Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
BERANDA<br />
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!”<br />
Itulah sepatah kalimat yang diucapkan Sukarno, presiden pertama Republik Indonesia<br />
pada saat pidato terakhirnya pada hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia<br />
yang kedua puluh satu. “Jasmerah”, singkatannya, merupakan semboyan yang mengajak<br />
kita untuk tidak melupakan apa yang sudah terjadi pada bangsa dan negara,<br />
dan menjadikannya sebagai sebuah pelajaran.<br />
Berdasarkan kepada semboyan tersebut, kami dari subforum Sejarah & Xenology<br />
Kaskus mempersembahkan Jasmerah, sebuah majalah online yang menyorot masalah<br />
sejarah serta budaya Indonesia dan dunia. Jasmerah akan terbit dua bulan<br />
sekali, setiap tanggal 22 dan dapat diunduh secara gratis.<br />
Dalam edisi pertama ini, berbarengan dengan banyak spanduk yang menyatakan<br />
bulan Juni ini adalah bulan Sukarno, kami akan mengupas sisi lain Sang Putra Fajar,<br />
di luar gonjang-ganjing kehidupan politiknya sebagai topik utama. Selain itu, kami<br />
juga akan membahas secara singkat biografi dua cendekiawan dunia, Nikola Tesla<br />
dan Al-Khawarizmi, dan kisah-kisah sejarah lainnya.<br />
Akhir kata, kami haturkan selamat membaca, selamat mengikuti dan sampai jumpa<br />
lagi dalam edisi Jasmerah berikutnya yang akan terbit pada bulan Agustus. Semoga<br />
apa yang kami sajikan ini, berguna untuk pembaca sekalian.<br />
REDAKSI<br />
what_a_joke<br />
Susunan Redaksi<br />
Koordinator Umum<br />
what_a_joke<br />
Kontak Redaksi<br />
http://kaskus.co.id/forum/246<br />
Kualitas<br />
Shuma-Gorath<br />
Kontributor<br />
Shuma-Gorath, mahasiswapetra, Jokiez, Ekspresi2nd,<br />
socceripoy, Sophie Riswand, nissanote<br />
Tata Letak<br />
digim<br />
http://facebook.com/jasmerah.magz<br />
https://twitter.com/JasmerahMagz<br />
Penyunting<br />
zhulato, rambut basah<br />
Publikasi<br />
Ekspresi2nd (Koordinator), panjihermawan, eugen
DAFTAR ISI<br />
TOPIK UTAMA<br />
The Curious Case of Sukarno<br />
04 Pembuka<br />
BERITA<br />
24 Hanung Bramantyo Garap Biopic Sukarno<br />
24 Wright Bersaudara Bukan Lagi<br />
“Penerbang Pertama”<br />
25 Arkeolog Menemukan Kota Hilang<br />
di Rimba Kamboja<br />
KISAH<br />
26 Gerakan Mahasiswa Era Sukarno<br />
05 Sukarno dan Wanita<br />
42 Mengenang Kejayaan Tim Nasional<br />
Era orde Lama<br />
DWIBULAN<br />
32 28 Juni 1919<br />
Perjanjian Versailles Ditandatangani<br />
14 Sukarno dan Amerika<br />
35 1 Juli 1997<br />
Hong Kong Kembali ke Pangkuan Cina<br />
BIOGRAFI<br />
39 Nikola Tesla<br />
Sang Jenius yang Terlupakan<br />
19 Sukarno dan Upaya<br />
Pembunuhan<br />
21 Sukarno dan<br />
De-Sukarnoisasi<br />
46 Al-Khwarizmi<br />
Tokoh Dibalik Al-Jabar<br />
TODAY IN HISTORY<br />
22 Juni 1527 - Fatahillah,<br />
komandan pasukan<br />
gabungan Demak-Cirebon<br />
mengusir<br />
Portugis dari pelabuhan<br />
Sunda Kelapa dan<br />
menamakannya kembali<br />
sebagai Jayakarta.<br />
Peristiwa ini dirayakan<br />
sebagai hari ulang tahun<br />
Jakarta.
THE CURIOUS CASE OF SUKARNO<br />
Sudah 43 tahun semenjak Sukarno, sang proklamator meninggalkan<br />
bumi Indonesia. Sosok presiden pertama Indonesia yang karismatik,<br />
orasi-orasinya yang menggelegar dan lika-liku kehidupannya<br />
yang penuh gejolak ini meninggalkan kesan dan pesan yang<br />
tak tergantikan dalam perjalanan bangsa ini. Perjuangannya dan<br />
andilnya dalam memerdekakan negara ini dimulai dengan sederhana,<br />
begitu pula akhir hidupnya. Kehidupan seorang pemimpin<br />
yang penuh wibawa dan bersahaja pun berakhir di sebuah pengasingan<br />
berkedok wisma setelah ia tidak lagi berkuasa.<br />
Jejak perjalanan hidup Sukarno yang penuh warna memang memberikan<br />
banyak kisah yang menarik untuk disimak. Lewat topik<br />
utama Jasmerah edisi pertama ini, kami ingin mempersembahkan<br />
beberapa cerita tentang Bapak Bangsa Indonesia. Selamat mengikuti<br />
“The Curious Case of Sukarno.”
Sukarno<br />
Dan<br />
Wanita<br />
Di luar kisah dan intrik yang terjadi pada Sukarno dalam<br />
perjalanan politiknya, sang presiden juga punya petulangan<br />
cinta yang seru untuk diikuti. Tidak tanggung-tanggung,<br />
Sukarno punya sembilan orang wanita yang ia persunting<br />
sebagai istri. Karisma dan serta rayuan-rayuan mautnya<br />
sukses membuat wanita-wanita ini jatuh hati kepada sosok<br />
Sukarno. Mereka pun ikut mewarnai kehidupan Sukarno,<br />
baik secara personal, maupun secara politis.<br />
Oetari Tjokroaminoto<br />
“Lak, tahukah engkau bakal istriku kelak? …<br />
orangnya tidak jauh dari sini, kau ingin tau?<br />
boleh..Orangnya dekat sini kau tak usah<br />
beranjak, karena orangnya ada di sebelahku”<br />
Perkawinan pertama Sukarno terjadi ketika<br />
Sukarno masih remaja. Ketika itu Sukarno<br />
yang baru berusia 20 tahun dan masih<br />
menimba ilmu di Surabaya tinggal di rumah<br />
kawan ayahnya, H.O.S Tjokroaminoto,<br />
pimpinan dari SI (Sarekat Islam). Di sana<br />
Sukarno bertemu dengan Oetari Tjokroaminoto<br />
yang merupakan putri H.O.S Tjokroaminoto.<br />
Ketika itu Sukarno yang baru berusia 20<br />
tahun dinikahkan dengan Oetari yang ketika<br />
itu baru berusia 16 tahun. Perbedaaan antara<br />
keduanya pun sangat besar, Sukarno yang<br />
ketika itu sudah sibuk terjun kedalam pergerakan<br />
politik disandingkan dengan Oetari yang<br />
masih bersifat kekanak-kanakan. Pernikahan<br />
keduanya hanya bertahan seumur jagung,<br />
Oetari yang pada awalnya ikut pindah ke<br />
Bandung bersama Sukarno untuk melanjutkan<br />
pendidikannya di THB (Technische Hoogeschool<br />
te Bandoeng - sekarang ITB –red) pun<br />
dipulangkan kerumah kedua orang tuanya di<br />
Surabaya.<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
05
TOPIK UTAMA<br />
By mahasiswapetra<br />
Inggit Ganarsih<br />
“Aku kembali ke Bandung..dan kepada<br />
tjintaku yang sesungguhnya.”<br />
Sukarno yang waktu itu masih berstatus sebagai<br />
suami dari Oetari sedang mencari tempat<br />
tinggal di Bandung. Tempat pertama yang<br />
dituju adalah rumah dari Haji Sanoesi di Jalan<br />
Kebon Jati, kawan dari mertua Sukarno, H.O.S<br />
Tjokroaminoto yang merupakan seorang<br />
pengusaha dan aktifis dari Sarekat Islam. Disana<br />
Sukarno bertemu Inggit yang merupakan<br />
istri dari Haji Sanusi. Singkat cerita setelah<br />
Sukarno menceraikan dan mengantarkan<br />
pulang Oetari ke rumah orangtuanya di Sura-<br />
baya dan Haji Sanusi menceraikan Inggit, Sukarno<br />
langsung mempersunting Inggit pada<br />
tahun 1923. Pada waktu itu Sukarno berusia<br />
22 tahun sedangkan Inggit sudah berusia<br />
36 tahun. Inggit adalah seorang wanita yang<br />
tangguh, meskipun ia tidak pernah terjun<br />
secara langsung membantu politik suaminya,<br />
tetapi Inggit menjadi penopang keluarganya<br />
dengan berjualan bedak dan jamu. Dengan<br />
berjualan itu, Inggit bisa membiayai sekolah<br />
Sukarno di THB dan menyediakan makanan<br />
serta keperluan hidup mereka. Pada saat<br />
Sukarno masuk penjara, Inggit berjalan kaki<br />
dari rumahnya ke penjara Sukamiskin setiap<br />
hari untuk mengantarkan makanan. Bahkan<br />
ketika Sukarno hampir bertekuk lutut dan<br />
menyerah, Inggitlah yang menopang Sukarno<br />
untuk kembali berdiri diatas kakinya.<br />
Titik balik kehidupan Inggit terjadi ketika<br />
Sukarno diasingkan di Bengkulu. Sukarno<br />
yang jatuh cinta kepada Fatmawati membuat<br />
Inggit mengambil keputusan untuk kembali<br />
ke Bandung karena beliau berpegang teguh<br />
pada prinsipnya untuk tidak dimadu. Sesuai<br />
dengan judul biografi beliau yang ditulis<br />
Ramadhan K.H, “Kuantar ke Gerbang” pada<br />
tahun 1943, 2 tahun sebelum Indonesia mencapai<br />
kemerdekaanya. Sukarno bercerai dengan<br />
istri yang menjadi inspirasi & penopangnya<br />
selama 20 tahun masa-masa sulit sebelum<br />
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.<br />
Fatmawati<br />
“Engkau menjadi terang dimataku. Kau<br />
yang akan memungkinkan aku melanjutkan<br />
perdjuanganku yang maha dahsyat.”<br />
Periode antara 1935-1940 banyak hal penting<br />
terjadi dalam rangka perjuangan kemerdekaan<br />
Indonesia. Founding fathers Indonesia,<br />
Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir<br />
“dipindahkan” ke Belanda, Petisi Soetarjo<br />
dicanangkan, dan Sukarno yang sedang dalam<br />
masa penahanan Belanda diasingkan ke<br />
Bengkulu. Di masa inilah Sukarno berkenalan<br />
dengan Fatmawati, yang kelak kita kenal<br />
sebagai Ibu Negara Indonesia yang pertama.<br />
Pertemuan pertama kali Sukarno dengan<br />
Fatmawati terjadi saat Sukarno mengajar di<br />
organisasi Muhammadiyah setempat. Fatmawati<br />
sendiri adalah salah satu muridnya.<br />
06<br />
JASMERAH JUNI 2013
TOPIK UTAMA<br />
By mahasiswapetra<br />
Fatmawati merupakan putri dari tokoh Muhammadiyah<br />
setempat, Hasan Din. Pada<br />
awal pertemuannya Sukarno masih berstatus<br />
sebagai suami dari Inggit Garnasih yang<br />
mengikuti Sukarno ke pembuangannya di<br />
Bengkulu. Kedekatan antara Inggit dan Fatmawati<br />
membuat Fatmawati ditawari untuk<br />
tinggal bersama dengan keluarganya. Dari<br />
situlah kedekatan antara Sukarno dan Fatmawati<br />
semakin berkembang dan menimbulkan<br />
percikan cinta diantara mereka. Inggit<br />
yang tak bersedia untuk dipoligami dengan<br />
terpaksa diceraikan oleh Sukarno dan kembali<br />
ke Bandung.<br />
Tahun 1943, Sukarno yang sudah berkepala<br />
empat menikahi Fatmawati yang baru berusia<br />
20 tahun. Dari pernikahan ini jugalah<br />
akhirnya Sukarno mendapatkan buah hati<br />
pertamanya, karena dari dua perkawinan<br />
sebelumnya, Sukarno tidak memiliki anak<br />
kandung (Sukarno dan Inggit mengangkat<br />
anak, Ratna Djuami dan Kartika). Guntur Sukarno<br />
lahir tahun 1944, satu tahun sebelum<br />
kemerdekaan Indonesia tercapai. Tahun 1945<br />
Perang Dunia sudah hampir mencapai akhirnya,<br />
kekalahan Jepang di berbagai medan<br />
pertempuran semakin mengobarkan semangat<br />
Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.<br />
Pada tanggal 16 Agustus 1945 kegaduhan<br />
terjadi diluar rumah Sukarno, para<br />
pemuda yang sudah “membawa” Moh. Hatta<br />
dan Soetan Sjahrir berteriak-teriak memanggil<br />
nama Sukarno.<br />
Peristiwa ini dikemudian hari kita kenal<br />
dengan nama peristiwa Rengasdengklok.<br />
Peristiwa ini adalah salah satu momentum<br />
kemerdekaan Indonesia. Bendera yang sudah<br />
dijahit tangan oleh Fatmawati diserahkan<br />
untuk kemudian dikibarkan oleh para pemuda<br />
di Rengasdengklok sebagai persiapan<br />
proklamasi kemerdekaan Indonesia keesokan<br />
harinya.<br />
Setelah kemerdekaan Indonesia, ternyata kehidupan<br />
Fatmawati sebagai Ibu Negara masih<br />
jauh dari kata tenang. Agresi Militer Belanda<br />
datang lagi, Fatmawati yang di Yogyakarta<br />
harus berpisah dengan Sukarno yang diasingkan<br />
di Pulau Bangka. Disaat itulah Fatmawati<br />
melahirkan putri pertamanya, Megawati<br />
Sukarno Putri yang di kemudian hari akan<br />
kita kenal sebagai Presiden Indonesia yang<br />
keempat. Setelah kelahiran Megawati, beliau<br />
dikarunia berturut-turut dua putri lagi yaitu,<br />
Rachmawati dan Sukmawati. Baru setelah<br />
itu pada tahun 1952, anak bungsu Sukarno<br />
dan Fatmawati lahir yang diberi nama Guruh<br />
Sukarno Putra. Setelah kelahiran Guruh<br />
ini hubungan Fatmawati dan Sukarno bagai<br />
terjun ke jurang. Sukarno yang saat itu jatuh<br />
hati terhadap Hartini ditolak permintaannya<br />
untuk menikah lagi oleh Fatmawati. Meskipun<br />
akhirnya Fatmawati bersedia untuk<br />
mengijinkan Sukarno menikah lagi dengan<br />
Hartini, Fatmawati memilih untuk keluar dari<br />
Istana Negara meskipun anak-anaknya tetap<br />
hidup di Istana.<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
07
TOPIK UTAMA<br />
By mahasiswapetra<br />
sayur lodeh yang dimakannya, Bung Karno<br />
kemudian mempertanyakan siapa yang memasak<br />
sayur lodeh itu.<br />
Hartini<br />
“Tien, I can’t work without you. Meski kamu<br />
istri kedua (setelah Fatmawati), kamu tetap<br />
istri saya yang sah. Biarpun kamu tidak<br />
tinggal di Istana Negara, kamu tetap mejadi<br />
ratu. Kamu akan menjadi ratu yang tidak<br />
bermahkota di Istana Bogor.”<br />
Tahun 1953 di kota sejuk Salatiga, Sukarno<br />
yang sedang melakukan kunjungan ke Jawa<br />
Tengah dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)<br />
singgah di kota kecil nan sejuk, Salatiga<br />
yang terletak dikaki gunung Merbabu. Disana<br />
ternyata sang Presiden bertemu dengan<br />
wanita yang kelak akan mengisi hari-harinya.<br />
Hartini, itulah nama wanita yang membuat<br />
Sukarno kepincut.<br />
Hartini pada waktu itu sedang membantu<br />
ibu-ibu lainnya didapur kediaman walikota<br />
Salatiga untuk menyiapkan penganan bagi<br />
Presiden dan rombongan. Hartini yang merasa<br />
percaya diri dengan sayur lodehnya pun<br />
mempersiapkan sayur lodeh untuk disuguhkan<br />
bersama masakan lainnya kepada Presiden<br />
dan rombongan. Presiden yang selesai<br />
berpidato di Lapangan Tamansari pun lanjut<br />
singgah di kediaman walikota Salatiga untuk<br />
menikmati jamuan makan siang. Bung Karno<br />
yang merupakan orang jawa memang penggemar<br />
sayur lodeh begitu terkesan dengan<br />
Didorong oleh teman-temannya Hartini pun<br />
maju untuk menemui sang Presiden. Bung<br />
Karno yang mengulurkan tangan untuk menjabat<br />
tangan Hartini pun seperti kagum terhadap<br />
kecantikan hartini yang berwajah lembut<br />
dan berkulit kuning langsat. Dari sanalah<br />
titik awal perkenalan Sukarno dan Hartini.<br />
Kembali ke Jakarta ternyata Sukarno masih<br />
belum bisa melupakan Hartini. Maka berkirim<br />
suratlah Sukarno kepada Hartini, beginilah<br />
isinya “Tuhan telah mempertemukan kita<br />
tien, dan aku mencintaimu. Ini adalah takdir”.<br />
Tak selesai sampai disitu telegram-telegram<br />
lainnya pun menyusul surat pertama itu.<br />
Srihani begitulah Sukarno memberikan nama<br />
sandi terhadap Hartini, sedangkan Sukarno<br />
sendiri “memanggil” dirinya sebagai Srihana.<br />
Setahun setelah pertemuan pertama mereka,<br />
keduanya bertemu kembali di kawasan Candi<br />
Prambanan. Sukarno yang sudah mengutarakan<br />
keinginannya untuk menikahi Hartini<br />
membuat hati Hartini gundah-gulana. Hartini<br />
sendiri adalah seorang janda beranak lima,<br />
sedangkan Sukarno sendiri adalah seorang<br />
presiden Indonesia yang juga sudah beristri.<br />
Tak kuasa menolak pinangan sang Presiden,<br />
Hartini pun menerima pinangan Sukarno<br />
dengan syarat Sukarno tidak menceraikan<br />
istri pertamanya yaitu Fatmawati.<br />
Ya, dalem bersedia menjadi isteri Nandalem<br />
(Ya, saya bersedia menjadi isteri tuan), tapi<br />
dengan syarat, Ibu Fat tetap first lady, saya isteri<br />
kedua. Saya tidak mau Ibu Fat diceraikan,<br />
karena kami sama-sama wanita.” Akhirnya<br />
keduanya pun menikah di Istana Cipanas<br />
tahun 1954. Berbeda dengan Fatmawati, Hartini<br />
lebih banyak terjun didalam politik dan<br />
berperan sebagai ibu negara. Hartini mengikuti<br />
Sukarno dalam berbagai diplomasi dari<br />
luar negeri, dan bertemu dengan figur seperti<br />
Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko dari Jepang,<br />
Raja Norodum Sihanouk dari Kamboja<br />
dan tokoh revolusi Vietnam, Ho Chi Minh.<br />
08<br />
JASMERAH JUNI 2013
TOPIK UTAMA<br />
By mahasiswapetra<br />
Akan tetapi masa-masa bahagia Hartini dan<br />
Sukarno pun menemui akhirnya. Masuk ke<br />
tahun 1960-an, kekuasaan dan popularitas<br />
Sukarno semakin memudar. PKI mulai<br />
berkembang dan puncaknya setelah terjadi<br />
peristiwa GESTOK (atau lebih dikenal dengan<br />
G30S/PKI –red). Lima bulan setelah kejadian<br />
mengerikan yang mengakibatkan kematian 6<br />
perwira militer tinggi Indonesia dan beberapa<br />
korban lainnya, Sukarno pun lengser dan<br />
Suharto naik jadi Presiden Indonesia. Sukarno<br />
kemudian “diasingkan” di Wisma Yasso.<br />
Ketika inilah orang bisa melihat kekuatan<br />
cinta Hartini untuk Sukarno yang sedemikian<br />
besar. Meskipun pada waktu itu Sukarno sudah<br />
menikah beberapa kali lagi, Hartini tetap<br />
teguh untuk menemani Bung Karno hingga<br />
akhir hayatnya.<br />
18 Agustus 1959, Presiden Sukarno berkirim<br />
surat yang berbeda dari biasanya, pada<br />
kesempatan kali ini Presiden Sukarno mengundang<br />
Nemoto untuk datang dan berlibur<br />
ke Indonesia. Kurang dari satu bulan setelah<br />
diterimanya surat itu, Nemoto datang ke<br />
Indonesia dengan menyamar sebagai salah<br />
satu karyawan perusahaan Tonichi milik<br />
Kubo Masao.<br />
Ratna Sari Dewi<br />
“Aku mempunyai seorang istri, yang aku cintai<br />
dengan segenap jiwaku. Namanya Ratna Sari<br />
Dewi.”<br />
Berbeda dengan wanita-wanita sebelumnya<br />
yang mengisi hari-hari Sukarno Ratna Sari<br />
Dewi adalah seorang wanita dari luar negeri,<br />
yaitu Jepang. Nemoto Naoko, adalah nama<br />
asli gadis Negeri Sakura ini. Dia pertama kali<br />
bertemu dengan Sukarno ketika Sukarno<br />
melakukan kunjungan ke Jepang dan sedang<br />
melepas lelah di kawasan Akasaka. Dewi pertama<br />
kali dikenalkan oleh salah satu kolega<br />
Sukarno dari Jepang, Kubo Masao. Nemoto<br />
Naoko yang pandai dalam menyanyi dan<br />
menari pun langsung memicu ketertarikan<br />
Sukarno yang mencintai dunia seni. Setelah<br />
pertemuan itu, Sukarno dan Nemoto sering<br />
berkirim surat melalui kedutaan besar Indonesia<br />
di Tokyo. Puncaknya pada tanggal<br />
Selama di Indonesia, Sukarno secara pribadi<br />
sering mengajak Nemoto untuk berjalan-jalan.<br />
Setelah menjalin hubungan<br />
beberapa waktu, Sukarno pun akhirnya<br />
melamar Nemoto untuk menjadi istrinya.<br />
Waktu itu Sukarno sudah memiliki tiga orang<br />
istri, yakni Fatmawati, Hartini dan Yurike. Hal<br />
itu membuat kebimbangan dihati Nemoto,<br />
tetapi pada akhirnya Sukarno mampu meyakinkan<br />
Nemoto untuk menikahinya. Mereka<br />
berdua menikah pada tanggal 3 Maret 1962<br />
dengan upacara yang berlangsung sederhana<br />
dan dengan mas kawin sebesar Rp. 5,-. Seteleh<br />
menikah dengan Sukarno, nama Nemoto<br />
pun diubah menjadi Ratna Sari Dewi.<br />
Pada awal pernikahannya, Dewi merasa<br />
kehidupannya sangat berat. Dirinya yang<br />
merupakan orang Jepang dibenci oleh orangorang<br />
disekitarnya dan ibunya sendiri pun<br />
merasa sangat sedih karena hal ini, hingga<br />
akhirnya meninggal dunia. Sukarno yang paham<br />
mengenai kesedihan istrinya ini mendirikan<br />
sebuah rumah yang kelak dinamai Wisma<br />
Yaso, sesuai dengan nama adik Dewi yang<br />
sudah meninggal dunia. Untuk bisa diterima<br />
lebih baik oleh masyarakat Indonesia Dewi<br />
pun belajar bahasa Indonesia dan seringkali<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
09
TOPIK UTAMA<br />
By mahasiswapetra<br />
mengenakan pakaian adat Indonesia. Meskipun<br />
ada perbedaan umur yang sangat mencolok<br />
di antara keduanya, hal itu tak menghalangi<br />
besar cinta Sukarno terhadap Dewi.<br />
Sukarno pernah menuliskan Surat kepada<br />
Dewi yang isinya sangat romantis. Begini<br />
petikannya,<br />
“Kalau aku mati, kuburlah aku di bawah pohon<br />
yang rindang. Aku mempunyai seorang<br />
istri, yang aku cintai dengan segenap jiwaku.<br />
Namanya Ratna Sari Dewi. Kalau ia meninggal<br />
kuburlah ia dalam kuburku. Aku menghendaki<br />
ia selalu bersama aku.”<br />
Haryati<br />
Masa ora aku seneng! Lha wong sing mundhut<br />
wanodja palenging atiku kok! Adja maneh<br />
sakados alrodji, lha mbok apa apa ja bakal<br />
tak wenehke”<br />
Kecintaan Sukarno yang begitu mendalam<br />
terhadap seni mengalir deras dari darah<br />
ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, yang merupakan<br />
orang bali. Passion yang mendalam terhadap<br />
seni membuat Sukarno banyak mengoleksi<br />
karya seni dan mengagumi tarian dan<br />
lagu-lagu. Oleh karena itu, tidak heran koleksi<br />
seni Istana berjumlah paling besar ketika<br />
Sukarno masih berkuasa. Banyak penari, pelukis<br />
maupun pekerja seni lain yang sering diundang<br />
Sukarno ke Istana untuk menghibur<br />
tamu negara atau dalam acara-acara khusus.<br />
Tapi ada satu cerita spesial diantara para<br />
pekerja seni Istana, Haryati namanya. Haryati<br />
yang sebelumnya bekerja sebagai -<br />
penari istana menarik perhatian sang Presiden<br />
dengan kecantikannya. Haryati yang<br />
waktu itu sebetulnya sudah menjadi kekasih<br />
orang lain tak kuasa untuk melawan rayuan-rayuan<br />
maut yang diucapkan oleh Sukarno.<br />
Keduanya pun akhirnya menikah pada<br />
tahun 1963 saat-saat dimana kekuasaan<br />
Sukarno sudah mulai pudar. Perkawinan<br />
keduanya tidak bisa bertahan lama karena<br />
sudah tidak ada kecocokan antara mereka<br />
berdua. Tanpa dikaruniai anak, akhirnya 3<br />
tahun berselang semenjak pernikahan mereka<br />
Sukarno memutuskan untuk menceraikan<br />
Haryati. Perkawinan Haryati dengan Sukarno<br />
jarang terekspos oleh media, tapi sewaktu<br />
Irian Barat (sekarang Papua-red) kembali ke<br />
pangkuan Ibu Pertiwi, Haryati lah yang dibawa<br />
Sukarno untuk menemani kunjungannya<br />
ke sana.<br />
10<br />
JASMERAH JUNI 2013
TOPIK UTAMA<br />
By mahasiswapetra<br />
Kartini Manoppo<br />
“Aku mencintai kamu, aku ingin kau<br />
membalas cintaku….sekarang juga saya minta<br />
kepastian darimu ya atau tidak”<br />
Basuki Abdullah, salah satu maestro lukis<br />
Indonesia, merupakan salah satu pelukis kesayangan<br />
Bung Karno. Banyak karya-karyanya<br />
menghiasi dinding-dinding Istana Negara.<br />
Dari lukisan Basuki Abdullah juga Bung Karno<br />
pertama kali bertemu seorang wanita bernama<br />
Kartini Manoppo. Kartini Manoppo sebetulnya<br />
berprofesi sebagai pramugari di maskapai<br />
penerbangan Indonesia, yakni Garuda<br />
Indonesia. Semenjak saat itu, setiap kali<br />
Sukarno melawat ke luar negeri, Kartini pasti<br />
ikut serta dalam rombongan kepresidenan.<br />
Kartini yang terlahir dari keluarga bangsawan<br />
Bolaang Mongondow, menutup rapat-rapat<br />
pernikahannya dengan Sukarno, jadi tidak<br />
banyak yang bisa diketahui dari pernikahan<br />
keduanya. Dari pernikahan ini, Sukarno<br />
dikarunai seorang putra bernama Totok<br />
Suryawan Sukarno, yang lahir di Jerman.<br />
pelajar remaja yang akan mengenakan pakaian<br />
adat dan tampil acara-acara kenegaraan.<br />
Yurike yang masih berstatus pelajar<br />
adalah anggota termuda dari Barisan Bhinneka<br />
Tunggal Ika waktu itu. Yurike pertama<br />
kali mengikuti acara kenegaraan di sebuah<br />
acara kepresidenan digelar di Istora. Yurike<br />
yang memang memiliki paras yang ayu mengenakan<br />
kebaya ala Jawa di acara tersebut.<br />
Ketika seluruh anggota Barisan Bhinneka<br />
Tunggal Ika tengah berbaris rapi, Sukarno<br />
yang sedang berjalan di depannya tiba-tiba<br />
menghentikan langkahnya tepat didepan<br />
Yurike.<br />
Yurike Sanger<br />
“Yury,I came to you today,but were out. I came<br />
only to say “I love you”<br />
Yours,<br />
Sukarno”<br />
Awal mula kisah percintaan Sukarno dan<br />
Yurike dimulai ketika sekolah Yurike Sanger<br />
kedatangan seorang artis bernama Dahlia.<br />
Dahlia sedang mencari anggota untuk Barisan<br />
Bhinneka Tunggal Ika, sebuah kelompok<br />
Gadis belia inipun kaget bukan kepalang<br />
karena sang presiden berdiri tepat dihadapannya.<br />
Tanpa diduga sang Presiden malah<br />
menyempatkan diri untuk mengobrol dengannya.<br />
Dari perkenalan singkat itu, Yurike<br />
tidak bisa menyembunyikan kekagumannya<br />
pada sosok Sukarno yang memang berkharisma.<br />
Seiring dengan intensitas kegiatannya<br />
di Barisan Bhinneka Tunggal Ika ini, semakin<br />
intens pula pertemuan antara keduanya.<br />
Sukarno pun semakin tertarik kepada Yurike,<br />
mulai dari sekadar menyuruh duduk<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
11
TOPIK UTAMA<br />
By mahasiswapetra<br />
didekatnya hingga memberikan kue kepada<br />
Yurike.<br />
Suatu ketika setelah acara resmi usai, Yurike<br />
yang sedang mengobrol dengan pegawai<br />
di Istana tiba-tiba di panggil oleh Sukarno.<br />
Ternyata Yurike diajak makan malam oleh<br />
Bung Karno. Ia diminta duduk dikursi sebelah<br />
Bung Karno yang sengaja dikosongkan.<br />
Di kesempatan lain, Yurike ditawari untuk<br />
menggunakan mobil istana untuk dijemput<br />
ketika Yurike mengikuti acara Barisan Bhinneka<br />
Tunggal Ika. Mulai disaat itulah perasaan<br />
cinta mulai tumbuh di benak gadis muda ini.<br />
Perhatian demi perhatian khusus yang diberikan<br />
Sukarno tak mampu dibendung gadis<br />
muda ini, sampai-sampai pada suatu kesempatan<br />
Sukarno mengantarkan Yurike pulang<br />
ke rumahnya secara pribadi.<br />
Setelah itupun hubungan keduanya menjadi<br />
semakin dekat. Pada suatu malam Sukarno<br />
mengajak Yurike untuk bersantai di tepian<br />
pantai, di waktu itulah Sukarno pertama kali<br />
mengutarakan rasa cintanya kepada Yurike.<br />
Setelah menjalin hubungan yang lebih dalam<br />
lagi selama beberapa saat, Bung Karno yang<br />
saat itu usianya lebih dari setengah abad pun<br />
akhirnya mengutarakan keinginannya untuk<br />
memperistri Yurike yang tatkala itu masih<br />
duduk di bangku SMA. Yurike yang masih<br />
dilanda oleh kebingungan tak bisa memberikan<br />
jawaban langsung kepada Bung Karno. Ia<br />
meminta waktu untuk mendiskusikan masalah<br />
pernikahan ini kepada kedua orangtuanya<br />
terlebih dahulu. Beberapa waktu kemudian,<br />
Bung Karno pun mengajak orangtua<br />
Yurike untuk makan malam. Pada waktu<br />
itulah Bung Karno kembali mengutarakan<br />
keinginannya untuk memperistri Yurike.<br />
Tentu saja hal ini membuat kedua orangtua<br />
Yurike terkejut. Setelah beberapa saat merundingkan<br />
lamaran ini, akhirnya kedua<br />
orangtua Yurike pun menyetujui lamaran dari<br />
sang Presiden. Raut muka sang presiden pun<br />
berubah dari yang sebelumnya tegang menjadi<br />
lega.<br />
Hari-hari yang dinanti pun akhirnya tiba,<br />
tanggal 6 Agustus 1964, Sukarno resmi menikahi<br />
Yurike Sanger. Tapi hari-hari manis itu<br />
cepat berlalu. Karena saat-saat akhir kekuasaan<br />
Sukarno di Indonesia sudah tiba. Pada<br />
tahun 1967, ketika Suharto diangkat menjadi<br />
presiden kedua Republik Indonesia, Sukarno<br />
harus angkat kaki dari istana yang selama<br />
puluhan tahun sudah menjadi tempat tinggalnya.<br />
Kemudian Sukarno pun mulai jatuh<br />
sakit. Tidak ada lagi aliran keuangan untuk<br />
menggaji pembantu-pembantunya. Sukarno<br />
pun menggugat cerai Yurike, karena ia takut<br />
kondisi kesehatannya dan stabilitas negara<br />
pasca kepemimpinannya dapat memmberikan<br />
efek buruk pada Yurike. Dengan berat<br />
hati, Yurike pun menyetujui permintaan<br />
tersebut.<br />
Heldy Djafar<br />
12<br />
JASMERAH JUNI 2013
TOPIK UTAMA<br />
By mahasiswapetra<br />
“Dear dik Heldy,<br />
I am sending you some dollars,<br />
Miss Dior, Diorissimo, Diorama<br />
of course also my love,<br />
Mas”<br />
Heldy Djafar, gadis asal Kutai Kartanegara<br />
ini adalah wanita terakhir yang dinikahi<br />
oleh Sukarno. Heldy menghabiskan masa<br />
kecilnya di Tenggarong, sebelum waktu SMP<br />
dia dan sekeluarga pindah ke Samarinda<br />
karena perusahaan tempat ayahnya bekerja<br />
dinasionalisasikan oleh pemerintah. Setelah<br />
Heldy tamat SMP, Heldy memutuskan untuk<br />
pindah ke Jakarta dan tinggal bersama<br />
kakaknya, Erham. Pertemuan Heldy dengan<br />
Sukarno ternyata tidak jauh berbeda dengan<br />
pertemuan Yurike dengan Sukarno. Heldy<br />
juga didaulat untuk menjadi Barisan Bhinneka<br />
Tunggal Ika. Ketika itu istana sedang<br />
bersiap-bersiap untuk menyambut tim Piala<br />
Thomas yang baru saja memenangi perlombaan<br />
yang diadakan di Tokyo, Jepang.<br />
Pertemuan pertama Sukarno dan Heldy terjadi<br />
ketika Sukarno sedang menaiki anak tangga<br />
di Istana. Waktu itu Sukarno menyempatkan<br />
diri untuk bercakap-cakap dengan Heldy<br />
sejenak. Ternyata dari pertemuan itu Sukarno<br />
langsung merasa suka terhadap Heldy,<br />
maka dalam beberapa pertemuan berikutnya<br />
Sukarno pun terkesan memberikan perhatian<br />
khusus kepada Heldy.<br />
Suatu ketika rumah Erham, kakak Heldy di<br />
datangi oleh utusan istana untuk menyampaikan<br />
bahwa presiden akan datang sebentar<br />
lagi. Erham yang terkejut pun langsung<br />
menanyakan kepada Heldy perihal kedatangan<br />
Presiden. Heldy pun tak tahu menahu<br />
mengenai permasalahan tersebut. Bung<br />
Karno hadir tanpa mengenakan pakaian kebesarannya,<br />
hanya memakai kemeja lengan<br />
pendek, celana hitam dan sandal jepit. Rupanya<br />
maksud kedatangan Sukarno waktu itu<br />
adalah untuk menguraikan isi hatinya kepada<br />
Heldy, akan tetapi Heldy yang merasa dirinya<br />
masih terlalu muda secara halus menolak<br />
Bung Karno. Sukarno tidak marah. Ia<br />
hanya tersenyum dan memberikan Heldy<br />
hadiah, yaitu sebuah jam tangan bermerek<br />
Rolex. Setelah itu Bung Karno pun mengajak<br />
Heldy dan kakaknya makan diluar. Heldy<br />
satu mobil bersama Bung Karno sementara<br />
kakaknya di mobil yang lain bersama ajudan<br />
Bung Karno. Di dalam mobil itu Bung Karno<br />
mengeluarkan rayuan mautnya kepada<br />
Heldy.<br />
“Dik, kau tahu... Kau tidak pernah mencari<br />
aku, aku juga tidak mencari kau. Tapi Allah<br />
sudah mempertemukan kita.” begitu ucap<br />
Bung Karno, Heldy yang tak bisa berkata apaapa<br />
hanya terdiam didalam mobil.<br />
Usia Heldy ketika itu baru 18 tahun sementara<br />
Bung Karno sendiri sudah mencapai 64<br />
tahun, hampir setengah abad perbedaan usia<br />
mereka. Sejak pertama kali mengungapkan<br />
rasa cintanya yang berujung dengan penolakan<br />
itu, Bung Karno tidak menyerah, tapi<br />
makin giat dan semakin sering berkunjung ke<br />
rumah Heldy. Lama kelamaan hati Heldy pun<br />
luluh dan menerima cinta Bung Karno. Heldy<br />
pun sering diajak Bung Karno untuk bertemu<br />
koleganya seperti Dasaad, Chairul Saleh, J Leimena<br />
dan Soebandrio. Bung Karno memang<br />
jago kalo dalam urusan memikat wanita,<br />
selain dari tutur katanya yang lembut, Bung<br />
Karno juga sering memberikan hadiah-hadiah<br />
dari yang kecil seperti mangga atau salak<br />
hingga minyak wangi dan perhiasan.<br />
Akhirnya pada tahun 1966 Heldy dinikahi<br />
oleh Bung Karno dan diberikan rumah di<br />
Kebayoran Baru. Usia perkawinan mereka<br />
hanya bertahan sebentar. Hanya dua tahun.<br />
Gejolak politik Indonesia semakin tidak menentu,<br />
Sukarno harus lengser dari tampuk<br />
kekuasannya dan “diasingkan” di Wisma<br />
Yasso. Pada waktu itu Heldy sempat mengucap<br />
ingin berpisah dari Bung Karno, tapi Bung<br />
Karno menolak walaupun pada akhirnya<br />
keduanyapun berpisah. Setelah perpisahannya<br />
dengan Bung Karno Heldy menikah lagi<br />
dengan Gusti Suriansyaah Noor, keturunan<br />
dari Kerajaan Banjar.<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
13
COVER STORY<br />
By Sophie Riswand & socceripoy<br />
Sukarno dan<br />
Amerika<br />
Bung Karno geram. Ike mencoba merayunya. “Tolong<br />
bebaskan pilotku,” kata Ike. Tapi Bung Karno<br />
tetap saja geram. Mungkin juga karena yang<br />
merayu Sukarno adalah Ike, seorang pria tua, bukan<br />
wanita cantik. Ike itu adalah nama panggilan<br />
Dwight D. Eisenhower, presiden AS di masa itu. Kali<br />
ini Amerika Serikat memang kena batunya.<br />
Negara digdaya itu dibikin<br />
malu Indonesia ketika<br />
pilotnya, Allen Pope ditembak<br />
jatuh di pulau Morotai. Lebih<br />
malu lagi, karena dengan<br />
tertangkapnya pilot itu, kedok<br />
AS dan CIA akhirnya terbuka.<br />
Kedok yang membuktikan<br />
AS melalui CIA sudah main<br />
api dengan petualangannya<br />
di balik pemberontakan<br />
separatisme di Indonesia.<br />
Termasuk juga infiltrasi AS<br />
yang mempersenjatai para<br />
pemberontak itu. Ini yang<br />
bikin Bung Karno geram,<br />
dan mulai memainkan kartu<br />
trufnya. Bung Karno yang<br />
tadinya dikerjai Amerika,<br />
sekarang balas mengerjai<br />
Amerika. Bung Karno sadar,<br />
tertangkapnya Allen Pope<br />
mendongkrak posisi tawar<br />
Indonesia di hadapan<br />
Amerika. Cerita selanjutnya<br />
adalah bagaimana Ike dan<br />
John F. Kennedy jadi repot<br />
dibuatnya.<br />
Inilah moment bersejarah<br />
ketika Indonesia yang miskin<br />
untuk pertama kalinya punya<br />
posisi tawar tinggi di hadapan<br />
“juragan kaya”, Amerika.<br />
Bung Karno tidak cuma<br />
menuntut Amerika mesti<br />
minta maaf. Tapi masih ada<br />
sederet permintaan lain yang<br />
membuat Amerika “maju kena<br />
mundur kena”. Eisenhower<br />
minta Indonesia melepaskan<br />
pilot Allen Pope. Tapi Bung<br />
Karno tidak mau melepasnya<br />
begitu saja dengan gratis.<br />
Pilot itu adalah kartu truf-nya.<br />
Inilah kisah bagaimana<br />
Bung Karno dengan amarah<br />
“memiting leher Allen Pope”<br />
sambil telunjuknya memberi<br />
isyarat agar Amerika mau<br />
“bersimpuh” di kaki Bung<br />
Karno. “Gantung Allen Pope!<br />
Hukum mati Allen Pope!”.<br />
Begitu gelombang protes<br />
di depan kedutaan AS di<br />
Jakarta setelah Allen Pope<br />
tertangkap. tahun 1958 itu<br />
. Rakyat Indonesia memang<br />
dibuat naik darah oleh<br />
kelakuan Allen Pope, karena<br />
pilot ini sudah menjatuhkan<br />
bom di daerah Ambon yang<br />
memakan tak sedikit korban<br />
jiwa.<br />
Di tengah suasana panas<br />
itu, teman-teman Mas Tok<br />
atau Guntur Sukarnoputra<br />
tidak berhenti menjejalinya<br />
dengan pertanyaanpertanyaan<br />
seputar pilot<br />
Allen Pope. Percakapan<br />
Bung Karno dengan putra<br />
sulungnya berkaitan hal<br />
itu, sudah banyak diungkap<br />
berbagai sumber. Tapi<br />
Bung Karno dan Ike Eisenhower<br />
Sumber gambar: penasukarno.wordpress.<br />
14<br />
JASMERAH JUNI 2013
COVER STORY<br />
By Sophie Riswand & socceripoy<br />
sebetulnya ada yang<br />
lebih penting lagi di balik<br />
percakapan antara Bung<br />
Karno dan Mas Tok berikut<br />
ini...<br />
Bung Karno sedang mandi.<br />
Mas Tok yang masih remaja<br />
menggedor-gedor pintu<br />
kamar mandi. Tidak sabar.<br />
Karena pintu terus digedor,<br />
Bung Karno melongok<br />
sebentar. “Ada apa toh,<br />
Mas Tok? Bapak belum<br />
selesai mandi.” Begitu pintu<br />
terbuka, Mas Tok langsung<br />
menyambar ayahnya dengan<br />
pertanyaan, “Bener nggak sih<br />
bapak menukar pembebasan<br />
Allen Pope dengan tebusan<br />
pesawat Hercules?”. Mas Tok<br />
memang tidak sabar ingin<br />
segera tahu jawabnya. Saat itu<br />
juga dia harus mendapatkan<br />
bocoran jawabannya.<br />
Memang sebelumnya di<br />
antara teman-temannya,<br />
mereka sudah kasak-kusuk<br />
membenarkan gosip itu. Mas<br />
Tok jadi panas juga. Soalnya<br />
sebagai anak Bung Karno,<br />
seharusnya dia lebih tahu<br />
Persidangan Allen Pope di Jakarta<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
dari teman-temannya.<br />
Mas Tok yang penasaran<br />
tidak perlu menunggu<br />
lama menanti jawab<br />
ayahnya. Pertanyaan Mas<br />
Tok itu langsung disambar<br />
dengan tawa khas ayahnya.<br />
“Hahahahaha! Biar saja<br />
Amerika kasih Hercules itu<br />
buat Bapak. Kalau Amerika<br />
kirim pesawat lagi, nanti<br />
Bapak suruh tembak lagi.<br />
Sebagai tebusannya, Bapak<br />
mau minta Marilyn Monroe<br />
dan Ava Gardner”.<br />
Itu humor khas Bung Karno.<br />
Humor seorang negarawan<br />
nyentrik. Cara Bung karno<br />
bercanda dengan politikus<br />
sejawatnya sehari-hari, tidak<br />
beda jauh dengan guyonannya<br />
dengan anak-anaknya.<br />
Mas Tok dan adik-adiknya<br />
sudah hafal adat ayahnya.<br />
Tetapi, sebetulnya di balik<br />
canda itu, mungkin bahkan<br />
Bung Karno dan Mas Tok<br />
sendiri waktu itu belum<br />
menyadari sesuatu. Yaitu,<br />
buntut dari posisi tawar<br />
Indonesia tadi. Bung Karno<br />
telah memulai tonggak<br />
lahirnya sejarah armada<br />
baru bagi AURI, yaitu lahirnya<br />
skuadron Hercules di<br />
Indonesia. Armada ini kelak<br />
turut punya andil dalam<br />
merebut Irian Barat dari<br />
Belanda.<br />
Itu semua berawal dari<br />
negosiasi tarik ulur demi<br />
pembebasan seorang pilot<br />
yang membuat Amerika<br />
gelisah. Bagaimana tidak?<br />
Soalnya kalau tidak segera<br />
diselamatkan, bisa-bisa<br />
pilot itu buka mulut tentang<br />
info rahasia yang berkaitan<br />
dengan permainan CIA. Dulu<br />
serangan Maukar ke Istana<br />
didesas-desuskan akibat<br />
Bung Karno menggoda<br />
tunangan sang pilot. Gosip<br />
selanjutnya menghantam<br />
Bung Karno lagi. Yaitu,<br />
pembebasan pilot Allen<br />
Pope digosipkan karena<br />
Bung Karno dirayu oleh<br />
istri Pope, yang sengaja<br />
didatangkan dari Amerika.<br />
Kedengaran seperti gosip<br />
murahan, tetapi tunggu dulu!<br />
Sejarah kadang memang<br />
diwarnai gosip murahan,<br />
yang bermuara pada hasil<br />
yang tidak murahan. Konon<br />
itu yang namanya intrik<br />
politik tingkat tinggi. Intrik<br />
yang menggunakan sisi<br />
kelemahan Bung Karno.<br />
Kelemahan apalagi kalau<br />
bukan soal perempuan?<br />
Mentang-mentang Bung<br />
Karno mata keranjang.<br />
Bung Karno memang mata<br />
keranjang. Tapi pihak yang<br />
anti Bung Karno kadang<br />
memanipulasi sisi ini.<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
15
COVER STORY<br />
By Sophie Riswand & socceripoy<br />
Sama halnya CIA yang<br />
menggunakan kelemahan don<br />
yuan-nya Bung Karno untuk<br />
menjatuhkan kredibilitas<br />
presiden RI di mata rakyatnya.<br />
Menjatuhkan Bung Karno<br />
adalah satu-satunya cara agar<br />
Amerika bisa bercokol kuat<br />
di Indonesia. Sudah dicoba<br />
segala cara agar Bung Karno<br />
jatuh, tidak berhasil juga.<br />
Dicoba dengan cara ancaman<br />
embargo, penghentian<br />
bantuan malah Bung Karno<br />
balik berteriak,”Go to hell with<br />
your aid!”.<br />
Akhirnya CIA pakai cara lain.<br />
Yaitu infiltrasi ke berbagai<br />
pemberontakan di Indonesia.<br />
Puncaknya terjadi dalam<br />
pertempuran di pulau<br />
Morotai, tahun 1958. Ketika<br />
itu TNI (pasukan marinir,<br />
pasukan gerak cepat AU, dan<br />
AD) menggempur Permesta,<br />
gerakan pemberontakan di<br />
Sulawesi Utara. Persenjataan<br />
Permesta tidak bisa dianggap<br />
enteng. Soalnya ada bantuan<br />
senjata dari luar. Tadinya<br />
tudingan bahwa CIA adalah<br />
biang kerok semua ini masih<br />
dugaan saja. Ketika kapal<br />
pemburu AL dan mustang AU<br />
melancarkan serangannya,<br />
satu pesawat Permesta<br />
terbakar jatuh.Sebelum<br />
jatuh, ada dua parasut yang<br />
tampak mengembang keluar<br />
dari pesawat itu. Parasut itu<br />
tersangkut di pohon kelapa.<br />
TNI segera membekuk dua<br />
orang. Yang satu namanya<br />
Harry Rantung anggota<br />
Permesta dan yang tak<br />
terduga, satunya lagi bule<br />
Amerika. Itulah si pilot Allen<br />
16<br />
JASMERAH JUNI 2013<br />
Deklarasi pendirian PERMESTA<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
Pope. Dari dokumendokumen<br />
yang disita,<br />
terkuak bahwa Allen Pope<br />
terkait dengan operasi CIA.<br />
Yaitu, menyusup digerakan<br />
pemberontakan di Indonesia<br />
untuk menggulingkan<br />
kekuasaan Sukarno.<br />
Tak pelak lagi, tuduhan<br />
bahwa Amerika dengan<br />
CIA adalah dalang<br />
pemberontakan separatis,<br />
bukan isapan jempol!<br />
Peristiwa tertangkapnya Allen<br />
Pope adalah tamparan bagi<br />
Amerika. Itu mungkin terwakili<br />
dalam kalimat Allen Pope<br />
ketika tertangkap. Setelah<br />
pesawat B-26 yang dipilotinya<br />
jatuh dihajar mustang AU dan<br />
kapal pemburu AL, komentar<br />
Pope, “Biasanya negara saya<br />
yang menang, tapi kali ini<br />
kalian yang menang.” Setelah<br />
itu dia masih sempat minta<br />
rokok. Tetapi, sebetulnya<br />
yang lebih membuat malu<br />
Amerika bukan soal kalah<br />
yang dikatakan Pope tadi.<br />
Tertangkapnya Allen Pope<br />
mengungkap permainan<br />
kotor AS untuk<br />
menggulingkan Sukarno.<br />
Amerika terus ngeyel<br />
menyangkal. Tapi buktibukti<br />
yang ada, akhirnya<br />
membungkam mulut<br />
Amerika. Taktik kotor itupun<br />
menjadi pergunjingan<br />
internasional. Tanpa<br />
ampun, kedok Amerika<br />
dengan CIA-nya berhasil<br />
dibuka Indonesia, lengkap<br />
dengan bukti-bukti yang<br />
telak. Amerika terpaksa<br />
berubah 180 derajat<br />
menjadi baik pada Sukarno.<br />
Semua operasi CIA untuk<br />
mengguncang Bung<br />
Karno (untuk sementara)<br />
dihentikan.<br />
Amerika berusaha matimatian<br />
meminta pilotnya<br />
untuk dibebaskan. Segala<br />
carapun mulai dilakukan<br />
untuk mengambil hati<br />
Bung Karno. Eisenhower<br />
mengundang Sukarno ke<br />
AS bulan Juni 1960. Lalu
COVER STORY<br />
By Sophie Riswand & socceripoy<br />
Bung Karno saat menghadiri undangan<br />
diplomatik di Amerika Serikat<br />
Sumber gambar: LIFE<br />
Sukarno juga diundang<br />
John Kennedy di bulan April<br />
1961. Dibalik segala alasan<br />
diplomatik tentang kunjungan<br />
itu, tak bisa disangkal itu<br />
semua buntut dari cara<br />
Bung Karno memainkan<br />
kartunya terhadap Amerika.<br />
Selama periode itu, Bung<br />
Karno main tarik ulur dengan<br />
pembebasan Pope. Tarik<br />
ulur itu berjalan alot. Karena<br />
Bung Karno ogah melepaskan<br />
Pope begitu saja. Bung<br />
Karno sengaja berlama-lama<br />
“memiting leher” Allan Pope<br />
sebelum Amerika meng-iyakan<br />
permintaan Indonesia,<br />
Amerika mati kutu. Tak ada<br />
jalan lain negosiasipun segera<br />
dimulai. Negosiasi alot yang<br />
memakan waktu 4 tahun,<br />
sebelum akhirnya Allen Pope<br />
benar-benar bebas.<br />
Dimulai dengan Ike atau<br />
Eisenhower yang membujuk,<br />
merayu dan mengundang<br />
Bung Karno ke Amerika.<br />
Namun sesudahnya Bung<br />
Karno tetap tidak mau tunduk<br />
diatur-atur Ike. Situasi mulai<br />
berubah sedikit melunak<br />
setelah kursi kepresidenan<br />
AS beralih ke John F.<br />
Kennedy. John Kennedy<br />
tahu, kepribadian Sukarno<br />
sangat kuat dan benci didikte.<br />
Karena itu dengan<br />
persahabatan dia mampu<br />
“merangkul” Sukarno.<br />
h“Kennedy adalah presiden<br />
Amerika yang sangat mengerti<br />
saya”, kata Bung Karno.<br />
Dengan John, negosiasi mulai<br />
mengarah ke titik terang.<br />
Berkaitan itu pula, John<br />
mengirim adiknya Robert<br />
Kennedy ke Jakarta. Robert<br />
membawa sejumlah misi,<br />
diantaranya: “membebaskan<br />
Pope”.<br />
Konon ketika itu juga Amerika<br />
mengirim istri Allen Pope yang<br />
cantik. Perhitungannya, wanita<br />
cantik mampu meluluhkan<br />
hati Bung Karno. Ini asal mula<br />
beredar issue bahwa Bung<br />
Karno dirayu istri Allen Pope.<br />
Yang tidak banyak disebutkan<br />
orang, yaitu ibu dan<br />
saudara perempuan Allen<br />
Pope juga datang memohonmohon<br />
dengan tangisan<br />
minta belas kasihan Bung<br />
Karno. Buat Bung Karno, pilot<br />
itu dibebaskan atau tidak<br />
dibebaskan, hasilnya sama<br />
saja, yaitu, tidak membuat<br />
korban-korban bom si pilot<br />
bisa hidup kembali. Jadi<br />
kenapa tidak memanfaatkan<br />
saja ketakutan Amerika<br />
yang ciut kalau pilot itu buka<br />
mulut?<br />
Bung Karno memainkan<br />
kartu trufnya atas dasar apa<br />
yang dibutuhkan bangsa<br />
Indonesia pada waktu<br />
itu. Indonesia betul-betul<br />
sengsara dan kelaparan.<br />
Indonesia butuh uang dan<br />
nasi. Indonesia sedang<br />
bertempur melawan Belanda<br />
untuk merebut Irian Barat,<br />
butuh senjata, sejumlah<br />
perangkat perang dan<br />
armada tempur. Permintaan<br />
Bung Karno itu tentu saja<br />
tidak disampaikan dengan<br />
cara mengemis. Tapi dengan<br />
cara yang menyeret Amerika<br />
untuk membuat interpretasi<br />
diplomatik. Mau tidak mau,<br />
isyarat diplomatik Sukarno<br />
membuat Amerika harus<br />
bisa membaca yang tersirat<br />
di balik yang tersurat.<br />
Dibanding Ike alias<br />
Eisenhower, John F. Kennedy<br />
lebih peka membaca isyarat<br />
itu. Itulah yang dimaksud<br />
Bung Karno bahwa John F.<br />
Kennedy mengerti dirinya.<br />
Kennedy tidak cuma sekedar<br />
mengundang Bung Karno ke<br />
Amerika untuk plesiran.<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
17
COVER STORY<br />
By Sophie Riswand & socceripoy<br />
Bung Karno dan John F Kennedy<br />
Sumber gambar: penasukarno.wordpress.com<br />
Tetapi, juga ada tindak lanjut<br />
nyata di balik undangan<br />
itu. John paham Indonesia<br />
butuh perangkat perang<br />
untuk merebut Irian Barat. Di<br />
antaranya armada tempur.<br />
Karena itu diajaknya Bung<br />
Karno mengunjungi pabrik<br />
pesawat Lockheed di Burbank,<br />
California. Di sana Bung Karno<br />
dibantu dalam pembelian<br />
sepuluh pesawat Hercules<br />
tipe B, terdiri dari delapan<br />
kargo dan dua tanker.<br />
Negosiasi pembebasan Pope<br />
antara Ike dan Bung Karno<br />
tadinya alot namun menjadi<br />
licin jalannya dengan John.<br />
Dia tidak pelit membalas<br />
“kebaikan” Bung Karno yang<br />
memenuhi permintaan AS<br />
untuk membebaskan Allen<br />
Pope. hasilnya? Hercules dari<br />
Amerika, menjadi cikal bakal<br />
lahirnya armada Hercules<br />
bagi AURI (armada yang kelak<br />
ikut bertempur merebut<br />
Irian Barat). Bung Karno<br />
bisa membuat Amerika<br />
menghentikan embargo lalu<br />
menyuntikkan dana segar ke<br />
Indonesia. Juga beras 37.000<br />
ton dan ratusan persenjataan<br />
perangkat perang.<br />
Kebutuhan itu semua<br />
memang sesuai dengan<br />
kondisi Indonesia saat itu.<br />
Ternyata beginilah yang<br />
disebut dengan negosiasi<br />
tingkat tinggi. Akhirnya Allen<br />
Pope dibebaskan secara diamdiam<br />
oleh suatu misi rahasia<br />
di suatu subuh di bulan<br />
Februari 1962. Negosiasi itu<br />
seluruhnya tentu makan biaya<br />
yang tidak sedikit. Siapa yang<br />
mesti membayar semua itu?<br />
Konon rekening Permesta<br />
yang harus membayar ganti<br />
ganti rugi akibat negosiasi<br />
itu. Sempat terdengar<br />
selentingan bahwa jalan by<br />
pass Cawang-Tanjung Priok<br />
dan Hotel Indonesia lama<br />
di Bundaran HI Thamrin,<br />
adalah wujud dari ganti rugi<br />
itu. Benarkah demikian?<br />
Wallahualam.<br />
Sayang hubungan mesra<br />
Bung Karno dengan Amerika<br />
berakhir setelah Kennedy<br />
terbunuh tahun 1963.<br />
Terbunuhnya Kennedy<br />
membuat CIA kembali<br />
leluasa mewujudkan mimpi<br />
lama yang sempat terhenti.<br />
Yaitu terus mengguncang<br />
kursi Bung Karno, hingga<br />
Putra Sang Fajar itu akhirnya<br />
benar-benar terbenam. Kita<br />
semua tahu bagaimana akhir<br />
episode itu.<br />
18<br />
JASMERAH JUNI 2013
TOPIK UTAMA<br />
Pelemparan Granat<br />
di Cikini<br />
Terjadi pada tanggal 30<br />
November 1957 di Cikini,<br />
dimana pada saat itu Bung<br />
Karno menghadiri bazaar<br />
peringatan ulang tahun<br />
Yayasan Perguruan Cikini.<br />
Guntur dan Megawati adalah<br />
murid SD Yayasan Perguruan<br />
Cikini. Bung Karno sempat<br />
meninjau berkeliling sekitar<br />
25 menit dan ketika pulang<br />
tiba-tiba terdengar ledakan<br />
hebat yang belakangan adalah<br />
ledakan granat yang dilempar<br />
dari sekitar sekolah.<br />
Para pelakunya adalah<br />
Yusuf Ismail, Saadon bin<br />
Mohammad, Tasrif bin Husein<br />
dan Mohammad Tasin bin<br />
Abu Bakar, yang akhirnya<br />
berhasil dibekuk dan di<br />
hadapkan ke pengadilan<br />
militer. Mereka di jatuhi<br />
hukuman mati pada 28 April<br />
1958.<br />
By Sophie Riswand & socceripoy<br />
Sukarno dan<br />
Upaya Pembunuhan<br />
“Saya ingin mengambil satu contoh konkrit.<br />
Presiden Sukarno itu mengalami percobaan<br />
pembunuhan dari tingkat yang namanya baru<br />
rencana sampai eksekusi sebanyak 23 kali,” tutur<br />
Megawati tentang rencana pembunuhan kepada<br />
ayahnya, yang juga presiden pertama RI. Berikut<br />
ini akan dibahas sebagian upaya pembunuhan<br />
yang ditujukan terhadap Bung Karno.<br />
mendaratkan pesawatnya<br />
di persawahan daerah garut<br />
karena kehabisan bahan<br />
bakar. Ia kemudian dijatuhi<br />
hukuman mati. Tetapi,<br />
sebelum sempat menjalani<br />
hukumannya, Bung Karno<br />
mengumumkan amnesti<br />
umum terhadap PRRI/<br />
PERMESTA yang pernah<br />
memberontak dan Maukar<br />
adalah yang termasuk unsure<br />
PRRI/PERMESTA langsung<br />
dibebaskan.<br />
Penembakan pada Hari<br />
Raya Idul Adha<br />
Pada tanggal 14 Mei 1962<br />
saat rakyat Indonesia<br />
termasuk Bung Karno sedang<br />
berjajar dalam shaf hendak<br />
melaksanakan Sholat Idul<br />
Adha dengan mengambil<br />
tempat di lapangan rumput<br />
antara Istana Merdeka dan<br />
Istana Negara tiba - tiba<br />
Penyerangan Pesawat<br />
MiG-17 di Istana Negara<br />
Pada tanggal 9 Maret 1960,<br />
Bung Karno sedang berada<br />
di Istana Merdeka. Tiba-tiba<br />
sebuah pesawat terbang<br />
MiG-17 terbang rendah<br />
dan melepaskan rentetan<br />
tembakan tepat mengenai<br />
Istana Merdeka. Beruntung<br />
Sukarno tidak berada di<br />
tempat. Letnan Daniel Maukar<br />
yang merupakan pilot pesawat<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
19
TOPIK UTAMA<br />
By Sophie Riswand & socceripoy<br />
terdengar tembakan pistol<br />
bertubi-tubi diarahkan kepada<br />
Bung Karno.<br />
Ketika diperiksa, penembak<br />
mengaku melihat Bung<br />
Karno yang dibidiknya ada<br />
dua orang dan menjadi<br />
bingunglah ia saat hendak<br />
menembak yang mana.<br />
Tembakannya meleset tidak<br />
mengenai Bung Karno yang<br />
menjadi sasaran, sebaliknya<br />
menyerempet bahu Ketua<br />
DPR Zainul Arifin dari NU<br />
yang mengimami shalat.<br />
Orang tersebut divonis mati<br />
tetapi, ketika disodorkan<br />
kepada Bung Karno untuk<br />
membubuhkan tandatangan<br />
untuk di eksekusi Bung Karno<br />
tidak sampai hati untuk<br />
merentangkan jalan - jalan<br />
menuju kematiannya karena<br />
ia berpikir bahwa pembunuh<br />
sesungguhnya<br />
adalah orang-orang terpelajar<br />
fanatik yang merencanakan<br />
perbuatan itu. Seorang kiai<br />
yang memimpin pesantren<br />
di daerah Bogor H. Moh<br />
Bachrum dituduh telah<br />
mengatur rencana tersebut<br />
dan memerintahkan<br />
melakukannya. Setelah<br />
meletus G30S, tempat<br />
tahanannya dipindahkan ke<br />
Penjara Salemba berbaur<br />
dengan ribuan tahanan G30S.<br />
ditempat itu juga ditahan<br />
seorang kapten CPM yang<br />
pernah menginterograsinya.<br />
Haji Moh. Bachrum<br />
menyangkal semua tuduhan<br />
tersebut. Sikapnya terhadap<br />
tahanan G30S sangat baik<br />
dan selama di Salemba<br />
ia ditunjuk mengimami<br />
sembahyang berjamaah yang<br />
diikuti oleh semua tahanan<br />
yang beragama Islam yang<br />
diselenggarakan di lapangan<br />
penjara. Ia bebas lebih cepat<br />
dari pada para tahanan G30S<br />
karena dianggap berkelakuan<br />
baik.<br />
Pelemparan Granat di<br />
Makassar<br />
Pada tanggal 8 Januari 1962,<br />
Bung Karno dilempar granat<br />
pada malam hari di Jalan<br />
Cenderawasih saat dalam<br />
perjalanan menuju Gedung<br />
Olahraga Mattoangin ( untuk<br />
memberikan pidato perihal<br />
tri-komando pembebasan<br />
Irian Barat.<br />
Lemparan granat itu meleset<br />
dan jatuh mengenai mobil lain<br />
yang beriringan dengan mobil<br />
Bung Karno. 31 orang menjadi<br />
korban, dimana 3 diantaranya<br />
tewas terkena ledakan.<br />
20<br />
JASMERAH JUNI 2013
TOPIK UTAMA<br />
By Jokiez<br />
Sukarnopura dan<br />
Puncak Sukarno<br />
mungkin merupakan<br />
nama yang asing di<br />
telinga kita, terlebih<br />
kita yang hidup pada<br />
masa reformasi.<br />
Nama-nama<br />
tersebut sebenarnya<br />
merupakan<br />
nama-nama<br />
yang digunakan<br />
berdasarkan nama<br />
dari Bung Karno<br />
(Sukarno) yang<br />
digunakan untuk<br />
nama tempattempat<br />
tertentu.<br />
Bung Karno dan MayJen Suharto saat Operasi Trikora<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
Sukarno dan<br />
De-Sukarnoisasi<br />
Sukarnopura misalnya,<br />
merupakan nama kota<br />
yang sebelumnya bernama<br />
Hollandia di tanah Papua.<br />
Sukarnopura atau Hollandia<br />
merupakan ibukota dari<br />
Papua Barat (red: sekarang<br />
Provinsi Papua), dan sekarang<br />
nama dari ibukota Papua<br />
Barat tersebut lebih dikenal<br />
sebagai kota Jayapura. Begitu<br />
pula dengan Puncak Sukarno,<br />
nama tersebut sebenarnya<br />
merupakan nama dari puncak<br />
tertinggi yang ada di pulau<br />
Papua yang sekarang lebih<br />
dikenal dengan nama Puncak<br />
Jaya.<br />
Lalu mengapa nama-nama<br />
tempat yang menggunakan<br />
nama Sukarno tersebut<br />
diubah dari yang awalnya<br />
“Sukarno” diganti dengan kata<br />
lain yaitu “Jaya”? Sebelumnya,<br />
perlu ditarik garis sejarah<br />
yang cukup lama jauh<br />
sebelum penggunaan kata<br />
Sukarno pada namanama<br />
tempat di pulau<br />
Papua. Dimulai dari<br />
kemerdekaan Indonesia<br />
yang diproklamirkan pada<br />
tanggal 17 Agustus 1945,<br />
pada masa itu the Founding<br />
Father Indonesia mengklaim<br />
bahwa seluruh tanah jajahan<br />
Belanda yang berada di<br />
wilayah yang pada waktu<br />
itu disebut sebagai Hindia<br />
Belanda merupakan wilayah<br />
Indonesia.<br />
Wilayah Hindia Belanda yang<br />
dimaksud adalah dari ujung<br />
barat Pulau Sumatera sampai<br />
dengan Papua Barat (karena<br />
Papua Timur dijajah oleh<br />
Australia). Namun, secara<br />
de facto wilayah Indonesia<br />
pasca proklamir kemerdekaan<br />
adalah wilayah yang diklaim<br />
tersebut dikurangi Papua<br />
Barat, karena pada saat itu<br />
Papua Barat masih diduduki<br />
oleh pemerintah Belanda.<br />
Presiden Sukarno kemudian<br />
pada tahun 1960-an<br />
mengadakan langkah agar<br />
bagaimanapun juga wilayah<br />
Papua Barat bisa direbut dari<br />
tangan Belanda. Akhirnya,<br />
tanggal 19 Desember 1961<br />
dipilih sebagai tanggal<br />
permulaan Operasi Trikora<br />
(red. Operasi pembebasan<br />
Papua Barat) di alun-alun<br />
Yogyakarta. Mayor Jenderal<br />
Suharto dipilih sebagai<br />
panglima Komando Mandala,<br />
dimana Komando Mandalalah<br />
yang terlibat dalam operasi ini<br />
untuk melawan Belanda dan<br />
merebut Papua Barat. Operasi<br />
Trikora sendiri terjadi dalam<br />
3 tahapan besar, tahapan<br />
tersebut adalah :<br />
Tahap Infiltrasi (penyusupan)<br />
(sampai akhir 1962), yaitu<br />
dengan memasukkan 10<br />
kompi di sekitar sasaransasaran<br />
tertentu untuk<br />
menciptakan daerah bebas<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
21
TOPIK UTAMA<br />
By Jokiez<br />
Operasi Trikora<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
de facto yang kuat sehingga<br />
sulit dihancurkan oleh<br />
musuh dan mengembangkan<br />
penguasaan wilayah dengan<br />
membawa serta rakyat Irian<br />
Barat.<br />
Tahap Eksploitasi (awal 1963),<br />
yaitu mengadakan serangan<br />
terbuka terhadap induk<br />
militer lawan dan menduduki<br />
semua pos-pos pertahanan<br />
musuh yang penting.<br />
Tahap Konsolidasi (awal 1964),<br />
yaitu dengan menunjukkan<br />
kekuasaan dan menegakkan<br />
kedaulatan Republik<br />
Indonesia secara mutlak di<br />
seluruh Irian Barat.<br />
Operasi Trikora akhirnya<br />
berakhir dan pemerintah<br />
Indonesia dalam hal ini<br />
Komando Mandala dengan<br />
bantuan militer dari Uni Soviet<br />
berhasil mengambil alih<br />
wilayah Papua Barat. Setelah<br />
operasi tersebut sukses,<br />
lantas pemerintah Indonesia<br />
mengumumkan untuk<br />
mengganti namayang berbau<br />
Belanda untuk selanjutnya<br />
digunakan nama-nama lokal<br />
Indonesia. Karena pergantian<br />
itulah nama ibukota dari<br />
Papua Barat yang semula<br />
adalah Hollandia kemudian<br />
diubah menjadi Sukarnopura,<br />
begitu pula dengan puncak<br />
tertinggi di Papua Barat (red.<br />
Juga tertinggi di Oceania)<br />
dinamai dengan nama Puncak<br />
Sukarno, selain di Papua<br />
memberian nama Sukarno<br />
juga dilakukan pada Gelora<br />
Olah Raga yang ada di Jakarta<br />
yaitu menjadi GOR Bung<br />
karno.<br />
Peristiwa De-Sukarnoisasi<br />
Namun, setelah peristiwa<br />
G30S yang akhirnya melalui<br />
Supersemar Presiden Sukarno<br />
menyerahkan kekuasaan<br />
kepada Mayor Jenderal<br />
Suharto. Akhirnya pada tahun<br />
1967, Mayjen Soeharto<br />
menjadi Pejabat Presiden<br />
Indonesia dan pada tahun<br />
1973 dipilih kembali menjadi<br />
Presiden Indonesia. Untuk<br />
mengurangi pengaruh<br />
Sukarno pada masyarakat<br />
Indonesia, maka pemerintah<br />
Orde Baru (red. Sebutan<br />
untuk pemerintah Presiden<br />
Suharto) mengubah namanama<br />
tempat yang ada kata<br />
Sukarno menjadi namanama<br />
lain. Kota Sukarnopura<br />
yang merupakan ibukota<br />
dari Papua Barat diubah<br />
menjadi Jayapura begitu<br />
pula dengan Puncak Sukarno<br />
yang merupakan puncak<br />
tertinggi di Papua (red. Juga<br />
merupakan puncak tertinggi<br />
di Oceania) diubah namanya<br />
menjadi Puncak Jaya. Selain<br />
kedua nama tempat tersebut,<br />
pemerintah Orde Baru<br />
(orba) juga mengubah nama<br />
stadion/GOR di Jakarta dari<br />
yang awalnya adalah GOR<br />
Bung Karno, diubah menjadi<br />
GOR Senayan.<br />
Nugroho Notosusanto<br />
yang dikenal sebagai<br />
Sejarahwan Orba yang<br />
dikenal dekat dengan militer<br />
(red. Pemerintah orba<br />
merupakan pemerintah<br />
militer) mencetuskan bahwa<br />
Mr. Mohammad Yamin adalah<br />
pencetus Pancasila pada<br />
tanggal 29 Mei 1945. Sejatinya<br />
pencetus Pancasila adalah<br />
Bung Karno pada tanggal 1<br />
Juni 1945. Pada pemerintah<br />
Orba juga dikenal adanya<br />
istilah P-4 yaitu Pedoman<br />
Penghayatan dan Pengamalan<br />
Pancasila yang digunakan<br />
22<br />
JASMERAH JUNI 2013
TOPIK UTAMA<br />
By Jokiez<br />
Orba sebagai program agar<br />
mencintai negara Indonesia<br />
terutama cinta pada<br />
pemerintah Orba yang telah<br />
berhasil mengembalikan<br />
Pancasila yang pada tanggal<br />
30 September 1965 diklaim<br />
Orba akan digantikan oleh PKI<br />
dengan ideologi Komunisme.<br />
Selain pergantian nama-nama<br />
tempat yang terdapat kata<br />
Sukarno, pemerintah Orba<br />
juga mengabaikan pesan Bung<br />
Karno yang ingin dimakamkan<br />
di Istana Batu Tulis Bogor,<br />
dan lebih memilih Blitar<br />
dimana rumah dari orang tua<br />
Bung Karno untuk tempat<br />
pemakaman Bung Karno<br />
yang wafat pada tanggal 21<br />
Juni 1970 (red. 15 hari setelah<br />
ulang tahun Bung Karno ke 69).<br />
Istilah penggantian nama-nama<br />
tempat yang terdapat kata<br />
Sukarno dengan nama-nama<br />
lain kemudian dikenal dengan<br />
istilah De-Sukarnoisasi.<br />
Lalu apakah alasan<br />
pemerintah Orde Baru<br />
melakukan De-Sukarnoisasi?<br />
Presiden Sukarno dikenal<br />
sebagai salah satu presiden<br />
Indonesia yang sangat<br />
merakyat dan sangat bersahaja<br />
dengan rakyat terutama rakyat<br />
kecil. Karena pengaruhnya<br />
yang luas, bahkan pada masa<br />
pemerintah Bung Karno, bila<br />
ada Pidato yang disampaikan<br />
oleh beliau ada ratusan bahkan<br />
ribuan rakyat yang tetap<br />
setia mendengarkan Pidato<br />
dari Beliau. Hal inilah yang<br />
dikemu dian hari dirasa oleh<br />
pemerintah Orba sebagai<br />
batu sandungan untuk<br />
menancapkan pengaruh<br />
pemerintahan mereka ke<br />
dalam pikiran dan hati rakyat.<br />
Hal pertama yang dilakukan<br />
Pemerintah Orba adalah<br />
melakukan pergantian namanama<br />
tempat yang terdapat<br />
kata-kata Sukarno, kemudian<br />
mengabaikan amanat Bung<br />
Karno tentang tempat<br />
pemakaman dan terakhir<br />
adalah penetapan ide-ide<br />
tentang dasar negara yaitu<br />
Pancasila yang sebenernya<br />
dicetuskan oleh Bung Karno<br />
diklaim oleh sejarahwan<br />
Orba sebagai ide-ide dari<br />
Mohammad Yamin.<br />
Surat Keputusan Presiden No.<br />
7/2001 adalah surat penting<br />
yang dikeluarkan pada masa<br />
pemerintahan Abdurahman<br />
Wahid yang berisi bahwa<br />
nama dari GOR Senayan<br />
diubah menjadi GOR Bung<br />
Karno. Alasan Abdurahman<br />
Wahid karena gagasan dari<br />
pembangunan GOR tersebut<br />
adalah dari Bung Karno.<br />
Proses Pembangunan Stadiion<br />
Gelora Bung Karno tahun 1962<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
Stadion yang pada<br />
pertengahan tahun 1958<br />
dilakukan pembangunan<br />
awal dan fase awalnya<br />
selesai pada kuartal ketiga<br />
1962 dengan bantuan<br />
dana dari Uni Soviet,<br />
merupakan salah satu<br />
stadion terbesar di dunia.<br />
24 Agustus 1962 merupakan<br />
tanggal dari pembukaan<br />
resmi Asian Games yang<br />
diselenggarakan di Jakarta<br />
yang dibuka di GOR<br />
tersebut.<br />
Untuk nama-nama tempat<br />
di Provinsi Papua tetap<br />
menjadi Jayapura dan<br />
Puncak Jaya. Karena<br />
dianggap Pengaruh<br />
Bung Karno pada kedua<br />
tempat tersebut dinilai<br />
kurang dibandingkan<br />
dengan pengaruh Bung<br />
Karno terhadap GOR yang<br />
ada di Jakarta. Sehingga<br />
penggunaan kembali nama<br />
Sukarno pada kedua tempat<br />
tersebut masih kurang<br />
sesuai.<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
23
BERITA<br />
Hanung Bramantyo Garap<br />
Biopic Sukarno<br />
Sutradara Hanung Bramantyo (37) akan<br />
menggarap film biopic keduanya setelah Sang<br />
Pencerah. Setelah menceritakan kehidupan<br />
pendiri Muhammadiyah, K.H Ahmad Dahlan,<br />
Hanung kini akan mengangkat ke layar lebar<br />
kisah Sukarno, presiden pertama Indonesia<br />
lewat film Sukarno: Indonesia Merdeka.<br />
Bagian awal film ini akan menceritakan<br />
kehidupan Sukarno di akhir tahun 1929,<br />
ketika ia disergap oleh pemerintahan Hindia<br />
Belanda yang akhirnya mengasingkannya<br />
ke Penjara Banceuy, Jawa Barat. Selama<br />
masa tahanan ini, Sukarno menuliskan buku<br />
Indonesie Klaagt Aan (Indonesia Menggugat)<br />
yang akhirnya akan mengangkat namanya<br />
sebagai salah satu penggerak utama<br />
kebangkitan nasional Indonesia. Cerita<br />
kemudian akan berlanjut ke petualangan<br />
politik Sukarno pada tahun 1940,<br />
pendudukan Jepang atas Indonesia, dan<br />
akhirnya, proklamasi kemerdekaan Indonesia<br />
pada 17 Agustus 1945.<br />
Salah satu adegan dan film Sukarno<br />
Sumber gambar: filmsukarno.com<br />
Sukarno: Indonesia Merdeka yang akan dirilis<br />
pada bulan Desember 2013 ini melibatkan<br />
sejarawan dari Yayasan Pendidikan Sukarno<br />
dalam penulisan naskahnya. Ario Bayu, salah<br />
satu protagonis Java Heat akan memerankan<br />
Sukarno, setelah memenangkan audisi dan<br />
mengalahkan aktor-aktor terkenal lainnya<br />
semacam Agus Kuncoro, Anjasmara dan<br />
Darius Sinathrya. Lukman Sardi yang memerankan<br />
tokoh K.H Ahmad Dahlan dalam Sang<br />
Pencerah akan memerankan tokoh Mohammad<br />
Hatta, sementara Maudy Koesnadi berperan<br />
istri kedua Sukarno, Inggit Garnasih.<br />
Wright Bersaudara Bukan<br />
Lagi “Penerbang Pertama”<br />
Buku-buku pelajaran sejarah banyak<br />
mencatat bahwa Wilbur Wright dan Orville<br />
Wright yang biasa dikenal dengan julukan<br />
“Wright Bersaudara” sebagai pihak yang<br />
pertama kali terbang dengan pesawat<br />
terbang. Hal itu mungkin akan berubah<br />
di masa mendatang, sebab senat negara<br />
bagian Connecticut, Amerika Serikat telah<br />
meloloskan tuntunan yang menyatakan<br />
bahwa penerbang pertama bukanlah Wilbur<br />
Bersaudara, namun Gustave Whitehead,<br />
imigran asal Jerman. Whitehead dianggap<br />
oleh sebagian pengamat penerbangan<br />
sebagai orang yang pertama kali mengguna<br />
Gustav Whitehead<br />
Sumber gambar: nydailynews.com<br />
kan pesawat terbang mesin untuk pertama<br />
kalinya pada bulan Agustus 1901, dua tahun<br />
sebelum Wright Bersaudara lepas landas<br />
menggunakan Kitty Hawk di Carolina Utara<br />
pada bulan Desember tahun 1993.<br />
24<br />
JASMERAH JUNI 2013
BERITA<br />
Whiteman diberitakan di setidaknya dua<br />
surat kabar Connecticut di masa itu telah<br />
menerbangkan pesawat terbang rakitannya<br />
di Bridgeport, Connecticut selama satu<br />
setengah menit. Berita ini akhirnya semakin<br />
membumbui debat panas antara berbagai<br />
“faksi” dalam kurang lebih 110 tahun sejarah<br />
dunia penerbangan. Pendukung Wright<br />
Bersaudara menyatakan bahwa penerbangan<br />
yang dilakukan oleh Whiteman tidak sah,<br />
karena kurangnya saksi mata. Beberapa<br />
bahkan menyatakan bahwa pesawat terbang<br />
rakitan Whiteman tidak pernah lepas landas.<br />
Jika tuntutan ini dinaik-bandingkan menjadi<br />
hukum, maka sejarah yang selama ini mencatat<br />
Wright Bersaudara sebagai pionir dunia<br />
penerbangan harus ditulis ulang. Negara<br />
bagian Carolina Utara pun harus mengubah<br />
slogan “First in Flight” yang selama ini ada di<br />
plat kendaraan resmi mereka.<br />
Kelompok Arkeolog yang berhasil menemukan Kota hilang<br />
Sumber gambar: nydailynews.com<br />
Sekelompok arkeolog yang dipimpin<br />
oleh Damian Evans dari University of<br />
Sydney, dan Jean-Baptiste Chevance dari<br />
London’s Archaeology and Development<br />
Foundation berhasil menemukan sebuah<br />
kota hilang di tengah rimba Kamboja. Kota<br />
Mahendraparvata yang disebut-sebut<br />
dibangun Javayarman II, pendiri Kekaisaran<br />
Khmer yang memerintah Kamboja dari<br />
tahun 802 hingga 1431 ini ditemukan<br />
di gunung Phnom Kulen, provinsi Siem<br />
Reap. Kota ini berjarak sekitar 40 km dari<br />
landmark nasional Kamboja, Angkor Wat.<br />
Mahendraparvata diperkirakan berumur<br />
1.200 tahun, sehingga berumur 350 tahun<br />
lebih tua dari kawasan reruntuhan kota<br />
Angkor.<br />
Mahendraparvata berhasil ditemukan<br />
dengan bantuan teknologi laser LiDAR.<br />
Laser LiDAR ditembakkan dari helikopter di<br />
ketinggian 800 meter. Lewat penembakan<br />
yang dilakukan berulang kali, data ketinggian<br />
akan dikumpukan lalu digunakan untuk<br />
membuat peta tiga dimensi dari landskap<br />
Arkeolog Menemukan Kota<br />
Hilang di Rimba Kamboja<br />
sekitar. Evans dan timnya memperhatikan<br />
sesuatu yang tidak biasa dari peta tersebut.<br />
Ada sebuah daerah yang tidak ditutupi oleh<br />
tumbuh-tumbuhan. Saat mengkonfirmasi<br />
penemuan tersebut, mereka mendapatkan<br />
bahwa di daerah tersebut terdapat jaringan<br />
kanal, tanggul dan jalan. Hal-hal tersebut<br />
merupakan indikasi bahwa daerah ini pernah<br />
lama ditinggali.<br />
Pemetaan pun dilanjutkan hingga tim arkeolog<br />
mendapatkan penemuan yang lebih<br />
mengejutkan, sebuah kota. Ekspedisi pun<br />
segera dilakukan. Dipandu oleh penduduk<br />
setempat, Heng Heap, mantan tentara Khmer<br />
Rouge, tim arkeolog pun memulai petualangan<br />
layaknya Indiana Jones. Mereka menelusuri<br />
hutan rimba dan anak sungai sambil<br />
menghindari ranjau darat peninggalan pemerintahan<br />
Khmer Rouge, dan akhirnya menemukan<br />
kota hilang Mahendraparvata. Penemuan<br />
ini mengejutkan penduduk setempat.<br />
Mereka bahkan tidak menyadari adanya<br />
sebuah reruntuhan kota seperti Mahendraparvata<br />
di daerah tersebut. Ini memang<br />
bukan pertama kalinya penemuan seperti ini<br />
terjadi di Kamboja. Bulan Agustus tahun lalu,<br />
sekelompok anak-anak yang sedang mandi di<br />
sebuah kolam galian menemukan 6 patung<br />
buddha yang diperkirakan berumur sekitar<br />
1.000 tahun.<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
25
KISAH<br />
By Ekspresi2nd<br />
Gerakan Mahasiswa<br />
Era Sukarno<br />
Sangat menarik untuk<br />
dibicarakan jika kita berbicara<br />
mahasiswa, karena mahasiswa<br />
adalah predikat yang amat<br />
eksklusif. Disebut eksklusif<br />
karena mahasiswa adalah sosok<br />
yang istimewa dipandang dari<br />
sudut apapun dan dari manapun<br />
serta mempunya cerita yang<br />
istimewa dari masa ke masa, baik<br />
di negara maju maupun di negara<br />
berkembang, begitu juga halnya<br />
dengan mahasiswa di Indonesia.<br />
Pada artikel ini akan dibahas<br />
tentang gerakan pelajar,<br />
terutama mahasiswa di era<br />
pemerintahan Sukarno.<br />
Prolog<br />
Dalam perkembangan<br />
gerakan pemuda pasca era<br />
Boedi Utomo dan Sumpah<br />
Pemuda, yaitu era Proklamasi.<br />
Dinamika Pergerakan Nasional<br />
ditandai dengan kehadiran<br />
kelompok- kelompok studi,<br />
akan tetapi pengaruh sikap<br />
penguasa Belanda yang<br />
menjadi liberal memunculkan<br />
kebutuhan baru untuk<br />
menjadi partai politik,<br />
terutama dengan tujuan<br />
memperoleh basis massa<br />
yang luas. Kelompok Studi<br />
Indonesia berubah menjadi<br />
Partai Bangsa Indonesia (PBI),<br />
sedangkan Kelompok Studi<br />
Umum menjadi Perserikatan<br />
Nasional Indonesia (PNI).<br />
Secara umum kondisi<br />
pendidikan maupun<br />
kehidupan politik pada zaman<br />
pemerintahan Jepang jauh<br />
lebih represif dibandingkan<br />
dengan Kolonial Belanda,<br />
antara lain dengan melakukan<br />
pelarangan terhadap segala<br />
kegiatan yang berbau politik<br />
dan hal ini ditindak lanjuti<br />
dengan membubarkan<br />
organisasi pelajar dan<br />
mahasiswa, termasuk partai<br />
politik, serta insiden kecil di<br />
Sekolah Tinggi Kedokteran<br />
Jakarta yang mengakibatkan<br />
mahasiswa dipecat dan<br />
dipenjarakan.<br />
Akibat kondisi yang vakum<br />
tersebut, maka mahasiswa<br />
kebanyakan akhirnya memilih<br />
untuk lebih mengarahkan<br />
kegiatan dengan berkumpul<br />
dan berdiskusi bersama para<br />
pemuda lainnya, terutama di<br />
asrama-asrama. Tiga asrama<br />
yang terkenal dalam sejarah<br />
berperan besar dalam<br />
melahirkan sejumlah tokoh<br />
adalah Asrama Menteng<br />
Raya, Asrama Cikini, dan<br />
Asrama Kebon Sirih. Tokohtokoh<br />
inilah yang nantinya<br />
menjadi cikal bakal generasi<br />
1945 dan menentukan<br />
kehidupan bangsa.<br />
Salah satu peran angkatan<br />
muda 1945 yang bersejarah,<br />
dalam kasus gerakan<br />
kelompok bawah tanah yang<br />
dipimpin oleh Chairul Saleh,<br />
Soekarni dan Wikana saat itu,<br />
26<br />
JASMERAH JUNI 2013
KISAH<br />
By Ekspresi2nd<br />
yang terpaksa menculik<br />
dan mendesak Sukarno<br />
dan Hatta agar secepatnya<br />
memproklamirkan<br />
kemerdekaan, peristiwa ini<br />
dikenal kemudian dengan<br />
Peristiwa Rengasdengklok.<br />
Sebelum membahas lebih jauh tentang gerakan mahasiswa,<br />
akan lebih baik jika mengetahui dulu, pengertian dari<br />
mahasiswa itu sendiri, yaitu :<br />
“Mahasiswa adalah sebuah lapisan masyarakat yang terdidik<br />
yang menikmati kesempatan mengenyam pendidikan<br />
di perguruan tinggi. Sesuai dengan perkembambangan<br />
usianya yang secara emosional sedang bergejolak menuju<br />
kematangan dan berproses menemukan jatidiri, dan sebagai<br />
sebuah lapisan masyarakat yang belum banyak dicemari<br />
kepentingan-kepentingan praktis dan pragmatis, alam fikiran<br />
mahasiswa berorientasi pada nilai-nilai ideal dan kebenaran.<br />
Karena orientasi idealis dan pembelaannya pada kebenaran,<br />
sebagian ahli memasukkannya ke dalam cendikiawan.”<br />
(Arif Budiman 1983:150)<br />
dan yang menurut Julien Benda<br />
3 tokoh pemuda berpengaruh dalam peristiwa Rengasdengklok.<br />
Kiri ke kanan: Sukarni, Chairul Saleh,<br />
Wikana. Sumber gambar: roelrocker.devianart.com<br />
“whose activity not the pursuit of pratical aims”, atau seperti<br />
kata Lewis Coser, “tidak pernah puas dengan kenyataan<br />
sebagaimana adanya - mereka mempertanyakan kebenaran<br />
yang berlaku pada zamannya dan mencari kebenaran yang<br />
lebih tinggi dan lebih luas.”<br />
( Lewis A. Coser 1997 : xvi )<br />
Peserta Kongres Sumpah Pemuda<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
27
KISAH<br />
By Ekspresi2nd<br />
Pasca Proklamasi hingga<br />
akhir Orde Lama<br />
Di era Pasca Kemerdekaan,<br />
mulai bermunculan secara<br />
bersamaan organisasi -<br />
organisasi mahasiswa di<br />
berbagai kampus. Berawal<br />
dari munculnya organisasi<br />
mahasiswa yang dibentuk<br />
oleh beberapa mahasiswa<br />
di Sekolah Tinggi Islam (STI)<br />
di Yogyakarta, yang dimotori<br />
oleh Lafran Pane dengan<br />
mendirikan organisasi<br />
Himpunan Mahasiswa Islam<br />
(HMI) pada tanggal 14 Rabiul<br />
Awal 1366 H yang bertepatan<br />
dengan 05 Februari 1947.<br />
Organisasi ini dibentuk<br />
sebagai wadah pergerakan<br />
mahasiswa yang<br />
dilatarbelakangi oleh 4 faktor<br />
utama yang meliputi situasi<br />
dunia internasional, situasi<br />
NKRI, kondisi mikrobiologis<br />
ummat Islam di Indonesia,<br />
kondisi perguruan tinggi dan<br />
dunia kemahasiswaan. Selain<br />
itu pada tahun yang sama,<br />
dibentuk pulalah Perserikatan<br />
Perhimpunan Mahasiswa<br />
Indonesia (PPMI) yang<br />
didirikan melalui kongres<br />
mahasiswa di Malang.<br />
Lalu pada waktu yang<br />
berikutnya didirikan juga<br />
organisasi - organisasi<br />
mahasiswa yang lain seperti<br />
Gerakan Mahasiswa Nasional<br />
Indonesia (GMNI) yang<br />
berhaluan pada ideologi<br />
Marhaenisme Sukarno,<br />
Gerakan Mahasiswa Sosialis<br />
Indonesia (GAMSOS) yang<br />
lebih cenderung ke ideologi<br />
Aksi mahasiswa era Sukarno<br />
Sumber gambar: didaktikaunj.com<br />
Sosialisme Marxist, dan<br />
Concentrasi Gerakan<br />
Mahasiswa Indonesia (CGMI)<br />
yang lebih berpandangan<br />
komunisme sehingga<br />
cenderung lebih dekat<br />
dengan PKI (Partai Komunis<br />
Indonesia).<br />
Sebagai imbas daripada<br />
kemenangan PKI pada pemilu<br />
tahun 1955, organisasi<br />
CGMI cenderung lebih<br />
menonjol dibandingkan<br />
dengan organisasi-organisasi<br />
mahasiswa lainnya.<br />
Namun justru hal inilah<br />
yang menjadi cikal bakal<br />
perpecahan pergerakan<br />
mahasiswa pada saat itu<br />
yang disebabkan karena<br />
adanya kecenderungan<br />
CGMI terhadap PKI yang<br />
tentu saja dipenuhi oleh<br />
kepentingan-kepentingan<br />
politik PKI. Secara frontal<br />
CGMI menjalankan politik<br />
konfrontasi dengan<br />
organisasi-organisasi<br />
mahasiswa lainnya terutama<br />
dengan organisasi HMI yang<br />
lebih berazazkan Islam.<br />
Berbagai bentuk propaganda<br />
politik pencitraan negatif<br />
terus dibombardir oleh<br />
CGMI dan PKI kepada<br />
HMI, beberapa bentuk<br />
propaganda yang mereka<br />
wujudkan yaitu salah satunya<br />
melalui artikel surat kabar<br />
yang berjudul Quo Vadis<br />
HMI. Perseturuan antara<br />
CGMI dan HMI semakin<br />
memanas ketika CGMI<br />
berhasil merebut beberapa<br />
jabatan di organisasi PPMI<br />
dan juga GMNI, terlebih<br />
setelah diadakannya Kongres<br />
Mahasiswa V tahun 1961.<br />
Atas beberapa serangan<br />
yang terus menerus<br />
dilakukan oleh pihak PKI dan<br />
CGMI terhadap beberapa<br />
organisasi mahasiswa yang<br />
secara ideologi bertentangan<br />
dengan mereka, akhirnya<br />
beberapa organisasi<br />
mahasiswa yang terdiri<br />
dari HMI, GMKI (Gerakan<br />
Mahasiswa Kristen Indonesia)<br />
28<br />
JASMERAH JUNI 2013
KISAH<br />
By Ekspresi2nd<br />
PMKRI, PMII, Sekretariat<br />
Bersama Organisasiorganisasi<br />
Lokal (SOMAL),<br />
Mahasiswa Pancasila<br />
(Mapancas), dan Ikatan Pers<br />
Mahasiswa (IPMI), sepakat<br />
untuk membentuk KAMI<br />
(Kesatuan Aksi Mahasiswa<br />
Indonesia). Dimana tujuan<br />
pendiriannya, terutama agar<br />
para aktivis mahasiswa dalam<br />
“Lebih baik terasingkan<br />
daripada hidup dalam<br />
kemunafikan”<br />
(Soe Hok Gie )<br />
melancarkan perlawanan<br />
terhadap PKI menjadi<br />
lebih terkoordinasi dan<br />
memiliki kepemimpinan.<br />
Munculnya KAMI yang<br />
dimotori oleh wakil PB HMI<br />
Ma’arie Moehammad dan<br />
diikuti berbagai aksi lainnya,<br />
seperti Kesatuan Aksi Pelajar<br />
Indonesia (KAPI), Kesatuan<br />
Aksi Pemuda Pelajar<br />
Indonesia (KAPPI), Kesatuan<br />
Aksi Sarjana Indonesia<br />
(KASI), dan lain-lain. Berawal<br />
dari semangat kolektifitas<br />
mahasiswa secara nasional.<br />
Inilah perjuangan mahasiswa<br />
yang dikenal sebagai Gerakan<br />
Angkatan ‘66, inilah yang<br />
kemudian mulai melakukan<br />
penentangan terhadap PKI<br />
dan ideologi komunisnya<br />
yang mereka anggap sebagai<br />
bahaya laten negara dan<br />
harus segera dibasmi dari<br />
bumi nusantara.<br />
Namun sayangnya, di<br />
tengah semangat idealisme<br />
mahasiswa pada saat itu<br />
ada saja godaan datang<br />
kepada mereka yang pada<br />
akhirnya melunturkan<br />
idealisme perjuangan mereka,<br />
dimana setelah masa Orde<br />
Lama berakhir, mereka<br />
yang dulunya berjuang<br />
untuk meruntuhkan PKI<br />
mendapatkan hadiah oleh<br />
pemerintah yang sedang<br />
berkuasa dengan disediakan<br />
kursi MPR dan DPR serta<br />
diangkat menjadi pejabat<br />
pemerintahan oleh penguasa<br />
Orde Baru. Namun di tengah<br />
gelombang peruntuhan<br />
idealime mahasiswa tersebut,<br />
ternyata ada sesosok<br />
mahasiswa yang sangat<br />
dikenal idealismenya hingga<br />
saat ini dan sampai sekarang<br />
Soe Hok Gie<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
tetap menjadi panutan para<br />
aktivis-aktivis mahasiswa di<br />
Indonesia, yaitu Soe Hok Gie.<br />
Ada seuntai kalimat inspiratif<br />
yang dituturkan oleh Soe<br />
Hok Gie yang sampai<br />
sekarang menjadi inspirasi<br />
perjuangan mahasiswa di<br />
Indonesia, secara lantang ia<br />
mengatakan kepada kawan -<br />
kawan seperjuangannya yang<br />
telah berbelok idealismenya<br />
dengan kalimat “lebih baik<br />
terasingkan daripada hidup<br />
dalam kemunafikan”.<br />
Aksi mahasiswa era Sukarno<br />
Sumber gambar: jakarta.go.id dan bluefame.com<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
29
KISAH<br />
By Ekspresi2nd<br />
TRITURA, KAMI, Dan<br />
Sukarno<br />
1966, KAMI pada waktu itu<br />
menggugat pemerintahan<br />
Sukarno beserta seluruh<br />
menteri kabinetnya karena<br />
dianggap telah menyimpang<br />
dari cita-cita kemerdekaan<br />
1945. Ketika pada waktu<br />
itu, para mahasiswa yang<br />
tergabung dalam KAMI yang<br />
selanjutnya diikuti oleh<br />
kesatuan-kesatuan aksi yang<br />
lainnya seperti Kesatuan<br />
Aksi Pelajar Indonesia (KAPI),<br />
Kesatuan Aksi Pemuda<br />
Pelajar Indonesia (KAPPI),<br />
Kesatuan Aksi Buruh<br />
Indonesia (KABI), Kesatuan<br />
Aksi Sarjana Indonesia<br />
(KASI), Kesatuan Aksi Wanita<br />
Indonesia (KAWI), dan<br />
Kesatuan Aksi Guru Indonesia<br />
(KAGI), serta didukung penuh<br />
oleh angkatan bersenjata.<br />
Mereka pada waktu itu<br />
menyerukan 3 tuntutan<br />
kepada pemerintah saat itu,<br />
yang dikenal dengan sebutan<br />
TRITURA (Tiga Tuntutan<br />
Rakyat). Dan pada waktu itu,<br />
ketika dimana gelombang<br />
demonstrasi menuntut<br />
pembubaran PKI semakin<br />
keras, pemerintah tidak<br />
segera mengambil tindakan.<br />
Keadaan negara Indonesia<br />
ketika itu sudahlah sangat<br />
parah, baik dari segi ekonomi<br />
maupun politik. Harga barang<br />
naik sangat tinggi terutama<br />
BBM. Oleh karenanya itu,<br />
pada tanggal 12 Januari<br />
1966, KAMI dan KAPPI<br />
mempelopori kesatuan aksi<br />
yang tergabung dalam Front<br />
Pancasila mendatangi DPR–<br />
GR menuntut TRITURA.<br />
Dan dari mana isi TRITURA<br />
tersebut ialah seperti<br />
dibawah ini:<br />
1. Bubarkan PKI beserta<br />
ormas – ormasnya.<br />
2. Perombakan kabinet<br />
DWIKORA.<br />
3. Turunkan harga dan<br />
perbaiki sandang – pangan.<br />
Selasa 18 Januari 1966,<br />
delegasi KAMI bertemu<br />
dengan Sukarno. Ini adalah<br />
yang kedua kalinya. Cuma,<br />
pertemuan pertama dengan<br />
Sumber gambar: flickr.com/photos/bintangputih<br />
Sukarno berlangsung ringkas<br />
saja, yaitu saat berlangsung<br />
Sidang Paripurna Kabinet 15<br />
Januari. Delegasi mahasiswa<br />
menyampaikan tuntutantuntutan<br />
pembubaran<br />
PKI, reshuffle kabinet dan<br />
penurunan harga. Pertemuan<br />
18 Januari adalah pertemuan<br />
yang terjadwal. Dalam<br />
pertemuan itu, delegasi KAMI<br />
terdiri antara lain dari Cosmas<br />
Batubara, David Napitupulu,<br />
Zamroni, Mar’ie Muhammad,<br />
Elyas, Lim Bian Koen, Firdaus<br />
Wajdi, Abdul Gafur dan Djoni<br />
Sunarja. Tentang pertemuan<br />
ini, David Napitupulu pernah<br />
mengisahkan di tahun 1986,<br />
betapa Sukarno masih<br />
berhasil menunjukkan<br />
wibawa dan membuat<br />
beberapa tokoh mahasiswa<br />
“melipatkan” dan merapatkan<br />
tangan di depan perut bawah<br />
dengan santun. Menjawab<br />
tudingan Sukarno yang<br />
disampaikan dengan nada<br />
keras, salah satu anggota<br />
delegasi menjelaskan kepada<br />
Sukarno, kalau ada eksesekses<br />
yang terjadi dalam<br />
aksi-aksi KAMI, semisal<br />
corat-coret dengan kata-kata<br />
kotor, itu adalah pekerjaan<br />
tangan-tangan kotor yang<br />
menyusup ke dalam barisan<br />
mahasiswa Progresif<br />
Revolusioner. Sukarno antara<br />
lain mempersoalkan coratcoret<br />
yang menyebut salah<br />
satu isterinya, Nyonya Hartini,<br />
sebagai “Gerwani Agung”.<br />
Gerwani adalah organisasi<br />
wanita onderbouw PKI.<br />
Delegasi KAMI menyampaikan<br />
tiga tuntutan rakyat. Dan<br />
Sukarno menjawab<br />
30<br />
JASMERAH JUNI 2013
KISAH<br />
By Ekspresi2nd<br />
“saya mengerti sepenuhnya<br />
segala isi hati dan tuntutan<br />
para mahasiswa”,<br />
dan menyatakan tidak<br />
menyangsikan maksudmaksud<br />
baik mahasiswa.<br />
Tetapi dengan keras<br />
Sukarno menyatakan tidak<br />
setuju cara-cara mahasiswa<br />
yang menjurus ke arah<br />
vandalisme materil dan<br />
vandalisme mental, yang<br />
menurut Sang Presiden<br />
bisa ditunggangi golongan<br />
tertentu dan Nekolim yang<br />
tidak menghendaki persatuan<br />
Sukarno dan mahasiswa.<br />
Dalam pertemuan yang<br />
disebut dialog ini, yang terjadi<br />
adalah Sukarno mengambil<br />
kesempatan berbicara<br />
lebih banyak daripada<br />
para mahasiswa. Tentang<br />
pembubaran PKI, kembali<br />
Sukarno tidak memberikan<br />
jawaban memenuhi tuntutan<br />
pembubaran, dan hanya<br />
menyuruh mahasiswa<br />
menunggu keputusan politik<br />
yang akan diambilnya.<br />
Tentang “kemarahan”<br />
Sukarno saat pertemuan<br />
tersebut, juga diceritakan<br />
tokoh 1966 Cosmas Batubara,<br />
dalam tulisannya ‘Napak Tilas<br />
Gerakan Mahasiswa 1966’<br />
(dalam OC Kaligis – Rum<br />
Aly, Simtom Politik 1965,<br />
Kata Hasta, 2007). Sebelum<br />
kami diterima Presiden, tulis<br />
Cosmas, ajudan Presiden<br />
yaitu Mayor KKO Widjanarko<br />
mengatakan “Presiden akan<br />
marah kepada Anda semua”.<br />
Karena itu, kata Widjanarko,<br />
“saran saya, diam saja dan<br />
dengar. Biasanya Presiden itu<br />
akan marah-marah selama<br />
kurang lebih 30 menit”.<br />
Apa yang dikatakan Mayor<br />
Widjanarko memang benar.<br />
Setengah jam pertama<br />
Presiden Sukarno marah<br />
dan mengatakan bahwa<br />
para mahasiswa sudah<br />
ditunggangi oleh Nekolim<br />
(Neo Kolonialisme dan<br />
Imperialisme). “Kemudian<br />
secara khusus Presiden<br />
Sukarno marah kepada<br />
saya” dengan mengatakan,<br />
“saudara Cosmas sebagai<br />
orang Katolik, mengapa ikutikut<br />
demonstrasi dan saya<br />
dapat laporan bahwa anggota<br />
PMKRI menulis kata-kata yang<br />
tidak sopan terhadap Ibu<br />
Hartini. Saudara harus tahu<br />
bahwa Paus menghargai saya<br />
dan memberi bintang kepada<br />
saya. Betul kan saudara Frans<br />
Seda bahwa Paus baik dengan<br />
saya?”. Frans Seda yang ikut<br />
hadir dalam pertemuan<br />
itu mengangguk. “Presiden<br />
Sukarno tidak sadar bahwa<br />
para mahasiswa yang datang<br />
masing-masing sangat<br />
Cosmas Batubara bersama Sukarno<br />
Sumber gambar: Cover buku “Cosmas Batubara:<br />
Sebuah Otobiografi Politik”<br />
independen” tulis Cosmas<br />
lebih lanjut. “Kalau saya<br />
diserang secara pribadi<br />
bukan berarti yang lain akan<br />
diam”. Setelah Sukarno<br />
marah-marah, para peserta<br />
pertemuan satu persatu<br />
melakukan reaksi dan<br />
akhirnya Presiden Sukarno<br />
kewalahan. Lalu sambil<br />
menoleh kepada Roeslan<br />
Abdoelgani, Sukarno berkata,<br />
“Roeslan, Mereka ini belum<br />
mengerti Revolusi. Bawa<br />
mereka dan ajar tentang<br />
Revolusi”.<br />
Akhirnya pertemuan selesai<br />
tapi belum ada putusan<br />
Presiden tentang TRITURA.<br />
“Seperti hari-hari sebelumnya<br />
para mahasiswa mulai lagi<br />
demonstrasi. Dalam puncak<br />
kejengkelannya terhadap<br />
demonstrasi KAMI maka<br />
pada tanggal 25 Februari<br />
1966, Sukarno mengeluarkan<br />
putusan membubarkan KAMI<br />
yang diikuti pengumuman<br />
tidak boleh berkumpul lebih<br />
dari lima orang”.<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
31
DWIBULAN<br />
By Shuma-Gorath<br />
Sumber gambar: users.dickinson.edu/~laurent<br />
28 Juni 1919:<br />
Perjanjian Versailles Ditandatangani<br />
Perjanjian Versailles (Treaty of<br />
Versailles; Traité de Versailles)<br />
adalah perjanjian damai<br />
pasca Perang Dunia I yang<br />
ditandatangani pada tanggal<br />
28 Juni 1919 di kota Versailles,<br />
Prancis.<br />
Dalam perjanjian damai tersebut, Jerman<br />
setuju untuk berhenti melanjutkan kontak<br />
senjata dan membayar kompensasi kepada<br />
negara-negara anggota Sekutu (Entente)<br />
yang menjadi lawan Jerman dalam Perang<br />
Dunia I. Dicapainya Perjanjian Versailles<br />
secara efektif berhasil mengakhiri Perang<br />
Dunia I antara pihak-pihak terkait.<br />
Sedikit mundur ke belakang. Saat Perang<br />
Dunia I masih berlangsung, Jerman yang<br />
bersekutu dengan Austria-Hungaria dan<br />
Ottoman (Turki) terlibat perang melawan<br />
negara-negara Sekutu yang mencakup<br />
Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Rusia, dan<br />
lainnya. Seiring berjalannya waktu, perang<br />
mulai memasuki fase kebuntuan menyusul<br />
sedikitnya pergeseran yang terjadi di garis<br />
depan. Situasi makin runyam bagi Jerman<br />
menyusul bergabungnya Amerika Serikat<br />
(AS) ke pihak Sekutu dan memburuknya<br />
kondisi internal Jerman akibat huru-hara.<br />
Merasa tidak sanggup berperang lebih lama<br />
lagi, Jerman akhirnya setuju untuk menyerah<br />
dan menandatangani Perjanjian Versailles.<br />
Dicapainya perdamaian lewat Perjanjian<br />
Versailles harus ditebus secara mahal oleh<br />
Jerman. Karena berdasarkan perjanjian<br />
damai tersebut, Jerman harus menyerahkan<br />
wilayah-wilayahnya kepada negara-negara<br />
32<br />
JASMERAH JUNI 2013
DWIBULAN<br />
By Shuma-Gorath<br />
Presiden AS, Woodrow Wilson bersama delegasi AS<br />
(Sumber gambar: kingsacademy.com)<br />
anggota Sekutu. Beberapa<br />
contoh wilayah yang harus<br />
dilepaskan Jerman tersebut<br />
antara lain daerah Schleswig<br />
Utara (diserahkan ke<br />
Denmark), Prussia Barat<br />
(diserahkan ke Polandia),<br />
Alsace, Lorraine (diserahkan<br />
ke Prancis), Saarland (dikelola<br />
oleh organisasi Liga Bangsa-<br />
Bangsa), Danzig (dijadikan<br />
kota bebas), dan daerahdaerah<br />
koloni Jerman yang<br />
berlokasi di Afrika serta<br />
Oseania.<br />
memproduksi kendaraan<br />
militer, serta melakukan<br />
transaksi persenjataan<br />
dengan negara lain. Poinpoin<br />
dari Perjanjian Versailles<br />
sendiri mulai dijalankan pada<br />
bulan Januari 1920.<br />
Perjanjian Versailles kerap<br />
disebut-sebut sebagai salah<br />
satu faktor tidak langsung<br />
yang menyebabkan partai<br />
politik pimpinan Adolf<br />
Hitler yang bernama<br />
Nationalsozialistische<br />
Deutsche Arbeiterpartei<br />
- biasa dikenal sebagai<br />
Nazi - bisa muncul sebagai<br />
penguasa baru Jerman.<br />
Karena poin-poin dalam<br />
Perjanjian Versailles dianggap<br />
terlalu memberatkan dan<br />
menginjak-injak harga diri<br />
bangsa Jerman, rakyat<br />
Jerman merasa frustrasi<br />
dan memendam kebencian<br />
mendalam pada negara -<br />
Seolah ingin menaburi luka<br />
bangsa Jerman dengan<br />
garam, pihak Sekutu juga<br />
meminta Jerman membayar<br />
biaya ganti rugi perang yang<br />
jumlahnya sudah pasti sangat<br />
besar.<br />
Sebagai tindakan lebih<br />
lanjut untuk menjamin<br />
agar Jerman tidak cukup<br />
kuat untuk menunjukkan<br />
ancaman militer lagi ke<br />
depannya, pihak Sekutu juga<br />
membatasi jumlah maksimal<br />
tentara Jerman menjadi<br />
hanya 100.000 personil<br />
dan melarang Jerman<br />
menerapkan wajib militer,<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
33
DWIBULAN<br />
By Shuma-Gorath<br />
negara Sekutu. Situasi tersebut<br />
lantas dimanfaatkan oleh Nazi<br />
untuk menggalang dukungan<br />
hingga berhasil tumbuh<br />
menjadi kekuatan politik baru<br />
yang mendominasi Jerman.<br />
Di bawah kepemimpinan<br />
Nazi, Jerman mulai melakukan<br />
militerisasi besar-besaran.<br />
Tindakan tersebut sebenarnya<br />
bertentangan dengan isi<br />
dari Perjanjian Versailles,<br />
namun negara-negara<br />
Sekutu tidak bisa berbuat<br />
apa-apa untuk menekan<br />
Jerman karena mereka sendiri<br />
sedang bergulat dengan<br />
krisis Ekonomi Global ( Great<br />
Depression). Hasilnya, Jerman<br />
pun berhasil meraih kembali<br />
predikatnya sebagai raksasa<br />
Eropa dan siap mencaplok<br />
wilayah milik negara - negara<br />
tetangganya karena Jerman<br />
mengganggap wilayah-wilayah<br />
tersebut sebagai wilayah<br />
Jerman yang “dirampas”<br />
negara-negara lain lewat<br />
Perjanjian Versailles. Sebagai<br />
akibatnya, pecahnya Perang<br />
Dunia II pun tak bisa dihindari<br />
lagi.<br />
Pecahnya Perang Dunia<br />
II sekaligus menunjukkan<br />
bahwa Perjanjian Versailles<br />
gagal menjamin terciptanya<br />
perdamaian di Eropa untuk<br />
jangka panjang. Belajar dari<br />
pengalaman pahit tersebut,<br />
ketika Perang Dunia II<br />
berakhir dengan kekalahan<br />
Jerman, negara-negara musuh<br />
Jerman dalam Perang Dunia<br />
II tidak lagi menerapkan poinpoin<br />
perjanjian damai yang<br />
terlalu memberatkan pihak<br />
lawan seperti halnya yang<br />
mereka lakukan dalam<br />
Perjanjian Versailles.<br />
Sebagai gantinya, negaranegara<br />
pemenang Perang<br />
Dunia II hanya melakukan<br />
proses de-Nazifikasi di<br />
tanah Jerman, sementara<br />
biaya perbaikan perang<br />
mayoritasnya ditanggung<br />
oleh AS serta Uni Soviet.<br />
Proses jalannya acara Perjanjian Versailles<br />
(Sumber gambar: treatyversailles.wordpress.com)<br />
34<br />
JASMERAH JUNI 2013
DWIBULAN<br />
Shuma-Gorath<br />
1 Juli 1997:<br />
Hong Kong Kembali ke Pangkuan Cina<br />
Hong Kong di masa kini dikenal<br />
sebagai salah satu daerah<br />
terpadat dan termakmur di<br />
dunia. Namun siapa yang<br />
menyangka jika beberapa abad<br />
sebelumnya, daerah yang kini<br />
dikenal sebagai Hong Kong<br />
dulunya hanyalah berupa<br />
perkampungan nelayan miskin?<br />
Adalah Inggris yang menguasai Hong Kong<br />
sejak abad ke-19 yang berjasa mengubah<br />
Hong Kong hingga bisa menjadi semaju<br />
sekarang. Adapun sebelum dikuasai<br />
oleh Inggris, Hong Kong sendiri awalnya<br />
merupakan bagian dari wilayah dinasti Cina.<br />
Lalu, bagaimana Hong Kong bisa menjadi<br />
milik Inggris sebelum kemudian kembali<br />
menjadi milik Cina?<br />
Tahun 1839 pecah Perang Candu Pertama<br />
antara Dinasti Qing (Cina) melawan Inggris.<br />
Perang tersebut berakhir pada tahun 1842<br />
dengan kemenangan pihak Inggris. Lewat<br />
Traktat Nanking yang ditandatangani<br />
pada bulan Agustus 1842, Hong Kong lalu<br />
diserahkan ke pihak Inggris sehingga sejak<br />
itu Hong Kong berada di bawah kekuasaan<br />
Inggris. Dalam traktat itu pula, nama Hong<br />
Kong untuk pertama kalinya disebut dalam<br />
dokumen resmi. Menjelang akhir abad<br />
ke-19, teritori Hong Kong bertambah luas<br />
setelah Inggris berhasil menekan Cina untuk<br />
menyerahkan Semenanjung Kowloon dan<br />
Teritori Baru (New Territories).<br />
Sejak menjadi koloni Inggris, Hong Kong<br />
berkembang menjadi kota pelabuhan<br />
dagang yang penting dan jumlah<br />
penghuninya mengalami peningkatan pesat.<br />
Fasilitas-fasilitas umum modern mulai<br />
bermunculan. Jika pada tahun 1861 populasi<br />
Hong Kong hanya sekitar 120.000 jiwa, pada<br />
tahun 1916 populasi penghuni Hong Kong<br />
Perang Candu Pertama antara Inggris<br />
melawan Dinasti Qing (Cina).<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
35
DWIBULAN<br />
Shuma-Gorath<br />
melonjak menjadi 716.000<br />
jiwa. Salah satu penyebab<br />
peningkatan populasi<br />
tersebut adalah karena lokasi<br />
dari Hong Kong yang berada<br />
dekat dengan Cina daratan<br />
dan dikelola oleh Inggris<br />
sehingga Hong Kong kerap<br />
menjadi tujuan bagi orangorang<br />
yang melarikan diri<br />
dari gejolak sosial dan politik<br />
yang sedang terjadi di Cina<br />
saat itu.<br />
Tahun 1937, pecah perang<br />
Cina-Jepang dan ribuan orang<br />
Cina melarikan diri ke Hong<br />
Kong untuk menyelamakan<br />
diri dari pasukan Jepang.<br />
2 tahun kemudian, pecah<br />
Perang Dunia II sehingga<br />
posisi Hong Kong menjadi<br />
semakin genting karena<br />
Inggris dan Jepang berada di<br />
pihak yang berseberangan<br />
dalam perang. Hong Kong<br />
akhirnya benar-benar diinvasi<br />
oleh Jepang pada bulan<br />
Desember 1941. Pasukan<br />
Inggris yang berada di Hong<br />
Kong awalnya berusaha<br />
melawan sekuat tenaga,<br />
namun keunggulan personil<br />
dan persenjataan membuat<br />
Jepang berhasil menamatkan<br />
perlawanan tersebut. Selama<br />
menguasai Hong Kong, Jepang<br />
menerapkan metode<br />
pemerintahan tangan besi.<br />
Kelangkaan makanan dan<br />
bahan bakar terjadi di manamana.<br />
Banyak wanita Hong<br />
Kong yang diperkosa tentara<br />
Jepang. Setiap hari rakyat<br />
Hong Kong hidup dalam<br />
penindasan dan ketakutan.<br />
Untuk menghemat jatah<br />
makanan bagi tentara, Jepang<br />
juga mendeportasi banyak<br />
warga Hong Kong ke kawasan<br />
Cina daratan yang sedang<br />
dilanda wabah kelaparan dan<br />
penyakit. Sebagai akibatnya,<br />
jumlah penduduk Hong Kong<br />
pun menurun drastis - dari<br />
yang awalnya 1,6 juta jiwa<br />
sebelum perang menjadi<br />
36<br />
JASMERAH JUNI 2013
DWIBULAN<br />
Shuma-Gorath<br />
Hongkong dari masa ke masa.<br />
tinggal 600.000 ribu jiwa<br />
saat perang berakhir.Bulan<br />
Agustus 1945, pihak Sekutu<br />
menjatuhkan bom atom<br />
ke kota-kota Jepang dan<br />
Jepang pun menyerah tanpa<br />
syarat di bulan yang sama.<br />
Menyerahnya Jepang lantas<br />
diikuti dengan kembalinya<br />
Hong Kong ke pangkuan<br />
Inggris.<br />
Proses pemulihan dan<br />
rekonstruksi pasca perang<br />
lalu dilakukan. Beberapa<br />
tahun kemudian, populasi<br />
Hong Kong kembali<br />
meningkat pesat usai<br />
kemenangan pihak komunis<br />
dalam perang saudara<br />
Cina di tahun 1949. Karena<br />
tidak ingin hidup di bawah<br />
pemerintahan komunis,<br />
banyak warga Cina daratan<br />
yang kemudian menyeberang<br />
ke luar negeri, salah satunya<br />
ke Hong Kong.Tahun 1950-<br />
an, Hong Kong mengalami<br />
periode industrialisasi dan<br />
pertumbuhan ekonomi yang<br />
pesat. Fenomena tersebut<br />
sayangnya diikuti pula dengan<br />
makin merajarelanya aktivitas<br />
korupsi dan penyogokan<br />
pegawai pemerintah di Hong<br />
Kong.<br />
Untuk mengatasinya, sebuah<br />
badan anti korupsi bernama<br />
Independent Commission<br />
Against Corruption (ICAC) lalu<br />
didirkan pada tahun 1974.<br />
Tidak lama usai terbentuk,<br />
ICAC melakukan penangkapan<br />
massal ratusan pejabat<br />
pemerintah yang dianggap<br />
korup. Hasilnya, perlahan tapi<br />
pasti aktivitas korupsi di Hong<br />
Kong mengalami penurunan<br />
yang signifikan.<br />
Sejak tahun 1982, Inggris dan<br />
Cina terlibat pembicaraan<br />
intensif mengenai masa<br />
depan Hong Kong karena<br />
berdasarkan perjanjian<br />
terakhir antara Cina dan<br />
Inggris mengenai Hong Kong<br />
di tahun 1899, kekuasaan<br />
Inggris atas Hong Kong<br />
akan berakhir di tahun<br />
1997. Hasilnya, dicapailah<br />
kesepakatan kalau Inggris<br />
akan menyerahkan Hong<br />
Kong ke tangan Cina di tahun<br />
1997. Tepat pada tanggal<br />
1 Juli 1997 dini hari lewat<br />
sebuah upacara resmi, Hong<br />
Kong menjadi provinsi baru<br />
Cina dengan status otonomi<br />
khusus dan sistem politik “1<br />
negara 2 sistem”.<br />
Bendera Hong Kong di bawah pemerintah Inggris<br />
(Kanan) dan di bawah pemerintah Cina (kiri)<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
37
" If you wish to<br />
understand the universe,<br />
think of energy, frequency<br />
and vibration.”<br />
Nikola Tesla (1856 - 1943)<br />
Sumber gambar:<br />
forums.3dtotal.com by PredragKrishan
BIOGRAFI<br />
By Shuma-Gorath<br />
Nikola Tesla<br />
Sang Jenius<br />
yang Terlupakan<br />
Bagi banyak orang, nama<br />
Nikola (atau Nikolai) Tesla<br />
sebagai ilmuwan mungkin<br />
tidak setenar Albert<br />
Einstein atau Thomas Alva<br />
Edison. Namun, kurang<br />
tenar bukan berarti tidak<br />
ada yang mengenalnya<br />
sama sekali.<br />
Sebagian orang pertama<br />
kali mendengar nama Tesla<br />
dalam pelajaran fisika<br />
karena namanya digunakan<br />
sebagai satuan kekuatan<br />
medan magnet. Sebagian lagi<br />
mengenal Tesla dari game<br />
strategi populer Red Alert.<br />
Ada pula yang pertama kali<br />
mengenal Tesla dari film The<br />
Prestige buatan sutradara<br />
berbakat Christopher<br />
Nolan karena nama dan<br />
penemuannya pernah<br />
disinggung sekilas di film<br />
tersebut.<br />
listrik bolak-balik (alternating<br />
current / AC).<br />
Namun selain kedua<br />
penemuan tadi, Tesla juga<br />
terkenal karena dia pernah<br />
mengajukan ide-ide ilmiah<br />
yang sifatnya futuristik dan<br />
tidak logis pada zamannya,<br />
misalnya soal konsep mesin<br />
pengendali cuaca HAARP<br />
(High Frequency Active Auroral<br />
Research Program) dan<br />
listrik tanpa kabel. Hal-hal<br />
tersebut lantas membuat<br />
Tesla menjadi salah satu topik<br />
pembicaraan favorit para<br />
pecandu teori konspirasi.<br />
Lahir pada tanggal 10 Juli<br />
1856 di kota kecil Smiljan<br />
(sekarang berlokasi di<br />
Kroasia), Tesla adalah anak<br />
ke-4 dari 5 bersaudara.<br />
Ayahnya berprofesi sebagai<br />
pendeta Kristen Ortodoks<br />
Serbia, sementara ibunya<br />
adalah pembuat perabotan<br />
rumah tangga. Sejak kecil,<br />
Tesla sudah menunjukkan<br />
bakat kecerdasanya seperti<br />
mampu menghafal kalkulus<br />
integral dan membayangkan<br />
benda-benda hingga ke<br />
detil-detilnya. Otak encernya<br />
lantas membuat dia bisa<br />
diterima di Sekolah Politeknik<br />
Austria jurusan kelistrikan<br />
pada usia 18 tahun. Namun<br />
rasa ketagihannya pada judi<br />
membuat dia kehabisan uang<br />
untuk membiayai studinya<br />
sehingga dia terpaksa<br />
keluar sebelum berhasil<br />
menamatkan studinya.<br />
Tesla lalu pindah ke Hungaria<br />
dan kemudian Prancis<br />
Jadi, siapa sebenarnya Nikola<br />
Tesla, sosok yang di banyak<br />
artikel luar negeri kerap<br />
disebut sebagai “ilmuwan<br />
besar yang terlupakan”?<br />
Nikola Tesla adalah seorang<br />
ilmuwan fisika yang terkenal<br />
karena penemuannya soal<br />
gelombang radio dan arus<br />
Tesla (nomor 9 dari kiri) bersama<br />
ilmuwan-ilmuwa terhebat pada jaman itu<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
39
BIOGRAFI<br />
By Shuma-Gorath<br />
Magnifying Transmitter, salah satu hasil eksperimen Tesla<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
untuk bekerja pada<br />
perusahaan-perusahaan<br />
setempat. Atas rekomendasi<br />
dari atasan perusahaan<br />
tempatnya bekerja di Paris,<br />
Tesla lalu pergi ke Amerika<br />
Serikat (AS) pada tahun<br />
1884 untuk bekerja pada<br />
perusahaan milik Thomas<br />
Alva Edison. Di sana, Tesla<br />
berhasil mendesain ulang<br />
generator milik perusahaan<br />
Edison sekaligus menemukan<br />
arus listrik AC setelah Edison<br />
menjanjikanya bayaran<br />
puluhan ribu dollar AS.<br />
Namun alih-alih membayar<br />
Tesla sesuai dengan<br />
kesepakatan, Edison justru<br />
mengklaim kalau dia hanya<br />
bercanda soal bayaran<br />
tersebut sehingga Tesla<br />
mengundurkan diri dari<br />
40<br />
JASMERAH JUNI 2013<br />
perusahaan Edison tak lama<br />
kemudian.<br />
Tesla lalu mendirikan<br />
laboratorium dan<br />
perusahaan sendiri atas<br />
bantuan para investor yang<br />
tertarik akan ketrampilannya.<br />
Selama periode inilah, Tesla<br />
mempatenkan banyak<br />
penemuan yang memakai<br />
arus listrik AC. Situasi<br />
tersebut tidak disukai oleh<br />
Edison dan perusahaan<br />
pendukungnya yang masih<br />
memakai arus listrik DC<br />
(Direct Current) pada bendabenda<br />
produksinya sehingga<br />
mereka pun berupaya<br />
meyakinkan publik kalau<br />
AC adalah arus listrik yang<br />
berbahaya. Salah satu contoh<br />
upaya tersebut adalah ketika<br />
mereka menyetrum seekor<br />
gajah bernama Topsy di<br />
depan umum hingga tewas.<br />
Kendati demikian, arus listrik<br />
AC pada akhirnya tetap lebih<br />
disukai publik karena arus<br />
listrik AC lebih efisien dan<br />
lebih sederhana ketimbang<br />
arus listrik DC.<br />
Dimulainya Masa-Masa Sulit<br />
Tahun 1895, Tesla<br />
tertimpa musibah setelah<br />
laboratoriumnya terbakar<br />
bersama dengan hasil-hasil<br />
penelitiannya. Namun,<br />
Tesla tidak patah semangat<br />
dan terus melanjutkan<br />
penelitiannya - kali ini<br />
mengenai gelombang radio.<br />
Tesla berhasil mendapatkan<br />
hak paten atas penemuannya
BIOGRAFI<br />
By Shuma-Gorath<br />
tersebut di tahun 1900.<br />
Namun beberapa tahun<br />
kemudian, lembaga<br />
hak paten AS meralat<br />
keputusannya dan malah<br />
menyerahkan hak paten<br />
radio ke Gugliemo Marconi<br />
yang baru menyerahkan<br />
hasil penemuannya ke<br />
lembaga hak paten AS<br />
beberapa bulan setelah<br />
Tesla melakukannya! Tesla<br />
merasa tidak terima dan<br />
menuntut Marconi di tahun<br />
1911, namun keterbatasan<br />
finansial membuat kasus<br />
tersebut berakhir dengan<br />
kemenangan Marconi.<br />
Baru pada tahun 1943 alias<br />
beberapa bulan sesudah<br />
Tesla meninggal, pemerintah<br />
AS kembali menyatakan Tesla<br />
sebagai pemilik hak paten.<br />
Tahun 1901, Tesla mulai<br />
membangun menara<br />
pemancar gelombang tanpa<br />
kabel bernama Wardenclyffe<br />
di Long Island, AS. Tesla<br />
berharap jika proyeknya ini<br />
berhasil, menara tersebut<br />
nantinya bisa digunakan<br />
sebagai sarana komunikasi<br />
tanpa kabel melintasi<br />
Samudera Atlantik. Untuk<br />
mendukung proyek tersebut,<br />
Tesla mendapat dukungan<br />
finansial dari pebisnis John<br />
Pierpont Morgan. Namun<br />
malang bagi Tesla, proyek<br />
tersebut harus dibatalkan<br />
di tengah jalan akibat<br />
kekacauan finansial, masalah<br />
buruh, dan terhentinya<br />
dukungan dari Morgan.<br />
Menara Wardenclyffe<br />
akhirnya benar-benar<br />
musnah setelah pada tahun<br />
1917, tentara AS<br />
meledakkannya karena<br />
khawatir menara tersebut<br />
bisa digunakan oleh matamata<br />
Jerman dalam Perang<br />
Dunia I.<br />
Tahun 1916, Tesla dinyatakan<br />
bangkrut, sejak itu ia harus<br />
bertahan hidup dengan<br />
kondisi keuangan seadanya.<br />
Situasi tersebut tidak<br />
mengurangi semangat Tesla<br />
untuk terus melakukan<br />
eksperimen. Tahun 1930-<br />
an, Tesla mengklaim bahwa<br />
ia berhasil menemukan<br />
konsep “sinar kematian”<br />
(death ray), sebuah perangkat<br />
penembak sinar destruktif<br />
yang bisa menghancurkan<br />
10.000 pesawat dalam radius<br />
200 mil! Tesla lantas mulai<br />
menawarkan idenya ke<br />
pemerintah negara-negara<br />
besar seperti AS, Inggris,<br />
serta Yugoslavia. Namun, ide<br />
Tesla tersebut tak pernah<br />
berhasil diwujudkan menjadi<br />
senjata versi nyata hingga<br />
sekarang.<br />
Bulan Januari 1943, Tesla<br />
menghembuskan nafas<br />
terakhirnya di kamar<br />
hotel tempatnya tinggal<br />
akibat terkena trombosis<br />
koroner. Ia meninggal dalam<br />
kesendirian, kemiskinan, dan<br />
penuh hutang. Akhir yang<br />
memilukan untuk seseorang<br />
yang sudah berjasa besar<br />
bagi perkembangan teknologi<br />
umat manusia. Jasadnya lalu<br />
dibakar pada bulan yang<br />
sama dengan kematiannya<br />
dan abunya dikirim ke<br />
Belgrade (sekarang berada<br />
di Serbia) pada tahun 1957.<br />
Pasca kematiannya, banyak<br />
kertas hasil risetnya yang<br />
menghilang sehingga ideidenya<br />
yang belum terealisasi<br />
pun kini menjadi topik<br />
pembicaraan hangat di<br />
antara para penggemar teori<br />
konspirasi, utamanya soal<br />
HAARP dan sinar kematian.<br />
Berbagai penemuan tesla: Radio Controler,<br />
Wardenclyffe Plant dan AC Generator<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
41
KISAH<br />
By Shuma-Gorath<br />
Mengenang Kejayaan Tim<br />
Nasional Era Orde Lama<br />
Sepak bola adalah olah raga paling populer di<br />
Indonesia selain badminton. Sayang, prestasi<br />
tim nasional Indonesia di kancah sepak bola<br />
dunia dan Asia bisa dibilang memprihatinkan.<br />
Namun jika kita mundur ke belakang, kita<br />
boleh sedikit berbangga karena di era Orde<br />
Lama (Orla) pimpinan Sukarno, timnas Indonesia<br />
merupakan salah satu timnas paling disegani<br />
di Asia walaupun tidak pernah lolos ke<br />
Piala Dunia.<br />
dini karena dihajar tim tuan<br />
rumah India 0-3. Setahun<br />
kemudian, timnas diundang<br />
untuk mengikuti turnamen<br />
persahabatan di Singapura.<br />
Dalam turnamen inilah<br />
timnas mulai menunjukkan<br />
peningkatan performa dan<br />
memikat perhatian khalayak<br />
sepak bola Asia. Indonesia<br />
sukses membenamkan<br />
Singapore Malays (juara Liga<br />
Malaysia dan Singapura)<br />
7-0, Singapore A 4-1,<br />
dan Combine Singapore<br />
(juara Piala Malaya) 4-1.<br />
Kemenangan-kemenangan<br />
tersebut dianggap<br />
mengejutkan karena skornya<br />
yang telak dan reputasi<br />
timnas Indonesia saat itu<br />
yang masih kurang dikenal.<br />
Tahun 1953, Indonesia<br />
melakukan pertandingan<br />
persahabatan melawan<br />
Yugoslavia di Lapangan<br />
Ikada, Jakarta, dan kalah<br />
0-2. Walaupun kalah,<br />
pertandingan ini menjadi<br />
penting karena pertandingan<br />
tersebut menjadi ajang<br />
perekat hubungan negara<br />
Indonesia dan Yugoslavia<br />
Kegemilangan timnas di<br />
era Orla tidak lepas dari<br />
kebijakan Sukarno yang<br />
ingin menjadikan sepak<br />
bola sebagai alat pemersatu<br />
bangsa dan menunjukkan<br />
kedigdayaan Indonesia di<br />
mata dunia. Sebagai langkah<br />
awal, R. Maladi ditunjuk<br />
sebagai ketua umum PSSI di<br />
tahun 1950. Maladi adalah<br />
mantan kiper yang aktif<br />
memperkuat timnas pada<br />
tahun 1930 hingga 1940-an<br />
dan merupakan salah satu<br />
tokoh sepak bola nasional<br />
paling menonjol saat itu<br />
sehingga ia dianggap sebagai<br />
sosok yang paling tepat untuk<br />
menahkodai PSSI.<br />
Kejayaan timnas sendiri tidak<br />
datang secara instan. Di<br />
tahun 1950, timnas mengikuti<br />
ajang Asian Games di New<br />
Delhi dan langsung tersingkir<br />
Pertandingan indonesia VS Yugoslavia<br />
tahun 1953<br />
42<br />
JASMERAH JUNI 2013
KISAH<br />
By Shuma-Gorath<br />
Lapangan Ikada, Jakarta<br />
yang notabene memiliki<br />
kesamaan ideologi. Makin<br />
dekatnya hubungan antara<br />
Indonesia dan Yugoslavia<br />
pada gilirannya membuat<br />
PSSI sukses merekrut Tony<br />
Pogacnik sebagai pelatih baru<br />
timnas. Sejak dilatih oleh pria<br />
kelahiran Split, Yugoslavia<br />
inilah, timnas mengalami<br />
lonjakan performa yang<br />
signifikan dan memasuki<br />
masa-masa emasnya.<br />
Dimulainya Era Pogacnik<br />
Ujian pertama Pogacnik<br />
adalah Asian Games 1954<br />
di Manila, Filipina. Di bawah<br />
kepemimpinannya, Indonesia<br />
berhasil menggilas Jepang<br />
5-3 dan India 4-0 di babak<br />
penyisihan grup sehingga<br />
Indonesia berhak maju ke<br />
babak semifinal. Sayang,<br />
di babak semifinal ini pula<br />
langkah Indonesia harus<br />
terhenti usai dikalahkan<br />
Taiwan 2-4.<br />
Indonesia lagi-lagi harus<br />
tersungkur setelah pada<br />
perebutan tempat ketiga,<br />
timnas kalah di tangan Burma<br />
(Myanmar) dengan skor tipis<br />
4-5.<br />
Tahun 1956 alias 2 tahun<br />
kemudian, Indonesia untuk<br />
pertama kalinya tampil di<br />
Olimpiade yang mengambil<br />
tempat di Melbourne,<br />
Australia. Lolosnya Indonesia<br />
ke Olimpiade sendiri sedikit<br />
berbau keberuntungan<br />
karena Taiwan yang harusnya<br />
menjadi lawan Indonesia di<br />
babak kualifikasi dinyatakan<br />
kalah WO akibat telat<br />
mengirimkan daftar pemain.<br />
Di babak awal Olimpiade,<br />
Indonesia lagi-lagi kejatuhan<br />
durian runtuh setelah timtim<br />
yang harusnya menjadi<br />
lawan Indonesia pada<br />
babak tersebut (Cina, Mesir,<br />
Hongaria, Turki, dan Vietnam)<br />
dinyatakan kalah WO karena<br />
tidak hadir.<br />
Pada pertandingan perdana<br />
Indonesia di Olimpiade,<br />
Ramang dkk. harus langsung<br />
bertemu dengan Uni Soviet<br />
yang saat itu merupakan<br />
salah satu raksasa sepak bola<br />
dunia dan masih diperkuat<br />
oleh kiper legendaris Lev<br />
Yashin. Secara fenomenal,<br />
Indonesia yang tampil<br />
dengan formasi agresif 4-3-3<br />
berhasil menahan imbang<br />
Uni Soviet 0-0! Pertandingan<br />
tersebut lantas kerap<br />
disebut-sebut sebagai salah<br />
satu pencapaian terbaik<br />
timnas hingga sekarang.<br />
Sayang, akibat terlalu lelah<br />
Indonesia akhirnya digunduli<br />
Soviet 0-4 dalam partai<br />
ulangan 2 hari sesudahnya.<br />
Uni Soviet sendiri akhirnya<br />
keluar sebagai juara setelah<br />
berhasil mengalahkan<br />
Yugoslavia di final.<br />
Tidak lama seusai Olimpiade,<br />
timnas dikirim ke Eropa<br />
Timur untuk beruji coba<br />
Tony Pogacnick, Pelatih TimNas<br />
Indonesia asal Yugoslavia<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
43
KISAH<br />
By Shuma-Gorath<br />
dengan timnas-timnas<br />
kawasan setempat. Pada<br />
partai uji coba pertama yang<br />
digelar di Beograd, Yugoslavia,<br />
pada tanggal 9 September,<br />
Indonesia digulung tim<br />
tuan rumah 0-2. Beberapa<br />
hari kemudian, Indonesia<br />
bertanding melawan Kroasia<br />
di Zagreb dan dicukur 0-5.<br />
Pertandingan terakhir<br />
Indonesia dalam rangkaian<br />
kunjungannya di Eropa Timur<br />
adalah melawan Jerman<br />
Timur di mana Indonesia lagilagi<br />
menelan kekalahan - kali<br />
ini dengan skor 1-3. Meskipun<br />
selalu mengalami kekalahan,<br />
pertandingan tersebut sukses<br />
menambah pengalaman<br />
timnas dan memperkuat<br />
hubungan diplomatik<br />
Indonesia dengan negaranegara<br />
Eropa Timur.<br />
Tahun 1957, Indonesia<br />
berpartisipasi dalam<br />
Turnamen Merdeka yang<br />
digelar di Kuala Lumpur,<br />
Malaysia. Dalam turnamen<br />
tersebut, Indonesia berhasil<br />
mengukuhkan statusnya<br />
sebagai “macan Asia<br />
Tenggara” usai menerkam<br />
Thailand, Vietnam Selatan,<br />
dan tuan rumah Malaysia.<br />
Sayang, Indonesia gagal<br />
menjadi juara karena<br />
kalah dari Hong Kong di<br />
partai final. Masih di tahun<br />
yang sama, Indonesia juga<br />
mulai mengikuti kualifikasi<br />
Piala Dunia dan sukses<br />
membenamkan Cina di<br />
babak awal kualifikasi dengan<br />
agregat 5-4. Namun, impian<br />
Indonesia untuk lolos ke Piala<br />
Dunia batal terwujud setelah<br />
Indonesia dinyatakan kalah<br />
WO usai menolak bertanding<br />
melawan Israel karena alasan<br />
solidaritas dengan Palestina.<br />
Tahun-Tahun Terakhir<br />
Kendati “gagal” di kualifikasi<br />
Piala Dunia, Indonesia masih<br />
menunjukkan kualitasnya<br />
sebagai salah satu raksasa<br />
sepak bola Asia. Di Asian<br />
Games 1958, Indonesia<br />
berhasil meraih medali<br />
perunggu cabang sepak bola<br />
usai menyingkirkan tim-tim<br />
kuat pada masa itu seperti<br />
India, Filipina, dan Burma.<br />
Tahun 1960, Indonesia lagilagi<br />
menjadi juara ketiga,<br />
namun kali ini dalam<br />
Turnamen Merdeka<br />
Ramang, salah satu bintang sepakbola yang<br />
dimiliki oleh Idonesia pada era Sukarno<br />
R. Maladi, Ketua Umum PSSI<br />
Tahun 1950<br />
44<br />
JASMERAH JUNI 2013
KISAH<br />
By Shuma-Gorath<br />
Upaca Pembukaan GANEFO I yang diselenggarakan<br />
di Jakarta, tahun 1963<br />
di Malaysia. Baru pada<br />
Turnamen Merdeka tahun<br />
1961 dan 1962, Indonesia<br />
bisa keluar sebagai juara<br />
pertama. Tahun 1962,<br />
Indonesia mendapat<br />
kepercayaan untuk menjadi<br />
tuan rumah Asian Games.<br />
Namun, upaya timnas untuk<br />
tampil dengan kekuatan<br />
penuh di rumah sendiri<br />
mendapat ujian berat setelah<br />
beberapa pemain idak bisa<br />
diikutsertakan akibat terjerat<br />
skandal suap. Berkurangnya<br />
kekuatan timnas lantas ikut<br />
mempengaruhi performa<br />
mereka di lapangan hijau.<br />
Setelah berhasil menghajar<br />
Vietnam 3-1 dan Filipina<br />
6-0, tuan rumah Indonesia<br />
akhirnya tersingkir dini usai<br />
dikalahkan tim negeri jiran<br />
Malaysia dengan skot tipis<br />
2-3.<br />
Asian Games 1962 juga<br />
membawa cerita lain bagi<br />
Indonesia. Karena kondisi<br />
politik internasional saat<br />
itu, Indonesia menolak<br />
keikutsertaan Israel dan<br />
Taiwan sehingga keanggotaan<br />
Indonesia di Olimpiade pun<br />
dibekukan oleh International<br />
Olympic Commitee (IOC).<br />
Sebagai balasan atas tindakan<br />
IOC tersebut, Indonesia<br />
menggelar turnamen<br />
Olimpiade tandingan<br />
dengan nama Games of New<br />
Emerging Forces (Ganefo).<br />
Ganefo digelar pada tahun<br />
1963 dan diikuti oleh 40<br />
lebih negara. Layaknya<br />
Olimpiade, Ganefo juga<br />
mempertandingkan banyak<br />
cabang olah raga dan sepak<br />
bola termasuk salah satu di<br />
antaranya.<br />
Tahun 1965, terjadi peristiwa<br />
penting dalam sejarah<br />
Indonesia. Pecah peristiwa<br />
Gerakan 30 September<br />
(G30S) yang berujung pada<br />
dibubar kannya Partai<br />
Komunis Indonesia (PKI)<br />
dan berakhirnya rezim<br />
Sukarno. Perubahan iklim<br />
politik nasional yang begitu<br />
cepat lantas berdampak<br />
pula pada sepak bola. PSSI<br />
memecat Pogacnik dan<br />
menggantinya dengan E. A.<br />
Mangindaan. Pengembangan<br />
sepak bola nasional menjadi<br />
agak terbengkalai karena<br />
Suharto selaku penerus<br />
dari Sukarno lebih tertarik<br />
untuk fokus membangun<br />
perekonomian nasional.<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
45
COVER STORY<br />
By Jokiez<br />
Mengenal Al-Khwarizmi,<br />
Tokoh Dibalik Al-Jabar<br />
Q : Kamu tahu siapa itu Al-Khawarizmi?<br />
A : Wah, enggak tahu.<br />
Q : Kalau aljabar?<br />
A : Itukan salah satu materi yang ada di<br />
pelajaran matematika!<br />
Sumber gambar:<br />
Cover buku Al Khwarizm - The Inventor of<br />
Algebra by Corona Bresina<br />
Melihat jawaban dari<br />
pertanyaan tersebut rasanya<br />
timbul rasa tergelitik.<br />
Mengapa? Karena sepertinya<br />
banyak yang kurang mengenal<br />
siapa Al-Khawarizmi,<br />
padahal dalam pelajaran<br />
matematika sehari-hari, kita<br />
sedang belajar tentang karya<br />
beliau. Al-Khawarizmi adalah<br />
seorang tokoh matematika,<br />
astronomi dan geografi yang<br />
berasal dari Persia (sekarang<br />
Iran, red). Beliau adalah<br />
seorang pengajar di sekolah<br />
kehormatan di Baghdad.<br />
Muḥammad bin Mūsā al-<br />
Khawārizmī adalah nama asli<br />
dari Al-Khawarizmi. Beliau lahir<br />
pada tahun 780 di Khwārizm<br />
(sekarang Khiv turut serta<br />
diperkenalkana, Uzbekistan)<br />
dan meninggal sekitar tahun<br />
850 di Baghdad.<br />
Salah satu peninggalan beliau<br />
yang sangat mazhur dan<br />
terkenal adalah aljabar. Kata<br />
aljabar yang berasal dari kata<br />
Al-Jabr adalah satu dari dua<br />
operasi dalam matematika<br />
untuk menyelesaikan<br />
notasi kuadrat. Selain Al-<br />
Jabr, beliau juga melakukan<br />
translasi bahasa Latin dari<br />
Arimethica. Al-Khawarizmi juga<br />
mengenalkan penggunaan<br />
numerik India, yang akhirnya<br />
diperkenalkan ulang lagi dalam<br />
“Sistem Penomoran Posisi<br />
Desimal” di dunia barat.<br />
46<br />
JASMERAH JUNI 2013
COVER STORY<br />
By Jokiez<br />
Khwarezm - Persia, tanah kelahiran Al Khwarizmi<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
Kitab al-Jabr wa-l-Muqabala<br />
Al-Jabr, atau aljabar adalah<br />
karya Al-Khawirizmi yang<br />
paling terkenal. Geometri,<br />
teori angka dan analisis<br />
adalah inti dan basis daripada<br />
Al-Jabr. Dalam bahasa<br />
Inggris, aljabar disebut<br />
dengan algebra. Penjelasan<br />
tentang aljabar disampaikan<br />
oleh Al-Khawarizmi dalam<br />
bukunya yang berjudul Alkitāb<br />
al-mukhtasar fī hisāb<br />
al-ğabr wa’l-muqābala<br />
dalam bahasa inggris<br />
diterjemahkan menjadi<br />
“The Compendious Book on<br />
Calculation by Completion and<br />
Balancing” yang di dalamnya<br />
ditulis dalam bahasa Arab,<br />
di dalamnya terkandung<br />
bahasan lebih mendalam<br />
tentang aljabar.<br />
Pada abad ke-12 buku ini<br />
diterjemahkan ke dalam<br />
bahasa latin dan diberi judul<br />
“Liber Algebrae et Almucabola”.<br />
Selain nama Al-Khawarizmi,<br />
dalam buku ini terdapat juga<br />
nama Abū Hanīfa al-Dīnawarī,<br />
Abū Kāmil Shujā ibn Aslam,<br />
Abū Muhammad al-’Adlī,<br />
Abū Yūsuf al-Missīsī, ‘Abd al-<br />
Hamīd ibn Turk, Sind ibn ‘Alī,<br />
Sahl ibn Bišr, and Šarafaddīn<br />
al-Tūsī yang terpublis di<br />
dalamnya.<br />
Apa isi buku ini? Al-jabr<br />
wal-Muqabala berisi<br />
tentang operasi dan<br />
persamaan kuadrat dan cara<br />
penyelesaiannya dengan<br />
menggunakan metode<br />
aljabar. Kata muqabala yang<br />
menjadi judul dalam buku ini<br />
memiliki arti korespondensi<br />
atau keseimbangan, yaitu<br />
tanda sama dengan (=) yang<br />
menyelesaikan persamaan<br />
kuadrat. Terjemahan dalam<br />
bahasa Latin biasa menyebut<br />
operasi ini dengan nama<br />
algebra yang diterjemahkan<br />
oleh Robert of Chester.<br />
Operasi-operasi yang<br />
ada dalam buku ini dapat<br />
diringkas menjadi :<br />
1. Kuadrat akar yang sama<br />
(ax^2 = bx)<br />
2. Kuadrat jumlah yang sama<br />
(ax^2 = c)<br />
3. Jumlah yang sama akar<br />
(bx = c)<br />
4. Kuadrat dan akar jumlah<br />
yang sama (ax^2 + bx = c)<br />
5. kuadrat dan akar yang<br />
sama nomor (ax^2 + c = bx)<br />
6. Akar dan jumlah yang<br />
sama kotak (bx + c = ax^2)<br />
Kehidupan Pribadi Al-<br />
Khawarizmi<br />
Al-Khawarizmi lahir di Persia<br />
dengan nama aslinya adalah<br />
Muhammad ibn Musa<br />
al-Khwārizmī al-Majousi<br />
al-Katarbali), nama/gelar<br />
Al-Khawarizmi berasal dari<br />
tempat kelahirannya yaitu<br />
Khwarezm (oasis besar di<br />
daerah Asia Tengah). Ibnu<br />
al-Nadim dalam Kitab al-<br />
Fihrist menulis sedikit tentang<br />
biografi Al-Khawarizmi. Tahun<br />
813 sampai 833 merupakan<br />
tahun dimana Al-Khawarizmi<br />
bekerja menjadi seorang<br />
ilmuwan di Baghdad.<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
47
COVER STORY<br />
By Jokiez<br />
Masa kegemilangan Islam<br />
adala periode dimana Al-<br />
Khawarizmi berkarya dan<br />
menelurkan karya-karya<br />
besar seperti aljabar.<br />
Pada masa ini pulalah<br />
Baghdad menjadi pusat<br />
Ilmu, bahkan para pencari<br />
ilmu dari Cina dan India<br />
menyempatkan untuk datang<br />
ke Baghdad guna belajar<br />
tentang ilmu pengetahuan<br />
dan teknologi yang ada<br />
disana.<br />
House of Wisdom (disebut<br />
juga Bait Al-Hikmah) yang<br />
dibangun pada masa Khalifah<br />
Al-Ma’mun adalah tempat<br />
kerja dari Al-Khawarizmi yang<br />
bekerja sebagai seorang<br />
pengajar, di tempat inilah<br />
beliau mengajarkan tentang<br />
teori-teori matematika<br />
yang ditranslasikan<br />
kedalam tulisan yunani<br />
dan sansekerta. D.M<br />
Dunlop menduga beberapa<br />
kemungkinan bahwa<br />
Muhammad ibn Mūsā al-<br />
Khwārizmī adalah orang yang<br />
sama dengan Muhammad<br />
ibn Mūsā ibn Shākir, yang<br />
tertua dari Bani Musa.<br />
Sosoknya diabadikan dalam sebuah patung<br />
Suber gambar: wikipedia.org<br />
Kontribusi lain dari Al-<br />
Khawarizmi<br />
Selain kontribusi pada bidang<br />
juga berkontribusi di bidang<br />
Geografi, Astronomi dan<br />
kartografi. Ada juga karyanya<br />
berupa trigonometri dan<br />
kalkulasi yang berbasis pada<br />
numerik India. Beliau juga<br />
melakukan berbagai koreksi<br />
dari karya Ptolemeus di<br />
Afrika dan Timur Tengah, dan<br />
beberapa buku lain di bidang<br />
selain matematika. Buku<br />
kedua beliau dengan judul<br />
Dixit algorizmi (Seperi Kata Al-<br />
Khawarizmi) merupakan buku<br />
yang juga membahas masalah<br />
aritmatika. Sayangnya hanya<br />
ada versi bahasa Latin dari<br />
karyanya ini. Versi asli dalam<br />
bahasa Arab sudah hilang.<br />
Translasi pada buku ini<br />
diperkirakan dikerjakan oleh<br />
Adelard of Bath pada abad<br />
keduabelas.<br />
Kitab Surah al-Ard juga<br />
merupakan karya besar beliau<br />
yang lain di bidang geografi<br />
dan merupakan buku ketiga<br />
dari Al-Khawarizmi yang mana<br />
isi dari buku tersebut adalah<br />
Salah satu halaman dalam kitab Al-jabr<br />
wal-Muqabala karangan Al Khwarizmi<br />
Sumber gambar: wikipedia.org<br />
memperlihatkan tentang<br />
koordinat dan lokasi dasar<br />
di bumi, dengan berani<br />
dalam mengevaluasi sebuah<br />
nilai panjang dari Laut<br />
Mediterania dan lokasi pada<br />
kota-kota Afrika dan Asia<br />
dengan mengoreksi data dari<br />
Ptolemeus. Buku ini dianggap<br />
sebagai versi revisi dari<br />
Geographia karya Ptolemy.<br />
Zīj al-sindhind merupakan<br />
karya Al-Khawarizmi yang<br />
membahas astronomi.<br />
Buku ini berisikan 37 simbol<br />
kalkulasi pada kalender<br />
astronomi dan juga 116<br />
tabel dengan cakupan<br />
kalenderial, astronomial<br />
dan data astrologikal yang<br />
sampai sekarang diakui<br />
menjadi referensi yang<br />
apik. Al-Khawarizmi juga<br />
menulis sebuah risalah, atau<br />
penelitian pada kalender<br />
Yahudi yang dikenal dengan<br />
judul Risāla fi istikhrāj taʾrīkh<br />
al-yahūd.<br />
48<br />
JASMERAH JUNI 2013
VENI, VIDI...<br />
1<br />
Kazakhstan adalah<br />
negara tanpa wilayah<br />
laut terluas di dunia.<br />
2<br />
Israel dalam<br />
sejarahnya pernah<br />
menjadi anggota dari 3<br />
konfederasi sepak bola<br />
sekaligus: Asia / AFC (1954-<br />
1974), Oseania / OFC (1974-<br />
1991), dan Eropa / UEFA<br />
(1991-sekarang).<br />
3<br />
Liberia adalah satusatunya<br />
negara Afrika<br />
yang tidak pernah dijajah dan<br />
diduduki oleh bangsa Eropa.<br />
4<br />
Diktator Soviet di era<br />
Perang Dunia II, Josef<br />
Stalin, tidak menyandang<br />
nama demikian sejak lahir.<br />
Nama aslinya adalah Losif<br />
Vissarionovich Dzhugashvili.<br />
Ia baru menyebut dirinya<br />
dengan nama ‘Stalin’ (Manusia<br />
Baja) sejak tahun 1910.<br />
5<br />
Nepal adalah satusatunya<br />
negara yang<br />
bendera nasionalnya tidak<br />
berbentuk segi empat.<br />
6<br />
Ikan nila bukanlah ikan<br />
asli Indonesia. Ikan<br />
tersebut aslinya berasal dari<br />
Afrika dan baru masuk ke<br />
Indonesia pada tahun 1960-<br />
an.<br />
7<br />
Jerry Siegel dan<br />
Joe Schuster pertama<br />
kali menciptakan karakter<br />
Superman pada tahun<br />
1933. Bukan sebagai<br />
pahlawan super, namun<br />
sebagai penjahat botak dan<br />
berkekuatan telepati!<br />
8<br />
Kota Yakutsk yang<br />
terletak di Rusia adalah<br />
kota terdingin di dunia.<br />
Suhu terendah yang pernah<br />
tercatat di kota tersebut<br />
adalah minus 64,4 derajat<br />
Celcius!<br />
9<br />
Bangsa Arab pernah<br />
mendirikan kerajaan<br />
di Pulau Sisilia (sebuah pulau<br />
yang terletak di selatan Italia)<br />
pada abad ke-9 hingga abad<br />
ke-11.<br />
10<br />
Saat Khmer Merah<br />
masih menguasai<br />
Kamboja, orang-orang<br />
berkacamata menjadi<br />
sasaran penangkapan massal<br />
karena orang berkacamata<br />
dianggap sebagai golongan<br />
terpelajar yang sudah<br />
terkontaminasi oleh<br />
pendidikan Barat.<br />
JUNI 2013 JASMERAH<br />
49