Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ekonomi<br />
Kontroversi cilamaya<br />
Pekerja beraktivitas di salah<br />
satu anjungan milik PT<br />
Pertamina Hulu Energi di<br />
sekitar calon lokasi pelabuhan<br />
Cilamaya.<br />
Rosa Panggabean/ANTARA<br />
Kujang.<br />
Apabila pasokan gas berhenti, PLN mau<br />
tidak mau harus mengganti dengan bahan<br />
bakar lain, yaitu solar. Namun PLN keberatan<br />
memakai solar untuk bahan bakar pembangkit<br />
listrik karena tidak efisien dan harus membangun<br />
gudang penyimpanan, sedangkan di<br />
dua lokasi pembangkit listrik itu tidak ada<br />
lagi lahan sisa.<br />
Selain itu, untuk menggerakkan PLTGU<br />
Tanjung Priok dan Muara Tawar, dibutuhkan<br />
pasokan bahan bakar solar sebanyak 60 ribu<br />
kiloliter per hari. Jika dikonversi dalam rupiah,<br />
PLN harus merogoh kocek sekitar Rp 72<br />
miliar per hari untuk biaya bahan bakar. “Dari<br />
mana uang sebanyak itu untuk BBM” tanya<br />
Suryadi.<br />
Kegelisahan Pertamina ini belum beres<br />
sampai sekarang. Menteri Koordinator Perekonomian<br />
Chairul Tanjung pun enggan memutuskan<br />
proyek yang masuk dalam program<br />
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan<br />
Ekonomi Indonesia atau MP3EI itu dan<br />
menyerahkannya ke pemerintahan baru. n<br />
HANS HENRICUS B.S. aron, rista rama DHany (cilamaya)<br />
Majalah detik 25 - 31 agustus 2014