memastikan keselamatan pasien melalui sertifikasi rumah sakit
memastikan keselamatan pasien melalui sertifikasi rumah sakit
memastikan keselamatan pasien melalui sertifikasi rumah sakit
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
harus dibayar untuk kualitas). Dengan mindset ini maka kebijakan pelayanan kesehatan di<br />
Jerman mengutamakan free access, jumlah provider pelayanan kesehatan dan teknologi<br />
peralatan kesehatan dibandingkan dengan cost-effectiveness atau cost-containment. Ini<br />
menyebabkan biaya pelayanan kesehatan di Jerman termasuk yang tertinggi di dunia.<br />
Menurut laporan WHO tahun 2000 Jerman menempati ranking ke 25 dari 191 negara untuk<br />
rasio biaya terhadap efisiensi pelayanan. Hasil akhir dari pelayanan adalah outcome-nya<br />
kepada <strong>pasien</strong>. Namun penelitian yang dilakukan oleh Schoen et.al (2005) menemukan bahwa<br />
jika dibandingkan dengan US, Jerman lebih mampu memberikan akses pelayanan spesialistik<br />
yang lebih cepat dengan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.<br />
Berdasarkan undang-undang yang dikeluarkan tahun 1989 mengatur bahwa setiap RS di<br />
Jerman wajib untuk melakukan benchmarking kualitas pelayanannya terhadap fasilitas<br />
pelayanan kesehatan (RS) lain. Hal ini sangat dimungkinkan di Jerman, sebab setiap RS wajib<br />
mempublikasikan laporan mutu pelayanan yang dibuat per dua tahun. Laporan ini dibuat<br />
dalam format yang telah ditentukan dan di-entry dalam software khusus sehingga salah satu<br />
hasilnya akan berupa pemeringkatan RS. Konsil Kedokteran adalah salah satu pihak yang<br />
bertanggung jawab dalam pengembangan sistem ini. Selain itu, undang-undang tahun 2000<br />
juga mewajibkan setiap RS untuk mengimplementasikan sistem manajemen mutu internal.<br />
Untuk menjamin mutu pelayanan di fasilitas praktek pribadi, UU tahun 2004 mengatur bahwa<br />
praktek dokter (saat ini berjumlah 120ribu) juga wajib menerapkan sistem manajemen mutu<br />
internal. Selain itu juga wajib melaksanakan benchmark dengan private practices yang lain.<br />
Sertifikasi Rumah Sakit<br />
Sebagaimana negara lain di Eropa, Jerman memberikan kebebasan pada RS untuk memilih<br />
lembaga mana yang akan men<strong>sertifikasi</strong> pelayanannya. Bahkan <strong>sertifikasi</strong> pelayanan<br />
kesehatan bukan merupakan suatu kewajiban. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa<br />
<strong>sertifikasi</strong> hanyalah salah satu metode untuk membuktikan mutu dan <strong>keselamatan</strong> <strong>pasien</strong> di<br />
RS. RS bisa saja memilih tidak di<strong>sertifikasi</strong>, namun hanya di-assess oleh lembaga indipenden.<br />
Oleh karena itu, ada RS yang hanya dinilai oleh EFQM misalnya, namun ada yang memilih<br />
di<strong>sertifikasi</strong> oleh ISO, JCI, KTQ atau lainnya.<br />
EFQM (European Foundation for Quality Management) adalah suatu model manajemen<br />
mutu yang memungkinkan untuk melihat organisasi secara holistik. Model ini merupakan<br />
jawaban dari model manajemen mutu ala Amerika (Malcolm Baldrige National Quality<br />
Award) dan model ala Jepang (Deming) yang dianggap lebih sesuai untuk Eropa. EFQM<br />
membantu organisasi dalam membangun sistem manajemen mutu yang komprehensif dan<br />
pengembangannya lebih lanjut secara kontinyu. Menurut EFQM Model, ada 9 kriteria yang<br />
harus dipenuhi agar dapat dikatakan sebagai organisasi yang bermutu sangat baik,<br />
sebagaimana tergambara dalam bagan berikut.