10.11.2012 Views

Tebus Al pAcino MuHAMMAd yusuf - Stromotion.Net

Tebus Al pAcino MuHAMMAd yusuf - Stromotion.Net

Tebus Al pAcino MuHAMMAd yusuf - Stromotion.Net

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

look wHo’s talkinG<br />

Laki-laki ini masih 35 tahun, tapi sudah menghasilkan banyak karya<br />

lewat ketiga perusahaannya. Ia kalem dan santai. 30 November lalu, kami<br />

berbincang-bincang dengannya. Ia cerita soal sejarah pencapaiannya.<br />

Q: Bisa ceritakan sejarah D’Color,<br />

Skylar, dan Trilogy?<br />

a: Pertama, kami memulai dengan<br />

membuat V­magz, sebuah majalah<br />

gratis dalam bentuk CD. Isinya unik<br />

dan disebar ke Jakarta, Bandung, dan<br />

Bali. Bertahan hanya dua edisi karena<br />

apa yang kami pikirkan belum bisa<br />

diterima masyarakat.<br />

Lalu, kami lari ke event yang<br />

berhubungan dengan dunia film,<br />

baru merembet ke layar lebar. Dulu<br />

namanya D’Color Inc. (2008). Seiring<br />

terbentuknya Skylar Group, maka<br />

namanya pun berubah. Di bawah<br />

grup itu ada D’Color Entertainment,<br />

Skylar Pictures, Trilogy Music, dan<br />

Skylar Magazine. Skylar Pictures<br />

sendiri berdiri pada 2009, film<br />

pertamanya adalah Jinx.<br />

Q: Apa yang membuat D’Color dan<br />

Skylar berbeda?<br />

a: Perbedaan pertama dari segi budget.<br />

Film­film dengan budget besar<br />

masuk ke Skylar, sementara yang<br />

sedang atau kecil masuk ke D’Color.<br />

D’Color juga lebih komersial<br />

ketimbang Skylar. Kemudian,<br />

D’Color juga mencangkup event<br />

organizer, promotion service, hingga<br />

production house. Sementara, Skylar<br />

spesial untuk produksi film saja.<br />

Q: Apa arti nama D’Color dan Skylar?<br />

a: D’Color itu mencerminkan<br />

warna dunia. Tanpa warna, hidup<br />

akan terasa hambar. Ha­ha­ha.<br />

Kalau Skylar, itu nama anak saya.<br />

Sementara, nama Trilogy berasal<br />

dari jumlah partner yang kita punya,<br />

yaitu tiga.<br />

Q: Apa sebenarnya visi Skylar<br />

dan D’Color?<br />

a: Dunia perfilman di Indonesia kurang<br />

dihargai oleh penontonnya sendiri.<br />

Bagaimana membuat karya yang<br />

bisa diminati oleh penonton dan<br />

mendapat perhatian mereka untuk<br />

bisa menghargai karya bangsa sendiri.<br />

Itulah tujuan utamanya.<br />

Q: rencana Skylar dan D’Color ke<br />

depannya?<br />

a: Tahun depan, Skylar akan<br />

memproduksi enam film baru<br />

bergenre drama action, romantic<br />

drama, dan adventure. Sementara,<br />

akan membuat satu film horor.<br />

Q: Mengapa Anda bisa terjun ke<br />

dunia film?<br />

a: Dasarnya karena hobi nonton film.<br />

Padahal, dulu sekolah advertising.<br />

Mulainya sih bisa dibilang nggak<br />

direncanakan. Pertama, buat D’Color,<br />

bikin FTV, tapi lalu keterusan<br />

hingga sekarang.<br />

Q: Mengapa ikut merambah ke<br />

industri musik?<br />

a: Karena mereka bersinergi; film, musik,<br />

dan entertainment. Jadi, kita ambil<br />

kesempatan itu. Contohnya, untuk<br />

film Surat Kecil untuk Tuhan, nanti<br />

akan ada soundtrack yang diambil<br />

dari produksi Trilogy.<br />

Q: Sejak kapan Anda jadi produser?<br />

a: Learning by doing. Setelah berkarya<br />

dalam film JINX, saya tidak puas dan<br />

ketagihan ingin membuat film­film<br />

lainnya lewat Skylar. Intinya, saya bisa<br />

karena saya terbiasa melakukan itu.<br />

Q:Tantangan terbesar jadi produser?<br />

a: Bagi saya, semuanya adalah<br />

tantangan. Mulai dari mencari ide,<br />

‘membungkus’­nya, hingga kemudian<br />

produk tersebut dijual.<br />

Q: Punya trik rahasia untuk membuat<br />

film yang bagus?<br />

a: Jangan egois, kadang­kadang<br />

kita harus mengetahui apa yang<br />

masyarakat inginkan. Dalam artian<br />

membuat film yang bagus berarti<br />

mengerti akan target pasar.<br />

Q: Tips untuk mereka yang ingin<br />

menjadi produser?<br />

a: Kuncinya harus hati­hati dalam<br />

mengambil langkah. Pelajari semua<br />

detail yang ada. Dan, satu hal yang<br />

paling penting, harus kuat dalam<br />

menghadapi segala tantangan.<br />

Q: Arti sebuah film yang bagus, menurut<br />

Anda?<br />

a: Saya suka hampir semua genre<br />

film. Namun, yang paling saya suka<br />

adalah film­film yang diangkat dari<br />

kehidupan nyata. Film terakhir yang<br />

menyentuh menurut saya adalah<br />

Seven Pounds.<br />

Q: Apakah punya figur panutan?<br />

a: Jerry Bruckheimer. He’s a damn good<br />

producer. Kemampuannya terlihat<br />

dari karya­karyanya. Armageddon,<br />

Pearl Harbour, sampai acara TV<br />

seperti Fear Factor atau CSI: Crime<br />

Scene Investigation.<br />

Q: Apa yang ingin dan belum Anda<br />

capai ke depannya?<br />

a: Ingin membuat film yang mendapat<br />

perhatian, baik dari dalam dan luar<br />

negeri. Berkhayal lebih jauh, karya<br />

tersebut mampu mendapatkan<br />

penghargaan di red Carpet atau<br />

Hollywood. Syaratnya harus buat<br />

film yang benar­benar bagus. Karena<br />

film yang bagus jelas akan menarik<br />

perhatian penonton dan tentunya<br />

rumah produksi di luar negeri.<br />

Q: Terakhir, jelaskan diri Anda dalam<br />

tiga kata?<br />

a: Sandal, short, and hat.<br />

• Jan - Mar 2011<br />

45

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!