12.01.2015 Views

Banjarmasin Post Senin, 12 Januari 2015

NO. 151687 TH XLIII/ ISSN 0215-2987

NO. 151687 TH XLIII/ ISSN 0215-2987

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

14 SENIN<br />

ribun Kronika<br />

<strong>Banjarmasin</strong><br />

<strong>Post</strong><br />

<strong>12</strong> JANUARI <strong>2015</strong><br />

Kotak Hitam Terhimpit Serpihan<br />

Sambungan hal 1<br />

Jangan Terus di Zona Nyaman<br />

Sambungan hal 1<br />

berbeda. Pada Kurikulum<br />

2006 hanya terpaku pada<br />

kognitif. Tes berupa ujian saja,<br />

tidak bisa untuk penilaian<br />

sikap Padahal penilaian harus<br />

saling mendukung antara<br />

kinerja kemampuan dan<br />

keterampilan. Sementara<br />

berdasar Kurikulum 2013,<br />

siswa dibentuk untuk<br />

berpengetahuan, bersikap<br />

dan terampil.<br />

Memang sekarang<br />

kembali ke Kurikulum 2006,<br />

Lebih Baik Kalian Menyerah<br />

Sambungan hal 1<br />

Selain Banjar, daerah yang<br />

menjadi fokus perburuan adalah<br />

<strong>Banjarmasin</strong>. Pasalnya, dua<br />

dari lima wabin itu berdomisili<br />

di Kota Seribu Sungai ini. Takni<br />

Ismari bin Rusdi (29) yang berasal<br />

dari Kelurahan Mantuil<br />

dan Riskianyah (16), warga<br />

Kelurahan Karangmekar.<br />

“Kami memang dibantu<br />

teman-teman dari kepolisian.<br />

Kepada warga binaan (yang<br />

kabur), kami serukan: kalian<br />

lebih menyerahkan diri secara<br />

baik-baik. Kami jamin keselamatannya<br />

jika menyerahkan<br />

diri. Untuk keluarga kami<br />

juga serukan untuk membantu,”<br />

tegas Kepala Divisi Pemasyarakatan<br />

Kanwil Kemenkum<br />

HAM Kalsel, Harun<br />

Diah Octia<br />

Ditambah lagi<br />

pasukan<br />

penjaganya dan<br />

diperketat lagi<br />

penjagaannya terhadap napi,<br />

biar tidak ada kesempatan<br />

lagi bagi penghuninya untuk<br />

kabur.<br />

Master Briyan<br />

Intinya harus<br />

diselidiki terlebih<br />

dahulu<br />

penyebabnya<br />

tahanan bisa kabur & harus<br />

jadi pelajaran agar tidak<br />

terjadi untuk kedua kalinya<br />

Komentar lain di hal 4<br />

Mamilih Sapi<br />

Sambungan hal 1<br />

tetapi bukan berarti 2013<br />

berhenti begitu saja. Posisi<br />

sekarang ini merupakan<br />

starting point, persiapan<br />

massal, untuk kemudian<br />

kembali ke Kurikulum 2013.<br />

Nanti, bila semua sudah<br />

siap dan matang dikembalikan<br />

lagi ke kurikulum<br />

tersebut. Jadi para guru<br />

jangan terlena, jangan<br />

euforia dulu karena kembali<br />

ke Kurikulum 2006.<br />

Kurikulum 2013 harus<br />

dihadapi. Mau tak mau. Ini<br />

masa evaluasi diri bagi yang<br />

Sulistianto.<br />

Harun yang memimpin<br />

tim investigasi internal, juga<br />

menegaskan terus mengumpulkan<br />

data tentang kejadian<br />

tersebut. “Kami sangat serius.<br />

Saya sendiri turun tangan. Bila<br />

ditemukan adanya pelanggaran<br />

dan kelalaian, tentu ada<br />

sanksi keras karena yang kabur<br />

bisa sampai berjumlah banyak,”<br />

kata dia.<br />

Seperti diwartakan melalui<br />

cara menjebol pintu sel pengasingan<br />

(sel isolasi) lalu naik<br />

ke pos jaga di atas pagar tembok<br />

yang sedang kosong, kemudian<br />

meloncat ke jalan, tiga<br />

narapidana (napi) dan dua tahanan<br />

yakni Winarto alias Kacong<br />

(29), Abdul Saleh (31),<br />

Muhammad Fandi alias Tuhung<br />

(47), Ismari (29), dan Riskiansyah<br />

(16), berhasil kabur.<br />

Aksi mereka terjadi saat<br />

jumlah petugas lapas (sipir)<br />

yang piket jaga dikabarkan<br />

tidak lengkap karena dua orang<br />

tidak bekerja.<br />

Berdasar pantauan pada<br />

sehari setelah kejadian, para<br />

pegawai lapas melakukan<br />

perbaikan terhadap kunci sel<br />

pengasingan, pintu dan kaca<br />

pos yang dipecah wabin yang<br />

kabur. “Untuk pintu pos jaga<br />

akan dilapisi pintu teralis besi,”<br />

kata Kepala Lapas, Lenggono<br />

Budi.<br />

Dia mengatakan, banyak<br />

yang perlu dibenahi di lapas<br />

itu. Salah satunya adalah peninggian<br />

pagar tembok. Pasalnya,<br />

pagar tembok yang<br />

ada saat ini hanya setinggi<br />

sawat. Apabila cara ini gagal,<br />

akan digunakan teknik balon<br />

mengapung untuk mengangkat<br />

serpihan badan pesawat<br />

tersebut. Saat ini penyelam<br />

telah memasang marker buoy<br />

di sekitar lokasi penemuan,”<br />

kata dia.<br />

Sebelumnya, sinyal ‘ping’<br />

yang diduga dari kotak hitam<br />

pesawat nahas itu didapatkan<br />

beberapa kapal seperti KN<br />

Jadayat, Kapal MGS GeoSurvey,<br />

Kapal Baruna Jaya I dan<br />

Kapal Java Imperia. Berdasar<br />

pelacakan, asal sinyal diperkirakan<br />

sekitar 2,5 kilometer<br />

barat laut dari lokasi ditemukannya<br />

ekor pesawat.<br />

Penemuan lokasi yang diduga<br />

black box itu langsung<br />

mendapat respons dari CEO<br />

AirAsia Tony Fernandes. Melalui<br />

akun Twitter-nya, @tonyfernandes,<br />

dia menulis: Kami<br />

dituntun untuk percaya bahwa<br />

black box mungkin telah ditemukan.<br />

Namun, hal ini masih<br />

belum terkonfirmasi. Tapi,<br />

info ini kuat. Staf saya memperkirakan<br />

itu badan pesawat.”<br />

Keyakinan kotak hitam segera<br />

ditemukan agar penyebab<br />

jatuhnya pesawat dapat<br />

diungkap, juga dimiliki Direktur<br />

Operasional Basarnas<br />

Marsma SB Supriyadi.<br />

Bahkan dia mengungkapkan,<br />

pada Minggu siang, Kapal<br />

Baruna Jaya I milik Badan<br />

Pengkajian dan Penerapan<br />

Teknologi (BPPT) kembali<br />

mendeteksi sinyal ping.<br />

Sinyal itu berasal dari jarak<br />

sekitar satu kilometer arah timur<br />

dari lokasi ditemukannya<br />

ekor pesawat. “Suara<br />

ping sudah terdengar jelas.<br />

Setelah dilakukan pelacakan<br />

menggunakan alat scan detector<br />

juga ditemukan objek besar<br />

di kedalaman 30-33 meter.<br />

Diduga objek itu badan pesawat,”<br />

ucap Supriyadi.<br />

Saat dihubungi, Koordinator<br />

Jaga Pusat Komando Pengendalian<br />

Operasi BPPT,<br />

Imam Mudita mengatakan<br />

kemungkinan besar kotak hitam<br />

bisa segera ditemukan<br />

karena sudah ada sinyal ping<br />

yang ditangkap empat kapal.<br />

“Posisi kapal-kapal itu berjauhan,<br />

tetapi mendeteksi<br />

sinyal yang sama. Sinyalnya<br />

cukup kuat sehingga kemungkinan<br />

black box tidak<br />

tertutup lumpur,” ujarnya.<br />

Sementara Ketua Komite<br />

Nasional Keselamatan Transportasi<br />

(KNKT) Tatang Kurniadi<br />

mengatakan kotak hitam<br />

bisa dikatakan ditemukan<br />

bila sudah dikeluarkan<br />

dari dalam laut. Untuk itu, tim<br />

KNKT bersama SAR gabungan<br />

akan terus melakukan penyelaman<br />

di lokasi-lokasi<br />

yang diduga menjadi tempat<br />

keberadaan kotak hitam.<br />

Dia pun mengatakan seluruh<br />

pecahan pesawat akan diangkut<br />

ke kantor KNKT di Jakarta<br />

untuk menjalani proses<br />

investigasi. “Semua serpihan<br />

akan disatukan dan direkonstruksi.<br />

Kalau ekornya kecil,<br />

akan diangkut pakai pesawat,<br />

kalau besar pakai kapal Kemenhub,”<br />

ujar dia.<br />

Tim Basarnas telah mengangkat<br />

ekor pesawat dari dasar<br />

laut ke permukaan dengan<br />

lifting bag (balon pengapung).<br />

Selanjutnya puing itu dibawa<br />

kapal Crest Onyx milik Rusia<br />

untuk dibawa ke Pelabuhan<br />

Teluk Kumai, Pangkalanbun.<br />

“Saat ini target utama KN-<br />

KT adalah menemukan kotak<br />

hitam. Kalau sudah dapat, 70-<br />

80 persen penyebab kecelakaan<br />

bisa diketahui. Saat ini KN-<br />

KT sedang disorot internasional.<br />

Banyak yang tak percaya<br />

KNKT mampu padahal<br />

kami sudah memiliki alat<br />

pembaca sejak 2008,” tegas<br />

Tatang. (tribunnews/kps)<br />

belum siap kurikulum 2013.<br />

Di kurikulum baru ini, profit<br />

pencapaian belajarnya lebih<br />

lengkap. Dan jangan<br />

berpikir bahwa murid dan<br />

guru adalah kelinci percobaan,<br />

karena terkait<br />

Kurikulum 2013 sudah<br />

diatur undang undang (UU).<br />

Perlu pemahaman<br />

bahwa akan terjadi kemunduran<br />

jika tidak menjalankan<br />

Kurikulum 2013.<br />

Jangan bekerja dan belajar<br />

di zona nyaman terus.<br />

Harus dihadapi. (kur)<br />

dua meter. “Idealnya setinggi<br />

enam meter,” ucap Lenggono.<br />

Mengapa selama ini hanya<br />

setinggi dua meter Menurut<br />

Lenggono, semula lapas itu difungsikan<br />

sebagai tempat pembinaan<br />

untuk anak-anak (remaja)<br />

yang terjerat hukum.<br />

Karena itu, konstruksi bangunan<br />

disesuaikan standar lapas<br />

anak. “Kami sudah mengusulkan<br />

tetapi belum ada tindak<br />

lanjutnya,” ujarnya.<br />

Namun, saat ini kondisinya<br />

sudah jauh berbeda. Meski namanya<br />

tetap Lapas Anak, tetapi<br />

wabin yang ada sudah bersifat<br />

umum. Dari total seluruh<br />

tahanan dan napi yang berjumlah<br />

950 orang, hanya 50 o-<br />

rang tergolong anak-anak. Sisanya<br />

orang dewasa baik lakilaki<br />

maupun perempuan.<br />

“Kasus dominan wabin di<br />

sini adalah narkoba. Setelah<br />

kejadian itu, kami langsung<br />

memindahkan 20 napi kasus<br />

narkoba ke Lapas Narkotika<br />

Karangintan, Banjar. Untuk<br />

penjagaan tetap sesuai sistem<br />

dan prosedur yang ada. Tidak<br />

ada penambahan personel<br />

karena itu kebijakan dari pusat,”<br />

katanya.<br />

Mengenai perburuan wabin<br />

yang kabur, Lenggono<br />

mendapat informasi mereka<br />

berada dikawasan Kelurahan<br />

Palam, Banjarbaru. Tetapi saat<br />

didatangi bersama polisi, kelimanya<br />

sudah pindah ke tempat<br />

lain. “Kami serukan, lebih<br />

baik menyerah daripada ditangkap<br />

polisi,” tegas Lenggono.<br />

(lis/kk)<br />

banyaki bajalan,” ujar Garbus.<br />

“Hau kanapa maka ikam<br />

manyuruh aku banyak bajalan,<br />

padahal bajalan itu sudah<br />

jadi gawianku. Ka pasar balang<br />

bulik bajalan, ka masigit<br />

bajalan, mahadiri partamuan<br />

di kalurahan bajalan dan saban<br />

baisukan aku bajalan jua,”<br />

ujar Tulamak.<br />

“Kalu ikam rajin bajalan baarti<br />

kada parlu manukar sapida<br />

mutur. Makanya tabungan<br />

ikam nang handak manukar<br />

sapida mutur itu kalu bisa kuinjam<br />

satumat, sedangkan<br />

ikam Mak ai baiknya manukar<br />

sapida haja,” ujar Garbus.<br />

“Ooo... itukah maksudnya<br />

Bus Manyuruh aku bajalan<br />

itu supaya aku kada jadi manukar<br />

sapida mutur” ujar<br />

Tulamak hanyar tahu maksud<br />

ucapan Garbus tadi.<br />

“Aku hanya manyaranakan<br />

haja Mak ai, kada mamaksa<br />

tapi kalu ikam hakun<br />

yaaa... tarima kasih,” ujar<br />

Garbus.<br />

“Napa pina rami mamander<br />

sapida mutur Bus” ujar<br />

Palui.<br />

“Garbus mambujuki aku<br />

supaya kada jadi manukar<br />

sapida mutur, lalu duit tabunganku<br />

handak di-injamnya<br />

lalu aku disuruhnya manukar<br />

sapida haja,” ujar Tulamak<br />

bakisah.<br />

“Sapida itu sama wan baulah<br />

raga Mak ai. Kanapa maka kuanggap<br />

sama wan baulahraga<br />

karna bisa mangaluarakan paluh<br />

jua,” ujar Garbus.<br />

“Cuba takuni Palui Bus, kalu<br />

basapida itu sama wan baulahraga<br />

maka katujulah inya manukar<br />

sapida” ujar Tulamak.<br />

“Kalu ada duitnya, jangankan<br />

sapida atawa sapida mutur<br />

malah aku hakun manukar<br />

mutur,” ujar Palui ba-agak.<br />

“Bujurkah Lui” ujar Garbus.<br />

“Tadi sudah kusambat kalau...<br />

wan andaikata ada duitnya.<br />

Tapi kalu disuruh mamilih<br />

apakah katuju sapida mutur<br />

atawa sapida, maka pasti kujawab<br />

bahwa aku mamilih<br />

sapi,” ujar Palui tatawa.<br />

“Jawaban ikam ini Lui ai<br />

adalah jawaban mahuhulut.<br />

Lain nang disurung lain nang<br />

dijawab,” ujar Tulamak manumpalak.<br />

“Jawabanku itu sudah kupikirakan<br />

masak-masak,”<br />

sahut Palui.<br />

“Napa alasannya maka ikam<br />

mamilih sapi Lui” ujar Garbus.<br />

“Kalu aku mamilih sapi,<br />

pasti aku cagar dipadahakan<br />

urang pintar wan harat karna<br />

sapi itu susunya kawa dijual<br />

atawa gasan dimakan. Tapi sabaiknya<br />

pasti aku dipadahakan<br />

urang bubungulan bila<br />

mamarah sapida karna sapida<br />

jalas-jalas kadada susunya,”<br />

ujar Palui lihum mangalahakan<br />

Tulamak wan Garbus.<br />

(rep/emh)<br />

ANTARA FOTO/SAHRUL MANDA TIKUPADANG<br />

Warga Kalsel Juara Dunia di Jepang<br />

Sambungan hal 1<br />

Bakhtiar Tak Mau Kurikulum 2006<br />

Sambungan hal 1<br />

Pengelola sekolah ini, takut<br />

jika tetap menerapkan Kurikulum<br />

2013 akan ‘bermasalah’<br />

di kemudian hari karena<br />

sikap pemerintah terkesan lebih<br />

mengarah ke Kurikulum<br />

2006.<br />

“SMAN 4 kembali ke Kurikulum<br />

2006, mengikuti arahan<br />

saja. Kami memang semangat<br />

memberlakukan Kurikulum<br />

2013, ternyata tidak jelas<br />

yang bertanggung jawab. Buku<br />

saja belum lengkap,” ujar<br />

Kepala SMAN 4 Tumiran, kemarin.<br />

Namun, ada kebingungan<br />

baru yang dialami Tumiran.<br />

Ketua Kelompok Kerja Kepala<br />

SMA <strong>Banjarmasin</strong> ini bingung<br />

mencari buku ajar. Begitu<br />

pula nasib para guru.<br />

“Apakah buku ajar Kurikulum<br />

2006, masih tersedia<br />

di pasaran Bingung cari<br />

bukunya. Selain itu, pasti berdampak<br />

juga pada jam mengajar<br />

guru. Hal ini perlu dipikirkan.<br />

Sebagian guru tentu<br />

harus mencari sekolah lain<br />

Akibat Setitik Nila<br />

Sambungan hal 1<br />

rif dan Said ditangkap.<br />

Cherif dan Said tetap disergap<br />

polisi, dan akhirnya<br />

tewas. Polisi juga menyerbu<br />

supermarket, dan penyanderanya,<br />

Amedy Coulibaly, akhirnya<br />

terbunuh. Tetapi, empat<br />

orang sandera juga tewas.<br />

Sementara Hayat Boumeddiene,<br />

perempuan yang diduga<br />

isteri Coulibaly dan<br />

membantunya, masih diburu<br />

polisi. Melalui sebuah video<br />

online, Al-Qaedah Yaman,<br />

mengaku bertanggungjawab<br />

atas semua peristiwa ini.<br />

Mengapa ini terjadi Polisi<br />

dan pengamat masih menyelidiki.<br />

Namun jika benar mereka<br />

membunuh karena marah<br />

atas kartun yang diterbitkan<br />

Charlie Hevdo, yang dianggap<br />

menghina Nabi Muhammad<br />

SAW, maka hal itu<br />

patut disesalkan.<br />

Bukankah Nabi tidak marah,<br />

tetapi memaafkan dan mendoakan<br />

orang yang menghinanya<br />

Bukankah kemuliaannya<br />

tidak berkurang sedikitpun<br />

akibat penghinaan itu<br />

Yang jauh lebih mengkhawatirkan<br />

justru akibat kejadian<br />

itu terhadap minoritas<br />

Muslim di Perancis, dan di<br />

negara-negara Eropa lainnya.<br />

Saat ini, kaum Muslim adalah<br />

minoritas agama terbesar<br />

di Eropa. Mereka umumnya<br />

pendatang dari Aljazair, Maroko,<br />

Turki dan negara Muslim<br />

lainnya, yang semula bekerja<br />

sebagai buruh kasar.<br />

Mereka kini sudah menjadi<br />

warganegara di sana, dan beranak-pinak.<br />

Semua ini mengingatkan<br />

saya pada peristiwa yang terjadi<br />

di Belanda pada 2 November<br />

2004. Ketika itu, seorang<br />

pembuat film, pengisi<br />

acara televisi dan kolumnis<br />

terkenal, Theo van Gogh, ditembak<br />

mati oleh Muhammad<br />

Bouyeri, Muslim asal Maroko.<br />

Van Goghditembak karena<br />

dia bersama Ayaan Hirsi<br />

Ali, politisi dan Muslimah<br />

yang murtad, membuat film<br />

“Modalnya, penguasaan<br />

teknik bermain dan ketepatan<br />

memainkan strategi. Selain<br />

itu juga tetap tenang agar<br />

tidak sampai salah memainkan<br />

kartu,” kata lelaki berkacamata<br />

ini.<br />

Perjalanan panjang harus<br />

ditempuh mahasiswa S2 Fakultas<br />

Hukum Universitas<br />

Airlangga (Unair) Surabaya,<br />

Jatim itu untuk bisa berlaga<br />

dalam kompetisi tingkat dunia<br />

tersebut.<br />

Sebelumnya, pada Oktober<br />

2014, dia menjadi juara dalam<br />

event Indonesia Cardfight<br />

Vanguard Regional Qualifier<br />

di Jakarta. Dia menyisihkan<br />

250 peserta yang menjadi pesaingnya.<br />

Mengantongi gelar juara<br />

pada ajang kualifikasi ini, Fajar<br />

menggenggam tiket untuk<br />

mengikuti kejuaraan di<br />

level lebih tinggi yakni Asia-<br />

Ocenia Cardfight Vanguard<br />

Continental Championship<br />

<strong>12</strong>01/B14<br />

yang dilaksanakan pada 7 Desember<br />

2014. Ajang yang digelar<br />

di Singapura itu diikuti<br />

perwakilan dari enam negara.<br />

Fajar berhasil menyabet<br />

gelar juara dua.<br />

Meski demikian, dia tetap<br />

mendapat tiket untuk berlaga<br />

di Cardfight Vanguard World<br />

Championship 2014. Di sini,<br />

Fajar bersaing dengan finalis<br />

dari berbagai penjuru dunia<br />

yang mewakili tujuh regional.<br />

Yakni, Amerika Serikat (AS),<br />

Kanada, Amerika Latin, Asia<br />

agar memenuhi kewajiban<br />

mengajar 24 jam,” katanya.<br />

Sebaliknya dengan SMAN<br />

2 <strong>Banjarmasin</strong>. Kepala SMAN<br />

2 H Bakhtiar mengatakan, sekolah<br />

yang dipimpinnya tetap<br />

bertahan menggunakan<br />

Kurikulum 2013.<br />

Menurut dia, SMAN 2 termasuk<br />

sekolah piloting penerapan<br />

kurikulum tersebut di<br />

<strong>Banjarmasin</strong>, bersama SMAN<br />

1, SMAN 3, SMAN 6 dan SM-<br />

AN 7. Namun keempat sekolah<br />

lain itu memilih kembali<br />

ke an Kurikulum 2006.<br />

Keputusan mempertahankan<br />

Kurikulum 2013, menurut<br />

Bakhtiar, juga dikarenakan<br />

ketersediaan tenaga pengajar<br />

yang mampu menerapkannya<br />

dalam proses belajar belajar.<br />

Tentang pengadaan buku<br />

ajar, dia yakin bisa segera<br />

diatasi.<br />

“Bila kembali ke KTSP, guru<br />

juga akan kesulitan memenuhi<br />

kewajiban jam tatap muka.<br />

Itu bisa berdampak ke<br />

sertifikasi,” katanya.<br />

Sebelumnya, pada rapat<br />

koordinasi antara Dinas Pendidikan<br />

(Disdik) Kalsel dan<br />

Disdik kabupaten/kota, pekan<br />

lalu, Sekretaris Disdik<br />

Kalsle H Amka mengatakan,<br />

bagi sekolah yang belum tetapi<br />

ingin melaksanakan Kurikulum<br />

2013, bisa mengajukan<br />

permohonan ke Disdik<br />

Kalsel.<br />

Nantinya, sekolah tersebut<br />

diverifikasi dari beberapa<br />

faktor seperti pendamping,<br />

ketersediaan buku dan kesiapan<br />

guru.<br />

Hasil verifikasi disampaikan<br />

ke Kemendikdasmen<br />

yang kemudian memutuskan<br />

bisa tidaknya sekolah<br />

itu melaksanakan Kurikulum<br />

2013. Selama menunggu<br />

putusan itu, sekolah diharapkan<br />

menerapkan Kurikulum<br />

2006.<br />

“Semua yang memutuskan<br />

Kemendikdasmen. Keputusan<br />

berdasar penilaian bersama<br />

Badan Akreditasi Nasional<br />

(BAN)). Apabila tidak siap tetapi<br />

tetap melaksanakan (Kurikulum<br />

2013), kementerian<br />

tidak bertanggung jawab,”<br />

kata Amka.<br />

berjudul Submission, yang<br />

dianggap menghina Islam.<br />

Ketika itu, saya dan isteri<br />

masih tinggal di Belanda. Ribuan<br />

orang turun ke jalan, dan<br />

rasa kebencian pada imigran<br />

Muslim, seolah tertumpah<br />

ruah. Konon, ada sekolah Islam<br />

dan musala yang dibakar.<br />

Rasa takut dan waswas<br />

menjalar di kalangan umat<br />

Islam. Khotbah-khotbah Jumat<br />

mengingatkan jemaah,<br />

agar tidak mudah diprovokasi.<br />

Umat Islam hanya didorong<br />

agar lebih rajin belajar<br />

dan bekerja.<br />

Kaum perempuan Muslimah<br />

yang berjilbab pun rentan<br />

diskriminasi, termasuk<br />

istri saya. Ketika dia bepergian<br />

naik kereta api, tak jarang polisi<br />

berpakaian biasa, menggeledah<br />

tasnya.<br />

Suatu hari, saat masih menunggu<br />

masuk kelas di Universitas<br />

Leiden, seorang polisi<br />

mendatanginya, dan memintanya<br />

membuka ransel. “Ini,<br />

silakan dilihat. Tidak ada<br />

bom,” kata istri saya. Polisi itu<br />

tersenyum dan minta maaf.<br />

Saya sungguh khawatir, rasa<br />

kebencian terhadap minoritas<br />

Muslim Eropa akan meningkat<br />

pascatragedi Paris.<br />

TERDUGA<br />

TERORIS -<br />

Personel Brimob<br />

Polda Sulsel<br />

melakukan<br />

pengamanan saat<br />

pemulangan<br />

jenazah terduga<br />

teroris, Iham Syafii<br />

ke keluarganya,<br />

di RS Bhayangkara,<br />

Makassar,<br />

inggu (11/1). Ilham<br />

ditembak personel<br />

Densus 88<br />

Antiteror, Sabtu<br />

(10/1) kemarin.<br />

Oceania, Timur Tengah, Eropa,<br />

dan Afrika.<br />

Kegembiraan berbalut keharuan<br />

dan rasa syukur dirasakan<br />

pula oleh Syaifuddin.<br />

“Keluarga sangat bangga karena<br />

dia bisa mengharumkan<br />

nama Banua dan Indonesia di<br />

dunia. Ini kompetensi global<br />

yang dimulai dari tingkat lokal,<br />

nasional, Asia Pasifik,<br />

hingga kejuaraan dunia. Fajar<br />

memang sangat hobi permainan<br />

kartu asal Jepang itu,” katanya.<br />

(kur)<br />

Sikap Guru<br />

Dukungan ke Kurikulum<br />

2006 lagi juga disuarakan<br />

sejumlah guru. Seperti guru<br />

SMPN 9 <strong>Banjarmasin</strong>, Suparno<br />

dan Guru SD Alalak Utara<br />

I, Samsuni. Suparno yang sudah<br />

34 tahun mengajar mengatakan<br />

tidak ada yang<br />

sesulit cara dan sistem penilaiannya<br />

seperti Kurikulum<br />

2013. Belum lagi belum<br />

lengkapnya buku ajar pendukung<br />

kurikulum tersebut.<br />

“Saya pernah menjalani<br />

Kurikulum 1975, Kurikulum<br />

1984, terakhir Kurikulum 20-<br />

06. Kurikulum 2013 juga sempat<br />

tapi hanya satu semester.<br />

Kurikulum 2013 ini beda, sulit<br />

di sistem penilaian,” ujar dia.<br />

Apalah buku ajar Kurikulum<br />

2006 masih ada Samsuni<br />

juga mencemaskan hal itu. Sementara<br />

ini dia menggunakan<br />

buku ajar yang lama.<br />

“Ada buku setok lama di<br />

perpustakaan. LKS (Lembar<br />

Kegiatan Siswa) kami fotokopi<br />

saja,” kata pria yang sudah<br />

mengajar selama 30 tahun ini.<br />

(kur/dia)<br />

Para politisi akan menyulut<br />

apinya. “Usir para migran<br />

Muslim itu! “kata mereka.<br />

Kaum Muslim bahkan dianggap<br />

menjadi penyebab krisis<br />

ekonomi Eropa. Akibatnya,<br />

kaum Muslim makin sulit<br />

mendapatkan pekerjaan. Orang-orang<br />

dari negara Muslim,<br />

juga makin sulit mendapatkan<br />

visa ke Eropa.<br />

Gara-gara setitik nila, rusak<br />

susu sebelanga. Akibat dari<br />

tindak kekerasan atas nama<br />

agama oleh segelintir orang,<br />

mereka yang tak tahu menahu<br />

justru menanggung akibatnya.<br />

(*)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!