Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
10 berkala smamda Vol. VIII • 1 Oktober 2014<br />
Posisi Pramuka dalam Kurikulum 2013<br />
Sebuah Kontroversi dan Solusi<br />
Sejarah pramuka<br />
Sejak kemunculannya di Inggris, kegiatan kepramukaan<br />
mulai banyak digemari Pertama kali berdiri organisasi<br />
kepramukaan di Nusantara yakni pada tahun 1914 yang<br />
bernama NIPV (Nederlands Indische Padvinders Vereninging )<br />
yang merupakan cabang daripada NPO (Nederlands Padvinders<br />
Organisatie) di Belanda. Kemudian hanya berselang dua tahun<br />
saja, kegiatan dari organisasi ini mulai mendapatkan perhatian<br />
yang antusias oleh kalangan penduduk Nusantara, dan<br />
mengadaptasi kegiatan dan bentuk organisasi sesuai dengan<br />
karakteristik warga Nusantara. Di Muhammadiyah kepanduan<br />
dikenal dengan nama Hizbul Wathan.<br />
Organisasi ini pernah mengalami pasang surut lantaran<br />
terpengaruh politik. Masa jaya Gerakan Pramuka terjadi saat<br />
era orde lama dan orde baru, dan mengalami pasang surutnya<br />
pada era reformasi. Dan kemudian pada tahun 2006 pada masa<br />
kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.<br />
Kata Pramuka, dalam sejarahnya mempunyai tiga sumber<br />
yang berbeda, yakni: pertama, kata ini berasal dari kata “<br />
poromuko” yang merupakan sebuah sebutan bagi tentara<br />
kerajaan Mataram yang berada di depan atau garda terdepan<br />
dalam perang. Kata tersebut merupakan usulan dari Sri Sultan<br />
Hamengku Buwono IX untuk menamakan organisasi yang<br />
dulunya bernama pandoe. Kedua, berasal dari kata “Pra” dan<br />
“Muka” yang mempunyai makna seorang prajurit yang berada<br />
di awal dan di depan garis peperangan, kata ini diusulkan oleh<br />
Prijono (menteri P dan K). Sedangkan yang ketiga, kata pramuka<br />
merupakan singkatan dari kata “Praja Muda Karana” yang<br />
mempunyai makna, seorang pemuda yang selalu ingin berkarya<br />
untuk bangsa dan negaranya. Singkatan tersebut merupakan<br />
hasil musyawarah panitia 9 pembentukan Gerakan Pramuka.<br />
Dari ketiga asal-usul kata pramuka, pendapat yang<br />
ketiga inilah yang digunakan sebagai pengertian resmi dalam<br />
organisasi Gerakan Pramuka. dan yang tercantum dalam UU<br />
Gerakan Pramuka serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah<br />
Tangga Gerakan Pramuka. oleh sebab itu, Pramuka dipahami<br />
sebagai seorang “pemuda” yang ingin “berkarya” untuk<br />
“bangsa”nya. Jadi, kegiatan pramuka lebih dikhususkan untuk<br />
kegiatan kepemudaan.<br />
Posisi Pramuka dalam K13<br />
Dalam kurikulum 2013 telah terjadi perubahan posisi dan<br />
kedudukan Pramuka dalam dunia pendidikan. Pramuka dan<br />
kegiatan kepramukaan dinilai sejalan dengan tujuan pendidikan<br />
Nasional. Sehingga pramuka mendapat perhatian yang serius<br />
dan posisi yang sangat penting dalam mendidik anak-anak.<br />
Walaupun pramuka diposisikan sebagai ekstrakurikuler namun<br />
diberikan<br />
penekanan “wajib” bagi seluruh siswa dan lembaga<br />
pendidikan di tiap jenjang. Peraturan wajibnya pramuka di tiap<br />
jenjang pendidikan dinilai dapat membantu dalam mewujudkan<br />
pendidikan Nasional. Sehingga setiap sekolah berbondongbondong<br />
mendirikan Gugus Depan dan mewajibkan kegiatan<br />
kepramukaan pada peserta didiknya. Dan pemerintah tidak<br />
tanggung-tanggung dalam mendanai kegiatan tersebut, mulai<br />
kegiatan pada tingkat daerah bahkan nasional. Lebih dari itu,<br />
bersedia mencetak pembina-pembina pramuka yang berasal<br />
dari guru-guru yang bukan berlatar belakang pramuka yang<br />
diikut sertakan dalam Kursus Mahir Dasar dan Lanjutan (KMD/<br />
KML) untuk mengantisipasi kekurangan pembina pramuka pada<br />
lembaga pendidikan.<br />
Gerakan Pramuka mendapatkan pengakuan yang sah<br />
sebagai satu-satunya organisasi yang menyelenggarakan<br />
kegiatan kepanduan di Indonesia melalui Undang-Undang<br />
No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. terbitnya UU<br />
tersebut sebagai pengganti daripada Keputusan Presiden<br />
No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Di sisi lain,<br />
kebijakan pemerintah dalam melaksanakan kurikulum 2013<br />
terutama dengan menetapkan pramuka sebagai ekstrakurikuler<br />
wajib banyak menuai kontroversial dilihat dari sisi regulasi.<br />
UU Gerakan Pramuka dan AD/ART Gerakan Pramuka dengan<br />
terpaksa dihadapkan berlawanan dengan aturan Kurikulum<br />
2013. Dan kurikulum 2013 saling berkontradiksi dengan UU<br />
Sistem Pendidikan Nasional.<br />
Dimasukannya pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib<br />
dalam kurikulum 2013 pada tiap jenjang pendidikan mempunyai<br />
efek positif maupun negatif, terlepas daripada kontroversial<br />
kebijakan tersebut.<br />
Efek positip adalah mengokohkan posisi pramuka<br />
di Indonesia sebagai satu-satunya organisasi yang<br />
menyelenggarakan kepanduan dan diakui oleh pemerintah<br />
melalui regulasi dan kebijakan, Meningkatkan kualitas dan<br />
kuantitas Gerakan pramuka sebagai bagian dari pada sistem<br />
pendidikan nasional dan pelaksana pola pembinaan Gerakan<br />
Pramuka di satuan pendidikan. Sedangkan efek negatipnya<br />
adalah Terjadinya kekakuan dalam sistem pendidikan dan<br />
pelatihan kepramukaan, membuat kegiatan menjadi terkekang<br />
oleh ruangan kelas, dan mengurangi kegiatan-kegiatan di<br />
luar ruangan yang merupakan kegiatan sesungguhnya dari<br />
kepramukaan, Penurunan kualitas kepramukaan, hal ini dalam<br />
praktek dilapangan sudah terjadi yakni dengan munculnya<br />
kebijakan mengikutsertakan guru-guru kelas yang notabene<br />
bukan berlatar belakang pramuka ikut serta dalam Kursus<br />
Mahir Dasar. Sehingga dapat mencetak pembina pramuka yang<br />
bukan dari pramuka dan belum memahami pramuka.<br />
Solusi terbaik yang ditawarkan adalah ketika pramuka<br />
masih tetap ingin dimasukan dalam kurikulum 2013 adalah<br />
sistem keanggotaannya tidak diwajibkan, dalam arti<br />
keanggotaan pramuka bersifat sukarela, tidak ada paksaan dan<br />
atas dasar kemauan sendiri yang sesuai dengan UU Gerakan<br />
Pramuka, AD/ART Gerakan Pramuka dan UU Sistem Pendidikan<br />
Nasional. Yang menjadi poin wajib adalah, setiap jenjang<br />
pendidikan diwajibkan mendirikan Gugus Depan Gerakan<br />
Pramuka dan Melaksanakan kegiatan kepramukaan. Dan hal<br />
ini tidak bertentangan dengan aturan-aturan tentang Gerakan<br />
pramuka dan kepanduan pada umumnya.<br />
(Komite sekolah: Awwaludin, fawzul Arifin)