Banjarmasin Post Senin, 12 Januari 2015
NO. 151687 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
NO. 151687 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />
ribun<br />
SENIN <strong>12</strong> JANUARI <strong>2015</strong><br />
Kota<br />
3<br />
Terpaksa Utang<br />
Air ke Tetangga<br />
BANJARMASIN POST GROUP/DONNY SOPHANDI<br />
HIBURAN - Lantai dasar Menara Pandang di Jalan Piere Tendean, siring Sungai Martapura, <strong>Banjarmasin</strong>,<br />
menjadi sarana anak-anak bermain rollerblade, Minggu (11/1). Saat ini permainan ini sedang menjadi tren<br />
bagi anak-anak dan remaja di Kota <strong>Banjarmasin</strong>.<br />
Jaring CSR Perbaiki Sekolah<br />
BANJARMASIN, BPOST -<br />
Sekolah Dasar Negeri (SDN)<br />
rusak masih banyak ditemui<br />
di <strong>Banjarmasin</strong>. Bahkan berdasarkan<br />
data Dinas Pendidikan<br />
<strong>Banjarmasin</strong>, masih ada<br />
99 dari 207 SDN yang rusak.<br />
Hal itu diakui Kabid Dikdas<br />
Dinas Pendidikan Kota <strong>Banjarmasin</strong>,<br />
Nuryadi. Menurutnya,<br />
dari 99 SDN itu telah<br />
memberikan 213 proposal<br />
untuk perbaikan.<br />
Rinciannya, 25 sekolah mengusulkan<br />
ruang kelas baru,<br />
24 pengurukan halaman, 23<br />
perbaikan perpustakaan dan<br />
sisanya perbaikan kerusakan.<br />
Keadaan ini diperparah<br />
dengan tak adanya Dana Alokasi<br />
Khusus (DAK) yang diberikan<br />
pada Disdik Kota <strong>Banjarmasin</strong>.<br />
Padahal dua tahun lalu,<br />
DAK yang diterima bisa memperbaiki<br />
puluhan sekolah.<br />
PERBAIKAN SEKOLAH<br />
◗ 25 mengusulkan ruang kelas<br />
baru<br />
◗ 24 pengurukan halaman<br />
◗ 23 perbaikan perpustakaan<br />
◗ 27 perbaikan kerusakan<br />
Oleh karenanya, pihaknya<br />
memberikan skala prioritas<br />
dalam perbaikan sekolah.<br />
Sekolah yang dinilai mendesak<br />
untuk diperbaiki bakal<br />
didahulukan.<br />
Selain itu, pihaknya juga<br />
berupaya menggandeng pihak<br />
swasta dalam membantu<br />
perbaikan sekolah melalui<br />
dana Corporate social responsibility<br />
(CSR) mereka. “Sejumlah<br />
bank sudah kami datangi,<br />
dan ada yang sudah memberi<br />
respons dengan meminta data<br />
sekolah rusak di sini,” katanya.<br />
Bahkan, ada sejumlah perusahaan<br />
yang mulai bergerak<br />
membantu. “Kemarin<br />
Bank Kalsel membantu kelotok<br />
untuk SDN Basirih 10, Alfamart<br />
juga akan membantu<br />
SDN Alalak Tengah,” jelasnya.<br />
Ketua Komisi IV DPRD<br />
Kota <strong>Banjarmasin</strong>, Aman Fachriansyah<br />
mengatakan, pihaknya<br />
meminta Disdik bergerak<br />
mengatasi masalah ini. Jangan<br />
sampai hanya bergantung pada<br />
anggaran yang tersedia.<br />
Disdik harus bergerak menggandeng<br />
perusahaan-perusahaan<br />
yang ada di <strong>Banjarmasin</strong><br />
untuk menyisihkan dana<br />
SCR mereka untuk memperbaiki<br />
sekolah yang ada.<br />
“Kami juga mengimbau<br />
perusahaan-perusahaan<br />
disini. Jangan hanya mencari<br />
keuntungan disini. Sisihkanlah<br />
untuk pendidikan di sini,”<br />
harap politisi PPP ini. (ire)<br />
■ Sungai Jelai Belum Tersentuh PDAM<br />
BANJARMASIN, BPOST -<br />
Pelayanan air bersih di <strong>Banjarmasin</strong>,<br />
ternyata belum<br />
mampu menjangkau seluruh<br />
wilayah. Ratusan warga Sungai<br />
Jelai, <strong>Banjarmasin</strong> Selatan<br />
belum terlayani akses jaringan<br />
PDAM Bandarmasih.<br />
Selama ini, warga disana<br />
membeli air bersih dengan<br />
menggunakan jeriken ke kawasan<br />
Basirih yang letaknya<br />
sekitar 2 kilometer dari Sungai<br />
Jelai.<br />
Asnah, seorang warga Sungai<br />
Jelai mengungkapkan,<br />
Melahirkan di Kelotok<br />
TAK adanya akses jalan<br />
ke Sungai Jelai, <strong>Banjarmasin</strong><br />
Selatan tak hanya berpengaruh<br />
pada layanan air<br />
bersih.<br />
Keterbatasan juga terjadi<br />
pada layanan kesehatan di<br />
sana. Apalagi, di Sungai Jelai<br />
juga tak ada Puskesmas<br />
Pembantu (Pustu).<br />
Diungkapkan Hj Imah,<br />
warga setempat, pernah<br />
ada warga yang terpaksa<br />
melahirkan di kelotok.<br />
Penyebabnya saat<br />
mengantar mau melahirkan<br />
ke Puskesmas di wilayah<br />
Basirih, saat bersamaan air<br />
sungai surut.<br />
“Ipar saya Hamdanah<br />
melahirkan di kelotok<br />
beberapa tahun lalu. Saat<br />
menuju Basirih, kelotok tak<br />
dalam sepekan, dia sampai<br />
dua atau tiga kali ke Basirih<br />
untuk membeli air. Karena<br />
akses jalan juga belum sampai<br />
ke kampungnya, mereka<br />
membeli air dengan menggunakan<br />
kelotok atau jukung.<br />
Yang menjadi masalah, air<br />
sungai juga kerap surut. “Saat<br />
air habis, kemudian sungai<br />
surut, pembelian terpaksa ditunda,”<br />
kata ibu dua anak ini.<br />
Jika sungai lambat surut,<br />
praktis dia terpaksa mengutang<br />
air dengan tetangga.<br />
“Kalau menggunakan air sungai<br />
juga tidak mungkin. Walau<br />
disaring juga, airnya sangat<br />
keruh,” jelas Asnah.<br />
Hal yang sama dikatakan<br />
Hj Imah. Menurutnya, permasalah<br />
itu sudah ada sejak<br />
dia lahir. Yang paling parah<br />
saat musim kemarau karena<br />
sungai sering surut dalam<br />
waktu lama.<br />
“Kami sepertinya belum<br />
merdeka. Sampai saat ini belum<br />
juga merasakan air leding<br />
sampai di rumah. Belum lagi<br />
akses jalan yang belum<br />
tembus yang membuat anak<br />
kami sulit saat sekolah,” jelasnya.<br />
Oleh karenanya, baik Hj<br />
Imah, Asnah dan warga Sungai<br />
Jelai berharap jaringan<br />
PDAM bisa sampai ke kampungnya.<br />
“Daerah luar <strong>Banjarmasin</strong><br />
saja bisa, masak kami<br />
tidak dapat,” kata Hj Imah.<br />
Terpisah Direktur Utama<br />
PDAM Bandarmasih, Muslih<br />
mengatakan, perluasan sambungan<br />
hingga ke pelosok<br />
menjadi satu prioritasnya.<br />
Hal itu juga sejalan dengan<br />
keinginan Presiden RI Joko<br />
Widodo yang menantang Perpamsi<br />
(Persatuan Perusahaan<br />
Air Minum Seluruh Indonesia)<br />
agar menambah sambungan<br />
10 juta per lima tahun.<br />
Dan, pemerintah pusat juga<br />
siap menggelontorkan dana<br />
besar untuk mewujudkannya.<br />
“Dana Rp <strong>12</strong>0 triliun untuk 10<br />
juta sambungan di seluruh<br />
Indonesia. Ini dikatakan pak<br />
JK (Wakil Presiden, Jusuf Kalla)<br />
saat penghargaan Perpamsi<br />
kemarin,” ujarnya.<br />
PDAM Bandarmasih sendiri<br />
dominan mengusulkan penanganan<br />
air baku. Harapannya,<br />
Riam Kanan dimanfaatkan<br />
sepenuhnya untuk air baku di<br />
Kalsel dan utang seluruh PD-<br />
AM di Indonesia Rp 4,7 triliun<br />
dihapus.(ire/dia)<br />
Radja Goyang Warga Marabahan<br />
MARABAHAN, BPOST -<br />
Haus akan hiburan berskala<br />
besar, dalam rangkaian hari<br />
jadi ke-55 Kabupaten Baritokuala<br />
(Batola), Band Radja<br />
tampil di Terminal Marabahan,<br />
Sabtu (10/1) malam.<br />
Ian Kasela bersama lima<br />
personel termasuk gitaris<br />
Moldy benar-benar menuntaskan<br />
hasrat masyarakat Batola.<br />
Melalui tembang-tembangnya<br />
lama dan barunya,<br />
Ian mengajak puluhan ribu<br />
penonton yang memadati<br />
Terminal Marabahan.<br />
Di acara yang juga dihadiri<br />
Bupati Batola H Hasanuddin Murad,<br />
Wakil Bupati H Ma’mun Kaderi,<br />
Sekda H Supriyono, Forum<br />
Koordinasi Pimpinan Daerah<br />
beserta para isteri dan para<br />
pimpinan SKPD ini, Ian sedikitnya<br />
membawakan 13 lagu.<br />
Di antaranya Jujur, Yakin,<br />
Chit Chat, Kembang Goyang,<br />
Ampar-ampar Pisang, Cinderella,<br />
Angin, Tulus dan lainlain.<br />
Para penonton yang sejak<br />
awal berada di terminal seakan<br />
tak mau melewatkan setiap<br />
tembang yang dibawakan<br />
vokalis asli <strong>Banjarmasin</strong> ini.<br />
bisa jalan karena sungai<br />
dangkal,” kata ibu dua anak<br />
ini.<br />
Praktis, selama ini,<br />
kebanyakan warga di sana<br />
menggunakan bidan<br />
kampung dalam melakukan<br />
persalinan.<br />
“Mau bagaimana lagi, di<br />
sini tak ada Puskemas<br />
ataupun pustu, bidan juga<br />
tak ada. Mau ke Basirih juga<br />
jauh. Jadi kami pakai bidan<br />
kampung,” katanya.<br />
Oleh karenanya, tambah<br />
Jumiati, juga warga setempat,<br />
mereka berharap<br />
ada puskesmas di kampungnya.<br />
Pelayanan kesehatan<br />
tersebut dirasa penting<br />
karena banyaknya warga di<br />
Sungai Jelai . (ire)<br />
Bahkan setiap lagu yang<br />
dinyanyikan Ian selalu diikuti<br />
para penonton yang sebagian<br />
besar remaja itu dengan ikut<br />
berjingkrak. Padahal sebelum<br />
pertunjukan dimulai, hujan<br />
sempat mengguyur lokasi itu.<br />
Namun dinginnya bekas<br />
siraman air hujan seakan hilang<br />
dan berbalik menjadi gerah.<br />
Sesekali dari penonton<br />
meneriakan “air” sebagai<br />
isyarat minta disiram.<br />
Pertunjukan Band Radja ini<br />
merupakan salah satu rangkaian<br />
yang dilaksanakan panitia<br />
dalam memeriahkan<br />
Harjad ke-55 Batola di samping<br />
event lain seperti pameran<br />
pembangunan, penampilan<br />
berbagai kesenian, orkes<br />
dangdut, dan aneka lomba<br />
seperti lomba dayung, lomba<br />
mancing, dan lainnya.<br />
ISTIMEWA<br />
PENTAS -<br />
Band Radja<br />
saat tampil di<br />
depan ribuan<br />
penonton di<br />
Terminal<br />
Marabahan,<br />
dalam<br />
rangkaian HUT<br />
ke-55, Batola,<br />
Sabtu (10/1)<br />
malam.<br />
Selama pemerintahan dipegang<br />
Bupati Hasanuddin Murad,<br />
nyaris setiap pelaksanaan<br />
hari jadi selalu dilengkapi hiburan<br />
dengan mendatangkan<br />
artis-artis terkenal ibu kota.<br />
Dan dana untuk penampilan<br />
Band Radja kali ini, didapat<br />
dari pengusaha Kalsel asli<br />
Bakumpai yakni HA Sulaiman<br />
HB atau yang lebih dikenal H<br />
Leman.(don)<br />
<strong>12</strong>01/B03