PROFILBersama suami dan Dubes RI untuk Kesultanan-Oman, Bapak Sukanto di kegiatan InafestRENYFEBYMembawa Perhiasan Indonesia MenduniaLulusan Fakultas Hukum <strong>UI</strong> 1995 ini pernah menjadi WanitaInspiratif Perempuan Untuk Negeri tahun 2009. Perhiasanbernamakan, Reny Feby Jewelry ini terkenal hinggamancanegara. Perhiasan bercirikan Indonesia ini dapat ditemuidi rumah perhiasan Pendhapa Pusthika, di lokasi elit Jakarta.Tentang cerita perhiasan Indonesia juga bisa ditemui dalambuku karya Reny, The ICONS of Jakarta.24alumni Edisi Mei-Juni, 2015Bagaimana awal terjun ke bisnisperhiasan?Setelah lulus kuliah, saya menikah,dan punya anak. Saya memutuskanuntuk tidak menjadi lawyer yang kerjakantoran fulltime dan harus punyakomitmen tinggi. Kemudian, sayamenjalankan bisnis macam-macam darimakanan, garmen, restoran, dan lainnyadengan segala suka dukanya.Jaman krismon 1998 saya mulaimenjadi sales perhiasan yang door todoor, membantu bisnis kakak nomordua. Lama kelamaan saya tertantanguntuk mempunyai barang dagangansendiri. Mulailah saya membuatperhiasan dengan tenaga outsourcing.Tahun 2008 saya beranikan mempunyaiworkshop dengan tenaga kerja sendiri.Desain saya buat sendiri, meski bukandengan estetika desainer. Ketika bisnisitu, saya ikut dalam organisasi IWAPI(Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia),diajak seorang teman.Desain perhiasan mahkota Renypernah digunakan Putri Indonesia2004-2005 oleh Artika Sari Devidan Nadine Chandrawinata. Apaciri khas perhiasan Anda?
PROFIL <strong>ALUMNI</strong>Saya suka membuat flora, bungabungaankhas Indonesia. Ada jugabentuk fauna, dan etnik Indonesialainnya. Semua tren perhiasan pernahsaya buat, tapi tetap ada cirinya sendiri.Bentuk-bentuk perhiasan yang pernahsaya buat ada dalam buku The Icons ofJakarta.Bagaimana bisnis ini bisaberkembang seperti sekarang ini?Tahun 2004, saya ikut seminar yangdiadakan oleh Indonesia-NetherlandAssociation. Waktu itu ada informasiSejenak selfie di Keditaan RI Omanmengenai dana CSR dari Belanda untukprogram bantuan usaha dengan syarat,usahanya sudah berjalan 3 tahun denganomset dan jumlah karyawan tertentu.Akhirnya, saya apply dan Alhamdulillahberhasil di-approve. Ini merupakanproject pertama yang mendapatkanbantuan dari PUM Netherlands SeniorExperts. Secara teknik, saya mendapatbantuan pula dari Marieke Beker,desainer produk ternama dari Tiffany& Co, De Rosa, Rossignoli, Gravallesedan pemilik Mabijoulie. Pastinya senangmemperoleh kesempatan ini. Saya takpernah membayangkan Reny Feby Jewelrysebesar sekarang ini. It’s my dream.Seperti apa dulu mimpi yangdiinginkan?Sejak bisnis perhiasan saya punyamimpi ingin mendirikan rumah modeseperti di Paris. Di mana ada semacamgaleri khusus yang menjual perhiasan. Taksekedar toko perhiasan seperti yang adaselama ini. Di galeri perhiasan ini orangbisa merasa nyaman, bisa duduk-duduk,sambil menikmati keindahannya. Sayarasa di sini belum ada galeri semacam itu.Apa upaya untuk mewujudkan mimpitersebut?Kebetulan saya juga punya butik disekitar Kebayoran. Beberapa kali haruspindah tempat karena sewa. Sampaiakhirnya saya mempunyai keinginanuntuk bisa membeli rumah untukdijadikan galeri, bukan untuk ditempati.Saat itu saya tahu mimpi itu tak akantercapai karena harga rumah mahalsekali. Rasanya, tak akan pernah sampaijumlah uang saya untuk membeli rumahdi sana.Seiring dengan mimpi dankeinginan yang mengebu-ngebu itu,Masa Kuliah di <strong>UI</strong>saya terus bekerja dan bekerja. Kalau sayamembeli majalah-majalah ketika ke luarnegeri, saya gunting gambar-gambargaleri yang ada dan saya tempel sampaikaca kamar penuh tempelan. Saya jugaselalu mengafirmasikan mimpi saya disetiap doa agar bisa terwujud.Alhamdulillah, entah bagaimanacaranya ada saja rezeki dan jalan yangtak terduga. Sampai akhirnya saya diberikemampuan untuk bisa mendapatkanrumah di kawasan strategis. Ini sangatsaya syukuri dan saya wujudkan mimpinyadengan mendirikan Pendhapa Pusthika,yang berarti Rumah Perhiasan. Terusterang, terwujudnya ini seperti suatumujizat. Pendhapa Pusthika adalah galeriyang sangat saya idamkan. Selain tempatuntuk perhiasan, berbagai aktivitas bisadilakukan di sini seperti acara talkshow,fashion show, dan lain-lain.Apa makna mimpi bagi Anda?Bagi saya, kita memang harusmempunyai mimpi, sekalipun mimpiyang mungkin tidak bisa kita capai. Ya,namanya juga dreams. Contoh, sayaingin rumah besar tapi saat itu uangyang kita punya mungkin tak seberapa.Tapi yakinlah selalu ada jalan. Pastinya,dengan mimpi orang akan berusahabekerja keras untuk bisa mencapainya.Sebagai womanpreneur, yang pernahmemperoleh penghargaan World CraftCouncil Award of Excellence for Handicrafts20<strong>14</strong> South East Asia Programme 20<strong>14</strong>dan INACRAFT Award 20<strong>14</strong> for MeritPrize 20<strong>14</strong>, Reny juga mendirikan Inafest,kegiatan Festival Indonesia di luar negeriyang mendapat dukungan dari KedutaanIndonesia, Kementerian Perindustrian, danPerdagangan.Bisa diceritakan mengenai Inafestyang Anda dirikan?Saya sudah lamabergerak di bisnisperhiasan sehingga seringdiminta mengajar tentangperhiasan Indonesia.Terutama di KementerianLuar Negeri untuk paraisteri duta besar Indonesiayang akan menjalankantugas. Sejak tahun 2003itu saya banyak menjalinpertemanan denganpara Dubes besertaistrinya. Karena itu sayasering diundang mereka.Kemudian saya terpikir untuk membawaserta teman-teman wanita pengusahalainnya. Ini dalam rangka mempromosikanproduk-produk karya pengusaha wanitaIndonesia di luar negeri. Untuk tujuanitulah saya membuat Inafest yang sifatnyanonprofit di tahun 2013.Tahun pertama Inafest berdiri, sayamembawa 10 pengusaha wanita ke Kuwait.Berikutnya sebanyak 26 orang ke EropaTimur, Budapest dan ke Vienna. Di tahun2015 ini kami ke Doha, Qatar, dan Muscat,Oman. Belum lama selesai, saya sudah haruspergi lagi ke Ukrania. Begitulah, saya jadisering traveling.Aktivitas yang banyak menyita waktukeluarga ini cukup bisa dimaklumi olehketiga buah hatinya, Inas Syadzwina (19),Syuja M. Abian (<strong>14</strong>), dan Sulthan Athallah(12). Bahkan untuk beberapa kesempatan,tampak sang suami Arief M. Heru Saktiawanturut serta mendampingi Reny beraktivitas.Kebanyakan hari-hari saya full meetingdengan banyak orang. Untuk keluargabiasanya di Sabtu-Minggu, denganmain sepeda, berenang, atau traveling.Sayangnya, dua tahun belakangan sulitpergi bersama dengan anak-anak. Apalagiyang bungsu bulan depan ikut InterchangeProgramme ke Italy. Jadi, sulit cari waktubersama-sama. (Dedeh/ft: pribadi)Edisi Mei-Juni, 2015alumni25