11.07.2015 Views

analisa hubungan brand strategy yang dilakukan ... - Puslit Petra

analisa hubungan brand strategy yang dilakukan ... - Puslit Petra

analisa hubungan brand strategy yang dilakukan ... - Puslit Petra

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ANALISA HUBUNGAN BRAND STRATEGY YANG DILAKUKANGOOTA JAPANESE CHARCOAL GRILL AND CAFE DAN BRANDEQUITY YANG SUDAH DITERIMA KONSUMENFera KusnoSupervisor Sushi-Tei Japanese Restaurante-mail: fera_kusno@yahoo.comAmanda RadityaniAlumnus Program Manajemen Perhotelan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen <strong>Petra</strong>e-mail: skolastika_amanda@yahoo.comMonika KristantiDosen Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen <strong>Petra</strong>e-mail: mkrist2001@yahoo.comAbstrak: Goota Japanese charcoal grill and café sebagai restoran baru di PTC-Supermal Pakuwon Indahmelakukan <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong> untuk mengenalkan <strong>brand</strong>nya, <strong>yang</strong> nantinya dapat menciptakan <strong>brand</strong> equity dibenak konsumen. Untuk mengetahui <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong> <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> Goota, <strong>dilakukan</strong> wawancara terhadapmanager Goota, sedangkan untuk mengetahui <strong>brand</strong> equity <strong>yang</strong> sudah diterima konsumen, disebarkankuisioner kepada para konsumen Goota. Didapatkan hasil bahwa <strong>hubungan</strong> kausal antara <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong>(<strong>brand</strong> positioning, <strong>brand</strong> identity, <strong>brand</strong> personality, dan <strong>brand</strong> communication) dan <strong>brand</strong> equity adalahpositif.Kata kunci: <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong>, <strong>brand</strong> equity, <strong>brand</strong> positioning, <strong>brand</strong> identity, <strong>brand</strong> personality, <strong>brand</strong>communicationAbstract: Goota Japanese charcoal grill and café as a new restaurant at PTC-Supermal Pakuwon Indah hasdone some <strong>brand</strong> strategies to acquaint its new <strong>brand</strong> that will create <strong>brand</strong> equity in the customers’ mind. Inorder to know the <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong>, the Goota’s manager is interviewed, and for knowing the <strong>brand</strong> equity,customers are chosen to fill in the questionnaire. The result shows there is positive causal relationshipbetween <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong> (<strong>brand</strong> positioning, <strong>brand</strong> identity, <strong>brand</strong> personality, and <strong>brand</strong> communication)and <strong>brand</strong> equity.Keywords: <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong>, <strong>brand</strong> equity, <strong>brand</strong> positioning, <strong>brand</strong> identity, <strong>brand</strong> personality, <strong>brand</strong>communicationSeiring dengan perkembangan jaman, bisnisrestoran di Surabaya telah menunjukkan pertumbuhan<strong>yang</strong> sangat pesat terutama di Surabaya bagian Barat.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya restoran <strong>yang</strong> adabaik di dalam pusat perbelanjaan maupun di luar pusatperbelanjaan, seperti di PTC (Pakuwon TradeCenter)-Supermal Pakuwon Indah. Goota adalahsalah satu restoran Jepang <strong>yang</strong> baru dibuka tanggal18 Juni 2006 di PTC, dimana konsep <strong>yang</strong> ditawarkanyaitu Japanese charcoal grill and café, <strong>yang</strong>menawarkan makanan khas Jepang <strong>yang</strong> dipadudengan citarasa Korea.Sebagai restoran baru <strong>yang</strong> tentunya mempunyaibanyak pesaing, Goota harus dapat muncul danberusaha agar dikenal bahkan unggul di pasaran, dansalah satu strategi adalah pemberian merek atau nama<strong>yang</strong> digunakan untuk membedakan perusahaan satudengan <strong>yang</strong> lainnya (Kotler, 2002). Brand <strong>yang</strong> kuatserta mempunyai value akan dapat menciptakankekuatan merek (<strong>brand</strong> equity) <strong>yang</strong> kemudian akandapat menjadi keunggulan dari <strong>brand</strong> tersebut biladibandingkan dengan <strong>brand</strong> lainnya juga sebagai nilailebih <strong>yang</strong> menjadikan <strong>brand</strong> tersebut dinilai berbedaoleh konsumen ketika konsumen melakukankeputusan pembelian (Boone dan Kurtz, 2005).Untuk dapat memperkenalkan <strong>brand</strong> Gootakepada konsumen, Goota melakukan <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong>,dan salah satu <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong> <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> adalahmengkomunikasikan <strong>brand</strong> itu kepada konsumen(Schultz dan Barnes, 1999). Cara lain <strong>yang</strong> dapat<strong>dilakukan</strong> adalah <strong>brand</strong> positioning, <strong>brand</strong> identity,<strong>brand</strong> personality, <strong>brand</strong> extension, re<strong>brand</strong>ing, dan<strong>brand</strong> repositioning (Gelder, 2005).Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT43


44JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 3, NO. 1, MARET 2007: 43-56Berdasarkan wawancara personal dengan managerGoota, beliau menyatakan bahwa Goota memilikispesialisasi makanan grill. Pemilihan spesialisasi inimengandung pengertian bahwa penyajiannya simpledan praktis sesuai dengan target market Goota yaituanak muda menengah ke atas. Selain itu konsep café<strong>yang</strong> diambil, membuat Goota merancang interiornyamenjadi tempat <strong>yang</strong> nyaman tidak hanya untukmakan tetapi juga untuk berkumpul dan menghabiskanwaktu bersama teman-teman.Penulis memilih Goota karena melihat Gootasebagai industri makanan baru <strong>yang</strong> berani bersaingdengan restoran lainnya. Selain itu lokasi <strong>yang</strong> dipilihGoota merupakan lokasi <strong>yang</strong> dikenal cukup sepipada hari biasa (weekdays) yaitu di CitywalkSupermal Pakuwon Indah (observasi penulis, 27 Juli2006). Hal ini diperkuat dari data jumlah pengunjungpada bulan Juli dan Agustus 2006, dapat dilihatadanya perbedaan <strong>yang</strong> cukup signifikan antaraweekdays dengan rata-rata pengunjung sebanyak 98pengunjung dan weekends dengan rata-rata pengunjungsebanyak 215 pengunjung.Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarikuntuk meneliti <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong> <strong>yang</strong> sudah dan akan<strong>dilakukan</strong> Goota mengingat Goota merupakanindustri makanan baru <strong>yang</strong> harus memperkenalkan<strong>brand</strong> serta produknya dari awal kepada konsumen.Selain itu juga untuk mengetahui bagaimanatanggapan konsumen terhadap <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong> <strong>yang</strong>sudah <strong>dilakukan</strong> Goota dan bagaimana per tingkatan<strong>brand</strong> equity <strong>yang</strong> sudah diterima oleh konsumenserta <strong>hubungan</strong> kausal <strong>yang</strong> terjadi antara <strong>brand</strong><strong>strategy</strong> dan <strong>brand</strong> equity.TEORI PENUNJANGBrandMenurut AMA (American Marketing Association),merek adalah nama, istilah, tanda, simbol,rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, <strong>yang</strong>dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasadari seorang atau sekelompok penjual dan untukmembedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2002,p. 460). Menurut Giribaldi (2003), merek adalahkombinasi dari atribut-atribut, dikomunikasikan melaluinama atau simbol, <strong>yang</strong> dapat mempengaruhiproses pemilihan suatu produk atau layanan di benakkonsumen (Soehadi, 2005, p. 2). Pendapat lain olehSchultz (2004), “So, that’s what we mean by a <strong>brand</strong>:something that is identifiable by the buyer and theseller and creates values for both” (p. 14), <strong>yang</strong>artinya merek adalah sesuatu <strong>yang</strong> dapat diidentifikasioleh pembeli dan penjual sehingga menciptakan nilaibagi keduanya. Sedangkan Susanto dan Wijanarko(2004), merek adalah nama atau simbol <strong>yang</strong> diasosiasikandengan produk atau jasa dan menimbulkanarti psikologis atau asosiasi (p. 5).Jadi <strong>brand</strong> adalah identifikasi <strong>yang</strong> berupa namaatau simbol <strong>yang</strong> mempengaruhi proses pemilihansuatu produk atau jasa <strong>yang</strong> membedakannya dariproduk pesaing serta mempunyai nilai bagi pembelidan penjualnya.Brand StrategyMenurut Schultz dan Barnes (1999), <strong>brand</strong><strong>strategy</strong> <strong>yang</strong> juga berarti manajemen merek dapatdiartikan sebagai kegiatan <strong>yang</strong> mengatur semuaelemen-elemen <strong>yang</strong> bertujuan untuk membentuksuatu <strong>brand</strong>. Sedangkan menurut Gelder (2005), “The<strong>brand</strong> <strong>strategy</strong> defines what the <strong>brand</strong> is supposed toachieve in terms of consumer attitudes and behaviour”(p. 29), <strong>yang</strong> artinya strategi merek mendefinisikanapa <strong>yang</strong> seharusnya dicapai suatu <strong>brand</strong>dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku konsumen.Jadi <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong> adalah suatu manajemen<strong>brand</strong> <strong>yang</strong> bertujuan untuk mengatur semua elemen<strong>brand</strong> dalam kaitannya dengan sikap dan perilakukonsumen.Sedangkan menurut Gelder (2005), <strong>yang</strong>termasuk ke dalam <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong> antara lain <strong>brand</strong>positioning, <strong>brand</strong> identity, dan <strong>brand</strong> personality.Sebagai tambahan, menurut Schultz dan Barnes(1999), <strong>yang</strong> juga termasuk ke dalam <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong>yaitu <strong>brand</strong> communication.Brand PositioningMenurut Gelder (2005), “Brand positioning as away of demonstrating a <strong>brand</strong>’s advantage over anddifferentiation from its competition” (p. 31), <strong>yang</strong>artinya <strong>brand</strong> positioning adalah suatu cara untukmendemonstrasikan keunggulan dari suatu merek danperbedaannya dari kompetitor <strong>yang</strong> lain. Dalamdefinisi tradisional, positioning sering disebut sebagaistrategi untuk memenangi dan menguasai benakpelanggan melalui produk <strong>yang</strong> ditawarkan. Namunmenurut Kartajaya (2004), positioning didefinisikansebagai the <strong>strategy</strong> to lead your customer credibly,yaitu upaya untuk mengarahkan pelanggan secarakredibel. Sedangkan menurut Susanto dan Wijanarko(2004), posisi merek adalah bagian dari identitasmerek dan proposisi nilai <strong>yang</strong> secara aktif dikomunikasikankepada target konsumen dan menunjukkankeunggulannya terhadap merek-merek pesaing (p.143). Jadi <strong>brand</strong> positioning adalah cara perusahaanuntuk menempatkan dirinya dimata target konsumen-Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT


Kusno, Analisa Hubungan Brand Strategy <strong>yang</strong> Dilakukan Goota 45nya dilihat dari keunggulan dan kelebihan <strong>yang</strong>dimiliki dibandingkan dengan <strong>brand</strong> pesaing.Brand IdentityMenurut Gelder (2005), “Brand identity as a setof aspects that convey what a <strong>brand</strong> stands for: itsbackground, its principles, its purpose and ambitions”(p. 35), <strong>yang</strong> artinya <strong>brand</strong> identity adalah suatukumpulan dari aspek-aspek <strong>yang</strong> bertujuan untukmenyampaikan merek: latar belakang merek, prinsipprinsipmerek, tujuan dan ambisi dari merek itusendiri. Dan menurut Susanto dan Wijanarko (2004),<strong>brand</strong> identity dapat diartikan sebagai susunan katakata,kesan, dan sekumpulan bentuk dari sejumlahpersepsi konsumen tentang merek (p. 87). Pendapatlain oleh Randall (2001), “Brand identity is what wetransmit to the market place – it is what is under ourcontrol, provided that we understand the essence andexpression of our <strong>brand</strong>” (p. 7), <strong>yang</strong> artinya <strong>brand</strong>identity adalah apa <strong>yang</strong> dikirimkan oleh perusahaanke pasaran, dimana hal ini berada didalam kontrolperusahaan dan perusahaan menetapkan nilai danekspresi dari merek itu sendiri. Sedangkan menurutCrainer dan Dearlove (2003), “Brand identity is aconcept that has recently been brought to the forefrontof <strong>brand</strong>s theory” (p. 120), <strong>yang</strong> artinya <strong>brand</strong> identityadalah suatu konsep <strong>yang</strong> menjadi dasar dari teoritentang merek. Dari definisi di atas, <strong>brand</strong> identitydapat diartikan sebagai persepsi tentang <strong>brand</strong> darisuatu perusahaan <strong>yang</strong> ingin disampaikan kepadakonsumen sehingga dapat membentuk persepsikonsumen tentang <strong>brand</strong> itu sendiri.Brand PersonalityPengertian <strong>brand</strong> personality menurut Gelder(2005), “Brand personality is developed to enhancethe appeal of a <strong>brand</strong> to consumers” (p. 41), <strong>yang</strong>artinya <strong>brand</strong> personality adalah suatu cara <strong>yang</strong>bertujuan untuk menambah daya tarik merek dari luardimata konsumen. Kemudian menurut Crainer danDearlove (2003), “Brand personality is a <strong>brand</strong>acquires a character through communication aboutthe <strong>brand</strong> and experience of the <strong>brand</strong> and thosepersons identified with the <strong>brand</strong>” (p. 120), yaitu<strong>brand</strong> personality adalah merek <strong>yang</strong> didapat darisuatu karakter melalui komunikasi tentang merek danpengalaman dari merek serta dari orang <strong>yang</strong>memperkenalkan merek. Sedangkan menurut Keller(1993), “Brand personality is the human characteristicsor traits that can be attributed to a <strong>brand</strong>”(p. 444), yaitu <strong>brand</strong> personality adalah karakteristikmanusia atau ciri-ciri <strong>yang</strong> dapat diatributkan kepadasuatu merek. Jadi <strong>brand</strong> personality adalah suatu cara<strong>yang</strong> bertujuan untuk menambah daya tarik dari <strong>brand</strong>dengan memberi karakteristik pada <strong>brand</strong> tadi, <strong>yang</strong>bisa didapat melalui komunikasi, pengalaman sertadari orang <strong>yang</strong> memperkenalkan <strong>brand</strong> itu sendiri.Brand CommunicationUntuk dapat mengkomunikasikan <strong>brand</strong> kepadakonsumen, perusahaan menggunakan komunikasiinternal dan eksternal yaitu antara lain dengan salespromotion, events, public relations, direct marketing(pengiriman katalog, surat, telp, fax, atau email),corporate sponsorhips yaitu penawaran produk/jasadengan bekerja sama dengan perusahaan lain sebagaisponsor, dan advertising yaitu cara-cara untukmemperkenalkan produk/jasa melalui segala macamiklan (Schultz dan Barnes, 1999, p. 45).Brand EquityMenurut Susanto dan Wijanarko (2004), dalammenghadapi persaingan <strong>yang</strong> ketat, merek <strong>yang</strong> kuatmerupakan suatu pembeda <strong>yang</strong> jelas, bernilai, danberkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi dayasaing perusahaan dan sangat membantu strategipemasaran (p. 2). Keller (1993) menyatakan <strong>brand</strong>equity adalah keinginan seseorang untuk melanjutkanmenggunakan suatu <strong>brand</strong> atau tidak. Pengukurandari <strong>brand</strong> equity sangatlah ber<strong>hubungan</strong> kuat dengankesetiaan dan bagian pengukuran dari pengguna barumenjadi pengguna <strong>yang</strong> setia (p. 43).Ada beberapa pengertian <strong>brand</strong> equity <strong>yang</strong>dikemukakan oleh beberapa ahli, <strong>yang</strong> pertamaSusanto dan Wijanarko (2004), ekuitas merek adalahseperangkat aset dan liabilitas merek <strong>yang</strong> berkaitandengan suatu merek, nama dan simbolnya, <strong>yang</strong>menambah atau mengurangi nilai <strong>yang</strong> diberikan olehsuatu barang atau jasa kepada perusahaan ataupelanggan (p. 127). Kemudian menurut East (1997),“Brand equity or <strong>brand</strong> strength is the control onpurchase exerted by a <strong>brand</strong>, and, by virtue of this, the<strong>brand</strong> as an asset that can be exploited to producerevenue” (p. 29) <strong>yang</strong> berarti ekuitas merek ataukekuatan merek adalah kontrol dari pembelian denganmenggunakan merek, dan, kebaikan dari merek,merek sebagai aset <strong>yang</strong> dapat dimanfaatkan untukmenghasilkan pendapatan. Sedangkan menurut Kotlerdan Armstrong (2004), “Brand equity is the positivedifferential effect that knowing the <strong>brand</strong> name has oncustomer response to the product or service” (p. 292),<strong>yang</strong> artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi<strong>yang</strong> positif <strong>yang</strong> dapat diketahui dari responkonsumen terhadap barang atau jasa. Jadi <strong>brand</strong>equity adalah kekuatan suatu <strong>brand</strong> <strong>yang</strong> dapatmenambah atau mengurangi nilai dari <strong>brand</strong> ituJurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT


46JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 3, NO. 1, MARET 2007: 43-56sendiri <strong>yang</strong> dapat diketahui dari respon konsumenterhadap barang atau jasa <strong>yang</strong> dijual.Susanto dan Wijanarko (2004) <strong>yang</strong> mengadaptasiteori Aaker, menyatakan bahwa <strong>brand</strong> equitydapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori:a. Brand awareness, adalah kesanggupan seorangcalon pembeli untuk mengenali atau mengingatkembali bahwa suatu merek merupakan bagiandari kategori merek tertentu. Sedangkan pendapatlain dari East (1997), “Brand awareness is therecognition and recall of a <strong>brand</strong> and itsdifferentiation from other <strong>brand</strong>s in the field” (p.29) <strong>yang</strong> berarti adalah pengakuan dan pengingatandari sebuah merek dan pembedaan darimerek <strong>yang</strong> lain <strong>yang</strong> ada di lapangan. Jadi <strong>brand</strong>awareness adalah kemampuan konsumen untukmengingat suatu <strong>brand</strong> dan <strong>yang</strong> menjadikannyaberbeda bila dibandingkan dengan <strong>brand</strong> lainnya.4. Top of mind (puncak pikiran); apabila seseorangditanya secara langsung tanpa diberibantuan pengingatan dan orang tersebut dapatmenyebutkan satu nama merek, maka merek<strong>yang</strong> paling banyak disebutkan pertama kalimerupakan puncak pikiran. Dengan kata lain,merek tersebut merupakan merek utama dariberbagai merek <strong>yang</strong> ada di dalam benakkonsumen.b. Perceived quality, yaitu persepsi pelanggan terhadapkeseluruhan kualitas atau keunggulan suatuproduk atau jasa berkenaan dengan maksud <strong>yang</strong>diharapkan.c. Brand association, adalah sesuatu <strong>yang</strong> berkaitandengan ingatan mengenai sebuah produk. Asosiasiini tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatutingkat kekuatan. Keterikatan pada suatu merekakan lebih kuat apabila dilandasi pada banyakpengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya.d. Brand loyalty; merupakan ukuran kesetiaan seorangpelanggan pada sebuah merek.Kerangka BerpikirSumber: Rangkuti, (2004, pp. 40-41)Gambar 1. Piramida Brand AwarenessAda 4 tingkatan <strong>brand</strong> awareness seperti <strong>yang</strong>dapat dilihat pada gambar 1. yaitu:1. Unaware of <strong>brand</strong> (tidak menyadari merek);tingkat <strong>yang</strong> paling rendah dalam piramidakesadaran merek, dimana konsumen tidakmenyadari adanya suatu merek.2. Brand recognition (pengenalan merek); tingkatminimal dari kesadaran merek. Hal ini pentingpada saat pembeli memilih suatu merek padasaat melakukan pembelian.3. Brand recall (pengingatan kembali terhadapmerek); didasarkan pada permintaan seseoranguntuk menyebutkan merek tertentu dalamsuatu kelas produk. Hal ini diistilahkan denganpengingatan kembali tanpa bantuan, karenaberbeda dari tugas pengenalan, responden tidakperlu dibantu untuk memunculkan merektersebut.METODOLOGI PENELITIANJenis Penelitian, Teoritikal Sampling dan PenentuanInformanJenis penelitian <strong>yang</strong> digunakan adalah penelitiandeskriptif konklusif kualitatif dan kuantitatif. Populasi<strong>yang</strong> digunakan adalah para konsumen Goota.Sedangkan responden <strong>yang</strong> mengisi kuisioner dipilihdengan menggunakan convenience sampling, dimanaJurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT


Kusno, Analisa Hubungan Brand Strategy <strong>yang</strong> Dilakukan Goota 47peneliti dapat memilih siapapun responden <strong>yang</strong> adasebagai partisipan (Cooper dan Schindler, 2006, p.222). Dan sebagai informan dari Goota adalah BapakAlvin Yap selaku manager Goota.Metode dan Prosedur Pengumpulan Data1. Wawancara, yaitu semi-structured interview danwawancara terbuka terhadap manager Goota,Bapak Alvin Yap <strong>yang</strong> mengetahui segala hal<strong>yang</strong> ber<strong>hubungan</strong> dengan Goota baik secaralangsung maupun tidak langsung sepertimarketing, advertising maupun hal lainnya.2. Observasi, <strong>dilakukan</strong> secara langsung terhadapGoota <strong>yang</strong> meliputi pengamatan lokasi Goota,desain interior, atmosfer serta produk-produk <strong>yang</strong>ditawarkan Goota juga dari pengunjung <strong>yang</strong>datang apakah dapat mewakili target market <strong>yang</strong>ingin dicapai.3. Kuisioner, disebarkan kepada konsumen Gootasebanyak 220 lembar dan 20 lembar dinyatakantidak valid. Kuisioner terdiri dari 6 bagianpertanyaan, 4 bagian merupakan pertanyaanmengenai tingkatan <strong>brand</strong> equity dan 2 bagianlainnya merupakan pertanyaan mengenai <strong>brand</strong><strong>strategy</strong>, <strong>yang</strong> mencakup <strong>brand</strong> positioning, <strong>brand</strong>identity, <strong>brand</strong> personality, dan <strong>brand</strong>communication. Pertanyaan untuk ketiga <strong>brand</strong><strong>strategy</strong> <strong>yang</strong> pertama oleh penulis digabungmenjadi 1 bagian dikarenakan kesamaan indikator<strong>yang</strong> digunakan.4. Studi kepustakaan dan dokumen internal Goota.Definisi Operasional VariabelA. Brand Equity1. Brand awareness, kemampuan konsumenuntuk mengingat suatu <strong>brand</strong> dan <strong>yang</strong>menjadikannya berbeda bila dibandingkandengan <strong>brand</strong> lainnya.Tingkatan <strong>brand</strong> awareness (kesadaran merek)yaitu:a. Unaware of <strong>brand</strong>; konsumen tidakmenyadari akan adanya suatu merek.Indikator empirik:Responden tidak menyebutkan atau tidakmengetahui merek Goota Japanesecharcoal grill and café.b. Brand recognition (pengenalan merek);responden dibantu dengan pilihan merek.Indikator empirik:Responden mengenali merek Goota Japanesecharcoal grill and café setelah diberikanpilihan bantuan.c. Brand recall (pengingatan kembali terhadapmerek); merek <strong>yang</strong> disebutkan olehresponden tanpa dibantu dengan pilihanmerek.Indikator empirik:Responden dapat menulis 3 nama restoranJepang <strong>yang</strong> diingat <strong>yang</strong> ada di PTC-Supermal Pakuwon Indah.d. Top of mind (puncak pikiran); respondenmenyebut nama merek tersebut pertamakali.Indikator empirik:Responden menulis 1 restoran <strong>yang</strong> menjadipilihan pertama <strong>yang</strong> diingat di PTC-Supermal Pakuwon Indah.2. Perceived quality; persepsi pelanggan terhadapkeseluruhan kualitas atau keunggulan suatuproduk atau jasa berkenaan dengan maksud<strong>yang</strong> diharapkan.Indikator empirik:a. Goota memberikan pilihan produk <strong>yang</strong>menarik, berkualitas, dan bervariasi.b. Staf Goota menyajikan makanan dengancepat (+ 15 menit).c. Staf Goota berpenampilan rapi dan bersih.d. Staf Goota memberikan kualitas pelayanandan service <strong>yang</strong> memuaskan.e. Café Goota memiliki lingkungan <strong>yang</strong>bersih dan suasana <strong>yang</strong> nyaman danmenyenangkan.f. Saran terhadap kualitas secara keseluruhan<strong>yang</strong> dimiliki Goota.3. Brand association; sesuatu <strong>yang</strong> berkaitandengan ingatan mengenai sebuah produk.Indikator empirik:a. Mengetahui logo Goota.b. Logo Goota mewakili jenis makanan <strong>yang</strong>dijual.c. Harga makanan Goota sesuai dengan <strong>yang</strong>didapatkan.d. Goota memiliki spesialisasi makanan grill.e. Goota mudah diingat sebagai restoran <strong>yang</strong>menjual makanan Jepang citarasa Korea.f. Goota dapat dikategorikan sebagai restoranJepang <strong>yang</strong> cocok untuk kaum muda.g. Dapat menyebutkan apa saja <strong>yang</strong> ada didalam benak ketika mendengar namaGoota.4. Brand loyalty; merupakan ukuran kesetiaanseorang pelanggan pada sebuah merek.Indikator empirik:a. Berminat untuk mengunjungi Goota lagikarena kemauan sendiri.Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT


48JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 3, NO. 1, MARET 2007: 43-56b. Berminat untuk mengunjungi Goota lagiatas ajakan teman atau faktor lainnya.c. Merekomendasikan Goota kepada oranglain.d. Responden merasa puas setiap kali berkunjungke Goota.e. Goota akan menjadi pilihan utama dalammemilih restoran Jepang.f. Dapat menyebutkan apa <strong>yang</strong> menjadikeunggulan utama Goota <strong>yang</strong> membuatresponden tertarik untuk kembali lagi.B. Brand Strategy1. Brand positioning; cara perusahaan untukmenempatkan dirinya dimata targetkonsumennya dilihat dari keunggulan dankelebihan <strong>yang</strong> dimiliki dibandingkan denganmerek-merek pesaing.Indikator empirik:a. Goota dapat dikatakan sebagai restoranJepang <strong>yang</strong> cocok untuk anak muda.b. Citarasa Korea dipadu dengan makananJepang nampak jelas pada makanan <strong>yang</strong>ditawarkan Goota.c. Atmosfer/suasana Goota nyaman untukberkumpul dan menghabiskan waktubersama dengan teman.d. Musik <strong>yang</strong> dipasang sesuai dengan anakmuda.2. Brand identity; suatu persepsi tentang <strong>brand</strong>dari suatu perusahaan <strong>yang</strong> ingin disampaikankepada konsumen sehingga dapat membentukpersepsi konsumen tentang <strong>brand</strong> itu sendiri.Indikator empirik:a. Goota dapat dikatakan sebagai restoranJepang <strong>yang</strong> cocok untuk anak muda.b. Citarasa Korea dipadu dengan makananJepang nampak jelas pada makanan <strong>yang</strong>ditawarkan Goota.c. Atmosfer/suasana Goota nyaman untukberkumpul dan menghabiskan waktubersama dengan teman.3. Brand personality; cara <strong>yang</strong> dipakaiperusahaan untuk menambah daya tarik dari<strong>brand</strong> dengan memberi karakteristik pada<strong>brand</strong> tadi.Indikator empirik:a. Penampilan hidangan menarik.b. Musik <strong>yang</strong> dipasang sesuai dengan anakmuda.c. Lokasi Goota strategis.d. Staf berpenampilan rapi dan bersih.4. Brand communication; cara perusahaan untukdapat mengkomunikasikan merek (<strong>brand</strong>)kepada konsumen.Indikator empirik:a. Darimana responden mengetahui tentangGoota.b. Penyajian makanan tepat sesuai dengan<strong>yang</strong> dipesan.c. Staf dapat memberikan penjelasan tentangmenu dengan baik dan jelas.d. Goota dapat dengan baik mengenalkan<strong>brand</strong>nya kepada konsumen.e. Promosi <strong>yang</strong> dipakai Goota menarik bagikonsumen.Teknik Analisa DataUntuk data kualitatif dari hasil interview danobservasi, digunakan <strong>analisa</strong> deskriptif, evaluatif dankonklusif. Sedangkan data kuantitatif dari kuisionerdi<strong>analisa</strong> dengan menggunakan modus, distribusifrekuensi (fi), mean, dan SEM (Structural EquationModel). SEM digunakan untuk mengetahuibagaimana dan seberapa besar <strong>hubungan</strong> kausal antara<strong>brand</strong> equity dan <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong>.ANALISA DAN PEMBAHASANAnalisa Hasil Wawancara dan ObservasiGoota didirikan dengan target market utama anakmuda dengan range usia 15-30 tahun. Menurutmanager Goota, target market Goota selama ini dapatdikatakan sudah sesuai dengan <strong>yang</strong> diharapkanmengingat konsumen <strong>yang</strong> datang mayoritas anakmuda menengah ke atas juga eksekutif muda, namunada juga family <strong>yang</strong> datang berkunjung ke Goota.Konsep dasar dari Goota adalah restoran Jepang untukanak muda dengan spesialisasi makanan grill sepertisate <strong>yang</strong> disesuaikan dengan ciri khas anak muda<strong>yang</strong> cenderung menginginkan sesuatu <strong>yang</strong> simpledan praktis. Spesialisasi lain <strong>yang</strong> dimiliki adalahmakanan Jepang dengan citarasa Korea sebagaikeunikan <strong>yang</strong> membedakan dari restoran lainnya.Spesialisasi ini tercermin dari nama <strong>yang</strong> dipilihnyayaitu Japanese charcoal grill and café. Selain ituGoota juga memiliki produk baru <strong>yang</strong> cukup suksesdi pasaran yaitu ice cream gelato <strong>yang</strong> memilikispesialisasi di rasa dan kandungan kalori <strong>yang</strong> rendah.Goota juga menawarkan makanan seperti makanankhas Korea <strong>yang</strong> terkenal seperti bulgogi, bibimbab,dan sup kimchi. Banyaknya makanan <strong>yang</strong> ditawarkanGoota sesuai dengan arti dari nama Goota itu sendiri<strong>yang</strong> berarti lauknya banyak. Nama Goota dipilih olehowner dengan alasan mudah untuk diingat, mudahdilafalkan serta kata “Goota” memperkuat karaktersebagai restoran Jepang juga terdengar sangat modernsesuai target market Goota.Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT


Kusno, Analisa Hubungan Brand Strategy <strong>yang</strong> Dilakukan Goota 49Goota memakai logo anak ayam sebagai simbolbahan dasar makanan <strong>yang</strong> digunakan mayoritasadalah ayam. Bentuk tulisan <strong>yang</strong> dipakai Gootadigunakan untuk mewakili desain interior. Gootamengambil 3 warna sebagai dominasi cafénya yaitukuning, hijau, dan hitam. Warna kuning dapat dilihatdari logo gambar anak ayam. Warna hijau dan kuningjuga dapat dilihat dari seragam para staf Goota. Gootaadalah restoran dengan jenis café <strong>yang</strong> disesuaikandengan konsepnya <strong>yang</strong> berupa tempat untuk hangout anak muda, maka Goota memberikan perhatiankhusus terhadap interior dan dekorasi ruang. Interior<strong>yang</strong> digunakan Goota didominasi warna gelap sepertihitam, abu-abu, dan coklat. Hal ini disesuaikandengan keidentikan anak muda dengan warna gelap.Selain itu musik <strong>yang</strong> disajikan juga cenderung kearahmusik anak muda <strong>yang</strong> sedang in seperti hip hop.Promosi Goota dimulai jauh-jauh hari sebelumGoota dibuka yaitu lewat iklan bersambung <strong>yang</strong>dipasang di Bentoya restaurant sebagai satumanajemen restoran. Selain itu Goota juga bekerjasama dengan bank HSBC, memasang iklan di majalahfood and resto dan majalah ice, memasang bannerdidepan restoran, menyebar brosur di kawasan PTC-Supermal Pakuwon Indah, dan juga iklan melaluiradio Hard Rock FM mengingat pendengar radio ini<strong>yang</strong> mayoritas anak muda. Goota juga memberikansoft opening diskon pada para konsumennya. Untukdapat menarik pengunjung, Goota menawarkan setmenu lunch setiap hari Senin-Jumat dari pukul 11.00-15.00. Walaupun banyak promosi <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong>Goota, Goota tetap beranggapan bahwa promosi <strong>yang</strong>terbaik adalah melalui word of mouth dari parakonsumennya.Goota memiliki rencana jangka pendek danjangka panjang. Untuk rencana jangka pendek, Gootaberencana untuk dapat lebih dikenal oleh konsumenserta dapat mencapai target market yaitu anak mudaserta tidak menutup kemungkinan untuk target marketfamily juga. Sedang untuk jangka panjangnya, Gootaberharap agar dapat menjadi restoran Jepang no 1 dikalangan anak muda atau jika memungkinkan Gootakelak dapat memperluas <strong>brand</strong>nya.Analisa Hasil Kuisioner1. Brand Awareness, terdiri dari 4 tingkatan, yaitu:a. Unaware of <strong>brand</strong> (tidak menyadari merek).Pada tingkatan ini tidak <strong>dilakukan</strong> pengukurandikarenakan responden adalah konsumenGoota sendiri <strong>yang</strong> dapat dipastikan mengenaliGoota Japanese charcoal grill and café.b. Brand recognition (pengenalan merek) yaitumerupakan pengurutan merek-merek restoran3116%Jepang <strong>yang</strong> ada di PTC dengan pilihanbantuan merek. Penulis menilai jawabanresponden <strong>yang</strong> ada pada pilihan pertama(recognition 1) dimana merek <strong>yang</strong> mendudukiposisi 1 hingga 3 dapat dikatakanbahwa merek tersebut cukup diketahuiresponden.168%7939%Sumber: data primer, diolah6030%147%GootaMurasakiBentoyaHoka-HokaBentoObaGambar 3. Brand Recognition 1 GootaDari gambar 3 dapat diketahui bahwa dari 200responden memilih 3 merek tertinggi sebagaipilihan di <strong>brand</strong> recognition 1 adalah Bentoyasebesar 79 orang (39%), Goota sebesar 60orang (30%), dan Hoka-Hoka Bento sebesar 31orang (16%). Goota menduduki peringkatkedua dalam <strong>brand</strong> recognition 1 <strong>yang</strong> artinyaresponden cukup mengetahui Goota apabiladiberikan pilihan bantuan.c. Brand Recall (pengingatan kembali terhadapmerek) yaitu merupakan 3 merek restoranJepang <strong>yang</strong> ada di PTC-Supermal PakuwonIndah <strong>yang</strong> paling diingat oleh responden tanpabantuan. Penulis menilai dari <strong>brand</strong> recall 1yaitu pengingatan merek <strong>yang</strong> disebutresponden pertama kali tanpa bantuan.3116%189%5929%32%Sumber: data primer, diolah5728%3216%GootaMurasakiBentoyaHoka-HokaBentoObaGambar 4. Brand Recall 1 GootaOhayoDari gambar 4 dapat diketahui bahwa dari 200responden, pilihan untuk <strong>brand</strong> recall 1 yaituJurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT


50JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 3, NO. 1, MARET 2007: 43-562412%<strong>yang</strong> disebutkan pertama kali oleh respondenadalah Bentoya sebesar 59 orang (29%), Gootasebesar 57 orang (28%), dan Murasaki sebesar32 orang (16%). Goota berada di urutan keduadalam <strong>brand</strong> recall 1 <strong>yang</strong> berarti bahwaresponden cukup mengenal Goota untukdisebutkan pertama kali tanpa diberikan pilihanbantuan.d. Top of Mind (puncak pikiran) yaitu merupakantingkatan merek <strong>yang</strong> paling tinggi <strong>yang</strong> ada diingatan responden saat diminta untukmenyebutkan 1 nama merek restoran Jepang<strong>yang</strong> ada di PTC-Supermal Pakuwon Indah.7839%168%Sumber: data primer, diolah6030%2211%Gambar 5. Top of Mind GootaGootaMurasakiBentoyaHoka-HokaBentoObaDari gambar 5 dapat diketahui bahwa dari 200responden, pilihan responden untuk top of mindterhadap restoran Jepang <strong>yang</strong> ada di PTCadalah Bentoya sebesar 78 orang (39%), Gootasebesar 60 orang (30%), dan Hoka-Hoka Bentosebesar 24 orang (12%). Goota mendudukiperingkat kedua dalam top of mind <strong>yang</strong> berartibahwa cukup banyak responden <strong>yang</strong> dapatmengingat merek Goota apabila respondenditanya 1 merek restoran Jepang <strong>yang</strong> ada diPTC-Supermal Pakuwon Indah.2. Perceived QualityTabel 1. Perceived Quality GootaNo. Pernyataan Mean StandardDeviasi4. Goota memberikan pilihan produk <strong>yang</strong> 3.78 0.676menarik, berkualitas dan bervariasi5. Staf Goota menyajikan makanan dengan 3.64 0.886cepat (+ 15 menit)6. Staf Goota berpenampilan rapi dan 3.74 0.652bersih7. Staf Goota memberikan kualitas 3.73 0.813pelayanan dan service <strong>yang</strong> memuaskan8. Staf Goota memberikan kualitas 3.81 0.876pelayanan dan service <strong>yang</strong> memuaskanTotal Mean 3.74Sumber: data primer, diolahBerdasarkan tabel 1, didapatkan total meanperceived quality secara keseluruhan sebesar 3,74<strong>yang</strong> berarti setuju. Perceived quality Goota dimata konsumen mempunyai tingkatan <strong>yang</strong> tinggi<strong>yang</strong> terlihat dari rata-rata jawaban <strong>yang</strong> diberikanadalah setuju untuk setiap indikatornya <strong>yang</strong> jugadipertegas dari saran responden <strong>yang</strong> mengatakankualitas secara keseluruhan dari Goota adalahbagus.3. Brand AssociationTabel 2. Brand Association GootaNo. Pernyataan Mean StandardDeviasi10. Logo Goota mewakili jenis 3.06 0.919makanan <strong>yang</strong> dijual11. Harga makanan Goota sesuai 3.37 0.804dengan <strong>yang</strong> didapatkan12. Goota memiliki spesialisasi 3.83 0.681makanan grill (sate)13. Goota mudah diingat sebagai 3.53 0.856restoran <strong>yang</strong> menjual makananJepang dengan citarasa Korea14. Goota dapat dikategorikan sebagai 3.93 0.665restoran Jepang <strong>yang</strong> cocok untukkaum mudaTotal Mean 3.54Sumber: data primer, diolahBerdasarkan tabel 2, didapatkan total mean <strong>brand</strong>association secara keseluruhan sebesar 3,54 <strong>yang</strong>berarti setuju. Brand association respondenterhadap Goota dapat disimpulkan tinggi. Hal inidikarenakan jawaban <strong>yang</strong> diberikan respondenterhadap keunikan-keunikan Goota <strong>yang</strong> mampudiingat responden adalah positif sekalipunbeberapa responden belum mampu mengidentikkanGoota dengan spesialisasi <strong>yang</strong> ingindisampaikan seperti sebagai restoran Jepangdengan citarasa Korea. Penulis beranggapan hal inidisebabkan <strong>brand</strong> Goota itu sendiri <strong>yang</strong> masihbaru sehingga responden belum dapat benar-benarmemiliki ingatan kuat akan <strong>brand</strong> Goota itusendiri. Meskipun demikian tanggapan respondenterhadap spesialisasi <strong>yang</strong> ingin disampaikanGoota sebagai restoran <strong>yang</strong> menjual makanangrill dan restoran untuk anak muda sudah dapatditerima dengan sangat baik.4. Brand LoyaltyDari tabel 3, didapatkan total mean <strong>brand</strong> loyaltysecara keseluruhan sebesar 3,49 <strong>yang</strong> berartisetuju. Brand loyalty responden Goota dapatdikatakan tinggi. Hal ini dapat dilihat dari rata-rataindikator dalam <strong>brand</strong> loyalty <strong>yang</strong> mayoritasdijawab setuju oleh responden. Namun hal iniJurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT


Kusno, Analisa Hubungan Brand Strategy <strong>yang</strong> Dilakukan Goota 51tetap tidak menjamin konsumen untuk maumemilih Goota sebagai pilihan utama dalammemilih restoran Jepang <strong>yang</strong> ada di PTC-Supermal Pakuwon Indah karena mayoritasresponden menjawab netral untuk pertanyaanakankah Goota menjadi pilihan utama konsumendalam restoran Jepang <strong>yang</strong> ada di PTC-SupermalPakuwon IndahTabel 3. Brand Loyalty GootaNo. Pernyataan Mean StandardDeviasi15. Saya berminat untuk mengunjungi 3.56 0.819Goota lagi karena kemauan sendiri16. Saya berminat untuk mengunjungi 3.79 0.818Goota lagi atas ajakan teman ataufaktor lainnya17. Saya akan merekomendasikan 3.54 0.769Goota kepada orang lain18. Saya merasa puas setiap kali 3.50 0.763berkunjung ke Goota19. Goota akan menjadi pilihan utama 3.08 0.870saya dalam memilih restoranJepangTotal Mean 3.49Sumber: data primer, diolah5. Brand PositioningTabel 4. Brand Positioning GootaNo. Pernyataan Mean StandardDeviasi20. Goota dapat dikatakan sebagai 3.82 0.599restoran Jepang <strong>yang</strong> cocok untukanak muda21. Citarasa Korea dipadu dengan 3.43 0.841makanan Jepang nampak jelas padamakanan <strong>yang</strong> ditawarkan Goota23. Atmosfer/suasana Goota nyaman 3.77 0.831untuk berkumpul dan menghabiskanwaktu bersama dengan teman24. Musik <strong>yang</strong> dipasang sesuai dengan 3.74 0.772anak mudaTotal Mean 3.69Sumber: data primer, diolahTabel 4 menjelaskan bahwa total mean <strong>brand</strong>positioning secara keseluruhan sebesar 3,69 <strong>yang</strong>berarti setuju. Strategi <strong>brand</strong> positioning <strong>yang</strong>diterima konsumen Goota dapat dikatakan tinggiatau dengan kata lain konsumen sudah dapatmenerima Goota sebagai restoran Jepang dengancitarasa Korea jika dilihat dari penyajianmakanannya serta target market anak mudadimana untuk dapat memposisikan dirinya Gootamengatur atmosfer/suasana dan musik sedemikianrupa sehingga dapat membedakannya denganmerek lainnya.6. Brand IdentityTabel 5. Brand Identity GootaNo. Pernyataan Mean StandardDeviasi20. Goota dapat dikatakan sebagai 3.82 0.599restoran Jepang <strong>yang</strong> cocok untukanak muda21. Citarasa Korea dipadu dengan 3.43 0.841makanan Jepang nampak jelas padamakanan <strong>yang</strong> ditawarkan Goota23. Atmosfer/suasana Goota nyaman 3.77 0.831untuk berkumpul danmenghabiskan waktu bersamadengan temanTotal Mean 3.67Sumber: data primer, diolahDari tabel 5 didapatkan total mean <strong>brand</strong> identitysecara keseluruhan yaitu 3,67 <strong>yang</strong> berarti setuju.Strategi <strong>brand</strong> identity <strong>yang</strong> diterima konsumenGoota dapat dikatakan tinggi atau dengan kata lainGoota mampu mempersepsikan <strong>brand</strong>nya sesuaidengan apa <strong>yang</strong> ingin disampaikannya kepadakonsumen dan konsumen mampu dengan baikmenangkap persepsi <strong>yang</strong> disampaikan Goota.7. Brand PersonalityTabel 6. Brand Personality GootaNo. Pernyataan Mean StandardDeviasi22. Penampilan hidangan menarik 3.74 0.81024. Musik <strong>yang</strong> dipasang sesuai 3.74 0.772dengan anak muda25. Lokasi Goota strategis 3.22 0.93626. Staf berpenampilan rapi dan bersih 3.71 0.707Total Mean 3.60Sumber: data primer, diolahBerdasarkan tabel 6, didapatkan total mean <strong>brand</strong>personality secara keseluruhan sebesar 3,60 <strong>yang</strong>berarti setuju. Strategi <strong>brand</strong> personality Goota<strong>yang</strong> diterima konsumen dapat dikatakan tinggi.Dengan kata lain, daya tarik Goota untukmemperkuat karakteristiknya dapat memperjelas<strong>brand</strong> Goota itu sendiri dilihat dari penampilanhidangan, musik, lokasi, serta staf Goota. Tampaknyausaha Goota melalui strategi <strong>yang</strong> satu inimasih harus melalui waktu <strong>yang</strong> panjang sertausaha-usaha lainnya untuk lebih menegaskankarakter <strong>yang</strong> ingin Goota bentuk.8. Brand CommunicationPada gambar 6 dapat disimpulkan bahwa dari 200responden menyatakan bahwa responden menge-Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT


52JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 3, NO. 1, MARET 2007: 43-56tahui Goota dari tahu sendiri yaitu sebesar 99orang (49%). Dari hasil ini dapat diketahui bahwapenyampaian Goota untuk mengenalkan <strong>brand</strong>nyasangat tidak efektif seperti halnya penyebaranbrosur, tidak satupun responden mengetahuiadanya brosur <strong>yang</strong> disebarkan beberapa bulansebelum Goota dibuka.9949%2211%42%11%Sumber: data primer, diolah74%6733%majalahkoranradiotemantahu sendirilainnyaGambar 6. Sumber Responden Mengetahui GootaTabel 7. Brand Communication GootaNo. Pernyataan Mean StandardDeviasi28. Penyajian makanan tepat sesuai 3.78 0.705dengan <strong>yang</strong> Anda pesan29. Staf dapat memberikan3.73 0.896penjelasan tentang menu denganbaik dan jelas30. Goota dapat dengan baik 3.17 0.825mengenalkan <strong>brand</strong>nya kepadakonsumen31. Promosi <strong>yang</strong> dipakai Goota 2.78 0.865menarik bagi konsumenTotal Mean 3.37Sumber: data primer, diolahBerdasarkan hasil pada tabel 7, didapatkan totalmean <strong>brand</strong> communication secara keseluruhansebesar 3,37 <strong>yang</strong> berarti netral. Strategi <strong>brand</strong>communication <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> Goota untukmemperkenalkan <strong>brand</strong>nya dapat dikatakancukup. Dengan kata lain promosi keluar (usahamemperkenalkan Goota kepada konsumen baru)<strong>yang</strong> digunakan Goota kurang efektif sedangpromosi <strong>yang</strong> ada di dalam (melalui service <strong>yang</strong>diberikan para staf) dapat dikatakan baik.Hubungan Kausal antara Brand Strategy dan Brand EquitySumber: data primer, diolahGambar 7. Hubungan Kausal antara Brand Strategy dan Brand Equity GootaJurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT


Kusno, Analisa Hubungan Brand Strategy <strong>yang</strong> Dilakukan Goota 53Berdasarkan gambar 7 dapat disimpulkan bahwa:1. Brand identity mempunyai <strong>hubungan</strong> kausal <strong>yang</strong>positif tidak signifikan dengan perceived quality(sebesar 1,29) <strong>yang</strong> berarti <strong>hubungan</strong> tersebutberjalan searah dan ber<strong>hubungan</strong> kausal tidakterlalu kuat. Apabila konsumen memiliki persepsi<strong>yang</strong> benar dan tinggi tentang Goota maka kualitasGoota di mata konsumen juga tinggi dankeduanya ber<strong>hubungan</strong> tidak terlalu kuat. Sepertijika Goota ingin mempersepsikan dirinya sebagairestoran Jepang <strong>yang</strong> menyajikan makanandengan cepat maka Goota dapat meningkatkankualitasnya untuk menyajikan makanan dengancepat.2. Brand identity mempunyai <strong>hubungan</strong> kausal <strong>yang</strong>positif tidak signifikan dengan <strong>brand</strong> association(sebesar 0,10) <strong>yang</strong> berarti <strong>hubungan</strong> tersebutberjalan searah dan ber<strong>hubungan</strong> kausal tidakterlalu kuat. Apabila konsumen memiliki persepsi<strong>yang</strong> benar dan tinggi tentang Goota maka ingatanakan Goota di mata konsumen juga tinggi dankeduanya ber<strong>hubungan</strong> tidak terlalu kuat.3. Brand identity mempunyai <strong>hubungan</strong> kausal <strong>yang</strong>positif signifikan dengan <strong>brand</strong> loyalty (sebesar2,03) <strong>yang</strong> berarti <strong>hubungan</strong> tersebut berjalansearah dan ber<strong>hubungan</strong> kausal kuat. Apabilakonsumen memiliki persepsi <strong>yang</strong> benar dantinggi tentang Goota maka loyalitas konsumenterhadap Goota juga tinggi dan keduanyaber<strong>hubungan</strong> kuat.4. Brand personality mempunyai <strong>hubungan</strong> kausal<strong>yang</strong> positif signifikan dengan perceived quality(sebesar 6,43) <strong>yang</strong> berarti <strong>hubungan</strong> tersebutberjalan searah dan ber<strong>hubungan</strong> kausal kuat.Apabila konsumen mampu mengkarakteristikkanmerek Goota dengan sesuatu tinggi maka kualitasGoota di mata konsumen juga tinggi dankeduanya ber<strong>hubungan</strong> kuat.5. Brand personality mempunyai <strong>hubungan</strong> kausal<strong>yang</strong> positif signifikan dengan <strong>brand</strong> association(sebesar 3,30) <strong>yang</strong> berarti <strong>hubungan</strong> tersebutberjalan searah dan ber<strong>hubungan</strong> kausal kuat.Apabila konsumen mampu mengkarakteristikkanmerek Goota dengan sesuatu tinggi maka ingatanakan Goota di mata konsumen juga tinggi dankeduanya ber<strong>hubungan</strong> kuat.6. Brand personality mempunyai <strong>hubungan</strong> kausal<strong>yang</strong> positif tidak signifikan dengan <strong>brand</strong> loyalty(sebesar 0,40) <strong>yang</strong> berarti <strong>hubungan</strong> tersebutberjalan searah dan ber<strong>hubungan</strong> kausal tidakterlalu kuat. Apabila konsumen mampumengkarakteristikkan merek Goota dengansesuatu tinggi maka loyalitas konsumen terhadapGoota juga tinggi dan keduanya ber<strong>hubungan</strong>tidak terlalu kuat.7. Brand communication mempunyai <strong>hubungan</strong>kausal <strong>yang</strong> negatif signifikan dengan perceivedquality (sebesar -2,45) <strong>yang</strong> berarti <strong>hubungan</strong>tersebut berbanding terbalik dan ber<strong>hubungan</strong>kausal kuat. Apabila kemampuan konsumenmenangkap komunikasi <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> Gootatinggi maka kualitas Goota di mata konsumenakan berbanding terbalik dan keduanyaber<strong>hubungan</strong> kuat. Dengan kata lain sekalipunkomunikasi <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> Goota keluarnyakurang baik, namun Goota mampu memberikankualitas <strong>yang</strong> baik kedalamnya.8. Brand communication mempunyai <strong>hubungan</strong>kausal <strong>yang</strong> positif tidak signifikan dengan <strong>brand</strong>association (sebesar 0,66) <strong>yang</strong> berarti <strong>hubungan</strong>tersebut berjalan searah dan ber<strong>hubungan</strong> kausaltidak terlalu kuat. Apabila kemampuan konsumenmenangkap komunikasi <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> Gootatinggi maka ingatan akan Goota di matakonsumen juga tinggi dan keduanya ber<strong>hubungan</strong>tidak terlalu kuat.9. Brand communication mempunyai <strong>hubungan</strong>kausal <strong>yang</strong> positif signifikan dengan <strong>brand</strong>loyalty (sebesar 3,17) <strong>yang</strong> berarti <strong>hubungan</strong>tersebut berjalan searah dan ber<strong>hubungan</strong> kausalkuat. Apabila kemampuan konsumen menangkapkomunikasi <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> Goota tinggi makaloyalitas konsumen terhadap Goota juga tinggi dankeduanya ber<strong>hubungan</strong> kuat.KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Brand <strong>strategy</strong> <strong>yang</strong> digunakan Goota Japanesecharcoal grill and café antara lain <strong>brand</strong>positioning, <strong>brand</strong> identity, <strong>brand</strong> personality, dan<strong>brand</strong> communication. Goota memperkenalkandiri sebagai restoran Jepang untuk anak muda<strong>yang</strong> menyajikan makanan Jepang dengan citarasaKorea melalui <strong>brand</strong> positioning dan <strong>brand</strong>identity. Selain itu Goota juga menambah dayatariknya melalui musik, staf, dan penampilanhidangan makanannya melalui <strong>brand</strong> personality.Promosi dan hal lainnya untuk memperkenalkanGoota <strong>dilakukan</strong> melalui <strong>brand</strong> communication.2. Tanggapan konsumen terhadap <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong><strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> Goota antara lain:a. Brand positioning, responden sudah dapatmenerima positioning <strong>yang</strong> ingin dibentukGoota <strong>yang</strong> terbukti dari total mean sebesar3,69.Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT


54JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 3, NO. 1, MARET 2007: 43-56b. Brand identity, responden sudah dapat menerimaidentity <strong>yang</strong> ingin dibentuk Goota <strong>yang</strong>terbukti dari total mean sebesar 3,67.c. Brand personality, responden sudah dapatmenerima personality <strong>yang</strong> ingin dibentukGoota <strong>yang</strong> terbukti dari total mean sebesar3,60.d. Brand communication, responden bisa menerimakomunikasi <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> Goota namuntidak terlalu berpengaruh pada keputusanresponden dikarenakan sebagian besar promosi<strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> kurang efektif <strong>yang</strong> terbuktidari total mean sebesar 3,37. Untuk promosikeluar (usaha memperkenalkan Goota kepadakonsumen baru) <strong>yang</strong> digunakan Goota kurangefektif sedang promosi <strong>yang</strong> ada di dalam(melalui service <strong>yang</strong> diberikan para staf)dapat dikatakan baik.3. Brand equity <strong>yang</strong> diterima konsumen <strong>yang</strong> terdiridari:a. Brand awareness, responden sudah beradapada tingkatan aware <strong>yang</strong> dapat dikatakancukup tinggi terhadap merek. Hal ini dapatdilihat dari hasil kuisioner dimana merekGoota menduduki peringkat kedua untuk<strong>brand</strong> recognition 1, <strong>brand</strong> recall 1, dan top ofmind.b. Perceived quality, responden sudah memilikitingkatan <strong>yang</strong> tinggi <strong>yang</strong> terbukti dari totalmean sebesar 3,74.c. Brand association, responden sudah memilikitingkatan <strong>yang</strong> tinggi <strong>yang</strong> terbukti dari totalmean sebesar 3,54.d. Brand loyalty, responden sudah memilikitingkatan <strong>yang</strong> tinggi <strong>yang</strong> terbukti dari totalmean sebesar 3,49.4. Hubungan kausal antara <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong> <strong>yang</strong>sudah <strong>dilakukan</strong> Goota Japanese charcoal grilland café dan <strong>brand</strong> equity <strong>yang</strong> sudah diterimakonsumen adalah rata-rata mempunyai <strong>hubungan</strong>kausal <strong>yang</strong> positif signifikan <strong>yang</strong> berarti:a. Cara Goota untuk mempersepsikan mereknyabagus dan baik serta mampu diterima denganbenar oleh konsumen, hal ini akan berbandingsejalan dengan <strong>brand</strong> equity <strong>yang</strong> diterimakonsumen.b. Cara Goota untuk mengkarakteristikkanmereknya dengan sesuatu telah dapat diterimadengan baik oleh konsumen <strong>yang</strong> jugaberbanding sejalan dengan <strong>brand</strong> equity <strong>yang</strong>diterima oleh konsumen.c. Cara Goota untuk mengkomunikasikan mereknyakepada konsumen dapat dikatakan netral.Namun demikian, komunikasi <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong>Goota terhadap kualitas <strong>yang</strong> diterima konsumenberbanding terbalik. Hal ini dikarenakanGoota tetap menjaga kualitasnya sekalipunkomunikasi <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> kurang dapatmenjangkau konsumen. Tetapi terhadap ingatandan loyalitas konsumen terhadap Goota,komunikasi ini berbanding sejalan.5. Brand <strong>strategy</strong> <strong>yang</strong> sudah <strong>dilakukan</strong> Gootadengan tujuannya masing-masing rata-rata sudahtersampaikan dan diterima dengan benar olehkonsumen Goota sehingga hal ini menyebabkanper tingkatan <strong>brand</strong> equity <strong>yang</strong> sudah diterimaoleh konsumen Goota dapat dikatakan tinggi.Saran1. Goota Japanese charcoal grill and café sebaiknyameningkatkan <strong>brand</strong> communication <strong>yang</strong> digunakankhususnya promosi <strong>yang</strong> dapat <strong>dilakukan</strong>dengan:a. Untuk majalah, Goota sebaiknya bekerja samadengan majalah-majalah <strong>yang</strong> lebih populerdan bersifat komersil namun tetap sesuaidengan target marketnya seperti majalahCosmopolitan, Cosmogirl, dan lainnya sertamemasang iklan secara periodik denganjangka waktu 2 minggu perbulannya.b. Untuk koran, Goota sebaiknya melakukanpemasangan iklan di koran-koran <strong>yang</strong> populerdikalangan masyarakat seperti Jawa Pos,Surabaya Pos, dan lainnya dengan jangkawaktu 4 kali selama 1 bulan.c. Untuk radio, promosi <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> sebaiknyalebih dari 1 stasiun radio (EBS FM, DJFM, JJ FM, dan lainnya) dengan tetap mempertimbangkantarget pendengar juga sebaiknya<strong>dilakukan</strong> secara periodik dengan jangkawaktu 2 minggu perbulannya.d. Untuk brosur, lingkup penyebarannya diperluastidak hanya di PTC-Supermal PakuwonIndah seperti menyebar di kampus-kampus,sekolah-sekolah, dan lainnya.2. Goota Japanese charcoal grill and café sebaiknyamenambah variasi produk <strong>yang</strong> ditawarkan,misalnya meningkatkan ciri khas fusion padamakanan Jepang dan Korea. Selain itu denganmembuat menu fusion baru dan penawaran khususatas menu fusion baru tersebut seperti hargakhusus ataupun diskon untuk menu fusion barusehingga secara tidak langsung Goota dapatsekaligus mempromosikan <strong>brand</strong>nya.3. Melihat <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong> <strong>yang</strong> <strong>dilakukan</strong> Goota rataratadapat diterima oleh konsumen, maka akanlebih baik apabila Goota Japanese charcoal grillJurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT


Kusno, Analisa Hubungan Brand Strategy <strong>yang</strong> Dilakukan Goota 55and café lebih mengembangkan <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong><strong>yang</strong> digunakannya sehingga dapat tercipta <strong>brand</strong>equity <strong>yang</strong> sangat kuat di setiap tingkatannya<strong>yang</strong> dapat <strong>dilakukan</strong> dengan meningkatkankualitas pelayanan <strong>yang</strong> diberikan, membukacabang baru, menonjolkan karakteristik darimakanan Jepang <strong>yang</strong> dipadukan dengan citarasaKorea, dan lainnya.DAFTAR PUSTAKABoone, L.E., & Kurtz, D.L. (2005). Contemporarymarketing 2005. USA: Thomson South-Western.Brand (2006, Juni 7). Wikipedia: The free encyclopedia.September 19, 2006. http://en.wikipedia.org/wiki/Re<strong>brand</strong>ingBungin, B. (2004). Metodologi penelitian kualitatif.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Burns, A.C., & Bush, R.F. (2003). Marketing research(4 th ed). New Jersey: Prentice Hall.Cooper, D.R., & Schindler, P.S. (2001). Businessresearch methods (6 th ed). Singapore:McGraw-Hill.---------(2006). Marketing research. Boston: McGraw-Hill.Crainer, S., & Dearlove, D. (2003). The ultimate bookof business <strong>brand</strong>s: Insights from the world’s50 greatest <strong>brand</strong>s. United Kingdom: Capstone.Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamusbesar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.East, R. (1997). Consumer behaviour. London: PrenticeHall.Gelder, S.V. (2005). Global <strong>brand</strong> <strong>strategy</strong>. London:Kogan Page.Hair, J.F., Rolph, E.A., Ronald, L.T. & William, C.B.(1998). Multivariate data analysis (5 th ed).Upper Saddle River: Prentice Hall.-------, Bush, R.P., & Ortinau, D.J. (2004). Marketingresearch (2 nd ed). Boston: McGraw-Hill.Hassanien, A., & Baum, T. (2002). Hotel repositioningthrough property renovation. Journal oftourism and hospitality research” vol.4, no.2,pp. 144-157. UK: Henry Stewart Publication,1467-3584.Kartajaya, H. (2004). On positioning. Bandung:Mizan Media Utama.Keller, K.L. (1993). Conceptualizing, measuring, andmanaging customer based <strong>brand</strong> equity (2 nded). New Jersey: Prentice Hall.Kotler, P. (1987). Dasar-dasar pemasaran. Jakarta:CV. Intermedia.-------- (2002). Manajemen pemasaran (edisi 1).Jakarta: Prenhallindo.-------- (2002). Manajemen pemasaran (edisi 2).Jakarta: Prenhallindo.Kotler, P., & Armstrong, G. (2004). Principles ofmarketing (10 th ed). New Jersey: Prentice Hall.Kuncoro, M. (2003). Metode riset untuk bisnis danekonomi. Jakarta: Erlangga.Moleong, L.J. (2000). Metodologi penelitian kualitatif.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Nawawi, H.H., & Hadari, H.M.M. (1992). Instrumenpenelitian bidang sosial. Yogyakarta: GajahMada University Press.Randall, G. (2001). The art of marketing vol. 7<strong>brand</strong>ing. New Delhi: Crest Publishing House.Rangkuti, F. (2004). The power of <strong>brand</strong>s. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.Saragih B. et al. (1994). Metode penelitian sosialekonomi. Bogor: Direktorat Perguruan TinggiSwasta.Schultz, D.C., & Barnes, B.E. (1999). Strategic <strong>brand</strong>communication campaigns. USA: NTC BusinessBooks.Schultz, D.E., & Schultz, H.F. (2004). Brand babble.USA: Thomson South-Western.Soehadi, A.W. (2005). Effective <strong>brand</strong>ing: Konsepdan aplikasi pengembangan merek <strong>yang</strong> sehatdan kuat. Bandung: Quantum Bisnis &Manajemen.Suryabrata, S. (1983). Metodologi penelitian. Jakarta:CV. Rajawali.Susanto, A.B., & Wijanarko, H. (2004). Power <strong>brand</strong>ing:Membangun merek unggul dan organisasipendukungnya. Jakarta: Quantum Bisnis& Manajemen.Tjiptono, F. (2005). Brand management and <strong>strategy</strong>.Yogyakarta: Andi.Umar, H. (2003). Metode riset perilaku konsumenjasa. Jakarta: Ghalia Indonesia.Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen <strong>Petra</strong>http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!