45. Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus<br />

dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan<br />

jika, dan hanya jika, entitas:<br />

(a) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara<br />

hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang<br />

telah diakui tersebut; dan<br />

(b) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk<br />

merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya<br />

secara simultan.<br />

Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang<br />

tidak memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan, maka<br />

entitas tidak boleh melakukan saling hapus aset keuangan<br />

yang ditransfer dan liabilitas terkait (lihat PSAK 55 (revisi<br />

2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran<br />

paragraf 36).<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.27


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

46. Pernyataan ini mensyaratkan penyajian aset keuangan<br />

dan liabilitas keuangan secara neto jika penyajian tersebut<br />

mencerminkan arus kas masa datang yang diharapkan entitas<br />

dari penyelesaian dua atau lebih instrumen keuangan yang<br />

terpisah. Jika entitas memiliki hak untuk menerima atau<br />

membayar suatu jumlah neto tertentu dan berniat untuk<br />

merealisasikannya, maka entitas tersebut hanya memiliki satu<br />

aset keuangan atau satu liabilitas keuangan. Dalam situasi lain,<br />

aset keuangan dan liabilitas keuangan disajikan secara terpisah<br />

satu sama lain dan konsisten dengan karakteristik yang dimiliki,<br />

yaitu sebagai sumber daya atau sebagai kewajiban entitas.<br />

47. Saling hapus antar aset keuangan dan liabilitas<br />

keuangan yang diakui dan penyajian jumlah neto berbeda<br />

dengan penghentian-pengakuan aset keuangan atau liabilitas<br />

keuangan. Sekalipun saling hapus tidak menimbulkan<br />

pengakuan keuntungan atau kerugian, penghentian-pengakuan<br />

instrumen keuangan tidak hanya menyebabkan dikeluarkannya<br />

item dari laporan posisi keuangan yang sebelumnya diakui,<br />

tetapi juga menimbulkan pengakuan keuntungan atau<br />

kerugian.<br />

48. Hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak<br />

hukum debitur, baik dalam bentuk kontrak maupun cara<br />

lain, untuk menyelesaikan atau mengeliminasi seluruh atau<br />

sebagian jumlah yang dibayarkan kepada kreditor dengan cara<br />

membandingkan jumlah yang harus dibayarkan dengan piutang<br />

kepada kreditor yang bersangkutan. Dalam situasi yang tidak<br />

biasa, debitur memiliki hak hukum untuk membandingkan<br />

jumlah yang terutang dari pihak ketiga dengan jumlah piutang<br />

kepada kreditur sepanjang terdapat kesepakatan antara ketiga<br />

pihak yang terlibat yang secara jelas menetapkan hak debitur<br />

untuk melakukan saling hapus. Karena hak untuk melakukan<br />

saling hapus merupakan hak hukum, maka kondisi yang<br />

mendukung pengakuan hak ini dapat berbeda antara satu<br />

yurisdiksi hukum dengan yurisdiksi hukum lain, dan ketentuan<br />

hukum yang berlaku atas hubungan antara pihak yang terlibat<br />

perlu dipertimbangkan.<br />

50.28<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

49. Adanya hak yang dapat dipaksakan untuk saling hapus<br />

atas aset keuangan dan liabilitas keuangan mempengaruhi hak<br />

dan kewajiban yang terkait dengan aset keuangan dan liabilitas<br />

keuangan, serta mungkin mempengaruhi eksposur entitas atas<br />

risiko kredit dan risiko likuiditas. Namun demikian, adanya<br />

hak tersebut, jika berdiri sendiri, bukan merupakan dasar<br />

yang memadai untuk melakukan saling hapus. Jika tidak ada<br />

niat untuk melaksanakan hak tersebut atau menyelesaikan<br />

secara simultan, maka jumlah dan waktu dari arus kas entitas<br />

masa datang tidak terpengaruh. Jika entitas berniat untuk<br />

melaksanakan hak atau menyelesaikan secara simultan, maka<br />

penyajian aset dan liabilitas secara neto akan mencerminkan<br />

perkiraan jumlah dan waktu arus kas masa datang secara lebih<br />

memadai, demikian juga risiko dari arus kas yang terekspos.<br />

Niat oleh satu atau kedua belah pihak untuk menyelesaikan<br />

secara neto tanpa hak hukum tidaklah memadai untuk<br />

membenarkan saling hapus tersebut, karena hak dan kewajiban<br />

yang terkait dengan aset keuangan dan liabilitas keuangan<br />

individual tidak berubah.<br />

50. Niat entitas terkait dengan penyelesaian aset dan<br />

liabilitas tertentu dapat dipengaruhi oleh praktik usaha yang<br />

normal, ketentuan di pasar uang, dan keadaan lain yang dapat<br />

membatasi kemampuan entitas untuk melakukan penyelesaian<br />

secara neto atau penyelesaian secara simultan. Jika entitas<br />

memiliki hak untuk saling hapus, namun entitas tidak berniat<br />

menyelesaikan secara neto atau merealisasikan aset dan<br />

menyelesaikan liabilitas secara simultan, maka pengaruh hak<br />

tersebut terhadap eksposur risiko kredit entitas diungkapkan<br />

sesuai PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan<br />

paragraf 38.<br />

51. Penyelesaian dua instrumen keuangan secara simultan<br />

mungkin terjadi melalui, Misalnya, operasional lembaga kliring<br />

dalam pasar uang yang terorganisir atau pertukaran langsung.<br />

Pada keadaan ini, arus kas adalah setara dengan suatu jumlah<br />

neto tertentu dan tidak ada eksposur risiko kredit dan risiko<br />

likuiditas. Pada keadaan lain, entitas mungkin menyelesaikan<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.29


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

dua instrumen dengan menerima dan membayar dengan jumlah<br />

terpisah, yang menyebabkan entitas memiliki eksposur risiko<br />

kredit untuk seluruh jumlah aset atau risiko likuiditas untuk<br />

seluruh jumlah liabilitas. Eksposur risiko tersebut mungkin<br />

bersifat signifikan sekalipun dalam waktu singkat. Oleh karena<br />

itu, realisasi aset keuangan dan penyelesaian liabilitas keuangan<br />

diperlakukan sebagai terjadi secara simultan hanya jika kedua<br />

transaksi tersebut terjadi pada saat yang sama.<br />

52. Kondisi-kondisi yang ditetapkan di paragraf 45<br />

umumnya tidak dapat dipenuhi dan saling hapus biasanya tidak<br />

tepat jika:<br />

(a) beberapa instrumen keuangan yang berbeda digunakan<br />

untuk meniru fitur-fitur yang terdapat dalam instrumen<br />

keuangan tunggal (instrumen sintetis);<br />

(b) aset keuangan dan liabilitas keuangan berasal dari<br />

instrumen keuangan dengan eksposur risiko utama yang<br />

sama (Misalnya, aset dan liabilitas dalam portfolio kontrak<br />

forward atau instrumen derivatif lainnya) tetapi melibatkan<br />

pihak lawan yang berbeda;<br />

(c) aset keuangan atau aset lain digadaikan sebagai agunan<br />

untuk liabilitas keuangan yang bersifat non recourse;<br />

(d) aset keuangan ditempatkan dalam perwalian oleh debitur<br />

untuk keperluan pelunasan kewajiban tanpa aset tersebut<br />

diterima oleh kreditur pada saat penyelesaian kewajiban<br />

(misalnya, pembentukan sinking fund); atau<br />

(e) kewajiban yang timbul akibat dari kejadian yang<br />

menyebabkan kerugian diperkirakan dapat dipulihkan<br />

melalui pihak ketiga dengan klaim terhadap kontrak<br />

asuransi.<br />

53. Entitas yang melakukan sejumlah transaksi instrumen<br />

keuangan dengan satu pihak lawan mungkin melakukan<br />

“kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto (master<br />

netting arrangement)" dengan pihak lawan tersebut. Perjanjian<br />

tersebut menetapkan penyelesaian secara neto untuk seluruh<br />

instrumen keuangan yang tercakup dalam perjanjian jika<br />

terjadi wanprestasi, atau berakhirnya, salah satu kontrak.<br />

50.30<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Kesepakatan ini umumnya digunakan oleh institusi keuangan<br />

untuk melindungi dari kerugian yang timbul jika terjadi<br />

kepailitan atau keadaan lain yang menyebabkan pihak lawan<br />

tidak dapat memenuhi kewajibannya. Kesepakatan induk<br />

untuk menyelesaikan secara neto umumnya menciptakan hak<br />

saling hapus yang hanya dapat dipaksakan dan mempengaruhi<br />

realisasi atau penyelesaian aset keuangan dan liabilitas<br />

keuangan secara individual jika terjadi wanprestasi atau<br />

keadaan lain yang tidak diperkirakan terjadi dalam situasi bisnis<br />

yang normal. Kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara<br />

neto tidak dapat dijadikan dasar untuk saling hapus, kecuali<br />

kedua kriteria di paragraf 45 terpenuhi. Jika aset keuangan<br />

dan liabilitas keuangan yang mengikuti kesepakatan induk<br />

untuk menyelesaikan secara neto tidak saling hapus, maka<br />

dampak kesepakatan tersebut atas eksposur risiko kredit entitas<br />

diungkapkan sesuai dengan PSAK 60: Instrumen Keuangan:<br />

Pengungkapan paragraf 38.<br />

KETENTUAN TRANSISI DAN TANGGAL EFEKTIF<br />

54. Entitas menerapkan Pernyataan secara prospektif<br />

untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari<br />

2012. Penerapan lebih dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan<br />

Pernyataan ini lebih awal, maka entitas menggungkapkan fakta<br />

tersebut.<br />

PENARIKAN<br />

55. Pernyataan ini menggantikan PSAK 50 (revisi 2006)<br />

Instrumen Keuangan: Pengungkapan dan Penyajian.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.31


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

LAMPIRAN<br />

PEDOMAN APLIKASI<br />

Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari<br />

PSAK 50.<br />

PA01. Pedoman Aplikasi ini menjelaskan penerapan<br />

aspek-aspek tertentu dari Pernyataan ini.<br />

PA02. Pernyataan ini tidak mengatur tentang pengakuan<br />

atau pengukuran instrumen keuangan. Ketentuan tentang<br />

pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas<br />

keuangan diatur dalam PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen<br />

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.<br />

DEFINISI (Paragaf 7-10)<br />

Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan<br />

PA03. Mata uang (kas) adalah aset keuangan karena<br />

merupakan alat tukar dan karenanya menjadi dasar bagi<br />

pengukuran dan pengakuan seluruh transaksi dalam laporan<br />

keuangan. Setoran tunai pada bank atau institusi keuangan<br />

serupa adalah aset keuangan karena memberikan hak<br />

kontraktual bagi deposan untuk memperoleh kas dari institusi<br />

tersebut atau untuk melakukan penarikan melalui cek atau<br />

instrumen serupa untuk melunasi liabilitas keuangannya kepada<br />

kreditor.<br />

PA04. Contoh umum aset keuangan yang mencerminkan<br />

hak kontraktual untuk menerima sejumlah kas di masa depan<br />

serta liabilitas keuangan terkait yang mencerminkan kewajiban<br />

kontraktual untuk menyerahkan sejumlah kas di masa depan<br />

adalah sebagai berikut:<br />

(a) piutang dagang dan utang dagang;<br />

(b) wesel tagih dan wesel bayar;<br />

(c) pinjaman diberikan dan pinjaman diterima; dan<br />

50.32<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

(d) piutang obligasi dan utang obligasi.<br />

Pada setiap kasus, hak kontraktual dari satu pihak untuk<br />

menerima (atau kewajiban untuk membayar) sejumlah kas<br />

ditandingkan dengan kewajiban terkait dari pihak lain untuk<br />

membayar (atau hak untuk menerima).<br />

PA05. Bentuk lain dari instrumen keuangan adalah<br />

instrumen dengan manfaat ekonomi yang akan diterima atau<br />

diserahkan berbentuk aset keuangan selain kas. Misalnya,<br />

wesel bayar atas obligasi pemerintah memberi hak kontraktual<br />

bagi pemegangnya untuk menerima dan kewajiban kontraktual<br />

bagi penerbitnya untuk menyerahkan obligasi pemerintah,<br />

bukan kas. Obligasi tersebut adalah aset keuangan karena<br />

mencerminkan kewajiban pemerintah selaku penerbit untuk<br />

membayar sejumlah kas. Oleh karena itu, wesel bayar tersebut<br />

merupakan aset keuangan bagi pemegangnya dan liabilitas<br />

keuangan bagi penerbitnya.<br />

PA06. Instrumen utang perpetual (seperti obligasi<br />

perpetual, debentures, dan surat saham (capital notes)) biasanya<br />

memberikan hak kontraktual kepada pemegangnya untuk<br />

menerima pembayaran bunga setiap tanggal tertentu dan dapat<br />

diperpanjang untuk jangka waktu yang tidak terbatas, baik<br />

tanpa hak untuk menerima pengembalian pokok utangnya,<br />

maupun dengan hak untuk menerima pengembalian pokok<br />

utangnya dengan persyaratan pengembalian pokok utang yang<br />

sangat sulit atau dalam jangka waktu yang sangat lama di masa<br />

depan. Misalnya, entitas menerbitkan instrumen keuangan yang<br />

mewajibkan entitas untuk melakukan pembayaran tahunan<br />

untuk jangka waktu tidak terbatas, senilai suku bunga nominal<br />

8% terhadap nilai nominal atau pokok pinjaman sebesar<br />

Rp1.000. Dengan mengasumsikan bahwa 8% merupakan suku<br />

bunga pasar dari instrumen tersebut pada saat penerbitan, maka<br />

penerbit memiliki kewajiban kontraktual untuk melakukan<br />

sejumlah pembayaran bunga di masa depan yang nilai wajarnya<br />

(nilai kini) sama dengan Rp1.000 pada saat pengakuan awal.<br />

Pemegang instrumen memiliki aset keuangan dan penerbit<br />

instrumen memiliki liabilitas keuangan.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.33


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

PA07. Hak atau kewajiban kontraktual untuk menerima,<br />

menyerahkan, atau mempertukarkan instrumen keuangan<br />

merupakan suatu instrumen keuangan. Suatu rangkaian hak<br />

atau kewajiban kontraktual memenuhi definisi instrumen<br />

keuangan apabila hak atau kewajiban tersebut pada akhirnya<br />

akan menyebabkan terjadinya penerimaan atau pembayaran<br />

kas atau menyebabkan perolehan atau penerbitan instrumen<br />

ekuitas.<br />

PA08. Kemampuan untuk melaksanakan hak kontraktual<br />

atau persyaratan pemenuhan kewajiban kontraktual dapat<br />

bersifat absolut atau bersifat kontinjen atas terjadinya suatu<br />

peristiwa di masa depan. Misalnya, jaminan keuangan<br />

merupakan hak kontraktual bagi pemberi pinjaman untuk<br />

menerima sejumlah kas dari penjamin, dan kewajiban<br />

kontraktual terkait dari penjamin untuk membayar pemberi<br />

pinjaman, jika penerima pinjaman wanprestasi. Hak dan<br />

kewajiban kontraktual timbul akibat transaksi atau peristiswa<br />

masa lalu (dengan asumsi terdapat penjaminan), meskipun<br />

kemampuan pemberi pinjaman untuk melaksanakan haknya<br />

dan keharusan penjamin untuk memenuhi kewajibannya<br />

bersifat kontinjen atas kejadian wanprestasi oleh penerima<br />

pinjaman di masa depan. Hak dan kewajiban yang bersifat<br />

kontinjen memenuhi definisi aset dan liabilitas keuangan,<br />

meskipun aset dan liabilitas tersebut tidak selalu diakui dalam<br />

laporan keuangan. Beberapa hak dan kewajiban kontinjen<br />

mungkin merupakan kontrak asuransi dalam ruang lingkup<br />

PSAK 28 (revisi 2010): Kontrak Asuransi.<br />

PA09. Berdasarkan PSAK 30 (revisi 2007): Sewa, suatu<br />

sewa pembiayaan pada dasarnya merupakan hak lessor untuk<br />

menerima, dan kewajiban lessee untuk membayar, serangkaian<br />

pembayaran yang secara substansial sama dengan pembayaran<br />

pokok dan bunga sesuai dengan perjanjian pinjaman. Lessor<br />

mencatat investasinya sejumlah piutang sewa dan bukan sebesar<br />

nilai aset yang disewakan. Di lain pihak, dalam sewa biasa,<br />

pada dasarnya merupakan kontrak yang belum diselesaikan<br />

yang mengharuskan lessor menyediakan penggunaan aset<br />

50.34<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

di masa depan sebagai pertukaran atas penerimaan imbalan<br />

dari penyediaan jasa. Lessor tetap mencatat sebesar nilai aset<br />

yang disewakan dan bukan sejumlah piutang sewa yang akan<br />

diterima di masa depan. Oleh karena itu, sewa pembiayaan<br />

merupakan instrumen keuangan, sedangkan sewa biasa bukan<br />

merupakan instrumen keuangan (kecuali untuk pembayaran<br />

berkala yang saat ini jatuh tempo dan terutang).<br />

PA10. Aset berwujud (seperti persediaan dan aset tetap),<br />

aset yang disewakan dan aset tidak berwujud (seperti paten dan<br />

merek dagang) bukan merupakan aset keuangan. Pengendalian<br />

atas aset berwujud dan tidak berwujud menciptakan peluang<br />

untuk memperoleh arus kas masuk atau aset keuangan lainnya,<br />

namun pengendalian tersebut tidak menimbulkan hak pada saat<br />

ini untuk menerima kas atau aset keuangan lain.<br />

PA11. Aset (seperti beban dibayar di muka), yang<br />

memberikan manfaat ekonomi di masa depan berupa<br />

penerimaan barang atau jasa, dan bukan berupa hak untuk<br />

menerima kas atau aset keuangan lainnya, bukan merupakan<br />

aset keuangan. Demikian juga, item seperti pendapatan<br />

ditangguhkan dan sebagian besar kewajiban garansi bukan<br />

merupakan liabilitas keuangan, karena arus keluar dari manfaat<br />

ekonomi yang terkait dengan pendapatan ditangguhkan dan<br />

kewajiban garansi tersebut berupa penyerahan barang dan jasa<br />

dan bukan kewajiban kontraktual untuk membayar secara kas<br />

atau melalui penyerahan aset keuangan lain.<br />

PA12. Liabilitas atau aset nonkontraktual (seperti pajak<br />

penghasilan yang timbul akibat peraturan pemerintah) bukan<br />

merupakan liabilitas keuangan atau aset keuangan. Akuntansi<br />

pajak penghasilan dijelaskan dalam PSAK 46 (revisi 2010):<br />

Pajak Penghasilan. Demikian juga, kewajiban konstruktif,<br />

sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 57 (revisi 2009): Provisi,<br />

Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi, tidak berasal dari<br />

kontrak dan bukan merupakan liabilitas keuangan.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.35


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Instrumen Ekuitas<br />

PA13. Contoh dari instrumen ekuitas meliputi saham<br />

biasa yang tidak dapat dijual kembali (nonputtable ordinary<br />

shares), beberapa instrumen yang mempunyai fitur opsi jual<br />

(puttable instrument) (lihat paragraf 13 dan 14), beberapa<br />

instrumen, yang mensyaratkan suatu kewajiban kepada entitas<br />

untuk menyerahkan ke pihak lain bagian aset neto entitas<br />

secara prorata hanya pada saat likuidasi (lihat paragraf 15 dan<br />

16), beberapa jenis saham preferen (lihat paragraf PA34 dan<br />

PA35), waran atau penerbitan opsi beli yang memungkinkan<br />

pemegangnya untuk memesan atau membeli pada entitas<br />

penerbit sejumlah tertentu saham biasa yang tidak dapat dijual<br />

kembali dengan menukarkan sejumlah tertentu kas atau aset<br />

keuangan lain. Kewajiban entitas untuk menerbitkan atau<br />

membeli sejumlah tertentu instrumen ekuitasnya dengan<br />

mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan<br />

lain merupakan instrumen ekuitas entitas (kecuali yang<br />

dinyatakan dalam paragraf 25). Namun, jika kontrak tersebut<br />

mengandung kewajiban bagi entitas untuk menyerahkan kas<br />

atau aset keuangan lain sebagai pembayaran (selain kontrak<br />

yang dikategorikan sebagai ekuitas sesuai dengan paragraf<br />

13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16), maka kontrak tersebut<br />

menimbulkan liabilitas sebesar nilai kini dari jumlah penebusan<br />

(lihat paragraf PA36(a)). Penerbit saham biasa yang tidak dapat<br />

dijual kembali mengakui timbulnya liabilitas ketika penerbit<br />

telah bertindak secara formal untuk melakukan distribusi dan<br />

menjadi berkewajiban secara hukum kepada pemegang saham<br />

untuk melaksanakannya. Hal ini bisa terjadi setelah deklarasi<br />

dividen atau ketika entitas mengakhiri operasinya dan setiap<br />

aset yang tersisa setelah pelunasan seluruh liabilitasnya<br />

didistribusikan kepada pemegang saham.<br />

PA14. Pembelian opsi beli atau kontrak serupa lain oleh<br />

entitas yang memberi hak untuk memperoleh kembali sejumlah<br />

tertentu instrumen ekuitas miliknya dengan menukarkan<br />

sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain bukan merupakan<br />

aset keuangan entitas (kecuali yang dinyatakan dalam paragraf<br />

50.36<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

25). Namun, setiap jumlah yang dibayarkan atas kontrak<br />

tersebut dikurangkan dari ekuitas.<br />

Kelompok Instrumen yang Merupakan Subordinat dari<br />

Semua Kelompok Instrumen Lainnya (Paragraf 13(B) dan<br />

15(B))<br />

PA15. Salah satu fitur dari paragraf 13 dan 15 yang<br />

menyatakan bahwa instrumen keuangan yang merupakan<br />

subordinat dari semua kelompok instrumen lain.<br />

PA16. Apabila menentukan apakah instrumen berada<br />

dalam kelompok subordinat, entitas mengevaluasi klaim<br />

instrumen pada saat likuidasi jika dilikuidasi pada tanggal<br />

ketika entitas mengategorikan instrumen tersebut. Entitas<br />

menilai kembali kategori tersebut jika ada perubahan keadaan<br />

relevan. Misalnya, jika entitas menerbitkan atau menebus<br />

instrumen keuangan lain, maka dapat mempengaruhi apakah<br />

instrumen yang dipertanyakan berada dalam kelompok<br />

instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok<br />

instrumen lain.<br />

PA17. Instrumen yang memiliki hak istimewa pada saat<br />

likuidasi entitas bukan merupakan instrumen dengan hak bagian<br />

prorata dari aset neto entitas. Misalnya, instrumen memiliki<br />

hak istimewa pada saat likuidasi jika entitas memberikan hak<br />

kepada pemegang saham dividen tetap pada saat likuidasi,<br />

di samping itu bagian aset neto entitas, ketika instrumen lain<br />

berada dalam kelompok subordinat dengan hak bagian prorata<br />

aset neto entitas tidak memiliki hak yang sama saat likuidasi.<br />

PA18. Jika entitas hanya memiliki satu kelompok<br />

instrumen keuangan, kelas tersebut diperlakukan seolah-olah<br />

kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua<br />

kelompok instrumen lain.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.37


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Total Perkiraan Arus Kas yang Terkait dengan Instrumen<br />

Selama Masa Instrumen Tersebut (Paragraf 13(e))<br />

PA19. Total perkiraan arus kas dari instrumen selama<br />

masa instrumen harus secara substansial berdasarkan pada laba<br />

rugi, perubahan dalam aset neto yang diakui atau nilai wajar<br />

yang diakui atau belum diakui selama masa instrumen. Laba<br />

rugi dan perubahan dalam aset neto yang diakui diukur sesuai<br />

dengan SAK yang relevan.<br />

Transaksi yang Dilakukan oleh Pemegang Instrumen Selain<br />

Pemilik Ekuitas (Paragraf 13 dan 15)<br />

PA20. Pemegang instrumen keuangan yang mempunyai<br />

fitur opsi jual atau instrumen yang mensyaratkan kewajiban<br />

kepada entitas untuk menyerahkan ke pihak lain bagian aset<br />

neto entitas secara prorata hanya pada saat likuidasi dapat<br />

melakukan transaksi dengan entitas dalam peran selain pemilik<br />

entitas. Misalnya, pemegang instrumen dapat juga menjadi<br />

pekerja. Hanya arus kas serta persyaratan dan ketentuan<br />

kontraktual instrumen yang terait dengan pemegang instrumen<br />

sebagai pemilik entitas yang dipertimbangkan saat menilai<br />

apakah instrumen harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam<br />

paragraf 13 atau paragraf 15.<br />

PA21. Contohnya adalah persekutuan terbatas yang<br />

memiliki mitra umum dan mitra terbatas. Beberapa mitra<br />

umum dapat memberikan garansi kepada entitas dan dapat<br />

dibayar untuk menyediakan garansi tersebut. Dalam beberapa<br />

situasi, garansi dan arus kas terkait pemegang instrumen dalam<br />

perannya sebagai pemberi garansi dan bukan dalam perannya<br />

sebagai pemilik ekuitas. Oleh karena itu, garansi tersebut dan<br />

arus kas terkait tidak mengakibatkan mitra umum dianggap<br />

di bawah mitra terbatas, dan diabaikan saat menilai apakah<br />

persyaratan kontraktual instrumen persekutuan terbatas adalah<br />

sama.<br />

50.38<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

PA22. Contoh lain adalah pengaturan pembagian laba rugi<br />

yang mengalokasikan laba rugi kepada pemegang instrumen<br />

berdasarkan jasa yang diberikan atau usaha yang dihasilkan<br />

selama tahun berjalan dan tahun sebelumnya. Pengaturan<br />

tersebut merupakan transaksi dengan pemegang instrumen<br />

dalam perannya bukan sebagai pemilik dan tidak boleh<br />

dianggap ketika menilai fitur di paragraf 13 atau paragraf 15.<br />

Tetapi, pengaturan pembagian laba rugi yang mengalokasikan<br />

laba rugi kepada pemegang instrumen berdasarkan jumlah<br />

nominal instrumennya secara relatif terhadap instrumen<br />

lain pada kelompok yang mencerminkan transaksi dengan<br />

pemegang instrumen dalam perannya sebagai pemilik dan<br />

dipertimbangkan saat menilai fitur di paragraf 13 atau paragraf<br />

15.<br />

PA23. Arus kas serta persyaratan dan ketentuan kontraktual<br />

dari transaksi antara pemegang instrumen (dalam perannya<br />

bukan sebagai pemilik) dan entitas penerbit harus sama dengan<br />

transaksi setara yang mungkin terjadi antara bukan pemegang<br />

instrumen dan entitas penerbit.<br />

Tidak Ada Instrumen Keuangan atau Kontrak Lain dengan<br />

Total Arus Kas yang Secara Substansial Tetap atau Membatasi<br />

Hasil Residu Kepada Pemegang Instrumen (Paragraf 14 dan<br />

16)<br />

PA24. Kondisi untuk mengklasifikasikan instrumen<br />

keuangan sebagai ekuitas (kecuali memenuhi kriteria di<br />

paragraf 13 atau paragraf 15) adalah entitas tidak memiliki<br />

instrumen keuangan atau kontrak lain yang memiliki (a) total<br />

arus kas secara substansial berdasarkan laba rugi, perubahan<br />

dalam aset neto yang diakui atau perubahan nilai wajar aset neto<br />

yang diakui dan belum diakui (b) dampak secara substansial<br />

membatasi atau menetapkan hasil residu. Instrumen berikut,<br />

saat melakukan persyaratan komersial normal dengan pihak<br />

tidak berelasi, tidak mungkin untuk mencegah instrumen<br />

(kecuali memenuhi kriteria di paragraf 13 atau paragraf 15)<br />

diklasifikasikan sebagai ekuitas:<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.39


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

(a) instrumen dengan total arus kas secara substansial<br />

berdasarkan aset khusus entitas.<br />

(b) instrumen dengan total arus kas berdasarkan persentase<br />

pendapatan.<br />

(c) kontrak yang dirancang untuk imbalan pekerja individu<br />

atas jasa yang diberikan kepada entitas.<br />

(d) kontrak yang membutuhkan pembayaran persentase tidak<br />

signifikan dari laba atas barang atau jasa yang diberikan.<br />

Instrumen Keuangan Derivatif<br />

PA25. Instrumen keuangan mencakup instrumen utama<br />

(seperti piutang, utang, dan instrumen ekuitas) dan instrumen<br />

keuangan derivatif (seperti opsi, futures dan forwards, swap<br />

suku bunga, dan swap mata uang). Instrumen keuangan<br />

derivatif memenuhi definisi instrumen keuangan dan dengan<br />

demikian termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini.<br />

PA26. Instrumen keuangan derivatif menimbulkan hak<br />

dan kewajiban yang mengakibatkan pemindahan di antara<br />

pihak-pihak yang terkait dengan instrumen keuangan derivatif<br />

tersebut, satu atau lebih risiko finansial yang melekat pada<br />

instrumen keuangan utama. Pada saat penerbitannya, instrumen<br />

keuangan derivatif memberi hak kontraktual pada satu pihak<br />

untuk menukarkan aset atau liabilitas keuangan kepada<br />

pihak lain saat kondisi secara potensial menguntungkan, atau<br />

menimbulkan kewajiban kontraktual untuk menukarkan aset<br />

atau liabilitas keuangan kepada pihak lain saat kondisi secara<br />

potensial tidak menguntungkan. Namun, umumnya instrumen<br />

derivatif tersebut tidak mengakibatkan terjadinya pemindahan<br />

atas instrumen keuangan utama, baik pada saat penerbitan<br />

kontrak maupun pada saat jatuh tempo kontrak. Sejumlah<br />

instrumen sekaligus mengandung hak dan kewajiban untuk<br />

melakukan pertukaran. Karena persyaratan bagi pelaksanaan<br />

pertukaran ditetapkan pada saat penerbitan instrumen derivatif,<br />

maka sejalan dengan perubahan harga pada pasar uang,<br />

persyaratan tersebut dapat berubah menjadi menguntungkan<br />

atau tidak menguntungkan.<br />

50.40<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

PA27. Opsi jual atau opsi beli untuk mempertukarkan<br />

aset keuangan atau liabilitas keuangan (yaitu instrumen<br />

keuangan selain instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas)<br />

memberi hak kepada pemegangnya untuk memperoleh<br />

potensi manfaat ekonomis di masa depan yang terkait<br />

dengan perubahan pada nilai wajar instrumen keuangan<br />

yang mendasari kontrak. Sebaliknya, pihak penerbit opsi<br />

berkewajiban untuk melepaskan potensi manfaat ekonomi yang<br />

mungkin diperolehnya di masa depan atau menanggung potensi<br />

kerugian atas manfaat ekonomi tersebut akibat perubahan<br />

pada nilai wajar instrumen keuangan yang mendasari. Hak<br />

kontraktual pemegang opsi memenuhi definisi aset keuangan<br />

dan kewajiban kontraktual penerbit opsi memenuhi definisi<br />

liabilitas keuangan. Instrumen keuangan yang mendasari<br />

kontrak opsi dapat berupa aset keuangan, termasuk penyertaan<br />

pada entitas lain, dan instrumen dengan bunga. Suatu opsi<br />

dapat mensyaratkan penerbitnya untuk menerbitkan instrumen<br />

utang, dan bukan mentransfer aset keuangannya, namun<br />

instrumen yang mendasari opsi akan menjadi aset keuangan<br />

pemegang opsi apabila opsi dilaksanakan. Hak pemegang opsi<br />

untuk mempertukarkan aset keuangan saat kondisi yang ada<br />

berpotensi menguntungkan dirinya, dan kewajiban penerbit<br />

opsi untuk mempertukarkan aset keuangan saat kondisi yang<br />

ada berpotensi tidak menguntungkan dirinya berbeda dari aset<br />

keuangan yang mendasari yang akan dipertukarkan ketika opsi<br />

dilaksanakan. Karakteristik hak pemegang opsi dan kewajiban<br />

penerbit opsi tidak dipengaruhi oleh kemungkinan digunakan<br />

atau tidaknya opsi tersebut.<br />

PA28. Contoh lain mengenai instrumen keuangan derivatif<br />

adalah kontrak forward yang harus diselesaikan dalam waktu<br />

enam bulan, dalam hal salah satu pihak (pembeli) berjanji untuk<br />

menyerahkan Rp1.000.000 secara kas dan menerima obligasi<br />

pemerintah berbunga tetap dengan nilai nominal Rp1.000.000,<br />

dan pihak lawan (penjual) berjanji akan menyerahkan<br />

obligasi pemerintah berbunga tetap dengan nilai nominal<br />

Rp1.000.000 atas kas Rp1.000.000 yang diterimanya. Selama<br />

enam bulan tersebut, kedua pihak memiliki hak kontraktual<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.41


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

dan kewajiban kontraktual untuk saling mempertukarkan<br />

instrumen keuangannya. Jika harga pasar obligasi pemerintah<br />

tersebut melebihi Rp1.000.000, maka kondisi tersebut akan<br />

menguntungkan bagi pihak pembeli dan tidak menguntungkan<br />

bagi pihak penjual; dampak sebaliknya akan terjadi jika harga<br />

pasar obligasi pemerintah tersebut kurang dari Rp1.000.000.<br />

Pihak pembeli memiliki hak kontraktual (aset keuangan) yang<br />

serupa dengan hak yang berasal dari pembelian opsi beli yang<br />

dimiliki dan kewajiban kontraktual (liabilitas keuangan) yang<br />

serupa dengan kewajiban yang berasal dari penerbitan opsi jual<br />

pihak penjual memiliki hak kontraktual (aset keuangan) yang<br />

serupa dengan hak yang berasal dari opsi jual yang dimiliki<br />

dan kewajiban kontraktual (liabilitas keuangan) yang serupa<br />

dengan kewajiban yang berasal dari penerbitan opsi beli.<br />

Seperti yang berlaku pada opsi, hak dan kewajiban kontraktual<br />

merupakan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang terpisah<br />

dan berbeda dari instrumen keuangan yang mendasarinya<br />

(obligasi dan kas yang akan dipertukarkan). Kedua pihak yang<br />

terikat dalam kontrak forward berkewajiban untuk memenuhi<br />

komitmen mereka pada tanggal yang disepakati, sementara<br />

pada kontrak opsi, hal tersebut hanya terjadi jika dan ketika<br />

pemegang opsi memilih untuk melaksanakan opsinya.<br />

PA29. Banyak jenis lain dari instrumen derivatif<br />

mengandung hak atau kewajiban untuk melakukan pertukaran<br />

di masa depan, termasuk swap suku bunga dan swap mata<br />

uang, interest rate caps, collar and floor, loan commitments,<br />

note issuance facilities, dan letter of credit. Suatu kontrak<br />

swap suku bunga dapat dianggap sebagai variasi dari kontrak<br />

forward, di mana seluruh pihak setuju untuk melakukan satu<br />

rangkaian pertukaran uang kas di masa depan, dalam hal satu<br />

jumlah kas dihitung berdasarkan suku bunga mengambang dan<br />

jumlah kas yang lain dihitung berdasarkan suku bunga tetap.<br />

Kontrak futures merupakan variasi lain dari kontrak forward,<br />

dengan perbedaan utamanya bahwa kontrak futures sudah<br />

distandardisasi dan diperdagangkan di bursa.<br />

50.42<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Kontrak Pembelian atau Penjualan Item Nonkeuangan<br />

(Paragraf 04-06)<br />

PA30. Kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan<br />

tidak memenuhi definisi instrumen keuangan<br />

karena hak kontraktual dari salah satu pihak untuk menerima<br />

aset atau jasa non-keuangan dan kewajiban terkait dari pihak<br />

lainnya tidak menimbulkan hak atau kewajiban pada saat<br />

ini bagi kedua pihak, baik untuk menerima, menyerahkan,<br />

maupun mempertukarkan aset keuangan. Misal, kontrak yang<br />

penyelesaiannya hanya dapat dilakukan melalui penerimaan<br />

atau penyerahan item nonkeuangan (misalnya opsi, kontrak<br />

futures atau kontrak forward atas perak) bukan merupakan<br />

instrumen keuangan. Umumnya kontrak komoditas seperti ini.<br />

Sebagian kontrak tersebut bentuknya telah distandardisasi dan<br />

diperdagangkan di bursa seperti layaknya instrumen keuangan<br />

derivatif. Sebagai contoh, sebuah kontrak commodity futures<br />

dapat diperjualbelikan sewaktu-waktu secara kas karena<br />

telah dicatatkan untuk diperdagangkan di bursa dan dapat<br />

berpindah tangan berkali-kali. Namun pihak yang menjual<br />

dan membeli kontrak sesungguhnya memperdagangkan<br />

komoditas yang mendasarinya. Kemampuan untuk membeli<br />

atau menjual suatu kontrak komoditas secara kas, kemudahan<br />

untuk memperjualbelikannya, dan kemungkinan untuk<br />

menegosiasikan penyelesaian kewajiban secara kas menjadi<br />

penerimaan atau penyerahan komoditas tidak mengubah<br />

karakter fundamental kontrak yang dapat menjadikannya<br />

sebagai instrumen keuangan. Namun, beberapa kontrak untuk<br />

membeli atau menjual item nonkeuangan dapat diselesaikan<br />

secara neto atau melalui pertukaran instrumen keuangan, atau<br />

jika item nonkeuangan dimaksud siap dikonversi menjadi kas,<br />

maka kontrak tersebut masuk dalam ruang lingkup pernyataan<br />

ini dan diperlakukan sebagai instrumen keuangan (lihat<br />

paragraf 4).<br />

PA31. Suatu kontrak yang melibatkan penerimaan atau<br />

penyerahan aset berwujud bukan merupakan aset keuangan<br />

bagi salah satu pihak dan liabilitas keuangan bagi pihak<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.43


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

lainnya, kecuali jika pembayaran yang terkait dengan kontrak<br />

tersebut dilakukan setelah tanggal penyerahan aset berwujud.<br />

Contohnya adalah pembelian atau penjualan barang secara<br />

kredit.<br />

PA32. Beberapa kontrak adalah kontrak yang dikaitkan<br />

dengan komoditas, namun tidak mencakup penyelesaian<br />

melalui penerimaan atau penyerahan komoditas secara<br />

fisik. Penyelesaian kontrak tersebut dilakukan secara kas<br />

yang nilainya ditentukan sesuai dengan formula tertentu<br />

dalam kontrak, dan bukan nilai pembayaran tunai yang telah<br />

ditetapkan sebelumnya. Sebagai contoh, nilai pokok suatu<br />

obligasi dapat dihitung dengan menggunakan harga pasar<br />

minyak saat obligasi jatuh tempo dikalikan dengan sejumlah<br />

kuantitas minyak yang telah ditetapkan. Nilai pokok obligasi<br />

tersebut diindeks dengan menggunakan referensi harga sebuah<br />

komoditas, namun penyelesaiannya hanya dilakukan secara<br />

kas. Kontrak semacam ini merupakan instrumen keuangan.<br />

PA33. Definisi dari instrumen keuangan juga mencakup<br />

kontrak yang menimbulkan aset non-keuangan atau kewajiban<br />

non-keuangan di samping aset keuangan atau liabilitas keuangan.<br />

Instrumen keuangan seperti ini sering kali memberi satu pihak<br />

suatu opsi untuk menukarkan aset keuangan dengan aset nonkeuangan.<br />

Sebagai contoh, sebuah obligasi yang dikaitkan<br />

dengan minyak (oil linked bond) dapat memberi hak kepada<br />

pemegangnya untuk menerima secara berkala pembayaran<br />

bunga yang nilainya telah ditetapkan dan sejumlah kas pada saat<br />

jatuh tempo yang nilainya sudah ditetapkan, dengan opsi untuk<br />

menukarkan nilai pokok obligasi tersebut dengan minyak yang<br />

kuantitasnya telah ditetapkan. Keinginan untuk melaksanakan<br />

opsi ini akan berbeda dari waktu ke waktu bergantung pada<br />

perbandingan antara nilai wajar minyak dengan rasio pertukaran<br />

antara kas dan minyak (harga pertukaran) yang sudah ditetapkan<br />

dalam obligasi. Niat pemegang obligasi sehubungan dengan<br />

pelaksanaan opsi tersebut tidak mempengaruhi substansi<br />

komponen aset tersebut. Aset keuangan bagi pemegang obligasi<br />

dan liabilitas keuangan bagi penerbit menjadikan obligasi<br />

50.44<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

sebagai instrumen keuangan, terlepas dari bentuk lain atas aset<br />

dan liabilitas yang terbentuk.<br />

<strong>PENYAJIAN</strong><br />

Liabilitas dan Ekuitas (Paragraf 11 – 30)<br />

Tanpa Kewajiban Kontraktual untuk Menyerahkan Kas atau<br />

Aset Keuangan Lain (Paragraf 19–22)<br />

PA34. Saham preferen dapat diterbitkan dengan berbagai<br />

jenis hak. Dalam menentukan apakah saham preferen<br />

merupakan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas, penerbit<br />

menilai hak-hak tertentu yang melekat pada saham untuk<br />

menentukan apakah saham tersebut memiliki karakteristik<br />

fundamental suatu liabilitas keuangan. Sebagai contoh, saham<br />

preferen yang memberi hak kepada pemegangnya untuk<br />

menebus saham tersebut pada tanggal yang telah ditetapkan<br />

atau pada tanggal yang dipilih oleh pemegangnya mengandung<br />

liabilitas keuangan karena penerbit berkewajiban menyerahkan<br />

aset keuangan pada pemegang saham. Potensi ketidakmampuan<br />

penerbit dalam memenuhi kewajibannya untuk menebus saham<br />

preferen tersebut sesuai dengan kontrak, baik disebabkan<br />

karena tidak tersedianya dana, atau karena dibatasi peraturan<br />

perundang-undangan, atau karena tidak memadainya laba<br />

atau cadangan, tidak membatalkan kewajibannya tersebut.<br />

Suatu opsi bagi penerbit untuk menebus saham secara kas<br />

tidak memenuhi definisi suatu liabilitas keuangan karena<br />

penerbit tidak memiliki kewajiban saat ini untuk mentransfer<br />

aset keuangan kepada pemegang saham. Dalam kasus ini,<br />

penebusan saham sepenuhnya didasarkan pada kebijakan<br />

penerbit. Namun demikian, suatu kewajiban dapat timbul ketika<br />

penerbit saham melaksanakan opsi yang dimilikinya, biasanya<br />

dengan pemberitahuan formal kepada pemegang saham tentang<br />

niat untuk menebus saham-saham tersebut.<br />

PA35. Ketika saham preferen adalah saham yang tidak<br />

dapat ditebus, maka pengategorian yang sesuai ditentukan<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.45


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

berdasarkan hak lain yang melekat padanya. Kategori<br />

didasarkan pada penilaian atas substansi perjanjian kontraktual<br />

dan definisi dari suatu liabilitas keuangan dan instrumen<br />

ekuitas. Jika pembagian dividen kepada pemegang saham<br />

preferen, apakah bersifat kumulatif atau non-kumulatif,<br />

sepenuhnya didasarkan pada kebijakan penerbit, maka saham<br />

tersebut merupakan instrumen ekuitas. Pengategorian saham<br />

preferen sebagai instrumen ekuitas atau kewajiban keuangan<br />

tidak dipengaruhi oleh, contohnya:<br />

(a) sejarah pembagian dividen;<br />

(b) niat untuk melakukan pembagian dividen di masa<br />

depan;<br />

(c) dampak negatif yang mungkin timbul pada harga saham<br />

biasa, jika penerbit memutuskan tidak membagikan<br />

dividen (karena adanya ketentuan yang membatasi<br />

pembayaran dividen pada saham biasa jika saham preferen<br />

tidak mendapatkan dividen);<br />

(d) jumlah cadangan penerbit;<br />

(e) ekspektasi penerbit tentang besarnya laba atau rugi pada<br />

suatu periode;<br />

(f) kemampuan atau ketidakmampuan penerbit untuk<br />

memengaruhi jumlah laba atau rugi pada suatu periode.<br />

Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan<br />

oleh Entitas (Paragraf 23–27)<br />

PA36. Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana<br />

mengategorikan berbagai jenis kontrak atas instrumen ekuitas<br />

yang diterbitkan entitas:<br />

(a) Sebuah kontrak yang akan diselesaikan dengan entitas<br />

menerima atau menyerahkan sejumlah tertentu saham<br />

miliknya tanpa pembayaran di masa depan, atau dengan<br />

mempertukarkan sejumlah tertentu saham miliknya<br />

dengan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lainnya,<br />

merupakan instrumen ekuitas. Dengan demikian, setiap<br />

pembayaran yang diterima atau dibayarkan atas kontrak<br />

tersebut ditambahkan atau dikurangkan secara langsung<br />

dari ekuitas. Sebagai contoh adalah diterbitkannya<br />

50.46<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

opsi saham yang memberikan hak kepada pihak lawan<br />

untuk membeli sejumlah tertentu saham entitas dengan<br />

menyerahkan sejumlah tertentu kas. Namun, jika kontrak<br />

tersebut mensyaratkan entitas untuk membeli kembali<br />

(menebus) saham miliknya secara kas atau dengan aset<br />

keuangan lainnya pada tanggal yang telah ditetapkan<br />

atau tanggal yang dapat ditentukan sebelumnya, atau<br />

sesuai keinginan, maka entitas juga mengakui liabilitas<br />

keuangan sebesar nilai kini dari jumlah penebusan (dengan<br />

pengecualian instrumen yang memiliki seluruh fitur dan<br />

memenuhi kondisi di paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15<br />

dan 16). Sebagai contoh adalah kewajiban entitas dalam<br />

kontrak forward untuk membeli kembali sejumlah tertentu<br />

saham miliknya dengan sejumlah tertentu kas.<br />

(b) Kewajiban entitas untuk membeli kembali sahamnya<br />

secara kas menimbulkan liabilitas keuangan sebesar nilai<br />

kini dari jumlah penebusan, sekalipun jika jumlah saham<br />

yang harus dibeli kembali tersebut tidak ditetapkan atau<br />

sekalipun jika kewajiban tersebut bersifat kondisional<br />

bergantung pada apakah pihak lawan melaksanakan<br />

haknya untuk memperoleh penebusan (kecuali seperti<br />

dinyatakan di paragraf 13 dan 16 atau paragraf 15 dan<br />

16). Sebagai contoh dari kewajiban bersyarat adalah<br />

opsi yang diterbitkan yang mensyaratkan entitas untuk<br />

membeli kembali sahamnya secara kas jika pihak lawan<br />

melaksanakan opsinya.<br />

(c) Kontrak yang akan diselesaikan secara kas atau dengan<br />

aset keuangan lainnya merupakan aset keuangan atau<br />

liabilitas keuangan sekalipun jika jumlah kas atau aset<br />

keuangan lainnya yang akan diterima atau diserahkan<br />

didasarkan pada perubahan harga pasar dari saham yang<br />

diterbitkan entitas (kecuali seperti dinyatakan di paragraf<br />

13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16). Sebagai contoh adalah<br />

opsi saham untuk diselesaikan secara neto dengan kas.<br />

(d) Kontrak yang akan diselesaikan dengan saham yang<br />

diterbitkan entitas yang jumlahnya bervariasi, yang<br />

nilainya setara dengan jumlah yang telah ditetapkan atau<br />

dengan jumlah yang didasarkan pada perubahan variabel<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.47


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

yang mendasarinya (misalnya harga suatu komoditas),<br />

merupakan aset keuangan atau liabilitas keuangan. Sebagai<br />

contoh adalah opsi yang diterbitkan untuk membeli emas,<br />

yang apabila dilaksanakan, akan diselesaikan secara<br />

neto dengan instrumen yang diterbitkan entitas dengan<br />

entitas menyerahkan sejumlah instrumen yang nilainya<br />

setara dengan nilai kontrak opsi. Kontrak semacam<br />

ini merupakan aset keuangan atau liabilitas keuangan<br />

sekalipun variabel yang mendasarinya adalah harga<br />

saham yang diterbitkan entitas tersebut dan bukan harga<br />

emas. Serupa dengan itu, kontrak yang akan diselesaikan<br />

dengan sejumlah tertentu saham yang diterbitkan entitas,<br />

namun hak-hak yang melekat pada saham tersebut akan<br />

divariasikan sehingga nilai penyelesaiannya setara dengan<br />

suatu jumlah tertentu atau suatu jumlah yang didasarkan<br />

pada perubahan variabel yang mendasarinya, merupakan<br />

aset keuangan atau liabilitas keuangan.<br />

Ketentuan Penyelesaian Kontinjensi (Paragraf 28)<br />

PA37. Paragraf 28 mensyaratkan bahwa jika salah<br />

satu bagian dari ketentuan penyelesaian kontinjensi yang<br />

dapat mensyaratkan penyelesaian secara kas atau melalui<br />

penyerahan aset keuangan lainnya (atau dengan cara lain yang<br />

mengakibatkan instrumen menjadi kewajiban keuangan) tidak<br />

sah, maka ketentuan penyelesaian tersebut tidak memengaruhi<br />

kategori instrumen keuangan. Dengan demikian, kontrak yang<br />

mensyaratkan penyelesaian secara kas atau dengan saham yang<br />

diterbitkan entitas yang jumlahnya bervariasi yang terjadi hanya<br />

dalam suatu kejadian peristiwa yang sangat langka, sangat<br />

tidak normal dan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi,<br />

merupakan instrumen ekuitas. Serupa dengan itu, penyelesaian<br />

dengan sejumlah tertentu saham yang diterbitkan entitas dapat<br />

secara kontraktual dilarang dalam situasi yang berada di luar<br />

kendali entitas tersebut, namun jika situasi tersebut secara<br />

normal tidak mungkin terjadi, maka kategori kontrak tersebut<br />

sebagai instrumen ekuitas adalah tepat.<br />

50.48<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Perlakuan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian<br />

PA38. Dalam laporan keuangan konsolidasian, entitas<br />

menyajikan kepentingan nonpengendali – yaitu hak pihak lain<br />

dalam ekuitas dan pendapatan entitas anak – sesuai dengan<br />

PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK<br />

4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan<br />

Keuangan Tersendiri. Dalam mengklasifikasikan instrumen<br />

keuangan (atau komponen instrumen keuangan) dalam<br />

laporan keuangan konsolidasian, entitas mempertimbangkan<br />

seluruh persyaratan dan ketentuan yang telah disepakati antara<br />

seluruh anggota kelompok usaha dan pemegang instrumen<br />

guna menentukan apakah kelompok usaha tersebut secara<br />

keseluruhan memiliki kewajiban untuk menyerahkan sejumlah<br />

kas atau aset keuangan lain terkait dengan instrumen tersebut,<br />

atau menyelesaikannya dengan cara yang mengakibatkan<br />

timbulnya kategori liabilitas. Jika entitas anak dari suatu<br />

kelompok usaha menerbitkan instrumen keuangan dan<br />

entitas induk atau entitas anggota kelompok usaha lainnya<br />

membuat kesepakatan tambahan langsung dengan pemegang<br />

instrumen (misalnya berupa penjaminan), maka kelompok<br />

usaha tersebut tidak lagi memiliki kebebasan dalam melakukan<br />

distribusi atau penebusan instrumen tersebut. Walaupun entitas<br />

anak perusahaan dapat secara memadai mengategorikan<br />

instrumen tersebut dalam laporan keuangannya dengan<br />

mengabaikan adanya persyaratan tambahan tersebut, dampak<br />

dari kesepakatan lain antara anggota kelompok usaha dengan<br />

pemegang instrumen tetap disajikan guna menjamin bahwa<br />

laporan keuangan konsolidasian telah mencerminkan kontrak<br />

tersebut dan transaksi yang disepakati oleh kelompok usaha<br />

secara keseluruhan. Sepanjang terdapat kewajiban atau<br />

ketentuan penyelesaian seperti ini pada suatu instrumen, maka<br />

instrumen tersebut (atau komponennya yang menjadi subjek<br />

dari kewajiban dimaksud) diklasifikasikan sebagai liabilitas<br />

keuangan dalam laporan keuangan konsolidasian.<br />

PA39. Beberapa jenis instrumen yang mensyaratkan<br />

kewajiban kontraktual pada entitas diklasifikasikan sebagai<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.49


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan 14 atau<br />

paragraf 15 dan 16. Pengklasifikasian sesuai dengan paragraf<br />

tersebut merupakan suatu pengecualian dari prinsipprinsip<br />

selain yang diterapkan dalam Pernyataan ini untuk<br />

pengklasifikasian suatu instrumen. Pengecualian ini tidak<br />

menjangkau klasifikasi kepentingan nonpengendali dalam<br />

laporan keuangan konsolidasian. Oleh karena itu, instrumen<br />

diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan<br />

paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16 dalam laporan<br />

keuangan tersendiri atau individu yang merupakan kepentingan<br />

nonpengendali diklasifikasikan sebagai liabilitas dalam laporan<br />

keuangan konsolidasian kelompok usaha.<br />

Instrumen Keuangan Majemuk (Paragraf 31-35)<br />

PA40. Paragraf 31 hanya diterapkan untuk penerbit<br />

instrumen keuangan majemuk nonderivatif. Paragraf 31 tidak<br />

mengatur instrumen keuangan majemuk dari sudut pandang<br />

pemegang instrumen. PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen<br />

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran mengatur pemisahan<br />

derivatif melekat dari sudut pandang pemegang instrumen<br />

keuangan majemuk.<br />

PA41. Bentuk umum dari instrumen keuangan majemuk<br />

adalah instrumen utang dengan opsi konversi melekat, seperti<br />

obligasi yang dapat dikonversi menjadi saham biasa penerbit,<br />

tanpa fitur derivatif melekat lainnya. Paragraf 31 mensyaratkan<br />

penerbit instrumen keuangan jenis ini untuk menyajikan<br />

komponen liabilitas dan komponen ekuitas secara terpisah<br />

dalam laporan posisi keuangan, sebagai berikut:<br />

(a) Kewajiban penerbit untuk melakukan pembayaran bunga<br />

dan pokok secara terjadwal merupakan kewajiban keuangan<br />

yang akan tetap ada selama instrumen belum dikonversi.<br />

Pada saat pengakuan awal, nilai wajar komponen liabilitas<br />

adalah nilai kini dari serangkaian arus kas di masa depan<br />

yang telah ditetapkan dalam kontrak, yang didiskonto<br />

pada suku bunga yang digunakan oleh pasar pada saat itu<br />

untuk instrumen-instrumen yang memiliki status kredit<br />

50.50<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

setara dan menghasilkan arus kas yang secara substansial<br />

sama, memiliki persyaratan yang sama, namun tanpa opsi<br />

konversi.<br />

(b) Instrumen ekuitas merupakan opsi yang dilekatkan<br />

untuk mengonversi liabilitas menjadi ekuitas penerbit.<br />

Nilai wajar opsi ini terdiri atas atas nilai waktu dan nilai<br />

intrinsik, jika ada. Opsi ini memiliki nilai pada saat<br />

pengakuan awal sekalipun jika saat itu opsi berada dalam<br />

kondisi posisi tidak untung (out of the money).<br />

PA42. Pada saat dilakukan konversi atas instrumen yang<br />

dapat dikonversi pada saat jatuh tempo, entitas menghentikan<br />

pengakuan komponen kewajiban dan mengakuinya sebagai<br />

ekuitas. Komponen awal dari ekuitas tetap sebagai ekuitas<br />

(meskipun komponen tersebut mungkin dipindahkan dari satu<br />

pos ke pos lainnya dalam ekuitas). Tidak terdapat pengakuan<br />

keuntungan atau kerugian pada saat dilakukan konversi saat<br />

jatuh tempo.<br />

PA43. Ketika entitas menghapuskan instrumen yang<br />

dapat dikonversi sebelum jatuh tempo melalui penebusan<br />

atau pembelian kembali secara dini yang tidak mengubah<br />

hak konversi semula, maka pada tanggal transaksi entitas<br />

mengalokasikan jumlah yang dibayarkan serta biaya transaksi<br />

untuk pembelian kembali atau penebusan secara dini tersebut<br />

ke dalam komponen liabilitas dan komponen ekuitas instrumen<br />

tersebut. Metode yang digunakan untuk mengalokasikan jumlah<br />

yang dibayarkan dan biaya transaksi pada setiap komponen<br />

yang terpisah harus konsisten dengan metode yang digunakan<br />

untuk alokasi awal pada setiap komponen yang terpisah atas<br />

hasil yang diperoleh dari penerbitan instrumen yang dapat<br />

dikonversi tersebut, sesuai ketentuan paragraf 31-35.<br />

PA44. Sekali alokasi pembayaran tersebut dilakukan, maka<br />

setiap keuntungan atau kerugian yang timbul diperlakukan<br />

sesuai prinsip akuntansi yang dapat diterapkan pada komponen<br />

terkait, sebagai berikut:<br />

(a) jumlah keuntungan atau kerugian yang terkait dengan<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.51


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

komponen kewajiban diakui dalam laporan laba rugi;<br />

dan<br />

(b) jumlah pembayaran yang terkait dengan komponen ekuitas<br />

diakui dalam ekuitas.<br />

PA45. Entitas dapat mengubah persyaratan instrumen<br />

yang dapat dikonversi untuk mendorong dilakukannya konversi<br />

dini, contohnya dengan menawarkan rasio konversi yang lebih<br />

menarik atau menawarkan pembayaran ekstra jika konversi<br />

dilakukan sebelum tanggal yang ditetapkan. Perbedaan, pada<br />

tanggal dilakukan perubahan persyaratan, antara nilai wajar<br />

dari pembayaran yang diterima pemegang instrumen pada<br />

saat dilakukan konversi berdasarkan persyaratan yang telah<br />

diubah dan nilai wajar dari pembayaran yang akan diterima<br />

pemegang instrumen berdasarkan persyaratan awal diakui<br />

sebagai kerugian dalam laporan laba rugi.<br />

Saham Treasuri (Paragraf 36 dan 37)<br />

PA46. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tidak<br />

dapat diakui sebagai aset keuangan terlepas dari alasan<br />

perolehannya kembali. Paragraf 36 mensyaratkan entitas<br />

yang memperoleh kembali instrumen ekuitasnya untuk<br />

mengurangkan instrumen ekuitas tersebut dari ekuitas. Namun,<br />

jika entitas memegang ekuitas miliknya untuk kepentingan<br />

pihak lain, misalnya institusi keuangan yang memegang<br />

ekuitas miliknya untuk kepentingan klien, maka akan terdapat<br />

hubungan keagenan dan sebagai akibatnya instrumen tersebut<br />

tidak termasuk dalam laporan posisi keuangan entitas.<br />

Bunga, Dividen, Kerugian, dan Keuntungan (Paragraf<br />

38-44)<br />

PA47. Contoh berikut mengilustrasikan penerapan paragraf<br />

38 bagi instrumen keuangan majemuk. Diasumsikan sebuah<br />

saham preferen nonkumulatif wajib ditebus secara kas dalam<br />

lima tahun, namun keputusan pembagian dividen sebelum<br />

tanggal penebusan merupakan kebijakan entitas penerbit.<br />

50.52<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Instrumen tersebut merupakan instrumen keuangan majemuk,<br />

yang nilai komponen kewajibannya adalah sebesar nilai kini<br />

dari jumlah penebusan. Jumlah diskonto (the unwinding of<br />

the discount) atas komponen ini diakui sebagai beban bunga<br />

dalam laporan laba rugi. Tiap dividen yang dibayarkan terkait<br />

dengan komponen ekuitas, dan dengan demikian diakui sebagai<br />

distribusi laba atau rugi. Perlakuan serupa juga diterapkan<br />

jika penebusan tersebut tidak wajib, tetapi bergantung pada<br />

keputusan pemegangnya, atau jika saham tersebut wajib<br />

dikonversi menjadi saham biasa dengan jumlah lembar yang<br />

bervariasi, yang setara dengan suatu jumlah nominal tertentu<br />

atau suatu jumlah yang didasarkan pada perubahan dari variabel<br />

yang mendasari (misalnya komoditas). Namun, jika dividen<br />

yang belum dibayar ditambahkan pada jumlah penebusan,<br />

maka instrumen tersebut secara keseluruhan menjadi liabilitas.<br />

Dalam kasus ini, dividen tersebut dikategorikan sebagai beban<br />

bunga.<br />

Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan<br />

(paragraf 45-53)<br />

PA48. Untuk melakukan saling hapus aset keuangan dan<br />

liabilitas keuangan, entitas harus memiliki hak berkekuatan<br />

hukum untuk melakukan saling hapus kedua jumlah tersebut.<br />

Entitas dapat memiliki hak bersyarat untuk melakukan saling<br />

hapus kedua jumlah tersebut, seperti dalam kesepakatan induk<br />

untuk menyelesaikan secara neto atau pada beberapa bentuk<br />

utang yang bersifat nonrecourse, namun hak tersebut hanya<br />

dapat digunakan pada saat terjadinya beberapa peristiwa di<br />

masa depan, biasanya wanprestasi dari pihak lawan. Oleh<br />

karenanya, pengaturan semacam ini tidak memenuhi kondisi<br />

untuk melakukan saling hapus.<br />

PA49. Pernyataan ini tidak memberikan perlakuan khusus<br />

bagi instrumen sintetis, yang merupakan kumpulan dari<br />

beberapa instrumen keuangan yang terpisah, yang diperoleh<br />

dan dimiliki untuk mereplikasikan karakteristik instrumen<br />

keuangan lain. Sebagai contoh, utang jangka panjang dengan<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.53


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

bunga mengambang dikombinasikan dengan swap suku<br />

bunga yang mencakup penerimaan bunga mengambang dan<br />

pembayaran bunga tetap merupakan sintesa dari utang jangka<br />

panjang dengan bunga tetap. Setiap instrumen keuangan<br />

individual yang secara bersama-sama membentuk instrumen<br />

sintetis mencerminkan hak atau kewajiban kontraktual dengan<br />

persyaratan dan kondisinya masing-masing, dan setiap<br />

instrumen tersebut dapat dialihkan atau diselesaikan secara<br />

terpisah. Setiap instrumen keuangan terekspos risiko yang<br />

berbeda-beda. Oleh karenanya, jika suatu instrumen keuangan<br />

dalam suatu instrumen sintetis merupakan aset dan instrumen<br />

lainnya merupakan liabilitas, maka keduanya tidak dapat saling<br />

hapus dan disajikan pada neraca secara neto, kecuali memenuhi<br />

kriteria saling hapus sesuai paragraf 45.<br />

50.54<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

CONTOH ILUSTRASI<br />

Contoh-contoh berikut melengkapi, tapi bukan merupakan<br />

bagian dari, PSAK 50.<br />

AKUNTANSI UNTUK KONTRAK ATAS <strong>INSTRUMEN</strong><br />

EK<strong>UI</strong>TAS ENTITAS<br />

CI1. Contoh-contoh berikut ini mengilustrasikan<br />

penerapan paragraf 11-23 dan PSAK 55 (revisi 2006) tentang<br />

akuntansi untuk kontrak-kontrak atas instrumen ekuitas milik<br />

entitas (selain instrumen keuangan yang ditentukan di paragraf<br />

13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16)<br />

Contoh 1: Kontrak Berjangka untuk Pembelian Saham<br />

CI2. Contoh berikut mengilustrasikan ayat-ayat jurnal<br />

yang dibutuhkan untuk kontrak pembelian berjangka atas<br />

saham milik entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai<br />

(b) neto dengan saham atau (c) dengan penyerahan kas sebagai<br />

pengganti saham yang diterima. Contoh ini juga mendiskusikan<br />

dampak adanya pilihan penyelesaian (lihat butir (d) di bawah<br />

ini). Untuk menyederhanakan ilustrasi, diasumsikan bahwa<br />

tidak ada dividen yang dibayarkan/dibagikan atas saham pokok,<br />

jadi carry returnnya (pengembalian atas kepemilikan) sama<br />

dengan nol, dan jika nilai wajar kontrak berjangka sama dengan<br />

nol, maka nilai kini forward price sama dengan harga spotnya.<br />

Nilai wajar kontrak berjangka dihitung sebagai selisih antara<br />

harga pasar saham dan nilai kini dari fixed forward price.<br />

Asumsi-asumsi<br />

Tanggal Kontrak 1 Feb 2002<br />

Tanggal Jatuh Tempo 31 Jan 2003<br />

Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />

Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp110<br />

Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp106<br />

Fixed forward price yang harus dibayar pada 31 Jan 2003 Rp104<br />

Nilai kini dari forward price pada 1 Feb 2002 Rp100<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.55


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Jumlah saham berdasarkan kontrak berjangka 1.000<br />

Nilai wajar kontrak berjangka pada 1 Feb 2002 Rp0<br />

Nilai wajar kontrak berjangka pada 31 Desember 2002 Rp6.300<br />

Nilai wajar kontrak berjangka pada 31 Januari 2003 Rp2.000<br />

(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />

CI3. Dalam subbagian ini, kontrak pembelian berjangka<br />

atas saham sebuah entitas akan diselesaikan neto secara tunai,<br />

jadi tidak ada saham milik entitas yang diserahterimakan<br />

dalam penyelesaian kontrak ini. Pada 1 Februari 2002, Entitas<br />

A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B untuk<br />

menerima pembayaran sejumlah nilai wajar dari 1.000 saham<br />

biasa Entitas A yang beredar sampai dengan 31 Januari 2003<br />

dengan menyerahkan kas sejumlah Rp104.000 (atau Rp104<br />

per saham) pada 31 Januari 2003. Kontrak tersebut akan diselesaikan<br />

netto secara tunai. Entitas A mencatat ayat-ayat jurnal<br />

sebagai berikut:<br />

1 Februari 2002<br />

• Harga per lembar saham ketika kontrak ditandatangani pada<br />

1 Februari 2002 adalah Rp100<br />

• Nilai wajar awal kontrak berjangka pada 1 Februari 2002<br />

adalah nol<br />

Tidak ada ayat jurnal yang dibutuhkan karena nilai wajar<br />

derivatif sama dengan nol dan tidak ada kas yang dibayarkan<br />

atau diterima.<br />

31 Desember 2002<br />

Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat<br />

menjadi Rp110, akibatnya nilai wajar kontrak berjangka<br />

meningkat menjadi Rp6.300<br />

Dr Aset Berjangka<br />

Rp6.300<br />

Cr Keuntungan<br />

Rp6.300<br />

Untuk mencatat kenaikan dalam nilai wajar kontrak berjangka<br />

50.56<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

31 Januari 2003<br />

Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham turun<br />

menjadi Rp106. Nilai wajar dari kontrak berjangka adalah<br />

Rp2.000 atau (Rp106 x 1000 – Rp104.000).<br />

Pada hari yang sama, kontrak tersebut diselesaikan neto secara<br />

tunai. Entitas A berkewajiban untuk menyerahkan Rp104.000<br />

kepada Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />

Rp106.000 (Rp106 x 1000) kepada Entitas A, jadi Entitas B<br />

harus membayar selisihnya sebesar Rp2.000 kepada Entitas<br />

A.<br />

Dr Kerugian<br />

Rp4.300<br />

Cr Aset Berjangka<br />

Rp4.300<br />

Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar kontrak berjangka<br />

(Rp4.300=Rp6.300-Rp2.000)<br />

Dr Kas<br />

Rp2.000<br />

Cr Aset Berjangka<br />

Rp2.000<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka<br />

(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />

Saham)<br />

CI4. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a)<br />

dengan pengecualian bahwa penyelesaiannya dilakukan secara<br />

neto dengan saham. Ayat-ayat jurnal yang dibuat Entitas A sama<br />

dengan butir (a) di atas, kecuali untuk mencatat penyelesaian<br />

kontrak berjangka tersebut, yaitu:<br />

31 Januari 2003<br />

Kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas A berkewajiban<br />

menyerahkan sahamnya yang bernilai Rp104.000 (Rp104<br />

x 1000) kepada Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />

saham Entitas A senilai Rp106.000 (Rp106 x 1000)<br />

kepada Entitas A. Jadi Entitas B harus menyerahkan saham<br />

senilai Rp2.000 (Rp106.000-Rp104.000) kepada Entitas A,<br />

atau sama dengan 18,9 lembar saham (Rp2000/Rp106)<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.57


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Dr Ekuitas<br />

Rp2.000<br />

Cr Aset Berjangka<br />

Rp2.000<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka.<br />

(c) Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />

CI5. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />

(a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />

dengan penyerahan kas dan saham Entitas A yang nilai dan<br />

jumlahnya telah ditetapkan. Sama seperti pada butir (a) dan<br />

(b) di atas, harga per lembar saham yang harus dibayar oleh<br />

Entitas A setelah satu tahun ditetapkan sebesar Rp104. Dengan<br />

demikian, Entitas A berkewajiban membayar Rp104.000<br />

secara tunai kepada Entitas B dan Entitas B berkewajiban<br />

menyerahkan 1.000 lembar saham beredar entitas A kepada<br />

entitas A setelah satu tahun. Entitas A mencatat ayat jurnal<br />

sebagai berikut:<br />

1 Februari 2002<br />

Dr Ekuitas<br />

Rp100.000<br />

Cr Liabilitas<br />

Rp100.000<br />

Untuk mencatat kewajiban penyerahan Rp104.000 setelah<br />

satu tahun yang dibukukan sesuai nilai wajarnya Rp100.000<br />

yang didiskonto menggunakan tingkat bunga yang sesuai (lihat<br />

PSAK 55 Paragraf PA79).<br />

31 Desember 2002<br />

Dr Beban Bunga<br />

Rp3.660<br />

Cr Liabilitas<br />

Rp3.660<br />

Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang<br />

dihitung menggunakan metode bunga efektif atas liabilitas<br />

pada nilai pelunasan/penebusan saham.<br />

50.58<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

31 Januari 2003<br />

Dr Beban Bunga<br />

Rp340<br />

Cr Liabilitas<br />

Rp340<br />

Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang<br />

dihitung menggunakan metode bunga efektif atas liabilitas<br />

pada nilai pelunasan/penebusan saham.<br />

Entitas A menyerahkan Rp104.000 secara tunai kepada Entitas<br />

B, dan Entitas B menyerahkan 1.000 lembar Saham Entitas A<br />

kepada Entitas A<br />

Dr Liabilitas<br />

Rp104.000<br />

Cr Kas<br />

Rp104.000<br />

Untuk mencatat penyelesaian kewajiban penebusan saham<br />

Entitas A secara kas.<br />

(d) Pilihan Penyelesaian<br />

CI6. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara<br />

tunai, neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas<br />

dengan saham) menjadikan kontrak pembelian kembali berjangka<br />

(forward repurchase contract) sebagai aset keuangan<br />

atau liabilitas keuangan. Jika alternatif yang dipilih adalah<br />

dengan mempertukarkan kas dengan saham (butir (c) di atas),<br />

maka Entitas A harus membukukan liabilitasnya untuk menyerahkan<br />

kas sebagai utang, seperti ilustrasi pada butir (c) di atas.<br />

Jika tidak, maka Entitas A memperlakukan kontrak berjangka<br />

tersebut sebagai sebuah derivatif.<br />

Contoh 2: Kontrak Berjangka untuk Penjualan Saham<br />

CI7. Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal<br />

bagi kontrak penjualan berjangka atas saham milik sebuah<br />

entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai, (b) neto<br />

dengan saham, atau (c) dengan menerima kas atas saham<br />

yang diserahkan. Contoh ini juga mendiskusikan dampak<br />

adanya pilihan penyelesaian (lihat butir (d) di bawah ini).<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.59


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Untuk menyederhanakan ilustrasi, diasumsikan bahwa tidak<br />

ada dividen yang dibayarkan/dibagikan atas saham pokok,<br />

jadi carry return-nya (pengembalian atas kepemilikan) sama<br />

dengan nol, dan jika nilai wajar kontrak berjangka sama dengan<br />

nol, maka nilai kini forward price sama dengan harga spot-nya.<br />

Nilai wajar kontrak berjangka dihitung sebagai selisih antara<br />

harga pasar saham dan nilai kini dari fixed forward price.<br />

Asumsi-asumsi :<br />

Tanggal kontrak 1 Feb 2002<br />

Tanggal jatuh tempo 31 Jan 2003<br />

Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />

Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp110<br />

Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp106<br />

Fixed forward price yg akan diterima pada 31 Jan 2003 Rp104<br />

Nilai kini dari forward price pada 1 Februari 2002 Rp100<br />

Jumlah lembar saham dalam kontrak berjangka 1.000<br />

Nilai wajar dari kontrak berjangka pada 1 Feb 2002 Rp0<br />

Nilai wajar dari kontrak berjangka pada 31 Des 2002 Rp(6.300)<br />

Nilai wajar dari kontrak berjangka pada 31 Jan 2003 Rp(2.000)<br />

(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />

CI8. Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah<br />

kontrak dengan Entitas B untuk membayar sejumlah nilai wajar<br />

dari 1.000 saham biasa Entitas A yang beredar sampai dengan<br />

31 Januari 2003 dengan menyerahkan kas senilai Rp104.000<br />

(atau Rp104 per lembar saham) pada 31 Januari 2003. Kontrak<br />

diselesaikan neto secara tunai. Entitas A mencatat ayat jurnal<br />

sebagai berikut.<br />

1 Februari 2002<br />

Tidak ada ayat jurnal yang harus dibukukan karena nilai<br />

wajar dari derivatif sama dengan nol dan tidak ada kas yang<br />

diserahterimakan.<br />

50.60<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

31 Desember 2002<br />

Dr Kerugian<br />

Rp6.300<br />

Cr Liabilitas Berjangka<br />

Rp6.300<br />

Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar kontrak<br />

berjangka<br />

31 Januari 2003<br />

Dr Liabilitas Berjangka<br />

Rp4.300<br />

Cr Keuntungan<br />

Rp4.300<br />

Untuk mencatat kenaikan dalam nilai wajar suatu kontrak<br />

berjangka (Rp4.300=Rp6.300-Rp2. 000)<br />

Kontrak diselesaikan neto secara tunai. Entitas B berkewajiban<br />

untuk menyerahkan Rp104.000 pada Entitas A, dan Entitas<br />

A berkewajiban menyerahkan Rp106.000 (Rp106 x 1.000)<br />

pada Entitas B. Jadi Entitas A harus membayar selisih sebesar<br />

Rp2.000 kepada Entitas B<br />

Dr Liabilitas Berjangka<br />

Rp2.000<br />

Cr Kas<br />

Rp2.000<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka<br />

(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />

Saham)<br />

CI9. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />

butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />

neto dengan saham. Entitas A membukukan ayat-ayat<br />

jurnal yang sama dengan jurnal pada butir (a), kecuali:<br />

31 Januari 2003<br />

Kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas A memiliki<br />

hak untuk menerima sahamnya kembali senilai Rp104.000<br />

(Rp104 x 1.000) dan berkewajiban menyerahkan sahamnya<br />

senilai Rp106.000 (Rp106 x 1.000) kepada Entitas B. Jadi,<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.61


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Entitas A menyerahkan selisih sahamnya senilai Rp2.000<br />

(Rp106.000-Rp104.000) kepada Entitas B, atau sama dengan<br />

18,9 lembar saham (Rp2.000/Rp106).<br />

Dr Liabilitas Berjangka<br />

Rp2.000<br />

Cr Ekuitas<br />

Rp2.000<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka. Penerbitan<br />

saham baru entitas dicatat sebagai transaksi ekuitas.<br />

(c) Saham untuk Kas (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />

CI10. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />

(a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />

dengan penyerahan kas dan saham Entitas A yang nilai dan<br />

jumlahnya telah ditetapkan. Sama seperti pada butir (a) dan<br />

(b) di atas, harga per lembar saham yang harus dibayar Entitas<br />

A setelah satu tahun ditetapkan sebesar Rp104. Dengan<br />

demikian, Entitas A berhak menerima Rp104.000 secara tunai<br />

(Rp104 x 1.000) dan berkewajiban menyerahkan 1.000 lembar<br />

sahamnya setelah satu tahun. Entitas A membukukan ayat-ayat<br />

jurnal berikut ini.<br />

1 Februari 2002<br />

Tidak ada jurnal yang harus dibuat pada 1 Februari. Tidak<br />

ada kas yang diserahterimakan karena nilai wajar awal dari<br />

kontrak berjangka adalah nol. Sebuah kontrak berjangka bagi<br />

pertukaran saham Entitas A yang jumlahnya telah ditetapkan<br />

dengan kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah<br />

ditetapkan memenuhi definisi sebuah instrumen ekuitas karena<br />

kontrak tersebut tidak dapat diselesaikan dengan cara lain<br />

kecuali melalui pertukaran saham dengan kas.<br />

31 Desember 2002<br />

Tidak ada jurnal yang dibukukan pada 31 Desember karena<br />

tidak ada kas yang diserahterimakan dan karena kontrak<br />

memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam<br />

50.62<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas yang<br />

nilainya telah ditetapkan, maka kontrak tersebut memenuhi<br />

definisi instrumen ekuitas.<br />

31 Januari 2003<br />

Pada 31 Januari 2003, Entitas A menerima Rp104.000 secara<br />

tunai dan menyerahkan 1.000 lembar sahamnya<br />

Dr Kas<br />

Rp104.000<br />

Cr Ekuitas<br />

Rp104.000<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka<br />

(d) Pilihan Penyelesaian<br />

CI11. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara<br />

tunai, neto dengan saham, atau dengan pertukaran kas dan<br />

saham) menjadikan kontrak berjangka sebagai aset keuangan<br />

atau liabilitas keuangan. Kontrak ini tidak memenuhi definisi<br />

instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan oleh Entitas A<br />

selain dengan membeli kembali sahamnya dalam jumlah yang<br />

telah ditetapkan dengan menyerahkan kas atau aset keuangan<br />

lainnya yang nilainya telah ditetapkan. Dalam hal ini, Entitas<br />

A membukukan sebuah aset derivatif atau liabilitas derivatif,<br />

seperti yang diilustrasikan dalam butir (a) dan (b) di atas. Ayat<br />

jurnal yang harus dibuat pada saat penyelesaian tergantung pada<br />

bagaimana penyelesaian tersebut dilakukan.<br />

Contoh 3: Pembelian Opsi-Beli atas Saham<br />

CI12. Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang<br />

harus dibukukan atas hak yang timbul dari pembelian opsi beli<br />

atas saham milik entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara<br />

tunai, (b) neto dengan saham, atau (c) dengan pertukaran kas<br />

dengan saham milik entitas. Contoh ini juga mendiskusikan<br />

efek dari pilihan penyelesaian (lihat butir (d) di bawah):<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.63


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Asumsi-asumsi:<br />

Tanggal Kontrak 1 Feb 2002<br />

Tanggal Exercise 31 Jan 2003<br />

(European terms; hanya dapat<br />

di-exercise pada saat jatuh tempo)<br />

Pemegang hak exercise<br />

Entitas A, Pihak Pertama<br />

Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />

Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp104<br />

Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp104<br />

Harga exercise yg ditetapkan untuk dibayar pada 31 Januari 2003 Rp102<br />

Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000<br />

Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002<br />

Rp5.000<br />

Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002<br />

Rp3.000<br />

Nilai wajar opsi pada 31 Januari 2003<br />

Rp2.000<br />

(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />

CI13. Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah<br />

kontrak dengan Entitas B yang memberi Entitas B kewajiban<br />

untuk menyerahkan, dan Entitas A hak untuk menerima, nilai<br />

wajar dari 1000 lembar saham biasa Entitas A yang beredar<br />

hingga 31 Januari 2003 atas kas senilai Rp102.000 (Rp102 x<br />

1000) yang akan diterimanya pada tanggal 31 Januari 2003,<br />

jika Entitas A menggunakan hak tersebut. Kontrak tersebut<br />

akan diselesaikan neto secara tunai. Jika Entitas A tidak menggunakan<br />

haknya, maka tidak terjadi pembayaran. Jurnal yang<br />

dibukukan oleh Entitas A adalah sebagai berikut:<br />

1 Februari 2002<br />

Harga per lembar saham ketika kontrak disepakati pada 1 Februari<br />

2002 adalah Rp100. Nilai wajar awal dari kontrak pada<br />

1 Februari 2002 adalah Rp5.000, yaitu sejumlah yang harus<br />

dibayarkan oleh Entitas A pada Entitas B. Pada tanggal itu,<br />

opsi tersebut tidak memiliki nilai intrinsik, hanya nilai waktu,<br />

karena harga exercise/strike price Rp102 melebihi harga pasar<br />

per lembar saham (Rp100) sehingga tidaklah ekonomis jika<br />

Entitas A mengexercise opsinya. Dengan kata lain, opsi beli<br />

tersebut dalam posisi tidak untung.<br />

50.64<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Dr Aset Opsi Beli<br />

Cr Kas<br />

Untuk mencatat pembelian opsi beli<br />

31 Desember 2002<br />

Rp5.000<br />

Rp5.000<br />

Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat<br />

menjadi Rp104. Nilai wajar opsi beli turun menjadi<br />

Rp3.000, dimana nilai intrinsiknya menjadi Rp2000 ([Rp104-<br />

Rp102] X 1000), dan yang Rp1.000 adalah nilai waktu yang<br />

tersisa.<br />

Dr Kerugian<br />

Rp2.000<br />

Cr Aset Opsi Beli<br />

Rp2.000<br />

Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi beli.<br />

31 Januari 2003<br />

Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham masih<br />

Rp104. Nilai wajar opsi beli turun menjadi Rp2.000 yang<br />

keseluruhannya merupakan nilai intrinsik ([Rp104-Rp102] x<br />

1000) karena tidak ada lagi nilai waktu yang tersisa.<br />

Dr Kerugian<br />

Rp1.000<br />

Cr Aset Opsi Beli<br />

Rp1.000<br />

Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi beli.<br />

Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya<br />

dan kontrak tersebut diselesaikan neto secara tunai. Entitas B<br />

berkewajiban menyerahkan Rp104.000 (Rp104 x 1000) kepada<br />

Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan Rp102.000<br />

(Rp102 x 1000) kepada Entitas B, sehingga Entitas A berhak<br />

menerima selisih sebesar Rp2.000 secara tunai.<br />

Dr Kas Rp 2.000<br />

Cr Aset Opsi Beli<br />

Rp2.000<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.65


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />

Saham)<br />

CI14. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />

(a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />

dalam bentuk serah terima saham. Jurnal yang harus dibuat<br />

oleh Entitas A sama dengan jurnal pada butir (a), kecuali untuk<br />

pencatatan penyelesaian kontrak, yaitu:<br />

31 Januari 2003<br />

Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak diselesaikan<br />

neto dengan saham. Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />

saham Entitas A senilai Rp104.000 (Rp104 x 1.000) kepada<br />

Entitas A dan menerima saham Entitas A senilai Rp102.000<br />

(Rp102 X 1000) dari Entitas A, sehingga Entitas B akhirnya<br />

harus menyerahkan saham Entitas A senilai Rp2.000 atau sebanyak<br />

19.2 lembar saham (Rp2.000/Rp104)<br />

Dr Kas<br />

Rp2.000<br />

Cr Aset Opsi Beli<br />

Rp2.000<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak. Penyelesaian ini dianggap<br />

sebagai transaksi Saham yang Diperoleh Kembali (jadi<br />

tidak ada keuntungan atau kerugian).<br />

(c) Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />

CI15. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />

butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />

melalui penerimaan saham dalam jumlah yang telah<br />

ditetapkan dan penyerahan kas yang nilainya telah ditetapkan,<br />

jika Entitas A menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a)<br />

dan (b) di atas, harga exercise per lembar saham ditetapkan<br />

sebesar Rp102. Karenanya Entitas A berhak menerima 1.000<br />

lembar saham beredarnya atas kas sejumlah Rp102.000 (Rp102<br />

x 1.000) yang diserahkannya, jika Entitas A menggunakan<br />

opsinya. Entitas A membukukan jurnal sebagai berikut:<br />

50.66<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

1 Februari 2002<br />

Dr Ekuitas<br />

Rp5.000<br />

Cr Kas<br />

Rp5.000<br />

Untuk mencatat kas yang dibayarkan atas hak untuk membeli<br />

kembali saham Entitas A setelah satu tahun dengan harga yang<br />

telah ditetapkan. Premi yang dibayarkan dibukukan sebagai<br />

ekuitas.<br />

31 Desember 2002<br />

Tidak ada jurnal yang dibukukan karena tidak ada kas yang<br />

diserahterimakan dan karena kontrak memberi hak untuk menerima<br />

saham milik Entitas A dalam jumlah yang telah ditetapkan<br />

dengan menyerahkan kas yang nilainya telah ditetapkan, maka<br />

kontrak tersebut memenuhi definisi instrumen ekuitas.<br />

31 Januari 2003<br />

Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut<br />

diselesaikan secara bruto. Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />

1000 lembar saham Entitas A atas kas sebesar Rp102.000<br />

yang diterimanya.<br />

Dr Ekuitas<br />

Cr Kas<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />

(d) Pilihan Penyelesaian<br />

Rp102.000<br />

Rp102.000<br />

CI16. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara<br />

tunai, neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas<br />

dengan saham) menjadikan opsi beli tersebut sebuah aset<br />

keuangan. Opsi beli tersebut tidak memenuhi definisi instrumen<br />

ekuitas karena tidak dapat diselesaikan dengan cara lain,<br />

kecuali Entitas A membeli kembali sahamnya dalam jumlah<br />

yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas atau aset<br />

keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapkan. Dalam hal<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.67


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

ini, Entitas A mengakui sebuah aset derivatif sebagaimana<br />

yang diilustrasikan dalam butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang<br />

dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana<br />

penyelesaian tersebut dilakukan.<br />

Contoh 4: Penerbitan Opsi Beli atas Saham<br />

CI17. Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal untuk<br />

mencatat kewajiban yang timbul dari penerbitan opsi beli atas<br />

saham milik entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai,<br />

(b) neto dengan saham, atau (c) dengan mempertukarkan<br />

kas dengan saham. Contoh ini juga mendiskusikan pengaruh<br />

dari pilihan penyelesaian (lihat butir (d) di bawah).<br />

Asumsi<br />

Tanggal Kontrak 1 Feb 2002<br />

Tanggal Exercise 31 Jan 2003<br />

(European terms; hanya dapat<br />

di-exercise pada saat jatuh tempo)<br />

Pemegang hak exercise<br />

Entitas B, Pihak Kedua<br />

Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />

Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp104<br />

Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp104<br />

Harga exercise yang ditetapkan untuk diterima pada<br />

31 Januari 2003 Rp102<br />

Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000<br />

Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002<br />

Nilai wajar opsi pada pada 31 Des 2002<br />

Nilai wajar opsi pada 31 Jan 2003<br />

Rp5.000<br />

Rp3.000<br />

Rp2.000<br />

(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />

CI18. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />

Contoh 3(a) di atas, dengan pengecualian bahwa Entitas A yang<br />

menerbitkan opsi beli atas saham miliknya. Selanjutnya, pada 1<br />

Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan<br />

Entitas B yang memberi Entitas B hak untuk menerima, dan<br />

Entitas A berkewajiban untuk membayar, nilai wajar dari 1000<br />

lembar saham biasa milik Entitas A yang beredar hingga 31<br />

Januari 2003 dengan menyerahkah kas sejumlah Rp102.000<br />

50.68<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

(atau Rp102 per lembar) pada 31 Januari 2003, jika Entitas<br />

B menggunakan opsinya. Kontrak tersebut akan diselesaikan<br />

neto secara tunai. Jika Entitas B tidak menggunakan haknya,<br />

maka pembayaran tidak akan terjadi. Entitas A membukukan<br />

ayat jurnal sebagai berikut:<br />

1 Februari 2002<br />

Dr Kas<br />

Cr Kewajiban Opsi Beli<br />

Untuk mencatat penerbitan opsi jual.<br />

31 Desember 2002<br />

Rp5.000<br />

Rp5.000<br />

Dr Kewajiban Opsi Beli<br />

Rp2.000<br />

Cr Keuntungan<br />

Rp2.000<br />

Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi jual.<br />

31 Januari 2003<br />

Dr Kewajiban Opsi Beli<br />

Rp1.000<br />

Cr Keuntungan<br />

Rp1.000<br />

Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi jual.<br />

Pada hari yang sama, Entitas B menggunakan opsi jualnya<br />

dan kontrak tersebut diselesaikan neto secara tunai. Entitas A<br />

berkewajiban menyerahkan kas sejumlah Rp104.000 (Rp104 x<br />

1000) kepada Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />

Rp102.000 (Rp102 x 1000) kepada Entitas A. Jadi, Entitas<br />

A harus membayar selisih sebesar Rp2.000 kepada Entitas B.<br />

Dr Kewajiban Opsi Beli<br />

Cr Kas<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />

Rp2.000<br />

Rp2.000<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.69


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />

Saham)<br />

CI19. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />

butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />

neto dengan saham. Jurnal yang dibukukan Entitas A<br />

sama dengan jurnal pada butir (a) di atas, kecuali ayat jurnal<br />

untuk penyelesaian kontrak tersebut, yaitu:<br />

31 Januari 2003<br />

Entitas B menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut<br />

diselesaikan neto dengan saham. Entitas A berkewajiban menyerahkan<br />

saham biasa Entitas A senilai Rp104.000 kepada<br />

Entitas B dan berhak menerima saham biasa Entitas A senilai<br />

Rp102.000 dari Entitas B. Jadi, Entitas A harus menyerahkan<br />

saham biasa Entitas A sebesar selisih Rp2.000 kepada Entitas<br />

B atau sebanyak 19.2 lembar (Rp2.000/Rp104).<br />

Dr Kewajiban Opsi Beli<br />

Rp2.000<br />

Cr Ekuitas<br />

Rp2.000<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak. Penyelesaian ini<br />

dianggap sebagai transaksi ekuitas.<br />

(c) Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />

CI20. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />

butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />

melalui penyerahan saham yang jumlahnya telah ditetapkan<br />

dan penerimaan kas yang nilainya telah ditetapkan, jika Entitas<br />

B menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a) dan (b) di atas,<br />

harga exercise per lembar ditetapkan sebesar Rp102. Karenanya,<br />

Entitas B berhak untuk menerima saham biasa Entitas A<br />

yang beredar atas kas senilai Rp102.000 (Rp102 x 1.000) yang<br />

diserahkannya, jika Entitas B menggunakan opsinya. Entitas<br />

A membukukan ayat jurnal sebagai berikut:<br />

50.70<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

1 Februari 2002<br />

Dr Kas<br />

Rp5.000<br />

Cr Ekuitas<br />

Rp5.000<br />

Untuk mencatat kas yang diterima atas penyerahan saham<br />

Entitas A yang jumlahnya telah ditetapkan pada harga yang<br />

telah disepakati setelah satu tahun. Premi yang diterima dibukukan<br />

sebagai ekuitas. Pada saat penggunaannya, opsi beli<br />

akan mengakibatkan penerbitan saham dalam jumlah tertentu<br />

sebagai pengganti senilai tertentu kas yang diterima.<br />

31 Desember 2002<br />

Tidak ada jurnal yang harus dicatat pada 31 Desember karena<br />

tidak ada kas yang diserahterimakan dan karena kontrak<br />

memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam<br />

jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas yang<br />

nilainya telah ditetapkan, maka kontrak tersebut memenuhi<br />

definisi instrumen ekuitas.<br />

31 Januari 2003<br />

Entitas B menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut<br />

diselesaikan secara bruto. Entitas A berkewajiban menyerahkan<br />

1.000 lembar sahamnya atas kas sejumlah Rp102.000 yang<br />

diterimanya.<br />

Dr Kas<br />

Cr Ekuitas<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />

(d) Pilihan Penyelesaian<br />

Rp102.000<br />

Rp102.000<br />

CI21. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara<br />

tunai, neto dengan saham, atau dengan mepertukarkan kas dan<br />

saham) menjadikan opsi beli sebagai sebuah liabilitas keuangan.<br />

Opsi tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas<br />

karena tidak dapat diselesaikan selain dengan cara Entitas A<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.71


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

menerbitkan sahamnya dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai<br />

pengganti kas atau aset keuangan lain yang diterimanya.<br />

Dalam hal ini, Entitas A mengakui liabilitas derivatifnya sesuai<br />

dengan ilustrasi pada butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang dibukukan<br />

pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana<br />

penyelesaian tersebut dilakukan.<br />

Contoh 5: Pembelian Opsi Jual atas Saham<br />

CI22. Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang<br />

harus dibukukan untuk pembelian opsi jual atas saham milik<br />

entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai, (b) neto<br />

dengan saham, atau (c) dengan mempertukarkan kas dengan<br />

saham. Contoh ini juga mendiskusikan dampak dari pilihan<br />

penyelesaian (lihat butir (d) di bawah):<br />

Asumsi<br />

Tanggal Kontrak 1 Feb 2002<br />

Tanggal Exercise 31 Jan 2003<br />

(European terms; hanya dapat<br />

di-exercise pada saat jatuh tempo)<br />

Pemegang hak exercise<br />

Entitas A, Pihak Pertama<br />

Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />

Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Des 2002 Rp95<br />

Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Jan 2003 Rp95<br />

Harga exercise yang ditetapkan untuk diterima<br />

pada 31 Januari 2003<br />

Rp98<br />

Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000<br />

Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002<br />

Rp5.000<br />

Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002<br />

Rp4.000<br />

Nilai wajar opsi pada 31 Jan 2003<br />

Rp3.000<br />

(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />

CI23. Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati<br />

sebuah kontrak dengan Entitas B yang memberi Entitas A<br />

sebuah hak untuk menjual, dan Entitas B berkewajiban untuk<br />

membeli, nilai wajar dari 1000 lembar saham Entitas A yang<br />

beredar hingga 31 Januari 2003 dengan strike price Rp98.000<br />

50.72<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

(atau Rp98 per lembar) pada 31 Januari 2003, jika Entitas A<br />

menggunakan opsinya. Kontrak tersebut akan diselesaikan<br />

neto secara tunai. Jika Entitas A tidak menggunakan opsinya,<br />

maka pembayaran tidak akan terjadi. Entitas A membukukan<br />

ayat jurnal sebagai berikut:<br />

1 Februari 2002<br />

Harga per lembar saham saat kontrak ditandatangani pada 1<br />

Februari 2002 adalah Rp100. Nilai wajar awal dari kontrak<br />

pada 1 Februari 2002 adalah Rp5.000, sesuai dengan jumlah<br />

yang dibayarkan Entitas A kepada Entitas B. Pada tanggal itu,<br />

opsi jual tersebut tidak memiliki nilai intrinsik, hanya nilai<br />

waktu, karena harga exercise-nya (strike price) lebih rendah<br />

dari harga pasar per lembar saham (Rp100). Karenanya, adalah<br />

tidak ekonomis jika Entitas A menggunakan opsinya. Dengan<br />

kata lain, opsi beli tersebut dalam posisi tidak untung.<br />

Dr Aset Opsi Jual<br />

Cr Kas<br />

Untuk mencatat pembelian opsi jual.<br />

31 Desember 2002<br />

Rp5.000<br />

Rp5.000<br />

Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham turun<br />

menjadi Rp95. Nilai wajar opsi beli turun menjadi Rp4.000,<br />

dimana nilai intrinsiknya menjadi Rp3.000 ([Rp98-Rp95] x<br />

1000) dan Rp1.000 merupakan nilai waktu yang tersisa.<br />

Dr Kerugian<br />

Rp1.000<br />

Cr Aset Opsi Jual<br />

Rp1.000<br />

Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi beli.<br />

31 Januari 2003<br />

Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham tetap Rp95.<br />

Nilai wajar dari opsi beli tersebut turun menjadi Rp3.000, yaitu<br />

sebesar nilai intrinsiknya ([Rp98-Rp95] x 1000) karena nilai<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.73


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

waktunya telah habis.<br />

Dr Kerugian<br />

Rp1.000<br />

Cr Aset Opsi Jual<br />

Rp1.000<br />

Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi.<br />

Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya dan<br />

kontrak tersebut diselesaikan secara tunai. Entitas B berkewajiban<br />

menyerahkan Rp98.000 kepada Entitas A, dan Entitas A<br />

berkewajiban menyerahkan Rp95.000 (Rp95 x 1000) kepada<br />

Entitas B, sehingga Entitas B harus membayar selisih sebesar<br />

Rp3.000 pada Entitas A.<br />

Dr Kas<br />

Cr Aset Opsi Jual<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />

Rp3.000<br />

Rp3.000<br />

(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />

Saham)<br />

CI24. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi<br />

pada butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan<br />

dilakukan dengan saham. Entitas A membukukan jurnal yang<br />

sama seperti jurnal pada butir (a), kecuali:<br />

31 Januari 2003<br />

Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut<br />

diselesaikan dengan saham. Akibatnya, Entitas A berkewajiban<br />

menyerahkan saham Entitas A senilai Rp98.000 kepada Entitas<br />

A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan saham miliknya<br />

senilai Rp95.000 (Rp95 x 1.000) pada Entitas B, sehingga<br />

akhirnya Entitas B harus menyerahkan saham Entitas A senilai<br />

Rp2.000 atau sama dengan 31.6 (Rp3.000/Rp95) lembar saham<br />

pada Entitas A.<br />

50.74<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Dr Ekuitas<br />

Cr Aset Opsi Jual<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />

Rp3.000<br />

Rp3.000<br />

(c) Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />

CI25. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />

butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />

melalui penerimaan kas yang nilainya telah ditetapkan atas<br />

penyerahan saham Entitas A yang jumlahnya telah ditetapkan,<br />

jika Entitas A menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a) dan<br />

(b) di atas, harga exercise per lembar ditetapkan sebesar Rp98.<br />

Karenanya, Entitas B berkewajiban menyerahkan kas sejumlah<br />

Rp98.000 (Rp98 x 1000) pada Entitas A sebagai pengganti<br />

1.000 lembar saham Entitas A yang diterimanya, jika Entitas<br />

A menggunakan opsinya. Jurnal yang dibukukan Entitas A<br />

adalah sebagai berikut:<br />

1 Februari 2002<br />

Dr Ekuitas<br />

Cr Kas<br />

Rp5.000<br />

Rp5.000<br />

Untuk mencatat kas yang diterima atas hak untuk menyerahkan<br />

saham Entitas A setelah satu tahun pada harga yang telah<br />

ditetapkan. Premi yang diterima dibukukan sebagai ekuitas.<br />

Pada saat penggunaannya, opsi jual akan mengakibatkan<br />

penerbitan saham dalam jumlah tertentu sebagai pengganti<br />

senilai tertentu kas yang diterima.<br />

31 Desember 2002<br />

Tidak ada jurnal yang harus dibukukan pada 31 Desember<br />

2002 karena serah terima kas tidak terjadi dan karena kontrak<br />

memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam<br />

jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas yang<br />

nilainya telah ditetapkan, maka kontrak tersebut memenuhi<br />

definisi instrumen ekuitas.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.75


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

31 Januari 2003<br />

Entitas A menggunakan opsi jualnya dan kontrak tersebut<br />

diselesaikan secara bruto. Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />

Rp98.000 secara tunai untuk 1.000 lembar saham Entitas<br />

A yang diterimanya.<br />

Dr Kas<br />

Cr Ekuitas<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />

(d) Pilihan Penyelesaian<br />

Rp98.000<br />

Rp98.000<br />

CI26. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara<br />

tunai, neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas<br />

dan saham) menjadikan opsi jual tersebut sebagai aset keuangan.<br />

Opsi tersebut tidak memenuhi kriteria instrumen ekuitas<br />

karena tidak dapat diselesaikan selain dengan cara Entitas A<br />

menerbitkan saham dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai<br />

pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang diterimanya.<br />

Dalam hal ini, Entitas A mengakui aset derivatifnya sesuai<br />

dengan ilustrasi pada butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang<br />

dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana<br />

penyelesaian tersebut dilakukan.<br />

Contoh 6: Penerbitan Opsi Jual atas Saham<br />

CI27. Contoh berikut mengilustrasikan ayat-ayat jurnal<br />

yang harus dibukukan atas penerbitan opsi-jual atas saham<br />

milik entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai,<br />

(b) neto dengan saham, atau (c) dengan mempertukarkan kas<br />

dengan saham. Contoh ini juga mendiskusikan dampak dari<br />

pilihan penyelesaian dalam butir (d) di bawah.<br />

50.76<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Asumsi:<br />

Tanggal Kontrak 1 Feb 2002<br />

Tanggal Exercise 31 Jan 2003<br />

(European terms; hanya dapat<br />

di-exercise pada saat jatuh tempo)<br />

Pemegang hak exercise<br />

Entitas B, Pihak Kedua<br />

Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />

Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 RpU95<br />

Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 RpU95<br />

Harga exercise yang ditetapkan untuk dibayar<br />

pada 31 Jan 2003<br />

Rp98<br />

Nilai kini harga exercise yang ditetapkan<br />

pada 1 Feb 2002<br />

Rp95<br />

Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000<br />

Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002<br />

Rp5.000<br />

Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002<br />

Rp4.000<br />

Nilai wajar opsi pada 31 Jan 2003<br />

Rp3.000<br />

(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />

CI28. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi<br />

pada butir 5(a) di atas, dengan pengecualian bahwa Entitas<br />

A menerbitkan opsi jual atas saham miliknya. Selanjutnya,<br />

pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak<br />

dengan Entitas B yang memberi Entitas B sebuah hak untuk<br />

menerima, dan Entitas A berkewajiban membayar, sejumlah<br />

nilai wajar dari 1.000 lembar saham Entitas A yang beredar<br />

hingga 31 Januari 2003 sebagai pengganti Rp98.000 (Rp98<br />

x 1000) yang diterimanya pada 31 Januari 2003, jika Entitas<br />

B menggunakan haknya. Jika Entitas B tidak menggunakan<br />

haknya, maka tidak ada pembayaran yang terjadi. Entitas A<br />

membukukan ayat-ayat jurnal sebagai berikut:<br />

1 Februari 2002<br />

Dr Kas<br />

Cr Kewajiban Opsi Jual<br />

Untuk mencatat penerbitan opsi jual.<br />

Rp5.000<br />

Rp5.000<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.77


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

31 Desember 2002<br />

Dr Kewajiban Opsi Jual<br />

Rp1.000<br />

Cr Keuntungan<br />

Rp1.000<br />

Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi jual.<br />

31 Januari 2003<br />

Dr Kewajiban Opsi Jual<br />

Rp1.000<br />

Cr Keuntungan<br />

Rp1.000<br />

Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi jual.<br />

Pada hari yang sama, Entitas B menggunakan opsi jualnya<br />

dan kontrak tersebut diselesaikan neto secara tunai. Entitas A<br />

berkewajiban menyerahkan kas sejumlah Rp98.000 kepada<br />

Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan kas sejumlah<br />

Rp95.000 (Rp95 x 1000). Jadi Entitas A harus membayar<br />

selisih sebesar Rp3.000 kepada Entitas B.<br />

Dr Kewajiban Opsi Jual<br />

Cr Kas<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />

Rp3.000<br />

Rp3.000<br />

(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />

Saham)<br />

CI29. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />

butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />

dengan saham. Jurnal yang dibukukan oleh Entitas A<br />

sama dengan jurnal pada butir (a), kecuali untuk hal-hal sebagai<br />

berikut:<br />

31 Januari 2003<br />

Entitas B menggunakan opsi jualnya dan kontrak tersebut<br />

harus diselesaikan neto dengan saham. Akibatnya, Entitas A<br />

berkewajiban menyerahkan sahamnya senilai Rp98.000 kepada<br />

Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan saham<br />

50.78<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Entitas A senilai Rp95.000 (Rp95 x 1.000) kepada Entitas A.<br />

Selanjutnya, Entitas A harus membayar selisih sebesar Rp3.000<br />

dengan menyerahkan sahamnya pada Entitas B atau sama<br />

dengan 31.6 lembar saham (Rp3.000/Rp95).<br />

Dr Liabilitas Opsi Jual<br />

Rp3.000<br />

Cr Ekuitas<br />

Rp3.000<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak. Penerbitan saham milik<br />

Entitas A harus dibukukan sebagai transaksi ekuitas.<br />

(c) Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />

CI30. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />

butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />

melalui penyerahan kas yang jumlahnya telah ditetapkan<br />

dan penerimaan saham dengan jumlah lembar saham yang telah<br />

ditetapkan jika Entitas B menggunakan opsinya. Seperti pada<br />

butir (a) dan (b) di atas, harga exercise ditetapkan sebesar Rp98.<br />

Karenanya Entitas A berkewajiban membayar Rp98.000 secara<br />

tunai sebagai pengganti 1.000 lembar saham beredar Entitas A<br />

yang diterimanya jika Entitas B menggunakan opsinya. Entitas<br />

A membukukan ayat-ayat jurnal sebagai berikut:<br />

1 Februari 2002<br />

Dr Kas<br />

Rp5.000<br />

Cr Ekuitas<br />

Rp5.000<br />

Untuk mencatat premi opsi yang diterima sebesar Rp5.000<br />

pada ekuitas.<br />

Dr Ekuitas<br />

Rp95.000<br />

Cr Liabilitas<br />

Rp95.000<br />

Untuk mencatat nilai kini kewajiban penyerahan Rp98.000<br />

dalam satu tahun, yakniRp95.000, sebagai liabilitas.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.79


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

31 Desember 2002<br />

Dr Beban Bunga<br />

Rp2.750<br />

Cr Liabilitas<br />

Rp2.750<br />

Untuk mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan<br />

metode bunga efektif pada liabilitas sebesar nilai penebusan<br />

saham.<br />

31 Januari 2003<br />

Dr Beban Bunga<br />

Rp250<br />

Cr Liabilitas<br />

Rp250<br />

Untuk mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan<br />

metode bunga efektif pada liabilitas sebesar nilai penebusan<br />

saham.<br />

Pada hari yang sama, Entitas B menggunakan opsi jualnya,<br />

dan kontrak tersebut diselesaikan secara bruto. Entitas A berkewajiban<br />

menyerahkan Rp98.000 secara tunai kepada Entitas<br />

B sebagai pengganti saham senilai Rp95.000 (Rp95 x 1000)<br />

yang diterimanya.<br />

Dr Liabilitas<br />

Cr Kas<br />

Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />

(d) Pilihan Penyelesaian<br />

Rp98.000<br />

Rp98.000<br />

CI31. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai,<br />

neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas dan<br />

saham) menjadikan opsi jual sebagai liabilitas keuangan. Jika<br />

alternatif yang digunakan adalah mempertukarkan kas dengan<br />

saham (butir (c) di atas), Entitas A membukukan liabilitasya<br />

untuk menyerahkan kas sebagaimana ilustrasi pada butir (c) di<br />

atas. Jika tidak, Entitas A akan membukukan opsi jual tersebut<br />

sebagai liabilitas derivatif.<br />

50.80<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

ENTITAS SEPERTI REKSA DANA DAN KOPERASI<br />

OPERASI YANG MODAL SAHAMNYA BUKAN EK<strong>UI</strong>-<br />

TAS SEBAGAIMANA YANG DIDEFINISIKAN DALAM<br />

PSAK 50 (REVISI 2010)<br />

Contoh 7: Entitas yang Tidak Memiliki Ekuitas<br />

CI32. Contoh berikut mengilustrasikan format laporan<br />

laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan yang<br />

dapat digunakan entitas seperti reksa dana yang tidak memiliki<br />

ekuitas sebagaimana yang didefinisikan PSAK 50 (revisi 2010).<br />

Penggunaan format lain juga diperkenankan.<br />

Laporan rugi laba untuk tahun yang berakhir pada 31<br />

Desember 20x1<br />

20x1 20x0<br />

Rp Rp<br />

Pendapatan 2,956 1,718<br />

Beban-beban (dikategorikan<br />

berdasarkan sifat atau fungsi) (644) (614)<br />

Laba Operasi 2,312 1,104<br />

Biaya-biaya keuangan<br />

- biaya-biaya keuangan lain-lain (47) (47)<br />

- distribusi kepada anggota (50) (50)<br />

Perubahan aset neto diatribusi kepada 2,215 1,007<br />

pemilik<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.81


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Laporan Posisi Keuangan pada 31 Desember 20X1<br />

20X1 20X1<br />

ASET rp Rp Rp Rp<br />

Aset tidak lancar (diklasifikasikan<br />

sesuai dengan PSAK 1) 91,374 78,484<br />

Total aset tidak lancar 91,374 78,484<br />

Aset lancar (diklasifikasikan<br />

sesuai dengan PSAK 1) 1,422 1,796<br />

Total aset lancar 1,422 1,796<br />

Total aset 92,796 80,253<br />

LIABILITAS<br />

Liabilitas jangka pendek<br />

(dikategorikan sesuai dengan<br />

PSAK 1) 647 66<br />

Total liabilitas jangka pendek (647) (66)<br />

Liabilitas jangka pendek kecuali<br />

aset neto diatribusi kepada pemilik<br />

(diklasifikasikan sesuai dengan<br />

PSAK 1) 280 136<br />

(280) (136)<br />

Aset neto diatribusi kepada pemilik 91,869 80,051<br />

Contoh 8: Entitas yang Memiliki Ekuitas Tertentu<br />

CI33. Contoh berikut mengilustrasikan format laporan<br />

laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan yang dapat<br />

digunakan entitas yang, berdasarkan PSAK 50 (revisi 2010),<br />

modal sahamnya bukan merupakan ekuitas karena entitas<br />

tersebut memiliki kewajiban untuk sewaktu-waktu menebus<br />

modal sahamnya sesuai permintaan pemegangnya tetapi tidak<br />

mempunyai semua fitur atau memenuhi kondisi dalam paragraf<br />

13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16. Penggunaan format lain<br />

juga diperkenankan.<br />

50.82<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir<br />

pada 31 Desember 20x1<br />

20x1 20x0<br />

rp Rp<br />

Pendapatan 472 498<br />

Beban-beban (dikategorikan berdasarkan<br />

sifat atau fungsi) (367) (396)<br />

Laba Operasi 105 102<br />

Biaya-biaya keuangan<br />

- biaya-biaya keuangan lain-lain (4) (4)<br />

- distribusi kepada anggota (50) (50)<br />

Perubahan aset neto diatribusi kepada 51 48<br />

pemilik<br />

Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 20x1<br />

20x1 20x0<br />

rp Rp Rp Rp<br />

ASET<br />

Aset tidak lancar (dikategorikan<br />

sesuai dengan PSAK 1) 908 830<br />

Total aset tidak lancar 908 830<br />

Aset lancar (dikategorikan<br />

sesuai dengan PSAK 1) 383 350<br />

Total aset tidak lancar 383 350<br />

Total aset 1,291 1,180<br />

LIABILITAS<br />

Liabilitas jangka pendek<br />

(dikategorikan sesuai dengan<br />

PSAK 1) 372 338<br />

Modal saham yang dapat ditebus 202 161<br />

Total liabilitas jangka pendek (574) (499)<br />

Total aset dikurangi liabilitas<br />

jangka pendek 717 681<br />

Liabilitas jangka panjang<br />

(dikategorikan sesuai dengan<br />

PSAK 1) 187 196<br />

187 196<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.83


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

CADANGAN*<br />

Cadangan misalnya cadangan revaluasi,<br />

saldo laba, dll 530 485<br />

530 485<br />

717 681<br />

NOTA MEMORANDUM – Total Kepentingan Anggota<br />

Modal saham yang dapat<br />

ditebus 202 161<br />

Cadangan 530 485<br />

732 646<br />

AKUNTANSI UNTUK <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>KEUANGAN</strong><br />

MAJEMUK<br />

Contoh 9: Pemisahan Instrumen Keuangan Majemuk saat<br />

Pengakuan Awal<br />

CI34. Paragraf 31 menjabarkan cara pemisahan komponen-komponen<br />

instrumen keuangan majemuk pada saat<br />

pengakuan awalnya. Contoh berikut ini mengilustrasikan<br />

bagaimana pemisahan tersebut dilakukan.<br />

CI35. Sebuah entitas menerbitkan obligasi yang dapat<br />

dikonversi sejumlah 2.000 lembar pada awal Tahun 1. Obligasi<br />

tersebut berjangka waktu tiga tahun dan dijual sesuai nilai<br />

nominalnya, yaitu Rp1.000 per obligasi, dengan hasil sebesar<br />

Rp2.000.000. Bunga dibayarkan di muka setiap tahunnya berdasarkan<br />

tingkat bunga nominal yaitu 6%. Tiap obligasi dapat<br />

dikonversikan setiap saat hingga saat jatuh temponya menjadi<br />

250 lembar saham biasa. Ketika obligasi tersebut diterbitkan,<br />

tingkat bunga pasar untuk utang sejenis tanpa hak konversi<br />

sebesar 9%.<br />

* Pada contoh ini, entitas tidak memiliki kewajiban untuk menyerahkan<br />

sebagian cadangannya pada pemegang sahamnya<br />

50.84<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

CI36. Komponen liabilitas harus diukur terlebih dahulu,<br />

dan selisih antara hasil yang diterima dengan nilai wajar komponen<br />

liabilitas dialokasikan sebagai komponen ekuitas. Nilai<br />

wajar komponen liabilitas dihitung menggunakan tingkat bunga<br />

diskonto 9 %, yang merupakan tingkat bunga pasar untuk obligasi<br />

sejenis yang tidak memiliki hak konversi, sebagaimana<br />

yang disajikan berikut ini:<br />

Rp<br />

Nilai sekarang dari pokok obligasi Rp2.000.000<br />

yang harus dibayar dalam tiga tahun 1,544,367<br />

Nilai wajar dari bunga sebesar Rp120.000<br />

yang harus dibayar di muka setiap tahunnya<br />

selama tiga tahun 303,755<br />

Total komponen liabilitas 1,848,122<br />

Komponen ekuitas (2,000,000 - 1,848,122) 151,878<br />

Hasil penerbitan obligasi 2,000,000<br />

Contoh 10: Pemisahan Instrumen Keuangan Majemuk<br />

yang Memiliki Fitur Derivatif Melekat Berganda<br />

CI37. Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana paragraf<br />

34 memisahkan komponen liabilitas dan ekuitas pada<br />

intrumen keuangan majemuk yang memiliki fitur derivatif<br />

melekat berganda.<br />

CI38. Diasumsikan bahwa hasil (proceeds) yang diterima<br />

dari penerbitan selembar callable convertible bond adalah<br />

Rp60. Nilai obligasi sejenis tanpa opsi beli atau konversi<br />

ekuitas adalah Rp57. Berdasarkan model penetapan harga<br />

opsi (option pricing model), harga dari sebuah fitur opsi beli<br />

yang dilekatkan pada sebuah obligasi tanpa opsi konversi<br />

ekuitas adalah Rp2. Pada kasus ini, nilai yang dialokasikan<br />

kepada komponen liabilitas berdasarkan Paragaraf 34 adalah<br />

Rp55 (Rp57-Rp2) dan nilai yang dialokasikan pada komponen<br />

ekuitas adalah Rp5 (Rp60-Rp55).<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.85


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Contoh 11: Pembelian Kembali Instrumen yang Dapat<br />

Dikonversi<br />

CI39. Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana sebuah<br />

entitas mengakui pembelian kembali sebuah instrumen yang<br />

dapat dikonversi. Untuk menyederhanakan, pada saat penerbitannya,<br />

nilai nominal dari instrumen tersebut diasumsikan sama<br />

dengan nilai tercatat agregat komponen liabilitas dan ekuitas<br />

dalam laporan keuangan, jadi tidak ada premi atau diskon.<br />

Juga dalam rangka penyederhanaan, setoran pajak dihapuskan<br />

dalam contoh ini.<br />

CI40. Pada 1 Januari 1999, Entitas A menerbitkan sebuah<br />

10% - debenture yang dapat dikonversi dengan nilai nominal<br />

Rp1.000 dan jatuh tempo pada 31 Desember 2008. Debenture<br />

ini dapat dikonversi menjadi saham biasa Entitas A dengan<br />

harga konversi Rp25 per lembar. Bunga dibayar tunai tiap<br />

setengah tahun. Pada tanggal penerbitannya, Entitas A dapat<br />

menerbitkan instrumen utang berjangka sepuluh tahun dengan<br />

tingkat bunga kupon 11 persen.(Debenture – obligasi tanpa<br />

jaminan)<br />

CI41. Dalam laporan keuangan Entitas A, nilai tercatat<br />

debenture pada saat penerbitannya dialokasikan sebagai<br />

berikut<br />

Rp<br />

Komponen Liabilitas<br />

Nilai kini dari 20 kali pembayaran bunga<br />

tengah tahunan sebesar Rp50 dengan tingkat<br />

bunga diskonto sebesar 11% 597<br />

Nilai kini dari nilai nominal Rp1.000 yang<br />

jatuh tempo dalam 10 tahun dengan tingkat bunga<br />

diskonto sebesar 11% majemuk setengah tahunan 343<br />

940<br />

Komponen Ekuitas<br />

(selisih antara Rp1000 – total hasil dan<br />

Rp940 – hasil alokasi di atas) 60<br />

Total hasil yang diperoleh 1,000<br />

50.86<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

CI42. Pada 1 Januari 2004, debenture yang dapat dikonversi<br />

tersebut memiliki nilai wajar Rp1.700.<br />

CI43. Entitas A mengajukan tender offer kepada pemegang<br />

debenture untuk membeli kembali debenture tersebut dengan<br />

harga Rp1.700, yang kemudian disetujui. Pada tanggal pembelian<br />

kembali, Entitas A dapat menerbitkan instrumen utang<br />

yang tidak dapat dikonversi berjangka lima tahun dengan<br />

tingkat bunga kupon sebesar 8 persen.<br />

CI44. Harga pembelian kembali dialokasikan sebagai<br />

berikut:<br />

Nilai Nilai Perbedaan<br />

tercatat wajar<br />

Komponen Liabilitas: rp Rp Rp<br />

Nilai kini dari 10 pembayaran<br />

bunga tengah tahunan sebesar<br />

Rp50, yang di diskonto pada 11<br />

dan 8% 377 405<br />

Nilai kini dari Rp1.000 yang<br />

jatuh tempo dalam 5 tahun dan<br />

didiskonto pada 11 dan 8%, bunga<br />

majemuk tengah tahunan 585 676<br />

962 1,081 (119)<br />

Komponen Ekuitas 60 619* (559)<br />

Total 1,022 1,700 (678)<br />

* Jumlah ini mewakili selisih antara nilai wajar yang dialokasikan ke komponen<br />

kewajiban dan harga pembelian kembali sebesar Rp1.700<br />

CI45. Entitas A membukukan pembelian kembali debenture<br />

tersebut sebagai berikut:<br />

Dr Komponen Liabilitas<br />

Rp962<br />

Dr Beban Penyelesaian Utang (laporan laba rugi) Rp119<br />

Cr Kas<br />

Rp1.081<br />

Untuk mengakui pembelian kembali komponen liabilitas<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.87


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Dr Ekuitas<br />

Rp619<br />

Cr Kas<br />

Rp619<br />

Untuk mencatat kas yang dibayarkan untuk komponen<br />

ekuitas<br />

CI46. Komponen ekuitas tetap sebagai ekuitas, namun<br />

dapat ditransfer/diubah menjadi ekuitas yang berbeda.<br />

Contoh 12: Amandemen persyaratan instrumen yang dapat<br />

dikonversi untuk mendorong konversi dini.<br />

CI47. Contoh berikut ini mengilustrasikan bagaimana<br />

sebuah entitas membukukan adanya tambahan jumlah yang<br />

dibayarkan jika persyaratan sebuah instrumen yang dapat<br />

dikonversi diubah guna mendorong konversi dini.<br />

CI48. Pada 1 Januari 1999, Entitas A menerbitkan sebuah<br />

10% - debenture yang dapat dikonversi dengan nilai nominal<br />

Rp1.000 dan dengan persyaratan yang sama dengan instrumen<br />

pada Contoh 11. Pada 1 Januari 2000, untuk mendorong agar<br />

pemegang debenture segera melakukan konversi, Entitas A mengurangi<br />

harga konversi menjadi Rp20 jika debenture tersebut<br />

dikonversi sebelum 1 Maret 2000 (atau dalam 60 hari).<br />

CI49.Diasumsikan harga pasar saham biasa Entitas A<br />

pada tanggal perubahan persyaratan tersebut adalah Rp40 per<br />

lembar. Nilai wajar pertambahan nilai yang harus dibayarkan<br />

oleh Entitas A dihitung dengan cara sebagai berikut:<br />

Jumlah lembar saham biasa yang akan diterbitkan pada pemegang<br />

debenture berdasarkan persyaratan konversi yang telah<br />

diubah:<br />

Nilai nominal<br />

Harga konversi yang baru<br />

Jumlah saham biasa yang akan<br />

diterbitkan dalam pelaksanaan konversi<br />

Rp1,000<br />

/Rp20 per lembar<br />

50 lembar<br />

50.88<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia


Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />

1<br />

2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

8<br />

9<br />

10<br />

11<br />

12<br />

13<br />

14<br />

15<br />

16<br />

17<br />

18<br />

19<br />

20<br />

21<br />

22<br />

23<br />

24<br />

25<br />

26<br />

27<br />

28<br />

29<br />

30<br />

31<br />

32<br />

33<br />

34<br />

35<br />

36<br />

37<br />

38<br />

Jumlah lembar saham biasa yang akan diterbitkan bagi<br />

pemegang debenture berdasarkan persyaratan konversi yang<br />

lama:<br />

Nilai nominal<br />

Rp1,000<br />

Harga konversi yang lama /Rp25 per lembar<br />

Jumlah saham biasa yang<br />

akan diterbitkan dalam<br />

pelaksanaan konversi 40 lembar<br />

Total penambahan penerbitan<br />

saham biasa dalam<br />

pelaksanaan konversi 10 lembar<br />

Nilai tambahan saham biasa<br />

yang diterbitkan dalam<br />

pelaksanaan konversi,<br />

Rp40 per lembar x 10<br />

lembar tambahan<br />

Rp400<br />

CI50. Tambahan sebesar Rp400 di atas dibukukan sebagai<br />

kerugian.<br />

Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />

50.89

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!