05.03.2015 Views

“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil ... - KKI Melbourne

“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil ... - KKI Melbourne

“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil ... - KKI Melbourne

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Rangka<strong>ia</strong>n keg<strong>ia</strong>tan Paskah. Merayakan rangka<strong>ia</strong>n Paskah selama seminggu penuh adalah hal b<strong>ia</strong>sa. Dan menjadi puncak<br />

dari penghayatan iman Krist<strong>ia</strong>ni. Meskipun sudah b<strong>ia</strong>sa, dan set<strong>ia</strong>p tahun mel<strong>aku</strong>kan, toh set<strong>ia</strong>p perayaan membawa<br />

kesan yang berbeda. Tidak ada yang benar-benar sama. Khusus dalam perayaan Paskah kali ini, sangat terasa berbeda.<br />

Perbedaan itu bisa dirasakan oleh mereka yang terlibat dalam kelompok koor. Semua wilayah dan kelompok terlibat<br />

dalam perayaan. Tidak ada yang tidak kebag<strong>ia</strong>n. Semua mengambil peran. Ada yang <strong>besar</strong> ada yang <strong>kecil</strong>. Satu kalimat<br />

yang sering saya dengar, “duh banyak banget keg<strong>ia</strong>tan Paskah ini.”<br />

Keg<strong>ia</strong>tan Paskah memang banyak. Itu jika kita mau merayakan secara utuh. Kerap kita tidak rela merayakannya secara<br />

utuh. Silahkan bertanya kepada diri sendiri. Dalam misa Paskah, kalau sudah misa Sabtu banyak yang enggan untuk<br />

misa Minggu. Padahal, yang dirayakan berbeda, bacaan yang dibawakan juga berbeda. Tetapi karena kelemahan manus<strong>ia</strong>wi<br />

kita, kita kerap mencari alasan untuk tidak ikut serta. Maka, merayakan Paskah secara utuh adalah bag<strong>ia</strong>n dari<br />

penghayatan iman. Tahun ini, perayaan Paskah masih disambung dengan Novena Kerahiman Ilahi. Di sana juga berlangsung<br />

retret mudika. Seluruh rangka<strong>ia</strong>n Paskah ini berlangsung pada bulan April.<br />

Retret doa bersama Rm. Verbeek, O.Carm. Mengisi libur karena ulang tahunnya ratu Inggris pada minggu kedua bulan<br />

Juni, kita mengadakan retret mengenai doa yang dibawakan oleh Romo Verbeek, seorang karmelit yang sejak tahun 70-<br />

an telah menenggelamkan dirinya ke dalam hidup doa yang serius. Mengawali hidup eremit atau hidup sebagai pertapa<br />

bersama Romo Yohanes Indr<strong>aku</strong>suma, kemud<strong>ia</strong>n melanjutkan pertapaan di beberapa tempat. Di antaranya di Amerika<br />

Serikat, Jepang, Prancis dan beberapa tempat di Indones<strong>ia</strong>. Bel<strong>ia</strong>u memaparkan apa hakikat doa, bagaimana berdoa,<br />

bagaimana mengatasi berbagai kesulitan dalam doa.<br />

Umat bertanya Romo Pid menjawab. Pada bulan Agustus (9-15 Agustus) <strong>KKI</strong> berkesempatan untuk mendapatkan pengajaran<br />

dari Romo Henricus Pidyarto, O.Carm, atau b<strong>ia</strong>sa dikenal dengan Romo Pid. Bel<strong>ia</strong>u cukup dikenal masyarakat<br />

karena cukup lama menjadi pengasuh dalam rubrik Umat Bertanya Romo Pid Menjawab di Majalah Hidup. Yang menjadi<br />

puncak acara ini adalah penyelenggaraan Kebangunan Rohani Katolik.<br />

Konser Mozart. Tentu Anda semua masih ingat pagelaran konser pada tanggal 1 September. Bertempat di Gereja Our<br />

Ladu of Mount Carmel Middle Park, konser ini begitu heboh. Boleh dikatakan, seluruh perhat<strong>ia</strong>n dan tenaga tercurah<br />

untuk meny<strong>ia</strong>pkannya. Latihan yang lama diiringi berbagai drama di tengahnya mewarnai proses perjalanannya. Saya<br />

tidak ingin mengulang catatan mengenai konser ini karena pada catatan saya mengenai “Rahas<strong>ia</strong> had<strong>ia</strong>h Terindah” saya<br />

sudah menyinggung dengan cukup mendalam, juga refleksi dari Maggy Mihardja berkaitan dengan konser tersebut.<br />

Malam resepsi ulang tahun <strong>KKI</strong>. Bertempat di Gereja St. Francis Asisi Mill Park. Awalnya menuai banyak keluhan bahwa<br />

tempatnya sangat jauh. Maka bisa dipastikan akan<br />

banyak yang tidak mau datang. Selin jauh, juga<br />

dikeluhkan bahwa misanya terlalu sore. Dan banyak<br />

keluhan yang lain. Nyatanya semua berjalan<br />

dengan baik. Umat yang ikut perayaan Ekaristi<br />

sungguh di luar dugaan. Apalagi yang ikut dalam<br />

resepsi, sehingga bangku-bangku yang dis<strong>ia</strong>pkan<br />

tidak sanggup menampung mereka. Bisa dipahami<br />

kalau sebag<strong>ia</strong>n umat memutuskan pulang. Kekhawatiran<br />

bahwa konsumsi akan kurang juga tidak<br />

terjadi. Memang tidak berkelebihan, namun juga<br />

tidak berkekurangan. Memang tidak sempurna,<br />

namun juga tidak sangat buruk. Itu semua hanya<br />

bag<strong>ia</strong>n agar kita tidak tinggi hati. Agar kita tetap rendah<br />

hati dan berpegang teguh kepada kuasa Allah.<br />

Jika semua diberi sempurna, maka kita akan khilap<br />

mata.<br />

Pembuatan buku kenangan. Perjalanan dua puluh lima tahun <strong>KKI</strong> <strong>Melbourne</strong>, mestilah melalui lika dan liku jalan yang<br />

tidak datar. Ada banyak jejak yang telah terlewat, ada banyak tangan yang telah berperan, ada banyak keringat dan air<br />

mata yang sudah tercurah. Maka, tidak menuliskan hal tersebut rasanya kurang menghargai sejarah tersebut. Menulis<br />

4

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!