28.11.2014 Views

modul i - Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan ...

modul i - Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan ...

modul i - Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

MODUL II<br />

MATERI PELATIHAN PENINGKATAN<br />

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN<br />

MEMILIH OBAT<br />

BAGI KADER<br />

DIREKTORAT BINA PENGGUNAAN OBAT RASIONAL<br />

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN<br />

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA<br />

TAHUN 2008<br />

55


SAMBUTAN<br />

DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN<br />

Kementerian <strong>Kesehatan</strong> Rl menetapkan visi yaitu "masyarakat yang mandiri<br />

untuk hidup Sehat" dengan misi "membuat rakyat sehat" yang berupaya untuk<br />

memfasilitasi percepatan & pencapaian derajat kesehatan yang setinggitingginya bagi<br />

seluruh masyarakat Indonesia. Visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat<br />

2010 menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam<br />

lingkungan yang sehat, berperilaku sehat serta mampu menjangkau pelayanan<br />

kesehatan yang bermutu secara adil <strong>dan</strong> merata sehingga memiliki derajat kesehatan<br />

yang tinggi.<br />

Berkaitan 'defrgan hal tersebut diatas, Ditjen <strong>Bina</strong> <strong>Kefarmasian</strong> <strong>dan</strong> <strong>Alat</strong><br />

<strong>Kesehatan</strong> melalui <strong>Direktorat</strong> <strong>Bina</strong> Penggunaan Obat Rasional menyusun kurikulum <strong>dan</strong><br />

<strong>modul</strong> pelatihan tentang peningkatan pengetahuan <strong>dan</strong> keterampilan memilih obat.<br />

Tujuan <strong>modul</strong> ini sebagai acuan yang akan dilatihkan kepada Tenaga <strong>Kesehatan</strong>, Kader<br />

<strong>Kesehatan</strong> <strong>dan</strong> masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan <strong>dan</strong> keterampilan memilih<br />

obat, yang merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat.<br />

Obat merupakan produk yang diperlukan untuk pemeliharaan <strong>dan</strong> meningkatkan<br />

kesehatan, namun jika penggunaannya salah, tidak tepat, tidak sesuai dengan takaran<br />

<strong>dan</strong> indikasinya akan membahayakan.<br />

Mengobati diri sendiri merupakan upaya yang paling banyak dilakukan oleh<br />

masyarakat, untuk mengatasi keluhan, gejala penyakit sebelum memutuskan mencari<br />

pertolongan kepada tenaga kesehatan atau sarana pelayanan kesehatan. Oleh karena<br />

itu masyarakat membutuhkan informasi yang jelas, benar <strong>dan</strong> dapat dipercay agar<br />

penentuan kebutuhan jenis <strong>dan</strong> jumlah obat dapat diambil berdasarkan alasan yang<br />

rasional.<br />

Modul ini disusun untuk membekali masyarakat sebagai pengguna obat bebas,<br />

mendapatkan informasi yang benar sehingga dapat meningkatkan ketrampilan memilih<br />

<strong>dan</strong> menentukan obat untuk mengobati dirinya sendiri <strong>dan</strong> mengelola obat di rumah<br />

tangganya.<br />

Akhirnya kepada semua pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan pelatihan<br />

Peningkatan Pengetahuan <strong>dan</strong> Keterampilan Memilih Obat, <strong>modul</strong> ini diharapkan dapat<br />

menjadi acuan <strong>dan</strong> sumber informasi bagi tenaga kesehatan, kader kesehatan dalam<br />

memberikan pelatihan/penyuluhan tentang penggunaan obat yang benar untuk dirinya<br />

sendiri (self medication) dengan optimal sesuai tugasnya.<br />

<strong>Bina</strong> <strong>Kefarmasian</strong> <strong>dan</strong> <strong>Alat</strong> <strong>Kesehatan</strong>


KATA PENGANTAR<br />

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas izin <strong>dan</strong><br />

karuniaNya akhirnya Modul Pelatihan Peningkatan pengetahuan <strong>dan</strong><br />

Keterampilan Me5nilih Obat bagi kader kesehatan serta masyarakat dapat<br />

diselesaikan dengan baik setelah melalui tahapan <strong>dan</strong> proses yang cukup<br />

panjang.<br />

Modul pelatihan ini disusun menggunakan Metode Cara Belajar lbu Aktif (CBIA)<br />

sebagai Pedoman Pelatihan bagi kader kesehatan <strong>dan</strong> masyarakat, yang<br />

tersusun berkat kerja sama <strong>dan</strong> dukungan dari WHO, Tim Konsultan, <strong>dan</strong> para<br />

pelaksana serta seluruh staf <strong>Direktorat</strong> <strong>Bina</strong> Penggunaan Obat Rasional. pada<br />

kesempatan ini kami sampaikan penghargaan <strong>dan</strong> terima kasih kepada semua<br />

pihak yang membantu penyusunan <strong>modul</strong> ini.<br />

Kami menyadari bahwa <strong>modul</strong> pelatihan ini masih jauh dari sempurna. Oleh<br />

karena itu saran <strong>dan</strong> kritik membangun sangat kami harapkan guna<br />

penyempurnaan kedepan.<br />

Akhirnya kami berharap <strong>modul</strong> ini dapat bermanfaat bagi para pelatih yang<br />

berkepentingan <strong>dan</strong> terkait dengan pengobatan sendiri melalui metode CBIA<br />

Direktur <strong>Bina</strong> Penggunaan Obat Rasional


KONTRIBUTOR<br />

1. Dra. Nasirah Bahaudin, Apt.MM.<br />

2. DR. Sri Suryawati<br />

3. Dra. Nani Sukasediati, MS,Apt.<br />

4. Dra. R. Dettie Yuliati, MSi,Apt.<br />

5. Dra. Martuti Budiharto,MM,Apt.<br />

6. Yusi Anggriani,S.Si.M.Kes,Apt.<br />

7. Dra. Dara Amelia, MM,Apt.<br />

8. Rohayati Rahafat, S.Si,Apt.<br />

EDITOR<br />

1. Dra. R. Dettie Yuliati, MSi,Apt.<br />

2. Dra. Martuti Budiharto,MM,Apt.<br />

3. Yusi Anggriani,S.Si.M.Kes,Apt.<br />

4. Dra. Dara Amelia, MM,Apt.<br />

5. Rohayati Rahafat, S.Si,Apt<br />

6. Sari Mutiarani, S.Si,Apt<br />

0


BAB I<br />

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM<br />

PENGOBATAN SENDIRI<br />

A. PENDAHULUAN<br />

1. LATAR BELAKANG<br />

Pengobatan sendiri (self medication) merupakan upaya yang paling<br />

banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan atau gejala<br />

penyakit, sebelum mereka memutuskan mencari pertolongan ke pusat<br />

pelayanan kesehatan/ petugas kesehatan. Lebih dari 60 % masyarakat<br />

mempraktekkan self-medication ini, <strong>dan</strong> lebih dari 80 % di antara mereka<br />

mengandalkan obat modern (Flora, 1991).<br />

Apabila dilakukan dengan benar, maka self-medication merupakan<br />

sumbangan yang sangat besar bagi pemerintah, terutama dalam<br />

pemeliharaan kesehatan secara nasional.<br />

Untuk melakukan self-medication secara benar, masyarakat mutlak<br />

memerlukan informasi yang jelas <strong>dan</strong> dapat dipercaya, dengan demikian<br />

penentuan jenis <strong>dan</strong> jumlah obat yang diperlukan harus berdasarkan<br />

kerasionalan.<br />

Pelaku self-medication dalam ”mendiagnosis” penyakitnya, harus mampu<br />

(Suryawati, 1992) :<br />

1. Mengetahui jenis obat yang diperlukan<br />

2. Mengetahui kegunaan dari tiap obat, sehingga dapat mengevaluasi<br />

sendiri perkembangan rasa sakitnya.<br />

3. Menggunakan obat secara benar (cara, aturan, lama pemakaian) <strong>dan</strong><br />

mengetahui batas kapan mereka harus menghentikan self medication<br />

yang kemudian segera minta pertolongan petugas kesehatan.<br />

4. Mengetahui efek samping obat yang digunakan sehingga dapat<br />

memperkirakan apakah suatu keluhan yang timbul kemudian,<br />

merupakan suatu penyakit baru atau efek samping obat.<br />

5. Mengetahui siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut, terkait<br />

dengan kondisi seseorang.<br />

1


Pengetahuan di atas jarang sekali dikuasai oleh masyarakat, oleh karena<br />

itu perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat di dalam peningkatan<br />

pengetahuan tentang penggunaan obat untuk diri sendiri.<br />

Metode Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA) merupakan salah satu kegiatan<br />

pemberdayaan masyarakat yang dapat digunakan untuk swamedikasi.<br />

Metode ini merupakan metode pembelajaran untuk para ibu rumah tangga<br />

agar lebih aktif dalam mencari informasi mengenai obat yang digunakan<br />

oleh keluarga. Informasi tersebut berguna bagi para ibu antara lain agar<br />

mampu mempertimbangkan promosi iklan obat di pasaran <strong>dan</strong> mengelola<br />

obat di rumah tangga secara benar mengingat hasil beberapa survey<br />

menyatakan bahwa ibu rumah tangga adalah ”key person” dalam<br />

penggunaan obat. Selain itu juga agar tujuan self-medication dapat<br />

tercapai secara optimal.<br />

Sebagai salah satu upaya pendukung kegiatan pemberdayaan<br />

masyarakat dengan menggunakan metode intervensi tersebut di atas,<br />

maka perlu disosialisasikan kepada ibu rumah tangga <strong>dan</strong> kader<br />

masyarakat, melalui suatu pelatihan. Untuk ini perlu disusun suatu materi<br />

pelatihan Peningkatan Pengetahuan <strong>dan</strong> Keterampilan Memilih Obat,<br />

dengan menggunakan metode ini.<br />

2. PENYELENGGARAAN METODE CBIA<br />

Penyelenggaraan metode CBIA ini berawal dari pengobatan untuk sendiri<br />

(self medication) yang banyak dilakukan oleh masyarakat untuk<br />

mengatasi keluhan atau gejala penyakit sebelum mereka memutuskan<br />

mencari pertolongan ke sarana pelayanan kesehatan maupun petugas<br />

kesehatan. Selain itu juga, masyarakat membutuhkan informasi yang<br />

benar, jelas <strong>dan</strong> dapat dipercaya, agar penentuan kebutuhan, jenis, <strong>dan</strong><br />

jumlah obat berdasarkan kerasionalan. Pengetahuan tersebut di atas, <strong>dan</strong><br />

pengetahuan tentang gejala serta cara mendiagnosis penyakit jarang<br />

sekali dikuasai oleh masyarakat. Masyarakat sering mendapatkan<br />

informasi obat melalui iklan obat, baik dari media cetak maupun media<br />

elektronik <strong>dan</strong> ini merupakan jenis informasi yang paling berkesan sangat<br />

mudah ditangkap serta sifatnya komersial.<br />

Ketidaksempurnaan suatu iklan obat yang mudah diterima oleh<br />

masyarakat salah satunya adalah tidak a<strong>dan</strong>ya informasi mengenai<br />

2


kandungan bahan aktif. Dengan demikian apabila hanya mengandalkan<br />

jenis informasi ini masyarakat akan kehilangan informasi yang sangat<br />

penting yaitu jenis obat yang dibutuhkan untuk mengatasi gejala sakitnya.<br />

Akibat langsung yang dapat dirasakan adalah meningkatnya pola<br />

konsumsi obat di rumah tangga dengan seringnya didapatkan pemakaian<br />

beberapa nama dagang obat yang ternyata isinya persis sama.<br />

Dipan<strong>dan</strong>g dari segi ekonomi hal ini merupakan suatu pemborosan, selain<br />

itu dampak lain yang juga dapat diukur dengan uang adalah resiko<br />

terhadap kesehatan. Hal ini dapat terjadi, karena mungkin penggunaan<br />

obat secara salah dalam waktu yang lama, <strong>dan</strong> a<strong>dan</strong>ya resiko<br />

kontraindikasi sehingga tujuan baik dari self medication dapat berubah<br />

menjadi bencana. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk<br />

membekali masyarakat agar mempunyai keterampilan mencari informasi<br />

secara tepat <strong>dan</strong> benar, dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi<br />

yang telah tersedia di masyarakat.<br />

Sumber informasi yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin adalah<br />

sumber informasi pada kemasan obat <strong>dan</strong> brosur obat atau package<br />

insert, dimana jenis informasi ini relatif dapat dipercaya.<br />

Dengan <strong>modul</strong> ini diharapkan dapat menjadi petunjuk pelaksanaan <strong>dan</strong><br />

keterampilan meningkatkan pengetahuan <strong>dan</strong> ketertampilan memilih obat<br />

dengan metode CBIA.<br />

Modul ini telah diujicoba <strong>dan</strong> hasilnya memuaskan serta dapat merubah<br />

perilaku masyarakat dalam pengobatan sendiri.<br />

B. SASARAN<br />

Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan Penggunaan Obat Rasional.<br />

Kegiatan ini dapat diadakan sebagai pengisi acara baik pada pertemuan rutin<br />

maupun pertemuan khusus, <strong>dan</strong> sebagai penyelenggara dapat suatu<br />

organisasi, kader kesehatan, masyarakat umum baik secara individu maupun<br />

keluarga.<br />

Forum yang paling ideal terdiri dari ibu, bapak, remaja yang tinggal dalam<br />

lingkungan yang berdekatan misalnya dalam satu RT, hal ini dimaksudkan<br />

agar dampak post intervensinya relatif menjadi lebih lama.<br />

3


C. TUJUAN PELATIHAN<br />

1. TUJUAN UMUM<br />

Meningkatkan wawasan pengetahuan <strong>dan</strong> keterampilan peserta sehingga<br />

mampu menjelaskan penggunaan obat secara rasional <strong>dan</strong> pengelolaan<br />

serta penggunaan obat untuk sendiri, <strong>dan</strong> di rumah tangga.<br />

2. TUJUAN KHUSUS<br />

Peserta mampu menjelaskan :<br />

1. Penggolongan obat<br />

2. Informasi pada kemasan <strong>dan</strong> etiket obat<br />

3. Cara pemilihan <strong>dan</strong> mendapatkan obat<br />

4. Bentuk sediaan obat<br />

5. Perhatian <strong>dan</strong> peringatan<br />

6. Dosis Obat<br />

7. Cara penggunaan obat<br />

8. Efek samping obat<br />

9. Cara penyimpanan<br />

10. Kadaluarsa <strong>dan</strong> obat rusak<br />

11. Cara pembuangan obat<br />

12. Tata cara pelaksanaan metode CBIA<br />

4


BAB II<br />

MATERI<br />

PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL<br />

A. Pengantar<br />

Pengobatan sendiri sering dilakukan oleh masyarakat. Dalam pengobatan<br />

sendiri sebaiknya mengikuti persyaratan penggunaan obat rasional. Materi ini<br />

akan membahas tentang batasan pengobatan rasional.<br />

B. Tujuan<br />

Setelah Pelatihan, peserta diharapkan mampu :<br />

1. Memahami pengertian <strong>dan</strong> syarat penggunaan obat yang rasional.<br />

C. Penggunaan Obat Rasional<br />

1. Pengertian<br />

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1985 :<br />

Penggunaan obat rasional bila :<br />

- Pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya<br />

- Periode waktu yang adekuat<br />

- Harga yang terjangkau<br />

2. Batasan penggunaan obat rasional<br />

Kriteria penggunaan obat rasional adalah :<br />

a. Tepat diagnosis<br />

Obat diberikan sesuai dengan diagnosis. Apabila diagnosis tidak<br />

ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah.<br />

b. Tepat indikasi penyakit<br />

Obat yang diberikan harus yang tepat bagi suatu penyakit.<br />

c. Tepat pemilihan obat<br />

Obat yang dipilih harus memiliki efek terapi sesuai dengan penyakit.<br />

d. Tepat dosis<br />

Dosis, jumlah, cara, waktu <strong>dan</strong> lama pemberian obat harus tepat.<br />

Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi<br />

menyebabkan efek terapi tidak tercapai.<br />

5


1) Tepat jumlah<br />

Jumlah obat yang diberikan harus dalam jumlah yang cukup.<br />

2) Tepat cara pemberian<br />

Cara pemberian obat yang tepat adalah Obat Antasida seharusnya<br />

dikunyah dulu baru ditelan. Demikian pula antibiotik tidak boleh<br />

dicampur dengan susu karena akan membentuk ikatan sehingga<br />

menjadi tidak dapat diabsorpsi sehingga menurunkan<br />

efektifitasnya.<br />

3) Tepat interval waktu pemberian<br />

Cara Pemberian obat hendaknya dibuat sederhana mungkin <strong>dan</strong><br />

praktis agar mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi<br />

pemberian obat per hari (misalnya 4 kali sehari) semakin rendah<br />

tingkat ketaatan minum obat. Obat yang harus diminum 3 x sehari<br />

harus diartikan bahwa obat tersebut harus diminum dengan interval<br />

setiap 8 jam.<br />

4) Tepat lama pemberian<br />

Lama pemberian obat harus tepat sesuai penyakitnya masing –<br />

masing. Untuk Tuberkulosis lama pemberian paling singkat adalah<br />

6 bulan, se<strong>dan</strong>gkan untuk kusta paling singkat 6 bulan. Lama<br />

pemberian kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10 – 14 hari.<br />

e. Tepat penilaian kondisi pasien<br />

Penggunaan obat disesuaikan dengan kondisi pasien, antara lain<br />

harus memperhatikan: kontraindikasi obat, komplikasi, kehamilan,<br />

menyusui, lanjut usia atau bayi.<br />

f. Waspada terhadap efek samping<br />

Obat dapat menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak diinginkan<br />

yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi, seperti<br />

timbulnya mual, muntah, gatal-gatal, <strong>dan</strong> lain sebagainya<br />

g. Efektif, aman, mutu terjamin, tersedia setiap saat, <strong>dan</strong> harga<br />

terjangkau<br />

Untuk mencapai kriteria ini obat dibeli melalui jalur resmi.<br />

h. Tepat tindak lanjut (follow up)<br />

Apabila pengobatan sendiri telah dilakukan, bila sakit berlanjut<br />

konsultasikan ke dokter.<br />

6


i. Tepat penyerahan obat (dispensing)<br />

Penggunaan obat rasional melibatkan penyerah obat <strong>dan</strong> pasien<br />

sendiri sebagai konsumen.<br />

Resep yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di<br />

Puskesmas akan dipersiapkan obatnya <strong>dan</strong> diserahkan kepada pasien<br />

dengan informasi yang tepat.<br />

j. Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan<br />

Ketidakpatuhan minum obat terjadi pada keadaan berikut :<br />

- Jenis sediaan obat beragam<br />

- Jumlah obat terlalu banyak<br />

- Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering<br />

- Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi<br />

- Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara<br />

menggunakan obat<br />

- Timbulnya efek samping<br />

7


BAB III<br />

MATERI INTI<br />

POKOK BAHASAN 1 :<br />

PENGGOLONGAN OBAT<br />

A. Pengantar<br />

Obat yang beredar di pasaran dikelompokkan menjadi 5 (lima) golongan.<br />

Masing-masing golongan mempunyai kriteria <strong>dan</strong> mempunyai tanda khusus.<br />

Uraian yang lebih rinci akan disajikan dalam subpokok bahasan 1C<br />

B. Tujuan<br />

Tujuan umum :<br />

Peserta dapat memahami penggolongan Obat.<br />

Tujuan khusus :<br />

1. Mampu menjelaskan definisi obat<br />

2. Mampu menjelaskan tanda penggolongan obat<br />

3. Mampu menjelaskan jenis penggolongan obat<br />

4. Memahami khasiat/pengaruh Obat Narkotika <strong>dan</strong> Psikotropika<br />

C. Definisi <strong>dan</strong> Penggolongan Obat<br />

Obat adalah zat kimia yang bersifat racun, namun dalam jumlah tertentu<br />

dapat memberikan efek mengobati penyakit.<br />

Obat dapat dibagi menjadi 5 (lima) golongan yaitu :<br />

1. Obat bebas<br />

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran <strong>dan</strong> dapat<br />

dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan <strong>dan</strong> etiket obat bebas,<br />

tanda khusus berupa lingkaran hijau ( TC 396) dengan garis tepi<br />

berwarna hitam.<br />

8


2. Obat bebas terbatas<br />

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk<br />

obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas dalam<br />

jumlah tertentu tanpa resep dokter, namun penggunaannya<br />

harus memperhatikan informasi yang menyertai obat dalam<br />

kemasan. Pada kemasan <strong>dan</strong> etiket obat bebas terbatas<br />

terdapat tanda khusus berupa lingkaran biru (TC 308) dengan<br />

garis tepi berwarna hitam.<br />

Contoh : CTM<br />

3. a. Obat keras<br />

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan<br />

resep Dokter. Obat keras mempunyai tanda khusus berupa lingkatan<br />

bulat merah ( TC 165) dengan garis tepi berwarna hitam <strong>dan</strong> huruf K<br />

ditengah yang menyentuh garis tepi.<br />

Contoh: asam mefenamat<br />

b. Obat psikotropika<br />

Obat bukan golongan narkotik yang berkhasiat mempengaruhi<br />

susunan syaraf pusat. Obat ini dapat menyebabkan perubahan<br />

khas pada aktivitas mental <strong>dan</strong> perilaku. Obat golongan ini hanya<br />

boleh dijual dengan resep dokter <strong>dan</strong> diberi tanda huruf K dalam<br />

lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.<br />

Contoh : Diazepam, Phenobarbital<br />

4. Obat narkotika<br />

Obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan kimia yang dapat<br />

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,<br />

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri <strong>dan</strong> menimbulkan<br />

ketergantungan. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dari<br />

dokter.<br />

Contoh: Morfin, Petidin<br />

Untuk keperluan pelatihan ini difokuskan pada 2 golongan obat yaitu golongan<br />

obat bebas <strong>dan</strong> bebas terbatas.<br />

9


POKOK BAHASAN 2 :<br />

INFORMASI PADA KEMASAN DAN BROSUR OBAT<br />

A. Pengantar<br />

Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan takaran tertentu<br />

<strong>dan</strong> dengan penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa,<br />

mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan.<br />

Oleh karena itu sebelum menggunakan obat, harus diketahui sifat <strong>dan</strong> cara<br />

penggunaannya agar tepat, aman <strong>dan</strong> rasional.<br />

Informasi tentang obat, dapat diperoleh dari etiket atau brosur yang menyertai<br />

obat tersebut. Apabila isi informasi dalam etiket atau brosur obat kurang<br />

dipahami, dianjurkan untuk menanyakan pada tenaga kesehatan.<br />

B. Tujuan<br />

Tujuan umum<br />

Dapat menjelaskan informasi yang terdapat dalam kemasan atau brosur.<br />

Tujuan khusus<br />

Mampu menjelaskan informasi yang terdapat pada kemasan yang meliputi :<br />

nama obat, komposisi obat, indikasi, aturan pakai <strong>dan</strong> informasi lain.<br />

C. Informasi dalam kemasan atau brosur<br />

Pada umumnya informasi obat yang dicantumkan adalah :<br />

1. Nama obat<br />

Nama obat pada kemasan terdiri dari nama dagang <strong>dan</strong> nama zat aktif<br />

yang terkandung didalamnya.<br />

Contoh : - Nama Dagang : Panadol<br />

- Nama Zat Aktif : Parasetamol / Acetaminophen<br />

2. Komposisi obat<br />

Informasi tentang zat aktif yang terkandung didalam suatu obat, dapat<br />

merupakan zat tunggal atau kombinasi dari berbagai macam zat aktif <strong>dan</strong><br />

bahan tambahan lain.<br />

3. Indikasi<br />

Informasi mengenai khasiat obat untuk suatu penyakit.<br />

10


4. Aturan pakai<br />

Informasi mengenai cara penggunaan obat yang meliputi waktu <strong>dan</strong><br />

berapa kali obat tersebut digunakan.<br />

5. Peringatan perhatian<br />

Tanda Peringatan yang harus diperhatikan pada setiap kemasan obat<br />

bebas <strong>dan</strong> obat bebas terbatas.<br />

6. Tanggal Daluwarsa<br />

Tanggal yang menunjukkan berakhirnya masa kerja obat.<br />

7. Nama Produsen<br />

Nama Industri farmasi yang memproduksi obat.<br />

8. Nomor batch/lot<br />

Nomor kode produksi yang dikeluarkan oleh Industri Farmasi.<br />

9. Harga Eceran Tertinggi<br />

Harga jual obat tertinggi yang diperbolehkan oleh pemerintah.<br />

10. Nomor registrasi<br />

Adalah tanda ijin edar absah yang diberikan oleh pemerintah.<br />

Penjelasan yang lebih rinci dari informasi ini akan dikemukakan dalam pokok<br />

bahasan selanjutnya.<br />

11


POKOK BAHASAN 3 :<br />

CARA PEMILIHAN DAN MENDAPATKAN OBAT<br />

A. Pengantar<br />

Dalam pengobatan sendiri, agar memberikan manfaat yang optimal pemilihan<br />

obat menjadi faktor yang sangat penting atas dasar berbagai pertimbangan.<br />

B. Tujuan<br />

Tujuan umum :<br />

Peserta dapat menjelaskan cara pemilihan <strong>dan</strong> mendapatkan obat<br />

Tujuan khusus :<br />

1. Mampu menjelaskan hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan<br />

obat<br />

2. Mampu menetapkan jenis obat yang dibutuhkan, sesuai dengan kondisi<br />

ba<strong>dan</strong> saat itu.<br />

3. Mampu menjelaskan cara melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui<br />

mutu obat<br />

4. Mampu menyebutkan tempat mendapatkan obat.<br />

C. Cara Pemilihan obat<br />

Hal yang harus diingat dalam pemilihan obat.<br />

1. Alergi atau reaksi yang tidak diinginkan yang pernah dialami terhadap<br />

obat tertentu.<br />

2. Wanita dalam kondisi hamil atau merencanakan untuk hamil, karena<br />

beberapa obat dapat mempengaruhi janin sehingga dapat menyebabkan<br />

cacat pada bayi.<br />

3. Wanita yang se<strong>dan</strong>g menyusui, sebab beberapa obat dapat masuk ke<br />

dalam air susu ibu <strong>dan</strong> menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada bayi.<br />

4. Diet yang se<strong>dan</strong>g dilakukan misalnya minum obat diet, atau diet rendah<br />

garam, atau diet rendah gula, mengingat selain mengandung bahan<br />

berkhasiat obat juga mengandung bahan tambahan lain seperti pemanis.<br />

5. Se<strong>dan</strong>g minum obat lain.<br />

12


D. Cara Mendapatkan Obat<br />

Masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan <strong>dan</strong> obat dari rumah<br />

sakit, puskesmas, pustu <strong>dan</strong> poskesdes atau membeli obat sendiri di apotek<br />

atau toko obat berizin.<br />

Pada waktu menerima obat dari petugas kesehatan di rumah sakit,<br />

puskesmas, apotek, atau toko obat, diwajibkan melakukan pemeriksaan fisik<br />

obat <strong>dan</strong> mutu obat yang meliputi :<br />

1. Jenis <strong>dan</strong> jumlah obat<br />

2. Kemasan obat<br />

3. Kadaluarsa obat<br />

4. Kesesuaian etiket meliputi nama, tanggal, <strong>dan</strong> aturan pakai.<br />

13


POKOK BAHASAN 4 :<br />

BENTUK SEDIAAN<br />

A. Pengantar<br />

Sediaan obat secara umum dapat berupa padat pada umumnya sebagai obat<br />

dalam, yaitu puyer, tablet <strong>dan</strong> kapsul. Selain itu ada pula sediaan obat yang<br />

berbentuk larutan, misalnya sirup, emulsi, suspensi <strong>dan</strong> larutan biasa.<br />

Digunakan sebagai obat dalam, tapi sebagian merupakan sediaan obat luar<br />

berbentuk setengah padat seperti salep/krim <strong>dan</strong> lotion.<br />

B. Tujuan Umum<br />

Peserta dapat menjelaskan tentang berbagai jenis bentuk sediaan obat<br />

Tujuan Khusus<br />

1. Menjelaskan bentuk <strong>dan</strong> sifat sediaan obat padat<br />

2. Menjelaskan bentuk <strong>dan</strong> sifat sediaan obat kapsul<br />

3. Menjelaskan bentuk <strong>dan</strong> sifat sediaan obat puyer<br />

4. Menjelaskan bentuk <strong>dan</strong> sifat sediaan obat cair<br />

5. Menjelaskan bentuk <strong>dan</strong> sifat sediaan obat setengah padat<br />

C. Bentuk Sediaan Obat<br />

1. Sediaan Padat<br />

1.1. Tablet<br />

Adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak,<br />

dalam bentuk pipih kedua permukaannya rata atau<br />

cembung mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan<br />

atau tanpa zat tambahan<br />

a. Tablet bersalut<br />

Tablet yang bersalut / berlapis dengan tujuan<br />

untuk:<br />

• melindungi zat aktif dari udara, kelembaban,<br />

<strong>dan</strong> cahaya,<br />

• menutupi rasa <strong>dan</strong> bau,<br />

• penampilan lebih baik.<br />

14


. Tablet Effervescent<br />

Tablet yang dilarutkan dalam air terlebih dahulu<br />

sebelum diminum. Tablet ini mengeluarkan gas<br />

CO 2 .<br />

1. 2. Kapsul<br />

c. Tablet Kunyah<br />

Tablet yang penggunaannya dikunyah dengan<br />

tujuan memberikan rasa enak <strong>dan</strong> mudah ditelan.<br />

d. Tablet Hisap<br />

Tablet yang penggunaannya dihisap, tidak<br />

langsung ditelan.<br />

Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang<br />

keras atau lunak yang dapat larut dalam air, terbuat dari<br />

gelatin atau bahan lain yang sesuai .<br />

1.3. Pulvis / Puyer / Talk<br />

Campuran kering bahan obat yang dihaluskan untuk<br />

digunakan sebagai obat dalam atau obat luar.<br />

2. Sediaan Cair<br />

2.1. Sirup<br />

Sediaan cair yang digunakan sebagai obat dalam (diminum)<br />

2.2. Larutan Obat Luar<br />

Larutan yang digunakan hanya untuk penggunaan luar<br />

(tidak diminum), seperti :<br />

• Cairan Tetes Hidung<br />

• Cairan Tetes Telinga<br />

• Cairan Tetes Mata<br />

• Cairan Obat Kumur<br />

• Cairan Shampo<br />

• Lotion<br />

15


3. Inhalasi<br />

Sediaan obat luar yang digunakan dengan cara dihisap melalui<br />

hidung<br />

4. Sediaan Setengah Padat<br />

4.1. Salep<br />

Sediaan setengah padat yang digunakan untuk kulit atau<br />

mata.<br />

4.2. Krim<br />

Sediaan setengah padat yang digunakan untuk kulit <strong>dan</strong><br />

kosmetik.<br />

4.3. Gel<br />

Sediaan setengah padat yang digunakan untuk kulit,<br />

anus <strong>dan</strong> vagina<br />

4.4. Aerosol<br />

Sediaan setengah padat yang digunakan dengan cara<br />

semprot pada hidung atau mulut<br />

4.5. Suppositoria<br />

Sediaan setengah padat berbentuk peluru digunakan<br />

untuk anus<br />

4.6. Ovula<br />

Sediaan setengah padat berbentuk bulat telur digunakan<br />

untuk vagina<br />

16


POKOK BAHASAN 5 :<br />

PERINGATAN PERHATIAN<br />

A. Pengantar<br />

Dalam melaksanakan pengobatan sendiri, harus diwaspadai saat<br />

menggunakan obat bebas terbatas, karena khusus untuk obat bebas<br />

terbatas selain terdapat tanda khusus lingkaran biru, diberi pula tanda<br />

peringatan untuk aturan pakai obat. Karena hanya dengan takaran <strong>dan</strong><br />

kemasan tertentu obat ini aman digunakan untuk pengobatan sendiri.<br />

B. Tujuan<br />

Tujuan umum :<br />

Peserta dapat menjelaskan hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan<br />

obat <strong>dan</strong> tanda peringatan yang tertera pada kemasan <strong>dan</strong> etiket obat<br />

Tujuan khusus :<br />

1. Menjelaskan hal – hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat<br />

2. Menjelaskan arti tanda peringatan yang tertera pada kemasan <strong>dan</strong> etiket<br />

obat.<br />

C. Beberapa hal yang harus diperhatikan<br />

Untuk menetapkan jenis obat, harus diperhatikan:<br />

1. Gejala atau keluhan rasa sakit<br />

2. Alergi atau reaksi yang tidak diinginkan yang pernah dialami terhadap<br />

obat tertentu.<br />

3. Wanita dalam kondisi hamil atau merencanakan untuk hamil, karena<br />

beberapa obat dapat mempengaruhi janin sehingga dapat menyebabkan<br />

cacat pada bayi.<br />

4. Wanita yang se<strong>dan</strong>g menyusui, sebab beberapa obat dapat masuk ke<br />

dalam air susu ibu <strong>dan</strong> menimbulkan efek negatif pada bayi.<br />

5. Diet yang se<strong>dan</strong>g dilakukan misalnya dengan menggunakan obat diet,<br />

atau diet rendah garam, atau diet rendah gula, mengingat bahwa suatu<br />

obat, selain mengandung bahan berkhasiat obat juga mengandung bahan<br />

tambahan lain seperti pemanis.<br />

17


6. Efek samping yang tertera pada label obat, misalnya akan menyebabkan<br />

rasa kantuk; seharusnya tidak membawa kendaraan sesudah minum<br />

obat.<br />

7. Sediaan obat harus tepat, misalnya kalau sulit menelan hindari obat oral.<br />

8. Se<strong>dan</strong>g minum obat lain, karena kemunkinan akan terjadi interaksi.<br />

9. Nama obat, khasiat, cara penggunaan <strong>dan</strong> dosis.<br />

Untuk menetapkan kemasan/wadah obat harus diperhatikan :<br />

Harus tersegel dengan baik, tidak rusak, tidak berlubang, tanggal kadaluarsa<br />

jelas terbaca.<br />

D. Bentuk tanda peringatan<br />

Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas<br />

berbentuk empat persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam<br />

ukuran panjang 5 (lima) sentimeter, lebar 2 (dua) sentimeter yang terdiri dari<br />

6 macam, yaitu P No. 1 s/d 6, sebagai berikut :<br />

P. No. 1<br />

Awas ! Obat Keras<br />

Bacalah aturan memakainya<br />

P. No. 2<br />

Awas ! Obat Keras<br />

Hanya untuk kumur, jangan ditelan<br />

P. No. 3<br />

Awas ! Obat Keras<br />

Hanya untuk bagian luar dari ba<strong>dan</strong><br />

P. No. 4<br />

Awas ! Obat Keras<br />

Hanya untuk dibakar<br />

P. No. 5<br />

Awas ! Obat Keras<br />

Tidak boleh ditelan<br />

P. No. 6<br />

Awas ! Obat Keras<br />

Obat wasir, jangan ditelan<br />

18


POKOK BAHASAN 6 :<br />

DOSIS OBAT<br />

A. Pengantar<br />

Pada hakekatnya obat adalah zat kimia bersifat racun, namun dalam jumlah<br />

yang tepat dapat memberikan manfaat untuk pengobatan. Dengan demikian,<br />

dalam melakukan pengobatan sendiri harus memperhatikan aturan<br />

penggunaan obat, baik jumlah maupun waktu minum.<br />

B. Tujuan<br />

Tujuan umum :<br />

Peserta dapat menjelaskan tentang dosis obat.<br />

Tujuan khusus :<br />

1. Menyebutkan pengertian dosis obat<br />

2. Menjelaskan perlunya mematuhi dosis obat<br />

3. Menjelaskan cara penggunaan obat<br />

C. Dosis<br />

Dosis adalah merupakan aturan penggunaan obat yang menunjukkan :<br />

1. Jumlah gram atau volume obat<br />

2. Berapa kali obat harus diberikan.<br />

Dosis harus sesuai dengan umur <strong>dan</strong> berat ba<strong>dan</strong> pasien.<br />

Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan penggunaan, contoh :<br />

- Tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali<br />

- Obat diminum sebelum atau sesudah makan<br />

- Jika menggunakan obat bebas, ikuti petunjuk pada kemasan atau<br />

brosur/leaflet.<br />

Bila lupa minum obat :<br />

1. Segera minum obat yang terlupa<br />

2. Abaikan dosis yang terlupa, jika hampir mendekati minum berikutnya<br />

3. Kembali ke jadwal selanjutnya sesuai aturan<br />

19


POKOK BAHASAN 7 :<br />

CARA PENGGUNAAN OBAT<br />

A. Pengantar<br />

Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan dosis tertentu,<br />

<strong>dan</strong> dengan penggunaan yang tepat, dapat dimanfaatkan untuk<br />

mendiagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara<br />

kesehatan.<br />

B. Tujuan<br />

Tujuan umum :<br />

Peserta dapat menjelaskan cara penggunaan obat yang benar<br />

Tujuan Khusus :<br />

1. Mampu menjelaskan cara penggunaan obat oral, yaitu obat yang melalu<br />

mulut, kemudian ditelan<br />

2. Mampu menjelaskan cara penggunaan obat luar, meliputi obat suntik,<br />

salep, krim, lotion <strong>dan</strong> obat tetes.<br />

C. Cara Penggunaan Obat<br />

Penggunaan obat berpedoman kepada penggunaan obat rasional yang<br />

mengacu prinsip :<br />

1. Ketepatan diagnosa<br />

2. Ketepatan indikasi penggunaan obat<br />

3. Ketepatan pemilihan obat<br />

4. Ketepatan dosis, cara <strong>dan</strong> lama pemberian<br />

5. Ketepatan pemberian informasi kepada pasien mengenai cara<br />

penggunaan obat <strong>dan</strong> penyimpanannya.<br />

Cara pemberian informasi obat kepada pasien/masyarakat harus mudah<br />

dimengerti, singkat tetapi jelas.<br />

Informasi yang harus diketahui oleh tenaga kesehatan untuk<br />

disampaikan kepada pasien, adalah :<br />

a. Umum<br />

1. Cara minum obat sesuai anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.<br />

20


Penggunaan obat tanpa petunjuk langsung dari dokter hanya boleh<br />

untuk penggunaan obat bebas <strong>dan</strong> obat bebas terbatas serta untuk<br />

masalah kesehatan yang ringan.<br />

2. Waktu minum obat , sesuai dengan waktu yang dianjurkan :<br />

a) Pagi, berarti obat harus diminum antara pk 07.00 - 08.00 WIB<br />

b) Siang, berarti obat harus diminum anara pk12.00 -13.00 WIB<br />

c) Sore, berarti obat harus diminum antara pk.17.00-18.00 WIB<br />

d) Malam, berarti obat harus diminum antara pk 22.00-23.00 WIB<br />

3. Aturan minum obat yang tercantum dalam etiket harus di patuhi.<br />

Bila tertulis :<br />

a) 1 (satu) kali sehari, berarti obat tersebut diminum waktu pagi hari<br />

atau malam hari, tergantung dari khasiat obat tersebut.<br />

b) 2 (dua) kali sehari, berarti obat tersebut harus diminum pagi <strong>dan</strong><br />

malam hari<br />

c) 3 (tiga) kali sehari, berarti obat tersebut harus diminum pada pagi,<br />

siang <strong>dan</strong> malam hari<br />

d) 4 (empat) kali sehari, berarti obat tersebut haus diminum pada<br />

pagi, siang, sore <strong>dan</strong> malam hari.<br />

e) Minum obat sampai habis, berarti obat harus diminum sampai<br />

habis, biasanya obat antiotika.<br />

4. Penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas tidak dimaksudkan<br />

untuk penggunaan secara terus – menerus.<br />

5. Hentikan penggunaan obat apabila tidak memberikan manfaat atau<br />

menimbulkan hal–hal yang tidak diinginkan, segera hubungi tenaga<br />

kesehatan terdekat.<br />

6. Sebaiknya tidak mencampur berbagai jenis obat dalam satu wadah<br />

7. Sebaiknya tidak melepas etiket dari wadah obat karena pada etiket<br />

tersebut tercantum cara penggunaan obat <strong>dan</strong> informasi lain yang<br />

penting.<br />

8. Bacalah cara penggunaan obat sebelum minum obat, demikian juga<br />

periksalah tanggal kadaluarsa.<br />

9. Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit<br />

sama.<br />

10. Tanyakan kepada apoteker di apotek atau petugas kesehatan di<br />

poskesdes untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih<br />

lengkap.<br />

21


. Khusus<br />

1. Obat Oral (Obat Dalam)<br />

Pemberian obat oral (melalui mulut) adalah cara yang paling praktis,<br />

mudah <strong>dan</strong> aman. Yang terbaik adalah minum obat dengan air<br />

matang.<br />

Obat oral terdapat dalam beberapa bentuk sediaan yaitu tablet, kapsul,<br />

puyer <strong>dan</strong> cairan.<br />

1.1. Petunjuk Pemakaian Obat Oral Untuk Dewasa<br />

Sediaan Obat Padat<br />

1) Obat oral dalam bentuk padat, sebaiknya diminum dengan air<br />

matang<br />

2) Hubungi tenaga kesehatan apabila sakit <strong>dan</strong> sulit saat<br />

menelan obat<br />

3) Ikuti petunjuk tenaga kesehatan kapan saat yang tepat untuk<br />

minum obat apakah pada saat perut kosong, atau pada saat<br />

makan atau sesudah makan atau pada malam hari sebelum<br />

tidur.<br />

Misalnya : obat antasida harus diminum saat perut kosong,<br />

obat yang merangsang lambung, harus diminum sesudah<br />

makan, obat pencahar diminum sebelum tidur.<br />

Sediaan obat larutan<br />

1. Gunakan sendok takar atau alat lain (pipet, gelas takar<br />

obat) jika minum obat dalam bentuk larutan/cair. Sebaiknya<br />

tidak menggunakan sendok rumah tangga, karena ukuran<br />

sendok rumah tangga tidak sesuai untuk ukuran dosis.<br />

2. Hati-hati terhadap obat kumur. Jangan diminum. Lazimnya<br />

pada kemasan obat kumur terdapat peringatan ”Hanya untuk<br />

kumur, jangan ditelan”.<br />

3. Sediaan obat larutan biasanya dilengkapi dengan sendok<br />

takar yang mempunyai tanda garis sesuai dengan ukuran<br />

5,0 ml, 2,5 ml <strong>dan</strong> 1,25 ml.<br />

22


Apabila dalam etiket tertulis :<br />

Gb.<br />

sdk<br />

1 (satu) sendok takar obat,<br />

berarti obat tersebut harus dituangkan<br />

pada sendok takar sampai garis yang<br />

menunjukan volume 5 ml.<br />

Gb.<br />

sdk<br />

½ (setengah) sendok takar obat,<br />

berarti obat tersebut harus dituangkan<br />

pada sendok takar sampai garis yang<br />

menunjukan volume 2,5 ml.<br />

Gb.<br />

sdk<br />

¼ (seperempat) sendok takar obat,<br />

berarti obat tersebut harus dituangkan<br />

pada sendok takar sampai garis yang<br />

menunjukan volume 1,25 ml.<br />

Gb.<br />

Pipet<br />

tetes<br />

Tetes<br />

Biasanya disediakan untuk sediaan obat<br />

tetes/drop.<br />

Didalam kemasan sudah terdapat alat pipet<br />

yang berukuran ml.<br />

Aturan pakai obat tetes, dinyatakan dalam<br />

jumlah tetes atau ml<br />

1.2. Petunjuk Penggunaan Obat Oral Untuk Bayi / Anak Balita<br />

Sediaan cairan untuk bayi <strong>dan</strong> balita harus jelas dosisnya.<br />

Gunakan sendok takar yang tersedia didalam kemasannya.<br />

Berikan minuman kesukaan anak setelah minum obat yang<br />

terasa pahit/ kurang enak.<br />

2. Obat Luar<br />

2.1. Sediaan Kulit<br />

Beberapa bentuk sediaan obat untuk penggunaan kulit, yaitu<br />

bentuk bubuk halus (bedak), cairan (lotion), setengah padat (krim,<br />

salep).<br />

Untuk mencegah kontaminasi (pencemaran), sesudah dipakai<br />

wadah harus tetap tertutup rapat.<br />

23


Cara penggunaan bubuk halus (bedak ) :<br />

1. Cuci tangan.<br />

2. Oleskan/taburkan obat tipis–tipis pada daerah yang terinfeksi.<br />

3. Cuci tangan kembali untuk membersihkan sisa obat.<br />

Sediaan ini tidak boleh diberikan pada luka terbuka <strong>dan</strong> gunakan<br />

sampai sembuh, atau tidak ada gejala lagi.<br />

2.2. Sediaan Obat Mata<br />

Terdapat 2 macam sediaan untuk mata, yaitu bentuk cairan (obat<br />

tetes mata) <strong>dan</strong> bentuk setengah padat (salep mata). Dua<br />

sediaan tersebut merupakan produk yang pembuatannya<br />

dilakukan secara steril (bebas kuman) sehingga dalam<br />

penggunaannya harus diperhatikan agar tetap bebas kuman.<br />

Apabila mengalami pera<strong>dan</strong>gan pada mata (glaukoma atau<br />

inflamasi), petunjuk penggunaan harus diikuti dengan benar.<br />

Untuk mencegah kontaminasi (pencemaran), hindari ujung wadah<br />

obat tetes mata terkena permukaan benda lain (termasuk mata)<br />

<strong>dan</strong> wadah harus tetap tertutup rapat sesudah digunakan.<br />

Cara penggunaan :<br />

1. Cuci tangan.<br />

2. Tengadahkan kepala pasien; dengan jari telunjuk tarik kelopak<br />

mata bagian bawah.<br />

3. Tekan botol tetes atau tube salep hingga cairan atau salep<br />

masuk dalam kantung mata bagian bawah.<br />

4. Tutup mata pasien perlahan–lahan selama 1 sampai 2 menit.<br />

5. Untuk penggunaan tetes mata tekan ujung mata dekat hidung<br />

selama 1-2 menit; untuk penggunaan salep mata, gerakkan<br />

mata ke kiri-kanan, ke atas <strong>dan</strong> ke bawah.<br />

6. Setelah obat tetes atau salep mata digunakan, usap ujung<br />

wadah dengan tisu bersih, tidak disarankan untuk mencuci<br />

dengan air hangat.<br />

7. Tutup rapat wadah obat tetes mata atau salep mata.<br />

8. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.<br />

24


PERHATIAN<br />

Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep mata setelah<br />

dibuka lebih dari 30 hari, karena obat tidak bebas kuman lagi.<br />

Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep mata oleh lebih dari<br />

satu orang, agar tidak terjadi penulaan infeksi<br />

2.3. Sediaan Obat Hidung<br />

Terdapat 2 macam sediaan untuk hidung, yaitu obat tetes hidung<br />

<strong>dan</strong> obat semprot hidung.<br />

Cara penggunaan obat tetes hidung :<br />

1. Cuci tangan.<br />

2. Bersihkan hidung.<br />

3. Tengadahkan kepala.<br />

4. Teteskan obat dilubang hidung.<br />

5. Tahan posisi kepala selama beberapa menit agar obat masuk<br />

ke lubang hidung.<br />

6. Bilas ujung obat tetes hidung dengan air panas <strong>dan</strong> keringkan<br />

dengan kertas tissue kering.<br />

7. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.<br />

Cara penggunaan obat semprot hidung :<br />

1. Cuci tangan.<br />

2. Bersihkan hidung <strong>dan</strong> tegakkan kepala.<br />

3. Semprotkan obat ke dalam lubang hidung sambil tarik napas<br />

dengan cepat.<br />

4. Untuk posisi duduk : tarik kepala <strong>dan</strong> tempatkan diantara dua<br />

paha<br />

5. Cuci botol alat semprot dengan air hangat (jangan sampai air<br />

masuk ke dalam botol) <strong>dan</strong> keringkan dengan tissue bersih<br />

setelah digunakan.<br />

6. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.<br />

25


PERHATIAN<br />

Hindari penggunaan obat tetes hidung oleh lebih dari satu orang,<br />

agar tidak terjadi penularan infeksi<br />

2.4. Sediaan Tetes Telinga<br />

Hindarkan ujung kemasan obat tetes telinga <strong>dan</strong> alat penetes<br />

telinga atau pipet terkena permukaan benda lain (termasuk<br />

telinga), untuk mencegah kontaminasi<br />

Cara penggunaan obat tetes telinga :<br />

1. Cuci tangan.<br />

2. Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud”.<br />

3. Kocok sediaan terlebih dahulu bila sediaan berupa suspensi.<br />

4. Miringkan kepala atau berbaring dalam posisi miring dengan<br />

telinga yang akan ditetesi obat, menghadap ke atas.<br />

5. Tarik telinga keatas <strong>dan</strong> ke belakang (untuk orang dewasa)<br />

atau tarik telinga kebawah <strong>dan</strong> ke belakang (untuk anak-anak)<br />

6. Teteskan obat <strong>dan</strong> biarkan selama 5 menit.<br />

7. keringkan dengan kertas tisu setelah digunakan<br />

8. Tutup wadah dengan baik.<br />

9. Jangan bilas ujung wadah <strong>dan</strong> alat penetes obat.<br />

10. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.<br />

2.5. Sediaan Supositoria<br />

Cara penggunaan supositoria :<br />

1. Cuci tangan<br />

2. Buka bungkus aluminium foil <strong>dan</strong> basahi supositoria dengan<br />

sedikit air.<br />

3. Pasien dibaringkan dalam posisi miring<br />

4. Dorong bagian ujung supositoria ke dalam anus dengan ujung<br />

jari.<br />

5. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan .<br />

Jika supositoria terlalu lembek, sehingga sulit untuk dimasukkan<br />

kedalam anus, maka sebelum digunakan sediaan supositoria<br />

ditempatkan di dalam lemari pendingin selama 30 menit<br />

26


kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum membuka<br />

bungkus kemasan aluminium foil.<br />

2.6. Sediaan Krim/Salep Rektal<br />

Cara penggunaan krim/salep rektal :<br />

a. Tanpa aplikator<br />

1. Bersihkan <strong>dan</strong> keringkan daerah rektal,<br />

2. Masukkan salep atau krim secara perlahan ke dalam rektal<br />

3. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan<br />

b. Dengan menggunakan aplikator<br />

4. Hubungkan aplikator dengan wadah krim/salep yang<br />

sudah dibuka.<br />

5. Masukkan kedalam rektum / anus<br />

6. Tekan sediaan sehingga krim/salep keluar.<br />

7. Buka aplikator, cuci bersih dengan air hangat <strong>dan</strong> sabun.<br />

8. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.<br />

2.7. Sediaan Ovula /obat vagina<br />

Cara penggunaan sediaan ovula :<br />

1. Cuci tangan dengan sabun <strong>dan</strong> air hangat<br />

2. Baringkan pasien dengan kedua kaki direnggangkan<br />

3. Ambil obat vagina<br />

4. Masukkan obat kedalam vagina<br />

5. Biarkan selama beberapa waktu<br />

6. Cuci bersih tangan dengan sabun <strong>dan</strong> air hangat.<br />

PERHATIAN<br />

Jika penderita se<strong>dan</strong>g dalam keadaan hamil, sebelum<br />

menggunakan obat sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan<br />

tenaga kesehatan/ dokter<br />

Gunakan aplikator sesuai dengan petunjuk penggunaan yang<br />

disertakan dalam kemasan<br />

27


POKOK BAHASAN 8 :<br />

EFEK SAMPING OBAT<br />

A. Pengantar<br />

Pada saat dilakukan pengobatan dengan menggunakan dosis yang normal,<br />

sering timbul efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping ini terjadi<br />

setelah beberapa saat minum obat. Efek samping ini dapat terjadi pada<br />

saluran pencernaan berupa rasa mual, diare, perut sembelit, dapat juga<br />

terjadi pada kulit, berupa bercak merah, gatal, rasa panas pada kulit, selain<br />

itu juga dapat menyebabkan wajah menjadi bengkak, sesak nafas <strong>dan</strong><br />

sebagainya.<br />

B. Tujuan<br />

Tujuan umum :<br />

Peserta dapat menjelaskan tentang masalah efek samping obat.<br />

Tujuan khusus :<br />

1. Menjelaskan tentang kemungkinan terjadinya efek samping setelah<br />

minum obat tertentu.<br />

2. Menjelaskan jenis efek samping obat yang biasa timbul.<br />

3. Menjelaskan cara menanggulangi apabila terjadi efek samping obat.<br />

C. Efek samping obat<br />

Efek samping obat adalah setiap respon obat yang merugikan akibat<br />

penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal.<br />

Beberapa hal yang perlu diketahui tentang efek samping obat, adalah<br />

sebagai berikut :<br />

1. Biasanya efek samping obat terjadi setelah beberapa saat minum obat.<br />

2. Perhatikan kondisi pasien, misalnya ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anakanak,<br />

penderita gagal ginjal, jantung <strong>dan</strong> sebagainya. Pada penderita<br />

tersebut harus lebih berhati-hati dalam memberikan obat.<br />

3. Informasi tentang kemungkinan terjadinya efek samping obat, biasanya<br />

terdapat pada brosur kemasan obat, oleh karena itu bacalah dengan<br />

seksama kemasan atau brosur obat, agar efek samping yang mungkin<br />

28


timbul sudah diketahui sebelumnya, sehingga dapat dilakukan rencana<br />

penanggulangannya.<br />

Efek samping yang biasa terjadi :<br />

1. Pada kulit, berupa rasa gatal, timbul bercak merah atau rasa panas.<br />

2. Pada kepala, terasa pusing.<br />

3. Pada saluran pencernaan, terasa mual, <strong>dan</strong> muntah, serta diare.<br />

4. Pada saluran pernafasan, terjadi sesak nafas.<br />

5. Pada jantung terasa dada berdetak kencang (berdebar-debar).<br />

6. Urin berwarna merah sampai hitam.<br />

Hal yang harus dilakukan apabila timbul efek samping obat :<br />

1. Hentikan minum obat.<br />

2. Mencari pertolongan ke sarana kesehatan, puskesmas / rumah sakit /<br />

dokter terdekat.<br />

29


POKOK BAHASAN 9 :<br />

CARA PENYIMPANAN OBAT<br />

A. Pengantar<br />

Dalam upaya pengobatan suatu penyakit, perlu diberikan beberapa jenis<br />

obat yang saling berbeda baik bentuk sediaannya maupun kemasannya.<br />

Apabila hal ini terjadi di suatu rumah tangga, maka perlu dipikirkan cara<br />

menyimpan obat. Bila cara penyimpanan obat tidak memenuhi persyaratan<br />

cara menyimpan obat yang benar, maka akan terjadi perubahan sifat obat<br />

tersebut, sampai terjadi kerusakan obat.<br />

B. Tujuan<br />

Tujuan umum :<br />

Peserta mampu menjelaskan tentang cara penyimpanan obat yang benar<br />

Tujuan khusus :<br />

1. Menjelaskan cara penyimpanan obat<br />

2. Menjelaskan akibat penyimpanan obat yang tidak tepat<br />

C. Cara penyimpanan obat<br />

Cara penyimpanan obat di rumah tangga sebagai berikut :<br />

Umum :<br />

1. Jauhkan dari jangkauan anak – anak.<br />

2. Simpan obat dalam kemasan asli <strong>dan</strong> dalam wadah tertutup rapat.<br />

3. Simpan obat ditempat yang sejuk <strong>dan</strong> terhindar dari sinar matahari<br />

langsung atau ikuti aturan yang tertera pada kemasan.<br />

4. Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena<br />

suhu yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak sediaan obat.<br />

5. Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa.<br />

Khusus :<br />

1. Tablet <strong>dan</strong> kapsul<br />

Jangan menyimpan tablet atau kapsul ditempat panas <strong>dan</strong> atau lembab.<br />

2. Sediaan obat cair<br />

Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin (freezer)<br />

agar tidak beku kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat.<br />

30


3. Sediaan obat vagina <strong>dan</strong> ovula<br />

Sediaan obat untuk vagina <strong>dan</strong> anus (ovula <strong>dan</strong> suppositoria) disimpan di<br />

lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair.<br />

4. Sediaan Aerosol / Spray<br />

Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang mempunyai suhu tinggi<br />

karena dapat menyebabkan ledakan.<br />

31


POKOK BAHASAN 10 :<br />

OBAT RUSAK DAN KADALUARSA<br />

A. Pengantar<br />

Zat berkhasiat yang terdapat dalam sediaan obat, selalu mempunyai masa<br />

aktif untuk tujuan pengobatan tertentu. Biasanya tertulis pada kemasan atau<br />

lembar informasi. Sediaan cair lebih jelas dilihat apabila kadaluarsa, yaitu<br />

terjadi perubahan bentuk cairan, perubahan warna, timbul bau atau timbul<br />

gas akibat reaksi antar zat didalam obat tersebut. Sementara sediaan obat<br />

dalam bentuk padat apabila sudah mencapai masa kadaluarsa, biasanya<br />

terjadi perubahan fisik.<br />

B. Tujuan<br />

Tujuan umum :<br />

Peserta dapat menjelaskan tentang kadaluarsa suatu obat, <strong>dan</strong> obat rusak.<br />

Tujuan Khusus :<br />

1. Mampu menjelaskan penyebab kerusakan obat<br />

2. Mampu menjelaskan tanda-tanda obat rusak<br />

C. Kerusakan Obat<br />

Kerusakan obat dapat disebabkan oleh :<br />

1. Udara yang lembab<br />

2. Sinar Matahari<br />

3. Suhu<br />

4. Goncangan fisik<br />

D. Cara Mengetahui Obat Rusak<br />

1. Tablet<br />

Terjadi perubahan pada warna, bau <strong>dan</strong> rasa, timbul bintik–bintik noda,<br />

lubang-lubang, pecah, retak, terdapat benda asing, menjadi bubuk <strong>dan</strong><br />

lembab.<br />

32


2. Tablet Salut<br />

Terjadi perubahan salutan seperti pecah, basah, lengket satu dengan<br />

lainnya <strong>dan</strong> terjadi perubahan warna.<br />

3. Kapsul<br />

Cangkang kapsul menjadi lembek, terbuka sehingga isinya keluar,<br />

melekat satu sama lain, dapat juga melekat dengan kemasan.<br />

4. Puyer<br />

Terjadi perubahan warna, timbul bau, timbul noda bintik-bintik, lembab<br />

sampai mencair.<br />

5. Salep / Krim / Lotion / Cairan<br />

Terjadi perubahan warna, bau, timbul endapan atau kekeruhan,<br />

mengental, timbul gas, memisah menjadi 2 (dua) bagian, mengeras,<br />

sampai pada kemasan atau wadah menjadi rusak.<br />

33


POKOK BAHASAN 11 :<br />

CARA PEMBUANGAN OBAT<br />

A. Pengantar<br />

Obat sisa yang tidak digunakan untuk pengobatan lagi, sebaiknya disimpan di<br />

suatu tempat obat yang terpisah dari penyimpanan barang-barang lain <strong>dan</strong><br />

tidak mudah dijangkau oleh anak-anak. Tetapi apabila obat tersebut sudah<br />

rusak, sebaiknya dibuang saja, agar tidak digunakan oleh orang lain yang<br />

tidak mengetahui mengenai masalah obat.<br />

B. Tujuan<br />

Tujuan umum :<br />

Peserta dapat menjelaskan <strong>dan</strong> menerapkan tentang cara pembuangan obat<br />

Tujuan khusus :<br />

1. Menjelaskan cara pembuangan obat<br />

2. Menjelaskan cara pembuangan kemasan obat<br />

C. Cara pembuangan obat<br />

Pembuangan obat dapat dilakukan apabila obat rusak akibat penyimpanan<br />

yang lama atau kadaluwarsa.<br />

Obat yang rusak dibuang dengan cara :<br />

1. Penimbunan di dalam tanah<br />

Hancurkan obat <strong>dan</strong> timbun di dalam tanah.<br />

2. Pembuangan ke saluran air<br />

Untuk sediaan cair, encerkan sediaan <strong>dan</strong> buang kedalam saluran air.<br />

D. Cara Pembuangan Kemasan Obat<br />

1. Wadah berupa botol atau pot plastik<br />

Terlebih dahulu lepaskan etiket obat, <strong>dan</strong> tutup botol, kemudian dibuang<br />

di tempat sampah, hal ini untuk menghindari penyalahgunaan bekas<br />

wadah obat.<br />

2. Boks / dus / Tube<br />

Gunting dahulu baru dibuang.<br />

34


BAB IV<br />

MATERI DISKUSI<br />

Tata Cara Pelaksanaan Metode CBIA<br />

A. Pengantar<br />

Setelah mendapat materi bahasan tentang pengetahuan <strong>dan</strong> keterampilan<br />

memilih obat maka perlu dilakukan diskusi antar anggota kelompok agar teori<br />

tersebut dapat diterapkan dalam pelaksanaan pengobatan sendiri<br />

B. Tujuan<br />

Tujuan Umum :<br />

Peserta dapat memilih obat dalam pengobatan sendiri<br />

Tujuan Khusus :<br />

1. Mampu melaksanakan pemilihan obat dalam rangka pengobatan sendiri.<br />

2. Mampu menggunakan obat dengan benar dalam rangka pengobatan<br />

sendiri.<br />

3. Mampu mengetahui <strong>dan</strong> menjelaskan efek samping obat yang akan<br />

terjadi.<br />

4. Mampu menentukan tempat, cara mendapatkan obat, menyimpan <strong>dan</strong><br />

membuang serta mengetahui kadaluarsa <strong>dan</strong> obat rusak.<br />

C. Tahapan Kegiatan<br />

Kegiatan dibagi menjadi 3 tahap,<br />

Kegiatan I <strong>dan</strong> II dilakukan dalam kelompok, <strong>dan</strong> kegiatan III dilakukan<br />

secara individual di rumah.<br />

Kegiatan I <strong>dan</strong> II memakan waktu 2 - 3 jam, tergantung dari dinamika<br />

kelompok.<br />

Makin tinggi tingkat dinamika, makin besar gairah untuk berdiskusi sehingga<br />

akan semakin lama waktu yang diperlukan. Sebaiknya kegiatan dalam<br />

kelompok dibatasi maksimal 4 jam.<br />

Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 6 - 8 orang.<br />

Lembar kerja (Lampiran 2) dibagikan kepada tiap peserta.<br />

Petunjuk kegiatan (Lampiran 3) diberikan kepada ketua kelompok.<br />

Kegiatan I ( kelompok)<br />

1 paket obat dibagikan kepada tiap-tiap kelompok.<br />

35


Kelompok diminta :<br />

1. Mengamati kemasan obat untuk :<br />

(1) Mengenali nama dagang<br />

(2) Mengenali nama bahan aktif<br />

(3) Mengenali Kekuatan bahan aktif<br />

(4) Mengenali bahan utama <strong>dan</strong> tambahan pada obat kombinasi<br />

2. Mengelompokkan obat berdasarkan jenis bahan aktif bukan berdasarkan<br />

indikasi.<br />

3. Mendiskusikan hasil - hasil pengamatan di atas.<br />

Dengan pimpinan ketua kelompok <strong>dan</strong> bila perlu dibantu Tutor / Narasumber,<br />

diskusi diharapkan dapat mengungkapkan hal - hal berikut :<br />

1. Ternyata informasi dalam kemasan obat lebih lengkap dibanding iklan.<br />

Kemasan obat selalu mencantumkan informasi bahan aktif.<br />

Apabila dijumpai keraguan terhadap iklan, informasi dapat dicek langsung<br />

ke kemasan obat.<br />

2. Ternyata dari berbagai macam obat yang ada di pasaran, baik sirup atau<br />

tablet, sebagian besar isi bahan aktifnya sama atau hampir sama.<br />

Bila gejala sakit yang diderita memerlukan jenis obat tertentu, periksa dulu<br />

persediaan obat di rumah, apakah jenis obat tersebut tersedia, apapun<br />

nama dagangnya.<br />

3. Peserta dapat mengenali perbedaan atau persamaan kandungan zat aktif<br />

antara sediaan untuk orang dewasa <strong>dan</strong> anak-anak.<br />

Nama dagang untuk dewasa <strong>dan</strong> anak sering dibuat mirip, misalnya<br />

Bodrex-Bodrexin, Inza-Inzana, Mixagrip-Minigrip, padahal kandungan zat<br />

aktif berbeda walaupun indikasi sama.<br />

Peserta perlu diingatkan hati - hati dengan perbedaan tersebut.<br />

Selain itu, peserta juga diharapkan dapat mengenali perbedaan dosis<br />

antara anak <strong>dan</strong> dewasa.<br />

4. Harga obat bisa sangat bervariasi, walaupun kandungan isinya sama.<br />

Sirup umumnya jauh lebih mahal dari pada tablet.<br />

Merek dengan nama Forte, Plus, <strong>dan</strong> sebagainya perlu dipelajari<br />

perbedaannya dengan yang biasa.<br />

Diskusi kemudian bisa dikembangkan ke arah upaya efisiensi biaya.<br />

5. Untuk tujuan promotif, seringkali nama bahan aktif ditulis dengan nama<br />

sinonim yang jarang diketahui awam, padahal tersedia nama yang lazim.<br />

36


Sebagai contoh :<br />

Pencantuman 1.3.7 trimetilxanthin untuk mengganti nama kafein,<br />

acetaminophen <strong>dan</strong> para-aminophenol untuk mengganti parasetamol,<br />

para-hidroksibenzamid untuk salisilamid.<br />

Kandungan vitamin B1 dalam produk Pil Sehat ditulis dengan nama kimia<br />

yang sangat panjang.<br />

Pencantuman nama paten bahan aktif yang sebenarnya sudah umum<br />

diketahui, misal : Silentium sebagai nama paten dekstrometorfan dalam<br />

produk obat batuk Vicks-Formula 44 kemasan lama.<br />

6. Makin banyak obat yang disediakan untuk kegiatan ini, makin dijumpai<br />

”keanehan” dari produk, yang dalam aktifitas sehari-hari mungkin tidak<br />

diperhatikan.<br />

Kegiatan II (Kelompok)<br />

Tahap kegiatan ini bertujuan agar peserta berlatih mencari informasi dari<br />

kemasan, dengan cara meneliti setiap tulisan yang tercantum dalam<br />

kemasan maupun package insert.<br />

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi yang<br />

diperlukan sebagai dasar melakukan self-medication, yaitu :<br />

1. nama bahan aktif,<br />

2. indikasi,<br />

3. aturan penggunaan,<br />

4. efek samping, <strong>dan</strong><br />

5. kontraindikasi.<br />

Peran Tutor dalam tahap ini cukup besar, untuk mendorong semua<br />

kebutuhan informasi, yakni 5 komponen utama informasi ditemukan secara<br />

lengkap.<br />

Dalam kegiatan ini digunakan lembar kerja yang telah disediakan (Lampiran<br />

2).<br />

Jumlah lembar kerja tidak perlu dibatasi.<br />

Kelengkapan pengisian lembar kerja diharapkan dapat memacu aktifitas<br />

peserta pada tahap selanjutnya.<br />

Dengan dipimpin ketua kelompok, pencarian informasi dilakukan secara<br />

bersama - sama, sambil membandingkan kelengkapan informasi dari satu<br />

nama dagang dengan nama dagang yang lain.<br />

37


Walaupun kegiatan ini dilakukan dalam kelompok, namun tiap peserta harus<br />

mencatat untuk diri masing – masing.<br />

Sambil mencatat informasi, peserta sekaligus dapat menelaah secara<br />

sederhana, kelengkapan <strong>dan</strong> kejelasan informasi yang disajikan pada tiap<br />

kemasan.<br />

Kegiatan 3 (individual)<br />

Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk keberanian peserta mencari informasi<br />

sendiri.<br />

Perlu dipastikan dahulu bahwa lembar kerja pada kegiatan 2 telah terisi<br />

dengan baik.<br />

Dalam tahap ini, peserta diminta untuk mengerjakan pencatatan informasi<br />

seperti kegiatan 2, terhadap obat yang ada di rumah masing - masing.<br />

Setelah menjelaskan kegiatan 3, diskusi ditutup dengan rangkuman oleh<br />

salah satu Tutor atau Narasumber, mengidentifikasi kembali temuan-temuan<br />

penting yang diperoleh di masing - masing kelompok, <strong>dan</strong> memberikan<br />

pesan-pesan untuk memperkuat dampak intervensi.<br />

Petunjuk Kegiatan<br />

Persiapan<br />

Bentuklah kelompok-kelompok,<br />

tiap kelompok terdiri dari 6-8 orang.<br />

Pilih ketua kelompok.<br />

Dipimpin ketua kelompok, lakukan kegiatan I, II <strong>dan</strong> III dibawah ini dengan<br />

sungguh - sungguh.<br />

Kegiatan I<br />

Kepada masing-masing kelompok diberikan 1 (satu) paket obat yang terdiri dari<br />

bermacam-macam jenis. Tugas yang diberikan adalah :<br />

1. Amati, apa nama bahan aktif dari masing-masing obat ?<br />

2. Kelompokkan obat tersebut berdasarkan jenis bahan aktif.<br />

3. Diskusikan, apa yang dapat diperoleh atau dimanfaatkan dari kegiatan<br />

ini?<br />

38


Kegiatan II<br />

Setelah obat dikelompokkan, carilah informasi atau keterangan yang tertera<br />

pada kemasan obat.<br />

Gunakan lembar kerja yang telah disediakan<br />

Masing - masing peserta menulis untuk dirinya sendiri.<br />

Urutan tugas adalah sebagai berikut :<br />

1. Apa nama bahan aktif obat tersebut ?<br />

2. Apa saja nama obat yang mengandung bahan aktif yang sama ?<br />

3. Bagaimana aturan pakainya ?<br />

4. Apakah ada peringatan efek samping ? Bila tidak ditemukan, tanyakan<br />

pada Tutor.<br />

5. Adakah pembatasan untuk siapa obat tersebut tidak boleh dipakai ? Bila<br />

tidak ditemukan, tanyakan pada Tutor/nara sumber.<br />

Kegiatan III (untuk dilakukan di rumah)<br />

Amati obat yang sering digunakan untuk keluarga di rumah.<br />

Pelajari kemasannya.<br />

Dilanjutkan pencatatan sendiri seperti pada kegiatan II.<br />

Bila ragu - ragu, bicarakan dengan tenaga kesehatan yang berwenang.<br />

Pelaksana CBIA<br />

1. Peserta<br />

Kriteria<br />

(1) Tokoh Masyarakat<br />

(2) Kader Puskesmas<br />

(3) Mempunyai kemampuan baca tulis <strong>dan</strong> dapat berkomunikasi dengan baik<br />

2. Fasilitator<br />

(1) Tenaga kesehatan di Dinas <strong>Kesehatan</strong> Propinsi (dokter / apoteker)<br />

(2) Tenaga kesehatan di Dinas <strong>Kesehatan</strong> Kab/Kota (dokter / apoteker)<br />

3. Tutor<br />

Tutor dapat :<br />

(1) Petugas <strong>Kesehatan</strong><br />

(2) Mahasiswa Farmasi<br />

(3) Mahasiswa Kedokteran<br />

(4) Orang dari lingkungan yang akan diintervensi.<br />

39


Sebelum bertugas, tutor harus menjalani pelatihan agar menguasai semua<br />

permasalahan.<br />

4. Penyelenggara<br />

Kepanitiaan yang berasal dari Dinas <strong>Kesehatan</strong> Propinsi <strong>dan</strong> Kabupaten/Kota<br />

5. Jumlah<br />

(1) Setiap puskesmas diwakili oleh :<br />

a. 1 orang fasilitator<br />

b. 3 orang tutor<br />

c. 3 grup kader yang masing–masing grup terdiri dari 6 orang kader,<br />

sebelum bertugas kader kesehatan harus menjalani pelatihan agar<br />

dapat menguasai semua materi pelatihan.<br />

(2) Jumlah peserta sebaiknya tidak lebih dari 40 orang.<br />

Sarana<br />

1. <strong>Alat</strong> bantu<br />

<strong>Alat</strong> bantu yang diperlukan untuk kegiatan ini :<br />

(1) Paket obat<br />

(2) Lembar kerja<br />

(3) Petunjuk kegiatan<br />

Setiap kelompok diskusi memerlukan satu paket obat yang terdiri dari :<br />

(1) kurang lebih 40 obat yang masih lengkap dalam kemasan aslinya <strong>dan</strong><br />

dilengkapi dengan label harga toko.<br />

(2) Obat yang dijadikan contoh harus beredar <strong>dan</strong> sering terdapat di<br />

daerahnya, yang mudah didapat serta sering digunakan.<br />

(3) Jenis obat dibatasi 3-4 jenis obat saja, misalnya :<br />

a. Analgetik atau antipiretik<br />

b. Vitamin atau mineral<br />

c. Obat batuk<br />

d. Obat flu atau pilek<br />

e. Obat gangguan lambung atau cerna<br />

(4) Untuk tiap jenis obat disediakan kurang lebih 10 nama dagang.<br />

2. Tempat<br />

Diperlukan tempat atau ruangan yang cukup luas sehingga kelompok dapat<br />

mengatur duduk secara melingkar.<br />

40


Ada alat tulis <strong>dan</strong> Narasumber/Tutor yang dapat dengan mudah berpindah -<br />

pindah tempat.<br />

Jika tidak memungkinkan kegiatan tulis menulis ditiadakan <strong>dan</strong> diganti<br />

dengan memperbanyak diskusi.<br />

41


Lampiran 1<br />

OBAT YANG DIANJURKAN SEBAGAI ALAT BANTU, ANTARA LAIN :<br />

Analgetika/antipiretika<br />

Vitamin, mineral, penyegar<br />

Bodrex tablet<br />

Bodrexin tablet<br />

Bodrexin sirup<br />

Mixagrip tablet<br />

Minigrip tablet<br />

Inza tablet<br />

Inzana tablet<br />

Feminax tablet<br />

Refagan tablet<br />

Aspirin Bayer tablet<br />

Biogesic tablet<br />

Ultraflu tablet<br />

Sanaflu tablet<br />

Dan lain-lain<br />

Obat gangguan lambung<br />

Neosanmag tablet<br />

Promag tablet<br />

Magazida tablet<br />

Alumy tablet<br />

Alumy sirup<br />

Mylanta tablet<br />

Mylanta sirup<br />

Polysilane<br />

Dan lain-lain<br />

Cerebrovit kapsul<br />

Cerebrofort sirup<br />

Ultracap<br />

Vitamin C IPI tablet<br />

Enervon C tablet<br />

Calcium D redoxon tablet<br />

Vitamin B1 IPI tablet<br />

Neurobion<br />

Viliron tablet<br />

Kalsidol sirup<br />

Cerebrovit sirup<br />

Calcivit sirup<br />

Sakatonik Liver<br />

Tonikum Bayer<br />

Dan lain-lain<br />

Obat batuk<br />

Woods expectorant sirup<br />

Komix sirup<br />

Vicks Formula 44 sirup<br />

Allerin sirup<br />

Laserin sirup<br />

Bisolvon sirup<br />

Konidin sirup<br />

Dextromethorphan<br />

Dan lain-lain<br />

42


Lampiran 2<br />

CATATAN OBAT<br />

Nama Untuk Siapa yang<br />

Nama dagang<br />

Aturan pemakaian? Efek samping ?<br />

bahan aktif<br />

mengobati apa?<br />

tidak boleh memakai?<br />

Dewasa:<br />

Anak:<br />

Lainnya:<br />

Dewasa:<br />

Anak:<br />

Lainnya:<br />

Dewasa:<br />

Anak:<br />

Lainnya:<br />

43


Lampiran 3<br />

CATATAN OBAT DI RUMAH TANGGA<br />

Nama Untuk Siapa yang<br />

Nama dagang<br />

Aturan pemakaian? Efek samping ?<br />

bahan aktif<br />

mengobati apa ?<br />

tidak boleh memakai?<br />

Dewasa:<br />

Anak:<br />

Lainnya:<br />

Dewasa:<br />

Anak:<br />

Lainnya:<br />

Dewasa:<br />

Anak:<br />

Lainnya:<br />

44


BAGIAN V<br />

P E N U T U P<br />

Dengan semakin meningkatnya kecerdasan masyarakat saat ini, timbul<br />

kecenderungan untuk melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi) terhadap<br />

penyakit–penyakit tertentu yang ringan, yang sering diderita oleh masyarakat,<br />

dengan menggunakan obat yang mudah diperoleh baik di sarana kesehatan<br />

maupun di toko obat atau ditempat lain yang menyediakan obat bebas <strong>dan</strong> obat<br />

bebas terbatas.<br />

Melalui Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Memilih<br />

Obat, diharapkan masyarakat mampu memilih <strong>dan</strong> menggunakan obat secara<br />

benar. Pengetahuan <strong>dan</strong> keterampilan mengenai materi ini akan sangat<br />

membantu masyarakat dalam pengobatan sendiri.<br />

Peningkatan pengetahuan <strong>dan</strong> keterampilan masyarakat dalam melaksanakan<br />

pengobatan sendiri, merupakan hasil rangkaian pelatihan dengan menggunakan<br />

Materi ini, yang berprinsip pada sistem Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA). Diharapkan<br />

kedepan hasil peningkatan pengetahuan <strong>dan</strong> keterampilan para kader <strong>dan</strong><br />

masyarakat merupakan salah satu pendukung dalam meningkatkan derajat<br />

kesehatan masyarakat sesuai dengan tujuan Pemerintah, terutama dalam era<br />

globalisasi saat ini.<br />

Semoga Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Memilih<br />

Obat ini dapat dimanfaatkan diseluruh wilayah Indonesia.<br />

46

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!