12.07.2015 Views

Buletin - Informasi Obat - Badan POM

Buletin - Informasi Obat - Badan POM

Buletin - Informasi Obat - Badan POM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Buletin</strong>BADAN <strong>POM</strong> RINo. ISSN: 0852-6184Topik :• <strong>Informasi</strong> AspekKeamanan <strong>Obat</strong>• <strong>Informasi</strong> TindakLanjutRegulatori• Laporan KasusESO diIndonesiaDaftar Isi:Aspek Keamanan <strong>Obat</strong>:HeparinLumiracoxib dan ESOpada HatiAprotinin: Preliminary ResultsBART StudyGatifloxacin dan risikodysglicemiaLaporan Kasus ESO diIndonesia: Desloratadine23455EditorialVolume 26, No. 1Juni 2008Membuka tahun 2008, beberapa isu aspek keamanan obat mengemukadan menjadi pembahasan, baik secara global maupun lokal.Dimulai dengan isu menyusutnya stok obat Heparin Sodium Injeksidi US, karena pihak produsen dengan pemasok terbesar dinegara itu melakukan penghentian sementara produksi dan recallsejumlah bets tertentu obat tersebut sesuai permintaan US FDA.Hal ini terkait dengan adanya sejumlah laporan efek samping (ES)hipersensitifitas dan alergi serta hipotensi yang diterima oleh USFDA dan juga pihak produsen. Sementara investigasi terhadapkasus ini dilakukan, beberapa drug regulatory authority di Eropamengambil tindak lanjut serupa terhadap beberapa produk heparin,dengan alasan yang sama. <strong>Informasi</strong> selengkapnya, dapat temansejawat baca pada Topik <strong>Informasi</strong> Aspek Keamanan <strong>Obat</strong>pada Edisi <strong>Buletin</strong> MESO kali ini.Topik lainnya yang kami angkat pada Edisi ini adalah terkait denganbeberapa langkah tindak lanjut regulatori yang ditetapkanoleh <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI. Teman sejawat dapat menyimak hal tersebutpada bagian <strong>Informasi</strong> Tindak Lanjut Regulatori, yang mencakupobat berikut: Lumiracoxib, Aprotinin dan Gatifloxacin. Pembahasankomprehensif telah dilakukan terhadap Lumiracoxib terkaitES serius pada hati; Aprotinin terkait risiko kematian yang lebihtinggi yang ditunjukkan dari preliminary results dari BART study diKanada; dan Gatifloxacin terkait risiko ES dysglicemia pada pasiendengan atau tanpa riwayat diabetes utamanya pada usia lanjut.Sebagai penutup Edisi kali ini, kami angkat beberapa kasus laporanEfek Samping <strong>Obat</strong> (ESO) di Indonesia yang masuk atau dilaporkanke Pusat MESO Nasional, dengan harapan dapat bermanfaatbagi teman sejawat sekalian. Partisipasi aktif teman sejawatdalam melaporkan ESO akan sangat bermanfaat dalam meningkatkanjaminan keamanan obat beredar di Indonesia.Redaksi1


VOLUME 26, NO. 1, JUNI 2008BERITA MESO<strong>Informasi</strong> Aspek Keamanan <strong>Obat</strong>: HeparinBaru-baru ini di dunia mengemukainformasi terbaru aspek keamanan obatheparin sodium injeksi. Perhatianterhadap isu ini terkait dengan penarikan(recall) produk obat heparin sodiuminjeksi yang diproduksi oleh BaxterHealth Care di US oleh FDA. Penarikandilakukan berdasarkan sejumlah laporankasus efek samping disebabkan olehproduk ini. Data di US FDAmenyebutkan bahwa sejak akhirDesember 2007 terdapat hampir 350laporan kasus efek samping, yang 40 %diantaranya diperkirakan serius. Efeksamping yang dilaporkan antara lain:reaksi alergi atau hipersensitifitas, dengangejala oral swelling, nausea, vomiting,sweating, shortness of breath, danbeberapa kasus hipotensi parah yangmemerlukan perawatan. Efek sampingbiasanya terjadi pada beberapa menitsetelah pemberian bolus heparin sodiuminjeksi multidose, namun kemungkinandelayed response juga ada.Hasil investigasi terhadap permasalahantersebut di atas menunjukkan bahwaterdapat / terdeteksi adanya kontaminandalam heparin active pharmaceuticalingredient (API) dan crude heparin yangberasal dari produsen bahan baku diChina dan US. Kontaminan tersebutdikenal sebagai ”over-sulphatedchondroitin sulphate (OSCS)”.Beberapa waktu kemudian, isu yangsama terjadi di Jerman dan Australia,dimana pihak Drug RegulatoryAuthorities (DRAs) tersebut jugamelakukan recall terhadap produk yangmengandung heparin sodium yangterkontaminasi OSCS.Di Indonesia terdapat beberapa produkheparin injeksi yang terdaftar dan sampaisaat ini, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI belum menerimalaporan adanya kasus efek samping yangdisebabkan oleh produk heparin injeksi.Produk heparin dengan nomor batch yangdi-recall di beberapa negara seperti US,Jerman dan Australia tidak didistribusikan /diedarkan di Indonesia.Untuk meningkatkan kehati-hatian dankewaspadaan terkait isu aspek keamananheparin, informasi ini disampaikan denganhimbauan partisipasi sejawat dalammelakukan pemantauan dan pelaporanapabila terjadi efek samping pada pasien,utamanya reaksi hipersensitifitas danhipotensi.Dalam rangka jaminan keamanan produkberedar di Indonesia, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI akanterus melakukan upaya pemantauankeamanan dan melakukan tindak lanjutyang diperlukan untuk melindungikesehatan masyarakat.Daftar Pustaka:1. WHO, Information Exchange System, AlertNo. 118, March 20082. US FDA Public Health Advisory: ImportantWarnings and Instructions for Heparin SodiumInjection (Baxter), March 20083. BfArM Germany, Rapid Alert Notification of aQuality Defect/Recall, 28 March 20084. TGA Australia, Urgent Safety Advisory on Useof Heparin Products, April 20085. Data <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI__________________________________________________Ethics in Pharmacovigilance:to know of something that is harmful to another person, who does not know, and not telling, isunethical2


VOLUME 26, NO. 1BERITA MESO<strong>Informasi</strong> Tindak Lanjut Regulatori1. Lumiracoxibdan Efek Samping pada Hati<strong>Informasi</strong> terkini terkait aspek keamananobat AINS yang mengandung Lumiracoxib,mengemuka sejak pertengahan dan akhirtahun 2007 yang lalu. Berawal darikeputusan oleh TGA Australia, yaituregistration cancellation terhadap produkyang mengandung Lumiracoxib (100 mg,200 mg dan 400 mg) terkait laporan efeksamping serius pada hati, beberapa diantaranya 2 kasus fatal dan 2 kasus livertransplant. Dengan mencuatnya isu aspekkeamanan ini, menyusul kemudianbeberapa Drug Regulatory Authorities(DRAs) menetapkan tindak lanjut regulatoriserupa yaitu berupa pembekuan izin edardan penarikan produk dari peredaran,seperti Health Canada, MHRA-UK, EMEA ,dan New Zealand.Data dari world wide postmarketingexperiences menunjukkan keterkaitanantara efek samping serius pada hatidengan penggunaan Lumiracoxib tidakdapat diabaikan, dan dari sejumlah laporanES yang ada, melibatkan tidak hanyakekuatan 400 mg dan 200 mg, namun juga100 mg.Berdasarkan hal-hal tersebut di atas,pembahasan komprehensif bersamakelompok pakar telah dilakukan oleh<strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI, utamanya denganmempertimbangkan aspek keamananpasien dan ditujukan untuk melindungimasyarakat dari risiko efek samping yangtidak diinginkan.Pada tanggal 9 Mei 2008, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RImenetapkan untuk memberlakukan pembekuanizin edar sementara (temporary suspension)dan penarikan dari peredaranproduk obat yang mengandung Lumiracoxib.Pembekuan izin edar diberlakukansampai ada data keamanan terbaru yangdapat mendukung untuk dilakukan pencairankembali izin edarnya.Berkaitan dengan tindak lanjut regulatoritersebut di atas, direkomendasikan kepadateman sejawat tenaga kesehatan untuksegera menghentikan pemberian obat inikepada pasien yang sedangmenggunakannya. Gejala-gejala yang perludiwaspadai antara lain: merasa kurang enakbadan (feeling sick), vomiting, kehilangannafsu makan, rasa kelelahan, nyeri padaperut, urine yang gelap, itching, atau kulityang menguning. Sedang kepada pasienyang sedang menggunakan Lumiracoxibdisarankan untuk menemui dokter sesegeramungkin, untuk dapat diberikan obatalternatif lainnya. <strong>Obat</strong> alternatif/penggantiharus disesuaikan berdasarkan assesmentterhadap gejala dan risiko pada individualpasien.Daftar Pustaka:1. TGA Australia, Media Statement, MedicinesRegulator cancels registration of antiinflammatory drug, Lumiracoxib, August 2007.2. Health Canada, Withdrawal of MarketAuthorization for Prexige, Oct 20073. MHRA UK, Press Release, Prexige (lumiracoxib)licence has been suspended, Nov 20084. EMEA, Press Release, EMEA recommendswithdrawal of the marketing authorizations forlumiracoxib-containing medicines, Dec 20075. MEDSAFE New Zealand, Media Release,Lumiracoxib 200 and 400 mg tablets to bewithdrawn in New Zwaland, August 20076. MEDSAFE New Zealand, Media Release,MEDSAFE Orders Ostheoarthritis DrugWithdrawal, Dec 20077. Data <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI____________________________________________________3


VOLUME 26, NO. 1, JUNI 2008BERITA MESO2. Aprotinin:Preliminary Results of BART StudyAprotinin merupakan antifibrinolyticdalam bentuk infus, yang digunakanpada saat dilakukannya coronary arterybypass untuk mencegah kehilangandarah.Baru-baru ini, di Kanada dilakukan studiterkait Aprotinin yang disebut denganBART Study, yaitu Blood ConservationUsing Antifibrinolytics: A RandomizedTrial in High Risk Cardiac Surgery.Sementara studi ini sedang berjalan,evaluasi terhadap preliminary resultsdari studi ini menunjukkan bahwaterdapat peningkatan risiko kematianyang lebih tinggi pada kelompok pasienyang menerima Aprotinin dibandingkandengan kelompok pasien yang menerimaantifibrinolityc pembanding.Walaupun studi tersebut belumsepenuhnya selesai, namun berdasarkanpreliminary results, setelah dilakukanproses konsultatif antara pihak sponsoratau marketing authorization holder(MAH) dengan Health Canada, US FDAdan BfArM Germany serta beberapaDrug Regulatory Authorities (DRAs)lainnya, ditetapkan untuk dilakukanpenghentian izin edar sementara danpenarikan produk dari peredaran secaraglobal.Produk Aprotinin ini juga beredar dandisetujui di Indonesia sejak tahun 1995.Dengan adanya informasi terbarutersebut di atas, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI telahmelakukan pembahasan bersama pakarterkait terhadap preliminary results BARTstudy. Hasil pembahasan tersebutmerekomendasikan bahwa risiko obat inilebih besar daripada manfaatnya.Oleh karena itu, berdasarkan keputusanglobal dari MAH terhadap produk ini danjuga hasil pembahasan <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RIbersama pakar terkait tersebut di atas,maka pada tanggal 9 Mei 2008, <strong>Badan</strong><strong>POM</strong> RI menetapkan untuk dilakukanpembekuan izin edar sementara(temporary suspension) dan penarikanproduk dari peredaran. Pembekuan izinedar diberlakukan sampai ada data keamananterbaru yang dapat mendukunguntuk dilakukan pencairan kembali izinedarnya.Daftar Pustaka:1. Health Canada, Information Update, for ImmediateRelease: Manufacturer temporarilysuspends marketing of Trasylol in Canada,Nov 2007.2. US FDA, FDA News, For Immediate release,FDA Requests Marketing Suspension of Trasylol,Nov 2007.3. EMEA, Press Release: EMEA recommends suspensionof marketing authorization ofaprotinin-containing medicines for systemicuse, Nov 2007.4. TGA Australia, Trasylol (aprotinin) injection,Nov 2007.5. Bayer HealthCare, News release< Bayer TemporarilySuspends Global Trasylol Marketing,Nov 2007.6. Bayer HealthCare, Dear Health Care Professional,Important Safety information, Nov2007.7. Data <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI.__________________________________________________3. Gatifloxacindan Risiko DysglicemiaGatifloxacin merupakan anti-mikrobagolongan fluoroquinolone. <strong>Informasi</strong>terbaru terkait aspek keamanan obat inimenyebutkan adanya potensi risiko4


VOLUME 26, NO. 1, JUNI 2008BERITA MESOdysglicemia pada pasien yangmenggunakannya. Hal ini diketahui darihasil review terhadap beberapa studi yangtelah dipublikasikan pada beberapajurnal ilmiah internasional.Terhadap studi tersebut telah dilakukanpembahasan komprehensif oleh <strong>Badan</strong><strong>POM</strong> RI bersama pakar terkait. Dari hasilpembahasan disimpulkan bahwaGatifloxacin dapat meningkatkan risikodysglicemia termasuk pada pasien tanpariwayat diabetes mellitus.Kejadian dysglicemia yang diperoleh darihasil studi tersebut menunjukkanabnormalitas kadar gula darah padapasien baik dengan atau tanpa riwayatdiabetes dengan manifestasi ada yangberupa hipoglikemia maupunhiperglikemia pada usia lanjut (≥ 65tahun) secara signifikan, dan tidak dapatdiabaikan.Hasil review terhadap data postmarketing dalam Periodic safety UpdateReports (PSUR), terdapat sejumlahlaporan kasus hipoglikemia dan jugahiperglikemia. Hal ini konsisten denganhasil studi sebagaimana tersebut di atas.Dengan mempertimbangkan hal-haltersebut di atas, <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI padatanggal 9 Mei telah menetapkanpembatalan izin edar semua obat yangmengandung Gatifloxacin dan memintakepada semua pemegang izin edar untukmelakukan penarikan produk dariperedaran.<strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI akan senantiasamelakukan pemantauan secara terusmenerus terhadap aspek keamanan obatyang beredar di Indonesia, dalam rangkajaminan keamanan obat danperlindungan kesehatan masyarakat.Daftar Pustaka:1. Park-Wyllie et al. Outpatient GatifloxacinTherapy and Dysglicemia in older Adults, NEngl J Med, 354:132. Mohr JF, et al. A retrospective, comparativeevaluation of dysglicemia in hospitalizedpatients receiving gatifloxacin, levofloxacin,ciprofloxacin, or ceftriaxone. Pharmacotherapy2005, 25 (10): 1303-1309.3. Graumlich JF, Habis S, Avelino RR, SlaversonSM, Gaddamanugu M, Jamma K, Aldag JC.Hypoglycemia in inpatients after gatifloxacinor levofloxacin therapy: nested case-controlstudy. Pharmacotherapy 2005. 25 (10):1296—1302.4. Periodic Safety Update Reports (June 2005—June 2007) Gatifloxacin.5. Data <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI.___________________________________________________Laporan Kasus ESO di Indonesia:DesloratadineSeorang wanita usia 25 tahun, dilaporkanmengalami alergi pada kulit berupadermatitis di sekujur tubuh setelahmeminum desloratadine 5 mg. Pasiendirawat di RS, penggunaan desloratadinedihentikan, kemudian kepada pasiendiberikan steroid dosis tinggi. Kondisi pasienkemudian membaik, dan sembuh.Laporan ES lain terkait desloratadine,dilaporkan terjadi pada remaja wanitaberusia 15 tahun. Pasien mengalamiurticaria, setelah dua hari meminum obat inidan pada saat bersamaan pasien jugameminum Kenacort. Setelah pasienmenghentikan desloratadine, kondisimembaik dan sembuh.Hasil evaluasi Panitia MESO Nasional,menyimpulkan bahwa hubungan kausalantara desloratadine dan alergi pada kulitataupun urticaria adalah probable.5


APA YANG PERLU DILAPORKAN ?Setiap kejadian yang dicurigai sebagai efek samping akibat obat perlu dilaporkan. Laporan tidak harusdidasarkan atas kepastian seratus persen adanya hubungan kausal antara efek samping dengan obat.Bila Saudara menemukan reaksi yang masih diragukan hubungannya dengan obat yang digunakan,adalah lebih baik dilaporkan daripada tidak sama sekali.REAKSI-REAKSI APA YANG SEYOGYANYA DILAPORKAN ? :- Setiap reaksi efek samping yang dicurigai akibat obat. Terutama efek samping yang selama initidak pernah / belum pernah dihubungkan dengan obat yang bersangkutan .- Setiap reaksi efek samping yang dicurigai akibat interaksi obat.- Setiap reaksi efek samping serius, antara lain : Reaksi anafilaktik Diskrasia darah Perforasi usus Aritmia jantung Seluruh jenis efek fatal Kelainan congenital Perdarahan lambung Efek toksik pada hati Efek karsinogenik Kegagalan ginjal Edema laring Efek samping berbahaya seperti sindroma steven Johnson Serangan epilepsi dan neuropati- Setiap reaksi ketergantunganSebagai contoh klasik adalah yang berkaitan dengan obat golongan opiat; walaupun demikianberbagai obat lain dapat menimbulkan reaksi ketergantungan fisik dan atau psikisAPA PERANAN LAPORAN EFEK SAMPING OBAT (ESO) SAUDARA ?Setiap laporan ESO yang diterima dievaluasi oleh <strong>Badan</strong> <strong>POM</strong> RI sebagai Pusat MESO Nasional untukmenentukan hubungan kausal produk obat yang dicurigai dengan efek samping yang dilaporkan,menggunakan kriteria yang telah ditetapkan.Indonesia telah tercatat sebagai negara anggota dalam kegiatan WHO-UMC Collaborating Centre forInternational Drug Monitoring. Untuk itu laporan ESO di Indonesia yang diterima oleh Pusat MESONasional dari Saudara, akan dikirim ke “Pusat Monitoring Efek Samping <strong>Obat</strong> Internasional” (WHO-UMCCollaborating Centre), di Uppsala, Swedia. Data ESO dari seluruh dunia yang dikirimkan termasuk dariIndonesia, selanjutnya akan masuk dalam data base Pusat MESO Internasional. Drug RegulatoryAuthorities (DRAs) dari negara-negara anggota saling bertukar menukar informasi berkaitan drug safetymelalui e-mail Vigimed Lists.Laporan efek samping yang dikaji/evaluasi sesuai derajat/tingkat kegawatan efek samping dan/atauinsidens atau hal lain, hasilnya dapat berbentuk saran serta tindak lanjut terhadap kasus yangbersangkutan oleh pihak regulatori, dan dipublikasi di dalam bulletin BERITA MESO. Pusat MESONasional sangat mengharapkan dan menghargai peran aktif untuk berpartisipasi di dalam kegiatanMESO dengan cara mengirimkan laporan efek samping produk terapetik yang Saudara jumpai.DEWAN REDAKSI BERITA MESODra. Lucky S. Slamet, MSc.; Dr. Suharti K.S., SpFK; Prof.Dr. Armen Muchtar, SpFK; Prof.Dr. Hedi Rosmiati, SpFK;Drs. Hary Wahyu T; Dra. Engko Sosialine M; Dra. Tuning Nina D; Siti Asfijah Abdoellah, SSi. MMedSc (Clin Epid);Dra. Warta Br. Ginting; Dra. Umma Latifah; Dra. Rita Endang, MKes; Megrina Dian Agustin, SSi,Apt; DiamayasaPutri, S.Farm,Apt; Tuti Indriyawati, SSi, Apt.Alamat Redaksi BERITA MESODirektorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik & PKRT<strong>Badan</strong> Pengawas <strong>Obat</strong> dan Makanan RIJl. Percetakan Negara No. 23 Kotak Pos No. 143 JAKARTA 10560Telp : (021) 4245459; 4244755 ext. 111 Fax : (021) 4243605; 42883485e-mail : ditwas_dist_ptpkrt@pom.go.id; Indonesia-MESO-<strong>Badan</strong><strong>POM</strong>@hotmail.com6

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!