INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN - Blog Staff UI
INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN - Blog Staff UI
INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN - Blog Staff UI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
exposure draft<br />
ED PSAK No. 50<br />
(revisi 2010)<br />
Exposure Draft<br />
22 Mei 2010<br />
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan<br />
Instrumen Keuangan:<br />
Penyajian<br />
Exposure draft ini dikeluarkan oleh<br />
Dewan Standar Akuntansi Keuangan<br />
Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat<br />
diterima paling lambat tanggal 30 Agustus 2010 oleh<br />
Dewan Standar Akuntansi Keuangan<br />
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
ED PSAK<br />
No.<br />
50<br />
(revisi 2010)<br />
Pernyataan<br />
STANDAR AKUNTANSI keuangan<br />
<strong>INSTRUMEN</strong> <strong>KEUANGAN</strong>: PENyajiAN<br />
Hak cipta © 2010, Ikatan Akuntan Indonesia<br />
Dikeluarkan oleh<br />
Dewan Standar Akuntansi Keuangan<br />
Ikatan Akuntan Indonesia<br />
Jalan Sindanglaya No. 1<br />
Menteng<br />
Jakarta 10310<br />
Telp: (021) 3190-4232<br />
Fax : (021) 724-5078<br />
Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id<br />
Mei 2010
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi<br />
Keuangan hanya untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran<br />
- saran dan masukan untuk menyempurnakan draft ini masih<br />
dimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar<br />
Akuntansi Keuangan<br />
Tanggapan tertulis atas draft ini paling lambat diterima pada<br />
30 Agustus 2010. Tanggapan dikirimkan ke:<br />
Dewan Standar Akuntansi Keuangan<br />
Ikatan Akuntan Indonesia<br />
Jl. Sindanglaya No.1,<br />
Menteng,<br />
Jakarta 10310<br />
Fax: 021 724-5078<br />
E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id<br />
Hak Cipta © 2009 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
Exposure Draft (ED) ini dibuat dengan tujuan untuk penyiapan<br />
tanggapan dan komentar yang akan dikirimkan<br />
ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan<br />
ED ini oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan<br />
diizinkan untuk penggunaan di atas dan tidak untuk diperjualbelikan.<br />
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan<br />
Indonesia, Jl Sindanglaya No.1, Menteng, Jakarta 10310.<br />
Tel. 62-21 3190-4232, Fax: 62-21 724-5078<br />
E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
iii
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
Pengantar<br />
Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menyetujui ED<br />
PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian<br />
dalam rapatnya pada tanggal 22 Mei 2010 untuk disebarluaskan<br />
dan ditanggapi oleh perusahaan, regulator, perguruan tinggi,<br />
pengurus dan anggota IAI, dan pihak lainnya.<br />
Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkan permasalahan<br />
secara jelas dan alternatif saran yang didukung dengan<br />
alasan.<br />
ED PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian<br />
merevisi PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:<br />
Penyajian dan Pengungkapan. Pengungkapan instrumen<br />
keuangan akan diatur dalam ED PSAK 60: Instrumen<br />
Keuangan: Pengungkapan.<br />
ED PSAK 50 (revisi 2010) ini disebarluaskan dalam bentuk<br />
buku, sisipan dokumen dalam majalah Akuntan Indonesia, dan<br />
situs web IAI:www.iaiglobal.or.id<br />
Jakarta, 1 Juni 2010<br />
Dewan Standar Akuntansi Keuangan<br />
Rosita Uli Sinaga<br />
Roy Iman Wirahardja<br />
Etty Retno Wulandari<br />
Merliyana Syamsul<br />
Meidyah Indreswari<br />
Setiyono Miharjo<br />
Saptoto Agustomo<br />
Jumadi<br />
Ferdinand D. Purba<br />
Irsan Gunawan<br />
Budi Susanto<br />
Ludovicus Sensi Wondabio<br />
Eddy R. Rasyid<br />
Liauw She Jin<br />
Sylvia Veronica Siregar<br />
Fadilah Kartikasasi<br />
G.A. Indira<br />
Teguh Supangkat<br />
Ketua<br />
Wakil Ketua<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
iv<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
Permintaan Tanggapan<br />
Penerbitan ED PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan:<br />
Penyajian bertujuan untuk meminta tanggapan atas semua<br />
pengaturan dan paragraf dalam ED PSAK 50 (revisi 2010)<br />
tersebut.<br />
Untuk memberikan panduan dalam memberikan tanggapan,<br />
berikut ini hal yang diharapkan masukannya:<br />
1. Ketentuan transisi dan tanggal efektif<br />
Entitas harus menerapkan pernyataan ini secara prospektif<br />
untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah<br />
tanggal 1 Januari 2012. Penerapan dini diperbolehkan.<br />
Apakah anda setuju dengan ketentuan transisi dan tanggal<br />
efektif ED PSAK 50 (revisi 2010)?<br />
2. Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual<br />
(puttable instrument) dan instrumen dengan kewajiban<br />
bagian aset neto secara pro rata saat likuidasi<br />
Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual<br />
mencakup kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk<br />
membeli kembali atau menebus instrumen tersebut dan<br />
menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan<br />
eksekusi opsi jual tersebut. Instrumen keuangan yang<br />
mempunyai fitur opsi jual diklasifikasikan sebagai instrumen<br />
ekuitas jika memenuhi syarat di paragraf 13 dan 14.<br />
Apakah Anda akan menemui kesulitan untuk menerapkan<br />
syarat bagi instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi<br />
jual sebagai instrumen ekuitas?<br />
Beberapa jenis instrumen keuangan mencakup kewajiban<br />
kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan kepada<br />
pihak lain suatu bagian pro rata dari aset netonya hanya pada<br />
saat likuidasi. Instrumen keuangan dengan fitur tersebut<br />
diklasifikasikan sebagai instrumen keuangan jika memenuhi<br />
syarat di paragraf 15 dan 16.<br />
Apakah Anda akan menemui kesulitan untuk menerapkan<br />
syarat bagi instrumen dengan kewajiban bagian aset neto<br />
secara pro rata saat likuidasi sebagai instrumen ekuitas?<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
Ikhtisar Ringkas<br />
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 50 (revisi 2010):<br />
Instrumen Keuangan: Penyajian dengan PSAK 50 (revisi<br />
2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan<br />
adalah sebagai berikut:<br />
Perihal ED PSAK 50 (revisi 2010):<br />
Intrumen Keuangan: Penyajian<br />
Ruang<br />
lingkup<br />
Termasuk kontrak untuk<br />
imbalan kontijensi dalam<br />
kombinasi bisnis.<br />
Terdapat definisi puttable<br />
instrument).<br />
Definisi aset keuangan<br />
termasuk suatu kontrak<br />
derivatif yang diselesaikan<br />
dengan instrumen ekuitas<br />
entitas (tidak termasuk kontrak<br />
untuk menyerahkan instrumen<br />
ekuitas di masa depan, puttable<br />
instruments, dan kontrak untuk<br />
menyerahkan bagian pro rata<br />
aset neto saat likuidasi).<br />
PSAK 50 (revisi 2006):<br />
Intrumen Keuangan:<br />
Penyajian dan<br />
Pengungkapan<br />
Tidak termasuk kontrak untuk<br />
imbalan kontijensi dalam kombinasi<br />
bisnis.<br />
Tidak ada puttable instrument.<br />
Definisi aset keuangan termasuk<br />
suatu kontrak derivatif yang<br />
diselesaikan dengan instrumen<br />
ekuitas entitas (tidak termasuk<br />
kontrak untuk menyerahkan<br />
instrumen ekuitas entitas di<br />
masa depan).<br />
Definisi<br />
Definisi liabilitas keuangan<br />
termasuk suatu kontrak<br />
derivatif yang diselesaikan<br />
dengan instrumen ekuitas<br />
entitas (termasuk rights, opsi,<br />
dan waran pro-rata untuk<br />
semua pemilik, tetapi tidak<br />
termasuk kontrak untuk<br />
menerima atau menyerahkan<br />
instrumen ekuitas entitas<br />
di masa depan, puttable<br />
instruments, dan kontrak untuk<br />
menyerahkan bagian pro rata<br />
aset neto saat likuidasi).<br />
Definisi liabilitas keuangan<br />
termasuk suatu kontrak derivatif<br />
yang diselesaikan dengan instrumen<br />
ekuitas entitas (tidak termasuk<br />
kontrak untuk menerima<br />
atau menyerahkan instrumen<br />
ekuitas entitas di masa depan).<br />
vi<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
Perihal ED PSAK 50 (revisi 2010) PSAK 50 (revisi 2006)<br />
Instrumen<br />
Keuangan<br />
Instrumen keuangan<br />
diklasifikasikan sebagai<br />
instrumen ekuitas jika:<br />
- Tidak memiliki kewajiban<br />
kontraktual untuk<br />
menyerahkan aset keuangan,<br />
atau mempertukarkan aset<br />
keuangan atau liabilitas<br />
keuangan yang berpotensi<br />
tidak menguntungkan; dan<br />
- Jika diselesaikan dengan<br />
instrumen ekuitas entitas,<br />
instrumen keuangan tersebut<br />
merupakan nonderivatif<br />
dengan kewajiban untuk<br />
menyerahkan instrumen<br />
ekuitas dengan jumlah<br />
bervariasi, atau derivatif<br />
yang diselesaikan dengan<br />
instrumen ekuitas entitas<br />
(termasuk termasuk rights,<br />
opsi, dan waran pro rata<br />
kepada semua pemilik, tetapi<br />
tidak termasuk kontrak untuk<br />
menerima atau menyerahkan<br />
instrumen ekuitas entitas<br />
di masa depan, puttable<br />
instruments, dan kontrak<br />
untuk menyerahkan bagian<br />
pro rata aset neto saat<br />
likuidasi).<br />
I n s t r u m e n k e u a n g a n<br />
diklasifikasikan sebagai<br />
instrumen ekuitas jika:<br />
- T i d a k m e m i l i k i<br />
kewajiban kontraktual<br />
u n t u k m e n y e r a h k a n<br />
a s e t k e u a n g a n , a t a u<br />
mempertukarkan aset<br />
keuangan atau liabilitas<br />
keuangan yang berpotensi<br />
tidak menguntungkan;<br />
dan<br />
- Jika diselesaikan dengan<br />
instrumen ekuitas entitas,<br />
i n s t r u m e n k e u a n g a n<br />
t e r s e b u t m e r u p a k a n<br />
n o n d e r i v a t i f d e n g a n<br />
k e w a j i b a n u n t u k<br />
menyerahkan instrumen<br />
ekuitas dengan jumlah<br />
bervariasi, atau derivatif<br />
yang diselesaikan dengan<br />
instrumen ekuitas entitas<br />
(tidak termasuk kontrak<br />
untuk menerima atau<br />
menyerahkan instrumen<br />
ekuitas entitas di masa<br />
depan).<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
vii
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
Perihal ED PSAK 50 (revisi 2010) PSAK 50 (revisi 2006)<br />
Puttable<br />
instrument<br />
Kewajiban<br />
menyerahkan<br />
bagian aset<br />
neto secara<br />
pro rata saat<br />
likuidasi<br />
Puttable instruments<br />
diklasifikasikan sebagain<br />
instrumen ekuitas jika<br />
memenuhi syarat tertentu.<br />
Instrumen dengan<br />
kewajiban menyerahkan<br />
bagian aset neto secara<br />
pro rata saat likuidasi<br />
diklasifikasikan sebagai<br />
instrumen ekuitas jika<br />
memenuhi syarat tertentu.<br />
Tidak diatur<br />
Tidak diatur<br />
Reklasifikasi<br />
dari liabilitas<br />
keuangan ke<br />
instrumen<br />
ekuitas<br />
Puttabale instruments<br />
dan instrumen dengan<br />
kewajiban menyerahkan<br />
bagian aset neto secara<br />
pro rata saat likuidasi<br />
direklasifikasi dari liabilitas<br />
keuangan ke instrumen<br />
ekuitas ketika semua syarat<br />
terpenuhi, dan sebaliknya.<br />
Tidak diatur.<br />
viii<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
PERBEDAAN DENGAN IFRSs<br />
ED PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian<br />
mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 32 per Oktober<br />
2009: Financial Instruments: Presentation, kecuali:<br />
ED PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian<br />
mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 32 per Oktober<br />
2009: Financial Instruments: Presentation, kecuali:<br />
1. IAS 32 paragraf 96-97F tentang tanggal efektif dan<br />
ketentuan transisi tidak diadopsi karena tidak relevan.<br />
2. IAS 32 paragraf 98-100 tentang penarikan tidak diadopsi<br />
karena tidak relevan.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
ix
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
DAFTAR ISI<br />
Paragraf<br />
PENDAHULUAN ............................................... 01 - 10<br />
Tujuan ................................................................... 01 - 02<br />
Ruang Lingkup ..................................................... 03 - 06<br />
Definisi ................................................................. 07 - 10<br />
<strong>PENYAJIAN</strong> ....................................................... 11 - 53<br />
Liabilitas dan Ekuitas ........................................... 11 - 30<br />
Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual<br />
(puttable instrument) ................................... 13 - 14<br />
Instrumen, atau komponen instrumen, yang<br />
mensyaratkan suatu kewajiban kepada<br />
entitas untuk menyerahkan kepada pihak<br />
lain bagian aset neto entitas secara pro rata<br />
hanya pada saat likuidasi ............................ 15-16<br />
Reklasifikasi instrumen yang mempunyai fitur<br />
opsi jual dan instrumen yang mensyaratkan<br />
suatu kewajiban terhadap entitas untuk<br />
menyerahkan kepada pihak lain bagian<br />
pro rata aset neto entitas hanya pada saat<br />
likuidasi ....................................................... 17-18<br />
Tanpa kewajiban kontraktual untuk<br />
menyerahkan kas atau aset keuangan<br />
lainnya ........................................................ 19-22<br />
Penyelesaian dengan instrumen ekuitas yang<br />
diterbitkan entitas ........................................ 23-27<br />
Ketentuan penyelesaian kontinjensi ................ 28<br />
Pilihan penyelesaian ........................................ 29-30<br />
Instrumen Keuangan Majemuk ............................ 31-35<br />
Saham yang Diperoleh Kembali/Saham Treasuri.... 36-37<br />
Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan ......... 38-44<br />
Saling Hapus antar Aset Keuangan dan<br />
Liabilitas Keuangan .............................................. 45-53<br />
KETENTUAN TRANSISI DAN<br />
TANGGAL EFEKTIF .................................... 54<br />
PENARIKAN ...................................................... 55<br />
<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
PEDOMAN APLIKASI<br />
DEFINISI .......................................................... PA03-PA33<br />
Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan ....... PA04-PA12<br />
Instrumen Ekuitas ............................................ PA13-PA14<br />
Kelompok instrumen yang merupakan<br />
subordinat dari semua kelompok instrumen<br />
lainnya ...................................................... PA15-PA18<br />
Total perkiraan arus kas yang terkait dengan<br />
instrumen selama masa instrumen tersebut.. PA19<br />
Transaksi yang dilakukan oleh pemegang<br />
instrumen selain pemilik ekuitas ............. PA20-PA23<br />
Tidak ada instrumen keuangan atau kontrak<br />
lain dengan total arus kas yang secara<br />
substansial tetap atau membatasi hasil<br />
residu kepada pemegang instrumen ......... PA24<br />
Instrumen keuangan derivatif ......................... PA25-PA29<br />
Kontrak pembelian atau penjualan item<br />
nonkeuangan ................................................ PA30-PA33<br />
<strong>PENYAJIAN</strong> .................................................... PA34-PA49<br />
Liabilitas dan Ekuitas ...................................... PA34-PA39<br />
Tanpa kewajiban kontraktual untuk<br />
menyerahkan kas atau aset keuangan<br />
lainnya ...................................................... PA34-PA35<br />
Penyelesaian dengan instrumen ekuitas<br />
yang diterbitkan oleh entitas .................... PA36<br />
Ketentuan penyelesaian kontinjensi ............. PA37<br />
Perlakuan dalam laporan keuangan<br />
konsolidasi ............................................... PA38-PA39<br />
Instrumen Keuangan Majemuk ...................... PA40-PA45<br />
Saham Treasuri ................................................. PA46<br />
Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan .. PA47<br />
Saling Hapus antar Aset Keuangan dan<br />
Liabilitas Keuangan .............................. PA48-PA49<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
xi
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI <strong>KEUANGAN</strong><br />
No. 50 (REVISI 2010)<br />
<strong>INSTRUMEN</strong> <strong>KEUANGAN</strong>: <strong>PENYAJIAN</strong><br />
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 50 (revisi 2010):<br />
Penyajian Laporan Keuangan terdiri dari paragraf<br />
1-55. PSAK 50 (revisi 2010) dilengkapi dengan Pedoman<br />
Aplikasi yang bukan merupakan bagian dari PSAK 50 (revisi<br />
2010). Seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan<br />
mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf<br />
tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 50<br />
(revisi 2010) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan<br />
dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan<br />
Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,<br />
Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan memberikan<br />
dasar untuk memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi<br />
ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak<br />
wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.<br />
PENDAHULUAN<br />
Tujuan<br />
01. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan<br />
prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau<br />
ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.<br />
Pernyataan ini berlaku terhadap kategori instrumen keuangan,<br />
dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas<br />
keuangan, dan instrumen ekuitas; pengategorian yang terkait<br />
dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan<br />
keadaan aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling<br />
hapus.<br />
02. Prinsip-prinsip dalam Pernyataan ini melengkapi<br />
prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas<br />
keuangan dalam PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:<br />
Pengakuan dan Pengukuran, dan pengungkapan informasi<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
50.<br />
mengenai prinsip-prinsip tersebut dalam PSAK 60: Instrumen<br />
Keuangan: Pengungkapan.<br />
Ruang Lingkup<br />
03. Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk<br />
semua jenis instrumen keuangan, kecuali:<br />
(a) kepentingan di entitas anak, entitas asosiasi atau<br />
ventura bersama yang dicatat sesuai dengan PSAK 4<br />
(revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan<br />
Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK 15 (revisi 2009):<br />
Investasi pada Entitas Asosiasi, atau PSAK 12 (revisi<br />
2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.<br />
Namun demikian, dalam beberapa kasus, PSAK 4 (revisi<br />
2009), PSAK 15 (revisi 2009), dan PSAK 12 (revisi<br />
2009) mengizinkan entitas untuk mencatat kepentingan<br />
di entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama<br />
menggunakan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen<br />
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dalam<br />
kasus tersebut entitas menerapkan persyaratan dalam<br />
Pernyataan ini. Entitas juga menerapkan Pernyataan<br />
ini untuk semua derivatif yang terkait dengan entitas<br />
anak, entitas asosiasi atau ventura bersama;<br />
(b) hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program<br />
imbalan kerja yang diatur dalam PSAK 24 (revisi 2004):<br />
Imbalan Kerja.<br />
(c) kontrak asuransi sesuai dengan PSAK 28 (revisi 2010):<br />
Kontrak Asuransi. Namun demikian, Pernyataan ini<br />
berlaku untuk derivatif yang melekat pada kontrak<br />
asuransi jika PSAK 55 (revisi 2006) mensyaratkan entitas<br />
mencatat kontrak asuransi dan derivatif secara terpisah.<br />
Selanjutnya, penerbit menerapkan Pernyataan ini atas<br />
kontrak jaminan jika penerbit menerapkan PSAK 55<br />
(revisi 2006) dalam pengakuan dan pengukuran kontrak,<br />
tetapi menerapkan PSAK 28 (revisi 2010) jika penerbit<br />
memilih, sesuai dengan PSAK 28 paragraf 4(d), untuk<br />
menerapkan PSAK 28 (revisi 2010) dalam pengakuan<br />
dan pengukurannya.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
(d) instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup<br />
PSAK 28 (revisi 2010) karena instrumen keuangan<br />
tersebut mengandung fitur partisipasi tidak mengikat.<br />
Penerbit instrumen ini dikecualikan dari penerapan<br />
paragraf 11–35 dan PA34–PA45 dari Pernyataan ini<br />
dalam membedakan antara liabilitas keuangan dan<br />
instrumen ekuitas. Namun demikian, instrumen tersebut<br />
tetap mengikuti semua ketentuan lain yang ada dalam<br />
Pernyataan ini. Selanjutnya, Pernyataan ini diterapkan<br />
untuk derivatif yang dilekatkan pada instrumen tersebut<br />
(lihat PSAK 55 (revisi 2006)).<br />
(e) instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam<br />
transaksi pembayaran berdasarkan PSAK 53 (revisi<br />
2010): Pembayaran Berbasis Saham, kecuali untuk:<br />
(i) kontrak yang termasuk dalam ruang lingkup<br />
paragraf 04–06 dari Pernyataan ini, dalam hal<br />
Pernyataan ini diterapkan;<br />
(ii) paragraf 36 dan 37 dari Pernyataan ini, yang<br />
diterapkan pada saham treasuri yang dibeli, dijual,<br />
diterbitkan, atau dibatalkan yang terkait dengan<br />
program opsi saham untuk karyawan, program<br />
pembelian saham oleh karyawan, dan semua<br />
pengaturan pembayaran berbasis saham lain.<br />
04. Pernyataan ini diterapkan pada kontrak pembelian<br />
atau penjualan item nonkeuangan yang dapat diselesaikan<br />
secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya,<br />
atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan,<br />
seolah-olah kontrak tersebut adalah instrumen keuangan,<br />
dengan pengecualian untuk kontrak yang disepakati dan<br />
dimaksudkan untuk terus dimiliki dengan tujuan untuk<br />
menerima atau menyerahkan item nonkeuangan sesuai<br />
dengan persyaratan pembelian, penjualan atau penggunaan<br />
yang diharapkan oleh entitas.<br />
05. Ada beberapa cara sebuah kontrak pembelian atau<br />
penjualan item nonkeuangan dapat diselesaikan secara neto<br />
dengan kas atau dengan instrumen keuangan lain, atau<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
50.<br />
dengan mempertukarkan instrumen keuangan. Cara tersebut<br />
mencakup:<br />
(a) jika persyaratan kontrak memperbolehkan salah satu pihak<br />
untuk menyelesaikan kontrak tersebut secara neto dengan<br />
kas atau dengan instrumen keuangan lain, atau dengan<br />
mempertukarkan instrumen keuangan;<br />
(b) jika kemampuan untuk menyelesaikan secara neto dengan<br />
kas atau dengan instrumen keuangan lain, atau dengan<br />
mempertukarkan instrumen keuangan, tidak dinyatakan<br />
secara eksplisit dalam persyaratan kontrak, tetapi entitas<br />
mempunyai kebiasaan menyelesaikan kontrak serupa<br />
secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan<br />
lain, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan<br />
(dengan menyepakati kontrak saling hapus dengan pihak<br />
lawan, atau dengan menjual kontrak sebelum dilaksanakan<br />
atau jatuh tempo);<br />
(c) jika, untuk kontrak serupa, entitas mempunyai kebiasan<br />
untuk menerima aset yang mendasari dan menjualnya dalam<br />
jangka pendek setelah penyerahan untuk memperoleh laba<br />
dari fluktuasi harga jangka pendek atau marjin penjual<br />
(dealer’s margin); dan<br />
(d) jika item nonkeuangan yang menjadi subyek dalam kontrak<br />
siap dikonversi menjadi kas.<br />
Kontrak yang memenuhi huruf (b) atau (c) di atas tidak<br />
dilakukan dengan tujuan untuk menerima atau menyerahkan<br />
item nonkeuangan sesuai dengan persyaratan pembelian,<br />
penjualan atau penggunaan yang diharapkan oleh entitas, dan<br />
oleh karenanya kontrak tersebut termasuk dalam ruang lingkup<br />
Pernyataan ini. Kontrak lain yang memenuhi ketentuan paragraf<br />
4 dievaluasi untuk menentukan apakah kontrak tersebut<br />
disepakati dan terus dimiliki dengan tujuan untuk menerima<br />
atau menyerahkan item nonkeuangan sesuai dengan persyaratan<br />
pembelian, penjualan atau penggunaan yang diharapkan oleh<br />
entitas, dan karenanya untuk menentukan apakah kontrak<br />
tersebut termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini.<br />
06. Opsi yang diterbitkan untuk membeli atau menjual<br />
item nonkeuangan yang dapat diselesaikan secara neto<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
dengan kas atau dengan instrumen keuangan lain, atau dengan<br />
mempertukarkan instrumen keuangan, sesuai dengan ketentuan<br />
paragraf 5(a) atau (d), termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan<br />
ini. Kontrak opsi jenis ini tidak dapat dilakukan untuk tujuan<br />
penerimaan atau penyerahan item nonkeuangan sesuai dengan<br />
persyaratan pembelian, penjualan, atau penggunaan yang<br />
diharapkan oleh entitas.<br />
Definisi (lihat juga paragraf PA03-PA33)<br />
07. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan<br />
dalam Pernyataan ini:<br />
Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk:<br />
(a) kas;<br />
(b) instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain;<br />
(c) hak kontraktual;<br />
(i) untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari<br />
entitas lain; atau<br />
(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas<br />
keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang<br />
berpotensi menguntungkan entitas tersebut, atau<br />
(d) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan<br />
menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh<br />
entitas dan merupakan:<br />
(i) nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin<br />
diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang<br />
bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan<br />
entitas; atau<br />
(ii) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan<br />
selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu<br />
kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah<br />
tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan<br />
entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas yang<br />
diterbitkan entitas tidak termasuk instrumen<br />
keuangan yang mempunyai fitur opsi jual (puttable<br />
financial instruments) yang dikategorikan sebagai<br />
instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
50.<br />
14, instrumen yang mensyaratkan suatu kewajiban<br />
terhadap entitas untuk menyerahkan kepada<br />
pihak lain bagian prorata aset neto entitas hanya<br />
pada saat likiudasi dan dikategorikan sebagai<br />
instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 15 dan<br />
16, atau instrumen yang merupakan kontrak untuk<br />
menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas<br />
yang diterbitkan entitas tersebut di masa yang akan<br />
datang.<br />
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan<br />
hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan<br />
seluruh liabilitasnya.<br />
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah<br />
nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau<br />
instrumen ekuitas entitas lain.<br />
Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable<br />
instrument) adalah instrumen keuangan yang memberikan<br />
hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen<br />
kepada penerbit dan memperoleh kas atau aset keuangan lain<br />
atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada<br />
saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang<br />
akan datang atau kematian atau purna karya dari pemegang<br />
instrumen.<br />
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa:<br />
(a) Kewajiban kontraktual:<br />
(i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain<br />
kepada entitas lain; atau<br />
(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas<br />
keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang<br />
berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut;<br />
(b) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan<br />
menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas<br />
dan merupakan suatu:<br />
(i) nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang<br />
bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan<br />
entitas; atau<br />
(ii) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan<br />
selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu<br />
kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah<br />
tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.<br />
Untuk tujuan ini, hak, opsi atau waran untuk<br />
memperoleh suatu jumlah yang tetap instrumen<br />
ekuitas yang dimiliki entitas untuk jumlah yang<br />
tetap dari berbagai mata uang adalah instrumen<br />
ekuitas jika entitas menawarkan rights, opsi atau<br />
waran prorata terhadap semua pemilik yang ada<br />
saat ini pada kategori yang sama pada instrumen<br />
ekuitas nonderivatif yang dimiliki. Juga, untuk<br />
tujuan ini instrumen keuangan ekuitas yang<br />
diterbitkan entitas tidak termasuk instrumen yang<br />
mempunyai fitur opsi jual yang dikategorikan<br />
sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf<br />
13 dan 14, instrumen yang mensyaratkan suatu<br />
kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan<br />
kepada pihak lain bagian prorata aset neto hanya<br />
pada saat likiudasi dan dikategorikan sebagai<br />
instrumen ekuitas yang sesuai dengan paragraf 15<br />
dan 16, atau instrumen yang merupakan kontrak<br />
untuk menerima atau menyerahkan instrumen<br />
ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa<br />
yang akan datang.<br />
Sebagai pengecualian, suatu instrumen yang memenuhi<br />
definisi liabilitas keuangan dikategorikan sebagai instrumen<br />
ekuitas jika memiliki semua fitur dan memenuhi kondisi di<br />
paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16.<br />
Nilai wajar adalah nilai suatu aset dapat dipertukarkan atau<br />
suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami<br />
dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s<br />
length transaction).<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.
Kombinasi Bisnis PSAK No. 22 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
50.<br />
08. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan<br />
dalam PSAK 55 (revisi 2006) paragraf 8 dan digunakan dalam<br />
Pernyataan ini dengan pengertian yang sesuai dengan yang<br />
diatur dalam PSAK 55 (revisi 2006).<br />
- biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau<br />
liabilitas keuangan<br />
- aset keuangan yang tersedia untuk dijual<br />
- penghentian-pengakuan<br />
- derivatif<br />
- metode bunga efektif<br />
- aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dinilai pada<br />
nilai wajar melalui laporan laba rugi<br />
- komitmen pasti<br />
- prakiraan transaksi<br />
- efektivitas lindung nilai<br />
- item yang dilindung nilai<br />
- instrumen lindung nilai<br />
- investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo<br />
- pinjaman diberikan dan piutang<br />
- pembelian atau penjualan yang dilakukan dengan cara yang<br />
umum<br />
- biaya transaksi<br />
09. Dalam pernyataan ini, “kontrak” dan “kontraktual”<br />
mengacu pada suatu kesepakatan antara dua pihak atau lebih,<br />
yang memiliki konsekuensi ekonomi yang jelas dan kecil<br />
peluangnya akan diabaikan oleh pihak-pihak yang terlibat,<br />
umumnya karena pemenuhan kesepakatan ini dapat dipaksakan<br />
secara hukum. Dengan demikian kontrak dan instrumen<br />
keuangan mungkin memiliki bentuk yang beragam dan tidak<br />
perlu dalam bentuk tertulis.<br />
10. Dalam Pernyataan ini “entitas” termasuk perorangan,<br />
persekutuan, badan hukum, perwalian (trusts), dan institusi<br />
pemerintah.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
<strong>PENYAJIAN</strong><br />
Liabilitas dan Ekuitas (lihat juga paragraf PA13-PA24 dan<br />
PA34-PA39)<br />
11. Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan<br />
awal mengategorikan instrumen tersebut atau komponenkomponennya<br />
sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,<br />
atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian<br />
kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan,<br />
dan instrumen ekuitas.<br />
12. Ketika penerbit menerapkan definisi di paragraf 7<br />
untuk menentukan apakah instrumen keuangan merupakan<br />
instrumen ekuitas, dan bukan merupakan liabilitas keuangan,<br />
maka instrumen tersebut merupakan instrumen ekuitas jika, dan<br />
hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b) berikut terpenuhi:<br />
(a) Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban<br />
kontraktual:<br />
(i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain<br />
kepada entitas lain; atau<br />
(ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas<br />
keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang<br />
berpotensi tidak menguntungkan penerbit.<br />
(b) Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan<br />
dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas,<br />
instrumen tersebut merupakan:<br />
(i) nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban<br />
kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan<br />
suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas<br />
yang diterbitkan entitas; atau<br />
(ii) derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan<br />
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset<br />
keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen<br />
ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini,<br />
rights, opsi atau waran untuk memperoleh suatu<br />
jumlah yang tetap instrumen ekuitas yang dimiliki<br />
entitas untuk jumlah yang tetap dari berbagai<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
mata uang adalah instrumen ekuitas jika entitas<br />
menawarkan rights, opsi atau waran prorata terhadap<br />
semua pemilik yang ada saat ini pada kategori yang<br />
sama pada instrumen ekuitas nonderivatif yang<br />
dimiliki. Juga, untuk tujuan ini instrumen ekuitas<br />
yang diterbitkan penerbit tidak termasuk instrumen<br />
yang memiliki semua fitur dan memenuhi persyaratan<br />
yang dijelaskan di paragraf 13 dan 14, atau paragraf<br />
15 dan 16, atau instrumen yang merupakan kontrak<br />
untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas<br />
yang diterbitkan entitas di masa yang akan datang.<br />
Kewajiban kontraktual, termasuk kewajiban yang berasal<br />
dari instrumen keuangan derivatif, yang akan atau dapat<br />
menyebabkan adanya penerimaan atau penyerahan instrumen<br />
ekuitas milik penerbit di masa yang akan datang, namun<br />
tidak memenuhi kondisi (a) dan (b) di atas, bukan merupakan<br />
instrumen ekuitas. Sebagai pengecualian, suatu instrumen yang<br />
memenuhi definisi liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai<br />
instrumen ekuitas jika memiliki semua fitur dan memenuhi<br />
kondisi di paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16.<br />
Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable<br />
instrument)<br />
13. Suatu instrumen keuangan yang mempunyai fitur<br />
opsi jual mencakup kewajiban kontraktual bagi penerbit<br />
untuk membeli kembali atau menebus instrumen tersebut dan<br />
menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan<br />
eksekusi opsi jual tersebut. Sebagai pengecualian atas definisi<br />
liabilitas keuangan, instrumen yang mencakup kewajiban<br />
tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki<br />
semua fitur berikut:<br />
(a) memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorata<br />
aset neto entitas pada saat likuidasi entitas. Aset neto<br />
entitas adalah aset yang tersisa setelah dikurangi semua<br />
klaim atas aset tersebut. Bagian prorata ditentukan oleh:<br />
(i) membagi aset neto entitas pada saat likuidasi ke dalam<br />
unit-unit dengan jumlah yang sama, dan<br />
50.10<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
(ii) mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang<br />
dimiliki oleh pemegang instrumen keuangan.<br />
(b) instrumen berada dalam kelompok instrumen yang<br />
merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen<br />
lainnya.Untuk berada dalam tingkat tersebut instrumen:<br />
(i) tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas<br />
aset entitas pada saat likuidasi, dan<br />
(ii) tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum<br />
berada pada kelompok instrumen yang merupakan<br />
subordinat dari seluruh kelompok instrumen lain.<br />
(c) Seluruh instrumen keuangan dalam kelompok instrumen<br />
yang merupakan subordinat dari semua kelompok<br />
instrumen lainnya memiliki fitur yang identik. Misalnya,<br />
instrumen tersebut harus dapat dijual kembali, dan rumus<br />
atau metode lain yang digunakan untuk menghitung harga<br />
pembelian kembali atau penebusan adalah sama untuk<br />
semua instrumen pada kelompok tersebut.<br />
(d) Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk<br />
membeli kembali atau menebus instrumen dan menerima<br />
kas atau aset keuangan lain, instrumen tersebut tidak<br />
termasuk kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas<br />
atau aset keuangan lain kepada entitas lain, atau untuk<br />
mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan<br />
dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi tidak<br />
menguntungkan bagi entitas tersebut, dan bukan suatu<br />
kontrak yang akan atau dapat ditunaikan dengan instrumen<br />
ekuitas yang diterbitkan entitas seperti yang diatur di<br />
subparagraf (b) dari definisi liabilitas keuangan.<br />
(e) Jumlah arus kas yang diharapkan dihasilkan dari instrumen<br />
selama umur instrumen didasarkan secara substansial pada<br />
laba rugi, perubahan dalam aset neto yang diakui atau<br />
perubahan dalam nilai wajar aset neto entitas yang diakui<br />
atau yang belum diakui selama umur instrumen (tidak<br />
termasuk dampak dari instrumen).<br />
14. Untuk instrumen yang dikategorikan sebagai instrumen<br />
ekuitas, selain instrumen yang memiliki semua fitur di atas,<br />
maka penerbit harus tidak memiliki instrumen keuangan lain<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.11
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
atau kontrak yang memiliki:<br />
(a) jumlah arus kas yang secara substansial bergantung pada<br />
laba rugi, perubahan dalam aset neto entitas yang diakui<br />
atau perubahan pada nilai wajar aset neto entitas yang<br />
diakui dan yang belum diakui (tidak termasuk dampak<br />
dari instrumen tersebut atau kontrak tersebut) dan<br />
(b) dampak dari pembatasan atau penetapan secara substansial<br />
atas pengembalian residu kepada pemegang instrumen<br />
yang mempunyai fitur opsi jual.<br />
Untuk tujuan menerapkan kondisi ini, entitas tidak<br />
mempertimbangkan kontrak nonkeuangan dengan pemegang<br />
instrumen yang dijelaskan di paragraf 13 yang memiliki syarat<br />
dan kondisi kontraktual yang serupa dengan syarat dan kondisi<br />
dari kontrak yang setara yang mungkin terjadi antara bukan<br />
pemegang instrumen dan entitas yang menerbitkan. Jika entitas<br />
tidak dapat menentukan bahwa kondisi ini terpenuhi, maka<br />
entitas tidak boleh mengategorikan instrumen yang mempunyai<br />
fitur opsi jual sebagai instrumen ekuitas.<br />
Instrumen, atau Komponen Instrumen, yang Mensyaratkan<br />
suatu Kewajiban kepada Entitas untuk Menyerahkan Ke<br />
Pihak Lain Bagian Aset Neto Entitas secara Pro Rata hanya<br />
pada saat Likuidasi<br />
15. Beberapa instrumen keuangan termasuk kewajiban<br />
kontraktual bagi entitas penerbit untuk menyerahkan kepada<br />
entitas lain bagian prorata aset neto hanya pada saat likuidasi.<br />
Kewajiban timbul karena likuidasi baik pasti terjadi ataupun<br />
berada di luar kendali entitas (misalnya, umur entitas yang<br />
terbatas) atau tidak pasti terjadi tetapi berdasarkan opsi dari<br />
pemegang instrumen. Sebagai pengecualian dari definisi<br />
liabilitas keuangan, suatu instrumen yang mencakup kewajiban<br />
tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki<br />
seluruh fitur berikut:<br />
(a) Entitas memberikan hak kepada pemegang instrumen<br />
untuk bagian prorata aset neto entitas dalam hal likuidasi<br />
entitas. Aset neto entitas adalah aset yang tersisa setelah<br />
dikurangi semua klaim pihak lain atas aset tersebut. Suatu<br />
50.12<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
bagian prorata ditentukan dengan:<br />
(i) membagi aset neto entitas pada saat likuidasi dalam<br />
unit jumlah yang sama; dan<br />
(ii) mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang<br />
dimiliki oleh pemegang instrumen keuangan.<br />
(b) Instrumen ini berada berada pada kelompok instrumen<br />
yang merupakan subordinat dari semua kelompok<br />
instrumen lainnya. Untuk berada dalam kelompok tersebut<br />
instrumen:<br />
(i) tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas<br />
aset entitas pada saat likuidasi, dan<br />
(ii) tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum<br />
berada pada kelompok instrumen yang merupakan<br />
subordinat dari semua kelompok instrumen lain.<br />
(c) Seluruh instrumen yang berada pada kelompok instrumen<br />
yang merupakan subordinat dari semua kelompok<br />
instrumen lainnya harus memiliki kewajiban kontraktual<br />
identik bagi entitas penerbit untuk memberikan bagian<br />
prorata aset neto pada saat likuidasi.<br />
16. Untuk instrumen yang dikategorikan sebagai instrumen<br />
ekuitas, selain instrumen yang memiliki semua fitur di atas,<br />
maka penerbit harus tidak memiliki instrumen keuangan lain<br />
atau kontrak yang memiliki:<br />
(a) jumlah arus kas yang secara substansial bergantung pada<br />
laba rugi, perubahan aset neto entitas yang diakui atau<br />
perubahan nilai wajar aset neto entitas yang diakui dan<br />
yang belum diakui (tidak termasuk dampak dari instrumen<br />
tersebut atau kontrak) dan<br />
(b) dampak dari pembatasan atau penetapan secara substansial<br />
atas pengembalian residu kepada pemegang instrumen<br />
yang mempunyai fitur opsi jual.<br />
Untuk tujuan menerapkan kondisi ini, entitas tidak<br />
mempertimbangkan kontrak nonkeuangan dengan pemegang<br />
instrumen yang dijelaskan di paragraf 15 yang memiliki syarat<br />
dan kondisi kontraktual yang serupa dengan syarat dan kondisi<br />
dari kontrak yang setara yang mungkin terjadi antara bukan<br />
pemegang instrumen dan entitas yang menerbitkan. Jika entitas<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.13
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
tidak dapat menentukan bahwa kondisi ini terpenuhi, maka<br />
entitas tidak boleh mengategorikan instrumen yang mempunyai<br />
fitur opsi jual sebagai instrumen ekuitas.<br />
Reklasifikasi Instrumen yang Mempunyai Fitur Opsi Jual<br />
dan Instrumen yang Mensyaratkan suatu Kewajiban<br />
terhadap Entitas untuk Menyerahkan kepada Pihak<br />
Lain Bagian Pro Rata Aset Neto Entitas Hanya pada Saat<br />
Likuidasi.<br />
17. Entitas mengklasifikasikan instrumen keuangan<br />
sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan 14<br />
atau paragraf 15 dan 16 sejak tanggal ketika instrumen memiliki<br />
seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang diatur di paragraf<br />
tersebut. Misalnya, jika entitas menebus seluruh instrumen tanpa<br />
opsi jual (nonputtable) yang diterbitkan dan setiap instrumen<br />
yang mempunyai fitur opsi jual (puttable) yang masih beredar<br />
memiliki seluruh fitur dan memenuhi semua kondisi di paragraf<br />
13 dan 14, maka entitas mengklasifikasikan instrumen yang<br />
mempunyai fitur opsi jual sebagai instrumen ekuitas dari tanggal<br />
ketika entitas menebus instrumen tanpa opsi jual.<br />
18. Entitas memperhitungkan reklasifikasi instrumen<br />
sesuai dengan paragraf 17 sebagai berikut:<br />
(a) Entitas mereklasifikasi instrumen ekuitas sebagai liabilitas<br />
keuangan sejak tanggal ketika instrumen tidak lagi memiliki<br />
semua fitur atau memenuhi kondisi di paragraf 13 dan 14<br />
atau paragraf 15 dan 16. Liabilitas keuangan diukur pada<br />
nilai wajar instrumen tersebut pada tanggal reklasifikasi.<br />
Entitas mengakui dalam ekuitas setiap perbedaan antara<br />
jumlah tercatat dari instrumen ekuitas dan nilai wajar<br />
liabilitas keuangan pada tanggal reklasifikasi.<br />
(b) Entitas mereklasifikasi liabilitas keuangan sebagai ekuitas<br />
sejak tanggal ketika instrumen memiliki semua fitur dan<br />
memenuhi kondisi yang diatur di paragraf 13 dan 14 atau<br />
paragraf 15 dan 16. Instrumen ekuitas diukur pada jumlah<br />
tercatat liabilitas keuangan pada tanggal reklasifikasi.<br />
50.14<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Tanpa Kewajiban Kontraktual untuk Menyerahan Kas atau<br />
Aset Keuangan Lainnya (Paragraf 12(a))<br />
19. Dengan pengecualian dari keadaan yang dijelaskan<br />
di paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16, fitur penting<br />
dalam membedakan antara liabilitas keuangan dan instrumen<br />
ekuitas adalah adanya kewajiban kontraktual satu pihak dari<br />
instrumen keuangan (penerbit), untuk menyerahkan kas atau<br />
aset keuangan lain kepada pihak lain (pemegang), atau untuk<br />
mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan<br />
pemegang instrumen ekuitas dalam kondisi yang berpotensi<br />
tidak menguntungkan pihak penerbit. Walaupun pemegang<br />
instrumen ekuitas mungkin berhak menerima dividen atau<br />
bentuk distribusi ekuitas lain secara prorata, pihak penerbit<br />
tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk melakukan<br />
distribusi tersebut karena penerbit instrumen ekuitas tidak<br />
diwajibkan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain<br />
kepada pihak lain.<br />
20. Substansi dari instrumen keuangan, bukan bentuk<br />
hukumnya, merupakan dasar bagi pengklasifikasiannya<br />
dalam laporan posisi keuangan. Substansi dan bentuk hukum<br />
umumnya sejalan, tetapi tidak selalu. Beberapa jenis instrumen<br />
keuangan memiliki bentuk hukum berupa ekuitas tetapi secara<br />
substansi merupakan liabilitas dan bentuk lainnya mungkin<br />
berupa kombinasi dari fitur instrumen ekuitas dan fitur liabilitas<br />
keuangan. Misalnya:<br />
(a) Saham preferen yang mewajibkan penerbitnya untuk<br />
membeli kembali saham tersebut dengan harga yang<br />
telah ditetapkan atau harga yang dapat ditetapkan pada<br />
tanggal yang telah ditetapkan atau tanggal yang dapat<br />
ditetapkan di masa yang akan datang, atau saham preferen<br />
yang memberikan hak pada pemegangnya untuk meminta<br />
penerbit agar membeli kembali saham tersebut pada atau<br />
setelah tanggal tertentu dengan harga yang telah ditetapkan<br />
atau harga yang dapat ditetapkan adalah liabilitas<br />
keuangan.<br />
(b) Instrumen keuangan yang memberi hak kepada<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.15
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
50.16<br />
pemegangnya untuk menjual instrumen itu kembali pada<br />
penerbitnya baik dengan menerima kas atau dengan aset<br />
keuangan lainnya (puttable instrument) adalah liabilitas<br />
keuangan, kecuali untuk instrumen yang dikategorikan<br />
sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan<br />
14 atau paragraf 15 dan 16.<br />
Instrumen keuangan adalah liabilitas keuangan bahkan<br />
ketika jumlah kas atau aset keuangan lain ditentukan<br />
berdasarkan indeks atau hal lain yang berpotensi<br />
meningkat atau menurun. Adanya opsi bagi pemegang<br />
instrumen untuk menjual kembali instrumen kepada<br />
penerbit dengan menerima kas atau aset keuangan lain<br />
mengartikan bahwa instrumen yang mempunyai fitur<br />
opsi jual memenuhi definisi liabilitas keuangan, kecuali<br />
untuk instrumen yang diklasifikasikan sebagai instrumen<br />
ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15<br />
dan 16. Misalnya, reksa dana terbuka (open ended mutual<br />
funds), unit perwalian (unit trusts), dan persekutuan bisa<br />
memberi hak pada pemegang unit atau anggotanya untuk<br />
sewaktu-waktu menarik kepentingan mereka pada penerbit<br />
sejumlah kas, yang mengakibatkan kepentingan pemegang<br />
unit atau anggota diklasifikasikan sebagai liabilitas<br />
keuangan, kecuali untuk instrumenyang dikategorikan<br />
sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan<br />
14 atau paragraf 15 dan 16. Namun demikian, kategori<br />
sebagai liabilitas keuangan tidak serta-merta meniadakan<br />
penggunaan istilah seperti “nilai aset neto milik pemegang<br />
unit” dan “perubahan dalam nilai aset neto milik pemegang<br />
unit” dalam laporan keuangan entitas yang tidak memiliki<br />
modal disetor (seperti pada beberapa reksa dana dan unit<br />
perwalian) atau penggunaan pengungkapan tambahan<br />
untuk menunjukkan bahwa total kepentingan para anggota<br />
terdiri atas berbagai item, seperti cadangan yang memenuhi<br />
definisi ekuitas dan instrumen yang dapat dijual kembali<br />
pada penerbit yang tidak memenuhi definisi ekuitas.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
21. Jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk<br />
menghindari penyelesaian kewajiban kontraktualnya berupa<br />
penyerahan kas atau aset keuangan lainnya, maka kewajiban<br />
tersebut memenuhi definisi liabilitas keuangan, kecuali untuk<br />
instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas sesuai dengan<br />
paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16. Misalnya:<br />
(a) Keterbatasan kemampuan entitas untuk memenuhi<br />
kewajiban kontraktualnya, seperti kurangnya akses<br />
pada valuta asing atau adanya ketentuan untuk meminta<br />
persetujuan dari pihak regulator atas pembayaran yang akan<br />
dilakukan, tidak membatalkan kewajiban kontraktual entitas<br />
tersebut atau hak kontraktual pemegang instrumen.<br />
(b) Kewajiban kontraktual yang bergantung pada pelaksanaan<br />
hak untuk menebus kembali oleh pihak lawan adalah<br />
liabilitas keuangan, karena entitas tidak memiliki hak<br />
tanpa syarat untuk menghindari melakukan pembayaran<br />
dengan kas atau aset keuangan lain.<br />
22. Instrumen keuangan yang tidak secara eksplisit<br />
menciptakan kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas<br />
atau aset keuangan lainnya, bisa saja secara tidak langsung<br />
menciptakan kewajiban melalui persyaratan dan kondisi yang<br />
ada padanya. Misalnya:<br />
(a) Instrumen keuangan mungkin memiliki kewajiban<br />
nonkeuangan yang harus diselesaikan jika, dan hanya<br />
jika, entitas gagal melakukan pembayaran atau menebus<br />
instrumen tersebut. Jika entitas tersebut dapat menghindari<br />
kewajiban untuk mentransfer kas atau aset keuangan<br />
lainnya hanya dengan menyelesaikan kewajiban nonkeuangannya,<br />
maka instrumen keuangan tersebut adalah<br />
liabilitas keuangan.<br />
(b) Instrumen keuangan adalah liabilitas keuangan jika<br />
instrumen tersebut memiliki ketentuan bahwa dalam<br />
penyelesaiannya entitas akan menyerahkan:<br />
(i) kas atau aset keuangan lain; atau<br />
(ii) saham yang diterbitkan entitas yang nilainya<br />
ditentukan jauh melebihi nilai kas atau aset keuangan<br />
lain yang seharusnya diserahkan.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.17
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Walaupun entitas tersebut tidak memiliki kewajiban<br />
kontraktual secara eksplisit untuk menyerahkan kas<br />
atau aset keuangan lainnya, nilai dari penyelesaian<br />
menggunakan saham dianggap sama dengan nilai yang<br />
harus dibayarkan secara kas. Dalam situasi apapun,<br />
pemegang instrumen secara substansi memperoleh<br />
jaminan untuk menerima suatu jumlah yang minimal<br />
setara dengan penyelesaian menggunakan kas (cash<br />
settlement option) (lihat paragraf 23).<br />
Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan<br />
Entitas (paragraf 12(b))<br />
23. Suatu kontrak bukan merupakan instrumen ekuitas<br />
semata-mata karena kontrak tersebut menyebabkan penerimaan<br />
atau penyerahan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.<br />
Entitas mungkin memiliki hak atau kewajiban kontraktual<br />
untuk menerima atau menyerahkan saham yang diterbitkan atau<br />
instrumen ekuitas lain dalam jumlah yang bervariasi hingga<br />
nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas<br />
yang akan diterima atau diserahkan tersebut setara dengan<br />
nilai hak atau kewajiban kontraktualnya. Hak atau kewajiban<br />
kontraktual tersebut dapat berupa nilai yang telah ditetapkan<br />
atau nilai yang berfluktuasi, baik sebagian maupun seluruhnya,<br />
bergantung pada perubahan variabelnya selain dari harga pasar<br />
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut (misalnya<br />
tingkat suku bunga, harga komoditas, atau harga instrumen<br />
keuangan. Dua contoh yang digunakan adalah (a) kontrak untuk<br />
menyerahkan instrumen ekuitas senilai Rp100, dan (b) kontrak<br />
untuk menyerahkan instrumen ekuitas senilai 100 ons emas.<br />
Kontrak jenis ini merupakan liabilitas keuangan bagi entitas<br />
walaupun entitas tersebut harus atau dapat menyelesaikan<br />
dengan instrumen ekuitas miliknya. Kontrak tersebut bukan<br />
merupakan instrumen ekuitas karena entitas menggunakan<br />
instrumen ekuitas yang diterbitkanya dalam jumlah yang<br />
bervariasi sebagai penyelesaian kontrak. Dengan demikian,<br />
kontrak tersebut tidak memberikan hak residual atas aset entitas<br />
setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.<br />
50.18<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
24. Kecuali yang dinyatakan di paragraf 25, kontrak<br />
yang akan diselesaikan oleh entitas dengan penyerahan (atau<br />
penerimaan) instrumen ekuitas miliknya dalam jumlah yang<br />
telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan<br />
lainnya yang nilainya telah ditetapkan adalah instrumen<br />
ekuitas. Misalnya, opsi saham yang diterbitkan yang<br />
memberi hak kepada pihak lawan untuk membeli saham yang<br />
diterbitkan entitas dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan<br />
harga yang telah ditetapkan atau untuk membeli obligasi<br />
dengan nilai pokok yang telah ditetapkan adalah instrumen<br />
ekuitas. Perubahan nilai wajar kontrak yang disebabkan oleh<br />
berfluktuasinya suku bunga pasar yang tidak mempengaruhi<br />
jumlah kas atau nilai aset keuangan yang harus dibayarkan atau<br />
diterima, atau jumlah instrumen ekuitas yang harus diterima<br />
atau diserahkan, pada waktu penyelesaian kontrak, tidak<br />
mengecualikan kontrak tersebut sebagai instrumen ekuitas.<br />
Setiap jumlah yang diterima (seperti premium yang diterima<br />
atas penerbitan opsi atau waran atas saham yang diterbitkan<br />
entitas) ditambahkan secara langsung ke ekuitas. Setiap<br />
jumlah yang dibayarkan (seperti premi yang dibayarkan untuk<br />
pembelian opsi) langsung dikurangkan dari ekuitas. Perubahan<br />
dalam nilai wajar instrumen ekuitas tidak diakui dalam laporan<br />
keuangan.<br />
25 Jika instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas akan<br />
diterima, atau diserahkan, oleh entitas pada saat penyelesaian<br />
kontrak merupakan instrumen keuangan yang mempunyai<br />
fitur opsi jual dengan semua fitur dan memenuhi kondisi<br />
yang dijelaskan di paragraf 13 dan 14, atau instrumen<br />
yang mensyaratkan suatu kewajiban terhadap entitas untuk<br />
menyerahkan kepada pihak lain bagian prorata aset neto entitas<br />
hanya pada saat likuidasi dengan semua fitur dan mememuhi<br />
kondisi yang dijelaskan di paragraf 15 dan 16, maka kontrak<br />
tersebut adalah aset keuangan atau liabilitas keuangan. Hal<br />
ini termasuk kontrak yang akan diselesaikan oleh entitas<br />
melalui penerimaan atau penyerahan sejumlah instrumen yang<br />
tetap yang dipertukarkan dengan sejumlah tetap kas atau aset<br />
keuangan lainnya.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.19
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
26. Dengan pengecualian keadaan yang dijelaskan di<br />
paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16, kontrak yang<br />
mewajibkan entitas untuk membeli kembali instrumen<br />
ekuitasnya, baik dengan kas atau aset keuangan lainnya akan<br />
menambah liabilitas keuangan entitas sebesar nilai kini dari<br />
nilai penebusannya (misalnya, sebesar nilai kini dari harga<br />
pembelian kembali kontrak forward, harga pelaksanaan opsi,<br />
atau nilai penebusan lain). Ketentuan ini juga berlaku sekalipun<br />
kontrak tersebut merupakan instrumen ekuitas. Satu contoh<br />
adalah kewajiban entitas berdasarkan kontrak forward untuk<br />
membeli instrumen ekuitasnya secara kas. Ketika liabilitas<br />
keuangan pertama kali diakui berdasarkan PSAK 55 (revisi<br />
2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran,<br />
maka nilai wajarnya (atau nilai kini dari nilai penebusannya)<br />
direklasifikasi dari ekuitas. Setelah pengakuan awal, liabilitas<br />
keuangan diukur berdasarkan PSAK 55 (revisi 2006). Jika<br />
kontrak jatuh tempo tanpa adanya penyerahan, maka nilai<br />
tercatat dari liabilitas keuangan tersebut direklasifikasi ke<br />
ekuitas. Kewajiban kontraktual entitas untuk membeli<br />
instrumen ekuitasnya menambah liabilitas keuangan sebesar<br />
nilai kini dari nilai penebusannya sekalipun liabilitas untuk<br />
membeli instrumen tersebut bersifat kondisional, bergantung<br />
apakah pihak lawan menggunakan hak untuk menebus<br />
(misalnya penerbitan opsi jual (put option) yang memberi<br />
hak bagi pihak lawan untuk menjual instrumen ekuitas yang<br />
diterbitkan entitas pada entitas tersebut dengan harga yang<br />
telah ditetapkan).<br />
27. Kontrak yang akan diselesaikan oleh entitas dengan<br />
menyerahkan atau menerima instrumen ekuitas dalam jumlah<br />
yang telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan<br />
lainnya dengan jumlah yang bervariasi merupakan aset<br />
keuangan atau liabilitas keuangan. Misalnya kontrak yang<br />
mewajibkan entitas untuk menyerahkan 100 lembar instrumen<br />
ekuitasnya sebagai pengganti kas yang bernilai setara dengan<br />
100 ons emas.<br />
50.20<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Ketentuan Penyelesaian Kontinjensi<br />
28. Instrumen keuangan dapat mewajibkan entitas untuk<br />
menyerahkan kas atau aset keuangan lain atau jika tidak,<br />
menyelesaikannya sebagaimana jika instrumen tersebut berupa<br />
liabilitas keuangan, dalam situasi terjadi atau tidak terjadinya<br />
suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang<br />
(atau hasil dari situasi yang tidak pasti) yang berada di luar<br />
kendali penerbit maupun pemegang instrumen tersebut, seperti<br />
perubahan dalam indeks pasar modal, indeks harga konsumen,<br />
suku bunga atau ketentuan perpajakan, atau pendapatan, laba<br />
neto, atau rasio utang terhadap modal penerbit di masa yang<br />
akan datang. Penerbit instrumen seperti ini tidak memiliki hak<br />
tanpa syarat untuk tidak menyerahkan kas atau aset keuangan<br />
lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikannya seperti jika<br />
instrumen tersebut berupa liabilitas keuangan). Oleh karenanya,<br />
instrumen keuangan adalah liabilitas keuangan bagi penerbit,<br />
kecuali jika:<br />
(a) bagian dari ketentuan penyelesaian kontinjensi yang<br />
mensyaratkan penyelesaian secara kas atau melalui<br />
penyerahan aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk<br />
menyelesaikannya sebagaimana jika instrumen tersebut<br />
berupa liabilitas keuangan) adalah tidak sah (not<br />
genuine);<br />
(b) penerbit dapat diwajibkan untuk menyelesaikan<br />
kewajibannya secara kas atau melalui penyerahan aset<br />
keuangan lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikannya<br />
sebagaimana jika instrumen tersebut berupa liabilitas<br />
keuangan) hanya dalam kondisi penerbit dilikuidasi;<br />
atau<br />
(c) instrumen yang memiliki seluruh fitur dan memenuhi<br />
kondisi di paragraf 13 dan 14.<br />
Pilihan Penyelesaian<br />
29. Ketika instrumen keuangan derivatif memberi kepada<br />
satu pihak pilihan cara penyelesaian (misalnya penerbit atau<br />
pemegang instrumen dapat memilih penyelesaian secara<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.21
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
neto dengan kas atau dengan mempertukarkan saham<br />
dengan kas), maka instrumen tersebut adalah aset keuangan<br />
atau liabilitas keuangan, kecuali jika seluruh alternatif<br />
penyelesaian yang ada menjadikannya sebagai instrumen<br />
ekuitas.<br />
30. Contoh liabilitas keuangan dari instrumen keuangan<br />
derivatif dengan pilihan penyelesaian adalah opsi saham<br />
yang memberi pilihan kepada penerbit untuk menentukan<br />
penyelesaiannya secara neto dengan kas atau dengan<br />
mempertukarkan sahamnya dengan sejumlah kas. Serupa<br />
dengan itu, sejumlah kontrak untuk membeli atau menjual<br />
item nonkeuangan sebagai pengganti instrumen ekuitas yang<br />
diterbitkan entitas termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan<br />
ini, karena kontrak tersebut dapat diselesaikan, baik dengan<br />
penyerahan item nonkeuangan atau diselesaikan secara neto<br />
dengan kas atau dengan instrumen keuangan lain (lihat paragraf<br />
04–06). Kontrak tersebut merupakan aset keuangan atau<br />
liabilitas keuangan dan bukan merupakan instrumen ekuitas.<br />
Instrumen Keuangan Majemuk (lihat juga paragraf PA40-<br />
PA45 dan Contoh Ilustrasi 9-12)<br />
31. Penerbit instrumen keuangan nonderivatif<br />
mengevaluasi persyaratan instrumen keuangannya untuk<br />
menentukan apakah instrumen tersebut mengandung<br />
komponen ekuitas dan liabilitas. Komponen-komponen<br />
tersebut diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas<br />
keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai<br />
dengan ketentuan di paragraf 11.<br />
32. Entitas mengakui secara terpisah komponen-komponen<br />
instrumen keuangan yang:<br />
(a) menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan<br />
(b) memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk<br />
mengkonversi instrumen keuangan tersebut menjadi<br />
instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.<br />
Misalnya, obligasi atau instrumen serupa yang dapat dikonversi<br />
50.22<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
oleh pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang<br />
telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan majemuk. Dari<br />
sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua komponen:<br />
liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan<br />
kas atau aset keuangan lainnya) dan instrumen ekuitas (opsi<br />
beli yang memberikan hak pada pemegangnya selama jangka<br />
waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi<br />
saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan). Dampak<br />
ekonomi dari penerbitan instrumen seperti ini secara substansial<br />
sama dengan penerbitan secara simultan instrumen kewajiban<br />
yang memiliki ketentuan pelunasan dipercepat dan waran untuk<br />
pembelian saham biasa, atau penerbitan instrumen utang yang<br />
dilengkapi dengan waran beli saham yang dapat dipisahkan<br />
(detachable share purchase warrants). Dengan demikian,<br />
dalam semua kasus, entitas menyajikan komponen liabilitas<br />
dan ekuitas secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.<br />
33. Klasifikasi komponen liabilitas dan ekuitas dari<br />
suatu instrumen yang dapat dikonversi tidak diubah sebagai<br />
akibat adanya perubahan kemungkinan bahwa opsi konversi<br />
tersebut akan dilaksanakan, meskipun jika pelaksanaan opsi<br />
tersebut akan menguntungkan secara ekonomi bagi beberapa<br />
pemegangnya. Pemegang instrumen mungkin tidak selalu<br />
bertindak sebagaimana yang diperkirakan karena, misalnya,<br />
konsekuensi pajak yang timbul akibat konversi yang dilakukan<br />
mungkin berbeda-beda di antara para pemegang. Selanjutnya,<br />
kemungkinan terjadinya konversi akan selalu berubah<br />
dari waktu ke waktu. Kewajiban kontraktual entitas untuk<br />
melakukan pembayaran di masa datang akan tetap ada hingga<br />
kewajiban tersebut berakhir melalui konversi, jatuh tempo<br />
instrumen, atau transaksi lainnya.<br />
34. PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:<br />
Pengakuan dan Pengukuran mengatur hal-hal yang berhubungan<br />
dengan pengukuran aset dan liabilitas keuangan. Instrumen<br />
ekuitas adalah instrumen yang memberikan hak residual<br />
atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Oleh<br />
karenanya, ketika nilai tercatat awal suatu instrumen keuangan<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.23
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
majemuk dialokasikan pada komponen ekuitas dan liabilitas,<br />
maka komponen ekuitas yang dialokasikan adalah jumlah<br />
residu dari nilai wajar instrumen keuangan secara keseluruhan<br />
dikurangi dengan nilai komponen liabilitas yang ditetapkan<br />
secara terpisah. Nilai dari setiap fitur derivatif (seperti opsi<br />
beli) yang melekat pada instrumen keuangan majemuk selain<br />
komponen ekuitas (seperti opsi konversi ekuitas) merupakan<br />
bagian dari komponen liabilitas. Jumlah nilai tercatat yang<br />
dialokasikan ke komponen liabilitas dan ekuitas pada<br />
saat pengakuan awal selalu setara dengan nilai wajar dari<br />
instrumen tersebut secara keseluruhan. Tidak ada keuntungan<br />
atau kerugian yang timbul dari pengakuan awal komponen<br />
instrumen secara terpisah.<br />
35. Sesuai dengan pendekatan yang dijelaskan di paragraf<br />
34, penerbit obligasi yang dapat dikonversi menjadi saham biasa<br />
pertama kali menentukan nilai tercatat komponen liabilitas<br />
dengan mengukur nilai wajar liabilitas serupa (termasuk fitur<br />
derivatif nonekuitas melekat) yang tidak memiliki komponen<br />
ekuitas. Nilai tercatat instrumen ekuitas yang ditunjukkan<br />
oleh opsi untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi<br />
saham biasa, ditetapkan dengan cara mengurangkan nilai<br />
wajar liabilitas keuangan dari nilai wajar instrumen keuangan<br />
majemuk secara keseluruhan.<br />
Saham Treasuri (Lihat Juga Paragraf PA46)<br />
36. Jika entitas memperoleh kembali instrumen<br />
ekuitasnya, instrumen-instrumen tersebut (saham treasuri)<br />
dikurangkan dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian<br />
yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau<br />
pembatalan instrumen ekuitas entitas tersebut tidak dapat<br />
diakui dalam laporan laba rugi. Saham treasuri tersebut<br />
dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan<br />
atau oleh anggota lain dalam kelompok usaha yang<br />
dikonsolidasi. Jumlah yang dibayarkan atau diterima diakui<br />
secara langsung di ekuitas.<br />
50.24<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
37. Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara<br />
terpisah, baik dalam laporan posisi keuangan maupun dalam<br />
catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan PSAK 1 (revisi<br />
2009): Penyajian Laporan Keuangan. Jika saham treasuri dibeli<br />
dari pihak-pihak berelasi, maka entitas mengungkapkannya<br />
berdasarkan PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihakpihak<br />
Berelasi.<br />
Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan (lihat juga<br />
paragraf PA47)<br />
38. Bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang<br />
berkaitan dengan instrumen keuangan atau komponen<br />
yang merupakan liabilitas keuangan diakui sebagai<br />
pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi. Distribusi<br />
kepada pemegang instrumen ekuitas didebit oleh entitas<br />
secara langsung ke ekuitas, setelah dikurangi dampak<br />
pajak penghasilan terkait. Biaya transaksi yang timbul dari<br />
transaksi ekuitas, dicatat sebgai pengurang ekuitas, setelah<br />
dikurangi dampak pajak penghasilan terkait.<br />
39. Klasifikasi instrumen keuangan sebagai liabilitas<br />
keuangan atau instrumen ekuitas menentukan apakah bunga,<br />
dividen, kerugian dan keuntungan terkait dengan instrumen<br />
tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban dalam<br />
laporan laba rugi. Jadi, pembayaran dividen atas saham yang<br />
sepenuhnya diakui sebagai liabilitas, diakui sebagai beban<br />
sebagaimana pembayaran bunga atas obligasi. Demikian<br />
juga, keuntungan dan kerugian yang terkait dengan penebusan<br />
atau pembiayaan kembali liabilitas keuangan diakui dalam<br />
laporan laba rugi, sedangkan penebusan atau pembiayaan<br />
kembali instrumen ekuitas diakui sebagai perubahan ekuitas.<br />
Perubahan nilai wajar instrumen ekuitas tidak diakui dalam<br />
laporan keuangan.<br />
40. Entitas umumnya membayar berbagai biaya dalam<br />
penerbitan atau perolehan kembali instrumen ekuitasnya.<br />
Biaya tersebut antara lain berupa biaya pendaftaran dan<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.25
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
komisi lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada<br />
penasehat hukum, akuntan, dan penasehat profesional lain,<br />
biaya percetakan dan materai. Biaya transaksi yang timbul dari<br />
transaksi ekuitas dicatat sebagai pengurang ekuitas (setelah<br />
dikurangi dampak pajak penghasilan), sepanjang biaya tersebut<br />
merupakan biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara<br />
langsung dengan transaksi ekuitas, tetapi diabaikan jika tidak<br />
dapat diatribusikan secara langsung. Biaya transaksi ekuitas<br />
yang diabaikan tersebut diakui sebagai beban.<br />
41. Biaya transaksi yang terkait dengan penerbitan<br />
instrumen keuangan majemuk dialokasikan pada komponen<br />
liabilitas dan ekuitas dari instrumen secara proporsional dengan<br />
alokasi hasil yang diperoleh. Biaya transaksi yang terkait<br />
dengan lebih dari satu transaksi (misalnya biaya yang timbul<br />
dari penawaran atas sejumlah saham dan pencatatan saham<br />
lainnya secara bersamaan di bursa) dialokasikan pada seluruh<br />
transaksi tersebut dengan menggunakan dasar alokasi yang<br />
rasional dan konsisten dengan transaksi serupa.<br />
42. Jumlah biaya transaksi yang dicatat sebagai pengurang<br />
ekuitas dalam suatu periode diungkapkan secara terpisah<br />
berdasarkan PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan<br />
Keuangan. Jumlah pajak penghasilan terkait yang diakui<br />
secara langsung di ekuitas dimasukkan dalam jumlah agregat<br />
pajak penghasilan periode berjalan dan pajak penghasilan<br />
tangguhan yang ditambahkan atau dibebankan pada ekuitas,<br />
yang diungkapkan berdasarkan PSAK 46 (revisi 2010): Pajak<br />
Penghasilan.<br />
43. Dividen yang dikategorikan sebagai beban dapat<br />
disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan<br />
laba rugi terpisah (jika ada) bersama dengan bunga atas<br />
liabilitas lain atau disajikan sebagai pos terpisah. Sebagai<br />
tambahan dari ketentuan dalam Pernyataan ini, pengungkapan<br />
beban bunga dan dividen tunduk pada ketentuan dalam PSAK<br />
1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK 60:<br />
Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Dalam beberapa kondisi,<br />
50.26<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
karena adanya perbedaan antara beban bunga dan dividen yang<br />
terkait dengan hal-hal seperti pengurangan pajak, maka akan<br />
lebih baik jika keduanya diungkapkan secara terpisah dalam<br />
laporan laba rugi. Pengungkapan pengaruh pajak dilakukan<br />
sesuai dengan PSAK 46 (revisi 2010): Pajak Penghasilan.<br />
44. Keuntungan dan kerugian yang terkait dengan<br />
perubahan nilai tercatat liabilitas keuangan diakui sebagai<br />
pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi meskipun<br />
keduanya berkaitan dengan instrumen yang mengandung hak<br />
residual atas aset entitas dalam pertukaran dengan kas atau<br />
aset keuangan lainnya (lihat paragraf 20 (b)). Sesuai dengan<br />
PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan, entitas<br />
menyajikan keuntungan atau kerugian akibat pengukuran<br />
kembali instrumen keuangan tersebut secara terpisah dalam<br />
laporan laba rugi komprehensif jika pemisahan tersebut<br />
dianggap relevan untuk menjelaskan uraian kinerja entitas<br />
tersebut.<br />
Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan<br />
(lihat juga paragraf PA48 dan PA49)<br />
45. Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus<br />
dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan<br />
jika, dan hanya jika, entitas:<br />
(a) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara<br />
hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang<br />
telah diakui tersebut; dan<br />
(b) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk<br />
merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya<br />
secara simultan.<br />
Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang<br />
tidak memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan, maka<br />
entitas tidak boleh melakukan saling hapus aset keuangan<br />
yang ditransfer dan liabilitas terkait (lihat PSAK 55 (revisi<br />
2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran<br />
paragraf 36).<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.27
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
46. Pernyataan ini mensyaratkan penyajian aset keuangan<br />
dan liabilitas keuangan secara neto jika penyajian tersebut<br />
mencerminkan arus kas masa datang yang diharapkan entitas<br />
dari penyelesaian dua atau lebih instrumen keuangan yang<br />
terpisah. Jika entitas memiliki hak untuk menerima atau<br />
membayar suatu jumlah neto tertentu dan berniat untuk<br />
merealisasikannya, maka entitas tersebut hanya memiliki satu<br />
aset keuangan atau satu liabilitas keuangan. Dalam situasi lain,<br />
aset keuangan dan liabilitas keuangan disajikan secara terpisah<br />
satu sama lain dan konsisten dengan karakteristik yang dimiliki,<br />
yaitu sebagai sumber daya atau sebagai kewajiban entitas.<br />
47. Saling hapus antar aset keuangan dan liabilitas<br />
keuangan yang diakui dan penyajian jumlah neto berbeda<br />
dengan penghentian-pengakuan aset keuangan atau liabilitas<br />
keuangan. Sekalipun saling hapus tidak menimbulkan<br />
pengakuan keuntungan atau kerugian, penghentian-pengakuan<br />
instrumen keuangan tidak hanya menyebabkan dikeluarkannya<br />
item dari laporan posisi keuangan yang sebelumnya diakui,<br />
tetapi juga menimbulkan pengakuan keuntungan atau<br />
kerugian.<br />
48. Hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak<br />
hukum debitur, baik dalam bentuk kontrak maupun cara<br />
lain, untuk menyelesaikan atau mengeliminasi seluruh atau<br />
sebagian jumlah yang dibayarkan kepada kreditor dengan cara<br />
membandingkan jumlah yang harus dibayarkan dengan piutang<br />
kepada kreditor yang bersangkutan. Dalam situasi yang tidak<br />
biasa, debitur memiliki hak hukum untuk membandingkan<br />
jumlah yang terutang dari pihak ketiga dengan jumlah piutang<br />
kepada kreditur sepanjang terdapat kesepakatan antara ketiga<br />
pihak yang terlibat yang secara jelas menetapkan hak debitur<br />
untuk melakukan saling hapus. Karena hak untuk melakukan<br />
saling hapus merupakan hak hukum, maka kondisi yang<br />
mendukung pengakuan hak ini dapat berbeda antara satu<br />
yurisdiksi hukum dengan yurisdiksi hukum lain, dan ketentuan<br />
hukum yang berlaku atas hubungan antara pihak yang terlibat<br />
perlu dipertimbangkan.<br />
50.28<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
49. Adanya hak yang dapat dipaksakan untuk saling hapus<br />
atas aset keuangan dan liabilitas keuangan mempengaruhi hak<br />
dan kewajiban yang terkait dengan aset keuangan dan liabilitas<br />
keuangan, serta mungkin mempengaruhi eksposur entitas atas<br />
risiko kredit dan risiko likuiditas. Namun demikian, adanya<br />
hak tersebut, jika berdiri sendiri, bukan merupakan dasar<br />
yang memadai untuk melakukan saling hapus. Jika tidak ada<br />
niat untuk melaksanakan hak tersebut atau menyelesaikan<br />
secara simultan, maka jumlah dan waktu dari arus kas entitas<br />
masa datang tidak terpengaruh. Jika entitas berniat untuk<br />
melaksanakan hak atau menyelesaikan secara simultan, maka<br />
penyajian aset dan liabilitas secara neto akan mencerminkan<br />
perkiraan jumlah dan waktu arus kas masa datang secara lebih<br />
memadai, demikian juga risiko dari arus kas yang terekspos.<br />
Niat oleh satu atau kedua belah pihak untuk menyelesaikan<br />
secara neto tanpa hak hukum tidaklah memadai untuk<br />
membenarkan saling hapus tersebut, karena hak dan kewajiban<br />
yang terkait dengan aset keuangan dan liabilitas keuangan<br />
individual tidak berubah.<br />
50. Niat entitas terkait dengan penyelesaian aset dan<br />
liabilitas tertentu dapat dipengaruhi oleh praktik usaha yang<br />
normal, ketentuan di pasar uang, dan keadaan lain yang dapat<br />
membatasi kemampuan entitas untuk melakukan penyelesaian<br />
secara neto atau penyelesaian secara simultan. Jika entitas<br />
memiliki hak untuk saling hapus, namun entitas tidak berniat<br />
menyelesaikan secara neto atau merealisasikan aset dan<br />
menyelesaikan liabilitas secara simultan, maka pengaruh hak<br />
tersebut terhadap eksposur risiko kredit entitas diungkapkan<br />
sesuai PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan<br />
paragraf 38.<br />
51. Penyelesaian dua instrumen keuangan secara simultan<br />
mungkin terjadi melalui, Misalnya, operasional lembaga kliring<br />
dalam pasar uang yang terorganisir atau pertukaran langsung.<br />
Pada keadaan ini, arus kas adalah setara dengan suatu jumlah<br />
neto tertentu dan tidak ada eksposur risiko kredit dan risiko<br />
likuiditas. Pada keadaan lain, entitas mungkin menyelesaikan<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.29
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
dua instrumen dengan menerima dan membayar dengan jumlah<br />
terpisah, yang menyebabkan entitas memiliki eksposur risiko<br />
kredit untuk seluruh jumlah aset atau risiko likuiditas untuk<br />
seluruh jumlah liabilitas. Eksposur risiko tersebut mungkin<br />
bersifat signifikan sekalipun dalam waktu singkat. Oleh karena<br />
itu, realisasi aset keuangan dan penyelesaian liabilitas keuangan<br />
diperlakukan sebagai terjadi secara simultan hanya jika kedua<br />
transaksi tersebut terjadi pada saat yang sama.<br />
52. Kondisi-kondisi yang ditetapkan di paragraf 45<br />
umumnya tidak dapat dipenuhi dan saling hapus biasanya tidak<br />
tepat jika:<br />
(a) beberapa instrumen keuangan yang berbeda digunakan<br />
untuk meniru fitur-fitur yang terdapat dalam instrumen<br />
keuangan tunggal (instrumen sintetis);<br />
(b) aset keuangan dan liabilitas keuangan berasal dari<br />
instrumen keuangan dengan eksposur risiko utama yang<br />
sama (Misalnya, aset dan liabilitas dalam portfolio kontrak<br />
forward atau instrumen derivatif lainnya) tetapi melibatkan<br />
pihak lawan yang berbeda;<br />
(c) aset keuangan atau aset lain digadaikan sebagai agunan<br />
untuk liabilitas keuangan yang bersifat non recourse;<br />
(d) aset keuangan ditempatkan dalam perwalian oleh debitur<br />
untuk keperluan pelunasan kewajiban tanpa aset tersebut<br />
diterima oleh kreditur pada saat penyelesaian kewajiban<br />
(misalnya, pembentukan sinking fund); atau<br />
(e) kewajiban yang timbul akibat dari kejadian yang<br />
menyebabkan kerugian diperkirakan dapat dipulihkan<br />
melalui pihak ketiga dengan klaim terhadap kontrak<br />
asuransi.<br />
53. Entitas yang melakukan sejumlah transaksi instrumen<br />
keuangan dengan satu pihak lawan mungkin melakukan<br />
“kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto (master<br />
netting arrangement)" dengan pihak lawan tersebut. Perjanjian<br />
tersebut menetapkan penyelesaian secara neto untuk seluruh<br />
instrumen keuangan yang tercakup dalam perjanjian jika<br />
terjadi wanprestasi, atau berakhirnya, salah satu kontrak.<br />
50.30<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Kesepakatan ini umumnya digunakan oleh institusi keuangan<br />
untuk melindungi dari kerugian yang timbul jika terjadi<br />
kepailitan atau keadaan lain yang menyebabkan pihak lawan<br />
tidak dapat memenuhi kewajibannya. Kesepakatan induk<br />
untuk menyelesaikan secara neto umumnya menciptakan hak<br />
saling hapus yang hanya dapat dipaksakan dan mempengaruhi<br />
realisasi atau penyelesaian aset keuangan dan liabilitas<br />
keuangan secara individual jika terjadi wanprestasi atau<br />
keadaan lain yang tidak diperkirakan terjadi dalam situasi bisnis<br />
yang normal. Kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara<br />
neto tidak dapat dijadikan dasar untuk saling hapus, kecuali<br />
kedua kriteria di paragraf 45 terpenuhi. Jika aset keuangan<br />
dan liabilitas keuangan yang mengikuti kesepakatan induk<br />
untuk menyelesaikan secara neto tidak saling hapus, maka<br />
dampak kesepakatan tersebut atas eksposur risiko kredit entitas<br />
diungkapkan sesuai dengan PSAK 60: Instrumen Keuangan:<br />
Pengungkapan paragraf 38.<br />
KETENTUAN TRANSISI DAN TANGGAL EFEKTIF<br />
54. Entitas menerapkan Pernyataan secara prospektif<br />
untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari<br />
2012. Penerapan lebih dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan<br />
Pernyataan ini lebih awal, maka entitas menggungkapkan fakta<br />
tersebut.<br />
PENARIKAN<br />
55. Pernyataan ini menggantikan PSAK 50 (revisi 2006)<br />
Instrumen Keuangan: Pengungkapan dan Penyajian.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.31
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
LAMPIRAN<br />
PEDOMAN APLIKASI<br />
Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari<br />
PSAK 50.<br />
PA01. Pedoman Aplikasi ini menjelaskan penerapan<br />
aspek-aspek tertentu dari Pernyataan ini.<br />
PA02. Pernyataan ini tidak mengatur tentang pengakuan<br />
atau pengukuran instrumen keuangan. Ketentuan tentang<br />
pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas<br />
keuangan diatur dalam PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen<br />
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.<br />
DEFINISI (Paragaf 7-10)<br />
Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan<br />
PA03. Mata uang (kas) adalah aset keuangan karena<br />
merupakan alat tukar dan karenanya menjadi dasar bagi<br />
pengukuran dan pengakuan seluruh transaksi dalam laporan<br />
keuangan. Setoran tunai pada bank atau institusi keuangan<br />
serupa adalah aset keuangan karena memberikan hak<br />
kontraktual bagi deposan untuk memperoleh kas dari institusi<br />
tersebut atau untuk melakukan penarikan melalui cek atau<br />
instrumen serupa untuk melunasi liabilitas keuangannya kepada<br />
kreditor.<br />
PA04. Contoh umum aset keuangan yang mencerminkan<br />
hak kontraktual untuk menerima sejumlah kas di masa depan<br />
serta liabilitas keuangan terkait yang mencerminkan kewajiban<br />
kontraktual untuk menyerahkan sejumlah kas di masa depan<br />
adalah sebagai berikut:<br />
(a) piutang dagang dan utang dagang;<br />
(b) wesel tagih dan wesel bayar;<br />
(c) pinjaman diberikan dan pinjaman diterima; dan<br />
50.32<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
(d) piutang obligasi dan utang obligasi.<br />
Pada setiap kasus, hak kontraktual dari satu pihak untuk<br />
menerima (atau kewajiban untuk membayar) sejumlah kas<br />
ditandingkan dengan kewajiban terkait dari pihak lain untuk<br />
membayar (atau hak untuk menerima).<br />
PA05. Bentuk lain dari instrumen keuangan adalah<br />
instrumen dengan manfaat ekonomi yang akan diterima atau<br />
diserahkan berbentuk aset keuangan selain kas. Misalnya,<br />
wesel bayar atas obligasi pemerintah memberi hak kontraktual<br />
bagi pemegangnya untuk menerima dan kewajiban kontraktual<br />
bagi penerbitnya untuk menyerahkan obligasi pemerintah,<br />
bukan kas. Obligasi tersebut adalah aset keuangan karena<br />
mencerminkan kewajiban pemerintah selaku penerbit untuk<br />
membayar sejumlah kas. Oleh karena itu, wesel bayar tersebut<br />
merupakan aset keuangan bagi pemegangnya dan liabilitas<br />
keuangan bagi penerbitnya.<br />
PA06. Instrumen utang perpetual (seperti obligasi<br />
perpetual, debentures, dan surat saham (capital notes)) biasanya<br />
memberikan hak kontraktual kepada pemegangnya untuk<br />
menerima pembayaran bunga setiap tanggal tertentu dan dapat<br />
diperpanjang untuk jangka waktu yang tidak terbatas, baik<br />
tanpa hak untuk menerima pengembalian pokok utangnya,<br />
maupun dengan hak untuk menerima pengembalian pokok<br />
utangnya dengan persyaratan pengembalian pokok utang yang<br />
sangat sulit atau dalam jangka waktu yang sangat lama di masa<br />
depan. Misalnya, entitas menerbitkan instrumen keuangan yang<br />
mewajibkan entitas untuk melakukan pembayaran tahunan<br />
untuk jangka waktu tidak terbatas, senilai suku bunga nominal<br />
8% terhadap nilai nominal atau pokok pinjaman sebesar<br />
Rp1.000. Dengan mengasumsikan bahwa 8% merupakan suku<br />
bunga pasar dari instrumen tersebut pada saat penerbitan, maka<br />
penerbit memiliki kewajiban kontraktual untuk melakukan<br />
sejumlah pembayaran bunga di masa depan yang nilai wajarnya<br />
(nilai kini) sama dengan Rp1.000 pada saat pengakuan awal.<br />
Pemegang instrumen memiliki aset keuangan dan penerbit<br />
instrumen memiliki liabilitas keuangan.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.33
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
PA07. Hak atau kewajiban kontraktual untuk menerima,<br />
menyerahkan, atau mempertukarkan instrumen keuangan<br />
merupakan suatu instrumen keuangan. Suatu rangkaian hak<br />
atau kewajiban kontraktual memenuhi definisi instrumen<br />
keuangan apabila hak atau kewajiban tersebut pada akhirnya<br />
akan menyebabkan terjadinya penerimaan atau pembayaran<br />
kas atau menyebabkan perolehan atau penerbitan instrumen<br />
ekuitas.<br />
PA08. Kemampuan untuk melaksanakan hak kontraktual<br />
atau persyaratan pemenuhan kewajiban kontraktual dapat<br />
bersifat absolut atau bersifat kontinjen atas terjadinya suatu<br />
peristiwa di masa depan. Misalnya, jaminan keuangan<br />
merupakan hak kontraktual bagi pemberi pinjaman untuk<br />
menerima sejumlah kas dari penjamin, dan kewajiban<br />
kontraktual terkait dari penjamin untuk membayar pemberi<br />
pinjaman, jika penerima pinjaman wanprestasi. Hak dan<br />
kewajiban kontraktual timbul akibat transaksi atau peristiswa<br />
masa lalu (dengan asumsi terdapat penjaminan), meskipun<br />
kemampuan pemberi pinjaman untuk melaksanakan haknya<br />
dan keharusan penjamin untuk memenuhi kewajibannya<br />
bersifat kontinjen atas kejadian wanprestasi oleh penerima<br />
pinjaman di masa depan. Hak dan kewajiban yang bersifat<br />
kontinjen memenuhi definisi aset dan liabilitas keuangan,<br />
meskipun aset dan liabilitas tersebut tidak selalu diakui dalam<br />
laporan keuangan. Beberapa hak dan kewajiban kontinjen<br />
mungkin merupakan kontrak asuransi dalam ruang lingkup<br />
PSAK 28 (revisi 2010): Kontrak Asuransi.<br />
PA09. Berdasarkan PSAK 30 (revisi 2007): Sewa, suatu<br />
sewa pembiayaan pada dasarnya merupakan hak lessor untuk<br />
menerima, dan kewajiban lessee untuk membayar, serangkaian<br />
pembayaran yang secara substansial sama dengan pembayaran<br />
pokok dan bunga sesuai dengan perjanjian pinjaman. Lessor<br />
mencatat investasinya sejumlah piutang sewa dan bukan sebesar<br />
nilai aset yang disewakan. Di lain pihak, dalam sewa biasa,<br />
pada dasarnya merupakan kontrak yang belum diselesaikan<br />
yang mengharuskan lessor menyediakan penggunaan aset<br />
50.34<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
di masa depan sebagai pertukaran atas penerimaan imbalan<br />
dari penyediaan jasa. Lessor tetap mencatat sebesar nilai aset<br />
yang disewakan dan bukan sejumlah piutang sewa yang akan<br />
diterima di masa depan. Oleh karena itu, sewa pembiayaan<br />
merupakan instrumen keuangan, sedangkan sewa biasa bukan<br />
merupakan instrumen keuangan (kecuali untuk pembayaran<br />
berkala yang saat ini jatuh tempo dan terutang).<br />
PA10. Aset berwujud (seperti persediaan dan aset tetap),<br />
aset yang disewakan dan aset tidak berwujud (seperti paten dan<br />
merek dagang) bukan merupakan aset keuangan. Pengendalian<br />
atas aset berwujud dan tidak berwujud menciptakan peluang<br />
untuk memperoleh arus kas masuk atau aset keuangan lainnya,<br />
namun pengendalian tersebut tidak menimbulkan hak pada saat<br />
ini untuk menerima kas atau aset keuangan lain.<br />
PA11. Aset (seperti beban dibayar di muka), yang<br />
memberikan manfaat ekonomi di masa depan berupa<br />
penerimaan barang atau jasa, dan bukan berupa hak untuk<br />
menerima kas atau aset keuangan lainnya, bukan merupakan<br />
aset keuangan. Demikian juga, item seperti pendapatan<br />
ditangguhkan dan sebagian besar kewajiban garansi bukan<br />
merupakan liabilitas keuangan, karena arus keluar dari manfaat<br />
ekonomi yang terkait dengan pendapatan ditangguhkan dan<br />
kewajiban garansi tersebut berupa penyerahan barang dan jasa<br />
dan bukan kewajiban kontraktual untuk membayar secara kas<br />
atau melalui penyerahan aset keuangan lain.<br />
PA12. Liabilitas atau aset nonkontraktual (seperti pajak<br />
penghasilan yang timbul akibat peraturan pemerintah) bukan<br />
merupakan liabilitas keuangan atau aset keuangan. Akuntansi<br />
pajak penghasilan dijelaskan dalam PSAK 46 (revisi 2010):<br />
Pajak Penghasilan. Demikian juga, kewajiban konstruktif,<br />
sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 57 (revisi 2009): Provisi,<br />
Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi, tidak berasal dari<br />
kontrak dan bukan merupakan liabilitas keuangan.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.35
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Instrumen Ekuitas<br />
PA13. Contoh dari instrumen ekuitas meliputi saham<br />
biasa yang tidak dapat dijual kembali (nonputtable ordinary<br />
shares), beberapa instrumen yang mempunyai fitur opsi jual<br />
(puttable instrument) (lihat paragraf 13 dan 14), beberapa<br />
instrumen, yang mensyaratkan suatu kewajiban kepada entitas<br />
untuk menyerahkan ke pihak lain bagian aset neto entitas<br />
secara prorata hanya pada saat likuidasi (lihat paragraf 15 dan<br />
16), beberapa jenis saham preferen (lihat paragraf PA34 dan<br />
PA35), waran atau penerbitan opsi beli yang memungkinkan<br />
pemegangnya untuk memesan atau membeli pada entitas<br />
penerbit sejumlah tertentu saham biasa yang tidak dapat dijual<br />
kembali dengan menukarkan sejumlah tertentu kas atau aset<br />
keuangan lain. Kewajiban entitas untuk menerbitkan atau<br />
membeli sejumlah tertentu instrumen ekuitasnya dengan<br />
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan<br />
lain merupakan instrumen ekuitas entitas (kecuali yang<br />
dinyatakan dalam paragraf 25). Namun, jika kontrak tersebut<br />
mengandung kewajiban bagi entitas untuk menyerahkan kas<br />
atau aset keuangan lain sebagai pembayaran (selain kontrak<br />
yang dikategorikan sebagai ekuitas sesuai dengan paragraf<br />
13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16), maka kontrak tersebut<br />
menimbulkan liabilitas sebesar nilai kini dari jumlah penebusan<br />
(lihat paragraf PA36(a)). Penerbit saham biasa yang tidak dapat<br />
dijual kembali mengakui timbulnya liabilitas ketika penerbit<br />
telah bertindak secara formal untuk melakukan distribusi dan<br />
menjadi berkewajiban secara hukum kepada pemegang saham<br />
untuk melaksanakannya. Hal ini bisa terjadi setelah deklarasi<br />
dividen atau ketika entitas mengakhiri operasinya dan setiap<br />
aset yang tersisa setelah pelunasan seluruh liabilitasnya<br />
didistribusikan kepada pemegang saham.<br />
PA14. Pembelian opsi beli atau kontrak serupa lain oleh<br />
entitas yang memberi hak untuk memperoleh kembali sejumlah<br />
tertentu instrumen ekuitas miliknya dengan menukarkan<br />
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain bukan merupakan<br />
aset keuangan entitas (kecuali yang dinyatakan dalam paragraf<br />
50.36<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
25). Namun, setiap jumlah yang dibayarkan atas kontrak<br />
tersebut dikurangkan dari ekuitas.<br />
Kelompok Instrumen yang Merupakan Subordinat dari<br />
Semua Kelompok Instrumen Lainnya (Paragraf 13(B) dan<br />
15(B))<br />
PA15. Salah satu fitur dari paragraf 13 dan 15 yang<br />
menyatakan bahwa instrumen keuangan yang merupakan<br />
subordinat dari semua kelompok instrumen lain.<br />
PA16. Apabila menentukan apakah instrumen berada<br />
dalam kelompok subordinat, entitas mengevaluasi klaim<br />
instrumen pada saat likuidasi jika dilikuidasi pada tanggal<br />
ketika entitas mengategorikan instrumen tersebut. Entitas<br />
menilai kembali kategori tersebut jika ada perubahan keadaan<br />
relevan. Misalnya, jika entitas menerbitkan atau menebus<br />
instrumen keuangan lain, maka dapat mempengaruhi apakah<br />
instrumen yang dipertanyakan berada dalam kelompok<br />
instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok<br />
instrumen lain.<br />
PA17. Instrumen yang memiliki hak istimewa pada saat<br />
likuidasi entitas bukan merupakan instrumen dengan hak bagian<br />
prorata dari aset neto entitas. Misalnya, instrumen memiliki<br />
hak istimewa pada saat likuidasi jika entitas memberikan hak<br />
kepada pemegang saham dividen tetap pada saat likuidasi,<br />
di samping itu bagian aset neto entitas, ketika instrumen lain<br />
berada dalam kelompok subordinat dengan hak bagian prorata<br />
aset neto entitas tidak memiliki hak yang sama saat likuidasi.<br />
PA18. Jika entitas hanya memiliki satu kelompok<br />
instrumen keuangan, kelas tersebut diperlakukan seolah-olah<br />
kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua<br />
kelompok instrumen lain.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.37
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Total Perkiraan Arus Kas yang Terkait dengan Instrumen<br />
Selama Masa Instrumen Tersebut (Paragraf 13(e))<br />
PA19. Total perkiraan arus kas dari instrumen selama<br />
masa instrumen harus secara substansial berdasarkan pada laba<br />
rugi, perubahan dalam aset neto yang diakui atau nilai wajar<br />
yang diakui atau belum diakui selama masa instrumen. Laba<br />
rugi dan perubahan dalam aset neto yang diakui diukur sesuai<br />
dengan SAK yang relevan.<br />
Transaksi yang Dilakukan oleh Pemegang Instrumen Selain<br />
Pemilik Ekuitas (Paragraf 13 dan 15)<br />
PA20. Pemegang instrumen keuangan yang mempunyai<br />
fitur opsi jual atau instrumen yang mensyaratkan kewajiban<br />
kepada entitas untuk menyerahkan ke pihak lain bagian aset<br />
neto entitas secara prorata hanya pada saat likuidasi dapat<br />
melakukan transaksi dengan entitas dalam peran selain pemilik<br />
entitas. Misalnya, pemegang instrumen dapat juga menjadi<br />
pekerja. Hanya arus kas serta persyaratan dan ketentuan<br />
kontraktual instrumen yang terait dengan pemegang instrumen<br />
sebagai pemilik entitas yang dipertimbangkan saat menilai<br />
apakah instrumen harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam<br />
paragraf 13 atau paragraf 15.<br />
PA21. Contohnya adalah persekutuan terbatas yang<br />
memiliki mitra umum dan mitra terbatas. Beberapa mitra<br />
umum dapat memberikan garansi kepada entitas dan dapat<br />
dibayar untuk menyediakan garansi tersebut. Dalam beberapa<br />
situasi, garansi dan arus kas terkait pemegang instrumen dalam<br />
perannya sebagai pemberi garansi dan bukan dalam perannya<br />
sebagai pemilik ekuitas. Oleh karena itu, garansi tersebut dan<br />
arus kas terkait tidak mengakibatkan mitra umum dianggap<br />
di bawah mitra terbatas, dan diabaikan saat menilai apakah<br />
persyaratan kontraktual instrumen persekutuan terbatas adalah<br />
sama.<br />
50.38<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
PA22. Contoh lain adalah pengaturan pembagian laba rugi<br />
yang mengalokasikan laba rugi kepada pemegang instrumen<br />
berdasarkan jasa yang diberikan atau usaha yang dihasilkan<br />
selama tahun berjalan dan tahun sebelumnya. Pengaturan<br />
tersebut merupakan transaksi dengan pemegang instrumen<br />
dalam perannya bukan sebagai pemilik dan tidak boleh<br />
dianggap ketika menilai fitur di paragraf 13 atau paragraf 15.<br />
Tetapi, pengaturan pembagian laba rugi yang mengalokasikan<br />
laba rugi kepada pemegang instrumen berdasarkan jumlah<br />
nominal instrumennya secara relatif terhadap instrumen<br />
lain pada kelompok yang mencerminkan transaksi dengan<br />
pemegang instrumen dalam perannya sebagai pemilik dan<br />
dipertimbangkan saat menilai fitur di paragraf 13 atau paragraf<br />
15.<br />
PA23. Arus kas serta persyaratan dan ketentuan kontraktual<br />
dari transaksi antara pemegang instrumen (dalam perannya<br />
bukan sebagai pemilik) dan entitas penerbit harus sama dengan<br />
transaksi setara yang mungkin terjadi antara bukan pemegang<br />
instrumen dan entitas penerbit.<br />
Tidak Ada Instrumen Keuangan atau Kontrak Lain dengan<br />
Total Arus Kas yang Secara Substansial Tetap atau Membatasi<br />
Hasil Residu Kepada Pemegang Instrumen (Paragraf 14 dan<br />
16)<br />
PA24. Kondisi untuk mengklasifikasikan instrumen<br />
keuangan sebagai ekuitas (kecuali memenuhi kriteria di<br />
paragraf 13 atau paragraf 15) adalah entitas tidak memiliki<br />
instrumen keuangan atau kontrak lain yang memiliki (a) total<br />
arus kas secara substansial berdasarkan laba rugi, perubahan<br />
dalam aset neto yang diakui atau perubahan nilai wajar aset neto<br />
yang diakui dan belum diakui (b) dampak secara substansial<br />
membatasi atau menetapkan hasil residu. Instrumen berikut,<br />
saat melakukan persyaratan komersial normal dengan pihak<br />
tidak berelasi, tidak mungkin untuk mencegah instrumen<br />
(kecuali memenuhi kriteria di paragraf 13 atau paragraf 15)<br />
diklasifikasikan sebagai ekuitas:<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.39
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
(a) instrumen dengan total arus kas secara substansial<br />
berdasarkan aset khusus entitas.<br />
(b) instrumen dengan total arus kas berdasarkan persentase<br />
pendapatan.<br />
(c) kontrak yang dirancang untuk imbalan pekerja individu<br />
atas jasa yang diberikan kepada entitas.<br />
(d) kontrak yang membutuhkan pembayaran persentase tidak<br />
signifikan dari laba atas barang atau jasa yang diberikan.<br />
Instrumen Keuangan Derivatif<br />
PA25. Instrumen keuangan mencakup instrumen utama<br />
(seperti piutang, utang, dan instrumen ekuitas) dan instrumen<br />
keuangan derivatif (seperti opsi, futures dan forwards, swap<br />
suku bunga, dan swap mata uang). Instrumen keuangan<br />
derivatif memenuhi definisi instrumen keuangan dan dengan<br />
demikian termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini.<br />
PA26. Instrumen keuangan derivatif menimbulkan hak<br />
dan kewajiban yang mengakibatkan pemindahan di antara<br />
pihak-pihak yang terkait dengan instrumen keuangan derivatif<br />
tersebut, satu atau lebih risiko finansial yang melekat pada<br />
instrumen keuangan utama. Pada saat penerbitannya, instrumen<br />
keuangan derivatif memberi hak kontraktual pada satu pihak<br />
untuk menukarkan aset atau liabilitas keuangan kepada<br />
pihak lain saat kondisi secara potensial menguntungkan, atau<br />
menimbulkan kewajiban kontraktual untuk menukarkan aset<br />
atau liabilitas keuangan kepada pihak lain saat kondisi secara<br />
potensial tidak menguntungkan. Namun, umumnya instrumen<br />
derivatif tersebut tidak mengakibatkan terjadinya pemindahan<br />
atas instrumen keuangan utama, baik pada saat penerbitan<br />
kontrak maupun pada saat jatuh tempo kontrak. Sejumlah<br />
instrumen sekaligus mengandung hak dan kewajiban untuk<br />
melakukan pertukaran. Karena persyaratan bagi pelaksanaan<br />
pertukaran ditetapkan pada saat penerbitan instrumen derivatif,<br />
maka sejalan dengan perubahan harga pada pasar uang,<br />
persyaratan tersebut dapat berubah menjadi menguntungkan<br />
atau tidak menguntungkan.<br />
50.40<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
PA27. Opsi jual atau opsi beli untuk mempertukarkan<br />
aset keuangan atau liabilitas keuangan (yaitu instrumen<br />
keuangan selain instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas)<br />
memberi hak kepada pemegangnya untuk memperoleh<br />
potensi manfaat ekonomis di masa depan yang terkait<br />
dengan perubahan pada nilai wajar instrumen keuangan<br />
yang mendasari kontrak. Sebaliknya, pihak penerbit opsi<br />
berkewajiban untuk melepaskan potensi manfaat ekonomi yang<br />
mungkin diperolehnya di masa depan atau menanggung potensi<br />
kerugian atas manfaat ekonomi tersebut akibat perubahan<br />
pada nilai wajar instrumen keuangan yang mendasari. Hak<br />
kontraktual pemegang opsi memenuhi definisi aset keuangan<br />
dan kewajiban kontraktual penerbit opsi memenuhi definisi<br />
liabilitas keuangan. Instrumen keuangan yang mendasari<br />
kontrak opsi dapat berupa aset keuangan, termasuk penyertaan<br />
pada entitas lain, dan instrumen dengan bunga. Suatu opsi<br />
dapat mensyaratkan penerbitnya untuk menerbitkan instrumen<br />
utang, dan bukan mentransfer aset keuangannya, namun<br />
instrumen yang mendasari opsi akan menjadi aset keuangan<br />
pemegang opsi apabila opsi dilaksanakan. Hak pemegang opsi<br />
untuk mempertukarkan aset keuangan saat kondisi yang ada<br />
berpotensi menguntungkan dirinya, dan kewajiban penerbit<br />
opsi untuk mempertukarkan aset keuangan saat kondisi yang<br />
ada berpotensi tidak menguntungkan dirinya berbeda dari aset<br />
keuangan yang mendasari yang akan dipertukarkan ketika opsi<br />
dilaksanakan. Karakteristik hak pemegang opsi dan kewajiban<br />
penerbit opsi tidak dipengaruhi oleh kemungkinan digunakan<br />
atau tidaknya opsi tersebut.<br />
PA28. Contoh lain mengenai instrumen keuangan derivatif<br />
adalah kontrak forward yang harus diselesaikan dalam waktu<br />
enam bulan, dalam hal salah satu pihak (pembeli) berjanji untuk<br />
menyerahkan Rp1.000.000 secara kas dan menerima obligasi<br />
pemerintah berbunga tetap dengan nilai nominal Rp1.000.000,<br />
dan pihak lawan (penjual) berjanji akan menyerahkan<br />
obligasi pemerintah berbunga tetap dengan nilai nominal<br />
Rp1.000.000 atas kas Rp1.000.000 yang diterimanya. Selama<br />
enam bulan tersebut, kedua pihak memiliki hak kontraktual<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.41
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
dan kewajiban kontraktual untuk saling mempertukarkan<br />
instrumen keuangannya. Jika harga pasar obligasi pemerintah<br />
tersebut melebihi Rp1.000.000, maka kondisi tersebut akan<br />
menguntungkan bagi pihak pembeli dan tidak menguntungkan<br />
bagi pihak penjual; dampak sebaliknya akan terjadi jika harga<br />
pasar obligasi pemerintah tersebut kurang dari Rp1.000.000.<br />
Pihak pembeli memiliki hak kontraktual (aset keuangan) yang<br />
serupa dengan hak yang berasal dari pembelian opsi beli yang<br />
dimiliki dan kewajiban kontraktual (liabilitas keuangan) yang<br />
serupa dengan kewajiban yang berasal dari penerbitan opsi jual<br />
pihak penjual memiliki hak kontraktual (aset keuangan) yang<br />
serupa dengan hak yang berasal dari opsi jual yang dimiliki<br />
dan kewajiban kontraktual (liabilitas keuangan) yang serupa<br />
dengan kewajiban yang berasal dari penerbitan opsi beli.<br />
Seperti yang berlaku pada opsi, hak dan kewajiban kontraktual<br />
merupakan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang terpisah<br />
dan berbeda dari instrumen keuangan yang mendasarinya<br />
(obligasi dan kas yang akan dipertukarkan). Kedua pihak yang<br />
terikat dalam kontrak forward berkewajiban untuk memenuhi<br />
komitmen mereka pada tanggal yang disepakati, sementara<br />
pada kontrak opsi, hal tersebut hanya terjadi jika dan ketika<br />
pemegang opsi memilih untuk melaksanakan opsinya.<br />
PA29. Banyak jenis lain dari instrumen derivatif<br />
mengandung hak atau kewajiban untuk melakukan pertukaran<br />
di masa depan, termasuk swap suku bunga dan swap mata<br />
uang, interest rate caps, collar and floor, loan commitments,<br />
note issuance facilities, dan letter of credit. Suatu kontrak<br />
swap suku bunga dapat dianggap sebagai variasi dari kontrak<br />
forward, di mana seluruh pihak setuju untuk melakukan satu<br />
rangkaian pertukaran uang kas di masa depan, dalam hal satu<br />
jumlah kas dihitung berdasarkan suku bunga mengambang dan<br />
jumlah kas yang lain dihitung berdasarkan suku bunga tetap.<br />
Kontrak futures merupakan variasi lain dari kontrak forward,<br />
dengan perbedaan utamanya bahwa kontrak futures sudah<br />
distandardisasi dan diperdagangkan di bursa.<br />
50.42<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Kontrak Pembelian atau Penjualan Item Nonkeuangan<br />
(Paragraf 04-06)<br />
PA30. Kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan<br />
tidak memenuhi definisi instrumen keuangan<br />
karena hak kontraktual dari salah satu pihak untuk menerima<br />
aset atau jasa non-keuangan dan kewajiban terkait dari pihak<br />
lainnya tidak menimbulkan hak atau kewajiban pada saat<br />
ini bagi kedua pihak, baik untuk menerima, menyerahkan,<br />
maupun mempertukarkan aset keuangan. Misal, kontrak yang<br />
penyelesaiannya hanya dapat dilakukan melalui penerimaan<br />
atau penyerahan item nonkeuangan (misalnya opsi, kontrak<br />
futures atau kontrak forward atas perak) bukan merupakan<br />
instrumen keuangan. Umumnya kontrak komoditas seperti ini.<br />
Sebagian kontrak tersebut bentuknya telah distandardisasi dan<br />
diperdagangkan di bursa seperti layaknya instrumen keuangan<br />
derivatif. Sebagai contoh, sebuah kontrak commodity futures<br />
dapat diperjualbelikan sewaktu-waktu secara kas karena<br />
telah dicatatkan untuk diperdagangkan di bursa dan dapat<br />
berpindah tangan berkali-kali. Namun pihak yang menjual<br />
dan membeli kontrak sesungguhnya memperdagangkan<br />
komoditas yang mendasarinya. Kemampuan untuk membeli<br />
atau menjual suatu kontrak komoditas secara kas, kemudahan<br />
untuk memperjualbelikannya, dan kemungkinan untuk<br />
menegosiasikan penyelesaian kewajiban secara kas menjadi<br />
penerimaan atau penyerahan komoditas tidak mengubah<br />
karakter fundamental kontrak yang dapat menjadikannya<br />
sebagai instrumen keuangan. Namun, beberapa kontrak untuk<br />
membeli atau menjual item nonkeuangan dapat diselesaikan<br />
secara neto atau melalui pertukaran instrumen keuangan, atau<br />
jika item nonkeuangan dimaksud siap dikonversi menjadi kas,<br />
maka kontrak tersebut masuk dalam ruang lingkup pernyataan<br />
ini dan diperlakukan sebagai instrumen keuangan (lihat<br />
paragraf 4).<br />
PA31. Suatu kontrak yang melibatkan penerimaan atau<br />
penyerahan aset berwujud bukan merupakan aset keuangan<br />
bagi salah satu pihak dan liabilitas keuangan bagi pihak<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.43
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
lainnya, kecuali jika pembayaran yang terkait dengan kontrak<br />
tersebut dilakukan setelah tanggal penyerahan aset berwujud.<br />
Contohnya adalah pembelian atau penjualan barang secara<br />
kredit.<br />
PA32. Beberapa kontrak adalah kontrak yang dikaitkan<br />
dengan komoditas, namun tidak mencakup penyelesaian<br />
melalui penerimaan atau penyerahan komoditas secara<br />
fisik. Penyelesaian kontrak tersebut dilakukan secara kas<br />
yang nilainya ditentukan sesuai dengan formula tertentu<br />
dalam kontrak, dan bukan nilai pembayaran tunai yang telah<br />
ditetapkan sebelumnya. Sebagai contoh, nilai pokok suatu<br />
obligasi dapat dihitung dengan menggunakan harga pasar<br />
minyak saat obligasi jatuh tempo dikalikan dengan sejumlah<br />
kuantitas minyak yang telah ditetapkan. Nilai pokok obligasi<br />
tersebut diindeks dengan menggunakan referensi harga sebuah<br />
komoditas, namun penyelesaiannya hanya dilakukan secara<br />
kas. Kontrak semacam ini merupakan instrumen keuangan.<br />
PA33. Definisi dari instrumen keuangan juga mencakup<br />
kontrak yang menimbulkan aset non-keuangan atau kewajiban<br />
non-keuangan di samping aset keuangan atau liabilitas keuangan.<br />
Instrumen keuangan seperti ini sering kali memberi satu pihak<br />
suatu opsi untuk menukarkan aset keuangan dengan aset nonkeuangan.<br />
Sebagai contoh, sebuah obligasi yang dikaitkan<br />
dengan minyak (oil linked bond) dapat memberi hak kepada<br />
pemegangnya untuk menerima secara berkala pembayaran<br />
bunga yang nilainya telah ditetapkan dan sejumlah kas pada saat<br />
jatuh tempo yang nilainya sudah ditetapkan, dengan opsi untuk<br />
menukarkan nilai pokok obligasi tersebut dengan minyak yang<br />
kuantitasnya telah ditetapkan. Keinginan untuk melaksanakan<br />
opsi ini akan berbeda dari waktu ke waktu bergantung pada<br />
perbandingan antara nilai wajar minyak dengan rasio pertukaran<br />
antara kas dan minyak (harga pertukaran) yang sudah ditetapkan<br />
dalam obligasi. Niat pemegang obligasi sehubungan dengan<br />
pelaksanaan opsi tersebut tidak mempengaruhi substansi<br />
komponen aset tersebut. Aset keuangan bagi pemegang obligasi<br />
dan liabilitas keuangan bagi penerbit menjadikan obligasi<br />
50.44<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
sebagai instrumen keuangan, terlepas dari bentuk lain atas aset<br />
dan liabilitas yang terbentuk.<br />
<strong>PENYAJIAN</strong><br />
Liabilitas dan Ekuitas (Paragraf 11 – 30)<br />
Tanpa Kewajiban Kontraktual untuk Menyerahkan Kas atau<br />
Aset Keuangan Lain (Paragraf 19–22)<br />
PA34. Saham preferen dapat diterbitkan dengan berbagai<br />
jenis hak. Dalam menentukan apakah saham preferen<br />
merupakan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas, penerbit<br />
menilai hak-hak tertentu yang melekat pada saham untuk<br />
menentukan apakah saham tersebut memiliki karakteristik<br />
fundamental suatu liabilitas keuangan. Sebagai contoh, saham<br />
preferen yang memberi hak kepada pemegangnya untuk<br />
menebus saham tersebut pada tanggal yang telah ditetapkan<br />
atau pada tanggal yang dipilih oleh pemegangnya mengandung<br />
liabilitas keuangan karena penerbit berkewajiban menyerahkan<br />
aset keuangan pada pemegang saham. Potensi ketidakmampuan<br />
penerbit dalam memenuhi kewajibannya untuk menebus saham<br />
preferen tersebut sesuai dengan kontrak, baik disebabkan<br />
karena tidak tersedianya dana, atau karena dibatasi peraturan<br />
perundang-undangan, atau karena tidak memadainya laba<br />
atau cadangan, tidak membatalkan kewajibannya tersebut.<br />
Suatu opsi bagi penerbit untuk menebus saham secara kas<br />
tidak memenuhi definisi suatu liabilitas keuangan karena<br />
penerbit tidak memiliki kewajiban saat ini untuk mentransfer<br />
aset keuangan kepada pemegang saham. Dalam kasus ini,<br />
penebusan saham sepenuhnya didasarkan pada kebijakan<br />
penerbit. Namun demikian, suatu kewajiban dapat timbul ketika<br />
penerbit saham melaksanakan opsi yang dimilikinya, biasanya<br />
dengan pemberitahuan formal kepada pemegang saham tentang<br />
niat untuk menebus saham-saham tersebut.<br />
PA35. Ketika saham preferen adalah saham yang tidak<br />
dapat ditebus, maka pengategorian yang sesuai ditentukan<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.45
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
berdasarkan hak lain yang melekat padanya. Kategori<br />
didasarkan pada penilaian atas substansi perjanjian kontraktual<br />
dan definisi dari suatu liabilitas keuangan dan instrumen<br />
ekuitas. Jika pembagian dividen kepada pemegang saham<br />
preferen, apakah bersifat kumulatif atau non-kumulatif,<br />
sepenuhnya didasarkan pada kebijakan penerbit, maka saham<br />
tersebut merupakan instrumen ekuitas. Pengategorian saham<br />
preferen sebagai instrumen ekuitas atau kewajiban keuangan<br />
tidak dipengaruhi oleh, contohnya:<br />
(a) sejarah pembagian dividen;<br />
(b) niat untuk melakukan pembagian dividen di masa<br />
depan;<br />
(c) dampak negatif yang mungkin timbul pada harga saham<br />
biasa, jika penerbit memutuskan tidak membagikan<br />
dividen (karena adanya ketentuan yang membatasi<br />
pembayaran dividen pada saham biasa jika saham preferen<br />
tidak mendapatkan dividen);<br />
(d) jumlah cadangan penerbit;<br />
(e) ekspektasi penerbit tentang besarnya laba atau rugi pada<br />
suatu periode;<br />
(f) kemampuan atau ketidakmampuan penerbit untuk<br />
memengaruhi jumlah laba atau rugi pada suatu periode.<br />
Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan<br />
oleh Entitas (Paragraf 23–27)<br />
PA36. Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana<br />
mengategorikan berbagai jenis kontrak atas instrumen ekuitas<br />
yang diterbitkan entitas:<br />
(a) Sebuah kontrak yang akan diselesaikan dengan entitas<br />
menerima atau menyerahkan sejumlah tertentu saham<br />
miliknya tanpa pembayaran di masa depan, atau dengan<br />
mempertukarkan sejumlah tertentu saham miliknya<br />
dengan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lainnya,<br />
merupakan instrumen ekuitas. Dengan demikian, setiap<br />
pembayaran yang diterima atau dibayarkan atas kontrak<br />
tersebut ditambahkan atau dikurangkan secara langsung<br />
dari ekuitas. Sebagai contoh adalah diterbitkannya<br />
50.46<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
opsi saham yang memberikan hak kepada pihak lawan<br />
untuk membeli sejumlah tertentu saham entitas dengan<br />
menyerahkan sejumlah tertentu kas. Namun, jika kontrak<br />
tersebut mensyaratkan entitas untuk membeli kembali<br />
(menebus) saham miliknya secara kas atau dengan aset<br />
keuangan lainnya pada tanggal yang telah ditetapkan<br />
atau tanggal yang dapat ditentukan sebelumnya, atau<br />
sesuai keinginan, maka entitas juga mengakui liabilitas<br />
keuangan sebesar nilai kini dari jumlah penebusan (dengan<br />
pengecualian instrumen yang memiliki seluruh fitur dan<br />
memenuhi kondisi di paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15<br />
dan 16). Sebagai contoh adalah kewajiban entitas dalam<br />
kontrak forward untuk membeli kembali sejumlah tertentu<br />
saham miliknya dengan sejumlah tertentu kas.<br />
(b) Kewajiban entitas untuk membeli kembali sahamnya<br />
secara kas menimbulkan liabilitas keuangan sebesar nilai<br />
kini dari jumlah penebusan, sekalipun jika jumlah saham<br />
yang harus dibeli kembali tersebut tidak ditetapkan atau<br />
sekalipun jika kewajiban tersebut bersifat kondisional<br />
bergantung pada apakah pihak lawan melaksanakan<br />
haknya untuk memperoleh penebusan (kecuali seperti<br />
dinyatakan di paragraf 13 dan 16 atau paragraf 15 dan<br />
16). Sebagai contoh dari kewajiban bersyarat adalah<br />
opsi yang diterbitkan yang mensyaratkan entitas untuk<br />
membeli kembali sahamnya secara kas jika pihak lawan<br />
melaksanakan opsinya.<br />
(c) Kontrak yang akan diselesaikan secara kas atau dengan<br />
aset keuangan lainnya merupakan aset keuangan atau<br />
liabilitas keuangan sekalipun jika jumlah kas atau aset<br />
keuangan lainnya yang akan diterima atau diserahkan<br />
didasarkan pada perubahan harga pasar dari saham yang<br />
diterbitkan entitas (kecuali seperti dinyatakan di paragraf<br />
13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16). Sebagai contoh adalah<br />
opsi saham untuk diselesaikan secara neto dengan kas.<br />
(d) Kontrak yang akan diselesaikan dengan saham yang<br />
diterbitkan entitas yang jumlahnya bervariasi, yang<br />
nilainya setara dengan jumlah yang telah ditetapkan atau<br />
dengan jumlah yang didasarkan pada perubahan variabel<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.47
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
yang mendasarinya (misalnya harga suatu komoditas),<br />
merupakan aset keuangan atau liabilitas keuangan. Sebagai<br />
contoh adalah opsi yang diterbitkan untuk membeli emas,<br />
yang apabila dilaksanakan, akan diselesaikan secara<br />
neto dengan instrumen yang diterbitkan entitas dengan<br />
entitas menyerahkan sejumlah instrumen yang nilainya<br />
setara dengan nilai kontrak opsi. Kontrak semacam<br />
ini merupakan aset keuangan atau liabilitas keuangan<br />
sekalipun variabel yang mendasarinya adalah harga<br />
saham yang diterbitkan entitas tersebut dan bukan harga<br />
emas. Serupa dengan itu, kontrak yang akan diselesaikan<br />
dengan sejumlah tertentu saham yang diterbitkan entitas,<br />
namun hak-hak yang melekat pada saham tersebut akan<br />
divariasikan sehingga nilai penyelesaiannya setara dengan<br />
suatu jumlah tertentu atau suatu jumlah yang didasarkan<br />
pada perubahan variabel yang mendasarinya, merupakan<br />
aset keuangan atau liabilitas keuangan.<br />
Ketentuan Penyelesaian Kontinjensi (Paragraf 28)<br />
PA37. Paragraf 28 mensyaratkan bahwa jika salah<br />
satu bagian dari ketentuan penyelesaian kontinjensi yang<br />
dapat mensyaratkan penyelesaian secara kas atau melalui<br />
penyerahan aset keuangan lainnya (atau dengan cara lain yang<br />
mengakibatkan instrumen menjadi kewajiban keuangan) tidak<br />
sah, maka ketentuan penyelesaian tersebut tidak memengaruhi<br />
kategori instrumen keuangan. Dengan demikian, kontrak yang<br />
mensyaratkan penyelesaian secara kas atau dengan saham yang<br />
diterbitkan entitas yang jumlahnya bervariasi yang terjadi hanya<br />
dalam suatu kejadian peristiwa yang sangat langka, sangat<br />
tidak normal dan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi,<br />
merupakan instrumen ekuitas. Serupa dengan itu, penyelesaian<br />
dengan sejumlah tertentu saham yang diterbitkan entitas dapat<br />
secara kontraktual dilarang dalam situasi yang berada di luar<br />
kendali entitas tersebut, namun jika situasi tersebut secara<br />
normal tidak mungkin terjadi, maka kategori kontrak tersebut<br />
sebagai instrumen ekuitas adalah tepat.<br />
50.48<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Perlakuan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian<br />
PA38. Dalam laporan keuangan konsolidasian, entitas<br />
menyajikan kepentingan nonpengendali – yaitu hak pihak lain<br />
dalam ekuitas dan pendapatan entitas anak – sesuai dengan<br />
PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK<br />
4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan<br />
Keuangan Tersendiri. Dalam mengklasifikasikan instrumen<br />
keuangan (atau komponen instrumen keuangan) dalam<br />
laporan keuangan konsolidasian, entitas mempertimbangkan<br />
seluruh persyaratan dan ketentuan yang telah disepakati antara<br />
seluruh anggota kelompok usaha dan pemegang instrumen<br />
guna menentukan apakah kelompok usaha tersebut secara<br />
keseluruhan memiliki kewajiban untuk menyerahkan sejumlah<br />
kas atau aset keuangan lain terkait dengan instrumen tersebut,<br />
atau menyelesaikannya dengan cara yang mengakibatkan<br />
timbulnya kategori liabilitas. Jika entitas anak dari suatu<br />
kelompok usaha menerbitkan instrumen keuangan dan<br />
entitas induk atau entitas anggota kelompok usaha lainnya<br />
membuat kesepakatan tambahan langsung dengan pemegang<br />
instrumen (misalnya berupa penjaminan), maka kelompok<br />
usaha tersebut tidak lagi memiliki kebebasan dalam melakukan<br />
distribusi atau penebusan instrumen tersebut. Walaupun entitas<br />
anak perusahaan dapat secara memadai mengategorikan<br />
instrumen tersebut dalam laporan keuangannya dengan<br />
mengabaikan adanya persyaratan tambahan tersebut, dampak<br />
dari kesepakatan lain antara anggota kelompok usaha dengan<br />
pemegang instrumen tetap disajikan guna menjamin bahwa<br />
laporan keuangan konsolidasian telah mencerminkan kontrak<br />
tersebut dan transaksi yang disepakati oleh kelompok usaha<br />
secara keseluruhan. Sepanjang terdapat kewajiban atau<br />
ketentuan penyelesaian seperti ini pada suatu instrumen, maka<br />
instrumen tersebut (atau komponennya yang menjadi subjek<br />
dari kewajiban dimaksud) diklasifikasikan sebagai liabilitas<br />
keuangan dalam laporan keuangan konsolidasian.<br />
PA39. Beberapa jenis instrumen yang mensyaratkan<br />
kewajiban kontraktual pada entitas diklasifikasikan sebagai<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.49
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan 14 atau<br />
paragraf 15 dan 16. Pengklasifikasian sesuai dengan paragraf<br />
tersebut merupakan suatu pengecualian dari prinsipprinsip<br />
selain yang diterapkan dalam Pernyataan ini untuk<br />
pengklasifikasian suatu instrumen. Pengecualian ini tidak<br />
menjangkau klasifikasi kepentingan nonpengendali dalam<br />
laporan keuangan konsolidasian. Oleh karena itu, instrumen<br />
diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan<br />
paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16 dalam laporan<br />
keuangan tersendiri atau individu yang merupakan kepentingan<br />
nonpengendali diklasifikasikan sebagai liabilitas dalam laporan<br />
keuangan konsolidasian kelompok usaha.<br />
Instrumen Keuangan Majemuk (Paragraf 31-35)<br />
PA40. Paragraf 31 hanya diterapkan untuk penerbit<br />
instrumen keuangan majemuk nonderivatif. Paragraf 31 tidak<br />
mengatur instrumen keuangan majemuk dari sudut pandang<br />
pemegang instrumen. PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen<br />
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran mengatur pemisahan<br />
derivatif melekat dari sudut pandang pemegang instrumen<br />
keuangan majemuk.<br />
PA41. Bentuk umum dari instrumen keuangan majemuk<br />
adalah instrumen utang dengan opsi konversi melekat, seperti<br />
obligasi yang dapat dikonversi menjadi saham biasa penerbit,<br />
tanpa fitur derivatif melekat lainnya. Paragraf 31 mensyaratkan<br />
penerbit instrumen keuangan jenis ini untuk menyajikan<br />
komponen liabilitas dan komponen ekuitas secara terpisah<br />
dalam laporan posisi keuangan, sebagai berikut:<br />
(a) Kewajiban penerbit untuk melakukan pembayaran bunga<br />
dan pokok secara terjadwal merupakan kewajiban keuangan<br />
yang akan tetap ada selama instrumen belum dikonversi.<br />
Pada saat pengakuan awal, nilai wajar komponen liabilitas<br />
adalah nilai kini dari serangkaian arus kas di masa depan<br />
yang telah ditetapkan dalam kontrak, yang didiskonto<br />
pada suku bunga yang digunakan oleh pasar pada saat itu<br />
untuk instrumen-instrumen yang memiliki status kredit<br />
50.50<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
setara dan menghasilkan arus kas yang secara substansial<br />
sama, memiliki persyaratan yang sama, namun tanpa opsi<br />
konversi.<br />
(b) Instrumen ekuitas merupakan opsi yang dilekatkan<br />
untuk mengonversi liabilitas menjadi ekuitas penerbit.<br />
Nilai wajar opsi ini terdiri atas atas nilai waktu dan nilai<br />
intrinsik, jika ada. Opsi ini memiliki nilai pada saat<br />
pengakuan awal sekalipun jika saat itu opsi berada dalam<br />
kondisi posisi tidak untung (out of the money).<br />
PA42. Pada saat dilakukan konversi atas instrumen yang<br />
dapat dikonversi pada saat jatuh tempo, entitas menghentikan<br />
pengakuan komponen kewajiban dan mengakuinya sebagai<br />
ekuitas. Komponen awal dari ekuitas tetap sebagai ekuitas<br />
(meskipun komponen tersebut mungkin dipindahkan dari satu<br />
pos ke pos lainnya dalam ekuitas). Tidak terdapat pengakuan<br />
keuntungan atau kerugian pada saat dilakukan konversi saat<br />
jatuh tempo.<br />
PA43. Ketika entitas menghapuskan instrumen yang<br />
dapat dikonversi sebelum jatuh tempo melalui penebusan<br />
atau pembelian kembali secara dini yang tidak mengubah<br />
hak konversi semula, maka pada tanggal transaksi entitas<br />
mengalokasikan jumlah yang dibayarkan serta biaya transaksi<br />
untuk pembelian kembali atau penebusan secara dini tersebut<br />
ke dalam komponen liabilitas dan komponen ekuitas instrumen<br />
tersebut. Metode yang digunakan untuk mengalokasikan jumlah<br />
yang dibayarkan dan biaya transaksi pada setiap komponen<br />
yang terpisah harus konsisten dengan metode yang digunakan<br />
untuk alokasi awal pada setiap komponen yang terpisah atas<br />
hasil yang diperoleh dari penerbitan instrumen yang dapat<br />
dikonversi tersebut, sesuai ketentuan paragraf 31-35.<br />
PA44. Sekali alokasi pembayaran tersebut dilakukan, maka<br />
setiap keuntungan atau kerugian yang timbul diperlakukan<br />
sesuai prinsip akuntansi yang dapat diterapkan pada komponen<br />
terkait, sebagai berikut:<br />
(a) jumlah keuntungan atau kerugian yang terkait dengan<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.51
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
komponen kewajiban diakui dalam laporan laba rugi;<br />
dan<br />
(b) jumlah pembayaran yang terkait dengan komponen ekuitas<br />
diakui dalam ekuitas.<br />
PA45. Entitas dapat mengubah persyaratan instrumen<br />
yang dapat dikonversi untuk mendorong dilakukannya konversi<br />
dini, contohnya dengan menawarkan rasio konversi yang lebih<br />
menarik atau menawarkan pembayaran ekstra jika konversi<br />
dilakukan sebelum tanggal yang ditetapkan. Perbedaan, pada<br />
tanggal dilakukan perubahan persyaratan, antara nilai wajar<br />
dari pembayaran yang diterima pemegang instrumen pada<br />
saat dilakukan konversi berdasarkan persyaratan yang telah<br />
diubah dan nilai wajar dari pembayaran yang akan diterima<br />
pemegang instrumen berdasarkan persyaratan awal diakui<br />
sebagai kerugian dalam laporan laba rugi.<br />
Saham Treasuri (Paragraf 36 dan 37)<br />
PA46. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tidak<br />
dapat diakui sebagai aset keuangan terlepas dari alasan<br />
perolehannya kembali. Paragraf 36 mensyaratkan entitas<br />
yang memperoleh kembali instrumen ekuitasnya untuk<br />
mengurangkan instrumen ekuitas tersebut dari ekuitas. Namun,<br />
jika entitas memegang ekuitas miliknya untuk kepentingan<br />
pihak lain, misalnya institusi keuangan yang memegang<br />
ekuitas miliknya untuk kepentingan klien, maka akan terdapat<br />
hubungan keagenan dan sebagai akibatnya instrumen tersebut<br />
tidak termasuk dalam laporan posisi keuangan entitas.<br />
Bunga, Dividen, Kerugian, dan Keuntungan (Paragraf<br />
38-44)<br />
PA47. Contoh berikut mengilustrasikan penerapan paragraf<br />
38 bagi instrumen keuangan majemuk. Diasumsikan sebuah<br />
saham preferen nonkumulatif wajib ditebus secara kas dalam<br />
lima tahun, namun keputusan pembagian dividen sebelum<br />
tanggal penebusan merupakan kebijakan entitas penerbit.<br />
50.52<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Instrumen tersebut merupakan instrumen keuangan majemuk,<br />
yang nilai komponen kewajibannya adalah sebesar nilai kini<br />
dari jumlah penebusan. Jumlah diskonto (the unwinding of<br />
the discount) atas komponen ini diakui sebagai beban bunga<br />
dalam laporan laba rugi. Tiap dividen yang dibayarkan terkait<br />
dengan komponen ekuitas, dan dengan demikian diakui sebagai<br />
distribusi laba atau rugi. Perlakuan serupa juga diterapkan<br />
jika penebusan tersebut tidak wajib, tetapi bergantung pada<br />
keputusan pemegangnya, atau jika saham tersebut wajib<br />
dikonversi menjadi saham biasa dengan jumlah lembar yang<br />
bervariasi, yang setara dengan suatu jumlah nominal tertentu<br />
atau suatu jumlah yang didasarkan pada perubahan dari variabel<br />
yang mendasari (misalnya komoditas). Namun, jika dividen<br />
yang belum dibayar ditambahkan pada jumlah penebusan,<br />
maka instrumen tersebut secara keseluruhan menjadi liabilitas.<br />
Dalam kasus ini, dividen tersebut dikategorikan sebagai beban<br />
bunga.<br />
Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan<br />
(paragraf 45-53)<br />
PA48. Untuk melakukan saling hapus aset keuangan dan<br />
liabilitas keuangan, entitas harus memiliki hak berkekuatan<br />
hukum untuk melakukan saling hapus kedua jumlah tersebut.<br />
Entitas dapat memiliki hak bersyarat untuk melakukan saling<br />
hapus kedua jumlah tersebut, seperti dalam kesepakatan induk<br />
untuk menyelesaikan secara neto atau pada beberapa bentuk<br />
utang yang bersifat nonrecourse, namun hak tersebut hanya<br />
dapat digunakan pada saat terjadinya beberapa peristiwa di<br />
masa depan, biasanya wanprestasi dari pihak lawan. Oleh<br />
karenanya, pengaturan semacam ini tidak memenuhi kondisi<br />
untuk melakukan saling hapus.<br />
PA49. Pernyataan ini tidak memberikan perlakuan khusus<br />
bagi instrumen sintetis, yang merupakan kumpulan dari<br />
beberapa instrumen keuangan yang terpisah, yang diperoleh<br />
dan dimiliki untuk mereplikasikan karakteristik instrumen<br />
keuangan lain. Sebagai contoh, utang jangka panjang dengan<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.53
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
bunga mengambang dikombinasikan dengan swap suku<br />
bunga yang mencakup penerimaan bunga mengambang dan<br />
pembayaran bunga tetap merupakan sintesa dari utang jangka<br />
panjang dengan bunga tetap. Setiap instrumen keuangan<br />
individual yang secara bersama-sama membentuk instrumen<br />
sintetis mencerminkan hak atau kewajiban kontraktual dengan<br />
persyaratan dan kondisinya masing-masing, dan setiap<br />
instrumen tersebut dapat dialihkan atau diselesaikan secara<br />
terpisah. Setiap instrumen keuangan terekspos risiko yang<br />
berbeda-beda. Oleh karenanya, jika suatu instrumen keuangan<br />
dalam suatu instrumen sintetis merupakan aset dan instrumen<br />
lainnya merupakan liabilitas, maka keduanya tidak dapat saling<br />
hapus dan disajikan pada neraca secara neto, kecuali memenuhi<br />
kriteria saling hapus sesuai paragraf 45.<br />
50.54<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
CONTOH ILUSTRASI<br />
Contoh-contoh berikut melengkapi, tapi bukan merupakan<br />
bagian dari, PSAK 50.<br />
AKUNTANSI UNTUK KONTRAK ATAS <strong>INSTRUMEN</strong><br />
EK<strong>UI</strong>TAS ENTITAS<br />
CI1. Contoh-contoh berikut ini mengilustrasikan<br />
penerapan paragraf 11-23 dan PSAK 55 (revisi 2006) tentang<br />
akuntansi untuk kontrak-kontrak atas instrumen ekuitas milik<br />
entitas (selain instrumen keuangan yang ditentukan di paragraf<br />
13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16)<br />
Contoh 1: Kontrak Berjangka untuk Pembelian Saham<br />
CI2. Contoh berikut mengilustrasikan ayat-ayat jurnal<br />
yang dibutuhkan untuk kontrak pembelian berjangka atas<br />
saham milik entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai<br />
(b) neto dengan saham atau (c) dengan penyerahan kas sebagai<br />
pengganti saham yang diterima. Contoh ini juga mendiskusikan<br />
dampak adanya pilihan penyelesaian (lihat butir (d) di bawah<br />
ini). Untuk menyederhanakan ilustrasi, diasumsikan bahwa<br />
tidak ada dividen yang dibayarkan/dibagikan atas saham pokok,<br />
jadi carry returnnya (pengembalian atas kepemilikan) sama<br />
dengan nol, dan jika nilai wajar kontrak berjangka sama dengan<br />
nol, maka nilai kini forward price sama dengan harga spotnya.<br />
Nilai wajar kontrak berjangka dihitung sebagai selisih antara<br />
harga pasar saham dan nilai kini dari fixed forward price.<br />
Asumsi-asumsi<br />
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002<br />
Tanggal Jatuh Tempo 31 Jan 2003<br />
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp110<br />
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp106<br />
Fixed forward price yang harus dibayar pada 31 Jan 2003 Rp104<br />
Nilai kini dari forward price pada 1 Feb 2002 Rp100<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.55
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Jumlah saham berdasarkan kontrak berjangka 1.000<br />
Nilai wajar kontrak berjangka pada 1 Feb 2002 Rp0<br />
Nilai wajar kontrak berjangka pada 31 Desember 2002 Rp6.300<br />
Nilai wajar kontrak berjangka pada 31 Januari 2003 Rp2.000<br />
(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />
CI3. Dalam subbagian ini, kontrak pembelian berjangka<br />
atas saham sebuah entitas akan diselesaikan neto secara tunai,<br />
jadi tidak ada saham milik entitas yang diserahterimakan<br />
dalam penyelesaian kontrak ini. Pada 1 Februari 2002, Entitas<br />
A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B untuk<br />
menerima pembayaran sejumlah nilai wajar dari 1.000 saham<br />
biasa Entitas A yang beredar sampai dengan 31 Januari 2003<br />
dengan menyerahkan kas sejumlah Rp104.000 (atau Rp104<br />
per saham) pada 31 Januari 2003. Kontrak tersebut akan diselesaikan<br />
netto secara tunai. Entitas A mencatat ayat-ayat jurnal<br />
sebagai berikut:<br />
1 Februari 2002<br />
• Harga per lembar saham ketika kontrak ditandatangani pada<br />
1 Februari 2002 adalah Rp100<br />
• Nilai wajar awal kontrak berjangka pada 1 Februari 2002<br />
adalah nol<br />
Tidak ada ayat jurnal yang dibutuhkan karena nilai wajar<br />
derivatif sama dengan nol dan tidak ada kas yang dibayarkan<br />
atau diterima.<br />
31 Desember 2002<br />
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat<br />
menjadi Rp110, akibatnya nilai wajar kontrak berjangka<br />
meningkat menjadi Rp6.300<br />
Dr Aset Berjangka<br />
Rp6.300<br />
Cr Keuntungan<br />
Rp6.300<br />
Untuk mencatat kenaikan dalam nilai wajar kontrak berjangka<br />
50.56<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
31 Januari 2003<br />
Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham turun<br />
menjadi Rp106. Nilai wajar dari kontrak berjangka adalah<br />
Rp2.000 atau (Rp106 x 1000 – Rp104.000).<br />
Pada hari yang sama, kontrak tersebut diselesaikan neto secara<br />
tunai. Entitas A berkewajiban untuk menyerahkan Rp104.000<br />
kepada Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />
Rp106.000 (Rp106 x 1000) kepada Entitas A, jadi Entitas B<br />
harus membayar selisihnya sebesar Rp2.000 kepada Entitas<br />
A.<br />
Dr Kerugian<br />
Rp4.300<br />
Cr Aset Berjangka<br />
Rp4.300<br />
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar kontrak berjangka<br />
(Rp4.300=Rp6.300-Rp2.000)<br />
Dr Kas<br />
Rp2.000<br />
Cr Aset Berjangka<br />
Rp2.000<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka<br />
(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />
Saham)<br />
CI4. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a)<br />
dengan pengecualian bahwa penyelesaiannya dilakukan secara<br />
neto dengan saham. Ayat-ayat jurnal yang dibuat Entitas A sama<br />
dengan butir (a) di atas, kecuali untuk mencatat penyelesaian<br />
kontrak berjangka tersebut, yaitu:<br />
31 Januari 2003<br />
Kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas A berkewajiban<br />
menyerahkan sahamnya yang bernilai Rp104.000 (Rp104<br />
x 1000) kepada Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />
saham Entitas A senilai Rp106.000 (Rp106 x 1000)<br />
kepada Entitas A. Jadi Entitas B harus menyerahkan saham<br />
senilai Rp2.000 (Rp106.000-Rp104.000) kepada Entitas A,<br />
atau sama dengan 18,9 lembar saham (Rp2000/Rp106)<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.57
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Dr Ekuitas<br />
Rp2.000<br />
Cr Aset Berjangka<br />
Rp2.000<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka.<br />
(c) Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />
CI5. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />
(a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />
dengan penyerahan kas dan saham Entitas A yang nilai dan<br />
jumlahnya telah ditetapkan. Sama seperti pada butir (a) dan<br />
(b) di atas, harga per lembar saham yang harus dibayar oleh<br />
Entitas A setelah satu tahun ditetapkan sebesar Rp104. Dengan<br />
demikian, Entitas A berkewajiban membayar Rp104.000<br />
secara tunai kepada Entitas B dan Entitas B berkewajiban<br />
menyerahkan 1.000 lembar saham beredar entitas A kepada<br />
entitas A setelah satu tahun. Entitas A mencatat ayat jurnal<br />
sebagai berikut:<br />
1 Februari 2002<br />
Dr Ekuitas<br />
Rp100.000<br />
Cr Liabilitas<br />
Rp100.000<br />
Untuk mencatat kewajiban penyerahan Rp104.000 setelah<br />
satu tahun yang dibukukan sesuai nilai wajarnya Rp100.000<br />
yang didiskonto menggunakan tingkat bunga yang sesuai (lihat<br />
PSAK 55 Paragraf PA79).<br />
31 Desember 2002<br />
Dr Beban Bunga<br />
Rp3.660<br />
Cr Liabilitas<br />
Rp3.660<br />
Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang<br />
dihitung menggunakan metode bunga efektif atas liabilitas<br />
pada nilai pelunasan/penebusan saham.<br />
50.58<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
31 Januari 2003<br />
Dr Beban Bunga<br />
Rp340<br />
Cr Liabilitas<br />
Rp340<br />
Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang<br />
dihitung menggunakan metode bunga efektif atas liabilitas<br />
pada nilai pelunasan/penebusan saham.<br />
Entitas A menyerahkan Rp104.000 secara tunai kepada Entitas<br />
B, dan Entitas B menyerahkan 1.000 lembar Saham Entitas A<br />
kepada Entitas A<br />
Dr Liabilitas<br />
Rp104.000<br />
Cr Kas<br />
Rp104.000<br />
Untuk mencatat penyelesaian kewajiban penebusan saham<br />
Entitas A secara kas.<br />
(d) Pilihan Penyelesaian<br />
CI6. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara<br />
tunai, neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas<br />
dengan saham) menjadikan kontrak pembelian kembali berjangka<br />
(forward repurchase contract) sebagai aset keuangan<br />
atau liabilitas keuangan. Jika alternatif yang dipilih adalah<br />
dengan mempertukarkan kas dengan saham (butir (c) di atas),<br />
maka Entitas A harus membukukan liabilitasnya untuk menyerahkan<br />
kas sebagai utang, seperti ilustrasi pada butir (c) di atas.<br />
Jika tidak, maka Entitas A memperlakukan kontrak berjangka<br />
tersebut sebagai sebuah derivatif.<br />
Contoh 2: Kontrak Berjangka untuk Penjualan Saham<br />
CI7. Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal<br />
bagi kontrak penjualan berjangka atas saham milik sebuah<br />
entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai, (b) neto<br />
dengan saham, atau (c) dengan menerima kas atas saham<br />
yang diserahkan. Contoh ini juga mendiskusikan dampak<br />
adanya pilihan penyelesaian (lihat butir (d) di bawah ini).<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.59
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Untuk menyederhanakan ilustrasi, diasumsikan bahwa tidak<br />
ada dividen yang dibayarkan/dibagikan atas saham pokok,<br />
jadi carry return-nya (pengembalian atas kepemilikan) sama<br />
dengan nol, dan jika nilai wajar kontrak berjangka sama dengan<br />
nol, maka nilai kini forward price sama dengan harga spot-nya.<br />
Nilai wajar kontrak berjangka dihitung sebagai selisih antara<br />
harga pasar saham dan nilai kini dari fixed forward price.<br />
Asumsi-asumsi :<br />
Tanggal kontrak 1 Feb 2002<br />
Tanggal jatuh tempo 31 Jan 2003<br />
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp110<br />
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp106<br />
Fixed forward price yg akan diterima pada 31 Jan 2003 Rp104<br />
Nilai kini dari forward price pada 1 Februari 2002 Rp100<br />
Jumlah lembar saham dalam kontrak berjangka 1.000<br />
Nilai wajar dari kontrak berjangka pada 1 Feb 2002 Rp0<br />
Nilai wajar dari kontrak berjangka pada 31 Des 2002 Rp(6.300)<br />
Nilai wajar dari kontrak berjangka pada 31 Jan 2003 Rp(2.000)<br />
(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />
CI8. Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah<br />
kontrak dengan Entitas B untuk membayar sejumlah nilai wajar<br />
dari 1.000 saham biasa Entitas A yang beredar sampai dengan<br />
31 Januari 2003 dengan menyerahkan kas senilai Rp104.000<br />
(atau Rp104 per lembar saham) pada 31 Januari 2003. Kontrak<br />
diselesaikan neto secara tunai. Entitas A mencatat ayat jurnal<br />
sebagai berikut.<br />
1 Februari 2002<br />
Tidak ada ayat jurnal yang harus dibukukan karena nilai<br />
wajar dari derivatif sama dengan nol dan tidak ada kas yang<br />
diserahterimakan.<br />
50.60<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
31 Desember 2002<br />
Dr Kerugian<br />
Rp6.300<br />
Cr Liabilitas Berjangka<br />
Rp6.300<br />
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar kontrak<br />
berjangka<br />
31 Januari 2003<br />
Dr Liabilitas Berjangka<br />
Rp4.300<br />
Cr Keuntungan<br />
Rp4.300<br />
Untuk mencatat kenaikan dalam nilai wajar suatu kontrak<br />
berjangka (Rp4.300=Rp6.300-Rp2. 000)<br />
Kontrak diselesaikan neto secara tunai. Entitas B berkewajiban<br />
untuk menyerahkan Rp104.000 pada Entitas A, dan Entitas<br />
A berkewajiban menyerahkan Rp106.000 (Rp106 x 1.000)<br />
pada Entitas B. Jadi Entitas A harus membayar selisih sebesar<br />
Rp2.000 kepada Entitas B<br />
Dr Liabilitas Berjangka<br />
Rp2.000<br />
Cr Kas<br />
Rp2.000<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka<br />
(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />
Saham)<br />
CI9. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />
butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />
neto dengan saham. Entitas A membukukan ayat-ayat<br />
jurnal yang sama dengan jurnal pada butir (a), kecuali:<br />
31 Januari 2003<br />
Kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas A memiliki<br />
hak untuk menerima sahamnya kembali senilai Rp104.000<br />
(Rp104 x 1.000) dan berkewajiban menyerahkan sahamnya<br />
senilai Rp106.000 (Rp106 x 1.000) kepada Entitas B. Jadi,<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.61
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Entitas A menyerahkan selisih sahamnya senilai Rp2.000<br />
(Rp106.000-Rp104.000) kepada Entitas B, atau sama dengan<br />
18,9 lembar saham (Rp2.000/Rp106).<br />
Dr Liabilitas Berjangka<br />
Rp2.000<br />
Cr Ekuitas<br />
Rp2.000<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka. Penerbitan<br />
saham baru entitas dicatat sebagai transaksi ekuitas.<br />
(c) Saham untuk Kas (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />
CI10. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />
(a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />
dengan penyerahan kas dan saham Entitas A yang nilai dan<br />
jumlahnya telah ditetapkan. Sama seperti pada butir (a) dan<br />
(b) di atas, harga per lembar saham yang harus dibayar Entitas<br />
A setelah satu tahun ditetapkan sebesar Rp104. Dengan<br />
demikian, Entitas A berhak menerima Rp104.000 secara tunai<br />
(Rp104 x 1.000) dan berkewajiban menyerahkan 1.000 lembar<br />
sahamnya setelah satu tahun. Entitas A membukukan ayat-ayat<br />
jurnal berikut ini.<br />
1 Februari 2002<br />
Tidak ada jurnal yang harus dibuat pada 1 Februari. Tidak<br />
ada kas yang diserahterimakan karena nilai wajar awal dari<br />
kontrak berjangka adalah nol. Sebuah kontrak berjangka bagi<br />
pertukaran saham Entitas A yang jumlahnya telah ditetapkan<br />
dengan kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah<br />
ditetapkan memenuhi definisi sebuah instrumen ekuitas karena<br />
kontrak tersebut tidak dapat diselesaikan dengan cara lain<br />
kecuali melalui pertukaran saham dengan kas.<br />
31 Desember 2002<br />
Tidak ada jurnal yang dibukukan pada 31 Desember karena<br />
tidak ada kas yang diserahterimakan dan karena kontrak<br />
memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam<br />
50.62<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas yang<br />
nilainya telah ditetapkan, maka kontrak tersebut memenuhi<br />
definisi instrumen ekuitas.<br />
31 Januari 2003<br />
Pada 31 Januari 2003, Entitas A menerima Rp104.000 secara<br />
tunai dan menyerahkan 1.000 lembar sahamnya<br />
Dr Kas<br />
Rp104.000<br />
Cr Ekuitas<br />
Rp104.000<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka<br />
(d) Pilihan Penyelesaian<br />
CI11. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara<br />
tunai, neto dengan saham, atau dengan pertukaran kas dan<br />
saham) menjadikan kontrak berjangka sebagai aset keuangan<br />
atau liabilitas keuangan. Kontrak ini tidak memenuhi definisi<br />
instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan oleh Entitas A<br />
selain dengan membeli kembali sahamnya dalam jumlah yang<br />
telah ditetapkan dengan menyerahkan kas atau aset keuangan<br />
lainnya yang nilainya telah ditetapkan. Dalam hal ini, Entitas<br />
A membukukan sebuah aset derivatif atau liabilitas derivatif,<br />
seperti yang diilustrasikan dalam butir (a) dan (b) di atas. Ayat<br />
jurnal yang harus dibuat pada saat penyelesaian tergantung pada<br />
bagaimana penyelesaian tersebut dilakukan.<br />
Contoh 3: Pembelian Opsi-Beli atas Saham<br />
CI12. Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang<br />
harus dibukukan atas hak yang timbul dari pembelian opsi beli<br />
atas saham milik entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara<br />
tunai, (b) neto dengan saham, atau (c) dengan pertukaran kas<br />
dengan saham milik entitas. Contoh ini juga mendiskusikan<br />
efek dari pilihan penyelesaian (lihat butir (d) di bawah):<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.63
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Asumsi-asumsi:<br />
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002<br />
Tanggal Exercise 31 Jan 2003<br />
(European terms; hanya dapat<br />
di-exercise pada saat jatuh tempo)<br />
Pemegang hak exercise<br />
Entitas A, Pihak Pertama<br />
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp104<br />
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp104<br />
Harga exercise yg ditetapkan untuk dibayar pada 31 Januari 2003 Rp102<br />
Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000<br />
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002<br />
Rp5.000<br />
Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002<br />
Rp3.000<br />
Nilai wajar opsi pada 31 Januari 2003<br />
Rp2.000<br />
(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />
CI13. Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah<br />
kontrak dengan Entitas B yang memberi Entitas B kewajiban<br />
untuk menyerahkan, dan Entitas A hak untuk menerima, nilai<br />
wajar dari 1000 lembar saham biasa Entitas A yang beredar<br />
hingga 31 Januari 2003 atas kas senilai Rp102.000 (Rp102 x<br />
1000) yang akan diterimanya pada tanggal 31 Januari 2003,<br />
jika Entitas A menggunakan hak tersebut. Kontrak tersebut<br />
akan diselesaikan neto secara tunai. Jika Entitas A tidak menggunakan<br />
haknya, maka tidak terjadi pembayaran. Jurnal yang<br />
dibukukan oleh Entitas A adalah sebagai berikut:<br />
1 Februari 2002<br />
Harga per lembar saham ketika kontrak disepakati pada 1 Februari<br />
2002 adalah Rp100. Nilai wajar awal dari kontrak pada<br />
1 Februari 2002 adalah Rp5.000, yaitu sejumlah yang harus<br />
dibayarkan oleh Entitas A pada Entitas B. Pada tanggal itu,<br />
opsi tersebut tidak memiliki nilai intrinsik, hanya nilai waktu,<br />
karena harga exercise/strike price Rp102 melebihi harga pasar<br />
per lembar saham (Rp100) sehingga tidaklah ekonomis jika<br />
Entitas A mengexercise opsinya. Dengan kata lain, opsi beli<br />
tersebut dalam posisi tidak untung.<br />
50.64<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Dr Aset Opsi Beli<br />
Cr Kas<br />
Untuk mencatat pembelian opsi beli<br />
31 Desember 2002<br />
Rp5.000<br />
Rp5.000<br />
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat<br />
menjadi Rp104. Nilai wajar opsi beli turun menjadi<br />
Rp3.000, dimana nilai intrinsiknya menjadi Rp2000 ([Rp104-<br />
Rp102] X 1000), dan yang Rp1.000 adalah nilai waktu yang<br />
tersisa.<br />
Dr Kerugian<br />
Rp2.000<br />
Cr Aset Opsi Beli<br />
Rp2.000<br />
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi beli.<br />
31 Januari 2003<br />
Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham masih<br />
Rp104. Nilai wajar opsi beli turun menjadi Rp2.000 yang<br />
keseluruhannya merupakan nilai intrinsik ([Rp104-Rp102] x<br />
1000) karena tidak ada lagi nilai waktu yang tersisa.<br />
Dr Kerugian<br />
Rp1.000<br />
Cr Aset Opsi Beli<br />
Rp1.000<br />
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi beli.<br />
Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya<br />
dan kontrak tersebut diselesaikan neto secara tunai. Entitas B<br />
berkewajiban menyerahkan Rp104.000 (Rp104 x 1000) kepada<br />
Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan Rp102.000<br />
(Rp102 x 1000) kepada Entitas B, sehingga Entitas A berhak<br />
menerima selisih sebesar Rp2.000 secara tunai.<br />
Dr Kas Rp 2.000<br />
Cr Aset Opsi Beli<br />
Rp2.000<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.65
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />
Saham)<br />
CI14. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />
(a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />
dalam bentuk serah terima saham. Jurnal yang harus dibuat<br />
oleh Entitas A sama dengan jurnal pada butir (a), kecuali untuk<br />
pencatatan penyelesaian kontrak, yaitu:<br />
31 Januari 2003<br />
Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak diselesaikan<br />
neto dengan saham. Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />
saham Entitas A senilai Rp104.000 (Rp104 x 1.000) kepada<br />
Entitas A dan menerima saham Entitas A senilai Rp102.000<br />
(Rp102 X 1000) dari Entitas A, sehingga Entitas B akhirnya<br />
harus menyerahkan saham Entitas A senilai Rp2.000 atau sebanyak<br />
19.2 lembar saham (Rp2.000/Rp104)<br />
Dr Kas<br />
Rp2.000<br />
Cr Aset Opsi Beli<br />
Rp2.000<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak. Penyelesaian ini dianggap<br />
sebagai transaksi Saham yang Diperoleh Kembali (jadi<br />
tidak ada keuntungan atau kerugian).<br />
(c) Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />
CI15. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />
butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />
melalui penerimaan saham dalam jumlah yang telah<br />
ditetapkan dan penyerahan kas yang nilainya telah ditetapkan,<br />
jika Entitas A menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a)<br />
dan (b) di atas, harga exercise per lembar saham ditetapkan<br />
sebesar Rp102. Karenanya Entitas A berhak menerima 1.000<br />
lembar saham beredarnya atas kas sejumlah Rp102.000 (Rp102<br />
x 1.000) yang diserahkannya, jika Entitas A menggunakan<br />
opsinya. Entitas A membukukan jurnal sebagai berikut:<br />
50.66<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
1 Februari 2002<br />
Dr Ekuitas<br />
Rp5.000<br />
Cr Kas<br />
Rp5.000<br />
Untuk mencatat kas yang dibayarkan atas hak untuk membeli<br />
kembali saham Entitas A setelah satu tahun dengan harga yang<br />
telah ditetapkan. Premi yang dibayarkan dibukukan sebagai<br />
ekuitas.<br />
31 Desember 2002<br />
Tidak ada jurnal yang dibukukan karena tidak ada kas yang<br />
diserahterimakan dan karena kontrak memberi hak untuk menerima<br />
saham milik Entitas A dalam jumlah yang telah ditetapkan<br />
dengan menyerahkan kas yang nilainya telah ditetapkan, maka<br />
kontrak tersebut memenuhi definisi instrumen ekuitas.<br />
31 Januari 2003<br />
Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut<br />
diselesaikan secara bruto. Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />
1000 lembar saham Entitas A atas kas sebesar Rp102.000<br />
yang diterimanya.<br />
Dr Ekuitas<br />
Cr Kas<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />
(d) Pilihan Penyelesaian<br />
Rp102.000<br />
Rp102.000<br />
CI16. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara<br />
tunai, neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas<br />
dengan saham) menjadikan opsi beli tersebut sebuah aset<br />
keuangan. Opsi beli tersebut tidak memenuhi definisi instrumen<br />
ekuitas karena tidak dapat diselesaikan dengan cara lain,<br />
kecuali Entitas A membeli kembali sahamnya dalam jumlah<br />
yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas atau aset<br />
keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapkan. Dalam hal<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.67
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
ini, Entitas A mengakui sebuah aset derivatif sebagaimana<br />
yang diilustrasikan dalam butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang<br />
dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana<br />
penyelesaian tersebut dilakukan.<br />
Contoh 4: Penerbitan Opsi Beli atas Saham<br />
CI17. Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal untuk<br />
mencatat kewajiban yang timbul dari penerbitan opsi beli atas<br />
saham milik entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai,<br />
(b) neto dengan saham, atau (c) dengan mempertukarkan<br />
kas dengan saham. Contoh ini juga mendiskusikan pengaruh<br />
dari pilihan penyelesaian (lihat butir (d) di bawah).<br />
Asumsi<br />
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002<br />
Tanggal Exercise 31 Jan 2003<br />
(European terms; hanya dapat<br />
di-exercise pada saat jatuh tempo)<br />
Pemegang hak exercise<br />
Entitas B, Pihak Kedua<br />
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp104<br />
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp104<br />
Harga exercise yang ditetapkan untuk diterima pada<br />
31 Januari 2003 Rp102<br />
Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000<br />
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002<br />
Nilai wajar opsi pada pada 31 Des 2002<br />
Nilai wajar opsi pada 31 Jan 2003<br />
Rp5.000<br />
Rp3.000<br />
Rp2.000<br />
(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />
CI18. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />
Contoh 3(a) di atas, dengan pengecualian bahwa Entitas A yang<br />
menerbitkan opsi beli atas saham miliknya. Selanjutnya, pada 1<br />
Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan<br />
Entitas B yang memberi Entitas B hak untuk menerima, dan<br />
Entitas A berkewajiban untuk membayar, nilai wajar dari 1000<br />
lembar saham biasa milik Entitas A yang beredar hingga 31<br />
Januari 2003 dengan menyerahkah kas sejumlah Rp102.000<br />
50.68<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
(atau Rp102 per lembar) pada 31 Januari 2003, jika Entitas<br />
B menggunakan opsinya. Kontrak tersebut akan diselesaikan<br />
neto secara tunai. Jika Entitas B tidak menggunakan haknya,<br />
maka pembayaran tidak akan terjadi. Entitas A membukukan<br />
ayat jurnal sebagai berikut:<br />
1 Februari 2002<br />
Dr Kas<br />
Cr Kewajiban Opsi Beli<br />
Untuk mencatat penerbitan opsi jual.<br />
31 Desember 2002<br />
Rp5.000<br />
Rp5.000<br />
Dr Kewajiban Opsi Beli<br />
Rp2.000<br />
Cr Keuntungan<br />
Rp2.000<br />
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi jual.<br />
31 Januari 2003<br />
Dr Kewajiban Opsi Beli<br />
Rp1.000<br />
Cr Keuntungan<br />
Rp1.000<br />
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi jual.<br />
Pada hari yang sama, Entitas B menggunakan opsi jualnya<br />
dan kontrak tersebut diselesaikan neto secara tunai. Entitas A<br />
berkewajiban menyerahkan kas sejumlah Rp104.000 (Rp104 x<br />
1000) kepada Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />
Rp102.000 (Rp102 x 1000) kepada Entitas A. Jadi, Entitas<br />
A harus membayar selisih sebesar Rp2.000 kepada Entitas B.<br />
Dr Kewajiban Opsi Beli<br />
Cr Kas<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />
Rp2.000<br />
Rp2.000<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.69
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />
Saham)<br />
CI19. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />
butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />
neto dengan saham. Jurnal yang dibukukan Entitas A<br />
sama dengan jurnal pada butir (a) di atas, kecuali ayat jurnal<br />
untuk penyelesaian kontrak tersebut, yaitu:<br />
31 Januari 2003<br />
Entitas B menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut<br />
diselesaikan neto dengan saham. Entitas A berkewajiban menyerahkan<br />
saham biasa Entitas A senilai Rp104.000 kepada<br />
Entitas B dan berhak menerima saham biasa Entitas A senilai<br />
Rp102.000 dari Entitas B. Jadi, Entitas A harus menyerahkan<br />
saham biasa Entitas A sebesar selisih Rp2.000 kepada Entitas<br />
B atau sebanyak 19.2 lembar (Rp2.000/Rp104).<br />
Dr Kewajiban Opsi Beli<br />
Rp2.000<br />
Cr Ekuitas<br />
Rp2.000<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak. Penyelesaian ini<br />
dianggap sebagai transaksi ekuitas.<br />
(c) Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />
CI20. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />
butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />
melalui penyerahan saham yang jumlahnya telah ditetapkan<br />
dan penerimaan kas yang nilainya telah ditetapkan, jika Entitas<br />
B menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a) dan (b) di atas,<br />
harga exercise per lembar ditetapkan sebesar Rp102. Karenanya,<br />
Entitas B berhak untuk menerima saham biasa Entitas A<br />
yang beredar atas kas senilai Rp102.000 (Rp102 x 1.000) yang<br />
diserahkannya, jika Entitas B menggunakan opsinya. Entitas<br />
A membukukan ayat jurnal sebagai berikut:<br />
50.70<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
1 Februari 2002<br />
Dr Kas<br />
Rp5.000<br />
Cr Ekuitas<br />
Rp5.000<br />
Untuk mencatat kas yang diterima atas penyerahan saham<br />
Entitas A yang jumlahnya telah ditetapkan pada harga yang<br />
telah disepakati setelah satu tahun. Premi yang diterima dibukukan<br />
sebagai ekuitas. Pada saat penggunaannya, opsi beli<br />
akan mengakibatkan penerbitan saham dalam jumlah tertentu<br />
sebagai pengganti senilai tertentu kas yang diterima.<br />
31 Desember 2002<br />
Tidak ada jurnal yang harus dicatat pada 31 Desember karena<br />
tidak ada kas yang diserahterimakan dan karena kontrak<br />
memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam<br />
jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas yang<br />
nilainya telah ditetapkan, maka kontrak tersebut memenuhi<br />
definisi instrumen ekuitas.<br />
31 Januari 2003<br />
Entitas B menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut<br />
diselesaikan secara bruto. Entitas A berkewajiban menyerahkan<br />
1.000 lembar sahamnya atas kas sejumlah Rp102.000 yang<br />
diterimanya.<br />
Dr Kas<br />
Cr Ekuitas<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />
(d) Pilihan Penyelesaian<br />
Rp102.000<br />
Rp102.000<br />
CI21. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara<br />
tunai, neto dengan saham, atau dengan mepertukarkan kas dan<br />
saham) menjadikan opsi beli sebagai sebuah liabilitas keuangan.<br />
Opsi tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas<br />
karena tidak dapat diselesaikan selain dengan cara Entitas A<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.71
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
menerbitkan sahamnya dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai<br />
pengganti kas atau aset keuangan lain yang diterimanya.<br />
Dalam hal ini, Entitas A mengakui liabilitas derivatifnya sesuai<br />
dengan ilustrasi pada butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang dibukukan<br />
pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana<br />
penyelesaian tersebut dilakukan.<br />
Contoh 5: Pembelian Opsi Jual atas Saham<br />
CI22. Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang<br />
harus dibukukan untuk pembelian opsi jual atas saham milik<br />
entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai, (b) neto<br />
dengan saham, atau (c) dengan mempertukarkan kas dengan<br />
saham. Contoh ini juga mendiskusikan dampak dari pilihan<br />
penyelesaian (lihat butir (d) di bawah):<br />
Asumsi<br />
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002<br />
Tanggal Exercise 31 Jan 2003<br />
(European terms; hanya dapat<br />
di-exercise pada saat jatuh tempo)<br />
Pemegang hak exercise<br />
Entitas A, Pihak Pertama<br />
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />
Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Des 2002 Rp95<br />
Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Jan 2003 Rp95<br />
Harga exercise yang ditetapkan untuk diterima<br />
pada 31 Januari 2003<br />
Rp98<br />
Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000<br />
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002<br />
Rp5.000<br />
Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002<br />
Rp4.000<br />
Nilai wajar opsi pada 31 Jan 2003<br />
Rp3.000<br />
(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />
CI23. Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati<br />
sebuah kontrak dengan Entitas B yang memberi Entitas A<br />
sebuah hak untuk menjual, dan Entitas B berkewajiban untuk<br />
membeli, nilai wajar dari 1000 lembar saham Entitas A yang<br />
beredar hingga 31 Januari 2003 dengan strike price Rp98.000<br />
50.72<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
(atau Rp98 per lembar) pada 31 Januari 2003, jika Entitas A<br />
menggunakan opsinya. Kontrak tersebut akan diselesaikan<br />
neto secara tunai. Jika Entitas A tidak menggunakan opsinya,<br />
maka pembayaran tidak akan terjadi. Entitas A membukukan<br />
ayat jurnal sebagai berikut:<br />
1 Februari 2002<br />
Harga per lembar saham saat kontrak ditandatangani pada 1<br />
Februari 2002 adalah Rp100. Nilai wajar awal dari kontrak<br />
pada 1 Februari 2002 adalah Rp5.000, sesuai dengan jumlah<br />
yang dibayarkan Entitas A kepada Entitas B. Pada tanggal itu,<br />
opsi jual tersebut tidak memiliki nilai intrinsik, hanya nilai<br />
waktu, karena harga exercise-nya (strike price) lebih rendah<br />
dari harga pasar per lembar saham (Rp100). Karenanya, adalah<br />
tidak ekonomis jika Entitas A menggunakan opsinya. Dengan<br />
kata lain, opsi beli tersebut dalam posisi tidak untung.<br />
Dr Aset Opsi Jual<br />
Cr Kas<br />
Untuk mencatat pembelian opsi jual.<br />
31 Desember 2002<br />
Rp5.000<br />
Rp5.000<br />
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham turun<br />
menjadi Rp95. Nilai wajar opsi beli turun menjadi Rp4.000,<br />
dimana nilai intrinsiknya menjadi Rp3.000 ([Rp98-Rp95] x<br />
1000) dan Rp1.000 merupakan nilai waktu yang tersisa.<br />
Dr Kerugian<br />
Rp1.000<br />
Cr Aset Opsi Jual<br />
Rp1.000<br />
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi beli.<br />
31 Januari 2003<br />
Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham tetap Rp95.<br />
Nilai wajar dari opsi beli tersebut turun menjadi Rp3.000, yaitu<br />
sebesar nilai intrinsiknya ([Rp98-Rp95] x 1000) karena nilai<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.73
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
waktunya telah habis.<br />
Dr Kerugian<br />
Rp1.000<br />
Cr Aset Opsi Jual<br />
Rp1.000<br />
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi.<br />
Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya dan<br />
kontrak tersebut diselesaikan secara tunai. Entitas B berkewajiban<br />
menyerahkan Rp98.000 kepada Entitas A, dan Entitas A<br />
berkewajiban menyerahkan Rp95.000 (Rp95 x 1000) kepada<br />
Entitas B, sehingga Entitas B harus membayar selisih sebesar<br />
Rp3.000 pada Entitas A.<br />
Dr Kas<br />
Cr Aset Opsi Jual<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />
Rp3.000<br />
Rp3.000<br />
(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />
Saham)<br />
CI24. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi<br />
pada butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan<br />
dilakukan dengan saham. Entitas A membukukan jurnal yang<br />
sama seperti jurnal pada butir (a), kecuali:<br />
31 Januari 2003<br />
Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut<br />
diselesaikan dengan saham. Akibatnya, Entitas A berkewajiban<br />
menyerahkan saham Entitas A senilai Rp98.000 kepada Entitas<br />
A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan saham miliknya<br />
senilai Rp95.000 (Rp95 x 1.000) pada Entitas B, sehingga<br />
akhirnya Entitas B harus menyerahkan saham Entitas A senilai<br />
Rp2.000 atau sama dengan 31.6 (Rp3.000/Rp95) lembar saham<br />
pada Entitas A.<br />
50.74<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Dr Ekuitas<br />
Cr Aset Opsi Jual<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />
Rp3.000<br />
Rp3.000<br />
(c) Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />
CI25. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />
butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />
melalui penerimaan kas yang nilainya telah ditetapkan atas<br />
penyerahan saham Entitas A yang jumlahnya telah ditetapkan,<br />
jika Entitas A menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a) dan<br />
(b) di atas, harga exercise per lembar ditetapkan sebesar Rp98.<br />
Karenanya, Entitas B berkewajiban menyerahkan kas sejumlah<br />
Rp98.000 (Rp98 x 1000) pada Entitas A sebagai pengganti<br />
1.000 lembar saham Entitas A yang diterimanya, jika Entitas<br />
A menggunakan opsinya. Jurnal yang dibukukan Entitas A<br />
adalah sebagai berikut:<br />
1 Februari 2002<br />
Dr Ekuitas<br />
Cr Kas<br />
Rp5.000<br />
Rp5.000<br />
Untuk mencatat kas yang diterima atas hak untuk menyerahkan<br />
saham Entitas A setelah satu tahun pada harga yang telah<br />
ditetapkan. Premi yang diterima dibukukan sebagai ekuitas.<br />
Pada saat penggunaannya, opsi jual akan mengakibatkan<br />
penerbitan saham dalam jumlah tertentu sebagai pengganti<br />
senilai tertentu kas yang diterima.<br />
31 Desember 2002<br />
Tidak ada jurnal yang harus dibukukan pada 31 Desember<br />
2002 karena serah terima kas tidak terjadi dan karena kontrak<br />
memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam<br />
jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas yang<br />
nilainya telah ditetapkan, maka kontrak tersebut memenuhi<br />
definisi instrumen ekuitas.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.75
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
31 Januari 2003<br />
Entitas A menggunakan opsi jualnya dan kontrak tersebut<br />
diselesaikan secara bruto. Entitas B berkewajiban menyerahkan<br />
Rp98.000 secara tunai untuk 1.000 lembar saham Entitas<br />
A yang diterimanya.<br />
Dr Kas<br />
Cr Ekuitas<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />
(d) Pilihan Penyelesaian<br />
Rp98.000<br />
Rp98.000<br />
CI26. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara<br />
tunai, neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas<br />
dan saham) menjadikan opsi jual tersebut sebagai aset keuangan.<br />
Opsi tersebut tidak memenuhi kriteria instrumen ekuitas<br />
karena tidak dapat diselesaikan selain dengan cara Entitas A<br />
menerbitkan saham dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai<br />
pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang diterimanya.<br />
Dalam hal ini, Entitas A mengakui aset derivatifnya sesuai<br />
dengan ilustrasi pada butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang<br />
dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana<br />
penyelesaian tersebut dilakukan.<br />
Contoh 6: Penerbitan Opsi Jual atas Saham<br />
CI27. Contoh berikut mengilustrasikan ayat-ayat jurnal<br />
yang harus dibukukan atas penerbitan opsi-jual atas saham<br />
milik entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai,<br />
(b) neto dengan saham, atau (c) dengan mempertukarkan kas<br />
dengan saham. Contoh ini juga mendiskusikan dampak dari<br />
pilihan penyelesaian dalam butir (d) di bawah.<br />
50.76<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Asumsi:<br />
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002<br />
Tanggal Exercise 31 Jan 2003<br />
(European terms; hanya dapat<br />
di-exercise pada saat jatuh tempo)<br />
Pemegang hak exercise<br />
Entitas B, Pihak Kedua<br />
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100<br />
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 RpU95<br />
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 RpU95<br />
Harga exercise yang ditetapkan untuk dibayar<br />
pada 31 Jan 2003<br />
Rp98<br />
Nilai kini harga exercise yang ditetapkan<br />
pada 1 Feb 2002<br />
Rp95<br />
Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000<br />
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002<br />
Rp5.000<br />
Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002<br />
Rp4.000<br />
Nilai wajar opsi pada 31 Jan 2003<br />
Rp3.000<br />
(a) Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)<br />
CI28. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi<br />
pada butir 5(a) di atas, dengan pengecualian bahwa Entitas<br />
A menerbitkan opsi jual atas saham miliknya. Selanjutnya,<br />
pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak<br />
dengan Entitas B yang memberi Entitas B sebuah hak untuk<br />
menerima, dan Entitas A berkewajiban membayar, sejumlah<br />
nilai wajar dari 1.000 lembar saham Entitas A yang beredar<br />
hingga 31 Januari 2003 sebagai pengganti Rp98.000 (Rp98<br />
x 1000) yang diterimanya pada 31 Januari 2003, jika Entitas<br />
B menggunakan haknya. Jika Entitas B tidak menggunakan<br />
haknya, maka tidak ada pembayaran yang terjadi. Entitas A<br />
membukukan ayat-ayat jurnal sebagai berikut:<br />
1 Februari 2002<br />
Dr Kas<br />
Cr Kewajiban Opsi Jual<br />
Untuk mencatat penerbitan opsi jual.<br />
Rp5.000<br />
Rp5.000<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.77
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
31 Desember 2002<br />
Dr Kewajiban Opsi Jual<br />
Rp1.000<br />
Cr Keuntungan<br />
Rp1.000<br />
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi jual.<br />
31 Januari 2003<br />
Dr Kewajiban Opsi Jual<br />
Rp1.000<br />
Cr Keuntungan<br />
Rp1.000<br />
Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi jual.<br />
Pada hari yang sama, Entitas B menggunakan opsi jualnya<br />
dan kontrak tersebut diselesaikan neto secara tunai. Entitas A<br />
berkewajiban menyerahkan kas sejumlah Rp98.000 kepada<br />
Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan kas sejumlah<br />
Rp95.000 (Rp95 x 1000). Jadi Entitas A harus membayar<br />
selisih sebesar Rp3.000 kepada Entitas B.<br />
Dr Kewajiban Opsi Jual<br />
Cr Kas<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />
Rp3.000<br />
Rp3.000<br />
(b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan<br />
Saham)<br />
CI29. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />
butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />
dengan saham. Jurnal yang dibukukan oleh Entitas A<br />
sama dengan jurnal pada butir (a), kecuali untuk hal-hal sebagai<br />
berikut:<br />
31 Januari 2003<br />
Entitas B menggunakan opsi jualnya dan kontrak tersebut<br />
harus diselesaikan neto dengan saham. Akibatnya, Entitas A<br />
berkewajiban menyerahkan sahamnya senilai Rp98.000 kepada<br />
Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan saham<br />
50.78<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Entitas A senilai Rp95.000 (Rp95 x 1.000) kepada Entitas A.<br />
Selanjutnya, Entitas A harus membayar selisih sebesar Rp3.000<br />
dengan menyerahkan sahamnya pada Entitas B atau sama<br />
dengan 31.6 lembar saham (Rp3.000/Rp95).<br />
Dr Liabilitas Opsi Jual<br />
Rp3.000<br />
Cr Ekuitas<br />
Rp3.000<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak. Penerbitan saham milik<br />
Entitas A harus dibukukan sebagai transaksi ekuitas.<br />
(c) Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)<br />
CI30. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada<br />
butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan<br />
melalui penyerahan kas yang jumlahnya telah ditetapkan<br />
dan penerimaan saham dengan jumlah lembar saham yang telah<br />
ditetapkan jika Entitas B menggunakan opsinya. Seperti pada<br />
butir (a) dan (b) di atas, harga exercise ditetapkan sebesar Rp98.<br />
Karenanya Entitas A berkewajiban membayar Rp98.000 secara<br />
tunai sebagai pengganti 1.000 lembar saham beredar Entitas A<br />
yang diterimanya jika Entitas B menggunakan opsinya. Entitas<br />
A membukukan ayat-ayat jurnal sebagai berikut:<br />
1 Februari 2002<br />
Dr Kas<br />
Rp5.000<br />
Cr Ekuitas<br />
Rp5.000<br />
Untuk mencatat premi opsi yang diterima sebesar Rp5.000<br />
pada ekuitas.<br />
Dr Ekuitas<br />
Rp95.000<br />
Cr Liabilitas<br />
Rp95.000<br />
Untuk mencatat nilai kini kewajiban penyerahan Rp98.000<br />
dalam satu tahun, yakniRp95.000, sebagai liabilitas.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.79
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
31 Desember 2002<br />
Dr Beban Bunga<br />
Rp2.750<br />
Cr Liabilitas<br />
Rp2.750<br />
Untuk mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan<br />
metode bunga efektif pada liabilitas sebesar nilai penebusan<br />
saham.<br />
31 Januari 2003<br />
Dr Beban Bunga<br />
Rp250<br />
Cr Liabilitas<br />
Rp250<br />
Untuk mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan<br />
metode bunga efektif pada liabilitas sebesar nilai penebusan<br />
saham.<br />
Pada hari yang sama, Entitas B menggunakan opsi jualnya,<br />
dan kontrak tersebut diselesaikan secara bruto. Entitas A berkewajiban<br />
menyerahkan Rp98.000 secara tunai kepada Entitas<br />
B sebagai pengganti saham senilai Rp95.000 (Rp95 x 1000)<br />
yang diterimanya.<br />
Dr Liabilitas<br />
Cr Kas<br />
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.<br />
(d) Pilihan Penyelesaian<br />
Rp98.000<br />
Rp98.000<br />
CI31. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai,<br />
neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas dan<br />
saham) menjadikan opsi jual sebagai liabilitas keuangan. Jika<br />
alternatif yang digunakan adalah mempertukarkan kas dengan<br />
saham (butir (c) di atas), Entitas A membukukan liabilitasya<br />
untuk menyerahkan kas sebagaimana ilustrasi pada butir (c) di<br />
atas. Jika tidak, Entitas A akan membukukan opsi jual tersebut<br />
sebagai liabilitas derivatif.<br />
50.80<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
ENTITAS SEPERTI REKSA DANA DAN KOPERASI<br />
OPERASI YANG MODAL SAHAMNYA BUKAN EK<strong>UI</strong>-<br />
TAS SEBAGAIMANA YANG DIDEFINISIKAN DALAM<br />
PSAK 50 (REVISI 2010)<br />
Contoh 7: Entitas yang Tidak Memiliki Ekuitas<br />
CI32. Contoh berikut mengilustrasikan format laporan<br />
laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan yang<br />
dapat digunakan entitas seperti reksa dana yang tidak memiliki<br />
ekuitas sebagaimana yang didefinisikan PSAK 50 (revisi 2010).<br />
Penggunaan format lain juga diperkenankan.<br />
Laporan rugi laba untuk tahun yang berakhir pada 31<br />
Desember 20x1<br />
20x1 20x0<br />
Rp Rp<br />
Pendapatan 2,956 1,718<br />
Beban-beban (dikategorikan<br />
berdasarkan sifat atau fungsi) (644) (614)<br />
Laba Operasi 2,312 1,104<br />
Biaya-biaya keuangan<br />
- biaya-biaya keuangan lain-lain (47) (47)<br />
- distribusi kepada anggota (50) (50)<br />
Perubahan aset neto diatribusi kepada 2,215 1,007<br />
pemilik<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.81
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Laporan Posisi Keuangan pada 31 Desember 20X1<br />
20X1 20X1<br />
ASET rp Rp Rp Rp<br />
Aset tidak lancar (diklasifikasikan<br />
sesuai dengan PSAK 1) 91,374 78,484<br />
Total aset tidak lancar 91,374 78,484<br />
Aset lancar (diklasifikasikan<br />
sesuai dengan PSAK 1) 1,422 1,796<br />
Total aset lancar 1,422 1,796<br />
Total aset 92,796 80,253<br />
LIABILITAS<br />
Liabilitas jangka pendek<br />
(dikategorikan sesuai dengan<br />
PSAK 1) 647 66<br />
Total liabilitas jangka pendek (647) (66)<br />
Liabilitas jangka pendek kecuali<br />
aset neto diatribusi kepada pemilik<br />
(diklasifikasikan sesuai dengan<br />
PSAK 1) 280 136<br />
(280) (136)<br />
Aset neto diatribusi kepada pemilik 91,869 80,051<br />
Contoh 8: Entitas yang Memiliki Ekuitas Tertentu<br />
CI33. Contoh berikut mengilustrasikan format laporan<br />
laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan yang dapat<br />
digunakan entitas yang, berdasarkan PSAK 50 (revisi 2010),<br />
modal sahamnya bukan merupakan ekuitas karena entitas<br />
tersebut memiliki kewajiban untuk sewaktu-waktu menebus<br />
modal sahamnya sesuai permintaan pemegangnya tetapi tidak<br />
mempunyai semua fitur atau memenuhi kondisi dalam paragraf<br />
13 dan 14 atau paragraf 15 dan 16. Penggunaan format lain<br />
juga diperkenankan.<br />
50.82<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir<br />
pada 31 Desember 20x1<br />
20x1 20x0<br />
rp Rp<br />
Pendapatan 472 498<br />
Beban-beban (dikategorikan berdasarkan<br />
sifat atau fungsi) (367) (396)<br />
Laba Operasi 105 102<br />
Biaya-biaya keuangan<br />
- biaya-biaya keuangan lain-lain (4) (4)<br />
- distribusi kepada anggota (50) (50)<br />
Perubahan aset neto diatribusi kepada 51 48<br />
pemilik<br />
Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 20x1<br />
20x1 20x0<br />
rp Rp Rp Rp<br />
ASET<br />
Aset tidak lancar (dikategorikan<br />
sesuai dengan PSAK 1) 908 830<br />
Total aset tidak lancar 908 830<br />
Aset lancar (dikategorikan<br />
sesuai dengan PSAK 1) 383 350<br />
Total aset tidak lancar 383 350<br />
Total aset 1,291 1,180<br />
LIABILITAS<br />
Liabilitas jangka pendek<br />
(dikategorikan sesuai dengan<br />
PSAK 1) 372 338<br />
Modal saham yang dapat ditebus 202 161<br />
Total liabilitas jangka pendek (574) (499)<br />
Total aset dikurangi liabilitas<br />
jangka pendek 717 681<br />
Liabilitas jangka panjang<br />
(dikategorikan sesuai dengan<br />
PSAK 1) 187 196<br />
187 196<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.83
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
CADANGAN*<br />
Cadangan misalnya cadangan revaluasi,<br />
saldo laba, dll 530 485<br />
530 485<br />
717 681<br />
NOTA MEMORANDUM – Total Kepentingan Anggota<br />
Modal saham yang dapat<br />
ditebus 202 161<br />
Cadangan 530 485<br />
732 646<br />
AKUNTANSI UNTUK <strong>INSTRUMEN</strong> <strong>KEUANGAN</strong><br />
MAJEMUK<br />
Contoh 9: Pemisahan Instrumen Keuangan Majemuk saat<br />
Pengakuan Awal<br />
CI34. Paragraf 31 menjabarkan cara pemisahan komponen-komponen<br />
instrumen keuangan majemuk pada saat<br />
pengakuan awalnya. Contoh berikut ini mengilustrasikan<br />
bagaimana pemisahan tersebut dilakukan.<br />
CI35. Sebuah entitas menerbitkan obligasi yang dapat<br />
dikonversi sejumlah 2.000 lembar pada awal Tahun 1. Obligasi<br />
tersebut berjangka waktu tiga tahun dan dijual sesuai nilai<br />
nominalnya, yaitu Rp1.000 per obligasi, dengan hasil sebesar<br />
Rp2.000.000. Bunga dibayarkan di muka setiap tahunnya berdasarkan<br />
tingkat bunga nominal yaitu 6%. Tiap obligasi dapat<br />
dikonversikan setiap saat hingga saat jatuh temponya menjadi<br />
250 lembar saham biasa. Ketika obligasi tersebut diterbitkan,<br />
tingkat bunga pasar untuk utang sejenis tanpa hak konversi<br />
sebesar 9%.<br />
* Pada contoh ini, entitas tidak memiliki kewajiban untuk menyerahkan<br />
sebagian cadangannya pada pemegang sahamnya<br />
50.84<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
CI36. Komponen liabilitas harus diukur terlebih dahulu,<br />
dan selisih antara hasil yang diterima dengan nilai wajar komponen<br />
liabilitas dialokasikan sebagai komponen ekuitas. Nilai<br />
wajar komponen liabilitas dihitung menggunakan tingkat bunga<br />
diskonto 9 %, yang merupakan tingkat bunga pasar untuk obligasi<br />
sejenis yang tidak memiliki hak konversi, sebagaimana<br />
yang disajikan berikut ini:<br />
Rp<br />
Nilai sekarang dari pokok obligasi Rp2.000.000<br />
yang harus dibayar dalam tiga tahun 1,544,367<br />
Nilai wajar dari bunga sebesar Rp120.000<br />
yang harus dibayar di muka setiap tahunnya<br />
selama tiga tahun 303,755<br />
Total komponen liabilitas 1,848,122<br />
Komponen ekuitas (2,000,000 - 1,848,122) 151,878<br />
Hasil penerbitan obligasi 2,000,000<br />
Contoh 10: Pemisahan Instrumen Keuangan Majemuk<br />
yang Memiliki Fitur Derivatif Melekat Berganda<br />
CI37. Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana paragraf<br />
34 memisahkan komponen liabilitas dan ekuitas pada<br />
intrumen keuangan majemuk yang memiliki fitur derivatif<br />
melekat berganda.<br />
CI38. Diasumsikan bahwa hasil (proceeds) yang diterima<br />
dari penerbitan selembar callable convertible bond adalah<br />
Rp60. Nilai obligasi sejenis tanpa opsi beli atau konversi<br />
ekuitas adalah Rp57. Berdasarkan model penetapan harga<br />
opsi (option pricing model), harga dari sebuah fitur opsi beli<br />
yang dilekatkan pada sebuah obligasi tanpa opsi konversi<br />
ekuitas adalah Rp2. Pada kasus ini, nilai yang dialokasikan<br />
kepada komponen liabilitas berdasarkan Paragaraf 34 adalah<br />
Rp55 (Rp57-Rp2) dan nilai yang dialokasikan pada komponen<br />
ekuitas adalah Rp5 (Rp60-Rp55).<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.85
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Contoh 11: Pembelian Kembali Instrumen yang Dapat<br />
Dikonversi<br />
CI39. Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana sebuah<br />
entitas mengakui pembelian kembali sebuah instrumen yang<br />
dapat dikonversi. Untuk menyederhanakan, pada saat penerbitannya,<br />
nilai nominal dari instrumen tersebut diasumsikan sama<br />
dengan nilai tercatat agregat komponen liabilitas dan ekuitas<br />
dalam laporan keuangan, jadi tidak ada premi atau diskon.<br />
Juga dalam rangka penyederhanaan, setoran pajak dihapuskan<br />
dalam contoh ini.<br />
CI40. Pada 1 Januari 1999, Entitas A menerbitkan sebuah<br />
10% - debenture yang dapat dikonversi dengan nilai nominal<br />
Rp1.000 dan jatuh tempo pada 31 Desember 2008. Debenture<br />
ini dapat dikonversi menjadi saham biasa Entitas A dengan<br />
harga konversi Rp25 per lembar. Bunga dibayar tunai tiap<br />
setengah tahun. Pada tanggal penerbitannya, Entitas A dapat<br />
menerbitkan instrumen utang berjangka sepuluh tahun dengan<br />
tingkat bunga kupon 11 persen.(Debenture – obligasi tanpa<br />
jaminan)<br />
CI41. Dalam laporan keuangan Entitas A, nilai tercatat<br />
debenture pada saat penerbitannya dialokasikan sebagai<br />
berikut<br />
Rp<br />
Komponen Liabilitas<br />
Nilai kini dari 20 kali pembayaran bunga<br />
tengah tahunan sebesar Rp50 dengan tingkat<br />
bunga diskonto sebesar 11% 597<br />
Nilai kini dari nilai nominal Rp1.000 yang<br />
jatuh tempo dalam 10 tahun dengan tingkat bunga<br />
diskonto sebesar 11% majemuk setengah tahunan 343<br />
940<br />
Komponen Ekuitas<br />
(selisih antara Rp1000 – total hasil dan<br />
Rp940 – hasil alokasi di atas) 60<br />
Total hasil yang diperoleh 1,000<br />
50.86<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
CI42. Pada 1 Januari 2004, debenture yang dapat dikonversi<br />
tersebut memiliki nilai wajar Rp1.700.<br />
CI43. Entitas A mengajukan tender offer kepada pemegang<br />
debenture untuk membeli kembali debenture tersebut dengan<br />
harga Rp1.700, yang kemudian disetujui. Pada tanggal pembelian<br />
kembali, Entitas A dapat menerbitkan instrumen utang<br />
yang tidak dapat dikonversi berjangka lima tahun dengan<br />
tingkat bunga kupon sebesar 8 persen.<br />
CI44. Harga pembelian kembali dialokasikan sebagai<br />
berikut:<br />
Nilai Nilai Perbedaan<br />
tercatat wajar<br />
Komponen Liabilitas: rp Rp Rp<br />
Nilai kini dari 10 pembayaran<br />
bunga tengah tahunan sebesar<br />
Rp50, yang di diskonto pada 11<br />
dan 8% 377 405<br />
Nilai kini dari Rp1.000 yang<br />
jatuh tempo dalam 5 tahun dan<br />
didiskonto pada 11 dan 8%, bunga<br />
majemuk tengah tahunan 585 676<br />
962 1,081 (119)<br />
Komponen Ekuitas 60 619* (559)<br />
Total 1,022 1,700 (678)<br />
* Jumlah ini mewakili selisih antara nilai wajar yang dialokasikan ke komponen<br />
kewajiban dan harga pembelian kembali sebesar Rp1.700<br />
CI45. Entitas A membukukan pembelian kembali debenture<br />
tersebut sebagai berikut:<br />
Dr Komponen Liabilitas<br />
Rp962<br />
Dr Beban Penyelesaian Utang (laporan laba rugi) Rp119<br />
Cr Kas<br />
Rp1.081<br />
Untuk mengakui pembelian kembali komponen liabilitas<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.87
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Dr Ekuitas<br />
Rp619<br />
Cr Kas<br />
Rp619<br />
Untuk mencatat kas yang dibayarkan untuk komponen<br />
ekuitas<br />
CI46. Komponen ekuitas tetap sebagai ekuitas, namun<br />
dapat ditransfer/diubah menjadi ekuitas yang berbeda.<br />
Contoh 12: Amandemen persyaratan instrumen yang dapat<br />
dikonversi untuk mendorong konversi dini.<br />
CI47. Contoh berikut ini mengilustrasikan bagaimana<br />
sebuah entitas membukukan adanya tambahan jumlah yang<br />
dibayarkan jika persyaratan sebuah instrumen yang dapat<br />
dikonversi diubah guna mendorong konversi dini.<br />
CI48. Pada 1 Januari 1999, Entitas A menerbitkan sebuah<br />
10% - debenture yang dapat dikonversi dengan nilai nominal<br />
Rp1.000 dan dengan persyaratan yang sama dengan instrumen<br />
pada Contoh 11. Pada 1 Januari 2000, untuk mendorong agar<br />
pemegang debenture segera melakukan konversi, Entitas A mengurangi<br />
harga konversi menjadi Rp20 jika debenture tersebut<br />
dikonversi sebelum 1 Maret 2000 (atau dalam 60 hari).<br />
CI49.Diasumsikan harga pasar saham biasa Entitas A<br />
pada tanggal perubahan persyaratan tersebut adalah Rp40 per<br />
lembar. Nilai wajar pertambahan nilai yang harus dibayarkan<br />
oleh Entitas A dihitung dengan cara sebagai berikut:<br />
Jumlah lembar saham biasa yang akan diterbitkan pada pemegang<br />
debenture berdasarkan persyaratan konversi yang telah<br />
diubah:<br />
Nilai nominal<br />
Harga konversi yang baru<br />
Jumlah saham biasa yang akan<br />
diterbitkan dalam pelaksanaan konversi<br />
Rp1,000<br />
/Rp20 per lembar<br />
50 lembar<br />
50.88<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia
Instrumen Keuangan: Penyajian ed PSAK No. 50 (revisi 2010)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
21<br />
22<br />
23<br />
24<br />
25<br />
26<br />
27<br />
28<br />
29<br />
30<br />
31<br />
32<br />
33<br />
34<br />
35<br />
36<br />
37<br />
38<br />
Jumlah lembar saham biasa yang akan diterbitkan bagi<br />
pemegang debenture berdasarkan persyaratan konversi yang<br />
lama:<br />
Nilai nominal<br />
Rp1,000<br />
Harga konversi yang lama /Rp25 per lembar<br />
Jumlah saham biasa yang<br />
akan diterbitkan dalam<br />
pelaksanaan konversi 40 lembar<br />
Total penambahan penerbitan<br />
saham biasa dalam<br />
pelaksanaan konversi 10 lembar<br />
Nilai tambahan saham biasa<br />
yang diterbitkan dalam<br />
pelaksanaan konversi,<br />
Rp40 per lembar x 10<br />
lembar tambahan<br />
Rp400<br />
CI50. Tambahan sebesar Rp400 di atas dibukukan sebagai<br />
kerugian.<br />
Hak Cipta © 2010 Ikatan Akuntan Indonesia<br />
50.89