12.07.2015 Views

PDF: PKM-AI-10-UM-Nurul-Optimasi Pembuatan Bioetanol

PDF: PKM-AI-10-UM-Nurul-Optimasi Pembuatan Bioetanol

PDF: PKM-AI-10-UM-Nurul-Optimasi Pembuatan Bioetanol

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

1PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAOPTIMASI PEMBUATAN BIOETANOL DARI UBI JALAR PUTIH (Ipomeabatatas) SEBAG<strong>AI</strong> S<strong>UM</strong>BER ALTERNATIF BAHAN BAKAR YANGTERBARUKANBIDANG KEGIATAN :<strong>PKM</strong>-<strong>AI</strong>Oleh:NURUL IZZATI 406332400980 2006ROSITA YUSNIDAR 406332401332 2006UNIVERSITAS NEGERI MALANGMALANG20<strong>10</strong>


2HALAMAN PENGESAHAN USULAN<strong>PKM</strong>-<strong>AI</strong>1. Judul Kegiatan : <strong>Optimasi</strong> <strong>Pembuatan</strong> <strong>Bioetanol</strong> dari Ubi Jalar Putih (Ipomeabatatas L) sebagai Sumber Alternatif Bahan Bakar yangTerbarukan2. Bidang Kegiatan : (√) <strong>PKM</strong>-<strong>AI</strong> ( ) <strong>PKM</strong>-GT3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : <strong>Nurul</strong> Izzatib. NIM : 406332400980c. Jurusan : Kimiad. Universitas : Universitas Negeri Malange. Alamat rumah : Pernang Kec. Buer Kab. Sumbawa,NTB/081807535146f. Alamat Email : izzahn51@yahoo.com4. Anggota Pelaksana : 2 orang5. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap : Evi Susanti, S.Si., M.Si.b. NIP : 197506516998022001c. Alamat Rumah : Jl. Simpang Cengger Ayam No. 18Malang/0817213198Menyetujui Malang, <strong>10</strong> Februari 20<strong>10</strong>Ketua Jurusan KimiaKetua Pelaksana KegiatanDrs. Prayitno, M.Pd.<strong>Nurul</strong> IzzatiNIP 195<strong>10</strong>308197603<strong>10</strong>02 NIM 406332400980Pembantu RektorBidang KemahasiswaanDosen PendampingKadim MaskjurEvi Susanti, S.Si., M.Si.


3NIP 19541216198<strong>10</strong>2<strong>10</strong>01 NIP 197506516998022001OPTIMASI PEMBUATAN BIOETANOL DARI UBI JALAR PUTIH (Ipomeabatatas L) SEBAG<strong>AI</strong> S<strong>UM</strong>BER ALTERNATIF BAHAN BAKAR YANGTERBARUKAN<strong>Nurul</strong> Izzati, Rosita Yusnidar, Amrullah Hamdan R.FMIPA, Universitas Negeri Malang (<strong>UM</strong>)ABSTRAK<strong>Bioetanol</strong> merupakan salah satu solusi untuk mengurangi eksploitasi minyakbumi dan masalah global warming. Penambahan bioetanol ke dalam bensin dapatmeningkatkan nilai oktan kendaraan bermotor. <strong>Pembuatan</strong> bioetanol dapatdilakukan terhadap tanaman berpati, dan salah satunya adalah ubi jalar putih.Penggunaan ubi jalar putih dapat menambah ragam bahan dasar pembuatanbioetanol yang ekonomis dan mudah diperoleh. Teknik pembuatan bioetanoldilakukan dengan proses HFT (Hidrolisis Fermentasi Terpisah) dimana ubi jalardihidrolisis secara enzimatik dengan enzim amilase dari Aspergilus niger menjadiglukosa, kemudian dilanjutkan fermentasi menggunakan Saccharomyces cereviseaemenjadi bioetanol dengan kondisi optimum masing-masing. <strong>Optimasi</strong> aktivitas enzimdilakukan dengan mengetahui masa idiofase kedua mikroba, yaitu hari ke-5 masapertumbuhan Aspergilus niger dan jam ke 18-26 untuk Saccharomyces cereviseae.Hidrolisis dilakukan dengan memvariasi jumlah sel Aspergilus niger (20-60 mL)pada hari ke-5 masa pertumbuhannya dan waktu inkubasi 1-3 jam. Hidrolisisoptimum terjadi pada penambahan 50 mL dan waktu inkubasi 2 jam. Fermentasidilakukan dengan memvariasi waktu inkubasi 2-5 hari dan jumlah sel Saccharomycescereviseae (2;4;6;dan 8 mL) pada masa pertumbuhan 18-26 jam. Fermentasioptimum diperoleh pada waktu inkubasi 3 hari dan penambahan Saccharomycescereviseae 4 mL. Rendemen bioetanol yang diperoleh dengan kondisi optimumadalah 136 mL/Kg ubi jalar.Keyword: bioetanol, teknik HFT, Aspergilus niger, dan Saccharomyces cerevisiae.ABSTRACTBioethanol is one of solutions to decrease the petroleum exploitation andglobal warming problem. The adding of bioethanol to the gasoline can increase theoctan value of motorcycle. The making of ethanol can be done from starch plants, oneof them is white sweet potato. The using of white sweet potato can add the variety ofbasic materials to make bioethanol which is economical and easily to get. The


5tinggi. Dengan mengkonversi bioetanol dari ubi jalar maka tidak dikhawatirkanterjadinya monokultural pertanian. Penelitian untuk pembuatan bioetanol dari ubijalar belum banyak dilakukan.Dalam proses pembuatan bioetanol ini, peneliti melibatkan biakan Aspergillusniger untuk mengubah pati menjadi glukosa dan Saccharomyces cereviseae untukmengubah glukosa menjadi etanol. Penggunaan Aspergillus niger sebagai penghasilenzim amilase jauh lebih murah jika dibandingkan dengan membeli enzim tersebutdan limbah yang dihasilkan tidak berbahaya bahkan masih dapat dimanfaatkan yaitusebagai pakan ternak maupun pupuk. Untuk mendapatkan hasil yang optimum, makaperlu dilakukan variasi pada tahap hidrolisis dan fermentasi.METODE PENELITIANObyek PenelitianObyek penelitian adalah ubi jalar putih yang diperoleh di BALITKABI (BalaiLatihan Tanaman Umbi-umbian dan Kacang-kacangan), Jalan Raya Kendal PayakKabupaten Malang, dan ubi dibeli pada bulan Maret 2009.Rancangan PenelitianPenelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat eksperimentallaboratoris yang dilakukan di Laboratorium kimia FMIPA <strong>UM</strong> antara bulanSeptember 2008-Mei 2009. Tahapan penelitian, yaitu: (1) pembuatan kurva perumbuhanmikroba yang digunakan, (2) preparasi ubi jalar, (3) penentuan kondisisakarifikasi optimum meliputi jumlah biakan Aspergillus niger dan waktusakarifikasi, (4) penentuan kondisi fermentasi optimum meliputi jumlah biakanSaccharomyces cereviseae dan waktu fermentasi, dan (5) identifikasi bioetanol yangdihasilkan. Kondisi sakarifikasi optimum ditentukan berdasarkan jumlah glukosayang dihasilkan. Penentuan glukosa mengunakan metode Somogy-Nelson. Pengukurankadar alkohol untuk menentukan rendemen bioetanol mengunakan alatalkoholmeter. Diagram alir penelitian selengkapnya terdapat di Lampiran 1.Instrumen PelaksanaanAlat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) Peralatan gelasseperti gelas piala 50, <strong>10</strong>0, <strong>10</strong>00 dan 2000 mL; erlenmeyer 250 mL; gelas ukur 5, <strong>10</strong>,dan 25 mL; gelas alroji, corong kaca, pengaduk, tabung reaksi, alkohol meter, danpipet tetes, (2) Alat penunjang lain seperti 1 set alat destilasi pemanas listrik, kertassaring ukuran 1 mikron, timbangan, sumbat karet atau gabus, kapas, aluminium foil,enkas, autoklaf, dan oven.


6Langkah Kerja<strong>Pembuatan</strong> Kurva Pertumbuhan Saccharomyces cereviseaeSaccharomyces cereviceae pada media padat diinokulasi dalam <strong>10</strong>0 ml mediacair. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 o C dan kecepatan<strong>10</strong>0 rpm. Absorbansilarutan pada media pertumbuhan diukur pada 660 nm setiap 2 jam selama 24 jamsehingga diperoleh kurva pertumbuhan yang merupakan hubungan antara waktudengan absorbansi (jumlah sel).Kurva Pertumbuhan untuk Aspergillus nigerLangkah pertama dalam pembutan kurva pertumbuhan untuk Aspergillusniger adalah membuat larutan starter. Larutan starter dibuat dengan cara Aspergillusniger dalam media padat diinokulasi ke media cair sebanyak 7 kali ose, diinkubasiselama 24 jam pada suhu 30 o C dengan kecepatan <strong>10</strong>0 rpm. Absorbansi larutan starterdiukur pada 660 nm. Sebanyak 2 ml larutan starter dimasukkan masing-masing kedalam 9 buah tabung erlenmeyer yang berisi 50 ml media cair. Berat keringAspergillus niger ditentukan setiap hari dengan cara menyaring media cair pada satuerlenmeyer. Endapannya ditambah natrium hidroksida. Dicuci dengan aquadessampai netral, kemudian dioven hingga diperoleh berat konstan. Kurva pertumbuhandiperoleh sebagai hubungan antara hari dengan berat kering Aspergillus niger.Hidrolisis OptimumHidrolisis ubi jalar putih ini perlu dikondisikan agar mendapatkan hasilberupa glukosa yang optimum. Untuk itu, hidrolisis ini memvariasikan jumlah biakanAspergillus niger dan waktu atau lamanya hidrolisis sehingga mencapai glukosaoptimum.Tahap awal adalah, ubi jalar yang telah dikeringkan dan ditumbuk halus tadidicampur dengan aquades kemudian dipanaskan pada suhu <strong>10</strong>0 o C selama setengahjam sambil diaduk sampai terbentuk bubur. Bubur dibiarkan menjadi dingin. Setelahitu, Aspergillus niger dimasukkan ke dalam <strong>10</strong>0 gram bubur tersebut. KonsentrasiAspergillus niger divariasikan dari <strong>10</strong> ml, 20 ml, 30 ml, 40 ml, 50 ml, 60 ml, hingga70 ml. Diinkubasi selama 2 jam, kemudian ditentukan kadar glukosa dengan metodeSomogy Nelson.Jika konsentrasi Aspergillus niger optimum telah ditentukan, makaselanjutnya dilakukan percobaan untuk menentukan waktu hidrolisis optimum. Carakerjanya sama seperti penetapan jumlah Aspergillus niger optimum, hanya saja yangdivariasikan adalah waktunya. Waktu yang divariasikan adalah dari 1 jam, 2 jam, 3jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam, dan 7 jam.


7Penentuan Kondisi FermentasiSebanyak <strong>10</strong>0 gram bubur ubi jalar putih ditambah dengan biakan Aspergillusniger optimum, diinkubasi selama waktu hidrolisis optimum. Campuran yang diperolehditambah dengan biakan Saccharomyces cereviceae. KonsentrasiSaccharomyces cereviceae divariasikan dari 20 ml, 40 ml, 60 ml, dan 80 ml. Darivariasi tersebut diambil jumlah konsentrasi yang menghasilkan jumlah alkohol yangpaling banyak.Setelah didapatkan jumlah Saccharomyces cereviceae optimum, makaselanjutnya adalah memvariasikan waktu atau lamanya fermentasi. Konsentrasibiakan Saccharomyces cereviceae merupakan variabel tetap, sedangkan waktumerupakan variabel bebas. Waktu yang digunakan adalah 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hai,5 hari, 6 hari, sampai 7 hari. Waktu yang diambil adalah waktu yang dapat menghasilkanetanol maksimum.Penentuan RendemenPenentuan rendemen etanol dari ubi jalar putih dilakukan dengan menghidrolisis500 gram bubur ubi jalar putih pada kondisi optimum. Setelah itu,dilanjutkan dengan fermentasi pada kondisi optimum. Hasil yang terbentuk disaring,filtratnya didestilasi kemudian diukur kadar alkoholnya dengan alkohol metri.HASIL DAN PEMBAHASANKurva Pertumbuhan Aspergillus niger dan Saccharomyces cereviceaeTabel 1. Pertumbuhan Aspergillus niger dan Saccharomyces cereviceaeAspergillus nigerSaccharomyces cereviceaeWaktu (hari) Berat Kering (gram) Waktu (jam) Turbidan (Densitas)123456780,0980,1520,2380,2660,2980,30<strong>10</strong>,2380,20126<strong>10</strong>12182634380,0<strong>10</strong>,<strong>10</strong>0,2<strong>10</strong>,821,601,621,190,60Pada hari pertama dan kedua Aspergillus niger berada pada fase lag,sedangkan untuk Saccharomyces cereviceae fase lag terjadi selama 6 jam pertama.Fase ini meruapakan fase penyesuaian diri mikroba dengan lingkungan yang baru(Tarigan, 1998:131). Selama fase ini, pembelahan sel berlangsung lambat. Hari ke-2


8hingga ke-3 pertumbuhan Aspergillus niger mengalami fase logaritmik sedangkanSaccharomyces cereviceae terjadi pada jam ke-6 hingga jam ke-18. Pada fase inimikroba sedang aktif melakukan metabolisme (Tarigan, 1998:132).Tabel di atas menunjukkan bahwa pada hari ke-4 hingga ke-6 Aspergillusniger memasuki fase stasioner, sedangkan pada Saccharomyces cereviseae terjadidari jam ke-18 hingga jam ke-26. Pada fase ini sudah tidak terjadi perkembangan lagi. Darkuni (2001) menjelaskan bahwa pada fase ini sel menjadi kecil karena sel tetapmembelah walaupun ketersediaan nutrisi pada medium sudah sangat berkurang.Setelah mengalami fase stasioner, seperti yang terlihat pada Tabel di atasmenunjukkan bahwa kedua mikroba mulai fase kematian. Pada fase ini terjadiakumulasi bahan yang bersifat racun. Nutrisi yang diperlukan menjadi sangat berkurangsehingga sel kekurangan energi. Akibatnya, banyak sel yang mengalamikematian.Kondisi Hidrolsis optimum dengan biakan murni Aspergillus nigerHasil penelitian tentang kondisi hidrolisis optimum dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.Tabel 2. Kondisi Hidrolisis Optimum Dengan Biakan Murni Aspergillus niger danSaccharomyces cereviceaeVolume A. niger(mL)2030405060Jumlah Glukosa(gram)0,040,050130,180,06Waktu(jam)11,522,53Jumlah Glukosa(gram)0,040,060,<strong>10</strong>0,050,04Tabel 2. menunjukkan jumlah biakan Aspergillus niger dengan variasikonsentrasi 20 mL sampai 50 mL mengalami kenaikan kadar glukosa yang sangattinggi. Aspergillus niger dalam media yang mengandung amilum (bubur ubi jalar)menghasilkan amilase. Jumlah Aspergillus niger yang terlibat dalam proses sakarifikasisebanding dengan jumlah amilase yang dihasilkan. Semakin banyak jumlahAspergillus niger maka aktivitas amilase semakin tinggi. Jika aktivitas amilase meningkatdan jumlah substrat tetap maka jumlah kadar glukosa yang dihasilkan akansemakin tinggi. Akan tetapi, pada jumlah biakan Aspergillus niger diatas 50 mL (60mL) menunjukkan hal yang berlawanan karena jumlah glukosa mengalami penurunanyang sangat tajam. Hal ini disebabkan karena jumlah Aspergillus Niger yang terlalubanyak. Pada kondisi tersebut menyebabkan terjadi perebutan makanan antaraAspergillus niger yang jumlahnya sangat banyak, sehingga produksi amilase kurangoptimal. Bahkan dimungkinkan juga terjadi autolisis Aspergillus niger.


Article 8 - Composition du Dossier d’appel d’offres- Le dossier d’appel d’offres indique les prestations faisant l’objet du marché, lesrèglements de l’appel d’offres et les conditions du marché. Il se compose des piècessuivantes :- Avis d’appel d’offres,- Instructions aux soumissionnaires (IS),- Données particulières de l’appel d’offres,- Cahier des Clauses Administratives Particulières (CCAP),- Cahier des prescriptions techniques,- Cahier des Clauses Administratives Générales (C.C.A.G),- Modèle d’acte d’engagement,- Cadre du bordereau des quantités et des prix,- Cadre du bordereau des prix unitaires,- Modèles de garantie,- Modèle de marché.Les soumissionnaires sont tenus d’ examiner toutes les instructions, modèles, conditionset spécifications contenues dans le dossier d’appel d’offres : Ceux-ci leur serontopposables. Les soumissionnaires assument les risques de défaut de fourniture, desrenseignements exigés par le dossier d’appel d’offres ou de la présentation d'une offrenon strictement conforme aux exigences des documents du DAO. Ces carences peuvententraîner le rejet de l’offre.Le CILSS se réserve le droit de vérifier, par n'importe quel moyen, les informationsdonnées par le soumissionnaire. Toute inexactitude dans les informations donnéesentraîne automatiquement le rejet de l'offre correspondante.Article 9 - Coût du dossier d’appel d’offresLe soumissionnaire paiera tous les frais afférents à la préparation et à la présentation deson offre et le CILSS ne sera en aucun cas responsable de ces coûts, ni tenue de lespayer, de quelque façon que se déroule le processus d’appel d’offres et quel qu'en soit lerésultat.Article <strong>10</strong> - Éclaircissements apportés au dossier d’appel d’offresTout fournisseur désirant des éclaircissements sur le dossier d’appel d’offrespourra notifier sa requête par écrit, fax ou courriel, à l’adresse de la personne responsabledes marchés telle qu’elle est indiquée dans l’avis d’appel d’offres. La personneresponsable des marchés répondra par écrit, dans un délai de cinq (05) jours calendairesaprès sa réception à toute demande d’éclaircissement sur le DAO. Les demandes____________________________________________________________________________________________________________DOSSIER D’APPEL D’OFFRES POUR L’ACQUISITION DE MATERIELS INFORMATIQUES9


<strong>10</strong>KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Jumlah biakkan Aspergillus Niger optimum yang diperlukan untuk menghasilkanglukosa adalah 0,298 gram berat kering yang diperoleh dari 50 mL biakanAspergillus Niger pada akhir fase log. Jumlah biakan mikroba tersebut dapatmenghasilkan 0,184 gram glukosa dari <strong>10</strong>0 gram tepung ubi jalar putih.2. Waktu optimum untuk sakarifikasi <strong>10</strong>0 gram tepung ubi jalar putih menggunakanjumlah biakan Aspergillus Niger yang optimum adalah 2 jam.3. Fermentasi menggunakan biakan Aspergillus Niger optimum dan waktuoptimum, maka rendemen bioetanol yang dihasilkan dari ubi jalar putih adalah303 mL/kg.Daftar PustakaDarkuni, M Noviar. Tanpa Tahun. Mikrobiologim”Pertumbuhan Bakteri”. Malang:FMIPA Universitas Negeri Malang.Santoso, Tri. 2001. Fermentasi Etanol dari Tetes Tebu dengan Penambahan FaksiGula Reduksi Sisa Desugarisasi Tetes. Malang: Jurusan Biologi. FMIPA. UniversitasBrawijaya.Prescott, S. C. And Dunn, GG. 1959. Industrial Microbiology. New York: Mc. Graw-Hill Book Company Inc.Tadeu, Gener. 2006. Solubiliza Of CaHPO 4 and AlPO 4 by Aspergullus Niger CulturMedia With Diferent Carbon And Nitrogen Sources. Brazil: Jurnal Mikrobiogi.Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta : Depdikbud.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!