Banjarmasin Post Senin, 11 Agustus 2014
NO. 151537 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
NO. 151537 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
10 Aspirasi<br />
<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />
SENIN <strong>11</strong> AGUSTUS <strong>2014</strong><br />
TAJUK<br />
(Masih) Menanti Pemimpin Baru<br />
PEMILIHAN presiden sudah usai. Komisi Pemilihan<br />
Umum (KPU) telah menetapkan presiden<br />
dan wakil presiden terpilih berdasar suara terbanyak<br />
yang telah dihitung. Namun hiruk-pikuk belum<br />
selesai. Pihak Prabowo-Hatta, menggugat proses<br />
pemilu itu ke Mahkamah Konstitusi.<br />
Pihak Jokowi-Jusuf Kalla yang sudah terpilih<br />
sebagai presiden dan wakil presiden, selain sibuk<br />
melayani gugatan, juga mulai mengambil ancangancang<br />
menyiapkan rancang bangun pemerintahan<br />
yang akan dijalankannya lima tahun ke depan,<br />
jika akhirnya MK memutuskan bahwa merekalah<br />
pemenangnya. Rumah Transisi, demikian<br />
mereka mengistilahkan wadah berembuk yang<br />
setidaknya berisi 80 tokoh dari berbagai kalangan<br />
tersebut. Para cendekiawan, politisi, bekas petinggi<br />
militer, dan lain sebagainya, bergabung di sana.<br />
Fragmen dari dua kubu ini menunjukkan kepada<br />
publik mengenai karakter keduanya. Pihak<br />
pertama yang didukung partai-partai politik besar,<br />
terus memperjuangkan keyakinannya bahwa<br />
merekalah yang berhak memenangi kontestasi<br />
demokrasi ini.<br />
Berbagai pernyataan terus dilontarkan untuk<br />
meyakinkan publik, melalui retorika yang menggebu<br />
dan berapi-api. Saking bersemangatnya meyakinkan<br />
publik, para pedukung pihak pertama<br />
ini tak segan menyamakan tokohnya dengan<br />
titisan tuhan.<br />
Pihak Jokowi-JK tampaknya tidak terlalu peduli<br />
retorika. Gagasan membentuk rumah transisi<br />
dan segera menjalankannya menunjukkan kepada<br />
publik bahwa mereka langsung bekerja mempersiapkan<br />
diri agar bisa memenuhi harapan rakyat.<br />
Sebelumnya, pihak ini sempat pula meminta<br />
langsung kepada publik masukan mengenai tokohtokoh<br />
mana atau siapa saja yang dianggap layak<br />
duduk di pemerintahan dalam kabinet mendatang.<br />
Ini belum pernah terjadi. Banyak pihak menyambutnya<br />
sebagai terobosan dalam demokrasi<br />
dan pergantian pemimpin di tanah air. Jika dirunut<br />
ke belakang, pergantian kepala negara dari presiden<br />
Seokarno ke presiden Soeharto prosesnya tidaklah<br />
mulus, bahkan diikuti tragedi berdarah. Demikian pula<br />
saat peralihan dari era Soeharto ke Habibie. Lalu dari<br />
era Abdurrahman Wahid ke Megawati sampai era<br />
Susilo Bambang Yudhoyono. Dengan cara itu Pasangan<br />
Jokowi-JK mencoba membangun tradisi baru.<br />
Sejak era reformasi, penyelengara negara<br />
selalu merupakan hasil kompromi-kompromi dari<br />
koalisi yang dibangun oleh kekuatan parta-partai<br />
peserta pemilu. Kabinet pun menjadi gemuk oleh<br />
kedudukan 34 menteri, belum termasuk wakilwakil<br />
menteri, karena undang-undang –yang tentu<br />
saja disusun demi kepentingan partai-partai itu–<br />
menyatakan demikian.<br />
Sekadar perbandingan, Amerika Serikat yang<br />
berpenduduk sekitar 300 juta jiwa dengan pendapatan<br />
domestik bruto (PDB) tertinggi di dunia<br />
atau lebih dari 10 kali PDB Indonesia, dikelola kabinet<br />
yang beranggotakan 15 menteri dan enam pejabat<br />
setingkat menteri saja. Mungkin mengurus Indonesia<br />
jauh lebih berat dibanding mengelola Amerika.<br />
Betul, bahwa dalam pidatonya pada beberapa<br />
kesempatan Jokowi-JK menyatakan bahwa jika<br />
mereka terpilih, kabinet yang akan dibentuknya<br />
betul-betul terdiri atas orang-orang profesional<br />
demi lebih mementingkan kepentingan masa depan<br />
bangsa. Namun publik bisa melihat dengan<br />
gamblang bahwa unsur tarik menarik dan tawar<br />
menawar terkait kepentingan politik, tetap tidak<br />
akan bisa dihindarkan oleh presiden terpilih yang<br />
sesungguhnya berhak penuh menyusun sendiri<br />
kabinetnya tanpa intervensi pihak mana pun.<br />
Kultur politik Tanah Air yang masih dalam eforia<br />
kebebasan, tampaknya membuat presiden terpilih<br />
terpaksa harus mengakomodasi macam-macam<br />
kepentingan, padahal Jokowi-JK sejak awal<br />
menyatakan bahwa pihaknya tidak akan membangun<br />
pemerintahan yang didasarkan pada transaksi<br />
dengan partai politik. Dalam konteks ini pula,<br />
publik ingin melihat apakah betul mereka akan<br />
memegang komitmennya, dan untuk kepentingan<br />
itukah mereka mendirikan rumah transisi?<br />
Persoalannya kemudian, apakah model pendekatan<br />
seperti itu yang paling tepat untuk bangunan<br />
kabinet yang mengelola Indonesia degan<br />
sekian kerumitan masalahnya? Atau, itu mencerminkan<br />
keraguan dan kurang percaya diri presiden<br />
terpilih untuk menyelenggarakan hak prerogatifnya<br />
kelak? Jawabnya tentu baru akan<br />
tampak pada bagaimana kabinet itu bekerja nanti,<br />
dan bagaimana hasilnya.<br />
Hal paling penting bagi masyarakat adalah<br />
bagaimana taraf hidup mereka segera terangkat<br />
dan berubah menjadi lebih baik. Meski rakyat pun<br />
tentu sudah maklum pula, bahwa tidak pernah<br />
ada yang abadi dalam politik. Baik oposisi maupun<br />
koalisi, persekutuan maupun perlawanan,<br />
semua cuma bersifat sementara.<br />
Publik tinggal menunggu dan melihat apakah<br />
para pemimpin itu melakukan apa yang mereka<br />
katakan, atau seperti yang sudah-sudah, seringkali<br />
berbeda antara kata dan perbuatan.(*)<br />
SUARA REKAN<br />
Jangan Kendurkan Simpati<br />
SEORANG pejabat senior Hamas menegaskan<br />
perang melawan Yahudi tidak akan pernah<br />
berakhir, sampai blokade dicabut. Ia mengungkapkan<br />
itu di hadapan seribuan warga Gaza, termasuk<br />
anak-anak menggelar reli kemenangan atas<br />
mundurnya tentara Israel dan gencatan senjata<br />
sementara, Kamis (7/8)<br />
Dia juga menegaskan bahwa seluruh pejuang<br />
Hamas tidak akan pernah menyerahkan senjata<br />
seperti dituntut Zionis. “Jari kami di pelatuk dan<br />
roket kami dilatih untuk menghancurkan Tel Aviv.”<br />
Apapun sikap Hamas dan Israel, yang jelas<br />
dalam perang yang dimulai Juni <strong>2014</strong>, hingga kemarin<br />
hampir 1.900 warga Gaza tewas, lebih dari<br />
9.000 warga terluka, ribuan rumah<br />
bersama bangunan hancur.<br />
Israel menyatakan berhasil menewaskan<br />
900 militan Palestina dan<br />
sebanyak 64 tentaranya bersama<br />
tiga warga tewas.<br />
Terhadap perang yang telah<br />
merenyuhkan hati mayoritas muslim dunia, kita<br />
tentu berharap akan segera berakhir demi terselamatkannya<br />
banyak nyawa yang sedang terjepit<br />
di Gaza. Selain itu, spirit solidaritas kita terhadap<br />
warga Palestina yang sedang taraniaya<br />
di Gaza harus tidak boleh surut.<br />
Sebab, seorang pengamat masalah-masalah<br />
internasional baru-baru ini menuliskan, serangan<br />
Israel ke Gaza batrui-baru ini merupakan bencana<br />
kemanusiaan paling mengerikan. Justru itu ia mengajak,<br />
agar tak jatuh korban lagi, “Marilah kita<br />
berdoa agar bangsa Palestina dapat cepat terbebas<br />
dari derita dan mereka bisa hidup aman.”<br />
Ajakan berdoa itu karena ada indikasi bahwa<br />
Israel tampaknya ingin mengulang kembali agresi<br />
militer ke Jalur Gaza secara lebih besar dibanding<br />
Homepage: http//www.banjarmasinpost.co.id<br />
Penerbit : PT Grafika Wangi Kalimantan<br />
SIUPP : SK Menpen No. 004/SK MENPEN/<br />
SIUPP/A.7/1985 tgl 24 Oktober 1985<br />
Sejak Tanggal : 2 <strong>Agustus</strong> 1971<br />
Direktur Utama : Herman Darmo<br />
Pemimpin Redaksi: Yusran Pare<br />
Wakil: Harry Prihanto<br />
Redaktur Pelaksana: Dwie Sudarlan<br />
Manajer Peliputan: Elpianur Achmad<br />
Asisten Manajer Peliputan :<br />
R Hari Tri Widodo<br />
Manajer Produksi: M Taufik<br />
Redaktur Eksekutif: Muhammad Yamani<br />
(<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong>/Online), Mulyadi Danu<br />
Saputra (Metro Banjar), Irhamsyah Safari<br />
(Serambi UmmaH),<br />
Manajer Redaksi: Irhamsyah Safari<br />
Wakil: Agus Rumpoko<br />
Redaktur: Sigit Rahmawan A, Syamsuddin, Alpri<br />
Widianjono, Kamardi, Mahmud M Siregar, Aya<br />
Sugianto, Sofyar Redhani, M Royan Naimi, Siti<br />
Hamsiah. Asisten: Sudarti, Halmien Thaha,<br />
Murhan, Anjar Wulandari, Ernawati,Idda Royani,<br />
Mohammad Choiruman,Budi Arif RH.<br />
Staf Redaksi: Umi Sriwahyuni,Eka Dinayanti,<br />
Hanani, Burhani Yunus, AM Ramadhani, Syaiful<br />
Anwar, Syaiful Akhyar, Khairil Rahim, Ibrahim<br />
Ashabirin, Sutransyah, Faturahman, Irfani<br />
Rahman, Jumadi, Edi Nugroho, Doni Usman,<br />
Mustain Khaitami (Kabiro), Hari Widodo, Ratino, M<br />
Risman Noor, Salmah, Rahmawandi, M Hasby<br />
Suhaily, Helriansyah, Didik Triomarsidi (Kabiro),<br />
Nia Kurniawan, Mukhtar Wahid, Rendy Nicko<br />
Ramandha, Restudia, Yayu Fathilal, Aprianto,<br />
Frans, Nurholis Huda, Man Hidayat, Reni<br />
Kurnia Wati.<br />
Fotografer: Donny Sophandi, Kaspul Anwar.<br />
Tim Pracetak: Syuhada Rakhmani (Kepala), M<br />
Syahyuni, Aminuddin Yunus, Syaiful Bahri, Edi<br />
Susanto, Sri Martini, Kiki Amelia, Rahmadi, Ibnu<br />
Zulkarnain, Achmad Sabirin, Rahmadhani, Ahmad<br />
Radian, M Trino Rizkiannoor, M Denny Irwan<br />
Saputra.<br />
Biro Jakarta: Febby Mahendra Putra (Kepala),<br />
Domuara Ambarita, Murdjani, Antonius Bramantoro,<br />
Budi Prasetyo, Fikar W Eda, FX Ismanto, Johson<br />
Simandjuntak, Rahmat Hidayat, Yulis Sulistyawan,<br />
Choirul Arifin, Hendra Gunawan, Sugiyarto<br />
<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong> Group<br />
Penasihat Hukum: DR Masdari Tasmin SH MH<br />
yang pernah dilakukan pada akhir 2008. Kala<br />
itu Israel menggelar seluruh kekuatan militer darat,<br />
laut, dan udara untuk menyerang Gaza. Kekejaman<br />
Israel ketika itu menewaskan ribuan orang.<br />
Makanya, kini suara masyarakat dunia, termasuk<br />
Indonesia, yang tidak menginginkan agresi<br />
dan kekejaman itu terulang, sangat nyaring<br />
terdengar. Tindakan membabi-buta Israel harus<br />
dihentikan. Untuk itulah, kekuatan dunia jangan<br />
sampai menggendurkan penggalangan semangat<br />
solidaritas untuk Palestina.<br />
“Solidaritas politik, solidaritas sosial, solidaritas<br />
logistik, dan rupa-rupa wujud solidaritas<br />
sungguh penting untuk disatukan. Bila agresi terus<br />
berlanjut, kita bukan saja menggagalkan<br />
agresi itu, tetapi juga<br />
gagal belajar dari sejarah. Indonesia,<br />
sebagai salah satu negara<br />
demokrasi terbesar di dunia,<br />
ditantang untuk memberikan<br />
dukungan nyata bagi Palestina.”<br />
Pengamat tadi malah mengingatkan kita bahwa<br />
solidaritas dana dan logistik lebih didahulukan<br />
boleh saja. Tapi jangan abaikan solidaritas politik.<br />
Indonesia tertantang untuk menggalang solidaritas<br />
politik internasional agar bersatu membela<br />
Palestina.<br />
“Hanya bersikap pasif menunggu diplomasi<br />
internasional melalui forumforum formal seperti<br />
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau kelompok<br />
mediator Timur Tengah nyaris tidak akan membawa<br />
perubahan besar pada sikap politik internasional.<br />
Indonesia, dengan modal fleksibilitas<br />
di berbagai front diplomasi internasional semestinya<br />
bisa memainkan peran lebih penting<br />
dan menginisiasi terobosan untuk Palestina melalui<br />
penggalangan solidaritas.” Nah?! (*)<br />
e-mail : redaksi@banjarmasinpost.co.id<br />
Pemimpin Umum : HG (P) Rusdi Effendi AR<br />
Pendiri : Drs H J Djok Mentaya (1939-1994)<br />
Drs H Yustan Aziddin (1933-1995)<br />
HG (P) Rusdi Effendi AR<br />
Pemimpin Perusahaan:<br />
A Wahyu Indriyanta<br />
General Manager Percetakan: A Wahyu Indriyanta<br />
Asisten General Manager Percetakan : Suharyanto<br />
Wakil PP (Bidang Humas dan Promosi): M Fachmy Noor<br />
Manajer Iklan : Helda Annatasia (08<strong>11</strong>5803012)<br />
Alamat: Gedung HJ Djok Mentaya, Jl AS Musyaffa No 16<br />
<strong>Banjarmasin</strong> 70<strong>11</strong>1, Telepon (05<strong>11</strong>) 3354370<br />
Fax 4366123, 3353266, 3366303<br />
Bagian Redaksi: Ext 402-405 ; Bagian Iklan: Ext. <strong>11</strong>3, <strong>11</strong>4<br />
Bagian Sirkulasi: Ext. <strong>11</strong>6, <strong>11</strong>7<br />
Pengaduan Langganan: 08<strong>11</strong>5000<strong>11</strong>7 (05<strong>11</strong>) 3352050<br />
Biro Jakarta-Persda: Redaksi, Jl Pal Merah Selatan No<br />
12 Lantai II Jakarta 10270, Telp (021) 5483008, 5480888<br />
dan 5490666 Fax (021) 5495358<br />
Perwakilan Surabaya: Jl Raya Jemursari 64 Surabaya, Telp<br />
(031) 8471096/ 843428, Fax (031) 847<strong>11</strong>63<br />
Biro Banjarbaru: Jl Mister Cokrokusumo Kav 15-17<br />
Widya Chandra Utama, Cempaka, Kota Banjarbaru Telp<br />
(05<strong>11</strong>) 4780355 Fax (05<strong>11</strong>) 4780356, Biro Palangka Raya:<br />
Jl RTA Milono Km.1,5 Palangka Raya, Telp (0536) 3242922<br />
Tarif Iklan:<br />
Display Umum: Hitam Putih (BW): Rp 22.500/mmk<br />
Berwarna (FC): Rp 45.000/mmk<br />
Display Halaman 1: Hitam Putih (BW): Rp 45.000/mmk<br />
Berwarna (FC): Rp 90.000/mmk<br />
Iklan kolom/Duka Cita: Hitam Putih (BW):<br />
Rp 15.000/mmk Berwarna (FC): Rp 30.000/mmk<br />
Iklan Kuping: (FC) Rp 100.000/mmk<br />
Iklan Baris: (FC) Rp 20.000/baris:<br />
(BW): Rp 15.000/baris<br />
Iklan Satu Kolom : (FC)Rp 30.000/mmk, (BW):<br />
Rp15.000/mmk<br />
Catatan: Harga belum termasuk PPN 10%.<br />
Harga Langganan: Rp 75.000/bln<br />
Percetakan: PT Grafika Wangi Kalimantan<br />
Alamat: Lianganggang Km 21 Landasan Ulin Selatan<br />
Banjarbaru<br />
Telepon (05<strong>11</strong>) 4705900-01<br />
Isi di luar tanggung jawab percetakan<br />
Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apa pun yang telah dimuat di<br />
harian “<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong>” dapat diumumkan/dialihwujudkan<br />
kembali dalam format digital maupun nondigital yang tetap<br />
merupakan bagian dari harian “<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong>”.<br />
WARTAWAN “BANJARMASIN POST GROUP” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK<br />
DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.<br />
Mengkritisi<br />
‘Khilafah’ ala ISIS<br />
alaupun belum<br />
W<br />
berumur dua bulan,<br />
‘khilafah’ ala<br />
ISIS (Islamic State<br />
Iraq and Syam)<br />
begitu menyedot<br />
perhatian media<br />
televisi, cetak maupun online<br />
di berbagai penjuru dunia.<br />
Namun karena minimnya<br />
pengetahuan tentang hukumhukum<br />
Islam terkait khilafah<br />
dan metode menegakkan,<br />
menyebabkan kebingungan<br />
di tengah masyarakat. Apakah<br />
ISIS benar-benar khilafah sesuai<br />
metode (manhaj) kenabian?,<br />
legalkah secara syar’i?<br />
dan berbagai pertanyaan lain.<br />
Di sisi lain, sebagian pihak<br />
memanfaatkan kemunculan<br />
ISIS untuk mendistorsi, memonsterisasi,<br />
bahkan mengkriminalisasi<br />
ide khilafah, seolah-olah<br />
orang yang sekedar<br />
membicarakan khilafah dianggap<br />
membahayakan.<br />
Imam Ali bin Abi Thâlib dalam<br />
Al Munqidz Min Adl Dhalâl,<br />
hal 152 menyatakan: “lâ ta’rif al<br />
haqqa bi ar rijâl, bal a’rif al haqqa<br />
ta’rif ahlahu”, (jangan Anda mengenali<br />
kebenaran dengan cara<br />
mengenali orangnya, namun<br />
kenalilah kebenaran itu niscaya<br />
Anda akan kenal siapa orangnya<br />
yang benar tersebut).<br />
Begitu juga berkaitan dengan<br />
‘khilafah’ ala ISIS, memahami<br />
apa hakikat khilafah<br />
dan bagaimana metode syar’i<br />
menegakkannya adalah hal<br />
penting untuk mengenali siapapun,<br />
apakah benar ide, konsep<br />
atau prilaku mereka.<br />
Mewajibkan Khilafah<br />
Al-Muthî’iy, dalam takmilah<br />
(catatan pelengkap) yang dibuatnya<br />
untuk kitab Al-Majmu’<br />
Syarah Al-Muhadzdzab karya<br />
Imam an Nawawi (Juz 19/<br />
191), menyatakan: “Khilafah,<br />
imamah, dan imaratul mu`minin<br />
adalah sinonim, yang dimaksud<br />
dengannya adalah kepemimpinan<br />
umum dalam urusan-urusan<br />
agama dan dunia”.<br />
Khilafah adalah kewajiban<br />
yang tidak asing lagi dalam Islam,<br />
kewajiban ini bersumber<br />
dari Alquran, As Sunnah, Ijma<br />
dan Qiyas, sehingga tidak<br />
ISIS Sudah Masuk Banua<br />
Oleh:<br />
M Taufik NT<br />
Ketua Lajnah<br />
Tsaqafiyyah HTI<br />
Kalsel<br />
heran jika Imam Ibnu Hajar<br />
Al Haytami Al Makki Asy<br />
Syafi’i (wafat 974 H) menyatakan:<br />
“ketahuilah bahwa sesungguhnya<br />
para sahabat ra<br />
telah sepakat bahwa mengangkat<br />
imam (khalifah) setelah<br />
zaman kenabian adalah<br />
kewajiban, bahkan mereka<br />
Dan yang terpenting adalah<br />
tegaknya Khilafah bukan<br />
dengan Jalan Kekerasan. Rasulullah<br />
SAW tidaklah menggunakan<br />
paksaan/kekerasan<br />
fisik untuk menegakkan negara,<br />
diawali dengan melakukan<br />
pembinaan dan dakwah<br />
secara umum di tengah masyarakat,<br />
melakukan pergolakan<br />
pemikiran dalam menentang<br />
pemikiran-pemikiran<br />
rusak di masyarakat kala<br />
itu. Lalu untuk tegaknya negara<br />
beliau melakukan thalab<br />
an-nushrah, yakni menyeru<br />
para pemegang kekuatan yang<br />
secara riil mereka membentuk<br />
pilar-pilar negara sesuai fakta<br />
wilayah di seputar mereka.<br />
Rasulullah menyengaja<br />
mendatangi kabilah-kabilah<br />
yang kuat, menyeru mereka<br />
kepada Islam dan meminta<br />
pertolongan mereka seperti<br />
yang beliau lakukan dengan<br />
meminta pertolongan Tsaqif,<br />
Bani ‘Amir, Bani Hanifah, Bani<br />
Kindah dan kaum Anshar di<br />
Madinah. Rasulullah terus<br />
melakukan hal itu meski satu<br />
kabilah membuat kaki beliau<br />
berdarah-darah, kabilah lainnya<br />
menolak beliau dengan<br />
kasar, kabilah lainnya memberikan<br />
syarat kepada beliau.<br />
Semua itu tidak merubah dengan<br />
memakai cara paksaan<br />
sekalipun para shahabat merupakan<br />
orang-orang pemberani.<br />
Ini menunjukkan bahwa<br />
kekerasan/paksaan bukanlah<br />
cara menegakkan khilafah.<br />
Penggunaan kekerasan o-<br />
leh suatu kelompok, kalaupun<br />
berhasil menguasai suatu wilayah,<br />
sebagaimana ISIS, maka<br />
yang tegak bukan khilafah<br />
yang syar’i, bahkan bisa mendatangkan<br />
dosa jika sampai<br />
menumpahkan darah umat<br />
Islam, atau melakukan ancaman<br />
dan paksaan.<br />
Namun demikian jika dengan<br />
kekerasan tersebut ternyata<br />
mereka mendominasi<br />
negeri yang memiliki pilarpilar<br />
negara sesuai wilayah<br />
sekitarnya, menstabilkan keamanan<br />
dalam dan luar negerinya<br />
tanpa bantuan asing,<br />
menerapkan Islam dengan<br />
adil dan baik dan mayoritas<br />
masyarakat di wilayah itu<br />
(bukan hanya kelompoknya)<br />
ridha dan senang mengangkatnya<br />
sebagai khalifah, maka<br />
secara syar’i juga sah sebagai<br />
khalifah. Asalkan orang yang<br />
diangkat memenuhi syaratsyarat<br />
pengangkatan, yaitu:<br />
muslim, baligh, laki-laki, merdeka,<br />
berakal, mampu dan<br />
adil (tidak fasik).<br />
Imam Asy-Syafi’i berkata:<br />
“Siapapun yang menang dalam<br />
merebut kekhalifahan<br />
(kekuasaan) dengan pedang,<br />
lalu disebut khalifah, dan manusia<br />
bersepakat (atas kepemimpinan)-nya,<br />
maka orang<br />
itu adalah khalifah (yang wajib<br />
untuk ditaati)”.<br />
Tidak sedikit para ulama,<br />
termasuk Amir Hizbut Tahrir,<br />
Syeikh Atha Abu Rashta yang<br />
menyatakan bahwa deklarasi<br />
khilafah yang dilakukan ISIS<br />
tidak absah secara syar’i. Oleh<br />
karena itu, merupakan kesalahan<br />
penalaran ketika mengaitkan<br />
ISIS dengan Hizbut<br />
Tahrir, dan lebih absurd lagi<br />
menjadikannya sebagai alat<br />
untuk menolak ide khilafah.<br />
Sebagaimana orang yang<br />
melihat seorang koruptor<br />
sedang salat, lalu dengan ‘logika’<br />
nya dia katakan; “lihat<br />
itu koruptor salat, berarti siapa<br />
saja yang salat itu mirip koruptor”,<br />
tentu ini logika yang<br />
absurd. Allahu A’lam. (*)<br />
Tulisan Opini bisa dikirim ke email: redaksi@banjarmasinpost.co.id (Maksimal 1.000 karakter tanpa spasi). Sertakan nama, alamat lengkap, nomor telepon,<br />
nomor rekening, fotokopi KTP, dan foto diri. Opini yang terbit akan kami berikan imbalan ke nomor rekening penulis. Terima kasih.<br />
Artikel yang masuk batas waktu pemuatannya maksimal dua minggu.<br />
Umat Islam Perlu Diedukasi<br />
Budi Priyono, SSos<br />
Instruktur Broadband Learning<br />
Centre PT Telkom Kalimantan<br />
Selatan<br />
MARAKNYA pemberitaan<br />
penolakan terhadap keberadaan<br />
ISIS memang harus<br />
kita sikapi dengan bijak dan<br />
proposional, sebab jangan<br />
sampai rame rame menolak<br />
keberadaan ISIS namun pada<br />
saat yang sama juga rame rame<br />
mengkriminalkan ide yang<br />
dibawa oleh ISIS yaitu khilafah<br />
Islamiyah.<br />
Walaupun khilafah yang<br />
dideklarasikan ISIS masih perlu<br />
di pertanyakan keabsahannya,<br />
sebab khilafah adalah salah<br />
satu bagian dari ajaran Islam<br />
yang sangat agung dan<br />
sangat dibutuhkan oleh umat<br />
di seluruh dunia saat ini, maka<br />
syarat berdirinya khilafah<br />
juga tidak boleh sembarangan,<br />
harus mengikuti metode<br />
yang dicontohkan oleh Rasululloh<br />
SAW.<br />
Jika kita mengkaji apa yang<br />
dilakukan Rasulullah ketika<br />
mendirikan Negara di Madinah<br />
maka kita akan mendapati<br />
beberapa Syarat yang harus<br />
dipenuhi ketika ingin mendirikan<br />
khilafah :<br />
Pertama, kekuasaan wilayah<br />
tersebut bersifat independen,<br />
hanya bersandar kepada<br />
kaum Muslim, bukan kepada<br />
negara kafir, atau di bawah<br />
cengkraman kaum kafir.<br />
Kedua, keamanan kaum<br />
Muslim di wilayah itu di tangan<br />
Islam, bukan keamanan kufur,<br />
dimana perlindungan terhadap<br />
ancaman dari dalam maupun<br />
luar, merupakan perlindungan<br />
Islam bersumber dari<br />
kekuatan kaum Muslim sebagai<br />
kekuatan Islam murni.<br />
Ketiga, memulai seketika<br />
dengan menerapkan Islam<br />
secara total, revolusioner dan<br />
menyeluruh, serta siap mengemban<br />
dakwah Islam.<br />
Keempat, khalifah yang dibai’at<br />
harus memenuhi syarat<br />
pengangkatan khilafah (muslim,<br />
laki-laki, baligh, berakal,<br />
merdeka, adil dan mampu),<br />
sekalipun belum memenuhi<br />
syarat keutamaan. Sebab, yang<br />
menjadi patokan adalah syarat<br />
pengangkatan. (al-’Allamah<br />
Syaikh ‘Abd al-Qadim<br />
Zallum, Nidzam al-Hukmi fi<br />
Perlu Penelitian Mendalam<br />
JIKA organisasi ISIS<br />
itu betul gerakan<br />
radikal tentunya sangat<br />
sulit untuk mengembangkan<br />
di Banua.<br />
Karena di Banua sendiri<br />
nuansa keagamaan<br />
sangat kental seperti<br />
pengajian atau ceramah<br />
agama, apalagi<br />
semua orang memahami<br />
Islam itu<br />
rahmatan lil ‘alamin<br />
“Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga<br />
ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”<br />
Rasulullah SAW<br />
Di sisi lain,<br />
sebagian pihak<br />
memanfaatkan<br />
kemunculan ISIS<br />
untuk mendistorsi,<br />
me-monsterisasi,<br />
bahkan<br />
mengkriminalisasi<br />
ide khilafah,<br />
seolah-olah orang<br />
yang sekedar<br />
membicarakan<br />
khilafah dianggap<br />
membahayakan.<br />
menjadikannya sebagai kewajiban<br />
yang terpenting”.<br />
Substansi dari ide khilafah<br />
adalah persatuan umat Islam<br />
seluruh dunia, penerapan syariat<br />
Islam secara menyeluruh,<br />
dan dakwah menyebarkan<br />
Islam ke seluruh penjuru dunia,<br />
sehingga tidak ada yang<br />
negatif dari konsep khilafah ini.<br />
artinya Islam merupakan<br />
agama yang membawa<br />
rahmat dan kesejahteraan<br />
bagi semua<br />
seluruh alam semesta,<br />
termasuk hewan,<br />
tumbuhan dan jin,<br />
apalagi sesama manusia.<br />
Tetapi, bagaimana pun<br />
juga maish perlu menelitian<br />
yang mendalam<br />
serta menunjukkan<br />
bukti-bukti yang jelas<br />
untuk kemudian kita<br />
menyamakan gerakan<br />
ini sebagai<br />
radikal. Janganjangan<br />
ada manipulasi<br />
informasi<br />
dari kalangan tertentu<br />
untuk kepentingan<br />
tertentu<br />
pula. Kalau sudah<br />
demikian, kita bisa<br />
memfitnah. (*)<br />
Substansi dari ide<br />
khilafah adalah<br />
persatuan umat<br />
Islam seluruh<br />
dunia, penerapan<br />
syariat Islam secara<br />
menyeluruh, dan<br />
dakwah<br />
menyebarkan Islam<br />
ke seluruh penjuru<br />
dunia, sehingga<br />
tidak ada yang<br />
negatif dari konsep<br />
khilafah ini.<br />
al-Islam, 59-60). Syarat inilah<br />
yang kita tidak melihat pada<br />
khilafah yang diklaim ISIS<br />
karena pada faktanya tidak<br />
memiliki kekuasaan atas Suriah<br />
maupun Irak, ISIS juga<br />
tidak bisa mewujudkan keamanan<br />
dan rasa aman di dalam<br />
dan dan luar negeri.<br />
Karena itu, proklamasi ISIS<br />
atas tegaknya al-Khilafah adalah<br />
ucapan sia-sia , tidak layak<br />
diperhatikan untuk dibahas<br />
pada realitanya sebab sudah<br />
tampak jelas perkara al-Khilafah<br />
al-Islamiyah amatlah<br />
agung dan posisinya sungguh<br />
sangat signifikan. Berdirinya<br />
tidak akan sekadar berita yang<br />
menjadi bahan ejekan media<br />
massa menyesatkan. Akan<br />
tetapi dengan izin Allah, berdirinya<br />
khilafah akan menjadi<br />
menggema, yang membalikkan<br />
neraca internasional dan<br />
mengubah wajah dan arah sejarah.<br />
Wallahu a’lam. (*)<br />
Humayni<br />
Hukum Unlam 2012<br />
Tema berikutnya : Kurikulum 2013 Momok Bagi Guru?<br />
SAMPAIKAN komentar Anda maksimal 250 karakter secara santun ke redaksi@banjarmasinpost.co.id, disertai salinan kartu identitas diri<br />
dan foto (mohon jangan pasfoto). Kini, saatnya Anda bicara demi kebaikan bersama.