Newsletter edisi smtr II/2013
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
“Zakat ” Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik<br />
Renungan<br />
Andai kita memahami, sesungguhnya kegagalan<br />
adalah stimulus untuk meraih harapan<br />
yang tertunda. Jika kita mengingat<br />
bagaimana kita belajar naik sepeda dulu.<br />
Berkali-kali jatuh tetap saja kita berusaha<br />
menaikinya dan tidak kapok. Terus mencoba<br />
mengayuh, walau jalannya sepeda<br />
belum stabil alias masih goyang-goyang<br />
dan sekali-kali jatuh lagi karena telat<br />
menekan rem, eh tetap saja kita seman-<br />
..............................................................................................................................................................................<br />
seharusnya semakin terasah dan semakin gat bersepeda. Dan sekali bisa menaikinya,<br />
tahu bagaimana kita dapat menyelesaikan maka sampai kapanpun kita tetap bisa<br />
suatu masalah yang dihadapi. Kegagalankegagalan<br />
yang pernah terjadi kepada bisa sudah ganti berkendaraan dengan motor<br />
menaikinya walau mungkin saat ini kita<br />
jadi itu menjadi suatu pengalaman yang atau mobil.<br />
bukan saja berguna bagi diri kita tetapi<br />
4. Tidak menekan diri<br />
juga orang lain. Lihatlah, berapa banyak<br />
kita mengenal orang besar dan dihormati<br />
di negeri ini menjadi inspirasi bagi kita<br />
karena kisah kegagalan-kegagalan yang<br />
dahulu pernah dialaminya dan dia olah<br />
menjadi suatu prestasi yang luar biasa.<br />
2. Menjadikan diri lebih sabar<br />
Kegagalan yang terjadi belum tentu itu<br />
karena faktor kesalahan, karena ternyata<br />
banyak orang yang telah benar dalam merencanakan<br />
dan tepat dalam melaksanakan<br />
tetapi tidak memperoleh hasil yang diharapkan.<br />
Hal itu karena banyak faktor<br />
yang menyebabkan dan kadang faktorfaktor<br />
itu tidak pernah terbayang dan belum<br />
ada teorinya dalam pelajaran. Faktor<br />
itu diantaranya adalah faktor nasib dan<br />
ketentuan Tuhan. Oleh karena itu bersabar<br />
saja ketika kita mengalami kegagalan di<br />
samping usaha (ikhtiar) dalam menyelesaikan<br />
berbagai masalah yang mungkin itu<br />
kita anggap sebagai kegagalan.<br />
3. Tidak patah semangat<br />
Ketika kegagalan kita alami, jangan pernah<br />
merasa bahwa ini sulit dan tidak ada<br />
kesempatan lagi untuk memperbaikinya.<br />
Sebab ketika merasa sulit dan merasa tidak<br />
ada waktu lagi, maka terkadang kita<br />
memberatkan diri kita dengan cara yang<br />
instan untuk dapat mengatasi masalah<br />
yang terjadi. Sehingga akhirnya kita jauh<br />
dari prinsip yang sering kita lihat dalam<br />
iklan sebuah Perusahaan Pegadaian “mengatasi<br />
masalah tanpa masalah”. Justru<br />
yang terjadi sebaliknya, kita mengatasi<br />
masalah dengan masalah baru yang lebih<br />
berat dari masalah sebelumnya. Tenang<br />
saja, selagi masih ada nyawa di kandung<br />
badan maka kita masih punya kesempatan<br />
untuk memperbaikinya secara tuntas<br />
tanpa harus menghadirkan masalah baru.<br />
Wallahu a’lam.<br />
Bukan kesulitan yang membuat<br />
kita takut, tapi…Ketakutan itulah<br />
yang membuat kita sulit<br />
Karena itu, Jangan Pernah mencoba<br />
untuk menyerah dan jangan<br />
pernah menyerah untuk mencoba<br />
Jangan katakan kepada Alloh, ’aku<br />
mempunyai masalah yang besar’<br />
Tapi katakanlah kepada masalah,<br />
aku mempunyai Alloh yang Maha<br />
Besar’<br />
(Ali ibn Abi Thalib r.a.)<br />
<strong>Newsletter</strong> LAZIS PLN Dist. Jakarta & Tangerang Edisi Semester I - <strong>2013</strong><br />
21