sambutanRektorDiesNatalis2012.pdf - ITB
sambutanRektorDiesNatalis2012.pdf - ITB
sambutanRektorDiesNatalis2012.pdf - ITB
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
misalnya, membuka jalan bagi pengembangan senjata nuklir. Pengembangan ipteks di<br />
bidang kesehatan dan hayati juga sarat dengan pertanyaan-pertanyaan etika karena<br />
bersentuhan langsung dengan kehidupan personal manusia dan keharmonisan<br />
lingkungan hayati.<br />
Etika berkenaan dengan pertanyaan tentang ‘yang baik’ dan ‘yang buruk’,<br />
sementara ilmu pengetahuan berurusan dengan ‘yang benar’ dan ‘yang salah’. Ilmu<br />
pengetahuan berkembang melalui penyingkapan sebab-sebab fundamental dari suatu<br />
fenomena, dan menyediakan basis bagi transformasi-transformasi teknologis.<br />
Pembahasan mengenai ilmu pengetahuan alam dan teknologi tidak secara eksplisit, atau<br />
secara sistemik, menyentuh pertanyaan etika. Meski demikian, belakangan ini telah<br />
berlangsung upaya-upaya ilmiah untuk membahas ilmu pengetahuan alam, teknologi dan<br />
etika dalam kesatuan keilmuan. Jurnal-jurnal ilmiah seperti “Science, Technology and<br />
Human Values” dan “Technology in Society” mempublikasikan hasil dari upaya-upaya<br />
lintas-disiplin tersebut.<br />
Dalam masyarakat ilmuwan terdapat sebuah pandangan yang menyatakan bahwa<br />
ipteks itu netral. Maksudnya, ipteks berkembang melalui suatu sekumpulan kaidahkaidah<br />
ilmiah yang tidak berurusan dengan kebaikan atau keburukan. Bila dalam<br />
kehidupan praktis ipteks menimbulkan kebaikan atau keburukan, ini merupakan hasil dari<br />
moralitas pihak-pihak yang menggunakan ipteks.<br />
Kelompok ilmuwan yang mengkritik pandangan tersebut berargumen bahwa<br />
penerapan kaidah-kaidah ilmiah itu sendiri secara intrinsik mengandung nilai bahwa ‘yang<br />
ilmiah itu baik’, dan ‘yang tidak ilmiah itu buruk’. Begitu juga, nilai intrinsik terdapat<br />
dalam pernyataan ‘teknologi yang canggih itu baik’. Dengan perkataan lain, menurut<br />
kritik tersebut, perkembangan ipteks didasarkan atas asumsi-asumsi tertentu tentang<br />
manusia dan hal-hal yang baik serta tidak baik bagi manusia. Para pengkritik tersebut<br />
menyarankan bahwa asumsi-asumsi etika dibicarakan secara formal dan sistemik dalam<br />
pembahasan mengenai ipteks.<br />
Para hadirin yang saya hormati,<br />
Bagaimana ipteks berkembang dan membawa pengaruh pada masyarakat ditentukan<br />
oleh, salah satu faktornya, sikap dan perilaku para sarjana. Melalui pendidikan tinggi para<br />
sarjana ipteks meraih kompetensi untuk menyingkap sebab-sebab suatu fenomena,<br />
melakukan rancang-bangun teknologis, dan menghasilkan karya-karya seni. Untuk<br />
meningkatkan kontribusi para sarjana ipteks di masyarakat, pendidikan karakter perlu<br />
terus-menerus dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan, khususnya pendidikan<br />
tinggi. Pengembangan pendidikan karakter di lembaga pendidikan tinggi menjadi makin<br />
penting bila kita merespons hal-hal terkait issue keberlanjutan lingkungan (environment<br />
sustainability), issue demokrasi, serta issue kehidupan yang bebas korupsi.<br />
Issue keberlanjutan lingkungan (environment sustainability) berkenaan dengan<br />
nasib generasi manusia di masa depan. Pertanyaan etikanya adalah bagaimana<br />
2