manajemen arsip statis - Badan Perpustakaan dan Kearsipan ...
manajemen arsip statis - Badan Perpustakaan dan Kearsipan ...
manajemen arsip statis - Badan Perpustakaan dan Kearsipan ...
- No tags were found...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PERSEPSI<br />
MANAJEMEN ARSIP STATIS :<br />
Langkah Pendayagunaan Arsip Statis<br />
Hingga Layanan Publik<br />
DIAH ISMIATUN<br />
Pengantar<br />
<strong>Ba<strong>dan</strong></strong> Arsip Propinsi Jawa Timur<br />
sesuai Peraturan Daerah Nomor<br />
41/2001 pasal 4, antara lain<br />
mempunyai fungsi penyelenggaraan<br />
akuisisi, pelestarian <strong>dan</strong><br />
pendayagunaan <strong>arsip</strong> <strong>statis</strong> (butir d),<br />
pemasyarakatan <strong>dan</strong> pelayanan<br />
inforrnasi serta jasa teknik ke<strong>arsip</strong>an<br />
(butir h). Dengan fungsi tersebut <strong>Ba<strong>dan</strong></strong><br />
Arsip bertanggungjawab mengelola<br />
<strong>dan</strong> melestarikan <strong>arsip</strong> <strong>statis</strong> yang<br />
berada di lingkup Jawa Timur <strong>dan</strong><br />
menjadi pelayan publik (public<br />
services) dalam rangka layanan<br />
penelitian <strong>arsip</strong> bagi para pengguna<br />
<strong>arsip</strong> (users).<br />
Agar tanggung jawab pengelolaan<br />
<strong>arsip</strong> <strong>statis</strong> dapat dilakukan seefisien<br />
<strong>dan</strong> seefektif mungkin, maka perlu<br />
diterapkan suatu <strong>manajemen</strong> dalam<br />
pengelolaannya, yaitu <strong>manajemen</strong> <strong>arsip</strong><br />
<strong>statis</strong> (Archives Management atau<br />
Administratif Management). Dalam<br />
siklus atau daur hidup <strong>arsip</strong>, posisi<br />
<strong>manajemen</strong> <strong>arsip</strong> <strong>statis</strong> terdapat dalam<br />
tahapan disposal atau tahapan terakhir.<br />
Bisa juga dikatakan tahap final hidup<br />
sebuah <strong>arsip</strong> yaitu memasuki tahap<br />
hidup lestari, abadi, permanen, yang<br />
berguna bagi kepentingan penelitian.<br />
Manajemen <strong>arsip</strong> <strong>statis</strong><br />
merupakan suatu kegiatan penanganan<br />
<strong>arsip</strong> <strong>statis</strong> sejak sebelum <strong>arsip</strong><br />
dipindahkan ke lembaga <strong>arsip</strong>, dalam<br />
hal ini <strong>Ba<strong>dan</strong></strong> Arsip, hingga disajikan<br />
kepada pengguna <strong>arsip</strong>. Se<strong>dan</strong>g<br />
tujuannya adalah agar <strong>arsip</strong> yang<br />
dirawat <strong>dan</strong> dipelihara dapat ditemukan<br />
kembali <strong>dan</strong> memberikan manfaat<br />
kepada masyarakat, pemerintah,<br />
instansi, peneliti <strong>dan</strong> pengguna <strong>arsip</strong><br />
dalam rangka pelaksanaan kegiatan<br />
penelitian.<br />
Lingkup Manajemen Arsip Statis<br />
(MAS)<br />
Dalam suatu penelitian di<br />
Australia <strong>dan</strong> Amerika Serikaat yang<br />
diadakan oleh Masyarakat Arsiparis,<br />
diperkirakan bahwa <strong>arsip</strong> <strong>statis</strong> yang<br />
layak dipelihara <strong>dan</strong> dilestarikan tidak<br />
kurang dari 10 %. Betty Ricks<br />
menggambarkan komposisi volume<br />
<strong>arsip</strong> suatu organisai sebagai berikut:<br />
• 10 % <strong>arsip</strong> yang akan dilestarikan<br />
(<strong>statis</strong>)<br />
• 25 % <strong>arsip</strong> dalam kategori aktif<br />
• 30 % <strong>arsip</strong> memasuki masa inaktif<br />
• 35 % <strong>arsip</strong> yang musnah (Ricks,<br />
1992: 101-102)<br />
Se<strong>dan</strong>g McKemmis (1993:9)<br />
mengilustrasikan komposisi <strong>arsip</strong><br />
sebagai berikut:<br />
Berdasar gambar diatas, aktivitas<br />
sosial <strong>dan</strong> keorganisasian yang<br />
dilakukan sebuah lembaga, yang akan<br />
menjadi <strong>arsip</strong> <strong>statis</strong> hanya rekaman<br />
yang mempunyai nilai kontinuitas/<br />
berlangsung terus menerus/ abadi.<br />
Meskipun jumlah <strong>arsip</strong> yang<br />
dikategorikan <strong>statis</strong> kecil, tetapi<br />
mempunyai nilai informasi tinggi <strong>dan</strong><br />
berguna bagi penelitian ilmiah, baik<br />
tentang aktivitas masyarakat,<br />
organisasi, individu, bangsa <strong>dan</strong><br />
negara. Meskipun sedikit jumlahnya,<br />
karena mempunyai nilai informasi<br />
yang tinggi, maka keberadaannya harus<br />
senantiasa terpelihara <strong>dan</strong> terjaga<br />
kelestariannya. Manfaat dari<br />
memelihara <strong>arsip</strong> bagi suatu lembaga<br />
atau organisasi adalah karena :<br />
• Arsip memberikan ingatan ;<br />
• Menyediakan informasi tentang<br />
produk kerja, petunjuk kebijakan.<br />
informasi<br />
tentang<br />
kepegawaian/personalia <strong>dan</strong><br />
keuangan ;<br />
• .Menyimpan informasi aktivitas<br />
organisasi dalam kaitan dengan<br />
aktivitas sosialnya ;<br />
• Memberikan manfaat yuridis/legal<br />
<strong>dan</strong> layanan penelitian ;<br />
• Menyediakan informasi berkaitan<br />
dengan hari jadi organisasi atau<br />
peringatan moment penting <strong>dan</strong><br />
bersejarah bagi organisasi.<br />
Hubungan kerja <strong>manajemen</strong> <strong>arsip</strong><br />
dinamis (records management) dengan<br />
<strong>manajemen</strong> <strong>arsip</strong> <strong>statis</strong> (archives<br />
management) menurut Betty Ricks<br />
digambarkan sebagai berikut :<br />
Suara Badar vol I/3 / 2001 15
Menurut Ricks, garis putus-putus<br />
menunjukkan "samamya" atau kurang<br />
tegasnya pemisahan atau pembagian<br />
pertanggungjawaban seorang records<br />
manager <strong>dan</strong> seorang archivist (antara<br />
seorang <strong>arsip</strong>aris yang menangani<br />
ke<strong>arsip</strong>an dinamis <strong>dan</strong> slatis)<br />
Ketidaktegasan itu dikarenakan a<strong>dan</strong>ya<br />
hubungan kerja yang erat antara<br />
keduanya. Di sinilah koordinasi amat<br />
diperlukan guna menghindari<br />
"overlaping" kerja antara kedua bi<strong>dan</strong>g.<br />
Koordinasi ini berkaitan dengan<br />
informasi tentang masa simpan <strong>arsip</strong><br />
ataupun tentang kondisi fisik <strong>arsip</strong>.<br />
Berkaitan dengan masa simpan <strong>arsip</strong><br />
adalah karena <strong>arsip</strong> yang disimpan<br />
menurut masa simpan dinamis<br />
(inaktif), jika habis masa simpannya<br />
akan dilakukan penilaian ataupun<br />
penyusulan, apakah akan dimusnahkan<br />
atau dileslarikan. Jika dilestarikan,<br />
<strong>arsip</strong> akan memasuki masa <strong>statis</strong>.<br />
Untuk penilaian <strong>dan</strong> penyusutan ini<br />
perlu a<strong>dan</strong>ya kerjasama antara petugas<br />
dari kedua bi<strong>dan</strong>g, sehingga sudut<br />
penilaian akan maksirnal. Setelah<br />
selesai penilaian <strong>dan</strong> penyusutan <strong>dan</strong><br />
diketahui mana <strong>arsip</strong> yang dilestarikan.<br />
barulah proses akuisisi oleh bi<strong>dan</strong>g<br />
ke<strong>arsip</strong>an <strong>statis</strong> dimulai. Dari sinilah<br />
kemudian dilakukan pengelolaan<br />
terhadap <strong>arsip</strong> stalis tersebut.<br />
MANAJEMEN ARSIP STATIS<br />
Merujuk pada pendapat Ricks,<br />
referensi ke<strong>arsip</strong>an <strong>statis</strong> menunjukkan<br />
pemahaman yang sama, di antaranya<br />
dikemukakan Judith Ellis dalam buku<br />
editingnya, Keeping Archives. Secara<br />
urnurn Manajemen Arsip Statis<br />
mencakup kegiatan sebagai berikut:<br />
1. Akuisisi <strong>dan</strong> Penilaian Arsip<br />
(Acquisition and Records Appraisal)<br />
Akuisisi merupakan sebuah<br />
kegiatan dalam rangka pengembangan<br />
jumlah koleksi khasanah <strong>arsip</strong> yang<br />
dilakukan sebuah lembaga <strong>arsip</strong>.<br />
Pelaksanaannya bisa berupa<br />
penerimaan dari penyerahan <strong>arsip</strong><br />
instansi/lembaga/perorangan ataupun<br />
penarikan <strong>arsip</strong> dari lembaga/<br />
instansi/perorangan. Pada prosesnya,<br />
secara umum, akuisisi dapat dilakukan<br />
melalui donasi (sumbangan), tranfer<br />
(pemindahan), atau pembelian<br />
(purchases) (Reed, 1993: 137). Ketiga<br />
cara ini masing- masing berada dalam<br />
konteks hubungan kerja yang berbeda.<br />
Di Indonesia. menurut Un<strong>dan</strong>g-<br />
Un<strong>dan</strong>g Ke<strong>arsip</strong>an nomor 7/1971 telah<br />
menggariskan secara tegas bahwa<br />
instansi pemerintah wajib menyerahkan<br />
<strong>arsip</strong>nya yang sudah tidak bemilai guna<br />
primer kepada Arsip Nasional (pasal<br />
10). Untuk di Jawa Timur, idiom<br />
dengan pemyataan ini adalah <strong>Ba<strong>dan</strong></strong><br />
Arsip Propinsi Jawa Timur.<br />
Penyerahan <strong>arsip</strong> ini dilakukan secara<br />
total, dalam arti <strong>arsip</strong> yang telah<br />
diakuisisi atau diserahkan ke <strong>Ba<strong>dan</strong></strong><br />
Arsip. pengelolaan. pemeliharaan.<br />
penyelamatan fisik <strong>dan</strong> informasinya<br />
menjadi wewenang <strong>dan</strong> tanggungjawab<br />
<strong>Ba<strong>dan</strong></strong> Arsip. Sehingga <strong>Ba<strong>dan</strong></strong> Arsip<br />
berkewajiban menjaga keutuhan <strong>dan</strong><br />
keselamatan <strong>arsip</strong> yang disimpannya.<br />
Dalarn proses akuisisi. Hal<br />
penting yang perlu diperhatikan adalah<br />
masalah penilaian <strong>arsip</strong> (records<br />
appraisal). Menurut The Society of<br />
Americant Archivist Committee on<br />
Terminology, penilaian <strong>arsip</strong> adalah<br />
proses penentuan nilai sekaligus<br />
penyusutan <strong>arsip</strong> yang didasarkan pada<br />
fungsi administratif, hukum, <strong>dan</strong><br />
keuangan; nilai evidensial <strong>dan</strong><br />
informasional atau penelitian;<br />
penataannya; <strong>dan</strong> kaitan <strong>arsip</strong> dengan<br />
<strong>arsip</strong> lainnya (Brichford, 1977:1). Di<br />
dalam penilaian sendiri ada kegiatan<br />
yang harus dilalui, yaitu :<br />
(1) Seleksi <strong>arsip</strong> (records selection),<br />
yaitu kegiatan pengidentifikasian<br />
tentang <strong>arsip</strong> apa yang akan disimpan<br />
<strong>dan</strong> dipelihara; siapa pengguna <strong>arsip</strong> itu<br />
kelak: apa jenis <strong>arsip</strong>nya; apakah<br />
seluruh bentuk <strong>dan</strong> corak <strong>arsip</strong> yang<br />
ada pada instansi perlu disimpan, unit<br />
kerja mana yang paling banyak<br />
menghasilkan <strong>arsip</strong> yang penting<br />
dipelihara organisasi, <strong>dan</strong> sebagainya.<br />
Kemudian kegiatan penentuan tipe<br />
<strong>arsip</strong> (records type). Umurnnya tipe<br />
<strong>arsip</strong> yang disimpan adalah kertas.<br />
Tetapi ada juga yang menyimpan <strong>arsip</strong><br />
dengan media film, negatif foto, kaset,<br />
mikrofilm, mikrofis, atau cetak biru<br />
(blue print).<br />
(2) Penentuan nilai <strong>arsip</strong>, yaitu<br />
menentukan apakah <strong>arsip</strong> itu<br />
mempunyai nilai referensi/<br />
informasional (reference value) atau<br />
nilai penelitian (research value) (Ricks.<br />
1993: 309-310).<br />
2. Pengolahan Arsip<br />
Pengolahan <strong>arsip</strong> merupakan<br />
kegiatan terpenting dari seluruh<br />
rangkaian kegiatan dalam <strong>manajemen</strong><br />
<strong>arsip</strong> <strong>statis</strong>. Kegiatan ini biasa disebut<br />
dengan tahap inventarisasi <strong>arsip</strong> <strong>statis</strong>.<br />
Hasil dari pengolahan adalah<br />
terciptanya jalan masuk/acces terhadap<br />
<strong>arsip</strong> dengan wujud sarana temu balik<br />
<strong>arsip</strong> (finding aids). Sarana temu balik<br />
<strong>arsip</strong> ini dikenal dengan sebutan<br />
senarai <strong>arsip</strong>, Inventaris Arsip, guide,<br />
<strong>dan</strong> sebagainya.<br />
Dalam membuat inventaris ada<br />
dua prinsip yang menjadi pedoman,<br />
yaitu :<br />
(1) Prinsip asal-usul (respect des fonds<br />
(Perancis), herkomst beginsel<br />
(Belanda), principle of provenance<br />
(Inggris/ Amerika). Menurut prinsip<br />
ini <strong>arsip</strong> dikelola berdasar asal-usul<br />
<strong>arsip</strong>/lembaga pencipta <strong>arsip</strong> yang<br />
mernmiliki otoritas tertinggi.<br />
Prinsip ini banyak dianut di<br />
kebanyakan negara.<br />
Untuk prinsip pertarna ini,<br />
sebenarnya telah dapat diketahui<br />
pada saat <strong>arsip</strong>-<strong>arsip</strong> tersebut<br />
diakuisisi atau diserahkan oleh<br />
lembaga pencipta <strong>arsip</strong>. Lembaga<br />
pencipta yang menyerahkan<br />
<strong>arsip</strong>nya itulah yang menjadi<br />
provenance/fonds dari <strong>arsip</strong> tersebut<br />
(2) Prinsip aturan asli (principle of<br />
original order (Amerika/lnggris).<br />
struktuur beginsel (Belanda).<br />
Menurut prinsip ini <strong>arsip</strong> harus<br />
diatur sesuai dengan aturan yang<br />
dipergunakan pada masa<br />
dinamisnya. Artinya penataannya<br />
harus sarna dengan saat <strong>arsip</strong>-<strong>arsip</strong><br />
tersebut berada di lembaga<br />
pencipta. Prinsip ini dapat<br />
diterapkan apabila ketika <strong>arsip</strong><br />
diakuisisi atau diserahkan dalam<br />
keadaan teratur, atau minimal ada<br />
jalan masuk penemuan <strong>arsip</strong> saat<br />
dinarnisnya.<br />
Umumnya <strong>arsip</strong>-<strong>arsip</strong> di Indonesia<br />
saat diserahkan/diakuisisi dalarn<br />
keadaan tidak teratur/kacau. Oleh<br />
karena itu, untuk menerapkan/<br />
merekonstruksi sesuai prinsip ini<br />
sangat su!it dilakukan. Sehingga<br />
langkah/solusi yang dapat<br />
dilakukan adalah melakukan<br />
pendaftaran kembali <strong>arsip</strong>-<strong>arsip</strong><br />
yang ada dengan cara mendeskripsi<br />
<strong>arsip</strong> ke dalam kartu fiches.<br />
Deskripsi Arsip<br />
Pendeskripsian <strong>arsip</strong> dapat<br />
dilakukan pada tingkat berkas<br />
(perberkas) bagi <strong>arsip</strong> yang lengkap<br />
<strong>dan</strong> tertata baik; atau bisa juga<br />
dilakukan pada tingkat lembaran<br />
(perlembar) bagi <strong>arsip</strong> lepas <strong>dan</strong> tidak<br />
utuh.<br />
Deskripsi pada kartu fiches minimal<br />
memuat unsur-unsur sebagai berikut:<br />
Suara Badar vol I/3 / 2001 16
a. Bentuk redaksi (surat laporan,<br />
notulen, <strong>dan</strong> sebagainya);<br />
b. Isi Berkas (memuat informasi apa,<br />
dari siapa, kapan, di mana);<br />
c. Tingkat perkembangan (konsep,<br />
tembusan.asli, turunan, <strong>dan</strong><br />
sebagainya);<br />
d. Tanggal surat dibuat;<br />
e. Bentuk luar (Iembar, berkas,<br />
sarnpul, yang menunjukkan volume<br />
<strong>arsip</strong>);<br />
f. Kondisi <strong>arsip</strong> <strong>dan</strong> nomor berkas <strong>dan</strong><br />
nomor identitas pembuat.<br />
Contoh sederhana kartu deskripsi:<br />
Keterangan:<br />
a) DI/1, Nomor identitas pembuat (DI)<br />
<strong>dan</strong> nomor berkas 1<br />
b) Isi Berkas<br />
c) Kondisi fisik <strong>arsip</strong><br />
d) Keterangan bahasa <strong>arsip</strong><br />
e) Tingkat perkembangan<br />
f) Bentuk luar<br />
Perihal deskripsi <strong>arsip</strong>, saat ini<br />
sudah dikembangkan pensosialisasian<br />
Standard International Deskripsi Arsip<br />
(International Standard Archival<br />
Description (Guide)/ISAD) bagi<br />
negara-negara di bawah naungan<br />
International Council on Archives<br />
(lCA). Standar ini mulai diperkenalkan<br />
sejak tahun 1992 <strong>dan</strong> dimaksudkan<br />
untuk mengolah <strong>arsip</strong> <strong>statis</strong> yang sudah<br />
teratur. Menurut ISAD, di daIam<br />
deskripsi <strong>arsip</strong> setidaknya memuat 26<br />
unsur yang harus diterapkan. Ke-26<br />
unsur tersebut merupakan uraian dari<br />
enam elemen kelompok deskripsi,<br />
yaitu:<br />
1. Pemyataan identitas<br />
2. Konteks<br />
3. Isi <strong>dan</strong> struktur<br />
4. Syarat akses <strong>dan</strong> penggunaan<br />
5. Bahan-bahan yang ikut menyatu<br />
6. Catatan (Sunarto, 1999 : 13)<br />
Melalui deskripsi akan terlihat<br />
gambaran kegiatan yang dijalani<br />
sebuah lembaga. Kemudian dibuatkan<br />
susunan kegiatan yang akan<br />
menggambarkan sebuah skema guna<br />
pengaturan <strong>arsip</strong>nya. Berdasarkan<br />
skema inilah pengaturan fisik <strong>arsip</strong><br />
dilakukan. Namun oleh karena sering<br />
dialami kesulitan dalam pembuatan<br />
skema pengaturan <strong>arsip</strong> agar bisa sama<br />
atau sesuai aturan aslinya, maka<br />
sebagai alternatif pemecahan bisa<br />
dilakukan pengaturan <strong>arsip</strong> sesuai<br />
dengan struktur <strong>dan</strong> fungsi organisasi<br />
dari lembaga pencipta <strong>arsip</strong> tersebut<br />
saat <strong>arsip</strong>-<strong>arsip</strong> diciptakan. Atau<br />
apabila tidak diketemukan struktur <strong>dan</strong><br />
fungsi dari lembaga pencipta <strong>arsip</strong>,<br />
pengaturan <strong>arsip</strong>nya dapat dilakukan<br />
sesuai dengan masalah atau nama<br />
kegiatan dari <strong>arsip</strong>-<strong>arsip</strong> yang se<strong>dan</strong>g<br />
diolah.<br />
Hasil deskripsi ini kemudian<br />
dituangkan dalam suatu daftar yang<br />
disebut inventaris <strong>arsip</strong>. Suatu<br />
inventaris yang lengkap memuat unsurunsur<br />
:<br />
1. Judul inventaris, misal lnventaris<br />
Arsip Sekretariat Wilayah Daerah<br />
Propinsi Jawa Timur Tahun 1967-<br />
1978.<br />
2. Kata pengantar dari orang yang<br />
mengerti tentang <strong>arsip</strong> atau<br />
penanggung jawab pembuatan<br />
inventaris.<br />
3. Daftar Isi (sesuai dengan skema<br />
pengaturan <strong>arsip</strong>nya) yang ditandai<br />
dengan nomor halaman inventaris.<br />
4. Pendahuluan (berisi sejarah singkat<br />
lembaga pencipta <strong>arsip</strong>. sejarah<br />
<strong>arsip</strong>nya dari penataan hingga<br />
berada di <strong>Ba<strong>dan</strong></strong> Arsip, informasi<br />
tentang fisik <strong>arsip</strong>nya, jumlah <strong>arsip</strong>,<br />
jenis <strong>arsip</strong>, <strong>dan</strong> kurun waktu <strong>arsip</strong><br />
diciptakan).<br />
5. Isi deskripsi <strong>arsip</strong> (berisi uraian<br />
deskripsi, dengan susunan<br />
penomoran berurut <strong>dan</strong> kronologis).<br />
6. Lampiran-lampiran (jika ada, misal:<br />
peta, Peraturan Lembaga, SK<br />
Pendirian Lembaga, <strong>dan</strong><br />
sebagainya).<br />
7. Indeks (nama orang/organisasi/<br />
lembaga, nama tempat/geografi,<br />
masalah, <strong>dan</strong> istilah penting)<br />
8. Nama pembuat/penyusun inventaris<br />
<strong>arsip</strong> <strong>dan</strong> tahun pembuatannya.<br />
2. Pemeliharaan <strong>dan</strong> Perawatan<br />
Arsip<br />
Di dalam kegiatan konservasi<br />
tercakup kegiatan pemeliharaan <strong>arsip</strong>.<br />
Pemeliharaan <strong>arsip</strong> merupakan suatu<br />
kegiatan dalam rangka menyelamatkan<br />
<strong>dan</strong> mengamankan <strong>arsip</strong> baik dari segi<br />
fisik maupun informasinya. Dalam<br />
kegiatan ini termasuk juga perawatan<br />
<strong>arsip</strong> dengan menggunakan teknik<br />
tertentu (Yayan Daryan, 1998: 130).<br />
Tujuan pemeliharaan ini mengarah<br />
pada usaha untuk melestarikan bahan<br />
<strong>arsip</strong> dari kerusakan.<br />
Dengan demikian <strong>arsip</strong> wajib<br />
dipelihara, dirawat serta dihindarkan<br />
dari unsur-unsur perusak <strong>arsip</strong>. Unsur<br />
yang menjadi sebab perusak <strong>arsip</strong><br />
yaitu:<br />
a. Faktor biologis, seperti jamur <strong>dan</strong><br />
serangga;<br />
b. Faklor fisis, seperti cahaya <strong>dan</strong><br />
panas matahari, <strong>dan</strong> air;<br />
c. Faktor kimiawi, seperti pengaruh<br />
tinta tulisan, keasaman kertas;<br />
d. Faktor lingkungan, seperli manusia,<br />
bencana alam, banjir, kebakaran;<br />
e. Faktor binatang pengerat, seperti<br />
tikus.<br />
Pemeliharaan <strong>dan</strong> perawatan<br />
dilakukan terhadap lingkungan <strong>dan</strong><br />
fisik <strong>arsip</strong>. Unluk lingkungan, terutama<br />
berkaitan dengan gedung <strong>arsip</strong>, perlu<br />
penggunaan sistem pendingin 24 jam,<br />
cukup fentilasi udara <strong>dan</strong> cahaya, serta<br />
peralatan pengamanan gedung /alarm,<br />
smoke detector <strong>dan</strong> sebagainya. Untuk<br />
fisik <strong>arsip</strong> dilakukan usaha<br />
penghilangan asam (deacidification)<br />
pada kertas, boks <strong>arsip</strong>, pembungkus<br />
<strong>arsip</strong>, <strong>dan</strong> fumigasi; merestorasi <strong>arsip</strong><br />
dengan cara laminasi <strong>dan</strong> enkapsulasi;<br />
<strong>dan</strong> peleslarian <strong>arsip</strong> kertas utamanya<br />
dengan cara alih media ke mikrofilm.<br />
Dengan cara demikian akan terlaksana<br />
usaha / perawatan <strong>dan</strong> pemeliharaan<br />
<strong>arsip</strong> yang mendukung terlestarinya<br />
<strong>arsip</strong> dari kepunahan.<br />
3. Pelayanan Referensi<br />
Pelayanan referensi merupakan<br />
kegiatan untuk memberikan pelayanan<br />
informasi <strong>dan</strong> pelayanan dokumen.<br />
Pelayanan referensi menjadi akhir dari<br />
seluruh kegiatan <strong>manajemen</strong> <strong>arsip</strong><br />
<strong>statis</strong>, sekaligus sebagai sarana uji<br />
keberhasilan program <strong>manajemen</strong> <strong>arsip</strong><br />
<strong>statis</strong>. Kegiatan ini menjadi jembatan<br />
penghubung antara <strong>Ba<strong>dan</strong></strong> Arsip selaku<br />
pelayan masyarakat dengan pengguna<br />
<strong>arsip</strong> alau peneliti. Pada bagian ini baik<br />
buruknya citra <strong>dan</strong> kredibilitas <strong>Ba<strong>dan</strong></strong><br />
Arsip sebagai lembaga akan<br />
dipertaruhkan. Keberhasilan layanan<br />
referensi sangat ditentukan oleh<br />
keberhasilan kegiatan pengolahan <strong>dan</strong><br />
pemeliharaan/perawatan <strong>arsip</strong>.<br />
Koordinasi antar unit yang terkait amat<br />
diperlukan satu dengan lainnya.<br />
Layanan yang baik akan<br />
mendapatkan kepercayaan dari<br />
masyarakat. Oleh karena itu perhatian<br />
yang serius terhadap fungsi ini perlu<br />
mendapatkan dukungan dari pimpinan<br />
Suara Badar vol I/3 / 2001 17
lembaga. Keberhasilan pelayanan<br />
referensi <strong>arsip</strong> perlu didukung faktorfaktor<br />
berikut :<br />
1. Ruang Baca <strong>arsip</strong>, merupakan pusat<br />
pelayanan langsung kepada<br />
pengguna <strong>arsip</strong>. Ruang ini harus<br />
cukup nyaman <strong>dan</strong> memadai<br />
ukurannya, serta mudah dalam<br />
pengawasannya;<br />
2. Sarana bantu temu balik<br />
<strong>arsip</strong>/finding aids, mendukung<br />
kelancaran pelayanan, penemuan<br />
<strong>dan</strong> peminjaman <strong>arsip</strong>;<br />
3. <strong>Perpustakaan</strong>, guna mendukung<br />
penelitian <strong>arsip</strong>. Referensi yang<br />
beragam jenisnya akan sangat<br />
membantu pegguna <strong>arsip</strong>/peneliti<br />
dalam memperoleh informasi<br />
pendukung <strong>arsip</strong>. Misalnya,<br />
ensiklopedi, kamus bahasa, buku<br />
ilmu sosial, peraturan perun<strong>dan</strong>gan;<br />
4. Alat bantu baca <strong>arsip</strong>, terutama<br />
untuk membaca <strong>arsip</strong> dalam bentuk<br />
mikrofilm <strong>dan</strong> mikrofis (dengan<br />
microreader), mendengarkan <strong>arsip</strong><br />
rekaman suara/wawancara sejarah<br />
lisan (dengan transcriber), melihat<br />
<strong>arsip</strong> audio-visual (video, cd, dvd)<br />
melalui televisi/vcd player;<br />
5. Ruang khusus untuk membaca <strong>dan</strong><br />
melihat <strong>arsip</strong> peta, foto, negatif foto<br />
<strong>dan</strong> <strong>arsip</strong> non kertas;<br />
6. Tersedianya ruang konsultasi<br />
pembaca (reader counsultant) yang<br />
kedap suara <strong>dan</strong> tidak mengganggu<br />
aktivitas penelitian lainnya;<br />
7. Tersedianya ruang staf pelayanan<br />
<strong>arsip</strong> yang dapat mengawasi seluruh<br />
ruang baca atau penelitian <strong>arsip</strong>;<br />
8. Tersedianya lemari khusus (locker)<br />
untuk menyimpan barang bawaan<br />
peneliti, misal tas;<br />
9. Ruang transit <strong>arsip</strong> sebagai tempat<br />
penyimpanan <strong>arsip</strong> yang dipinjarn,<br />
belum selesai dibaca atau yang akan<br />
dikembalikan ke penyimpanan;<br />
10. Tersedianya sistem pengamanan<br />
<strong>arsip</strong> berupa kamera pemantau<br />
ruangan yang tersembunyi letaknya.<br />
Di samping sarana pendukung di<br />
atas, etika pelayanan dari <strong>arsip</strong>aris atau<br />
petugas pelayanan juga sangat<br />
menentukan kualitas pelayanan.<br />
Selayaknya seorang <strong>arsip</strong>aris di Ruang<br />
Layanan informasi memenuhi kriteria<br />
sebagai berikut :<br />
1. Berwawasan luas, khususnya<br />
tentang khasanah <strong>arsip</strong> yang<br />
dimiliki lembaganya;<br />
2. Mampu memberikan arahan kepada<br />
pengguna <strong>arsip</strong> yang akan<br />
melakukan penelitian <strong>dan</strong> berperan<br />
sebagai konsultan pembaca;<br />
3. Trampil memberikan pelayanan <strong>dan</strong><br />
penggunaan sarana bantu baca<br />
<strong>arsip</strong>;<br />
4. Memberikan perlakuan yang baik<br />
<strong>dan</strong> benar terhadap <strong>arsip</strong>;<br />
5. Selektif <strong>dan</strong> teliti dalam meneliti<br />
berkas <strong>arsip</strong> sebelum <strong>dan</strong> sesudah<br />
dipinjarn;<br />
6. Ramah <strong>dan</strong> senantiasa siap<br />
memberikan bantuan pelayanan;<br />
7. Menguasai kemampuan bahasa,<br />
minimal bahasa Inggris baik aktif<br />
maupun pasif.<br />
Masalah kebijakan akses <strong>arsip</strong><br />
dalam rangka menjaga keamanan fisik<br />
<strong>dan</strong> informasi <strong>arsip</strong> perlu digariskan<br />
dengan tegas. Karena di Indonesia<br />
belum ada un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g yang<br />
membatasi kebebasan akses informasi.<br />
Untuk itu pimpinan lembaga perlu<br />
membuat aturan main tertulis, terutarna<br />
berkaitan dengan dapat tidaknya <strong>arsip</strong><br />
diakses oleh lembaga/individu selain<br />
lembaga pencipta <strong>arsip</strong> atau seizin<br />
lembaga tertentu yang terkait dengan<br />
masalahnya.<br />
Penutup<br />
Keberhasilan pelaksanaan<br />
program <strong>manajemen</strong> <strong>arsip</strong> <strong>statis</strong> akan<br />
menjadi parameter keberhasilan <strong>Ba<strong>dan</strong></strong><br />
Arsip sebagai lembaga pelayanan<br />
publik dalam penelitian <strong>arsip</strong>.<br />
Sekaligus dapat dijadikan motor<br />
pendorong terciptanya sistem jaringan<br />
informasi ke<strong>arsip</strong>an, di Jawa Timur<br />
khususnya. Karena itu diperlukan<br />
penerapan program <strong>manajemen</strong> <strong>arsip</strong><br />
<strong>statis</strong>.<br />
Sebagai sentral pendukung dari<br />
penelitian <strong>arsip</strong>, penerapan <strong>manajemen</strong><br />
<strong>arsip</strong> <strong>statis</strong> akan saling terkait dengan<br />
unit kerja lain dalam praktiknya.<br />
Koordinasi <strong>dan</strong> kerjasama yang baik<br />
antar unit terkait akan memudahkan<br />
pelaksanaan kerja <strong>dan</strong> menciptakan<br />
kondisi kerja yang kondusif, sehingga<br />
memudahkan pencapaian tujuan dalam<br />
pelestarian <strong>arsip</strong> <strong>dan</strong> transformasi<br />
informasi kepada publik.<br />
SUMBER BACAAN<br />
ANRI, 1979, Tata Ke<strong>arsip</strong>an Statis,<br />
Jakarta: ANRI.<br />
McKemmish, Sue dalam Keeping Archives.<br />
Judith Ellis (Ed.), 1993, Ed. 2, Australia: D.<br />
W. Thorpe.<br />
Brichford, Maynard J, 1977, Archives and<br />
Manuscript: Appraisa/ and Accesioning,<br />
Chicago: Society of Americant Archivist.<br />
Penn, Ira A et.all. 1992, Records<br />
Management Handbook, USA: Usghate<br />
Publishing Com.<br />
Reed, Barbara dalam Keeping Archives,<br />
Judith Ellis (Ed.), 1993, Ed. 2, Australia: D.<br />
W. Thorpe.<br />
Ricks, Betty et. all., 1992 Information and<br />
Image Management: A Records System<br />
Approach, Ed. 3, Ohio: South-Western<br />
Publishing Co.<br />
Sauki Hadiwardoyo dalam Berita ANRI No.<br />
28. Jakarta: ANRI<br />
Tiurma L. Tobing, 1996. Materi Ku/iah<br />
Da/am Dik/at TOT Ke<strong>arsip</strong>an. Jakarta:<br />
ANRI<br />
Sunarto, 1999 dalam Buletin BUKTI Vol. I<br />
No. 2/1999. Banda Aceh: ANWIL 01 Aceh.<br />
Yayan Daryan <strong>dan</strong> Hardi Suhardi, 1998,<br />
Terminologi Ke<strong>arsip</strong>an Indonesia, Jakarta-<br />
Bandung: PT. Sigma Cipta Utama-LP2A<br />
Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g Nomor 7 Tahun 1971<br />
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok<br />
Ke<strong>arsip</strong>an<br />
Penulis adalah Ajun Arsiparis <strong>Ba<strong>dan</strong></strong><br />
Arsip Propinsi Jawa Timur<br />
Suara Badar vol I/3 / 2001 18