24.01.2015 Views

manajemen arsip statis - Badan Perpustakaan dan Kearsipan ...

manajemen arsip statis - Badan Perpustakaan dan Kearsipan ...

manajemen arsip statis - Badan Perpustakaan dan Kearsipan ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Menurut Ricks, garis putus-putus<br />

menunjukkan "samamya" atau kurang<br />

tegasnya pemisahan atau pembagian<br />

pertanggungjawaban seorang records<br />

manager <strong>dan</strong> seorang archivist (antara<br />

seorang <strong>arsip</strong>aris yang menangani<br />

ke<strong>arsip</strong>an dinamis <strong>dan</strong> slatis)<br />

Ketidaktegasan itu dikarenakan a<strong>dan</strong>ya<br />

hubungan kerja yang erat antara<br />

keduanya. Di sinilah koordinasi amat<br />

diperlukan guna menghindari<br />

"overlaping" kerja antara kedua bi<strong>dan</strong>g.<br />

Koordinasi ini berkaitan dengan<br />

informasi tentang masa simpan <strong>arsip</strong><br />

ataupun tentang kondisi fisik <strong>arsip</strong>.<br />

Berkaitan dengan masa simpan <strong>arsip</strong><br />

adalah karena <strong>arsip</strong> yang disimpan<br />

menurut masa simpan dinamis<br />

(inaktif), jika habis masa simpannya<br />

akan dilakukan penilaian ataupun<br />

penyusulan, apakah akan dimusnahkan<br />

atau dileslarikan. Jika dilestarikan,<br />

<strong>arsip</strong> akan memasuki masa <strong>statis</strong>.<br />

Untuk penilaian <strong>dan</strong> penyusutan ini<br />

perlu a<strong>dan</strong>ya kerjasama antara petugas<br />

dari kedua bi<strong>dan</strong>g, sehingga sudut<br />

penilaian akan maksirnal. Setelah<br />

selesai penilaian <strong>dan</strong> penyusutan <strong>dan</strong><br />

diketahui mana <strong>arsip</strong> yang dilestarikan.<br />

barulah proses akuisisi oleh bi<strong>dan</strong>g<br />

ke<strong>arsip</strong>an <strong>statis</strong> dimulai. Dari sinilah<br />

kemudian dilakukan pengelolaan<br />

terhadap <strong>arsip</strong> stalis tersebut.<br />

MANAJEMEN ARSIP STATIS<br />

Merujuk pada pendapat Ricks,<br />

referensi ke<strong>arsip</strong>an <strong>statis</strong> menunjukkan<br />

pemahaman yang sama, di antaranya<br />

dikemukakan Judith Ellis dalam buku<br />

editingnya, Keeping Archives. Secara<br />

urnurn Manajemen Arsip Statis<br />

mencakup kegiatan sebagai berikut:<br />

1. Akuisisi <strong>dan</strong> Penilaian Arsip<br />

(Acquisition and Records Appraisal)<br />

Akuisisi merupakan sebuah<br />

kegiatan dalam rangka pengembangan<br />

jumlah koleksi khasanah <strong>arsip</strong> yang<br />

dilakukan sebuah lembaga <strong>arsip</strong>.<br />

Pelaksanaannya bisa berupa<br />

penerimaan dari penyerahan <strong>arsip</strong><br />

instansi/lembaga/perorangan ataupun<br />

penarikan <strong>arsip</strong> dari lembaga/<br />

instansi/perorangan. Pada prosesnya,<br />

secara umum, akuisisi dapat dilakukan<br />

melalui donasi (sumbangan), tranfer<br />

(pemindahan), atau pembelian<br />

(purchases) (Reed, 1993: 137). Ketiga<br />

cara ini masing- masing berada dalam<br />

konteks hubungan kerja yang berbeda.<br />

Di Indonesia. menurut Un<strong>dan</strong>g-<br />

Un<strong>dan</strong>g Ke<strong>arsip</strong>an nomor 7/1971 telah<br />

menggariskan secara tegas bahwa<br />

instansi pemerintah wajib menyerahkan<br />

<strong>arsip</strong>nya yang sudah tidak bemilai guna<br />

primer kepada Arsip Nasional (pasal<br />

10). Untuk di Jawa Timur, idiom<br />

dengan pemyataan ini adalah <strong>Ba<strong>dan</strong></strong><br />

Arsip Propinsi Jawa Timur.<br />

Penyerahan <strong>arsip</strong> ini dilakukan secara<br />

total, dalam arti <strong>arsip</strong> yang telah<br />

diakuisisi atau diserahkan ke <strong>Ba<strong>dan</strong></strong><br />

Arsip. pengelolaan. pemeliharaan.<br />

penyelamatan fisik <strong>dan</strong> informasinya<br />

menjadi wewenang <strong>dan</strong> tanggungjawab<br />

<strong>Ba<strong>dan</strong></strong> Arsip. Sehingga <strong>Ba<strong>dan</strong></strong> Arsip<br />

berkewajiban menjaga keutuhan <strong>dan</strong><br />

keselamatan <strong>arsip</strong> yang disimpannya.<br />

Dalarn proses akuisisi. Hal<br />

penting yang perlu diperhatikan adalah<br />

masalah penilaian <strong>arsip</strong> (records<br />

appraisal). Menurut The Society of<br />

Americant Archivist Committee on<br />

Terminology, penilaian <strong>arsip</strong> adalah<br />

proses penentuan nilai sekaligus<br />

penyusutan <strong>arsip</strong> yang didasarkan pada<br />

fungsi administratif, hukum, <strong>dan</strong><br />

keuangan; nilai evidensial <strong>dan</strong><br />

informasional atau penelitian;<br />

penataannya; <strong>dan</strong> kaitan <strong>arsip</strong> dengan<br />

<strong>arsip</strong> lainnya (Brichford, 1977:1). Di<br />

dalam penilaian sendiri ada kegiatan<br />

yang harus dilalui, yaitu :<br />

(1) Seleksi <strong>arsip</strong> (records selection),<br />

yaitu kegiatan pengidentifikasian<br />

tentang <strong>arsip</strong> apa yang akan disimpan<br />

<strong>dan</strong> dipelihara; siapa pengguna <strong>arsip</strong> itu<br />

kelak: apa jenis <strong>arsip</strong>nya; apakah<br />

seluruh bentuk <strong>dan</strong> corak <strong>arsip</strong> yang<br />

ada pada instansi perlu disimpan, unit<br />

kerja mana yang paling banyak<br />

menghasilkan <strong>arsip</strong> yang penting<br />

dipelihara organisasi, <strong>dan</strong> sebagainya.<br />

Kemudian kegiatan penentuan tipe<br />

<strong>arsip</strong> (records type). Umurnnya tipe<br />

<strong>arsip</strong> yang disimpan adalah kertas.<br />

Tetapi ada juga yang menyimpan <strong>arsip</strong><br />

dengan media film, negatif foto, kaset,<br />

mikrofilm, mikrofis, atau cetak biru<br />

(blue print).<br />

(2) Penentuan nilai <strong>arsip</strong>, yaitu<br />

menentukan apakah <strong>arsip</strong> itu<br />

mempunyai nilai referensi/<br />

informasional (reference value) atau<br />

nilai penelitian (research value) (Ricks.<br />

1993: 309-310).<br />

2. Pengolahan Arsip<br />

Pengolahan <strong>arsip</strong> merupakan<br />

kegiatan terpenting dari seluruh<br />

rangkaian kegiatan dalam <strong>manajemen</strong><br />

<strong>arsip</strong> <strong>statis</strong>. Kegiatan ini biasa disebut<br />

dengan tahap inventarisasi <strong>arsip</strong> <strong>statis</strong>.<br />

Hasil dari pengolahan adalah<br />

terciptanya jalan masuk/acces terhadap<br />

<strong>arsip</strong> dengan wujud sarana temu balik<br />

<strong>arsip</strong> (finding aids). Sarana temu balik<br />

<strong>arsip</strong> ini dikenal dengan sebutan<br />

senarai <strong>arsip</strong>, Inventaris Arsip, guide,<br />

<strong>dan</strong> sebagainya.<br />

Dalam membuat inventaris ada<br />

dua prinsip yang menjadi pedoman,<br />

yaitu :<br />

(1) Prinsip asal-usul (respect des fonds<br />

(Perancis), herkomst beginsel<br />

(Belanda), principle of provenance<br />

(Inggris/ Amerika). Menurut prinsip<br />

ini <strong>arsip</strong> dikelola berdasar asal-usul<br />

<strong>arsip</strong>/lembaga pencipta <strong>arsip</strong> yang<br />

mernmiliki otoritas tertinggi.<br />

Prinsip ini banyak dianut di<br />

kebanyakan negara.<br />

Untuk prinsip pertarna ini,<br />

sebenarnya telah dapat diketahui<br />

pada saat <strong>arsip</strong>-<strong>arsip</strong> tersebut<br />

diakuisisi atau diserahkan oleh<br />

lembaga pencipta <strong>arsip</strong>. Lembaga<br />

pencipta yang menyerahkan<br />

<strong>arsip</strong>nya itulah yang menjadi<br />

provenance/fonds dari <strong>arsip</strong> tersebut<br />

(2) Prinsip aturan asli (principle of<br />

original order (Amerika/lnggris).<br />

struktuur beginsel (Belanda).<br />

Menurut prinsip ini <strong>arsip</strong> harus<br />

diatur sesuai dengan aturan yang<br />

dipergunakan pada masa<br />

dinamisnya. Artinya penataannya<br />

harus sarna dengan saat <strong>arsip</strong>-<strong>arsip</strong><br />

tersebut berada di lembaga<br />

pencipta. Prinsip ini dapat<br />

diterapkan apabila ketika <strong>arsip</strong><br />

diakuisisi atau diserahkan dalam<br />

keadaan teratur, atau minimal ada<br />

jalan masuk penemuan <strong>arsip</strong> saat<br />

dinarnisnya.<br />

Umumnya <strong>arsip</strong>-<strong>arsip</strong> di Indonesia<br />

saat diserahkan/diakuisisi dalarn<br />

keadaan tidak teratur/kacau. Oleh<br />

karena itu, untuk menerapkan/<br />

merekonstruksi sesuai prinsip ini<br />

sangat su!it dilakukan. Sehingga<br />

langkah/solusi yang dapat<br />

dilakukan adalah melakukan<br />

pendaftaran kembali <strong>arsip</strong>-<strong>arsip</strong><br />

yang ada dengan cara mendeskripsi<br />

<strong>arsip</strong> ke dalam kartu fiches.<br />

Deskripsi Arsip<br />

Pendeskripsian <strong>arsip</strong> dapat<br />

dilakukan pada tingkat berkas<br />

(perberkas) bagi <strong>arsip</strong> yang lengkap<br />

<strong>dan</strong> tertata baik; atau bisa juga<br />

dilakukan pada tingkat lembaran<br />

(perlembar) bagi <strong>arsip</strong> lepas <strong>dan</strong> tidak<br />

utuh.<br />

Deskripsi pada kartu fiches minimal<br />

memuat unsur-unsur sebagai berikut:<br />

Suara Badar vol I/3 / 2001 16

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!