13.03.2015 Views

Edisi 1 - Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan

Edisi 1 - Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan

Edisi 1 - Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PERAN PENYULUH AGAMA SEBAGAI<br />

“DOKTER” UMAT<br />

Oleh ; Syahdan, S.H.I<br />

(Penyuluh Agama Islam Kec. Liang Anggang)<br />

Seperti halnya seorang dokter, maka seorang penyuluh agama perannya di masyarakat juga bisa dikatakan sebagai<br />

“dokter”nya umat. Bahkan kalau dokter mengobati penyakit medis maka seorang penyuluh agama mengobati segala macam<br />

penyakit yang menghinggapi umat bahkan secara medispun penyuluh juga berperan mengobati misalnya penyakit yang<br />

berkaitan dengan faktor psikologis yang seorang dokter kadangkala tidak bisa menanganinya.<br />

Oleh karena itu sungguh profesi sebagai penyuluh agama sangatlah mulia bahkan lebih mulia daripada profesi yang<br />

lain. Penyuluh agama atau dalam bahasa agama disebut sebagai pengemban dakwah (hamlud dakwah), mendapatkan tempat<br />

yang mulia dalam Islam sebagaimana firman Allah SWT :<br />

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh,<br />

dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” QS Fushshilat [41]: 33)<br />

juga sabda Rasulullah SAW<br />

“Siapakah orang-orang yang terasing itu ya Rasulullah ? “Orang-orang yang selalu memperbaiki (amar ma’rur dan nahi<br />

munkar) di saat manusia dalam keadaan rusak”, jawab Rasulullah (HR. Thabrani, dengan periwayat yang terpercaya /<br />

shahih).<br />

Oleh karena itu seorang penyuluh agama harus benar-benar melaksanakan tugas yang mulia ini dengan senantiasa<br />

mempersiapkan segala hal yang terkait dengan penyuluhan itu sendiri. Misalnya mengelompokkan “pasien” yang mau diobati<br />

selanjutnya men”diagnosa” jenis penyakit yang dideritanya<br />

A. Pengelompokan “Pasien” Dakwah<br />

Sama halnya dengan seorang dokter sebelum melakukan pekerjaannya, mereka akan melihat pasien , apakah itu anakanak,<br />

dewasa atau orang tua bahkan masih berupa janin sekalipun, sehingga memudahkan untuk tindakan medis yang<br />

akan diberikan. Begitu pula seorang penyuluh agama harus mengetahui secara detail keadaan “pasien” dakwah atau dalam<br />

bahasa agamanya disebut mad’u, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dan tepat sasaran.<br />

1. Janin<br />

Jika seorang dokter bisa mendeteksi janin dengan semacam alat yang disebut USG, sehingga bisa menentukan jenis<br />

kelamin dari si janin. maka sebenarnya seorang penyuluh juga bisa melakukan dakwah/ penyuluhan ketika mad’u masih<br />

berupa janin, tentunya bukan si janin yang diberi penyuluhan tapi dengan cara memberi penyuluhan kepada ibu-ibu yang<br />

sedang hamil agar saat kehamilannya senantiasa selalu mengingat Allah, misal dengan memperbanyak membaca al-Qur’an,<br />

karena menurut penelitian yang sudah tak asing lagi di telinga kita sebuah metoda pendidikan pada janin yang dilakukan<br />

dengan memberi stimulasi (rangsangan) pada sel-sel otak janin. Organ-organ tubuh janin selesai terbentuk pada usia 5<br />

bulan Alameda kandungan. Setelah masa itu, terjadi proses perkembangan atau pematangan dari seluruh sel-sel organ<br />

yang telah terbentuk dan berfungsi secara sempurna. Bersamaan dengan itu, diusia ini otak janin pun sudah mampu<br />

menterjemahkan rangsangan suara. saat ibu hamil yang sering memperdengarkan bacaan Al Quran, dapat merangsang selsel<br />

otak janin sebelum lahir (1)<br />

Saat ini masih ada ibu-ibu hamil yang belum mengetahui hal ini, maka tugas seorang penyuluhlah yang memberi<br />

penjelasan kepada mereka dengan melakukan kerjasama pihak terkait, misalkan dinas kesehatan.<br />

2. Masa Balita dan Anak-anak<br />

18<br />

Saat anak terlahir ke muka bumi, maka Islam pun telah memberikan arahan agar sejak dini mulai ditanamkan kepada<br />

anak tentang ajaran tauhid. Di mulai sejak kelahirannya dengan diperdengarkan Adzan di telinga kanan dan Iqamat di<br />

telinga kiri, memberikan nama yang baik dan menebus (Aqiqah) anak yang merupakan anjuran Islam terhadap setiap orang<br />

tua. Terus dilanjutkan dengan melaksanakan pendidikan anak usia dini yang sudah banyak tersebar di mana-mana<br />

Jurnal Penyuluh Bidang Penamas <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!