12.07.2015 Views

Download - Lumbung Pustaka UNY - Universitas Negeri Yogyakarta

Download - Lumbung Pustaka UNY - Universitas Negeri Yogyakarta

Download - Lumbung Pustaka UNY - Universitas Negeri Yogyakarta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

USAHATANI PADI DENGAN SISTEM TANAM PINDAH (TAPIN)DAN SISTEM TABUR BENIH LANGSUNG (TABELA) DI DESASRIGADING KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTULYOGYAKARTASKRIPSIDiajukan kepada Fakulatas Ilmu Sosial dan Ekonomi<strong>Universitas</strong> <strong>Negeri</strong> <strong>Yogyakarta</strong>Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan GeografiDisusun Oleh:SUKISTI06405244041PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA20101


2PERSETUJUANSkripsi yang berjudul “Usahatani Padi Dengan Sistem Tanam Pindah(TAPIN) dan Sistem Tabur Benih Langsung (TABELA) Di DesaSrigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul <strong>Yogyakarta</strong>” initelah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.<strong>Yogyakarta</strong>, 26 November 2010Pembimbing IPembimbing IIDr. Hastuti, M. Si.Nurhadi, M.Si.NIP. 19620627 198702 2 001 NIP. 19571108 198203 1 002


3PENGESAHANSkripsi yang berjudul “Usahatani Padi Dengan Sistem Tanam Pindah(TAPIN) dan Sistem Tabur Benih Langsung (TABELA) Di DesaSrigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul <strong>Yogyakarta</strong>” initelah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 13 Desember2010 dan dinyatakan LULUS.DEWAN PENGUJINama Jabatan Tanda tangan TanggalDr. Hastuti, M.Si. Ketua penguji …………….. ……………………Nurhadi, M.Si. Sekretarisis …………… ……………………Suparmini, M.Si. Penguji utama …………… ……………………<strong>Yogyakarta</strong>, 21 Desrember 2010Fakulatas Ilmu Sosial dan EkonomiDekanSardiman, AM. M.Pd.NIP. 19510523 198003 1 001


4PERNYATAANYang bertanda tangan di bawah ini:Nama: SukistiNIM : 06405244041ProdiFakultasJudul: Pendidikan Geeografi: Ilmu Sosial dan Ekonomi: “Usahatani Padi Dengan Sistem Tanam Pindah (TAPIN) danTabur Benih Langsung (TABELA) Di Desa SrigadingKecamatan Sanden Kabupaten Bantul <strong>Yogyakarta</strong>”Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri,sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atauditerbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atas kutipan dengan mengikuti tatapenulisan karya ilmiah yang telah lazim. Apabila peryataan ini tidak benar,sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.<strong>Yogyakarta</strong>, 13 Desember 2010PenulisSukisti


5MOTTODengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang(Al Fatihah: 1)Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan(Al Insyirah: 6)Setiap kejadian ada hikmahnya,Setiap kesabaran ada kebaikan,Dan semua yang telah dilalui adalah sebuah pelajaran,Tetap berusaha, tawakal, bersyukur dan percaya kepada-Nya(Anonim)


6PERSEMBAHANAlhamdulillahirabbil’alamin, dengan memanjatkan puji syukur kepada AllahSWT, kupersembahkan karyaku ini kepada:Kedua orang tuakuTerima kasih atas curahan kasih sayang, bimbingan dan mendidikdengan penuh kesabaran serta doanya yang selalu dipanjatkan mengiringilangkahku hingga sekarang ini. Dan terima kasih atas kesempatan yangdiberikan untukku menuntut ilmu hingga berhasil.Kakak-kakakku:Terima kasih atas doa, bantuan, semangat, dan dukungan untukkkuserta yang telah memberi warna dalam kehidupanku.Almamaterku <strong>Universitas</strong> <strong>Negeri</strong> <strong>Yogyakarta</strong> (<strong>UNY</strong>)


8KATA PENGANTARAlhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur senantiasa penulis haturkan kepadaAllah SWT, atas segala rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga penulissanggup menyelesaikan skripsi yang berjudul “Usaha tani Padi Dengan SistemTabur Benih Langsung (TABELA) Di Desa Srigading Kecamatan SandenKabupaten Bantul <strong>Yogyakarta</strong>”.Penyusunan skripsi ini dapat terlaksana karena mendapat dukungan danbantuan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima ksih sebesar-besarnyakepada:1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi <strong>Universitas</strong> <strong>Negeri</strong> <strong>Yogyakarta</strong> yangtelah memberikan ijin penelitian.2. Ibu Suparmini, M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan Geografi <strong>Universitas</strong><strong>Negeri</strong> <strong>Yogyakarta</strong> dan selaku penguji utama yang telah memberikan ijin danmemberikan kemudahan dalam penelitian serta senantiasa memberikannasehat-nasehatnya dan telah meluangkan waktunya untuk membimbingpenulis dengan penuh ketelitian dan kesabaran.3. Ibu Dr. Hastuti, M.Si. selaku pembimbing I yang telah membimbing dan tidakhenti-hentinya memberikan nasehat , masukan, dan dorongan kepada penulisdengan penuh kesabaran, dan ketelitian.4. Bapak Nurhadi, M.Si. selaku pembimbing II dan penasehat akademik yangtelah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian.


95. Bapak/Ibu dosen Pendidikan Geografi yang telah membagikan banyakilmunya kepada penulis.6. Mas Agung Yulianto yang telah membantu penulis dalam mengurus surat ijinpenelitian dan membantu dalam penulisan skripsi.7. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa <strong>Yogyakarta</strong> atas ijin penelitiannya.8. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Bantul beserta seluruhstaf atas ijin penelitian serta berbagai informasi data bagi kelengkapanpenelitian.9. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul beserta staf yang telahmemberikan ijin penelitian serta berbagai informasi data bagi kelengkapanpenelitian.10. Kantor Kesatuan Bangsa Politik Lingkungan Masyarakat Kabupaten Bantulbeserta staf yang telah memberikan ijin penelitian.11. Camat Kecamatan Sanden beserta staf yang telah memberikan ijin penelitianserta berbagai informasi data bagi kelengkapan penelitian.12. Kepala Desa Srigading beserta staf yang telah memberikan ijin penelitian sertaberbagai informasi data bagi kelengkapan penelitian.13. Kepala dusun Tinggen Dk 6, Bonggalan, Ngemplak, Dengokan besertaseluruh petani padi Tabur Benih Langsung (TABELA) dan petani padi SistemTanam Pindah (TAPIN) yang telah memberikan ijin penelitian danmemberikan banyak bantuan berupa keterangan dan data guna melengkapiskripsi ini.


1014. Kedua orang tuaku atas Do’a nya, kasih sayang dan cintanya selama ini sertadukungan moral maupun material.15. Seluruh keluargaku yang telah memberikan dorongan, masukan, dan semangatdalam penelitian ini.16. Kawan-kawanku yang telah memberikan bantuan, semangat serta mengisihari-hariku, dunia akan terasa sepi tanpamu kawan terutama untuk Restu,Inha, Putri, Rita, Ika, Zulfa, Vero.17. Seluruh keluarga besar Geografi angkatan 2006 yang tidak bisa disebutkansatu-persatu terima kasih atas kebersamaannya, keceriaan dan canda tawa, dankerjasamanya selama ini.18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.Semoga apa yang telah mereka berikan mendapat balasan yangsempurna dan setimpal dari Allah SWT.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritikdan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaanpenelitian selanjutnya. Akhir kata semoga Allah SWT selalu mengiringilangkah kita dan menjadikan skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.<strong>Yogyakarta</strong>, 13 Desember 2010PenulisSukistiNIM. 06405244041


11DAFTAR ISIJUDUL……………………………….…………………………………. iPERSETUJUAN…………..…………………………………………… iiPENGESAHAN……………..………………………………………….. iiiMOTTO………………………………………………………………….PERSEMBAHAN………………………………………………………ABSTRAK……………………………………………………………..KATA PENGANTAR…………………………………………………DAFTAR ISI…………………………………………………………..DAFTAR TABEL………………………………………………………ivvviviiixixvDAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xviiDAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….xviiiBAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG…………………………………………. 1B. IDENTIFIKASI MASALAH…………………………………. 10C. PEMBATASAN MASALAH………………………………… 11D. RUMUSAN MASALAH……………………………………… 12E. TUJUAN PENELITIAN……………………………………… 12F. KEGUNAAN PENELITIAN………………………………… 13BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRA. KAJIAN TEORI……………………………………………… 14


13DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 124LAMPIRAN…………………………………………………………. 126


1520. Jenis bibit yang digunakan responden……………………………. ….. 8521. Asal memperoleh bibit……………………………………………… 8622. Jumlah bibit yang digunakan/1000 m²………………………………… 8723. Pelaksanaan penyulaman/satu kali panen………………………………. 8824. Waktu penyulaman………………………………………………........... 8925. Peralatan yang digunakan untuk penyiangan……………………........... 9026. Penyiangan/satu kali panen……………………………………………. 9027. Pengairan/satu kali panen……………………………………………… 9228. Jenis pupuk yang digunakan……………………………………………. 9329. Jumlah pupuk yang digunakan/1000 m²/satu kali panen……………… 9430. Pemupukan/satu kali panen…………………………………………… 9531. Waktu pemupukan……………………………………………………… 9632. Cara pemupukan……………………………………………………… 9733. Cara membersihkan gulma……………………………………………. 9834. Jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi ………............ 9935. Cara pemberantasan hama dan penyakit……………………………… 10036. Panen padi/satu tahun……………………………………………........ 10037. Alat untuk proses pemanenan………………………………………… 10138. Cara pemasaran hasil panen…………………………………………… 10239. Proses penjualan hasil panen……………………………………............ 10340. Kelebihan dan kelemahan padi TABELAdan TAPIN…………............. 10741. Produksi padi TABELA dan TAPIN/1000 m²/satu kali panen………… 10742. Jumlah biaya tenaga kerja/1000 m²/satu kali panen……………………. 108


1643. Jumlah sarana produksi/1000 m²/satu kali panen………………………. 11944. Pendapatan kotor/1000 m²/satu kali panen…………………………… 11045. Pendapatan bersih/1000 m²/satu kali panen ……………………………. 111


17DAFTAR GAMBARGambarHalaman1. Skema Kerangka Berpikir …………………………………………. 432. Peta lokasi sampel penelitian ……………………………………… 513. Peta administrasi Desa Srigading…………………………………... 574. Tipe Curah Hujan berdasarkan Schmidt-Fergusont………………... 615. Pembagian Iklim tipe A menurut Koppen………………………… 646. Peta penggunaan lahan Desa Srigading…………………................. 66


18DAFTAR LAMPIRANLampiranHalaman1. Instrumen penelitian……………………………………………….... 1262. Surat ijin penelitian…………………………………………………. 1273. Gambar pengelolaan usahatani TABELA dan TAPIN….…………... 128


19BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangLahan mempunyai arti yang sangat penting bagi hewan,tumbuhan, dan manusia. Lahan sebagai tempat dalam menjalankansegala aktivitas bagi semua makhluk hidup di permukaan bumi ini.Lahan dimanfaatkan secara optimal dalam rangka untuk memenuhikebutuhan hidupnya dan meningkatkan kualitas hidup, khususnya bagimanusia. Seiring dengan perkembangan zaman dan semakinbanyaknya jumlah penduduk, maka manusia dituntut untukmemanfaatkan lahan dengan lebih efektif dan efisien. Tujuanpemanfaatan lahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup,mengingat luas lahan yang semakin terbatas. Salah satu usaha yangdilakukan manusia dalam pemanfaatan lahan ini antara lain digunakanuntuk aktivitas pertanian. Pemanfaatan lahan untuk aktivitas pertanianini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkankemakmuran manusia.Paradigma pembangunan pertanian di era reformasimenempatkan petani sebagai subjek dalam rangka mencapai tujuannasional. Tujuan pembangunan pertanian adalah memberdayakanpetani menuju suatu masyarakat tani yang mandiri, maju, sejahtera danberkeadilan. Pembangunan pertanian dapat dicapai melalui


20pembangunan pertanian yang berkesinambungan. Pembangunanpertanian yang berkesinambungan ditandai adanya kelangsunganproduksi yang memberikan keuntungan dan adanya kebebasan bagipetani untuk menentukan pilihan terbaik dalam berusaha tani.Pembangunan tersebut diharapkan mampu meningkatkan sebagianbesar pelaku ekonomi ikut serta dalam menghasilkan, menikmati danmelestarikan hasil pembangunan.Pembangunan pertanian dalam rangka meningkatkan tarafhidup penduduk Indonesia dengan perbaikan teknologi pertanianmerupakan kondisi yang sangat dibutuhkan. Seiring denganpertumbuhan jumlah penduduk, petani berupaya untuk meningkatkanpendapatannya guna memenuhi kebutuhan konsumsinya.Salah satu cara untuk meningkatkan produksi pertanian adalahmenggunakan teknologi yang lebih baik, artinya teknologi yang terusdikembangkan. Teknologi dibidang pangan yang telah lama dikenaloleh masyarakat petani disebut dengan teknologi sapta usahatani. Saptausahatani merupakan paket yang terdiri dari tujuh jenis kegiatan.Kegiatan tersebut diantaranya penggunaan bibit unggul, pengolahantanah yang baik, pengaturan air irigasi yang baik, pemakaian pupukserta pemberantasan hama dan penyakit, penanganan panen,penanganan pasca panen dan pemasaran hasil panen(http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/11/1/173961/


21gerakan.sapta.usahatani.perlu.ditingkatkan, diakses tanggal 25 Maret2010, pukul 19.43).Peningkatan produksi pangan nasional akan makin sulit dimasa yang akan datang, sedangkan kebutuhan pangan terus meningkat.Masalah ini disebabkan oleh beberapa kendala yaitu:1. Penyusutan lahan pertanian subur untuk kebutuhan non pertanian.2. Upaya peningkatan produktivitas mengalami stagnasi karenabelum ada terobosan teknologi baru yang mampu memberikanlonjakan produksi setelah revolusi hijau.3. Alih fungsi lahan mengakibatkan jumlah petani berlahan sempitmakin bertambah.4. Tenaga kerja disektor pertanian makin bertumpu pada generasi tuakarena generasi muda enggan bekerja disektor pertanian.5. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan kesempatan kerjadisektor non pertanian yang lebih menarik, lebih jauh mendoronggenerasi muda meninggalkan sektor pertanian.6. Perkembangan sektor industri yang sangat pesat dan pertumbuhanpenduduk yang relatif masih tinggi (Suryana dalam Faizal, 2000:2).Menurut San Afri Awang dalam Faizal (2000: 6) masalah yangdihadapi dewasa ini sehubungan dengan usahatani adalah, sebagianbesar penduduk Indonesia kurang menyadari pentingnya usaha tani,


22walaupun kegiatan tersebut sudah dilakukan bertahun-tahun lamanya.Sistem usahatani merupakan suatu bentuk organisasi dari berbagaifaktor-faktor produksi yang diarahkan demi peningkatan pendapatankeluarga petani. Faktor-faktor produksi tersebut adalah modal, tenagakerja, dan lahan.Faktor modal dipergunakan oleh petani sebagai alatoperasionalisasi usahatani karena modal menghasilkan barang-barangbaru atau alat untuk memupuk pendapatan, maka ada minat ataudorongan untuk menciptakan modal. Penciptaan modal usaha olehpetani dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi semuanya selaluberarti menyisihkan kekayaan/sebagian hasil produksi untuk tujuanyang produktif dan bukan untuk tujuan konsumtif (Mubyarto, 1994:91-92). Modal merupakan faktor produksi pertanian karena dapatmembantu petani dalam produktifitas pertanian, baik itu modal sendiri(equality capital) maupun modal pinjaman (kredit) yang berasal darisumber modal. Modal pertanian terdiri dari beberapa bentuk,diantaranya berbentuk bibit unggul, alat-alat pertanian, ternak danlainnya.Faktor produksi lainnya yang memegang peranan pentingdisamping modal adalah tenaga kerja. Pengertian tenaga kerja secaraekonomis dalam usahatani berbeda dengan tenaga kerja padaperusahaan pertanian besar. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam


23usahatani sebagian besar berasal dari keluarga petani. Tenaga kerjayang berasal dari keluarga merupakan sumbangan keluarga padaproduksi pertanian secara keseluruhan dan tidak ternilai dengan uang.Tenaga kerja disektor pertanian saat ini makin bertumpu pada generasitua karena generasi muda enggan bekerja disektor pertanian.Kemajuan pertanian di negara-negara maju diukur dengantingginya produktivitas tenaga kerja, dan semua usaha diarahkan untukmeningkatkan produktivitas tersebut. Prinsip demikian belum cocokditerapkan di negara-negara yang sedang berkembang . Faktor tenagakerja merupakan faktor produksi yang paling terbatas jumlahnya dinegara-negara maju, sedangkan di Indonesia tenaga kerja justrumerupakan faktor produksi yang jumlahnya sangat banyakdibandingkan dengan lahan dan modal (Mubyarto, 1994: 106-107).Departemen pertanian melalui Badan Penelitian danPengembangan Pertanian dewasa ini sedang melaksanakan PengkajianSistem Usahatani berbasis padi spesifik lokasi, yaitu sistem TABELA.Sistem TABELA merupakan penanaman padi yang langsung ditaburdan tanpa dipindahkan ke areal tanam. Bentuk fisik bibit yang akanditanam masih berupa benih yang masih berkecambah. Usahatani padisistem TABELA penanamannya dengan menggunakan alat tanambenih langsung (atabela) dan menggunakan varietas yang lebih baiktelah diperkenalkan dalam pengkajian tersebut.


24Metode tabur benih langsung di Indonesia dicobakan sejaktahun 1970. Cara-cara yang dipergunakan masih tradisional dandilakukan khusus pada lahan kering yang dikenal dengan padi gogo("http://www.pustaka.deptan.go.id/publikasi/p3224036.pdf":diaksestanggal 25 Maret 2010, pukul 19.25).Usahatani padi merupakan salah satu warisan budaya nenekmoyang sejak ribuan tahun yang lalu, khususnya sistem TAPIN.Usahatani padi masih terus dilakukan sampai sekarang, bahkandikembangkan guna mendukung kecukupan pangan. Kelemahan budidaya padi menurut Petijo Setijo (1997: 26) antara lain, penggunaantenaga kerja dalam jumlah banyak, serta memerlukan waktu relatiflama dan kurang efisien. Budi daya padi dari waktu ke waktu kendalayang dihadapi semakin banyak karena berkurangnya lahan subur dantenaga kerja produktif serta mahalnya tenaga kerja. Kenyataan ini jugadirasakan oleh petani di Desa Srigading dalam usahataninya, yangselama ini selalu menggunakan sistem tanam pindah (TAPIN).Sistem tanam pindah (TAPIN) telah dibudidayakan secaraturun temurun. Peningkatan hasil produksi usahataninya relatif kecildibandingkan hasil sebelumnya, sementara kebutuhan akan beras terusmeningkat seiring dengan peningkatan jumlah anggota keluarga.Pemerintah telah mensiasati masalah tersebut dengan memperkenalkanbudidaya tanaman padi dengan sistem tabur benih langsung(TABELA). Sistem tabur benih langsung (TABELA) tersebut sebagai


25sistem tanam alterntif dalam bercocok tanam padi selain sistem tanampindah (TAPIN).Desa Srigading dengan luas daerah 7580 Ha, kalau dilihat daripenggunaan lahannya 4,328,250 Ha merupakan luas lahan sawah danladang/tegalan, 2,543,750 Ha lahan non pertanian (Sanden DalamAngka, 2008: 53). Mengingat kebutuhan padi yang terus meningkatseiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka di desa inidilakukan beberapa usaha untuk meningkatkan produksi hasilpertanian khususnya padi. Salah satunya yaitu dengan budi dayatanaman padi dengan sistem tabur benih langsung (TABELA).Pengelolaan usaha tani padi dengan sistem tanam pindah(TAPIN) dan sistem tabur benih langsung (TABELA) pada hakekatnyasama. Perbedaan prinsip antara kedua sistem tabur benih langsung dansistem tanam pindah adalah terdapat pada bentuk fisik bibit yang akanditanam pada sawah. Bibit yang akan dipergunakan pada sistem taburbenih langsung masih berupa benih yang masih berkecambah,sedangkan bibit yang dipergunakan untuk bertanam padi sawah sistemtanam pindah berupa tanaman padi dari persemaian yang berumursekitar 20-24 hari. Pengelolaan usahatani padi di Desa Srigadingbelum dikembangkan secara maksimal, khususnya usaha tani padidengan sistem tabur benih langsung. Sistem tabur benih langsung inidiharapkan menjadi kontribusi yang lebih besar bagi pendapatanpetani.


26Sistem tabur benih langsung diperkenalkan kepada beberapakelompok usahatani di Desa Srigading mulai tahun 2006. Dinaspertanian dan kehutanan Kabupaten Bantul bekerja sama denganpetani padi di Desa Srigading untuk uji coba penerapan sistemTABELA. Upaya pengembangan budidaya padi ini mengalamibeberapa kendala tak terkecuali pada usahatani padi dengan sistemtabur benih langsung dan sistem tanam pindah. Kendala yang palingterasa yaitu, cuaca yang tak menentu. Kendala yang lain perawatantanaman yang lebih sulit pada sistem TABELA karena gulma tumbuhlebih awal, banyak hama dan penyakit yang menyerang tanaman,kesulitan mencari tenaga kerja produktif serta mahalnya tenaga kerja.Kendala-kendala tersebut berpengaruh pada proses pengelolaansehingga akan mempengaruhi hasil produksi pertanian, maka dari itupetani belum dapat mengetahui besarnya pendapatan dari hasilproduksi padi dengan sistem TAPIN dan sistem TABELA.Penelitian mengenai sistem tanam pindah (TAPIN) dan taburbenih langsung (TABELA) ini akan dikaji dalam perspektif geografi.Secara geografi sistem pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor fisikdan faktor non fisik. Faktor fisik adalah komponen tanah, iklim,hidrologi, topografi. Faktor non fisik adalah tenaga kerja, kemampuanteknologi, tradisi yang berlaku dalam masyarakat, dan kondisi politissetempat (Nursid Sumaatmaja, 1998: 166-167). Faktor-faktor tersebutjuga memengaruhi pada usahatani padi dengan sistem tanam pindah


27(TAPIN) dan sistem tabur benih langsung (TABELA). dan yang ada diDesa Srigading, baik bersifat mendorong maupun menghambatpertanian.Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini mencobameneliti : faktor fisik dan non fisik yang memengaruhi dalamusahatani padi sistem TAPIN dan TABELA, pengelolaan usahatanipadi sistem TAPIN dan TABELA, faktor penghambat yangmemengaruhi usahatani padi sistem TAPIN dan TABELA, danpendapatan petani dari usahatani padi sistem TAPIN dan TABELA.Berdasarkan pertimbangan tersebut maka peneliti mengambil judul“USAHATANI PADI DENGAN SISTEM TANAM PINDAH(TAPIN) DAN SISTEM TABUR BENIH LANGSUNG (TABELA)DI DESA SRIGADING KECAMATAN SANDEN KABUPATENBANTUL YOGYAKARTA”.B. Identifikasi Masalah1. Penyusutan lahan pertanian subur untuk kebutuhan non pertanian.2. Upaya peningkatan produktivitas mengalami stagnasi.3. Alih fungsi lahan pertanian mengakibatkan jumlah petani berlahansempit makin bertambah.4. Kelangkaan tenaga kerja dalam sektor pertanian.5. Perkembangan sektor industri yang sangat pesat dan pertumbuhanpenduduk yang relatif masih tinggi.


286. Faktor fisik yang memengaruhi dalam usahatani padi dengansistem tabur benih langsung dan sistem tanam pindah.7. Faktor non fisik yang memengaruhi dalam usahatani padi dengansistem tabur benih langsung dan sistem tanam pindah antara lain:modal, tenaga kerja.8. Pengelolaan usahatani padi dengan sistem tanam pindah dan sistemtabur benih langsung di daerah penelitin yang belum maksimal.9. Adanya faktor penghambat dalam usahatani padi dengan sistemtanam pindah dan sistem tabur benih langsung.10. Belum diketahui besarnya pendapatan petani dari usahatani padidengan sistem tanam pindah dan sistem tabur benih langsung didaerah penelitian.C. Pembatasan MasalahMengingat permasalahan yang berkaitan dengan pertaniantanaman padi sangat kompleks, maka perlu diadakan pembatasanmasalah sebagai berikut:1. Faktor fisik dan non fisik yang memengaruhi dalam usahatani padidengan sistem TAPIN dan usaha tani padi dengan sistem TABELAdi daerah penelitian.2. Pengelolaan usahatani padi dengan sistem TAPIN dan usahatanipadi dengan sistem TABELA yang belum maksimal di daerahpenelitian.


293. Adanya faktor penghambat dalam usahatani padi sistem TAPINdan sistem TABELA di daerah penelitian.4. Belum diketahui besarnya pendapatan petani dari usahatani padidengan sistem TAPIN dan sistem TABELA di daerah penelitian.D. Rumusan MasalahDari pembatasan masalah di atas maka dapat disimpulkan suaturumusan masalah penelitian yaitu:1. Faktor fisik dan faktor non fisik apa saja yang memengaruhi dalamusahatani padi sistem TAPIN dan sistem TABELA di daerahpenelitian?2. Bagaimana pengelolaan usahatani padi dengan sistem TAPIN dansistem TABELA yang ada di daerah penelitian?3. Hambatan apa yang dihadapi oleh petani padi dengan sistemTAPIN dan sistem TABELA serta bagaimana cara mengatasinya?4. Seberapa besar pendapatan petani dari usahatani padi dengansistem TAPIN dan sistem TABELA yang ada di daerah penelitian?E. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui:1. Faktor fisik dan non fisik yang memengaruhi dalam usahatani padidengan sistem TAPIN dan sistem TABELA.


302. Pengelolaan usahatani padi dengan sistem TAPIN dan sistemTABELA yang ada di daerah penelitian.3. Faktor penghambat yang memengaruhi usahatani padi sistemTAPIN dan sistem TABELA serta cara mengatasinya.4. Besarnya pendapatan petani padi dengan sistem TAPIN danTABELA di daerah penelitian.F. Kegunaan Penelitian1. Kegunaan Teoritisa. Pengembangan studi Geografi, khususnya Geografi pertanian.b. Menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan tentangusahatani, khususnya usahatani padi.2. Kegunaan Praktisa. Sebagai masukan dan bahan pertimbanganya bagi penentukebijakan pembangun pertanian serta dapat digunakan sebagaiacuan dalam menentukan strategi pembinaan usahapeningkatan produktivitas pertanian khusus padi.b. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah daerah dalampengambilan keputusan khususnya dalam rencanapengembangan usahatani padi untuk pengembangan wilayahpedesaan pada umumnya kearah yang lebih baik.3. Manfaat dalam Bidang Pendidikan


31Sebagai salah satu referensi untuk mengkaji materi kelas XIStandar Kompetensi 2 (Memahami Sumber Daya Alam), padakompetensi dasar menjelaskan pemanfaatan Sumber Daya Alamsecara arif.


32BAB IIKAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIRA. KAJIAN TEORI1. Kajian Geografia. Pengertian GeografiGeografi menurut SEMLOK tahun 1988 adalah ilmu yangmempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengansudut pandang keruangan, kewilayahan, dan kelingkungan dalamkonteks keruangan (Suharyono dan Moh. Amien, 1994: 15).b. Geografi PertanianDefinisi Geogarafi Pertanian menurut Singh dan Dillondalam Suyatno (2002: 11-12) geografi pertanian merupakandiskripsi tentang seni mengolah tanah dalam skala luas denganmemperhatikan kondisi lingkungan alam dan manusia.Faktor-faktor yang berpengaruh dalam sistem pertanian adadua yaitu faktor fisik dan faktor manusia. Faktor fisik terdiri darikomponen tanah, iklim, hidrografi, topografi. Faktor manusiaterdiri dari tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi yangberlaku dalam masyarakat, dan kondisi politis setempat. Faktorfisik dan non fisik tersebut merupakan input (masukan) dalamsistem pertanian yang sangat mempengaruhi petani untukmengambil keputusan.


33Penelitian ini termasuk dalam kajian geografi pertanian.Kedudukan geografi pertanian merupakan cabang dari geografiekonomi dan merupakan sub cabang dari geografi manusia.Geografi ekonomi menitik beratkan pada aspek keruangan strukturekonomi masyarakat yang termasuk di dalamnya bidang pertanian,industri, perdagangan, komunikasi, transportasi, dan sebagainya.Geografi manusia merupakan cabang geografi yang mengkajiaspek keruangan gejala di permukaan bumi yang mengambilmanusia sebagai objek pokok.c. Konsep Geografi1) Konsep LokasiSecara pokok dapat dibedakan antara pengertianlokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolutmenunjukkan letak yang tetap terhadap sistem grialkoordinat, yaitu garis lintang dan garis bujur. Lokasi relatifjuga disebut letak geografis.2) Konsep JarakJarak sebagai konsep geografi mempunyai artipenting bagi kehidupan sosial, ekonomi maupun juga untukkepentingan pertahanan. Jarak berkaitan erat dengan artilokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan (air, tanah subur,pusat pelayanan, pengangkutan barang, dan pengangkutan).3) Konsep Keterjangkuan


34Keterjangkuan atau accessibility tidak selalu terkaitdengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medanatau tidak adanya sarana angkutan, komunikasi yang dapatdipakai. Keterjangkuan umumnya juga berubah denganadanya perkembangan perekonomian dan kemajuanteknologi.4) Konsep PolaPola berkaitan dengan susunan bentuk ataupersebaran fenomena dalam ruang di muka bumi baikfenomena yang bersifat alami (aliran sungai, persebaranvegetasi, jenis tanah, curah hujan) ataupun fenomena sosialbudaya (permukiman, persebaran penduduk, pendapatan,mata pencaharian, jenis rumah, tempat tinggal, dansebagainya).5) Konsep MorfologiMorfologi menggambarkan perwujudan daratanmuka bumi sebagai hasil pengangkutan atau penurunanwilayah (secara geologi) yang lazimnya disertai erosi dansedimentasi. Morfologinya juga menyangkut bentuk lahanyang terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaanlahan, tebal tanah, ketersediaan air serta jenis vegetasi yangdominan.6) Konsep Aglomerasi


35Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaranyang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatifsempit yang paling menguntungkan baik mengingatkesejenisan gejala maupun adanya faktor-faktor umum yangmenguntungkan.7) Konsep Nilai KegunaanNilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber dimuka bumi bersifat relatif, tidak sama bagi semua orang ataugolongan penduduk tertentu.8) Konsep Interaksi atau InterdependensiInteraksi merupakan peristiwa saling mempengaruhidaya-daya, objek atau tempat satu dengan yang lain. Setiaptempat mengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yangtidak selalu sama dengan apa yang ada di tempat lain.9) Konsep Deferensiasi ArealTempat atau wilayah berwujud sebagai hasilintegrasi berbagai unsur atau fenomena lingkungan baikyang bersifat alam atau kehidupan. Integrasi fenomenamenjadikan suatu wilayah mempunyai corak individualitastersendiri sebagai suatu region yang berbeda dari tempatatau wilayah lain.10) Konsep Keterkaitan Keruangan


36Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruanganmenunjukkan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomenadengan fenomena yang lain disatu tempat atau ruang, baikyang menyangkut fenomena dalam suatu ‘region’ yangbersifat formal.Berdasarkan sepuluh konsep geografi di atas, penelitian inilebih menekankan pada konsep lokasi, konsep jarak, konsep pola,dan konsep interaksi atau interdependensi.2. Kajian tentang Usahatania. Pengertian UsahataniBachtiar Rifai (1980) mendefinisikan usahatani sebagaiorganisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukankepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi iniketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan olehseseorang atau sekumpulan orang baik yang terikat genelogis,politis, maupun teritorial sebagai pengelolanya (Fadholi Hernanto,2006:7).b. Unsur-unsur Pokok UsahataniMenurut Abbas Tjakrawiralaksana (1983: 1) dalamusahatani/bercocok tanam terdapat :


371) Lahan dalam luasan dan bentuk tertentu. Unsur pokok lahandalam usaha tani mempunyai fungsi sebagai tempat atau wadahpenyelenggaraan sarana usaha bercocok tanam.2) Usahatani juga akan selalu terdapat:a) Bangunan-bangunan sebagai rumah tempat tinggal petani,gudang, lumbung dan lain-lain.b) Alat-alat pertanian seperti bajak, cangkul, sprayer danmungkin juga traktor.c) Sarana produksi atau bahan-bahan seperti benih, pupuk,obat-obatan pemberantas hama dan penyakit.d) Tanaman di lapangan sebagai objek yang dikerjakan petani.e) Hewan ternak peliharaan seperti sapi, kerbau, itik dan lainlain.f) Uang tunai, pinjaman dari bank maupun uang tunai yangtersimpan di rumah yang merupakan unsur modal.3) Usahatani terdapat keluarga tani yang semuanya merupakansumber tenaga kerja usaha tani yang bersangkutan.4) Petani itu sendiri, selain sebagai tenaga kerja juga berperansebagai pengelola pertanian yaitu seseorang yang berwenanguntuk memutuskan segala sesuatu tindakan yang berhubungandengan proses produktivitas usaha tani.c. Faktor – faktor yang Memengaruhi Usahatani


38Menurut Abbas Tjakrawiralaksana (1983: 44) faktor-faktoryang memengaruhi dalam usahatani adalah:1) Faktor fisika) TanahKita mengenal berbagai macam tanah seperti tanahLatosol, tanah Podsolik, tanah Aluvial dan sebagainya.Perbedaan keadaan tanah yang memengaruhi tipe usahatani termasuk kedalaman tanah, tekstur dan kesuburanalamiahnya. Tanah yang mempunyai profil yang dalam,pada umumnya dapat dipakai untuk berbagai jenistanaman yang intensif dan menguntungkan. Tanahsemacam itu apabila bentuk permukaannya datar dancukup persediaan pengairannya, dapat dipakai sebagaisawah untuk bercocok tanaman padi.b) IklimIklim adalah faktor alam yang sangat menetukanpada penyelengaraan tipe usaha tani di daerah-daerah.Unsur iklim meliputi curah hujan, suhu udara, penyinaranmatahari, kelembaban nisbi. Curah hujan dan suhumerupakan unsur-unsur iklim yang penting untukIndonesia, walaupun wilayah Indonesia terdapat di daerahtropis, tetapi jumlah dan pola penyebaran curah hujan tidaksama dari satu daerah ke daerah yang lain.


39c) TopografiFaktor ini mempunyai hubungan erat dengan iklimdan tanah dalam menentukan tipe usaha tani, semakintinggi lokasi dari permukaan maka suhunya semakinmenjadi rendah. Keadaan topografi sering diklasifikasikanke dalam perbedaan kemiringan permukaan lahan danbentuknya.Permukaan lahan dengan kemiringan 0-2%umumnya merupakan lahan datar. Lahan dengankemiringan 2-5% umumnya merupakan lahan yang sedikitbergelombang, sedangkan lahan dengan kemiringan 5-8%merupakan lahan yang bergelombang sampai berbukit.Lahan dengan kemiringan 8-15% merupakan lahan yangberbukit-bukit. Kemiringan lebih dari 15% lahan tersebutmerupakan lahan curam. Keadaan lahan tersebut tadi jugamembatasi tipe usahatani.2) Faktor ekonomiFaktor ekonomi yang berpengaruh penting terhadaptipe pertanian meliputi:a) Adanya permintaan pasarBermacam-macam jenis tanaman dan hewan ternak,walaupun di suatu daerah dapat ditanam dan dipelihara,namun tidak semuanya dapat diusahakan oleh para petani


40dikarenakan tidak adanya permintaan pasar. Petani akanmengusahakannya jika timbul permintaan, apabilaternyata dapat memberikan keuntungan.b) Ongkos tataniagaOngkos tataniaga menentukan tipe usaha tanimelalui harga jual komonditi-komonditi yang akandiproduksikan oleh para petani di daerah-daerah.Ongkostataniaga biasanya meliputi ongkos-ongkos untuk:(1) Pengangkutan(2) Pengolahan(3) Penyimpanan, dan(4) Keuntungan pedagang penyalur.c) Adanya persaingan antara cabang-cabang usahataniKeadaan ini banyak terjadi di daerah-daerah yangberdasarkan alam atau kondisi fisiknya memungkinkanpengusahaan berbagai macam cabang usahatani, disamping daerah tersebut berdekatan dengan pusatkonsumen. Tipe usaha tani di daerah-daerah semacam inisering cepat sekali mengalami perubahan terlebih-lebihlagi kalau para petaninya sudah berorientasi pada pasarpasardan selalu berusaha untuk dapat meningkatkanpendapatan atau keuntungan usahataninya.d) Adanya siklus kelebihan dan kekurangan produksi


41Siklus demikian sering terjadi di bidang pertanian.Turunnya harga disebabkan karena pada suatu komonditihasil pertanian melimpah, tetapi dilain waktu hasilberkurang yang menyebabkan harganya naik.e) Nilai lahanSebenarnya pengaruh faktor ini pada tipe usahatani sangat kecil, karena lebih merupakan faktor akibatdaripada sebagai penyebab adanya sesuatu tipe usaha tani.Lahan itu juga merupakan unsur modal yang mempunyainilai, maka cabang usahatani yang akan diusahakan diatasnya juga harus dipertimbangkan seberapa besar dapatmemberikan pendapatan atau balas jasa atas pemakaianlahan tersebut.f) Tersedianya modalFaktor ini sering merupakan faktor pembatasuntuk melakukan kegiatan produksi usahatani.Tersedianya modal berpengaruh pada tipe usahatani.Petani yang bermodal besar biasanya akanmengembangkan tipe dengan cabang-cabang usahataniyang dapat memberikan keuntungan lebih baik ataumenghasilkan komoditi-komoditi yang memiliki nilai


42ekonomi tinggi. Keadaan sebaliknya terjadi dengan petaniyang kekurangan modal.g) Tersedianya tenaga kerjaInti dari kebutuhan tenaga kerja usaha tani itudapat diadakan oleh anggota keluarganya, akan tetapiseringkali tersedianya tenaga kerja ini terbatas.Kekurangan tenaga kerja memang dapat diperoleh dariluar usahatani, seperti menyewa buruh tani atau mintabantuan dari rekan petani lainnya. Terkadang di suatudaerah tenaga kerja buruh juga kurang, lagi pula jika tipeusahatani di daerah itu kebetulan sama maka memintabantuan tenaga tetangga juga kecil kemungkinandapatnya terpenuhi. Petani di daerah itu akanmengandalkan pada kemampuan tenaga kerjakeluarganya masing-masing, sehingga tipe usaha taninyaakan disesuaikan dengan tenaga kerja keluarga yangtersedia.3) Faktor budayaFaktor ini memengaruhi kehidupan masyarakat dalamberbagai aspeknya. Faktor ini meliputi aspek:a) Adat dan kepercayaan kepada agamaAdat dan kepercayaan kepada agama tertentu dapatmenjadi faktor penentu terselenggranya suatu tipe usahatani


43di suatu daerah. Seseorang yang melanggar ketentuanketentuanadat dan agama yang dianut oleh masyarakat, halini dianggap tabu dan bahkan bagi yang melanggar dapatmemperoleh sanksi dari masyarakat bersangkutan.b) Perkembangan pendidikanPendidikan sering membawa banyak perubahantata cara kehidupan masyarakat, khususnya dalam halperubahan selera konsumsi. Orang yang berpendidikanbiasanya mengetahui dan mengharuskan apa yang harusdimakan. Keadaan ini tidak saja dapat menimbulkanpermintaan barang-barang konsumsi baru yang diperlukanmasyarakat itu, tetapi juga barang-barang konsumsi yangsudah biasa digunakan perlu ditingkatkan volumepersediaan dan mutunya.c) Perkembangan tingkat hidupPerkembangan tingkat hidup masyarakat merupakanfaktor paling penting yang dapat memengaruhi tipeusahatani, karena faktor ini sering mengalami perubahanrelatif cepat. Tingkat hidup dapat menggambarkankemampuan daya beli dari masyarakat.4) Faktor kebijakan penguasa/pemerintahMaksud penguasa di sini adalah pemerintah baik yangada di pusat maupun setempat. Kebijakan pemerintah di sektor


44pertanian sangat diperlukan karena sektor ini merupakansektor terlemah diantara sektor lainnya. Peran pemerintahdapat dilihat dari adanya kebijaksanaan program, sepertiprogram bimas, PPL (penyediaan tenaga penyuluh),pembentukan KUD, dan stabilitas harga pangan.3. Kajian tentang Pertanian Tanaman Padi dengan Sistem TaburBenih Langsung (TABELA) dan Padi dengan Sistem TanamPindah (TAPIN)a. Syarat Tumbuh Tanaman PadiPertumbuhan tanaman padi dapat dipengaruhi olehbeberapa faktor, antara lain:1) IklimTanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yangberiklim panas dan lembab (banyak mengandung uap air).Menurut AAK (2003: 34-35) pengertian iklim ini menyangkutbeberapa unsur, yaitu:a) Curah hujanTanaman padi membutuhkan curah hujan yang baikuntuk mencukupi kebutuhan pengairan. Curah hujan rataratayang dibutuhkan adalah sekitar 200 mm/bulan ataulebih dengan distribusi selama empat bulan, sedangkancurah hujan pertahun adalah sekitar 1500-2000 mm.b) Temperatur (suhu)


45Tanaman padi merupakan salah satu jenis tanamanyang membutuhkan temparatur (suhu) yang panas.Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu yaitudapat menimbulkan kehampaan biji.c) Tinggi tempatMenurut Junghun dalam AAK (2003: 35) hubunganantara tinggi tempat dengan tanaman padi adalah:(1) Daerah antara 0-650 m dengan suhu antara 26,5ºC –22,5ºC cocok untuk tanaman padi.(2) Daerah antara 650-1500 m dengan suhu antara 22,5ºC –18,7ºC masih cocok untuk tanaman padi.d) Sinar matahariTanaman padi memerlukan banyak sinar matahariuntuk keperluan fotosintesis. Sinar matahari ini terutamadibutuhkan pada saat tanaman berbunga sampai pada prosespamasakan buah.e) AnginAngin dapat berpengaruh positif maupun negatifpada proses perkembangan tanaman padi. Pengaruhpositifnya terjadi pada saat proses penyerbukan danpembuahan. Pengaruh negatifnya dapat dirasakan ketikaangin dapat membawa bakteri atau jamur yangmenyebabkan penyakit tanaman. Angin kencang juga akan


46menyebabkan buah menjadi hampa dan tanaman akanroboh.f) MusimMusim sangat berhubungan erat dengan banyaksedikitnya curah hujan. Hasil produksi padi akan lebihbanyak pada saat musim kemarau dengan pengairan yangbaik, hal ini disebabkan oleh proses penyerbukan yangdapat berjalan dengan baik karena tidak terganggu olehhujan.2) TanahKondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanamanpadi dapat dilihat dari beberapa kriteria sebagai berikut:a) Tekstur tanahTekstur tanah dengan jumlah fraksi pasir yangsangat besar kurang cocok untuk tanaman padi karenasangat mudah meloloskan air. Tanah yang sesuai untuktanaman padi adalah tanah yang mengandung lumpur ataulempung sehingga mudah mengikat air (AAK, 2003: 36).b) Kedalam tanahKhusus Pulau Jawa padi dapat tumbuh dengan baikpada tanah dengan ketebalan lapisan atasnya sekitar 18-22cm dengan pH antara 4-7(AAK, 2003: 37).


47b. Pengertian Usahatani Padi Dengan Sistem Tabur BenihLangsung (TABELA) dan Tanam Pindah (TAPIN)Tabur benih langsung (TABELA) merupakan salah satuteknik tanam padi dengan cara langsung menabur benih padi padalahan pertanian tanpa dipindahkan. Bibit yang digunakan padasistem tabur benih langsung (TABELA) masih berupa benih yangmasih berkecambah. Sistem tanam pindah merupakan cara tanampadi dengan cara memindahkan tanaman padi dari persemaianyang sudah berumur sekitar 21 hari ke areal tanam.c. Tahap Pekerjaan Dalam Budidaya Padi Sistem Tabur BenihLangsung (TABELA) dan Tanam Pindah (TAPIN)1) Tahap Pengolahan LahanTujuan pengolahan lahan pada budidaya padi sawahadalah mengubah fisik tanah agar lapisan atas yang semulakeras menjadi datar dan melumpur. Keuntungan yang didapatselama pengolahan tanah yaitu gulma mati kemudianmembusuk menjadi humus, lapisan bawah tanah jenuh air, dandapat menghemat air.Pengolahan lahan sawah di daerah penelitian, dilakukandengan perbaikan pematang sawah serta selokan. Galengan(pematang) sawah diupayakan agar tetap baik untukmempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air danmempermudah perawatan tanaman.


48Tahapan pengolahan lahan sawah pada prinsipnyamencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:a) PembersihanTahap pembersihan di sini meliputi saluran air yangmenuju ke sawah, yakni selokan-selokan dibersihkan, agarair yang dipergunakan dapat memenuhi kebutuhan. Tanahsawah yang masih ada jeraminya perlu dibersihkan dengancara dibabat, kemudian dikumpulkan di lain tempat ataudibuat kompos. Rumput-rumput liar yang tumbuh harusdibersihkan pula, agar bibit padi tidak mengalamipersaingan dalam mendapatkan makanan.b) PencangkulanTahap ini dimulai dengan memperbaiki pematangserta mencangkul sudut-sudut petak sawah yang sukardikerjakan dengan bajak. Tujuan perbaikan pematang ialahagar air dapat tertampung dan dapat diatur sesuai dengankebutuhan tanaman.c) PembajakanPembajakan dan penggaruan merupakan kegiatanyang berkaitan. Kedua kegiatan tersebut bertujuan agartanah sawah melumpur dan siap ditanami padi. Pengolahanlahan di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakanmesin traktor. Lahan sawah digenangi air agar gembur


49sebelum dibajak. Pembajakan ini, diharapkan gumpalangumpalantanah terpecah menjadi kecil-kecil dan kemudiandihancurkan lagi dengan garu sehingga menjadi lumpurhalus yang rata. Keuntungan lahan yang telah diolahdengan cara pembajakan air irigasi dapat merata, alat tanambenih langsung dapat dioperasionalkan dengan lancar, dangulma dapat tertekan pertumbuhannya.2) Persiapan BenihPersiapan bibit padi, dilakukan tahap-tahap berikut.a) Penyiapan lahan persemaianTahap ini hanya berlaku pada sistem tanam pindahsaja. Benih disemaikan terlebih dahulu. Waktu persemaiansekitar 21 hari sebelum tanam. Luas lahan satu hektar, luaspersemaian yang diperlukan kurang lebihnya 5%-nya=(1/20 x 10.000 m²) = 500 m².Penyiapan lahan untuk persemaian dilakukandengan cara dicangkul, kemudian lumpur diratakan dandibentuk bedengan dengan ukuran lebar 1,5 m, panjangsekitar 5 m – 10 m, tinggi kurang lebih 20 cm, dan jarakantar bedengan yang satu dengan yang lain sekitar 30 cm.Air yang masih menggenang di bedengan harus dikeluarkanhingga permukaanya tidak tergenang.b) Persiapan benih


50Kebutuhan benih untuk 1 hektar lahan sawahtergantung cara tanam yang akan dilakukan. Penanamannyadilakukan dengan cara tanam pindah membutuhkan benihantara 60-100 kg/ha, sedangkan jika menggunakan taburbenih langsung membutuhkan benih sekitar 30-40 kg/ha.Benih sebelum ditabur di bedengan terlebih dahuludiberi perlakuan sebagai berikut:(1) Benih dijemur di bawah sinar matahari antara 2-3 jamagar benih lebih mudah menyerap air.(2) Benih direndam dalam air sehari semalam. Air yangdigunakan untuk merendam harus bersih.(3) Benih yang sudah direndam, dianginkan, dandihamparkan pada karung goni. Karung goni inisebelumnya dibasahi dengan air sampai benar-benarbasah. Karung goni yang sudah dibuka dilipat ujungnya,sehingga benih terbungkus. Simpan bungkusan karunggoni di tempat yang teduh. Pemeraman dilakukan antara36-48 jam. Menjaga karung goni agar tetap lembab,sewaktu-waktu dapat diperciki air. Benih siap ditabur,setelah selesai diperam. Cara tanam pindah, benihditaburkan di bedengan dengan jarak penaburan daritepi bedengan sekitar 10 cm, kerapatan penaburan 25 gbenih/10 m².


51c) PerawatanPengaturan air pada bedengan disesuaikan denganketinggian tumbuhan. Lima hari setelah penaburan,bedengan diairi dengan ketinggian 1 cm selama 2 hari.Bedengan diairi dengan ketinggian 5 cm terus-menerus.Penggenangan ini selain untuk mencukupi kebutuhan airjuga berfungsi untuk menahan benturan langsung denganair hujan dan menghindarkan persemaian dari gangguanhama seperti burung dan lainnya.Benih saat umur kurang lebih 7-10 hari setelahtabur, insektisida diberikan dengan dosis 17 kg/ha,selanjutnya pengaturan air disesuaikan dengan ketinggianbenih. Benih setelah kurang lebih berumur 21 hari sejaktabur, benih siap dipindahkan ke areal penanaman.3) Pelaksanaan Tanama) Tabur benih langsungSistem tanam padi tabur benih langsung yangsedang dikembangkan yaitu larikan searah atau sejajar.Tanah sawah yang akan ditanami padi tabur benih langsungdiupayakan dalam keadaan berlumpur, jenuh air, dantergenang air. Penanaman padi tabur benih langsungsebaiknya ditunda bila hujan deras. Penanaman benih


52langsung dilakukan dengan mengguanakan alat tanambenih langsung (ATABELA).ATABELA diletakkan di tepi sawah. Bakpenampung diisi dengan benih padi yang telah diperamsemalam. ATABELA kemudian ditarik lurus ke depan.Secara otomatis, benih akan keluar melalui rol penangkarbenih, kemudian jatuh pada alur di dalam tanah. Cara initanaman padi akan tumbuh pada alur searah dengan jarakyang sama.b) Tanam pindahBenih yang sudah berumur 21 hari dicabut daripersemaian. Caranya, 5-10 batang bibit kita pegang menjadisatu, lalu kita tarik ke arah badan kita dan diusahakanbatang jangan sampai putus. Bibit selanjutnya diseleksi.Bibit yang baik dan sehat memiliki tanda-tanda bebas darihama, tinggi sekitar 25 cm, batang besar dan kuat, berdaun5-7 helai, bibit memiliki banyak akar dan lebih berat,pelepah daun pendek.Penanaman dilakukan di antara barisan tanamansebelumnya. Guna memudahkan penanaman dapatmenggunakan tali yang direntang agar barisan tanamanteratur. Penanaman dilakukan dengan membenamkan bibitdengan tangan atau dibantu dengan tugal untuk membuat


53lubang tanam jika tanah belum cukup lunak. Jarak tanamyang dipakai sesuai dengan kebiasaan setempat. Cara tanampadi adalah tangan kiri memegang bibit dan denganberjalan mundur tiap lubang diisi 2-3 bibit, kedalaman 3-4cm, dan penanamannya tegak lurus. Penanaman janganterlalu dangkal menyebabkan bibit mudah roboh.Penanaman yang terlalu dalam dapat berakibat padapertumbuhan akan terlambat.4) Perawatan dan PemeliharaanPerawatan dan pemeliharaan tanaman sangat pentingdalam pelaksanaan budidaya padi sawah. Perawatan yangpenting dilakukan dalam pemeliharaan padi sawah tabur benihlangsung dan tanam pindah antara lain pengaturan air dipetakan, penyulaman, pemupukan, pengendalian hama sertapenyakit.a) Pengaturan Air di Petakan/pengairanPengaturan air pada hari pertama dan kedua setelahtabur benih, tanah diusahakan dalam keadaan lembab,tanaman padi jangan sampai tergenang air karena tanampadi dapat mati. Pada waktu benih tumbuh, sedikit demisedikit air dialirkan ke petakkan, tinggi air sejalan denganpertumbuhan padi.b) Penyulaman


54Penyulaman kira-kira dilakukan 5-7 hari setelahtabur/tanam, rumpun padi yang rusak, pertumbuhannyakurang baik, atau mati harus diganti dengan bibit yang baru.Penggantian bibit ini harus segera dilakukan agarpertumbuhannya tidak ketinggalan dengan yang lain.Penanaman dilakukan dengan tabur benih langsung,penggantian bibit yang mati menggunakan sebagian daritanaman yang tumbuh rapat atau dari tanaman yang tumbuhdi luar alur, sedangkan untuk tanam pindah penggantianbibit yang mati diambilkan dari bibit yang masih ada dipesemaian.c) PemupukanPemupukan pada sistem tabur benih langsung dansistem tanam pindah tidak jauh berbeda. Dosis pemupukandisesuaikan dengan dosis anjuran setempat, karena dosisajuran telah disesuaikan dengan sifat varietas padi yangakan ditanam dan lingkungannya. Dosis yang terlalu rendahmenyebabkan pemupukan tidak efektif, sebaliknya jikaterlalu berlebihan dapat mengakibatkan gagalnya usahapenanaman.Pupuk umumnya diberikan pada beberapa tahap.Pupuk organik biasanya diberikan saat pengolahan tanah.Pupuk anorganik (TSP/SP 36, KCL), dan sepertiga bagian


55pupuk urea diberikan sekaligus setelah pengolahan lahan.Sepertiga bagian pupuk urea diberikan sewaktu tanamanberumur 6-7 minggu, bersamaan dilakukan penyiangangulma. Sisa pupuk urea diberikan pada umur 50-60 harisetelah tanam.Pemupukan dapat dilakukan dengan cara sebar merataatau ditebarkan pada alur-alur/larikan diantara barisantanaman. Pemupukan saat dilakukan, tanah sawah tidakdalam kondisi tergenang air tetapi dalam keadaan macakmacak/jenuhair. Pemupukan yang dilakukan dalam kondisisawah tergenang air kurang efektif.d) Pengendalian Gulma/penyianganPengendalian gulma pada budidaya tabur benihlangsung dan tanam pindah meliputi pengendalian mekanis(penyiangan) dan pengendalian kimiawi (herbisida). Petanidi daerah penelitian melakukan pengendalian gulma secaramekanis gulma dicabut dan dimatikan dengan atau caramengunakan alat landak dan sorok, namun ada juga yangmenggunakan pengendalian kimiawi. Penyiangan dilakukanbersamaan dengan penyulaman. Pengendalian gulma secarakimiawi, gulma dikendalikan dengan herbisida setelahsawah selesai digarap, sebelum benih disebar, atau setelahtanaman tumbuh.


56e) Pengendalian Hama dan PenyakitPengendalian hama yang menyerang tanaman paditabur benih langsung dan tanam pindah dilaksanakandengan prinsip hama terpadu. Petani di daerah penelitianpengendalian hama dan penyakitnya menggunakanpestisida. Jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerangtanaman padi antara lain: wereng, walangsangit, penggerekbatang, tikus, burung, tungro, kerdil rumput, blast, bercakcoklat, dan lain-lain.5) PanenCara panenan berbeda-beda tergantung kebiasaan sertatingkat adobsi teknologi petani. Petani di daerah penelitian,biasanya panen dilakukan dengan cara memotong batangberikut malainya dengan menggunakan sabit gerigi. Prosespemanenan dilakukan pada minggu kedua bulan Mei untukmusim tanam kedua, tenaga pemanenan dihitung dengan sistemborongan atau ‘bawaon”, yaitu biaya pemanenan dihitungdengan 1/8 dari hasil produksi/panenan.Tahap selanjutnya setelah padi dipanen adalahperontokan. Perontokan dapat dilakukan dengan caradiiles/diinjak, dibanting/gebjok, dan menggunakan alatperontok gabah.6) Pasca panen


57Pasca panen padi meliputi perontokan, pengeringan,pembersihan, dan penyimpanan. Petani di daerah penelitianumumnya hasil panenya tidak langsung dijual dalam bentukgabah, karena sebagian besar hasil panennya untuk konsumsisendiri dan dijual dalam bentuk beras. Ada sebagian petaniyang menjual padinya dalam keadaan masih belum siap panendengan sistem “tebasan”, dimana sang tengkulak datang kesawah menaksir luas hamparan dan kira-kira harganya denganpetani.B. KERANGKA BERPIKIRManusia dalam upaya mempertahankan kehidupannya semata-matatidak tergantung pada alam saja, tetapi dengan kemampuan manusiamemiliki kecenderungan memanfaatkan alam untuk kesejahteraanhidupnya. Usahatani merupakan aktivitas manusia dalam mengolah lahanuntuk memenuhi hidupnya. Kemampuan manusia yang semakinberkembang membawa usahatani dengan memanfaatkan potensi alamsecara maksimal demi kesejahteraan hidupnya. Berbagai upaya telahditempuh oleh pemerintah untuk mengembangkan bidang pertanian. Carayang sedang ditempuh adalah pembangunan pertanian berkelanjutan.Wujud dari pembangunan ini adalah penerapan usahatani padi sistem taburbenih langsung (TABELA). Sistem ini merupakan sebagai alternatif dalambercocok tanam padi selain sistem tanam pindah. Upaya ini dilakukan


58semata-mata untuk meningkatkan hasil produksi, mengingat kebutuhanberas yang semakin meningkat.Desa Srigading merupakan desa yang berpotensi untukpengembangan dibidang pertanian. Salah satu buktinya adalah denganditerapkannya sistem pertanian padi yang baru yaitu sistem tabur benihlangsung (TABELA) di wilayah ini, namun tidak semua petani di DesaSrigading menerapkan usahatani padi sistem tabur benih langsung(TABELA), dan masih banyak petani yang menerapkan sistem tanampindah.Sistem usahatani dikaji dalam kajian geografi, ada dua komponenyang terkait yaitu: komponen fisik, komponen non fisik. Komponen fisikterdiri dari komponen tanah, iklim, topografi, hidrologi, dan segala prosesalamiah. Sedangkan faktor non fisik terdiri dari modal, tenaga kerja, luaslahan garapan yang dikuasai, dan lain-lain. Faktor fisik dan non fisiktersebut juga akan menjadi faktor pendorong maupun penghambat dalamproses pengelolaan.Penerapan sistem pertanian ini akan berpengaruh pada kegiatanproses produksi pertanian. Pertanian padi sistem TABELA prosespenanamannya, benih langsung disebar pada areal pertanian tanpadipindahkan. Bentuk fisik bibit yang akan ditanam masih berupa benihyang masih berkecambah. Bibit yang digunakan pada sistem TAPINadalah bibit yang berumur sekitar 21 hari setelah sebar yang diambil daripersemaian. Akhirnya proses produksi tersebut akan berpengaruh pada


59perbedaan hasil produksi pertanian maupun pendapatan pertanian, untuklebih jelasnya lihat kerangka pemikiran di bawah ini:


60Faktor FisikFaktor non FisikUsahatani PadiSistem TABELASistem TAPINPengelolaan UsahataniPadi:1. Pengolahan lahan2. Penyiapan bibit3. Penanaman4. Perawatan5. Panen6. Pasca panenHambatangambar Pendapatan UsahataniGambar 1. Skema Kerangka Berpikir


61BAB IIIMETODE PENELITIANA. Desain PenelitianDesain penelitian adalah suatu rencana tentang caramengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematisdan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien danefektif sesuai dengan tujuannya (Pabundu Tika, 2005: 12). Penelitianini merupakan studi eksploratif yaitu studi yang bermaksud menggalipengetahuan baru untuk mengetahui suatu permasalahan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodedeskriptif eksploratif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahanmasalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskankeadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkanfakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari Nawawi,2005: 63). Deskriptif eksploratif dalam penelitian ini yaitumelukiskan bagaimana pelaksanaan usahatani padi dengan sistemtabur benih langsung dan dengan sistem tanam pindah di DesaSrigading.Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis keruangan.Analisis keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifatpenting atau seri sifat-sifat penting. Penggunaan penyebaran ruangyang telah ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk


62berbagai kegunaan yang dirancangkan perlu diperhatikan dalamanalisis keruangan (Bintarto, 1979: 12-13). Penelitian ini mengkajitentang kegiatan manusia dalam suatu ruang dengan melihat aspek -aspek geosfer yang ada di dalamnya, sehingga peneliti inimenggunakan pendekatan keruangan, dengan menjelaskan variasidistribusi sistem pertanian dengan melihat pola, proses, strukturpertanian padi dengan sistem tabur benih langsung dan sistem tanampindah yang ada di Desa Srigading.B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional VariabelVariabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yangmenjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1989:224). Menurut Sutrisno Hadi (1989: 91) variabel dapat diartikansebagai objek yang menjadi sasaran penelitian yang menunjukkanvariasi nilai dalam jenis maupun tindakannya. Definisi operasionalvariabel penelitian adalah unsur penelitian yang memberitahukanbagaimana caranya mengukur suatu variabel (Masri Singarimbun,1989: 46). Variabel dalam penelitian ini meliputi:1. Faktor fisik dan faktor non fisik yang memengaruhi usahatanipadi, meliputi:a. Faktor fisik


631) IklimIklim adalah kondisi rata-rata cuaca pada suatuwilayah yang relatif luas dengan jangka waktu yang relatiflama. Pengaruh iklim dalam bidang pertanian meliputitinggi rendahnya temperatur, kegiatan pengairan, kondisiudara, serta perkembangan hama dan penyakit (AnceGunarsih, 2004: 1)2) TanahTanah merupakan lapisan tipis paling luar yangmenyelimuti bumi. Tanah ini dapat dibedakan menjadibeberapa jenis berdasarkan perbedaan topografi, geologi,dan besar kecilnya curah hujan. Fungsi tanah dalam bidangpertanian sebagai tempat untuk tumbuh tanaman. Perbedaanjenis tanah akan menyebabkan adanya perbedaan padakesesuaian jenis tanaman (Aak, 1990: 36).3) TopografiTopografi merupakan faktor yang menunjukkanbesar kemiringan lereng yang ada pada suatu wilayah.Perbedaan besarnya lereng pada setiap wilayah inidisebabkan oleh perbedaan ketinggian dan bentuk lahanwilayah tersebut. Perbedaan topografi pada setiap wilayahjuga akan berpengaruh pada perbedaan jenis tanaman yang


64dapat berkembang pada wilayah tersebut (AbbasTjakrawiralaksana, 1983: 47 )b. Faktor non fisik1) ModalModal merupakan unsur produksi ketiga dalamusahatani, setelah unsur lahan dan tenaga kerja. Modaldalam pertanian dapat berupa uang, pekarangan, alat-alatpertanian, dan lahan yang digunakan dalam kegiatanusahatani (Abbas Tjakrawiralaksana, 1983: 35).2) Tenaga kerjaTenaga kerja merupakan faktor yang diperlukanuntuk menyelesaikan berbagai macam kegiatan produksidalam rangka menghasilkan barang-barang berupa danberasal dari tanaman dan hewan ternak (AbbasTjakrawiralaksana, 1983: 21).2. Pengelolaan dalam usahatani padi dengan sistem tabur benihlangsung dan sistem tanam pindah meliputi:a. Cara pengolahan lahan, merupakan langkah awal yangdilakukan petani untuk menyediakan lahan yang akanditanami padi (Y.T Prasetiyo, 2002: 19).b. Cara pemilihan bibit dan penyiapan bibit, cara pemilihanbibit merupakan cara yang ditempuh oleh petani untukmemilih bibit padi yang unggul untuk dikembangkan.


65Pembibitan bibit unggul ini bertujuan untuk memperolehhasil yang lebih memuaskan. Cara penyiapan bibit jugaharus diperhatikan bahwa bibit sebelum ditanam harusdilakukan beberapa cara yang ditempuh agar prosestumbuhnya cambah lebih cepat (Y.T Prasetiyo, 2002: 21-23).c. Cara penanaman merupakan penanaman benih padi padausaha tani sistem TABELA ini benih ditanam secaralangsung tabur tanpa dipindahkan pada areal lahan,sedangkan untuk sistem tanam pindah benih yang sudahberumur sekitar 21 hari dicabut dari persemaian untukdipindahkan ke areal tanam (Y.T Prasetiyo, 2002: 24-25).d. Cara pemeliharaan, meliputi penyulaman, pemupukan,penyiangan, pengairan, dan pengendalian hama danpenyakit tanaman (Y.T Prasetiyo, 2002: 26-39).e. Cara panen, merupakan kegiatan untuk memanen hasiltanaman petani (Y.T Prasetiyo, 2002: 41).f. Penanganan pasca panen, merupakan proses produksiterakhir dalam kegiatan pertanian. Kegiatan ini bertujuanuntuk mengolah atau langsung menjual hasil produksipertanian guna memperoleh pendapatan (Y.T Prasetiyo,2002: 44-45).


663. Hambatan yang dihadapi dalam usaha tani merupakan kendalakendalaatau segala kesulitan yang dihadapi oleh petani baikyang bersifat fisik/non fisik. Upaya petani mengatasi hambatanadalah segala usaha yang dilakukan petani untuk mengatasihambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan padi(Hilaluddin, 2009:39-40).4. Pendapatan Usahatani/pendapatan bersih merupakan pendapatankotor (diperoleh dari hasil produksi panen dikalikan denganharga jual) dikurangi jumlah biaya tenaga kerja dikurangi jumlahbiaya sarana produksi (Mul, Mulyani Sutejo, 1995: 6).C. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Desa Srigading KecamatanSanden. Waktu penelitian mulai dari bulan Juni – Juli 2010.D. Populasi PenelitianPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yangditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarikkesimpulannya (Sugiyono, 2008: 82). Menurut Suharsimi Arikunto(2006: 134) apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baikdiambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.


67Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yangmenanam padi dengan sistem tabur benih langsung dan juga yangmenanam padi dengan sistem tanam pindah yang ada di DesaSrigading. Populasi yang ada di daerah penelitian hanya berjumlah40, maka seluruh responden akan diambil sebagai sampel, makapenelitian ini merupakan penelitian populasi. Populasi dalampenelitian ini menyebar di empat dusun yaitu Dusun Tinggensebanyak 10 responden, Dusun Bonggalan 11 responden, DusunDengokan 13 responden, dan Dusun Ngemplak 6 responden.E. Metode Pengumpulan DataBertolak dari permasalahan dan kegunaan yang telahdiungkapkan di depan, dalam penelitian ini ada 2 jenis data yangdikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder.1. Data PrimerData ini diperoleh langsung di lapangan yaitu dengancara mendatangi responden yang ada di Desa Srigading danmengajukan pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Datayang diperoleh antara lain: identitas responden, faktor fisik dannon fisik yang memengaruhi dalam usahatani padi TABELAdan TAPIN, cara pengelolaan usahatani padi TABELA danTAPIN, hambatan yang dihadapi petani, dan besarnyapendapatan petani padi/1000 m²/satu kali panen.


682. Data SekunderData ini diperoleh melalui metode dokumentasi/barangbarangtertulis. Data yang diperoleh peneliti adalah datamonogarfi Desa Srigading tahun 2009. Data tersebut meliputidata jumlah penduduk, data komposisi penduduk menuruttingkat pendidikan dan mata pencaharian, tata guna lahan, datacurah hujan, jenis tanah, keadaan topografi, letak luas dan bataswilayah penelitian.Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:a. Observasi lapanganObservasi lapangan adalah cara dan teknikpengumpulan data dengan melakukan pengamatan danpencatatan secara sistematis terhadap gejala atau suatufenomena yang ada pada objek penelitian. Penelitimelakukan pengamatan secara langsung pengelolaanusahatani padi TABELA dan TAPIN mulai dari pengolahanlahan sampai pasca panen yang ada di Desa Srigading.b. WawancaraWawancara (interview) menurut S. Nasution adalahsuatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yangbertujuan untuk memperoleh informasi (Pabundu Tika:2005: 49). Metode yang digunakan dalam wawancara iniberupa angket/kuesioner. Peneliti melakukan wawancara


69dengan responden untuk memperoleh data primer yangdiperlukan dalam penelitian. Data tersebut meliputi identitasresponden, faktor fisik dan non fisik yang memengaruhidalam usahatani padi TABELA dan TAPIN, pengelolaanusahatani padi TABELA dan TAPIN, hambatan yangdihadapi petani, dan pendapatan usahatani padi petani/1000m²/satu kali panen.c. Studi dokumentasiStudi dokumentasi yaitu mempelajari dokumen ataudata-data sekunder yang ada diperpustakaan, kantorKecamatan Sanden, Kelurahan Srigading, BPS Bantul,Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul. Data tersebutdiantaranya adalah data monogarfi Desa Srigading tahun2009 yang meliputi data jumlah penduduk, data komposisipenduduk menurut tingkat pendidikan dan matapencaharian, tata guna lahan, data curah hujan, jenis tanah,keadaan topografi, letak luas dan batas wilayah penelitian.F. Pengolahan Data dan Analisis Data1. Teknik Pengolahan DataMenurut Pabundu Tika (1997: 91) sebelum datadianalisis terlebih dahulu melalui langkah-langkah sebagaiberikut:


70a. EditingMemeriksa kembali data yang telah dikumpulkan denganmenilai data, apakah data yang telah dikumpulkan tersebutcukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebihlanjut. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki kualitasdata serta memperjelas data dari pedoman wawancara.b. KodingBerupaya untuk memberi kode pada setiap jawabanresponden menurut macamnya baik jawaban yang terbuka,tertutup maupun semi tertutup sesuai buku kode.c. TabulasiProses penyusunan data dalam bentuk tabel. Maksudpembuatan tabel-tabel ini adalah menyederhanakan data agarmudah dalam melakukan analisis.2. Analisis DataTahap selanjutnya setelah pengolahan data selesai, makayang harus dilakukan adalah analisis data. Penelitian inimenggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakanlangkah-langkah melakukan penelitian secara objektif tentanggejala-gejala yang terdapat di dalam masalah yang diselidiki.Teknik analisis ini dengan cara memasukkan data ke dalamtabel frekuensi, baik dalam bentuk angka maupun persentase.


71BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Diskripsi Daerah Penelitian1. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Daerah PenelitianDesa Srigading termasuk wilayah Kecamatan Sanden,Kabupaten Bantul Daerah Istimewa <strong>Yogyakarta</strong>. Jarak Desa Srigadingdengan Ibu Kota Kecamatan kurang lebih 3 Km, jarak dengan IbuKota Kabupaten 12 Km, dan jarak dengan Ibu Kota Provinsi 50 Km.Luas wilayah mencapai 7.580 Ha. Secara administratif Desa Srigadingberbatasan dengan :Sebelah Utara: Desa TirtosariSebelah Selatan : Samudra HindiaSebelah BaratSebelah Timur: Desa Gadingharjo, Murtigading: Desa Tirtomulyo, Tirtosari, Tirtohargo2. Keadaan TopografiDesa Srigading terletak pada ketinggian 2 – 10 meter daripermukaan laut. Ketinggian Desa Srigading sesuai untuk pertaniantanaman padi, karena salah satu syarat tumbuh tanaman padi beradapada ketinggian antara 0 – 650 meter di atas permukaan air laut. DesaSrigading merupakan daerah dataran rendah yang sebagian wilayahnyaberbatasan langsung dengan pesisir dengan curah hujan 1.848 mm/thdan suhu rata-rata 29-30ºC.


723. Jenis TanahTanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk danberkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural force)terhadap bahan alam (natural material) di permukaan bumi. Tanahmerupakan media pertumbuhan tanaman dan terbentuk karena adanyafaktor-faktor pembentuk tanah yaitu iklim, bahan induk, vegetasi,relief, dan waktu.Jenis tanah di Desa Srigading adalah tanah Aluvial. Salah satuciri pada pembentukan aluvial ialah bahwa bagian terbesar bahan kasarakan diendapkan tidak jauh dari sumbernya. Tekstur bahan yangdiendapkan pada waktu dan tempat yang sama akan lebih seragam,makin jauh dari sumbernya makin halus butiran yang diangkut. Cirimorfologi berlapis-lapis atau berlembar-lembaran yang bukan horizonkarena bukan hasil perkembangan tanah.4. Kondisi Klimatologisa. Tipe Curah HujanMenurut Schmidt-Fergusson, tipe curah hujan suatudaerah ditentukan dengan mempertimbangkan banyaknya bulankering dan bulan basah, yang dimaksud bulan kering yaitu suatubulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm, bulan basah adalahbulan yang curah hujannya melebihi 100 mm, sedangkan bulanlembab curah hujannya antara 60 – 100 mm.


73Schmidt-Fergusson mengemukakan bahwa tipe curah hujanditentukan oleh nilai Q yaitu perbandingan jumlah rata – rata bulankering dan jumlah rata – rata bulan basah dikalikan seratus persen.x 100 %Keterangan:Q : Nisbah bulan kering dan bulan basahBB : Bulan BasahBK : Bulan KeringIklim di Indonesia dapat dibagi ke dalam zona iklimsebagai berikut :Tabel 1. Zona Iklim Berdasarkan Schmidt – FergussonZona Nilai Q Kondisi iklimA 0≤Q


74Tabel 2. Kondisi curah hujan Desa Srigading tahun 1999-2008Curah Hujan (mm)2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008226 699 398 345 121 179 262 113 198- - 293 220 133 62 215 120 145- 235 60 147 457 118 276 292 263265 - 97 - 50 84 69 107 84119 53 50 65 97 - 16 - 53- - - 15 8 98 - - 53- 128 - - - 41 - 12 2615 - - - - - - - -35 3 - - - - - - -253 296 - 22 - 53 - - 31633 204 174 388 - 133 - 255 197264 205 114 538 - 300 - 520 3451810 1823 1187 1740 866 1068 962 1419 13956 6 4 5 3 4 3 6 5- - 2 1 1 3 1 - 16 6 6 6 8 5 8 6 6Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, tahun 2009.Keterangan:BB :Bulan BasahBL :Bulan LembabBK :Bulan KeringRata-rata curah hujan di Desa Srigading berdasarkan tabel di atas adalah1395,0 mm/tahun. Rata-rata curah hujan terbesar adalah 323,0 mm yangjatuh pada bulan Januari, sedangkan rata-rata curah hujan terkecil adalah1,5 mm yang jatuh pada bulan Agustus. Rata-rata bulan basah adalah 4,7mm, rata-rata bulan kering adalah 6,3 mm, dan rata-rata bulan lembab 1,0mm.Nilai nisbah bulan kering dan bulan basah (Q) untuk DesaSrigading menurut Schmidt-Fergusson berdasarkan data di atas dapatdihitung sebagai berikut:


75x 100%x 10Q = 134,04 %.Nilai Q untuk Desa Srigading =134,04 % maka Desa Srigadingmemiliki tipe curah hujan E, yaitu agak kering (fairly dry).b. TemperaturKetinggian suatu tempat akan berpengaruh terhadap suhu ditempat tersebut, semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut makasuhunya akan semakin rendah. Menentukan suhu suatu tempat dapatmenggunakan rumus Braak (Ance Gunarsih, 2004: 10), yaitu:tº= 26, 3 – 0, 61º C. hKeterangan:t= temperatur rata-rata harian (ºC)26, 3ºC = rata-rata temperatur di atas permukaan air laut0, 61 = angka gradien temperature tiapnaik 100 meterh= ketinggian rata-rata dalam meterData yang diperoleh dari Monografi Desa Srigadingdiketahui ketinggian daerah ini 2-10 meter di atas permukaan airlaut (dpal). Temperatur rata-rata harian dapat dihitung denganrumus Braak tersebut, maka temperatur rata-ratanya adalah:Ketinggian daerah untuk 2 meter dpal, makatemperaturnya:


76t = 26,3ºC – 0,6ºC (2/100)= 26,3ºC – (0,6 X0,02)= 26,3ºC - 0,012ºC= 26,29ºCKetinggian daerah untuk 10 meter dpal, makatemperaturnya:t = 26,3ºC – 0,6ºC (10/100)= 26,3ºC – (0,6 X0,1)= 26,3ºC - 0,06ºC= 26,24ºCDesa Srigading berdasarkan perhitungan temperatur di atas,maka temperatur rata-ratanya adalah 26,24ºC – 26,29ºC.Temperatur Desa Srigading sesuai untuk pertanian tanaman padi,karena salah satu syarat tumbuh padi berada pada daerah dengansuhu antara 22,5ºC – 26,5ºC.Pembagian tipe iklim menurut Koppen untuk temperaturdan curah hujan maka wilayah Desa Srigading termasuk tipe iklimA, karena temperatur rata-rata lebih besar 18ºC, dengan rata-ratacurah hujan tahunan adalah 1395,0 mm. Tipe iklim A dibagimenjadi tiga tipe yaitu:1) Tipe Af digunakan untuk menunjukkan iklim hujan tropis dimana jumlah curah hujan bulan kering lebih dari 60 mm.


772) Tipe Am menunjukkan daerah dengan iklim tropis yangmempunyai beberapa bulan kering dalam satu tahun, tetapikekeringannya dapat diimbangi oleh hujan dalam satu tahun.3) Tipe Aw untuk menunjukkan daerah dengan iklim tropis yangmempunyai beberapa bulan kering dalam satu tahun, tetapikekeringannya tidak dapat diimbangi oleh hujan dalam satutahun.Wilayah Desa Srigading mempunyai rata-rata curahhujan bulan terkering 1,5 mm yang jatuh pada bulan Agustusdan rata-rata curah hujan tahunan 1395,0 mm, maka daerahtersebut termasuk iklim Aw.Pembagian tipe iklim Desa Srigading menurutKoppen dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini:60Jumlah curah 40hujan bulan 20terkeringpAmKeterangan:P=Desa Srigading1000 1500 2000 2500Jumlah curah hujan dalam satu tahun (mm)Gambar 5. Pembagian iklim tipe A menurut KoppenSumber: Schmidt-Fergusson, 1951: 55. Tata Guna Lahan


78Lahan yang terdapat di Desa Srigading secara umum digunakanuntuk lahan pertanian dan non pertanian. Penggunaan lahan untukpertanian antara lain untuk sawah dan ladang atau tegalan, adapunpengunaan lahan non pertanian untuk permukiman atau perumahan,perkantoran, pekuburan, pertokoan, pasar dan sebagainya untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut :Tabel 3. Tata Guna Lahan Desa SrigadingNNo Tata Guna Luas (Ha) PersentaseLahan11 Sawah dan ladang / 4,328,250 63,07tegalan22 Permukiman / 2,104,000 30,66perumahan33 Bangunan umum 31,512 0,464 Pekuburan 33,233 0,4855 Lain – lain 366,005 5,33Jumlah 7.580 100Sumber : Monografi Desa Srigading, 2009Tabel di atas menunjukkan jumlah luas lahan Desa Srigadingsebanyak 7.580 Ha. Penggunaan sawah dan ladang/tegalan seluas(63,07%), permukiman/perumahan (30,66%), bangunan umum (0,46%),pekuburan (0,48%), dan lain-lain (5,33%). Lahan yang ada di DesaSrigading sebagian besar adalah digunakan sebagai sawah danladang/tegalan.6. Karakteristik PendudukKondisi demografis suatu wilayah memiliki keterkaitan eratdengan beberapa unsur kependudukan, antara lain jumlah pendudukdan komposisi penduduknya. Pemahaman kondisi demografis di suatuwilayah dan pada waktu tertentu bermanfaat dalam penentuan


79kebijakan pemerintah untuk pembangunan. Kondisi demografi didaerah penelitian, dapat diketahui dari beberapa hal penting sebagaiberikut:a. Jumlah PendudukJumlah penduduk di Desa Srigading dari hasil survey tahun2009 sebesar 10.871 orang, terdiri dari (49,66%) laki-laki danperempuan (50,34%), seperti tersaji pada tabel 4 di bawah ini.Tabel 4. Jumlah penduduk di Desa SrigadingNNoJenis Jumlah Persentasekelamin11 Laki-laki 5.399 49,6622 Perempuan 5.472 50,343 Jumlah 10.871 100Sumber : Monografi Desa, Tahun 2009Tabel di atas menunjukkan diperhitungkan perbandinganjumlah penduduk laki-laki dan perempuan (Sex Ratio).Perhitungannya adalah sebagai berikut:= 98,66 (dibulatkan menjadi 99)Nilai sex ratio sebesar 99 menunjukkan bahwa dalam 100orang penduduk perempuan terdapat 99 orang penduduk laki-laki.Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin di DesaSrigading jika diketahui, maka dapat juga diketahui perbedaan


80jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuandalam satu wilayah.b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat PendidikanTingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan kualitashidup penduduk dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan salahsatu indikator yang tidak bisa lepas dalam penentuan kemiskinandan kesejahteraan suatu daerah. Komposisi penduduk menuruttingkat pendidikan di Desa Srigading dapat kita lihat pada tabelberikut ini:Tabel 5. Komposisi Penduduk di Desa Srigading MenurutTingkat PendidikanNo TingkatPendidikanJumlah Persentase12345Tidak tamat SD 259 2,4Tamat SD 2.013 18,5Tamat SMP/sederajat 1.877 17,2Tamat SMA/sederajat 5.225 48,1Tamat PT/akademi 1.497 13,8Jumlah 10.871 100Sumber : Monografi Desa, Tahun 2009Tabel di atas menunjukkan bahwa, pada tahun 2009 di DesaSrigading 48,10% penduduknya adalah tamatan SMA. Tingkatpendidikan yang terkecil yaitu tidak tamat SD sebesar (2,40%). Data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di DesaSrigading paling tinggi didominasi tamatan SMA, diikuti tamatan SD,tamatan SMP, tamatan PT/akademi dan terendah tidak tamat SD.


81Keadaan ini menunjukkan bahwa kebanyakan penduduk di DesaSrigading telah tamat pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yangdipersyaratkan pemerintah.c. Komposisi Penduduk Menurut Mata PencaharianMata pencaharian penduduk merupakan gambaran kegiatanekonomi suatu daerah sehingga maju mundurnya suatu daerahdapat dilihat dari sektor ekonominya. Variasi mata pencaharianpenduduk di Desa Srigading dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:Tabel 6. Komposisi Penduduk di Desa Srigading menurut matapencaharian.NN Mata Pencaharian Jumlah Persentaseo11 Tani 2.16 19,92622 Buruh tani 1.22 11,30833 Tukang 76 0,7044 Pedagang/wiraswas 206 1,89ta55 Swasta 41 4,0666 Pensiunan 294 2,7077 Nelayan 56 0,5288 Jasa 97 0,8999 PNS 384 3,531 TNI 76 0,71001 Polri 92 0,8115112 Lain-lain 5.755 52,94Jumlah 10.871 100Sumber : Monografi Desa, Tahun 2009Tabel 6 di atas menunjukkan jumlah penduduk di DesaSrigading bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebesar


8219,92%, buruh tani sebesar 11,30%, pedagang/wiraswasta sebesar1,89%, tukang sebesar 0,70%, pensiunan sebesar 2,70%, nelayansebesar 0,52%, jasa sebesar 0,89%, PNS sebesar 3,53%, TNIsebesar 0,70%, Polri sebesar 0,85%, dan lain-lain sebesar 52,94%.Penduduk di Desa Srigading sebagian besar bermata pencahariansebagai petani yang didukung dengan luas lahan sawah yangtersedia di Desa Srigading.d. Karakteristik Responden1) Umur dan Jenis KelaminUmur petani padi TABELA dan TAPIN berkisar antarausia 35 sampai dengan 76 tahun. Umur petani untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:Tabel 7. Umur petani padi TABELA dan TAPIN di DesaSrigadingNo Umur f %1 65 9 22,5Jumlah 40 100Sumber: Data primer, Tahun 2010Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besarpetani padi tabur benih langsung (TABELA) dan petani paditanam pindah (TAPIN) berusia produktif (usia antara 15 – 64tahun). Seluruh kepala rumah tangga petani berjenis kelaminlaki-laki.


832) Tingkat PendidikanTingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkankualitas hidup penduduk dalam suatu daerah. Pendidikanmerupakan salah satu indikator yang tidak bisa lepas dalampenentuan kemiskinan dan kesejahteraan suatu daerah. Tingkatpendidikan petani padi TABELA dan TAPIN di DesaSrigading dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:No Tingkat pendidikan f %1 Tidak sekolah 0 02 Tidak tamat SD 3 7,53 Tamat SD 13 32,54 Tamat SMP 14 355 Tamat SMA 9 22,56 Tamat PT 1 2,5Jumlah 40 100Sumber: Data primer, Tahun 2010Tabel di atas menunjukkan bahwa 35,00% pendidikanpetani adalah tamat SMP dan tamat SD sebesar 32,50%. Datadi atas menunjukkan bahwa secara umum pendidikan petanimasih rendah karena kebanyakan petani belum tamatpendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang dipersyaratkanpemerintah.3) Pekerjaan PokokPekerjaan pokok merupakan pekerjaan utama yangdiharapkan bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hiduprumah tangga. Variasi pekerjaan pokok petani padi TABELA


84dan TAPIN di Desa Srigading dapat dilihat pada tabel 9 berikutini:Tabel 9. Pekerjaan pokok petani padi TABELA danTAPIN di Desa SrigadingNo Pekerjaan pokok Frekuensi Persentase1 PNS 2 5,002 TNI 0 0,003 Petani 38 85,00Jumlah 40 100Sumber: Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 85,00% pekerjaanpokok petani adalah sebagai petani, hal ini didukung denganpenggunaan lahan sawah yang masih tinggi atau sebesar 63,07%(tabel 3). Persentase pekerjaan pokok petani terkecil sebagaiPNS sebesar 5,00%.4) Pekerjaan SampinganPekerjaan sampingan petani padi TABELA dan TAPINdi Desa Srigading dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:Tabel 10. Pekerjaan sampingan petani padi TABELA danTAPIN di Desa SrigadingNo Pekerjaan sampingan Frekuensi Persentase1 Petani 4 10,002 Pedagang 2 5,003 Tukang bangunan 7 17,504 Tidak memiliki 27 67,50Jumlah 40 100Sumber: Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 67,50%petani padi TABELA maupun TAPIN di Desa Srigading tidakmemiliki pekerjaan sampingan, karena sebagian besar petani diDesa Srigading hanya memiliki pekerjaan pokok sebagai


85petani. Persentase terkecil pada pekerjaan sampingan petaniadalah sebagai pedagang sebesar 5,00%.B. Hasil Penelitian dan Pembahasan1. Faktor Fisik dan Non Fisik Memengaruhi Usahatani Padi denganSistem TABELA dan TAPINa. Kondisi FisikPertumbuhan tanaman padi dipengaruhi oleh berbagaifaktor fisik Faktor fisik merupakan faktor alam yang memengaruhipertumbuhan tanaman padi. Faktor fisik yang memengaruhi dalamusahatani padi dengan sistem TABELA dan TAPIN di DesaSrigading meliputi:1) IklimIklim merupakan rata-rata keadaan cuaca dalam jangkawaktu yang cukup lama, minimal 30 tahun, yang sifatnya tetap(Ance Gunarsih, 2004: 1). Unsur iklim meliputi curah hujan,temperatur, tinggi tempat, sinar matahari, angin, dan musim.Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yangmemiliki curah hujan rata-rata 200 mm/bulan atau lebih,dengan distribusi selama empat bulan, sedangkan curah hujantahunan sekitar 1500-2000 mmm. Tanaman padi dapat tumbuhdengan baik pada suhu 23ºC ke atas.


86Desa Srigading memiliki rata-rata curah hujan/tahunsebesar 1395,0 mm. Kondisi curah hujan di Desa Srigadingtersebut kurang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi.2) TopografiTopografi berhubungan dengan ketinggian dan bentuklahan suatu wilayah. Perbedaan topografi di setiap wilayahakan berpengaruh pada perbedaan jenis tanaman yang dapatberkembang pada wilayah tersebut. Tanaman padi dapattumbuh dengan baik dengan ketinggian tempat sebagai berikut:a) Daerah antara 0 - 650 meter dengan suhu antara 26,5ºC-22,5ºC.b) Daerah antara 650 - 1500 meter dengan suhu antara 22,5ºC-18,7ºC.Ketinggian tempat Desa Srigading 2-10 meter, dengantemperatur 26,24ºC-26,29ºC. Kondisi topografi di DesaSrigading tersebut sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi.3) TanahTanah merupakan bagian dari permukaan bumi yangdapat digunakan sebagai tempat tumbuh suatu tanaman, sebabpada tanah terkandung zat-zat makanan yang diperlukan olehtanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sifat fisiktanah mencakup tekstur tanah, struktur tanah. Tekstur tanahberarti komposisi bermacam-macam fraksi tanah yaitu fraksi


87pasir, debu, dan lempung. Pada tanah sawah dituntut adanyalumpur, terutama untuk tanaman padi yang memerlukan tanahsubur. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yangketebalan lapisan atasnya antara 18-22 cm, terutama tanahmuda dengan Ph antara 4-7.Tanah yang ada di Desa Srigading bertekstur geluh,lempung debuan, dengan pH 5,6-6,5. Kondisi tanah di DesaSrigading tersebut sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi.b. Faktor Non Fisik1) ModalMenjalankan proses usahatani perlu adanya modal. Petanipadi di Desa Srigading tidak perlu mencari pinjaman untukmendapatkan modal, mereka cukup menggunakan modal sendiriuntuk proses usahataninya. Luasnya lahan yang ditanami padi jugaberpengaruh terhadap besarnya modal yang digunakan. Modaldipergunakan untuk kegiatan pengelolaan usahatani seperti biayauntuk membajak sawah, biaya untuk membeli bibit, biaya untuktenaga kerja tanam, biaya untuk membeli pupuk, dan obat.Besarnya modal dan asal memperoleh modal untuk proses padiTABELA dan TAPIN di Desa Srigading dapat dilihat pada tabel 11berikut ini:a) Jumlah modal/1000 m²/satu kali panen


88Besarnya modal/1000 m²/satu kali panen yang digunakanpetani padi TABELA dan TAPIN di Desa Srigading dapatdilihat pada tabel 11 di bawah ini:NoTabel 11. Modal/1000 m²/satu kali panen yang digunakanpada usaha tani padi TABELA dan TAPIN di DesaSrigadingBesarnya modal/1000m²/satu kali panen(Rp)TABELATAPINFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase1 < 200.000 32 80,00 6 15,002 200.000 – 350.000 8 20,00 30 75,003 > 350.000 0 0 4 10,00Jumlah 40 100 40 100Sumber: Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menujukkan bahwa 80,00% petanipadi TABELA membutuhkan modal/1000 m²/satu kali panenkurang dari Rp200.000, dengan modal rata- rata yangdibutuhkan Rp 120.890/1000 m²/satu kali panen. Petani padiTAPIN sebesar 75,00% membutuhkan modal/1000 m²/satu kalipanen sebesar Rp200.000 – Rp350.000, dengan modal rata –rata yang dibutuhkan Rp 275.350/1000 m²/satu kali panen.Data di atas dapat disimpulkan bahwa modal yang dibutuhkanpada sistem TABELA lebih sedikit daripada yang dibutuhkanpada sistem TAPIN.b) Asal memperoleh modalAsal memperoleh modal yang digunakan pada usahatanibiasanya berasal dari pinjaman dari bank/lainnya, modal miliksendiri. Hasil penelitian di Desa Srigading menunjukkan bahwa


89seluruh petani baik untuk petani TABELA maupun petaniTAPIN memperoleh modal dari modal milik sendiri tanpamelakukan peminjaman. Petani tidak melakukan pinjamanmodal karena luas lahan yang ditanami padi tergolong sempitdan tidak membutuhkan modal yang banyak, sehingga cukupmenggunakan modal milik sendiri.c) Luas lahan yang ditanami padi TABELA dan TAPINLuas lahan yang ditanami padi TABELA dan TAPINberpengaruh terhadap besarnya modal yang digunakan danpendapatan usahatani yang diperoleh petani. Luas lahan yangditanami padi TABELA dan TAPIN oleh petani yang ada diDesa Srigading dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini:Tabel 12. Luas lahan yang ditanami petani padi TABELAdan TAPIN di Desa SrigadingNo Luas lahan yg ditanami padi Frekuensi Persentase(m²)1 < 300 2 52 300 – 500 4 103 501 – 700 23 57,54 701 – 900 3 7,55 > 900 8 20Jumlah 40 100Sumber: Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh petanimenanam padi tabur benih langsung (TABELA) dan tanampindah (TAPIN) kurang dari satu hektar. Petani padi TABELAmaupun TAPIN di Desa Srigading menanam padi kurang dari


90satu hektar karena seluruh petani padi di daerah penelitiantergolong petani berlahan sempit.d) Status penguasaan lahanStatus penguasaan lahan petani untuk pertanian padiTABELA dan TAPIN di daerah penelitian dapat dilihat daritabel 13 berikut:Tabel 13. Status penguasaan lahanNo Status penguasaan Frekuensi Persentaselahan1 Milik sendiri 24 60,002 Sewa 8 20,003 Bagi hasil 8 20,00Jumlah 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa 60,00% statuspenguasaan lahan yang digunakan untuk menanam padiTABELA maupun TAPIN oleh petani adalah lahan miliksendiri. Petani sebagian besar menanam padi pada lahan miliksendiri karena petani sudah memiliki lahan sendiri meskipunmasih tergolong petani berlahan sempit.2) Tenaga KerjaTenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatanipadi selain faktor modal. Tenaga kerja diperoleh dari anggotakeluarga dan tenaga kerja upahan. Kegiatan yang tidakmembutuhkan banyak tenaga kerja hanya menggunakan tenagakerja keluarga, sedangkan kegiatan yang membutuhkan banyaktenaga kerja menggunakan tenaga kerja upahan. Petani padi di


91Desa Srigading sebagian besar lebih banyak menggunakantenaga kerja dari keluarga sendiri. Jumlah tenaga kerja yangdibutuhkan pada usahatani padi baik dari tenaga kerja keluargamaupun upahan dapat dilihat di bawah ini:a) Jumlah tenaga kerja/1000 m²/satu kali panen dari keluargasendiri yang dibutuhkan pada usahatani padi TABELAmaupun TAPIN di daerah penelitian membutuhkan 6 – 10tenaga kerja.b) Jumlah tenaga kerja/1000 m²/satu kali panen dari tenagakerja upahan yang dibutuhkan untuk usahatani padiTABELA maupun TAPIN di daerah penelitian dapat dilihatpada tabel 14:Tabel 14. Jumlah tenaga kerja upahan/1000 m²/satu kalipanen yang dibutuhkan untuk usaha tani padi TABELAdan TAPINNo TenagaTABELATAPINupahan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase5 39 97,50 2 5,005 – 10 1 2,50 37 92,50>10 0 0 1 2,50Jumlah 40 100 40 100Sumber: Data primer, Tahun 2010Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa 97,50 %petani padi sistem TABELA membutuhkan tenaga kerjaupahan < 5 orang. Tenaga kerja upahan yang dibutuhkanpada sistem TAPIN 92,50% petani membutuhkan sekitar 5 –10 orang. Berarti pada sistem TABELA lebih sedikit


92membutuhkan tenaga kerja upahan dibanding dengan sistemTAPIN. Sistem TABELA lebih sedikit membutuhkan tenagakerja upahan dibanding dengan sistem TAPIN karena sistemTABELA tidak membutuhkan tenaga upahan untuk prosespenanaman.c) Jumlah total tenaga kerja/1000 m²/satu kali panen yangdibutuhkan untuk usaha tani padi TABELA dan TAPIN didaerah penelitian dapat dilihat pada tabel 15 berikut:Tabel 15. Jumlah total tenaga kerj/1000 m²/satu kalipanen yang dibutuhkan untuk usahatani padi TABELAdan TAPINNo Jumlah totalTABELATAPINtenaga kerja Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase1 10 – 14 40 100 9 22.502 15 – 19 0 0 31 77.50Jumlah 40 100 40 100Sumber: Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa pengelolaantanaman padi TABELA seluruh petani menggunakantenaga kerja antara 10 - 14 orang. Tenaga kerja yangdibutuhkan untuk pengelolaan tanaman padi TAPIN77,50% petani menggunakan tenaga kerja antara 15 - 19orang. Berarti untuk mengelola tanaman padi sistemTABELA lebih sedikit/lebih hemat penggunaaan tenagakerja, karena dalam sistem TABELA proses penanamanhanya membutuhkan satu orang saja.


932. Pengelolaan Usahatani Padi Sistem TABELA dan TAPINa. Pelaksanaan tanam TABELASeluruh petani di Desa Srigading berdasarkan hasilpenelitian pernah menanam padi TABELA, meskipun merekamenanamnya baru satu kali saja. Sistem TABELA masih tergolongbaru di Desa Srigading. Petani yang membudidayakannya barusedikit, karena masih banyak petani yang belum mengetahui carapengelolaan padi dengan sistem TABELA tersebut.b. Tahun mulai menanam padi TABELAAwal mula petani menanam padi TABELA di daerahpenelitian dapat dilihat pada tabel 16 berikut:Tabel 16. Tahun mulai menanam TABELANo Tahun mulai menanam Frekuensi Persentasepadi TABELA1 2006 6 15,002 2007 2 5,003 2008 25 2,504 2009 7 7,50Jumlah 0 100Sumber: Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa padi TABELAdiperkenalkan pertama kali di Desa Srigading pada tahun 2006.Tahun 2006 baru ada 15,00% petani saja yang menanam padiTABELA, karena pada saat itu petani belum begitu tertarik dengansistem ini dan pengetahuan mereka tentang TABELA masih sangatminim. Petani di daerah penelitian sebesar 62,50% mulai menanampadi TABELA tahun 2008 karena pada saat itu petani sudah mulai


94banyak yang tertarik untuk menerapkan sistem TABELA danpengetahuan tentang pengelolaan padi TABELA sudah semakinberkembang. Seluruh petani padi TABELA juga menanam padiTAPIN karena sistem TABELA sebagai sistem alternatif dalambercocok tanam padi.c. Penanaman padi TABELA/sejak pertama kali tanamPenanaman TABELA/sejak kali tanam di daerah penelitiandapat dilihat pada tabel 17 berikut:Tabel 17. Penanaman padi TABELA/sejak pertama kali tanamNoPenanamanTABELAFrekuensiPersentase1 1 kali 7 7,502 2 kali 25 7,253 3 kali 2 ,004 >3 kali 6 5,00Jumlah40 100Sumber: Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 37,50% petani menanampadi TABELA sebanyak 2 kali/sejak pertama kali tanam. Jumlahterbesar petani menanam padi TABELA pada tahun 2008 (tabel16). Jumlah petani terbesar menanam padi TABELA tahun 2008karena pada saat itu petani mulai banyak yang tertarik untukmenerapkan sistem TABELA dan pengetahuan tentangpengelolaan padi TABELA sudah semakin berkembang.d. Pengadaan diskusi kelompok tani padi TABELA dan TAPINDiskusi kelompok tani bertujuan untuk bertukarpikiran/pendapat antara petani yang satu dengan yang lain. Melalui


95diskusi kelompok tani tersebut diharapkan adanya semacamperubahan perilaku petani, sehingga mereka dapat memperbaikicara bercocok tanam padi yang dilakukan selama ini. Diskusikelompok tani/satu kali panen oleh petani di daerah penelitiandapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel 18. Diskusi kelompok tani padi/satu kali panenNo Diskusi/satu kaliTABELATAPINpanen Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase1


96Materi yang disampaikan dalam diskusi kelompok tani didaerah penelitian dapat dilihat pada tabel 19 berikut:Tabel 19. Materi diskusi kelompok tani padi TABELA dan TAPINNo Materi diskusiTABELATAPINFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase1 Pengolahan lahan – pasca 25 62,50 0 0,00panen2 Carapemberantasan hama 14 35,00 35 87,50dan penyakit tanaman3 Tidak menjawab 1 2,50 5 12,50Jumlah 40 100 40 100Sumber: Data primer, Tahun 2010.Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa 62,50% petani TABELAmemperoleh materi diskusi tentang cara pengolahan lahan – pascapanen. Sistem TABELA ini masih tergolong baru diperkenalkansehingga petani masih banyak membutuhkan informasi/pengetahuanuntuk mengembangkan sistem ini. Petani padi TAPIN 87,50%memperoleh materi diskusi tentang cara pemberantasan hama danpenyakit saja, karena sistem ini telah diterapkan turun temurunsehingga hanya kendala hama dan penyakit saja yang paling terasa.f. Cara pengolahan lahanPengolahan lahan merupakan proses penyiapan lahanuntuk usaha tani padi. Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaantanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah(struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman. Cara pengolahanlahan biasanya dilakukan dengan cara modern (menggunakan traktor),tradisonal (menggunakan sapi, kerbau), dan campuran. Seluruh petanipadi TABELA dan TAPIN di daerah penelitian melakukan pengolahan


97lahan pertaniannya menggunakan cara modern, karena Desa Srigadingsudah termasuk desa yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi, khususnya dalam bidang pertanian.g. Jenis tanaman padi yang diusahakan untuk TABELA dan TAPIN1) Jenis bibit yang diusahakan petani padi TABELA dan petani padiTAPIN di daerah penelitianJenis bibit yang diusahakan petani padi TABELA dan petani padiTAPIN di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 20 berikut:Tabel 20. Jenis bibit yang digunakan untuk TABELA danTAPINNo Jenis bibitTABELATAPINFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase1 IR 64 4 35,00 7 92,502 Ciherang 5 12,50 1 2,503 IR 64 dan47,502,50191Ciherang4 IR 64, Ciherang,5,000,0020Bramo5 Ciherang dan0,002,5001CimelatiJumlah 40 100 40 100Sumber: Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 47,50% petani padiTABELA menggunakan bibit jenis IR64 dan Ciherang. Petanipadi TAPIN sebesar 92,50% menggunakan bibit jenis IR64. Petanilebih memilih menggunakan bibit jenis IR 64 baik untuk ditanamsecara TABELA maupun secara TAPIN, karena bibit IR 64memiliki banyak kelebihan diantarannya yaitu: rasa nasi enak,tahan terhadap wereng, dan agak tahan terhadap bakteri busukdaun, tahan virus kerdil rumput.2) Asal memperoleh bibit untuk petani padi TABELA dan TAPIN di


98daerah penelitianAsal memperoleh bibit untuk petani padi TABELA danTAPIN di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 21 berikut:Tabel 21. Asal memperoleh bibit untuk TABELA dan TAPINNo Asal bibitTABELATAPINFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase1 Membeli 0 0,00 25 80,002 Bantuan 40 100 0 0,003 Milik Sendiri 0 0,00 8 20,00Jumlah 40 100 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa seluruh petani padiTABELA memperoleh bibit dari bantuan dinas pertanian. Petanipadi TABELA yang ada di Desa Srigading memperoleh bibit daribantuan dinas pertanian karena bekerja sama dengan dinaspertanian sebagai desa percobaan untuk menerapkan sistemTABELA. Petani padi TAPIN sebesar 80,00% memperoleh bibitdari membeli di KUD, karena sistem ini tidak untuk uji coba olehdinas pertanian sehingga pengadaan bibit petani harusmengusahakan sendiri tanpa mengandalkan bantuan dari dinaspertanian.3) Jumlah bibit yang digunakan petani padi TABELA dan TAPIN didaerah penelitianJumlah bibit yang digunakan antara petani padi TABELAdan TAPIN di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 22 berikut:


99Tabel 22. Jumlah bibit yang digunakan/1000m²/satu kali panenuntuk TABELA dan TAPINNo Jumlah bibit yangTABELATAPINdigunakan/ 1000 Frekuensi Persentase Frekuensi Persentasem²/satu kali panen(kg)1 9 0 0,00 3 7,50Jumlah 40 100 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh petani TABELAhanya membutuhkan bibit sekitar < 4 kg/1000m²/satu kali panen,dengan bibit rata – rata yang dibutuhkan 2,94 kg/1000m²/satu kalipanen. Petani TAPIN sebesar 57,50% membutuhkan bibit antara 4– 9 kg/1000 m²/satu kali panen, dengan bibit rata – rata yangdibutuhkan 7,23 kg/1000 m²/satu kali panen. Sistem TABELAlebih menghemat penggunaan bibit dibanding dengan sistemTAPIN, karena pada sistem TABELA setiap lubang membutuhkan5-6 benih saja.h. Pelaksanaan penyulamanPenyulaman merupakan proses mengganti tanaman padiyang rusak, pertumbuhannya kurang baik, atau mati yang digantidengan tanaman yang baru. Penggantian bibit harus segeradilakukan agar pertumbuhannya tidak tertinggal dengan tanamanyang lainnya. Penyulaman biasanya dilakukan kira-kira umur 2 - 3minggu setelah tanam. Petani padi TABELA dan TAPIN yang adadi daerah penelitian semuanya melakukan proses penyulaman,karena untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimal.


100i. Pelaksanaan penyulaman/satu kali panenPelaksanaan penyulaman/satu kali panen petani padiTABELA dan TAPIN di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel23 berikut:Tabel 23. Pelaksanaan penyulaman/satu kali panenNo Pelaksanaan penyulaman/satu Frekuensi Persentasekali panen1 Satu kali 25 87,502 Dua kali 15 12,503 Tiga kali 0 04 >3 kali 0 0Jumlah 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 87,50% petani padiTABELA dan TAPIN dalam satu kali panen melakukanpenyulaman sebanyak satu kali. Penyulaman biasanya dilakukanumur sekitar 2 - 3 minggu setelah tanam. Tujuan dari prosespenyulaman adalah untuk mengganti rumpun padi yang rusak,pertumbuhan padi yang kurang baik, atau mati harus digantidengan bibit yang baru agar pertumbuhannya tidak tertinggaldengan tanaman yang lainnya.j. Waktu pelaksanaan penyulamanWaktu pelaksanaan penyulaman umumnya dilakukan padaumur 2-3 minggu setelah tanam. Waktu pelaksanaan penyulamanyang dilakukan oleh petani padi TABELA dan TAPIN di daerahpenelitian dapat dilihat pada tabel 24 berikut:


101Tabel 24. Waktu pelaksanaan penyulamanNo Waktu penyulaman Frekuensi Persentase(Umur)1 < 16 hari 4 10.002 6 - 26 hari 34 85.003 >26 hari 2 5.00Jumlah 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 85,00% petani padiTABELA dan TAPIN melakukan penyulaman pada umur 16 - 26hari saja, setelah umur itu tidak melakukan penyulaman lagi karenatanaman padi yang masih muda (saat umur 2 - 3 minggu) sangatpeka terhadap lingkungan. Terutama sulit bersaing denganpertumbuhan gulma yang kuat dalam menyerap hara dalam tanah.Penyulaman dilakukan dengan tujuan untuk penggantian bibit yangtumbuhnya kurang baik, atau mati harus diganti dengan bibit yangbaru. Pergantian bibit ini harus segera dilakukan agarpertumbuhannya tidak tertinggal dengan yang lain. Penanamanpadi dilakukan dengan cara TAPIN, penggantian bibit yang matibisa diambilkan dari bibit yang masih ada di pesemaian.Penanaman padi dilakukan dengan cara TABELA, penyulamandilakukan dengan menugal kembali lubang tanam dan benihpengganti dimasukkan ke dalam lubang tersebut.k. Peralatan yang digunakan untuk penyianganPenyiangan merupakan cara mencabut rumput-rumput yangtumbuh. Cara seperti ini sekaligus menggemburkan tanah, apalagihal tersebut diikuti dengan pemupukan, akan lebih bagus.


102Peralatan yang digunakan petani untuk proses penyiangan dapatdilihat pada tabel 25 berikut:Tabel 25. Peralatan yang digunakan untuk penyianganNoPeralatan Frekuensi Persentaseuntukpenyiangan1 Landak/gosrok 2 5.002 Tangan 1 2.50Lainnya (obat373kimia)92.50Jumlah 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel 25 di atas menunjukkan bahwa 92,50% petani padiTABELA dan TAPIN menggunakan obat kimia sebagai alat untukpenyiangan. Petani lebih memilih menggunakan obat kimia karenalebih menghemat waktu dibanding dengan cara penyianganmenggunakan gosrok/tangan.l. Pelaksanaan penyiangan/satu kali panen26 berikut ini:Pelaksanaan penyiangan oleh petani dapat dilihat pada tabelTabel 26. Penyiangan/satu kali panenNoPenyiangan/satu Frekuensi Persentasekali panen1 1 kali 16 40.002 2 kali 6 15.003 3 kali 6 15.004 4 kali 10 25.005 5 kali 1 2.506 >5 kali 1 2.50Jumlah 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 40,00% petani padiTABELA dan TAPIN melakukan penyiangan satu kali/satu kali


103panen. Persentase penyiangan berikutnya adalah empat kali/satukali panen sebesar 25,00%, dan persentase terkecil untukpelaksanaan penyiangan/satu kali panen yang dilakukan lebih dari5 kali yaitu sebesar 2,50%. Penyiangan yang dilakukan petani yangsatu dengan yang lainnya berbeda-beda karena penyiangan harussesuaikan dengan kondisi tanaman pengganggu/gulma di lapangan.Pertumbuhan gulma juga dipengaruhi oleh baik tidaknya penyiapantanah pada awal budi daya. Langkah awal penyemprotan herbisidajika dilakukan dengan baik dan tuntas, maka pertumbuhan gulmadapat ditekan. Penyemprotan herbisida jika dilakukan kurang baik,gulma akan tumbuh dan mengganggu tanaman padi yang baruberumur beberapa hari yang kondisinya masih lemah. Penyianganharusnya dilakukan pada masa-masa pertumbuhan, maka tanamanpadi tidak akan mendapat persaingan dalam memperoleh makanan,sehingga produksi gabah tidak akan merosot.m. Pengairan1) Sumber pengairanAir sangat dibutuhkan tanaman padi sawah untukpertumbuhan. Tanpa air semua proses biologis akan terhenti,dan semua zat hara yang tersedia pun akan sia-sia. Sumberpengairan merupakan asal/tempat untuk memperoleh air yangdigunakan dalam pengairan sawah. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa seluruh petani padi TABELA dan TAPIN


104sumber pengairan yang mereka gunakan berasal dari sumurbor, sungai, dan tadah hujan.2) Pelaksanaan pengairan/satu kali panen untuk usahatani padiTABELA dan TAPINPelaksanaan pengairan/satu kali panen untuk usahatanipadi TABELA dan TAPIN di daerah penelitian dapat dilihatpada tabel 27 berikut:Tabel 27. Pelaksanaan pengairan/satu kali panenNoPengairan/TABELATAPINsatu kali panen Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase1 4 kali/1 kali panen 7 17,50 7 7,502 6 kali/1 kali panen 9 47,50 2 55,003 8 kali /1 kali panen 6 15,00 3 7,504 10 kali/1 kali5,005,0022panen5 Tidak menjawab 6 15,00 6 15,00Jumlah 40 100 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel 27 di atas diketahui bahwa 47,50% petani padiTABELA dan 55,00% petani padi TAPIN melakukanpengairan 6 kali/satu kali panen. Petani melakukan pengairan 6kali/satu kali panen, karena pengairan sebaiknya diberikansesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan tanaman, yaitu secaraterputus-putus dengan mengatur ketinggian genangan.Tahappertumbuhan tanaman padi meliputi tahap awalpertumbuhannya/perkembangan akar, tahap pembentukananakan, tahap bunting/pembentukan bulir, tahap pembuangan,


105dan menjelang panen. Tahap - tahap semua ini dilakukan demimendapatkan pertumbuhan dan produksi padi yang baik.n. Pemupukan1) Jenis pupuk yang digunakan antara petani padi TABELA danTAPINTanaman padi memerlukan makanan (hara) untukpertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara yangterkandung pada setiap tanaman dinamakan pupuk. Tujuanpemupukan adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan(hara). Jenis pupuk yang digunakan petani padi TABELA danTAPIN di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 28 berikut:Tabel 28. Jenis pupuk yang digunakan petani padiTABELA dan TAPINNo Jenis pupuk yangTABELATAPINdigunakan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase1 Phonska, Organik 2 5,00 1 2,502 Phonska, Urea 0 0 1 2,503 Phonska,67,5065,002726Organik, Urea4 Phonska, Urea,7,5010,0034Kandang5 Phonska, KCL,5,002,5021ZA6 Urea, TS, KCL 1 2,50 0 07 Phonska, Urea,7,502,5031Kompos, KCL8 Phonska, Urea,2,505,0012Organik, ZA9 Phonska,2,502,5011Organik, ZA, TS10 Phonska, Urea,07,50Organik,Kandang03Jumlah 40 100 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.


106Tabel di atas menunjukkan bahwa 67,50% petani padiTABELA dan sebesar 65,00% petani padi TAPINmenggunakan tiga jenis pupuk yaitu organik dan anorganik(Urea dan Phonska). Petani lebih memilih mengkombinasikanpenggunaan pupuk anorganik (Phonska dan Urea) dan pupukorganik karena agar berpengaruh lebih baik terhadappertumbuhan dan produksi tanaman padi. Petani menggunakanpupuk organik karena pupuk organik ini sangat bermanfaatbagi tanah-tanah kering, lebih-lebih untuk memperbaikistruktur tanah. Tanah yang kandungan bahan organiknyacukup, akan menjadi lebih remah dan memiliki daya menahanair yang cukup besar.2) Jumlah pupuk yang digunakan/1000 m²/satu kali panen untukpadi TABELA dan padi TAPINJumlah pupuk yang digunakan/1000 m²/satu kali panenuntuk padi TABELA dan padi TAPIN di daerah penelitiandapat dilihat pada tabel 29 berikut:Tabel 29. Jumlah pupuk yang digunakan/1000 m²/satu kalipanen untuk padi TABELA dan TAPINNo Jumlah pupukTABELATAPINyangFrekuensi Persentase Frekuensi Persentasedigunakan/1000m²/satu kalipanen1


107Tabel di atas menunjukkan bahwa 75,00% petani padiTABELA dan sebesar 67,50% petani padi TAPINmenggunakan pupuk < 50 kg/1000 m²/satu kali panen, karenajumlah pupuk yang digunakan harus disesuaikan dengankondisi tanah, kondisi tanaman dan luas lahan yang ditanam.3) Pemupukan/satu kali panen untuk padi TABELA dan padiTAPINPemupukan/satu kali panen untuk padi TABELA danTAPIN di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 30 berikut:Tabel 30. Pemupukan/satu kali panen untuk padi TABELAdan padi TAPINNo Pemupukan/TABELATAPINsatu kali Frekuensi Persentase Frekuensi PersentasepanenKali 10 25,00 10 25,00Kali 12 30,00 12 30,00Kali 18 45,00 18 45,00Jumlah 40 100 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 45,00% baik petanipadi TABELA maupun TAPIN untuk melakukanpemupukan/satu kali panen sebanyak 3 kali. Petani padiTABELA maupun TAPIN melakukan pemupukan 3 kali/satukali panen, karena pemupukan yang baik harus dilakukanmelalui beberapa tahap. Tujuannya untuk mengembalikanunsur hara yang telah diserap oleh tanaman sebelumnya secaraterus-menerus. Tahap yang pertama pemupukan dilakukan padaumur 10 - 15 hari. Tahap yang kedua dilakukan umur 40 - 45


108hari dan tahap yang terakhir pemupukan diberikan pada umur60-65 hari.4) Waktu pemupukan untuk petani padi TABELA dan TAPINWaktu pemupukan petani padi TABELA dan TAPIN didaerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 31. Waktu pemupukan untuk petani padi TABELAdan TAPINNoWaktupemupukanumur (hari)TABELATAPINFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase15 10 15,00 7 7,5015 dan 45 12 10,00 12 10,0015 dan 45 18 30,00 21 30,00dan 65Jumlah 40 100 40 100Sumber : Data Primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 30,00% baikpetani TABELA maupun TAPIN melakukan pemupukansebanyak tiga tahap pada umur 15,45,65 hari. Petani melakukanpemupukan sebanyak 3 tahap pada umur 15,45,65 karenapemupukan harus disesuaikan dengan waktu pertumbuhantanaman padi.5) Cara pemupukan untuk padi TABELA dan padi TAPINCara pemupukan padi TABELA dan padi TAPIN didaerah penelitian dapat dilihat pada tabel 32 berikut:


109Tabel 32. Cara pemupukan padi TABELA dan padiTAPINoCaraTABELATAPINpemupukan (hari) Frekuensi Persentase Frekuensi PersentaseSebar merata 39 97,50 36 90,00Dimasukkan07,5003kedalam tanahDitebarkan pada2,502,5011alur-alur tanamJumlah 40 100 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel 32 di atas menunjukkan bahwa 97,50% petanipadi TABELA dan sebesar 90,00% petani padi TAPINmelakukan pemupukan dengan cara menyebar pupuk secaramerata. Memupuk dengan cara menyebar secara merata lebihbanyak dipilih petani karena lebih menghemat tenaga kerja danwaktu untuk pemupukan relatif cepat.o. Serangan gulma pada lahan petaniGulma merupakan tanaman rumput yang tumbuh di lahanpertanian. Tumbuhnya gulma pada suatu lahan pertanian menjadisuatu kendala bagi petani dalam menjalankan usaha taninya, takterkecuali pada petani padi di Desa Srigading. Seluruh petani padiTABELA dan TAPIN berdasarkan hasil penelitian lahanpertaniannya ditumbuhi gulma karena rumput dapat tumbuhdengan baik, bila ditunjang oleh kondisi yang memungkinkan.p. Cara membersihkan gulma


110Cara membersihkan gulma yang dilakukan petani padiTABELA dan TAPIN di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel33 berikut:Tabel 33. Cara membersihkan gulmaFrekuensi PersentaseNo Cara Memberantas gulmaPenyiangan 3 7,50Obat-obatan 37 92,50Keduanya (penyiangan danobat-obatan)0 0Jumlah 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 92,50% petani padiTABELA dan TAPIN membersihkan gulma pada lahanpertaniannya menggunakan obat kimia. Petani lebih memilihmenggunakan obat kimia untuk membersihkan gulma karena lebihmenghemat waktu dibanding dengan melakukan penyiangan.q. Serangan hama dan penyakitHama dan penyakit tanaman merupakan jasad pengganggu.Hendaknya serangan jasad pengganggu ini dikendalikan dengansedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan kerugian yangberarti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh petani padiTABELA dan TAPIN tanaman padinya terserang hama dan jenispenyakit.r. Jenis hama dan penyakit yang menyerang


111Jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman padipetani padi TABELA dan TAPIN di daerah penelitian dapat dilihatpada tabel 34 berikut:Tabel 34. Jenis hama dan penyakit yang menyerangNo Jenis hama/penyakit yang menyerang padi Frekuensi PersentasePengerek batang 20 50.00Kupu-kupu / Ulat 1 2.50Pengerek batang + Keong 6 15.00Pengerek batang + Kupu-kupu / Ulat 8 20.00Pengerek batang + Walang Sangit 1 2.50Pengerek batang + Keong + Kupu-kupu / Ulat 1 2.50Kupu-kupu/Ulat + Walang Sangit + PengerekBatang3 7.50Jumlah 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 50,00% tanaman padiTABELA dan TAPIN di daerah penelitian terserang penyakit danhama jenis pengerek batang. Serangan yang dilakukan padapengerek batang menimbulkan gejala yang disebut sundep, yaitumatinya pucuk tanaman karena titik tumbuh dimakan larva. Pucuktersebut mula-mula berwarna kuning kemerahan kemudian keringdan mati.s. Cara pemberantasan hama dan penyakitCara pemberantasan hama dan penyakit yang menyerangtanaman padi di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 35berikut:


112Tabel 35. Cara pemberantasan hama dan penyakitNo Cara memberantas hama dan Frekuensi Persentasepenyakit1 Menggunakan hama predator 0 02 Menggunakan obat kimia 37 92.503 Lainnya 3 7.50Jumlah 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 92,50% petani padiTABELA dan TAPIN memberantas hama dan penyakit tanamanpadi menggunakan obat kimia. Petani di Desa Srigading lebihmemilih menggunakan obat kimia untuk memberantas hama danpenyakit karena dengan cara tersebut hama dan penyakit lebihmudah mati dan tanaman padi terhindar dari serangan hama danpenyakit.t. Panen padi dalam satu tahunPelaksanaan panen pada pertanian dalam satu tahunbiasanya dilakukan sebanyak tiga kali. Pelaksanan panen padidalam satu tahun yang dilakukan oleh petani padi TABELA danTAPIN di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 36 berikut:Tabel 36. Panen padi dalam satu tahunNo Panen padi/tahun Frekuensi Persentase1 1 Kali 3 7.502 2 Kali 1 2.503 3 Kali 26 90.00Jumlah 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 90,00% petani, panenpadi dalam satu tahun sebanyak 3 kali. Petani di daerah penelitiandalam satu tahun lebih memilih menanam pola tanam padi-padi-


113padi daripada padi-padi-palawija karena beras merupakan makananpokok dan harga padi/beras lebih stabil dibanding dengan hargapalawija.u. Alat yang digunakan untuk proses pemanenanAlat yang digunakan untuk proses pemanenan oleh petanipadi TABELA dan TAPIN di daerah penelitian dapat dilihat padatabel 37 berikut ini:Tabel 37. Alat yang digunakan untuk proses pemanenanNo Alat yang Frekuensi Persentasedigunakan untukproses pemanenan1 Ani – ani 0 02 Gebjok 18 45.003 Alat perontok padi 22 55.00Jumlah 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 55,00% petani padiTABELA dan TAPIN menggunakan alat perontok padi sebagaialat untuk proses pemanenan. Alat ini paling banyak digunakankarena harganya terjangkau oleh petani, proses perontokan gabahlebih cepat daripada cara dibanting/gebjok.v. Cara pemasaran hasil panenCara pemasaran hasil panen yang dilakukan petaniTABELA dan TAPIN di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel38 berikut:


114Tabel 38. Cara pemasaran hasil panenNoCara pemasaran Frekuensi Persentasehasil panenLangsung dijual dalam1bentuk gabah1 2,502 Diolah terlebih dahulu 39 97,503 Keduanya 0 0Jumlah 40 100Sumber: Data Primer, Tahun 2010Tabel 38 di atas menunjukkan bahwa 97,50% petani padiTABELA dan TAPIN memilih menjual hasil panennya tidaklangsung dalam bentuk padi/gabah, karena mereka lebih memilihmengolah hasil panennya terlebih dahulu dan menjualnya dalambentuk beras. Proses pengolahan diantaranya meliputipembersihan, pengeringan, penyimpanan, dan penggilingan.w. Cara pengolahan hasil panen sebelum dijualCara pengolahan hasil panen yang dilakukan petani padidi daerah penelitian meliputi beberapa tahap. Tahap - tahaptersebut diantaranya pembersihan, pengeringan, penyimpanan, danpenggilingan/pemrosesan menjadi beras. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa seluruh petani melakukan tahap - tahappengolahan hasil panen tersebut. Petani melakukan tahap-tahappengolahan hasil panen tersebut karena untuk mendapatkan hasilberas yang berkualitas bagus.


115x. Proses penjualan hasil panenProses penjualan hasil panen yang dilakukan petani padiTABELA dan TAPIN di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel39 berikut:Tabel 39. Proses penjualan hasil panenNo Proses penjualan Frekuensi Persentase1 Langsung dijual dalam bentuk gabah 1 2,502 Dijual ke tengkulak 0 0Dijual ke perusahaan-perusahaan3 khusus0 0Lainnya (dijual ke pasar dalam4 bentuk beras)39 97,50Jumlah 40 100Sumber : Data primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 97,50% petani memilihmenjual hasil panennya ke pasar dalam bentuk beras, karenamenjual dalam bentuk beras harganya lebih mahal dan petanimerasa lebih untung. Petani yang menjual hasil panennya masihdalam bentuk gabah sebesar 2,50%, biasanya pedagang langsungdatang ke lahan pertanian/sistem “tebasan”, dengan menaksir luashamparan dan kira-kira harganya dengan petani.3. Hambatana. Hambatan dan cara mengatasinyaPetani selalu menghadapi suatu hambatan dalam usahataninya. Menurut wawancara dengan para petani padi di daerahpenelitian, jenis hambatan yang sering dihadapi petani padi baikpetani padi TABELA maupun TAPIN diantaranya adalah:


1161) Petani TABELA(a) Cuaca yang tidak menentu berpengaruh pada pertumbuhantanaman. Cara mengatasi dengan melakukan penyesuaiankegiatan pertanian dengan berbagai unsur iklim yangmempengaruhinya, keadaanya telah berubah 180º. Polapertanian, sistem bercocok tanam, sistem pengolahan lahan,pembukaan lahan pertanian, penggunaan bibit unggul, sertapemberantasan hama dan penyakit tanaman, sangatdipengaruhi oleh iklim setempat.(b) Benih setelah tanam sering dimakan tikus maupun burung.Cara mengatasinya sebelum benih ditanam maka benihdicampur dengan obat kimia terlebih dahulu sehingga tikusmaupun burung enggan untuk memakannya, selain ituuntuk tikus dapat dikendalikan dengan perangkap tikus.Jenis perangkap tikus dapat berupa perangkap yang tidakmematikan seperti perangkap jepit atau dengan umpan yangdiberi racun. Cara lain adalah dengan “gropyokan”,membongkar lubang tikus dan membunuhnya beramai -ramai.(c) Gulma tumbuh sangat banyak. Gulma pada sistemTABELA akan tumbuh lebih awal dibanding pada sistemTAPIN. Cara mengatasi dengan melakukan penyianganbaik menggunakan tangan maupun menggunakan gosrok,


117namun petani lebih banyak memilih membasmi gulmamenggunakan herbisida/obat kimia, jika pada langkah awalpenyemprotan herbisida dengan baik dan tuntas,pertumbuhan gulma dapat ditekan.(d) Benih banyak yang mati jika tergenang air. Caramengatasinya dengan membuat paliran di sekeliling sawah,cara ini membantu memudahkan dalam pengaturan airirigasi.(e) Banyak keong yang menyerang tanaman. Cara mengatasidengan memasang atau menyebar daun pepaya dipinggir -pinggir sawah dengan tujuan sebagai umpan.(f) Benih saat penanaman banyak yang jatuh di luar alurtanam. Cara mengatasi dengan memindahkan benih sesuaidengan alur tanam supaya tanaman dapat tumbuh denganteratur dan rapi.2) Petani TAPIN(a) Cuaca yang tidak menentu berpengaruh pada pertumbuhantanaman. Cara mengatasinya dengan melakukanpenyesuaian kegiatan pertanian dengan berbagai unsuriklim yang mempengaruhinya, keadaanya telah berubah180º. Pola pertanian, sistem bercocok tanam, sistempengolahan lahan, pembukaan lahan pertanian, penggunaan


118bibit unggul, serta pemberantasan hama dan penyakittanaman, sangat dipengaruhi oleh iklim setempat.(b) Banyak keong yang menyerang tanaman. Caramengatasinya dengan memasang atau menyebar daunpepaya dipinggir - pinggir sawah dengan tujuan sebagaiumpan.(c) Biaya tenaga kerja semakin mahal. Sistem TAPIN lebihbanyak membutuhkan tenaga kerja khususnya dalam prosespenanaman, sedangkan saat ini tenaga kerja di sektorpertanian semakin sedikit hal ini berpengaruh terhadaplangkanya tenaga kerja menyebabkan biaya untuk tenagakerja semakin mahal. Cara mengatasinya denganmenambah pengeluaran dan menerapkan sistem TABELA.(d) Padi sering dimakan burung saat akan panen. Caramengatasinya dengan menggunakan/memanfaatkan bunyibunyianatau mengusirnya menggunakan orang-oranganyang digerakkan dengan tali, cara ini juga banyak dilakukanpetani dan ternyata juga efektif serta murah.


119b. Kelebihan dan kelemahan padi TABELA dan padi TAPINTabel 40. Kelebihan dan Kelemahan padi TABELA danTAPINNNo Padi TABELA Padi TAPIN1 Hasil lebih banyak Hasil lebih sedikit2 Hemat waktu, Boros waktu, tenaga,tenaga, biaya, dan bibit biaya, dan bibit3 Perakaran lebih Perakaran kurang kuatkuat dan panjangdan lebih pendek4 Masa tanam ke Masa tanam ke panenpanen lebih cepat5 Tanaman terhindardari proses penggabukanakar6 Tanaman tidakmudah rebah7 Gulma tumbuhbanyak8 Tidak memerlukanpersemaian bibitSumber: Data Primer, Tahun 2010.lamaPerakaran akan rusaksaat pencabutan bibitTanaman mudahrebahGulma tumbuh lebihsedikitMemerlukanpersemaian bibit4. Pendapatan Usahatani Padi Tabur Benih Langsung (TABELA)dan Tanam Pindah (TAPIN)/ Satu Kali Panena. Produktivitas padi TABELA dan TAPIN/1000 m²/satu kali panenJumlah produksi padi TABELA dan TAPIN/1000 m²/satukali panen di Desa Sridaging yang diperoleh petani padi dapat dilihatpada tabel 41 berikut ini:Tabel 41. Produktivitas padi TABELA dan TAPIN/1000 m²/satukali panenProduktivitasTABELATAPINo padi/1000m²/satu Frekuensi Persentase Frekuensi Persentasekali panen (kg)1 > 500 21 52,50 33 82,502 500 – 700 16 40,00 5 203 701 - 900 0 0 1 2,504 < 900 3 7,50 1 2,50Jumlah 40 100 40 100Sumber: Data Primer, Tahun 2010.


120Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata produktivitaspadi TABELA/1000 m²/satu kali panen sebesar 272 kg, sedangkanuntuk padi TAPIN rata-rata produktivitas/1000 m²/satu kali panensebesar 221 kg. Produktivitas padi TABELA /1000 m²/satu kalipanen sebesar 52,50% petani dan sebesar 82,50% petani TAPINmemperoleh produktivitas padi kurang dari 500 kg. Berdasarkandata di atas jadi dapat diketahui bahwa produktivitas padiTABELA lebih besar dibanding dengan produktivitas padi TAPIN.b. Pendapatan kotor TABELA dan TAPIN /1000 m²/satu kali panenPendapatan kotor dalam penelitian diperoleh dariperhitungan hasil produksi panen/1000 m²/satu kali panendikalikan dengan harga jual. Rata-rata pendapatan /1000 m²/satukali panen pada uasahatani TABELA dan TAPIN yang diperolehpetani di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 42 berikut:Tabel 42. Pendapatan kotor TABELA dan TAPIN /1000m²/satu kali panenPendapatanTABELATAPINNo kotor/1000m²/satu kali Frekuensi Persentase Frekuensi Persentasepanen (Rp)1 < 1.000.000 6 15,00 10 25,002 1.000.000 - 3.000.000 30 75,00 29 72,503 > 3.000.000 4 10,00 1 2,50Jumlah 40 100 40 100Sumber: Data Primer, Tahun 2010.Tabel di atas menunjukkan bahwa 75% petani TABELAdan 72,50% petani TAPIN memperoleh pendapatan kotor antaraRp 1.000.000 – Rp 3.000.000. Pendapatan kotor rata-rata yangdiperoleh petani TABELA sebesar Rp 1.619.000, sedangkan untuk


121petani TAPIN rata-rata pendapatan kotornya sebesar Rp 1.331.000.Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa pendapatan kotor yangdiperoleh petani padi TABELA lebih besar dari pada petani padiTAPIN.c. Biaya tenaga kerja TABELA dan TAPIN /1000 m²/satu kali panenJumlah biaya tenaga kerja diperoleh dengan menghitungberdasarkan jumlah tenaga kerja dikalikan upah per hari. Jumlahbiaya tenaga kerja/1000 m²/satu kali panen pada usahataniTABELA dan TAPIN yang dikeluarkan oleh petani di daerahpenelitian dapat dilihat pada tabel 43 berikut ini:Tabel 43. Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan pada usahatanipadi TABELA dan TAPIN /1000 m²/satu kali panenBiaya tenagaTABELATAPINNo kerja/1000m²/satukali panen (Rp)Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase1 < 200.000 22 55,00 7 17,502 200.000 - 500.000 17 22,50 30 75,003 > 500.000 1 2,50 3 7,50Jumlah 40 100 40 100Sumber: Data Primer, Tahun 2010.Rata-rata biaya tenaga kerja yang digunakan pada usahatanipadi TABELA dan TAPIN relatif berbeda. Rata – rata biaya tenagakerja yang digunakan pada usahatani padi TABELA mencapai Rp149.000/1000m²/satu kali panen sedangkan untuk usahatani padiTAPIN sebesar Rp 299.000/1000m²/satu kali panen. Berdasarkandata dalam tabel di atas dapat diketahui 55,00% petani TABELA


122membutuhkan biaya tenaga kerja/1000m²/satu kali panen sebesarkurang dari Rp 200.000 dan 75,00% petani TAPIN membutuhkanbiaya tenaga kerja/ 1000m²/satu kali panen sebesar Rp 200.000 –Rp 500.000. Biaya tenaga kerja/ 1000m²/satu kali panen yangdibutuhkan pada usahatani padi TABELA lebih sedikit dibandingpada usahatani TAPIN, karena pada usahatani padi TABELA lebihmenghemat penggunaan tenaga kerja terutama dalam prosespenanamannya hanya membutuhkan satu orang saja.d. Biaya sarana produksi TABELA dan TAPIN /1000 m²/satu kalipanenBiaya sarana produksi dalam penelitian ini diperolehdengan menghitung berdasarkan jumlah biaya sarana produksiyang dikeluarkan dalam satu kali panen. Biaya sarana produksidalam penelitian ini meliputi biaya untuk membeli bibit, membelipupuk, dan biaya untuk membeli obat-obatan. Jumlah biaya saranaproduksi/1000 m²/satu kali panen pada TABELA dan TAPIN yangdikeluarkan oleh petani di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel44 berikut:Tabel 44. Biaya sarana produksi yang dibutuhkan padausahatani padi TABELA dan TAPIN /1000 m²/satu kali panenBiaya saranaTABELATAPINNo produksi/1000m²/satu kalipanen (Rp)Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase1 < 100.000 9 2,50 5 12,502 100.000 - 300.000 31 77,50 38 85,003 > 300.000 0 0 1 2,50Jumlah 40 100 40 100


123Sumber : Data Primer, Tahun 2010.Rata – rata biaya sarana produksi yang dibutuhkan padausahatani padi TABELA sebesar Rp 149.000/1000m²/satu kalipanen sedangkan pada pada usahatani padi TAPIN rata – ratanyasebesar Rp 167.000/1000m²/satu kali panen. Berdasarkan datadalam tabel di atas bahwa 77,50% petani TABELA dan 85,00%petani padi TAPIN membutuhkan biaya sarana produksi antara Rp100.000 – Rp 300.000/1000m²/satu kali panen. Berarti biaya saranaproduksi yang dibutuhkan pada usahatani TABELA lebih sedikitdibanding pada usahatani padi TAPIN.e. Pendapatan bersih TABELA dan TAPIN /1000 m²/satu kali panenPendapatan bersih pada penelitian ini dihitung dari jumlahpendapatan kotor dikurangi jumlah biaya tenaga kerja/1000 m²/satukali panen dikurangi jumlah sarana produksi/1000m²/satu kalipanen. Rata-rata pendapatan bersih/1000 m²/satu kali panen padaTABELA dan TAPIN yang diperoleh petani di daerah penelitiandapat dilihat pada tabel 45 berikut:Tabel 45. Pendapatan bersih pada usahatani padi TABELAdan TAPIN /1000 m²/satu kali panenNo PendapatanTABELATAPINbersih/1000m²/satu kali Frekuensi Persentase Frekuensi Persentasepanen (Rp)1 < 1.000.000 13 22,50 37 82,502 1.000.000 - 3.000.000 23 57,50 3 2,503 > 3.000.000 4 10,00 0 0Jumlah 40 100 40 100Sumber : Data Primer, Tahun 2010.


124Rata – rata pendapatan bersih yang diperoleh petani padiTABELA sebesar Rp 1.419.000/1000m²/satu kali panen sedangkanrata – rata pendapatan bersih yang diperoleh petani padi TAPINsebesar Rp 584.000/1000m²/satu kali panen. Data di atasmenunjukkan bahwa 57,50% petani TABELA memperolehpendapatan bersih antara Rp 1.000.000 – Rp 3.000.0001000m²/satukali panen dan 82,50% petani padi TAPIN memperoleh pendapatanbersih kurang dari Rp 1.000.000/1000m²/satu kali panen. Berartidapat disimpulkan bahwa pendapatan bersih yang diperoleh petanipadi TABELA lebih besar dibanding petani padi TAPIN.


125BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanHasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkansebelumnya dapat ditarik kesimpulan, berikut kesimpulan yang dapatdiambil:1. Faktor fisik dan non fisik yang memengaruhi usahatani:a. Kondisi fisik daerah penelitian, jika dilihat dari segi iklim, tanah,topografi sesuai untuk usahatani padi TAPIN. Untuk usahatani padiTABELA kondisi tanah, topografi sudah sesuai namun kondisiiklimnya kurang sesuai untuk usahatani padi TABELA.b. Faktor non fisik yang memengaruhi usahatani padi:1) ModalHasil penelitian menunjukkan bahwa rata – rata modalyang diperlukan pada usahatani padi/1000 m²/satu kali panenpada sistem TABELA sebesar Rp 120.890 sedangkan modalyang diperlukan pada sistem TAPIN sebesar Rp 275.350. Asalmemperoleh modal seluruh petani padi TABELA maupunTAPIN berasal dari modal milik sendiri. Berarti pada sistemTABELA lebih sedikit membutuhkan modal.


1262) Tenaga kerjaHasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh petaniuntuk mengelola tanaman padi dengan sistem TABELAmaupun sistem TAPIN membutuhkan tenaga kerja keluargasekitar 5 – 10 orang. Tenaga kerja upahan yang dibutuhkanpada sistem TABELA sebesar 97,50% petani membutuhkansebanyak < 5 orang. Sistem TAPIN sebesar 92,50% petanimembutuhkan tenaga upahan sebanyak 5 – 10 orang.Mayoritas untuk mengelola usahatani padi dengan sistemTABELA dari awal pengolahan tanah sampai pasca panenmemerlukan total tenaga kerja sekitar 10 – 14 orang. SistemTAPIN membutuhkan sekitar 15 – 19 orang. Berarti dalamsistem TABELA lebih sedikit memerlukan tenaga kerjadibanding pada sistem TAPIN karena dalam sistem TABELAproses penanamannya hanya membutuhkan satu orang saja.2. Pengelolaan usahatani padi dengan sistem TABELA dan sistemTAPINa. Pengolahan lahanPengolahan lahan dilakukan dengan caramodern/pembajakan menggunakan traktor sebelum dilakukanpenanaman dengan maksud untuk menjaga kesuburan tanah.


127b. Penyiapan bibitMayoritas petani (62,50%) untuk mendapatkan bibit untuksistem TABELA berasal dari bantuan, sedangkan pada sistemTAPIN sebesar 80,00% petani memperoleh bibit berasal darimembeli di KUD. Jenis bibit yang diusahakan pada sistemTABELA sebesar 47,50% petani menggunakan jenis IR 64 danCiherang, sedangkan untuk sistem TAPIN sebesar 92,50% petanimenggunakan jenis IR 64. Jumlah bibit rata – rata yangdiperlukan/1000 m²/satu kali panen untuk sistem TABELAmembutuhkan 2,94 kg, sedangkan untuk sistem TAPINmembutuhkan 7,23 kg. Berarti pada sistem TABELA lebihmenghemat penggunaan bibit.c. PenanamanSistem TABELA yang sedang dikembangkan dengansistem larikan searah dan sejajar. Penanaman padi TABELAdilakukan dengan menggunakan alat tabur benih langsung(ATABELA), dan bentuk fisik bibit yang akan ditanam masihberupa benih yang masih berkecambah. Penanaman padi TAPINdilakukan dengan menggunakan tali yang direntang atau kayu yangsudah diberi jarak yang sama agar barisan tanaman teratur. Bentukfisik bibit yang digunakan yaitu bibit yang sudah berumur kuranglebih 21 hari setelah sebar yang kemudian baru dipindahkan keareal tanam.


128d. PengairanSeluruh petani padi TABELA dan TAPIN menggunakansumber pengairan dari sumur bor, sungai, dan tadah hujan untukmencukupi kebutuhan air bagi tanaman padi. Pelaksanaanpengairan pada sistem TABELA maupun sistem TAPIN yangdilakukan petani/satu kali panen mayoritas sebanyak 6 kali.e. PenyulamanPetani padi di daerah penelitian sebesar 85,00% melakukanpenyulaman pada umur 16 – 26 hari, karena tanaman padi rawanmati pada saat umur sekitar 2 – 3 minggu.f. PemupukanMayoritas petani baik pada sistem TABELA maupun padasistem TAPIN menggunakan tiga jenis pupuk, yaitu pupuk organik,puska, dan urea. Jumlah pupuk yang diberikan/1000 m²/satu kalipanen pada sistem TABELA maupun TAPIN mayoritas petanisebanyak kurang dari 50 kg. Pelaksanaan pemupukan/satu kalitanam mayoritas petani sebanyak 3 kali. Waktu pemupukanmayoritas petani dilakukan pada umur 15, 45, dan 65 hari. Carapemupukan yang dilakukan mayoritas petani dengan cara sebarmerata.


129g. Penyiangan/pengendalian gulmaPetani padi TABELA maupun TAPIN dalam melakukanpenyiangan sebesar 52,50% petani dengan menggunakantangan/gosrok dan menggunakan obat kimia.h. Pengendalian hama dan penyakitJenis hama yang menyerang tanaman padi petani sebesar50,00% jenis penggerek batang. Cara pemberantasannya sebesar92,50% petani dengan menggunakan obat kimia.i. PanenPanen padi yang dilakukan dalam satu tahun sebesar90,00% petani dilakukan sebanyak 3 kali. Alat yang digunakanuntuk proses pemanenan sebesar 55,00% petani menggunakan alatperontok padi.j. Pasca panenCara pemasaran hasil panen sebesar 97,50% petanigabahnya tidak langsung dijual tetapi diolah terlebih dahulu.Tahap – tahap dalam pengolahan hasil panen meliputipembersihan, pengeringan, penyimpanan, dan penggilingan. Prosespenjualan hasil panen sebesar 97,50% yang dilakukan petanidengan menjual dalam bentuk beras ke pasar.3. Hambatan yang dihadapi petani padi TABELA dan padi TAPIN didaerah penelitian dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut:a. Petani TABELA


1301) Cuaca yang tidak menentu berpengaruh pada pertumbuhantanaman. Cara mengatasinya dengan melakukan penyesuaiankegiatan pertanian dengan berbagai unsur iklim yangmempengaruhinya.2) Benih setelah tanam sering dimakan tikus maupun burung.Cara mengatasinya sebelum benih ditanam maka benihdicampur dengan obat kimia terlebih dahulu sehingga tikusmaupun burung enggan untuk memakannya, selain itu untuktikus dapat dikendalikan dengan perangkap tikus. Jenisperangkap tikus dapat berupa perangkap yang tidak mematikanseperti perangkap jepit atau dengan umpan yang diberi racun.Cara lain adalah dengan “gropyokan”, membongkar lubangtikus dan membunuhnya beramai-ramai.3) Gulma tumbuh sangat banyak. Gulma pada sistem TABELAakan tumbuh lebih awal dibanding pada sistem TAPIN. Caramengatasinya dengan cara melakukan penyiangan baikmenggunakan tangan maupun menggunakan gosrok, namunpetani lebih banyak memilih membasmi gulma menggunakanherbisida/obat kimia, jika pada langkah awal penyemprotanherbisida dengan baik dan tuntas, pertumbuhan gulma dapatditekan.


1314) Benih banyak yang mati jika tergenang air. Cara mengatasinyadengan membuat paliran di sekeliling sawah sehingga lebihmembantu memudahkan dalam pengaturan air irigasi.5) Banyak keong yang menyerang tanaman. Cara mengatasinyadengan memasang atau menyebar daun pepaya dipinggirpinggirsawah dengan tujuan sebagai umpan.6) Benih saat penanaman banyak yang jatuh di luar alur tanam.Cara mengatasinya dengan memindahkan benih sesuai denganalur tanam supaya tanaman dapat tumbuh dengan teratur danrapi.b. Petani TAPIN1) Cuaca yang tidak menentu berpengaruh pada pertumbuhantanaman. Cara mengatasinya dengan melakukan penyesuaiankegiatan pertanian dengan berbagai unsur iklim yangmempengaruhinya.2) Banyak keong yang menyerang tanaman. Cara mengatasinyadengan memasang atau menyebar daun pepaya dipinggirpinggirsawah dengan tujuan sebagai umpan.3) Biaya tenaga kerja semakin mahal. Sistem TAPIN lebih banyakmembutuhkan tenaga kerja khususnya dalam prosespenanaman, sedangkan saat ini tenaga kerja di sektor pertaniansemakin sedikit hal ini berpengaruh terhadap langkanya tenagakerja menyebabkan biaya untuk tenaga kerja semakin mahal.


132Cara mengatasinya adalah dengan menambah pengeluaran danmenerapkan sistem TABELA.4) Padi sering dimakan burung saat akan panen. Caramengatasinya dengan memanfaatkan/menggunakan bunyibunyianatau mengusirnya menggunakan orang-orangan yangdigerakkan dengan tali, cara ini juga banyak dilakukan petanidan ternyata juga efektif serta murah.4. Pendapatan Usahatani/1000 m²/satu kali panena. Produktivitas padi TABELA dan TAPIN/1000 m²/satu kali panenHasil rata – rata produktivitas padi TABELA/1000m²/satukali panen yang diperoleh petani sebesar 272 kg gabah, sedangkanuntuk padi TAPIN petani memperoleh 221 kg gabah. Berarti dapatdisimpulkan bahwa sistem TABELA lebih banyak menghasilkanpadi dibanding pada sistem TAPIN.b. Pendapatan kotor/1000 m²/satu kali panenRata – rata pendapatan kotor yang diperoleh petani padiTABELA sebesar Rp 1.619.000/1000m²/satu kali panen,sedangkan untuk petani TAPIN memperoleh pendapatan kotorsebesar Rp 1.331.000/1000m²/satu kali panen. Berarti dapatdisimpulkan bahwa pendapatan kotor yang diperoleh petani padiTABELA lebih besar dibanding petani padi TAPIN.


133c. Jumlah biaya tenaga kerja/1000 m²/satu kali panenBiaya rata – rata tenaga kerja yang dibutuhkan petani padiTABELA sebesar Rp 149.000/1000m²/satu kali panen, sedangkanpetani padi TAPIN membutuhkan biaya tenaga kerja sebesar Rp299.000/1000m²/satu kali panen. Berarti dapat disimpulkan bahwabiaya tenaga kerja/1000m²/satu kali panen yang dibutuhkan padasistem TABELA lebih kecil dibanding pada sistem TAPIN, karenapada sistem TABELA hanya membutuhkan satu tenaga kerja untukproses penanaman.d. Jumlah biaya sarana produksi/1000 m²/satu kali panenBiaya sarana produksi rata – rata yang dibutuhkan padasistem TABELA sebesar Rp 149.000/1000m²/satu kali panen,sedangkan pada sistem TAPIN sebesar Rp 167.000/1000m²/satukali panen. Berarti dapat disimpulkan bahwa biaya sarana produksiyang diperlukan pada sistem TABELA lebih sedikit, karena petanitidak mengeluarkan biaya untuk membeli bibit. Bibit yangdigunakan petani memperolehnya dari bantuan pemerintah.e. Pendapatan bersih/1000 m²/satu kali panenPendapatan bersih rata – rata yang diperoleh petani padiTABELA sebesar Rp1.419.000/1000m²/satu kali panen, sedangkanuntuk sistem TAPIN petani memperoleh sebesar Rp584.000/1000m²/satu kali panen. Berarti dapat disimpulkan bahwa


134petani padi TABELA lebih banyak memperoleh pendapatan bersihdibanding petani TAPIN.B. Saran1. Bagi pemerintaha. Perlu diberikan penyuluhan-penyuluhan bagi masyarakat untukpengelolaan usahatani padi khususnya TABELA. Sistem ini masihtergolong baru dan hanya sebagian petani saja yang menerapkansistem ini, sehingga masih banyak petani yang belum begitu pahamuntuk pengelolaan sistem TABELA tersebut.b. Perlu diadakan kerjasama lagi terhadap petani lain yang belumpernah ikut proyek dalam uji coba penerapan sistem TABELA didaerah penelitian. Seluruh petani sehingga bisa memperolehinformasi-informasi dan ilmu pengetahuan tentang pengelolaanpadi TABELA secara langsung tanpa cuma memperoleh informasidari mulut ke mulut petani saja.2. Bagi petania. Perlu mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan olehpemerintah. Petani diharapkan bisa mendapatkan alternatif carapenanaman padi dengan sistem yang baru tidak hanya menerapkansistem TAPIN terus-menerus.


135b. Petani hendaknya melakukan kegiatan pertanian disesuaikandengan unsur iklim yang memengaruhinya, sehingga bisamendapatkan hasil produksi yang maksimal.c. Meningkatkan pengelolaan usahatani padi TABELA agarmemperoleh hasil produksi yang maksimal.


136DAFTAR PUSTAKAAak. 2003. Budidaya Tanaman Padi. <strong>Yogyakarta</strong>: Penerbit Kanisius.Kanisius..1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. <strong>Yogyakarta</strong>: PenerbitAbbas Tjakrawiralaksana. 1983. Usaha Tani. Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan.Ance GK. 2004. Klimatologi, Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman.Jakarta: Bumi Aksara.Bintarto dan Surastopo. 1991. Metode Aanalisa Geografi. Jakarta: LP3ES.BPS. 2009. Kecamatan Sanden Dalam Angka. Bantul: Badan Pusat StatistikKabupaten Bantul.Fadholi Hernanto. Ilmu Usaha tani. 1996. Jakarta: Penebar Swadaya.Faizal. 2000. Pendapatan Usahatani Sistem Tanam Benih Langsung dan TanamPindah Padi Sawah Di Desa Banjar Arum dan Banjar Asri KecamatanKalibawang Kab. Kulon Progo YK. Tesis S2. <strong>Yogyakarta</strong>: FakultasGeografi UGM.Hadari Nawawi. 2005. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. <strong>Yogyakarta</strong>: GajahMada University Press.Hilaluddin. 2009. Produktivitas Pertanian Cabe Merah dan Semangka Pada LahanGumuk Pasir di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon ProgoYk. Skripsi. <strong>Yogyakarta</strong>: Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi <strong>UNY</strong>.Nursid Sumaatmaja. 1988. Studi Geogarafi Suatu Pendekatan dan AnalisaKeruangan. Bandung: Alumni.Monografi Desa Srigading tahun 2009.Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.Mulyani Sutejo. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka CiptaPabundu Tika. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia.


137Pitojo, Setijo. 1997. Budi Daya Padi Sawah TABELA. Jakarta: PT PenebarSwadaya.Prasetiyo. Y. T. 2002. Budidaya Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. <strong>Yogyakarta</strong>:KanisisusShmidt and Ferguson. 1951. Rainfall Types Based On Wet And Dry PeriodeRatios For Indonesia With Western New Guinee. Jakarta: KementerianPerhubungan Djawatan Meteorologi Dan Geofisik.Singarimbun Masri dan Sofyan Effendi. 1989. Pengantar Ekonomi Makro.Jakarta: LP3ES.Sugiyono. 2008. Metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R & K.Bandung: Alfabeta.Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.Suharyono dan. Moch. Amien. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta:Depertement P & K.Suparmini. Dasar-Dasar Geogarafi. 2000. <strong>Yogyakarta</strong>: <strong>UNY</strong>.Sutrisno Hadi. 1995. Analisis Regresi. <strong>Yogyakarta</strong>: ANDI OFFSET.Suyatno. 2002. Studi Eksplorasi Sistem Pertanian Organik Di Desa SumbermulyoKecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul. Skripsi. <strong>Yogyakarta</strong>:Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi <strong>UNY</strong>.(http://www.agrinaonline.com/showarticle.php?rid=10&aid=159, diakses tanggal14 November 2009, jam13.15).(http://dskemamang.wordpress.com/2009/05/24/teknologi-tabela/, diakses tanggal15 November 2009, jam 10.25).(http://www.pustakadeptan.go.id/publikasi/p3224036.pdf: diakses tanggal 25Maret 2010, jam 19.25).(http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/11/17/317/Gerakan.sapta.usaha.tani.perlu.ditingkatkan, diakses tanggal 25 Maret 2010, jam 19.43).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!