15.11.2014 Views

Banjarmasin Post Sabtu, 15 November 2014

NO. 151630 TH XLIII/ ISSN 0215-2987

NO. 151630 TH XLIII/ ISSN 0215-2987

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />

6 ribun Banua<br />

SABTU <strong>15</strong> NOVEMBER <strong>2014</strong><br />

Tak Pernah Ada<br />

Penyuluhan<br />

Pertanian<br />

■ Batumandi Selalu Jadi Lumbung Padi Balangan<br />

PARINGIN, BPOST - Upaya<br />

pemerintah daerah untuk meningkatkan<br />

bidang pertanian,<br />

kehutanan dan perikanan di<br />

Kabupaten Balangan, saat ini<br />

terkendala oleh kurangnya<br />

tenaga penyuluhan di kecamatan<br />

dan di desa-desa.<br />

Pambakal Desa Panaitan,<br />

Kecamatan Lampihong, Balangan,<br />

M Yusran, mengaku,<br />

selama ini di desanya tak pernah<br />

ada lagi penyuluhan terkait<br />

pertanian. Padahalnya<br />

warganya sangat menantikan<br />

adanya tenaga penyuluhan<br />

untuk memberikan arahan<br />

serta pembinaan.<br />

“Warga saya kebanyakan<br />

petani padi. Selama ini tidak<br />

pernah ada kegiatan penyuluhan<br />

di desa selama saya<br />

menjabat,” ungkapnya kepada<br />

B<strong>Post</strong>, Jumat (14/11).<br />

Sama halnya Eshar Supriadi,<br />

Plt Camat Batumandi,<br />

juga mengatakan di wilayahnya<br />

masih kekurangan tenaga<br />

penyuluhan terutama<br />

bidang pertanian.<br />

“Kalau bidang lainnya, cukup<br />

saja. Di sini, warganya<br />

“Kami berharap<br />

kalau bisa penyuluh<br />

ditambah. Sebab,<br />

Batumandi salah satu<br />

lumbung pangan<br />

Balangan. Kami ingin<br />

program lebih<br />

sampai ke<br />

masyarakat”<br />

ESHAR SUPRIADI<br />

Plt Camat Batumandi<br />

banyak petani. Apalagi wilayah<br />

Batumandi ini adalah<br />

salah satu lumbung pangan di<br />

Balangan,” katanya.<br />

Lebih lanjut dia katakan,<br />

ada 18 desa yang ada ia tak<br />

tahu persis desa mana yang<br />

belum ada tenaga penyuluhnya.<br />

Tetapi yang jelas, masih<br />

kekurangan.<br />

“Kami berharap kalau bisa<br />

penyuluh ditambah. Sebab,<br />

Batumandi salah satu lumbung<br />

pangan Balangan. Kami<br />

ingin program lebih sampai<br />

ILUSTRASI/ANTARA<br />

Tidak Semua Terpenuhi<br />

KUOTA tenaga kepenyuluhan yang disediakan pemerintah<br />

daerah melalui pelaksanaan CPNS Kabupaten Balangan tahun<br />

ini, memang minim. Hal ini diakui Rahmi, Kabid Pengadaan<br />

dan Mutasi Pegawai BKD Balangan.<br />

Menurutnya, dari skala prioritas yang diperlukan adalah<br />

tenaga kesehatan dan tenaga pendidikan. Sisanya, baru ke<br />

teknis, seperti tenaga penyuluhan pertanian, perikanan,<br />

kehutanan dan lainnya.<br />

“Untuk Kabupaten Balangan hanya 74 kuota yang disediakan<br />

secara keseluruhan, sepertiga kesehatan, sepertiga pendidikan,<br />

sepertinya lagi dibagi ke tenaga penyuluhan laina,” rincinya,<br />

Jumat (14/11).<br />

Dikatakan Rahmi, jumlah untuk tenaga penyluhan tidak<br />

sampai puluhan, hanya ada dua dan kouta saja yang disediakan.<br />

“Kami menentukan kuota sesuai surat edaran dari Menpan.<br />

Memang kami akui, usulan SKPD tidak bisa semuanya<br />

terpenuhi,” ujarnya. (ee)<br />

ke masyarakat, memberikan<br />

bantuan dan pelatihan mulai<br />

dari menanamnya sampai<br />

panen,” harapnya.<br />

Sementara itu, Sofyan Noor,<br />

Kepala Badan Pelaksanaan<br />

Penyuluhan dan Ketahanan<br />

Pangan Kabupaten Balangan,<br />

mengungkapkan, kondisi ini<br />

sudah lama terjadi. Tenaga<br />

penyuluhan yang ada saat ini<br />

totalnya 75 orang, 35 di antaranya<br />

masih berstatus honor.<br />

“Rinciannya, tenaga penyuluh<br />

bidang pertanian ada<br />

27 orang dengan status PNS<br />

dan ditambah 35 orang yang<br />

masih status honor. Sementara<br />

itu, penyuluh perikanan<br />

tujuh orang PNS dan kehutanan<br />

enam orang PNS,” jelasnya<br />

saat ditemui di kantor.<br />

Menurut Sofyan, jumlah<br />

desa yang ada di Kabupaten<br />

Balangan sebanyak <strong>15</strong>4 desa.<br />

Untuk penyuluh pertanian,<br />

idealnya satu desa satu orang<br />

penyuluh. Namun hingga kini<br />

semua itu belum bisa terpenuhi.<br />

Sementara itu. untuk tenaga<br />

penyuluh perikanan,<br />

juga kekurangan. Idealnya,<br />

satu kecamatan itu tiga tenaga<br />

penyuluh. Sedangkan yang<br />

ada, baru Kecamatan Lampihong<br />

dan Kecamatan Batumandi.<br />

“Kalau tenaga penyuluh<br />

kehutanan hanya ditempatkan<br />

di Kecamatan Tebing Tinggi<br />

dan Halong, karena mayoriras<br />

masyarakatnya berhutan,<br />

tenaga penyuluhnya sudah<br />

cukup, ada enam orang yang<br />

ditempatkan,” ungkapnya.<br />

Upaya meminta penambahan<br />

pun sebenarnya sudah<br />

dilakukan melalui kouta<br />

CPNS setiap tahunnya yang<br />

dilaksanakan oleh BKD. Tetapi<br />

selalu disediakan sedikit.<br />

Tahun ini hanya dua kouta<br />

yang disediakan untuk PNS<br />

tenaga penyuluhan.<br />

“Kami selalu koordinasi<br />

dengan BKD. Tapi yang menentukan<br />

kuotakan keputusan<br />

dari pusat jadi tidak bisa<br />

apa-apa,” katanya.<br />

Dengan keterbatan jumlah<br />

personel penyuluhan ini, pihaknya<br />

terus berupaya melaksanakan<br />

tugas dan program<br />

sebagik-baiknya kepada<br />

masyarakat.<br />

“Tidak bisa berbuat banyak<br />

kami. Apalagi jika tahun depan<br />

ada moratorium PNS, tidak ada<br />

kesempatan untuk menambah,”<br />

pungkasnya. (ee)<br />

Terpaksa Menuntun Kendaraan<br />

■ Papan Jembatan Gantung Tanah Habang Banyak Hilang<br />

PARINGIN, BPOST - Zaini<br />

(50), salah satu warga di Desa<br />

Tanah Habang Kanan, terpaksa<br />

harus berhati-hati melewati<br />

jembatan gantung yang<br />

menghubungkan ke Desa Tanah<br />

Habang Kiri Kecamatan<br />

Lampihong Kabupaten Balangan.<br />

Lelaki yang sehari-hari bekerja<br />

sebagai penyadap karet<br />

ini harus menuntun kendaraan<br />

roda duanya untuk menyeberang.<br />

Tak jarang jika<br />

terkena kondisi mendesak<br />

dirinya harus meminta tolong<br />

kepada warga setempat untuk<br />

menyeberang.<br />

“Tidak bisa bawa apa-apa.<br />

Saya hanya beranikan menyeberang.<br />

Itu pun saya giring<br />

kendaraannya. Kalau bawa<br />

barang, misalnya getah, saya<br />

terpaksa minta tolong sama<br />

warga menyeberang,” ungkapnya,<br />

Jumat (14/11).<br />

Menurut Zaini, kondisi<br />

jembatan gantung Desa Tanah<br />

Habang sudah memprihatinkan,<br />

Beberapa kali dirinya<br />

waswas dan gugup melewati<br />

jembatan gantung tersebut,<br />

pasalnya bergoyang, bahkan<br />

pagar banyak yang patah dan<br />

sudah jabuk atau rapuh.<br />

“Bahkan ditengah itu sudah<br />

miring jembatannya, papan<br />

lantainya berlobang,<br />

aduhh saya makin gugup,<br />

apalagi pas angin kencang,”<br />

katanya.<br />

Memang sampai saat ini<br />

belum pernah ada korban,<br />

tetapi jika dibiarkan berlarutlarut<br />

bisa putuh juga akhirnya.<br />

Berdasarkan pantauan di<br />

lapangan, jembatan gantung<br />

dengan panjang kurang lebih<br />

50 meter ini kondisinya sangat<br />

memperihatinkan.<br />

Kondisi papan lantai banyak<br />

yang patah dan berlubang,<br />

Belum lagi rapuh dan<br />

terlepas dari pakunya. Jika<br />

BANJARMASIN POST GROUP/M ELHAMI<br />

MIRING - Muhramsyah, Ketua Rt 1 Desa Tanah Habang, berdiri di jembatan utama yang kondisinya miring,<br />

Jumat (14/11).<br />

BANJARMASIN POST GROUP/IBRAHIM A<br />

TERAS MASJID - Siswa SMKN1 Tapin Selatan terpaksa belajar di teras masjid sekolah, Jumat (14/11). Kondisi ini terjadi karena kelas mereka<br />

terbakar pada Jumat (7/11) malam dan belum diperbaiki.<br />

Siswa Belajar di Teras Masjid<br />

■ Kerugian Kelas Terbakar di SMKN 1 Tapin Rp 2,5 Miliar<br />

RANTAU, BPOST- Pascakebakaran<br />

gedung perbengkelan<br />

Sekolah Menengah Kejuruan<br />

Negeri (SMKN1) Tapin<br />

Selatan (Tapsel) Kabupaten<br />

Tapin pada Jumat (7/11) malam,<br />

puluhan siswa mengungsi<br />

belajar di teras masjid di<br />

sekolah tersebut.<br />

Selain gedung perbengkelan<br />

yang hangus terbakar, ada<br />

juga ruang kelas yang terbakar<br />

dalam gedung tersebut.<br />

Mereka inilah yang mengungsi<br />

belajar di teras masjid di<br />

dalam kompleks sekolah tersebut.<br />

Pantauan Bpost, Jumat (14/<br />

11) puluhan siswa kelas tiga<br />

jurusan otomotif SMKN1 Tapin<br />

Selatan, belajar di teras<br />

masjid berukuran sekitar 10x3<br />

meter dengan lantai keramik<br />

putih.<br />

Para pelajar itu belajar dengan<br />

cara lesehan, duduk di<br />

dilewati akan berbunyi. {agarnya<br />

pun sebagian patah<br />

dan lepas. Jika tidak hati-hati<br />

tak menutup kemungkinan<br />

akan terjatuh.<br />

Lebih parah, di tengah jembatan<br />

kondisinya miring. Sebab,<br />

penahan kayu di bawahnya<br />

sudah patah. Wajar saja<br />

jika dilewati warga harus ekstra<br />

hati-hati.<br />

“Selama ini sudah lima kali<br />

perbaikan. Cuman, perbaikan<br />

seadannya oleh warga.<br />

Mana yang rusak, ya diperbaiki<br />

seadanya,” kata Muhramsyah,<br />

Ketua Rt 1 Desa<br />

Tanah Habang.<br />

Menurutnya, banyak warga<br />

yang mengharapkan jembatan<br />

gantung ini segera direnovasi<br />

dan dibangun ulang,<br />

apalagi keberadaan jembatan<br />

ini sangat vital bagi aktivitas<br />

kedua desa untuk menyebrang.<br />

“Saya sudah laporkan ke<br />

kepala desa, jadi kepala desa<br />

yang meneruskan ke kecamatan.<br />

Hingga saat ini belum<br />

ada angin segar apakah rencana<br />

diperbaikin,” ujarnya.<br />

Terpisah, Camat Lampihong,<br />

H Abiji, mengaku sudah<br />

mengetahui kondisi jembatan<br />

gantung tersebut, menurutnya<br />

setiap tahun selalu<br />

diusulkan ke musrembang<br />

kabupaten tetapi tak pernah<br />

masuk.<br />

“Setiap tahun sudah kami<br />

masukkan tingkat kabupaten,<br />

pihak camat hanya mengusulkan,<br />

saya juga berharap<br />

scpatnya diperbaiki,”<br />

katanya. (ee)<br />

Yusuf Ajak Warga Waspada<br />

KANDANGAN, BPOST - Kekeringan<br />

dan kebakaran saat<br />

kemarau, angin kencang, tanah<br />

longsor dan banjir saaat<br />

penghujan, menjadi potensi<br />

bencana yang setiap saat bisa<br />

terjadi di Kabupaten Hulu<br />

Sungai Selatan (HSS).<br />

Hal itu diungkapkan Kepala<br />

Badan Penanggulangan<br />

Bencana Daerah (BPBD) Kesbangpolinmas<br />

Kabupaten<br />

HSS, Yusuf, terkait hujan yang<br />

telah mengguyur Kota Kandangan<br />

dan angin kencang.<br />

Menurutnya, meskipun saat<br />

ini masih belum memasuki<br />

penghujan, namun ancaman<br />

angin kencang bisa terjadi kapan<br />

saja. “Warga tetap harus<br />

waspada akan bahaya bencana,”<br />

pintanya, Jumat (14/11).<br />

Pihaknya selaku badan penanggulangan<br />

bencana daerah<br />

akan siap membantu<br />

warga yang terkena musibah.<br />

“Kami selalu siap siaga. Selain<br />

itu, mereka yang terkena musibah<br />

juga akan mendapatkan<br />

bantuan perbaikan perumahan,”<br />

ujarnya.<br />

Diketahui, berdasarkan<br />

Surat Keputusan Bupati HSS<br />

Nomor 2 Tahun <strong>2014</strong> pemberian<br />

bantuan untuk warga<br />

yang kediamannya rusak total<br />

sebesar Rp 10 juta dan Rp 8,5<br />

juta bagi warga nonmiskin.<br />

Sedangkan untuk rusak berat<br />

diberikan bantuan sebesar Rp<br />

7,5 juta untuk warga miskin<br />

dan Rp 6 juta untuk warga<br />

<strong>15</strong>11/B06<br />

lantai keramik dan mejanya<br />

memanjang. Meskipun demikian,<br />

para siswa tetap senang<br />

dan tetap bersemangat belajar.<br />

Begitu juga guru yang mengajarnya.<br />

Papan tulisnya juga sangat<br />

sederhana, cukup disandarkan<br />

dipondasi beduk masjid<br />

tersebut.<br />

“Setiap hari kami belajar di<br />

teras masjid ini, suasananya<br />

enak saja, seandainya hari<br />

hujan, mungkin belajarnya<br />

masuk ke dalam masjid,” jelas<br />

salah satu murid SMKN1 Tapin<br />

Selatan, Faisal kepada<br />

Bpost.<br />

Para murid itu serempak<br />

meminta Pemda Tapin segera<br />

membangunkan kembali<br />

ruang kelas dan gedung perbengkelan<br />

yang terbakar dan<br />

lengkap dengan isinya.<br />

Kepala SMKN1 Tapin Selatan,<br />

Yusuf Wahyudi membenarkan,<br />

ada satu kelas muridnya<br />

belajar di teras masjid,<br />

mereka murid kelas tiga. Dilaksanakannya<br />

proses belajar<br />

di teras masjid itu sebab tidak<br />

ada lagi ruang lain, sehingga<br />

satu-satunya tempat yaitu di<br />

masjid.<br />

Menurut Yusuf, proses belajar<br />

mengajar yang sifatnya<br />

teori di mana pun bisa, tetapi<br />

yang menyulitkan bagi kami<br />

adalah tidak adanya fasilitas<br />

praktik karena turut terbakar.<br />

Padahal mereka mau menghadapi<br />

Ujian Nasional (UN)<br />

pada Maret atau April mendatang,<br />

sementara peralatan<br />

praktik hampir terbakar seluruhnya,<br />

kata Yusuf Wahyudi.<br />

“Kami berharap kepada<br />

Pemda Tapin dan Dinas Pendidikan<br />

Kalsel segera turun<br />

tangan mengadakan kembali<br />

peralatan praktik otomotif<br />

nonmiskin.<br />

Untuk kerusakan sedang,<br />

pemkab akan memberikan<br />

bantuan Rp 5 juta untuk warga<br />

miskin dan Rp 4 juta untuk<br />

warga nonmiskin dan untuk<br />

rusak ringan akan diberikan<br />

bantaun Rp 2, 5 juta untuk<br />

warga miskin dan Rp 2 juta<br />

untuk warga nonmiskin.<br />

“Berdasarkan SK Bupati,<br />

tersebut,” jelas Yusuf Wahyudi<br />

kepada Bpost. Kalau dihitung<br />

total kerugian gedung<br />

dan peralatan yang terbakar<br />

sekitar Rp. 2,5 miliar, tambahnya.<br />

Kepala Dinas Pendidikan<br />

Tapin, H Juwaini mengatakan<br />

pihaknya sudah mengontrol<br />

lokasi yang terbakar dan pada<br />

20<strong>15</strong> akan dibangun kembali.<br />

Ini akan menjadi prioritas,<br />

sebab masalah pendidikan,<br />

tegasnya.<br />

Ketua DPRD Tapin, H Abdullah<br />

juga sepakat memprioritaskan<br />

pembangunan<br />

kembali gedung perbengkelan<br />

dan peralatan praktik.<br />

Karena ini masalah pendidikan,<br />

kalau perlu, geser dulu<br />

pos anggaran lain dan pusatkan<br />

untuk pembangunan<br />

kembali gedung dan peralatan<br />

yang terbakar itu, pungkas<br />

Abdullah. (Him)<br />

ada plafon anggaran terkait<br />

pemberian bantuan kepada<br />

korban bencana. Kami selalu<br />

badan bencana akan memverifikasi<br />

korban bencana<br />

untuk menentukan katagori<br />

kerusakannya saja termasuk<br />

yang mana, sedangkan untuk<br />

pencairannya langsung dilakukan<br />

di PPKAD,” tandas<br />

Yusuf. (wnd)<br />

Pemberian Bantuan Bencana<br />

Rumah Rusak Total Berat Sedang Ringan<br />

Warga miskin Rp 10 jt Rp 7,5 jt Rp 5 jt Rp 2,5 jt<br />

Warga nonmiskin Rp 8,5 jt Rp 6 jt Rp 4 jt Rp 2 jt<br />

Sumber: BPBD Kesbangpolinmas HSS

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!