30.04.2015 Views

o_19k41628dv251f79ilr1e61fbsa.pdf

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BERANDA<br />

“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!”<br />

Itulah sepatah kalimat yang diucapkan Sukarno, presiden pertama Republik Indonesia<br />

pada saat pidato terakhirnya pada hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia<br />

yang kedua puluh satu. “Jasmerah”, singkatannya, merupakan semboyan yang mengajak<br />

kita untuk tidak melupakan apa yang sudah terjadi pada bangsa dan negara,<br />

dan menjadikannya sebagai sebuah pelajaran.<br />

Berdasarkan kepada semboyan tersebut, kami dari subforum Sejarah & Xenology<br />

Kaskus mempersembahkan Jasmerah, sebuah majalah online yang menyorot masalah<br />

sejarah serta budaya Indonesia dan dunia. Jasmerah akan terbit dua bulan<br />

sekali, setiap tanggal 22 dan dapat diunduh secara gratis.<br />

Dalam edisi pertama ini, berbarengan dengan banyak spanduk yang menyatakan<br />

bulan Juni ini adalah bulan Sukarno, kami akan mengupas sisi lain Sang Putra Fajar,<br />

di luar gonjang-ganjing kehidupan politiknya sebagai topik utama. Selain itu, kami<br />

juga akan membahas secara singkat biografi dua cendekiawan dunia, Nikola Tesla<br />

dan Al-Khawarizmi, dan kisah-kisah sejarah lainnya.<br />

Akhir kata, kami haturkan selamat membaca, selamat mengikuti dan sampai jumpa<br />

lagi dalam edisi Jasmerah berikutnya yang akan terbit pada bulan Agustus. Semoga<br />

apa yang kami sajikan ini, berguna untuk pembaca sekalian.<br />

REDAKSI<br />

what_a_joke<br />

Susunan Redaksi<br />

Koordinator Umum<br />

what_a_joke<br />

Kontak Redaksi<br />

http://kaskus.co.id/forum/246<br />

Kualitas<br />

Shuma-Gorath<br />

Kontributor<br />

Shuma-Gorath, mahasiswapetra, Jokiez, Ekspresi2nd,<br />

socceripoy, Sophie Riswand, nissanote<br />

Tata Letak<br />

digim<br />

http://facebook.com/jasmerah.magz<br />

https://twitter.com/JasmerahMagz<br />

Penyunting<br />

zhulato, rambut basah<br />

Publikasi<br />

Ekspresi2nd (Koordinator), panjihermawan, eugen


DAFTAR ISI<br />

TOPIK UTAMA<br />

The Curious Case of Sukarno<br />

04 Pembuka<br />

BERITA<br />

24 Hanung Bramantyo Garap Biopic Sukarno<br />

24 Wright Bersaudara Bukan Lagi<br />

“Penerbang Pertama”<br />

25 Arkeolog Menemukan Kota Hilang<br />

di Rimba Kamboja<br />

KISAH<br />

26 Gerakan Mahasiswa Era Sukarno<br />

05 Sukarno dan Wanita<br />

42 Mengenang Kejayaan Tim Nasional<br />

Era orde Lama<br />

DWIBULAN<br />

32 28 Juni 1919<br />

Perjanjian Versailles Ditandatangani<br />

14 Sukarno dan Amerika<br />

35 1 Juli 1997<br />

Hong Kong Kembali ke Pangkuan Cina<br />

BIOGRAFI<br />

39 Nikola Tesla<br />

Sang Jenius yang Terlupakan<br />

19 Sukarno dan Upaya<br />

Pembunuhan<br />

21 Sukarno dan<br />

De-Sukarnoisasi<br />

46 Al-Khwarizmi<br />

Tokoh Dibalik Al-Jabar<br />

TODAY IN HISTORY<br />

22 Juni 1527 - Fatahillah,<br />

komandan pasukan<br />

gabungan Demak-Cirebon<br />

mengusir<br />

Portugis dari pelabuhan<br />

Sunda Kelapa dan<br />

menamakannya kembali<br />

sebagai Jayakarta.<br />

Peristiwa ini dirayakan<br />

sebagai hari ulang tahun<br />

Jakarta.


THE CURIOUS CASE OF SUKARNO<br />

Sudah 43 tahun semenjak Sukarno, sang proklamator meninggalkan<br />

bumi Indonesia. Sosok presiden pertama Indonesia yang karismatik,<br />

orasi-orasinya yang menggelegar dan lika-liku kehidupannya<br />

yang penuh gejolak ini meninggalkan kesan dan pesan yang<br />

tak tergantikan dalam perjalanan bangsa ini. Perjuangannya dan<br />

andilnya dalam memerdekakan negara ini dimulai dengan sederhana,<br />

begitu pula akhir hidupnya. Kehidupan seorang pemimpin<br />

yang penuh wibawa dan bersahaja pun berakhir di sebuah pengasingan<br />

berkedok wisma setelah ia tidak lagi berkuasa.<br />

Jejak perjalanan hidup Sukarno yang penuh warna memang memberikan<br />

banyak kisah yang menarik untuk disimak. Lewat topik<br />

utama Jasmerah edisi pertama ini, kami ingin mempersembahkan<br />

beberapa cerita tentang Bapak Bangsa Indonesia. Selamat mengikuti<br />

“The Curious Case of Sukarno.”


Sukarno<br />

Dan<br />

Wanita<br />

Di luar kisah dan intrik yang terjadi pada Sukarno dalam<br />

perjalanan politiknya, sang presiden juga punya petulangan<br />

cinta yang seru untuk diikuti. Tidak tanggung-tanggung,<br />

Sukarno punya sembilan orang wanita yang ia persunting<br />

sebagai istri. Karisma dan serta rayuan-rayuan mautnya<br />

sukses membuat wanita-wanita ini jatuh hati kepada sosok<br />

Sukarno. Mereka pun ikut mewarnai kehidupan Sukarno,<br />

baik secara personal, maupun secara politis.<br />

Oetari Tjokroaminoto<br />

“Lak, tahukah engkau bakal istriku kelak? …<br />

orangnya tidak jauh dari sini, kau ingin tau?<br />

boleh..Orangnya dekat sini kau tak usah<br />

beranjak, karena orangnya ada di sebelahku”<br />

Perkawinan pertama Sukarno terjadi ketika<br />

Sukarno masih remaja. Ketika itu Sukarno<br />

yang baru berusia 20 tahun dan masih<br />

menimba ilmu di Surabaya tinggal di rumah<br />

kawan ayahnya, H.O.S Tjokroaminoto,<br />

pimpinan dari SI (Sarekat Islam). Di sana<br />

Sukarno bertemu dengan Oetari Tjokroaminoto<br />

yang merupakan putri H.O.S Tjokroaminoto.<br />

Ketika itu Sukarno yang baru berusia 20<br />

tahun dinikahkan dengan Oetari yang ketika<br />

itu baru berusia 16 tahun. Perbedaaan antara<br />

keduanya pun sangat besar, Sukarno yang<br />

ketika itu sudah sibuk terjun kedalam pergerakan<br />

politik disandingkan dengan Oetari yang<br />

masih bersifat kekanak-kanakan. Pernikahan<br />

keduanya hanya bertahan seumur jagung,<br />

Oetari yang pada awalnya ikut pindah ke<br />

Bandung bersama Sukarno untuk melanjutkan<br />

pendidikannya di THB (Technische Hoogeschool<br />

te Bandoeng - sekarang ITB –red) pun<br />

dipulangkan kerumah kedua orang tuanya di<br />

Surabaya.<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

05


TOPIK UTAMA<br />

By mahasiswapetra<br />

Inggit Ganarsih<br />

“Aku kembali ke Bandung..dan kepada<br />

tjintaku yang sesungguhnya.”<br />

Sukarno yang waktu itu masih berstatus sebagai<br />

suami dari Oetari sedang mencari tempat<br />

tinggal di Bandung. Tempat pertama yang<br />

dituju adalah rumah dari Haji Sanoesi di Jalan<br />

Kebon Jati, kawan dari mertua Sukarno, H.O.S<br />

Tjokroaminoto yang merupakan seorang<br />

pengusaha dan aktifis dari Sarekat Islam. Disana<br />

Sukarno bertemu Inggit yang merupakan<br />

istri dari Haji Sanusi. Singkat cerita setelah<br />

Sukarno menceraikan dan mengantarkan<br />

pulang Oetari ke rumah orangtuanya di Sura-<br />

baya dan Haji Sanusi menceraikan Inggit, Sukarno<br />

langsung mempersunting Inggit pada<br />

tahun 1923. Pada waktu itu Sukarno berusia<br />

22 tahun sedangkan Inggit sudah berusia<br />

36 tahun. Inggit adalah seorang wanita yang<br />

tangguh, meskipun ia tidak pernah terjun<br />

secara langsung membantu politik suaminya,<br />

tetapi Inggit menjadi penopang keluarganya<br />

dengan berjualan bedak dan jamu. Dengan<br />

berjualan itu, Inggit bisa membiayai sekolah<br />

Sukarno di THB dan menyediakan makanan<br />

serta keperluan hidup mereka. Pada saat<br />

Sukarno masuk penjara, Inggit berjalan kaki<br />

dari rumahnya ke penjara Sukamiskin setiap<br />

hari untuk mengantarkan makanan. Bahkan<br />

ketika Sukarno hampir bertekuk lutut dan<br />

menyerah, Inggitlah yang menopang Sukarno<br />

untuk kembali berdiri diatas kakinya.<br />

Titik balik kehidupan Inggit terjadi ketika<br />

Sukarno diasingkan di Bengkulu. Sukarno<br />

yang jatuh cinta kepada Fatmawati membuat<br />

Inggit mengambil keputusan untuk kembali<br />

ke Bandung karena beliau berpegang teguh<br />

pada prinsipnya untuk tidak dimadu. Sesuai<br />

dengan judul biografi beliau yang ditulis<br />

Ramadhan K.H, “Kuantar ke Gerbang” pada<br />

tahun 1943, 2 tahun sebelum Indonesia mencapai<br />

kemerdekaanya. Sukarno bercerai dengan<br />

istri yang menjadi inspirasi & penopangnya<br />

selama 20 tahun masa-masa sulit sebelum<br />

kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.<br />

Fatmawati<br />

“Engkau menjadi terang dimataku. Kau<br />

yang akan memungkinkan aku melanjutkan<br />

perdjuanganku yang maha dahsyat.”<br />

Periode antara 1935-1940 banyak hal penting<br />

terjadi dalam rangka perjuangan kemerdekaan<br />

Indonesia. Founding fathers Indonesia,<br />

Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir<br />

“dipindahkan” ke Belanda, Petisi Soetarjo<br />

dicanangkan, dan Sukarno yang sedang dalam<br />

masa penahanan Belanda diasingkan ke<br />

Bengkulu. Di masa inilah Sukarno berkenalan<br />

dengan Fatmawati, yang kelak kita kenal<br />

sebagai Ibu Negara Indonesia yang pertama.<br />

Pertemuan pertama kali Sukarno dengan<br />

Fatmawati terjadi saat Sukarno mengajar di<br />

organisasi Muhammadiyah setempat. Fatmawati<br />

sendiri adalah salah satu muridnya.<br />

06<br />

JASMERAH JUNI 2013


TOPIK UTAMA<br />

By mahasiswapetra<br />

Fatmawati merupakan putri dari tokoh Muhammadiyah<br />

setempat, Hasan Din. Pada<br />

awal pertemuannya Sukarno masih berstatus<br />

sebagai suami dari Inggit Garnasih yang<br />

mengikuti Sukarno ke pembuangannya di<br />

Bengkulu. Kedekatan antara Inggit dan Fatmawati<br />

membuat Fatmawati ditawari untuk<br />

tinggal bersama dengan keluarganya. Dari<br />

situlah kedekatan antara Sukarno dan Fatmawati<br />

semakin berkembang dan menimbulkan<br />

percikan cinta diantara mereka. Inggit<br />

yang tak bersedia untuk dipoligami dengan<br />

terpaksa diceraikan oleh Sukarno dan kembali<br />

ke Bandung.<br />

Tahun 1943, Sukarno yang sudah berkepala<br />

empat menikahi Fatmawati yang baru berusia<br />

20 tahun. Dari pernikahan ini jugalah<br />

akhirnya Sukarno mendapatkan buah hati<br />

pertamanya, karena dari dua perkawinan<br />

sebelumnya, Sukarno tidak memiliki anak<br />

kandung (Sukarno dan Inggit mengangkat<br />

anak, Ratna Djuami dan Kartika). Guntur Sukarno<br />

lahir tahun 1944, satu tahun sebelum<br />

kemerdekaan Indonesia tercapai. Tahun 1945<br />

Perang Dunia sudah hampir mencapai akhirnya,<br />

kekalahan Jepang di berbagai medan<br />

pertempuran semakin mengobarkan semangat<br />

Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.<br />

Pada tanggal 16 Agustus 1945 kegaduhan<br />

terjadi diluar rumah Sukarno, para<br />

pemuda yang sudah “membawa” Moh. Hatta<br />

dan Soetan Sjahrir berteriak-teriak memanggil<br />

nama Sukarno.<br />

Peristiwa ini dikemudian hari kita kenal<br />

dengan nama peristiwa Rengasdengklok.<br />

Peristiwa ini adalah salah satu momentum<br />

kemerdekaan Indonesia. Bendera yang sudah<br />

dijahit tangan oleh Fatmawati diserahkan<br />

untuk kemudian dikibarkan oleh para pemuda<br />

di Rengasdengklok sebagai persiapan<br />

proklamasi kemerdekaan Indonesia keesokan<br />

harinya.<br />

Setelah kemerdekaan Indonesia, ternyata kehidupan<br />

Fatmawati sebagai Ibu Negara masih<br />

jauh dari kata tenang. Agresi Militer Belanda<br />

datang lagi, Fatmawati yang di Yogyakarta<br />

harus berpisah dengan Sukarno yang diasingkan<br />

di Pulau Bangka. Disaat itulah Fatmawati<br />

melahirkan putri pertamanya, Megawati<br />

Sukarno Putri yang di kemudian hari akan<br />

kita kenal sebagai Presiden Indonesia yang<br />

keempat. Setelah kelahiran Megawati, beliau<br />

dikarunia berturut-turut dua putri lagi yaitu,<br />

Rachmawati dan Sukmawati. Baru setelah<br />

itu pada tahun 1952, anak bungsu Sukarno<br />

dan Fatmawati lahir yang diberi nama Guruh<br />

Sukarno Putra. Setelah kelahiran Guruh<br />

ini hubungan Fatmawati dan Sukarno bagai<br />

terjun ke jurang. Sukarno yang saat itu jatuh<br />

hati terhadap Hartini ditolak permintaannya<br />

untuk menikah lagi oleh Fatmawati. Meskipun<br />

akhirnya Fatmawati bersedia untuk<br />

mengijinkan Sukarno menikah lagi dengan<br />

Hartini, Fatmawati memilih untuk keluar dari<br />

Istana Negara meskipun anak-anaknya tetap<br />

hidup di Istana.<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

07


TOPIK UTAMA<br />

By mahasiswapetra<br />

sayur lodeh yang dimakannya, Bung Karno<br />

kemudian mempertanyakan siapa yang memasak<br />

sayur lodeh itu.<br />

Hartini<br />

“Tien, I can’t work without you. Meski kamu<br />

istri kedua (setelah Fatmawati), kamu tetap<br />

istri saya yang sah. Biarpun kamu tidak<br />

tinggal di Istana Negara, kamu tetap mejadi<br />

ratu. Kamu akan menjadi ratu yang tidak<br />

bermahkota di Istana Bogor.”<br />

Tahun 1953 di kota sejuk Salatiga, Sukarno<br />

yang sedang melakukan kunjungan ke Jawa<br />

Tengah dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)<br />

singgah di kota kecil nan sejuk, Salatiga<br />

yang terletak dikaki gunung Merbabu. Disana<br />

ternyata sang Presiden bertemu dengan<br />

wanita yang kelak akan mengisi hari-harinya.<br />

Hartini, itulah nama wanita yang membuat<br />

Sukarno kepincut.<br />

Hartini pada waktu itu sedang membantu<br />

ibu-ibu lainnya didapur kediaman walikota<br />

Salatiga untuk menyiapkan penganan bagi<br />

Presiden dan rombongan. Hartini yang merasa<br />

percaya diri dengan sayur lodehnya pun<br />

mempersiapkan sayur lodeh untuk disuguhkan<br />

bersama masakan lainnya kepada Presiden<br />

dan rombongan. Presiden yang selesai<br />

berpidato di Lapangan Tamansari pun lanjut<br />

singgah di kediaman walikota Salatiga untuk<br />

menikmati jamuan makan siang. Bung Karno<br />

yang merupakan orang jawa memang penggemar<br />

sayur lodeh begitu terkesan dengan<br />

Didorong oleh teman-temannya Hartini pun<br />

maju untuk menemui sang Presiden. Bung<br />

Karno yang mengulurkan tangan untuk menjabat<br />

tangan Hartini pun seperti kagum terhadap<br />

kecantikan hartini yang berwajah lembut<br />

dan berkulit kuning langsat. Dari sanalah<br />

titik awal perkenalan Sukarno dan Hartini.<br />

Kembali ke Jakarta ternyata Sukarno masih<br />

belum bisa melupakan Hartini. Maka berkirim<br />

suratlah Sukarno kepada Hartini, beginilah<br />

isinya “Tuhan telah mempertemukan kita<br />

tien, dan aku mencintaimu. Ini adalah takdir”.<br />

Tak selesai sampai disitu telegram-telegram<br />

lainnya pun menyusul surat pertama itu.<br />

Srihani begitulah Sukarno memberikan nama<br />

sandi terhadap Hartini, sedangkan Sukarno<br />

sendiri “memanggil” dirinya sebagai Srihana.<br />

Setahun setelah pertemuan pertama mereka,<br />

keduanya bertemu kembali di kawasan Candi<br />

Prambanan. Sukarno yang sudah mengutarakan<br />

keinginannya untuk menikahi Hartini<br />

membuat hati Hartini gundah-gulana. Hartini<br />

sendiri adalah seorang janda beranak lima,<br />

sedangkan Sukarno sendiri adalah seorang<br />

presiden Indonesia yang juga sudah beristri.<br />

Tak kuasa menolak pinangan sang Presiden,<br />

Hartini pun menerima pinangan Sukarno<br />

dengan syarat Sukarno tidak menceraikan<br />

istri pertamanya yaitu Fatmawati.<br />

Ya, dalem bersedia menjadi isteri Nandalem<br />

(Ya, saya bersedia menjadi isteri tuan), tapi<br />

dengan syarat, Ibu Fat tetap first lady, saya isteri<br />

kedua. Saya tidak mau Ibu Fat diceraikan,<br />

karena kami sama-sama wanita.” Akhirnya<br />

keduanya pun menikah di Istana Cipanas<br />

tahun 1954. Berbeda dengan Fatmawati, Hartini<br />

lebih banyak terjun didalam politik dan<br />

berperan sebagai ibu negara. Hartini mengikuti<br />

Sukarno dalam berbagai diplomasi dari<br />

luar negeri, dan bertemu dengan figur seperti<br />

Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko dari Jepang,<br />

Raja Norodum Sihanouk dari Kamboja<br />

dan tokoh revolusi Vietnam, Ho Chi Minh.<br />

08<br />

JASMERAH JUNI 2013


TOPIK UTAMA<br />

By mahasiswapetra<br />

Akan tetapi masa-masa bahagia Hartini dan<br />

Sukarno pun menemui akhirnya. Masuk ke<br />

tahun 1960-an, kekuasaan dan popularitas<br />

Sukarno semakin memudar. PKI mulai<br />

berkembang dan puncaknya setelah terjadi<br />

peristiwa GESTOK (atau lebih dikenal dengan<br />

G30S/PKI –red). Lima bulan setelah kejadian<br />

mengerikan yang mengakibatkan kematian 6<br />

perwira militer tinggi Indonesia dan beberapa<br />

korban lainnya, Sukarno pun lengser dan<br />

Suharto naik jadi Presiden Indonesia. Sukarno<br />

kemudian “diasingkan” di Wisma Yasso.<br />

Ketika inilah orang bisa melihat kekuatan<br />

cinta Hartini untuk Sukarno yang sedemikian<br />

besar. Meskipun pada waktu itu Sukarno sudah<br />

menikah beberapa kali lagi, Hartini tetap<br />

teguh untuk menemani Bung Karno hingga<br />

akhir hayatnya.<br />

18 Agustus 1959, Presiden Sukarno berkirim<br />

surat yang berbeda dari biasanya, pada<br />

kesempatan kali ini Presiden Sukarno mengundang<br />

Nemoto untuk datang dan berlibur<br />

ke Indonesia. Kurang dari satu bulan setelah<br />

diterimanya surat itu, Nemoto datang ke<br />

Indonesia dengan menyamar sebagai salah<br />

satu karyawan perusahaan Tonichi milik<br />

Kubo Masao.<br />

Ratna Sari Dewi<br />

“Aku mempunyai seorang istri, yang aku cintai<br />

dengan segenap jiwaku. Namanya Ratna Sari<br />

Dewi.”<br />

Berbeda dengan wanita-wanita sebelumnya<br />

yang mengisi hari-hari Sukarno Ratna Sari<br />

Dewi adalah seorang wanita dari luar negeri,<br />

yaitu Jepang. Nemoto Naoko, adalah nama<br />

asli gadis Negeri Sakura ini. Dia pertama kali<br />

bertemu dengan Sukarno ketika Sukarno<br />

melakukan kunjungan ke Jepang dan sedang<br />

melepas lelah di kawasan Akasaka. Dewi pertama<br />

kali dikenalkan oleh salah satu kolega<br />

Sukarno dari Jepang, Kubo Masao. Nemoto<br />

Naoko yang pandai dalam menyanyi dan<br />

menari pun langsung memicu ketertarikan<br />

Sukarno yang mencintai dunia seni. Setelah<br />

pertemuan itu, Sukarno dan Nemoto sering<br />

berkirim surat melalui kedutaan besar Indonesia<br />

di Tokyo. Puncaknya pada tanggal<br />

Selama di Indonesia, Sukarno secara pribadi<br />

sering mengajak Nemoto untuk berjalan-jalan.<br />

Setelah menjalin hubungan<br />

beberapa waktu, Sukarno pun akhirnya<br />

melamar Nemoto untuk menjadi istrinya.<br />

Waktu itu Sukarno sudah memiliki tiga orang<br />

istri, yakni Fatmawati, Hartini dan Yurike. Hal<br />

itu membuat kebimbangan dihati Nemoto,<br />

tetapi pada akhirnya Sukarno mampu meyakinkan<br />

Nemoto untuk menikahinya. Mereka<br />

berdua menikah pada tanggal 3 Maret 1962<br />

dengan upacara yang berlangsung sederhana<br />

dan dengan mas kawin sebesar Rp. 5,-. Seteleh<br />

menikah dengan Sukarno, nama Nemoto<br />

pun diubah menjadi Ratna Sari Dewi.<br />

Pada awal pernikahannya, Dewi merasa<br />

kehidupannya sangat berat. Dirinya yang<br />

merupakan orang Jepang dibenci oleh orangorang<br />

disekitarnya dan ibunya sendiri pun<br />

merasa sangat sedih karena hal ini, hingga<br />

akhirnya meninggal dunia. Sukarno yang paham<br />

mengenai kesedihan istrinya ini mendirikan<br />

sebuah rumah yang kelak dinamai Wisma<br />

Yaso, sesuai dengan nama adik Dewi yang<br />

sudah meninggal dunia. Untuk bisa diterima<br />

lebih baik oleh masyarakat Indonesia Dewi<br />

pun belajar bahasa Indonesia dan seringkali<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

09


TOPIK UTAMA<br />

By mahasiswapetra<br />

mengenakan pakaian adat Indonesia. Meskipun<br />

ada perbedaan umur yang sangat mencolok<br />

di antara keduanya, hal itu tak menghalangi<br />

besar cinta Sukarno terhadap Dewi.<br />

Sukarno pernah menuliskan Surat kepada<br />

Dewi yang isinya sangat romantis. Begini<br />

petikannya,<br />

“Kalau aku mati, kuburlah aku di bawah pohon<br />

yang rindang. Aku mempunyai seorang<br />

istri, yang aku cintai dengan segenap jiwaku.<br />

Namanya Ratna Sari Dewi. Kalau ia meninggal<br />

kuburlah ia dalam kuburku. Aku menghendaki<br />

ia selalu bersama aku.”<br />

Haryati<br />

Masa ora aku seneng! Lha wong sing mundhut<br />

wanodja palenging atiku kok! Adja maneh<br />

sakados alrodji, lha mbok apa apa ja bakal<br />

tak wenehke”<br />

Kecintaan Sukarno yang begitu mendalam<br />

terhadap seni mengalir deras dari darah<br />

ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, yang merupakan<br />

orang bali. Passion yang mendalam terhadap<br />

seni membuat Sukarno banyak mengoleksi<br />

karya seni dan mengagumi tarian dan<br />

lagu-lagu. Oleh karena itu, tidak heran koleksi<br />

seni Istana berjumlah paling besar ketika<br />

Sukarno masih berkuasa. Banyak penari, pelukis<br />

maupun pekerja seni lain yang sering diundang<br />

Sukarno ke Istana untuk menghibur<br />

tamu negara atau dalam acara-acara khusus.<br />

Tapi ada satu cerita spesial diantara para<br />

pekerja seni Istana, Haryati namanya. Haryati<br />

yang sebelumnya bekerja sebagai -<br />

penari istana menarik perhatian sang Presiden<br />

dengan kecantikannya. Haryati yang<br />

waktu itu sebetulnya sudah menjadi kekasih<br />

orang lain tak kuasa untuk melawan rayuan-rayuan<br />

maut yang diucapkan oleh Sukarno.<br />

Keduanya pun akhirnya menikah pada<br />

tahun 1963 saat-saat dimana kekuasaan<br />

Sukarno sudah mulai pudar. Perkawinan<br />

keduanya tidak bisa bertahan lama karena<br />

sudah tidak ada kecocokan antara mereka<br />

berdua. Tanpa dikaruniai anak, akhirnya 3<br />

tahun berselang semenjak pernikahan mereka<br />

Sukarno memutuskan untuk menceraikan<br />

Haryati. Perkawinan Haryati dengan Sukarno<br />

jarang terekspos oleh media, tapi sewaktu<br />

Irian Barat (sekarang Papua-red) kembali ke<br />

pangkuan Ibu Pertiwi, Haryati lah yang dibawa<br />

Sukarno untuk menemani kunjungannya<br />

ke sana.<br />

10<br />

JASMERAH JUNI 2013


TOPIK UTAMA<br />

By mahasiswapetra<br />

Kartini Manoppo<br />

“Aku mencintai kamu, aku ingin kau<br />

membalas cintaku….sekarang juga saya minta<br />

kepastian darimu ya atau tidak”<br />

Basuki Abdullah, salah satu maestro lukis<br />

Indonesia, merupakan salah satu pelukis kesayangan<br />

Bung Karno. Banyak karya-karyanya<br />

menghiasi dinding-dinding Istana Negara.<br />

Dari lukisan Basuki Abdullah juga Bung Karno<br />

pertama kali bertemu seorang wanita bernama<br />

Kartini Manoppo. Kartini Manoppo sebetulnya<br />

berprofesi sebagai pramugari di maskapai<br />

penerbangan Indonesia, yakni Garuda<br />

Indonesia. Semenjak saat itu, setiap kali<br />

Sukarno melawat ke luar negeri, Kartini pasti<br />

ikut serta dalam rombongan kepresidenan.<br />

Kartini yang terlahir dari keluarga bangsawan<br />

Bolaang Mongondow, menutup rapat-rapat<br />

pernikahannya dengan Sukarno, jadi tidak<br />

banyak yang bisa diketahui dari pernikahan<br />

keduanya. Dari pernikahan ini, Sukarno<br />

dikarunai seorang putra bernama Totok<br />

Suryawan Sukarno, yang lahir di Jerman.<br />

pelajar remaja yang akan mengenakan pakaian<br />

adat dan tampil acara-acara kenegaraan.<br />

Yurike yang masih berstatus pelajar<br />

adalah anggota termuda dari Barisan Bhinneka<br />

Tunggal Ika waktu itu. Yurike pertama<br />

kali mengikuti acara kenegaraan di sebuah<br />

acara kepresidenan digelar di Istora. Yurike<br />

yang memang memiliki paras yang ayu mengenakan<br />

kebaya ala Jawa di acara tersebut.<br />

Ketika seluruh anggota Barisan Bhinneka<br />

Tunggal Ika tengah berbaris rapi, Sukarno<br />

yang sedang berjalan di depannya tiba-tiba<br />

menghentikan langkahnya tepat didepan<br />

Yurike.<br />

Yurike Sanger<br />

“Yury,I came to you today,but were out. I came<br />

only to say “I love you”<br />

Yours,<br />

Sukarno”<br />

Awal mula kisah percintaan Sukarno dan<br />

Yurike dimulai ketika sekolah Yurike Sanger<br />

kedatangan seorang artis bernama Dahlia.<br />

Dahlia sedang mencari anggota untuk Barisan<br />

Bhinneka Tunggal Ika, sebuah kelompok<br />

Gadis belia inipun kaget bukan kepalang<br />

karena sang presiden berdiri tepat dihadapannya.<br />

Tanpa diduga sang Presiden malah<br />

menyempatkan diri untuk mengobrol dengannya.<br />

Dari perkenalan singkat itu, Yurike<br />

tidak bisa menyembunyikan kekagumannya<br />

pada sosok Sukarno yang memang berkharisma.<br />

Seiring dengan intensitas kegiatannya<br />

di Barisan Bhinneka Tunggal Ika ini, semakin<br />

intens pula pertemuan antara keduanya.<br />

Sukarno pun semakin tertarik kepada Yurike,<br />

mulai dari sekadar menyuruh duduk<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

11


TOPIK UTAMA<br />

By mahasiswapetra<br />

didekatnya hingga memberikan kue kepada<br />

Yurike.<br />

Suatu ketika setelah acara resmi usai, Yurike<br />

yang sedang mengobrol dengan pegawai<br />

di Istana tiba-tiba di panggil oleh Sukarno.<br />

Ternyata Yurike diajak makan malam oleh<br />

Bung Karno. Ia diminta duduk dikursi sebelah<br />

Bung Karno yang sengaja dikosongkan.<br />

Di kesempatan lain, Yurike ditawari untuk<br />

menggunakan mobil istana untuk dijemput<br />

ketika Yurike mengikuti acara Barisan Bhinneka<br />

Tunggal Ika. Mulai disaat itulah perasaan<br />

cinta mulai tumbuh di benak gadis muda ini.<br />

Perhatian demi perhatian khusus yang diberikan<br />

Sukarno tak mampu dibendung gadis<br />

muda ini, sampai-sampai pada suatu kesempatan<br />

Sukarno mengantarkan Yurike pulang<br />

ke rumahnya secara pribadi.<br />

Setelah itupun hubungan keduanya menjadi<br />

semakin dekat. Pada suatu malam Sukarno<br />

mengajak Yurike untuk bersantai di tepian<br />

pantai, di waktu itulah Sukarno pertama kali<br />

mengutarakan rasa cintanya kepada Yurike.<br />

Setelah menjalin hubungan yang lebih dalam<br />

lagi selama beberapa saat, Bung Karno yang<br />

saat itu usianya lebih dari setengah abad pun<br />

akhirnya mengutarakan keinginannya untuk<br />

memperistri Yurike yang tatkala itu masih<br />

duduk di bangku SMA. Yurike yang masih<br />

dilanda oleh kebingungan tak bisa memberikan<br />

jawaban langsung kepada Bung Karno. Ia<br />

meminta waktu untuk mendiskusikan masalah<br />

pernikahan ini kepada kedua orangtuanya<br />

terlebih dahulu. Beberapa waktu kemudian,<br />

Bung Karno pun mengajak orangtua<br />

Yurike untuk makan malam. Pada waktu<br />

itulah Bung Karno kembali mengutarakan<br />

keinginannya untuk memperistri Yurike.<br />

Tentu saja hal ini membuat kedua orangtua<br />

Yurike terkejut. Setelah beberapa saat merundingkan<br />

lamaran ini, akhirnya kedua<br />

orangtua Yurike pun menyetujui lamaran dari<br />

sang Presiden. Raut muka sang presiden pun<br />

berubah dari yang sebelumnya tegang menjadi<br />

lega.<br />

Hari-hari yang dinanti pun akhirnya tiba,<br />

tanggal 6 Agustus 1964, Sukarno resmi menikahi<br />

Yurike Sanger. Tapi hari-hari manis itu<br />

cepat berlalu. Karena saat-saat akhir kekuasaan<br />

Sukarno di Indonesia sudah tiba. Pada<br />

tahun 1967, ketika Suharto diangkat menjadi<br />

presiden kedua Republik Indonesia, Sukarno<br />

harus angkat kaki dari istana yang selama<br />

puluhan tahun sudah menjadi tempat tinggalnya.<br />

Kemudian Sukarno pun mulai jatuh<br />

sakit. Tidak ada lagi aliran keuangan untuk<br />

menggaji pembantu-pembantunya. Sukarno<br />

pun menggugat cerai Yurike, karena ia takut<br />

kondisi kesehatannya dan stabilitas negara<br />

pasca kepemimpinannya dapat memmberikan<br />

efek buruk pada Yurike. Dengan berat<br />

hati, Yurike pun menyetujui permintaan<br />

tersebut.<br />

Heldy Djafar<br />

12<br />

JASMERAH JUNI 2013


TOPIK UTAMA<br />

By mahasiswapetra<br />

“Dear dik Heldy,<br />

I am sending you some dollars,<br />

Miss Dior, Diorissimo, Diorama<br />

of course also my love,<br />

Mas”<br />

Heldy Djafar, gadis asal Kutai Kartanegara<br />

ini adalah wanita terakhir yang dinikahi<br />

oleh Sukarno. Heldy menghabiskan masa<br />

kecilnya di Tenggarong, sebelum waktu SMP<br />

dia dan sekeluarga pindah ke Samarinda<br />

karena perusahaan tempat ayahnya bekerja<br />

dinasionalisasikan oleh pemerintah. Setelah<br />

Heldy tamat SMP, Heldy memutuskan untuk<br />

pindah ke Jakarta dan tinggal bersama<br />

kakaknya, Erham. Pertemuan Heldy dengan<br />

Sukarno ternyata tidak jauh berbeda dengan<br />

pertemuan Yurike dengan Sukarno. Heldy<br />

juga didaulat untuk menjadi Barisan Bhinneka<br />

Tunggal Ika. Ketika itu istana sedang<br />

bersiap-bersiap untuk menyambut tim Piala<br />

Thomas yang baru saja memenangi perlombaan<br />

yang diadakan di Tokyo, Jepang.<br />

Pertemuan pertama Sukarno dan Heldy terjadi<br />

ketika Sukarno sedang menaiki anak tangga<br />

di Istana. Waktu itu Sukarno menyempatkan<br />

diri untuk bercakap-cakap dengan Heldy<br />

sejenak. Ternyata dari pertemuan itu Sukarno<br />

langsung merasa suka terhadap Heldy,<br />

maka dalam beberapa pertemuan berikutnya<br />

Sukarno pun terkesan memberikan perhatian<br />

khusus kepada Heldy.<br />

Suatu ketika rumah Erham, kakak Heldy di<br />

datangi oleh utusan istana untuk menyampaikan<br />

bahwa presiden akan datang sebentar<br />

lagi. Erham yang terkejut pun langsung<br />

menanyakan kepada Heldy perihal kedatangan<br />

Presiden. Heldy pun tak tahu menahu<br />

mengenai permasalahan tersebut. Bung<br />

Karno hadir tanpa mengenakan pakaian kebesarannya,<br />

hanya memakai kemeja lengan<br />

pendek, celana hitam dan sandal jepit. Rupanya<br />

maksud kedatangan Sukarno waktu itu<br />

adalah untuk menguraikan isi hatinya kepada<br />

Heldy, akan tetapi Heldy yang merasa dirinya<br />

masih terlalu muda secara halus menolak<br />

Bung Karno. Sukarno tidak marah. Ia<br />

hanya tersenyum dan memberikan Heldy<br />

hadiah, yaitu sebuah jam tangan bermerek<br />

Rolex. Setelah itu Bung Karno pun mengajak<br />

Heldy dan kakaknya makan diluar. Heldy<br />

satu mobil bersama Bung Karno sementara<br />

kakaknya di mobil yang lain bersama ajudan<br />

Bung Karno. Di dalam mobil itu Bung Karno<br />

mengeluarkan rayuan mautnya kepada<br />

Heldy.<br />

“Dik, kau tahu... Kau tidak pernah mencari<br />

aku, aku juga tidak mencari kau. Tapi Allah<br />

sudah mempertemukan kita.” begitu ucap<br />

Bung Karno, Heldy yang tak bisa berkata apaapa<br />

hanya terdiam didalam mobil.<br />

Usia Heldy ketika itu baru 18 tahun sementara<br />

Bung Karno sendiri sudah mencapai 64<br />

tahun, hampir setengah abad perbedaan usia<br />

mereka. Sejak pertama kali mengungapkan<br />

rasa cintanya yang berujung dengan penolakan<br />

itu, Bung Karno tidak menyerah, tapi<br />

makin giat dan semakin sering berkunjung ke<br />

rumah Heldy. Lama kelamaan hati Heldy pun<br />

luluh dan menerima cinta Bung Karno. Heldy<br />

pun sering diajak Bung Karno untuk bertemu<br />

koleganya seperti Dasaad, Chairul Saleh, J Leimena<br />

dan Soebandrio. Bung Karno memang<br />

jago kalo dalam urusan memikat wanita,<br />

selain dari tutur katanya yang lembut, Bung<br />

Karno juga sering memberikan hadiah-hadiah<br />

dari yang kecil seperti mangga atau salak<br />

hingga minyak wangi dan perhiasan.<br />

Akhirnya pada tahun 1966 Heldy dinikahi<br />

oleh Bung Karno dan diberikan rumah di<br />

Kebayoran Baru. Usia perkawinan mereka<br />

hanya bertahan sebentar. Hanya dua tahun.<br />

Gejolak politik Indonesia semakin tidak menentu,<br />

Sukarno harus lengser dari tampuk<br />

kekuasannya dan “diasingkan” di Wisma<br />

Yasso. Pada waktu itu Heldy sempat mengucap<br />

ingin berpisah dari Bung Karno, tapi Bung<br />

Karno menolak walaupun pada akhirnya<br />

keduanyapun berpisah. Setelah perpisahannya<br />

dengan Bung Karno Heldy menikah lagi<br />

dengan Gusti Suriansyaah Noor, keturunan<br />

dari Kerajaan Banjar.<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

13


COVER STORY<br />

By Sophie Riswand & socceripoy<br />

Sukarno dan<br />

Amerika<br />

Bung Karno geram. Ike mencoba merayunya. “Tolong<br />

bebaskan pilotku,” kata Ike. Tapi Bung Karno<br />

tetap saja geram. Mungkin juga karena yang<br />

merayu Sukarno adalah Ike, seorang pria tua, bukan<br />

wanita cantik. Ike itu adalah nama panggilan<br />

Dwight D. Eisenhower, presiden AS di masa itu. Kali<br />

ini Amerika Serikat memang kena batunya.<br />

Negara digdaya itu dibikin<br />

malu Indonesia ketika<br />

pilotnya, Allen Pope ditembak<br />

jatuh di pulau Morotai. Lebih<br />

malu lagi, karena dengan<br />

tertangkapnya pilot itu, kedok<br />

AS dan CIA akhirnya terbuka.<br />

Kedok yang membuktikan<br />

AS melalui CIA sudah main<br />

api dengan petualangannya<br />

di balik pemberontakan<br />

separatisme di Indonesia.<br />

Termasuk juga infiltrasi AS<br />

yang mempersenjatai para<br />

pemberontak itu. Ini yang<br />

bikin Bung Karno geram,<br />

dan mulai memainkan kartu<br />

trufnya. Bung Karno yang<br />

tadinya dikerjai Amerika,<br />

sekarang balas mengerjai<br />

Amerika. Bung Karno sadar,<br />

tertangkapnya Allen Pope<br />

mendongkrak posisi tawar<br />

Indonesia di hadapan<br />

Amerika. Cerita selanjutnya<br />

adalah bagaimana Ike dan<br />

John F. Kennedy jadi repot<br />

dibuatnya.<br />

Inilah moment bersejarah<br />

ketika Indonesia yang miskin<br />

untuk pertama kalinya punya<br />

posisi tawar tinggi di hadapan<br />

“juragan kaya”, Amerika.<br />

Bung Karno tidak cuma<br />

menuntut Amerika mesti<br />

minta maaf. Tapi masih ada<br />

sederet permintaan lain yang<br />

membuat Amerika “maju kena<br />

mundur kena”. Eisenhower<br />

minta Indonesia melepaskan<br />

pilot Allen Pope. Tapi Bung<br />

Karno tidak mau melepasnya<br />

begitu saja dengan gratis.<br />

Pilot itu adalah kartu truf-nya.<br />

Inilah kisah bagaimana<br />

Bung Karno dengan amarah<br />

“memiting leher Allen Pope”<br />

sambil telunjuknya memberi<br />

isyarat agar Amerika mau<br />

“bersimpuh” di kaki Bung<br />

Karno. “Gantung Allen Pope!<br />

Hukum mati Allen Pope!”.<br />

Begitu gelombang protes<br />

di depan kedutaan AS di<br />

Jakarta setelah Allen Pope<br />

tertangkap. tahun 1958 itu<br />

. Rakyat Indonesia memang<br />

dibuat naik darah oleh<br />

kelakuan Allen Pope, karena<br />

pilot ini sudah menjatuhkan<br />

bom di daerah Ambon yang<br />

memakan tak sedikit korban<br />

jiwa.<br />

Di tengah suasana panas<br />

itu, teman-teman Mas Tok<br />

atau Guntur Sukarnoputra<br />

tidak berhenti menjejalinya<br />

dengan pertanyaanpertanyaan<br />

seputar pilot<br />

Allen Pope. Percakapan<br />

Bung Karno dengan putra<br />

sulungnya berkaitan hal<br />

itu, sudah banyak diungkap<br />

berbagai sumber. Tapi<br />

Bung Karno dan Ike Eisenhower<br />

Sumber gambar: penasukarno.wordpress.<br />

14<br />

JASMERAH JUNI 2013


COVER STORY<br />

By Sophie Riswand & socceripoy<br />

sebetulnya ada yang<br />

lebih penting lagi di balik<br />

percakapan antara Bung<br />

Karno dan Mas Tok berikut<br />

ini...<br />

Bung Karno sedang mandi.<br />

Mas Tok yang masih remaja<br />

menggedor-gedor pintu<br />

kamar mandi. Tidak sabar.<br />

Karena pintu terus digedor,<br />

Bung Karno melongok<br />

sebentar. “Ada apa toh,<br />

Mas Tok? Bapak belum<br />

selesai mandi.” Begitu pintu<br />

terbuka, Mas Tok langsung<br />

menyambar ayahnya dengan<br />

pertanyaan, “Bener nggak sih<br />

bapak menukar pembebasan<br />

Allen Pope dengan tebusan<br />

pesawat Hercules?”. Mas Tok<br />

memang tidak sabar ingin<br />

segera tahu jawabnya. Saat itu<br />

juga dia harus mendapatkan<br />

bocoran jawabannya.<br />

Memang sebelumnya di<br />

antara teman-temannya,<br />

mereka sudah kasak-kusuk<br />

membenarkan gosip itu. Mas<br />

Tok jadi panas juga. Soalnya<br />

sebagai anak Bung Karno,<br />

seharusnya dia lebih tahu<br />

Persidangan Allen Pope di Jakarta<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

dari teman-temannya.<br />

Mas Tok yang penasaran<br />

tidak perlu menunggu<br />

lama menanti jawab<br />

ayahnya. Pertanyaan Mas<br />

Tok itu langsung disambar<br />

dengan tawa khas ayahnya.<br />

“Hahahahaha! Biar saja<br />

Amerika kasih Hercules itu<br />

buat Bapak. Kalau Amerika<br />

kirim pesawat lagi, nanti<br />

Bapak suruh tembak lagi.<br />

Sebagai tebusannya, Bapak<br />

mau minta Marilyn Monroe<br />

dan Ava Gardner”.<br />

Itu humor khas Bung Karno.<br />

Humor seorang negarawan<br />

nyentrik. Cara Bung karno<br />

bercanda dengan politikus<br />

sejawatnya sehari-hari, tidak<br />

beda jauh dengan guyonannya<br />

dengan anak-anaknya.<br />

Mas Tok dan adik-adiknya<br />

sudah hafal adat ayahnya.<br />

Tetapi, sebetulnya di balik<br />

canda itu, mungkin bahkan<br />

Bung Karno dan Mas Tok<br />

sendiri waktu itu belum<br />

menyadari sesuatu. Yaitu,<br />

buntut dari posisi tawar<br />

Indonesia tadi. Bung Karno<br />

telah memulai tonggak<br />

lahirnya sejarah armada<br />

baru bagi AURI, yaitu lahirnya<br />

skuadron Hercules di<br />

Indonesia. Armada ini kelak<br />

turut punya andil dalam<br />

merebut Irian Barat dari<br />

Belanda.<br />

Itu semua berawal dari<br />

negosiasi tarik ulur demi<br />

pembebasan seorang pilot<br />

yang membuat Amerika<br />

gelisah. Bagaimana tidak?<br />

Soalnya kalau tidak segera<br />

diselamatkan, bisa-bisa<br />

pilot itu buka mulut tentang<br />

info rahasia yang berkaitan<br />

dengan permainan CIA. Dulu<br />

serangan Maukar ke Istana<br />

didesas-desuskan akibat<br />

Bung Karno menggoda<br />

tunangan sang pilot. Gosip<br />

selanjutnya menghantam<br />

Bung Karno lagi. Yaitu,<br />

pembebasan pilot Allen<br />

Pope digosipkan karena<br />

Bung Karno dirayu oleh<br />

istri Pope, yang sengaja<br />

didatangkan dari Amerika.<br />

Kedengaran seperti gosip<br />

murahan, tetapi tunggu dulu!<br />

Sejarah kadang memang<br />

diwarnai gosip murahan,<br />

yang bermuara pada hasil<br />

yang tidak murahan. Konon<br />

itu yang namanya intrik<br />

politik tingkat tinggi. Intrik<br />

yang menggunakan sisi<br />

kelemahan Bung Karno.<br />

Kelemahan apalagi kalau<br />

bukan soal perempuan?<br />

Mentang-mentang Bung<br />

Karno mata keranjang.<br />

Bung Karno memang mata<br />

keranjang. Tapi pihak yang<br />

anti Bung Karno kadang<br />

memanipulasi sisi ini.<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

15


COVER STORY<br />

By Sophie Riswand & socceripoy<br />

Sama halnya CIA yang<br />

menggunakan kelemahan don<br />

yuan-nya Bung Karno untuk<br />

menjatuhkan kredibilitas<br />

presiden RI di mata rakyatnya.<br />

Menjatuhkan Bung Karno<br />

adalah satu-satunya cara agar<br />

Amerika bisa bercokol kuat<br />

di Indonesia. Sudah dicoba<br />

segala cara agar Bung Karno<br />

jatuh, tidak berhasil juga.<br />

Dicoba dengan cara ancaman<br />

embargo, penghentian<br />

bantuan malah Bung Karno<br />

balik berteriak,”Go to hell with<br />

your aid!”.<br />

Akhirnya CIA pakai cara lain.<br />

Yaitu infiltrasi ke berbagai<br />

pemberontakan di Indonesia.<br />

Puncaknya terjadi dalam<br />

pertempuran di pulau<br />

Morotai, tahun 1958. Ketika<br />

itu TNI (pasukan marinir,<br />

pasukan gerak cepat AU, dan<br />

AD) menggempur Permesta,<br />

gerakan pemberontakan di<br />

Sulawesi Utara. Persenjataan<br />

Permesta tidak bisa dianggap<br />

enteng. Soalnya ada bantuan<br />

senjata dari luar. Tadinya<br />

tudingan bahwa CIA adalah<br />

biang kerok semua ini masih<br />

dugaan saja. Ketika kapal<br />

pemburu AL dan mustang AU<br />

melancarkan serangannya,<br />

satu pesawat Permesta<br />

terbakar jatuh.Sebelum<br />

jatuh, ada dua parasut yang<br />

tampak mengembang keluar<br />

dari pesawat itu. Parasut itu<br />

tersangkut di pohon kelapa.<br />

TNI segera membekuk dua<br />

orang. Yang satu namanya<br />

Harry Rantung anggota<br />

Permesta dan yang tak<br />

terduga, satunya lagi bule<br />

Amerika. Itulah si pilot Allen<br />

16<br />

JASMERAH JUNI 2013<br />

Deklarasi pendirian PERMESTA<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

Pope. Dari dokumendokumen<br />

yang disita,<br />

terkuak bahwa Allen Pope<br />

terkait dengan operasi CIA.<br />

Yaitu, menyusup digerakan<br />

pemberontakan di Indonesia<br />

untuk menggulingkan<br />

kekuasaan Sukarno.<br />

Tak pelak lagi, tuduhan<br />

bahwa Amerika dengan<br />

CIA adalah dalang<br />

pemberontakan separatis,<br />

bukan isapan jempol!<br />

Peristiwa tertangkapnya Allen<br />

Pope adalah tamparan bagi<br />

Amerika. Itu mungkin terwakili<br />

dalam kalimat Allen Pope<br />

ketika tertangkap. Setelah<br />

pesawat B-26 yang dipilotinya<br />

jatuh dihajar mustang AU dan<br />

kapal pemburu AL, komentar<br />

Pope, “Biasanya negara saya<br />

yang menang, tapi kali ini<br />

kalian yang menang.” Setelah<br />

itu dia masih sempat minta<br />

rokok. Tetapi, sebetulnya<br />

yang lebih membuat malu<br />

Amerika bukan soal kalah<br />

yang dikatakan Pope tadi.<br />

Tertangkapnya Allen Pope<br />

mengungkap permainan<br />

kotor AS untuk<br />

menggulingkan Sukarno.<br />

Amerika terus ngeyel<br />

menyangkal. Tapi buktibukti<br />

yang ada, akhirnya<br />

membungkam mulut<br />

Amerika. Taktik kotor itupun<br />

menjadi pergunjingan<br />

internasional. Tanpa<br />

ampun, kedok Amerika<br />

dengan CIA-nya berhasil<br />

dibuka Indonesia, lengkap<br />

dengan bukti-bukti yang<br />

telak. Amerika terpaksa<br />

berubah 180 derajat<br />

menjadi baik pada Sukarno.<br />

Semua operasi CIA untuk<br />

mengguncang Bung<br />

Karno (untuk sementara)<br />

dihentikan.<br />

Amerika berusaha matimatian<br />

meminta pilotnya<br />

untuk dibebaskan. Segala<br />

carapun mulai dilakukan<br />

untuk mengambil hati<br />

Bung Karno. Eisenhower<br />

mengundang Sukarno ke<br />

AS bulan Juni 1960. Lalu


COVER STORY<br />

By Sophie Riswand & socceripoy<br />

Bung Karno saat menghadiri undangan<br />

diplomatik di Amerika Serikat<br />

Sumber gambar: LIFE<br />

Sukarno juga diundang<br />

John Kennedy di bulan April<br />

1961. Dibalik segala alasan<br />

diplomatik tentang kunjungan<br />

itu, tak bisa disangkal itu<br />

semua buntut dari cara<br />

Bung Karno memainkan<br />

kartunya terhadap Amerika.<br />

Selama periode itu, Bung<br />

Karno main tarik ulur dengan<br />

pembebasan Pope. Tarik<br />

ulur itu berjalan alot. Karena<br />

Bung Karno ogah melepaskan<br />

Pope begitu saja. Bung<br />

Karno sengaja berlama-lama<br />

“memiting leher” Allan Pope<br />

sebelum Amerika meng-iyakan<br />

permintaan Indonesia,<br />

Amerika mati kutu. Tak ada<br />

jalan lain negosiasipun segera<br />

dimulai. Negosiasi alot yang<br />

memakan waktu 4 tahun,<br />

sebelum akhirnya Allen Pope<br />

benar-benar bebas.<br />

Dimulai dengan Ike atau<br />

Eisenhower yang membujuk,<br />

merayu dan mengundang<br />

Bung Karno ke Amerika.<br />

Namun sesudahnya Bung<br />

Karno tetap tidak mau tunduk<br />

diatur-atur Ike. Situasi mulai<br />

berubah sedikit melunak<br />

setelah kursi kepresidenan<br />

AS beralih ke John F.<br />

Kennedy. John Kennedy<br />

tahu, kepribadian Sukarno<br />

sangat kuat dan benci didikte.<br />

Karena itu dengan<br />

persahabatan dia mampu<br />

“merangkul” Sukarno.<br />

h“Kennedy adalah presiden<br />

Amerika yang sangat mengerti<br />

saya”, kata Bung Karno.<br />

Dengan John, negosiasi mulai<br />

mengarah ke titik terang.<br />

Berkaitan itu pula, John<br />

mengirim adiknya Robert<br />

Kennedy ke Jakarta. Robert<br />

membawa sejumlah misi,<br />

diantaranya: “membebaskan<br />

Pope”.<br />

Konon ketika itu juga Amerika<br />

mengirim istri Allen Pope yang<br />

cantik. Perhitungannya, wanita<br />

cantik mampu meluluhkan<br />

hati Bung Karno. Ini asal mula<br />

beredar issue bahwa Bung<br />

Karno dirayu istri Allen Pope.<br />

Yang tidak banyak disebutkan<br />

orang, yaitu ibu dan<br />

saudara perempuan Allen<br />

Pope juga datang memohonmohon<br />

dengan tangisan<br />

minta belas kasihan Bung<br />

Karno. Buat Bung Karno, pilot<br />

itu dibebaskan atau tidak<br />

dibebaskan, hasilnya sama<br />

saja, yaitu, tidak membuat<br />

korban-korban bom si pilot<br />

bisa hidup kembali. Jadi<br />

kenapa tidak memanfaatkan<br />

saja ketakutan Amerika<br />

yang ciut kalau pilot itu buka<br />

mulut?<br />

Bung Karno memainkan<br />

kartu trufnya atas dasar apa<br />

yang dibutuhkan bangsa<br />

Indonesia pada waktu<br />

itu. Indonesia betul-betul<br />

sengsara dan kelaparan.<br />

Indonesia butuh uang dan<br />

nasi. Indonesia sedang<br />

bertempur melawan Belanda<br />

untuk merebut Irian Barat,<br />

butuh senjata, sejumlah<br />

perangkat perang dan<br />

armada tempur. Permintaan<br />

Bung Karno itu tentu saja<br />

tidak disampaikan dengan<br />

cara mengemis. Tapi dengan<br />

cara yang menyeret Amerika<br />

untuk membuat interpretasi<br />

diplomatik. Mau tidak mau,<br />

isyarat diplomatik Sukarno<br />

membuat Amerika harus<br />

bisa membaca yang tersirat<br />

di balik yang tersurat.<br />

Dibanding Ike alias<br />

Eisenhower, John F. Kennedy<br />

lebih peka membaca isyarat<br />

itu. Itulah yang dimaksud<br />

Bung Karno bahwa John F.<br />

Kennedy mengerti dirinya.<br />

Kennedy tidak cuma sekedar<br />

mengundang Bung Karno ke<br />

Amerika untuk plesiran.<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

17


COVER STORY<br />

By Sophie Riswand & socceripoy<br />

Bung Karno dan John F Kennedy<br />

Sumber gambar: penasukarno.wordpress.com<br />

Tetapi, juga ada tindak lanjut<br />

nyata di balik undangan<br />

itu. John paham Indonesia<br />

butuh perangkat perang<br />

untuk merebut Irian Barat. Di<br />

antaranya armada tempur.<br />

Karena itu diajaknya Bung<br />

Karno mengunjungi pabrik<br />

pesawat Lockheed di Burbank,<br />

California. Di sana Bung Karno<br />

dibantu dalam pembelian<br />

sepuluh pesawat Hercules<br />

tipe B, terdiri dari delapan<br />

kargo dan dua tanker.<br />

Negosiasi pembebasan Pope<br />

antara Ike dan Bung Karno<br />

tadinya alot namun menjadi<br />

licin jalannya dengan John.<br />

Dia tidak pelit membalas<br />

“kebaikan” Bung Karno yang<br />

memenuhi permintaan AS<br />

untuk membebaskan Allen<br />

Pope. hasilnya? Hercules dari<br />

Amerika, menjadi cikal bakal<br />

lahirnya armada Hercules<br />

bagi AURI (armada yang kelak<br />

ikut bertempur merebut<br />

Irian Barat). Bung Karno<br />

bisa membuat Amerika<br />

menghentikan embargo lalu<br />

menyuntikkan dana segar ke<br />

Indonesia. Juga beras 37.000<br />

ton dan ratusan persenjataan<br />

perangkat perang.<br />

Kebutuhan itu semua<br />

memang sesuai dengan<br />

kondisi Indonesia saat itu.<br />

Ternyata beginilah yang<br />

disebut dengan negosiasi<br />

tingkat tinggi. Akhirnya Allen<br />

Pope dibebaskan secara diamdiam<br />

oleh suatu misi rahasia<br />

di suatu subuh di bulan<br />

Februari 1962. Negosiasi itu<br />

seluruhnya tentu makan biaya<br />

yang tidak sedikit. Siapa yang<br />

mesti membayar semua itu?<br />

Konon rekening Permesta<br />

yang harus membayar ganti<br />

ganti rugi akibat negosiasi<br />

itu. Sempat terdengar<br />

selentingan bahwa jalan by<br />

pass Cawang-Tanjung Priok<br />

dan Hotel Indonesia lama<br />

di Bundaran HI Thamrin,<br />

adalah wujud dari ganti rugi<br />

itu. Benarkah demikian?<br />

Wallahualam.<br />

Sayang hubungan mesra<br />

Bung Karno dengan Amerika<br />

berakhir setelah Kennedy<br />

terbunuh tahun 1963.<br />

Terbunuhnya Kennedy<br />

membuat CIA kembali<br />

leluasa mewujudkan mimpi<br />

lama yang sempat terhenti.<br />

Yaitu terus mengguncang<br />

kursi Bung Karno, hingga<br />

Putra Sang Fajar itu akhirnya<br />

benar-benar terbenam. Kita<br />

semua tahu bagaimana akhir<br />

episode itu.<br />

18<br />

JASMERAH JUNI 2013


TOPIK UTAMA<br />

Pelemparan Granat<br />

di Cikini<br />

Terjadi pada tanggal 30<br />

November 1957 di Cikini,<br />

dimana pada saat itu Bung<br />

Karno menghadiri bazaar<br />

peringatan ulang tahun<br />

Yayasan Perguruan Cikini.<br />

Guntur dan Megawati adalah<br />

murid SD Yayasan Perguruan<br />

Cikini. Bung Karno sempat<br />

meninjau berkeliling sekitar<br />

25 menit dan ketika pulang<br />

tiba-tiba terdengar ledakan<br />

hebat yang belakangan adalah<br />

ledakan granat yang dilempar<br />

dari sekitar sekolah.<br />

Para pelakunya adalah<br />

Yusuf Ismail, Saadon bin<br />

Mohammad, Tasrif bin Husein<br />

dan Mohammad Tasin bin<br />

Abu Bakar, yang akhirnya<br />

berhasil dibekuk dan di<br />

hadapkan ke pengadilan<br />

militer. Mereka di jatuhi<br />

hukuman mati pada 28 April<br />

1958.<br />

By Sophie Riswand & socceripoy<br />

Sukarno dan<br />

Upaya Pembunuhan<br />

“Saya ingin mengambil satu contoh konkrit.<br />

Presiden Sukarno itu mengalami percobaan<br />

pembunuhan dari tingkat yang namanya baru<br />

rencana sampai eksekusi sebanyak 23 kali,” tutur<br />

Megawati tentang rencana pembunuhan kepada<br />

ayahnya, yang juga presiden pertama RI. Berikut<br />

ini akan dibahas sebagian upaya pembunuhan<br />

yang ditujukan terhadap Bung Karno.<br />

mendaratkan pesawatnya<br />

di persawahan daerah garut<br />

karena kehabisan bahan<br />

bakar. Ia kemudian dijatuhi<br />

hukuman mati. Tetapi,<br />

sebelum sempat menjalani<br />

hukumannya, Bung Karno<br />

mengumumkan amnesti<br />

umum terhadap PRRI/<br />

PERMESTA yang pernah<br />

memberontak dan Maukar<br />

adalah yang termasuk unsure<br />

PRRI/PERMESTA langsung<br />

dibebaskan.<br />

Penembakan pada Hari<br />

Raya Idul Adha<br />

Pada tanggal 14 Mei 1962<br />

saat rakyat Indonesia<br />

termasuk Bung Karno sedang<br />

berjajar dalam shaf hendak<br />

melaksanakan Sholat Idul<br />

Adha dengan mengambil<br />

tempat di lapangan rumput<br />

antara Istana Merdeka dan<br />

Istana Negara tiba - tiba<br />

Penyerangan Pesawat<br />

MiG-17 di Istana Negara<br />

Pada tanggal 9 Maret 1960,<br />

Bung Karno sedang berada<br />

di Istana Merdeka. Tiba-tiba<br />

sebuah pesawat terbang<br />

MiG-17 terbang rendah<br />

dan melepaskan rentetan<br />

tembakan tepat mengenai<br />

Istana Merdeka. Beruntung<br />

Sukarno tidak berada di<br />

tempat. Letnan Daniel Maukar<br />

yang merupakan pilot pesawat<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

19


TOPIK UTAMA<br />

By Sophie Riswand & socceripoy<br />

terdengar tembakan pistol<br />

bertubi-tubi diarahkan kepada<br />

Bung Karno.<br />

Ketika diperiksa, penembak<br />

mengaku melihat Bung<br />

Karno yang dibidiknya ada<br />

dua orang dan menjadi<br />

bingunglah ia saat hendak<br />

menembak yang mana.<br />

Tembakannya meleset tidak<br />

mengenai Bung Karno yang<br />

menjadi sasaran, sebaliknya<br />

menyerempet bahu Ketua<br />

DPR Zainul Arifin dari NU<br />

yang mengimami shalat.<br />

Orang tersebut divonis mati<br />

tetapi, ketika disodorkan<br />

kepada Bung Karno untuk<br />

membubuhkan tandatangan<br />

untuk di eksekusi Bung Karno<br />

tidak sampai hati untuk<br />

merentangkan jalan - jalan<br />

menuju kematiannya karena<br />

ia berpikir bahwa pembunuh<br />

sesungguhnya<br />

adalah orang-orang terpelajar<br />

fanatik yang merencanakan<br />

perbuatan itu. Seorang kiai<br />

yang memimpin pesantren<br />

di daerah Bogor H. Moh<br />

Bachrum dituduh telah<br />

mengatur rencana tersebut<br />

dan memerintahkan<br />

melakukannya. Setelah<br />

meletus G30S, tempat<br />

tahanannya dipindahkan ke<br />

Penjara Salemba berbaur<br />

dengan ribuan tahanan G30S.<br />

ditempat itu juga ditahan<br />

seorang kapten CPM yang<br />

pernah menginterograsinya.<br />

Haji Moh. Bachrum<br />

menyangkal semua tuduhan<br />

tersebut. Sikapnya terhadap<br />

tahanan G30S sangat baik<br />

dan selama di Salemba<br />

ia ditunjuk mengimami<br />

sembahyang berjamaah yang<br />

diikuti oleh semua tahanan<br />

yang beragama Islam yang<br />

diselenggarakan di lapangan<br />

penjara. Ia bebas lebih cepat<br />

dari pada para tahanan G30S<br />

karena dianggap berkelakuan<br />

baik.<br />

Pelemparan Granat di<br />

Makassar<br />

Pada tanggal 8 Januari 1962,<br />

Bung Karno dilempar granat<br />

pada malam hari di Jalan<br />

Cenderawasih saat dalam<br />

perjalanan menuju Gedung<br />

Olahraga Mattoangin ( untuk<br />

memberikan pidato perihal<br />

tri-komando pembebasan<br />

Irian Barat.<br />

Lemparan granat itu meleset<br />

dan jatuh mengenai mobil lain<br />

yang beriringan dengan mobil<br />

Bung Karno. 31 orang menjadi<br />

korban, dimana 3 diantaranya<br />

tewas terkena ledakan.<br />

20<br />

JASMERAH JUNI 2013


TOPIK UTAMA<br />

By Jokiez<br />

Sukarnopura dan<br />

Puncak Sukarno<br />

mungkin merupakan<br />

nama yang asing di<br />

telinga kita, terlebih<br />

kita yang hidup pada<br />

masa reformasi.<br />

Nama-nama<br />

tersebut sebenarnya<br />

merupakan<br />

nama-nama<br />

yang digunakan<br />

berdasarkan nama<br />

dari Bung Karno<br />

(Sukarno) yang<br />

digunakan untuk<br />

nama tempattempat<br />

tertentu.<br />

Bung Karno dan MayJen Suharto saat Operasi Trikora<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

Sukarno dan<br />

De-Sukarnoisasi<br />

Sukarnopura misalnya,<br />

merupakan nama kota<br />

yang sebelumnya bernama<br />

Hollandia di tanah Papua.<br />

Sukarnopura atau Hollandia<br />

merupakan ibukota dari<br />

Papua Barat (red: sekarang<br />

Provinsi Papua), dan sekarang<br />

nama dari ibukota Papua<br />

Barat tersebut lebih dikenal<br />

sebagai kota Jayapura. Begitu<br />

pula dengan Puncak Sukarno,<br />

nama tersebut sebenarnya<br />

merupakan nama dari puncak<br />

tertinggi yang ada di pulau<br />

Papua yang sekarang lebih<br />

dikenal dengan nama Puncak<br />

Jaya.<br />

Lalu mengapa nama-nama<br />

tempat yang menggunakan<br />

nama Sukarno tersebut<br />

diubah dari yang awalnya<br />

“Sukarno” diganti dengan kata<br />

lain yaitu “Jaya”? Sebelumnya,<br />

perlu ditarik garis sejarah<br />

yang cukup lama jauh<br />

sebelum penggunaan kata<br />

Sukarno pada namanama<br />

tempat di pulau<br />

Papua. Dimulai dari<br />

kemerdekaan Indonesia<br />

yang diproklamirkan pada<br />

tanggal 17 Agustus 1945,<br />

pada masa itu the Founding<br />

Father Indonesia mengklaim<br />

bahwa seluruh tanah jajahan<br />

Belanda yang berada di<br />

wilayah yang pada waktu<br />

itu disebut sebagai Hindia<br />

Belanda merupakan wilayah<br />

Indonesia.<br />

Wilayah Hindia Belanda yang<br />

dimaksud adalah dari ujung<br />

barat Pulau Sumatera sampai<br />

dengan Papua Barat (karena<br />

Papua Timur dijajah oleh<br />

Australia). Namun, secara<br />

de facto wilayah Indonesia<br />

pasca proklamir kemerdekaan<br />

adalah wilayah yang diklaim<br />

tersebut dikurangi Papua<br />

Barat, karena pada saat itu<br />

Papua Barat masih diduduki<br />

oleh pemerintah Belanda.<br />

Presiden Sukarno kemudian<br />

pada tahun 1960-an<br />

mengadakan langkah agar<br />

bagaimanapun juga wilayah<br />

Papua Barat bisa direbut dari<br />

tangan Belanda. Akhirnya,<br />

tanggal 19 Desember 1961<br />

dipilih sebagai tanggal<br />

permulaan Operasi Trikora<br />

(red. Operasi pembebasan<br />

Papua Barat) di alun-alun<br />

Yogyakarta. Mayor Jenderal<br />

Suharto dipilih sebagai<br />

panglima Komando Mandala,<br />

dimana Komando Mandalalah<br />

yang terlibat dalam operasi ini<br />

untuk melawan Belanda dan<br />

merebut Papua Barat. Operasi<br />

Trikora sendiri terjadi dalam<br />

3 tahapan besar, tahapan<br />

tersebut adalah :<br />

Tahap Infiltrasi (penyusupan)<br />

(sampai akhir 1962), yaitu<br />

dengan memasukkan 10<br />

kompi di sekitar sasaransasaran<br />

tertentu untuk<br />

menciptakan daerah bebas<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

21


TOPIK UTAMA<br />

By Jokiez<br />

Operasi Trikora<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

de facto yang kuat sehingga<br />

sulit dihancurkan oleh<br />

musuh dan mengembangkan<br />

penguasaan wilayah dengan<br />

membawa serta rakyat Irian<br />

Barat.<br />

Tahap Eksploitasi (awal 1963),<br />

yaitu mengadakan serangan<br />

terbuka terhadap induk<br />

militer lawan dan menduduki<br />

semua pos-pos pertahanan<br />

musuh yang penting.<br />

Tahap Konsolidasi (awal 1964),<br />

yaitu dengan menunjukkan<br />

kekuasaan dan menegakkan<br />

kedaulatan Republik<br />

Indonesia secara mutlak di<br />

seluruh Irian Barat.<br />

Operasi Trikora akhirnya<br />

berakhir dan pemerintah<br />

Indonesia dalam hal ini<br />

Komando Mandala dengan<br />

bantuan militer dari Uni Soviet<br />

berhasil mengambil alih<br />

wilayah Papua Barat. Setelah<br />

operasi tersebut sukses,<br />

lantas pemerintah Indonesia<br />

mengumumkan untuk<br />

mengganti namayang berbau<br />

Belanda untuk selanjutnya<br />

digunakan nama-nama lokal<br />

Indonesia. Karena pergantian<br />

itulah nama ibukota dari<br />

Papua Barat yang semula<br />

adalah Hollandia kemudian<br />

diubah menjadi Sukarnopura,<br />

begitu pula dengan puncak<br />

tertinggi di Papua Barat (red.<br />

Juga tertinggi di Oceania)<br />

dinamai dengan nama Puncak<br />

Sukarno, selain di Papua<br />

memberian nama Sukarno<br />

juga dilakukan pada Gelora<br />

Olah Raga yang ada di Jakarta<br />

yaitu menjadi GOR Bung<br />

karno.<br />

Peristiwa De-Sukarnoisasi<br />

Namun, setelah peristiwa<br />

G30S yang akhirnya melalui<br />

Supersemar Presiden Sukarno<br />

menyerahkan kekuasaan<br />

kepada Mayor Jenderal<br />

Suharto. Akhirnya pada tahun<br />

1967, Mayjen Soeharto<br />

menjadi Pejabat Presiden<br />

Indonesia dan pada tahun<br />

1973 dipilih kembali menjadi<br />

Presiden Indonesia. Untuk<br />

mengurangi pengaruh<br />

Sukarno pada masyarakat<br />

Indonesia, maka pemerintah<br />

Orde Baru (red. Sebutan<br />

untuk pemerintah Presiden<br />

Suharto) mengubah namanama<br />

tempat yang ada kata<br />

Sukarno menjadi namanama<br />

lain. Kota Sukarnopura<br />

yang merupakan ibukota<br />

dari Papua Barat diubah<br />

menjadi Jayapura begitu<br />

pula dengan Puncak Sukarno<br />

yang merupakan puncak<br />

tertinggi di Papua (red. Juga<br />

merupakan puncak tertinggi<br />

di Oceania) diubah namanya<br />

menjadi Puncak Jaya. Selain<br />

kedua nama tempat tersebut,<br />

pemerintah Orde Baru<br />

(orba) juga mengubah nama<br />

stadion/GOR di Jakarta dari<br />

yang awalnya adalah GOR<br />

Bung Karno, diubah menjadi<br />

GOR Senayan.<br />

Nugroho Notosusanto<br />

yang dikenal sebagai<br />

Sejarahwan Orba yang<br />

dikenal dekat dengan militer<br />

(red. Pemerintah orba<br />

merupakan pemerintah<br />

militer) mencetuskan bahwa<br />

Mr. Mohammad Yamin adalah<br />

pencetus Pancasila pada<br />

tanggal 29 Mei 1945. Sejatinya<br />

pencetus Pancasila adalah<br />

Bung Karno pada tanggal 1<br />

Juni 1945. Pada pemerintah<br />

Orba juga dikenal adanya<br />

istilah P-4 yaitu Pedoman<br />

Penghayatan dan Pengamalan<br />

Pancasila yang digunakan<br />

22<br />

JASMERAH JUNI 2013


TOPIK UTAMA<br />

By Jokiez<br />

Orba sebagai program agar<br />

mencintai negara Indonesia<br />

terutama cinta pada<br />

pemerintah Orba yang telah<br />

berhasil mengembalikan<br />

Pancasila yang pada tanggal<br />

30 September 1965 diklaim<br />

Orba akan digantikan oleh PKI<br />

dengan ideologi Komunisme.<br />

Selain pergantian nama-nama<br />

tempat yang terdapat kata<br />

Sukarno, pemerintah Orba<br />

juga mengabaikan pesan Bung<br />

Karno yang ingin dimakamkan<br />

di Istana Batu Tulis Bogor,<br />

dan lebih memilih Blitar<br />

dimana rumah dari orang tua<br />

Bung Karno untuk tempat<br />

pemakaman Bung Karno<br />

yang wafat pada tanggal 21<br />

Juni 1970 (red. 15 hari setelah<br />

ulang tahun Bung Karno ke 69).<br />

Istilah penggantian nama-nama<br />

tempat yang terdapat kata<br />

Sukarno dengan nama-nama<br />

lain kemudian dikenal dengan<br />

istilah De-Sukarnoisasi.<br />

Lalu apakah alasan<br />

pemerintah Orde Baru<br />

melakukan De-Sukarnoisasi?<br />

Presiden Sukarno dikenal<br />

sebagai salah satu presiden<br />

Indonesia yang sangat<br />

merakyat dan sangat bersahaja<br />

dengan rakyat terutama rakyat<br />

kecil. Karena pengaruhnya<br />

yang luas, bahkan pada masa<br />

pemerintah Bung Karno, bila<br />

ada Pidato yang disampaikan<br />

oleh beliau ada ratusan bahkan<br />

ribuan rakyat yang tetap<br />

setia mendengarkan Pidato<br />

dari Beliau. Hal inilah yang<br />

dikemu dian hari dirasa oleh<br />

pemerintah Orba sebagai<br />

batu sandungan untuk<br />

menancapkan pengaruh<br />

pemerintahan mereka ke<br />

dalam pikiran dan hati rakyat.<br />

Hal pertama yang dilakukan<br />

Pemerintah Orba adalah<br />

melakukan pergantian namanama<br />

tempat yang terdapat<br />

kata-kata Sukarno, kemudian<br />

mengabaikan amanat Bung<br />

Karno tentang tempat<br />

pemakaman dan terakhir<br />

adalah penetapan ide-ide<br />

tentang dasar negara yaitu<br />

Pancasila yang sebenernya<br />

dicetuskan oleh Bung Karno<br />

diklaim oleh sejarahwan<br />

Orba sebagai ide-ide dari<br />

Mohammad Yamin.<br />

Surat Keputusan Presiden No.<br />

7/2001 adalah surat penting<br />

yang dikeluarkan pada masa<br />

pemerintahan Abdurahman<br />

Wahid yang berisi bahwa<br />

nama dari GOR Senayan<br />

diubah menjadi GOR Bung<br />

Karno. Alasan Abdurahman<br />

Wahid karena gagasan dari<br />

pembangunan GOR tersebut<br />

adalah dari Bung Karno.<br />

Proses Pembangunan Stadiion<br />

Gelora Bung Karno tahun 1962<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

Stadion yang pada<br />

pertengahan tahun 1958<br />

dilakukan pembangunan<br />

awal dan fase awalnya<br />

selesai pada kuartal ketiga<br />

1962 dengan bantuan<br />

dana dari Uni Soviet,<br />

merupakan salah satu<br />

stadion terbesar di dunia.<br />

24 Agustus 1962 merupakan<br />

tanggal dari pembukaan<br />

resmi Asian Games yang<br />

diselenggarakan di Jakarta<br />

yang dibuka di GOR<br />

tersebut.<br />

Untuk nama-nama tempat<br />

di Provinsi Papua tetap<br />

menjadi Jayapura dan<br />

Puncak Jaya. Karena<br />

dianggap Pengaruh<br />

Bung Karno pada kedua<br />

tempat tersebut dinilai<br />

kurang dibandingkan<br />

dengan pengaruh Bung<br />

Karno terhadap GOR yang<br />

ada di Jakarta. Sehingga<br />

penggunaan kembali nama<br />

Sukarno pada kedua tempat<br />

tersebut masih kurang<br />

sesuai.<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

23


BERITA<br />

Hanung Bramantyo Garap<br />

Biopic Sukarno<br />

Sutradara Hanung Bramantyo (37) akan<br />

menggarap film biopic keduanya setelah Sang<br />

Pencerah. Setelah menceritakan kehidupan<br />

pendiri Muhammadiyah, K.H Ahmad Dahlan,<br />

Hanung kini akan mengangkat ke layar lebar<br />

kisah Sukarno, presiden pertama Indonesia<br />

lewat film Sukarno: Indonesia Merdeka.<br />

Bagian awal film ini akan menceritakan<br />

kehidupan Sukarno di akhir tahun 1929,<br />

ketika ia disergap oleh pemerintahan Hindia<br />

Belanda yang akhirnya mengasingkannya<br />

ke Penjara Banceuy, Jawa Barat. Selama<br />

masa tahanan ini, Sukarno menuliskan buku<br />

Indonesie Klaagt Aan (Indonesia Menggugat)<br />

yang akhirnya akan mengangkat namanya<br />

sebagai salah satu penggerak utama<br />

kebangkitan nasional Indonesia. Cerita<br />

kemudian akan berlanjut ke petualangan<br />

politik Sukarno pada tahun 1940,<br />

pendudukan Jepang atas Indonesia, dan<br />

akhirnya, proklamasi kemerdekaan Indonesia<br />

pada 17 Agustus 1945.<br />

Salah satu adegan dan film Sukarno<br />

Sumber gambar: filmsukarno.com<br />

Sukarno: Indonesia Merdeka yang akan dirilis<br />

pada bulan Desember 2013 ini melibatkan<br />

sejarawan dari Yayasan Pendidikan Sukarno<br />

dalam penulisan naskahnya. Ario Bayu, salah<br />

satu protagonis Java Heat akan memerankan<br />

Sukarno, setelah memenangkan audisi dan<br />

mengalahkan aktor-aktor terkenal lainnya<br />

semacam Agus Kuncoro, Anjasmara dan<br />

Darius Sinathrya. Lukman Sardi yang memerankan<br />

tokoh K.H Ahmad Dahlan dalam Sang<br />

Pencerah akan memerankan tokoh Mohammad<br />

Hatta, sementara Maudy Koesnadi berperan<br />

istri kedua Sukarno, Inggit Garnasih.<br />

Wright Bersaudara Bukan<br />

Lagi “Penerbang Pertama”<br />

Buku-buku pelajaran sejarah banyak<br />

mencatat bahwa Wilbur Wright dan Orville<br />

Wright yang biasa dikenal dengan julukan<br />

“Wright Bersaudara” sebagai pihak yang<br />

pertama kali terbang dengan pesawat<br />

terbang. Hal itu mungkin akan berubah<br />

di masa mendatang, sebab senat negara<br />

bagian Connecticut, Amerika Serikat telah<br />

meloloskan tuntunan yang menyatakan<br />

bahwa penerbang pertama bukanlah Wilbur<br />

Bersaudara, namun Gustave Whitehead,<br />

imigran asal Jerman. Whitehead dianggap<br />

oleh sebagian pengamat penerbangan<br />

sebagai orang yang pertama kali mengguna<br />

Gustav Whitehead<br />

Sumber gambar: nydailynews.com<br />

kan pesawat terbang mesin untuk pertama<br />

kalinya pada bulan Agustus 1901, dua tahun<br />

sebelum Wright Bersaudara lepas landas<br />

menggunakan Kitty Hawk di Carolina Utara<br />

pada bulan Desember tahun 1993.<br />

24<br />

JASMERAH JUNI 2013


BERITA<br />

Whiteman diberitakan di setidaknya dua<br />

surat kabar Connecticut di masa itu telah<br />

menerbangkan pesawat terbang rakitannya<br />

di Bridgeport, Connecticut selama satu<br />

setengah menit. Berita ini akhirnya semakin<br />

membumbui debat panas antara berbagai<br />

“faksi” dalam kurang lebih 110 tahun sejarah<br />

dunia penerbangan. Pendukung Wright<br />

Bersaudara menyatakan bahwa penerbangan<br />

yang dilakukan oleh Whiteman tidak sah,<br />

karena kurangnya saksi mata. Beberapa<br />

bahkan menyatakan bahwa pesawat terbang<br />

rakitan Whiteman tidak pernah lepas landas.<br />

Jika tuntutan ini dinaik-bandingkan menjadi<br />

hukum, maka sejarah yang selama ini mencatat<br />

Wright Bersaudara sebagai pionir dunia<br />

penerbangan harus ditulis ulang. Negara<br />

bagian Carolina Utara pun harus mengubah<br />

slogan “First in Flight” yang selama ini ada di<br />

plat kendaraan resmi mereka.<br />

Kelompok Arkeolog yang berhasil menemukan Kota hilang<br />

Sumber gambar: nydailynews.com<br />

Sekelompok arkeolog yang dipimpin<br />

oleh Damian Evans dari University of<br />

Sydney, dan Jean-Baptiste Chevance dari<br />

London’s Archaeology and Development<br />

Foundation berhasil menemukan sebuah<br />

kota hilang di tengah rimba Kamboja. Kota<br />

Mahendraparvata yang disebut-sebut<br />

dibangun Javayarman II, pendiri Kekaisaran<br />

Khmer yang memerintah Kamboja dari<br />

tahun 802 hingga 1431 ini ditemukan<br />

di gunung Phnom Kulen, provinsi Siem<br />

Reap. Kota ini berjarak sekitar 40 km dari<br />

landmark nasional Kamboja, Angkor Wat.<br />

Mahendraparvata diperkirakan berumur<br />

1.200 tahun, sehingga berumur 350 tahun<br />

lebih tua dari kawasan reruntuhan kota<br />

Angkor.<br />

Mahendraparvata berhasil ditemukan<br />

dengan bantuan teknologi laser LiDAR.<br />

Laser LiDAR ditembakkan dari helikopter di<br />

ketinggian 800 meter. Lewat penembakan<br />

yang dilakukan berulang kali, data ketinggian<br />

akan dikumpukan lalu digunakan untuk<br />

membuat peta tiga dimensi dari landskap<br />

Arkeolog Menemukan Kota<br />

Hilang di Rimba Kamboja<br />

sekitar. Evans dan timnya memperhatikan<br />

sesuatu yang tidak biasa dari peta tersebut.<br />

Ada sebuah daerah yang tidak ditutupi oleh<br />

tumbuh-tumbuhan. Saat mengkonfirmasi<br />

penemuan tersebut, mereka mendapatkan<br />

bahwa di daerah tersebut terdapat jaringan<br />

kanal, tanggul dan jalan. Hal-hal tersebut<br />

merupakan indikasi bahwa daerah ini pernah<br />

lama ditinggali.<br />

Pemetaan pun dilanjutkan hingga tim arkeolog<br />

mendapatkan penemuan yang lebih<br />

mengejutkan, sebuah kota. Ekspedisi pun<br />

segera dilakukan. Dipandu oleh penduduk<br />

setempat, Heng Heap, mantan tentara Khmer<br />

Rouge, tim arkeolog pun memulai petualangan<br />

layaknya Indiana Jones. Mereka menelusuri<br />

hutan rimba dan anak sungai sambil<br />

menghindari ranjau darat peninggalan pemerintahan<br />

Khmer Rouge, dan akhirnya menemukan<br />

kota hilang Mahendraparvata. Penemuan<br />

ini mengejutkan penduduk setempat.<br />

Mereka bahkan tidak menyadari adanya<br />

sebuah reruntuhan kota seperti Mahendraparvata<br />

di daerah tersebut. Ini memang<br />

bukan pertama kalinya penemuan seperti ini<br />

terjadi di Kamboja. Bulan Agustus tahun lalu,<br />

sekelompok anak-anak yang sedang mandi di<br />

sebuah kolam galian menemukan 6 patung<br />

buddha yang diperkirakan berumur sekitar<br />

1.000 tahun.<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

25


KISAH<br />

By Ekspresi2nd<br />

Gerakan Mahasiswa<br />

Era Sukarno<br />

Sangat menarik untuk<br />

dibicarakan jika kita berbicara<br />

mahasiswa, karena mahasiswa<br />

adalah predikat yang amat<br />

eksklusif. Disebut eksklusif<br />

karena mahasiswa adalah sosok<br />

yang istimewa dipandang dari<br />

sudut apapun dan dari manapun<br />

serta mempunya cerita yang<br />

istimewa dari masa ke masa, baik<br />

di negara maju maupun di negara<br />

berkembang, begitu juga halnya<br />

dengan mahasiswa di Indonesia.<br />

Pada artikel ini akan dibahas<br />

tentang gerakan pelajar,<br />

terutama mahasiswa di era<br />

pemerintahan Sukarno.<br />

Prolog<br />

Dalam perkembangan<br />

gerakan pemuda pasca era<br />

Boedi Utomo dan Sumpah<br />

Pemuda, yaitu era Proklamasi.<br />

Dinamika Pergerakan Nasional<br />

ditandai dengan kehadiran<br />

kelompok- kelompok studi,<br />

akan tetapi pengaruh sikap<br />

penguasa Belanda yang<br />

menjadi liberal memunculkan<br />

kebutuhan baru untuk<br />

menjadi partai politik,<br />

terutama dengan tujuan<br />

memperoleh basis massa<br />

yang luas. Kelompok Studi<br />

Indonesia berubah menjadi<br />

Partai Bangsa Indonesia (PBI),<br />

sedangkan Kelompok Studi<br />

Umum menjadi Perserikatan<br />

Nasional Indonesia (PNI).<br />

Secara umum kondisi<br />

pendidikan maupun<br />

kehidupan politik pada zaman<br />

pemerintahan Jepang jauh<br />

lebih represif dibandingkan<br />

dengan Kolonial Belanda,<br />

antara lain dengan melakukan<br />

pelarangan terhadap segala<br />

kegiatan yang berbau politik<br />

dan hal ini ditindak lanjuti<br />

dengan membubarkan<br />

organisasi pelajar dan<br />

mahasiswa, termasuk partai<br />

politik, serta insiden kecil di<br />

Sekolah Tinggi Kedokteran<br />

Jakarta yang mengakibatkan<br />

mahasiswa dipecat dan<br />

dipenjarakan.<br />

Akibat kondisi yang vakum<br />

tersebut, maka mahasiswa<br />

kebanyakan akhirnya memilih<br />

untuk lebih mengarahkan<br />

kegiatan dengan berkumpul<br />

dan berdiskusi bersama para<br />

pemuda lainnya, terutama di<br />

asrama-asrama. Tiga asrama<br />

yang terkenal dalam sejarah<br />

berperan besar dalam<br />

melahirkan sejumlah tokoh<br />

adalah Asrama Menteng<br />

Raya, Asrama Cikini, dan<br />

Asrama Kebon Sirih. Tokohtokoh<br />

inilah yang nantinya<br />

menjadi cikal bakal generasi<br />

1945 dan menentukan<br />

kehidupan bangsa.<br />

Salah satu peran angkatan<br />

muda 1945 yang bersejarah,<br />

dalam kasus gerakan<br />

kelompok bawah tanah yang<br />

dipimpin oleh Chairul Saleh,<br />

Soekarni dan Wikana saat itu,<br />

26<br />

JASMERAH JUNI 2013


KISAH<br />

By Ekspresi2nd<br />

yang terpaksa menculik<br />

dan mendesak Sukarno<br />

dan Hatta agar secepatnya<br />

memproklamirkan<br />

kemerdekaan, peristiwa ini<br />

dikenal kemudian dengan<br />

Peristiwa Rengasdengklok.<br />

Sebelum membahas lebih jauh tentang gerakan mahasiswa,<br />

akan lebih baik jika mengetahui dulu, pengertian dari<br />

mahasiswa itu sendiri, yaitu :<br />

“Mahasiswa adalah sebuah lapisan masyarakat yang terdidik<br />

yang menikmati kesempatan mengenyam pendidikan<br />

di perguruan tinggi. Sesuai dengan perkembambangan<br />

usianya yang secara emosional sedang bergejolak menuju<br />

kematangan dan berproses menemukan jatidiri, dan sebagai<br />

sebuah lapisan masyarakat yang belum banyak dicemari<br />

kepentingan-kepentingan praktis dan pragmatis, alam fikiran<br />

mahasiswa berorientasi pada nilai-nilai ideal dan kebenaran.<br />

Karena orientasi idealis dan pembelaannya pada kebenaran,<br />

sebagian ahli memasukkannya ke dalam cendikiawan.”<br />

(Arif Budiman 1983:150)<br />

dan yang menurut Julien Benda<br />

3 tokoh pemuda berpengaruh dalam peristiwa Rengasdengklok.<br />

Kiri ke kanan: Sukarni, Chairul Saleh,<br />

Wikana. Sumber gambar: roelrocker.devianart.com<br />

“whose activity not the pursuit of pratical aims”, atau seperti<br />

kata Lewis Coser, “tidak pernah puas dengan kenyataan<br />

sebagaimana adanya - mereka mempertanyakan kebenaran<br />

yang berlaku pada zamannya dan mencari kebenaran yang<br />

lebih tinggi dan lebih luas.”<br />

( Lewis A. Coser 1997 : xvi )<br />

Peserta Kongres Sumpah Pemuda<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

27


KISAH<br />

By Ekspresi2nd<br />

Pasca Proklamasi hingga<br />

akhir Orde Lama<br />

Di era Pasca Kemerdekaan,<br />

mulai bermunculan secara<br />

bersamaan organisasi -<br />

organisasi mahasiswa di<br />

berbagai kampus. Berawal<br />

dari munculnya organisasi<br />

mahasiswa yang dibentuk<br />

oleh beberapa mahasiswa<br />

di Sekolah Tinggi Islam (STI)<br />

di Yogyakarta, yang dimotori<br />

oleh Lafran Pane dengan<br />

mendirikan organisasi<br />

Himpunan Mahasiswa Islam<br />

(HMI) pada tanggal 14 Rabiul<br />

Awal 1366 H yang bertepatan<br />

dengan 05 Februari 1947.<br />

Organisasi ini dibentuk<br />

sebagai wadah pergerakan<br />

mahasiswa yang<br />

dilatarbelakangi oleh 4 faktor<br />

utama yang meliputi situasi<br />

dunia internasional, situasi<br />

NKRI, kondisi mikrobiologis<br />

ummat Islam di Indonesia,<br />

kondisi perguruan tinggi dan<br />

dunia kemahasiswaan. Selain<br />

itu pada tahun yang sama,<br />

dibentuk pulalah Perserikatan<br />

Perhimpunan Mahasiswa<br />

Indonesia (PPMI) yang<br />

didirikan melalui kongres<br />

mahasiswa di Malang.<br />

Lalu pada waktu yang<br />

berikutnya didirikan juga<br />

organisasi - organisasi<br />

mahasiswa yang lain seperti<br />

Gerakan Mahasiswa Nasional<br />

Indonesia (GMNI) yang<br />

berhaluan pada ideologi<br />

Marhaenisme Sukarno,<br />

Gerakan Mahasiswa Sosialis<br />

Indonesia (GAMSOS) yang<br />

lebih cenderung ke ideologi<br />

Aksi mahasiswa era Sukarno<br />

Sumber gambar: didaktikaunj.com<br />

Sosialisme Marxist, dan<br />

Concentrasi Gerakan<br />

Mahasiswa Indonesia (CGMI)<br />

yang lebih berpandangan<br />

komunisme sehingga<br />

cenderung lebih dekat<br />

dengan PKI (Partai Komunis<br />

Indonesia).<br />

Sebagai imbas daripada<br />

kemenangan PKI pada pemilu<br />

tahun 1955, organisasi<br />

CGMI cenderung lebih<br />

menonjol dibandingkan<br />

dengan organisasi-organisasi<br />

mahasiswa lainnya.<br />

Namun justru hal inilah<br />

yang menjadi cikal bakal<br />

perpecahan pergerakan<br />

mahasiswa pada saat itu<br />

yang disebabkan karena<br />

adanya kecenderungan<br />

CGMI terhadap PKI yang<br />

tentu saja dipenuhi oleh<br />

kepentingan-kepentingan<br />

politik PKI. Secara frontal<br />

CGMI menjalankan politik<br />

konfrontasi dengan<br />

organisasi-organisasi<br />

mahasiswa lainnya terutama<br />

dengan organisasi HMI yang<br />

lebih berazazkan Islam.<br />

Berbagai bentuk propaganda<br />

politik pencitraan negatif<br />

terus dibombardir oleh<br />

CGMI dan PKI kepada<br />

HMI, beberapa bentuk<br />

propaganda yang mereka<br />

wujudkan yaitu salah satunya<br />

melalui artikel surat kabar<br />

yang berjudul Quo Vadis<br />

HMI. Perseturuan antara<br />

CGMI dan HMI semakin<br />

memanas ketika CGMI<br />

berhasil merebut beberapa<br />

jabatan di organisasi PPMI<br />

dan juga GMNI, terlebih<br />

setelah diadakannya Kongres<br />

Mahasiswa V tahun 1961.<br />

Atas beberapa serangan<br />

yang terus menerus<br />

dilakukan oleh pihak PKI dan<br />

CGMI terhadap beberapa<br />

organisasi mahasiswa yang<br />

secara ideologi bertentangan<br />

dengan mereka, akhirnya<br />

beberapa organisasi<br />

mahasiswa yang terdiri<br />

dari HMI, GMKI (Gerakan<br />

Mahasiswa Kristen Indonesia)<br />

28<br />

JASMERAH JUNI 2013


KISAH<br />

By Ekspresi2nd<br />

PMKRI, PMII, Sekretariat<br />

Bersama Organisasiorganisasi<br />

Lokal (SOMAL),<br />

Mahasiswa Pancasila<br />

(Mapancas), dan Ikatan Pers<br />

Mahasiswa (IPMI), sepakat<br />

untuk membentuk KAMI<br />

(Kesatuan Aksi Mahasiswa<br />

Indonesia). Dimana tujuan<br />

pendiriannya, terutama agar<br />

para aktivis mahasiswa dalam<br />

“Lebih baik terasingkan<br />

daripada hidup dalam<br />

kemunafikan”<br />

(Soe Hok Gie )<br />

melancarkan perlawanan<br />

terhadap PKI menjadi<br />

lebih terkoordinasi dan<br />

memiliki kepemimpinan.<br />

Munculnya KAMI yang<br />

dimotori oleh wakil PB HMI<br />

Ma’arie Moehammad dan<br />

diikuti berbagai aksi lainnya,<br />

seperti Kesatuan Aksi Pelajar<br />

Indonesia (KAPI), Kesatuan<br />

Aksi Pemuda Pelajar<br />

Indonesia (KAPPI), Kesatuan<br />

Aksi Sarjana Indonesia<br />

(KASI), dan lain-lain. Berawal<br />

dari semangat kolektifitas<br />

mahasiswa secara nasional.<br />

Inilah perjuangan mahasiswa<br />

yang dikenal sebagai Gerakan<br />

Angkatan ‘66, inilah yang<br />

kemudian mulai melakukan<br />

penentangan terhadap PKI<br />

dan ideologi komunisnya<br />

yang mereka anggap sebagai<br />

bahaya laten negara dan<br />

harus segera dibasmi dari<br />

bumi nusantara.<br />

Namun sayangnya, di<br />

tengah semangat idealisme<br />

mahasiswa pada saat itu<br />

ada saja godaan datang<br />

kepada mereka yang pada<br />

akhirnya melunturkan<br />

idealisme perjuangan mereka,<br />

dimana setelah masa Orde<br />

Lama berakhir, mereka<br />

yang dulunya berjuang<br />

untuk meruntuhkan PKI<br />

mendapatkan hadiah oleh<br />

pemerintah yang sedang<br />

berkuasa dengan disediakan<br />

kursi MPR dan DPR serta<br />

diangkat menjadi pejabat<br />

pemerintahan oleh penguasa<br />

Orde Baru. Namun di tengah<br />

gelombang peruntuhan<br />

idealime mahasiswa tersebut,<br />

ternyata ada sesosok<br />

mahasiswa yang sangat<br />

dikenal idealismenya hingga<br />

saat ini dan sampai sekarang<br />

Soe Hok Gie<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

tetap menjadi panutan para<br />

aktivis-aktivis mahasiswa di<br />

Indonesia, yaitu Soe Hok Gie.<br />

Ada seuntai kalimat inspiratif<br />

yang dituturkan oleh Soe<br />

Hok Gie yang sampai<br />

sekarang menjadi inspirasi<br />

perjuangan mahasiswa di<br />

Indonesia, secara lantang ia<br />

mengatakan kepada kawan -<br />

kawan seperjuangannya yang<br />

telah berbelok idealismenya<br />

dengan kalimat “lebih baik<br />

terasingkan daripada hidup<br />

dalam kemunafikan”.<br />

Aksi mahasiswa era Sukarno<br />

Sumber gambar: jakarta.go.id dan bluefame.com<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

29


KISAH<br />

By Ekspresi2nd<br />

TRITURA, KAMI, Dan<br />

Sukarno<br />

1966, KAMI pada waktu itu<br />

menggugat pemerintahan<br />

Sukarno beserta seluruh<br />

menteri kabinetnya karena<br />

dianggap telah menyimpang<br />

dari cita-cita kemerdekaan<br />

1945. Ketika pada waktu<br />

itu, para mahasiswa yang<br />

tergabung dalam KAMI yang<br />

selanjutnya diikuti oleh<br />

kesatuan-kesatuan aksi yang<br />

lainnya seperti Kesatuan<br />

Aksi Pelajar Indonesia (KAPI),<br />

Kesatuan Aksi Pemuda<br />

Pelajar Indonesia (KAPPI),<br />

Kesatuan Aksi Buruh<br />

Indonesia (KABI), Kesatuan<br />

Aksi Sarjana Indonesia<br />

(KASI), Kesatuan Aksi Wanita<br />

Indonesia (KAWI), dan<br />

Kesatuan Aksi Guru Indonesia<br />

(KAGI), serta didukung penuh<br />

oleh angkatan bersenjata.<br />

Mereka pada waktu itu<br />

menyerukan 3 tuntutan<br />

kepada pemerintah saat itu,<br />

yang dikenal dengan sebutan<br />

TRITURA (Tiga Tuntutan<br />

Rakyat). Dan pada waktu itu,<br />

ketika dimana gelombang<br />

demonstrasi menuntut<br />

pembubaran PKI semakin<br />

keras, pemerintah tidak<br />

segera mengambil tindakan.<br />

Keadaan negara Indonesia<br />

ketika itu sudahlah sangat<br />

parah, baik dari segi ekonomi<br />

maupun politik. Harga barang<br />

naik sangat tinggi terutama<br />

BBM. Oleh karenanya itu,<br />

pada tanggal 12 Januari<br />

1966, KAMI dan KAPPI<br />

mempelopori kesatuan aksi<br />

yang tergabung dalam Front<br />

Pancasila mendatangi DPR–<br />

GR menuntut TRITURA.<br />

Dan dari mana isi TRITURA<br />

tersebut ialah seperti<br />

dibawah ini:<br />

1. Bubarkan PKI beserta<br />

ormas – ormasnya.<br />

2. Perombakan kabinet<br />

DWIKORA.<br />

3. Turunkan harga dan<br />

perbaiki sandang – pangan.<br />

Selasa 18 Januari 1966,<br />

delegasi KAMI bertemu<br />

dengan Sukarno. Ini adalah<br />

yang kedua kalinya. Cuma,<br />

pertemuan pertama dengan<br />

Sumber gambar: flickr.com/photos/bintangputih<br />

Sukarno berlangsung ringkas<br />

saja, yaitu saat berlangsung<br />

Sidang Paripurna Kabinet 15<br />

Januari. Delegasi mahasiswa<br />

menyampaikan tuntutantuntutan<br />

pembubaran<br />

PKI, reshuffle kabinet dan<br />

penurunan harga. Pertemuan<br />

18 Januari adalah pertemuan<br />

yang terjadwal. Dalam<br />

pertemuan itu, delegasi KAMI<br />

terdiri antara lain dari Cosmas<br />

Batubara, David Napitupulu,<br />

Zamroni, Mar’ie Muhammad,<br />

Elyas, Lim Bian Koen, Firdaus<br />

Wajdi, Abdul Gafur dan Djoni<br />

Sunarja. Tentang pertemuan<br />

ini, David Napitupulu pernah<br />

mengisahkan di tahun 1986,<br />

betapa Sukarno masih<br />

berhasil menunjukkan<br />

wibawa dan membuat<br />

beberapa tokoh mahasiswa<br />

“melipatkan” dan merapatkan<br />

tangan di depan perut bawah<br />

dengan santun. Menjawab<br />

tudingan Sukarno yang<br />

disampaikan dengan nada<br />

keras, salah satu anggota<br />

delegasi menjelaskan kepada<br />

Sukarno, kalau ada eksesekses<br />

yang terjadi dalam<br />

aksi-aksi KAMI, semisal<br />

corat-coret dengan kata-kata<br />

kotor, itu adalah pekerjaan<br />

tangan-tangan kotor yang<br />

menyusup ke dalam barisan<br />

mahasiswa Progresif<br />

Revolusioner. Sukarno antara<br />

lain mempersoalkan coratcoret<br />

yang menyebut salah<br />

satu isterinya, Nyonya Hartini,<br />

sebagai “Gerwani Agung”.<br />

Gerwani adalah organisasi<br />

wanita onderbouw PKI.<br />

Delegasi KAMI menyampaikan<br />

tiga tuntutan rakyat. Dan<br />

Sukarno menjawab<br />

30<br />

JASMERAH JUNI 2013


KISAH<br />

By Ekspresi2nd<br />

“saya mengerti sepenuhnya<br />

segala isi hati dan tuntutan<br />

para mahasiswa”,<br />

dan menyatakan tidak<br />

menyangsikan maksudmaksud<br />

baik mahasiswa.<br />

Tetapi dengan keras<br />

Sukarno menyatakan tidak<br />

setuju cara-cara mahasiswa<br />

yang menjurus ke arah<br />

vandalisme materil dan<br />

vandalisme mental, yang<br />

menurut Sang Presiden<br />

bisa ditunggangi golongan<br />

tertentu dan Nekolim yang<br />

tidak menghendaki persatuan<br />

Sukarno dan mahasiswa.<br />

Dalam pertemuan yang<br />

disebut dialog ini, yang terjadi<br />

adalah Sukarno mengambil<br />

kesempatan berbicara<br />

lebih banyak daripada<br />

para mahasiswa. Tentang<br />

pembubaran PKI, kembali<br />

Sukarno tidak memberikan<br />

jawaban memenuhi tuntutan<br />

pembubaran, dan hanya<br />

menyuruh mahasiswa<br />

menunggu keputusan politik<br />

yang akan diambilnya.<br />

Tentang “kemarahan”<br />

Sukarno saat pertemuan<br />

tersebut, juga diceritakan<br />

tokoh 1966 Cosmas Batubara,<br />

dalam tulisannya ‘Napak Tilas<br />

Gerakan Mahasiswa 1966’<br />

(dalam OC Kaligis – Rum<br />

Aly, Simtom Politik 1965,<br />

Kata Hasta, 2007). Sebelum<br />

kami diterima Presiden, tulis<br />

Cosmas, ajudan Presiden<br />

yaitu Mayor KKO Widjanarko<br />

mengatakan “Presiden akan<br />

marah kepada Anda semua”.<br />

Karena itu, kata Widjanarko,<br />

“saran saya, diam saja dan<br />

dengar. Biasanya Presiden itu<br />

akan marah-marah selama<br />

kurang lebih 30 menit”.<br />

Apa yang dikatakan Mayor<br />

Widjanarko memang benar.<br />

Setengah jam pertama<br />

Presiden Sukarno marah<br />

dan mengatakan bahwa<br />

para mahasiswa sudah<br />

ditunggangi oleh Nekolim<br />

(Neo Kolonialisme dan<br />

Imperialisme). “Kemudian<br />

secara khusus Presiden<br />

Sukarno marah kepada<br />

saya” dengan mengatakan,<br />

“saudara Cosmas sebagai<br />

orang Katolik, mengapa ikutikut<br />

demonstrasi dan saya<br />

dapat laporan bahwa anggota<br />

PMKRI menulis kata-kata yang<br />

tidak sopan terhadap Ibu<br />

Hartini. Saudara harus tahu<br />

bahwa Paus menghargai saya<br />

dan memberi bintang kepada<br />

saya. Betul kan saudara Frans<br />

Seda bahwa Paus baik dengan<br />

saya?”. Frans Seda yang ikut<br />

hadir dalam pertemuan<br />

itu mengangguk. “Presiden<br />

Sukarno tidak sadar bahwa<br />

para mahasiswa yang datang<br />

masing-masing sangat<br />

Cosmas Batubara bersama Sukarno<br />

Sumber gambar: Cover buku “Cosmas Batubara:<br />

Sebuah Otobiografi Politik”<br />

independen” tulis Cosmas<br />

lebih lanjut. “Kalau saya<br />

diserang secara pribadi<br />

bukan berarti yang lain akan<br />

diam”. Setelah Sukarno<br />

marah-marah, para peserta<br />

pertemuan satu persatu<br />

melakukan reaksi dan<br />

akhirnya Presiden Sukarno<br />

kewalahan. Lalu sambil<br />

menoleh kepada Roeslan<br />

Abdoelgani, Sukarno berkata,<br />

“Roeslan, Mereka ini belum<br />

mengerti Revolusi. Bawa<br />

mereka dan ajar tentang<br />

Revolusi”.<br />

Akhirnya pertemuan selesai<br />

tapi belum ada putusan<br />

Presiden tentang TRITURA.<br />

“Seperti hari-hari sebelumnya<br />

para mahasiswa mulai lagi<br />

demonstrasi. Dalam puncak<br />

kejengkelannya terhadap<br />

demonstrasi KAMI maka<br />

pada tanggal 25 Februari<br />

1966, Sukarno mengeluarkan<br />

putusan membubarkan KAMI<br />

yang diikuti pengumuman<br />

tidak boleh berkumpul lebih<br />

dari lima orang”.<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

31


DWIBULAN<br />

By Shuma-Gorath<br />

Sumber gambar: users.dickinson.edu/~laurent<br />

28 Juni 1919:<br />

Perjanjian Versailles Ditandatangani<br />

Perjanjian Versailles (Treaty of<br />

Versailles; Traité de Versailles)<br />

adalah perjanjian damai<br />

pasca Perang Dunia I yang<br />

ditandatangani pada tanggal<br />

28 Juni 1919 di kota Versailles,<br />

Prancis.<br />

Dalam perjanjian damai tersebut, Jerman<br />

setuju untuk berhenti melanjutkan kontak<br />

senjata dan membayar kompensasi kepada<br />

negara-negara anggota Sekutu (Entente)<br />

yang menjadi lawan Jerman dalam Perang<br />

Dunia I. Dicapainya Perjanjian Versailles<br />

secara efektif berhasil mengakhiri Perang<br />

Dunia I antara pihak-pihak terkait.<br />

Sedikit mundur ke belakang. Saat Perang<br />

Dunia I masih berlangsung, Jerman yang<br />

bersekutu dengan Austria-Hungaria dan<br />

Ottoman (Turki) terlibat perang melawan<br />

negara-negara Sekutu yang mencakup<br />

Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Rusia, dan<br />

lainnya. Seiring berjalannya waktu, perang<br />

mulai memasuki fase kebuntuan menyusul<br />

sedikitnya pergeseran yang terjadi di garis<br />

depan. Situasi makin runyam bagi Jerman<br />

menyusul bergabungnya Amerika Serikat<br />

(AS) ke pihak Sekutu dan memburuknya<br />

kondisi internal Jerman akibat huru-hara.<br />

Merasa tidak sanggup berperang lebih lama<br />

lagi, Jerman akhirnya setuju untuk menyerah<br />

dan menandatangani Perjanjian Versailles.<br />

Dicapainya perdamaian lewat Perjanjian<br />

Versailles harus ditebus secara mahal oleh<br />

Jerman. Karena berdasarkan perjanjian<br />

damai tersebut, Jerman harus menyerahkan<br />

wilayah-wilayahnya kepada negara-negara<br />

32<br />

JASMERAH JUNI 2013


DWIBULAN<br />

By Shuma-Gorath<br />

Presiden AS, Woodrow Wilson bersama delegasi AS<br />

(Sumber gambar: kingsacademy.com)<br />

anggota Sekutu. Beberapa<br />

contoh wilayah yang harus<br />

dilepaskan Jerman tersebut<br />

antara lain daerah Schleswig<br />

Utara (diserahkan ke<br />

Denmark), Prussia Barat<br />

(diserahkan ke Polandia),<br />

Alsace, Lorraine (diserahkan<br />

ke Prancis), Saarland (dikelola<br />

oleh organisasi Liga Bangsa-<br />

Bangsa), Danzig (dijadikan<br />

kota bebas), dan daerahdaerah<br />

koloni Jerman yang<br />

berlokasi di Afrika serta<br />

Oseania.<br />

memproduksi kendaraan<br />

militer, serta melakukan<br />

transaksi persenjataan<br />

dengan negara lain. Poinpoin<br />

dari Perjanjian Versailles<br />

sendiri mulai dijalankan pada<br />

bulan Januari 1920.<br />

Perjanjian Versailles kerap<br />

disebut-sebut sebagai salah<br />

satu faktor tidak langsung<br />

yang menyebabkan partai<br />

politik pimpinan Adolf<br />

Hitler yang bernama<br />

Nationalsozialistische<br />

Deutsche Arbeiterpartei<br />

- biasa dikenal sebagai<br />

Nazi - bisa muncul sebagai<br />

penguasa baru Jerman.<br />

Karena poin-poin dalam<br />

Perjanjian Versailles dianggap<br />

terlalu memberatkan dan<br />

menginjak-injak harga diri<br />

bangsa Jerman, rakyat<br />

Jerman merasa frustrasi<br />

dan memendam kebencian<br />

mendalam pada negara -<br />

Seolah ingin menaburi luka<br />

bangsa Jerman dengan<br />

garam, pihak Sekutu juga<br />

meminta Jerman membayar<br />

biaya ganti rugi perang yang<br />

jumlahnya sudah pasti sangat<br />

besar.<br />

Sebagai tindakan lebih<br />

lanjut untuk menjamin<br />

agar Jerman tidak cukup<br />

kuat untuk menunjukkan<br />

ancaman militer lagi ke<br />

depannya, pihak Sekutu juga<br />

membatasi jumlah maksimal<br />

tentara Jerman menjadi<br />

hanya 100.000 personil<br />

dan melarang Jerman<br />

menerapkan wajib militer,<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

33


DWIBULAN<br />

By Shuma-Gorath<br />

negara Sekutu. Situasi tersebut<br />

lantas dimanfaatkan oleh Nazi<br />

untuk menggalang dukungan<br />

hingga berhasil tumbuh<br />

menjadi kekuatan politik baru<br />

yang mendominasi Jerman.<br />

Di bawah kepemimpinan<br />

Nazi, Jerman mulai melakukan<br />

militerisasi besar-besaran.<br />

Tindakan tersebut sebenarnya<br />

bertentangan dengan isi<br />

dari Perjanjian Versailles,<br />

namun negara-negara<br />

Sekutu tidak bisa berbuat<br />

apa-apa untuk menekan<br />

Jerman karena mereka sendiri<br />

sedang bergulat dengan<br />

krisis Ekonomi Global ( Great<br />

Depression). Hasilnya, Jerman<br />

pun berhasil meraih kembali<br />

predikatnya sebagai raksasa<br />

Eropa dan siap mencaplok<br />

wilayah milik negara - negara<br />

tetangganya karena Jerman<br />

mengganggap wilayah-wilayah<br />

tersebut sebagai wilayah<br />

Jerman yang “dirampas”<br />

negara-negara lain lewat<br />

Perjanjian Versailles. Sebagai<br />

akibatnya, pecahnya Perang<br />

Dunia II pun tak bisa dihindari<br />

lagi.<br />

Pecahnya Perang Dunia<br />

II sekaligus menunjukkan<br />

bahwa Perjanjian Versailles<br />

gagal menjamin terciptanya<br />

perdamaian di Eropa untuk<br />

jangka panjang. Belajar dari<br />

pengalaman pahit tersebut,<br />

ketika Perang Dunia II<br />

berakhir dengan kekalahan<br />

Jerman, negara-negara musuh<br />

Jerman dalam Perang Dunia<br />

II tidak lagi menerapkan poinpoin<br />

perjanjian damai yang<br />

terlalu memberatkan pihak<br />

lawan seperti halnya yang<br />

mereka lakukan dalam<br />

Perjanjian Versailles.<br />

Sebagai gantinya, negaranegara<br />

pemenang Perang<br />

Dunia II hanya melakukan<br />

proses de-Nazifikasi di<br />

tanah Jerman, sementara<br />

biaya perbaikan perang<br />

mayoritasnya ditanggung<br />

oleh AS serta Uni Soviet.<br />

Proses jalannya acara Perjanjian Versailles<br />

(Sumber gambar: treatyversailles.wordpress.com)<br />

34<br />

JASMERAH JUNI 2013


DWIBULAN<br />

Shuma-Gorath<br />

1 Juli 1997:<br />

Hong Kong Kembali ke Pangkuan Cina<br />

Hong Kong di masa kini dikenal<br />

sebagai salah satu daerah<br />

terpadat dan termakmur di<br />

dunia. Namun siapa yang<br />

menyangka jika beberapa abad<br />

sebelumnya, daerah yang kini<br />

dikenal sebagai Hong Kong<br />

dulunya hanyalah berupa<br />

perkampungan nelayan miskin?<br />

Adalah Inggris yang menguasai Hong Kong<br />

sejak abad ke-19 yang berjasa mengubah<br />

Hong Kong hingga bisa menjadi semaju<br />

sekarang. Adapun sebelum dikuasai<br />

oleh Inggris, Hong Kong sendiri awalnya<br />

merupakan bagian dari wilayah dinasti Cina.<br />

Lalu, bagaimana Hong Kong bisa menjadi<br />

milik Inggris sebelum kemudian kembali<br />

menjadi milik Cina?<br />

Tahun 1839 pecah Perang Candu Pertama<br />

antara Dinasti Qing (Cina) melawan Inggris.<br />

Perang tersebut berakhir pada tahun 1842<br />

dengan kemenangan pihak Inggris. Lewat<br />

Traktat Nanking yang ditandatangani<br />

pada bulan Agustus 1842, Hong Kong lalu<br />

diserahkan ke pihak Inggris sehingga sejak<br />

itu Hong Kong berada di bawah kekuasaan<br />

Inggris. Dalam traktat itu pula, nama Hong<br />

Kong untuk pertama kalinya disebut dalam<br />

dokumen resmi. Menjelang akhir abad<br />

ke-19, teritori Hong Kong bertambah luas<br />

setelah Inggris berhasil menekan Cina untuk<br />

menyerahkan Semenanjung Kowloon dan<br />

Teritori Baru (New Territories).<br />

Sejak menjadi koloni Inggris, Hong Kong<br />

berkembang menjadi kota pelabuhan<br />

dagang yang penting dan jumlah<br />

penghuninya mengalami peningkatan pesat.<br />

Fasilitas-fasilitas umum modern mulai<br />

bermunculan. Jika pada tahun 1861 populasi<br />

Hong Kong hanya sekitar 120.000 jiwa, pada<br />

tahun 1916 populasi penghuni Hong Kong<br />

Perang Candu Pertama antara Inggris<br />

melawan Dinasti Qing (Cina).<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

35


DWIBULAN<br />

Shuma-Gorath<br />

melonjak menjadi 716.000<br />

jiwa. Salah satu penyebab<br />

peningkatan populasi<br />

tersebut adalah karena lokasi<br />

dari Hong Kong yang berada<br />

dekat dengan Cina daratan<br />

dan dikelola oleh Inggris<br />

sehingga Hong Kong kerap<br />

menjadi tujuan bagi orangorang<br />

yang melarikan diri<br />

dari gejolak sosial dan politik<br />

yang sedang terjadi di Cina<br />

saat itu.<br />

Tahun 1937, pecah perang<br />

Cina-Jepang dan ribuan orang<br />

Cina melarikan diri ke Hong<br />

Kong untuk menyelamakan<br />

diri dari pasukan Jepang.<br />

2 tahun kemudian, pecah<br />

Perang Dunia II sehingga<br />

posisi Hong Kong menjadi<br />

semakin genting karena<br />

Inggris dan Jepang berada di<br />

pihak yang berseberangan<br />

dalam perang. Hong Kong<br />

akhirnya benar-benar diinvasi<br />

oleh Jepang pada bulan<br />

Desember 1941. Pasukan<br />

Inggris yang berada di Hong<br />

Kong awalnya berusaha<br />

melawan sekuat tenaga,<br />

namun keunggulan personil<br />

dan persenjataan membuat<br />

Jepang berhasil menamatkan<br />

perlawanan tersebut. Selama<br />

menguasai Hong Kong, Jepang<br />

menerapkan metode<br />

pemerintahan tangan besi.<br />

Kelangkaan makanan dan<br />

bahan bakar terjadi di manamana.<br />

Banyak wanita Hong<br />

Kong yang diperkosa tentara<br />

Jepang. Setiap hari rakyat<br />

Hong Kong hidup dalam<br />

penindasan dan ketakutan.<br />

Untuk menghemat jatah<br />

makanan bagi tentara, Jepang<br />

juga mendeportasi banyak<br />

warga Hong Kong ke kawasan<br />

Cina daratan yang sedang<br />

dilanda wabah kelaparan dan<br />

penyakit. Sebagai akibatnya,<br />

jumlah penduduk Hong Kong<br />

pun menurun drastis - dari<br />

yang awalnya 1,6 juta jiwa<br />

sebelum perang menjadi<br />

36<br />

JASMERAH JUNI 2013


DWIBULAN<br />

Shuma-Gorath<br />

Hongkong dari masa ke masa.<br />

tinggal 600.000 ribu jiwa<br />

saat perang berakhir.Bulan<br />

Agustus 1945, pihak Sekutu<br />

menjatuhkan bom atom<br />

ke kota-kota Jepang dan<br />

Jepang pun menyerah tanpa<br />

syarat di bulan yang sama.<br />

Menyerahnya Jepang lantas<br />

diikuti dengan kembalinya<br />

Hong Kong ke pangkuan<br />

Inggris.<br />

Proses pemulihan dan<br />

rekonstruksi pasca perang<br />

lalu dilakukan. Beberapa<br />

tahun kemudian, populasi<br />

Hong Kong kembali<br />

meningkat pesat usai<br />

kemenangan pihak komunis<br />

dalam perang saudara<br />

Cina di tahun 1949. Karena<br />

tidak ingin hidup di bawah<br />

pemerintahan komunis,<br />

banyak warga Cina daratan<br />

yang kemudian menyeberang<br />

ke luar negeri, salah satunya<br />

ke Hong Kong.Tahun 1950-<br />

an, Hong Kong mengalami<br />

periode industrialisasi dan<br />

pertumbuhan ekonomi yang<br />

pesat. Fenomena tersebut<br />

sayangnya diikuti pula dengan<br />

makin merajarelanya aktivitas<br />

korupsi dan penyogokan<br />

pegawai pemerintah di Hong<br />

Kong.<br />

Untuk mengatasinya, sebuah<br />

badan anti korupsi bernama<br />

Independent Commission<br />

Against Corruption (ICAC) lalu<br />

didirkan pada tahun 1974.<br />

Tidak lama usai terbentuk,<br />

ICAC melakukan penangkapan<br />

massal ratusan pejabat<br />

pemerintah yang dianggap<br />

korup. Hasilnya, perlahan tapi<br />

pasti aktivitas korupsi di Hong<br />

Kong mengalami penurunan<br />

yang signifikan.<br />

Sejak tahun 1982, Inggris dan<br />

Cina terlibat pembicaraan<br />

intensif mengenai masa<br />

depan Hong Kong karena<br />

berdasarkan perjanjian<br />

terakhir antara Cina dan<br />

Inggris mengenai Hong Kong<br />

di tahun 1899, kekuasaan<br />

Inggris atas Hong Kong<br />

akan berakhir di tahun<br />

1997. Hasilnya, dicapailah<br />

kesepakatan kalau Inggris<br />

akan menyerahkan Hong<br />

Kong ke tangan Cina di tahun<br />

1997. Tepat pada tanggal<br />

1 Juli 1997 dini hari lewat<br />

sebuah upacara resmi, Hong<br />

Kong menjadi provinsi baru<br />

Cina dengan status otonomi<br />

khusus dan sistem politik “1<br />

negara 2 sistem”.<br />

Bendera Hong Kong di bawah pemerintah Inggris<br />

(Kanan) dan di bawah pemerintah Cina (kiri)<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

37


" If you wish to<br />

understand the universe,<br />

think of energy, frequency<br />

and vibration.”<br />

Nikola Tesla (1856 - 1943)<br />

Sumber gambar:<br />

forums.3dtotal.com by PredragKrishan


BIOGRAFI<br />

By Shuma-Gorath<br />

Nikola Tesla<br />

Sang Jenius<br />

yang Terlupakan<br />

Bagi banyak orang, nama<br />

Nikola (atau Nikolai) Tesla<br />

sebagai ilmuwan mungkin<br />

tidak setenar Albert<br />

Einstein atau Thomas Alva<br />

Edison. Namun, kurang<br />

tenar bukan berarti tidak<br />

ada yang mengenalnya<br />

sama sekali.<br />

Sebagian orang pertama<br />

kali mendengar nama Tesla<br />

dalam pelajaran fisika<br />

karena namanya digunakan<br />

sebagai satuan kekuatan<br />

medan magnet. Sebagian lagi<br />

mengenal Tesla dari game<br />

strategi populer Red Alert.<br />

Ada pula yang pertama kali<br />

mengenal Tesla dari film The<br />

Prestige buatan sutradara<br />

berbakat Christopher<br />

Nolan karena nama dan<br />

penemuannya pernah<br />

disinggung sekilas di film<br />

tersebut.<br />

listrik bolak-balik (alternating<br />

current / AC).<br />

Namun selain kedua<br />

penemuan tadi, Tesla juga<br />

terkenal karena dia pernah<br />

mengajukan ide-ide ilmiah<br />

yang sifatnya futuristik dan<br />

tidak logis pada zamannya,<br />

misalnya soal konsep mesin<br />

pengendali cuaca HAARP<br />

(High Frequency Active Auroral<br />

Research Program) dan<br />

listrik tanpa kabel. Hal-hal<br />

tersebut lantas membuat<br />

Tesla menjadi salah satu topik<br />

pembicaraan favorit para<br />

pecandu teori konspirasi.<br />

Lahir pada tanggal 10 Juli<br />

1856 di kota kecil Smiljan<br />

(sekarang berlokasi di<br />

Kroasia), Tesla adalah anak<br />

ke-4 dari 5 bersaudara.<br />

Ayahnya berprofesi sebagai<br />

pendeta Kristen Ortodoks<br />

Serbia, sementara ibunya<br />

adalah pembuat perabotan<br />

rumah tangga. Sejak kecil,<br />

Tesla sudah menunjukkan<br />

bakat kecerdasanya seperti<br />

mampu menghafal kalkulus<br />

integral dan membayangkan<br />

benda-benda hingga ke<br />

detil-detilnya. Otak encernya<br />

lantas membuat dia bisa<br />

diterima di Sekolah Politeknik<br />

Austria jurusan kelistrikan<br />

pada usia 18 tahun. Namun<br />

rasa ketagihannya pada judi<br />

membuat dia kehabisan uang<br />

untuk membiayai studinya<br />

sehingga dia terpaksa<br />

keluar sebelum berhasil<br />

menamatkan studinya.<br />

Tesla lalu pindah ke Hungaria<br />

dan kemudian Prancis<br />

Jadi, siapa sebenarnya Nikola<br />

Tesla, sosok yang di banyak<br />

artikel luar negeri kerap<br />

disebut sebagai “ilmuwan<br />

besar yang terlupakan”?<br />

Nikola Tesla adalah seorang<br />

ilmuwan fisika yang terkenal<br />

karena penemuannya soal<br />

gelombang radio dan arus<br />

Tesla (nomor 9 dari kiri) bersama<br />

ilmuwan-ilmuwa terhebat pada jaman itu<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

39


BIOGRAFI<br />

By Shuma-Gorath<br />

Magnifying Transmitter, salah satu hasil eksperimen Tesla<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

untuk bekerja pada<br />

perusahaan-perusahaan<br />

setempat. Atas rekomendasi<br />

dari atasan perusahaan<br />

tempatnya bekerja di Paris,<br />

Tesla lalu pergi ke Amerika<br />

Serikat (AS) pada tahun<br />

1884 untuk bekerja pada<br />

perusahaan milik Thomas<br />

Alva Edison. Di sana, Tesla<br />

berhasil mendesain ulang<br />

generator milik perusahaan<br />

Edison sekaligus menemukan<br />

arus listrik AC setelah Edison<br />

menjanjikanya bayaran<br />

puluhan ribu dollar AS.<br />

Namun alih-alih membayar<br />

Tesla sesuai dengan<br />

kesepakatan, Edison justru<br />

mengklaim kalau dia hanya<br />

bercanda soal bayaran<br />

tersebut sehingga Tesla<br />

mengundurkan diri dari<br />

40<br />

JASMERAH JUNI 2013<br />

perusahaan Edison tak lama<br />

kemudian.<br />

Tesla lalu mendirikan<br />

laboratorium dan<br />

perusahaan sendiri atas<br />

bantuan para investor yang<br />

tertarik akan ketrampilannya.<br />

Selama periode inilah, Tesla<br />

mempatenkan banyak<br />

penemuan yang memakai<br />

arus listrik AC. Situasi<br />

tersebut tidak disukai oleh<br />

Edison dan perusahaan<br />

pendukungnya yang masih<br />

memakai arus listrik DC<br />

(Direct Current) pada bendabenda<br />

produksinya sehingga<br />

mereka pun berupaya<br />

meyakinkan publik kalau<br />

AC adalah arus listrik yang<br />

berbahaya. Salah satu contoh<br />

upaya tersebut adalah ketika<br />

mereka menyetrum seekor<br />

gajah bernama Topsy di<br />

depan umum hingga tewas.<br />

Kendati demikian, arus listrik<br />

AC pada akhirnya tetap lebih<br />

disukai publik karena arus<br />

listrik AC lebih efisien dan<br />

lebih sederhana ketimbang<br />

arus listrik DC.<br />

Dimulainya Masa-Masa Sulit<br />

Tahun 1895, Tesla<br />

tertimpa musibah setelah<br />

laboratoriumnya terbakar<br />

bersama dengan hasil-hasil<br />

penelitiannya. Namun,<br />

Tesla tidak patah semangat<br />

dan terus melanjutkan<br />

penelitiannya - kali ini<br />

mengenai gelombang radio.<br />

Tesla berhasil mendapatkan<br />

hak paten atas penemuannya


BIOGRAFI<br />

By Shuma-Gorath<br />

tersebut di tahun 1900.<br />

Namun beberapa tahun<br />

kemudian, lembaga<br />

hak paten AS meralat<br />

keputusannya dan malah<br />

menyerahkan hak paten<br />

radio ke Gugliemo Marconi<br />

yang baru menyerahkan<br />

hasil penemuannya ke<br />

lembaga hak paten AS<br />

beberapa bulan setelah<br />

Tesla melakukannya! Tesla<br />

merasa tidak terima dan<br />

menuntut Marconi di tahun<br />

1911, namun keterbatasan<br />

finansial membuat kasus<br />

tersebut berakhir dengan<br />

kemenangan Marconi.<br />

Baru pada tahun 1943 alias<br />

beberapa bulan sesudah<br />

Tesla meninggal, pemerintah<br />

AS kembali menyatakan Tesla<br />

sebagai pemilik hak paten.<br />

Tahun 1901, Tesla mulai<br />

membangun menara<br />

pemancar gelombang tanpa<br />

kabel bernama Wardenclyffe<br />

di Long Island, AS. Tesla<br />

berharap jika proyeknya ini<br />

berhasil, menara tersebut<br />

nantinya bisa digunakan<br />

sebagai sarana komunikasi<br />

tanpa kabel melintasi<br />

Samudera Atlantik. Untuk<br />

mendukung proyek tersebut,<br />

Tesla mendapat dukungan<br />

finansial dari pebisnis John<br />

Pierpont Morgan. Namun<br />

malang bagi Tesla, proyek<br />

tersebut harus dibatalkan<br />

di tengah jalan akibat<br />

kekacauan finansial, masalah<br />

buruh, dan terhentinya<br />

dukungan dari Morgan.<br />

Menara Wardenclyffe<br />

akhirnya benar-benar<br />

musnah setelah pada tahun<br />

1917, tentara AS<br />

meledakkannya karena<br />

khawatir menara tersebut<br />

bisa digunakan oleh matamata<br />

Jerman dalam Perang<br />

Dunia I.<br />

Tahun 1916, Tesla dinyatakan<br />

bangkrut, sejak itu ia harus<br />

bertahan hidup dengan<br />

kondisi keuangan seadanya.<br />

Situasi tersebut tidak<br />

mengurangi semangat Tesla<br />

untuk terus melakukan<br />

eksperimen. Tahun 1930-<br />

an, Tesla mengklaim bahwa<br />

ia berhasil menemukan<br />

konsep “sinar kematian”<br />

(death ray), sebuah perangkat<br />

penembak sinar destruktif<br />

yang bisa menghancurkan<br />

10.000 pesawat dalam radius<br />

200 mil! Tesla lantas mulai<br />

menawarkan idenya ke<br />

pemerintah negara-negara<br />

besar seperti AS, Inggris,<br />

serta Yugoslavia. Namun, ide<br />

Tesla tersebut tak pernah<br />

berhasil diwujudkan menjadi<br />

senjata versi nyata hingga<br />

sekarang.<br />

Bulan Januari 1943, Tesla<br />

menghembuskan nafas<br />

terakhirnya di kamar<br />

hotel tempatnya tinggal<br />

akibat terkena trombosis<br />

koroner. Ia meninggal dalam<br />

kesendirian, kemiskinan, dan<br />

penuh hutang. Akhir yang<br />

memilukan untuk seseorang<br />

yang sudah berjasa besar<br />

bagi perkembangan teknologi<br />

umat manusia. Jasadnya lalu<br />

dibakar pada bulan yang<br />

sama dengan kematiannya<br />

dan abunya dikirim ke<br />

Belgrade (sekarang berada<br />

di Serbia) pada tahun 1957.<br />

Pasca kematiannya, banyak<br />

kertas hasil risetnya yang<br />

menghilang sehingga ideidenya<br />

yang belum terealisasi<br />

pun kini menjadi topik<br />

pembicaraan hangat di<br />

antara para penggemar teori<br />

konspirasi, utamanya soal<br />

HAARP dan sinar kematian.<br />

Berbagai penemuan tesla: Radio Controler,<br />

Wardenclyffe Plant dan AC Generator<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

41


KISAH<br />

By Shuma-Gorath<br />

Mengenang Kejayaan Tim<br />

Nasional Era Orde Lama<br />

Sepak bola adalah olah raga paling populer di<br />

Indonesia selain badminton. Sayang, prestasi<br />

tim nasional Indonesia di kancah sepak bola<br />

dunia dan Asia bisa dibilang memprihatinkan.<br />

Namun jika kita mundur ke belakang, kita<br />

boleh sedikit berbangga karena di era Orde<br />

Lama (Orla) pimpinan Sukarno, timnas Indonesia<br />

merupakan salah satu timnas paling disegani<br />

di Asia walaupun tidak pernah lolos ke<br />

Piala Dunia.<br />

dini karena dihajar tim tuan<br />

rumah India 0-3. Setahun<br />

kemudian, timnas diundang<br />

untuk mengikuti turnamen<br />

persahabatan di Singapura.<br />

Dalam turnamen inilah<br />

timnas mulai menunjukkan<br />

peningkatan performa dan<br />

memikat perhatian khalayak<br />

sepak bola Asia. Indonesia<br />

sukses membenamkan<br />

Singapore Malays (juara Liga<br />

Malaysia dan Singapura)<br />

7-0, Singapore A 4-1,<br />

dan Combine Singapore<br />

(juara Piala Malaya) 4-1.<br />

Kemenangan-kemenangan<br />

tersebut dianggap<br />

mengejutkan karena skornya<br />

yang telak dan reputasi<br />

timnas Indonesia saat itu<br />

yang masih kurang dikenal.<br />

Tahun 1953, Indonesia<br />

melakukan pertandingan<br />

persahabatan melawan<br />

Yugoslavia di Lapangan<br />

Ikada, Jakarta, dan kalah<br />

0-2. Walaupun kalah,<br />

pertandingan ini menjadi<br />

penting karena pertandingan<br />

tersebut menjadi ajang<br />

perekat hubungan negara<br />

Indonesia dan Yugoslavia<br />

Kegemilangan timnas di<br />

era Orla tidak lepas dari<br />

kebijakan Sukarno yang<br />

ingin menjadikan sepak<br />

bola sebagai alat pemersatu<br />

bangsa dan menunjukkan<br />

kedigdayaan Indonesia di<br />

mata dunia. Sebagai langkah<br />

awal, R. Maladi ditunjuk<br />

sebagai ketua umum PSSI di<br />

tahun 1950. Maladi adalah<br />

mantan kiper yang aktif<br />

memperkuat timnas pada<br />

tahun 1930 hingga 1940-an<br />

dan merupakan salah satu<br />

tokoh sepak bola nasional<br />

paling menonjol saat itu<br />

sehingga ia dianggap sebagai<br />

sosok yang paling tepat untuk<br />

menahkodai PSSI.<br />

Kejayaan timnas sendiri tidak<br />

datang secara instan. Di<br />

tahun 1950, timnas mengikuti<br />

ajang Asian Games di New<br />

Delhi dan langsung tersingkir<br />

Pertandingan indonesia VS Yugoslavia<br />

tahun 1953<br />

42<br />

JASMERAH JUNI 2013


KISAH<br />

By Shuma-Gorath<br />

Lapangan Ikada, Jakarta<br />

yang notabene memiliki<br />

kesamaan ideologi. Makin<br />

dekatnya hubungan antara<br />

Indonesia dan Yugoslavia<br />

pada gilirannya membuat<br />

PSSI sukses merekrut Tony<br />

Pogacnik sebagai pelatih baru<br />

timnas. Sejak dilatih oleh pria<br />

kelahiran Split, Yugoslavia<br />

inilah, timnas mengalami<br />

lonjakan performa yang<br />

signifikan dan memasuki<br />

masa-masa emasnya.<br />

Dimulainya Era Pogacnik<br />

Ujian pertama Pogacnik<br />

adalah Asian Games 1954<br />

di Manila, Filipina. Di bawah<br />

kepemimpinannya, Indonesia<br />

berhasil menggilas Jepang<br />

5-3 dan India 4-0 di babak<br />

penyisihan grup sehingga<br />

Indonesia berhak maju ke<br />

babak semifinal. Sayang,<br />

di babak semifinal ini pula<br />

langkah Indonesia harus<br />

terhenti usai dikalahkan<br />

Taiwan 2-4.<br />

Indonesia lagi-lagi harus<br />

tersungkur setelah pada<br />

perebutan tempat ketiga,<br />

timnas kalah di tangan Burma<br />

(Myanmar) dengan skor tipis<br />

4-5.<br />

Tahun 1956 alias 2 tahun<br />

kemudian, Indonesia untuk<br />

pertama kalinya tampil di<br />

Olimpiade yang mengambil<br />

tempat di Melbourne,<br />

Australia. Lolosnya Indonesia<br />

ke Olimpiade sendiri sedikit<br />

berbau keberuntungan<br />

karena Taiwan yang harusnya<br />

menjadi lawan Indonesia di<br />

babak kualifikasi dinyatakan<br />

kalah WO akibat telat<br />

mengirimkan daftar pemain.<br />

Di babak awal Olimpiade,<br />

Indonesia lagi-lagi kejatuhan<br />

durian runtuh setelah timtim<br />

yang harusnya menjadi<br />

lawan Indonesia pada<br />

babak tersebut (Cina, Mesir,<br />

Hongaria, Turki, dan Vietnam)<br />

dinyatakan kalah WO karena<br />

tidak hadir.<br />

Pada pertandingan perdana<br />

Indonesia di Olimpiade,<br />

Ramang dkk. harus langsung<br />

bertemu dengan Uni Soviet<br />

yang saat itu merupakan<br />

salah satu raksasa sepak bola<br />

dunia dan masih diperkuat<br />

oleh kiper legendaris Lev<br />

Yashin. Secara fenomenal,<br />

Indonesia yang tampil<br />

dengan formasi agresif 4-3-3<br />

berhasil menahan imbang<br />

Uni Soviet 0-0! Pertandingan<br />

tersebut lantas kerap<br />

disebut-sebut sebagai salah<br />

satu pencapaian terbaik<br />

timnas hingga sekarang.<br />

Sayang, akibat terlalu lelah<br />

Indonesia akhirnya digunduli<br />

Soviet 0-4 dalam partai<br />

ulangan 2 hari sesudahnya.<br />

Uni Soviet sendiri akhirnya<br />

keluar sebagai juara setelah<br />

berhasil mengalahkan<br />

Yugoslavia di final.<br />

Tidak lama seusai Olimpiade,<br />

timnas dikirim ke Eropa<br />

Timur untuk beruji coba<br />

Tony Pogacnick, Pelatih TimNas<br />

Indonesia asal Yugoslavia<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

43


KISAH<br />

By Shuma-Gorath<br />

dengan timnas-timnas<br />

kawasan setempat. Pada<br />

partai uji coba pertama yang<br />

digelar di Beograd, Yugoslavia,<br />

pada tanggal 9 September,<br />

Indonesia digulung tim<br />

tuan rumah 0-2. Beberapa<br />

hari kemudian, Indonesia<br />

bertanding melawan Kroasia<br />

di Zagreb dan dicukur 0-5.<br />

Pertandingan terakhir<br />

Indonesia dalam rangkaian<br />

kunjungannya di Eropa Timur<br />

adalah melawan Jerman<br />

Timur di mana Indonesia lagilagi<br />

menelan kekalahan - kali<br />

ini dengan skor 1-3. Meskipun<br />

selalu mengalami kekalahan,<br />

pertandingan tersebut sukses<br />

menambah pengalaman<br />

timnas dan memperkuat<br />

hubungan diplomatik<br />

Indonesia dengan negaranegara<br />

Eropa Timur.<br />

Tahun 1957, Indonesia<br />

berpartisipasi dalam<br />

Turnamen Merdeka yang<br />

digelar di Kuala Lumpur,<br />

Malaysia. Dalam turnamen<br />

tersebut, Indonesia berhasil<br />

mengukuhkan statusnya<br />

sebagai “macan Asia<br />

Tenggara” usai menerkam<br />

Thailand, Vietnam Selatan,<br />

dan tuan rumah Malaysia.<br />

Sayang, Indonesia gagal<br />

menjadi juara karena<br />

kalah dari Hong Kong di<br />

partai final. Masih di tahun<br />

yang sama, Indonesia juga<br />

mulai mengikuti kualifikasi<br />

Piala Dunia dan sukses<br />

membenamkan Cina di<br />

babak awal kualifikasi dengan<br />

agregat 5-4. Namun, impian<br />

Indonesia untuk lolos ke Piala<br />

Dunia batal terwujud setelah<br />

Indonesia dinyatakan kalah<br />

WO usai menolak bertanding<br />

melawan Israel karena alasan<br />

solidaritas dengan Palestina.<br />

Tahun-Tahun Terakhir<br />

Kendati “gagal” di kualifikasi<br />

Piala Dunia, Indonesia masih<br />

menunjukkan kualitasnya<br />

sebagai salah satu raksasa<br />

sepak bola Asia. Di Asian<br />

Games 1958, Indonesia<br />

berhasil meraih medali<br />

perunggu cabang sepak bola<br />

usai menyingkirkan tim-tim<br />

kuat pada masa itu seperti<br />

India, Filipina, dan Burma.<br />

Tahun 1960, Indonesia lagilagi<br />

menjadi juara ketiga,<br />

namun kali ini dalam<br />

Turnamen Merdeka<br />

Ramang, salah satu bintang sepakbola yang<br />

dimiliki oleh Idonesia pada era Sukarno<br />

R. Maladi, Ketua Umum PSSI<br />

Tahun 1950<br />

44<br />

JASMERAH JUNI 2013


KISAH<br />

By Shuma-Gorath<br />

Upaca Pembukaan GANEFO I yang diselenggarakan<br />

di Jakarta, tahun 1963<br />

di Malaysia. Baru pada<br />

Turnamen Merdeka tahun<br />

1961 dan 1962, Indonesia<br />

bisa keluar sebagai juara<br />

pertama. Tahun 1962,<br />

Indonesia mendapat<br />

kepercayaan untuk menjadi<br />

tuan rumah Asian Games.<br />

Namun, upaya timnas untuk<br />

tampil dengan kekuatan<br />

penuh di rumah sendiri<br />

mendapat ujian berat setelah<br />

beberapa pemain idak bisa<br />

diikutsertakan akibat terjerat<br />

skandal suap. Berkurangnya<br />

kekuatan timnas lantas ikut<br />

mempengaruhi performa<br />

mereka di lapangan hijau.<br />

Setelah berhasil menghajar<br />

Vietnam 3-1 dan Filipina<br />

6-0, tuan rumah Indonesia<br />

akhirnya tersingkir dini usai<br />

dikalahkan tim negeri jiran<br />

Malaysia dengan skot tipis<br />

2-3.<br />

Asian Games 1962 juga<br />

membawa cerita lain bagi<br />

Indonesia. Karena kondisi<br />

politik internasional saat<br />

itu, Indonesia menolak<br />

keikutsertaan Israel dan<br />

Taiwan sehingga keanggotaan<br />

Indonesia di Olimpiade pun<br />

dibekukan oleh International<br />

Olympic Commitee (IOC).<br />

Sebagai balasan atas tindakan<br />

IOC tersebut, Indonesia<br />

menggelar turnamen<br />

Olimpiade tandingan<br />

dengan nama Games of New<br />

Emerging Forces (Ganefo).<br />

Ganefo digelar pada tahun<br />

1963 dan diikuti oleh 40<br />

lebih negara. Layaknya<br />

Olimpiade, Ganefo juga<br />

mempertandingkan banyak<br />

cabang olah raga dan sepak<br />

bola termasuk salah satu di<br />

antaranya.<br />

Tahun 1965, terjadi peristiwa<br />

penting dalam sejarah<br />

Indonesia. Pecah peristiwa<br />

Gerakan 30 September<br />

(G30S) yang berujung pada<br />

dibubar kannya Partai<br />

Komunis Indonesia (PKI)<br />

dan berakhirnya rezim<br />

Sukarno. Perubahan iklim<br />

politik nasional yang begitu<br />

cepat lantas berdampak<br />

pula pada sepak bola. PSSI<br />

memecat Pogacnik dan<br />

menggantinya dengan E. A.<br />

Mangindaan. Pengembangan<br />

sepak bola nasional menjadi<br />

agak terbengkalai karena<br />

Suharto selaku penerus<br />

dari Sukarno lebih tertarik<br />

untuk fokus membangun<br />

perekonomian nasional.<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

45


COVER STORY<br />

By Jokiez<br />

Mengenal Al-Khwarizmi,<br />

Tokoh Dibalik Al-Jabar<br />

Q : Kamu tahu siapa itu Al-Khawarizmi?<br />

A : Wah, enggak tahu.<br />

Q : Kalau aljabar?<br />

A : Itukan salah satu materi yang ada di<br />

pelajaran matematika!<br />

Sumber gambar:<br />

Cover buku Al Khwarizm - The Inventor of<br />

Algebra by Corona Bresina<br />

Melihat jawaban dari<br />

pertanyaan tersebut rasanya<br />

timbul rasa tergelitik.<br />

Mengapa? Karena sepertinya<br />

banyak yang kurang mengenal<br />

siapa Al-Khawarizmi,<br />

padahal dalam pelajaran<br />

matematika sehari-hari, kita<br />

sedang belajar tentang karya<br />

beliau. Al-Khawarizmi adalah<br />

seorang tokoh matematika,<br />

astronomi dan geografi yang<br />

berasal dari Persia (sekarang<br />

Iran, red). Beliau adalah<br />

seorang pengajar di sekolah<br />

kehormatan di Baghdad.<br />

Muḥammad bin Mūsā al-<br />

Khawārizmī adalah nama asli<br />

dari Al-Khawarizmi. Beliau lahir<br />

pada tahun 780 di Khwārizm<br />

(sekarang Khiv turut serta<br />

diperkenalkana, Uzbekistan)<br />

dan meninggal sekitar tahun<br />

850 di Baghdad.<br />

Salah satu peninggalan beliau<br />

yang sangat mazhur dan<br />

terkenal adalah aljabar. Kata<br />

aljabar yang berasal dari kata<br />

Al-Jabr adalah satu dari dua<br />

operasi dalam matematika<br />

untuk menyelesaikan<br />

notasi kuadrat. Selain Al-<br />

Jabr, beliau juga melakukan<br />

translasi bahasa Latin dari<br />

Arimethica. Al-Khawarizmi juga<br />

mengenalkan penggunaan<br />

numerik India, yang akhirnya<br />

diperkenalkan ulang lagi dalam<br />

“Sistem Penomoran Posisi<br />

Desimal” di dunia barat.<br />

46<br />

JASMERAH JUNI 2013


COVER STORY<br />

By Jokiez<br />

Khwarezm - Persia, tanah kelahiran Al Khwarizmi<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

Kitab al-Jabr wa-l-Muqabala<br />

Al-Jabr, atau aljabar adalah<br />

karya Al-Khawirizmi yang<br />

paling terkenal. Geometri,<br />

teori angka dan analisis<br />

adalah inti dan basis daripada<br />

Al-Jabr. Dalam bahasa<br />

Inggris, aljabar disebut<br />

dengan algebra. Penjelasan<br />

tentang aljabar disampaikan<br />

oleh Al-Khawarizmi dalam<br />

bukunya yang berjudul Alkitāb<br />

al-mukhtasar fī hisāb<br />

al-ğabr wa’l-muqābala<br />

dalam bahasa inggris<br />

diterjemahkan menjadi<br />

“The Compendious Book on<br />

Calculation by Completion and<br />

Balancing” yang di dalamnya<br />

ditulis dalam bahasa Arab,<br />

di dalamnya terkandung<br />

bahasan lebih mendalam<br />

tentang aljabar.<br />

Pada abad ke-12 buku ini<br />

diterjemahkan ke dalam<br />

bahasa latin dan diberi judul<br />

“Liber Algebrae et Almucabola”.<br />

Selain nama Al-Khawarizmi,<br />

dalam buku ini terdapat juga<br />

nama Abū Hanīfa al-Dīnawarī,<br />

Abū Kāmil Shujā ibn Aslam,<br />

Abū Muhammad al-’Adlī,<br />

Abū Yūsuf al-Missīsī, ‘Abd al-<br />

Hamīd ibn Turk, Sind ibn ‘Alī,<br />

Sahl ibn Bišr, and Šarafaddīn<br />

al-Tūsī yang terpublis di<br />

dalamnya.<br />

Apa isi buku ini? Al-jabr<br />

wal-Muqabala berisi<br />

tentang operasi dan<br />

persamaan kuadrat dan cara<br />

penyelesaiannya dengan<br />

menggunakan metode<br />

aljabar. Kata muqabala yang<br />

menjadi judul dalam buku ini<br />

memiliki arti korespondensi<br />

atau keseimbangan, yaitu<br />

tanda sama dengan (=) yang<br />

menyelesaikan persamaan<br />

kuadrat. Terjemahan dalam<br />

bahasa Latin biasa menyebut<br />

operasi ini dengan nama<br />

algebra yang diterjemahkan<br />

oleh Robert of Chester.<br />

Operasi-operasi yang<br />

ada dalam buku ini dapat<br />

diringkas menjadi :<br />

1. Kuadrat akar yang sama<br />

(ax^2 = bx)<br />

2. Kuadrat jumlah yang sama<br />

(ax^2 = c)<br />

3. Jumlah yang sama akar<br />

(bx = c)<br />

4. Kuadrat dan akar jumlah<br />

yang sama (ax^2 + bx = c)<br />

5. kuadrat dan akar yang<br />

sama nomor (ax^2 + c = bx)<br />

6. Akar dan jumlah yang<br />

sama kotak (bx + c = ax^2)<br />

Kehidupan Pribadi Al-<br />

Khawarizmi<br />

Al-Khawarizmi lahir di Persia<br />

dengan nama aslinya adalah<br />

Muhammad ibn Musa<br />

al-Khwārizmī al-Majousi<br />

al-Katarbali), nama/gelar<br />

Al-Khawarizmi berasal dari<br />

tempat kelahirannya yaitu<br />

Khwarezm (oasis besar di<br />

daerah Asia Tengah). Ibnu<br />

al-Nadim dalam Kitab al-<br />

Fihrist menulis sedikit tentang<br />

biografi Al-Khawarizmi. Tahun<br />

813 sampai 833 merupakan<br />

tahun dimana Al-Khawarizmi<br />

bekerja menjadi seorang<br />

ilmuwan di Baghdad.<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

47


COVER STORY<br />

By Jokiez<br />

Masa kegemilangan Islam<br />

adala periode dimana Al-<br />

Khawarizmi berkarya dan<br />

menelurkan karya-karya<br />

besar seperti aljabar.<br />

Pada masa ini pulalah<br />

Baghdad menjadi pusat<br />

Ilmu, bahkan para pencari<br />

ilmu dari Cina dan India<br />

menyempatkan untuk datang<br />

ke Baghdad guna belajar<br />

tentang ilmu pengetahuan<br />

dan teknologi yang ada<br />

disana.<br />

House of Wisdom (disebut<br />

juga Bait Al-Hikmah) yang<br />

dibangun pada masa Khalifah<br />

Al-Ma’mun adalah tempat<br />

kerja dari Al-Khawarizmi yang<br />

bekerja sebagai seorang<br />

pengajar, di tempat inilah<br />

beliau mengajarkan tentang<br />

teori-teori matematika<br />

yang ditranslasikan<br />

kedalam tulisan yunani<br />

dan sansekerta. D.M<br />

Dunlop menduga beberapa<br />

kemungkinan bahwa<br />

Muhammad ibn Mūsā al-<br />

Khwārizmī adalah orang yang<br />

sama dengan Muhammad<br />

ibn Mūsā ibn Shākir, yang<br />

tertua dari Bani Musa.<br />

Sosoknya diabadikan dalam sebuah patung<br />

Suber gambar: wikipedia.org<br />

Kontribusi lain dari Al-<br />

Khawarizmi<br />

Selain kontribusi pada bidang<br />

juga berkontribusi di bidang<br />

Geografi, Astronomi dan<br />

kartografi. Ada juga karyanya<br />

berupa trigonometri dan<br />

kalkulasi yang berbasis pada<br />

numerik India. Beliau juga<br />

melakukan berbagai koreksi<br />

dari karya Ptolemeus di<br />

Afrika dan Timur Tengah, dan<br />

beberapa buku lain di bidang<br />

selain matematika. Buku<br />

kedua beliau dengan judul<br />

Dixit algorizmi (Seperi Kata Al-<br />

Khawarizmi) merupakan buku<br />

yang juga membahas masalah<br />

aritmatika. Sayangnya hanya<br />

ada versi bahasa Latin dari<br />

karyanya ini. Versi asli dalam<br />

bahasa Arab sudah hilang.<br />

Translasi pada buku ini<br />

diperkirakan dikerjakan oleh<br />

Adelard of Bath pada abad<br />

keduabelas.<br />

Kitab Surah al-Ard juga<br />

merupakan karya besar beliau<br />

yang lain di bidang geografi<br />

dan merupakan buku ketiga<br />

dari Al-Khawarizmi yang mana<br />

isi dari buku tersebut adalah<br />

Salah satu halaman dalam kitab Al-jabr<br />

wal-Muqabala karangan Al Khwarizmi<br />

Sumber gambar: wikipedia.org<br />

memperlihatkan tentang<br />

koordinat dan lokasi dasar<br />

di bumi, dengan berani<br />

dalam mengevaluasi sebuah<br />

nilai panjang dari Laut<br />

Mediterania dan lokasi pada<br />

kota-kota Afrika dan Asia<br />

dengan mengoreksi data dari<br />

Ptolemeus. Buku ini dianggap<br />

sebagai versi revisi dari<br />

Geographia karya Ptolemy.<br />

Zīj al-sindhind merupakan<br />

karya Al-Khawarizmi yang<br />

membahas astronomi.<br />

Buku ini berisikan 37 simbol<br />

kalkulasi pada kalender<br />

astronomi dan juga 116<br />

tabel dengan cakupan<br />

kalenderial, astronomial<br />

dan data astrologikal yang<br />

sampai sekarang diakui<br />

menjadi referensi yang<br />

apik. Al-Khawarizmi juga<br />

menulis sebuah risalah, atau<br />

penelitian pada kalender<br />

Yahudi yang dikenal dengan<br />

judul Risāla fi istikhrāj taʾrīkh<br />

al-yahūd.<br />

48<br />

JASMERAH JUNI 2013


VENI, VIDI...<br />

1<br />

Kazakhstan adalah<br />

negara tanpa wilayah<br />

laut terluas di dunia.<br />

2<br />

Israel dalam<br />

sejarahnya pernah<br />

menjadi anggota dari 3<br />

konfederasi sepak bola<br />

sekaligus: Asia / AFC (1954-<br />

1974), Oseania / OFC (1974-<br />

1991), dan Eropa / UEFA<br />

(1991-sekarang).<br />

3<br />

Liberia adalah satusatunya<br />

negara Afrika<br />

yang tidak pernah dijajah dan<br />

diduduki oleh bangsa Eropa.<br />

4<br />

Diktator Soviet di era<br />

Perang Dunia II, Josef<br />

Stalin, tidak menyandang<br />

nama demikian sejak lahir.<br />

Nama aslinya adalah Losif<br />

Vissarionovich Dzhugashvili.<br />

Ia baru menyebut dirinya<br />

dengan nama ‘Stalin’ (Manusia<br />

Baja) sejak tahun 1910.<br />

5<br />

Nepal adalah satusatunya<br />

negara yang<br />

bendera nasionalnya tidak<br />

berbentuk segi empat.<br />

6<br />

Ikan nila bukanlah ikan<br />

asli Indonesia. Ikan<br />

tersebut aslinya berasal dari<br />

Afrika dan baru masuk ke<br />

Indonesia pada tahun 1960-<br />

an.<br />

7<br />

Jerry Siegel dan<br />

Joe Schuster pertama<br />

kali menciptakan karakter<br />

Superman pada tahun<br />

1933. Bukan sebagai<br />

pahlawan super, namun<br />

sebagai penjahat botak dan<br />

berkekuatan telepati!<br />

8<br />

Kota Yakutsk yang<br />

terletak di Rusia adalah<br />

kota terdingin di dunia.<br />

Suhu terendah yang pernah<br />

tercatat di kota tersebut<br />

adalah minus 64,4 derajat<br />

Celcius!<br />

9<br />

Bangsa Arab pernah<br />

mendirikan kerajaan<br />

di Pulau Sisilia (sebuah pulau<br />

yang terletak di selatan Italia)<br />

pada abad ke-9 hingga abad<br />

ke-11.<br />

10<br />

Saat Khmer Merah<br />

masih menguasai<br />

Kamboja, orang-orang<br />

berkacamata menjadi<br />

sasaran penangkapan massal<br />

karena orang berkacamata<br />

dianggap sebagai golongan<br />

terpelajar yang sudah<br />

terkontaminasi oleh<br />

pendidikan Barat.<br />

JUNI 2013 JASMERAH<br />

49

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!