12.07.2015 Views

ROADMAP INDUSTRI GULA - Direktorat Jenderal Industri Agro

ROADMAP INDUSTRI GULA - Direktorat Jenderal Industri Agro

ROADMAP INDUSTRI GULA - Direktorat Jenderal Industri Agro

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

I. PENDAHULUAN1.1. Ruang Lingkup <strong>Industri</strong> Gula Indonesia potensial menjadi produsen gula dunia karena dukunganagroekosistem, luas lahan, tenaga kerja. Disamping itu prospek pasargula di Indonesia cukup menjanjikan dengan konsumsi sebesar 4,2 – 4,7juta ton/thn.• Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat danindustri yang saat ini masih terus menjadi masalah karena kekuranganproduksi dalam negeri, sementara kebutuhan terus meningkat.• PG-PG yang berada di P.Jawa, relatif berumur teknis sudah tua,sehingga kurang produktif, hamper semua PG-PG sangat tergantungpada petani tebu dan dengan lahan yang terbatas di Pulau Jawa.Sementara pabrik gula Rafinasi yang ada(8 pabrik) belum berproduksisecara optimal (utilisasi kapasitas sekitar 40% - 60 % pada tahun 2008).• Pesatnya perkembangan kebutuhan gula sementara peningkatan produksirelatif belum seimbang menjadikan Indonesia sebagai importir gula baikuntuk gula kristal mentah (raw sugar) maupun gula industri (refinedsugar).• Pengembangan industri gula (pengolahan tebu) harus dilakukan secaraterpadu mulai dari perkebunan, pengolahan, pemasaran dan distribusiyang didukung oleh pemangku kepentingan termasuk lembagapendukung seperti litbang, SDM, keuangan/perbankan dan transportasi.1.2. Pengelompokan <strong>Industri</strong> Gula<strong>Industri</strong> gula di Indonesia terdiri dari beberapa industri yaitu 59 pabrik gula(PG) dan 8 pabrik gula rafinasi (PGR).1.3. Kecenderungan Global <strong>Industri</strong> Gula.Pada tahun 2008 produksi gula dunia sebesar 166,3 juta ton dimana Indonesiaproduksinya sebesar 2,67 juta ton gula putih dan 1,256 juta ton untuk gularafinasi. Rata-rata stok gula dunia sebesar 3,3 juta ton. Sedangkan konsumsi1


Kurangnya minat investasi baru diperkebunan tebu Gula konsumsi dan gula rafinasi masih harus bersaing dengan gulaimpor terutama harga Dukungan litbang masih perlu ditingkatkan Program akselerasi dan revitalisasi PG belum berjalan sesuai yangdiharapkan.3.3. Peluang• Meningkatnya permintaan gula putih untuk konsumsi dan gularafinasi untuk industri yang selama ini dipenuhi sebagian dari impor.• Potensi daerah yang mampu mendukung pengembangan industrigula seperti Papua, Sumatera dan Sulawesi.• Dukungan stakeholders pergulaan untuk peningkatan produksi gula.• Kerjasama operasional PG dengan investor DN dan LN• Diversifikasi pengolahan tebu menjadi bioethanol dan produk lain.3.4. Tantangan• Adanya persaingan harga gula yang ketat dengan negara produsenutama yang memberi subsidi dan proteksi.• Makin efisiennya biaya produksi negara produsen utama gulaIV.SASARANSasaran Pengembangan <strong>Industri</strong> Gula4.1. Jangka Pendek (2010 – 2015) Tercapainya swasembada gula nasional tahun 2014 (Gula Putih, GulaKristal Rafinasi dan Raw Sugar). Berhasilnya revitalisasi program pabrik gula melalui peningkatan mutudan volume produksi gula putih. Meningkatnya produksi raw sugar dalam negeri. Memberlakukan SNI wajib gula putih.4.2. Jangka Menengah (2015 – 2020) Pemenuhan berbagai jenis gula dari produksi dalam negeri Ekspor gula setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi6


6.3. Jangka Panjang (2010 – 2025)• Indonesia menjadi negara pengekspor gula di Asia Pasifik .Pengembangan industri gula dengan pendekatan klaster sangat tergantungpada efektivitas hubungan antara pemerintah dan dunia usaha (Public-Private partnership) dan keterkaitannya. Untuk mengefektifkan kerjasamadan koordinasi tersebut diperlukan adanya kelembagaan yang mendorongkomunikasi secara rutin dan berkesinambungan. Secara rinci, peran darimasing-masing pemangku kepentingan dan kerangka keterkaitan industrigula dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 19


Gambar 1.Kerangka Pengembangan <strong>Industri</strong> Gula<strong>Industri</strong> Inti<strong>Industri</strong> Gula Putih, <strong>Industri</strong> Gula Rafinasi dan RawSugar<strong>Industri</strong> PendukungMesin, Peralatan, bibit, pupuk, pestisida, perkebunan dan kemasan<strong>Industri</strong> Terkait<strong>Industri</strong> Makanan ,Minuman dan FarmasiSasaran Jangka Pendek (2010 – 2015)o Tercapainya swasembada gula nasional tahun 2014 (Gula Putih, Gula Kristal Rafinasi dan Raw Sugar)o Terealisasinya program revitalisasi pabrik gula melalui peningkatan mutu dan volume produksi gula putiho Meningkatnya produksi raw sugar di dalam negeri .o Memberlakukan SNI wajib Gula putihJangka Panjang (2020 – 2025)o Indonesia menjadi negara produsen gula yang mampu memasok kebutuhannegara-negara lain di Asia PasifikStrategi1. Peningkatan utilisasi kapasitas PG dan PGR2. Peningkatan rendemen gula melalui system pengolahan tebu yang baik (tanam,pembibitan,pemeliharaan)3. Peningkatan efisiensi bahan baku dan energi4. Penguatan struktur industri gula pada semua tingkat dalam rantai nilai (value chain)5. Revitalisasi PG-PG terutama PG di Jawa6. Meningkatkan promosi dan investasi PG-PG di luar Pulau Jawa (Papua, Sumatra, Sulawesi)7. Pengembangan lokasi klaster :Lampung, Jawa Timur dan Jawa TengahPokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Pendek (2010 – 2015)o Melanjutkan revitalisasi PG 2007 - 2009 untuk on-farm dan off farm sehingga mutu dan volume produksi GKP meningkato Menyusun revisi GKP dan melakukan sosialisasi intensif agar PG-PG menerapkan revisi standar mutu GKP yang baruo Memberikan kuota impor raw sugar bagi industri gula rafinasi yang disesuaikan dengan kebutuhan gula rafinasi bagi industri makanan danminuman dalam negerio Mengarahkan investasi baru pada industri gula terintegrasi dengan perkebunan tebu.o Merevisi kebijakan Ketentuan Impor Gula, yang disesuaikan dengan perkembangan pergulaan nasional pada kurun waktu tersebut.Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010 – 2025)Indonesia menjadi negara pengekspor gula di Asia Pasifik .Pasar:a. Inisiasi (2004-2009) : Revitalisasi mesin PG, peingkatan utilisasi kapasitas,bongkar ratoon, penggunaan bibit unggulb. Pengembangan cepat (2010 - 2015) : Modifikasi & Pengembanganteknologi yang lebih maju (otomasisasi mesin dan peralatan)c. Matang (2016 -2025) : restrukturisasi mesin dan peralatan denganteknologi mutakhirUnsur PenunjangSDM :a. Meningkatkan kemampuan SDM dibidang manajemenindustri gulaInfrastruktur :a. Meningkatkan peran litbang untuk peningkatan mutu gula (SNIWajib) dan diversifikasi pemanfaatan hasil sampingb. Deregulasi dan debirokratisasi, harmonisasi dan non tarifc. Pembangunan infrastruktur dilahan-lahan tebu agar proses tebangangkut berjalan efektif dan efisien.10


Gambar 2.Kerangka Keterkaitan <strong>Industri</strong> GulaPemerintah Pusat:Menko Perekonomian, Depperin,Deptan,Dewan Gula IndonesiaDepdag, Meneg BUMNForum Komunikasi /Working GroupPemda:Dinas PerindagDinas TerkaitRaw Sugar ImporPerkebunanTebuBahan Penolong/PackagingRaw ImporRaw SugarGula Putih<strong>Industri</strong>Makanan<strong>Industri</strong>Minuman<strong>Industri</strong>FarmasiEksportirPASARLUARNEGERITeknologiMesin danPeralatanGula rafinasi<strong>Industri</strong>Alkohol-BioEthanolDistributorPASARDALAMNEGERILembaga Litbang/PTP3GI,IKAGI,Balai <strong>Industri</strong>,IPB,UGM, Unibraw,Unej,dllJASA:Transportasi, Perbankan, Asuransi, EMKLAssosiasi:AGI, APTRI, AGRI, PPGI,AKANI,KADIN/KADINDA, FIPG, GAPMMI11


Tabel 1Peran Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan <strong>Industri</strong> GulaPemerintah PusatPemerintahDaerahSwastaPerguruanTinggi danLitbangForumRencana Aksi 2010 – 2015MenegBUMNDeperinDeptanDepdagDepkeuPropKab./KotaAsosiasiPersh.<strong>Industri</strong>PTP3GIDGIKomunikasiWorkingGroupFasilitasiKlaster1. Melanjutkan revitalisasi PG 2007 - 2009 untukon-farm dan off farm sehingga mutu danvolume produksi GKP meningkat2. Menyusun revisi GKP dan melakukan sosialisasiintensif agar PG-PG menerapkan revisi standarmutu GKP yang baru3. Kuota impor Raw Sugar bagi IGR sesuaikebutuhan Gula Rafinasi oleh industri MakananMinumanO O O O O O O O O OO O O O O O O O O O OO O O O O4. Mengarahkan investasi baru pada industri gulaterintegrasi dengan perkebunan tebu. O O O O O O O O O5. Merevisi kebijakan Ketentuan Impor Gula, yangdisesuaikan dengan perkembangan pergulaannasional pada kurun waktu tersebut.O O O O O O O O O12


VII. KELEMBAGAANDalam rangka mendorong perkembangan industri gula nasional diperlukankerjasama yang baik antara pihak-pihak terkait, seperti :Departemen PerindustrianDepartemen PerdaganganDepartemen PertanianPemerintahDepartemen KeuanganAsosiasi &LembagaLitbangDepartemen PerhubunganKementerian BUMN dan Kementrian RistekDewan Gula IndonesiaPerguruan TinggiAGI, IKAGI, AGRI, APTRIP3GI, GapperindoPerusahaan Penyedia <strong>Industri</strong> Penunjang,Perusahaan Penyedia Mesin Peralatan, JasaTransportasi, Jasa Keuangan, Jasa KonsultasiSwasembadaGulaProdusenPetani tebuSebagaipemasokBahan BakuPTPN,RNI,PGswasta, PGRPerusahaanJasaDistribusiImportir13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!