18.01.2015 Views

1t5a8rJ

1t5a8rJ

1t5a8rJ

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ekonomi<br />

Kontroversi cilamaya<br />

Pekerja beraktivitas di salah<br />

satu anjungan milik PT<br />

Pertamina Hulu Energi di<br />

sekitar calon lokasi pelabuhan<br />

Cilamaya.<br />

Rosa Panggabean/ANTARA<br />

Kujang.<br />

Apabila pasokan gas berhenti, PLN mau<br />

tidak mau harus mengganti dengan bahan<br />

bakar lain, yaitu solar. Namun PLN keberatan<br />

memakai solar untuk bahan bakar pembangkit<br />

listrik karena tidak efisien dan harus membangun<br />

gudang penyimpanan, sedangkan di<br />

dua lokasi pembangkit listrik itu tidak ada<br />

lagi lahan sisa.<br />

Selain itu, untuk menggerakkan PLTGU<br />

Tanjung Priok dan Muara Tawar, dibutuhkan<br />

pasokan bahan bakar solar sebanyak 60 ribu<br />

kiloliter per hari. Jika dikonversi dalam rupiah,<br />

PLN harus merogoh kocek sekitar Rp 72<br />

miliar per hari untuk biaya bahan bakar. “Dari<br />

mana uang sebanyak itu untuk BBM” tanya<br />

Suryadi.<br />

Kegelisahan Pertamina ini belum beres<br />

sampai sekarang. Menteri Koordinator Perekonomian<br />

Chairul Tanjung pun enggan memutuskan<br />

proyek yang masuk dalam program<br />

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan<br />

Ekonomi Indonesia atau MP3EI itu dan<br />

menyerahkannya ke pemerintahan baru. n<br />

HANS HENRICUS B.S. aron, rista rama DHany (cilamaya)<br />

Majalah detik 25 - 31 agustus 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!