WIBOWO dkk. –Bakteri halofilik pada ikan asin 43PENDAHULUANLimbah <strong>domestik</strong> merupakan <strong>limbah</strong> yangdihasilkan paling banyak tiap hari oleh berbagaiaktivitas rumah tangga, oleh karena itupermasalahan ini tidak dapat diabaikan. Limbah<strong>domestik</strong> memerlukan penanganan yang serius.Mikroorganisme secara alami mampu mendegradasibahan-bahan organik yang ada pada <strong>limbah</strong><strong>domestik</strong> sehingga dapat meningkatkan kualitas<strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong>. Sebagai alternatif pengolahanair <strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong> <strong>dengan</strong> menggunakanmikroorganisme, dilakukanlah penelitan ini,yaitu <strong>dengan</strong> menambahkan bakteri Pseudomonasputida pada <strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong>, untuk meningkatkanpertumbuhan bakteri, <strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong>disuplai oksigen <strong>dengan</strong> aerator, karena Pseudomobasputida termasuk bakteri aerob. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas<strong>limbah</strong> IPAL Kedung Tungkul serta untukmengetahui pengaruh <strong>aerasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>penambahan</strong>bakteri Pseudomonas putida dalam pengolahan<strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong> <strong>dengan</strong> indikator pH, BOD,TSS, minyak <strong>dan</strong> lemak berdasarkan baku mutuair <strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong> menurut Kep. Men. Neg.Lingkungan Hidup Nomor 112 tahun 2003.BAHAN DAN METODEWaktu <strong>dan</strong> TempatPenelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei2005 hingga November 2005. Penelitiandilakukan di lapangan (IPAL Kedung TungkulMojosongo) <strong>dan</strong> di laboratorium (UPTLaboratium Pusat MIPA Universitas SebelasMaret Surakarta Sub Lab Biologi <strong>dan</strong> Sub LabKimia).Bahan <strong>dan</strong> AlatBahan utama penelitian ini adalah <strong>limbah</strong><strong>domestik</strong> IPAL Kedung Tungkul Mojosongo <strong>dan</strong>bakteri Pseudomonas putida <strong>dengan</strong> bahan-bahanpendukung untuk medium bakteri sertamenganalisa pH, BOD, TSS, minyak <strong>dan</strong> lemak.Alat-alat yang digunakan selama penelitianadalah seperangkat alat penyiapan bakteri,seperangkat alat bioreaktor, LoFlow, seperangkatalat pengambilan sampel, seperangkat alatpengukur pH, seperangkat alat pengukur BOD,seperangkat alat pengukur TSS serta seperangkatalat pengukur kadar minyak <strong>dan</strong> lemak.Cara KerjaPenyiapan bakteri Pseudomonas putida <strong>dengan</strong>jumlah + 10 10 se/ml sebanyak 1000 ml (A) <strong>dan</strong>500 ml (B).Pembuatan 2 bioreaktor (A <strong>dan</strong> B) <strong>dengan</strong>kekuatan <strong>aerasi</strong> 2 l/menit <strong>dan</strong> 1 bioreaktor tanpa<strong>aerasi</strong> sebagai kontrol (C).Pengambilan sampel influent <strong>dan</strong> effluent IPALKedung Tungkul Mojosongo untuk pengukurankualitas air <strong>limbah</strong> untuk diukur pH, BOD, TSS,minyak <strong>dan</strong> lemak di laboratorium, sampeldiambil selama 6 hari <strong>dan</strong> diukur secara duplo (2ulangan untuk setiap parameter).Pengambilan sampel influent untukeksperimen / perlakuan.Perlakuan terhadap sampel influent <strong>dengan</strong>waktu <strong>aerasi</strong> 0, 8, 16, 24, 48, 72, 144, 216 jamuntuk Bioreaktor A <strong>dan</strong> B, <strong>dengan</strong> <strong>penambahan</strong>bakteri Psudomonas putida 1000 ml untukBioreaktor A, 500 ml untuk Bioreaktor B, <strong>dan</strong> 0ml untuk Kontol C.Pengukuran Parameter pH, BOD, TSS,minyak <strong>dan</strong> lemak hasil perlakuan padaBioreaktor A, Bioreaktor B <strong>dan</strong> Kontrol Cdilakukan pada jam ke-0, 8, 16, 24, 48, 72, 144<strong>dan</strong> 216 diukur secara duplo (2 ulangan untuksetiap parameter).Analisis DataPenelitian ini dilakukan <strong>dengan</strong> RancanganAcak Lengkap (RAL) <strong>dengan</strong> dua faktor <strong>dan</strong> duaulangan. Analisis kualitas air dalam penelitianini dibandingkan <strong>dengan</strong> standar baku mutu air<strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong> (Kep. Men. Neg. LH Nomor 112tahun 2003). Analisis statistik yang digunakanadalah T test untuk mengetahui perbedaanantara influent <strong>dan</strong> effluent IPAL KedungTungkul, Analisis Varian (ANOVA) 2 arah <strong>dan</strong>Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada tarafsignifikansi 5% untuk mengetahui perlakuanyang paling signifikan terhadap perbaikankualitas <strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong> IPAL Kedung Tungkul.Analisis statistik menggunakan program SPSS 11.HASIL DAN PEMBAHASANKualitas Air Limbah IPAL Kedung TungkulAnalisis data hasil pengukuran parameter air<strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong> pada influent <strong>dan</strong> effluent IPALKedung Tungkul Mojosongo dapat disajikanpada tabel 1.Berdasarkan data pada tabel di atas,parameter yang memenuhi baku mutu adalahpH <strong>dan</strong> BOD, untuk TSS serta minyak <strong>dan</strong> lemaktidak memenuhi baku mutu. Dan hasil T testpada parameter pH, BOD, TSS, minyak <strong>dan</strong>lemak kaitannya <strong>dengan</strong> peran IPAL KedungTungkul dalam upaya memperbaiki kualitas air<strong>limbah</strong> menunjukkan a<strong>dan</strong>ya perbedaan yangsignifikan untuk parameter BOD serta minyak
44Bioteknologi 3 (2): 42-49, Nopember 2006Tabel 1. Analisis hasil pemeriksan parameter air <strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong> pada influent <strong>dan</strong> effluent IPAL KedungTungkul MojosongoNo Waktu SampelNilai ParameterpH BOD(mg/l) TSS(mg/l) ML(mg/l)Rata-rataInfluent 7,328 136,930 558,33 376,50Effluent 8,640 39,050 435,00 203,33Persentase perubahan (%) 17,87 71,48 22,09 45,99Hasil T test Tidak beda nyata Beda nyata Tidak beda nyata Beda nyataBaku Mutu Memenuhi Memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhiBaku Mutu Air Limbah Domestik(KepMenNegLH Nomor 112 Tahun2003)6-9 100 mg/l 100 mg/l 10 mg/l<strong>dan</strong> lemak se<strong>dan</strong>gkan untuk pH <strong>dan</strong> TSS tidakada perbedaan yang signifikan antara influent<strong>dan</strong> effluent. Meskipun terdapat perbedaan yangsignifikan pada parameter minyak <strong>dan</strong> lemakakan tetapi hasilnya belum memenuhi bakumutu, sebaliknya pada pH meskipun tidak adaperbedaan yang signifikan akan tetapi sudahmemenuhi baku mutu. Hasil ini menunjukkanbahwa IPAL Kedung Tungkul mempunyai perandalam perbaikan BOD <strong>dan</strong> tidak berperan dalamperubahan pH, TSS serta minyak <strong>dan</strong> lemak.Perubahan pH (pH turun) terjadi pada saatpengolahan air <strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong> baik aerobikmaupun anaerobik yang menghasilkan asamasamseperti HNO 3 , H 2 SO 4 , H 3 PO 4 (prosesaerobik) maupun H 2 S (proses anaerobik), namunkarena a<strong>dan</strong>ya sisa bahan pembersih dalam air<strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong> seperti deterjen, sabun, sampo<strong>dan</strong> bahan pembersih lainnya yang bersifatalkalis menjadikan air <strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong> <strong>dengan</strong>pH dibawah 7 menjadi dalam keadaan netralkembali, bahkan naik mencapai pH lebih dari 8karena a<strong>dan</strong>ya bahan-bahan yang bersifat basa,tetapi kenaikan tersebut masih dibawah 9,karena disisi lain bakteri-bakteri aerobik dalamproses degradasi menghasilkan asam organik.Bahan organik atau substrat (unsur C, H, O, N, S,P) dalam proses aerobik menghasilkan asamasamHNO 3 , H 2 SO 4 , H 3 PO 4 se<strong>dan</strong>gkan dalamproses anaerobik terjadi proses fermentasi yangmenghasilkan gas metana (CH4) <strong>dan</strong>karbondioksida (CO 2 ) serta H 2 S.Perubahan BOD (BOD turun) terjadi karenaproses dekomposisi bahan organik (substrat)yang terkandung dalam air <strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong>berlangsung secara terus menerus baik prosesaerobik maupun anaerobik. A<strong>dan</strong>ya kolam <strong>aerasi</strong>turut berperan dalam memenuhi oksigen terlarutpada IPAL sehingga dapat mengurangi BOD.Proses dekomposisi secara aerobik terusberlangsung sepanjang kandungan oksigenterlarut (Dissolved Oxygen) masih ada dalam air<strong>limbah</strong> hingga mencapai nol yangmengakibatkan mikroorganisme aerobik mati.Selanjutnya proses dekomposisi diambil alihtugasnya <strong>dengan</strong> proses anaerobik. Prosesdekomposisi anaerobik berlangsung sebagaikelanjutan proses aerobik untukmendekompoisisikan bahan organik yang masihada dalam air <strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong> <strong>dengan</strong> bantuanmikroorganisme anaerobik.Perubahan TSS (TSS turun) antara influent <strong>dan</strong>effluent IPAL Kedung Tungkul tidak signifikan,hal ini terjadi karena dalam air <strong>limbah</strong> <strong>domestik</strong>di lokasi penelitian sangat sedikit padatan yangdapat mengendap secara gravitasi, sedikitnyapadatan yang mengendap secara gravitasi bukandikarenakan oleh waktu yang pengolahan<strong>limbah</strong> pada IPAL Kedung Tungkul selama 9hari tidak cukup, namun lebih disebabkan olehsifat padatan yang terkandung dalam air <strong>limbah</strong><strong>domestik</strong> tidak dapat mengendap secaragravitasi meskipun waktu yang dibutuhkanuntuk proses pengendapan cukup tersediadibandingkan <strong>dengan</strong> waktu yang dibutuhkanuntuk proses pengendapan secara gravitasi yaitu1 jam. Menurut Karno (2004) <strong>dan</strong> Fardiaz (1992)waktu yang dibutuhkan untuk pengendapan TSSsecara gravitasi cukup 1 jam.Perubahan ML (ML turun) yang signifikantetapi belum memenuhi baku mutudimungkinkan terjadi karena sifat minyak <strong>dan</strong>lemak yang membutuhkan waktu cukup lamauntuk dapat didekomposisi olehmikroorganisme. Penurunan kadar minyak <strong>dan</strong>lemak pada effluent terjadi karena pemanfaatanminyak <strong>dan</strong> lemak sebagai substrat oleh bakteriaerobik <strong>dan</strong> juga dimungkinkan karena proses