Putusan Pengadilan Pajak Nomor :
Putusan Pengadilan Pajak Nomor :
Putusan Pengadilan Pajak Nomor :
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Putusan</strong> <strong>Pengadilan</strong> <strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> : PUT.41362/PP/M.VIII/12/2012<br />
Jenis <strong>Pajak</strong> : <strong>Pajak</strong> Penghasilan Pasal 23<br />
Tahun <strong>Pajak</strong> : 2007<br />
Pokok Sengketa<br />
: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Kredit <strong>Pajak</strong> PPh Pasal 23 yaitu<br />
sebesar Rp 34.697.913,00 yaitu :<br />
1. Koreksi DPP PPh Pasal 23<br />
A. Koreksi atas Jasa Kurir/Ekspedisi<br />
1. Dasar Pengenaan <strong>Pajak</strong> PPh Pasal 23 Tahun 2007 sebesar Rp.636.898.575,00,<br />
dengan perincian :<br />
a. Koreksi atas Jasa Kurir/Ekspedisi Rp 523.746.575,00<br />
b. Koreksi atas Biaya Sewa Rp 113.152.000,00<br />
Jumlah Koreksi DPP PPh Pasal 23 Rp 636.898.575,00<br />
2. Kredit <strong>Pajak</strong> PPh Pasal 23 sebesar Rp 34.697.913,00.<br />
Menurut Terbanding : a. Jasa kurir/ekspedisi (akun nomor 01-81122-0-600) sebesar Rp 71.594.575,00<br />
bahwa terdapat koreksi atas jasa ekspedisi yang tercantum dalam biaya pos,<br />
komunikasi, meterai (akun nomor 01-81122-0-600) sebesar Rp.71.594.575,00.<br />
Penelaah Keberatan hanya mengenakan PPh Pasal 23 atas jasa kurir/ekspedisi<br />
yang terhutang pada periode Januari 2007 sampai dengan April 2007 karena<br />
terdapat peralihan aturan. Sedangkan sebelumnya dengan Peraturan Direktur<br />
Jenderal <strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> : PER-178/PJ/2006 tanggal 26 Desember 2006 yang mulai<br />
berlaku 1 Januari 2007, jasa ekspedisi/kurir yang dilakukan oleh pihak swasta<br />
terhutang PPh Pasal 23. Akan tetapi, dengan adanya Peraturan Direktur Jenderal<br />
<strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> : PER-70/PJ/2007 tanggal 9 April 2007, atas jasa kurir swasta tidak<br />
lagi terhutang PPh Pasal 23. Dengan demikian maka atas jasa kurir yang terhutang<br />
PPh Pasal 23 adalah periode Januari 2007 sampai dengan April 2007. Adapun<br />
perincian biaya kurir/ekspedisi;<br />
b. Jasa kurir/ekspedisi (akun nomor 01-82122-0-601) Sebesar<br />
Rp.114.911.134,00<br />
bahwa terdapat koreksi atas jasa ekspedisi yang tercantum dalam biaya pos,<br />
komunikasi, meterai (akun nomor 01-82122-0-601) sebesar Rp.114.911.134,00.<br />
Penelaah Keberatan hanya mengenakan PPh Pasal 23 atas jasa kurir/ekspedisi<br />
yang terhutang pada periode Januari 2007 sampai dengan April 2007 karena<br />
terdapat peralihan aturan. Sedangkan sebelumnya dengan Peraturan Direktur<br />
Jenderal <strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> : PER-178/PJ/2006 tanggal 26 Desember 2006 yang mulai<br />
berlaku 1 Januari 2007, jasa ekspedisi/kurir yang dilakukan oleh pihak swasta<br />
terhutang PPh Pasal 23. Akan tetapi, dengan adanya Peraturan Direktur Jenderal<br />
<strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> : PER-70/PJ/2007 tanggal 9 April 2007, atas jasa kurir swasta tidak lagi<br />
terhutang PPh Pasal 23. Dengan demikian maka atas jasa kurir yang terhutang PPh<br />
Pasal 23 adalah periode Januari 2007 sampai dengan April 2007. Adapun perincian<br />
biaya kurir/ekspedisi;<br />
c. Jasa kurir/ekspedisi sebesar Rp 362.386.511,00<br />
bahwa berdasarkan penelitian atas dokumen pembayaran berupa rekening Koran PT<br />
Bank Danamon Tbk, nomor 01-11258-0-111 dan 01-11260-0-111 terdapat<br />
pembayaran atas jasa kurir, periode Januari 2007 sampai dengan April 2007 masingmasing<br />
sebesar Rp.293.251.892,00 dan Rp.69.134.619,00. Wajib <strong>Pajak</strong> memberikan<br />
bukti pembayaran berupa bukti pengeluaran kas dan bukti pembayaran. Penelaah<br />
Keberatan tidak dapat mengetahui dengan pasti kapan saat terhutang atas transaksitransaksi<br />
tersebut, sehingga menyimpulkan bahwa saat terhutang atas transaksi<br />
tersebut adalah saat dilakukannya pembayaran kepada rekanan. Perhitungan PPh<br />
Pasal 23 yang terhutang atas pembayaran melalui rekening Bank Danamon;<br />
Menurut Pemohon : a. Jasa kurir/ekspedisi (akun nomor 01-81122-0-600)<br />
bahwa Pemohon Banding setuju dikoreksi sebagian atas koreksi Terbanding sebesar<br />
Rp. 62.336.907 dan menolak Rp. 9.257.668,00 untuk dikoreksi. Pada surat<br />
permohonan banding, Pemohon Banding tidak dapat mengetahui secara pasti<br />
perincian atas koreksi Terbanding sejumlah Rp. 71.594.575,00. Namun pada SUB<br />
Terbanding, atas koreksi sebesar RP. 71.594.575 telah diperinci dengan jelas;
. Jasa kurir/ekspedisi (akun nomor 01-82122-0-601)<br />
bahwa Pemohon Banding setuju dikoreksi sebagian atas koreksi Terbanding sebesar<br />
Rp. 86.229.372,00 dan menolak Rp. 26.306.762,00 untuk dikoreksi. Pada surat<br />
permohonan banding, Pemohon Banding tidak dapat mengetahui secara pasti<br />
perincian atas koreksi Terbanding sejumlah Rp. 114.911.134,00. Namun pada SUB<br />
Terbanding, atas koreksi sebesar Rp. 114.911.134 telah diperinci dengan jelas ;<br />
c. Jasa kurir/ekspedisi<br />
bahwa atas koreksi pada pos Bank Danamon BLPP (IDR) sebesar Rp.<br />
293.251.892,00 pada account <strong>Nomor</strong> : 01-11258-0-111 dan koreksi pada pos Bank<br />
Danamon BLPP (USD) sebesar Rp. 69.134.619,00 pada account 01-11260-0-111<br />
dengan ini disampaikan bahwa nilai koreksi dari Terbanding tidak dapat Pemohon<br />
Banding ketahui secara pasti. Oleh karenanya, Pemohon Banding mohon agar<br />
jumlah koreksi sebesar di atas dapat dijabarkan perhitungannya seperti dasar<br />
perhitungan koreksi Terbanding pada poin a dan poin b di atas ;<br />
Menurut Majelis<br />
: bahwa atas koreksi DPP PPh Pasal 23 atas Jasa Kurir menurut Majelis sebesar Rp<br />
523.746.575,00 yang merupakan biaya yang dibebankan dalam akun akun nomor<br />
01-82122-0-600, 01-82122-0-601, 01-11258-0-111, dan 01-11260-0-111, Terbanding<br />
berpendapat bahwa biaya tersebut merupakan biaya Jasa Kurir yang dibebankan<br />
pada Masa Januari 2007 sampai dengan 8 April 2007 dimana atas Jasa Kurir<br />
tersebut terutang PPh Pasal 23 sesuai Peraturan Direktur Jenderal <strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> :<br />
PER-178/PJ/2006 tanggal 26 Desember 2006, sedangkan untuk Masa 9 April 2007<br />
sampai dengan Desember 2007 atas Jasa Kurir tersebut tidak terutang PPh Pasal 23<br />
sesuai Peraturan Direktur Jenderal <strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> : PER-70/PJ/2007 tanggal 9 April<br />
2007;<br />
bahwa dalam persidangan atas koreksi tersebut baik Terbanding maupun Pemohon<br />
Banding tidak melakukan uji bukti, karena atas pembebanan biaya tersebut terkait<br />
dengan sengketa yuridis, sehingga penyelesaiannya diserahkan kepada Majelis;<br />
bahwa setelah ditelusuri atas jumlah sengketa yang ada, menurut Majelis sengketa<br />
atas Jasa Kurir/Ekspedisi dapat diperinci sebagai berikut :<br />
akun nomor 01-81122-0-600 Rp 71.594.575,00<br />
akun nomor 01-81122-0-601 Rp 114.911.134,00<br />
pos Bank Danamon BLPP Rp 337.240.866,00 *)<br />
Jumlah Rp 523.746.575,00<br />
*) Penjelasan :<br />
bahwa dalam penjelasannya baik Terbanding maupun Pemohon Banding<br />
mengungkapkan koreksi atas pos Bank Danamon BLPP sebesar Rp 362.386.511,00<br />
padahal kalau jumlah tersebut dimasukkan dalam total jumlah koreksi Jasa<br />
Kurir/Ekspedisi jumlahnya menjadi lebih besar yaitu sebesar Rp 548.892.220,00<br />
(71.597.575 + 114.911.134 + 362.386.511), sehingga terdapat selisih sebesar Rp Rp<br />
25.145.645,00 (548.892.220 – 523.746.575);<br />
bahwa Pemohon Banding dalam surat bandingnya juga mempertanyakan atas<br />
adanya selisih sebesar Rp 25.145.645,00 dan Terbanding pun tidak menjelaskan<br />
dan memperinci atas selisih sebesar Rp 25.145.645,00 perhitungannya dari mana;<br />
bahwa berdasarkan uraian di atas tersebut Majelis berpendapat bahwa sengketa<br />
atas pos Bank Danamon BLPP di tetapkan sebesar Rp 337.240.866,00 karena atas<br />
selisih sebesar Rp 25.145.645,00 tidak dapat dijelaskan sehingga dianggap bukan<br />
sebagai sengketa pajak;<br />
bahwa Majelis setelah melihat data dan bukti yang diberikan dalam persidangan dan<br />
juga penjelasan dari Terbanding maupun Pemohon Banding, Majelis berpendapat<br />
sebagai berikut :<br />
Jasa kurir/ekspedisi (akun nomor 01-81122-0-600)<br />
bahwa Terbanding memberikan rincian atas koreksi Jasa Kurir pada account GL<br />
nomor 01-81122-0-600 sebesar Rp. 71.594.575,00, berdasarkan General Ledger<br />
yang disampaikan diketahui bahwa untuk Masa April 2007 terdapat pembebanan<br />
Jasa Kurir sebesar Rp.9.257.668,00 dibebankan setelah tanggal 8 April 2007<br />
(berlaku Peraturan Direktur Jenderal <strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> : PER-70/PJ/2007 dimana Jasa<br />
Kurir tidak terutang PPh Pasal 23), untuk itu atas koreksi Jasa Kurir pada account GL<br />
nomor 01-81122-0-600 sebesar Rp 9.257.668 tidak dapat dipertahankan, sehingga<br />
koreksi yang masih tetap dipertahankan yaitu Rp 71.594.575 -/- Rp 9.257.667 = Rp<br />
62.336.907,00;
Jasa kurir/ekspedisi (akun nomor 01-81122-0-601)<br />
bahwa Terbanding memberikan rincian atas koreksi Jasa Kurir pada account GL<br />
nomor 01-81122-0-601 sebesar Rp. 114.911.134,00, berdasarkan General Ledger<br />
yang disampaikan diketahui bahwa untuk Masa April 2007 terdapat pembebanan<br />
Jasa Kurir sebesar Rp. 26.306.762,00 dibebankan setelah tanggal 8 April 2007<br />
(berlaku Peraturan Direktur Jenderal <strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> : PER-70/PJ/2007 dimana Jasa<br />
Kurir tidak terutang PPh Pasal 23), untuk itu atas koreksi Jasa Kurir atas pada<br />
account GL nomor 01-81122-0-601 sebesar Rp 26.306.762 tidak dapat<br />
dipertahankan, sehingga koreksi yang masih tetap dipertahankan yaitu Rp<br />
114.911.134 -/- Rp 26.306.762 = Rp 88.604.372,00;<br />
Jasa kurir/ekspedisi (pos Bank Danamon BLPP akun <strong>Nomor</strong> : 01-11258-0-111, dan<br />
01-11260-0-111)<br />
bahwa Terbanding tidak memberikan rincian seperti pada huruf a dan b atas koreksi<br />
Jasa Kurir pada account pos Bank Danamon BLPP akun <strong>Nomor</strong> : 01-11258-0-111,<br />
dan 01-11260-0-111, data dan dokumen yang ada pada Majelis tidak dapat ditelusuri<br />
nilai sebesar Rp 337.240.866,00 yang dikatakan Terbanding merupakan<br />
pembebanan Jasa Kurir Masa Januari sampai dengan April 2007, sehingga Majelis<br />
tidak mengetahui apakah beban sebesar Rp 337.240.866,00 terutang PPh Pasal 23<br />
sesuai PER-178/PJ/2006 atau tidak, untuk itu atas koreksi Jasa Kurir atas pos Bank<br />
Danamon BLPP akun <strong>Nomor</strong> : 01-11258-0-111, dan 01-11260-0-111 sebesar Rp<br />
337.240.866,00 seluruhnya tidak dapat dipertahankan;<br />
bahwa berdasarkan uraian di atas Koreksi DPP PPh Pasal 23 berupa Jasa<br />
Kurir/Ekspedisi yang masih tetap dipertahankan yaitu :<br />
akun nomor 01-81122-0-600 Rp 62.336.907,00<br />
akun nomor 01-81122-0-601 Rp 88.604.372,00<br />
pos Bank Danamon BLPP Rp 0,00<br />
Jumlah Rp 150.941.279,00<br />
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Majelis berpendapat bahwa atas koreksi<br />
Jasa Kurir/Ekspedisi sebesar Rp 523.746.575, yang tetap dipertahankan sebesar<br />
Rp 150.941.279,00 dan sebesar Rp 372.805.295,00 tidak dapat dipertahankan;<br />
2. Koreksi atas obyek PPh 23 yang bersumber pada Biaya Cargo Handling sebesar Rp 113.152.000<br />
Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan pemberitahuan hasil pemeriksaan <strong>Nomor</strong> : SPHP-<br />
080/WPJ.19/KP.01/2009 tanggal 2 Juni 2009 dijelaskan bahwa koreksi atas obyek<br />
PPh Pasal 23 atas biaya Cargo Handling sebesar Rp 113.152.000,00 dikarenakan<br />
berdasarkan pemeriksaan terhadap pos-pos biaya di Harga Pokok Penjualan dan<br />
biaya usaha lainnya terdapat obyek PPh Pasal 23 yang kurang dilaporkan;<br />
Menurut Pemohon<br />
Menurut Majelis<br />
: bahwa atas koreksi objek PPh Pasal 23 pada biaya Cargo Handling yang bersumber<br />
dari account GL nomor 01-71701-0-540 sebesar Rp. 113.152.000,00 pada lokasi<br />
Balikpapan, dengan ini Pemohon Banding tidak setuju untuk dikoreksi sebagai objek<br />
PPh Pasal 23, karena atas sejumlah biaya tersebut merupakan pembayaran uang<br />
dermaga atau dengan kata lain merupakan pembayaran biaya kegiatan bongkar<br />
muat di pelabuhan, bukan merupakan jasa atas sewa kapal kosong (bareboat<br />
charter) seperti yang diasumsikan oleh Terbanding yang terhutang PPh Pasal 23,<br />
sehingga jelas secara ketentuan perpajakannya atas biaya cargo handling tersebut<br />
bukan merupakan objek PPh Pasal 23 ;<br />
: bahwa atas sengketa tersebut Majelis telah meminta kepada Terbanding dan<br />
Pemohon Banding untuk melaksanakan Uji Bukti, dan atas hasil Uji Bukti tersebut<br />
dapat diuraikan sebagai berikut :<br />
bahwa dalam Uji Bukti, Pemohon Banding membawa bukti-bukti berupa :<br />
B. Koreksi atas Biaya Sewa Kapal sebesar Rp. 113.152.000,00<br />
bahwa dalam Uji Bukti, Pemohon Banding membawa bukti-bukti berupa :<br />
a. Fotokopi Invoice/tagihan dari PT. Dermaga Perkasapratama,<br />
b. Fotokopi Nota Penjualan Jasa Kepelabuhan dari PT. Pelindo,<br />
c. Fotokopi PEB;<br />
Menurut Terbanding : bahwa dari tagihan PT. Pelindo terlihat bahwa jasa kepelabuhan tersebut berupa<br />
penggunaan alat khusus, hal ini menunjukkan adanya sewa dan penghasilan lain<br />
sehubungan dengan penggunaan harta. Transaksi ini merupakan objek PPh Pasal
23 sebagaimana diatur dalam Pasal 23 UU PPh juncto Lampiran I angka 2 Peraturan<br />
Direktur Jenderal <strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> : PER-178/PJ/2006 tanggal 26 Desember 2006;<br />
Menurut Pemohon<br />
Menurut Majelis<br />
: bahwa berdasarkan Surat Uraian Banding, koreksi Dasar Pengenaan <strong>Pajak</strong> PPh<br />
Pasal 23 sebesar Rp.113.152.000,00 menurut Terbanding merupakan pembayaran<br />
atas jasa sewa kapal yang terutang PPh Pasal 23, sesuai dengan penjelasan dalam<br />
surat tanggapan PHP, Surat Keberatan, Surat Banding, serta Bantahan SUB atas<br />
nama Pemohon Banding selalu menjelaskan bahwa angka tersebut bukan<br />
merupakan pembayaran atas jasa sewa kapal melainkan tagihan reimbursement PT.<br />
Dermaga Perkasapratama atas atas tagihan dari PT. Pelindo IV terkait kegiatan<br />
cargo handling atas ekspor batubara Pemohon Banding;<br />
: bahwa dasar hukum yang dipergunakan oleh Terbanding untuk melakukan koreksi<br />
DPP PPh Pasal 23 sebesar Rp 113.152.000,00 adalah Pasal 23 Undang Undang<br />
<strong>Pajak</strong> Penghasilan juncto Lampiran I angka 2 Peraturan Direktur Jenderal <strong>Pajak</strong><br />
<strong>Nomor</strong> : <strong>Nomor</strong> : PER-178/PJ/2006 tanggal 26 Desember 2006;<br />
bahwa dalam Lampiran I angka 2 Peraturan Direktur Jenderal <strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> : <strong>Nomor</strong><br />
: PER-178/PJ/2006 tanggal 26 Desember 2006 disebutkan Jenis Penghasilan/Jasa<br />
yang dikenakan PPh Pasal 23 :<br />
No.<br />
Jenis Penghasilan/Jasa<br />
Perkiraan<br />
Penghasilan Neto<br />
3 a. Jasa penyelidikan dan keamanan<br />
b. Jasa kurir ( jasa titipan swasta ) 20%<br />
c. Jasa biro perjalanan wisata dari Jumlah Bruto<br />
d. Jasa agen perjalanan wisata tidak termasuk PPN<br />
e. Jasa konvensi, pameran dan<br />
perjalanan insentif<br />
f. Jasa freight forwarding<br />
g. Jasa pengepakan<br />
h. Jasa maklon<br />
bahwa berdasarkan data dan bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding dalam<br />
persidangan yaitu :<br />
Invoice <strong>Nomor</strong> : 048/UD/IV-2007 tanggal 18 April 2007 pembayaran sebesar Rp<br />
53.753.200;<br />
Nota Penjualan Jasa Kepelabuhanan <strong>Nomor</strong> Seri : 080.002-07.00002210 tanggal 15<br />
Maret 2007 dari PT Pelindo IV sebesar Rp 53.753.200,00;<br />
Perhitungan Dermaga – Penumpukan <strong>Nomor</strong> Record : 200750038M tanggal 14<br />
Maret 2007;<br />
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) <strong>Nomor</strong> pengajuan : 100300 tanggal 15<br />
Februari 2007;<br />
Invoice <strong>Nomor</strong> : 061/UD/IV-2007 tanggal 25 April 2007 pembayaran sebesar Rp<br />
59.398.800;<br />
Bill of Lading <strong>Nomor</strong> : <strong>Nomor</strong> : 010/BPN-MY/07 tanggal 20 Maret 2007;<br />
Pemberitahuan Eksppor Barang (PEB) <strong>Nomor</strong> : 000832 tanggal 20 Maret 2007<br />
Pemohon Banding ingin membuktikan bahwa pembayaran tersebut merupakan Port<br />
Charges (uang Dermaga) kepada Pelindo IV sehubungan dengan Ekspor Batubara<br />
yang dilakukannya;<br />
bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan penjelasan mengenai<br />
prosedur yang terjadi di dermaga, dimana pada saat pemindahan Batubara<br />
menggunakan alat untuk memudahkan perpindahan dari terminal coal ke vessel<br />
(dalam hal ini menggunakan conveyor);<br />
bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menjelaskan bahwa semua kegiatan<br />
dilakukan oleh PT. Dermaga Perkasapratama, namun atas kegiatan tersebut PT.<br />
Pelindo IV mengenakan Tarif Jasa Kepelabuhan, termasuk Jasa Dermaga yang<br />
menggunakan Alat Khusus, dimana atas Tarif Jasa Kepelabuhan merupakan<br />
Pendapatan Negara Bukan <strong>Pajak</strong> (PNBP) bagi Departemen Perhubungan;<br />
bahwa dalam persidangan Pemohon Banding juga memberikan penjelasan<br />
mengenai bukti pembayaran tersebut merupakan tagihan dari PT. Pelindo IV sebagai<br />
reimbursement yang diberikan PT. Dermaga Perkasapratama selaku pihak yang<br />
melakukan trans-shipment batubara Pemohon Banding. Dasar tagihan yang<br />
dilakukan PT. Pelindo IV berdasarkan Kesepakatan antara PT. Pelindo IV dengan<br />
DPC INSA, DPC APBMI dan DPW Gafeksi/Infa tentang Kenaikan Tarif Jasa<br />
Kepelabuhan, dimana tagihan tersebut dikenal dengan Uang Dermaga (Port<br />
Charges);
ahwa dalam persidangan Terbanding menjelaskan bahwa Jasa Kepelabuhan<br />
merupakan jasa tambat kapal dan jasa parkir kapal, sedangkan sewa conveyor<br />
bukan termasuk merupakan Jasa Kepelabuhan, sehingga dikenakan PPh Pasal 23;<br />
bahwa dalam Surat Uraian Banding nya, Terbanding menyatakan pembayaran<br />
sebesar Rp 113.152.000,00 tersebut merupakan pembayaran atas sewa kapal,<br />
namun dalam persidangan dan dalam Berita Acara Uji Bukti, Terbanding<br />
menyatakan bahwa pembayaran sebesar Rp 113.152.000,00 tersebut merupakan<br />
pembayaran jasa kepelabuhan berupa penggunaan alat khusus yang menunjukan<br />
adanya sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;<br />
bahwa berdasarkan bukti invoice dari PT Dermaga Perkasapratama <strong>Nomor</strong> :<br />
061/UD/IV-2007 dan <strong>Nomor</strong> : 048/UD/IV-2007 diketahui bahwa uraian pembayaran<br />
adalah untuk uang dermaga;<br />
bahwa berdasarkan bukti lampiran Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV<br />
<strong>Nomor</strong> : KD.II Tahun 2006 diketahui bahwa tarif dasar pelayanan jasa dermaga<br />
untuk barang tidak dalam kemasan yang tidak menggunakan alat khusus (conveyor)<br />
maupun yang menggunakan alat khusus/conveyor mempunyai tarif yang sama untuk<br />
pelabuhan Balikpapan adalah Rp 800 per Ton;<br />
bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berkesimpulan bahwa pembayaran<br />
sebesar Rp 113.152.000,00 adalah merupakan uang dermaga dan uang dermaga<br />
tersebut tidak membedakan antara pelayanan jasa yang menggunakan alat khusus<br />
(conveyor) maupun tidak menggunakan conveyor. Dengan demikian pembayaran<br />
tersebut tidak berhubungan dengan sewa atau penggunaan harta;<br />
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Majelis berpendapat bahwa pembayaran<br />
Rp 113.125.000 bukan merupakan pembayaran atas sewa atau penggunaan harta,<br />
sehingga koreksi Terbanding atas DPP sebesar Rp 113.152.000 tidak dapat<br />
dipertahankan;<br />
2. Koreksi Kredit <strong>Pajak</strong> PPh Pasal 23 sebesar Rp 34.697.913,00<br />
Menurut Terbanding : bahwa atas koreksi Kredit <strong>Pajak</strong> PPh Pasal 23 sebesar Rp 34.697.913,00 menurut<br />
Terbanding bahwa SSP sebesar Rp.34.337.925,00 termasuk dalam SSP yang tidak<br />
diserahkan oleh Pemohon Banding dalam pemeriksaan. SSP yang diterima<br />
Terbanding untuk Masa Desember 2007 adalah sebesar Rp. 67.500,00 yang disetor<br />
tanggal 08 Februari 2008 dan Rp.102.652.043,00 yang disetor tanggal 09 Januari<br />
2008. Dan atas semua SSP yang diterima Terbanding pada pemeriksaan telah<br />
dilakukan konfirmasi ke pihak bank, sedangkan SSP sebesar Rp.34.337.925,00 tidak<br />
dilakukan karena tidak diserahkannya SSP tersebut;<br />
Menurut Pemohon<br />
Menurut Majelis<br />
: bahwa atas koreksi kredit pajak PPh Pasal 23 untuk lokasi Balikpapan sebesar Rp.<br />
34.697.913,00 yang dikoreksi oleh Terbanding dengan asumsi karena terlalu besar<br />
membebankan berdasarkan bukti SSP PPh Pasal 23 yang diperoleh Terbanding<br />
(sesuai dengan SPHP), dengan ini disampaikan bahwa selama proses pemeriksaan<br />
berjalan Pemohon Banding yakin bahwa SSP PPh Pasal 23 untuk lokasi Balikpapan<br />
yang telah Pemohon Banding bayarkan selama tahun 2007 adalah sebesar Rp.<br />
1.479.406.115,00 dan disampaikan lengkap pada saat permintaan dokumen kepada<br />
pihak Terbanding sehingga tidak terdapatnya kekurangan pembayaran atas<br />
sejumlah dimaksud;<br />
: bahwa atas sengketa tersebut Majelis telah meminta kepada Terbanding dan<br />
Pemohon Banding untuk melaksanakan Uji Bukti, dan atas hasil Uji Bukti tersebut<br />
dapat diuraikan sebagai berikut :<br />
bahwa dalam Uji Bukti, Pemohon Banding membawa bukti-bukti berupa :<br />
1.SSP PPh Pasal 23 Masa Desember 2007 sebesar Rp.34.337.925,00;<br />
2.Bukti Potong PPh Pasal 23’<br />
2.Bukti konfirmasi NTPN,<br />
3.KKP Keberatan berupa rekap PPh Pasal 23;<br />
Koreksi Kredit <strong>Pajak</strong> sebesar Rp. 34.697.913,00<br />
Menurut Terbanding : bahwa terdapat Surat Setoran <strong>Pajak</strong> (SSP) sebesar Rp.34.337.925,00 Masa<br />
Desember 2007 yang dibayar pada tanggal 09 Januari 2008 via Bank Danamon;<br />
Menurut Pemohon<br />
: bahwa Pemohon Banding dalam surat tanggapan PHP, surat keberatan, surat<br />
banding, sampai pada surat bantahan atas SUB selalu melampirkan SSP tersebut,<br />
dimana koreksi atas kredit pajak sebesar Rp.34.697.913,00 merupakan sengketa<br />
yang selalu diajukan Pemohon Banding, akan tetapi Terbanding dalam semua surat
tanggapannya baik SPUH dan SUB tidak pernah memberikan sanggahan maupun<br />
bantahan atas koreksi kredit pajak yang dipersengketakan oleh Pemohon Banding;<br />
Menurut Majelis<br />
: bahwa menurut Majelis berdasarkan data-data yang disampaikan, hasil uji bukti yang<br />
dilakukan oleh Terbanding dan Pemohon Banding serta penjelasan yang<br />
disampaikan para pihak dapat disampaikan sebagai berikut :<br />
No<br />
Nama Akun<br />
bahwa atas koreksi kredit pajak sebesar Rp. 34.697.913,00 yang tidak diakui oleh<br />
Terbanding karena pada saat pemeriksaan belum diserahkan, pada persidangan<br />
Pemohon Banding menyampaikan SSP PPh Pasal 23 Masa Desember 2007<br />
sebesar Rp. 34.337.925,00 (di setor melalui Bank Danamon tanggal 9 Januari 2008)<br />
yang belum diperhitungkan oleh Terbanding;<br />
bahwa atas SSP tersebut telah dilakukan konfirmasi oleh Terbanding berdasarkan<br />
NTPN yang tercantum dalam SSP tersebut yaitu NTPN <strong>Nomor</strong> : 0403130715130303<br />
dan berdasarkan hasil konfirmasi atas NTPN tersebut diketahui atas setoran SSP<br />
PPh Pasal 23 Masa Desember 2007 sebesar Rp. 34.337.925,00 telah masuk ke kas<br />
negara (data sudah rekon dengan bank);<br />
bahwa dalam persidangan Terbanding menyampaikan perhitungan Koreksi atas<br />
Kredit PPh Pasal 23 kurang sebesar Rp. 34.697.913,00 sedangkan SSP yang<br />
disampaikan oleh Pemohon Banding Rp 34.337.925,00 oleh karena itu masih ada<br />
bukti pajak senilai Rp. 359.988,00 yang belum ditunjukkan oleh Pemohon Banding;<br />
bahwa perhitungan yang disampaikan oleh Terbanding yaitu :<br />
PPh Pasal 23 menurut SPT Rp 1.479.406.115,00<br />
PPh Pasal 23 cfm. Bukti Potong Rp 1.444.705.202,00<br />
Selisih Rp 34.697.913,00<br />
SSP Kekurangan yg disampaikan PB Rp 34.337.925,00<br />
PPh yang kurang/masih harus dibayar Rp 359.988,00<br />
bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan penjelasan bahwa<br />
atas selisih tersebut Terbanding melakukan kesalahan penulisan kredit pajak PPh<br />
Pasal 23 dalam SKP dimana tertulis Kredit <strong>Pajak</strong> Rp 1.479.406.115,00 seharusnya<br />
ditulis Rp 1.479.046.127,00 sehingga terdapat selisih Rp 359.988,00;<br />
bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis berpendapat atas koreksi kredit pajak<br />
sebesar Rp. 34.697.913,00 tidak dapat dipertahankan;<br />
bahwa berdasarkan bukti, fakta dan penjelasan Terbanding dan Pemohon Banding<br />
dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan sebagian<br />
permohonan banding Pemohon Banding, sehingga Dasar Pengenaan <strong>Pajak</strong> PPh<br />
Pasal 23 Tahun 2007 sebagai berikut :<br />
Koreksi<br />
Terbanding<br />
Koreksi atas Gunung Bayan<br />
Yang<br />
Dipertahankan<br />
Tidak<br />
Dipertahankan<br />
I Koreksi Jasa Kurir<br />
Akun 081-81122-0-600 71.594.575 62.336.908 9.257.667<br />
Akun 081-81122-0-601 114.911.134 88.604.372 26.306.762<br />
Danamon 01-11258-0-111 337.240.867 - 337.240.867<br />
Koreksi Jasa Kurir ( I ) 523.746.576 150.941.280 372.805.296<br />
II Koreksi Atas Sewa 113.152.000 - 113.152.000<br />
Total Koreksi DPP 23 (I + II) 636.898.576 150.941.280 485.957.296<br />
III Koreksi Kredit <strong>Pajak</strong> 34.697.913 - 34.697.913<br />
Total Koreksi Seluruhnya 671.596.489 150.941.280 520.655.209<br />
DPP PPh 23 menurut keputusan Terbanding Rp 31.780.718.380,00<br />
Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp 485.957.296,00<br />
DPP PPh Pasal 23 menurut Majelis Rp 31.294.761.084,00<br />
Koreksi Kredit <strong>Pajak</strong> PPh Pasal 23 sebesar Rp 34.697.913,00 tidak dapat<br />
dipertahankan, untuk itu perhitungan PPh Pasal 23 yaitu sebagai berikut :<br />
Dasar Pengenaan <strong>Pajak</strong> PPh Pasal 23 31.294.761.084,00<br />
PPh Pasal 23 Terutang 1.483.574.365,00<br />
Kredit <strong>Pajak</strong> 1.479.046.127,00<br />
Kompensasi Masa/Tahun <strong>Pajak</strong> sebelumnya 0,00<br />
PPh Pasal 23 yang kurang (lebih) dibayar 4.528.238,00<br />
Sanksi Administrasi :<br />
a. Bunga Pasal 13 (2) KUP 1.630.166,00
. Kenaikan Pasal 13 (3) KUP -<br />
Jumlah yang masih harus dibayar 6.158.404,00<br />
Menimbang<br />
Mengingat<br />
Memutuskan<br />
: bahwa dalam surat bandingnya, perhitungan menurut Pemohon Banding jumlah<br />
yang masih harus dibayar adalah nihil, dan menurut perhitungan Majelis jumlah<br />
pajak yang masih harus dibayar adalah sebesar Rp 6.158.404,00, maka dengan<br />
demikian Majelis memutuskan dengan mengabulkan sebagian permohonan banding<br />
Pemohon Banding;<br />
: Undang-undang <strong>Nomor</strong> 14 Tahun 2002 tentang <strong>Pengadilan</strong> <strong>Pajak</strong> dan ketentuan<br />
perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang<br />
berkaitan dengan perkara ini;<br />
: Mengabulkan Sebagian permohonan Banding Pemohon Banding terhadap<br />
Keputusan Direktur Jenderal <strong>Pajak</strong> <strong>Nomor</strong> : KEP-372/WPJ.14/BD.06/2010 tanggal<br />
31 Agustus 2010 tentang Pembetulan Atas KEP-311/WPJ.14/BD.06/2010 tentang<br />
keberatan atas Surat Ketetapan <strong>Pajak</strong> Kurang Bayar PPh Pasal 23 <strong>Nomor</strong> :<br />
00107/203/07/725/09 tanggal 13 Juli 2009 Tahun <strong>Pajak</strong> 2007, atas nama : PT. XXX,<br />
sehingga jumlah ketetapan PPh Pasal 23 Tahun <strong>Pajak</strong> 2007 menjadi sebagai<br />
berikut:<br />
Uraian<br />
Cfm Majelis<br />
(Dalam Rupiah)<br />
Dasar Pengenaan <strong>Pajak</strong> PPh Pasal 23 31.294.761.084,00<br />
PPh Pasal 23 Terutang 1.483.574.365,00<br />
Kredit <strong>Pajak</strong> 1.479.046.127,00<br />
Kompensasi Masa/Tahun <strong>Pajak</strong> sebelumnya 0,00<br />
PPh Pasal 23 yang kurang (lebih) dibayar 4.528.238,00<br />
Sanksi Administrasi :<br />
a. Bunga Pasal 13 (2) KUP 1.630.166,00<br />
b. Kenaikan Pasal 13 (3) KUP -<br />
Jumlah yang masih harus dibayar 6.158.404,00