25.11.2014 Views

Profil Internet Indonesia 2012 (INDONESIA)

Profil Internet Indonesia 2012 (INDONESIA)

Profil Internet Indonesia 2012 (INDONESIA)

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

PROFIL PENGGUNA<br />

INTERNET <strong>INDONESIA</strong><br />

<strong>2012</strong><br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong> (APJJI)<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

1


<strong>Profil</strong> Pengguna<br />

INTERNET <strong>INDONESIA</strong><br />

<strong>2012</strong><br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong> (APJJI)


Tata Letak dan Visualisasi Content is The King<br />

Periset MarkPlus<br />

Foto Cover @blontankpoer<br />

Isi di luar tanggung jawab percetakan


Daftar Isi<br />

Pengurus APJII<br />

Kata Pengantar<br />

Ringkasan Eksekutif<br />

Latar Belakang<br />

Metodologi<br />

vi<br />

vii<br />

viii<br />

ix<br />

xii<br />

BAB 1 <strong>Profil</strong> Demografis <strong>Internet</strong><br />

<strong>Indonesia</strong> 15<br />

BAB 2 Analisa Penetrasi Pengguna <strong>Internet</strong> 27<br />

BAB 3 Segmentasi Psikografis 31<br />

BAB 4 Kebiasaan dan Perilaku<br />

Pengguna <strong>Internet</strong> 35<br />

BAB 5 Pertimbangan dan Kepuasan<br />

dalam Memilih Penyelenggara<br />

Jasa <strong>Internet</strong> 47<br />

BAB 6 Perilaku Pengguna <strong>Internet</strong><br />

Berbelanja Online 51<br />

BAB 7 Media Informasi yang Digunakan 63<br />

BAB 8 Potensi Daerah dan Tantangan<br />

bagi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> 67


Pengurus APJII<br />

Pengurus APJII 2009 - <strong>2012</strong><br />

Pengurus APJII <strong>2012</strong> - 2015<br />

vi<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


Kata Pengantar<br />

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara<br />

Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

Tidak bisa dipungkiri lagi, dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan <strong>Internet</strong><br />

di <strong>Indonesia</strong> mengalami kenaikan yang signifikan. Baik dari sisi jumlah<br />

pengguna, penetrasi maupun dari sisi kualitas koneksi. Kenyataan ini<br />

didukung pula dengan maraknya penggunaan beragam mobile devices oleh<br />

berbagai kalangan di <strong>Indonesia</strong>.<br />

Sayangnya, tidak ada data yang bisa menceritakan secara detail, siapa<br />

saja, seberapa banyak, di mana saja dan bagaimana pengguna <strong>Internet</strong><br />

di <strong>Indonesia</strong>. Untuk itulah Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

mengambil inisiatif melakukan sebuah survei untuk menemukan<br />

jawabannya. Survei ini mengambil tajuk “Survei <strong>Profil</strong> Pengguna dan<br />

Penggunaan <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong> <strong>2012</strong>”.<br />

<strong>Profil</strong> Pengguna <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong> ini diharapkan akan menjadi laporan<br />

rutin yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>.<br />

Semoga hasil survei ini bisa menjadi acuan kita bersama dalam<br />

mempersiapkan segala kemungkinan perkembangan serta pertumbuhan<br />

<strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong> pada masa yang akan datang.<br />

Jakarta, Desember <strong>2012</strong><br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

Semuel A. Pangerapan<br />

Ketua Umum<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

vii


• Ringkasan Eksekutif<br />

<strong>Internet</strong> kian jadi kebutuhan<br />

pokok masyarakat <strong>Indonesia</strong><br />

Hasil survei menunjukkan pertumbuhan penggunaan <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong><br />

terus meningkat. Di tahun <strong>2012</strong>, penetrasi penggunaan <strong>Internet</strong> di wilayah<br />

urban <strong>Indonesia</strong> mencapai 24,23% (APJII, <strong>2012</strong>). Jumlah ini merupakan potensi<br />

luar biasa, apalagi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk <strong>Indonesia</strong> yang<br />

mencapai 260 juta jiwa (BPS, <strong>2012</strong>). Dan juga merupakan jumlah yang sangat<br />

besar bila dibandingkan dengan penetrasi <strong>Internet</strong> di negara-negara sekitar<br />

<strong>Indonesia</strong>. Baik di Asia Tenggara maupun Australia.<br />

Di sisi lain, jumlah penetrasi <strong>Internet</strong> yang besar di <strong>Indonesia</strong> ini, baru dilayani<br />

kurang dari dua ratus <strong>Internet</strong> Service Provider (Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong>,<br />

PJI). Apalagi mayoritas PJI beroperasi di Jakarta atau Pulau Jawa.<br />

Riset yang dilakukan pada 2000 pengguna <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong> di 42 kota ini<br />

juga memberikan gambaran mengenai perilaku dan gaya hidup para pengguna<br />

<strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong> serta tren penggunaan <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong>. Hasil<br />

temuan mengindikasikan jumlah pengguna <strong>Internet</strong> di seluruh <strong>Indonesia</strong> pada<br />

tahun <strong>2012</strong> ini sudah mencapai 63 juta orang. Dominasi terbesar berasal dari<br />

segmen muda kelompok umur 12- 35 tahun, yaitu sebesar 60% dari seluruh<br />

pengguna <strong>Internet</strong>. Segmen pengguna <strong>Internet</strong> pada usia ini adalah digital<br />

natives, yaitu kelompok usia yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan yang<br />

sudah serba terkomputerisasi, terbiasa dengan informasi dan data digital sertas<br />

aling terkoneksi dalam sebuah sistem atau jaringan. Kelompok ini sudah sangat<br />

“melek <strong>Internet</strong>” dan secara intuitif dapat mengoperasikan berbagai gadget<br />

dengan mudah karena sudah terbiasa menggunakannya sejak kecil.<br />

sumber foto: banjarmasinnews.com<br />

Survei ini juga menunjukkan, 65% pengguna <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong> lebih sering<br />

terkoneksi melalui ponsel. Meningkatnya akses <strong>Internet</strong> secara mobile ini<br />

tak pelak didorong semakin banyaknya ponsel pintar dengan harga yang kian<br />

terjangkau di pasaran dan biaya akses yang juga kian ekonomis.<br />

Peluang dan sekaligus tantangan bagi penyelenggara jasa <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong><br />

adalah mengupayakan akses <strong>Internet</strong> yang semakin cepat, murah, dan andal. di<br />

masa depan. Serta tidak hanya terorientasi di Jakarta atau Jawa, namun justru di<br />

luar Jawa, dengan teknologi nirkabel yang semakin mampu mengatasi hambatan<br />

kondisi alam dan geografis. Jangkauan survei yang menjaring responden dari<br />

ujung Banda Aceh hingga ke Jayapura ini menunjukkan, <strong>Internet</strong> kian menjadi<br />

kebutuhan komunikasi yang semakin penting dalam aktivitas sehari-hari. Dan<br />

karena itu, bagi pengguna yang berada di berbagai daerah yang jauh dari Jakarta<br />

ini, coverage dengan kualitas yang cepat dan andal menjadi harapan utama yang<br />

diharapkan bisa menjadi pemacu geliat pembangunan daerah.<br />

viii<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


• Latar Belakang Penelitian<br />

Saat ini, industri telekomunikasi nasional ditandai dengan menguatnya tiga tren<br />

utama. Pertama, tergesernya feature phone atau ponsel dengan fungsi standar dengan<br />

smartphone atau ponsel pintar dengan sistem operasi seperti Symbian, Android, atau<br />

Mac OS. Kedua, evolusi platform atau sistem operasi dan tumbuhnya pasar aplikasi, serta<br />

pengguna aplikasi jejaring sosial yang fanatik. Ketiga, melebarnya kapasitas jaringan<br />

yang diikuti peningkatan kecepatan dan ketersediaan hingga ke pelosok daerah. Ketiga<br />

tren utama ini menjadi pilar industri telekomunikasi di <strong>Indonesia</strong> saat ini.<br />

Harga chip yang makin murah telah mendorong semakin terjangkaunya harga<br />

smartphone. Tak pelak lagi, fakta ini membuat pasar feature phone yang hanya<br />

mengandalkan fitur standar semakin menyusut. Dari jumlah pelanggan seluler yang<br />

mencapai 250 juta di tahun 2011 dan rata-rata penggunaan kartu SIM 1,33 kartu per<br />

orang, diperkirakan terdapat sekitar 168 juta ponsel di <strong>Indonesia</strong> (Netizen, 2011). Dari<br />

jumlah tersebut, penetrasi smartphone diperkirakan mencapai 80% di tahun 2011<br />

(Netizen, 2011). Pertumbuhan jumlah pengguna smartphone ini tentunya akan ikut<br />

menyebabkan evolusi cara mengakses <strong>Internet</strong>.<br />

sumber foto: citydirectory.co.id<br />

Selain ponsel, meski belum mencapai tingkat pertumbuhan setinggi smart phone dan<br />

laptop, produk tablet pun kini menjadi the new rising star. Tablet kian dilirik konsumen<br />

<strong>Indonesia</strong> karena memiliki keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki perangkat gadget<br />

lain seperti smartphone ataupun laptop. Pengguna tablet cenderung memanfaatkan<br />

fitur gadget ini untuk browsing atau mencari data dan informasi, atau bermain<br />

games, baik online maupun yang telah tersedia di tablet, dan bersosialisasi di jejaring<br />

sosial. Hal ini kian memicu pergeseran gaya hidup masyarakat <strong>Indonesia</strong> menjadi kian<br />

tergantung pada akses <strong>Internet</strong>. Tuntutan pada akses <strong>Internet</strong> itu pun menjadi semakin<br />

demanding, pada akses <strong>Internet</strong> yang cepat, dapat diandalkan, luas jaringannya, dan<br />

murah.<br />

Banjir gadget dari ponsel, notebook, netbook, hingga tablet ini tak pelak mendorong<br />

perilaku konsumen menjadi semakin konsumtif terhadap akses informasi dan hiburan<br />

sumber foto: teknologi.news.viva.co.id<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

ix


yang tersedia secara tak terbatas lewat akses di dunia maya. Tidak hanya akses<br />

informasi dan hiburan, atau aktivitas bekerja, aktivitas perbankan hingga transaksi<br />

jual-beli yang berlangsung di dunia maya pun bisa jadi kian menggeser peranan<br />

aktivitas transaksi perbankan dan jual beli tatap muka yang konvensional.<br />

Berpindahnya mode interaksi sosial dari kehidupan tatap muka atau komunikasi<br />

suara menjadi komunikasi melalui <strong>Internet</strong> telah mendidik masyarakat untuk lebih<br />

akrab dengan dunia <strong>Internet</strong> dan akhirnya aplikasi jejaring sosial kini menjadi sebuah<br />

kebutuhan. Industri konten aplikasi dan jejaring sosial ini berangsur-angsur telah<br />

menggeser perilaku telekomunikasi pasar dari komunikasi suara yang konvensional<br />

kepada komunikasi data. Masa supremasi komunikasi suara pun terlewati, kian<br />

menjadi legacy. Nomor telepon yang sebelumnya melekat dengan individu kini tidak<br />

lagi mutlak, digeser perannya oleh user ID. Gejala ini sudah mulai tampak dengan<br />

pertumbuhan revenue data carrier yang lebih tinggi dibanding voice. Fenomena<br />

tersebut menguatkan indikasi bahwa pola komunikasi berbasis IP akan cenderung<br />

semakin dominan di masa mendatang.<br />

Wabah smartphone, tablet, dan evolusi platform aplikasi program termasuk jejaring<br />

sosial ini pun telah menggeser cara akses <strong>Internet</strong>. Porsi pengguna <strong>Internet</strong> bergerak<br />

atau mobile <strong>Internet</strong> pun semakin tinggi dibandingkan cara sebelumnya yang masih<br />

mengandalkan jaringan yang tidak bergerak seperti kabel. Tidak heran jika dalam<br />

waktu dekat ini mayoritas pengguna <strong>Internet</strong> akan mengakses <strong>Internet</strong> dari perangkat<br />

bergerak mereka. Meskipun ini tidak berarti akses <strong>Internet</strong> tidak bergerak melalui<br />

kabel atau fiber optic akan ditinggalkan, karena dalam hal kecepatan akses <strong>Internet</strong><br />

tidak bergerak ini masih memiliki keunggulan.<br />

Konsekuensi lain dari meningkatnya pengguna <strong>Internet</strong> bergerak ini adalah kebutuhan<br />

akan adanya jaringan <strong>Internet</strong> atau coverage yang luas dan bisa diakses dari mana saja<br />

dengan kualitas relatif sama di manapun digunakan. Penyebabnya, perangkat untuk<br />

mengakses <strong>Internet</strong> sudah tidak lagi eksklusif milik kalangan kelas menengah ke atas.<br />

Kini seluruh lapisan masyarakat relatif mudah untuk menjangkau masuk dalam dunia<br />

maya. Hal ini memang bertolak belakang dengan kondisi awal pasar smartphone yang<br />

semula hanya berfokus pada produk high-end bagi konsumen kalangan menengah<br />

atas. Para produsen besar kian menyadari potensi pasar yang lebih besar dan<br />

mulai menawarkan affordable smartphone yang lebih mudah dijangkau konsumen<br />

menengah bawah.<br />

sumber foto: scottsdaleairparkit.com<br />

Maka tak pelak, penetrasi <strong>Internet</strong> pun semakin terserap pada kalangan konsumen kelas<br />

bawah, menjadi terus semakin melebar secara strata maupun geografis. Perangkat<br />

mobile baik telepon selular maupun perangkat modem bergerak harga belinya kian<br />

terjangkau. Belum lagi strategi produsen yang sungguh-sungguh mempelajari needs<br />

and wants dari konsumen. Berbagai fasilitas dari pemutar musik, radio, hingga<br />

penangkap siaran TV analog ditanamkan dalam perangkat telepon selular, seperti<br />

paham betul kegemaran orang <strong>Indonesia</strong> mendengarkan musik sepanjang hari.<br />

x<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


Biaya untuk mengakses <strong>Internet</strong> pun tidak hanya kian terjangkau, namun juga tersedia<br />

dalam berbagai pilihan paket yang betul-betul disesuaikan dengan pola konsumsi<br />

masyarakat <strong>Indonesia</strong> yang masih berorientasi pada belanja eceran dan pengeluaran<br />

harian. Maka tak heran jika paket-paket voucher eceran akses <strong>Internet</strong> tersedia tidak<br />

hanya bulanan, namun juga mingguan bahkan harian.<br />

Untuk semakin memahami geliat pengguna <strong>Internet</strong> yang tumbuh pesat, dibutuhkan<br />

suatu kajian yang komprehensif untuk mengukur besaran pasar pengguna yang sedang<br />

bertumbuh ini dan tingkat penetrasi pengguna <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong>. Sebagian besar<br />

kajian dan penelitian selama ini masih lebih banyak hanya mencakup sebagian kecil<br />

kota besar di <strong>Indonesia</strong>. Untuk itu diperlukan suatu kajian yang lebih menyeluruh pada<br />

daerah urban yang lebih luas lagi di <strong>Indonesia</strong> guna mendapatkan potret menyeluruh<br />

mengenai perkembangan industri <strong>Internet</strong>.<br />

Pertumbuhan netizen <strong>Indonesia</strong> yang merupakan potensial target market memberikan<br />

sebuah tantangan besar bagi penyelenggara jasa akses <strong>Internet</strong>. Lonjakan jumlah<br />

subscriber yang dialami semua operator baik selular, kabel, maupun nirkabel telah<br />

membuat kapasitas jaringan semakin padat. Akibatnya konsumen semakin sensitif<br />

dengan kualitas jaringan. Hal ini sesungguhnya adalah tantangan bagi penyelenggara<br />

jasa <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong>. Meningkatnya trafik data akan memunculkan masalah<br />

dalam menjaga quality of service bagi pelanggan pengguna <strong>Internet</strong>. Besarnya jumlah<br />

pelanggan yang terpaksa berdesakan memperebutkan jalur koneksi menuju awan<br />

<strong>Internet</strong> berpotensi meluruhkan loyalitas mereka yang acapkali gagal mendapatkan<br />

koneksi ataupun terkoneksi namun dengan kecepatan akses yang lambat. Karena itu<br />

sebuah evaluasi menyeluruh diperlukan untuk memotret bagaimana sesungguhnya<br />

kepuasan, ekspektasi dan faktor konsiderasi pelanggan terhadap penyelenggaraan<br />

jasa <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong> selama ini.<br />

sumber foto: kontan.co.id<br />

Konsekuensi jika kualitas diabaikan ketimbang kuantitas adalah resiko berpindahnya<br />

konsumen. Sebab tak pelak kualitas jaringan merupakan faktor pertimbangan penting<br />

bagi konsumen dalam memilih sebuah operator jasa <strong>Internet</strong>. Karena itu, sebuah kajian<br />

untuk memahami apa yang menjadi anxiety and desire pengguna <strong>Internet</strong> menjadi<br />

penting selain juga pengukuran besaran pasar yang sedang bertumbuh. Kajian ini akan<br />

menjadi referensi yang komprehensif dan terpadu tentang pasar <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong><br />

dan pemetaan pasar supply dan demand terhadap penyelenggara jasa <strong>Internet</strong>.<br />

Karena itu, sebagai pemangku kepentingan industri <strong>Internet</strong>, APJII ingin memberikan<br />

kontribusi yang lebih signifikan dalam perkembangan industri <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong><br />

dengan melakukan kajian yang komprehensif dari industri <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong>.<br />

Menggunakan perspektif perilaku pasar dan perspektif industri, profil pengguna<br />

<strong>Internet</strong> ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam menciptakan peran aktif<br />

dan sinergi yang menguntungkan dari para pemangku kepentingan industri <strong>Internet</strong> di<br />

<strong>Indonesia</strong>.<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

xi


• Metodologi Penelitian<br />

Terdapat dua jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam survei ini, yaitu<br />

pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data-data primer dari lapangan<br />

serta pendekatan kualitatif berupa wawancara terhadap para ahli dalam bidang<br />

informasi teknologi yang mewakili berbagai profesi seperti pengamat, pelaku bisnis<br />

serta regulator.<br />

1. Pendekatan Kuantitatif<br />

Metode pengumpulan data kuantitatif berupa wawancara tatap muka dengan responden<br />

dengan kriteria sebagai berikut:<br />

• Kelas sosial adalah A, B dan C<br />

• Usia antara 12 – 65 tahun<br />

• Menggunakan <strong>Internet</strong> lebih dari 1 jam per hari<br />

Penelitian ini dilakukan di perkotaan di semua propinsi di <strong>Indonesia</strong> mengingat akses<br />

komunikasi di perkotaan, baik kabel ataupun nirkabel atau wireless, lebih baik dari pada<br />

akses di pedesaan, sebagai prasyarat utama hadirnya jaringan <strong>Internet</strong>. Dengan demikian<br />

gaya hidup pengguna <strong>Internet</strong> yang sebetulnya lebih dapat digali di perkotaan dengan<br />

lebih tingginya penetrasi dan lebih banyak kemungkinan untuk mendapatkan responden<br />

pengguna <strong>Internet</strong> heavy daripada di pedesaan. Asumsi ini tidak mengabaikan kenyataan<br />

adanya pengguna <strong>Internet</strong> yang berada di pedesaan dengan penetrasi yang lebih kecil.<br />

sumber foto: old.indonesiafinancetoday.com<br />

Telkom Fixed Line/Rumah Tangga<br />

Total<br />

Rural<br />

Status<br />

Kota<br />

Total Kelurahan<br />

69.957 57.667 (82%) 12.290 (18%)<br />

Kelurahan dengan akses kabel Telkom<br />

Kelurahan yang memiliki warnet<br />

Kelurahan dengan sinyal telepon seluler kuat<br />

Kelurahan dengan sinyal telepon seluler lemah<br />

Kelurahan tidak ada sinyal telepon seluler<br />

Total<br />

34,68 % 23,03 % 89,32 %<br />

3,04 % 0,62 % 14,39 %<br />

41,03 % 30,95 % 88,32 %<br />

29,56 % 33,88 % 9,30 %<br />

29,41 % 35,17 % 2,38 %<br />

100,00 % 100,00 100,00<br />

xii<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


Wilayah Survei<br />

SUMATERA<br />

1) Banda Aceh<br />

2) Medan<br />

3) Batam<br />

4) Pekanbaru<br />

5) Padang<br />

6) Bengkulu<br />

7) Jambi<br />

8) Palembang<br />

9) Bandar Lampung<br />

KALIMANTAN<br />

29) Pontianak<br />

30) Palangkaraya<br />

31) Banjarmasin<br />

32) Samarinda<br />

33) Balikpapan<br />

SULAWESI<br />

34) Makassar<br />

35) Palu<br />

36) Kendari<br />

37) Gorontalo<br />

38) Manado<br />

JAWA<br />

10) Cilegon<br />

11) Jakarta<br />

12) Bogor<br />

13) Depok<br />

14) Tangerang<br />

15) Bekasi<br />

16) Bandung<br />

17) Semarang<br />

18) Purwokerto<br />

19) Surakarta<br />

20) Yogyakarta<br />

21) Surabaya<br />

22) Gresik<br />

23) Sidoarjo<br />

24) Malang<br />

25) Jember<br />

BALI - NUSTRA<br />

26) Denpasar<br />

27) Mataram<br />

28) Kupang<br />

<strong>INDONESIA</strong> TIMUR<br />

39) Ambon<br />

40) Ternate<br />

41) Sorong<br />

42) Jayapura<br />

sumber foto: berita21.com<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

xiii


Cluster Random Sampling<br />

dan Pembobotan<br />

Metode sampling yang digunakan dalam survei ini adalah adalah Proportional Area<br />

Cluster Sampling terhadap 2000 responden yang tersebar 42 kota. Cluster Sampling<br />

adalah prosedur pemilihan sampel dengan cara mengelompokan unit populasi dalam<br />

kelompok atau area (cluster) tertentu. Sementara Proportional Sampling menjadi pilihan<br />

yang terbaik untuk kondisi tidak adanya daftar populasi penduduk seperti di <strong>Indonesia</strong> ini.<br />

Dalam penerapannya Proportional Area Cluster Sampling ini menggunakan data Podes<br />

Biro Pusat Statisik (BPS) dengan memilih kelurahan yang ada dalam setiap Kotamadya<br />

yang ditetapkan sebagai area cluster wilayah survei. Kelurahan-kelurahan dipilih secara<br />

sistematis dengan memperhitungkan proporsi jumlah penduduk, sedemikian sehingga<br />

penyebaran sampel di tiap kelurahan terjadi secara proporsional dengan jumlah<br />

penduduk.<br />

Jumlah sample responden di setiap Kotamadya ditentukan secara kuota minimal<br />

30 orang responden agar memenuhi standar minimal responden untuk setiap area<br />

sample. Kemudian jumlah sample responden di setiap kotamadya ini memenuhi<br />

proporsi penduduk nasional untuk analisa nasional, dilakukan pembobotan (weighting)<br />

berdasarkan jumlah populasi penduduk per kotamadya dari BPS. Dengan demikian<br />

analisa nasional akan mewakili profil proporsi penduduk yang sebenarnya.<br />

2. Pendekatan Kualitatif<br />

Metode pengumpulan data kualitatif dengan upaya mendapatkan informasi mendalam<br />

berdasarkan pandangan ahli terhadap perubahan-perubahan dalam industri telekomunikasi<br />

yang terjadi di <strong>Indonesia</strong> kini dan prediksi masa mendatang. Wawancara<br />

mendalam (indepth interview) dilakukan terhadap sepuluh ahli dalam bidang teknologi<br />

dan informasi yang mewakili berbagai kategori, yaitu:<br />

No Kategori Nama Respondent Aktivitas<br />

sumber foto: scmp.com<br />

1 Blogger/Youth/Netizen Enda Nasution Pendiri salingsilang.com dan<br />

politikana.com<br />

2 Blogger/Youth/Netizen Wicaksono Jurnalis dan blogger, Editor in<br />

Chief plasamsn.com<br />

3 Pelaku Bisnis Adrian Suherman Managing Director<br />

livingsocial. co.id<br />

4 Pelaku Bisnis Garin Ganis Consultant PrawedaNet<br />

5 Pelaku Bisnis Michael Sungiardi Owner PT BoNet<br />

6 Regulator Boni Pudjianto Kepala Sub-Direktorat<br />

Pemberdayaan Informatika<br />

Masyarakat Perkotaan,<br />

Depkominfo<br />

7 Regulator Gatot S Dewabroto Kepala Biro Umum dan Humas<br />

Dirjen Postel, Depkominfo<br />

8 Pengamat Onno W Purbo Pakar IT<br />

9 Pengamat/Akademisi Gunawan Wibisono Dosen Teknik Elektro, Universitas<br />

<strong>Indonesia</strong><br />

10 Pengamat Hammam Riza Direktur Pusat Teknologi<br />

Informasi dan Komunikasi BPPT<br />

xiv<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


BAB 1<br />

PROFIL DEMOGRAFIS<br />

INTERNET <strong>INDONESIA</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

<strong>Profil</strong> Demografis <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

<strong>Internet</strong> merupakan salah satu media komunikasi yang belum lama masuk<br />

di <strong>Indonesia</strong>. Perkembangan <strong>Internet</strong> sendiri sebagai media komunikasi<br />

dimulai pada pertengahan 1990 dan popu ler di akhir tahun 1990. Di awal<br />

perkembangannya, kehadiran jaringan <strong>Internet</strong> dirintis oleh kelompok akademis<br />

atau mahasiswa dan ilmuwan yang memiliki ketertarikan dalam kegiat an seputar<br />

teknologi komputer dan radio. Para akademis dan ilmuwan tersebut melakukan<br />

berbagai percobaan dan penelitian di universitas dan lembaga pemerintah yang<br />

berhubungan dengan teknologi telekomunikasi, khususnya komputer serta<br />

jaringannya. Sehingga pada awalnya <strong>Internet</strong> hadir sebagai bagian dari proses<br />

pendidik an yang berfungsi dalam memudahkan pertukaran data dan informasi.<br />

Dalam 10 tahun terakhir ini, <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong> berkembang sangat pesat,<br />

yang ditandai oleh perkembangan pada aspek teknologi, BWA (broadband<br />

wireless access), kecepatan akses yang telah mengarah pada generasi keempat,<br />

jumlah penggunanya yang bertumbuh pesat setiap tahun, produsen gadget<br />

(termasuk affordable gadget) yang semakin banyak, dan tingginya permintaan<br />

produk gadget di pasar. Iklim kompetisi penyelenggara jasa <strong>Internet</strong> atau<br />

<strong>Internet</strong> service provider (ISP) dirasakan sangat ketat, terdaftar sekitar 220 ISP<br />

yang ada di seluruh wilayah di <strong>Indonesia</strong>.<br />

Onno W. Purbo<br />

“Pergeseran bentuk komunikasipun<br />

juga terjadi, dari komunikasi suara<br />

(voice communication) menjadi<br />

komunikasi data (data communication),<br />

hal ini terutama terjadi pada kaum<br />

muda dan professional.”<br />

Jenis Kelamin<br />

Pengguna <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong><br />

berdasarkan jenis kelamin.<br />

Pria<br />

51,6 %<br />

sumber: campusguidetv.com<br />

Pengguna <strong>Internet</strong> di<br />

<strong>Indonesia</strong> tahun <strong>2012</strong><br />

berdasarkan jenis kelamin.<br />

Survey ini menjangkau baik responden<br />

laki-laki dan perempuan dengan jumlah<br />

yang ber imbang melalui proses kontrol<br />

kuota. Kontrol ini didasarkan asumsi<br />

bahwa jumlah pengguna <strong>Internet</strong><br />

perempuan mulai mengejar proporsi<br />

ketertinggalannya dengan pengguna<br />

<strong>Internet</strong> laki-laki.<br />

48,4 %<br />

Wanita<br />

48,4 %<br />

16<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Sebaran Pengguna <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong><br />

berdasarkan jenis kelamin<br />

Pria<br />

Wanita<br />

Sumatera<br />

Sulawesi<br />

Aceh<br />

Riau<br />

Bengkulu<br />

Sumatera Utara<br />

Jambi<br />

Lampung<br />

Sumatera Barat<br />

Sumatera Selatan<br />

Kep. Riau<br />

Sulawesi Utara<br />

Sulawesi Selatan<br />

Gorontalo<br />

Sulawesi Tengah<br />

66,6 % 52,0 % 51,6 %<br />

66,6 % 52,0 %<br />

33,3 % 48,0 % 48,4 %<br />

Kalimantan<br />

33,3 % 48,0 %<br />

Kalimantan<br />

Barat<br />

Sulawesi Tenggara<br />

48,4 % 51,6 % 48,0 % 67,7 % 41,9 % 48,4 % 51,6 %<br />

51,6 % 48,4 % 52,0 % 33,3 % 58,1 % 51,6 % 48,4 %<br />

Kalimantan<br />

Selatan<br />

Kalimantan<br />

Tengah<br />

Kalimantan<br />

Timur<br />

51,6 % 61,3 % 50,0 %<br />

50,0 % 48,4 %<br />

51,6 %<br />

48,4 % 38,7 % 50,0 %<br />

50,0 % 51,6 %<br />

48,4 %<br />

Jawa<br />

Bali &<br />

Nusa Tenggara<br />

Papua & Maluku<br />

DKI Jakarta<br />

66,6 %<br />

33,3 %<br />

Jawa Barat<br />

Jawa Tengah<br />

52,0 % 52,0 %<br />

48,0 % 48,0 %<br />

Bali<br />

67,7 %<br />

33,3 %<br />

Nusa Tenggara<br />

Barat<br />

41,9 %<br />

58,1 %<br />

Maluku<br />

67,7 %<br />

33,3 %<br />

Maluku Utara<br />

41,9 %<br />

58,1 %<br />

DI Yogyakarta<br />

48,4 %<br />

51,6 %<br />

Jawa Timur<br />

Banten<br />

51,6 % 48,0 %<br />

48,4 % 52,0 %<br />

Nusa Tenggara<br />

Timur<br />

50,0 %<br />

50,0 %<br />

Papua<br />

50,0 %<br />

50,0 %<br />

Papua Barat<br />

48,4 %<br />

51,6 %<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

17


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Kelompok Usia<br />

Angka pengguna <strong>Internet</strong> didominasi oleh pengguna yang berusia muda pada<br />

rentang usia 12 - 34 tahun yang mencapai total 58.4%, dengan pengguna <strong>Internet</strong><br />

tertinggi pada kelompok usia 25 - 29 tahun yang mencapai 14,4% dari populasi.<br />

Enda Nasution<br />

sumber: seruu.com<br />

“Proses adaptasi menjadi pengguna<br />

<strong>Internet</strong> pada kelompok digital<br />

immigrant berlangsung “terlambat”<br />

dibanding para digital native yang<br />

mengenyam teknologi sejak dini.”<br />

Usia Pengguna <strong>Internet</strong><br />

Digital Imigratnt<br />

60 - 65<br />

Tahun<br />

55 - 59<br />

Tahun<br />

50 - 54<br />

Tahun<br />

45 - 49<br />

Tahun<br />

40 - 44<br />

Tahun<br />

35 - 39<br />

Tahun<br />

2,5%<br />

3,1%<br />

6,0%<br />

9,1%<br />

10,1%<br />

10,9%<br />

Digital Immigrant<br />

Pengguna <strong>Internet</strong> yang berusia diatas<br />

34 tahun ini disebut sebagai Digital<br />

Immigrant. Yakni generasi yang mengenal<br />

<strong>Internet</strong> saat dewasa. Mereka ini kerap<br />

merasa harus selalu belajar menyesuaikan<br />

diri untuk mengoperasikan gadget,<br />

bagaimana menggunakan email dan<br />

jejaring sosial, dan tidak mudah untuk<br />

berganti-ganti platform perangkat lunak.<br />

30 - 34<br />

Tahun<br />

11,8%<br />

Digital Natives<br />

25 - 29<br />

Tahun<br />

20 - 24<br />

Tahun<br />

16 - 19<br />

Tahun<br />

12 - 15<br />

Tahun<br />

14,2%<br />

11,6%<br />

10,9%<br />

9,9%<br />

Digital Native<br />

Pengguna <strong>Internet</strong> yang berada pada usia<br />

di bawah 34 tahun ini disebut sebagai<br />

Digital Natives. Yaitu generasi yang lahir<br />

dan hidup dalam era <strong>Internet</strong> yang serba<br />

terdigitali sasi dan terkoneksi, kaum ini<br />

cende rung membentuk tren di dunia<br />

maya.<br />

18<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Pendidikan Terakhir<br />

<strong>Profil</strong> Pendidikan Terakhir Pengguna <strong>Internet</strong><br />

SD<br />

7,5%<br />

Survei menunjukkan bahwa semakin tinggi<br />

tingkat pendidikan, akan semakin sering pula<br />

intensitas penggunaan <strong>Internet</strong>. Pengguna<br />

<strong>Internet</strong> dengan pendidikan terakhir sekolah<br />

menengah ke atas, diploma, sarjana S1 hingga<br />

pasca sarjana adalah pengguna <strong>Internet</strong><br />

paling besar.<br />

SMP<br />

SMA<br />

Diploma<br />

11,3%<br />

11,1%<br />

47,9%<br />

Meningkatnya penggunaan <strong>Internet</strong> yang<br />

paralel dengan meningkatnya pendidikan ini<br />

dipengaruhi oleh kebutuhan terutama dalam<br />

memperoleh informasi dari sumber-sumber<br />

online.<br />

S1<br />

S2<br />

1,3%<br />

20,8%<br />

Aktivitas<br />

Terlepas dari beragamnya motif respoden dalam menggunakan<br />

<strong>Internet</strong>, diperoleh bahwa sebagian besar dari mereka<br />

adalah pekerja, dan pelajar serta mahasiwa<br />

menempati urutan kedua. Kelompok ketiga<br />

pengguna <strong>Internet</strong> adalah<br />

ibu rumah tangga.<br />

Pelajar<br />

(SD/SMP/SMA)<br />

16,6%<br />

Ibu Rumah Tangga<br />

15,3%<br />

Mahasiswa<br />

9,0%<br />

Belum Bekerja<br />

5,8%<br />

sumber: marketing.co.id<br />

Kebutuhan bersosialisasi, mencari<br />

informasi, hingga melakukan bisnis kecilkecilan<br />

menjadikan ibu rumah tangga<br />

sebagai kelompok pengguna <strong>Internet</strong><br />

yang terus meningkat proporsinya.<br />

Bekerja<br />

53,3%<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

19


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Sektor Pekerjaan<br />

Latar belakang sektor pekerjaan pengguna <strong>Internet</strong> saat ini paling banyak adalah<br />

pada sektor perdagangan, jasa dan konsultan, serta pendidikan. Sektor-sektor ini<br />

mem butuhkan konektivitas <strong>Internet</strong> personal yang baik terkait dengan tingginya<br />

kebutuhan penggunaan <strong>Internet</strong> dalam peningkatan arus lalu lintas informasi terkait<br />

data komoditi, informasi mengenai kualitas komoditi dan jasa.<br />

Perlu jadi catatan di sini bahwa survei ini menjangkau pengguna <strong>Internet</strong> personal<br />

atau retail, sehingga profil sektor pekerjaan di sini menggambarkan latar belakang<br />

pengguna <strong>Internet</strong> personal atau retail, bukan pengguna korporasi, perusahaan,<br />

ataupun enterprise.<br />

sumber: jpnn.com<br />

Sektor Pekerjaan Pengguna <strong>Internet</strong><br />

Perdagangan<br />

28,1%<br />

Pendidikan<br />

12,7%<br />

Pemerintahan<br />

9,1%<br />

Jasa dan Konsultan<br />

25,5%<br />

Automotive<br />

5,5%<br />

Manufacture<br />

3,0%<br />

Kesehatan<br />

8,2%<br />

Keuangan dan Bank<br />

4,6%<br />

Agrobisnis (Perkebunan)<br />

2,7%<br />

Property<br />

2,5%<br />

Konstruksi<br />

1,0%<br />

Hiburan<br />

0,9%<br />

Restoran<br />

0,6%<br />

“Ke depannya, <strong>Internet</strong> sebagai enabler akan<br />

menyebabkan kecenderungan demand di<br />

sektor retail atau individu akan semakin lebih<br />

dahsyat lagi dibandingkan sekarang. Sementara<br />

peningkatan demand dari industri besar juga<br />

akan terjadi untuk peningkatan kualitas layanan<br />

pada para konsumen.”<br />

Advertising<br />

0,4%<br />

TNI/Police<br />

0,4%<br />

Pertambangan<br />

0,1%<br />

Hammam Riza, BPPT<br />

20<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Profesi dan Posisi dalam Pekerjaan<br />

Wiraswasta<br />

21,5%<br />

White Collar<br />

63,4%<br />

Blue Collar<br />

15,1%<br />

Blue Collar<br />

sumber: tribunnews.com<br />

Melebarnya akses <strong>Internet</strong> dan<br />

penggunanya membuat kalangan<br />

pekerja kasar (blue collar) pun<br />

semakin harus diper hitungkan<br />

juga sebagai pengguna <strong>Internet</strong>,<br />

meskipun dalam survei ini<br />

proporsi nya baru mencapai 15%.<br />

Kelompok blue collar yang juga<br />

merepresentasikan kelompok<br />

pekerja sektor informal ini lebih<br />

mengguna kan <strong>Internet</strong> untuk<br />

kebutuhan sosialisasi daripada<br />

langsung terkait pekerjaan<br />

sehari-hari.<br />

White Collar<br />

Dari sisi profesi dan posisi dalam pekerjaan, penggunaan <strong>Internet</strong><br />

sangat tinggi teru tama untuk kalangan pekerja manajerial (white<br />

collar) yang merepresentasikan pekerja sektor formal. Seperti tenaga<br />

profesional, tenaga kepemimpinan, ketatalaksanaan, tenaga tata<br />

usaha, dan sejenisnya.<br />

Kelompok ini secara intens mengakses <strong>Internet</strong> di dalam maupun<br />

di luar jam kerja untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan<br />

kebutuhan pekerjaan secara langsung, maupun juga yang secara tidak<br />

langsung memiliki hubungan dengan peningkatan mutu dan kualitas<br />

pengembang an diri serta profesi mereka.<br />

sumber: qipersons.blogspot.com<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

21


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Pengguna <strong>Internet</strong> dalam<br />

Keluarga Menurut Jenis Kelamin<br />

Lebih dari separuh anggota keluarga<br />

pengguna internet adalah juga pengguna<br />

internet. Meskipun lebih banyak dari<br />

pengguna lain di rumah responden<br />

adalah laki-laki, namun persentasenya<br />

tidaklah terlalu jauh melampaui proporsi<br />

responden perempuan.<br />

Hal ini sekali menguatkan bahwa<br />

berdasarkan gender, pengguna internet<br />

tidaklah terlalu berbeda antara laki-laki<br />

dan perempuan.<br />

Pengguna <strong>Internet</strong> dalam Keluarga<br />

Pengguna<br />

<strong>Internet</strong> dalam<br />

Keluarga<br />

56,8%<br />

Wanita<br />

47,3%<br />

Pengguna <strong>Internet</strong><br />

dalam Keluarga<br />

berdasar<br />

Jenis Kelamin<br />

Pria<br />

52,7%<br />

Pengguna <strong>Internet</strong><br />

dalam Keluarga Menurut<br />

Kelompok Usia<br />

66 - 70<br />

Tahun<br />

60 - 65<br />

Tahun<br />

55 - 59<br />

Tahun<br />

0,1% Pengguna <strong>Internet</strong> Dalam Keluarga<br />

Menurut Kelompok Usia<br />

1,3%<br />

2,3%<br />

50 - 54<br />

Tahun<br />

3,8%<br />

sumber foto: republika.co.id<br />

45 - 49<br />

Tahun<br />

6,8%<br />

Di dalam keluarga, sejumlah total 53,9%<br />

pengguna <strong>Internet</strong> didominasi kelompok<br />

usia muda dari kelompok usia 12 hingga<br />

29 tahun.<br />

Dengan pengguna internet memuncak<br />

pada usia 20 - 24 tahun, yang mencapai<br />

15,1% dari populasi.<br />

40 - 44<br />

Tahun<br />

35 - 39<br />

Tahun<br />

30 - 34<br />

Tahun<br />

25 - 29<br />

Tahun<br />

20 - 24<br />

Tahun<br />

16 - 19<br />

Tahun<br />

12 - 15<br />

Tahun<br />

11,4%<br />

8,4%<br />

9,3%<br />

10,3%<br />

13,5%<br />

15,1%<br />

13,9%<br />

8 -11<br />

Tahun<br />

2,9%<br />

4 - 7<br />

Tahun<br />

0,8%<br />

0 - 3<br />

Tahun<br />

0,2%<br />

22<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Peran Pengguna <strong>Internet</strong><br />

dalam Keluarga<br />

Peran Pengguna <strong>Internet</strong> dalam Keluarga<br />

sumber foto: aafstexas.org<br />

Suami<br />

26,5%<br />

Isteri<br />

25,7%<br />

Sendiri/ Mandiri<br />

0,9%<br />

Keberadaan <strong>Internet</strong> sudah menyusupi<br />

dan menginvasi keluarga-keluarga di<br />

<strong>Indonesia</strong>. Terutama anak-anak, yang<br />

bisa dibilang sudah sangat tergantung<br />

pada keberadaan <strong>Internet</strong>.<br />

Posisi pengguna <strong>Internet</strong> dalam keluarga<br />

sebagai anak dalam keluarga mencapai<br />

46%. Dengan kata lain <strong>Internet</strong> sudah<br />

menjadi salah satu bagian dari budaya<br />

hidup generasi muda di <strong>Indonesia</strong>,<br />

karena kehidupan dan aktivitas mereka<br />

yang tidak bisa lepas dari <strong>Internet</strong>.<br />

Sementara jumlah orang tua (ayah dan<br />

ibu) dalam keluarga yang menggunakan<br />

<strong>Internet</strong> tetap paling besar yaitu berkisar<br />

52%.<br />

Anak<br />

46,2%<br />

Jumlah Anggota Keluarga<br />

Adik Ipar<br />

0,1%<br />

Cucu<br />

0,6%<br />

Mertua<br />

0,1%<br />

Berikut ini grafik yang menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anggota<br />

keluarga pengguna <strong>Internet</strong> dalam keluarga adalah empat hingga lima<br />

orang anggota.<br />

1 orang<br />

1,6%<br />

2 orang<br />

7,1%<br />

3 orang<br />

22,1%<br />

4 orang<br />

34,7%<br />

5 orang<br />

20,5%<br />

sumber foto: calendow.org<br />

6 orang<br />

8,3%<br />

Jumlah anggota keluarga pengguna<br />

<strong>Internet</strong> paling banyak adalah empat<br />

orang (34,7%).<br />

7 orang<br />

8 orang<br />

2,4%<br />

2,2%<br />

Mean Score: 4.2<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

23


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Pengguna <strong>Internet</strong> Berdasarkan Jumlah<br />

Anggota Keluarga<br />

Hasil survei menunjukkan bahwa dalam keluarga, rata-rata pengguna internet dalam<br />

setiap keluarga adalah 2.4, artinya ada dua sampai tiga orang pengguna internet dalam<br />

setiap keluarga urban di <strong>Indonesia</strong>. Semakin banyak jumlah anggota keluarga dalam satu<br />

rumah ternyata tidak serta merta meningkatkan jumlah pemakai internet dalam keluarga<br />

tersebut. Untuk jumlah anggota keluarga 2 hingga 5 orang, lebih dari separuhnya adalah<br />

pengguna internet.<br />

Namun untuk jumlah anggota keluarga 6 orang ke atas, rata-rata pemakai internet dalam<br />

keluarga tersebut tidak mencapai separuh dari jumlah anggota keluarga.<br />

untuk internet retail rumahan di<br />

<strong>Indonesia</strong>, meski jumlah pengguna<br />

internet terus meningkat, namun<br />

kebutuhan pemakaian bersama<br />

secara rata-rata belum melebihi tiga<br />

orang anggota keluarga dalam setiap<br />

rumah.<br />

Pengguna <strong>Internet</strong> Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga<br />

Jumlah Anggota Keluarga yang Menggunakan <strong>Internet</strong><br />

1 2 3 4 5 6 7 8<br />

orang orang orang orang orang orang orang orang<br />

1<br />

orang<br />

100%<br />

2<br />

orang<br />

43,2%<br />

56,8%<br />

Jumlah Anggota Keluarga<br />

3<br />

orang<br />

4<br />

orang<br />

5<br />

orang<br />

6<br />

orang<br />

35,6%<br />

20,4%<br />

14,8%<br />

9,9%<br />

46,7%<br />

17,7%<br />

41,8%<br />

24,6% 13,3%<br />

27,3% 31,5% 19,5% 7,0%<br />

23,4% 25,5% 22,2% 14,3% 4,7%<br />

7<br />

orang<br />

2,9%<br />

29,7% 24,6% 15,9% 18,2% 8,8%<br />

8<br />

orang<br />

12,8% 19,7% 22,0% 15,8% 22,5%<br />

4,4% 2,9%<br />

24<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Pengeluaran Keluarga per bulan<br />

Yang dimaksud dengan pengeluaran keluarga per bulan adalah pengkategorian kelas<br />

ekonomi masyarakat berdasarkan seberapa banyak pengeluaran keluarga rata-rata per<br />

bulan untuk keperluan rutin sehari-hari seperti makan minum, transport, gaji pembantu,<br />

listrik dan telepon, dan sebagainya. Tidak termasuk dalam pengeluaran ini adalah<br />

pembelian barang mewah dan pembayaran cicilan kredit rumah, cicilan kendaraan, cicilan<br />

barang elektronik, atau yang termasuk dalam pembayaran cicilan lainnya.<br />

Michael Sungiardi<br />

sumber foto: vivanews.com<br />

Berdasarkan tingkat pengeluaran<br />

keluarga perbulan, survei ini<br />

menemukan bahwa saat ini proporsi<br />

kelas ekonomi pengguna <strong>Internet</strong><br />

hampir berdekatan. Artinya, jangkauan<br />

<strong>Internet</strong> boleh dibilang hampir tidak<br />

mengenal adanya segmentasi ber dasarkan<br />

kelas ekonomi.<br />

Jikalau ada, itu hanya persoalan pilihanpilihan<br />

akses yang ditawarkan sesuai<br />

dengan kemampuan membayar. Hal<br />

ini kian menunjukkan bahwa <strong>Internet</strong><br />

adalah suatu wilayah maya yang<br />

demokratis, tidak melihat dari mana<br />

latar belakang penggunanya berasal.<br />

Pengeluaran per bulan Keluarga Pengguna <strong>Internet</strong><br />

1 - 2 juta<br />

per bulan<br />

39,0%<br />

2 - 3 juta<br />

per bulan<br />

33,1%<br />

Lebih dari 3 juta<br />

per bulan<br />

28,0%<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

25


BAB 2<br />

ANALISA PENETRASI<br />

PENGGUNA INTERNET<br />

sumber foto: carakata.info


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Analisa Penetrasi Pengguna<br />

<strong>Internet</strong> Berdasarkan Wilayah<br />

Berdasarkan populasi, jumlah pengguna <strong>Internet</strong> terbanyak adalah di kota Jakarta<br />

sebanyak 3,5 juta, diikuti oleh Surabaya 955 ribu pengguna dan Bekasi 676 ribu<br />

pengguna.<br />

Sementara berdasarkan populasi untuk wilayah lain yang memiliki jumlah pengguna<br />

<strong>Internet</strong> terendah adalah Ternate dan Sorong. Hal ini terkait dengan infrastruktur<br />

serta ketersediaan jaringan <strong>Internet</strong> di sana yang masih belum banyak dan baik.<br />

Sejumlah pakar dan pengamat IT melalui wawancara mendalam mengemukakan<br />

beberapa faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan dalam bisnis jasa <strong>Internet</strong> di<br />

<strong>Indonesia</strong>. Faktor-faktor tersebut dapat dikerucutkan ke dalam tiga faktor, yaitu:<br />

sumber foto: guardian.co.uk<br />

Angka penetrasi pengguna <strong>Internet</strong><br />

di <strong>Indonesia</strong> di wilayah urban adalah<br />

26,08% atau sekitar 12 juta pengguna<br />

<strong>Internet</strong> urban dari total 48 juta<br />

populasi penduduk urban.<br />

1<br />

,<br />

2<br />

3<br />

Ekonomi (pertimbangan untuk memilih akses <strong>Internet</strong> yang murah dengan<br />

perangkat yang terjangkau)<br />

Teknologi (kecenderungan pada yang mudah digunakan atau user friendly)<br />

Kultural (budaya masyarakat <strong>Indonesia</strong> yang cenderung suka mengobrol<br />

atau “silaturahmi”)<br />

Ketiga faktor ini sekaligus terlihat pada gaya hidup pengguna <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong> yang<br />

gemar mengakses media sosial dengan menggunakan perangkat smartphone yang<br />

tidak terlalu rumit digunakan, harga perangkat dan biaya akses prabayar yang relatif<br />

terjangkau, sehingga mendukung budaya “silaturahmi”.<br />

Penetrasi Pengguna <strong>Internet</strong><br />

di Pulau Sumatera<br />

Populasi Total Kota Survey Urban<br />

Jumlah Pengguna <strong>Internet</strong> Kota Survey<br />

Penetrasi Pengguna <strong>Internet</strong><br />

Banda Aceh<br />

244.000 jiwa<br />

Medan<br />

2.294.000 jiwa<br />

Batam<br />

1.033.000 jiwa<br />

Pekan Baru<br />

982.000 jiwa<br />

88.000 jiwa<br />

36,1 %<br />

389.000 jiwa<br />

17,0 %<br />

263.000 jiwa<br />

25,4 %<br />

199.000 jiwa<br />

20,3 %<br />

Padang<br />

912.000 jiwa<br />

223.000 jiwa<br />

24,4 %<br />

Jambi<br />

582.000 jiwa<br />

153.000 jiwa<br />

26,3 %<br />

Palembang<br />

1.592.000 jiwa<br />

383.000 jiwa<br />

24,1 %<br />

Bengkulu<br />

338.000 jiwa<br />

Bandar Lampung<br />

965.000 jiwa<br />

88.000 jiwa<br />

26,1 %<br />

290.000 jiwa<br />

30,1 %<br />

28<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Penetrasi Pengguna <strong>Internet</strong><br />

di Pulau Jawa<br />

Populasi Total Kota Survey Urban<br />

Jumlah Pengguna <strong>Internet</strong> Kota Survey<br />

Penetrasi Pengguna <strong>Internet</strong><br />

DKI Jakarta<br />

9.583.000 jiwa<br />

3.538.000 jiwa<br />

Tangerang<br />

1.967.000 jiwa<br />

371.000 jiwa<br />

Cilegon<br />

410.000 jiwa<br />

67.000 jiwa<br />

Bandung<br />

2.620.000 jiwa<br />

579.000 jiwa<br />

Bogor<br />

1.040.000 jiwa<br />

273.000 jiwa 36,9 %<br />

18,9 %<br />

26,3 % Bekasi<br />

2.554.000 jiwa<br />

677.000 jiwa<br />

Surakarta<br />

546.000 jiwa<br />

90.000 jiwa 26,5 %<br />

16,4 % Depok<br />

1.902.000 jiwa<br />

502.000 jiwa<br />

Yogyakarta<br />

425.000 jiwa<br />

164.000 jiwa 26,4 %<br />

38,5 %<br />

Semarang<br />

1.702.000 jiwa<br />

398.000 jiwa<br />

Malang<br />

897.000 jiwa<br />

160.000 jiwa 23,4 %<br />

17,9 %<br />

Purwokerto<br />

249.000 jiwa<br />

49.000 jiwa<br />

Surabaya<br />

3.025.000 jiwa<br />

956.000 jiwa<br />

Sidoarjo<br />

2.124.000 jiwa<br />

293.000 jiwa<br />

Gresik<br />

1.288.000 jiwa<br />

151.000 jiwa<br />

Jember<br />

292.000 jiwa<br />

50.000 jiwa 19,8 %<br />

31,6 %<br />

17,1 %<br />

Penetrasi Pengguna <strong>Internet</strong><br />

di Pulau Bali dan Kalimantan<br />

Populasi Total Kota Survey Urban<br />

Jumlah Pengguna <strong>Internet</strong> Kota Survey<br />

Penetrasi Pengguna <strong>Internet</strong><br />

Samarinda<br />

Denpasar<br />

863.000 jiwa<br />

291.000 jiwa 33,7 %<br />

Kupang<br />

368.000 jiwa<br />

74.000 jiwa 20,2 %<br />

Pakangkaraya<br />

242.000 jiwa<br />

51.000 jiwa 21,3 %<br />

796.000 jiwa<br />

177.000 jiwa 22,3 %<br />

Balikpapan<br />

610.000 jiwa<br />

112.000 jiwa 18,4 %<br />

Mataram<br />

441.000 jiwa<br />

160.000 jiwa 36,4 %<br />

Pontianak<br />

607.000 jiwa<br />

101.000 jiwa 16,6 %<br />

Banjarmasin<br />

684.000 jiwa<br />

148.000 jiwa 21,7 %<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

29


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Penetrasi Pengguna <strong>Internet</strong><br />

di Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua<br />

Populasi Total Kota Survey Urban<br />

Jumlah Pengguna <strong>Internet</strong> Kota Survey<br />

Penetrasi Pengguna <strong>Internet</strong><br />

Gorontalo<br />

197.000 jiwa<br />

Manado<br />

449.000 jiwa<br />

Ternate<br />

203.000 jiwa<br />

46.000 jiwa<br />

23,4 %<br />

119.000 jiwa<br />

26,5 %<br />

36.000 jiwa<br />

17,9 %<br />

Sorong<br />

Palu<br />

368.000 jiwa<br />

96.000 jiwa<br />

26,1 %<br />

209.000 jiwa<br />

28.000 jiwa<br />

13,6 %<br />

Jayapura<br />

281.000 jiwa<br />

78.000 jiwa<br />

27,8 %<br />

Makasar<br />

1.464.000 jiwa<br />

Kendari<br />

317.000 jiwa<br />

Ambon<br />

362.000 jiwa<br />

472.000 jiwa<br />

32,3 %<br />

69.000 jiwa<br />

21,7 %<br />

73.000 jiwa<br />

20,2 %<br />

sumber foto: visiqueoptometrist.co.nz<br />

30<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


BAB 3<br />

SEGMENTASI<br />

PSIKOGRAFIS


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Segmentasi<br />

Analisa Psikografis Dan Segmentasi<br />

Dari analisa psikografis dalam survei ini terkuak dua sumbu perilaku pengguna<br />

internet.<br />

Yang pertama terkait dengan perilaku pemakaiannya. Apakah si pemakai cenderung<br />

bergerak atau mobile dalam memakai internet, atau cenderung menggunakan<br />

internet pada waktu dan tempat yang lebih teratur, atau bisa juga disebut fixed.<br />

Mobile<br />

v<br />

Fixed<br />

sumber foto: panjiwiyana.wordpress.com<br />

Segmentasi psikografis atau segmentasi<br />

perilaku adalah metode pengelompokan<br />

segmen pasar dengan dasar kebiasaan<br />

dan gaya hidup pelanggan.<br />

Metode ini digunakan untuk<br />

pengambilan keputusan strategis dalam<br />

pemasaran. Pengelompokan segmentasi<br />

psikografis kali ini digunakan untuk<br />

memahami sikap dan perilaku pengguna<br />

<strong>Internet</strong>, terkait dengan perilaku<br />

pemakaian <strong>Internet</strong>.<br />

• Ketika menunggu sesuatu,<br />

saya ingin mengisi waktu<br />

dengan mengakses internet.<br />

• Saya merasa tenang jika<br />

bisa mengakses internet<br />

setiap saat, kapanpun dan di<br />

manapun.<br />

• Saya merasa nyaman<br />

mengakses internet di<br />

tempat umum seperti di<br />

cafe, mall, taman, atau<br />

transportasi umum.<br />

• Saya senang menghabiskan<br />

waktu di perjalanan sambil<br />

mengakses internet.<br />

• Hidup saya tidak bisa<br />

terpisah dari internet.<br />

• Saya lebih memilih<br />

mengakses internet dengan<br />

komputer meja/desktop<br />

daripada perangkat kecil<br />

seperti smartphone atau<br />

tablet.<br />

• Saya lebih nyaman untuk<br />

mengakses internet di rumah.<br />

• Akses internet dengan kabel<br />

lebih terjamin daripada tanpa<br />

kabel.<br />

• Saya lebih suka mengakses<br />

internet di tempat yang<br />

sama, tidak berpindahpindah.<br />

• Saya menggunakan internet<br />

pada jam-jam tertentu.<br />

Dan yang kedua terkait dengan faktor anggaran atau pola belanja, apakah si pemakai<br />

cenderung pada pola bulanan dengan melakukan pasca bayar langganan setiap<br />

bulan (subscriber), ataukah pemakai termasuk tipe konsumen eceran yang lebih suka<br />

membayar apa yang langsung dipakai secara pra bayar (non-subscriber).<br />

Subscriber<br />

Non Subscriber<br />

• <strong>Internet</strong> adalah salah satu<br />

kebutuhan pokok saya seharihari.<br />

• Saya lebih memilih akses<br />

internet yang siap terkoneksi<br />

setiap saat.<br />

• Saya senang mengunggah atau<br />

mengunduh lagu atau video.<br />

• Berlangganan internet bulanan<br />

untuk sekaligus satu keluarga<br />

lebih ekonomis.<br />

• Saya mengalokasikan uang<br />

dengan jumlah tetap untuk<br />

biaya akses internet.<br />

• Saya lebih suka membayar<br />

biaya internet sejumlah waktu<br />

dan kuota yang saya gunakan<br />

saja daripada biaya bulanan.<br />

• Saya mengakses internet<br />

hanya seperlunya saja.<br />

• Saya memperhatikan kuota<br />

internet yang saya gunakan.<br />

• Mengakses internet di kantor<br />

atau kampus atau sekolah<br />

lebih ekonomis karena tidak<br />

perlu berlangganan.<br />

• Mengajukan aplikasi<br />

berlangganan internet itu<br />

merepotkan.<br />

sumber foto: thedrum.com<br />

32<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Dari kedua sumbu tersebut, profil segmentasi pengguna internet ini terbagi menjadi<br />

empat segmen kecenderungan, yaitu :<br />

Fixed Subscriber<br />

Pengguna yang cenderung menggunakan internet secara berlangganan<br />

dengan perangkat tetap (hanya bisa digunakan di satu tempat saja,<br />

semisal rumah tinggal).<br />

Mobile Subscriber<br />

Pengguna yang cenderung menggunakan internet secara berlangganan<br />

dengan perangkat yang mobile (menggunakan langganan pascabayar<br />

pada perangkat media akses bergerak, bisa dengan modem selular,<br />

bisa dengan smartphone).<br />

Fixed Non-Subscriber<br />

Pengguna yang cenderung menggunakan internet secara tidak<br />

berlanggan (tidak ada biaya tetap perbulan) dengan perangkat pada<br />

tempat tertentu yang tetap (semisal di warung internet atau warnet).<br />

Analisa psikografis ini menghasilkan<br />

empat segmen kecenderungan perilaku<br />

pengguna <strong>Internet</strong>. Keempat segmen<br />

ini sama sekali tidak bermaksud<br />

menunjukkan jumlah pengguna untuk<br />

masing-masing segmen berdasarkan<br />

perilaku mereka, namun bermaksud<br />

menunjukkan kecenderungan gaya hidup<br />

pengguna <strong>Internet</strong>.<br />

Bisa saja seorang pengguna internet<br />

sehari-hari membeli voucher eceran atau<br />

mobile non-subscriber, namun dalam<br />

kecenderungan perilakunya, cenderung<br />

pada pola yang menetap dan teratur<br />

pengeluarannya atau fixed subscriber.<br />

Mobile Non-Subscriber<br />

pengguna yang cenderung menggunakan internet secara tidak<br />

berlanggan (tidak ada biaya tetap perbulan) dengan perangkat yang<br />

mobile (semisal pengguna smartphone yang biasa membeli voucher<br />

internet prabayar, bisa mingguan, atau harian).<br />

Segmentasi dan Psikografis<br />

Pengguna <strong>Internet</strong> di <strong>Indonesia</strong><br />

Fixed<br />

Subscriber<br />

Mobile<br />

Subscriber<br />

27,4%<br />

ilustrasi foto: tvinx.com<br />

Mobile<br />

Non Subscriber<br />

9,7%<br />

40,9%<br />

Fixed<br />

Non Subscriber<br />

21,9%<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

33


BAB 4<br />

KEBIASAAN DAN<br />

PERILAKU PENGGUNA<br />

INTERNET


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Media Akses <strong>Internet</strong><br />

Perkembangan terknologi internet memungkinkan orang untuk mengakses <strong>Internet</strong><br />

dengan memanfaatkan berbagai macam pilihan media akses yang berbeda-beda.Saat ini<br />

berbagai variasi media akses banyak digunakan, dari yang melalui kabel telepon hingga<br />

kabel coaxial, dari jaringan seluler hingga WiMax.<br />

Kini akses internet dengan menggunakan jaringan seluler ternyata adalah yang paling<br />

banyak penggunanya. Maka tidak heran jika media akses melalui seluler ini adalah yang<br />

paling populer diketahui pengguna, diikuti kabel telepon dan akses wireless.<br />

Media Akses <strong>Internet</strong> Yang Diketahui<br />

Tantangan bagi penyelenggara<br />

jasa internet adalah untuk terus<br />

memberikan produk akses<br />

<strong>Internet</strong> mobile atau wireless<br />

yang harus semakin berkualitas,<br />

karena perkembangan internet<br />

di <strong>Indonesia</strong> kian menunjukkan<br />

kecenderungan ke arah tingginya<br />

penggunaan lewat perangkat<br />

mobile dan nirkabel.<br />

Seluler<br />

Phone<br />

Cable<br />

Wireless TV Cable Satellite<br />

96,9 85,0 49,0 11,4 3,4<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu jawaban<br />

sumber foto: techwireasia.com<br />

Perangkat untuk Mengakses <strong>Internet</strong><br />

Pada awalnya, <strong>Internet</strong> hanya bisa dinikmati secara fixed (di tempat yang diam) saja,<br />

misalnya perangkat komputer desktop. Namun, secara perlahan-lahan <strong>Internet</strong> hadir<br />

dalam bentuk yang lebih dinamis dan praktis. D mana internet bisa diakses lewat beragam<br />

perangkat yang bisa dibawa ke mana saja. Seperti melalui smartphone, laptop atau<br />

netbook ataupun perangkat komputer tablet.<br />

Perangkat untuk<br />

Mengakses <strong>Internet</strong><br />

* Pada survei ini, responden bisa<br />

memberikan lebih dari satu jawaban<br />

36<br />

Dari semua pengguna internet, 65% menggunakan internet lewat<br />

smartphone. Meningkatnya akses internet lewat smartphone ini<br />

didorong oleh semakin banyaknya perangkat dengan harga yang kian<br />

terjangkau di pasaran. Produsen memahami betul perilaku pengguna<br />

internet <strong>Indonesia</strong> yang gemar bersilaturahmi dengan jejaring sosial,<br />

bersama dengan layanan selular, gadget kini seringkali di-bundling<br />

dengan aplikasi jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter.<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

Smartphone<br />

Komputer Desktop<br />

Laptop/Netbook<br />

Tablet PC<br />

65,7<br />

52,0<br />

45,0<br />

1,9


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Perangkat untuk Mengakses <strong>Internet</strong> per Provinsi<br />

Smartphone<br />

Komputer<br />

Desktop<br />

Laptop/<br />

Netbook<br />

Tablet PC<br />

Pulau Sumatera<br />

Aceh<br />

37<br />

43<br />

70<br />

0<br />

Sumatera Utara<br />

61<br />

59<br />

45<br />

0<br />

Sumatera Barat<br />

48<br />

71<br />

90<br />

6<br />

Riau<br />

61<br />

61<br />

71<br />

3<br />

Jambi<br />

61<br />

32<br />

32<br />

3<br />

Sumatera Selatan<br />

56<br />

26<br />

54<br />

0<br />

Bengkulu<br />

52<br />

39<br />

81<br />

0<br />

Lampung<br />

48<br />

81<br />

26<br />

0<br />

Kepulauan Riau<br />

27<br />

50<br />

57<br />

0<br />

Smartphone<br />

Komputer<br />

Desktop<br />

Laptop/<br />

Netbook<br />

Tablet PC<br />

Pulau Jawa<br />

DKI Jakarta<br />

76<br />

57<br />

35<br />

4<br />

Jawa Barat<br />

84<br />

50<br />

35<br />

1<br />

Jawa Tengah<br />

54<br />

63<br />

49<br />

2<br />

DI Yogyakarta<br />

27<br />

63<br />

43<br />

0<br />

Jawa Timur<br />

59<br />

52<br />

45<br />

2<br />

Banten<br />

63<br />

45<br />

25<br />

0<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu jawaban<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

37


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Smartphone<br />

Komputer<br />

Desktop<br />

Laptop/<br />

Netbook<br />

Tablet PC<br />

Pulau Bali & Nusa Tenggara<br />

Bali<br />

80<br />

37<br />

60<br />

3<br />

Nusa Tenggara Barat<br />

77<br />

33<br />

67<br />

0<br />

Nusa Tenggara Timur<br />

93<br />

70<br />

77<br />

3<br />

Smartphone<br />

Komputer<br />

Desktop<br />

Laptop/<br />

Netbook<br />

Tablet PC<br />

Pulau Kalimantan<br />

Kalimantan Barat<br />

48<br />

71<br />

42<br />

6<br />

Kalimantan Tengah<br />

84<br />

71<br />

39<br />

3<br />

Kalimantan Selatan<br />

70<br />

50<br />

43<br />

0<br />

Kalimantan Timur<br />

79<br />

40<br />

65<br />

3<br />

Smartphone<br />

Komputer<br />

Desktop<br />

Laptop/<br />

Netbook<br />

Tablet PC<br />

Pulau Sulawesi<br />

Sulawesi Utara<br />

42<br />

23<br />

45<br />

0<br />

Sulawesi Tengah<br />

50<br />

23<br />

70<br />

0<br />

Sulawesi Selatan<br />

52<br />

39<br />

81<br />

4<br />

Sulawesi Tenggara<br />

33<br />

50<br />

40<br />

0<br />

Gorontalo<br />

47<br />

50<br />

57<br />

0<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu jawaban<br />

38<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Smartphone<br />

Komputer<br />

Desktop<br />

Laptop/<br />

Netbook<br />

Tablet PC<br />

Pulau Papua & Maluku<br />

Aceh Maluku<br />

37 57<br />

43 20<br />

70 97<br />

0<br />

Maluku Utara<br />

61 23<br />

87<br />

50<br />

3<br />

Sumatera Papua Barat Barat<br />

48 87<br />

71 27<br />

90 20<br />

60<br />

Papua<br />

57<br />

63<br />

57<br />

7<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu jawaban<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

39


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Lokasi Mengakses <strong>Internet</strong> Berdasarkan<br />

Perangkat yang Dimiliki<br />

Penggunaan internet erat kaitannya dengan kemudahan akses terhadap internet, yang<br />

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya media akses yang digunakan, ketersediaan<br />

jaringan, hingga kemampuan individunya atau pengetahuan individu mengenai berbagai<br />

opsi layanan internet mobile dan bagaimana cara mendapatkan aksesnya.<br />

Dari segi lokasi akses internet, terbanyak mengakses <strong>Internet</strong> dari<br />

rumah dengan menggunakan jaringan perangkat seperti smartphone,<br />

laptop/netbook, tablet PC. Selain itu juga banyak pengakses <strong>Internet</strong><br />

di tempat-tempat umum, kantor, sekolah, dan dikendaraan atau<br />

perjalanan.<br />

sumber foto: portibionline.com<br />

Lokasi Mengakses <strong>Internet</strong> Berdasarkan Perangkat yang Dimiliki<br />

Rumah<br />

50<br />

83<br />

92<br />

Area<br />

Publik<br />

14<br />

24<br />

24<br />

Kantor<br />

16<br />

16<br />

26<br />

Sekolah/<br />

Universitas<br />

6<br />

13<br />

13<br />

Di kendaraan/<br />

perjalanan<br />

Mall<br />

3<br />

11<br />

16<br />

9<br />

14<br />

10<br />

Cafe<br />

5<br />

8<br />

20<br />

Smartphone<br />

Warung<br />

<strong>Internet</strong><br />

2<br />

5<br />

Laptop/Netbook<br />

Restoran<br />

2<br />

Tablet PC<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu jawaban<br />

40<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Cara Berlangganan Membayar Pemakaian <strong>Internet</strong><br />

15,9%<br />

Potong pulsa<br />

15,4%<br />

Berlangganan<br />

tetap bulanan/<br />

ada tagihan yang<br />

dikirim<br />

Cara Berlangganan/<br />

Membayar<br />

Pemakaian <strong>Internet</strong><br />

39,0%<br />

Membeli paket<br />

bulanan<br />

5,1%<br />

Membeli paket<br />

mingguan<br />

6,3%<br />

10,9%<br />

Pergi ke warnet<br />

7,6%<br />

Membeli paket<br />

harian<br />

Tidak ada pengeluaran/<br />

gratis (misal di kantor/<br />

sekolah/kampus)<br />

sumber foto: likalikulakuku.wordpress.com<br />

Saat ini penyelenggara jasa internet<br />

menyediakan berbagai cara untuk<br />

berlangganan internet, seperti berlangganan<br />

bulanan, mingguan ataupun harian.<br />

Bahkan ada pula yang menawarkan paketpaket<br />

yang lebih bersahabat lagi dengan<br />

hanya menyediakan akses pada kontenkonten<br />

tertentu, sehingga biaya akses<br />

internet menjadi jauh lebih hemat.<br />

Lama Menjadi Pengguna <strong>Internet</strong><br />

WILAYAH<br />

Sumatera<br />

Jawa<br />

Kalimantan<br />

1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun<br />

11% 21% 16% 15%<br />

14% 25% 19% 10%<br />

21% 29% 18% 11%<br />

11%<br />

7%<br />

7%<br />

Lebih<br />

6 tahun<br />

26%<br />

26%<br />

13%<br />

Lama Menjadi<br />

Pengguna <strong>Internet</strong><br />

Para pengguna internet saat ini, umumnya<br />

mengenal internet dua tahun lalu (sekitar<br />

tahun 2010) namun banyak juga yang<br />

mengenal internet lebih dari enam tahun<br />

yang lalu (dibawah tahun 2006).<br />

Bali &<br />

Nusa Tenggara<br />

10%<br />

21%<br />

13%<br />

14%<br />

9%<br />

33%<br />

Sulawesi<br />

20%<br />

33%<br />

20%<br />

12%<br />

4%<br />

11%<br />

<strong>Indonesia</strong><br />

Timur<br />

2%<br />

21%<br />

10%<br />

18%<br />

17%<br />

32%<br />

TOTAL<br />

14% 25% 18% 11% 8% 24%<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

41


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Tujuan Mengakses <strong>Internet</strong><br />

Gunawan Wibisono<br />

Saat ini, pengguna internet di <strong>Indonesia</strong> masih belum serius memanfaatkan<br />

kekuatan teknologi untuk kegiatan produktif. <strong>Internet</strong> sebagian besar masih<br />

digunakan oleh masyarakat <strong>Indonesia</strong> lebih untuk sekadar jaringan sosial dunia<br />

maya, browsing, atau sekadar update berita terkini.<br />

Padahal pada kenyataannya, pengguna <strong>Internet</strong> yang cenderung konsumtif tersebut<br />

telah menyita spektrum jaringan internet yang begitu besar dengan jumlah kanal<br />

yang terbatas.<br />

Tujuan Mengakses <strong>Internet</strong><br />

sumber foto: ee.ui.ac.id<br />

Beberapa pengamat Teknologi Informasi<br />

menyatakan bahwa persentase penggunaan<br />

data akan berada di atas penggunaan<br />

suara. Bahkan satu hal yang akan sangat<br />

terlihat 10 tahun lagi adalah komunikasi<br />

melalui <strong>Internet</strong> dan juga pembuatan<br />

laman pri badi atau blogging akan sangat<br />

berbasis multimedia. Atau diperkaya<br />

komunikasi video dan suara secara<br />

langsung, karena bandwidth yang tersedia<br />

akan jauh menjadi sangat lebar dari masa<br />

kini.<br />

Video streaming akan melekat<br />

dengan komunikasi data, sehingga<br />

video call dan video blogging pun<br />

kian menjadi lumrah.<br />

Bahkan telah mulai ada indikasi<br />

bahwa media televisi digital<br />

akan menggantikan televisi<br />

konvensional, karena masyarakat<br />

lebih suka menonton Youtube dan<br />

bentuk-bentuk mutakhir dari video<br />

on demand lainnya.<br />

42<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Situs yang Paling Sering Diakses<br />

Setiap pengelola situs pasti menginginkan lamannya didatangi banyak pengunjung.<br />

Faktor yang menentukan banyak atau tidaknya pengunjung adalah konten atau isi situs<br />

tersebut. Survei ini menunjukkan, kebanyakan situs dengan pengunjung terbanyak<br />

adalah situs jaringan sosial, mesin pencari, portal, diikuti oleh situs berita.<br />

Situs yang Paling Sering Diakses<br />

21,4 18,7<br />

21,8<br />

0,7<br />

1,4<br />

1,7<br />

1,8<br />

Pointblank<br />

2,6<br />

3,4<br />

6,3<br />

11,4<br />

8,9<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

43


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Kepemilikan Blog<br />

Blog sebagai manifestasi individu lewat internet melalui publikasi online jurnal harian,<br />

atau bahkan kampanye ideologi tertentu, kini juga semakin banyak digunakan sebagai<br />

portal bagi pengguna internet untuk melakukan bisnis online.<br />

2,2% pengguna <strong>Internet</strong> atau sekitar 1,2 juta<br />

orang memiliki blog yang secara rutin di-update.<br />

sumber foto: kun.co.ro<br />

Perilaku Dalam Mengunduh<br />

File Berukuran Besar<br />

Kebutuhan informasi dan data melalui <strong>Internet</strong>, ditunjang ketersediaan informasi dan data<br />

dalam berbagai format, membuat para pengguna <strong>Internet</strong> mengunduh file berukuran<br />

besar ketika sedang melakukan browsing. Kebanyakan file yang diunduh bukan hanya<br />

berupa file untuk aplikasi perkantoran seperti PDF, DOC atau XLS. Namun juga multimedia<br />

seperti WAV, MP3, MP4, MOV, AVI dan sejenisnya.<br />

Lebih dari separuh (60%) pengguna internet atau sekitar 30 juta<br />

pengguna mengaku sering mengunduh file berukuran besar, baik yang<br />

memang sengaja dicari, ataupun tidak sengaja ditemukan.<br />

60%<br />

pengguna <strong>Internet</strong> mengunduh<br />

file berukuran besar<br />

Perilaku dalam Mengunduh File Berukuran Besar per Provinsi<br />

SUMATERA<br />

BALI &<br />

NUSTRA<br />

KALIMANTAN<br />

Aceh<br />

Sumatera Utara<br />

Sumatera Barat<br />

Riau<br />

Jambi<br />

Sumatera Selatan<br />

Bengkulu<br />

Lampung<br />

Kepulauan Riau<br />

Bali<br />

NT Barat<br />

NT Timur<br />

Kalimantan Barat<br />

Kalimantan Tengah<br />

Kalimantan Selatan<br />

Kalimantan Timur<br />

77%<br />

87%<br />

87%<br />

61%<br />

68%<br />

38%<br />

DKI Jakarta<br />

Jawa Barat<br />

Jawa Tengah<br />

DI Yogyakarta<br />

Jawa Timur<br />

Banten<br />

67%<br />

49%<br />

65%<br />

73%<br />

55%<br />

49%<br />

81%<br />

Sulawesi Utara<br />

74%<br />

45%<br />

Sulawesi Tengah<br />

67%<br />

57%<br />

Sulawesi Selatan<br />

63%<br />

67%<br />

Sulawesi Tenggara<br />

40%<br />

70%<br />

Gorontalo<br />

77%<br />

53%<br />

61%<br />

61%<br />

47%<br />

65%<br />

JAWA<br />

SULAWESI<br />

PAPUA &<br />

MALUKU<br />

Maluku<br />

Maluku Utara<br />

Papua Barat<br />

Papua<br />

37%<br />

77%<br />

73%<br />

47%<br />

44<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Pengeluaran <strong>Internet</strong><br />

Pengeluaran untuk <strong>Internet</strong> adalah keseluruhan pengeluaran pengguna <strong>Internet</strong> untuk<br />

memenuhi kebutuhan akses per bulan. Baik untuk jenis mobile maupun non mobile dari<br />

berbagai media akses yang digunakan. Media akses tersebut mencakup kabel telepon<br />

(digunakan di rumah), kabel TV, wireless, dan seluler untuk pembelian pulsa internet.<br />

Lebih dari Rp. 500.000<br />

Rp. 450.001 - Rp. 500.000<br />

Rp. 400.001 - Rp. 450.000<br />

Rp. 350.001 - Rp. 400.000<br />

Pengeluaran <strong>Internet</strong> per bulan<br />

0,7%<br />

0,9%<br />

0,4%<br />

0,9%<br />

Mayoritas biaya untuk<br />

mengakses <strong>Internet</strong> perbulan<br />

adalah paling di kisaran Rp.<br />

50.000 hingga Rp. 100.000.<br />

Rp. 300.001 - Rp. 350.000<br />

1,6%<br />

Rp. 250.001 - Rp. 300.000<br />

6,9%<br />

Rp. 200.001 - Rp. 250.000<br />

6,0%<br />

Rp. 150.001 - Rp. 200.000<br />

13,7%<br />

Rp. 100.001 - Rp. 150.000<br />

17,9%<br />

Rp.50.001 - Rp. 100.000<br />

28,4%<br />

Kurang dari Rp. 50.000<br />

21,8%<br />

Pengeluaran<br />

<strong>Internet</strong><br />

Berdasarkan<br />

Media Akses<br />

Lebih dari Rp. 500.000<br />

Rp. 450.001 - Rp. 500.000<br />

Rp. 400.001 - Rp. 450.000<br />

Seluler<br />

0,2 37 56<br />

0,56<br />

0,1 48 56<br />

Phone<br />

Cable<br />

0,6 43<br />

0,3<br />

071<br />

Wireless<br />

70 0<br />

0<br />

0,8 90<br />

TV Cable<br />

0<br />

0<br />

60<br />

Rp. 350.001 - Rp. 400.000<br />

056<br />

0,2<br />

0<br />

0<br />

Rp. 300.001 - Rp. 350.000<br />

Rp. 250.001 - Rp. 300.000<br />

0,1 61<br />

0,9 56<br />

0,3 32<br />

3,8<br />

0,6 32<br />

2,8<br />

30<br />

6,8<br />

sumber foto: hotels.com<br />

Rp. 200.001 - Rp. 250.000<br />

0,4 52<br />

3,8 39<br />

81 0<br />

0<br />

Rp. 150.001 - Rp. 200.000<br />

2,5<br />

22,8<br />

2,9<br />

0<br />

Rp. 100.001 - Rp. 150.000<br />

5,8 27<br />

11,0 50<br />

10,0 57<br />

6,8 0<br />

Rp. 50.001 - Rp. 100.000<br />

37,6<br />

20,8<br />

29,6<br />

59,1<br />

27<br />

Kurang dari Rp. 50.000 50,6<br />

22,3 50<br />

26,0 57<br />

6,2 0<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu jawaban<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

45


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

<strong>Internet</strong> Trouble Solution<br />

yang Paling Disukai<br />

Saat terjadi masalah teknis, hal yang paling sering dilakukan oleh pengguna <strong>Internet</strong> adalah<br />

menghubungi layanan customer support melalui telepon. Sehingga customer support yang<br />

baik mutlak diberikan oleh setiap penyelenggara jasa internet kepada para pelanggannya.<br />

Survei ini juga mengungkap, tidak selalu customer support tersebut menjadi solusi. Bisa jadi<br />

disebabkan rentang waktu yang dibutuhkan hingga masalah teratasi. Sebab itu sejumlah<br />

alternatif substitusi lain dipilih oleh pengguna <strong>Internet</strong> ketika menghadapi masalah.<br />

sumber foto: ehow.com<br />

<strong>Internet</strong> Trouble Solution Yang Paling Disukai<br />

Perilaku pengguna <strong>Internet</strong><br />

yang umumnya memiliki multi<br />

perangkat di satu sisi, serta<br />

tersedianya berbagai media<br />

akses di sisi lain seperti warnet,<br />

menjadikan pengguna <strong>Internet</strong><br />

mudah beralih ke perangkat<br />

dan media akses lain jika<br />

terjadi masalah pada media<br />

akses yang biasa digunakannya.<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu jawaban<br />

46<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


BAB 5<br />

PERTIMBANGAN<br />

DAN KEPUASAN<br />

DALAM MEMILIH<br />

PENYELENGGARA<br />

JASA INTERNET


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Faktor Penting dalam Penggunaan <strong>Internet</strong><br />

Seiring dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet, bertumbuh pula peluang bisnis<br />

penyelenggara jasa internet baik nasional maupun lokal.Berbagai penawaran paket secara<br />

agresif ditawarkan dengan mengusung pernyataan sebagai penyelenggara jasa terbaik.Ini<br />

terutama terjadi pada persaingan antar penyelenggara jasa internet selular.<br />

Dalam upaya untuk mengatasi ketidaknyamanan konsumen tersebut, penyelenggara<br />

jasa internet dituntut untuk mau tidak mau melakukan perbaikan, atau dengan kata lain<br />

investasi, guna mengembangkan kapasitas jaringannya. Namun hal ini di sisi lain kemudian<br />

menjadi dilema bagi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong>. Sebab, di satu sisi investasi yang<br />

dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan tersebut tinggi, di sisi yang lain tren Average<br />

Revenue per User atau ARPU konsumen nyatanya malah semakin menurun.<br />

Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> perlu memperhitungkan consideration<br />

factor atau faktor pertimbangan pengguna internet ketika memilih<br />

jasa <strong>Internet</strong> yang ingin dibeli. Penempatan strategi bisnis dan<br />

strategi investasi dengan memperhitungkan consideration factor<br />

ini akan menjadikan strategi investasi penyelenggara jasa internet<br />

diprioritaskan pada aspek-aspek yang prioritas dan lebih strategis.<br />

Wicaksono<br />

Pertumbuhan pengguna internet<br />

yang cukup pesat di <strong>Indonesia</strong> ini<br />

menjadi tantangan serius untuk para<br />

Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong>.<br />

Sebabnya, dengan pertumbuhan<br />

pengguna, kapasitas jaringan akan<br />

semakin padat. Tak pelak, banyak keluhan<br />

muncul dari para pengguna terkait<br />

masalah kualitas jaringan yang semakin<br />

buruk.<br />

Faktor Pertimbangan dalam Memilih Penyelenggara<br />

Jasa <strong>Internet</strong><br />

93,9<br />

Biaya akses internetnya murah/terjangkau<br />

79,7<br />

Koneksi tidak sering putus saat digunakan<br />

31,9<br />

Banyaknya orang yang menggunakan<br />

28,6<br />

Paket layanan yang ditawarkan<br />

18,6<br />

Harga Modem<br />

6,8<br />

Mudah pemasangan/instalasinya<br />

sumber foto: beritateknologi.com<br />

Pertumbuhan pengguna, biaya akses<br />

murah serta akses <strong>Internet</strong> cepat masih<br />

merupakan faktor pertimbangan yang<br />

terpentingbagipenggunadalammemilih<br />

sebuah Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong>.<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu alasan<br />

48<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Faktor Pertimbangan Utama dalam Memilih<br />

Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong><br />

Apakah harga menjadi pertimbangan utama para pengguna <strong>Internet</strong> dalam memilih<br />

Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong>? Ternyata mayoritas memilih bahwa kecepatan akses yang<br />

menjadi pilihan utama.<br />

Namun beberapa pengguna <strong>Internet</strong> mungkin lupa bahwa tidak mungkin harga bandwidth<br />

murah, karena pada dasarnya layanan pasti ada harganya dan tidak murah.<br />

sumber foto: nasyidmadany.wordpress.com<br />

Faktor Pertimbangan Utama dalam Memilih Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong><br />

31,6%<br />

Biaya/tarif murah<br />

39,9%<br />

Kecepatan<br />

aksesnya tinggi<br />

38,8%<br />

Jaringan luas<br />

12,7%<br />

Koneksinya stabil<br />

2,5%<br />

Ada gratisan/banyak<br />

memberikan bonus<br />

3,4%<br />

Banyak yang menggunakan<br />

4,5%<br />

Sudah lama menggunakan<br />

provider tersebut<br />

6,8%<br />

Aksesnya mudah<br />

5,7%<br />

Loadingnya cepat<br />

5,6%<br />

Pelayanannya<br />

memuaskan<br />

4,8%<br />

Sinyalnya kuat<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

49


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Alasan Tetap Mempertahankan<br />

Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> yang<br />

Saat Ini Digunakan<br />

<strong>Internet</strong> sudah menjadi bagian penting<br />

masyarakat saat ini. Survei menunjukkan,<br />

internet yang memiliki koneksi akses yang<br />

cepat itulah yang akan dipertahankan<br />

pemakaiannya.<br />

100<br />

Alasan Mengganti<br />

Penyelenggara Jasa<br />

<strong>Internet</strong><br />

Masalah biaya yang mahal dan koneksi sering<br />

putus yang menjadi faktor pertimbangan<br />

pengguna internet terhadap penyelenggara<br />

jasa internet yang digunakannya.<br />

Akses/koneksinya<br />

cepat<br />

Biaya/tarif murah<br />

Jaringan luas<br />

49,1<br />

43,9<br />

26,8<br />

50<br />

40<br />

30<br />

38,8<br />

36,8<br />

35,4<br />

Koneksi sering terputus<br />

Loadingnya lama/aksesnya<br />

lambat<br />

Biayanya mahal<br />

20<br />

Koneksinya stabil<br />

12,7<br />

10<br />

Aksesnya mudah<br />

Loadingnya cepat<br />

Pelayanannya memuaskan<br />

Sinyalnya kuat<br />

Sudah lama menggunakan<br />

provider ini<br />

Banyak yang menggunakan<br />

6,8<br />

5,7<br />

5,6<br />

4,8<br />

4,5<br />

3,4<br />

8,2<br />

5,9<br />

3,0<br />

Tidak bisa dipindah-pindah/<br />

tidak praktis<br />

Jaringannya kurang luas<br />

Tidak unlimited<br />

Ada gratisan/banyak<br />

memberikan bonnus<br />

2,5<br />

2,4<br />

1,8<br />

Biayanya tidak tentu<br />

Customer Service<br />

kurang memuaskan<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu alasan<br />

50<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


BAB 6<br />

PERILAKU<br />

PENGGUNA INTERNET<br />

BERBELANJA ONLINE


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Perilaku Pengguna <strong>Internet</strong><br />

Berbelanja Online<br />

Online shopping atau aktivitas berbelanja online kian menjadi gaya hidup baru bagi<br />

pengguna <strong>Internet</strong>. Komunikasi terbuka yang sejajar, datar, dan luas telah membuka<br />

kemungkinan tidak terbatas bagi komunikasi antar pengguna <strong>Internet</strong>, yang pada<br />

akhirnya juga membuka peluang bagi terjadinya transaksi menjual atau membeli.<br />

Berbelanja online ini secara umum memiliki tiga channel atau saluran utama. Pertama,<br />

toko online yang menawarkan berbagai macam barang dengan berbagai cara<br />

pembayaran. Kedua, platform bertemunya banyak penjual (many seller) dan pembeli,<br />

sekaligus menjadi forum bagi keduanya. Platform seperti ini biasanya menyediakan<br />

berbagai kategori pencarian atau penawaran aneka barang sehingga memudahkan<br />

bagi pembeli atau penjual untuk menawarkan jualannya atau mencari keperluannya.<br />

Ketiga, jaringan sosial yang dimanfaatkan untuk memajang barang dagangan, dan<br />

pembeli cukup mengirimkan pesan.<br />

Saat ini dapat dikatakan tidak ada batasan atau regulasi yang berarti bagi kegiatan<br />

jual beli melalui <strong>Internet</strong>, bahkan pembelian dan penjualan lintas negara pun<br />

dimungkinkan. Aturan main atau regulasi ditentukan oleh masing-masing toko online.<br />

Atau jika melalui kedua channel yang lain, maka regulasinya adalah cukup adanya<br />

saling percaya dari masing-masing pihak.<br />

Perilaku Mencari Informasi Sebelum Belanja Online<br />

Kegiatan mencari informasi merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh<br />

pengguna internet secara umum. Dan ketika berencana melakukan belanja online,<br />

survei ini menunjukkan, 46,7% diantaranya akan mencari informasi terlebih dahulu<br />

tentang barang atau layanan yang akan dibeli. Mulai spesifikasi barang, berbagai<br />

model dan pilihan yang ada, hingga harga yang ditawarkan.<br />

Perilaku Mencari Informasi<br />

Sebelum Belanja Online<br />

46,7%<br />

Pengalaman Dalam Berbelanja Online<br />

Tidak semua pencarian informasi itu berujung pada transaksi. Ada yang hanya mencari<br />

informasi atau referensi selengkap-lengkapnya mengenai suatu produk atau layanan<br />

hingga akhirnya melakukan transaksi pembelian tatap muka secara konvensional.<br />

Survei terhadap pengguna internet ini menunjukkan, 22,8% responden mengaku<br />

pernah membeli suatu produk atau layanan di internet dalam 3 bulan terakhir.<br />

Proporsi Pengguna <strong>Internet</strong> yang<br />

Memiliki Pengalaman<br />

Berbelanja Online<br />

22,8%<br />

52<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Proporsi Pengguna <strong>Internet</strong> yang Memiliki Pengalaman Berbelanja Online<br />

Nangroe Aceh<br />

Darusalam<br />

10%<br />

Sumatera<br />

Utara<br />

23%<br />

Riau<br />

32%<br />

Jambi<br />

29%<br />

Sumatera<br />

Selatan<br />

12%<br />

Kalimantan<br />

Barat<br />

39%<br />

Kalimantan<br />

Tengah<br />

23%<br />

Kalimantan<br />

Timur<br />

18%<br />

Kalimantan<br />

Selatan<br />

53%<br />

Sulawesi<br />

Tengah<br />

53%<br />

Gorontalo<br />

53%<br />

Sulawesi<br />

Utara<br />

53%<br />

Maluku<br />

Utara<br />

17%<br />

Papua<br />

Barat<br />

17%<br />

Sumatera<br />

Barat<br />

35%<br />

Bengkulu<br />

29%<br />

Lampung<br />

23%<br />

Banten<br />

10%<br />

DKI Jakarta<br />

Jawa<br />

Tengah<br />

79%<br />

Jawa Barat<br />

Sulawesi<br />

Selatan<br />

DI Yogyakarta<br />

23% 26% 33%<br />

53%<br />

Bali<br />

20%<br />

Jawa Timur<br />

17%<br />

NTB<br />

Sulawesi<br />

Tenggara<br />

53%<br />

NTT<br />

17% 47%<br />

Maluku<br />

3%<br />

Papua<br />

30%<br />

sumber foto: http://office.microsoft.com<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

53


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Alasan Tidak Melakukan Belanja Online<br />

Kegiatan berbelanja dengan mendatangi pembeli dan melakukan transaksi tatap muka<br />

secara konvensional masih menjadi pilihan utama pengguna <strong>Internet</strong>. Meski jarak<br />

dan waktu sesungguhnya menjadi relatif dalam komunikasi <strong>Internet</strong>. Kekhawatiran<br />

terjadinya penipuan tidak hanya terjadi di dunia nyata tatap muka, dalam dunia<br />

komunikasi internet, kekhawatiran penipuan merupakan hambatan utama pengguna<br />

<strong>Internet</strong> untuk percaya transaksi online.<br />

Faktor penghambat kedua, ibarat membeli kucing dalam karung, bagi sebagian<br />

pengguna <strong>Internet</strong>, menyentuh atau melihat barang yang akan dibeli adalah hal yang<br />

mutlak. Hal ini tak bisa dielakkan dalam kegiatan belanja online yang hanya bisa<br />

memberikan deskripsi barang lewat detil spesifikasi atau foto produk.<br />

Alasan Tidak Melakukan Belanja Online<br />

5,2%<br />

Tidak praktis<br />

6,0%<br />

Tidak tahu<br />

caranya<br />

9,3%<br />

Kualitas belum<br />

terjamin<br />

4,0%<br />

Barang tak sama<br />

dengan gambar<br />

4,7%<br />

Barang tak<br />

sesuai<br />

21,5%<br />

Tidak<br />

berminat<br />

4,1%<br />

Tak sesuai<br />

keinginan<br />

21,5%<br />

Harganya mahal<br />

2,4%<br />

Prosesnya lama<br />

34,6%<br />

Takut ditipu<br />

21,5%<br />

Tidak bisa dilihat<br />

langsung barangnya<br />

sumber foto: http://office.microsoft.com<br />

54<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Produk yang Dibeli Dari Belanja Online<br />

Segmentasi produk komoditi belanja online ternyata tidak berbeda jauh dengan pola<br />

segmentasi pada kegiatan belanja konvensional. Aksesoris seperti pakaian atau tas<br />

adalah barang yang paling sering dibeli oleh perempuan pengguna <strong>Internet</strong>. Sementara<br />

laki-laki paling banyak membeli produk elektronik seperti handphone, komputer atau<br />

laptop.<br />

Pakaian<br />

Handphone<br />

Tiket perjalanan/<br />

pertunjukan<br />

Komputer/<br />

laptop/aksesoris<br />

Tas<br />

Buku<br />

Peralatan<br />

elektronik<br />

Sepatu<br />

Kosmetik<br />

Booking/<br />

Reservasi Hotel<br />

Mainan anak<br />

77,1<br />

Wanita<br />

2,1<br />

8,7<br />

3,8<br />

11,1<br />

5,2<br />

2,2<br />

5,0<br />

0,3<br />

0,8<br />

4,8<br />

Pria<br />

39,1<br />

17,8<br />

16,9<br />

16,1<br />

1,4<br />

11,0<br />

9,0<br />

8,8<br />

0,3<br />

4,7<br />

4,6<br />

sumber foto: http://office.microsoft.com<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

55


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Jenis Situs yang Digunakan untuk Belanja Online<br />

Dari ketiga jenis channel belanja online, platform atau forum jual beli (many seller)<br />

merupakan channel yang paling sering digunakan terutama bagi pengguna <strong>Internet</strong> lakilaki<br />

untuk belanja online. Sementara pengguna internet perempuan lebih cenderung<br />

memilih situs jejaring sosial.<br />

Jenis Situs yang Digunakan Belanja Online<br />

Forum jual beli<br />

(many seller)<br />

Social Network<br />

Toko Online<br />

(single seller)<br />

Mailing List<br />

Blog<br />

Messenger Group<br />

Wanita<br />

28,6<br />

50,6<br />

39,1<br />

0,8<br />

0,0<br />

0,4<br />

0,0<br />

1.0<br />

0,7<br />

Pria<br />

24,5<br />

28,7<br />

61,1<br />

sumber foto: http://office.microsoft.com<br />

Jumlah Transaksi Belanja Online<br />

dalam Tiga Bulan Terakhir<br />

Total belanja para pengguna internet dalam tiga bulan terakhir hingga saat survei adalah<br />

di atas 500 ratus ribu rupiah, menunjukkan besarnya potensi pada pasar lewat online ini.<br />

Jumlah Transaksi Belanja Online<br />

dalam Tiga Bulan Terakhir<br />

Diatas Rp. 500.000<br />

Rp. 400.001 - Rp. 500.000<br />

10,8<br />

29,2<br />

Rp. 300.001 - Rp. 400.000<br />

Rp. 200.001 - Rp. 300.000<br />

5,5<br />

15,8<br />

Rp. 100.001 - Rp. 200.000<br />

Rp. 20.000 - Rp. 100.000<br />

12,1<br />

26,6<br />

56<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Pengalaman Berjualan Online<br />

Pengalaman sebagai Penjual Toko Online<br />

Menjual produk melalui pasar online saat ini sudah menjadi salah satu terobosan bisnis<br />

atau wirausaha berbasis rumahan yang peluang keuntungannya cukup menjanjikan.<br />

Tanpa repot memikirkan tempat menjual, sewa toko, dan sebagainya, penjual online<br />

dapat menawarkan produknya baik melalui situs platform forum jual beli, ataupun cukup<br />

dengan membuka akun di situs jejaring sosial.<br />

Meski demikian, baru 10.1% saja pengguna <strong>Internet</strong> yang pernah berpengalaman atau<br />

masih memanfaatkan <strong>Internet</strong> untuk menawarkan produk atau barang dijual.<br />

Proporsi Pengguna <strong>Internet</strong> yang<br />

Memiliki Pengalaman<br />

Berjualan Online<br />

10,1%<br />

Pengalaman sebagai Penjual di Toko Online per Provinsi<br />

Nangroe Aceh<br />

Darusalam<br />

3%<br />

Sumatera<br />

Utara<br />

8%<br />

Riau<br />

17%<br />

Jambi<br />

6%<br />

Sumatera<br />

Selatan<br />

0%<br />

Kalimantan<br />

Barat<br />

3%<br />

Kalimantan<br />

Tengah<br />

3%<br />

Kalimantan<br />

Timur<br />

5%<br />

Kalimantan<br />

Selatan<br />

10%<br />

Sulawesi<br />

Tengah<br />

7%<br />

Gorontalo<br />

0%<br />

Sulawesi<br />

Utara<br />

0%<br />

Maluku<br />

Utara<br />

3%<br />

Papua<br />

Barat<br />

0%<br />

Sumatera<br />

Barat<br />

6%<br />

Bengkulu<br />

3%<br />

Lampung<br />

10%<br />

Banten<br />

4%<br />

DKI Jakarta<br />

Jawa<br />

Tengah<br />

16%<br />

Jawa Barat<br />

Sulawesi<br />

Selatan<br />

DI Yogyakarta<br />

11% 17% 23%<br />

13%<br />

Bali<br />

3%<br />

Jawa Timur<br />

7%<br />

NTB<br />

Sulawesi<br />

Tenggara<br />

0%<br />

NTT<br />

17% 13%<br />

Maluku<br />

0%<br />

Papua<br />

10%<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

57


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Hambatan dan Alasan Tidak Jadi<br />

Penjual di Toko Online<br />

Alasan pengguna internet tidak atau belum mau mencoba menjual barang secara online<br />

adalah karena tidak memiliki produk atau komoditi untuktv dijual.<br />

sumber foto: money.cnn.com<br />

Hambatan/alasan Tidak Jadi Penjual di Toko Online<br />

44,8<br />

Wanita<br />

21,7<br />

16,4<br />

Tidak ada barang<br />

yang ingin dijual<br />

Belum ada minat<br />

Belum tahu caranya<br />

Pria<br />

20,9<br />

17,0<br />

43,8<br />

5,9<br />

3,3<br />

3,1<br />

3,6<br />

3,5<br />

2,7<br />

2,1<br />

3,0<br />

Bukan pebisnis<br />

Ribet<br />

Takut ada penipuan<br />

Belum membutuhkan<br />

Tidak ada modalnya<br />

Belum sempat/<br />

belum ada waktu<br />

Lebih nyaman menjual<br />

barang secara langsung<br />

Belum tentu laku/<br />

takut rugi<br />

5,5<br />

5,2<br />

3,6<br />

2,7<br />

2,5<br />

1,9<br />

2,4<br />

1,3<br />

58<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Produk Toko Online<br />

Bagi yang sudah pernah jual barang diinternet, pakaian adalah komoditi yang paling sering<br />

dijual oleh perempuan. Sementara barang elektronik seperti handphone serta kendaraan<br />

adalah yang paling banyak di jual oleh laki-laki.<br />

Produk yang Toko Online Berdasarkan Jenis Kelamin Penjual<br />

Pakaian<br />

37,2<br />

Wanita<br />

Pria<br />

20,7<br />

Handphone<br />

7,7<br />

19,2<br />

Motor<br />

Mobil<br />

Alat Komputer<br />

3,6<br />

4,0<br />

0<br />

6,1<br />

4,4<br />

8,6<br />

Makanan<br />

8,7<br />

4,1<br />

Sepeda<br />

Otomotif<br />

Aksesoris<br />

Alat Musik<br />

Sepatu<br />

1,5<br />

0<br />

4,6<br />

2,3<br />

3,3<br />

4,0<br />

3,7<br />

3,4<br />

3,3<br />

2,9<br />

Tas<br />

10,7<br />

1,3<br />

Kosmetik<br />

4,7<br />

1,0<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

59


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Jenis Situs untuk Berjualan Online<br />

Forum jual beli (many seller) serta situs jejaring sosial merupakan channel yang paling<br />

sering di gunakan untuk melakukan penjualan online, mengingat penjual tidak perlu<br />

mengeluarkan modal besar untuk membuat situs sendiri.<br />

Jenis website yang digunakan<br />

sebagai channel untuk jualan online<br />

Forum jual beli<br />

(many seller)<br />

Jejaring Sosial<br />

Toko Online<br />

(single seller)<br />

Mailing List<br />

Blog<br />

Messenger Group<br />

78,1<br />

Wanita<br />

15,2<br />

13,6<br />

0<br />

1,3<br />

0<br />

7,1<br />

5,6<br />

3,9<br />

4,5<br />

Pria<br />

54,1<br />

51,4<br />

Situs yang Digunakan untuk Jualan Online<br />

Facebook adalah situs jejaring sosial yang paling banyak digunakan oleh perempuan<br />

pengguna internet ketika mereka berjualan secara online. Sementara kaum laki-laki<br />

pengguna internet lebih cenderung memilih situs platform penjual dan pembeli sekaligus<br />

forum seperti tokobagus.com dan kaskus.co.id.<br />

Situs Jualan Online<br />

Facebook<br />

Tokobagus<br />

64,5<br />

Wanita<br />

10,0<br />

Pria<br />

26,1<br />

46,7<br />

Kaskus<br />

Twitter<br />

Berniaga<br />

Butikrena<br />

Ebay.com<br />

0,9<br />

2,0 3,9<br />

0 3,5<br />

2,4 0<br />

0 1,6<br />

30,7<br />

Otosia.com<br />

Batikanvia.com<br />

Messaging<br />

1,8<br />

0<br />

2,8<br />

1,5<br />

0<br />

0<br />

60<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Perilaku <strong>Internet</strong> Banking<br />

Nama Bank Penerbit Alat Pembayaran<br />

Elektronik yang Dimiliki<br />

11,3%<br />

17,3%<br />

Bank Penerbit Alat<br />

Pembayaran Elektronik<br />

BCA dan Bank Mandiri merupakan<br />

bank yang paling banyak digunakan<br />

oleh pengguna internet untuk kegiatan<br />

transaksi eletroniknya.<br />

4,3%<br />

2,5%<br />

0,8%<br />

0,8%<br />

0,6%<br />

0,5%<br />

0,4%<br />

Jenis Transaksi yang Sering<br />

Dilakukan Melalui <strong>Internet</strong><br />

Banking<br />

Transaksi online yang biasa dilakukan<br />

pengguna internet yang memiliki internet<br />

banking oleh adalah cek informasi saldo<br />

dan transfer dana baik mutasi atau antar<br />

bank.<br />

Transaksi yang Sering Dilakukan Melalui <strong>Internet</strong> Banking<br />

Informasi<br />

saldo<br />

Transfer<br />

dana<br />

Pembayaran<br />

tagihan rutin<br />

Pembelian<br />

(misal/tiket/<br />

saham/pulsa)<br />

Mengecek<br />

histori<br />

transaksi<br />

Mengecek<br />

status<br />

transaksi<br />

Sumatera<br />

74<br />

57<br />

40<br />

39<br />

38<br />

21<br />

Jawa<br />

72<br />

48<br />

42<br />

38<br />

15<br />

8<br />

Kalimantan<br />

79<br />

54<br />

51<br />

38<br />

36<br />

25<br />

Nusatenggara<br />

95 0<br />

64<br />

64<br />

95<br />

0<br />

0<br />

Sulawesi<br />

91<br />

64<br />

29<br />

15<br />

46<br />

35<br />

<strong>Indonesia</strong> Timur<br />

72<br />

95<br />

0<br />

28<br />

43<br />

43<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu jawaban<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

61


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Perangkat untuk <strong>Internet</strong> Banking<br />

Sementara media yang sering digunakan untuk akses <strong>Internet</strong> Banking adalah PC/Laptop.<br />

Hal ini menyangkut kenyamanan visualisasi pengguna dalam melakukan transaksi online<br />

yang menyangkut dengan detil akurasi angka, sekaligus rasa aman.<br />

Sejumlah pakar di bidang teknologi informasi mengemukakan bahwa<br />

pada trend bisnis masa depan, akan semakin banyak orang yang<br />

melakukan bisnis jual beli melalui <strong>Internet</strong>. Platform atau forum jual<br />

beli online seperti Kaskus, Tokobagus, Bekas.com, dan lain-lain, akan<br />

menjadi semakin marak. Ini akan menjadi salah satu ciri khas utama<br />

<strong>Internet</strong> yang flat. Yaitu semakin menguatnya industri rumahan atau kecil<br />

pada kelas menengah yang cukup berpendidikan dan melek internet,<br />

yang berpotensi mengurangi dominasi industri atau perdagangan besar<br />

mainstream.<br />

Perangkat untuk <strong>Internet</strong> Banking<br />

Komputer/<br />

Laptop<br />

Handphone<br />

Sumatera<br />

Jawa<br />

Kalimantan<br />

Nusatenggara<br />

Sulawesi<br />

<strong>Indonesia</strong> Timur<br />

71,3 %<br />

65,1 %<br />

55,5 %<br />

63,9 %<br />

74,0 %<br />

56,7 %<br />

57,1 %<br />

63,3 %<br />

57,4 %<br />

100 %<br />

43,1 %<br />

100 %<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu jawaban<br />

62<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


BAB 7<br />

MEDIA INFORMASI<br />

YANG DIGUNAKAN


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Media Informasi yang Sering Digunakan<br />

Era media cetak, yang diawali penemuan mesin cetak pada abad ke-19, telah digusur oleh<br />

media televisi. Televisi mendominasi abad ke-20, terutama sejak tahun limapuluhan.<br />

Tampaknya saat ini peran media televisi sebagai media utama mengakses berita masih<br />

dominan selama enam dekade.<br />

Namun, bisa jadi di masa depan, orang akan semakin tergantung pada<br />

berita online, karena saat ini <strong>Internet</strong> sebagai sumber informasi telah<br />

menjadi kebutuhan untuk mendapatkan informasi berita setidaknya bagi<br />

80% pengguna <strong>Internet</strong>.<br />

sumber foto: pelauts.com<br />

sumber foto: mediaindependen.com sumber foto: tehsusu.com sumber foto: musikkamu.com<br />

Media Informasi yang Sering Digunakan<br />

Televisi<br />

88,0<br />

<strong>Internet</strong><br />

80,0<br />

Surat Kabar<br />

52,2<br />

Radio<br />

29,0<br />

Majalah<br />

28,6<br />

Tabloid<br />

22,2<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu jawaban<br />

64<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Sumber Informasi Tentang Penyelenggara<br />

Jasa <strong>Internet</strong> yang Saat Ini Digunakan<br />

Meski televisi, internet, dan media cetak adalah media yang paling sering diakses untuk<br />

memperoleh informasi, namun sumber informasi mengenai Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong><br />

adalah dari orang terdekat misalnya dari teman, tetangga, atau keluarga.<br />

Word of mouth, testimoni, atau kesaksian dari<br />

lingkungan orang terdekat adalah sumber informasi<br />

paling diandalkan bagi pengguna <strong>Internet</strong> untuk<br />

memilih Penyelneggara Jasa <strong>Internet</strong>.<br />

Sumber Informasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong><br />

Teman/<br />

Tetangga/<br />

Keluarga<br />

79,6<br />

Iklan di TV<br />

46,2<br />

Brosur<br />

21,2<br />

<strong>Internet</strong>/<br />

website<br />

14,5<br />

Iklan di Koran<br />

Petugas/<br />

staf provider<br />

<strong>Internet</strong><br />

Iklan di<br />

majalah<br />

Iklan di<br />

billboard<br />

11,1<br />

10,3<br />

5,9<br />

2,9<br />

* Pada survei ini, responden bisa memberikan lebih dari satu jawaban<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

65


BAB 8<br />

POTENSI DAERAH<br />

DAN TANTANGAN BAGI<br />

PENYELENGGARA<br />

JASA INTERNET


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Potensi Daerah dan Tantangan<br />

bagi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong><br />

Tantangan yang dihadapi oleh industri penyelenggara jasa <strong>Internet</strong> adalah persaingan<br />

antar penyelenggara, baik sejenis maupun antar media akses, sehingga harga harus<br />

ditekan semurah mungkin, dan di sisi lain terpaksa menekan margin keuntungan.<br />

Belum lagi kondisi churning rate yang cukup tinggi dari para pengguna <strong>Internet</strong> untuk<br />

berpindah-pindah jenis layanan. Maka tantangan bagi penyelenggara jasa <strong>Internet</strong><br />

adalah diferensiasi dan adanya additional value kepada konsumen, seperti penyediaan<br />

konten tertentu tambahan, hiburan, dan sebagainya. Penyelenggara jasa <strong>Internet</strong><br />

juga bisa menyasar pada usaha penyedia komunikasi untuk di tempat-tempat hunian<br />

publik seperti hotel atau apartement yang lebih menguntungkan (hasil wawancara<br />

dengan Onno W. Purbo). Selain itu trend masa depan untuk melakukan pekerjaan<br />

secara remote office atau bekerja secara flexy time dengan tidak harus berada di<br />

tempat kerja bisa juga dilihat sebagai peluang.<br />

Kemungkinan Bekerja Jarak Jauh<br />

Alternatif bekerja dari jarak jauh atau remote office sudah menjadi isu kian marak<br />

dibahas di kota-kota besar seperti Jakarta. Tingginya tingkat konsumsi waktu di<br />

jalan akibat kemacetan lalu lintas perkotaan, ditambah konsumsi bahan bakar yang<br />

meningkat seiring kampanye untuk tidak menggunakan BBM bersubsidi membuat<br />

banyak kaum pekerja mulai menoleh pada alternatif bekerja jarak jauh atau<br />

menerapkan cara bekerja flexy time yang prakteknya kadang tidak berbeda jauh<br />

dengan konsep remote office.<br />

Lokasi Aktivitas Pengguna <strong>Internet</strong><br />

Pengguna <strong>Internet</strong> dalam survei ini lebih banyak menghabiskan waktu di lokasi<br />

pekerjaannya seperti kantor, sekolah, atau kampus daripada berada di luar.<br />

sumber foto: beritasatu.com<br />

sumber foto: hukumonline.com<br />

Lokasi Aktivitas Pengguna <strong>Internet</strong><br />

34,6%<br />

65,4%<br />

Berada di luar kantor/ sekolah/ kampus<br />

Berada di kantor/ sekolah/ kampus<br />

68<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Lokasi Aktivitas<br />

Berada di luar kantor/ sekolah/ kampus<br />

Berada di kantor/ sekolah/ kampus<br />

69,9 %<br />

30,1 %<br />

Sulawesi<br />

67,6 %<br />

32,4 %<br />

Kalimantan<br />

Sumatera<br />

63,6 %<br />

36,4 %<br />

Jawa<br />

Nustra<br />

<strong>Indonesia</strong> Timur<br />

64,7 %<br />

32,3 %<br />

71,5 %<br />

35,3 %<br />

32,3 %<br />

28,5 %<br />

Kemungkinan Bekerja<br />

Jarak Jauh<br />

Meski lebih banyak berada di kantor,<br />

sekolah, atau kampus, lebih dari separuh<br />

(65,7%) responden menyata kan, bekerja<br />

jarak jauh mungkin saja diaplikasikan.<br />

Namun Adrian Suherman, pakar teknologi<br />

informasi, menyatakan bahwa bekerja<br />

jarak jauh ini hanya bisa dilakukan pada<br />

jenis pekerjaan dan level-level tertentu<br />

saja. Karena ada kekhawatiran mengenai<br />

kualitas dan produktivitas dari karyawan<br />

jika bekerja dari jarak jauh menjadi<br />

kurang terkontrol.<br />

34,3%<br />

Kemungkinan Berkerja Jarak Jauh<br />

65,7%<br />

Mungkin<br />

Tidak Mungkin<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

69


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Kemungkinan Berkerja Jarak Jauh<br />

Mungkin<br />

Tidak Mungkin<br />

34,3 %<br />

65,7 %<br />

Sulawesi<br />

36,0 %<br />

64,0 %<br />

Kalimantan<br />

Sumatera<br />

40,0 %<br />

60,0 %<br />

Jawa<br />

Nustra<br />

<strong>Indonesia</strong> Timur<br />

32,6 %<br />

33,3 %<br />

21,1 %<br />

67,4 %<br />

66,7 %<br />

78,9 %<br />

Pendapat Tentang<br />

Produktivitas Kerja Jarak<br />

Jauh<br />

Tidak kurang dari 70% responden<br />

menyatakan, bekerja dari jarak jauh akan<br />

membuat dirinya akan menjadi lebih<br />

produktif.<br />

Pendapat Tentang Produktivitas Kerja Jarak Jauh<br />

29,9%<br />

70,1%<br />

Akan menurunkan Produktifitas<br />

Dapat membuat lebih produktif<br />

70<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Pendapat Tentang Efektifitas Waktu Saat Bekerja Jarak Jauh<br />

Mayoritas (77.6%) responden berpendapat bahwa bekerja dari jarak jauh akan<br />

dapat lebih menghemat waktu. Namun di sisi lain remote office ini bisa juga malah<br />

memperlambat pekerjaan, terutama dalam segi koordinasi tatap muka.<br />

Pendapat Tentang Produktivitas Kerja Jarak Jauh<br />

22,4%<br />

77,6%<br />

Malah akan memperlambat<br />

Dapat menghemat waktu<br />

Pendapat Tentang Efisiensi Waktu Jika Bekerja Jarak Jauh<br />

sumber foto: beritasatu.com<br />

Terkait efisiensi, 75.4% responden menyatakan, bekerja dari jarak jauh akan lebih<br />

dapat menghemat biaya, terutama transportasi. Namun ada 24.6% responden yang<br />

menyatakan bawah remote office ini justru akan menambah pengeluaran terkait<br />

penyediaan fasilitas dan konektivitas yang handal bagi para karyawan.<br />

Pendapat Tentang Efisiensi Waktu Jika Bekerja Jarak Jauh<br />

24,6%<br />

75,4%<br />

Akan menambah pengeluaran<br />

Dapat menghemat biaya<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

71


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Opsi Antara Bekerja Jarak Jauh dengan Kondisi Saat Ini<br />

Akhirnya, meski bekerja jarak jauh cukup diapresiasi pengguna <strong>Internet</strong>, nyatanya<br />

masih lebih banyak yang akhirnya lebih memilih untuk tetap datang ke kantor atau<br />

sekolah dari pada tetap bekerja atau belajar dari rumah.<br />

Opsi Antara Bekerja Jarak Jauh dengan Saat Ini<br />

sumber foto: digitalnewsasia.com<br />

41,8%<br />

58,2%<br />

Bekerja/ belajar dari jauh<br />

Tetap datang ke kantor/ tempat bekerja/ sekolah/ kampus<br />

Opsi Antara Bekerja Jarak Jauh Dengan<br />

Saat Ini Di Pulau-Pulau Yang Disurvei<br />

Tetap datang ke kantor/ tempat bekerja/ sekolah/ kampus<br />

Beekeerja/ belajar dari rumah<br />

75,5 %<br />

24,5 % 60,0 %<br />

Sulawesi<br />

40,0 %<br />

Kalimantan<br />

Sumatera<br />

59,4 % 40,6 %<br />

Jawa<br />

Nustra<br />

<strong>Indonesia</strong> Timur<br />

56,5 % 43,5 % 47,7 %<br />

52,3 % 58,6 %<br />

41,4 %<br />

72<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Pengembangan Potensi Lokal<br />

Lewat <strong>Internet</strong><br />

Harapan Terhadap Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> Lokal<br />

Gatot S. Dewabroto, Depkominfo<br />

“ Harapan pengguna <strong>Internet</strong> terhadap Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> lokal<br />

adalah akses <strong>Internet</strong> yang lebih cepat dan jaringan yang lebih luas. Hal ini<br />

menjadi tantangan bagi para Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> lokal untuk dapat<br />

memberikan layanan akses yang lebih luas lagi, tidak lagi mengandalkan<br />

kabel, namun terlebih wireless. Korea dan Swedia menjadi adalah negara<br />

yang dapat dijadikan benchmark bagi para Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> dalam<br />

memberikan koneksi yang cepat dan jaringan yang luas dan mobile. ”<br />

Hamam Riza, BPPT<br />

“ Jika berbicara mengenai kebutuhan <strong>Internet</strong> di daerah, maka persoalan umumnya adalah adanya kecenderungan pertumbuhan<br />

supply yang tertinggal dari pertumbuhan demand. Maka tak pelak, supply harus lebih digenjot lagi. Persoalannya<br />

kini adalah kondisi infrastruktur sebagai prasyarat aksesabilitas <strong>Internet</strong> yang belum merata di <strong>Indonesia</strong>. Ini tidak<br />

hanya menuntut kemauan pemerintah melalui kebijakan dan regulasi yang harus mendukung penyediaan akses <strong>Internet</strong>,<br />

namun juga kemauan dari Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> dalam mematok harga agar kian terjangkau tanpa mengorbankan<br />

target break even point. Dari pengamatan, setidaknya hingga kini belum ada daerah yang over supply jaringan <strong>Internet</strong>,<br />

karena yang hampir selalu berlaku adalah seringnya pengguna mengeluh akibat undersupply, terutama di daerah-daerah. ”<br />

Onno W. Purbo<br />

“Potensi di daerah <strong>Indonesia</strong> Timur, hingga saat ini agak sulit diprediksi karena kerapatan penduduk yang rendah sehingga<br />

menyebabkan aksesabilitas yang agak sulit untuk menekan harga. Saat ini Pemerintah bersama-sama dengan sejumlah<br />

penyelenggara jasa <strong>Internet</strong> sedang menggelar Palapa Ring Fiber Optic sampai Papua. Infrastruktur backbone sedang<br />

dipersiapkan, tinggal ditentukan strategi jangkauan hingga radius 50-100 kilometer dari backbone. Solusi yang dapat<br />

dilakukan adalah dengan menggunakan WiMax berkecepatan 150-300 Mbps. Salah satu strategi untuk meningkatkan<br />

demand ada di dunia pendidikan. Untuk ini perlu itikad juga dari pemerintah.”<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

73


PROFIL PENGGUNA INTERNET <strong>INDONESIA</strong> <strong>2012</strong><br />

Harapan Pada Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong><br />

Onno W. Purbo<br />

Akses/ Koneksi Lebih Cepat Lagi<br />

Jaringan Lebih Luas Lagi<br />

Biaya <strong>Internet</strong> Murah<br />

Sinyalnya Kuat<br />

Lrbih Dipromosikan Lagi<br />

20,2%<br />

19,9%<br />

10,1%<br />

9,7%<br />

8,6%<br />

“Semakin banyak pengguna <strong>Internet</strong><br />

di sebuah negara, maka akan semakin<br />

banyak kemungkinan transaksi usaha<br />

di dalamnya, sehingga ia akan menjadi<br />

semacam bola salju yang semakin lama<br />

kian besar . ”<br />

Paket <strong>Internet</strong>an Lebih Murah Lagi<br />

Lebih Ditingkatkan Kualitasnya<br />

Biaya <strong>Internet</strong> Terjangkau<br />

4,6%<br />

3,9%<br />

3,9%<br />

Harapan <strong>Internet</strong> untuk Pengembangan Potensi Daerah<br />

Menambah Ilmu Pengetahuan<br />

30,7%<br />

Informasi Lebih Cepat Diperoleh<br />

Pendidikan Semakin Maju<br />

Banyak Yang Buka Usaha Warnet<br />

Menambah Informasi Terkini<br />

Lebih Maju Dalam Hal Teknologi<br />

15,4%<br />

13,7%<br />

12,6%<br />

11,5%<br />

11,1%<br />

Mudah Mendapatkan Informasi<br />

Menambah Teman<br />

Dunia Usaha Lebih Mudah Dikenal<br />

6,2%<br />

8,3%<br />

6,9%<br />

sumber foto: thejakartaglobe.com<br />

74<br />

Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong>


Asosiasi Penyelenggara Jasa <strong>Internet</strong> <strong>Indonesia</strong> (APJJI)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!