13.11.2012 Views

LAPORAN HARIAN TANGGAP DARURAT G. MERAPI

LAPORAN HARIAN TANGGAP DARURAT G. MERAPI

LAPORAN HARIAN TANGGAP DARURAT G. MERAPI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

1. KONDISI MUTAKHIR<br />

1.1. ANCAMAN BAHAYA<br />

POSKO AJU BNPB<br />

<strong>LAPORAN</strong> <strong>HARIAN</strong><br />

<strong>TANGGAP</strong> <strong>DARURAT</strong> G. <strong>MERAPI</strong><br />

Tanggal : 8 November 2010 jam 06.00 WIB<br />

Ancaman G. Merapi sejak pukul 03:02 terjadi awanpanas beruntun mengalir ke arah K.<br />

Gendol dan K. Woro. Gempa vulkanik mengawali terjadinya awanpanas, jumlahnya<br />

meningkat dari hari sebelumnya. Berikut disajikan rangkuman hasil pemantauan terkini,<br />

meliputi data pemantauan secara instrumental dan visual.<br />

Pengamat G. Merapi dari Cawas (Timur Klaten) melaporkan terdengar letusan. Pada saat<br />

yang bersamaan, pengamat dari Ketep melaporkan, terlihat asap setinggi 1 km, tidak<br />

terlihat awanpanas namun terjadi suara gemuruh besar. Di Ketep terjadi hujan abu<br />

dengan arah angin ke Barat dan Baratlaut. Pengamat dari Klaten melaporkan, terlihat<br />

kolom setinggi 3-4 km, tekanan kuat, warna abu-abu muda dengan arah condong ke<br />

Baratdaya, diiringi suara gemuruh yang keras. Aliran awanpanas teramaiti mengalir ke K.<br />

Gendol dan K. Woro.<br />

Endapan material hasil erupsi di sepanjang alur sungai yang berhulu di G. Merapi,<br />

semakin besar. Endapan tersebut berpotensi menjadi lahar, apabila terjadi hujan dengan<br />

intensitas tinggi.<br />

Pada 8 November 2010 mulai pukul 00:00-06:00 WIB hasil pemantauan instrumentasl<br />

dan visual menunjukkan aktivitas G. Merapi pada tingkat Awas (level 4). Ancaman<br />

bahaya G. Merapi dapat berupa awanpanas dan lahar. Wilayah yang aman bagi para<br />

pengungsi adalah di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi.<br />

Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan<br />

pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut:<br />

a) Agar dilakukan penyelidikan abu gunungapi yang dapat berpotensi mengganggu jalur<br />

penerbangan dari dan ke Lapangan Udara Internasional Adisucipto di Yogyakarta.<br />

b) Tidak ada aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang<br />

bermukim di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang<br />

berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Baratlaut<br />

dalam jarak 20 km dari puncak G. Merapi meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning,<br />

K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising,<br />

dan K. Apu.<br />

c) Segera memindahkan para pengungsi ke tempat yang aman di luar radius 20 km dari<br />

puncak G. Merapi.<br />

d) Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah<br />

Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G.<br />

Merapi.<br />

1


e) Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat<br />

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan<br />

Pemerintah Daerah setempat.<br />

f) Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar<br />

mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap<br />

mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi<br />

dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.<br />

Prakiran cuaca wilayah Merapi dan sekitarnya di-update setiap 6 jam ke depan. Data<br />

dikirim via sms ke Pusdalops. Cuaca dapat diakses via internet www.bmkg.go.id (klik<br />

meteo dan kebakaran) 6 jam ke depan, 18- 24. Merapi (bagian Barat) berawan, angin<br />

bertiup dari Barat Laut, Bagian Timur Laut (Boyolali) berawan dan berpotensi hujan<br />

ringan. Klaten (berawan) dan sebaran debu pada ketinggian 6.000 meter, wilayah<br />

Yogyakarta relatif rendah, di sebelah Tenggara Merapi debu tinggi. Hujan pasir dan abu<br />

juga mengakibatkan beberapa permukiman roboh.<br />

1.2. DAMPAK<br />

Rekapitulasi jumlah korban dan pengungsi yang diperoleh Posko BNPB sampai dengan<br />

pukul 06.00 WIB adalah sebagai berikut :<br />

Wilayah<br />

Meninggal<br />

(orang)<br />

Rawat Inap<br />

(orang)<br />

Pengungsi<br />

(orang)<br />

Sleman 125 147 65.175<br />

Klaten 9 64 58.482<br />

Boyolali 3 66 60.643<br />

Magelang 4 129 91.168<br />

Kota Magelang 5 3.609<br />

Purworejo 440<br />

Wonosobo 100<br />

Kendal 85<br />

TOTAL 141 453 279.702<br />

Adapun sebaran pengungsi per kabupaten adalah sebagai berikut :<br />

2


2. UPAYA PENANGANAN YANG TELAH DILAKUKAN<br />

2.1. PEMERINTAH KABUPATEN<br />

A. KABUPATEN SLEMAN<br />

Pemerintah Kabupaten Sleman telah melakukan pendataan pengungsi di Kabupaten<br />

Sleman berjumlah 65.175 jiwa dan tersebar pada 81 titik. Identifikasi akses jalan<br />

Yogyakarta – Magelang sepanjang 17 Km sangat rawan terhadap bencana Merapi.<br />

Identifikasi juga dilakukan pada aliran S. Gendol dimana kawasan ini mempunyai<br />

risiko terjadi banjir lahar dingin. Kawasan S. Gendol sepanjang 30 km memunyai<br />

gorong-gorong yang tertutup karena tumpukan material yang menutup akses aliran<br />

air. Adanya kesulitan karena banyaknya pengungsi yang berpindah-pindah<br />

mengakibatkan perhitungan jumlah pengungsi menjadi sulit.<br />

B. KABUPATEN MAGELANG<br />

Jumlah pengungsi di Kabupaten Magelang pertanggal 8 November 2010 pukul 06.00<br />

sebanyak 91.168 jiwa dan masih akan terus bertambah. Pemerintah Kabupaten<br />

memperkirakan kemungkinan bertambahnya pengungsi menjadi sekitar 17.000 jiwa<br />

(dari 3 kecamatan dan Kec. Salam dan Muntilan). Kondisi disekitar Kecamatan<br />

Muntilan masih tertutup abu Merapi, sehingga sebagian besar pusat pusat<br />

perokonomian seperti toko-toko sudah tutup.<br />

Permasalahan yang dihadapi di Kabupaten Magelang pada umumnya adalah dalam<br />

hal pendataan pengungsi karena banyaknya pengunsi yang berpindah-pindah.<br />

Upaya penanganan medis di rumah sakit pemerintah tidak dapat maksimal karena<br />

adanya kekhawatiran dari petugas rumah sakit tersebut terhadap adanya ancaman<br />

awan panas dan debu Merapi. Untuk itu, dalam rangka mendukung penanganan<br />

medis, telah diaktifkan Rumah sakit dari Kesmabes, marinir, dan Dinas Kesehatan di<br />

zona aman.<br />

Pada tanggal 7 November 2010, Pemerintah Daerah juga sudah melakukan<br />

sosialisasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi pesan SMS yang meresahkan.<br />

Pemerintah Kabupaten Magelang juga sudah membuat permohonan bantuan<br />

kepada Gubernur Jawa Tengah untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan masingmasing<br />

TPS, dimana dana (lauk pauk) yang ada hanya cukup untuk 1 hari ke depan.<br />

C. KABUPATEN BOYOLALI<br />

Pengungsi yang teridentifikasi oleh Pemerintah Daerah mencapai 60.643 jiwa, untuk<br />

itu, Pemda Kabupaten Boyolali sudah meyiapkan lokasi-lokasi pengungsian termasuk<br />

layanan dapur umum dan kesehatan.<br />

D. KABUPATEN KLATEN<br />

Pada hari ini, jumlah pengungsi tercatat sekitar 97.000 jiwa. Untuk penanganan<br />

pengungsi, Pemda Kabupaten Klaten terus melakukan evakuasi sambil terus<br />

melakukan pembaharuan data.<br />

2.2. PEMERINTAH PROVINSI<br />

A. PROVINSI JAWA TENGAH<br />

� Pemerintah Provinsi Jawa Tengah hingga tanggal 7 November 2010 sudah<br />

memberikan dana darurat bencana sebesar Rp 2 Milyar. Untuk selanjutnya,<br />

Pemerintah Provinsi akan meyiapkan kebutuhan dana yang dibutuhkan pleh<br />

Pemda Magelang.<br />

3


� Membentuk pos aju di Bakorwil yang ada di Kota Magelang untuk memudahkan<br />

koordinasi Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten.<br />

B. PROVINSI DIY<br />

� Bersama dengan BNPB membentuk Posko Aju BNPB di Jl. Kenari No. 14 A<br />

Yogyakarta.<br />

� Memberikan dukungan kepada Kabupaten Sleman dalam menjalankan<br />

penangganan tanggap darurat G. Merapi.<br />

2.3. KEMENTERIAN/LEMBAGA<br />

A. KEMENKO KESRA<br />

Pada tanggal 7 November 2010, Kemenko Kesra melakukan rapat koordinasi untuk<br />

membentuk Tim Penanganan Ternak Korban Bencana Merapi. Pada rapat koordinasi<br />

tersebut, dibahas juga tugas Utama Tim yaitu untuk melakukan identifikasi, evakuasi<br />

dan eksekusi pembelian ternak dan penampungan sementara.<br />

B. BNPB<br />

� Memberikan bantuan peralatan anak sekolah 10.000 paket.<br />

� Memberikan bantuan makanan siap saji sebanyak 5.000 paket.<br />

� Bersama dengan Kesbanglinmas DI Yogyakarta menyiapkan ruang rapat dan<br />

Media Center, serta gudang logistik.<br />

� Hingga tanggal 7 November 2010, BNPB telah memberikan dana On Call<br />

sejumlah Rp. 4,3 Milyar dengan rincian:<br />

o Kabupaten Sleman : Rp. 500.000.000<br />

o Kabupaten Magelang : Rp. 500.000.000<br />

o Kabupaten Klaten : Rp. 500.000.000<br />

o Kabupaten Boyolali : Rp. 500.000.000<br />

o Polda DIY : Rp. 400.000.000<br />

o Polda Jateng : Rp. 400.000.000<br />

o Pangdam Siliwangi : Rp. 1.000.000.000<br />

o BPBD Provinsi Jateng : Rp. 500.000.000<br />

� Menyelenggarakan rapat evaluasi harian jam 8.00 pagi dan jam 20.00 malam.<br />

C. KEMENTERIAN KESEHATAN<br />

� Mendistribusikan bantuan dari grup tempo berupa 300.000 buah masker dan<br />

paket obat-obatan.<br />

D. KEMENTERIAN SOSIAL<br />

� Penanganan pengungsi dilakukan melalui mekanisme bantuan sosial.<br />

� Kementerian Sosial akan membuat Peta Zonasi Pengungsi untuk mempermudah<br />

manajemen penaganan pengungsi.<br />

� Pada tanggal 7 November 2010, melakukan upaya pencarian dan evakuasi<br />

korban Awan Panas di wilayah Glagah Harjo. Hingga pukul 18.00 WIB, telah<br />

ditemukan 3 orang yang merupakan anggota Tagana.<br />

� Telah disiagakan beras untuk Jateng sejumlah 500 ton dan DIY sejumlah 200 ton<br />

yang dapat langsung diambil dari Bulog setempat.<br />

E. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM<br />

� Melakukan penambahan pemasangan hidran umum dari cipta Karya di Stadium<br />

Maguwoharjo sebanyak 3 unit, JEC: 6 unit, Youth Center: 1 unit, Balai Desa<br />

Pendowoharjo: 1 unit. (total 11 unit)<br />

4


� Penambahan MCK di Stadiun Maguwoharjo 18 seat, Balai Desa Pendowoharjo<br />

20 seat, Balaidesa Lumbungharjo 10 seat (Total 48 unit);<br />

� Penambahan pemasangan MCK di Kab. Boyolali antara lain GOR Boyolali 9 seat,<br />

STM Ganesha 10 seat, Gedung Dharmawanita 10 seat (Total 19 seat).<br />

� Penambahan pemasangan MCK di Kab. Klaten antara lain GOR Groseno Klaten 8<br />

seat, Balai desa Gemampir 10 seat (Total 18 seat).<br />

� Melakukan tambahan suplai air sebanyak 5 liter per detik di stadion<br />

Maguwoharjo.<br />

� Melakukan upaya penanganan masalah pengairan untuk areal persawahan dan<br />

perikanan (di Kali Bawang 7000 ha, selokan Mataram 4000 ha) yang terancam<br />

gagal panen.<br />

F. KEMENTERIAN ESDM<br />

� Telah mengerahkan genset tersebar di Sleman (20 unit), Klaten (11 unit) dan<br />

Magelang (12 unit) dan 18 unit tersebar di titik pengungsian.<br />

� Membuat 4 titik sumur bor di Maguwoharjo.<br />

� Menyiapkan 1 mobil jenazah stand by di RS Sardjito<br />

� Menyediakan 14 jenis tenda<br />

� Melakukan pengiriman sleeping bag, selimut, handuk senilai Rp. 3 Milyar.<br />

G. KEMENTERIAN KOMINFO<br />

� Pada Minggu, 07 November 2010, Jam 22.00 melakukan konferensi pers dengan<br />

Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala PVMBG Dr. Surono.<br />

� Berkoordinasi dengan LPP (Lembaga Penyiaran Publik), lembaga penyiaran<br />

swasta radio dan televisi serta Lembaga Penyiaran Komunitas di Yogyakarta<br />

membahas bantuan untuk penyebaran informasi tentang bencana merapi<br />

� Melakukan kerjasama dengan ORARI dalam rangka informasi BNPB<br />

H. BASARNAS<br />

� Mengirim 3 (tiga) tim dengan kekuatan 64 orang untuk membantu evakuasi :<br />

Tim A di Kecamatan Turi, Tim B di Kecamatan Cangkringan (terkendala awan<br />

panas)<br />

I. TNI<br />

� Menyediakan Helikopter untuk observasi udara, hely tersebut di Stand by –kan<br />

di Lanud Adisucipto.<br />

� Membuka Bandara Adisucipto dan menentukan zona aman untuk rute<br />

penerbangan serta mendistribusikan informasi tersebut kepada maskapai<br />

penerbangan.<br />

� Menupayakan penggabungan titik-titik pengungsi yang tersebar.<br />

� Melaksanakan pembersihan jalan jalur transportasi di wilayah Muntilan.<br />

� Kodim 0705/ Magelang, Yon Armed 3, Yon Armed 11, Detasemen Demon Akmil,<br />

Mako Akademi TNI, RST Magelang dan Tepbek dengan total personel sejumlah<br />

624 orang melakukan distribusi bantuan dan pendataan pengungsi, melakukan<br />

layanan kesehatan dan layanan dapur umum serta Pembersihan Jalur Salam -<br />

Muntilan di wilayah Kabupaten Magelang<br />

� Korem 072/ Pamungkas, Kodim 0732/ Sleman, Yonif 403/WP, Kodim<br />

0729/Bantul, Kodim 0730/Gunung Kidul, Kodim 0734/Yogyakarta, Kikavser,<br />

Yonif 410/Alg, Denbekang, Bekangdam, Denkes, Denpom, Denzibang, Denpal,<br />

Denhub, Kopassus, Lanal, Lanud, dengan total personil sebanyak 906 orang<br />

melaksanakan bantuan pendataan pengungsi, Pembersihan barak-barak<br />

5


pengungsi, evakuasi korban, pembuatan MCK dan Tenda Pengungsi,<br />

Penyaluran Logistik, serta layanan Dapur Umum di wilayah Kabupaten Sleman<br />

� Satgas TNI melaksanakan pendirian tenda kesehatan, perbantuan dokter<br />

kepada RS-RS derah korban bencana, Pengaman Daerah Rawan Bencana,<br />

pengendalian penduduk kawasan rawan bencana, Pendirian Instalasi Penjernih<br />

Air, Evakuasi Korban, layanan Dapur Umum di seluruh wilayah korban bencana<br />

J. POLRI<br />

Melakukan kegiatan-kegiatan terkait dengan pengamanan proses evakuasi, jalur<br />

evakuasi, Tempat Pengungsian Sementara (TPS)/Tempat Pengungsian Akhir (TPA),<br />

pemukiman penduduk (terutama yang ditinggalkan pengungsi) serta mendukung<br />

layanan dapur umum.<br />

3. TANTANGAN<br />

3.1. LOGISTIK<br />

� Masih banyaknya lokasi pengungsian yang belum permanen dan berupa tenda.<br />

� Kebutuhan khusus untuk balita belum banyak di lokasi pengungsian.<br />

3.2. KESEHATAN<br />

� Banyaknya lokasi pengungsian yang masih semi permanen. Hal ini menyebabkan<br />

beberapa pengungsi menderita sakit.<br />

� Hujan abu mengakibatkan banyaknya pengungsi menderita ISPA<br />

3.3. AIR BERSIH DAN SANITASI<br />

� Masih diperlukan tambahan layanan air bersih dan sanitasi di lokasi pengungsian.<br />

3.4. KEAMANAN<br />

� Terjadinya kasus pencurian baik di rumah penduduk atau bekas lokasi pengungsian.<br />

� Banyak evakuasi liar yang tidak ada koordinasi. Ini berbahaya, seperti contohnya<br />

evakuasi yang gagal dan masyarakat lain ikut turun.<br />

4. RENCANA DAN TINDAK LANJUT<br />

� Masing-masing satgas (K/L) segera menunjuk Liaison officer (LO) ----Struktur organisasi.<br />

Dan harus stand by di posko.<br />

� Kemenko Kesra akan melanjutkan koordinasi pembahasan mekanisme penanganan<br />

ternak korban letusan G. Merapi.<br />

� Setting pasukan TNI/Polri dan pengelaran jaringan komunikasi. Berapa anggota di suatu<br />

titik dan sarananya apa, peran, dsb.<br />

� TNI AU akan melaksanakan dukungan operasional penerbangan dari dan ke Yogyakarta<br />

dan Solo (semua maskapai).<br />

� Basarnas akan menggerakkan 2 tim dengan tugas observasi akses kemungkinan<br />

evakuasi di luar radius 20 km. Tim A dengan Pos Yogyakarta akan menyisir Kec. Kalasan<br />

_ Ngemplak, Kec. Ngaglik, Sleman. Tim B dengan Pos Mungkid (Magelang) akan<br />

menyisir Kec. Mungkid.<br />

� BNPB merencanakan untuk :<br />

- Rapat Pertemuan Lintas Sektor Jam 8.00 pagi.<br />

- Menyiapkan pertemuan untuk evaluasi jam 20.00.<br />

- Memfasilitasi Rapat Pertemuan Menko Kesra dan Menteri Pertanian.<br />

- Memonitor dan meng-update laporan harian.<br />

- Memetakan titik-titik pengungsian baru, sesuai radius aman 20 km.<br />

- Pemasangan tenda logistik di halaman Posko BNPB bantuan dari IOM.<br />

6


� Kementerian PU merencanakan untuk :<br />

- Mengevaluasi jembatan-jembatan yang ada.<br />

- Memantau perkembangan S. Gendol dan S. Boyong<br />

- Memasang Hidran Umum sebanyak 5 unit di pengungsian Maguwoharjo dan 3<br />

unit di pengungsian Jogja Expo Center<br />

- Melanjutkan pemasangan pompa air permanen di pengungsian Maguwoharjo<br />

- Menambah daya listrik untuk mesin pengolah air bersih.<br />

� Kementerian Kominfo akan membangun infrastruktur untuk call center, mendirikan<br />

studio radio mini dengan nama Radio Merapi dengan gelombang 100,2 FM dan<br />

membuat pers release serta akan melakukan peninjauan lokasi pengungsian di Posko<br />

Pemda Kab. Klaten.<br />

7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!