16.11.2012 Views

protokol-program-pemantauan-reef-check

protokol-program-pemantauan-reef-check

protokol-program-pemantauan-reef-check

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

i<br />

Buku Pedoman<br />

Panduan Monitoring<br />

Terumbu Karang Reef Check


BUKU PEDOMAN<br />

REEF CHECK<br />

Panduan Pemantauan Terumbu<br />

Karang Reef Check<br />

Edisi 2006<br />

ii


Ini adalah buku pedoman resmi (edisi 2006) untk prosedur monitoring Reef Check.<br />

Jika anda memiliki pertanyaan mengenai prosedur pelatihan, silahkan<br />

menghubungi Reef Check pada nomor dibawah ini;<br />

Reef Check Foundation<br />

PO Box 1057<br />

17575 Pacific Coast Highway<br />

Pacific Palisades, CA 90272-1057 USA<br />

Tel: 1-310-230-2371, 1-310-230-2360<br />

Fax: 1-310-230-2376<br />

Email: rcinfo@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org (information)<br />

rcregist@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org (registering new teams)<br />

rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org (data submission)<br />

Website: www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org<br />

Publikasi ini harus disitasi sebagai berikut:<br />

Hodgson, G., Hill, J., Kiene, W., Maun, L., Mihaly, J., Liebeler, J., Shuman,<br />

C. and Torres, R. Reef Check Instruction Manual: A Guide to Reef Check<br />

Coral Reef Monitoring. Reef Check Foundation, Pacific Palisades,<br />

California, USA<br />

ISBN 0-9723051-1-4<br />

Foto di halaman depan adalah atas ijin Quiksilver. Foto di halaman belakang oleh<br />

Badrul Huzaimi, Jennifer Liebeler, Gregor Hodgson, Tim Reef Check Indonesia.<br />

Desain sampul oleh Bill Kiene. Illustrasi oleh Sarah Lowe, dimana dinyatakan.<br />

Copyright 2006 Reef Check Foundation<br />

iii


Sambutan<br />

Reef Check dimulai pada tahun 1996 sebagai suatu ide sederhana untuk menyurvei<br />

terumbu karang dunia menggunakan satu metode standar agar dimanapun survei itu<br />

dilakukan hasilnya dapat dibandingkan. Hingga saat ini, Reef Check beranggotakan<br />

ribuan orang yang telah memberikan waktu dan tenaga mereka untuk melakukan survei<br />

Reef Check dan yang telah mengembalikan ekosistem terumbu karang yang menurun.<br />

ReefCheck berterimakasih pada semua sukarelawan atas kontribusinya pada<br />

pengembangan, evaluasi dan penerapan <strong>protokol</strong> Reef Check yang dituangkan dalam<br />

buku pedoman ini. Terima kasih khususnya kami ucapkan untuk para ilmuwan, ketua tim<br />

dan koordinator nasional kami atas kesediannya meluangkan waktu diantara<br />

kesibukannya untuk menolong <strong>program</strong> ini, memfasilitasi survei Reef Check, <strong>program</strong><br />

pendidikan dan inisiatif pengelolaan. Seiring dengan meningkatnya jumlah ketua dan<br />

peserta Reef Check, mereka akan melanjutkan peranan yang sangat penting dalam<br />

evolusi Reef Check dan dampaknya pada konservasi terumbu karang di seluruh dunia.<br />

Reef Check telah berevolusi dari gagasan awalnya hingga menjadi yayasan Reef<br />

Check, sebuah organisasi konservasi laut internasional yang berkantor pusat di<br />

California dan kantor-kantor di Filipina, Indonesia, Australia dan Republik Dominika serta<br />

tim sukarelawan di lebih 80 negara. Untuk Informasi lebih lanjut mengenai yayasan Reef<br />

Check, silahkan kunjungi website kami di www.ReefCheck.org.<br />

Kami sangat berterima kasih terutama kepada dewan direktur dan penasihat, Scott<br />

Campbell, Eric Cohen, Eddy Medora, Christeon Costanzo, Leonardo DiCaprio, Irmelin<br />

DiCaprio, Valerie Gould, Gale Anne Hurd, Gary Justice, Will Knox, Gilbert Leistner, Russ<br />

Lesser, Lenore Marusak, Eddy Medora, Jim Miller, Greg MacGillivray, Tod Mesirow,<br />

Richard Murphy, Mara New, Jerry Schubel, Craig Shuman, Shepard Smith, Andrew<br />

Wiens, David Williams.<br />

Kami juga berterimakasih kepada anggota kami, para dermawan, dan rekanan termasuk<br />

Body Glove, Conservation and Community Investment Forum, Global Coral Reef<br />

Monitoring Network, International Coral Reef Action Network, International Coral Reef<br />

Initiative, International Finance Corporation, Living Oceans Foundation, The National<br />

Fish and Wildlife Foundation, The National Oceanic and Atmospheric Administration,<br />

The National Wildlife Federation, The Packard Foundation, The John D. and Catherine<br />

T. MacArthur Foundation, The Marine Aquarium Council, The Oak Foundation, Ocean<br />

Futures Society, Quiksilver, Rockefeller Brothers Fund, The United Nations Environment<br />

Programme, United Nations Foundation, US Agency for International Development, the<br />

US Department of State, dan US Coral Reef Task Force.<br />

iv


Daftar Isi<br />

BAB 1<br />

PENDAHULUAN 1<br />

Sejarah Reef Check 2<br />

Protokol monitoring Reef Check: Tinjauan 5<br />

BAB 2<br />

BAGAIMANA MEMBENTUK SEBUAH TIM REEF<br />

CHECK 7<br />

Persyaratan 7<br />

Pelatihan 8<br />

Pertanggungjawaban 12<br />

BAB 3<br />

GAMBARAN METODE INTI 13<br />

Pemilihan Lokasi 13<br />

Menandai lokasi Reef Check 15<br />

Desain Dasar 16<br />

Sebelum anda masuk ke air 18<br />

Menggelar transek 19<br />

CATATAN UNTUK KESELAMATAN 20<br />

BAB 4<br />

MELAKSANAKAN SURVEI DAN PENGAMBILAN<br />

DATA 22<br />

Petunjuk Gambaran Lokasi 22<br />

Petunjuk Transek Sabuk 24<br />

Petunjuk Transek Garis 29<br />

Tugas Tambahan 31<br />

Pengukuran Tambahan Untuk Survei Reef Check di<br />

Indonesia 34<br />

BAB 5<br />

TUGAS SETELAH MENYELAM, MEMASUKKAN<br />

DATA, MELAPORKAN & JAMINAN KUALITAS DATA<br />

37<br />

Memasukkan data 37<br />

Memeriksa Data 43<br />

Penamaan File Data 44<br />

Mengirimkan Data ke Reef Check 44<br />

BAB 6<br />

MONITORING JANGKA PANJANG 45<br />

Peranan Reef Check 45<br />

Merancang Sebuah Rencana Monitoring 48<br />

BAB 7<br />

PENDANAAN BERKELANJUTAN 54<br />

Pendanaan Pemerintah 54<br />

Dana Bantuan 55<br />

Proyek Kerjasama 55<br />

Sponsor Terkait 55<br />

Acara Penggalangan Dana 56<br />

REFERENSI 57<br />

LAMPIRAN 60<br />

A. Formulir Pendaftaran Reef Check 60<br />

B. Surat Bebas Pertanggungjawaban 62<br />

C. Jaminan kualitas 63<br />

D. Panduan Pelatihan yang direkomendasikan 67<br />

E. Organisme Indikator Reef Check 68<br />

F. Lembar data 82


Pendahuluan<br />

Reef Check adalah <strong>protokol</strong> monitoring terumbu karang yang digunakan secara luas.<br />

Tekniknya sederhana untuk dipelajari dan datanya kuat secara ilmiah. Data Reef Check<br />

(dan proyek) diatur oleh Reef Check Foundation, yang merupakan sebuah organisasi<br />

konservasi laut internasional yang berbasis di Los Angeles, California dengan kantorkantor<br />

di Filipina, Indonesia, Republik Dominika dan Australia dengan tim dilebih 80<br />

negara dan wilayah. Buku panduan ini menyediakan semua informasi yang dibutuhkan<br />

tim Reef Check untuk melaksanakan monitoring terumbu karang dengan menggunakan<br />

<strong>protokol</strong> standar Reef Check. Sebagai tambahan dari buku pedoman ini, terdapat<br />

berbagai bahan pelatihan yang dapat digunakan seperti presentasi PowerPoint dan tes<br />

identifikasi, dan sebuah video/DVD petunjuk yang harus digunakan selama pelatihan.<br />

Bagi mereka yang ingin melaksanakan survei Reef Check di sarankan untuk menjadi<br />

penyelam Reef Chec yang bersertifikasi dengan mengikuti sertifikasi Reef Check di<br />

daerah anda. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org.<br />

Program Reef Check mengikutsertakan kelompok komunitas, departemen<br />

pemerintahan, akademisi dan rekanan bisnis untuk::<br />

• Mendidik masyarakat mengenai krisis terumbu karang;<br />

• Menciptakan jejaring global tim sukarelawan untuk secara teratur memonitor<br />

kesehatan terumbu karang;<br />

• Menyelidiki secara ilmiah proses-proses yang terjadi pada ekosistem terumbu karang;<br />

• Memfasilitasi kerjasama antar akademisi, LSM, pemerintah dan pengusaha;<br />

• Menstimulus aksi komunitas lokal untuk melindungi terumbu karang murni yang masih<br />

tersisa dan merehabilitasi karang rusak di seluruh dunia menggunakan solusi yang<br />

bersifat ekologis dan ekonomis berkelanjutan.<br />

1


•<br />

Gambar 1. Lokasi Reef Check di lebih 80 negara dan daerah.<br />

Reef Check menyatukan stakeholder untuk menerapkan tujuan konservasi melalui<br />

<strong>pemantauan</strong> terumbu karang, pengelolaan dan pendidikan (Gambar 2).<br />

Sejarah Reef Check<br />

Reef Check<br />

Pemantauan Pengelolaan Pendidikan<br />

Konservasi Terumbu Karang<br />

Gambar 2. Strategi Konservasi terumbu karang Reef Check<br />

Ilmuwan telah memonitor terumbu karang sejak masa Darwin di tahun 1850an. Namun<br />

pengenalan penyelaman scuba di tahun 1960an telah menciptakan cara pandang baru<br />

pada para ilmuwan mengenai terumbu yang didokumentasikan dan dihadirkan ke ruang<br />

publik oleh sejarawan alamiah seperti Jacques Cousteau. Selama tahun 1980an,<br />

banyak penyelam dan ilmuwan mulai menyaksikan penurunan kesehatan terumbu<br />

karang favorit mereka, khususnya terumbu yang banyak dipelajari seperti Jamaika.<br />

Ketika mengetahui bahwa kondisi terumbu tertentu telah mengalami penurunan,<br />

beberapa ilmuwan memepertanyakan luasan geografik permasalahan ini. Seminar pada<br />

tahun 1993 mengenai Aspek Global Terumbu karang (di organisir oleh Professor Robert<br />

Ginsburg dari University of Miami) merupakan titik balik untuk banyak ilmuwan karang<br />

yang bertemu untuk mendiskusikan kesehatan terumbu karang dunia. Beberapa<br />

ilmuwan merasakan bahwa kebanyakan terumbu karang ada dalam kondisi<br />

2


permasalahan yang serius, sedangkan yang lainnya mengira bahwa hanya ada beberpa<br />

terumbu yang mengalami penurunan kesehatan sementara. Pada akhir pertemuan, jelas<br />

bahwa tidak tersedia cukup informasi untuk mendapatkan gambaran mengenai<br />

kesehatan terumbu karang dalam skala global karena tidak ada upaya pengaturan<br />

untuk mengumpulkan data.<br />

Kelompok ilmuwan terumbu karang merasa bahwa bagian permasalahan terletak pada<br />

metode <strong>pemantauan</strong> ekologis yang telah digunakan oleh para ilmuwan. Metode detail ini<br />

dirancang untuk menyelidiki komunitas ekologi dam termasuk pengukuran banyak<br />

parameter yang mungkin tidak terpengaruh ketika kesehatan terumbu karang menurun.<br />

Para ilmuwan merasa bahwa diperlukan rancangan metode yang lebih spesifik untuk<br />

menyelidiki dampak aktivitas manusia pada terumbu karang karena ini adalah dampak<br />

yang dapat dicegah.<br />

Diketahui bahwa masalah lainnya dalam pendekatan konvensional untuk penilaian dan<br />

monitoring terumbu karang adalah sedikitnya jumlah ilmuwan terumbu karang,<br />

kebanyakan hanya dapat melakukan beberapa survei pada berapa lokasi menggunakan<br />

metode yang berbeda. Oleh karenanya data tidak mudah untuk dibandingkan, solusinya<br />

adalah untuk mengorganisir suatu upaya survei global yang akan di lakukan setiap<br />

tahun menggunakan satu metode survei standar, yang dapat menyediakan pandangan<br />

sinoptik mengenai kesehatan terumbu karang dunia. Agar survei ini dapat dilakukan<br />

dengan biaya yang hemat, upaya ini akan bergantung pada bantuan sukarelawan dari<br />

kalangan non-ilmuan. Untuk membantu memfokuskan perhatian pada terumbu karang,<br />

sebuah kelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Professor Ginsburg, seorang geologis<br />

terumu karang, mendeklarasikan tahun 1997 untuk menjadi Tahun Internasional<br />

terumbu (International Year of the Reef -.IYOR). sebagai bagian dari inisiatif ini,<br />

Ginsburg meminta Dr. Gregor Hodgson, seorang ekologis terumbu karang, untuk<br />

merancang sebuah <strong>protokol</strong> monitoring global. Hodgson merancang dan menguji<br />

<strong>protokol</strong> Reef Check, yang disebarkan secara berkala di internet dan diulas oleh banyak<br />

ilmuwan terumbu.<br />

Pada tahun 1997, para ilmuwan diundang sebagai sukarelawan untuk Pelatih Reef<br />

Check dan survei global perdana kondisi terumbu karang dilaksanakan di 31 negara di<br />

seluruh laut tropis. Hasilnya menyediakan konfirmasi ilmiah bahwa terumbu karang<br />

sedang menghadapi krisis penting pada skala global. Di tahun 1980an, banyak ilmuwan<br />

mengira bahwa ancaman utama terumbu karang adalah polusi dan sedimentasi. Hasil<br />

Reef Check menunjukkan untuk pertama kali, bahwa penangkapan berlebih merupakan<br />

ancaman utama terumbu karang di seluruh dunia (Hodgson,1999). Sejak saat itu,<br />

ratusan tim Reef Check telah memonitoring terumbu setiap tahunnya dan jumlah Negara<br />

yang berpartisipasi telah melebihi 80 dari 101 negara yang memiliki terumbu karang.<br />

Hasil lima tahun pertama monitoring dihadirkan dalam sebuah laporan utama “Krisis<br />

global terumbu karang – trend dan solusi” pada pertemuan tingkat dunia mengenai<br />

Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg, Afrika Selatan pada September 2002.<br />

laporan itu mendokumentasikan penurunan kesehatan terumbu karang yang terus<br />

terjadi , namun juga memasukkan kisah sukses konservasi terumbu karang dari seluruh<br />

dunia. Monitoring telah dilakukan di lebih 1500 terumbu di Atlantik, Indo-Pasifik dan<br />

Laut Merah. Mengikuti prosedur penjaminan kualitas , 1107 lokasi diterima untuk<br />

dianalisis. Analisa ini memeriksa perubahan ruang dan waktu pada indikator<br />

3


kelimpahan, juga korelasi antara kelimpahan dan nilai dampak aktifitas manusia yang<br />

disediakan oleh tim. Kunci utamanya adalah:<br />

• Pada skala global, tidak ada spiny lobster yang di data pada 83% terumbu dangkal,<br />

hal ini mengindikasikan parahnya penangkapan berlebih. Ada penurunan drastis<br />

kelimpahan lobster di Atlantik;<br />

• Rerata kelimpahan bulu babi Diadema berkurang secara signifikan di Indo-Pasifik<br />

dari 1998- 2000, mendekati level yang sama dengan yang ditemukan di Atlantik, dan<br />

mungkin mengindikasikan ketidakstabilan ekologis;<br />

• Sejumlah 101 triton terdata, mengindikasikan parahnya penangkapan berlebih untuk<br />

pasaran souvenir;<br />

• Secara global, ada penurunan signifikan kelimpahan ikan Kepe-kepe dari tahun<br />

1997-2001;<br />

• Tidak ada kerapu berukuran lebih dari 30 cm yang terdata pada 48% terumbu yang<br />

disurvei, mengindikasikan penangkapan berlebih pada predator ini;<br />

• Empat spesies ikan ada dalam kondisi kritis; Nassau grouper, tidak ditemukan dari<br />

82% terumbu dangkal di Karibia dengan hanya 8 terumbu yang terdata memiliki<br />

lebih dari 1 ikan jenis ini. Barramundi cod, bumphead parrotfish dan humphead<br />

wrasse tidak ditemui dari 95%, 89% dan 88% terumbu Indo-pasifik secara berurutan;<br />

• Moray eel, tidak dijumpai pada 81% terumbu, dan di Indopasifik, 55% dari semua<br />

terumbu yang disurvei, tidak menemukan ikan Kakak tua yang berukuran lebih besar<br />

dari 20cm;<br />

• Secara global, rerata penutupan karang keras adalah 32%. Persentase penutupan<br />

karnag keras secara signifikan lebih tinggi pada terumbu yang tidak terdampak<br />

aktifitas manusia daripada terumbu yang terkena tingginya dampak aktifitas ini.<br />

Hanya 34 terumbu yang memiliki penutupan karang keras lebih besar dari 70% dan<br />

tidak ada yang memiliki penutupan lebih tinggi dari 85%;<br />

• Selama fenomena pemutihan tahun 1997-1998 telah mengurangi tutupan karang<br />

hidup sebanyak 10% secara global. Hal ini mengindikasikan bahwa terumbu karang<br />

adalah indikator yang sensitif dari pemanasan global;<br />

• Penutupan alga lebih tinggi pada terumbu yang lebih banyak terkena polusi<br />

buangan;<br />

• Populasi ikan karang di Atlantik dan Pasifik di bedakan oleh dominasi relatif famili<br />

Haemulidae (sweetlips)dan Scaridae (ikan kakaktua), Chaeodontidae (Ikan Kepekepe)<br />

dan Lutjanidae (kakap) di terumbu IndoPasifik;<br />

• Kawasan Perlindungan Laut (Marine Protected Areas- MPA) di negara berkembang,<br />

beberapa diantaranya menunjukkan keberhasilan. Lima dari sepuluh ikan dan satu<br />

dari sepuluh invertebrata indikator secara signifikan lebih melimpah di dalam<br />

kawasan MPA dari pada yang di luar kawasan.<br />

Dengan melibatkan penduduk lokal dalam monitoring berbasis komunitas, Reef<br />

Check berfungsi sebagai tahapan pertama untuk menarik partisipasi dalam<br />

aktifitas pengelolaan terumbu karang. Dalam beberapa kasus, ini telah<br />

memasilitasi terbentuknya MPA yang dikelola dengan baik.<br />

Pada level internasional, Reef Check (RC) berfungsi sebagai komponen berbasis<br />

komunitas jejaring global monitoring terumbu karang (Global Coral Reef Monitoring<br />

Network- GCRMN) dan berkolaborasi di status laporan reguler. Reef Check adalah<br />

anggota International Coral Reef Initiative (ICRI) dan International Coral Reef Action<br />

4


Network (ICRAN). Reef Check menyediakan data kepada dan merupakan system<br />

pengembangan interaktif pengelolaan dan monitoring data terumbu dengan Reef Base,<br />

database global informasi terumbu karang. Program pelatihan regional dan nasional<br />

Reef Check telah dipasarkan ke seluruh dunia tiap tahunnya. Program monitoring Reef<br />

Check sepenuhnya bersifat sukarela, namun aktifitas pelatihan dan pengelolaannya<br />

seringkali didukung oleh dermawan swasta, dana bantuan dari yayasan- yayasan, PBB<br />

dan agensi nasional dan internasional lainnya termasuk US Agency for International<br />

Development and the National Oceanic and Atmospheric Administration.<br />

Pada tahun 2000, Yayasan non-profit 501c3 Reef Check didirikan di California untuk<br />

mengatur survei tahunan dan menciptakan lebih banyak kesempatan untuk konservasi<br />

terumbu karang. Reef Check memiliki banyak rekanan, tetapi lebih menekankan<br />

perhatiannya untuk menerapkan rekanan jangka panjang dengan bisnis seperti industri<br />

pariwisata, penyelaman, selancar dan akuarium air laut. Contohnya, rekanan Reef<br />

Check dengan Quiksilver perusahaan yang bergerak dalam bidang gaya hidup,<br />

memudahkan survei terumbu terpencil selama 5 tahun “mengarungi” ekspedisi<br />

petualangan surfing global.<br />

Reef Check juga berkolaborasi dalam insiatif konservasi besar dengan Marine Aquarium<br />

Council (MAC). Pada tahun 2002, Reef Check merancang sebuah <strong>protokol</strong> terperinci<br />

yang disebut “MAQTRAC” untuk memonitor efek perdagangan akuarium air laut<br />

terhadap terumbu karang. Perdagangan akuarium air laut menyediakan insentif financial<br />

yang berharga untuk pengelolaan terumbu karang. Reef Check saat ini berkerjasama<br />

dengan MAC untuk mensertifikasi perdagangan tersebut dan mendirikan MPA dan<br />

merehabilitasi terumbu karang di Indonesia, Filipina dan Negara lainnya. Pada tahun<br />

2005 , Reef Check pertamakali meluncurkan <strong>program</strong> monitoring terumbu di California.<br />

Tidak hanya mendata kondisi kesehatan terumbu karang di seluruh dunia, Reef Check<br />

juga menerima penghargaan lingkungan nasional dan internasional untuk upaya<br />

konservasi dan meningkatkan pengertian publik mengenai krisis global terumbu karang<br />

dan solusi potensial untuk masalah yang dihadapi oleh terumbu karang dan masyarakat<br />

yang menggantungkan diri padanya. Untuk informasi lebih lanjut mengenai aktifitas Reef<br />

Check, silahkan kunjungi website Reef Check di: www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org.<br />

Protokol Monitoring Reef Check: Tinjauan<br />

Reef Check dirancang untuk menilai kesehatan terumbu karang dan agak berbeda dari<br />

<strong>protokol</strong> monitoring lainnya. Sejak awal berdirinya, Reef Check berfokus pada<br />

kelimpahan organisme terumbu karang tertentu yang paling menggambarkan kondisi<br />

ekosistem dan yang mudah dikenali oleh masyarakat umum. Pemilihan organisme<br />

indikator ini didasarkan atas nilai ekonomis dan ekologisnya, sensitifitas mereka<br />

terhadap dampak manusia dan kemudahan identifikasi. Enambelas organisme indikator<br />

global dan delapan organisme indikator regional mewakili pengukuran spesifik dari<br />

dampak manusia terhadap terumbu karang. Spektrum indikator-indikator ini termasuk<br />

ikan, invertebrata dan tumbuhan yang mengindikasikan aktifitas manusia seperti<br />

pemancingan, pengambilan atau polusi. Beberapa kategori Reef Check adalah spesies<br />

individual, sedangkan yang lainnya Famili. Sebagai contoh, humphead wrasse<br />

(Cheilinus undulatus) adalah ikan yang paling banyak dicari di pasar perdagangan ikan<br />

konsumsi hidup, sedangkan banded coral shrimp (Stenopus hispidus) diambil untuk<br />

perdagangan akuarium. Kedua spesies ini adalah organisme yang sangat khusus dan<br />

merupakan indikator yang sangat bagus untuk yang paling diburu oleh manusia. Pada<br />

5


terumbu dimana organisme ini sangat dieksploitasi, mereka akan dijumpai dalam jumlah<br />

yang sedikit dibandingkan dengan kelimpahan mereka di terumbu yang tidak<br />

tereksploitasi.<br />

Tim Reef Check mengumpulkan empat macam data:<br />

1) Sebuah gambaran dari setiap lokasi terumbu berdasarkan lebih dari 30 pengukuran<br />

kondisi lingkungan dan sosek dan penilaian dampak aktifitas manusia;<br />

2) Sebuah pengukuran persentase penutupan berbagai jenis substrat dasar laut,<br />

termasuk karang mati dan karang hidup, sepanjang bagian 4x20m dari keseluruhan<br />

100m transek di terumbu dangkal;<br />

3) Penghitungan Invertebrata di 4 kali transek sabuk sepanjang 20 m x 5 m ; dan<br />

4) Penghitungan ikan, hingga 5m ke atas di transek sabuk yang sama.<br />

Monitoring Indikator dilakukan di sepanjang dua kontur kedalaman. “Manta tows”<br />

direkomendasikan sebagai teknik pemetaan habitat dan pemilihan lokasi di daerah<br />

dengan kecerahan perairan yang cukup (jarak pandang horisontal> 6 m.<br />

Ini mudah untuk dipelajari, tapi metode sampling yang kuat secara ilmiah telah<br />

menyediakan data kondisi lingkungan terumbu di seluruh dunia dan telah diadaptasikan<br />

sebagai <strong>protokol</strong> standar monitoring oleh pengelola taman laut, pemerintah nasional ,<br />

institusi ilmiah juga olah banyak tim sukarelawan. Metode ini telah terbukti sebagai alat<br />

pembelajaran yang efektif untuk mereka yang ingin mendapatkan pengetahuan<br />

tambahan mengenai terumbu karang dan lingkungan laut. Hal ini juga menyenangkan<br />

untuk dilakukan, menarik minat penyelam rekreasi untuk mendapatkan pengalaman di<br />

terumbu karang dengan cara baru, seperti juga penyelam ilmiah ingin meningkatkan<br />

pengetahuan taksonomi dan ekologi mereka. Apapun alasan anda bergabung dengan<br />

Reef Check, kami yakin anda akan menikmati pengalaman anda!<br />

6


Membentuk<br />

Tim Reef Check<br />

Persyaratan<br />

Jika anda ingin membentuk sebuah tim Reef Check, langkah pertamanya adalah<br />

menghubungi koordinator nasional yang terdaftar di negara anda<br />

(kunjungi:www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org). Koordinator anda dapat memberikan masukan di mana<br />

anda dapat mengikuti pelatihan, dan pemilihan lokasi (membantu menghindari duplikasi<br />

pekerjaan lainnya) juga aspek lainnya dalam membentuk tim Reef Check anda. Jika<br />

tidak terdapat koordinator nasional atau anda kesulitan menghubungi koordinator, anda<br />

bisa langsung menghubungi Kantor pusat Reef Check (rcinfo@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org). Semua<br />

tim harus memiliki sebuah tim peneliti, seorang ketua tim yang akan dilatih oleh<br />

Instruktur Reef Check. Sejak tahun 2006, kami meluncurkan <strong>program</strong> sertifikasi Reef<br />

Check EcoDiver. Kami mendorong semua mantan peneliti dan peneliti baru dan para<br />

peserta untuk mengikuti Workshop EcoDiver untuk mendapatkan sertifikasi formal<br />

mereka. Tim peneliti haruslah terdiri dari ahli biologi laut atau ahli alam yang<br />

berpengalaman. Ketua tim juga haruslah seorang penyelam berpengalaman, lebih<br />

diutamakan divemaster atau instruktur selam dan fokus mereka adalah pada<br />

keselamatan tim. Seorang Instruktur Reef Check biasanya adalah seorang ahli biologis<br />

berpengalaman atau instruktur selam. Namun, instruktur selam yang tidak berlatar ahli<br />

biologi laut/ alam formal tapi mempunyai pengalaman yang sesuai untuk Reef Check<br />

dapat menjadi instruktur Reef Check. Seringkali tim peneliti dan ketua tim menangani<br />

beberapa tim Reef Check dan/atau juga berperan sebagai Koordinator nasional.<br />

Organisasi Reef Check diilustrasikan pada Gambar 3.<br />

Berdasarkan pengalaman, tim yang paling sukses anggotanya terdiri dari kombinasi<br />

akademisi, kelompok lingkungan, staff pemerintah dan pengusaha. Seorang ahli biologi<br />

dari universitas setempat dapat ditunjuk sebagai tim peneliti, sedangkan kelompok<br />

lingkungan akan berperan sebagai organisator komunitas. Staff pemerintah dapat<br />

berasal dari departemen lingkungan atau kelautan dan perikanan atau pariwisata<br />

setempat. Peserta pengusaha bisa berasal dari bisnis selam, klub atau jenis usaha lain<br />

yang ingin mensponsori suatu survei atau terlibat menjaga suatu terumbu.<br />

Semua tim harus langsung mendaftar ke Kantor pusat dengan mengisi formulir<br />

pendaftaran online di http://<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org/ecoaction/Join_RC_Team.php atau dengan<br />

mendaftarkannya melalui email ke rcinfo@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org. Formulir pendaftaran dapat<br />

ditemukan di lampiran A di akhir buku pedoman ini atau di website kami. Untuk tanda<br />

terima formulir pendaftaran, kantor pusat Reef Check akan menduplikasi catatan tanda<br />

terima ke koordinator nasional.<br />

7


Gambar 3. Organisasi Tim Reef Check<br />

Protokol Reef Check dirancang sesederhana mungkin agar anak SMA dapat<br />

berpartisipasi. Tim praktek beranggotakan 2,3 atau 4 pasang penyelam, namun ada<br />

kemungkinan jumlah anggota tim lebih banyak atau lebih sedikit. Penyelam harus cukup<br />

berpengalaman (> 30 penyelaman atau pengalaman yang setara dengan itu) sehingga<br />

mereka dapat melakukan aktifitas sederhana di bawah air. Tugas dari ketua tim adalah<br />

untuk memutuskan apakah anggota tim sudah layak untuk melakukan aktifitas ini.<br />

Survei Reef Check dapat dilakukan dengan bersnorkel di perairan dangkal.<br />

Pelatihan<br />

Sebuah tim Reef Check yang ideal beranggotakan 6 orang (3 pasangan buddy)<br />

ditambah kru pendukung, masing-masing dengan keahlian dan kemampuan yang<br />

berbeda, namun tim yang beranggotakan 2 hingga 12 orang dapat dengan mudah<br />

menyelesaikan Reef Check. Jika anggota tim terlalu banyak, tugas ketua tim untuk<br />

mengawasi semua anggota di dalam air akan menjadi sulit. Masing- masing tim harus<br />

menentukan tujuan dari survei Reef Check. Apakah tujuannya untuk mempelajari<br />

tentang terumbu karang dan dampak aktifitas manusia atau apakah untuk menghasilkan<br />

data yang berkualitas untuk kepentingan pengelolaan lokal dan dimasukkan ke data<br />

base global Reef Check – atau keduanya? Jika pendidikan adalah tujuan utamanya, dan<br />

tidak ada rencana untuk memasukkan data, maka pelatihan dapat berlangsung relatif<br />

santai. Jika tujuannya adalah menghasilkan data berkualitas dan memasukkan data,<br />

maka pelatihan keras dan tes setelah sistem sertifikasi RC harus dilakukan untuk<br />

memastikan kompetensi dari anggota tim untuk melaksanakan tugas mereka. Para<br />

penyelam harus mengikuti pelatihan sertifikasi Reef Check dan setelah lulus tes akan<br />

menerima kartu sertifikasi Reef Check resmi (hubungi koordinator nasional anda atau<br />

kantor pusat RC untuk jadwal pelatihan).<br />

Sukarelawan penyelam harus mencari pelatih Reef Check atau berpartisipasi dalam<br />

<strong>program</strong> pelatihan regional dan nasional. Pada umumnya, Reef Check menawarkan<br />

8


eberapa pelatihan sertidikasi di masing-masing daerah setiap tahunnya. Pusat<br />

pelatihan saat ini beroperasi di US (Los Angeles, Hawaii), Australia (Townsville), Asia<br />

Tenggara (Bali, Manila, Cebu, Okinawa, Kuala Lumpur, Phuket) dan Karibia (Jamaika,<br />

Cozumel, Dominican Republic, Belize, Honduras, Curacao) dan Afrika (Mesir, Afrika<br />

Selatan). Kunjungi www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org untuk informasi dan jadwal pelatihan terkini.<br />

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelatihan sertifikasi Reef Check<br />

bergantung pada pengetahuan peserta. Untuk tim yang terdiri dari peserta dengan<br />

pengalaman survei ekologis sebelumnya, sesi pelatihannya mungkin hanya sehari<br />

penuh atau satu setengah hari. Untuk tim lainnya, minimal membutuhkan <strong>program</strong><br />

pelatihan dua hari. Jadwal standar untuk pelatihan diberikan pada lampiran D. Bahan<br />

pelatihan tersedia di kantor pusat Reef Check, termasuk video pelatihan, presentasi<br />

PowerPoint, tes identifikasi dan panduan lapangan bawah air.<br />

Gambar organisme target dan kategori substrat untuk masing –masing wilayah yang<br />

harus anda identifikasi, dapat ditemukan di Lampiran E untuk Karibia dan IndoPasifik.<br />

Foto indikator untuk wilayah lain dapat dipesan dari kantor pusat Reef Check, juga bisa<br />

didapati di CD Reef Check dan di website kami. Reef Check juga membuat satu set<br />

kartu panduan untuk identidikasi indikator di lapangan untuk Atlantik, Pasifik dan Hawaii<br />

yang bisa dibawa masuk ke air. Jika anda tidak memiliki kartu ini, mereka dapat dibeli<br />

melalui website kami. Tim di Negara berkembang dapat menghubungi kami untuk PDF<br />

yang dapat di cetak berwarna dan dilaminating atau dimasukkan kedalam kantung<br />

plastik "zip-lock" dan dibawa masuk kedalam air sebagai referensi.<br />

Sebagai bagian dari pelatihan sertifikasi, Pelatih Reef Check mencakup beberapa poin<br />

berikut:<br />

1. Penjelasan dari tiga tujuan Reef Check: edukasi, pengumpulan data ilmiah dan<br />

pengelolaan terumbu karang;<br />

2. Gambaran mengenai rancangan sampling dan dasar pemikiran organisme indikator;<br />

3. Pelatihan identifikasi lapangan untuk semua organisme dan definisi Reef Check untuk<br />

kategori substrat dan mengetes;<br />

4. Pendahuluan mengenai pencatatan data, dan persiapan sabak/kertas;<br />

5. Penjelasan mengenai perbedaan antara survei menyelam dan menyelam untuk<br />

kesenangan dan bagaimana menghindari untuk merusak karang dengan menjaga<br />

kontrol buoyancy yang sesuai;<br />

6. Penjelasan mengenai prosedur memasukkan data setelah penyelaman, memeriksa<br />

dan memasukkan data.<br />

Ketua tim bertanggungjawab terhadap keselamatan dalam pelatihan dan perlu menilai<br />

kemampuan tim nya agar aktifitas yang ditugaskan dapat terlaksana. Orang terbaik<br />

untuk dijadikan sebagai ketua tim adalah seoran instruktur Scuba yang berpengalaman<br />

dan bersertifikat atau seorang divemaster. Dalam tim kecil, ketua tim dapat juga<br />

berperan sebagai tim peneliti, namun idelanya ini dilakukan oleh dua orang yang<br />

berbeda agar mereka dapat fokus dalam melaksanakan tugasnya.<br />

Mengetes Kemampuan Anda<br />

Untuk memastikan anda mendapatkan data yang berkualitas, semua peserta Reef<br />

Check harus melatih kemampuan identifikasi mereka sebelum berpartisipasi dalam<br />

suatu survei. Pertamakali kami merekomendasikan untuk melakukan tes foto Reef<br />

Check yang tersedia dalam bentuk file PowerPoint dari Kantor Pusat Reef Check.<br />

9


Perhatikan setiap foto dan identidikasi setiap organismenya. Nilai untuk kelulusan<br />

adalah 80%.<br />

Jika anda telah lulus tes foto dan merasa yakin akan kemampuan anda, pergilah ke<br />

lapangan, pelatih Reef Check akan meminta anda untuk mengidentifikasi sejumlah tipe<br />

substrat, invertebrata, dampak pada terumbu dan ikan di dalam air. Nilai untuk<br />

kelulusan adalah 90%.<br />

Kami juga merekomendasikan peserta Reef Check agar melatih kemampuan mereka di<br />

dalam air sebelum melaksanakan sebuah survei. Untuk pesnorkel, hal ini akan termsuk<br />

pembelajaran menundukkan kepala “duck dive” dan menulis di sabak tanpa menendang<br />

karang. Untuk penyelam, hal ini akan termasuk latihan buoyancy untuk memastikan<br />

bahwa anda dapat mengambil data tanpa mengenai karang. Untuk membantu para<br />

pelatih, kami telah mengembangkan <strong>program</strong> latihan Buoyancy untuk Reef Checkers<br />

yang akan dijelaskan dibawah ini<br />

Latihan Buoyancy (Untuk penyelam scuba)<br />

Monitoring Reef Check dapat dilaksanakan di perairan dangkal tanpa scuba. Yayasan<br />

Reef Check bukanlah organisasi pensertifikasi selam scuba seperti PADI atau NAUI.<br />

Bagi penyelam yang sudah disertifikasi oleh salah satu organisasi pelatihan selam ini,<br />

sertifikasi Reef Check akan menjadi pengetahuan tambahan yang menyenangkan.<br />

Sekali mendapatkan sertifikasi Reef Check, penyelam dapat mendaftar ke PADI atau<br />

NAUI untuk sertifikasi selam keahlian.<br />

Protokol Reef Check mengharuskan penyelam untuk dapat melakukan tugas sederhana<br />

di dalam air. Hal ini termasuk melayang dekat terumbu, seringkali dalam posisi terbalik<br />

atau horizontal, mengidentidikasi dan menghitung organisme target dan menulis hasil<br />

pengamatan di atas sabak. Berbagai tugas di dalam air seringkali membutuhkan<br />

konsentrasi ekstra dan kontrol buoyancy dapat mudah hilang-bahkan untuk penyelam<br />

berpengalaman. Kehilangan kontrol buoyancy dapat berakibat patahnya karang,<br />

tergores dan teriris, juga menyulitkan dalam pendataan. Kerusakan pada karang terjadi<br />

pada saat penyelam melakukan kontak dengan karang hidup atau mengaduk sediment<br />

di dasar ketika berkonsentrasi pada survei mereka. Kontak ini biasanya dihasilkan dari<br />

fin, tapi bisa juga dari lutut, gauge, regulator dan tangan. Karenanya buoyancy yang baik<br />

sangat penting untuk mendapatkan data berkualitas menggunakan scuba!<br />

Kami menyarankan anda memasukkan latihan buoyancy dengan seorang intruktur<br />

scuba bersertifikasi sebagai bagian dari pelatihan anda untuk berpartisipasi dalam<br />

survei Reef Check. Anda mungkin mendapati bahwa kemampuan anda tidak sebaik<br />

yang anda kira!! Latihan akan meningkatkan kontrol buoyancy anda, dan tidak hanya<br />

akan meningkatkan keahlian anda sebagai Reef Checker, tapi juga akan menngkatkan<br />

penyelaman rekreasi anda di masa mendatang. Latihan buoyancy ini paling baik<br />

dilakukan di kolam atau di perairan dangkal saat cuaca tenang (kedalaman 3-4m) diatas<br />

substrat berpasir di laut.<br />

Briefing Sebelum penyelaman:<br />

1. Pelatih menjabarkan latihan buoyancy.<br />

2. Mengeset weights: harus diposisikan sehingga jumlahnya seimbang di kedua sisi<br />

pinggang anda. Gunakanlah weight belt atau weight yang dimasukkan Buoyancy<br />

Control Device (BCD). Hindari meletakkan weight di tengah punggung anda, karena<br />

10


akan terasa tidak nyaman dan akan menyebabkan sakit punggung. Pastikan anda<br />

tidak kelebihan beban karena akan lebih sulit untuk mengontrol buoyancy anda.<br />

3. Menyusun peralatan: pastikan anda mengerti fungsi BCD. Dimanakah posisi katup<br />

buangan yang berbeda? Pilihan apa saja yang ada untuk mengempeskan BCD?<br />

Dimana dan bagaimana gauge tekanan dan regulator Octopus di kaitkan?<br />

Sebelum menyelam kedalam air:<br />

4. Periksa Buoyancy: Weights harus disesuaikan agar dapat mengapung setinggi mata<br />

di permukaan dengan BCD dikosongkan seluruhnya. Penyelam harus benar benar<br />

stabil dan tidak menendang atau mengayuh dengan fin atau tangan. Ingat bahwa<br />

tangkinya penuh, jadi tambahkan satu atau dua kilo untuk menyeimbangkan<br />

perubahan buoyancy saat tangkinya hamper kosong. Kami menyarankan<br />

pemeriksaan buoyancy juga dilakukan pada akhir penyelaman (50 bar/700 psi)<br />

karena kontrol buoyancy optimal berubah saat udara dalam tangki berkurang. Ingat<br />

anda lebih mengapung dalam air asin daripada di air tawar, jadi weight yang lebih<br />

mungkin dibutuhkan saat di laut dari pada di kolam.<br />

Masuk ke air:<br />

5. Masuk ke air dengan menghembuskan nafas dan mengosongkan BCD. Tidak perlu<br />

mengayuh fin. Lihat ke bawah saat masuk ke air, hindari menyentuh dasar, dan<br />

kontrollah buoyancy saat turun dengan menambahkan sejumlah kecil udara kedalam<br />

BCD<br />

Latihan Mengontrol Buoyancy:<br />

6. Putaran fin. Latihan ini dapat mengontrol buoyancy melalui paru paru. Turun kedasar<br />

kolam, kosongkan BCD, berbaringlah dengan perut menghadap dasar dengan kaki<br />

lurus. Tarik nafas perlahan, jika bagian tubuh atas anda tidak terangkat perlahan dari<br />

dasar, tambahkan sedikt udara kedalam BCD hingga naik. Saat bagian atas tubuh<br />

mulai naik perlahan, hembuskan nafas ketika ujung fin anda masih menyentuh dasar.<br />

Bagian atas tubuh anda seharusnya turun. Sebelum dada anda menyentuh lanatai<br />

dasar kolam atau laut, tarik nafas kembali. Tujuannya adalah bergerak naik dan turun<br />

tanpa menyentuh dasar.<br />

7. Melayang. Tujuan latihan ini untuk menyesuaikan kedalaman dengan hanya<br />

menggunakan kontrol nafas tanpa menyentuh dasar dan ketika anda melakukan<br />

aktifitas yang tidak berkaitan. Mulai dengan melayang dalam posisi vertical sekitar 2m<br />

dari dasar, dan ketika sudah terasa nyaman, melayang dan tanpa merusak atau<br />

meyentuh permukaan, mainkan batu-gunting-kertas dengan buddy anda.<br />

Pemenangnya mendapat 10 poin jika tidak menyentuh dasar atau mencapai<br />

permukaan.<br />

8. Berenang gaya Kuda laut. Berlatih mengayuh dari satu sisi kolam ke sisi lainya<br />

dengan menggunakan tangan sebagai kayuh kecil, tanpa menggerakkan lengan<br />

anda.<br />

9. Menekan dengan satu jari. Berlatih berenang perlahan ke arah sisi kolam atau karang<br />

mati kemudian gunakan satu jari untuk mendorong. Tujuannya agar dapat menolak<br />

perlahan dari terumbu tanpa merusak atau mengganggu kehidupan terumbu.<br />

10. Berenang mundur. Berenang terbalik memudahkan penyelam mundur dari terumbu.<br />

Denan buoyancy yang baik, kemampuan berenang mundur membuat penyelam<br />

11


dapat bergerak sendiri dalam tiga dimensi. Melayang secara horizontal, tangan dapat<br />

digerakkan mundur gaya kuda laut untuk mengayuh mundur. Juga kayuhan pelan<br />

gaya katak dapat dilakukan terbalik untuk berenang mundur. Tekankan perasaan<br />

mendorong air kedepan dengan sisi fin anda. Berenang terbalik sepanjang 10 m.<br />

11. Mengontrol Buoyancy saat berenang. Berenang sepanjang jalan diatas dasar tanpa<br />

menyentuhnya atau mencapai permukaan. Saat berenang buatlah penyesuaian<br />

kedalaman hanya dengan menggunakan kontrol nafas, berkonsentrasi dengan<br />

menggunakan gaya tendang yang santai dan efisien, sebaiknya gunakan tendangan<br />

katak. Pastikan peralatan tertata rapih dan aman sehingga tidak merusak karang dan<br />

resiko terseret berkurang.<br />

12. Berenang dan mengamati. Pilih seorang buddy dan berenang sepanjang keliling<br />

kolam atau sekitar radius 5m di perairan terbuka. Bawa sabak dan berikan masingmasing<br />

pertanyaan dan jawaban yang ditulis di sabak. Tujuannya adalah untuk<br />

menilai kemampuan anda mengontrol buoyancy yang diperlukan demi kesuksesan<br />

survei Reef Check tanpa membeuat kerusakan pada terumbu.Jika anda di kolam –<br />

bayangkan kalau ia adalah terumbu karang yang asli dan rapuh. Anda tidak boleh<br />

mencapai permukaan, menyentuh dasar atau sisi kolam dan jika anda terlalu dekat,<br />

mundur dengan menggunakan tolakan satu jari.<br />

13. Kontrol Buoyancy ketika memberikan weights. Tujuan dari latihan ini adalah untuk<br />

melatih buoyancy ketika memberikan peralatan ke satu sama lain yang mungkin<br />

anda lakukan pada survei Reef Check. Melayang dalam lingkaran dan memberikan<br />

weight di sekeliling kelompok saat menjaga kontrol buoyancy<br />

Pertanggungjawaban<br />

Peserta Reef Check dianggap menjadi individu yang sepenuhnya independen yang<br />

memilih untuk mengikuti metodelogi survei Reef Check atas kehendak mereka sendiri<br />

dan sepenuhnya bertanggungjawab untuk keselamatan mereka sendiri. Ketua tim harus<br />

mengecek keperluan pertanggungjawaban di daerah mereka. Semua peserta harus<br />

menandatangani surat pernyataan pertanggungjawaban (ada pada lampiran B) dan<br />

berikan salinannya pada ketua tim sebelum mengambil bagian dalam aktifitas yang<br />

bersifat sukarela ini. Ketua tim harus menyimpan file ini selama beberapa waktu yang<br />

sudah ditetapkan oleh perundangan local.<br />

Reef Check telah dirancang untuk meminimalisir resiko dengan membatasi survei<br />

hingga maksimum pada kedalaman 12m, namun kecelakaan dapat terjadi dimana saja.<br />

Tergantung pada negaranya, individual dari ketua tim, divemasters, operator kapal<br />

penyelaman dsb. Mungkin memiliki beberapa pertanggungjawaban atas keselamatan<br />

anggota timnya. Sedangkan setiap peserta bertanggungjawab atas keputusan pribadi<br />

mereka untuk berpartisipasi, ketua tim harus memberikan saran ke anggota tim<br />

potensial untuk membantu mereka menentukan apakah mereka cukup berpengalaman<br />

untuk melaksanakan survei Reef Check.<br />

12


Gambaran Metode Inti<br />

Survei Reef Check dapat dilaksanakan kapan saja sepanjang tahun. Namun, untuk<br />

kemudahan database global dan laporan regular kami, data sebaiknya di masukkan<br />

pada 31 Desember pada tahun berapapun sampling dilakukan.<br />

Semua tim Reef Check harus mengirim email berisi formulir data ke<br />

rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org sebagai lampiran. Sebagai tambahan, setiap kelompok dapat<br />

melakukan sampling tambahan apapun pada indikator tambahan apapun yang mereka<br />

perlukan sesuai kebutuhan di masing-masing daerah. Sebagai contoh, jika triggerfish<br />

dipertimbangkan sebagai indikator yang penting di daerah anda, jangan segan untuk<br />

menambahkannya dalam daftar anda. Kantor Pusat Reef Check hanya akan<br />

memasukkan indikator standar Reef Check dari tim yang terdaftar dalam analisis dan<br />

laporan tahunan kesehatan terumbu global. Saat ini kami tidak melaporkan data<br />

mengenai indikator lokal.<br />

Pemilihan Lokasi<br />

Pemilihan lokasi adalah faktor penting dalam kesuksesan Reef Check dan harus<br />

dilakukan oleh tim peneliti. Salah satu tujuan Reef Check adalah untuk menentukan<br />

luasan sebaran dampak aktifitas manusia terhadap terumbu karang. Atas dasar inilah,<br />

tim Reef Check yang hanya dapat mensurvei satu lokasi, harus menyurvei lokasi<br />

“terbaik” yang dapat mereka akses (lokasi yang paling sedikit terkena dampak aktifitas<br />

manusia, pemancingan, polusi dsb.). Terumbu seperti itu seharusnya memiliki<br />

penutupan karang keras, kepadatan ikan dan populasi invertebrata yang tinggi.<br />

Selain itu, kami juga membutuhkan informasi mengenai distribusi geografis dampak<br />

aktifitas manusia di seluruh terumbu. Untuk kelompok yang berkeinginan dan mampu<br />

menyurvei berbagai lokasi, kami sarankan untuk menambah dua lokasi lagi yang<br />

mewakili terumbu yang terdampak aktifitas manusia dengan tingkatan sedang dan berat.<br />

Hal ini akan memunginkan untuk membangun gambaran yang lebih lengkap mengenai<br />

cakupan dan distribusi dampak aktifitas manusia, dan mengapa beberapa terumbu lebih<br />

rentan terhadap suatu ancaman daripada terumbu lainnya.<br />

Jika anda berusaha mencari lokasi yang sesuai untuk monitoring Reef Check dengan<br />

jarak pandang horizontal dalam air sejauh 10m atau lebih, “manta tow” dapat digunakan<br />

untuk menyurvei luasan area terumbu dengan cepat. Prosedur ini melibatkan pengamat<br />

yang menggunakan masker dan snorkel yang ditarik secara perlahan menggunakan tali<br />

oleh sebuah kapal kecil. Sebuah “papan manta” yang dirancang secara khusus dengan<br />

pegangan tangan dan sabak dilekatkan, dan dapat digagas untuk tujuan ini. Lebih detil<br />

13


lihat English et al. (1997) atau Hill dan Wilkinson (2004) atau hubungi kantor pusat Reef<br />

Check.<br />

Ketika memilih lokasi, akan sangat berguna jika anda terlebih dahulu memetakan area<br />

terumbu yang akan anda survei. Ini akan membantu anda mengidentifikasi berbagai<br />

zonasi atau habitat terumbu (<strong>reef</strong> flat, <strong>reef</strong> crest, <strong>reef</strong> slope dll. Lihat gambar 4). Langkah<br />

berikutnya adalah memutuskan dimana anda ingin mensurvei. Jika anda<br />

membandingkan satu survei dengan lainnya dalam tahun berurutan, penting bahwa<br />

kedua survei dilakukan pada zona terumbu yang sama. Anda tidak boleh<br />

membandingkan data dari suatu survei yang dilakukan di bagian luar <strong>reef</strong> crest dengan<br />

survei yang dilakukan pada laguna.<br />

Bagi tim yang mampu melakukan <strong>pemantauan</strong> pada berbagai lokasi dalam jangka<br />

panjang, pendekatan lainnya yang berguna adalah dengan menggunakan rancangan<br />

sampling yang memasukkan lokasi di luar dan di dalam KPL (Kawasan Perlindungan<br />

Laut). Dengan jumlah survei yang cukup (3-5 survei di dalam dan 3-5 survei di luar<br />

kawasan), hal ini memungkinkan untuk menunjukkan seberapa efektif KPL tersebut dan<br />

untuk membedakan jika kondisi kesehatan terumbu meningkat seiring waktu. Jika<br />

peningkatan kesehatan terumbu dapat ditunjukkan, ini dapat memberikan studi kasus<br />

yang berharga mengenai kesuksesan suatu KPL dan membantu pengelola terumbu<br />

karang untuk mengulangi upaya ini di daerah lainnya.<br />

Gambar 4. Diagram zonasi terumbu. Saat memilih lokasi, sukarelawan Reef Check<br />

sebaiknya menggelar transek di zonasi atau habitat terumbu yang sama,<br />

jika hasil dari survei ini akan dibandingkan atau disatukan dengan lokasi<br />

lainnya.<br />

Dengan semua pemilihan lokasi, bagaimanapun penting untuk dingat bahwa suatu<br />

survei adalah contoh dari lingkungan terumbu karang. Lokasi yang dipilih untuk Reef<br />

Chech haruslah mewakili area terumbu. Jika anda tertarik pada kesehatan dari<br />

keseluruhan suatu terumbu, anda harus melaksanakan sejumlah survei Reef Check di<br />

sejumlah lokasi. Silahkan lihat Bab 6 mengenai monitoring Reef Check Jangka Panjang<br />

untuk pemahasan leih lanjut mengenai topik ini..<br />

Untuk standarisasi Reef Check, kami tidak akan menerima survei pada tebing terumbu<br />

yang curam (drop-offs), terumbu yang sebagian besar berada dalam goa atau di bawah<br />

terumbu yang menggantung. Transek survei haruslah digelar mengarah ke laut di <strong>reef</strong><br />

crest pada bagian terluar slope, sejajar dengan pantai. Transek di laguna dapat digelar<br />

pada bagian dalam <strong>reef</strong> slope (back <strong>reef</strong>). Sangat penting untuk menggambarkan<br />

peletakkan fisik lokasi dan posisinya dalam hubungannya dengan pengaruh aktifitas<br />

14


manusia dalam formulir gambaran lokasi. Ini menjamin bahwa perbandingan data akan<br />

dilakukan antara data survei yang peletakkan transek terumbunya yang serupa.<br />

Menandai Lokasi Reef Check<br />

Jika anda akan memonitor lokasi Reef Check anda secara berkala, akan lebih baik jika<br />

anda memetakan atau menandai transek atau area transek secara permanen untuk<br />

memastikan tim anda dapat kembali ke tempat yang sama di tahun berikutnya. Jika<br />

hanya memungkinkan untuk dilakukan di satu lokasi, kami menyarankan penggunaan<br />

transek permanen. Jika memungkinkan untuk dilakukan di sejumlah lokasi pada<br />

berbagai daerah di terumbu anda, sejumlah lokasi acak pada target kedalaman anda,<br />

sudah cukup. Akan lebih mudah untuk menemukan transek yang ditandai secara<br />

permanen. Tim berikutnya akan dapat menemukannya dan mengulang survei tanpa<br />

harus melalui proses pemilihan lokasi setiap tahunnya.<br />

Keputusan untuk menggunakan transek permanen atau transek acak, dan jumlah lokasi<br />

yang akan anda survei tergantung pada tujuan dan ketelitian yang anda butuhkan untuk<br />

data. Selain untuk membantu membangun gambaran global status terumbu karang, juga<br />

penting untuk mempertimbangan bagaimana data anda dapat digunakan untuk<br />

pengambilan keputusan di daerah anda. Untuk mengetahui perubahan terperinci<br />

mengenai status terumbu anda, anda akan membutuhkan data dengan ketepatan yang<br />

lebih akurat oleh karenanya anda perlu melakukan lebih banyak survei di lebih banyak<br />

lokasi. Untuk hanya mengetahui perubahan kesehatan terumbu dalam skala luas, anda<br />

tidak perlu menghabiskan banyak upaya dan hanya perlu melakukan beberapa survei.<br />

Dibawah ini adalah gambaran singkat kelebihan dan kekurangan dari transek permanen<br />

dan transek acak. Tim peneliti anda dapat menjawab pertanyan yang berkaitan dengan<br />

teknik ini.<br />

Transek Permanen<br />

Menandai secara pasti setiap poin disepanjang transek disebut transek permanen. Ini<br />

akan membantu anda menggelar pita transek di posisi yang kurang lebih sama setiap<br />

tahunnya. Keuntungan utama dari transek permanen adalah bahwa hasil survei setiap<br />

tahunnya dapat langsung dibandingkan dengan survei tahun sebelumnya. Terlebih lagi,<br />

transek permanen memberikan data yang lebih akurat persurvei karena anda tidak<br />

harus menghitung variabilitas keruangan. Keuntungan signifikan lainnya dalah proses<br />

pemilihan lokasi hanya harus dilakukan sekali oleh seorang peneliti. Satu<br />

kekurangannya adalah satu lokasi mungkin tidak mewakili terumbu secara keseluruhan,<br />

sehingga anda perlu berhati hati menginterpretasikan hasil anda, kecuali kalau anda<br />

dapat memonitor sejumlah lokasi pada suatu area terumbu. Tiga lokasi per 1 km area<br />

adalah standar yang berguna. Lhat Bab 6 mengenai <strong>pemantauan</strong> jangka panjang Reef<br />

Check untuk informasi lebih lanjut. Kekurangan lainnya adalah hal ini cukup memakan<br />

waktu dan bisa jadi mahal dalam pemasangnnya- dan jika tidak ditandai dengan baik,<br />

akan sama saja dengan transek acak.<br />

Transek permanen dapat ditandai dengan eye-bolts/pipa yang disemen kedalam lubang<br />

bor pada batu atau batang baja yang dipasak di karang mati. Gagasannya adalah untuk<br />

melilitkan transek anda disekeliling penanda untuk memastikan anda mensurvei bagian<br />

yang sama dari terumbu di setiap waktu. Pastikan anda mendapat ijin dari badan<br />

15


pengelola terumbu yang berkaitan atau kelompok terkait sebelum anda melakukan ini.<br />

Kami menyarankan anda menggunakan penanda setiap 10m sepanjang transek. Untuk<br />

survei dimasa yang akan datang, pastikan anda menggambar sebuah peta dengan arah<br />

kompas untuk menemukan penanda berikutnya! Jika titik awak transek ditandai dengan<br />

pelampung penanda sub-permukaan, akan lebih mudah untuk menemukannya pada<br />

survei berikutnya. Waspadalah karena pelampung penanda permukaan jarang tetap<br />

berada ditempatnya kecuali mereka dijaga. Baca Hill dan Wilkinson (2004) untuk diskusi<br />

lebih lanjut mengenai hal ini.<br />

Transek Acak<br />

Peletakkan transek acak adalah metode teknis peletakkan sejumlah transek di<br />

sepanjang zona terumbu. Pilihan dari masing-masing lokasi berdasarkan nomor acak<br />

misalnya dipilih dari topi atau nomor meja acak dan menentukan jarak dari perahu.<br />

Sebagai contoh, jika perahu (atau penyelam) ada ditengah zona yang diminati, ambil<br />

sebuah nomor acak (misalnya 1-50) untuk menentukan seberapa jauh transek harus<br />

dimulai, nomor acak yang dipilih adalah jumlah kayuhan yang harus dilakukan oleh si<br />

perenang.<br />

Jenis survei ini disebut sampling acak bertingkat, karena anda memilih zona dimana<br />

sampe acak dilakukan. Kekurangan transek acak ini adalah proses pemilihan lokasinya<br />

(yaitu menemukan daerah terumbu yang sesuai denga zona target anda) harus<br />

dilakukan setiap tahun, sedangkan transek permanen hanya perlu dilakukan sekali oleh<br />

seorang peneliti. Kekurangan lainnya adalah proses acak dapat menempatkan transek<br />

anda di daerah berpasir – di luar zona target.<br />

Keuntungan dari sampling acak adalah data dari sejumlah lokasi transek acak akan<br />

memberikan gambaran yang lebih representatif dari keseluruhan area terumbu<br />

dibandingkan dengan data dari beberapa transek permanen, dan ini menghindari<br />

adanya bias dari orang yang memilih sebuah lokasi. Namun hal ini hanya berhasil jika di<br />

lakukan sejumlah ulangan transek untuk menghitung variasi spasial terumbu, hal ini<br />

dapat dibedakan dari perbedaan temporal yang paling anda minati. Sekali lagi, tiga<br />

lokasi per 1 km area sangat berguna, namun anda mungkin membutuhkan lebih banyak<br />

lokasi untuk survei acak dibandingkan dengan survei permanen pada variabel spasial<br />

terumbu karang (heterogen). Untuk informasi tambahan lihat Bab 6 mengenai<br />

Pemantauan Reef Check jangka panjang.<br />

Desain Dasar<br />

Tujuannya adalah untuk mensurvei dua kontur kedalaman; 3 m dan 10 m di bawah<br />

grafik datum (surut terendah). Namun, pada kebanyakan terumbu, penutupan karang<br />

tertinggi tidak akan dijumpai tepat pada kedalaman ini. Oleh karena itulah, pilih kontur<br />

kedalaman dengan penutupan karang tertinggi dalam kisaran berikut: Dangkal<br />

(kedalaman 2-6 m), menengah (kedalaman >6-12 m). Transek sebaiknya digelar di<br />

kedalaman yang konstan dalam kisaran ini. Jika anda memilih kedalaman 2 m untuk<br />

transek di daerah dangkal, maka keseluruhan transek harus berada di kedalaman 2 m.<br />

Perhitungkan adanya pasang surut, khususnya pada transek di daerah dangkal.<br />

16


Sepanjang masing-masing kontur kedalaman, 4 bagiam transek sepanjang 20 m dari<br />

transek disurvei untuk membentuk satu transek. Bagian-bagian tersebut satu sama<br />

lainnya harus mengikuti kontur kedalaman. Namun, setiap bagian awal dan akhir harus<br />

dipisahkan dengan jarak minimal 5m. Jarak antara bagian pertama dan bagian terakhir<br />

adalah: 20 + 5 + 20 + 5 + 20 + 5 + 20 = 95 m. Jarak sepanjang 5 m diperlukan untuk<br />

memastikan bahwa bagian-bagian tersebut adalah sampel yang terpisah, hal ini penting<br />

untuk analisa statistik (Gambar 5)<br />

Untuk transek garis anda, kami merekomendasikan agar menggunakan satu roll meter<br />

100 m atau 2 roll meter sepanjang 50 m, ini dapat dibeli di toko bangunan dan peralatan<br />

survei atau di Yayasan Reef Check. Kontur kedalaman dipilih untuk alasan kepraktisan<br />

waktu dan keselamatan. Banyak daerah yang terumbunya tidak memungkinkan untuk<br />

dilakukan survei pada dua kedalaman ini. Dalam kasus seperti ini, surveilah pada satu<br />

kedalaman saja. Pada beberapa terumbu, mungkin diharuskan untuk menggelar transek<br />

Secara tegak lurus dengan tepian atau puncak terumbu, yaitu mengikuti punggung bukit.<br />

Pada area tersebut, tim lebih baik mensurvei dengan meletakkan bagian-bagian transek<br />

20m secara terpisah di kontur kedalaman tertentu. Karena roll meter dapat rusak, akan<br />

sangat berguna jika anda membawa cadangan roll meter.<br />

Gambar 5. Diagram transek garis. Transek sepanjang 100 m ini dibagi kedalam 4<br />

bagian dengan jarak 5 m (tidak disurvei) diantara bagian-bagian tersebut<br />

untuk memastikan sampelnya terpisah.<br />

Empat jenis data dicatat dan nantinya ditransfer ke formulir data standar Reef Check<br />

(Lampiran E). Tolong pastikan bahwa anda memiliki formulir spreadlembar terkini (file<br />

Excel) dari kantor pusat Reef Check, karena ada beberapa perubahan yang dibuat<br />

setiap tahunnya. Survei tiga transek dilakukan disepanjang transek garis yang sama.<br />

1) Gambaran Lokasi. Data yang bersifat anekdot, pengamatan, historis, lokasi dan<br />

data sosek lainnya harus dicatat dalam formulir gambaran lokasi. Data ini sangat<br />

penting untuk menginterpretasikan korelasi global.<br />

2) Transek sabuk ikan. Daerah selebar 5m (ditengah transek garis) sepanjang<br />

bagian 4x 20m digunakan untuk mensampling spesies ikan yang merupakan<br />

target nelayan, kolektor akuarium dan lainnya. Ikan seringkali terlihat 5m diatas<br />

garis, dan ini termasuk dalam penghitungan. Ini adalah survei pertama yang<br />

harus dilakukan<br />

3) Transek sabuk Invertebrata. Daerah selebar 5m sepanjang bagian 4x 20m<br />

seperti yang digunakan dalam survei ikan juga digunakan untuk menyampling<br />

17


invertebrata yang merupakan target untuk konsumsi atau dikoleksi sebagai<br />

souvenir. Dampak terumbu juga didata sepanjang garis ini.<br />

4) Transek Garis Substrat. Transek garis yang sama seperti transek sabuk ikan<br />

dan invertebrata juga digunakan, tapi kali ini, titik sampling dilakukan disetiap<br />

interval 0.5 m di sepanjang transek untuk menentukan jenis substrat pada<br />

terumbu.<br />

Survei Reef Check dapat diulang, tergantung kebutuhan tujuan monitoring. Tiga hingga<br />

lima survei pada satu terumbu dapat menyediakan hasil yang bermanfaat bagi<br />

pengelolaan. Untuk detail lebih lanjut mengenai monitoring jangka panjang, silahkan<br />

mengacu pada Bab 6.<br />

Sebelum anda masuk ke dalam air<br />

1) Memberikan tugas survei kepada anggota tim.<br />

2) Siapkan lembar data (catat nama ketua tim, tim peneliti dan anggota tim juga tanggal,<br />

nama lokasi dan kedalaman pada semua data lembar dan mulailah menyelesaikan<br />

formulir gambaran lokasi untuk memasukkan koordinat Global Positioning System<br />

(GPS) lokasi survei anda. Lihat Bab 4 untuk informasi lebih lanjut mengenai<br />

penggunaan GPS)<br />

3) Siapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan.<br />

1. Memberikan tugas survei kepada anggota tim<br />

Ada banyak cara untuk membagi tugas survei berdasarkan kemampuan anggota dan<br />

banyaknya tim. Beberapa anggota tim akan merasa lebih nyaman untuk mendata ikan<br />

atau invertebarta, dan lainnya hanya ingin melihat dan berperan sebagai Buddy. Karena<br />

setiap tim berbeda, strategi pengabilan data harus disesuaikan dengan kemampuan dan<br />

pengalaman tim. Data berkualitas terbaik akan diperoleh dengan mengizinkan ketua tim<br />

atau tim peneliti berpengalaman untuk memberikan tugas yang sesuai bagi masingmasing<br />

anggota tim. Ketua tim/ tim peneliti harus memastikan bahwa setiap anggota tim<br />

memahami tugas mereka dan mampu melaksanakannya dengan baik. Kami<br />

menyarankan untuk memasangkan ReefCheckers yang berpengalaman dengan yang<br />

kurang berpengalaman.<br />

Tolong perhatikan, jika ada beberapa pertanyaan mengenai kepastian data suatu lokasi,<br />

kami tidak akan memasukkan lokasi tersebut dalam laporan database global kami.<br />

2. Menyiapkan datalembar<br />

Siapkan lembar data dan pastikan anda memiliki cukup sabak atau kertas tahan air<br />

untuk semua anggota tim. Jumlah sabak dan data lembar tergantung pada jumlah<br />

orang dalam tim anda. Setiap anggota harus memiliki sebuah lembar data untuk<br />

melaksanakan tugas surveinya. Ingat, bahwa untuk setiap lokasi, anda akan<br />

membutuhkan dua set lembar lengkap untuk transek sabuk dan transek garis, karena<br />

dibutuhkan satu transek di daerah dangkal (2-5m) dan transek kedua di kedalaman<br />

sedang (6-12m). Hanya dibutuhkan satu formulir gambaran lokasi.<br />

3. Siapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan<br />

18


Siapkan dan bagikan semua perlengkapan yang digunakan selama survei sebagai<br />

berikut:<br />

1. Kartu identifikasi organisme indikator tahan air jika diperlukan.<br />

2. GPS atau peta nautical untuk menandai posisi survei<br />

3. Transek garis: Kami menyarankan agar menggunakan roll meter 100m dengan<br />

pegangan tangan, namun anda juga dapat menggunakan 2 roll meter @50 m atau<br />

beberapa rol meter @ 20 m. Selain itu anda juga dapat membuat transek garis<br />

dengan meletakkan meteran penanda pada tali plastik menggunakan kawat berwarna<br />

atau tag.<br />

4. sabak/ kertas tahan air: tim dapat menggunakan kertas tahan air, sebuah sabak tulis<br />

dari plastic datar atau sabak tabung di lengan. Ini dapat dicetak ulang dengan pola<br />

yang dibutuhkan, menggunakan pena permanen (sabak) atau printer laser (kertas<br />

tahan air). Jika anda menggunakan sabak datar, tim peneliti harus menyimpan satu<br />

fotokopian dari masing-masing catatan lengkap sabak untuk data anda.<br />

5. Pensil: untuk mencatat pada sabak atau kertas tahan air (pensil golf pendek atau<br />

pensil plastik adalah yang paling baik)<br />

6. Spidol permanen dan tahan air, untuk melabeli sabak.<br />

7. Pelampung: Untuk menandai titik awal dan akhir transek (dapat dibuat dari botol<br />

plastik kosong)<br />

8. Tali Pengukur tegak lurus: Senar(1.5-2 m) dengan pemberat kecil (bandul pancing)<br />

untuk mensurvei substrat. Perhatikan tali pengukur tegak lurus standar ahli bangunan<br />

lebih besar dan lebih berat dari yang kita butuhkan.<br />

9. Perlengkapan keselamatan: bendera penyelaman, tabir surya, P3K, dan banyak air.<br />

Bahan- bahan yang diperlukan untuk survei Reef Check dapat di pesan melalui website<br />

Reef Check.<br />

Menggelar transek<br />

Setelah tim peneliti merasa bahwa suatu lokasi memiliki terumbu karang di habitat yang<br />

sama (misalnya bagian luar <strong>reef</strong> slope) dengan panjang setidaknya 100m, untuk transek<br />

garis 100m yang berkesinambungan (terdiri dari 4 bagian @20 m yang tiap bagiannya<br />

dipisahkan oleh jarak 5m) atau 4 bagian tepisah @20 m, maka anda siap untuk<br />

menggelar transek. Transek garis ini harus digelar oleh Reef Checker yang<br />

berpengalaman atau oleh tim peneliti. Setelah memilih kontur kedalaman, titik awal<br />

sebaiknya diposisikan agar transek melewati daerah dengan tutupan karang yang tinggi<br />

(survei bias- yang diketahui). Setelah anda menentukan target kedalaman (yaitu antara<br />

2-6 m pada saat surut terendah untuk daerah dangkal atau >6-12 m pada saat surut<br />

terendah di daerah dalam) anda harus tetap berada di kedalaman itu untuk keseluruhan<br />

transek 100 m. Contohnya, jika target kedalaman anda adalah 3m, maka keseluruhan<br />

transek anda harus sebisa mungkina di gelar pada kedalaman 3 m, namun kisaran<br />

perbedaan 1m lebih dangkal atau lebih dalam (dalam contoh ini 2 – 4 m) dapat diterima.<br />

Hal ini karea habitat terumbu karang berubah seiring kedalaman dan kami ingin setiap<br />

transek Reef Check berada pada habitat yang sama.<br />

Setelah menggelar, keseluruhan panjang transek harus diperiksa untuk memastikan ia<br />

tidak rusak atau mengapung lebih dari 1m di atas permukaan (ini dapat dilakukan oleh<br />

buddy penggelar transek, dengan mengikutinya dari belakang). Pelampung permukaan<br />

sementara dapat dipasang pada titik awal dan akhir transek, agar mudah ditemukan<br />

oleh anggota tim lainnya dan pengawas permukaan. Perhatikanlah selalu pasang surut<br />

untuk transek yang berada di kedalaman dangkal.<br />

19


Apa yang harus dilakukan jika terdapat relung pada transek<br />

Topografi terumbu karang sangat tidak beraturan sehingga sulit untuk tetap menggelar<br />

transek anda pada kedalaman konstan. Sebagai contoh, beberapa terumbu mungkin<br />

memiliki relung/celah/retakan yang dalam di sepanjang <strong>reef</strong> slope sedangkan yang<br />

lainnya memiliki formasi berbukit.<br />

Jika pada terumbu terdapat relung yang lebih dalam dari 1m, maka jika memungkinkan<br />

cobalah untuk menggelar transek disekelilingnya karena kami ingin mendapatkan data<br />

pada kedalaman yang konstan. Jika hal ini tidak memungkinkan dan terdapat relung di<br />

tengah tengah transek 20m anda, maka berhentilah mensurvei sepanjang jarak relung,<br />

dan tambahkan jarak yang anda lewati tersebut diakhir bagian 20 m anda (sehingga<br />

kami tidak kehilangan pencatatan titik-titik data). Kemudian mulai kembali interval jarak<br />

5 m anda.<br />

Penting terutama pada survei substrat agar tidak melewatkan pencatatan titik data.<br />

Pada akhir survei, 40 titik data di setiap bagian 20 m harus sudah dicatat untuk<br />

menyelesaikan survei. Metode survei ini akan dijelaskan nantinya dalam bab ini secara<br />

lengkap di bagian transek garis. Tolong perhatikan bahwa ruang antara koloni karang<br />

staghorn dan dasar berpasir bukanlah termasuk dalam relung – ini hanyalah variasi<br />

alami topografi yang dibentuk oleh koloni (gambar 7).<br />

Gambar 7. Apakah itu relung dan bagaimana variabel topografinya? (Illustrasi oleh<br />

Sarah Lowe).<br />

20


Lihat pemilihan lokasi pada Bab 3 dan bagaimana menggunakan Reef Check untuk<br />

monitoring jangka panjang di Bab6 untuk informasi lebih lanjut mengenai pemilihan<br />

lokasi dan penandaan transek permanen.<br />

CATATAN UNTUK KESELAMATAN!!!<br />

Keselamatan penyelam adalah prioritas utama. Jangan melakukan survei Reef<br />

Check jika kondisi cuaca atau laut dirasa kurang aman atau jika kondisi penyelam<br />

kurang baik. Tidak hanya itu, tim juga harus merencanakan survei untuk menghindari<br />

penyakit dekompressi penyelaman selama Reef Check. Penyelam yang tidak merasa<br />

nyaman untuk menyelam karena alasan apapun tidak boleh ikut menyelam selama<br />

survei.<br />

21


Melaksanakan Survei dan<br />

pengambilan data<br />

Petunjuk Gambaran lokasi<br />

Gambaran lokasi membantu kita memasukkan data survei kedalam konteks- karenanya<br />

penting untuk membantu kami menginterpretasikan apa yang kami lihat didalam air.<br />

Formulir Gambaran Lokasi (Lampiran F) dapat diisi sebelum atau selama survei dengan<br />

satu formulir perlokasi. Akan sangat membantu jika salah satu anggota tim diberikan<br />

tanggungjawab untuk mengisi formulir dengan bantuan anggota tim lainnya.<br />

Silahkan gunakan informasi dibawah ini (juga dapat ditemukan dalam Panduan deskripsi<br />

Lokasi Lapangan di CD Reef Check) untuk mengisi formulir ini agar standar data kami<br />

tetap terjaga. Tolong berikan respon tanda untuk setiap pertanyaan. Jawaban kosong<br />

akan dianggap sebagai data yang hilang atau tidak diketahui.<br />

Informasi Dasar<br />

NEGARA, NEGARA BAGIAN/PROPINSI, KOTA:<br />

Silahkan dideskripsikan sesuai keadaan dan jika anda berada di sebuah pulau, tolong di<br />

catat dengan tepat. (Contoh: Negara: Australia Negara Bagian/Propinsi: Queensland<br />

Kota: Cairns).<br />

LINTANG/BUJUR:<br />

Catat koordinat dalam derajat, menit, detik. Jika anda mencatat koordinat dalam format<br />

lainnya (misalnya derajat, menit; derajat), tolong nyatakan ini dalam formulir Gambaran<br />

Lokasi. Pastikan untuk mencatat unit yang dibutuhkan untuk lapangan tertentu (yaitu,<br />

jarak dari pantai dalam Meter; jarak dari sungai terdekat dalam Km; ukuran populasi<br />

x1000 misalnya tulis 15 untuk mewakili 15.000). Tolong catat arah kompas untuk<br />

transek garis dalam kaitannya untuk koordinat tetap. Untuk detail lebih lanjut mengenai<br />

penggunaan GPS dan peta, lihat bagian terakhir bab ini.<br />

Dampak<br />

Indikasikan jika lokasi ini terlindung atau terbuka dan apakah ada badai yang baru saja<br />

terjadi yang merusak karang. Penting untuk mencantumkan data badai jika diketahui.<br />

Tolong perkirakan keseluruhan dampak aktifitas manusia yang terdapat di lokasi anda<br />

dan indikasikan jika ada masalah sedimentasi.<br />

Definisi berikut akan berguna untuk mengisi formulir gambaran lokasi.<br />

22


MENANGKAP IKAN DENGAN BOM<br />

Tidak ada ---<br />

Rendah — diketahui adanya pengeboman ikan di daerah tersebut, namun tidak dijumpai<br />

bukti yang terlihat atau terdengar selama survei.<br />

Sedang — lubang bekas ledakan terlihat di beberapa bagian terumbu, tidak terdengar<br />

adanya ledakan saat survei<br />

Tinggi — satu atau lebih ledakan terdengar saat survei dan/atau adanya lubang bekas<br />

ledakan pada transek.<br />

MENANGKAP IKAN DENGAN RACUN<br />

Tidak ada ---<br />

Rendah — Kurang dari satu insiden perbulan<br />

Sedang — Lebih dari satu insiden perbulan, tapi kurang dari satu perminggunya.<br />

Tinggi — Satu atau lebih insiden dalam seminggu.<br />

PENANGKAPAN IKAN UNTUK AKUARIUM<br />

Tidak ada ---<br />

Rendah — Kurang dari satu trip nelayan/kolektor perbulan<br />

Sedang — Lebih dari satu trip perbulan, tapi kurang dari satu perminggunya.<br />

Tinggi — Seminggu sekali atau lebih<br />

PENGAMBILAN INVERTEBRATA UNTUK KONSUMSI<br />

Tidak ada ---<br />

Rendah — Satu nelayan mengambil kurang dari sekali perminggu<br />

Sedang — Sejumlah nelayan mengambil lebih dari sekali seminggu, tapi tidak setiap<br />

hari.<br />

Tinggi — pengambilan setiap hari oleh sejumlah nelayan<br />

PENGAMBILAN INVERTEBRATA UNTUK PERDAGANGAN CURIO*<br />

Tidak ada ---<br />

Rendah — Satu nelayan mengambil kurang dari sekali perminggu<br />

Sedang — Sejumlah nelayan mengambil lebih dari sekali seminggu, tapi tidak setiap<br />

hari<br />

Tinggi — pengambilan setiap hari oleh sejumlah nelayan<br />

(*)Curio adalah sesuatu yang diambil untuk di kagumi sebagai sebuah objek tapi tidak<br />

untuk dimakan<br />

WISATAWAN/PENGUNJUNG SELAM/SNORKLING (RERATA PERHARI DI MUSIM PUNCAK)<br />

Tidak ada ---<br />

Rendah — 1-5 orang perhari<br />

Sedang — 6-20 orang peehari<br />

Tinggi — lebih dari 20 orang perhari<br />

POLLUSI LIMBAH (BUANGAN ATAU KAPAL)<br />

Tidak ada ---<br />

Rendah — Limbah, buangan yang tidak teratur atau jarang dan berjarak > 500 m<br />

Sedang — Sumber buangan berjarak > 100 m tapi < 500 m dari transek<br />

Tinggi — Sumber buangan berjarak < 100 m dari titik transek manapun<br />

POLUSI YANG BERASAL DARI INDUSTRI<br />

Tidak ada ---<br />

23


Rendah — Sumbernya berjarak lebih jauh dari 500 m<br />

Sedang — Sumbernya berjarak antara 100 dan 500 m<br />

Tinggi — Sumbernya berjarak kurang dari 100 m<br />

PENANGKAPAN KOMERSIAL (IKAN DITANGKAP SEBAGAI KONSUMSI UNTUK DIJUAL , TIDAK<br />

TERMASUK PERDAGANGAN IKAN HIDUP UNTUK RESTORAN)<br />

Tidak ada ---<br />

Rendah — Kurang dari sekali sebulan<br />

Sedang — Kurang dari sekali seminggu dan lebih dari sekali perbulan<br />

Tinggi — sekali seminggu atau lebih<br />

MEMANCING UNTUK PERDAGANGAN IKAN HIDUP UNTUK RESTORAN<br />

Tidak ada ---<br />

Rendah — Kurang dari 1 trip pemancingan perbulan<br />

Sedang — Kurang dari 1 trip pemancingan per minggu dan lebih dari sekali per bulan<br />

Tinggi — 1 trip pemancingan per minggu atau lebih<br />

PEMANCINGAN DENGAN ALAT TRADISONAL/PEMANCINGAN REKREASI (TERUTAMA UNTUK<br />

KONSUMSI LOKAL)<br />

Tidak ada ---<br />

Rendah — Kurang dari 1 trip pemancingan perminggu<br />

Sedang — Lebih dari 1 trip pemancingan perminggu, tapi tidak setiap hari<br />

Tinggi — trip pemancingan setiap hari<br />

DAFTAR JUMLAH PERAHU/KAPAL MOTOR YANG ADA DALAM JARAK 1 KM DARI TERUMBU<br />

Tidak ada ---<br />

Beberapa — 1-5 perhari<br />

Sedang — 6-10 perhari<br />

Banyak — lebih dari 10 perhari<br />

PERLINDUNGAN<br />

Indikasikan jika suatu daerah memiliki semacam perlindungan dari pemanfaatan oleh<br />

manusia (legal atau sebaliknya), tingkat perlindungan dan apakah perlindungan ini<br />

ditegakkan. Tolong periksa daftar aktifitas yang dilarang di daerah anda.<br />

ANGGOTA TIM<br />

PENTING: Tolong catat nama tim peniliti yang bekerjasama dengan anda, meskipun<br />

mereka tidak berpartisipasi dalam survei ini. Sebagai tambahan kepada orang yang<br />

mencatat data dan ketua tim, tolong catat nama dan kewarganegaraan semua anggota<br />

tim.<br />

Petunjuk Transek Sabuk<br />

Termasuk dalam CD Reef Check adalah buku pedoman in juga data lembar untuk<br />

setiap daerah; Karibia, Pasifik, Hawaii, Laut Merah, Teluk Arabia). PENTING: ada dua<br />

set lembar data . Ada lembar lapangan untuk dicetak dan digunakan selama survei dan<br />

data lembar untuk memasukkan data dan dikirmkan ke Kantor Pusat Reef Check. Satu<br />

satu nya perbedaan adalah data lembar computer memiliki 3 kolom lebih. Kolom lebih<br />

tersebut memiliki “macro” otomatis dalam setiap sel-nya yang menghitung rerata, total<br />

dan standar deviasi dari masing-masing baris. Penting untuk memilih data lembar yang<br />

benar untuk daerah anda. Gunakan lembar lapangan untuk mencetak data lembar<br />

24


diatas kertas tahan air atau anda dapat menyalin polanya dengan tangan<br />

menggunakan pena permanen pada sabak.<br />

Transek Sabuk Ikan<br />

Transek sabuk ikan adalah survei pertama yang harus dilakukan, karena ikan mudah<br />

terganggu oleh penyelam. Jika anda melakukan ulangan survei ikan, lakukanlah pada<br />

waktu standar antara jam 9 -10 pagi. Dalam keadaan apapun, penting untuk mencatat<br />

waktu ketika anda melaksanakan survei pada data lembar . Setelah menggelar transek,<br />

para penyelam harus menunggu selama 15 menit di jarak yang cukup jauh dari transek<br />

sebelum memulai survei. Periode menunggu ini diperlukan, untuk memberikan<br />

kesempatan ikan untuk kembali ke keadaan normal setelah terganggu oleh penyelam<br />

saat menggelar transek. Tinggi maksimum dari transek yang diperbolehkan untuk<br />

menghitung ikan adalah 5 m di kolom air. Ini dapat di kira-kira dengan mengukur<br />

panjang tinggi dua orang dengan fin dan tangan yang direntangkan.<br />

Setiap penyelam yang ditugaskan untuk menghitung ikan, harus berenang secara<br />

perlahan di sepanjang transek dan menghitung ikan indikator. Penyelam berhenti setiap<br />

5 m, dan menunggu selama 1 menit* sebelum melanjutkan ke titik pemberhentian 5 m<br />

berikutnya agar ikan indikator keluar dari tempat persembunyiannya. Ikan dihitung ketika<br />

berenang dan saat berhenti di sepanjang bagian transek 20m. Ini adalah kombinasi<br />

survei batas waktu dan area; empat bagian x 20m panjang x 5m lebar = 400m 2 . Dalam<br />

masing-masing survei, ada jarak 5m dimana tidak dilakukan pengambilan data. Pada<br />

masing-masing kontur kedalaman, ada 16 titik “berhenti-dan- hitung”, dan tujuannya<br />

adalah untuk menyelesaikan keseluruhan 400m 2 transek sabuk dalam satu jam (lihat<br />

gambar 5)<br />

Ingat, buatlah sebuah catatan jika anda melihat kehadiran hewan yang saat ini mulai<br />

langka seperti Ikan Pari (Manta Ray), Hiu dan penyu, namun jika mereka terlihat berada<br />

di luar jangkauan transek, kehadiran mereka juga harus tetap dicatat di bagian bawah<br />

data lembar pada bagian Komentar. Untuk tim yang berada di Indo-Pasifik, ingatlah<br />

untuk mencatat kehadiran humphead (Napoleon) wrasse dan bumphead parrotfish<br />

walaupun mereka berada di luar transek, karena spesies ini lebih cenderung untuk<br />

menjelajahi terumbu daripada menetap di satu tempat.<br />

*Perhatikan perubahan dalam <strong>protokol</strong>: sebelum 2006, penghitung ikan menunggu<br />

selama 3 menit.<br />

Ikan Indikator<br />

Ikan indikator dipilih karena mereka biasanya ditangkap dengan menggunakan<br />

tombak/speargun, target penangkapan ikan dengan sianida, dan ditangkap dengan<br />

menggunakan jaring tangan. Ukuran minimum yang telah ditetapkan untuk dua famili<br />

ikan konsumsi (> 30 cm untuk kerapu,> 20 cm untuk Ikan Kakaktua). Kerapu dan<br />

Ikan Kakaktua yang lebih kecil dari batas ukuran ini tidak dihitung. Dengan adanya<br />

batas ukuran tersebut dan adanya efek pembesaran ukuran dalam air, maka para<br />

penyelam harus berlatih memperkirakan ukuran sebelum melaksanakan survei ikan.<br />

Saat berlatih dapat menggunakan tali berwarna sepanjang 2.5 m atau pipa PVC<br />

berdiameter 2cm untuk membantu memperkirakan lebar 5m transek sabuk, namun<br />

25


peralatan ini mungkin sulit dibawa ketika terdapat arus, dan mungkin menakuti ikan.<br />

Metode lainnya adalah dengan menggelar garis melintang selebar 5m di setiap awal<br />

transek 20 m, untuk membantu anda kembali menyesuaikan lebar. Metode terakhir<br />

adalah dengan mengukur diri anda sendiri dari ujung fin hingga ujung jari dan<br />

manfaatkan panjang tubuh anda dengan berbaring secara horizontal di dalam air untuk<br />

membantu memperkirakan lebar.<br />

Untuk berlatih memperkirakan panjang ikan, pertama-tama buatlah gambar masingmasing<br />

ikan dalam ukuran sebenarnya pada kertas transparansi yang lebar (yang<br />

digunakan untuk overhead proyektor) dan letakkan dalam kolom air. Bandul pancing<br />

kecil dapat diikatkan di lubang yang dibuat di bagian bawah transparansi dan<br />

pelampung dapat dikaitan pada lubang bagian atasnya, agar gambar tersebut melayang<br />

tegak keatas. Rangkaian foto ini dapat dipasang sepanjang transek uji coba. Metode<br />

yang lebih dasar adalah dengan membuat tongkat sepanjang 20 dan 30 cm yang<br />

berdiameter 1cm dan pasang di terumbu dengan pemberat dan pelampung. Jika sabak<br />

anda dilengkapi dengan penggaris, ini juga dapat membantu anda memperkirakan<br />

ukuran 20 dan 30 cm. Untuk setiap Kerapu yang dihitung, perkiraan ukuran harus<br />

dicatat di bagian khusus pada data lembar . Pencatatan ukuran kelas yaitu 30- 40<br />

cm, 41 – 50 cm, 51-60 cm dst.<br />

Kami menyarankan agar seorang penyelam mendata ikan di masing-masing sisi transek<br />

pada waktu yang bersamaan dengan cara berkerjasama dengan buddy, keduanya<br />

menghitung, satu orang di setiap sisi menghitung pada area 2.5 lebar sabuk transek.<br />

Cara lainnya, seorang penyelam melaksanakan survei untuk keseluruhan sabuk 5,<br />

penting agar penyelam berkomunikasi dengan buddynya untuk menghindari<br />

penghitungan ganda karena ikan mungkin berenang bolak-balik di garis transek. Hitung<br />

jumlah ikan dengan menggunakan tanda garis batang untuk setiap ikan yang teramati,<br />

dan setiap mencapai empat ikan, tariklah garis horizontal disepanjang empat garis<br />

batang tersebut, sehingga perhitungan dalam kelipatan lima di sebelah nama dan dalam<br />

kolom yang benar (Gambar 8). Penting untuk diingat agar memisahkan hitungan di<br />

setiap empat bagian transek dan hindari penghitungan ganda dengan berkomunikasi<br />

dengan buddy anda.<br />

Gambar 8. Contoh pencatatan data untuk transek sabuk<br />

Semua ikan yang akan di data dalam transek sabuk ikan, tercantum dalam daftar<br />

dibawah ini. Foto untuk daerah karibia, Indo-Pasifik dan Hawaii tercantum dalam<br />

Lampiran E. Daerah lainnya (Teluk Arabia dan Laut Merah) juga disediakan secara<br />

terpisah oleh kantor pusat Reef Check.<br />

Indo-Pasifik<br />

Nama Umum<br />

Kerapu/coral trout (>30 cm)<br />

Barramundi cod<br />

Nama Ilmiah<br />

Serranidae<br />

Cromileptes altivelis<br />

26<br />

Nama Umum<br />

Ikan Kakaktua (>20 cm)<br />

Kerapu<br />

Nama Ilmiah<br />

Scaridae<br />

Lutjanidae


Ikan kepe-kepe (semua spesies)<br />

Humphead (Napoleon) wrasse<br />

Bumphead parrotfish<br />

Grunts/Sweetlips/Margates<br />

Chaetodontidae<br />

Cheilinus undulates<br />

Bolbometopon muricatum<br />

Haemulidae (e.g.<br />

Plectorhincus spp.)<br />

27<br />

Moray eel (semua<br />

spesies)<br />

Muraenidae<br />

(Penting: Catatlah kehadiran humphead (Napoleon) wrasse dan bumphead parrotfish walaupun mereka berada di luar<br />

transek, karena spesies ini lebih cenderung untuk menjelajahi terumbu daripada menetap di satu tempat).<br />

Hawai’i<br />

Nama Umum<br />

Bluestripe snapper (Ta'ape)<br />

Peacock grouper (Roi)<br />

Butterflyfish<br />

Orangespine Unicornfish<br />

(Umauma-lei)<br />

Yellow tang (Lau'ipala)<br />

Yellow(fin) goatfish (Weke-ula)<br />

Atlantik<br />

Nama Umum<br />

Nassau Grouper (>30 cm)<br />

Other grouper (>30 cm )<br />

Grunts/Sweetlips/Margates<br />

Moray eel (semua spesies)<br />

Teluk Arabia<br />

Nama Umum<br />

Barramundi Cod<br />

Orange-spotted Grouper (>30cm)<br />

Other Grouper (>30cm)<br />

Grey Grunt (Yanam)<br />

Black Spotted Grunt (mutawa'a)<br />

Spotted Grunt (firsh)<br />

Dark Butterflyfish (egr'aisee)<br />

Arabian Butterflyfish (misht elaroos)<br />

Longfin Butterflyfish (Anfooz)<br />

Humphead Wrasse<br />

Laut Merah<br />

Nama Umum<br />

Grouper (>30cm)<br />

Grunts/Sweetlips/Margates<br />

Broomtail wrasse<br />

Humphead wrasse<br />

Bumphead parrot<br />

Transek Sabuk Invertebrata<br />

Nama Ilmiah<br />

Lutjanus kasmira<br />

Cephalopholis arus<br />

Chaetodontidae<br />

Naso lituratus<br />

Zebrasoma flavescens<br />

Mullodichthys vanicolensis<br />

Nama Ilmiah<br />

Epinephalus striatus<br />

Serranidae<br />

Haemulidae<br />

Muraenidae<br />

Nama Ilmiah<br />

Cromileptes altivelis<br />

Epinephelus coioides<br />

Serranidae<br />

Plectorhinchus sordidus<br />

Plectorhinchus gaterinus<br />

Plectorhinchus pictus<br />

Chaetodon nigropunctatus<br />

Chaetodon melapterus<br />

Heniochus acuminatus<br />

Cheilinus undulates<br />

Nama Ilmiah<br />

Serranidae<br />

Haemulidae<br />

Cheilinus lunulatus<br />

Cheilinus undulates<br />

Bolbometopon muricatum<br />

Nama Umum<br />

Jacks (Ulu)<br />

Parrotfish >20cm (Uhu)<br />

Snapper<br />

Moray eel (Puhi)<br />

Nama Umum<br />

Butterflyfish (semua<br />

spesies)<br />

Snapper<br />

Parrotfish (>20 cm)<br />

Nama Umum<br />

Grunts/Sweetlips/Marg<br />

ates<br />

Butterflyfish<br />

Parrotfish (>20 cm)<br />

Snapper<br />

Moray eel<br />

Nama Umum<br />

Butterflyfish<br />

Parrotfish (>20 cm)<br />

Snapper<br />

Moray eel (semua<br />

spesies)<br />

Nama Ilmiah<br />

Carangidae<br />

Scaridae<br />

Lutjanidae<br />

Muraenidae<br />

Nama Ilmiah<br />

Chaetodontidae<br />

Lutjanidae<br />

Scaridae<br />

Nama Ilmiah<br />

Haemulidae<br />

Chaetodontidae<br />

Scaridae<br />

Lutjanidae<br />

Muraenidae<br />

Nama Ilmiah<br />

Chaetodontidae<br />

Scaridae<br />

Lutjanidae<br />

Muraenidae<br />

Setelah transek sabuk ikan selesai, tim invertebrata dapat melaksanakanan survei<br />

transek sabuk untuk invertebrata dengan menggunakan transek sabuk yang sama<br />

seperti yang digunakan untuk survei ikan. Setiap transek sabuk memiliki lebar 5 m<br />

(masing-masing selebar 2.5 m di setiap sisi transek). Keseluruhan area yang disurvei<br />

seluas 20 m x 5 m = 100 m 2 untuk setiap bagiang dan 400 m 2 keseluruhan transek<br />

lengkap yang terdiri dari 4 bagian untuk setiap kontur kedalaman (800 m 2 per survei<br />

lengkap di kedua kedalaman). Survei invertebrata mirip dengan survei ikan, namun<br />

penyelam tidak harus berhenti di setiap 5m, tapi harus berenang perlahan sepanjang<br />

transek untuk menghitung invertebrata indikator (Gambar 9).


Gambar 9. Penyelam harus berenang dalam pola berbentuk – S dan mencari<br />

invertebarta indikator di dalam celah atau retakan pada terumbu.<br />

Posisi terbaik untuk mendata adalah wajah menghadap kebawah dan kaki di atas, ini<br />

untuk memastikan semua bagian transek terperiksa dengan baik. Sangat penting untuk<br />

memeriksa di dalam celah dan di bawah celah karang besar dan karang yang<br />

menggantung untuk mencari spesies kriptik seperti lobster dan Banded Coral Shrimp.<br />

Tapi jangan mengangkat atau menggeser batu untuk mencari mereka. Kami<br />

menyarankan agar buddy #1 mendata invertebrata di sisi kiri transek, sedangkan buddy<br />

#2 mensurvei di sisi kanan. Ada banyak cara untuk melaksanakan survei ini, masingmasing<br />

dengan kelebihannya tersendiri. Jangan sungkan untuk menggunakan metode<br />

yang paling sesuai untuk anda dan tim anda.<br />

Semua organisme yang termasuk dalam penghitungan transek sabuk invertebrata<br />

terdaftar dibawah ini, dan foto untuk daerah anda terdapat pada Lampiran E. Adalah<br />

tanggungjawab pelatih Reef Check dan tim peneliti untuk memastikan bahwa anggota<br />

tim mereka cukup siap untuk mengidentifikasi biota-biota sebelum memulai survei. Lihat<br />

bagian mengenai pelatihan pada Bab 2.<br />

Semua Wilayah<br />

Long-spined black sea urchin<br />

Banded coral shrimp<br />

Lobster (spiny dan slipper/batu)<br />

Indo-Pasifik<br />

Kima (berikan ukuran/spesies)<br />

Teripang yang bisa dimakan (3<br />

spesies)<br />

Prickly redfish<br />

Greenfish<br />

Pinkfish<br />

Atlantik<br />

Pencil urchin<br />

Flamingo tongue<br />

Gorgonian (sea fan, sea whip)<br />

Teluk Arab<br />

Black urchin<br />

Pencil urchin<br />

Bulu Seribu<br />

Triton<br />

Laut Merah<br />

Diadema (dan Echinothrix<br />

diadema di Indo-Pasifik)<br />

Stenopus hispidus<br />

Malacostraca (Decapod)<br />

Tridacna spp.<br />

Thelenota ananas<br />

Stichopus chloronotus<br />

Holothuria edulis<br />

Eucidaris spp.<br />

Cyphoma gibbosum<br />

Echinothrix diadema<br />

Heterocentrotus<br />

mammilatus<br />

Acanthaster planci<br />

Charonia tritonis<br />

28<br />

Sea Egg/Collector<br />

urchin<br />

Triton<br />

Bulu Seribu<br />

Pencil urchin<br />

Triton<br />

Cowries<br />

Short Spine urchin<br />

Teripang (Hanya<br />

yang bisa dimakan)<br />

Tripneustes spp.<br />

Charonia tritonis<br />

Acanthaster planci<br />

Heterocentrotus<br />

mammilatus<br />

Charonia variegata<br />

Cypraeidae<br />

E. mathaei


Bulu Seribu<br />

Kima<br />

Pencil urchin<br />

Hawai’i<br />

Triton<br />

Pencil urchin<br />

Bulu Seribu<br />

Acanthaster planci<br />

Tridacna spp.<br />

Heterocentrotus<br />

mammilatus<br />

Charonia tritonis<br />

Heterocentrotus<br />

mammilatus<br />

Acanthaster planci<br />

29<br />

Triton<br />

Teripang (Hanya<br />

yang bisa dimakan)<br />

Cowries<br />

Charonia tritonis<br />

Cypraeidae<br />

Penyakit karang/Pemutihan, Sampah dan Kerusakan Karang<br />

Setiap tim mencatat tingkat pemutihan dan adanya penyakit karang, sampah dan<br />

kerusakan karang pada daerah survei. Karang yang masih hidup tapi memutih pada<br />

transek garis, harus didata sebagai karang hidup (HC). Jika ditemui adanya pemutihan,<br />

buatlah dua estimasi. Pertama, tim mengestimasi persentase semua karang yang<br />

memutih pada transek. Kedua, mereka mengestimasi rerata persentase setiap individu<br />

koloni yang memutih. Contohnya, diperkirakan disepanjang transek ada 30 koloni<br />

karang yang memutih dari total 100 (30%), tapi dari koloni yang memtih itu, rerata<br />

pemutihan perkoloni adalah 80%. Tolong nyatakan pada bagian komentar tanggal<br />

dimulainya pemutihan dan suhu air maksimum jika diketahui. Penyakit karang didata<br />

dengan ada atau tidaknya dan jenis penyakit karangnya harus dicatat dalam kotak<br />

komentar (jika dapat teridentifikasi). Perhatikan bahwa banyak penyakit sulit untuk<br />

diidentifikasi tanpa pelatihan yang intensif. Semua kasus yang diduga adalah penyakit<br />

karang harus dibandingkan dengan kartu identifikasi Reef Check dan dikonfirmasi oleh<br />

tim peneliti, dan jika anda memiliki kamera – tolong ambil gambarnya. Nyatakan iya atau<br />

tidak dalam kotak yang sesuai di data lembar dan catat persentase karang di bagian<br />

berpenyakit. Sampah dibagi dalam umum dan jaring/ perangkap ikan, sedangkan<br />

kerusakan karang dibagi dalam perahu/jangkar, dinamit, dan lainyya. Kerusakan dan<br />

sampah harus di nilai sebagai berikut; tidak ada = 0; sepotong/semua jenis kerusakan<br />

pertransek termasuk rendah = 1; dua hingga 4 potong/kerusakan per transek termasuk<br />

sedang = 2; dan lebih dari 4 potong/ kerusakan termasuk tinggi = 3. Penting untuk<br />

memasukan nol dalam kategori ini jika tidak ditemui adanya pemutihan, penyakit,<br />

sampah atau kerusakan karang.<br />

Untuk transek sabuk, angota tim dianjurkan untuk mencari organisme seperti lobster dan<br />

terutama banded coral shrimp yang mungkin bersembunyi di lubang dan dibawah<br />

karang yang menggantung.<br />

Petunjuk Transek Garis<br />

Jika transek sabuk invertebrata hampir selesai, pasangan buddy selanjutnya dapat<br />

memulai untuk transek garis. Kami menggunakan metode “sampling titik” untuk survei<br />

substrat karena ini adalah metode yang tercepat dan paling tidak ambigu dan mudah<br />

untuk dipelajari oleh non-ilmuwan. Hal ini melibatkan pendataan tipe substrat yang<br />

berada tepat di bawah garis transek di setiap interval 0.5 m yaitu padat: 0.0 m, 0.5 m,<br />

1.0 m, 1.5 m dst. hingga 19.5 m (40 titik data per 20 m bagian transek).<br />

Untuk meminimalisir bias, penting untuk menggunakan tali pengukur tegak lurus, yang<br />

terbuat dari bandul besi kecil berdiameter 5 mm atau benda besi lainnya (seperti bandul<br />

pancing) yang diikatkan dengan tali sepanjang 1.5m. bandul tersebut dijatuhkan di<br />

setiap titik sampling sehingga akan mendarat pada satu jenis substrat saja, untuk<br />

kemudian dicatat (Gambar 10).


Ini meminimalisir kemungkinan bias<br />

pendataan, terutama pada kasus pita<br />

transek yang melayang diatas substrat dan<br />

terayun dorongan ke depan dan belakang.<br />

Perhatikan untuk tidak menggunakan tali<br />

pancing untuk tali pengukur tegak lurus,<br />

karena akan mudah menyangkut. Gunakan<br />

benang/tali nilon atau katun.<br />

Gambar 10. Sebuah tali pengukur tegak<br />

lurus sepanjang 1.5 m digulungkan pada<br />

lengan dan bandul diturunkan ke dasar.<br />

Penyelam mencatat jenis substrat tepat di<br />

mana bandul menyentuh dasar.<br />

(ilustrasi oleh Sarah Lowe).<br />

Ada tempat untuk setiap hasil titik sampel di lembar Transek garis lapangan (Lampiran<br />

F). masukan singkatan kategori substrat ditempat yang sesuai pada data lembar .<br />

Setiap bagian transek harus memiliki total 40 data untuk data lembar komputer<br />

untuk menghitung data dan grafik secara otomatis. Oleh karena itu, pastikan<br />

SETIAP kotak sudah terisi saat anda melaksanakan survei.<br />

Ada banyak kasus ketika jenis substrat mungkin sulit untuk dibedakan (ambigu).<br />

Silahkan gunakan petunjuk berikut untuk mengidentifikasi jenis substrat untuk <strong>reef</strong><br />

Check. Perhatikan bahwa definisi di sini mungkin berbeda dari definisi yang anda<br />

ketahui.<br />

Pedoman Reef Check untuk mengkategorikan jenis substrat<br />

Hard Coral- karang keras (HC): karang keras termasuk karang hidup yang memutih.<br />

Juga termasuk karang api (Millepora), dan di Indo-Pasifik, karang biru (Heliopora) dan<br />

karang pipa (Tubipora), karena mereka juga pembentuk terumbu.<br />

Soft Coral – karang lunak (SC): Termasuk zoanthids, tapi bukan anemon laut (yang<br />

nantinya tergolong dalam “lainnya”). Anemon laut tidak tergolong zoanthid atau soft<br />

corals, yang dapat berkompetisi dengan karang keras. Di Atlantik, kategori ini zoanthids.<br />

Recently Killed Coral – karang yang baru saja mati (RKC): Tujuannya adalah untuk<br />

mendata karang mati dalam kurun waktu setahun kemarin. Karang ini bisa saja masih<br />

utuh atau terpecah menjadi bagian-bagian kecil. RKC nampak segar dan putih atau<br />

dengan struktur koralit yang masih dapat dikenali (strukturnya masih lengkap/belum<br />

terkikis). Tolong tuliskan estimasi persentase RKC yang disebabkan oleh pemutihan di<br />

bagian bawah data lembar .<br />

Nutrient Indicator Algae – alga indikator nutrien (NIA): Tujuannya adalah untuk<br />

mendata meledaknya populasi alga yang mungkin disebabkan oleh tingginya pasokan<br />

nutrient. Pada tahun 2006, definisi NIA diubah menjadi semua alga kecuali coralline,<br />

calcareous (seperti Halimeda) dan turf. Alga Turf didefinisikan sebagai alga yang lebih<br />

30


pendek dari 3 cm. Jika dijumpai adanya alga Turf, data substrat yang berada tepat<br />

dibawahnya dan catat ini pada bagian Komentar.<br />

Sponge – spons SP): Termasuk semua spons (tapi bukan tunicate). Tujuannya adalah<br />

untuk mendeteksi merebaknya spons yang menutupi luasan area terumbu sebagai<br />

respon adanya gangguan.<br />

Rock - batu (RC): Substrat apapun, apakah itu ditutupi misalnya alga turf atau alga<br />

coralline yang merayap/meleleh, barnakel/teritip, tiram dsb. Juga termasuk dalam batu<br />

adalah karang yang mati lebih dari satu tahun, yaitu yang sudah terkikis sehingga hanya<br />

sedikit struktrur koralit yang masih nampak, dan ditutupi oleh lapisan tebal<br />

organisme/alga encrusting.<br />

Rubble – pecahan karang (RB): Termasuk batu berukuran dengan diameter arah<br />

terpanjang antara 0.5 dan 15 cm diameter. Jika lebih besar dari 15 cm maka itu adalah<br />

batu, jika lebih kecil dari 0.5 cm maka itu adalah pasir.<br />

Sand - pasir (SD): Partikel yang lebih kecil dari 0.5 cm. Ketika dijatuhkan di dalam air,<br />

pasir akan cepat jatuh ke dasar.<br />

Silt/Clay - Lumpur/lempung (SI): Sedimen yang tetap tersuspensi jika teraduk.<br />

Perhatikan bahwa ini adalah definisi praktis, tidak bersifat geoteknis. Seringkali lumpur<br />

ada diatas indikator lainnya seperti batu. Dalam kasus ini, lumpur di data jika lapisan<br />

lumpur lebih tebal dari 1 mm atau menutupi substrat di bawahnya sehingga anda tidak<br />

dapat mengamati warna yang terdapat di bawahnya. Jika warna substrat di bawahnya<br />

masih dapat terlihat, maka datalah substrat dibawahnya, BUKAN Lumpur.<br />

Other – lainnya (OT): Semua organisme diam/tidak bergerak termasuk anemon laut,<br />

tunicate, gorgonian atau substrat abiotik.<br />

Tugas Tambahan<br />

Seiring fenomena pemutihan global pada tahun 1997-1998, menjadi lebih jelas bahwa<br />

banyak koloni besar Porites yang mati. Jika anda ingin membantu kami untuk melacak<br />

koloni yang tersisa, saat survei tolong catat diameter terbesar karang Porites yang<br />

masih hidup dan masukan ini pada bagian Komentar.<br />

Fotografi/video<br />

Mendokumentasikan lokasi transek, hasil survei, dan yang dijumpai baik menggunakan<br />

foto atau video, di darat maupun di laut, akan sangat berguna baik bagi tim dan kantor<br />

pusat. Kami merekomendasikan selusin atau lebih foto di atas air dari berbagai arah<br />

yang menunjukkan lokasi pelampung terhadap tanda di darat, ini mungkin akan berguna<br />

untuk referensi di masa yang akan datang.<br />

Kami menyarankan untuk memvideokan keseluruhan transek dengan berenang<br />

perlahan disepanjangnya. Untuk pendataan permanen, kami menyarankan untuk<br />

mengambil rangkaian foto keseluruhan transek menggunakan kamera dengan lensa 28<br />

hingga 35 mm, yang dipasang pada quadropod ataupun yang di pegang biasa.<br />

Tambahan video dan fotografi dari parameter Reef <strong>check</strong> harus diperoleh sebanyak<br />

mungkin, terutama berbagai jenis pemutihan, penyakit ataupun kerusakan. Semua<br />

kenampakan ini akan sangat penting untuk perbandingan di masa datang dan untuk<br />

31


mempresentasikan hasil survei anda kepada media. Tolong simpan salinan rekaman<br />

anda dan kirim satu salinan ke kantor pusat Reef Check.<br />

Kami sangat menganjurkan semua tim untuk mendokumentasikan pelatihan, perjalanan,<br />

survei, analisa dan perayaan setelah penyelaman dan publikasi ke media/PR dengan<br />

foto atau video. Sebuah video umum mengenai survei Reef Check dan kondisi<br />

lingkungan di lokasi akan sangat berguna bagi anda untuk presentasi ke media, dan<br />

untuk Press Conference tahunan kantor pusat kami. Tolong kirimkan foto/video tim Reef<br />

Check anda saat sedang “beraksi”. Kami akan menampilkan ini dalam surat kabar,<br />

laporan dan publikasi kami untuk menarik perhatian terhadap krisis terumbu karang dan<br />

bagaimana Reef Check adalah bagian dari solusinya.<br />

Mencatat Lokasi Transek<br />

Kami ingin anda mencatat lokasi transek anda dalam formulir Gambaran Lokasi dengan<br />

menggunakan metode berikut:<br />

1. GPS<br />

2. Peta<br />

1. GPS<br />

Mencatat koordinat lintang dan bujur lokasi survei anda merupakan hal yang oenting<br />

untuk data anda untuk dimasukkan dalam database keruangan. Anda dapat<br />

menggunakan sebuah Global Positioning System (GPS) atau peta yang rinci untuk<br />

mendapatkan koordinat yang tepat dalam derajat, menit dan detik. Koordinat ini akan<br />

sangat berguna untuk menemukan titik awal transek anda untuk survei di masa datang.<br />

Perhatikan bahwa belakangan in GPS lebih akurat, namun di masa lalu mungkin masih<br />

terdapat error hingga 15m tergantung pada kondisi dan unit yang anda gunakan. Jika<br />

anda mencatat koordinat dalam format lain (misalnya derajat, menit, derajat), tolong<br />

indikasikan ini pada formulir gambaran lokasi. Patokan tanda di darat juga harus dicatat<br />

untuk referensi anda di masa yang akan datang jika GPS tidak di seting dengan benar<br />

dan memberikan data yang salah. Tim tanpa GPS harus mendapatkan peta lokasi yang<br />

paling rinci yang ada dan mencatat koordinat lokasi transek dalam derajat, menit dan<br />

detik. Dalam hal ini, tolong masukkan proyeksi peta (misalnya WGS 84) dan jenis<br />

petanya. Kami tidak dapat menggunakan data anda kecuali anda mencatat lokasi<br />

dengan akurat.<br />

Menggunakan GPS<br />

Periksa datum yang digunakan oleh GPS. Datum adalah sebuah titik di permukaan bumi<br />

yang digunakan untuk membuat suatu peta. Datum yang sering digunakan dan<br />

disarankan WGS-84. Datum yang digunakan oleh GPS anda telah dipilih ketika anda<br />

pertamakali mensettingnya. Akan harus mendapatkan datum dari GPS melalui prosedur<br />

setting dan memeriksa entri untuk datum. Bujur dan lintang akan berbeda sesuai<br />

dengan datum yang digunakan.<br />

Unit GPS<br />

Koordinat lintang dan bujur dalam data base Reef Check adalah dalam satuan Derajat,<br />

Menit, Detik. Kami memerlukan semua tim untuk mendaftarkan koordinat GPS mereka<br />

dalam satuan ini. Kebanyakan GPS memiliki pilihan yang menampilkan posisi dalam<br />

Derajat, menit dan desimal (menit ke 10). Jadi pastikan GPS di setting dengan benar.<br />

Jika koordinat dalam satuan Derajat, Menit dan Desimal (menit ke 10), kalikan bagian<br />

32


menit dengan 60 agar menjadi detik. Contohnya; 3 derajat 10.25 menit Utara, akan<br />

menjadi 3 Derajat 10 menit 15 Detik Utara (0.25 x 60 = 15 detik).<br />

Menggunakan Peta<br />

Periksa proyeksi peta berdasarkan sumbernya. Proyeksi adalah metode yang digunakan<br />

kartografer untuk menampilkan bola bumi yang bulat ke dalam bidang datar<br />

Kenampakan sebuah titik pada peta yang berbeda dipengaruhi oleh proyeksi yang<br />

digunakan. Proyeksi peta biasanya ditulis dengan tulisan kecil di bagian bawah peta<br />

atau dekat garis skala. Proyeksi peta nautika yang sering digunakan adalah proyeksi<br />

Mercator. Di bawah proyeksi terdapat informasi seperti nama spheroid (misalnya.<br />

Clarke) dan nama datum (misalnya WGS-84). Tulis semua informasi yang terdapat<br />

dalam peta.<br />

2. Menggambar Peta<br />

Untuk survei ulang, peta sangat berguna untuk membantu anda menemukan penanda<br />

transek permanen atau daerah habitat yang sama (seperti yang pernah disurvei<br />

sebelumnya) untuk membagi sampling acak. Sangat berguna untuk membagi lokasi<br />

transek acak, mungkin akan berguna pula untuk memetakan kenampakan bawah air<br />

dan tanda di darat untuk membantu mengetahui dimana transek sebelumnya di<br />

letakkan, agar tim berikutnya di masa yang akan datang lebih mudah untuk menemukan<br />

habitat yang benar untuk suatu survei ulang. Sebagai contoh, sebuah peta yang merinci<br />

kedalaman dan arah kompas titik awal transek terhadap kenampakan bawah air (seperti<br />

misalnya blok pelampung atau bongkahan karang) sudah cukup, asalkan anda dapat<br />

menemukan titik awal yang tepat dari permukaan.<br />

33


PENGUKURAN TAMBAHAN UNTUK<br />

SURVEI REEF CHECK DI INDONESIA<br />

Oleh Naneng Setiasih<br />

Melakukan Survei dan Pendataan<br />

Transek Garis<br />

Indonesia dan Australia, sebagai negara yang memiliki sebagian besar terumbu karang<br />

di dunia, pemutihan karang merupakan ancaman besar yang perlu ditangani dengan<br />

serius. Data yang lebih akurat dibutuhkan untuk memberikan gambaran yang lebih baik<br />

mengenai fenomena pemutihan karang. Oleh sebab itu, jika terjadi fenomena pemutihan<br />

karang di kedua negara, sangat dalam pendataan disarankan untuk membedakan<br />

antara karang keras (yang sehat) dan karang keras yang memutih.<br />

Karenanya untuk ke dua negara tersebut, kami menambahkan satu lagi kategori dalam<br />

transek garis yaitu sebagai berikut: Bleached Hard Coral (HCB): Karang keras hidup<br />

yang memutih<br />

Total kategori yang didata untuk survei RC di Indonesia dan Australia ada 11 kategori<br />

(HC, SC, RKC, NIA, SP, RC, RB, SD, SI, OT dan HCB)<br />

Di Indonesia, disarankan juga untuk mengukur tingkat pemutihan karang untuk<br />

memberikan informasi yang lebih terperinci mengenai kondisi karang yang memutih.<br />

Skala 1-3 akan digunakan untuk menggambarkan tingkat pemutihan, seperti yang<br />

digunakan dalam <strong>protokol</strong> monitoring coral global (Oliver dkk, tidak diterbitkan) sebagai<br />

berikut:<br />

Kategori Gambaran<br />

1 Sebagian memutih (Permukaan/ujung); atau pucat tapi tidak putih<br />

2 putih<br />

3 Memutih dan sebagian mati<br />

Karang keras yang baru saja mati karena pemutihan termasuk dalam kategori RKC<br />

Apa itu Pemutihan Karang?<br />

Karang yang kehilangan warnanya dan memutih akibat lepasnya zooxanthella di sebut<br />

Pemutihan karang.<br />

Ada beberapa penyebab pemutihan, contohnya penyakit, polutan dan perubahan suhu<br />

yang ekstrim. Bagaimanapun, perhatian kini dititikberatkan pada pemutihan yang<br />

disebabkan oleh perubahan suhu karena hal ini mempengaruhi terumbu dalam area<br />

yang luas. Itulah mengapa kami menamakan pemutihan semacam ini dengan ;<br />

fenomena pemutihan masal.<br />

Apakah mudah untuk mengenali pemutihan karang?<br />

Banyak orang secara otomatis mengenali karang yang putih sebagai pemutihan karang.<br />

Namun, seringkali bukan.<br />

Pemutihan biasanya terjadi pada area yang relatif luas, fenomena ini khususnya<br />

disebabkan oleh perubahan iklim global atau musim panas yang ekstrim. Sehingga jika<br />

karang yang “putih” hanya terlihat pada area yang relatif kecil, atau hanya pada satu titik<br />

penyelaman/ snorkeling, bukan pemutihan semacam ini yang kita cari. Periksa adanya<br />

Acanthaster plancii* (crown of thorn starfish) atau Drupella** disekitar lokasi/titik<br />

34


pengamatan. Biasanya, mereka mudah ditemukan di daerah dengan banyak karang<br />

mati dan memutih.<br />

Lebih lanjut, fenomena pemutihan karang ini akan mempengaruhi terumbu karang di<br />

seluruh dunia. Oleh karena itu, anda akan sering mendengar mengenai fenomena<br />

pemutihan karang ini terjadi di berbagai daerah.<br />

Kita juga dapat memeriksa terumbu secara lebih detail. Karang yang memutih, biasanya<br />

ketika berwarna putih mereka masih hidup. Sedikitnya zooxanthella membuat jaringan<br />

polip menjadi transparan, sehingga kita dapat melihat kerangkanya. Oleh karena itu,<br />

ketika anda melihat karang secara dekat, anda masih dapat melihat sedikit lendir, atau<br />

jika polipnya besar, anda dapat , melihat gerakan tentakel transparan. Dan jika disentuh<br />

(lakukan perlahan, jadikan ini pilihan terakhir anda), anda akan merasakan lapisan tipis<br />

lendir di permukaan.<br />

Anton Wijonarno, WWF<br />

Gambar 1. Goniopora, disebelah kiri<br />

adalah karang yang memutih (masih<br />

hidup), dengan tingkat pemutihan 2. Di<br />

sebelah kanan adalah koloni yang tidak<br />

memutih, tingkat pemutihan 0(nol)<br />

Gambar 3. Acanthaster plancii<br />

Joss Hill<br />

35<br />

Paul Marshal, GBRMPA<br />

Gambar 2: sejenis karang laminar , hanya<br />

saja ujungnya telah memutih. Tingkat<br />

pemutihan; 1<br />

www.senckenberg.uni-frankfurt.de/<br />

expo/0011.htm<br />

Banyak orang keliru menafsirkan penampilan karang yang putih akibat dimakan<br />

Acanthaster sebagai pemutihan karang. Acanthaster memakan polip karang, membunuh<br />

polip dan meninggalkan kerangka putih karang yang terekspos. Jika kita melihat banyak


agian-bagian putih pada terumbu, carilah keberadaan Acanthaster di sekitarnya<br />

(biasanya bersembunyi dibawah batu atau karang). Jika anda menemukanya, hal ini<br />

mengindikasikan bahwa bagian karang yang memutih adalah karang mati dan<br />

sebaiknya dicatat sebagai RKC, bukan HCB.<br />

Acanthaster dapat memakan karang dengan cepat. Selama masa berjangkit, ia dapat<br />

membunuh terumbu dalam area yang luas; oleh karenanya dapat terlihat seperti<br />

fenomena pemutihan masal. Namun, karang karang putih yang ditemukan sudah dalam<br />

kondisi mati dan pastinya banyak karang yang baru mati (ditutupi oleh alga). Dan<br />

tentunya, ketika berjangkit, hewan ini akan banyak ditemukan di seluruh lokasi dan<br />

sangat mudah untuk dikenali.<br />

Drupella, juga merupakan predator karang. Namun, karena ukurannya yang kecil,<br />

dampaknya tidak separah Acanthaster.<br />

Gambar 4. Drupella<br />

Tugas pasca penyelaman, memasukan data, melaporkan data, dan jaminan<br />

kualitas<br />

Mengirim data ke Reef Check (RC)<br />

Setelah semua data diperiksa dua kali untuk akurasi, file Excel harus dikirim ke Kantor<br />

Pusat RC ke email rcinfo@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org atau rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org dan di cc ke<br />

RC Indonesia (rcindonesia@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org) dalam kurun waktu sepuluh hari setelah<br />

survei.<br />

Jika ada fenomena pemutihan, penting untuk mengirimkan data ke RC Indonesia<br />

terlebih dahulu. Hal ini karena hanya Indonesia dan Australia yang mendata pemutihan<br />

secara rinci pada transek substrat. Data ini akan digunakan terutama untuk tingkat lokal<br />

dan nasional, dengan kewenangan ReefBase untuk data global pemutihan.<br />

Anda dapat mengirim data langsung ke Kantor Pusat RC dengan mengkategorikan HCB<br />

sebagai HC agar sesuai dengan data lainnya di seluruh dunia. Bagaimanapun, jangan<br />

lupa untuk mengirim data asli ke RC Indonesia untuk analisa pemutihan.<br />

36


Tugas Setelah Penyelaman,<br />

Memasukkan Data, Melaporkan Data dan<br />

Jaminan Kualitas Data<br />

Memasukkan Data<br />

Tim Peneliti bertanggungjawab untuk memeriksa, menganalisa dan memasukkan data.<br />

Anggota tim harus membantu aktifitas ini. Pemeriksaan dan jaminan data merupakan<br />

bagian yang sangat penting dalam Reef Check.<br />

Langkah pertama dalam pemeriksaan data dilakukan di lokasi segera setelah<br />

penyelaman berakhir. Tim peneliti harus memeriksa data dan meminta klarifikasi data<br />

dan catatan yang masuk yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang diamati.<br />

Pemeriksaan data dilakukan terbaik pada tahap ini, karena data masih segar dalam<br />

ingatan para pengambil data. Tahap kedua pemeriksaan data yaitu tim peneliti<br />

membandingkan data spread lembar di komputer dengan data asli berua tulisan<br />

tangan. Kedua orang, baik yang memasukkan data ke dalam komputer dan orang<br />

kedua (tim peneliti) harus memeriksa sendiri-sendiri. Kami akan melakukan<br />

pengecekan kesalahan untuk ketiga kalinya di kantor pusat. Prosedur penjaminan<br />

kualitas data terlampir pada Lampiran C.<br />

Anda juga dapat memasukkan data anda ke dalam lembar kerja Excel dan mengirimnya<br />

dalam email (atau fax/pos) ke kantor pusat Reef Check, atau memasukkan data anda<br />

secara online dalam formulir data base WRAS kami. Kunjungi<br />

www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org/datapengelolaant dan ikuti petunjuk online nya.<br />

Jika anda menggunakan lembar kerja Excel, keuntungan dari formulir data ini adalah<br />

kami memiliki built-in macro untuk menghitung rerata, standar deviasi, standar error dan<br />

total parameter ketertarikan. Yang harus anda lakukan adalah mengisi kolom data, dan<br />

penghitungan akan diselesaikan secara otomatis. Ini memungkinkan; 1) pemeriksaan<br />

cepat untuk melihat apakah lembar kerja diisi dengan benar dan 2) tanggapan cepat<br />

sehingga anda dapat mendiskusikan hasilnya dengan tim anda.<br />

Dalam mengisi lembar kerja, pastikan anda mengisi di semua kotak yang yang memiliki<br />

garis hitam di sekelilingnya. SANGAT PENTING untuk memasukkan angka NOL dalam<br />

kotak jika tidak ada organisme yang ditemukan. Kotak yang kosong akan dianggap<br />

sebagai DATA YANG HILANG dalam data base global Reef Check.<br />

Setelah semua data dimasukkan kedalam lembar kerja Excel Reef Check, data harus<br />

diperiksa kembali untuk memastikan tidak adanya error. Tolong pastikan semua<br />

37


informasi terisi pada formulir Gambaran Lokasi dan bahwa nama lokasi dan tanggal<br />

sesuai dengan entry lembar data transek sabuk dan substrat. Formula (macro) yang<br />

di<strong>program</strong> untuk digunakan untuk memasukkan data ke lembar data substrat akan<br />

mengindikasikan apakah data sudah diisi dengan benar. Tolong pastikan bahwa seluruh<br />

4 bagian transek, masing-masing telah memiliki total 40 seperti yang dihitung oleh<br />

formula di bagian bawah lembar data masukan substrat. Kami tidak akan menerima<br />

data jika jumlah total data substrat tidak mencapai 40 untuk setiap bagian transek.<br />

Pastikan semua data terisi dalam lembar data masukan transek sabuk dengan mengisi<br />

NOL pada organisme yang tidak djumpai. Jika anda tidak dapat mengakses Excel, anda<br />

harus meminta formulir cetak dari kantor pusat, dan mengirimkan hasil anda kepada<br />

kami melalui fax atau email.<br />

Data harus segera mungkin dimasukkan ke dalam lembar kerja Excel Reef Check.<br />

Koordinator Reef Check anda memiliki lembar kerja ini, atau bisa juga didapatkan dari<br />

rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org atau http://<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org/ecoaction/Monitoring_Instruction.php.<br />

Tim peneliti biasanya akan mengerjakan proses ini, namun aktifitas ini sebaiknya<br />

dikerjakan secara bersama sama oleh tim.<br />

File yang anda butuhkan untuk memasukkan data adalah file excel:<br />

Gambaran Lokasi: Site Description Sheet<br />

Invertebrata, dampak dan Ikan: Fish and Invertebrate Data Sheet<br />

Substrat: Substrate Data Sheet<br />

Masing-masing file ini terdiri dari lembar kerja untuk memasukkan data anda (Lihat<br />

lembar kerja DATA). Lembar kerja akan menghitung secara otomatis beberapa statistik<br />

dasar data anda dan akan menghasilkan grafik secara otomatis (pada tab GRAPH). File<br />

ini juga terdiri dari lembar lapangan untuk anda cetak di atas kertas tahan air (lihat<br />

LEMBAR LAPANGAN).<br />

Substrat<br />

Untuk membantu memasukkan data dengan akurat, lembar kerja dirancang dengan<br />

kode untuk parameter seperti "HC" untuk hard coral - karang keras (Gambar 11). Selain<br />

itu, beberapa persamaan ditambahkan pada lembar kerja untuk menghitung hasil secara<br />

otomatis seperti kolom jumlah dan persentase penutupan. Karena sudah ada setting<br />

jumlah untuk titik-titik data, mudah untuk menentukan jika jumlah yang dimasukkan<br />

salah. Cek ulang pada kotak TOTAL di setiap bagian bawah kolom harus berjumlah 40,<br />

karena ini adalah jumlah titik total yang harus anda hitung pada setiap bagian transek 20<br />

m. Jika jumlah totalnya TIDAK sama dengan 40, maka anda telah melakukan kesalahan<br />

ketika memasukkan salah satu kode, misalnya memasukkan RCK bukannya RKC, untuk<br />

karang yang baru saja mati.<br />

Setelah anda memasukkan semua data anda dan detail survei pada lembar kerja<br />

“DATA”, lanjutkan ke lembar kerja “GRAPH”. Disini anda akan melihat persentase<br />

penutupan dari setiap kode substrat dan nilai Standard Error (SE) yang dihitung secara<br />

otomatis. Akan ada penyeleksian grafik data anda. Anda dapat memilih yang mana yang<br />

akan anda gunakan untuk mempresentasikan hasil anda. Yang harus anda lakukan<br />

adalah MEMBERIKAN JUDUL pada grafiknya (Gambar 12).<br />

38


Gambar11: Lembar kerja data untuk file komputer substrat.<br />

39


SILAHKAN PILIH GRAFIK MANA YANG INGIN ANDA GUNAKAN DARI PILIHAN<br />

BERIKUT DAN LENGKAPI JUDUL YANG DIBERI TANDA MERAH<br />

Gambar 12. Lembar kerja Grafik untuk file Excel Substrat.<br />

Yang harus anda lakukan<br />

adalah memberikan<br />

informasi pada judul<br />

grafik. Anda kemudian<br />

dapat menyalinnya ke<br />

dokumen untuk<br />

presentasi kepada tim<br />

anda dan stakeholder<br />

lokal<br />

40


Ikan, Invertebrata dan Dampak<br />

Seperti formulir substrat, jumlah dan statistiknya dihitung secara otomatis untuk anda<br />

dalam lembar kerja “data” (Gambar 13) dan grafik juga dibuat secara otomatis untuk<br />

anda dalam lembar kerja “grafik” (Gambar 14). Ingat untuk mengetik Nol, jika anda tidak<br />

menjumpai adanya organisme indikator atau dampak. Angka nol merupakan data yang<br />

sangat penting karena seringkali merupakan indikasi adanya dampak manusia.<br />

“0”<br />

adalah<br />

kuncinya<br />

Jangan lupa mengisi detail survei!!<br />

Gambar 13. Lembar kerja data sabuk untuk file excel.<br />

Silahkan lanjut ke Tab Grafik<br />

41


Gambar 14. Lembar kerja grafik sabuk untuk file excel<br />

Yang harus anda<br />

lakukan adalah<br />

memasukan<br />

informasi pada<br />

judul grafik. Anda<br />

dapat menyalinnya<br />

ke dokumen untuk<br />

dipresentasikan ke<br />

anggota tim anda<br />

dan stakeholder<br />

lokal<br />

42


Analisa Data<br />

Statistika dasar yang dihitung dalam lembar kerja adalah mean (rerata) persentase<br />

penutupan survei substrat dan rerata kelimpahan invertebrata, dampak dan ikan.<br />

Standar Deviasi (SD) dan Standar Error (SE) juga dihitung untuk anda. Statistik ini<br />

berguna untuk menginterpretasikan data yang anda peroleh.<br />

Standar Deviasi<br />

Standar Deviasi(SD) menunjukkan seberapa luas distribusi pengamatan tersebar di<br />

sekitar rerata, yaitu bagaimanakah variabel pengamatan kita. Namun SD tidak<br />

menunjukkan seberapa dekat estimasi rerata sampel populasi.<br />

Standar Error<br />

Standar error (SE) menunjukkan seberapa akurat suatu estimasi rerata sampel populasi<br />

(populasi adalah yang sebenarnya terdapat pada terumbu, sedangkan sampel adalah<br />

bagian terumbu yang kita survei – dalam suatu survei, tujuan kita adalah untuk<br />

mendapatkan sampel yang mewakili populasi sesungguhnya). Semakin tinggi SE,<br />

semakin kurang akurat sampel kita dalam menggambarkan keadaan sebenarnya. Kita<br />

dapat mengurangi SE dengan meningkatkan ukuran sampel, yaitu dengan melakukan<br />

lebih banyak survei Reef Check dalam satu lokasi. Lihat bagaimana untuk<br />

menggunakan monitoring jangka panjang Reef Check di Bab 6 untuk mengetahui<br />

seberapa banyak survei yang harus anda lakukan.<br />

Garis yang terdapat pada grafik adalah “garis standar error” yang menunjukkan<br />

bagaimana variabel data kita di sepanjang 4 bagian transek. Jika garis SE saling<br />

melebihi satu dengan lainnya, perbedaan dalam spesies atau kelimpahan dampak tidak<br />

signifikan secara statistik (tanpa menghiraukan seberapa berbeda rerata nya). Jika garis<br />

SE tidak saling melebihi, perbedaan dalam spesies atau kelimpahan dampak mungkin<br />

berbeda secara signifikan dalam statistik. Lihat Gambar 14 pada diagram Reef Check<br />

yang dilengkapi dengan garis error.<br />

Memeriksa Data<br />

Tim peneliti bertanggungjawab untuk mengumpulkan sabak dan menghimpun data<br />

segera setelah survei selesai dilaksanakan dan membahasnya segera dengan anggota<br />

tim. Tujuannya adalah untuk menghasilkan penilaian cepat terhadap data untuk<br />

menentukan apakah ada error yang bisa dikoreksi saat tim masih berada dilapangan<br />

dan transek masih belum digulung. Error yang sering terjadi dan dapat dikoreksi adalah<br />

penghitungan ganda dalam ikan, salah identifikasi biota atau salah melabeli sabak. Jika<br />

dirasa adanya error, Tim Peneliti harus menemani pencatat data di dalam air untuk<br />

memeriksa atau untuk mengoreksinya.<br />

Sebelum meninggalkan lokasi, Tim Peneliti bertanggungjawab untuk memastikan bahwa<br />

semua data yang diperlukan sudah lengkap, dan semua sabak telah diisi dengan benar<br />

termasuk nama anggota yang mengambil masing-masing data. Ini memudahkan tim<br />

peneliti untuk memeriksa pihak yang bertanggungjawab jika nantinya ditemui adanya<br />

error. Ini adalah saat yang tepat untuk menggabungkan data dari banyak sabak untuk<br />

menghindari kebingungan nantinya.<br />

43


Penamaan File Data<br />

Karena banyaknya file data yang diterima oleh Reef Check, kami meminta anda untuk<br />

mengikuti format penamaan file berikut untuk membantu kami melacak semua data<br />

yang masuk.<br />

Semua nama dile harus memiliki format berikut:<br />

Nama lokasi, tanggal (tanggal-bulan-tahun), tipe lembar data (site/lokasi, belt/sabuk,<br />

atau line/garis), kedalaman (s untuk daerah dangkal kedalaman 2 – 6 m, dan m untuk<br />

daerah sedang kedalaman >6 – 12 m).<br />

Formulir Site Description/ Gambaran Lokasi harus memiliki: nama lokasi, Tanggal<br />

(tanggal-bulan-tahun), lokasi<br />

Sebagai contoh, jika kita melakukan satu survei lengkap pada terumbu Paradise pada<br />

13 Desember, 2002 di kedalaman 3m dan 11m, penulisannya adalah sebagai berikut:<br />

Paradise 13-12-02 site<br />

Paradise 13-12-02 belt s<br />

Paradise 13-12-02 belt m<br />

Paradise 13-12-02 line s<br />

Paradise 13-12-02 line m<br />

Perhatikan bahwa ada 5 file yang berkaitan dalam satu survei lengkap Reef Check di<br />

dua kedalaman pada satu lokasi.<br />

Mengirimkan Data ke Reef Check<br />

Setelah semua data diperiksa ulang untuk keakuratan, maka file Excel harus dikirim / di<br />

e-mail ke Kantor Pusat Reef Check dengan alamat rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org dan di cc ke<br />

Reef Check Indonesia di alamat rcindonesia@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org dalam kurun waktu 10<br />

hari setelah survei dilaksanakan.<br />

Apa Lagi Yang Dapat Anda Lakukan?<br />

Jika anda telah menyelesaikan satu survei dan mampu untuk melaksanakan lagi, kami<br />

menerima survei di lokasi tambahan. Hasilnya akan membantu untuk memperoleh<br />

penilaian kesehatan terumbu yang lebih akurat. Lebih banyak lokasi yang di survei<br />

sebagai bagian dari Reef CHek, semakin lengkap gambaran mengenai status terumbu<br />

dunia. Kami juga menyadari bahwa beberapa dari anda ingin melakukan survei yang<br />

lebih detail. Jika demikian, kami menyarankan anda mencoba metode GCRMN yang<br />

dijelaskan dalam English et al (1997) dan Hill danWilkinson (2004).<br />

Protokol Reef Check tambahan yang baru juga tersedia dari Kantor Pusat. Ini meliputi<br />

pengukuran kelimpahan dan ukuran 10 famili ikan konsumsi tertinggi dan kelimpahan<br />

rekrutmen karang (koloni baru).<br />

Bagi mereka yang tertarik dalam perdagangan ikan laut hias, Reef Check telah<br />

merancang <strong>protokol</strong> MAQTRAC, yang sangat intensif, sistem 3-tingkat (Hodgson dan<br />

Ochavillo, 2006).<br />

44


Monitoring Jangka Panjang<br />

Menggunakan Reef Check<br />

Sebelum memulai <strong>program</strong> monitoring ekologis, penting untuk menentukan tujuannya.<br />

Program monitoring dapat dirancang untuk memenuhi tujuan tersebut. Jika tujuan<br />

monitoring adalah untuk membantu pengelola sumberdaya, maka sejumlah pertanyaan<br />

penting akan dipertimbangkan selama merancang prosesnya. Saat pertanyaan ini dapat<br />

dijawab, sebuah <strong>program</strong> monitoring yang berguna dan hemat biaya dapat dirancang.<br />

Peranan Reef Check<br />

Sebuah tujuan utama <strong>program</strong> monitoringterumbu karang adalah untuk menyediakan<br />

data yang diperlukan bagi pengelola. Karena lebih banyak Marine Protected Area<br />

(MPAs) yang terbentuk, menjadi lebih penting untuk memantau apakah tercapainya<br />

tujuan pengelolaan mereka. MPA akan gagal tanpa dukungan massyarakat. Melibatkan<br />

masyarakat dalam monitoring akan membentuk dukungan publik terhadap prakarsa<br />

pengelola. Program survei terumbu karang Reef Check dilaksanakan oleh sukarelawan<br />

dari masyarakat, oleh karenanya kegiatan ini merupakan alat yang bermanfaat dalam<br />

pembentukan dukungan publik untuk upaya konservasi terumbu karang oleh<br />

pemerintah dan LSM. Publisitas yang ditimbulkan dari aktifitas survei juga bermanfaat<br />

dalam meningkatkan kesadaran publik dan sebagai bentuk penghargaan terhadap<br />

badan-badan pemerintah, perusahaan dan LSM untuk dukungan mereka.<br />

Agar bermanfaat, Reef Check harus dilaksanakan setiap tahun dengan jumlah<br />

pengulangan yang cukup (jumlah lokasi) untuk menyediakan pandangan komprehensif<br />

terhadap terumbu yang diminati. Ada pertukaran antara menginvestasikan lebih banyak<br />

ulangan di skala geografis dan temporal yang berbeda. Sebagai contoh, survei triwulan<br />

pada satu lokasi akan memberikan gambaran kesehatan terumbu yang lebih akurat -<br />

khususnya berkaitan dengan tingginya pergerakan ikan. Namun ini dapat membatasi<br />

jumlah lokasi yang dapat di survei sehingga membiaskan gambaran kesehatan terumbu<br />

keseluruhan pada suatu wilayah. Idealnya, suatu rencana monitoring jangka panjang<br />

harus dikembangkan di tingkat lokal dan nasional agar dana monitoring dapat<br />

dialokasikan kedalam rancangan logis yang terbaik untuk mendukung tujuan<br />

pengelolaan.<br />

Standar Reef Check sendiri tidak cukup untuk memberikan gambaran lengkap<br />

mengenai kesehatan terumbu karang. Idealnya, suatu rencana monitoring jangka<br />

panjang harus dimasukkan baik dalam survei Reef Check dan beberapa survei yang<br />

lebih detail secara taksonomis seperti Reef Check Plus, GCRMN atau MAQTRAC yang<br />

akan memasukkan yakni, famili ikan, estimasi ukuran ikan, genus karang dan ukuran<br />

45


koloni karang. Beberapa teknik yang berguna dijelaskan dalam English et al. (1997) dan<br />

direkomendasikan oleh Global Coral Reef Monitoring Network (GCRMN) serta Hill dan<br />

Wilkinson (2004). Sayangnya, survei yang detail memerlukan tim penelii yang sangat<br />

terlatih dan memakan lebih banyak waktu dan lebih mahal dari Reef Check. Di<br />

kebanyakan Negara, tujuan awal mendirikan jejaring lokasi Reef Check saja sudah<br />

merupakan suatu tantangan yang serius. Oleh karena itu, untuk kebanyakan<br />

daerah/Negara, kami merekomendasikan membentuk jejaring lokasi Reef Check<br />

sebagai langkah awal menuju <strong>program</strong> monitoring lokal atau nasional. Setelah jejaring<br />

ini dengan sukses didanai dan dipertahankan selama dua tahun, maka pelaksanaan<br />

lokasi monitoring yang lebih detail dapat ditambahkan, seiring adanya dukungan<br />

financial dan tersedianya personil ilmiah. Sebuah contoh yang baik mengenai<br />

keefektifan <strong>program</strong> ini adalah <strong>program</strong> Reef Check di Hongkong. Website mereka<br />

menunjukkan semua aspek kesuksesannya:<br />

www.afcd.gov.hk/conservation/english/corals_<strong>reef</strong><strong>check</strong>1.htm<br />

Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa beberapa ilmuwan yang secara tradisional<br />

telah terlibat <strong>program</strong> monitoring ekologis secara taksonomi, bisa jadi mengawali obyek<br />

untuk mengalokasikan dana untuk survei Reef Chek, yang mungkin mereka<br />

pertimbangkan terlalu luas dalam arti ilmiah. Selain itu, meskipun adanya bukti publikasi<br />

dari studi terperinci (Harding et al. 2002), beberapa ilmuwan masih tidak mempercayai<br />

bahwa para sukarelawan dapat mengumpulkan data yang dapat dipercaya. Penting<br />

untuk kembali meyakinkan para ilmuwan ini bahwa keahlian mereka masih dibutuhkan,<br />

namun dengan adanya kekurangan dana, mereka harus menggunakan keahlian mereka<br />

pada lokasi dan alasan yang spesifik. Penggunaan dana yang terbatas dengan sangat<br />

efisien terjadi jika Reef Check digunakan sebagai “peringatan dini”. Survei yang lebih<br />

detail oleh tim peneliti dapat dilakukan jika ada masalah khusus seperti sedimentasi atau<br />

terdeteksinya serangan oleh alga. Para pengelola harus menyadari bahwa ilmuwan<br />

akademis biasanya mengukur sejumlah besar parameter ekologis – yang kebanyakan<br />

tidak berguna untuk pengelolaan. Jika ilmuwan diijinkan untuk mendominasi rancangan<br />

<strong>program</strong> monitoring jangka panjang, maka dana akan terbuang sia-sia untuk monitoring<br />

yang terlalu detail tanpa memperhatikan keterbatasan dana atau tujuan pengelolaan.<br />

Dengan mengikutsertakan pengelola terumbu karang seperti staff KPL dan pihak terkait<br />

lainnya seperti nelayan dalam perencanaan proses <strong>program</strong> monitoring jangka panjang,<br />

pertanyaan dapat ditanyakan sehubungan dengan keuntungan-kerugian berbagai<br />

rancangan sampling. Pebgelola tidak boleh sungkan untuk menantang ilmuan mengenai<br />

nilai monitoring parameter tertentu.<br />

Sejumlah masalah harus dipertimbangkan ketika menggunakan <strong>protokol</strong> Reef Check<br />

untuk monitoring jangka panjang. Yang paling penting adalah kekhususan taksonomik,<br />

serta ulangan temporal dan spasial. Tidak akan pernah ada <strong>program</strong> monitoring jangka<br />

panjang yang “off the shelf”. Setiap lokasi memiliki kebutuhan dan dana khusus yang<br />

memerlukan rancangan tersendiri. Sebuah <strong>program</strong> monitoring dua- tahap yang “ideal”<br />

memiliki beberapa lokasi beresolusi tinggi menggunakan metode seperti English et al.<br />

(1997) atau MAQTRAC, dan lebih banyak lokasi Reef Check dengan resolusi lebih<br />

rendah. Dalam sebuah <strong>program</strong> monitoring dua-tahap Reef Check memiliki beberapa<br />

peranan. Pertama, metode yang relatif cepat membuat tim untuk mengumpulkan kilasan<br />

kesehatan terumbu karang, invertebrata lainnya dan ikan hingga dua lokasi perhari.<br />

Dengan lebih banyaknya lokasi yang disurvei pada area tertentu, resolusi kilasan<br />

meningkat. Karena Reef Check masukkan utamanya berasal dari sukarelawan, dengan<br />

dukungan dermawan dari pemerintah dan LSM, tim Reef Check dapat bergerak untuk<br />

mensurvei lebih banyak lokasi dari sebelumnya dengan metode yang lebih intensif yang<br />

46


lebih menghabiskan banyak waktu, staff dan pendanaan. Selain itu, lokasi – lokasi Reef<br />

Check juga dapat di survei lebih sering dibanding lokasi beresolusi tinggi. Jika survei<br />

Reef Check diulang setiap triwulan, maka ini dapat berfungsi sebagai sistem peringatan<br />

dini untuk perubahan antropogenik utama seperti pemutihan, pengakapan ikan dengan<br />

peledak atau sianida, penangkapan berlebih, eutrofikasi dan sedimentasi.<br />

Selain menyediakan informasi berkala ke pengelola terumbu, peranan kedua Reef<br />

Check adalah membentuk dukungan masyarakat untuk <strong>program</strong> pengelolaan dan<br />

monitoring terumbu karang di setia daerah. Tanpa dukungan, bahkan jika didanai<br />

dengan baik, upaya pengelolaan oleh pemerintah akan gagal. Dengan berpartisipasi<br />

dalam aktifitas Reef Check seperti pelatihan, pengumpulan dana dan survei, anggota<br />

masyarakat mengembangkan rasa peduli terhadap terumbu yang mereka pantau. Apa<br />

yang sangat penting mengenai transformasi ideologis ini adalah bahwa hal ini dapat<br />

melibatkan pengusaha, politisi, artis dsb. Mereka adalah orang–orang yang sebelumnya<br />

mungkin tidak memiliki ketertarikan terhadap konservasi, dan yang kemudian dapat<br />

menyebarkan pengalaman edukasi mereka ke lingkungan. Juga ada penghargaan bagi<br />

ilmuwan yang secara sukarela membantu tim survei. Dengan meluangkan waktu untuk<br />

menjelaskan kepada anggota publik mengenai pentingnya terumbu karang, para<br />

ilmuwan dapat menunjukkan pentingnya pengetahuan mengenai terumbu karang dan<br />

ekologi secara umum kepada masyarakat. Sementara banyak ilmuwan yang sudah<br />

terlibat dalam beberapa bentuk edukasi masyarakat, sedangkan beberapa yang lainnya<br />

tidak. Jenis interaksi ini menghasilkan dukungan masyarakat untuk pengetahuan<br />

terumbu karang dan untuk ilmuwan yang mengerjakan penelitian dasar.<br />

Penting bagi semua pengguna potensial Reef Check untuk mengetahui bahwa metode<br />

inti tidak bersifat fleksibel dan tidak dapat dirubah, namun tim Reef Check dapat<br />

selalu menambahan parameter yang dibutuhkan untuk kepentingan lokal. Standarisasi<br />

membuat data Reef Check dapat dibandingkan dengan lokasi manapun diseluruh dunia.<br />

Reef Check adalah satu–satunya <strong>program</strong> monitoring terumbu karang dengan metode<br />

standar global/internasional. Walaupun metode Reef Check dirancang untuk dapat<br />

digunakan oleh sukarelawan, metode ini telah digunakan diberbagai daerah di dunia<br />

oleh tim yang terdiri dari ilmuwan murni. Beberapa tim mengambil data secara deatail<br />

kemudian memisahkan data inti dan mendaftarkannya ke Reef Check untuk<br />

ditambahkan kedalam database global dan laporan tahunan. Karena banyaknya<br />

parameter dan/atau spesifikasi yang ditambahkan ke <strong>protokol</strong> inti Reef Check, sang<br />

perancang harus mencoba menyeimbangkan antara kebutuhan untuk mendapatkan<br />

data yang “berguna”, kemampuan anggota tim sukarelawan, dan kemungkinan adanya<br />

kebosanan atau “burn them out.” Jika lebih dari beberapa level identifikasi spesies<br />

ditambahkan, tes pendahuluan harus dilakukan untuk memastikan bahwa para<br />

sukarelawan mampu mengidentifikasi semua organisme dengan akurat. Kesuksesan<br />

Reef Check bergantung pada rasa pengalaman yang menyenangkan yang dialami oleh<br />

sukarelawan. Ketika data didaftarkan ke Kantor Pusat, hanya masukkan standar data<br />

inti karena ini adalah parameter yang dianalisa oleh Reef Check.<br />

Jika suatu lokasi Reef Check dimonitor sekali setahun, jenis ulangan temporal ini cukup<br />

untuk untuk menggambarkan perubahan di terumbu karang dan invertebrata melekat di<br />

dasar lainnya. Jika sumberdaya manusianya memadai, ini dapat ditingkatkan menjadi<br />

dua kali setahun untuk mendapatkan gambaran fluktuasi temporal yang lebih akurat.<br />

Bagaimanapun, untuk invertebrata dan ikan karang yang mobile, frekuensi pengulangan<br />

ini umumnya terlalu rendah untuk menghasilkan perkiraan stok yang berarti di suatu<br />

lokasi tersebut (namun jika diulangi di beberapa lokasi, kilasan- kilasan akan menjadi<br />

47


sangat penting). Sangat penting untuk mengetahui bahwa ukuran sampel yang<br />

digunakan dalam satu survei Reef Check bersifat kuat terhadap parameter yang diukur.<br />

Yang membuat survei dapat dilakukan dengan cepat adalah parameter yang diukur<br />

relatif sefikit dan tidak ada ulangan temporal. Untuk menggunakan <strong>protokol</strong> Reef Check<br />

untuk monitoring jangka panjang ikan dan invertebrata mobile, ulangan temporal<br />

tambahan harus terdiri dari transek sabuk ikan dan invertebrata. Sebuah studi<br />

pendahuluan dapat dilaksanakan untuk menentukan variabilitas populasi ikan dan<br />

invertebrata di lokasi tertentu. Studi baru-baru ini mengindikasikan bahwa 3 hingga 5<br />

survei ulangan (penuh) sudah cukup untuk mendapatkan gambaran stabil mengenai<br />

kondisi setiap terumbu (Myers et al., terdaftar).<br />

Termasuk dalam metode inti adalah empat ulangan spasial di sepanjang garis transek.<br />

Ada dua transek yang dimonitor di setiap lokasi dengan total delapan bagian ulangan.<br />

Karena spesifikasi tingkat taksonomik yang rendah dalam metodenya (level famili),<br />

ulangan ini cukup untuk menangkap variabilitas dalam satu lokasi, dan keseluruhan<br />

100m panjang sampel adalah kuat. Namun, diperlukan untuk mengukur variabilitas di<br />

beberapa lokasi dalam “ area yang diminati ” oleh karenanya monitoring jangka panjang<br />

dalam misalnya 1 km terumbu, harus digunakan serangkaian tiga hingga lima lokasi.<br />

Metode inti temasuk dua transek, dengan lokasi terdalam yang diperbolehkan adalah 12<br />

m. Program Reef Check umumnya tidak menerima data yang diperoleh dari area yang<br />

lebih dalam karena dua alasan; pertimbangan keselamatan dan fakta bahwa terumbu di<br />

kebanyakan daerah di dunia tidak tumbuh lebih dalam dari ini sehingga sulit membuat<br />

perbandingan regional dan global. Namun, di daerah dimana penting untuk mendata<br />

informasi pada kedalaman lebih, tentunya dapat memonitor transek ketiga atau ke<br />

empat dan informasi ini dapat digunakan untuk local. Walaupun data ini tidak akan<br />

dimasukkan dalam laporan tahunan Reef Check, data tersebut juga dapat didaftarkan<br />

langsung ke Reef Base (www.<strong>reef</strong>base.org).<br />

Merancang Sebuah Program Monitoring<br />

Merancang sebuah rencana monitoring yang praktis dan bermanfaat akan melibatkan<br />

seni dan ilmu pengetahuan. Tidak ada satupun rancangan yang benar sekali, tapi ada<br />

banyak yang tidak benar. Monitoring yang tidak didesain dengan baik akan memakan<br />

banyak biaya, percuma dan mungkin menghasilkan hasil yang salah, tidak berarti dan<br />

ambigu. Untuk menghindari hal ini, penting agar mengikuti proses rancangan dengan<br />

teliti termasuk mempertimbangkan sejumlah pertanyaan mengenai tujuan dan isi proyek,<br />

demikian juga dengan ulasan detail data yang ada dan/atau studi pendahuluan untuk<br />

menentukan faktor utama. Tidak mungkin untuk menjawab semua pertanyaan yang ada,<br />

oleh karena itu setidaknya penting untuk mendefinisikan apa yang tidak diketahui.<br />

Sebagai bagian dari rencana monitoring, akan sangat berguna untuk mempertimbangan<br />

usulan rencana tindakan yang fleksibel, yang menjabarkan aktifitas pengelolaan seperti<br />

apa yang harus dilakukan jika terjadi perubahan dalam ekosistem. Dengan<br />

mendiskusikan skenario “bagaimana jika?”, akan membuat sekelompok orang yang<br />

berpengetahuan lebih untuk muncul dengan rencana tindakan yang realistis.<br />

Terdapat banyak nasehat yang baik mengenai banyak metode yang ada untuk<br />

monitoring terumbu karang, namun yang mengejutkan hanya sedikit yang membahas<br />

bagaimana memilih metode yang sesuai untuk merancang <strong>program</strong> monitoring lengkap<br />

dan <strong>program</strong> audit/pemeriksaan untuk terumbu yang akan menyediakan informasi yang<br />

dibutuhkan untuk pengelolaannya. Kekosongan utama dalam area ini adalah bagaimana<br />

48


mengintepretasikan/menerjemahkan berbagai macam hasil dan tindakan pengelolaan<br />

seperti apa yang mungkin/sesuai untuk dilakukan. Permasalahan mengenai rancangan<br />

sampling dan statistik untuk lingkungan biologis dibahas oleh Green (1979). Aplikasi<br />

teknik EIA di daerah pantai dibahas oleh Carpenter and Maragos (1989). Hasil dari<br />

sebuah konferensi mengenai metode monitoring termasuk banyak informasi berguna<br />

(Crosby et al. 1996). Oxley (1997) memberikan sebuah kesimpulah pertimbangan<br />

rancangan penting untuk terumbu karang. Panduan yang singkat namun berguna di<br />

hadirkan oleh publikasi UNEP “ Materi pelatihan staff untuk pengelolaan Marine<br />

Protected Areas”, terutama sesi pelatihan 8.2 (Kenchington dan Looi, 1994). Beberapa<br />

publikasi PBB mengenai monitoring yaitu Stoddart dan Johannes (1978), Dahl (1981),<br />

UNESCO (1984), UNEP/IAEA/IOC (1991), UNEP (1993), UNEP/AIMS (1993). Metode<br />

yang digunakan di Karibia dijabarkan oleh CARICOMP (1991), Rogers (1993) dan<br />

Aronson et al. (1995). Untuk wilayah Great Barrier Reef secara detail dijabarkan oleh<br />

Oliver et. al, (1995). Berbagai pilihan menu metode monitoring baik untuk daerah<br />

terumbu dan non-terumbu di wilayah Pasifik, di hadirkan oleh in English et al, (1997) dan<br />

sebuah ulasan global oleh Hill dan Wilkinson (2004). Manfaat adanya sukarelawan dan<br />

non-profesional dalam <strong>program</strong> <strong>pemantauan</strong> diulas oleh Wells (1995).<br />

Ada banyak literatur mengenai rancangan sampling ekologis dan analisa statistik.<br />

Sejumlah publikasi oleh A.J. Underwood dan rekan – rekannya di Sydney University<br />

telah meliputi aspek statistik dengan menggunakan rancangan sampling yang kompleks<br />

seperti “sebelum-sesudah, kontrol-dampak” atau BACI, yang memenuhi asumsi<br />

parameter statistik, khususnya ANOVA (misalnya lihat Underwood, 1993). Rancangan<br />

BACI cenderung sangat kompleks dan bisa jadi mahal, namun, kokoh. Sebagai sebuah<br />

alternative, R.M. Warwick dan rekan-rekannya di Laboratorium Laut Plymouth, Inggris<br />

mempromosikan rancangan statistik multivariate, khususnya ordinasi, sebagai sebuah<br />

dasar untuk menganalisa sehingga rancangan sampling menjadi relative lebih<br />

sederhana dan tidak mahal. Publikasi dan Paket buku panduan statistik Primer mereka<br />

memiliki banyak saran berharga (Clarke and Warwick, 2001). Pilihan akhir rancangan<br />

sampling untuk lokasi tertentu akan tergantung pada tujuan yang ditetapkan oleh<br />

pemerintah, dan sumberdaya yang tersedia. Untuk memulai mempertimbangkan<br />

rancangan mana yang paling sesuai untuk lokasi tertentu, akan sangat berguna untuk<br />

mendiskusikan pertanyaan berikut:<br />

Sumberdaya apa yang tersedia untuk mendukung <strong>program</strong> monitoring?<br />

Semua pemerintah memiliki ketersediaan sumberdaya yang terbatas untuk mendukung<br />

<strong>program</strong> <strong>pemantauan</strong> terumbu karang. Kebanyakan, hanya sedikit lokasi dapat dipantau<br />

secara intensif oleh peneliti pemerintah yang ada. Dengan menggunakan tenaga<br />

sukarelawan yang dikombinasikan dengan pegawai pemerintah, konsultan dan<br />

akademisi, nilai investasi pemerintah dalam monitoring dan pengelolaan akan meningkat<br />

berkali lipat. Selain itu, dengan menggunakan tenaga sukarelawan, terutama pelajar<br />

atau kelompok masyarakat, ada kemungkinan untuk terjadinya sharing/berbagi biaya<br />

dan kebutuhan lainnya untuk, survei dsb. Setiap tahun, tim Reef Check memberikan<br />

beberapa juta dolar dalam bentuk dukungan secara global.<br />

Apa saja skala ketertarikan temporal dan spasial?<br />

Dapat diasumsikan bahwa skala ketertarikan bagi kebanyakan orang adalah kondisi<br />

lokasi pemancingan atau penyelaman favorit mereka. Akan keliru jika hanya memilih<br />

stasiun lokasi berdasarkan penggunaannya, bukan tidak mungkin, juga tidak bijaksana<br />

49


untuk memantau semuanya sama rata. Mungkin juga bisa, tapi tidak bijaksana untuk<br />

memonitor semua lokasi dengan frekuensi yang sama. Lokasi – lokasi yang merupakan<br />

subjek dampak dari wisatawan dan penyelam, harus dipantau dalam rentang waktu<br />

yang lebih sering – tepatnya sebulan sekali untuk beberapa kasus. Lokasi dimana<br />

dampak tidak terjadi dalam rentang waktu yang sering, dapat disurvei sekali atau dua<br />

kali pertahun untuk karang, dan per triwulan untuk ikan dan invertebrata<br />

mobile/bergerak.<br />

Variasi alami apa yang diharapkan dalam parameter populasi?<br />

Untuk setiap lokasi <strong>pemantauan</strong> jangka panjang, akan sangat penting untuk<br />

melaksanakan penilaian dari semua informasi yang tersedia dari literatur ilmiah, laporan<br />

teknis, dan dari wawancara dengan nelayan dan penyelam untuk menentukan<br />

perubahan alami dan antropogenik apa yang mungkin terjadi (ombak badai, runoff/aliran<br />

sedimen dari daratan, dampak pemancingan, perkapalan, polusi, penyelam dsb.), dan<br />

yang hal-hal yang diperkirakan dapat mempengaruhi populasi organisme yang penting<br />

baik secara ekologis ataupun secara sosioekonomis. Walaupun tidak dijumpai dampak<br />

aktifitas manusia, populasi biota laut sangat tidak stabil dan sangat bervariasi (50-100%)<br />

seiring waktu terhadap fenomena alam seperti rendahnya rekruitmen karang, badai dsb.<br />

Tanpa mengetahui tingkat variasi yang khusus yang ada, misalnya dalam periode 10<br />

tahun, sulit untuk merancang sebuah rencana tindakan yang tidak terlalu sensitif,<br />

ataupun tidak sensitif terhadap perubahan dalam populasi. Studi pendahuluan akan<br />

sangat berguna untuk menentukan “keributan” jangka pendek dalam ukuran populasi<br />

organisme penting. Studi yang demikian juga sangat berguna untuk memperkirakan<br />

metode dan desain. Banyak skema <strong>pemantauan</strong> yang besar, runtuh dengan cepat<br />

ketika diuji di kondisi lapangan yang sebenarnya.<br />

Variabel apa yang paling efektif untuk dimonitor?<br />

Sayangnya, awal mula monitoring ilmiah terumbu karang terletak pada komunitas<br />

ekologi tradisonal yang bertujuan untuk memahami hubungan antara spesies yang<br />

berbeda. Beberapa metode ini bertahan hingga saat ini dan sebaiknya dihindari, karena<br />

tidak dibutuhkan jika tujuannya adalah untuk menyediakan informasi untuk pengelola.<br />

Sebagai contoh, banyak <strong>program</strong> monitoring memasukkan bentuk pertumbuhan karang<br />

sebagai salah satu parameter yang diukur. Bentuk pertumbuhan karang sangat berguna<br />

untuk menggambarkan kenampakan terumbu, tapi sangat jarang keputusan<br />

pengelolaan diambil berdasarkan perubahan persentase penutupan dari beberapa<br />

bentuk pertumbuhan karang. Jika tidak ada keputusan pengelolaan yang dapat diambil<br />

berdasarkan perubahan bentuk pertumbuhan, tidak ada gunanya mencatat data ini<br />

sebagai tujuan <strong>program</strong> <strong>pemantauan</strong> untuk melayani pengelolaan. Banyak <strong>program</strong><br />

<strong>pemantauan</strong> membedakan antara zoanthid, soft coral dan anemon laut. Jika perubahan<br />

dalam tiga kategori ini tidak akan menghasilkan tindakan pengelolaan, maka tidak ada<br />

alasan untuk membedakan kategori mereka dalam <strong>program</strong> <strong>pemantauan</strong>. Banyak ahli<br />

ekologi berpendapat bahwa penting untuk mendata taksonomi hingga ke tingkat spesies<br />

untuk memahami suatu sistem. Namun dengan terbatasnya sumberdaya, hal ini tidak<br />

praktis dalam banyak hal. Banyak penelitian mengindikasikan bahwa monitoring dalam<br />

tingkat genus atau bahkan famili menghasilkan jawaban yang sama seperti yang<br />

dihasilkan oleh data tingkat spesies yang lebih mahal dan lama (Clarke and Warwick,<br />

1997). Secara ekstrim, Johannes (1998) berpendapat bahwa banyak keputusan<br />

pengelolaan dapat dibuat tanpa data kuantitatif. Sangat penting untuk ditetapkan di<br />

pikiran bahwa jika masalah terdeteksi pada skala luas, selalu mungkin untuk<br />

meningkatkan monitoring menjadi lebih detail, ke tingkat instensif untuk mencoba<br />

menentukan penyebab dari suatu perubahan.<br />

50


Jelasnya, pemilihan metode akan menentukan waktu, upaya dan biaya untuk<br />

memperoleh data yang diinginkan. Ada tren yang jelas mengarah untuk memodifikasi<br />

metode agar menjadi lebih efisien. Ada <strong>protokol</strong> yang sudah dipikirkan yang disebut<br />

dengan “rapid assessment” – penilaian cepat, namun beberapa dari ini (misalnya<br />

AGRRA) faktanya sangat memakan waktu jika dibandingkan dengan Reef Check.<br />

Program Reef Check menggunakan titik sampling untuk substrat karena merupakan<br />

metode dalam air tercepat. Untuk <strong>pemantauan</strong> jangka panjang, sangat disarankan untuk<br />

mengambil gambar dan video transek dan daerah disekitarnya. Foto dan video ini akan<br />

berguna dalam menjawab pertanyaan yang tidak terduga yang muncul lama setelah<br />

<strong>pemantauan</strong> selesai dilakukan. Sangat tidak disarankan untuk hanya mengandalkan<br />

<strong>pemantauan</strong> dari foto dan video, karena dua alasan: 1) kemampuan mengidentifikasi<br />

organisme dalam video dan foto terbatas, dan 2) analisa membutuhkan banyak waktu,<br />

bahkan jika dibantu dengan prosedur semiotomatis. Permasalahan ini bertambah ketika<br />

satu orang merekam gambar dan yang satunya menganalisa.<br />

Tingkat Perubahan seperti Apa yang memicu adanya tindakan<br />

pengelolaan?<br />

Sangat penting mempertimbangkan kisaran variasi alami dari misalnya densitas ikan<br />

dan penutupan karang pada terumbu. Kisaran seperti apa yang diharapkan (apa<br />

hipotesis null-nya ?). Tidak ada gunanya mengambil tindakan pengelolaan untuk<br />

perubahan yang berada dalam kisaran normal variasi alami. Kisaran normal dapat<br />

digunakan sebagai dasar untuk menentukan tingkatan dan durasi perubahan yang<br />

memicu tindakan pengelolaan. Serangkaian daftar kisaran untuk parameter dapat<br />

dikembangkan dan bisa dijadikan dasar untuk rencana tindakan yang memberikan<br />

tindakan dan poin pemicu tertentu untuk memandu pengelolaan. Pendekatan ini<br />

memeriksa satu parameter dalam satu waktu (univariate). Dengan kata lain, sebuah<br />

pendekatan multivariate juga dapat digunakan. Sebagai contoh, penurunan 25% spesies<br />

ikan Kepe-kepe dapat diperiksa secara statistik dengan sendirinya (univariate) atau<br />

secara ringan dalam parameter lainnya yang sesuai (multivariate) yang dapat<br />

menunjukkan penyebab penurunan. Pengelola tidak boleh terjebak dalam mengambil<br />

tindakan yang mahal dan tidak menangani masalah. Dalam pengelolaan, sangat<br />

berbahaya dan merupakan kesalahan yang mahal untuk mengadopsi kebijakan “diduga<br />

tidak ada perubahan” (hipotesis null). Seperti yang tercantum diatas, semua populasi<br />

berubah karena penyebab alami. Seringkali, perubahan karena penyebab alami<br />

misalnya badai, bisa cukup luas dalam perbandingannya terhadap perubahan<br />

antropogenik karena, misalnya sedimentasi, penyelam, polusi dsb. Sayangnya, semua<br />

perubahan ini bersifat additive/tambahan. Umumnya, yang diinginkan adalah<br />

mendeteksi perubahan antropogenik yang mengindikasikan bahwa terumbu bergerak ke<br />

arah ketidakstabilan.<br />

Rancangan sampling dan analisa statistik apa yang akan digunakan?<br />

Penting untuk mempertimbangkan kebutuhan rancangan sampling untuk mendeteksi<br />

perubahan, terutama jika rancangan sampling dimaksudkan untuk menghasilkan hasil<br />

yang akan dinilai menggunakan parameter statistik seperti ANOVA. Seorang ahli<br />

statistik harus terlibat dalam perancangan sejak awal. Diperlukan banyak stasiun<br />

kontrol, dan sejumlah ulangan yang cukup diperlukan di semua tingkat rancangan<br />

sampling. Jika tujuannya adalah untuk mendeteksi perubahan pada terumbu tertentu,<br />

maka diperlukan adanya ulangan dalam terumbu tersebut. Rancangan bertingkat adalah<br />

solusi yang berguna (Oxley, 1997). Perhatian yang sama terhadap ruang dapat<br />

51


diterapkan terhadap waktu. Jika dibutuhkan perbandingan tahunan, maka ulangan<br />

temporal diperlukan pada interval waktu yang lebih kecil untuk mengetahui adanya<br />

variasi sub-tahunan. Sampling acak bertingkat biasanya paling sesuai untuk terumbu<br />

karang sehubungan dengan pola zonasi yang jelas. Biasanya, sebuah kombinasi<br />

analisa univariate dan multivariate adalah yang paling memberi kejelasan. Sebagai<br />

contoh, pendekatan univariate dapat digunakan dengan satu organisme seperti spesies<br />

lobster, sedangkan pendekatan ordinasi multivariate akan sangat bermanfaat untuk<br />

menilai kesehatan terumbu karang keseluruhan. Program monitoring Great Barrier Reef<br />

(Oliver et al, 1995) adalah contoh suatu pendekatan gabungan yang sangat baik.<br />

Sejumlah paket komputer personal yang dapat menangani tes multivariate yang sangat<br />

rumit dengan matriks yang besar, sekarang tersedia dengan harga terjangkau.<br />

Tingkat perubahan apa yang signifikan secara ekologis?<br />

Cukup mungkin bahwa perubahan menjadi signifikan secara statistik tanpa harus<br />

signifikan secara ekologis. Hal ini dapat terjadi jika ada peningkatan relatif kecil tapi<br />

seragam di banyak lokasi pada sampel yang luas. Perubahan dapat bersifat musiman<br />

atau karena beberapa faktor alami lainnya, yang bukan sesuatu yang harus<br />

dikhawatirkan oleh pengelola. Dengan kata lain, perubahan yang signifikan secara<br />

ekologis dapat terjadi, namun karena rancangan sampling, tidak dapat ditunjukan<br />

sebagai sesuatu yang signifikan secara statistik. Karenanya penting bahwa<br />

perencanaan tidak hanya mengandalkan interpretasi statistik perubahan, tetapi juga<br />

memutuskan dengan segera tingkat perubahan apa yang dipertimbangkan yang<br />

signifikan secara ekologis. Sebagai contoh, apa yang menyebabkan penurunan<br />

perbandingan karang mati dengan karang hidup, atau penurunan populasi ikan yang<br />

seperti apa yang dianggap cukup untuk menyebabkan kewaspadaan. Dengan melalui<br />

proses pengambilan keputusan ini secara formal mengenai perubahan apa yang<br />

dianggap penting sebelum perubahan terjadi, sebuah matriks keputusan dapat<br />

dikembangkan untuk memberikan gambaran jelas tujuan pengelola. Banyak pengelola<br />

mengira bahwa 50% atau lebih perubahan dalam 1 tahun periode akan memerlukan<br />

tindakan pengelolaan.<br />

Bagaimana menentukan penyebab suatu perubahan yang sigifikan?<br />

Walaupun berbicara dengan tegas bukalah bagian dari rencana monitoring, tapi<br />

daripada rencana tindakan, sangat penting untuk memiliki mekanisme untuk<br />

menentukan penyebab perubahan penting terumbu secara statistik dan/atau ekologis.<br />

Prosedurnya dapat terdiri dari meningkatkan frekuensi atau jumlah lokasi untuk<br />

monitoring, menyiagakan tim ahli (tim respon cepat) untuk menyelidiki dan mendaftar<br />

metode yang dapat diterapkan. Kecuali suatu sistem direncanaan dengan segara,<br />

sebuah perubahan besar dapat terjadi dan penyebabnya akan selesai lama sebelum<br />

responnya bertemu.<br />

Apa pilihan tindakan pengelolaan terhadap respon perubahan?<br />

Sebagai bagian dari rencana tindakan, setelah terdeteksi adanya perubahan pada<br />

terumbu, dan penyebabnya sudah terdetesi atau ditentukan, sangat penting untuk<br />

menyiapkan daftar pilihan rencana untuk keputusan pengelolaan. Sebagai contohnya,<br />

jika penurunan spesies ikan tertentu tedeteksi, satu respon bisa jadi terlalu dekat<br />

dengan area penangkapan ikan. Jika sebagian kematian karang telah meningkat di<br />

lokasi penyelaman yang popular bagi wisatawan, dan hal ini diduga sebagian<br />

52


disebabkan oleh wisatawan, maka batasan jumlah wisatawan yang berkunjung setiap<br />

hari harus diterapkan.<br />

Ada banyak tipe perubahan yang dapat dimasukkan dalam “variasi alami”. Penting untuk<br />

tidak melakukan tindakan pengelolaan yang tidak seharusnya dan mungkin mahal untuk<br />

merespon perubahan alami. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menghindari<br />

mengikat pengelola ke dalam tindakan pengelolaan tertentu sebagai respon perubahan<br />

yang ada. Karenanya, rencana tindakan harus dirancang dalam menu pilihan tindakan<br />

yang mungkin dilakukan pengelola agar secara fleksibel dapat mengambil keputusan<br />

pengelolaan berdasarkan semua bukti yang ada.<br />

Apa saja kekurangan dari rancangan?<br />

Tidak ada <strong>program</strong> monitoring yang sempurna, dan ini berguna untuk mengulas kembali<br />

<strong>program</strong> dan mengidentifikasi kekurangan pada basis tahunan sehingga rencanarencana<br />

kemungkinan yang ada dapat dibuat untuk mengisi kekosongan. Program<br />

monitoring harus cukup fleksibel agar dapat dirubah sesuai kebutuhan di masa datang<br />

untuk menghasilkan informasi baru atau yang dibutuhkan.<br />

53


Pendanaan Berkelanjutan<br />

Merupakan prioritas pemerintah untuk mendanai sekolah, jalanan, rumah sakit dan<br />

militer. Kebutuhan untuk lingkungan biasanya adalah yang paling terakhir<br />

dipertimbangkan saat pengalokasian dana tahunan. Pendanaan untuk terumbu karang –<br />

salah satu komponen lingkungan – tidak akan menjadi prioritas bagi kebanyakan<br />

pemerintah. Oleh karenanya, menemukan pendanaan berkelanjutan untuk aktifitas<br />

edukasi, monitoring dan pengelolaan yang memenuhi misi Reef Check akan<br />

memerlukan pemikiran imajinasi. Peranan utama kantor pusar Reef Check adalah<br />

mencari sumber dana dan membantu tim mengembangkan proposal dan sponsor<br />

pendanaan.<br />

Beberapa tahun belakangan ini, jelas bahwa model terbaik yang harus dikejar oleh Reef<br />

Chcek adalah mendirikan dan mendaftarkan organisasi non-profit Reef Check di setiap<br />

negara dimana kami beroperasi. Selain pendaftaran legal, proses ini melibatkan<br />

pengumpulan grup orang-orang yang berpikiran serupa untuk bekerjasama mencapai<br />

tujuan bersama. Ada kekuatan dalam hal jumlah, keanekaragaman keahlian dan sebuah<br />

organisasi dengan misi yang jelas. Kami ingin mendorong semua koordinator nasional<br />

untuk membentuk sebuah LSM Reef Check formal dengan Dewan Direksi yang solid.<br />

Kami dapat membantu dengan model By-law, Articles of Incorporation dan Pernyataan<br />

Misi yang dapat diadaptasi untuk kebutuhan lokal.<br />

Pendanaan Pemerintah<br />

Pemerintah dari negara yang memiliki terumbu karang harus mengkontribusikan dana<br />

untuk memonitor dan mengelola terumbu karang. Adalah peranan Tim Reef Check<br />

untuk meyakinkan badan pemerintah bahwa ini termasuk dalam ketertarikan jangka<br />

panjang mereka. Cara paling baik untuk meyakinkan pemerintah untuk mendanai<br />

monitoring dan pengelolaan terumbu karang adalah dengan membentuk kelompok<br />

pendukung terumbu karang dan dengan menyediakan informasi yang berguna bagi<br />

badan pemerintahan yang bertanggungjawab untuk terumbu karang. Badan ini<br />

seringkali diminta untuk melaporkan status terumbu tapi biasanya mereka tidak<br />

mengetahui dan memiliki data mengenai statusnya. Dengan menyediakan laporan<br />

sederhana bagi staf pemerintah, mereka dapat meneruskannya ke pejabat senior<br />

pemerintahan. Cara lain yang sangat baik agar pemerintah tertarik untuk mendukung<br />

Reef Check adalah dengan mengundang staff dari semua badan terkait untuk<br />

berpartisipasi. Karena Reef Check sejatinya sangat menyenangkan, mereka akan<br />

mendukung. Dalam beberapa hal, mengundang seorang menteri atau presiden untuk<br />

berpartisipasi dalam Reef Check adalah strategi yang sangat bermanfaat karena akan<br />

memberikan kesan yang sangat positif dan pemberitaan yang baik untuk media.<br />

Sebuah contoh yang baik dari kolaborasi yang berhasil antara badan pemerintahan dan<br />

pihak swasta adalah Reef Check di Hongkong. Tim dari departemen pertanian,<br />

54


perikanan dan konservasi bergabung dengan koordinator lokal RC, toko selam, klub<br />

selam, LSM dan universitas. Masing masing kelompok menempatkan setidaknya satu<br />

tim untuk memonitor terumbu tertentu dan hasilnya dipublikasikan di Inggris dan China<br />

dalam AFDC dan website lainnya. Kolaborasi yang mengagumkan telah menghasilkan<br />

<strong>program</strong> monitoring berkala untuk terumbu di Hongkong. Bahkan masalah mereka<br />

sekarang adalah terlalu banyak tim yang ada, mereka kekurangan terumbu untuk di<br />

survei!<br />

Lihat : http://www.afcd.gov.hk/conservation/english/corals_<strong>reef</strong><strong>check</strong>.htm<br />

Pemerintah tidak harus selalu menyediakan dana tunai untuk mendukung monitoring.<br />

Dalam beberapa hal, penyediaan waktu oleh staf, ruang kerja, peminjaman kapal dsb.,<br />

akan lebih bernilai dari pada dana tunai. Jika anda tidak meminta pertolongan mengenai<br />

hal ini, anda tidak akan menerimanya.<br />

Dana bantuan<br />

Dana bantuan dapat diperoleh dari berbagai macam sumber. Ada lusinan yayasan<br />

philanthropic di Amerika Serikat yang berpotensi mendukung edukasi, monitoring dan<br />

pengelolaan terumbu karang. Tidak hanya itu, setiap tahunnya badan pemerintahan<br />

Amerika Serikat (NOAA) mengiklankan adanya dana bantuan untuk mendukung<br />

konservasi terumbu karang. Setiap kesempatan pendanaan ini memiliki batasan<br />

wilayah, karenanya tidak semua area dapat didukung setiap tahunnya, namun mereka<br />

juga terbuka untuk aplikasi yang berasal dari luar negri. Sebuah peranan utama kantor<br />

pusat Reef Check adalah membantu tim kami untuk menemukan dukungan dana<br />

bantuan untuk memulai dan mempertahankan <strong>program</strong> Reef Check hingga mereka<br />

dapat menyokong diri mereka sendiri. Tolong beritahu kamu jika anda ingin<br />

bekerjasama dengan kami untuk mengembangkan dana bantuan atau kunjungi:<br />

http://coral<strong>reef</strong>.noaa.gov/funding/welcome.html<br />

Proyek Kerjasama<br />

Beberapa organisasi melaksanakan Reef Check sebagai bagian ekspedisi ekoturisme<br />

dan bersedia mengumpulkan dana untuk membiayai aktifitas ini. Earthwatch adalah<br />

organisasi semacam itu dan melakukan lebih dari 100 ekspedisi dari semua jenisnya<br />

setiap tahun. Earthwatch ingin meningkatkan jumlah ekspedisi Reef Check. Earthwatch<br />

dapat menyediakan hingga sekitar $25,000 per ekspedisi Reef Check jika sebuah tim<br />

tertarik untuk melatih tamu yang telah membayar. Dana tersebut harus digunakan untuk<br />

sepenuhnya mendukung semua aspek ekspedisi (transportasi, konsumsi, penelitian)<br />

dengan sejumlah kecil honor tersedia bagi ketua tim. Tim Reef Check yang tertarik<br />

harus membaca dengan cermat petunjuk di website Earthwatch www.earthwatch.org<br />

dan mendiskusikan ekspedisi yang diajukan dengan kantor pusat Reef Check.<br />

Kelompok lainnya yang juga melaksanakan Reef sebagai bagian dari <strong>program</strong> mereka<br />

adalah Biosphere Expeditions, Coral Cay Conservation, Greenforce, Frontier dan<br />

Operation Wallacea. Kami menghargai bantuan kelompok – kelompok ini untuk<br />

dukungannya dalam monitoring dan konservasi. Kami mendorong semua koordinator<br />

kami untuk mempertimbangkan melakukan ekspedisi. Ini harus direncananya setidaknya<br />

setahun sebelumnya.<br />

Sponsor Terkait<br />

Pada kebanyan Negara, sponsorship adalah salah satu jenis pendanaan yang mudah<br />

untuk didapatkan dan ini dapat membangun hubungan yang baik untuk pendanaan di<br />

55


masa yang akan datang. Semua perusahaan perlu menjaga kesan yang “baik” di muka<br />

publik juga untuk menjual produk mereka melalui iklan. Reef Check menawarkan kedua<br />

kesempatan bagus ini kepada perusahaan- perusahaan. Dengan mensponsori suatu tim<br />

Reef Check, perusahaan bisa mendapatkan banyak perhatian media secara gratis jika<br />

tim mengundang media untuk menghadiri acara penggalangan dana atau promosi<br />

acara. Salah satu cara mudah untuk memberikan keuntungan instant bagi perusahaan<br />

adalah meminta mereka mensponsori kaos Reef Check yang memasukkan nama<br />

mereka sehingga pada saat penyelaman, si perusahaan juga bisa mempublikasikan<br />

namanya ke masyarakat.<br />

Pada umumnya, perusahaan Amerika Serikat dan Eropa sangat paham dengan nilai<br />

sponsorship ini, sedangkan perusahaan lokal mungkin kurang mengerti mengenai<br />

kesempatan ini. Sponsorship dari perusahaan biasanya bernilai $1000 sehingga akan<br />

sangat murah jika dilihat dari perspektif perusahaan. Perlu diingat bahwa perusahaan<br />

yang sama ini mungkin mengeluarkan puluhan ribu dolar atau lebih (tergantung ukuran<br />

perusahaan) untuk mencetak, dan iklan di radio dan televisi. Satu kali cetak di surat<br />

kabar atau majalah di Amerika Serikat dapat memakan biaya antara $50,000 dan<br />

$100,000. Jadi dengan adanya logo perusahaan dalam spanduk acara, merupakan<br />

sesuatu yang bernilai, sehingga makin besar acaranya, makin banyak orang yang<br />

melihat dan, makin tinggi nilainya.<br />

Banyak perusahaan seperti resor penyelaman dan hotel yang menyediakan donasi non<br />

“in-kind”seperti penggunaan fasilitas, kapal, perlengkapan selam dan waktu yang<br />

disediakan oleh staff. Hal tersebut juga sama berharganya, dan sangat penting<br />

memastikan bahwa semua donasi, tunai atau “in-kind”, dihargai dengan baik.<br />

Acara Penggalangan Dana<br />

Koordinator Negara dan tim harus mempertimbangkan rencana dan melakukan<br />

penggalangan dana untuk tim mereka. Cara terbaik untuk melakukan ini pertama – tama<br />

adalah dengan mendaftarkan Reef Check sebagai organisasi amal lokal atau non-profit.<br />

Ini akan meyakinkan pemberi bantuan dan sponsor bahwa semua dana yang<br />

dikumpulkan akan ditangani dengan baik. Status formal mengizinkan suatu grup untuk<br />

membuka rekening bank khusus untuk menangani dana Reef Check. Sebagai solusi<br />

sementara untuk tim yang belum membentuk LSM formal Reef Check, organisasi<br />

rekanan dapat dimintai untuk menangani keuangan.<br />

Acara penggalangan dana membutuhkan kerja keras, namun jika direncanakan dengan<br />

baik, akan dapat menggalan sejumlah besar dana. Setiap Negara memiliki suatu sistem<br />

yang berbeda dan koordinator Negara harus mempelajari jenis penggalangan dana<br />

yang umum dilakukan dinegara mereka sebelum mencobanya. Ada kemungkinan rugi<br />

jika menginvestasikan sejumlah uang untuk berlangsungnya acara penggalangan dana,<br />

sedangkan hadirin, donasi dan sponsorship didapat kurang baik.<br />

Untuk mengorganisir acara penggalangan dana, langkah pertama yang harus dilakukan<br />

adalah membentuk panitia acara dan menulis daftar tugas dan menugaskan anggota<br />

panitia. Acara tersebut harus direncanakan setahun sebelumnya. Reef Check telah<br />

melakukan acara penggalangan dana yang sukses di beberapa Negara, jadi jangan<br />

berpikir ini tidak mungkin dilakukan di Negara anda, hanya karena acara ini bersifat<br />

lingkungan.<br />

56


Aronson, R.B., P.S. Edmunds, W.F. Precht, D.W. Swanson and D.R. Levitan 1995.<br />

Large Scale, Long-Term Monitoring of Caribbean Coral Reefs: Simple, Quick,<br />

Inexpensive Techniques. Atoll Research Bulletin 421:1-19.<br />

CARICOMP 1991. Manual of Methods for Mapping and Monitoring of Physical and<br />

Biological Parameters in the Coastal Zone of the Caribbean. Caribbean Coastal Marine<br />

Productivity, Florida Institute of Oceanography. 35 pp.<br />

Carpenter, R.A. and J.E. Maragos 1989. How to Assess Environmental Impacts on<br />

Tropical Islands and Coastal Areas. Environment and Policy Institute, East-West Center,<br />

Honolulu, Hawaii, USA.<br />

Clarke, K.R. and R.M. Warwick 1997. Change in Marine Communities: An Approach to<br />

Statistical Analysis and Interpretation. Plymouth Marine Laboratory, Plymouth, UK.<br />

Crosby, M.P., G.R. Gibson, and K.W. Potts (eds). 1996. A Coral Reef Symposium on<br />

Practical, Reliable, Low Cost Monitoring Methods for Assessing the Biota and Habitat<br />

Conditions of Coral Reefs, January 26-27, 1995. Office of Ocean and Coastal Resource<br />

Pengelolaant, NOAA, Silver Spring, MD, USA. 80 pp.<br />

Dahl, A.L. 1981/84. Coral Reef Monitoring Handbook. South Pacific Commission,<br />

Noumea, New Caledonia (1981), Reference Methods for Marine Pollution Studies 25,<br />

UNEP (1984).<br />

English, S., C. Wilkinson and V. Baker 1997. Survei Manual for Tropical Marine<br />

Resources. Australian Institute of Marine Science, Townsville, Australia.<br />

Green, R.H. 1979. Sampling Design and Statistical Methods for Environmental<br />

Biologists. Wiley, New York, USA.<br />

Harding, S., C. Lowery, and S. Oakley 2002. Comparison between complex and simple<br />

<strong>reef</strong> survei techniques using volunteers: is the effort justified? Proceedings of the Ninth<br />

International Coral Reef Symposium, Bali. Vol 2: 883-890.<br />

Hill, J. and C. Wilkinson 2004. Methods for Ecological Monitoring of Coral Reefs: A<br />

Resource for Pengelolas. Australian Institute of Marine Science, Townsville, Australia.<br />

117 pp. http://www.aims.gov.au/pages/facilities/bookshop/monitoringmethods/<br />

monitoring-methods.html<br />

Hodgson, G. 1992. An Alternative to "Paper Parks". p. 35-45 In: Proc. International<br />

Conference on Conservation of Tropical Biodiversity, Kuala Lumpur 12-16 June, 1990.<br />

57


Hodgson, G. 1998. Reef Check and Sustainable Pengelolaant of Coral Reefs. Pp. 165-<br />

68. In: C. Wilkinson (ed) Status of Coral Reefs of the World: 1998. Australian Institute of<br />

Marine Science, Townsville, Australia 184 p.<br />

Hodgson, G. 1999. A Global Assessment of Human Effects on Coral Reefs. Marine<br />

Pollution Bulletin. 38/5: 345-355.<br />

Hodgson, G. 1999. Reef Check Global Survei Program: The First Step in Community-<br />

Based Pengelolaant. In: I. Dight, R. Kenchington, J. Baldwin (eds). Proc. International<br />

Tropical Marine Ecosystems Symposium, Townsville, Australia, November 1999. pp<br />

321-326.<br />

Hodgson, G. 1999. What is the Purpose of Monitoring Coral Reefs in Hawaii? p 15-26.<br />

In: Maragos, J.E. and R. Grober-Dunsmore (eds). Proceedings of the Hawaii Coral Reef<br />

Monitoring Workshop, June 8-11, 1998. Department of Land and Natural Resources and<br />

East-West Center for Development, Honolulu, HI, USA. 334 pages.<br />

Hodgson, G. 2000. Coral Reef Monitoring and Pengelolaant Using Reef Check.<br />

Integrated Coastal Zone Pengelolaant. 1(1): 169-176. Hodgson, G. and C.M. Stepath.<br />

1999. Using Reef Check for Long-Term Coral Reef Monitoring in Hawaii. p. 173-184. In:<br />

Maragos, J.E. and R. Grober-Dunsmore (eds).<br />

Proceedings of the Hawaii Coral Reef Monitoring Workshop, June 8-11, 1998.<br />

Department of Land and Natural Resources and East-West Center for Development,<br />

Honolulu, HI, USA. 334 pages.<br />

Hodgson, G and D. Ochavillo. 2006. MAQTRAC Marine Aquarium Trade Coral Reef<br />

Monitoring Protocol Field Manual. Reef Check Foundation. Pacific Palisades, California<br />

USA xx pp.<br />

Johannes, R.E. 1998. The Case for Data-Less Marine Resource Pengelolaant:<br />

Examples from Tropical Nearshore Finfish Fisheries. Trends in Ecology and Evolution<br />

13:243-246.<br />

Kenchington, R. and C.K. Looi 1994. Research and Monitoring for Marine Protected<br />

Areas. Module 8 p. 427-439 In: Staff Training Materials for the Pengelolaant of Marine<br />

Protected Areas. RCU/EAS Technical Reports Series No. 4. United Nations<br />

Environment Program, Regional Coordinating Unit, East Asian Seas Action Plan,<br />

Bankok, Thailand.<br />

McManus, J.W., M.C.A. Ablan, S.G. Vergara, B.M. Vallejo, L.A.B. Menez, K.P.K. Reyes,<br />

M.L.G. Gorospe, and L. Hlamarick 1997. ReefBase Aquanaut Survei Manual.<br />

International Center for Living Aquatic Resources Pengelolaant, Manila, Philippines.<br />

Oliver, J., G. De’Ath, T. Done, D. Williams, M. Furnas and P. Moran 1995. Long-Term<br />

Monitoring of the Great Barrier Reef. Status Report: Number 1 1995. Australian Institute<br />

of Marine Science. Townsville, Australia.<br />

Oxley, W.G. 1997. Sampling and Monitoring Design pp. 307-320 In: English, S., C.<br />

Wilkinson and V. Baker 1997 Survei Manual for Tropical Marine Resources. Australian<br />

Institute of Marine Science, Townsville, Australia<br />

58


Rogers, C. 1994. Coral Reef Monitoring Manual for the Caribbean and Western Atlantic.<br />

US National Park Service, Virgin Islands National Park, USVI.<br />

Stoddart, D.R. and R.E. Johannes (eds) 1978. Coral Reefs: Research Methods.<br />

UNESCO Monographs on Oceanographic Methodology 5, UNESCO, Paris. 581 pp.<br />

Underwood, A.J. 1993. The mechanics of Spatially Replicated Sampling Programmes to<br />

Detect Environmental Impacts in a Variable World. Australian Journal Of Ecology 18: 99-<br />

116.<br />

UNEP/AIMS 1993. Monitoring Coral Reefs for Global Change. Reference Methods for<br />

Marine Pollution Studies 61, UNEP, Nairobi.<br />

UNEP 1993. Training Manual on Assessment of the Quantity and Type of Land-Based<br />

Pollutant Discharges into the Mmarine and Coastal Environment. RCU/EAS Technical<br />

Reports Series No. 1, UNEP, Bangkok. 65 pp.<br />

UNEP/IAEA/IOC 1991. Standard Chemical Methods for Marine Environmental<br />

Monitoring. Reference Methods for Marine Pollution Studies 50, UNEP, Nairobi.<br />

UNESCO 1984. Comparing Coral Reef Survei Methods. UNESCO Reports in Marine<br />

Science 21. UNESCO, Paris.<br />

Wells, S.M. 1995. Reef Assessment and Monitoring Using Volunteers and Non-<br />

Professionals. Rosenstiel School of Marine and Atmospheric Science, University of<br />

Miami, Miami, Florida, USA.<br />

Wilkinson, C. and G. Hodgson 1999. Coral Reefs and the 1997-1998 Mass Bleaching<br />

and Mortality. Nature and Resources. 35(2):17-25.<br />

Wilkinson, C., O. Linden, H. Cesar, G. Hodgson, J. Rubens, and A. E. Strong. 1999.<br />

Ecological and Socioeconomic Impacts of 1998 Coral Bleaching in the Indian Ocean: an<br />

ENSO Impact and a Warning of Future Change? Ambio 28:188-196.<br />

59


A. Formulir Pendaftaran Reef Check<br />

Untuk berpartisipasi dalam Reef Check, anda harus mendaftarkan formulir pendaftaran,<br />

yang tersedia secara online di www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org atau lewat e-mail ke kantor pusat<br />

Reef Check Headquarters di rcregist@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org. Kami akan mengkonfirmasi<br />

status anda atau meminta informasi tambahan. Perhatikan bahwa ada satu persyaratan<br />

dasar Reef Check. Setiap tim harus beranggotakan penyelam Reef Check yang<br />

bersertifikasi yaitu telah mengikuti pelatihan formal sertifikasi Reef Check, dan/atau<br />

harus memiliki seorang dewan pengurus yang merupakan peneliti kelautan yang<br />

memenuhi syarat, untuk melatih tim mengenai metode survei, membantu<br />

mengidentifikasi dan membantu dalam menganalisa data. Tim yang tidak memiliki ahli<br />

kelautan yang memenuhi syarat juga diperbolehkan melaksanakan survei Reef Check,<br />

namun, kami tidak menerima data dari tim yang tidak terdaftar. Tolongn beritahu kami<br />

jika anda memiliki tim namun butuh bantuan untuk mendapatkan seorang ilmuwan.<br />

Tolong periksa dengan seksama daftar tim untuk menentukan apakah lokasi yang anda<br />

minati sudah terdaftar. Untuk menentukan dimana tepatnya lokasi yang akan disurvei<br />

oleh grup lainnya, anda harus menghubungi kami, atau ketua tim dari grup tersebut.<br />

Siapa yang dianggap sebagai seorang ahli kelautan yang memenuhi syarat? Kami<br />

membutuhkan peneliti dengan tingkat pendidikan Master atau PhD yang memiliki<br />

spesialisasi dalam ekologi laut tropis dan yang memiliki pengalaman melakukan survei<br />

transek bawah air. Dalam pertimbangan dasar individu, kami mencari ketua ilmiah yang<br />

dapat mengajar sendiri jika seorang peneliti terumbu yang kami kenal dapat<br />

memberikan jaminan mengenai kualifikasi mereka.<br />

60


Formulir Pendaftaran Reef Check<br />

Ketua Tim<br />

• Nama Depan:<br />

• Nama Belakang:<br />

• Alamat:<br />

• Kota:<br />

• Nagara Bagian (jika ada):<br />

• Negara:<br />

• Kode pos:<br />

• Telepon/fax:<br />

• E-mail:<br />

• Keanggotaan dalam klub selam atau organisasi lainnya<br />

• Jumlah anggota tim (tidak termasuk Ketua tim)<br />

• Apakah anda tinggal di sekitar daerah lokasi yang akan anda survei?<br />

o Jika Iya, berapa lam anda tinggal di daerah tersebut?<br />

o Jika tidak, berapa banyak anda mengunjungi/menyelam di daerah tersebut?<br />

Tim Peneliti (biarkan kosong jika anda ingin kami memasangkan anda dengan seorang ilmuwan)<br />

• Nama Depan:<br />

• Nama Belakang:<br />

• Pendidikan terringgi:<br />

o Bidang studi:<br />

o Universitas:<br />

o Durasi studi :<br />

• Institusi keanggotaan:<br />

• Telepon/fax:<br />

• E-mail:<br />

Informasi Lainnya<br />

• Apakah ada seseorang dalam tim anda yang pernah mengikuti survei Reef Check sebelumnya?<br />

o Ketua Tim?<br />

o Tim Peneliti?<br />

o Anggota tim lainnya?<br />

• Apakah anda atau tim peneliti anda pernah melakukan survei bawah air selain Reef Check? Toong<br />

jelaskan dengan singkat:<br />

• Apakah anda dan/atau tim peneliti merasa sudah mengidentifikasi spesies ikan/invertebrata di<br />

daerah ini dengan benar?<br />

Informasi Lokasi<br />

• Nama terumbu:<br />

• Kota terdekat:<br />

• Negara:<br />

• Rencana Tanggal survei:<br />

Dengan mendaftarkan formulir pendaftaran ini, tim kami memberikan ijin kepada Reef Check untuk<br />

menggunakan data yang kami masukkan untuk relasi publik dan dalam formulir ringkasan untuk publikasi<br />

Laporan ringkasan global. Penting: ketika mendaftarkan hard copy formulir ini, tolong cantumkan tanda<br />

tangan.<br />

Tanda tangan Tanggal<br />

Didaftarkan ke: rcregist@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org<br />

Reef Check Foundation<br />

PO Box 1057<br />

17575 Pacific Coast Highway<br />

Pacific Palisades, CA 90272-1057<br />

1-310-230-2371, 1-310-230-2360 (phone)<br />

1-310-230-2376 (fax)<br />

http://www.ReefCheck.org<br />

61


B. Surat Bebas Pertanggungjawaban<br />

Semua peserta harus menandatangani salinan formulir ini, sebelum mengambil bagian<br />

dalam semua aktifitas Reef Check.<br />

Surat Pernyataan Bebas Pertanggungjawaban Reef Check<br />

Saya mengakui bahwa Reef Check adalah sebuah <strong>program</strong> yang bersifat sukarela.<br />

Saya menyadari bahwa saya tidak harus berpartisipasi. Saya mengakui bahwa saya<br />

telah memilih untuk mengikuti metodologi survei Reef Check, karena ini merupakan<br />

salah satu cara yang sesuai untuk mendapatkan informasi ilmiah, dan bukan karena ini<br />

meminimalisir resiko apapun dari penyelaman scuba. Saya menyadari bahwa<br />

penyelaman scuba adalah aktifitas yang beresiko dan saya berani memikul semua<br />

resiko terkait dengan penyelaman scuba dalam cara apa pun terkait dengan Reef<br />

Check. Lebih lanjut, dengan ini saya membebaskan Reef Check atas semua tindakan<br />

lalai apapun terkait dengan aktifitas Reef Check. Saya telah memilih untuk melakukan<br />

kerja sukarela ini atas keinginan saya sendiri dengan tujuan untuk berkontribusi<br />

terhadap ilmu pengetahuan dan konservasi terumbu karang dan saya setuju bahwa<br />

saya, dan hanya saya, yang akan bertanggungjawab untuk keselamatan saya, dan<br />

semua luka yang mungin akan saya derita. Saya setuju bahwa saya tidak akan<br />

mengenakan tanggungjawab kepada Yayasan Reef Check atau personil terkait dengan<br />

semua hal tersebut diatas, apakah ia pegawai, agen, kontrakor bebas, ketua tim atau<br />

sukarelawan lainnya. Saya membebaskan mereka semua dari tanggungjawab apa pun<br />

atas keselamatan atau luka saya, yang mungkin saya derita saat dalam proses<br />

mengikuti metodologi survei Reef Check, atau deviasinya.<br />

Tanda tangan: _________________________________________ Tanggal: _________<br />

Nama Lengkap (Cetak): ____________________________________________<br />

62


C. Prosedur Penjaminan Kualitas<br />

Quality assurance (QA) – penjaminan data, adalah suatu sistem untuk memastikan<br />

bahwa prosedur yang dijalankan sesuai dengan yang ditetapkan, rencana tertulis, dan<br />

jika ada suatu kesalahan, dapat dengan cepat di deteksi, dilacak hingga ke orang yang<br />

bertangung jawab dan dikoreksi. Dokumen ini menegaskan prosedur untuk memastikan<br />

bahwa data yang diambil untuk survei Reef Check sudah dengan benar dimasukkan dan<br />

di daftarkan ke database global Reef Check untuk dianalisa. Salah satu tujuan Reef<br />

Check adalah untuk memonitor dan melaporkan kesehatan terumbu karang dalam<br />

sebuah basis global. Tapi ada banyak alasan untuk melakukan survei Reef Check selain<br />

melayani ilmu pengetahuan dan pemerintah; untuk edukasi, meningkatkan<br />

kesadartahuan masyarakat, sebagai alat pelatihan atau hanya untuk kesenangan.<br />

Namun, jika sebuah tim ingin mendaftarkan data ke database global, tim peneliti harus<br />

mengikuti prosedur QA yang dijabarkan dibawah ini<br />

Penyelaman<br />

Pemilihan Lokasi dan Lokasi Transek<br />

Tim peneliti bertanggungjawab untuk memilih lokasi survei dan memastikan bahwa<br />

transek diletakkan di lokasi yang sesuai. Untuk survei ulang, ini termasuk memastikan<br />

bahwa transek ada di lokasi yang sama seperti survei sebelumnya. Tim peneliti juga<br />

bertanggungjawab untuk memastikan bahwa formulir gambaran lokasi diisi, khususnya,<br />

informasi lokasi (koordinat). Tim Peneliti harus menggunakan pengetahuan kolektif tim<br />

untuk menyelesaikan formulir gambaran lokasi.<br />

Penugasan Sukarelawan<br />

Tim peneliti dan ketua tim harus memastikan bahwa sukarelawan ditugaskan sesuai<br />

dengan kemampuan mereka. Yakni, seseorang yang bagus dalam mengidentifikasi ikan<br />

sebaiknya tidak ditugaskan untuk melaksanakan survei invertebrata hingga<br />

menyelesaikan pelatihan yang cukup.<br />

Pengambilan data<br />

Tim peneliti bertanggungjawab untuk memeriksa prosedur pengambilan data yang<br />

dilaksanakan oleh sukarelawan. Ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan<br />

sukarelawan atau hanya dengan melihat dibalik pundak mereka saat mengambil data.<br />

Perhatian harus diberikan ke masalah potensial seperti: hilangnya indormasi (nama,<br />

tanggal, waktu dsb), salah informasi, salah identifikasi, salah jumlah, penggunaan tali<br />

pengukur tegak lurus dan penandaan transek sabuk yang tidak sesuai. Jika diketahui<br />

adanya permasalahan, harus segera dikoreksi dan berikan penjelasan nanti setelah di<br />

permukaan. Setiap sukarelawan harus menuliskan tugas apa yang sudah mereka<br />

selesaikan di sabak atau kertas.<br />

Pemeriksaan Data setelah penyelaman<br />

Di kapal /atau dipantai<br />

Setelah tim Reef Check menyelesaikan semua bagian survei dan telah kembali ke<br />

pantai (atau kapal), tim peneliti bertanggungjawab untuk segera mengulas data dan<br />

meminta klarifikasi data yang tidak sesuai dengan pengamatan peneliti. Jika perlu, dan<br />

setelah mendiskusikan masalah dengan tim, tim peneliti harus membenarkan kesalahan<br />

dan jika perlu, mensurvei ulang bagian yang bermasalah.<br />

63


Memasukkan data ke komputer<br />

Data mentah harus dimasukkan kedalam spreadlembar Excel pada hari survei<br />

(gambaran lokasi, transek sabuk ikan dan invertebrata dan substrat) atau memasukkan<br />

langsung ke website Reef Check. Pengaturan waktu penting, karena jika terdeteksi<br />

adanya error, akan ada waktu untuk memperbaikinya. Ini merupakan bagian penting dari<br />

QA karena lembar data elektronik telah diset untuk mengetahui beberapa tipe error<br />

seperti: kode substrat yang tidak benar dan salah menghitung substrat per transek.<br />

Sangat penting bahwa orang yang memasukkan data ke komputer meminta orang lain<br />

untuk memeriksa bahwa data yang di komputer sama dengan data yang terdapat pada<br />

lembar data asli. Tim peneliti bertanggungjawab untuk memastikan data sudah benar<br />

sebelum memasukkan data ke kantor pusat Reef Check.<br />

Mendaftarkan Data<br />

Setelah data mentah dipindahan ke lembar data Excel standar Reef Check, file tersebut<br />

harus di email sebagai attachment ke Manajer Data Reef Check rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org<br />

dan harus meminta konformasi. Tolong cantumkan daftar file yang di lampirkan (nama<br />

setiap file dan nama setiap terumbu). Sangat penting terutama untuk mencantumkan<br />

Negara, propinsi/Negara bagian dan lokasi dari setiap file yang dilampirkan. Ingatlah<br />

agar mengikuti petunjuk standar untuk menamai setiap file seperti yang terdapat pada<br />

buku pedoman Reef Check. Selain cara tersebut, data juga dapat dimasukkan langsung<br />

ke sistem WRAS Reef Check dengan menggunakan formulir web.<br />

Pemeriksaan Data di Kantor Pusat Reef Check<br />

File yang didaftarkan akan diperiksa oleh staf Reef Check, biasanya dalam kurun waktu<br />

seminggu setelah diterima. File akan dicetak dan ditambahkan ke buku data master.<br />

Staf akan memeriksa spreadlembar untuk memastikan bahwa data sesuai dengan<br />

prosedur Reef Check, yaitu:<br />

Semua informasi yang diperlukan tersedia<br />

Lembar subtrat hanya terdiri dari kode substrat yang benar<br />

Lembar substrat terdiri dari bagian transek dengan total masing-masing 40<br />

Outliers diperiksa<br />

Tabel outlier (Tabel 1) untuk transek sabuk digunakan untuk memeriksa validitas outlier<br />

yang ditemukan dalam penghitungan organisme. Tabel tersebut dihasilkan dari 6 tahun<br />

lebih data Reef Check di database. Untuk setiap empat daerah geografik, tabel<br />

mengindikasikan jumlah maksimum setiap organisme indikator (per 20m bagian transek)<br />

yang diijinkan tanpa harus diperiksa validasinya. Outlier maxima adalah rerata 10<br />

hitungan tertinggi setiap organisme dari semua transek 20 m dalam database pada<br />

3/28/2006. Jika sebuah penghitungan yang didaftarkan lebih tinggi dari yang diijinkan,<br />

maka akan diajukan sebuah pertanyaan yang meminta tim untuk memeriksa kebenaran<br />

jumlah. Jika diperlukan, akan diperlukan survei ulang untuk indikator tersebut. Jika<br />

diketahui adanya hal yang tidak sesuai, staf akan menghubungi tim peneliti untuk<br />

mencoba meralat kesalahan tersebut. Pemeriksa data di Kantor Pusat Reef Check akan<br />

menulis nama mereka dan tanggal di buku data pada pojok kanan bawah setiap data set<br />

yang telah mereka periksa. Data tersebut akan dipindah ke database Reef Check.<br />

64


Penyimpanan Data di Kantor Pusat<br />

Data yang diterima oleh kantor pusat akan disalin ke setidaknya dua tempat<br />

penyimpanan. Setiap hari database digunakan, data akan disalin ke alat pem-backup<br />

yang ada di Kantor Pusat. Setelah seminggu, database dan data akan disimpan dan<br />

ditempatkan di sebuah lokasi di luar kantor pusat. Data Reef Check tersedia online<br />

sebagai bagian dari sistem WRAS dan juga didaftarkan ke ReefBase dan dimasukkan<br />

kedalam database global terumbu karang mereka.<br />

65


Tabel 1. Tabel QA untuk definisi outlier transek sabuk<br />

INVERTEBRATA Indo-Pasifik Hawai’i Atlantik<br />

Laut<br />

Merah Teluk Arabia<br />

Banded coral shrimp 23 1 28 6 0<br />

Black urchin 24<br />

COTS 62 0 7 0<br />

Cowries 2 0<br />

Diadema 962 38 354 199 50<br />

Flamingo tongue 22<br />

Kima 467 74 0<br />

Gorgonian 927<br />

Lobster 6 1 9 1 1<br />

Pencil urchin 29 152 54 26 2<br />

Teripang 126 9 17<br />

Short spine urchin 213<br />

Tripneustes 33 59 117 8 0<br />

Triton 8 0 6 2 1<br />

Nilai dari database per 3/28/2006<br />

66


D. Pedoman Pelatihan Yang dianjurkan<br />

Pelatihan singkat Reef Check (2 hari)<br />

Hari 1 Pendahuluan PowerPoint Reef Check<br />

Video Reef Check (bila perlu berhenti untuk menjelaskan)<br />

Identifikasi Indikator dengan PowerPoint dan tes identifikasi<br />

Hari 2 Latihan snorkel di lapangan dan tes identifikasi<br />

Survei Scuba<br />

Memasukkan Data<br />

Pelatihan Pelatih Reef Check (2 – 5 hari penuh)<br />

Hari 1<br />

Pagi hari Pendahuluan dan tujuan pelatihan/Reef Check<br />

Mengulas aktifitas Reef Check di Negara X<br />

Mengulas metode Reef Check (pendahuluan dari PowerPoint Reef<br />

Check)<br />

Siang Pelatihan Video<br />

Praktek metode di darat (semua orang jalan seolah melakukan survei)<br />

Hari 2<br />

Pagi hari latihan bersnorkel Reef Check<br />

Memperkirakan ukuran ikan 20 dan 30 cm<br />

Siang Hari Diskusi sesi latihan Reef Check dan mengulas PowerPoint<br />

Tes Identifikasi PowerPoint plus umpan balik<br />

Pendahuluan mengenai monitoring jangka panjang<br />

Hari 3<br />

Pagi hari Tes identifikasi scuba Reef Check<br />

Siang Hari Diskusi scuba Reef Check<br />

Memasukkan data dan penjaminan kualitas<br />

Hari 4<br />

Pagi hari Latihan manta tow untuk memilih lokasi (jika jarak pandang<br />

memungkinkan)<br />

Scuba Reef Check<br />

Jika jarak pandang buruk – maka hanya lakukan scuba Reef Check<br />

Siang Hari Interpretasii dan menganalisa data Reef Check<br />

Hari 5<br />

Pagi hari Scuba Reef Check atau mengulas tes identifikasi scuba<br />

Siang Hari Rancangan monitoring jangka panjang<br />

Finasial jangka panjang<br />

67


E. Organisme Indikator Reef Check<br />

I N D I K A T O R D I A T L A N T I K / K A R I B I A<br />

Ikan:<br />

Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />

Ikan Kepe- Kepe (Semua spesies) Chaetodontidae Penangkapan Berlebih<br />

Penangkapan ikan hias<br />

Grunts/Margates Haemulidae Penangkapan Berlebih<br />

Kakap Lutjanidae Penangkapan Berlebih<br />

Ikan Kakak Tua (> 20 cm) Scaridae Penangkapan Berlebih<br />

Moray Eel (Semua spesies) Muraenidae Penangkapan Berlebih<br />

Kerapu (semua >30 cm) Serranidae Penangkapan Berlebih<br />

Nassau Grouper Epinephalus striatus Penangkapan Berlebih<br />

Ikan Kepe- Kepe (semua<br />

spesies)<br />

Chaetodontidae<br />

Indikator penangkapan berlebih dan<br />

perdagangan ikan hias<br />

Contoh: Four-eye butterflyfish<br />

Grunts/Margates<br />

Haemulidae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Contoh: White margate<br />

Snapper<br />

Lutjanidae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Contoh: Schoolmaster snapper<br />

68<br />

Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />

John E. Randall<br />

Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)


Ikan Kakak tua (semua ><br />

20cm)<br />

Scaridae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Contoh: Princess parrotfish<br />

Moray Eel (semua spesies)<br />

Muraenidae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Contoh: Spotted moray<br />

Kerapu (any > 30 cm)<br />

Serranidae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Contoh: Yellowfin grouper<br />

Nassau Grouper<br />

Epinephalus striatus<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

I N D I K A T O R DI A T L A N T I K / K A R I B I A<br />

69<br />

Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />

Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />

Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />

John E. Randall


Invertebrata:<br />

I N D I K A T O R DI A T L A N T I K / K A R I B I A<br />

Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />

Banded Coral Shrimp Stenopus hispidus Penangkapan ikan hias<br />

Long-spined Black Sea Urchin Diadema spp. Penangkapan berlebih<br />

Pencil Urchin Eucidaris spp Perdagangan suvenir<br />

Sea Egg/Collector Urchin Tripneustes spp. Penangkapan berlebih<br />

Triton Charonia variegata Perdagangan suvenir<br />

Flamingo Tongue Cyphoma gibbosum Penangkapan ikan hias<br />

Gorgonian Berkaitan dengan Flamingo tongue dan<br />

Penyakit<br />

Lobster (spiny dan slipper/batu) Malacostraca (Decapoda) Penangkapan berlebih<br />

Banded Coral Shrimp<br />

Stenopus hispidus<br />

Indikator penangkapan utuk ikan hias<br />

akuarium<br />

Long-spined Black Sea<br />

Urchin<br />

Diadema antillarum<br />

Sedikitnya kelimpahan mereka, mungkin<br />

mengdindikasikan penyalit bulu babi; tingginya<br />

jumlah mereka merupakan indikator<br />

penangkapan belebih pada predator Bulu Babi<br />

Pencil Urchin<br />

Eucidaris spp.<br />

Indikator penangkapan untuk perdagangan<br />

suvenir<br />

Collector Urchin/Sea Egg<br />

Tripneustes spp.<br />

Indikator penangkapam berlebih<br />

70<br />

Jeff Jefford<br />

Gregor Hodgson<br />

Trish Baily<br />

Trish Baily


Triton<br />

Charonia variegate<br />

Indikator penangkapan untuk suvenir<br />

Flamingo Tongue<br />

Cyphoma gibbosum<br />

Indikator penangkapan untuk ikan hias<br />

Gorgonian<br />

Indikator terkait dengan adanya Flamingo<br />

tongue dan penyait<br />

Contoh: sea fans (left), sea whips (right)<br />

Lobster (spiny dan<br />

slipper/batu)<br />

Malacostraca (Decapoda)<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

I N D I K A T O R DI A T L A N T I K / K A R I B I A<br />

71<br />

www.jaxshells.org<br />

Ruben Torres<br />

Gregor Hodgson


I N D I K A T O R I N D O - P A S I F I K<br />

Ikan:<br />

Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />

Ikan Kepe-Kepe (semua spesies) Chaetodontidae Penangkapan Berlebih<br />

Penangkapan Ikan hias<br />

Grunts/Sweetlips Haemulidae Penangkapan Berlebih<br />

Ikan Kakak tua (> 20 cm) Scaridae Penangkapan Berlebih<br />

Moray Eel (semua spesies) Muraenidae Penangkapan Berlebih<br />

Kerapu /Coral Trout (semua >30 cm) Serranidae Penangkapan Berlebih<br />

Perdagangan Ikan hidup<br />

Barramundi Cod Cromileptes altivelis Penangkapan Berlebih<br />

Perdagangan Ikan hidup<br />

Penangkapan dengan menembak<br />

Bumphead Parrotfish Bolbometopon muricatum Penangkapan Berlebih<br />

Humphead (Napolean) Wrasse Cheilinus undulatus Penangkapan Berlebih<br />

Perdagangan Ikan hidup<br />

Ikan Kepe-Kepe (semua<br />

spesies)<br />

Chaetodontidae<br />

Indikator penangkapan berlebih &<br />

perdagangan ikan hias<br />

Contoh: Vagabond butterflyfish<br />

Grunts/Sweetlips<br />

Haemulidae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Contoh: Plectorhincus spp.<br />

Snapper<br />

Lutjanidae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Contoh: Kakap bluestripe biasa<br />

72<br />

Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />

John E. Randall<br />

Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)


Barramundi Cod<br />

Cromileptes altivelis<br />

Indikator penangkapan berlebih, perdagangan<br />

ikan hidup dan penangkapan dengan senapan<br />

Humphead (Napolean)<br />

Wrasse<br />

Cheilinus undulates<br />

Indikator penangkapan berlebih dan<br />

perdagangan ikan hidup<br />

Bumphead Parrotfish<br />

Bolbometopon muricatum<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Ikan Kakak Tua (semua><br />

20cm)<br />

Scaridae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Moray Eel (semua spesies)<br />

Muraenidae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Contoh: Yellow edged moray<br />

Grouper/Coral Trout<br />

(semua > 30 cm)<br />

Serranidae<br />

Indikator penangkapan berlebih dan<br />

perdagangan ikan hidup<br />

Contoh: Coral trout<br />

I N D I K A T O R I N D O - P A S I F I K<br />

73<br />

Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />

John E. Randall<br />

John E. Randall<br />

John E. Randall<br />

Dee Wescott<br />

John E. Randall


Invertebrata:<br />

I N D I K A T O R I N D O - P A S I F I K<br />

Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />

Banded Coral Shrimp Stenopus hispidus Aquarium collection<br />

Long-spined Black Sea Urchin Diadema spp. & Echinothrix diadema Penangkapan Berlebih<br />

Pencil Urchin Heterocentrotus mammilatus Perdagangan untuk suvenir<br />

Sea Egg/Collector Urchin Tripneustes spp. Penangkapan Berlebih<br />

Bulu Seribu Acanthaster planci Merebaknya populasi<br />

Triton Charonia tritonis Perdagangan untuk suvenir<br />

Lobster (spiny dan slipper/batu) Malacostraca (Decapoda) Penangkapan Berlebih<br />

Kima (catat ukuran/spesies) Tridacna spp. Penangkapan Berlebih<br />

Teripang yang bisa dimakan (3 spesies) Penangkapan Beche-de-mer<br />

Prickly Redfish Thelenota ananas<br />

Greenfish Stichopus chloronotus<br />

Pinkfish Holothuria edulis<br />

Banded Coral Shrimp<br />

Stenopus hispidus<br />

Indikator penangkapan untuk ikan hias<br />

Long-spined Black Sea<br />

Urchin<br />

Diadema spp., Echinothrix<br />

diadema<br />

Jika jumlahnya banyak, indikator penangkapan<br />

berlebiih predator bulu Babi<br />

Pencil Urchin<br />

Heterocentrotus mammillatus<br />

Indikator penangkapan untuk suvenir<br />

74<br />

Dee Wescott<br />

Gregor Hodgson<br />

Gregor Hodgson


Collector Urchin<br />

Tripneustes spp.<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Bulu Seribu<br />

Acanthaster planci<br />

Indikator merebaknya populasi Bulu Seribu<br />

Triton<br />

Charonia tritonis<br />

Indikator pengambilan untuk perdagangan<br />

suvenir<br />

Lobster (spiny dan<br />

slipper/batu)<br />

Malacostraca (Decapoda)<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Kima (berikan ukuran dan<br />

Spesies)<br />

Tridacna spp.<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

I N D I K A T O R I N D O - P A S I F I K<br />

75<br />

Gregor Hodgson<br />

Mark Rosenstein<br />

Jeff Jeffords<br />

Karenne Tun<br />

Chuck Savall


Teripang yang bisa dimakan<br />

(3 spesies)<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Contoh:<br />

Prickly Redfish<br />

Thelenota ananas<br />

Indikator penangkapan beche-de-mer<br />

Greenfish<br />

Stichopus chloronotus<br />

Indikator penangkapan beche-de-mer<br />

Pinkfish<br />

Holothuria edulis<br />

Indikator penangkapan beche-de-mer<br />

I N D I K A T O R I N D O - P A S I F I K<br />

76<br />

Karenne Tun<br />

Karenne Tun<br />

Gregor Hodgson


I N D I K A T O R H A W A I ‘ I<br />

Ikan:<br />

Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />

Bluestripe Snapper (Ta'ape) Lutjanus kasmira Penangkapan berlebih<br />

Jacks (Ulu) Carangidae Penangkapan berlebih<br />

Peacock Grouper (Roi) Cephalopholis arus Penangkapan berlebih<br />

Ikan Kakaktua (>20cm) (Uhu) Scaridae Penangkapan berlebih<br />

Ikan kepe Kepe (Semua spesies) Chaetodontidae Penangkapan berlebih<br />

Penangkapan untuk ikan hias<br />

Kakap Lutjanidae Penangkapan berlebih<br />

Orangespine Unicornfish (Umauma-lei) Naso lituratus Penangkapan berlebih<br />

Perdagangan Ikan hias<br />

Moray Eel (Puhi) Muraenidae Penangkapan berlebih<br />

Penangkapan dengan senapan<br />

Yellow Tang (Lau'ipala) Zebrasoma flavescens Perdagangan Ikan hias<br />

Yellow(fin) Goatfish (Weke-ula) Mullodichthys vanicolensis Penangkapan berlebih<br />

Ikan Kepe-Kepe<br />

Chaetodontidae<br />

Indikator penangkapan berlebih dan<br />

perdagangan ikan hias<br />

Blueline Snapper (Ta'ape)<br />

Lutjanus kasmira<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Jacks (Ulu)<br />

Carangidae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

77<br />

Dee Wescott<br />

John E. Randall<br />

John E. Randall


Yellow(fin) Goatfish<br />

(Wekeula)<br />

Mullodichthys vanicolensis<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Ikan Kakaktua (Uhu) (> 20<br />

cm)<br />

Scaridae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Yellow Tang (Lau'ipala)<br />

Zebrasoma flavescens<br />

Indikator perdagangan ikan hias<br />

Kakap<br />

Lutjanidae<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Moray Eel<br />

Muraenidae<br />

Indikator penangkapan berlebih dan<br />

penangkapan dengan senapan<br />

Contoh: Spotted eel<br />

I N D I K A T O R H A W A I ‘ I<br />

78<br />

John E. Randall<br />

Dee Wescott<br />

John E. Randall<br />

John E. Randall<br />

John E. Randall


Orangespine Unicornfish<br />

(Umauma-lei)<br />

Naso lituratus<br />

Indikator penangkapan berlebih dan<br />

perdagangan ikan hias<br />

Peacock Grouper (Roi)<br />

Cephalopholis arus<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

I N D I K A T O R H A W A I ‘ I<br />

79<br />

John E. Randall<br />

Dee Wescott


Invertebrata:<br />

I N D I K A T O R H A W A I ‘ I<br />

Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />

Banded Coral Shrimp Stenopus hispidus Koleksi ikan hias<br />

Long-spined Black Sea Urchin Diadema spp. dan Echinothrix diadema Penangkapan berlebih<br />

Pencil Urchin Heterocentrotus mammilatus Koleksi<br />

Collector Urchin Tripneustes spp. Penangkapan berlebih<br />

Lobster (spinydan slipper/batu) Malacostraca (Decapoda) Penangkapan berlebih<br />

Cowries Cypraeidae Perdagangan suvenir<br />

Triton Charonia tritonis Penangkapan berlebih<br />

Bulu Seribu Acanthaster planci Merebaknya populasi<br />

Banded Coral Shrimp<br />

Stenopus hispidus<br />

Indikator koleksi Ikan Hias<br />

Long-spined Black Sea<br />

Urchin<br />

Diadema spp., Echinothrix<br />

diadema<br />

Jika jumlahnya banyak, indikator adanya<br />

penangkapan berlebih dari predator bulu babi<br />

Pencil Urchin<br />

Heterocentrotus mammilatus<br />

Indikator koleksi<br />

Collector Urchin<br />

Tripneustes spp.<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

80<br />

Dee Wescott<br />

Gregor Hodgson<br />

Gregor Hodgson<br />

Gregor Hodgson


Lobster (spiny and<br />

slipper/rock)<br />

Malacostraca (Decapoda)<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Cowries<br />

Cypraeidae<br />

Indikator perdagangan untuk suvenir<br />

Triton<br />

Charonia tritonis<br />

Indikator penangkapan berlebih<br />

Bulu Seribu<br />

Acanthaster planci<br />

Indikator merebaknya populasi Bulu Seribu<br />

I N D I K A T O R H A W A I ‘ I<br />

81<br />

Mark Rosenstein<br />

Dr. James P. McVey, NOAA Sea Grant Program<br />

Karenne Tun<br />

Jeff Jeffords


F. Lembar data Lapangan<br />

Formulir Gambaran Lokasi<br />

82


Formulir Transek Sabuk (Atlantik/Karibia)<br />

84

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!