12.07.2015 Views

ABSTRACT The problem of Islamic political thought in the modern ...

ABSTRACT The problem of Islamic political thought in the modern ...

ABSTRACT The problem of Islamic political thought in the modern ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

78Yusdani, Gagasan Liberal dalam Pemikiran Politik Muslimdasar tersebut tergantung pada ijtihad mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g bangsa muslim.Tokoh pemikir yang termasuk kelompok ketiga <strong>in</strong>i adalah MuhammadHusa<strong>in</strong> Haikal (Sjadzali,1990 :1-2).Dua pola pemikiran politik muslim terakhir di atas ser<strong>in</strong>g disebutsebagaipemikiranpolitikmuslim“sekuler” danpemikranpolitikmuslimsubstantif atau dua pola pemikiran politik muslim di atas mungk<strong>in</strong> lebihtepatd<strong>in</strong>amakandenganaliranliberal.Sekalipunpenamaantersebutmasihmenimbulkan polemik dan suatu yang masih mengandung kontroversi,dansekalipun aliran<strong>in</strong>i telah dikalahkan dalamsuatuperang <strong>in</strong>telektual,tetapi aliran <strong>in</strong>i telah berusaha mengembangkan konsep-konsep liberal<strong>modern</strong> dan mengadops<strong>in</strong>ya dalam formulasi-formulasi yang lebih <strong>modern</strong>tanpa menyentuh esensi akidah. Aliran <strong>in</strong>i melihat perlunyapenyelarasanantarametode-metodeBaratdankebutuhan-kebutuhansertatuntutan-tuntutan politik lokal kaum muslim<strong>in</strong>. Hal <strong>in</strong>i berarti perlunyauntukmembentuknegarayangbekerjadalamsuatukerangkaIslam<strong>modern</strong>(Mustafa,1993: 50).Dalamkaitandenganpersoalan-persoalandiatas,formulasijawabanyang perlu dan segera untuk dirumuskan adalah bagaimana seharusnyaperandanhubunganantaraagamadanduniapolitikyangharmonisdapatdiwujudkandalamkehidupankaummuslimdalameramasak<strong>in</strong>i?Strategiapa yang dapat diperankan agama seh<strong>in</strong>gga dapat mengantisipasi danmemberikan solusi permasalahan politik yang sedang dihadapi dandibutuhkanolehbangsa-bangsamuslim,hal<strong>in</strong>imembutuhkanstrategidanformat baru perjuangan dan praktek politik di mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g negaramuslim. Karena itu, dialektika studi kedua bidang tersebut, agama danpolitik dalam suatu kajian akademik jauh dari pretensi dan kepent<strong>in</strong>ganpolitismerupakansuatukebutuhan.Dalamkontekspencariankonsep-konseppolitikmuslimkontemporerdi atas, gagasan politik liberal tersebut perlu danmenjadi pent<strong>in</strong>g dikaji.Karena itu,penelitian <strong>in</strong>idiberi judul GagasanLiberalDalam PemikiranPolitikMuslim.PERMASALAHANBertitik-tolak dari latar belakang masalah di atas, yang menjadipokok-pokokpermasalahandalampenelitian<strong>in</strong>idapatdirumuskansebagaiberikut:1. Apayangmelatarbelakangimunculnyaide-ideliberaldalampemikiranpolitikmuslim?2. Dasarpijakteologisapayangdijadikanlandasanide-ide liberaldalampemikiranpolitikmuslim?LOGIKA, Vol. 8, No. 9, September 2002 ISSN: 1410-2315


Yusdani, Gagasan Liberal dalam Pemikiran Politik Muslim793. Kontribusi pemikiran politik apa yang dapatdisumbangkan oleh ideideliberalpolitikmuslimtersebutterhadappemikirandanpraktekpolitikmuslimkontemporer?TELAAH PUSTAKAKarya-karya yang mencoba membahas gagasan liberal dalampemikiran politik muslim antara la<strong>in</strong> adalah <strong>Islamic</strong> Liberalism : A Critique<strong>of</strong> Development Ideologies (B<strong>in</strong>der, 1988 : 128-169). Akan tetapitulisan B<strong>in</strong>der tersebut hanya menampilkan pemikiran Ali Abd al-Raziqsalah seorang seorang tokoh dari penggagas gagasan politik liberal.DemikianjugauraiansebuahtesisyangberjudulTeoriPolitikIslam(TelaahPemikiranAliAbdal-RaziqtentangKhilafahdan Negara(Muntoha,1997).Bahkanpenjelasanyangterdapatdalamtesistersebutcenderungdeskriptif.Karyala<strong>in</strong>yangjugamendeskripsikangagasanpolitik liberaladalahIslam<strong>in</strong><strong>the</strong>ModernNationalState(Rosenthal,1965:85-102)danLiberalIslam a Sourcebook ( Kurzman,1998 : 29-36) serta Sistem Politik Islam(Fariz,2000:186-202.Ketigakarya<strong>in</strong>ijugahanyaterfokus padapemikiranpolitikAliAbdal-Raziq.Selanjutnya dalam buku Arabic Thought <strong>in</strong> <strong>the</strong> Liberal Age 1798-1939 (Hourani, 1993: 324-340 ) dan Al-Qur’an dan Sekularisasi KajianKritisTerhadapPemikiranThaha Huse<strong>in</strong>(Harahap,1994:107-128) hanyadijelaskan pemikiransalah seorang tokoh la<strong>in</strong>dari penggagas pemikiranpolitik liberal, yaitu Taha Huse<strong>in</strong>. Di samp<strong>in</strong>g karya-karya tersebut diatas, tulisan yang cukup dianggap representatif adalah Islam dan TataNegaraAjaran,SejarahdanPemikiran(Sjadzali,1990:137-144dan179-188)dan FiqhSiyasahAjaran,SejarahdanPemikiran(Pulungan,1997:294-298 dan303-308). Namun demikian buku-bukudi atas pembahasannyaterhadapgagasan politikmuslim liberal masihsangatglobal. Begitu pulahalnya dengan buku Filsafat Politik Perband<strong>in</strong>gan antara Islam danBarat(Azhar, 1996: 142-170 ).Karya-karya yang la<strong>in</strong> yang juga membahas pemikiran politik liberaldalam Islam adalah Pergolakan PolitikIslam dari Fundamentalisme,Modernisme H<strong>in</strong>gga Post-Modernisme(Azra,1996 :1-23) dan Islam danNegara Transformasi Pemikiran dan Praktek Politik Islam Di Indonesia(Effendy,1998:6-15).Keduakaryatersebutsekalipuntidaksecaralangsungmenyentuh gagasan liberal pemikiran politik muslim, kedua karya <strong>in</strong>imembahastentangfenomenatransformasipemikiran danpraktek politikIslam di berbagai negara muslim kontemporer. Sedangkan karya GregBartonGagasanIslamLiberaldiIndonesia (1999:544-546)sekalipunbuku<strong>in</strong>imengkritikliberalismeIslamLeonardB<strong>in</strong>der,fokuskajiannya terbataspadapemikiranempattokohmuslimIndonesia1968-1980.ISSN: 1410-2315LOGIKA, Vol. 8, No. 9, September 2002


80Yusdani, Gagasan Liberal dalam Pemikiran Politik MuslimBerpangkal tolak dari beberapa karya yang dikemukakan di atasdenganspesifikasidanruangl<strong>in</strong>gkuppembahasanmas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g,jelaslahbahwa pembahasan tentang gagasan liberal dalam pemikiran politikmuslim masih dapatdikembangkan terutama darisisi mencari alternatifpemikiranpolitikmuslimdalammembangunnegarabangsamuslimpadaerakontemporer.KERANGKA TEORITIKUmatIslampadaumumnyapercayabahwa ajaranIslamitu bersifatuniversal tetapi pemahaman kaum muslim<strong>in</strong> terhadap ajaran universaltersebut bersifat poly<strong>in</strong>terpretable (banyak <strong>in</strong>terpretas<strong>in</strong>ya)-bukan<strong>in</strong>terpretasi tunggal.Karenapemahamankaum muslim<strong>in</strong>terhadap Islambersifatpoly<strong>in</strong>terpretable,hal<strong>in</strong><strong>in</strong>ampakdanberimplikasipadaformulasipemikiran dan praktek politik di negara-negara muslim kontemporer(Effendy,1998:5).Salah satu mazhab pemikiran tentang hubungan Islam dan politikadalah hubungan yang bersifat substansialistik yaitu aliran pemikiranpolitikyangtidakbegitumement<strong>in</strong>gkanhubunganyangberbentukformalantaraIslam danpolitik, yangpent<strong>in</strong>g bagimazhab<strong>in</strong>i adalah bagaimananilai-nilai ajaran Islam dapat diterapkan dan mampu mempengaruhikehidupanpolitik(Sjadzali,1990:2).Dalampenelitian<strong>in</strong>ikerangkapemikiran yangdikemukakandiataspeneliti pergunakan dalam menelusuri gagasan liberal dalam pemikiranpolitikmuslim.METODE PENELITIANPenelitian yangpeneliti lakukan adalah penelitianperpustakaan (libraryresearch) yangsumber utamanya adalah al-Islam waUsul al-HukmBahsun fi al-Khilafah wa al-Hukumah fi al-Islam (1925)karya Ali Abd al-Raziq, al-Fitnah al-Kubra(1973) dan Mustaqbal al-Saqafat fiMisr (1973)karyaTahaHuse<strong>in</strong>danal-Hukumahal-Islamiyah(1983)karyaMuhammadHuse<strong>in</strong> Heikal dan karya-karya la<strong>in</strong>nya yang membahas karya-karyatersebut sebagai sumber sekunder. Sebagai suatu kajian terhadappemikiran,secarametodologispenelitian<strong>in</strong>itidakhanyabersifatnormatiftetapijugamenggunakanpendekatansejarah(historicalapproach)karenasuatu pemikiran atau gagasan adalah hasil sejarah dan anak zamannya.Di samp<strong>in</strong>g itu, secara epistemologis gagasan-gagasan politik liberal diatas hendaklah dilihat bagaimana dan mengapa gagasan-gagasan itumuncul,apa yangmelatarbelakang<strong>in</strong>ya (Suriasumantri, 1987:1-40).LOGIKA, Vol. 8, No. 9, September 2002 ISSN: 1410-2315


82Yusdani, Gagasan Liberal dalam Pemikiran Politik Muslimyang terbuka dan secara selektifbelajar daribarat, yangpadahakikatnyaadalah hanya mengambil kembali apa yang dahulu diberikan oleh parailmuanIslamkeBaratpadaZamanPertengahan.Kemudianterdapatpulakelompok yang la<strong>in</strong> lagi yang mengartikan bahwa kembali kepadakemurnian Itu juga kembali kepada kemurnian bahwa Islam itu adalahsemata-mata agamadalam pengertian Barat. Pengertian tersebut berartihanya terbatas pada pengaturan hubungan antara manusia dan Tuhansemata-mata, dan bahwa seharusnya agama dipisahkan dari politik,sedangkan mengenai ketatanegaraan sepenuhnya terserah kepadamanusia yangbersangkutan sendiri bagaimana mengaturnya.Dalam hal<strong>in</strong>i tidak ada salahnya meniru Barat, yang ternyata memiliki keunggulandalam bidangitu (Sjadzali, 1990:116).Paradigma Modernisme Politik MuslimKaum <strong>modern</strong>is berpendirian bahwa penyebab keterbelakanganperadaban umat Islam adalah stagnasi <strong>in</strong>telektual dan kekakuan ulamadalam memahami Islam dan dalam menanggapi d<strong>in</strong>amika kehidupan<strong>modern</strong>.Karenaitupemikir<strong>modern</strong>ismenyerukandibukanyakembalip<strong>in</strong>tuijtihad,yangdenganiturevitalisasiIslamdapatditempuh.Untukrevitalisasi<strong>in</strong>i–yangbisadigambarkansebagaiupayayangmencakupgagasantajdiddanislah–pemikir<strong>modern</strong>ismengusulkan berbagaipendekatan,termasukrasionalisasi, dan rekonstruksi Islam dan pemikirannya. Dalam hal <strong>in</strong>i,tiga kecenderungan paradigma politik Islam <strong>modern</strong>, yang mungk<strong>in</strong>mewakili tiga pendekatan tersebut, dapat dicermati dalam gagasangagasanpolitikMuhammadAbduh(1849-1950),AliAbdal-Raziq(1888-1966),MuhammadIqbal(1875-1938).Muhammad Abduh adalah pelopor <strong>modern</strong>isasi Islam yang pal<strong>in</strong>gmenonjol. Ia diakui sebagai “bapak modenisme Islam” di samp<strong>in</strong>ggurunya, Jamal al-D<strong>in</strong> al-Afghani (1838-1897) (Adams,1985), karenaperan dan pengaruh mereka dalam perkembangan “orientasi ideologi”<strong>in</strong>i.SepertiAfghani,Abduhjugamemandangperlunyamelakukanreformasiumat Islam. Ia yak<strong>in</strong> bahwa keterbelakangan umat akibat dari takliddalam memahamiIslam. Menolak taklid, ia menyerukan bagi dibukanyakembali p<strong>in</strong>tu ijtihad, karena transformasi umat Islam mensyaratkanadanyapenafsiran baruatasIslam.Iamenulis,“bukanlahkondisistrukturalyangtelahmenyebabkanketerbelakangan TimurTengah;orientas<strong>in</strong>ormatifsendiri merupakan unsur yang sangat berpengaruh. Kalau umat Islamberusaha,melakukanijtihad,danmembuangtaklid,semuamasalah umatakan dapat diatasi” (Tibi, 1988:137).Demi relevansi Islam dengan kehidupan <strong>modern</strong>, Abduh berusahamendamaikan keyak<strong>in</strong>anIslamdenganilmupengetahuan<strong>modern</strong>,karenaLOGIKA, Vol. 8, No. 9, September 2002 ISSN: 1410-2315


Yusdani, Gagasan Liberal dalam Pemikiran Politik Muslim83ia yak<strong>in</strong> bahwa Islam dan akal, serta Islam dan ilmu pengetahuan <strong>modern</strong>,tidakbertentangan.Karenaitu,menurutnya,transformasiumatIslamharusdidasarkanpada rasionalisasidan<strong>in</strong>tegrasiIslamkedalam<strong>in</strong>stitusi<strong>in</strong>stitusidangagasan-gagasan<strong>modern</strong>.DalammeresponteoripolitikBarat<strong>modern</strong>, misalnya ide tentang demokrasi dan konstitusional, Abduhmenawarkan gagasan-gagasan menarik. Salah satunya adalah bahwaIslam tidak mengakui segala bentuk kedaulatan agama (al-sultah ald<strong>in</strong>iyyah)“.(Abduh,1972:286 dan Ahmad,1978:141).Dengankatala<strong>in</strong>,Abduhmengatakanbahwahakikatpemer<strong>in</strong>tahanIslam tidak bersifat “keagamaan” tetapi betul-betul bersifat “duniawi”(al-sultahal-madaniyyah).“Perbedaan yangiatekankan padahakikatnyaadalah antara teokrasi dan hukum-ilahi: penguasa dan bawahanbawahannyamelaksanakan kekuasaan yang didasarkan atas hukumdalam mana mereka tidak punya kekuasaan khusus bagi penafsiran”(Kerr,1966:149).Kekhalifahanhistoris,menurutAbduh,bukanlah rezimpolitik teokratis, dalam arti bahwa khalifah menerima hukum langsungdari Tuhan. Kepatuhan dan ketundukan rakyat pada khalifah karenakeyak<strong>in</strong>ankeagamaanmereka.Dalamkitabnya,al-Islamwaal-Nasraniyyahma’a al-‘Ilm wa al-Madaniyyah,Abduh menyatakan:“Khalifah … dipatuhi oleh rakyat bukan karena baiat dengankeadilandanperl<strong>in</strong>dungan sebagaiprasyaratnya,tetapikarenakeyak<strong>in</strong>ankeagamaan,seh<strong>in</strong>ggaorangyangberimantidakpernahbisamenentangnyakalaupun khalifah tersebut musuh agama Tuhan… karena perbuatanperbuatanpenguasa dengan otoritas keagamaannya, bagaimana punmanifestas<strong>in</strong>ya, adalah agamadan hukum” (Abduh,T.T.:149).Islam dan Sistem PolitikGagasan-gagasan liberal dalam pemikiran politik muslim, dalamhubunganIslamdansistempolitik,dapatdikelompokkan kedalam kategorisekularistik dan <strong>modern</strong>is. Pengelompokan <strong>in</strong>i didasarkanpada analisisbahwa sesungguhnya politik adalah sesuatu dan agama adalah sesuatuyangla<strong>in</strong>.Sesungguhnya sistempemer<strong>in</strong>tahan danpembentukannegaraadalah atas dasar manfaat-manfaat amaliah, bukan atas sesuatu yangla<strong>in</strong> (Huse<strong>in</strong>,1973: 27).Bentuk Negara dan Sistem Pemer<strong>in</strong>tahanDalam pandangan para penggagas ide-ide liberal dalam pemikiranpolitikmuslim,seperti AliAbdal-Raziqmenyatakanbahwabentuknegaradan sistem pemer<strong>in</strong>tahan tidak harus mengacu pada sistem tertentu. Islammenurutnya tidak menentukan rezim tertentu dan juga tidakISSN: 1410-2315LOGIKA, Vol. 8, No. 9, September 2002


Yusdani, Gagasan Liberal dalam Pemikiran Politik Muslim87Harahap,Syahr<strong>in</strong>.1994.AlqurandanSekularisasi:KajianKritisTerhadapPemikiran Thaha Huse<strong>in</strong>. Jogjakarta: Tiara Wacana.Hidayat, Komarudd<strong>in</strong>. 1999. “Kata Pengantar” dalam B<strong>in</strong>naz Toprak.Islam dan Perkembangan Politik di Turki, Terj. Karsidi D<strong>in</strong><strong>in</strong>grat R.dari Islam and Political Development <strong>in</strong> Turkey. Yogyakarta: TiaraWacana.Hidayat,Komarudd<strong>in</strong>.1999.“MasyarakatAgamadanAgendaPenegakanMasyarakat Madani dalam Tim (ed.). Membangun MasyarakatMadaniMenujuIndonesia Baru Milleniumke-3.Yogyakarta:AdityaMedia.Hidayat, Komarudd<strong>in</strong>. 2001. “Islam Liberal dan Masa Depannya”,Republika, Selasa17-18Juli 2001 Jakarta.Hodgson, MarshallG.S. 1977. <strong>The</strong> Venture <strong>of</strong> Islam: Consience and History<strong>in</strong> a World Civilization, volume I-III. Chicago: University <strong>of</strong>ChicagoPress.Hourani, Albert. 1993. Arabic Thought <strong>in</strong> <strong>the</strong> Liberal Age 1798-1939.London :Cambridge University Press.Huse<strong>in</strong>, Taha. 1973. “al-Fitnahal-Kubra”,dalam al-Majmu’ahal-Kamilahli Mu’allafat al-Duktur Thaha Husayn, Juz IV. Beirut: Dar al-Kitabal-Lubnani.Huse<strong>in</strong>, Taha. 1973. Mustaqbal al-Saqafat fi Misr, dalamal-Majmu’atal-KamilatliMu’allafatal-DukturTahaHuse<strong>in</strong>IX .Beirut:Daral-Kitabal-Lubnani.Huse<strong>in</strong>, Taha.1973.al-Fitnah al-Kubra, dalam al-Majmu’at al-Kamilat liMu’allafatial-DukturTahaHuse<strong>in</strong>IV.Beirut:Daral-Kitabal-Lubnani.Huse<strong>in</strong>, Taha. 1973. Fi al-Adab al-Jahily, dalam Al-Majmu’at al-Kamilatli Mu’allafat al-Duktur Thaha Huse<strong>in</strong>. Juz V. Beirut: Daral-Kitab al-Lubnany.Iqbal, Muhammad. 1972. <strong>The</strong> Reconstruction <strong>of</strong> Religious Thought <strong>in</strong>Islam. Lahore: Muhammad Ashraf.Kerr, MalcolmH.1966. <strong>Islamic</strong>Reform<strong>the</strong>PoliticalandLegal<strong>The</strong>ories<strong>of</strong>Muhammad Abduh and Rashid Rida. California and London : University<strong>of</strong>California Press and Cambridge University Press.ISSN: 1410-2315LOGIKA, Vol. 8, No. 9, September 2002


Yusdani, Gagasan Liberal dalam Pemikiran Politik Muslim89Rahman,Fazlur.1979.“Islam:ChallengesandOpprtunities,”dalamAlfordT.WelchdanPierre(ed.) IslamandPast InfluenceandPresentChallenge.London:Ed<strong>in</strong>burgh university Press.Rahman, Fazlur. 1979. Islam. Edisi Kedua. Chicago: University <strong>of</strong> ChicagoPress.Rahman, Fazlur. 1980. Major <strong>The</strong>mes <strong>of</strong> <strong>the</strong> Qur’an. M<strong>in</strong>neapolis Chicago:Biblio<strong>the</strong>ca<strong>Islamic</strong>a.Rahman, Fazlur. 1981. “Roots <strong>of</strong> <strong>Islamic</strong> Neo-Fundamentalism”, dalamPhilip H. Stoddart, David D. Cu<strong>the</strong>ll, dan Margaret W. Sullivan(eds.) Change <strong>in</strong> <strong>the</strong> Muslim World(Syracuse. N.Y.: Syracuse UniversityPress.Raziq, Ali Abd. Al-. 1966. al-Islam wa Usul al-Hukm Bahs fi al-Khilafahwa al-Hukumah fi al-Islam. Kairo :Dar al-Maktabah al-Hayat.Rosenthal, Erw<strong>in</strong> I.J.. 1965. Islam <strong>in</strong> <strong>the</strong> Modern National State.London& New York : Cambridge University Press.Sjadzali, Munawir. 1990. Islam dan Tata Negara Ajaran, Sejarah danPemikiran. Jakarta: UI-Press.Sjadzali,Munawir. 1997.IjtihadKamanusiaan.Jakarta: Paramad<strong>in</strong>a.Sutiyoso, Bambang. 2000.” Kemandirian Hakim dan Implikas<strong>in</strong>yaTerhadap Penegakan Hukum”, dalam Jurnal Penelitian Logika-Logiko,Hipotetiko,Verifikasi,Volume3,Nomor4,1999.Yogyakarta:LembagaPenelitianUII.hlm.105-118.ISSN: 1410-2315LOGIKA, Vol. 8, No. 9, September 2002

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!