11.07.2015 Views

UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.pdf - Komisi ...

UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.pdf - Komisi ...

UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.pdf - Komisi ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Dengan persetujuanDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIAMEMUTUSKAN :Menetapkan :UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.BAB IKETENTUAN UMUMPasal 1Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :1. <strong>Perlindungan</strong> konsumen adalah segala upaya yang menjaminadanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepadakonsumen.2. <strong>Konsumen</strong> adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yangtersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untukdiperdagangkan.3. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha,baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukumyang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalamwilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupunbersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usahadalam berbagai bidang ekonomi.4. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupuntidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai,dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.5. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasiyang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan olehkonsumen.6. Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasisuatu barang dan/atau jasa untuk menarik minat beli konsumenterhadap barang dan/atau jasa yang akan dan sedangdiperdagangkan.7. Impor barang adalah kegiatan memasukkan barang ke dalamdaerah pabean.8. Impor jasa adalah kegiatan penyediaan jasa asing untuk digunakandi dalam wilayah Republik Indonesia.9. Lembaga <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Swadaya Masyarakat adalahlembaga non-Pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh Pemerintahyang mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen.10. Klausula Baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syaratsyaratyang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secarasepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumendan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi olehkonsumen.


11. Badan Penyelesaian Sengketa <strong>Konsumen</strong> adalah badan yangbertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelakuusaha dan konsumen.12. Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional adalah badan yangdibentuk untuk membantu upaya pengembangan perlindungankonsumen.13. Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggungjawabnya meliputi bidang perdagangan.BAB IIASAS DAN TUJUANPasal 2<strong>Perlindungan</strong> konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan,keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum.Pasal 3<strong>Perlindungan</strong> konsumen bertujuan :1. meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumenuntuk melindungi diri;2. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan caramenghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/ataujasa;3. meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;4. menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandungunsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untukmendapatkan informasi;5. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnyaperlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur danbertanggungjawab dalam berusaha;6. meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjaminkelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.Hak konsumen adalah :BAB IIIHAK DAN KEWAJIBANBagian PertamaHak dan Kewajiban <strong>Konsumen</strong>Pasal 41. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalammengkonsumsi barang dan/atau jasa;2. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barangdan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi sertajaminan yang dijanjikan;


3. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi danjaminan barang dan/atau jasa;4. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/ataujasa yang digunakan;5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upayapenyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur sertatidak diskriminatif;8. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/ataupenggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidaksesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;9. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundanganlainnya.Kewajiban konsumen adalah :Pasal 5a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedurpemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanandan keselamatan;b. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barangdan/atau jasa;c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungankonsumen secara patut.Bagian KeduaHak dan Kewajiban Pelaku UsahaHak pelaku usaha adalah :Pasal 6a. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatanmengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yangdiperdagangkan;b. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumenyang beritikad tidak baik;c. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalampenyelesaian hukum sengketa konsumen;d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukumbahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/ataujasa yang diperdagangkan;e. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundanganlainnya.Pasal 7Kewajiban pelaku usaha adalah :


a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisidan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasanpenggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujurserta tidak diskriminatif;d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/ataudiperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barangdan/atau jasa yang berlaku;e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/ataumencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminandan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yangdiperdagangkan;f. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugianakibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/ataujasa yang diperdagangkan;g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabilabarang dan/atau jasa yang dterima atau dimanfaatkan tidak sesuaidengan perjanjian.BAB IVPERBUATAN YANG DILARANGBAGI PELAKU USAHAPasal 8(1) Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barangdan/atau jasa yang :a. tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yangdipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan;b. tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlahdalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atauetiket barang tersebut;c. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalamhitungan menurut ukuran yang sebenarnya;d. tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan ataukemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atauketerangan barang dan/atau jasa tersebut;e. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan,gaya, mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakandalam label atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut;f. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket,keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasatersebut;g. tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktupenggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu;h. tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimanapernyataan "halal" yang dicantumkan dalam label;i. tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yangmemuat nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi,aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan


alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yangmenurut ketentuan harus di pasang/dibuat;j. tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaanbarang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuanperundang-undangan yang berlaku.(2) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat ataubekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benaratas barang dimaksud.(3) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan panganyang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa memberikaninformasi secara lengkap dan benar.(4) Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2)dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajibmenariknya dari peredaran.Pasal 9(1) Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklan-kansuatu barang dan/atau jasa secara tidak benar, dan/atau seolah-olah :a. barang tersebut telah memenuhi dan/atau memiliki potongan harga,harga khusus, standar mutu tertentu, gaya atau mode tertentu,karakteristik tertentu, sejarah atau guna tertentu;b. barang tersebut dalam keadaan baik dan/atau baru;c. barang dan/atau jasa tersebut telah mendapatkan dan/atau memilikisponsor, persetujuan, perlengkapan tertentu, keuntungan tertentu,ciri-ciri kerja atau aksesori tertentu;d. barang dan/atau jasa tersebut dibuat oleh perusahaan yangmempunyai sponsor, persetujuan atau afiliasi;e. barang dan/atau jasa tersebut tersedia;f. barang tersebut tidak mengandung cacat tersembunyi;g. barang tersebut merupakan kelengkapan dari barang tertentu;h. barang tersebut berasal dari daerah tertentu;i. secara langsung atau tidak langsung merendahkan barang dan/ataujasa lain;j. menggunakan kata-kata yang berlebihan, seperti aman, tidakberbahaya, tidak mengandung risiko atau efek sampingan tanpaketerangan yang lengkap;k. menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti.(2) Barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaranguntuk diperdagangkan.(3) Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ayat (1) dilarangmelanjutkan penawaran, promosi, dan pengiklanan barang dan/atau jasatersebut.


Pasal 10Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untukdiperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan ataumembuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai :a. harga atau tarif suatu barang dan/atau jasa;b. kegunaan suatu barang dan/atau jasa;c. kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu barangdan/atau jasa;d. tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan;e. bahaya penggunaan barang dan/atau jasa.Pasal 11Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan melalui cara obral ataulelang, dilarang mengelabui/menyesatkan konsumen dengan :a. menyatakan barang dan/atau jasa tersebut seolah-olah telahmemenuhi standar mutu tertentu;b. menyatakan barang dan/atau jasa tersebut seolah-olah tidakmengandung cacat tersembunyi;c. tidak berniat untuk menjual barang yang ditawarkan melainkandengan maksud untuk menjual barang lain;d. tidak menyediakan barang dalam jumlah tertentu dan/atau jumlahyang cukup dengan maksud menjual barang yang lain;e. tidak menyediakan jasa dalam kapasitas tertentu atau dalam jumlahcukup dengan maksud menjual jasa yang lain;f. menaikkan harga atau tarif barang dan/atau jasa sebelummelakukan obral.Pasal 12Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankansuatu barang dan/atau jasa dengan harga atau tarif khusus dalam waktu danjumlah tertentu, jika pelaku usaha tersebut tidak bermaksud untukmelaksanakannya sesuai dengan waktu dan jumlah yang ditawarkan,dipromosikan, atau diiklankan.Pasal 13(1) Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, ataumengiklankan suatu barang dan/atau jasa dengan cara menjanjikanpemberian hadiah berupa barang dan/atau jasa lain secara cuma-cumadengan maksud tidak memberikannya atau memberikan tidak sebagaimanayang dijanjikannya.(2) Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankanobat, obat tradisional, suplemen makanan, alat kesehatan, dan jasapelayanan kesehatan dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupabarang dan/atau jasa lain.


Pasal 14Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untukdiperdagangkan dengan memberikan hadiah melalui cara undian, dilaranguntuk :a. tidak melakukan penarikan hadiah setelah batas waktu yangdijanjikan;b. mengumumkan hasilnya tidak melalui media masa;c. memberikan hadiah tidak sesuai dengan yang dijanjikan;d. mengganti hadiah yang tidak setara dengan nilai hadiah yangdijanjikan.Pasal 15Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa dilarang melakukandengan cara pemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan gangguanbaik fisik maupun psikis terhadap konsumen.Pasal 16Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa melalui pesanandilarang untuk :a. tidak menepati pesanan dan/atau kesepakatan waktu penyelesaiansesuai dengan yang dijanjikan;b. tidak menepati janji atas suatu pelayanan dan/atau prestasi.Pasal 17(1) Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang :a. mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan,kegunaan dan harga barang dan/atau tarif jasa serta ketepatanwaktu penerimaan barang dan/atau jasa;b. mengelabui jaminan/garansi terhadap barang dan/atau jasa;c. memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat mengenaibarang dan/atau jasa;d. tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang dan/ataujasa;e. mengeksploitasi kejadian dan/atau seseorang tanpa seizin yangberwenang atau persetujuan yang bersangkutan;f. melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan perundang-undanganmengenai periklanan.(2) Pelaku usaha periklanan dilarang melanjutkan peredaran iklan yang telahmelanggar ketentuan pada ayat (1).


BAB VKETENTUAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKUPasal 18(1) Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukanuntuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula bakupada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila:a. menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;b. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahankembali barang yang dibeli konsumen;c. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahankembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibelioleh konsumen;d. menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usahabaik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukansegala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibelioleh konsumen secara angsuran;e. mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang ataupemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen;f. memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasaatau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jualbeli jasa;g. menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupaaturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yangdibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumenmemanfaatkan jasa yang dibelinya;h. menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usahauntuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminanterhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.(2) Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak ataubentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yangpengungkapannya sulit dimengerti.(3) Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha padadokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal demi hukum.(4) Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang ber<strong>tentang</strong>andengan Undang-undang ini.BAB VITANGGUNG JAWAB PELAKU USAHAPasal 19(1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barangdan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.


(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupapengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenisatau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberiansantunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku.(3) Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) harisetelah tanggal transaksi.(4) Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkanpembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan.(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidakberlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebutmerupakan kesalahan konsumen.Pasal 20Pelaku usaha periklanan bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dansegala akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersebut.Pasal 21(1) Importir barang bertanggung jawab sebagai pembuat barang yangdiimpor apabila importasi barang tersebut tidak dilakukan oleh agen atauperwakilan produsen luar negeri.(2) Importir jasa bertanggung jawab sebagai penyedia jasa asing apabilapenyediaan jasa asing tersebut tidak dilakukan oleh agen atau perwakilanpenyedia jasa asing.Pasal 22Pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam kasus pidanasebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4), Pasal 20, dan Pasal 21merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha tanpa menutupkemungkinan bagi jaksa untuk melakukan pembuktian.Pasal 23Pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak memberi tanggapan dan/atautidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen sebagaimana dimaksuddalam Pasal 19 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), dapat digugatmelalui badan penyelesaian sengketa konsumen atau mengajukan ke badanperadilan di tempat kedudukan konsumen.Pasal 24(1) Pelaku usaha yang menjual barang dan/atau jasa kepada pelaku usahalain bertanggung jawab atas tuntutan ganti rugi dan/atau gugatan konsumenapabila:


a. pelaku usaha lain menjual kepada konsumen tanpa melakukanperubahan apa pun atas barang dan/atau jasa tersebut;b. pelaku usaha lain, di dalam transaksi jual beli tidak mengetahuiadanya perubahan barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh pelakuusaha atau tidak sesuai degan contoh, mutu, dan komposisi.(2) Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebaskan daritanggung jawab atas tuntutan ganti rugi dan/atau gugatan konsumen apabilapelaku usaha lain yang membeli barang dan/atau jasa menjual kembalikepada konsumen dengan melakukan perubahan atas barang dan/atau jasatersebut.Pasal 25(1) Pelaku usaha yang memproduksi barang yang pemanfaatannyaberkelanjutan dalam batas waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun wajibmenyediakan suku cadang dan/atau fasilitas purna jual dan wajib memenuhijaminan atau garansi sesuai dengan yang diperjanjikan.(2) Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawabatas tuntutan ganti rugi dan/atau gugatan konsumen apabila pelaku usahatersebut :a. tidak menyediakan atau lalai menyediakan suku cadang dan/ataufasilitas perbaikan;b. tidak memenuhi atau gagal memenuhi jaminan atau garansi yangdiperjanjikan.Pasal 26Pelaku usaha yang memperdagangkan jasa wajib memenuhi jaminandan/atau garansi yang disepakati dan/atau yang diperjanjikan.Pasal 27Pelaku usaha yang memproduksi barang dibebaskan dari tanggung jawabatas kerugian yang diderita konsumen, apabila :a. barang tersebut terbukti seharusnya tidak diedarkan atau tidakdimaksudkan untuk diedarkan;b. cacat barang timbul pada kemudian hari;c. cacat timbul akibat ditaatinya ketentuan mengenai kualifikasi barang;d. kelalaian yang diakibatkan oleh konsumen;e. lewatnya jangka waktu penuntutan 4 (empat) tahun sejak barangdibeli atau lewatnya jangka waktu yang diperjanjikan.Pasal 28Pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan gantirugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 23merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha.


BAB VIIPEMBINAAN DAN PENGAWASANBagian PertamaPembinaanPasal 29(1) Pemerintah bertanggung jawab atas pembinaan penyelenggaraanperlindungan konsumen yang menjamin diperolehnya hak konsumen danpelaku usaha serta dilaksanakannya kewajiban konsumen dan pelakuusaha.(2) Pembinaan oleh pemerintah atas penyelenggaraan perlindungankonsumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Menteridan/atau menteri teknis terkait.(3) Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan koordinasi ataspenyelenggaraan perlindungan konsumen.(4) Pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen sebagaimanadimaksud pada ayat (2) meliputi upaya untuk :a. terciptanya iklim usaha dan tumbuhnya hubungan yang sehat antarapelaku usaha dan konsumen;b. berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadayamasyarakat;c. meningkatnya kualitas sumber daya manusia serta meningkatnyakegiatan penelitian dan pengembangan di bidang perlindungankonsumen.(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan penyelenggaraanperlindungan konsumen diatur dengan Peraturan Pemerintah.Bagian KeduaPengawasanPasal 30(1) Pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen sertapenerapan ketentuan peraturan perundang-undangannya diselenggarakanoleh pemerintah, masyarakat, dan lembaga perlindungan konsumenswadaya masyarakat.(2) Pengawasan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh Menteri dan/atau menteri teknis terkait.(3) Pengawasan oleh masyarakat dan lembaga perlindungan konsumenswadaya masyarakat dilakukan terhadap barang dan/atau jasa yang beredardi pasar.(4) Apabila hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ternyatamenyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku dan


membahayakan konsumen, Menteri dan/atau menteri teknis mengambiltindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.(5) Hasil pengawasan yang diselenggarakan masyarakat dan lembagaperlindungan konsumen swadaya masyarakat dapat disebarluaskan kepadamasyarakat dan dapat disampaikan kepada Menteri dan menteri teknis.(6) Ketentuan pelaksanaan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud padaayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.BAB VIIIBADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONALBagian PertamaNama, Kedudukan, Fungsi, dan TugasPasal 31Dalam rangka mengembangkan upaya perlindungan konsumen dibentukBadan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional.Pasal 32Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional berkedudukan di Ibu Kota NegaraRepublik Indonesia dan bertanggung jawab kepada Presiden.Pasal 33Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional mempunyai fungsi memberikansaran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam upaya mengembangkanperlindungan konsumen di Indonesia.Pasal 34(1) Untuk menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33,Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional mempunyai tugas:a. memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalamrangka penyusunan kebijaksanaan di bidang perlindungankonsumen;b. melakukan penelitian dan pengkajian terhadap peraturanperundang-undangan yang berlaku di bidang perlindungankonsumen;c. melakukan penelitian terhadap barang dan/atau jasa yangmenyangkut keselamatan konsumen;d. mendorong berkembangnya lembaga perlindungan konsumenswadaya masyarakat;e. menyebarluaskan informasi melalui media mengenai perlindungankonsumen dan memasyarakatkan sikap keberpihakan kepadakonsumen;f. menerima pengaduan <strong>tentang</strong> perlindungan konsumen darimasyarakat, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat,atau pelaku usaha;


g. melakukan survei yang menyangkut kebutuhan konsumen.(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional dapat bekerja sama denganorganisasi konsumen internasional.Bagian KeduaSusunan Organisasi dan KeanggotaanPasal 35(1) Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional terdiri atas seorang ketuamerangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, sertasekurang-kurangnya 15 (lima belas) orang dan sebanyak-banyaknya 25 (duapuluh lima) orang anggota yang mewakili semua unsur.(2) Anggota Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional diangkat dandiberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri, setelah dikonsultasikankepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.(3) Masa jabatan ketua, wakil ketua, dan anggota Badan <strong>Perlindungan</strong><strong>Konsumen</strong> Nasional selama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.(4) Ketua dan wakil ketua Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional dipiliholeh anggota.Pasal 36Anggota Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional terdiri atas unsur :1. pemerintah;2. pelaku usaha;3. lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat;4. akademisi; dan5. tenaga ahli.Pasal 37Persyaratan keanggotaan Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional adalah:a. warga negara Republik Indonesia;b. berbadan sehat;c. berkelakuan baik;d. tidak pernah dihukum karena kejahatan;e. memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perlindungankonsumen; danf. berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun.


Pasal 38Keanggotaan Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional berhenti karena :a. meninggal dunia;b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;c. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia;d. sakit secara terus menerus;e. berakhir masa jabatan sebagai anggota; atauf. diberhentikan.Pasal 39(1) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasionaldibantu oleh sekretariat.(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorangsekretaris yang diangkat oleh Ketua Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional.(3) Fungsi, tugas, dan tata kerja sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dalam keputusan Ketua Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional.Pasal 40(1) Apabila diperlukan Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional dapat membentukperwakilan di Ibu Kota Daerah Tingkat I untuk membantu pelaksanaan tugasnya.(2) Pembentukan perwakilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebihlanjut dengan keputusan Ketua Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional.Pasal 41Dalam pelaksanaan tugas, Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional berkerjaberdasarkan tata kerja yang diatur dengan keputusan Ketua Badan <strong>Perlindungan</strong><strong>Konsumen</strong> Nasional.Pasal 42Biaya untuk pelaksanaan tugas Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasionaldibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja negara dan sumber lain yangsesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pasal 43Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong>Nasional diatur dalam Peraturan Pemerintah.BAB IXLEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMENSWADAYA MASYARAKATT


Pasal 44(1) Pemerintah mengakui lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakatyang memenuhi syarat.(2) Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat memiliki kesempatanuntuk berperan aktif dalam mewujudkan perlindungan konsumen.(3) Tugas lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat meliputi kegiatan:a. menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak dankewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam mengkonsumsi barangdan/atau jasa;b. memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannya;c. bekerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkanperlindungan konsumen;d. membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerimakeluhan atau pengaduan konsumen;e. melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadappelaksanaan perlindungan konsumen.(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas lembaga perlindungan konsumenswadaya masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam PeraturanPemerintah.BAB XPENYELESAIAN SENGKETABagian PertamaUmumPasal 45(1) Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melaluilembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelakuusaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum.(2) Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luarpengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.(3) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)tidak menghilangkan tanggungjawab pidana sebagaimana diatur dalam Undangundang.(4) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan,gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebutdinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yangbersengketa.Pasal 46(1) Gugatan atas pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh:


a. seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan;b. sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama;c. lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhisyarat, yaitu berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggarandasarnya menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan didirikannya organisasitersebut adalah untuk kepentingan perlindungan konsumen dan telahmelaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya;d. pemerintah dan/atau instansi terkait apabila barang dan/atau jasa yangdikonsumsi atau dimanfaatkan mengakibatkan kerugian materi yang besardan/atau korban yang tidak sedikit.(2) Gugatan yang diajukan oleh sekelompok konsumen, lembaga perlindungankonsumen swadaya masyarakat atau pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b, huruf c, atau huruf d diajukan kepada peradilan umum.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerugian materi yang besar dan/atau korbanyang tidak sedikit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur denganPeraturan Pemerintah.Bagian KeduaPenyelesaian Sengketa di luar PengadilanPasal 47Penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan diselenggarakan untukmencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan/ataumengenai tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terjadi kembali atau tidakakan terulang kembali kerugian yang diderita oleh konsumen.Bagian KetigaPenyelesaian Sengketa Melalui PengadilanPasal 48Penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan mengacu pada ketentuan<strong>tentang</strong> peradilan umum yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalamPasal 45.BAB XIBADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMENPasal 49(1) Pemerintah membentuk badan penyelesaian sengketa konsumen di DaerahTingkat II untuk penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan.(2) Untuk dapat diangkat menjadi anggota badan penyelesaian sengketa konsumen,seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut :a. warga negara Republik Indonesia;b. berbadan sehat;c. berkelakuan baik;


i. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksiahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud pada huruf g dan huruf h,yang tidak bersedia memenuhi panggilan badan penyelesaian sengketakonsumen;j. mendapatkan, meneliti dan/atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lainguna penyelidikan dan/atau pemeriksaan;k. memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihakkonsumen;l. memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukanpelanggaran terhadap perlindungan konsumen;m. menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggarketentuan Undang-undang ini.Pasal 53Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang badanpenyelesaian sengketa konsumen Daerah Tingkat II diatur dalam surat keputusanmenteri.Pasal 54(1) Untuk menangani dan menyelesaikan sengketa konsumen, badan penyelesaiansengketa konsumen membentuk majelis.(2) Jumlah anggota majelis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ganjil dansedikit-dikitnya 3 (tiga) orang yang mewakili semua unsur sebagaimana dimaksuddalam Pasal 49 ayat (3), serta dibantu oleh seorang panitera.(3) Putusan majelis bersifat final dan mengikat.(4) Ketentuan teknis lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas majelis diatur dalamsurat keputusan menteri.Pasal 55Badan penyelesaian sengketa konsumen wajib mengeluarkan putusan paling lambatdalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja setelah gugatan diterima.Pasal 56(1) Dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak menerima putusan badanpenyelesaian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 pelakuusaha wajib melaksanakan putusan tersebut.(2) Para pihak dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri palinglambat 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima pemberitahuan putusantersebut.(3) Pelaku usaha yang tidak mengajukan keberatan dalam jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (2) dianggap menerima putusan badanpenyelesaian sengketa konsumen.


(4) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) tidakdijalankan oleh pelaku usaha, badan penyelesaian sengketa konsumenmenyerahkan putusan tersebut kepada penyidik untuk melakukan penyidikan sesuaidengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.(5) Putusan badan penyelesaian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud padaayat(6) merupakan bukti permulaan yang cukup bagi penyidik untuk melakukanpenyidikan.Pasal 57Putusan majelis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (3) dimintakanpenetapan eksekusinya kepada Pengadilan Negeri di tempat konsumen yangdirugikan.Pasal 58(1) Pengadilan Negeri wajib mengeluarkan putusan atas keberatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 56 ayat (2) dalam waktu paling lambat 21 (dua puluh satu)hari sejak diterimanya keberatan.(2) Terhadap putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), parapihak dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari dapat mengajukan kasasi keMahkamah Agung Republik Indonesia.(3) Mahkamah Agung Republik Indonesia wajib mengeluarkan putusan dalam waktupaling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak menerima permohonan kasasi.BAB XIIPENYIDIKANPasal 59(1) Selain Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri Sipiltertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang perlindungan konsumen juga diberi wewenang khusus sebagaipenyidiksebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.(2) Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berwenang:a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaandengan tindak pidana di bidang perlindungan konsumen;b. melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan hukum yang didugamelakukan tindak pidana di bidang perlindungan konsumen;c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukumsehubungan dengan peristiwa tindak pidana di bidang perlindungankonsumen;


d. melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan dokumen lainberkenaan dengan tindak pidana di bidang perlindungan konsumen;e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan buktiserta melakukan penyitaan terhadap barang hasil pelanggaran yang dapatdijadikan bukti dalam perkara tindak pidana di bidang perlindungankonsumen;f. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindakpidana di bidang perlindungan konsumen.(3) Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikannya kepada PenyidikPejabat Polisi Negara Republik Indonesia.(4) Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik PejabatPolisi Negara Republik Indonesia.BAB XIIISANKSIBagian PertamaSanksi AdministratifPasal 60(1) Badan penyelesaian sengketa konsumen berwenang menjatuhkan sanksiadministratif terhadap pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3),Pasal 20, Pasal 25, dan Pasal 26.(2) Sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).(3) Tata cara penetapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan.Bagian KeduaSanksi PidanaPasal 61Penuntutan pidana dapat dilakukan terhadap pelaku usaha dan/atau pengurusnya.Pasal 62(1) Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b,huruf c, huruf e, ayat (2), dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliarrupiah).(2) Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal11, Pasal 12, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 16, dan Pasal 17 ayat (1) huruf ddan huruf f dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidanadenda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).


(3) Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetapatau kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku.Pasal 63Terhadap sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, dapat dijatuhkanhukuman tambahan, berupa:a. perampasan barang tertentu;b. pengumuman keputusan hakim;c. pembayaran ganti rugi;d. perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnyakerugian konsumen;e. kewajiban penarikan barang dari peredaran; atauf. pencabutan izin usaha.BAB XIVKETENTUAN PERALIHANPasal 64Segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertujuan melindungikonsumen yang telah ada pada saat Undang-undang ini diundangkan, dinyatakantetap berlaku sepanjang tidak diatur secara khusus dan/atau tidak ber<strong>tentang</strong>andengan ketentuan dalam Undang-undang ini.BAB XVKETENTUAN PENUTUPPasal 65Undang-undang ini mulai berlaku setelah 1 (satu) tahun sejak diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undangini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.Disahkan di Jakartapada tanggal 20 April <strong>1999</strong>PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAttdBACHARUDDIN JUSUF HABIBIE


Diundangkan di Jakartapada tanggal 20 April <strong>1999</strong>MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIAttdAKBAR TANDJUNGLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN <strong>1999</strong> NOMOR 42


PENJELASANATASUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 8 TAHUN <strong>1999</strong>TENTANGPERLINDUNGAN KONSUMENI. UMUMPembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasibarang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi. Di samping itu, globalisasi danperdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi daninformatika telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang dan/atau jasamelintasi batas-batas wilayah suatu negara, sehingga barang dan/atau jasa yangditawarkan bervariasi baik produksi luar negeri maupun produksi dalam negeri.Kondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai manfaat bagi konsumen karenakebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhiserta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitasbarang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.Di sisi lain, kondisi dan fenomena tersebut di atas dapat mengakibatkan kedudukanpelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen berada padaposisi yang lemah. <strong>Konsumen</strong> menjadi objek aktivitas bisnis untuk meraupkeuntungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, carapenjualan, serta penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen.Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadarankonsumen akan haknya masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnyapendidikan konsumen. Oleh karena itu, Undang-undang <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong>dimaksudkan menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembagaperlindungan konsumen swadaya masyarakat untuk melakukan upayapemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen.Upaya pemberdayaan ini penting karena tidak mudah mengharapkan kesadaranpelaku usaha yang pada dasarnya prinsip ekonomi pelaku usaha adalah mendapatkeuntungan yang semaksimal mungkin dengan modal seminimal mungkin. Prinsip inisangat potensial merugikan kepentingan konsumen, baik secara langsung maupuntidak langsung.Atas dasar kondisi sebagaimana dipaparkan di atas, perlu upaya pemberdayaankonsumen melalui pembentukan undang-undang yang dapat melindungi kepentingankonsumen secara integratif dan komprehensif serta dapat diterapkan secara efektif dimasyarakat.Piranti hukum yang melindungi konsumen tidak dimaksudkan untuk mematikanusaha para pelaku usaha, tetapi justru sebaliknya perlindungan konsumen dapat


mendorong iklim berusaha yang sehat yang mendorong lahirnya perusahaan yangtangguh dalam menghadapi persaingan melalui penyediaan barang dan/atau jasayang berkualitas.Di samping itu, Undang-undang <strong>tentang</strong> <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> ini dalampelaksanaannya tetap memberikan perhatian khusus kepada pelaku usaha kecil danmenengah. Hal itu dilakukan melalui upaya pembinaan dan penerapan sanksi ataspelanggarannya.Undang-undang <strong>tentang</strong> <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> ini dirumuskan dengan mengacupada filosofi pembangunan nasional bahwa pembangunan nasional termasukpembangunan hukum yang memberikan perlindungan terhadap konsumen adalahdalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya yang berlandaskan padafalsafah kenegaraan Republik Indonesia yaitu dasar negara Pancasila dan konstitusinegara Undang-Undang Dasar 1945.Di samping itu, Undang-undang <strong>tentang</strong> <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> pada dasarnyabukan merupakan awal dan akhir dari hukum yang mengatur <strong>tentang</strong> perlindungankonsumen, sebab sampai pada terbentuknya Undang-undang <strong>tentang</strong> <strong>Perlindungan</strong><strong>Konsumen</strong> ini telah ada beberapa undang-undang yang materinya melindungikepentingan konsumen, seperti :a. Undang-undang <strong>No</strong>mor 10 <strong>Tahun</strong> 1961 <strong>tentang</strong> Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-undang <strong>No</strong>mor 1 <strong>Tahun</strong> 1961 <strong>tentang</strong>Barang, menjadi Undang-undang;b. Undang-undang <strong>No</strong>mor 2 <strong>Tahun</strong> 1966 <strong>tentang</strong> Hygiene;c. Undang-undang <strong>No</strong>mor 5 <strong>Tahun</strong> 1974 <strong>tentang</strong> Pokok-Pokok Pemerintahandi Daerah;d. Undang-undang <strong>No</strong>mor 2 <strong>Tahun</strong> 1981 <strong>tentang</strong> Metrologi Legal;e. Undang-undang <strong>No</strong>mor 3 <strong>Tahun</strong> 1982 <strong>tentang</strong> Wajib Daftar Perusahaan;f. Undang-undang <strong>No</strong>mor 5 <strong>Tahun</strong> 1984 <strong>tentang</strong> Perindustrian;g. Undang-undang <strong>No</strong>mor 15 <strong>Tahun</strong> 1985 <strong>tentang</strong> Ketenagalistrikan;h. Undang-undang <strong>No</strong>mor 1 <strong>Tahun</strong> 1987 <strong>tentang</strong> Kamar Dagang dan Industri;i. Undang-undang <strong>No</strong>mor 23 <strong>Tahun</strong> 1992 <strong>tentang</strong> Kesehatan;j. Undang-undang <strong>No</strong>mor 7 <strong>Tahun</strong> 1994 <strong>tentang</strong> Agreement Establishing TheWorld Trade Organization (Persetujuan Pembentukan OrganisasiPerdagangan Dunia);k. Undang-undang <strong>No</strong>mor 1 <strong>Tahun</strong> 1995 <strong>tentang</strong> Perseroan Terbatas;l. Undang-undang <strong>No</strong>mor 9 <strong>Tahun</strong> 1995 <strong>tentang</strong> Usaha Kecil;m. Undang-undang <strong>No</strong>mor 7 <strong>Tahun</strong> 1996 <strong>tentang</strong> Pangan;n. Undang-undang <strong>No</strong>mor 12 <strong>Tahun</strong> 1997 <strong>tentang</strong> Perubahan Atas UndangundangHak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang<strong>No</strong>mor 7 <strong>Tahun</strong> 1987;o. Undang-undang <strong>No</strong>mor 13 <strong>Tahun</strong> 1997 <strong>tentang</strong> Perubahan Atas Undangundang<strong>No</strong>mor 6 <strong>Tahun</strong> 1989 <strong>tentang</strong> Paten;p. Undang-undang <strong>No</strong>mor 14 <strong>Tahun</strong> 1997 <strong>tentang</strong> Perubahan Atas Undangundang<strong>No</strong>mor 19 <strong>Tahun</strong> 1989 <strong>tentang</strong> Merek;q. Undang-undang <strong>No</strong>mor 23 <strong>Tahun</strong> 1997 <strong>tentang</strong> Pengelolaan LingkunganHidup;r. Undang-undang <strong>No</strong>mor 24 <strong>Tahun</strong> 1997 <strong>tentang</strong> Penyiaran;s. Undang-undang <strong>No</strong>mor 25 <strong>Tahun</strong> 1997 <strong>tentang</strong> Ketenagakerjaan;


t. Undang-undang <strong>No</strong>mor 10 <strong>Tahun</strong> 1998 <strong>tentang</strong> Perubahan Atas Undangundang<strong>No</strong>mor 7 <strong>Tahun</strong> 1992 <strong>tentang</strong> Perbankan.<strong>Perlindungan</strong> konsumen dalam hal pelaku usaha melanggar hak atas kekayaanintelektual (HAKI) tidak diatur dalam Undang-undang <strong>tentang</strong> <strong>Perlindungan</strong><strong>Konsumen</strong> ini karena sudah diatur dalam Undang-undang <strong>No</strong>mor 12 <strong>Tahun</strong> 1997<strong>tentang</strong> Hak Cipta, Undang-undang <strong>No</strong>mor 13 <strong>Tahun</strong> 1997 <strong>tentang</strong> Paten, danUndang-undang <strong>No</strong>mor 14 <strong>Tahun</strong> 1997 <strong>tentang</strong> Merek, yang melarang menghasilkanatau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang melanggar ketentuan <strong>tentang</strong>HAKI.Demikian juga perlindungan konsumen di bidang lingkungan hidup tidak diatur dalamUndang-undang <strong>tentang</strong> <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> ini karena telah diatur dalamUndang-undang <strong>No</strong>mor 23 <strong>Tahun</strong> 1997 <strong>tentang</strong> Pengelolaan Lingkungan Hidupmengenai kewajiban setiap orang untuk memelihara kelestarian fungsi lingkunganhidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkunganhidup.Di kemudian hari masih terbuka kemungkinan terbentuknya undang-undang baruyang pada dasarnya memuat ketentuan-ketentuan yang melindungi konsumen.Dengan demikian, Undang-undang <strong>tentang</strong> <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> ini merupakanpayung yang mengintegrasikan dan memperkuat penegakan hukum di bidangperlindungan konsumen.II. PASAL DEMI PASALPasal 1Angka 1Cukup jelasAngka 2Di dalam kepustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen akhirdan konsumen antara. <strong>Konsumen</strong> akhir adalah pengguna ataupemanfaat akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antaraadalah konsumen yang menggunakan suatu produk sebagaibagian dari proses produksi suatu produk lainnya. Pengertiankonsumen dalam Undang-undang ini adalah konsumen akhir.Angka 3Pelaku usaha yang termasuk dalam pengertian ini adalahperusahaan, korporasi, BUMN, koperasi, importir, pedagang,distributor dan lain-lain.Angka 4Cukup jelas


Angka 5Cukup jelasAngka 6Cukup jelasAngka 7Cukup jelasAngka 8Cukup jelasAngka 9Lembaga ini dibentuk untuk meningkatkan partisipasimasyarakat dalam upaya perlindungan konsumen sertamenunjukkan bahwa perlindungan konsumen menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.Angka 10Cukup jelasAngka 11Badan ini dibentuk untuk menangani penyelesaian sengketakonsumen yang efisien, cepat, murah dan profesional.Angka 12Cukup jelasAngka 13Cukup jelasPasal 2<strong>Perlindungan</strong> konsumen diselenggarakan sebagai usahabersama berdasarkan 5 (lima) asas yang relevan dalampembangunan nasional, yaitu :1. Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkanbahwa segala upaya dalam penyelenggaraanperlindungan konsumen harus memberikan manfaatsebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen danpelaku usaha secara keseluruhan.


Archaeological Impact Assessment proposed 75 MW Solar Energy Farm on Farm 187/8 nearKenhardtweathered indurated shale flake562 S29 26.764 E20 49.792 Isolated quartzite flakes, chunks, weatheredindurated shale flake563 S29 26.773 E20 49.776 Large flat quartzite flake indurated shallchunk on stony ground564 S29 26.828 E20 49.800 Quartzite flakes, 2 weathered indurated shaleflakes565 S29 26.866 E20 49.850 Low density scatter including quartzite flakes,chunks, small flat flake, pointed chunky blade566 S29 26.939 E20 49.911 Chunky flake, flaked chunk, flake/ blade neardrainage channel567 S29 26.920 E20 49.843 Weathered indurated shale core568 S29 26.874 E20 49.822 Flake569 S29 26.842 E20 49.803 Large weathered indurated shale flake, largeweathered retouched indurated shale flake, 2flaked chunks and 3 quartzite flakes570 S29 26.844 E20 49.765 Large pointed retouched quartzite flake,about 8 smaller flakes, chunk and 2 cores571 S29 26.898 E20 49.800 Flake572 S29 26.898 E20 49.801 Large utilised and retouched indurated shaleflake, core, chunk and 7 quartzite flakes573 S29 26.847 E20 49.783 Scatter of about 25 quartzite flakes andseveral blades, including snapped andbroken flakes, chunky flakes and broken coreon south facing rocky slopes overlookingdrainage channel574 S29 26.927 E20 49.919 Red opaline scraper575 S29 26.780 E20 50.013 Retouched pointed blade576 S29 26.737 E20 49.971 Flat disc core, 7 quartzite flakes and chunks,weathered indurated shale flake577 S29 26.697 E20 49.858 Large flake, large core, flaked chunk, smallerflakes on flat stony ground578 S29 26.649 E20 49.792 Low density, diffuse scatter, including a fewquartzite flakes chunk, flaked chunk, largechunk579 S29 26.693 E20 50.187 Low density diffuse scatter including ahandful of quartzite flakes, chunks, largeflake, weathered indurated shale blade580 S29 26.863 E20 50.161 7 flakes and chunks alongside easternboundary581 S29 26.617 E20 50.334 Quartzite flake and core, quartz flake, sideretouched quartzite flake on stony groundalong eastern boundary582substationS29 26.616 E20 50.401 Broken retouched flake, 2 quartzite flakes, 2indurated shale flakes, 1 biface, 1 roundcore, 1 flat worked out core583substationS29 26.629 E20 50.400 Snapped flake/ blade, chunk and retouchedquartzite flake584S29 26.640 E20 50.397 Large flake, chunk and bladesubstation585S29 26.800 E20 50.477 Prepared coresubstation586 S29 25.602 E20 50.895 Large flake, 2 flakes, flaked chunk587 S29 26.881 E20 50.022 Occasional flake &/or chunk and core onelevated ridge – west of stone beaconJ. Kaplan (2012) 27 ACRM


Cukup jelasPasal 8Ayat (1)Huruf aCukup jelasHuruf bCukup jelasHuruf cCukup jelasHuruf dCukup jelasHuruf eCukup jelasHuruf fCukup jelasHuruf gJangka waktu penggunaan/pemanfaatannya yang paling baikadalah terjemahan dari kata best before yang biasa digunakandalam label produk makanan.Huruf hCukup jelasHuruf iCukup jelasHuruf jCukup jelasAyat (2)


Barang-barang yang dimaksud adalah barang-barang yang tidakmembahayakan konsumen dan sesuai dengan ketentuanperundang-undangan yang berlaku.Ayat (3)Sediaan farmasi dan pangan yang dimaksud adalah yangmembahayakan konsumen menurut peraturan perundangundanganyang berlaku.Ayat (4)Menteri dan menteri teknis berwenang menarik barang dan/ataujasa dari peredaran.Pasal 9Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasPasal 10Cukup jelasPasal 11Huruf aCukup jelasHuruf bCukup jelasHuruf cCukup jelasHuruf d


Yang dimaksud dengan jumlah tertentu dan jumlah yang cukupadalah jumlah yang memadai sesuai dengan antisipasipermintaan konsumen.Huruf eCukup jelasHuruf fCukup jelasPasal 12Cukup jelasPasal 13Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasPasal 14Cukup jelasPasal 15Cukup jelasPasal 16Cukup jelasPasal 17Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasPasal 18Ayat (1)


Larangan ini dimaksudkan untuk menempatkan kedudukankonsumen setara dengan pelaku usaha berdasarkan prinsipkebebasan berkontrak.Huruf aCukup jelasHuruf bCukup jelasHuruf cCukup jelasHuruf dCukup jelasHuruf eCukup jelasHuruf fCukup jelasHuruf gCukup jelasHuruf hCukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)Cukup jelasPasal 19Ayat (1)


Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)Cukup jelasAyat (5)Cukup jelasPasal 20Cukup jelasPasal 21Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasPasal 22Ketentuan ini dimaksudkan untuk menerapkan sistem bebanpembuktian terbalik.Pasal 23Cukup jelasPasal 24Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelas


Pasal 25Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasPasal 26Cukup jelasPasal 27Huruf aCukup jelasHuruf bCacat timbul di kemudian hari adalah sesudah tanggal yangmendapat jaminan dari pelaku usaha sebagaimanadiperjanjikan, baik tertulis maupun lisan.Huruf cYang dimaksud dengan kualifikasi barang adalah ketentuanstandarisasi yang telah ditetapkan pemerintah berdasarkankesepakatan semua pihak.Huruf dCukup jelasHuruf eJangka waktu yang diperjanjikan itu adalah masa garansi.Pasal 28Cukup JelasPasal 29Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)


Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)Cukup jelasAyat (5)Cukup jelasPasal 30Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Yang dimaksud dengan menteri teknis adalah menteri yangbertanggung jawab secara teknis menurut bidang tugasnya.Ayat (3)Pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dan lembagaperlindungan konsumen swadaya masyarakat dilakukan atasbarang dan/atau jasa yang beredar di pasar dengan carapenelitian, pengujian dan/atau survei.Aspek pengawasan meliputi pemuatan informasi <strong>tentang</strong> risikopenggunaan barang jika diharuskan, pemasangan label,pengiklanan, dan lain-lain yang disyaratkan berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan dan kebiasaan dalampraktik dunia usaha.Ayat (4)Cukup jelasAyat (5)Cukup jelasAyat (6)Cukup jelasPasal 31


Cukup jelasPasal 32Cukup jelasPasal 33Cukup jelasPasal 34Ayat (1)Huruf aCukup jelasHuruf bCukup jelasHuruf cCukup jelasHuruf dCukup jelasHuruf eKeberpihakan kepada konsumen dimaksudkan untukmeningkatkan sikap peduli yang tinggi terhadap konsumen (wiseconsumerism).Huruf fCukup jelasHuruf gCukup jelasAyat (2)Cukup jelasPasal 35Ayat (1)


Jumlah wakil setiap unsur tidak harus sama.Ayat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)Cukup jelasPasal 36Huruf aCukup jelasHuruf bCukup jelasHuruf cCukup jelasHuruf dAkademisi adalah mereka yang berpendidikan tinggi dananggota perguruan tinggi.Huruf eTenaga ahli adalah mereka yang berpengalaman di bidangperlindungan konsumen.Pasal 37Cukup jelasPasal 38Huruf aCukup jelasHuruf bCukup jelas


Huruf cCukup jelasHuruf dSakit secara terus menerus sehingga tidak mampumelaksanakan tugasnya.Huruf eCukup jelasHuruf fCukup jelasPasal 39Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasPasal 40Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Yang dimaksud dengan dengan keputusan Ketua Badan<strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong> Nasional adalah keputusan yangditetapkan berdasarkan musyawarah anggota.Pasal 41Yang dimaksud dengan dengan keputusan Ketua Badan <strong>Perlindungan</strong> <strong>Konsumen</strong>Nasional adalah keputusan yang ditetapkan berdasarkan musyawarah anggota.Pasal 42Cukup jelas


Pasal 43Cukup jelasPasal 44Ayat (1)Yang dimaksud dengan memenuhi syarat, antara lain, terdaftardan diakui serta bergerak di bidang perlindungan konsumen.Ayat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)Cukup jelasPasal 45Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Penyelesaian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud padaayat ini tidak menutup kemungkinan penyelesaian damai olehpara pihak yang bersengketa. Pada setiap tahap diusahakanuntuk menggunakan penyelesaian damai oleh kedua belah pihakyang bersengketa.Yang dimaksud dengan penyelesaian secara damai adalahpenyelesaian yang dilakukan oleh kedua belah pihak yangbersengketa (pelaku usaha dan konsumen) tanpa melaluipengadilan atau badan penyelesaian sengketa konsumen dantidak ber<strong>tentang</strong>an dengan Undang-undang ini.Ayat (3)Cukup jelasAyat (4)Cukup jelas


Pasal 46Ayat (1)Huruf aCukup jelasHuruf bUndang-undang ini mengakui gugatan kelompok atau classaction.Gugatan kelompok atau class action harus diajukan olehkonsumen yang benar-benar dirugikan dan dapat dibuktikansecara hukum, salah satu diantaranya adalah adanya buktitransaksi.Huruf cCukup jelasHuruf dTolok ukur kerugian materi yang besar dan/atau korban yangtidak sedikit yang dipakai adalah besar dampaknya terhadapkonsumen.Ayat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasPasal 47Bentuk jaminan yang dimaksud dalam hal ini berupa pernyataan tertulis yangmenerangkan bahwa tidak akan terulang kembali perbuatan yang telah merugikankonsumen tersebut.Pasal 48Cukup jelasPasal 49Ayat (1)Cukup jelas


Ayat (2)Cukup jelasAyat (3)Unsur konsumen adalah lembaga perlindungan konsumenswadaya masyarakat atau sekelompok konsumen.Ayat (4)Cukup jelasAyat (5)Cukup jelasPasal 50Cukup jelasPasal 51Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasPasal 52Cukup jelasPasal 53Cukup jelasPasal 54Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)


Cukup jelasAyat (3)Yang dimaksud dengan putusan majelis bersifat final adalahbahwa dalam badan penyelesaian sengketa konsumen tidak adaupaya banding dan kasasi.Ayat (4)Cukup jelasPasal 55Cukup jelasPasal 56Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)Cukup jelasAyat (5)Cukup jelasPasal 57Cukup jelasPasal 58Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelas


Ayat (3)Cukup jelasPasal 59Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)Cukup jelasPasal 60Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasPasal 61Cukup jelasPasal 62Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelas


Ayat (3)Cukup jelasPasal 63Cukup jelasPasal 64Cukup jelasPasal 65Cukup jelasTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIANOMOR 3821

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!