12.07.2015 Views

versi PDF - Badan POM

versi PDF - Badan POM

versi PDF - Badan POM

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIAPERATURANKEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIANOMOR HK.03.1.3.12.11.10692 TAHUN 2011TENTANGPENGAWASAN PEMASUKAN OBAT IMPORDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAKEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIA,Menimbang : a. bahwa obat yang beredar, termasuk obat imporharus memenuhi persyaratan keamanan, khasiatdan mutu;Mengingatb. bahwa pengaturan pengawasan obat imporsebagaimana telah ditetapkan dalam PeraturanKepala <strong>Badan</strong> Pengawas Obat dan MakananNomor HK.00.05.1.3459 tahun 2005 tentangPengawasan Pemasukan Obat Impor sudah tidaksesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi sehingga perlu disempurnakan;c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b perlumenetapkan Peraturan Kepala <strong>Badan</strong> PengawasObat dan Makanan tentang PengawasanPemasukan Obat Impor;: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentangPerlindungan Konsumen (Lembaran NegaraTahun 1999 Nomor 42, Tambahan LembaranNegara Nomor 3821);2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);3. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2010tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis PenerimaanNegara Bukan Pajak yang Berlaku pada <strong>Badan</strong>Pengawas Obat dan Makanan;


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIA-2-4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,Susunan Organisasi dan Tata Kerja LembagaPemerintah Non Departemen sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan PeraturanPresiden Nomor 64 tahun 2005;5. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon ILembaga Pemerintah non Departemensebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 52 tahun 2005;6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor1010/Menkes/Per/XI/2008 tentang RegistrasiObat sebagaimana telah diubah dengan PeraturanMenteri Kesehatan Nomor1120/Menkes/Per/XII/2008;7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang IndustriFarmasi;8. Keputusan Kepala <strong>Badan</strong> Pengawas Obat danMakanan Nomor 02001/SK/KB<strong>POM</strong> Tahun 2001tentang Organisasi & Tata Kerja <strong>Badan</strong> PengawasObat dan Makanan sebagaimana telah diubahdengan Keputusan Kepala <strong>Badan</strong> Pengawas Obatdan Makanan Nomor HK.00.05.21.4231 Tahun2004;9. Keputusan Kepala <strong>Badan</strong> Pengawas Obat danMakanan Nomor HK.00.05.3.2522 Tahun 2003tentang Penerapan Pedoman Cara Distribusi Obatyang Baik;10. Keputusan Kepala <strong>Badan</strong> Pengawas Obat danMakanan Nomor HK.00.05.23.4415 Tahun 2008tentang Pemberlakuan Sistem Elektronik dalamKerangka Indonesia National Single Window diLingkungan <strong>Badan</strong> Pengawas Obat dan Makanan;11. Keputusan Kepala <strong>Badan</strong> Pengawas Obat danMakanan Nomor HK.00.05.23.4416 Tahun 2008tentang Penetapan Tingkat Layanan (Service LevelArrangement) di lingkungan <strong>Badan</strong> Pengawas


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIA-3-Obat dan Makanan dalam Kerangka IndonesiaNational Single Window;12. Keputusan Kepala <strong>Badan</strong> Pengawas Obat danMakanan Nomor HK.00.06.331.3.1655 Tahun2009 tentang Penetapan Prosedur PelulusanBets/Lot Release Vaksin Untuk Manusia;13. Peraturan Kepala <strong>Badan</strong> Pengawas Obat danMakanan Nomor HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun2011 tentang Kriteria dan Tata Laksana RegistrasiObat;MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DANMAKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANGPENGAWASAN PEMASUKAN OBAT IMPOR.BAB IKETENTUAN UMUMPasal 1Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :1. Pemasukan Obat Impor adalah importasi obat ke dalam wilayahIndonesia.2. Izin Edar adalah bentuk persetujuan registrasi obat untuk dapatdiedarkan di wilayah Indonesia.3. Obat Impor adalah obat yang dibuat oleh industri farmasi luar negeridalam bentuk produk jadi atau produk ruahan dalam kemasanprimer yang akan diedarkan di Indonesia, tidak termasuk Obat Imporberupa narkotika, psikotropika dan yang mengandung prekursor.4. Produk Ruahan adalah bahan yang telah selesai diolah dan tinggalmemerlukan kegiatan pengemasan untuk menjadi obat.5. Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari MenteriKesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahanobat.6. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badanhukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIA-4-7. Pelulusan bets/lot adalah proses evaluasi oleh <strong>Badan</strong> Pengawas Obatdan Makanan terhadap setiap bets/lot Obat Impor berupa vaksinuntuk manusia sebelum disetujui diluluskan untuk dipasarkan.8. Sertifikat pelulusan bets/lot (batch/lot release certificate) adalahdokumen resmi yang mengizinkan produsen untuk mengeluarkanbets/lot tertentu sebagai konfirmasi bahwa bets/lot tersebutmemenuhi spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.9. Protokol ringkasan bets/lot (summary batch protocol) adalah dokumenyang berisi ringkasan dari proses pembuatan dan hasil uji suatubets/lot vaksin, yang disertifikasi dan ditandatangani olehpenanggung jawab industri vaksin.10. Kepala <strong>Badan</strong> adalah Kepala <strong>Badan</strong> yang bertanggung jawab dibidang pengawasan Obat dan Makanan.BAB IIPEMASUKAN OBAT IMPORPasal 2(1) Pemasukan Obat Impor hanya dapat dilakukan oleh Industri Farmasipemilik Izin Edar.(2) Industri Farmasi pemilik Izin Edar sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat menunjuk Industri Farmasi lain atau Pedagang BesarFarmasi importir sebagai pelaksana impor obat.Pasal 3(1) Pemasukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus dilakukansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidangimpor.(2) Selain harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud padaayat (1), juga harus mendapat persetujuan pemasukan Obat Impordari Kepala <strong>Badan</strong>.(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa SuratKeterangan Impor (SKI).


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIA-5-BAB IIITATA CARA PERMOHONANPasal 4(1) SKI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) diberikan atasdasar permohonan.(2) Tata cara permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukansecara elektronik melalui website <strong>Badan</strong> Pengawas Obat dan Makanan(www.pom.go.id) atau melalui NSW B<strong>POM</strong> (http://e-bpom.pom.go.id).Pasal 5Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, harus dilengkapidengan dokumen sebagai berikut:a. persetujuan Izin Edar Obat Impor/persetujuan impor obat dalambentuk ruahan;b. sertifikat analisis dari Industri Farmasi untuk setiap bets/lot ObatImpor;c. surat penunjukan, jika impor dilakukan oleh pelaksana impor yangditunjuk oleh pemilik Izin Edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2ayat (2);d. faktur (invoice);e. bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); danf. Bill of Lading (B/L) atau Air Way Bill (AWB).Pasal 6Pemasukan Obat Impor berupa vaksin untuk manusia selain harusmelengkapi dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, juga harusdilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:a. sertifikat pelulusan bets/lot (batch/lot release certificate) dari <strong>Badan</strong>Otoritas di negara tempat vaksin diluluskan untuk setiap kalipemasukan; danb. protokol ringkasan bets/lot (summary batch/lot protocol) yangditerbitkan oleh produsen.Pasal 7Pemasukan Obat Impor berupa sera untuk manusia selain harusmelengkapi dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, juga harusdilengkapi dengan sertifikat analisis yang mencantumkan sumber zataktif.


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIA-6-Pasal 8Persetujuan pemasukan Obat Impor diberikan paling lama 1 (satu) harikerja setelah memenuhi seluruh persyaratan dengan lengkap dan benar.Pasal 9Setiap SKI hanya berlaku untuk 1 (satu) kali pemasukan.BAB IVPELAKSANAAN PEMASUKANBagian PertamaUmumPasal 10(1) Dokumen pemasukan Obat Impor harus didokumentasikan sesuaidengan Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik, sehingga mudahdilakukan pemeriksaan.(2) Terhadap dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap saatdapat dilakukan pemeriksaan oleh petugas <strong>Badan</strong> Pengawas Obat danMakanan.Bagian KeduaKhususPasal 11(1) Obat Impor berupa vaksin untuk manusia yang telah memperolehSKI, hanya dapat didistribusikan setelah dilakukan pengambilansampel, evaluasi, dan pengujian serta hasilnya memenuhipersyaratan.(2) Pengambilan sampel, evaluasi, dan pengujian sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan oleh <strong>Badan</strong> Pengawas Obat dan Makanan.(3) Seluruh biaya pengambilan sampel, evaluasi dan pengujian menjaditanggung jawab pemohon.


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIA-8-BAB VITINDAKAN ADMINISTRATIFPasal 15(1) Setiap Industri Farmasi atau Pedagang Besar Farmasi yangmemasukkan Obat Impor tanpa memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 dan/atau Pasal 10 dan/atau Pasal 11 ayat(1) dapat dikenai sanksi administratif.(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatberupa:a. peringatan tertulis;b. penghentian sementara kegiatan;c. pembekuan dan/atau pencabutan izin edar Obat Impor yangbersangkutan; ataud. sanksi administratif lain sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.BAB VIIKETENTUAN PERALIHANPasal 16Pada saat Peraturan ini berlaku, permohonan SKI yang sedang diajukandan belum mendapat persetujuan, tetap diproses berdasarkan PeraturanKepala <strong>Badan</strong> Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.1.3459Tahun 2005 tentang Pengawasan Pemasukan Obat Impor.BAB VIIIKETENTUAN PENUTUPPasal 17Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Kepala <strong>Badan</strong> PengawasObat dan Makanan Nomor HK.00.05.1.3459 Tahun 2005 tentangPengawasan Pemasukan Obat Impor dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIA-9-Pasal 18Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara RepublikIndonesia.Ditetapkan di Jakartapada tanggal 30 Desember 2011KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DANMAKANAN REPUBLIK INDONESIA,ttd.KUSTANTINAHDiundangkan di Jakartapada tanggal 4 Januari 2012MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,ttd.AMIR SYAMSUDDINBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 15

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!