13.07.2015 Views

pengaruh konsentrasi larutan pemasak pada proses delignifikasi ...

pengaruh konsentrasi larutan pemasak pada proses delignifikasi ...

pengaruh konsentrasi larutan pemasak pada proses delignifikasi ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN PEMASAKPADA PROSES DELIGNIFIKASI ECENG GONDOKDENGAN PROSES ORGANOSOLVEnny K. Artati 1 , Ahmad Effendi 2 , Tulus Haryanto 21 staf pengajar Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik UNS2 mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik UNSJl. Ir. Sutami 36a SurakartaEmail : enny91@yahoo.comAbstract : Water hyacinth can be used as the paper-making material and processed further tobe made into ethanol. Before processed further, water hyacinth should undergo thedelignification or lignin removing process. Delignification process is conducted in several ways:mechanic, craft, and organosolv. This research aims to find out the concentration of ethanolcooking solution and acetate acid by using the sulfate acid catalyst in order to get the maximumresult of cellulose in water hyacinth delignification process with organosolv process using areactor batch equipped by the electricity stirrer , mantle heater and also the condenser . Basedon the result conducted, the optimum condition was obtained in the water hyacinthdelignification with organosolv process, that is, by using the ethanol cooking solution at 80%concentration with sulfate acid catalyst with pH 2 and cooking time of 2 hours.Keywords : Water Hyacinth, delignification, organosolvPENDAHULUANEceng gondok merupakan tumbuhan airtawar yang dikenal sebagai gulma. Tumbuhanini banyak ditemukan di Indonesia khususnyadiperairan. Eceng gondok menghasilkan bahanorganik yang mempercepat <strong>proses</strong>pendangkalan, juga mengurangi produksi ikankarena kerapatan tumbuhan menghalangimasuknya sinar matahari kedalam air danmenghambat <strong>proses</strong> aerasi. Pertumbuhannyasangat cepat dan menimbulkan berbagaimasalah.Eceng gondok dapat dimanfaatkansebagai bahan pembuat kertas, dan apabiladi<strong>proses</strong> lebih lanjut bisa dibuat etanol.Proses <strong>delignifikasi</strong> ialah <strong>proses</strong>penghilangan lignin, <strong>pada</strong> <strong>proses</strong> <strong>delignifikasi</strong>ini ada berbagai cara antara lain <strong>proses</strong>mekanik, <strong>proses</strong> kraft, dan <strong>proses</strong> organosolv.Proses mekanik kurang diminati karenadianggap terlalu sulit dan memerlukan tenagayang banyak. Proses <strong>delignifikasi</strong> yang banyakdigunakan adalah <strong>proses</strong> kraft <strong>pada</strong>hal <strong>proses</strong>ini berdampak buruk bagi lingkungan karenabahan-bahan yang digunakan tidak ramahlingkungan. Sehingga perlu dikembangkansuatu <strong>proses</strong> <strong>delignifikasi</strong> denganmenggunakan <strong>proses</strong> organosolv yang mudahdan ramah lingkungan.Antaresti dkk (2004) telah meneliti <strong>proses</strong>pembuatan pulp dari ampas tebu dengan<strong>proses</strong> organosolv menggunakan <strong>larutan</strong><strong>pemasak</strong> asam asetat dan katalis asam sulfat.Proses ini menghasilkan kandungan αselulosa sebesar 83,93 % <strong>pada</strong> waktu<strong>pemasak</strong>an 45 menit dengan <strong>konsentrasi</strong>katalis 0,21M. Kirci dan Akgul (2002) telahmeneliti <strong>proses</strong> <strong>delignifikasi</strong> kepingan kayupoplar dengan menggunakan <strong>larutan</strong> etanolsebagai <strong>larutan</strong> <strong>pemasak</strong> dan asam sulfatsebagai katalis. Hasil terbaik yang diperolehmenggunakan etanol 40 % <strong>pada</strong> suhu 180 o Cdengan waktu 150 menit tanpa katalismenghasilkan α selulosa 95,8% dan kadarabu 0,14%. Slamet (1989) telah membuat pulpdari enceng gondok menggunakan <strong>larutan</strong>ekstrak abu 0,3N sebagai <strong>larutan</strong> <strong>pemasak</strong> dandiperoleh α selulosa 94,28 %.Dari penelitian awal yang telah dilakukan,<strong>pada</strong> <strong>proses</strong> <strong>delignifikasi</strong> dengan <strong>proses</strong>organosolv didapat hasil terbaik menggunakan1. Larutan <strong>pemasak</strong> etanol 40%, pH 2 danwaktu <strong>pemasak</strong>an 2 jam diperoleh hasil αselulosa 69,2 %.2. Larutan <strong>pemasak</strong> asam asetat 50%, pH 2dan waktu <strong>pemasak</strong>an 2 jam diperolehhasil α elulosa 50.4%.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui<strong>konsentrasi</strong> <strong>larutan</strong> <strong>pemasak</strong> etanol dan asamasetat menggunakan katalis asam sulfat, untukmendapatkan hasil selulosa yang maksimum<strong>pada</strong> <strong>delignifikasi</strong> eceng gondok dengan <strong>proses</strong>organosolv.TINJAUAN PUSTAKAEceng GondokEceng gondok termasuk dalam genusEichhornia, famili Pontederiaceae, kelasPengaruh Konsentrasi Larutan Pemasak <strong>pada</strong> Proses Delignifikasi Eceng Gondok denganProses Organosolv(Enny K. Artati, Ahmad Effendi, dan Tulus Haryanto)25


monocotyledonae dan divisi phanerogamae.Eceng gondok merupakan tanaman yang hidupmengapung di air dan kadang-kadang berakardalam tanah. Tingginya sekitar 0,4-0,8 meter.Tidak mempunyai batang, daunnya tunggal danberbentuk oval. Ujung dan pangkalnyameruncing, pangkal tangkai daunmenggelembung. Permukaan daunnya licin danberwarna hijau. Bunganya termasuk bungamajemuk berbentuk bulir, kelopaknyaberbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat danberwarna hitam. Buahnya kotak beruang tigadan berwarna hijau. Akarnya merupakan akarserabut. Komposisi enceng gondok dalam tanurkering dapat dilihat <strong>pada</strong> tabel 1Tabel 1 Komposisi Eceng Gondok dalam tanurkeringParameterKadar α SelulosaKadar LigninKadar AirKadar AbuKadar64%8%10%18%Tim teknik kimia UNDIP, 2004α SelulosaSelulosa merupakan penyusun utamakayu berupa polimer alami yang panjang danlinier terdiri dari residu β-D-glukosa yangdihubungkan oleh ikatan glikosida <strong>pada</strong> posisiC1 dan C4. selulosa mempunyai sifat antaralain berwarna putih, berserat, tidak larut dalamair dan pelarut organik serta mempunyai kuattarik yang tinggi. Dalam kondisi asam yang kuatdan <strong>konsentrasi</strong> alkohol yang berlebih, akanterjadi reaksi etherifikasi selulosa yaitu reaksiantara selulosa dengan alkohol membentukether.Reaksinya sebagai berikut :(Ullmann’s, 2004)LigninLignin merupakan bagian terbesar dariselulosa. Penyerapan sinar (warna) oleh pulpterutama berkaitan dengan komponenligninnya. Untuk mencapai derajat keputihanyang tinggi, lignin tersisa harus dihilangkan daripulp, dibebaskan dari gugus yang menyerapsinar kuat sesempurna mungkin. Lignin akanmengikat serat selulosa yang kecil menjadiserat-serat panjang. Lignin tidak akan larutdalam <strong>larutan</strong> asam tetapi mudah larut dalamalkali encer dan mudah diserang oleh zat-zatoksida lainnya.DelignifikasiAda beberapa metode untuk pembuatanpulp yang merupakan <strong>proses</strong> pemisahanselulosa dari senyawa pengikatnya, terutamalignin yaitu secara mekanis, semikimia dankimia. Pada <strong>proses</strong> secara kimia ada beberapacara tergantung dari <strong>larutan</strong> <strong>pemasak</strong> yangdigunakan, yaitu <strong>proses</strong> sulfit, <strong>proses</strong> sulfat,<strong>proses</strong> kraft dan lain-lain.Pembuatan pulp <strong>pada</strong> dasarnya dibagimenjadi dua yaitu :1. Pembuatan Pulp MekanikMerupakan <strong>proses</strong> penyerutan kayudimana kayu gelondong setelah dikulitidiserut dalam batu asah yang diberisemprotan air. Akibat <strong>proses</strong> ini banyakserat kayu yang rusak.2. Pembuatan Pulp Secara KimiaPembuatan pulp secara kimia adalah<strong>proses</strong> dimana lignin dihilangkan samasekali hingga serat-serat kayu mudahdilepaskan <strong>pada</strong> pembongkaran daribejana <strong>pemasak</strong> (digester) atau palingtidak setelah perlakuan mekanik lunaka. Pembuatan Pulp SulfitPulp sulfit rendemen tinggi dapatdihasilkan dengan <strong>proses</strong> sulfit bersifatasam, bisulfit atau sulfit bersifat basa.b. Pembuatan Pulp Sulfat(kraft)Proses ini menggunakan natrium sulfatyang direduksi didalam tungkupemulihan menjadi natrium sulfit, yangmerupakan bahan kimia kunci yangdibutuhkan untuk <strong>delignifikasi</strong>.c. Pembuatan Pulp SodaProses soda umumnya digunakanuntuk bahan baku dari limbahpertanian seperti merang, katebon,bagase serta kayu lunak.d. OrganosolvOrganosolv merupakan <strong>proses</strong> pulpingyang menggunakan bahan yang lebihmudah didegradasi seperti pelarutorganik. Pada <strong>proses</strong> ini, penguraianlignin terutama disebabkan olehpemutusan ikatan eter (Donough,1993). Beberapa senyawa organikyang dapat digunakan antara lain26E K U I L I B R I U M Vol. 8. No. 1. Januari 2009 : 25 – 28


adalah asam asetat, etanol danmetanol.Faktor-faktor yang mem<strong>pengaruh</strong>i <strong>proses</strong><strong>delignifikasi</strong> ini adalah:1. Waktu <strong>pemasak</strong>an2. Konsentrasi <strong>larutan</strong> <strong>pemasak</strong>3. Pencampuran bahan4. Perbandingan <strong>larutan</strong> <strong>pemasak</strong> denganbahan baku5. Ukuran bahan6. Suhu dan Tekanan7. Konsentrasi KatalisMETODE PENELITIANBahan yang digunakan:Eceng gondok, <strong>larutan</strong> etanol (60 – 90 %berat), dan <strong>larutan</strong> asam asetat (50 – 90 %berat)Alat yang digunakanmelakukan analisa α selulosa dan klaksonlignin. Percobaan ini diulangi untuk variasi jenis<strong>larutan</strong> <strong>pemasak</strong> (etanol dan asam asetat)dengan berbagai <strong>konsentrasi</strong>.HASIL DAN PEMBAHASAN1. Larutan <strong>pemasak</strong> etanolAnalisa90807060504030201000 20 40 60 80 100KonsentrasiAnalisa AlfaSellulosaAnalisa KlaksonLigninGambar 2 Grafik hub <strong>konsentrasi</strong> vsAnalisa α selullosa dan bil.permanganometriKeterangan :1. Motor pengaduk2. Klem3. Pengadukmerkuri4. Termometer5. Labu leher tiga6. Pemanas mantel7. Air pendinginkeluar8. Pendingin bola9. Statif10. Air pendinginmasukGambar 1 Rangkaian Alat DelignifikasiCara PenelitianPada penelitian ini mula-mula memasangrangkaian alat <strong>delignifikasi</strong>, memasukkan 150ml <strong>larutan</strong> <strong>pemasak</strong> dan 15 gram ecenggondok serta katalis asam sulfat dengan<strong>konsentrasi</strong> tertentu kedalam labu leher tigayang dilengkapi dengan pendingin balik danpengaduk merkuri, selanjutnya menghidupkanpemanas dan motor pengaduk secarabersamaan dengan kecepatan 900 rpm danwaktu <strong>pemasak</strong>an selama 2 jam.. KemudianBerdasarkan gambar 2 dapat dilihatbahwa dengan bertambahnya <strong>konsentrasi</strong>etanol maka nilai α selulosa naik kemudianmencapai nilai maksimum <strong>pada</strong> <strong>konsentrasi</strong>80% dan akhirnya turun <strong>pada</strong> <strong>konsentrasi</strong> 90%.Kenaikan tersebut karena lignin sebagaipengikat selulosa akan terpisah sehinggaα selulosa semakin besar sedangkan <strong>pada</strong>akhirnya turun karena, <strong>pada</strong> <strong>konsentrasi</strong> etanolyang terlalu tinggi dan juga kondisi keasamanyang kuat, akan terjadi reaksi etherifikasi antaraselulosa dengan etanol.2. Larutan <strong>pemasak</strong> asam asetat100908070Analisa 60504030201000 20 40 60 80 100KonsentrasiAnalisa AlfaSellulosaAnalisa KlaksonLigninGambar 3 Grafik hub <strong>konsentrasi</strong> vs analisaα selullosa, bil.permanganometri danklakson ligninBerdasarkan gambar 3 dapat dilihatbahwa dengan bertambahnya <strong>konsentrasi</strong>Pengaruh Konsentrasi Larutan Pemasak <strong>pada</strong> Proses Delignifikasi Eceng Gondok denganProses Organosolv(Enny K. Artati, Ahmad Effendi, dan Tulus Haryanto)27


asam asetat maka nilai α selulosa cenderungnaik dan mencapai nilai maksimum <strong>konsentrasi</strong>90%, kenaikan tersebut karena lignin sebagaipengikat selulosa akan terpisah sehingga<strong>konsentrasi</strong> α selulosa semakin besar. Biladibandingkan dengan gambar 2 dengan<strong>konsentrasi</strong> yang sama dari masing-masingpelarut dapat dilihat bahwa <strong>delignifikasi</strong>dengan pelarut etanol lebih bagus dari <strong>pada</strong>dengan asam asetat.KESIMPULAN1) Kondisi optimum <strong>proses</strong> organosolv untuk :a) Larutan <strong>pemasak</strong> etanol dengan katalisasam sulfat <strong>pada</strong> kisaran pH 2, waktu<strong>pemasak</strong>an 2 jam dan <strong>konsentrasi</strong> etanol60 – 90% mencapai kondisi optimum <strong>pada</strong><strong>konsentrasi</strong> etanol 80% diperoleh hasilα selulosa 81% dan klakson lignin 78,6%..b) Larutan <strong>pemasak</strong> asam asetat dengankatalis asam sulfat <strong>pada</strong> kisaran pH 2,waktu <strong>pemasak</strong>an 2 jam dan <strong>konsentrasi</strong>asam asetat 50 – 90% mencapai kondisioptimum <strong>pada</strong> <strong>konsentrasi</strong> 90% diperolehhasil α selulosa 75,2% dan klakson lignin89,3%.2) Hasil maksimun yang diperoleh <strong>pada</strong><strong>proses</strong> <strong>delignifikasi</strong> eceng gondok ini yaitumenggunakan <strong>larutan</strong> <strong>pemasak</strong> etanol <strong>pada</strong><strong>konsentrasi</strong> 80%, dengan katalis asam sulfat<strong>pada</strong> pH 2 dan waktu <strong>pemasak</strong>an selama 2jam.DAFTAR PUSTAKAFengel, D., 1995, ”Kimia Kayu Ultrastruktur danReaksi-Reaksi” UGM Press, YogyakartaFessenden, Ralph J dan Joan S Fessenden,1984, ”Kimia Organik”, Erlangga, JakartaGriffin, R.C., 1927, ”Technical Methode ofAnalyst”, Mc.Graw Hill, New YorkJames P. Casey, 1952, ”Pulp and Paper”, 2 nded, Interescience Publisher, New YorkSjostrom, E., 1995, ”Kimia Kayu”, (terjemahanDr.Harjono Saatrohanidjojo), Gajah MadaUniversity,YogyakartaTim Teknik Kimia UNDIP, 2004, ”PetunjukPraktikum Pulping and Bleaching”, UndipPress, SemarangTjiptosoepomo,G.,1994, ”Taksonomi Umum”,Rajawali Pers, JakartaUllmann,s, 2004,”Encyclopedia of IndustrialChemistry”, Wiley InterScience, NewYork.28E K U I L I B R I U M Vol. 8. No. 1. Januari 2009 : 25 – 28

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!