13.07.2015 Views

PELAKSANAAN PENYULUH AGAMA DALAM ... - Kemenag Sumsel

PELAKSANAAN PENYULUH AGAMA DALAM ... - Kemenag Sumsel

PELAKSANAAN PENYULUH AGAMA DALAM ... - Kemenag Sumsel

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>PELAKSANAAN</strong> <strong>PENYULUH</strong> <strong>AGAMA</strong> <strong>DALAM</strong> PENGEMBANGANMASYARAKAT ISLAM DI KOTA PALEMBANGOlehDrs. Kgs. H. M. Daud, M.Hi(Widyaiswara Madya BDK Palembang)ABSTRAKPenyuluh Agama Islam pelaksanaan tugasnya dalam pengembanganmasyarakat Islam di bidang keagamaan, sosial dan ekonomi. Indikasinya tampakpada aktivitas pengembangan masyarakat, yang meliputi jadwal, materi, metodedan banyaknya jumlah kehadiran para jama’ah sebagai kelompok sasaranpenyuluh. Pola pengembangan masyarakat Islam dilakukan dengan tahapan.A. PENDAHULUANAktivitas penyuluhan agama dalam perkembangannya ternyata sudahbanyak dilakukan organisasi dan kelembagaan da’wah, bahkan pembinaankelembagaan penyuluh agama juga sudah menjadi kebijakan pembangunan agamayang dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan oleh masyarakat maupunpemerintah, namun sejalan dengan dinamika sosial dan kultural sebagai dampakpembangunan maka dalam pembinaan kehidupan keagamaan dibutuhkan kajiantentang da’wah secara luas dan mendalam. Penelitian ini membahas pelaksanaanpenyuluh agama dalam pengembangan masyarakat Islam, terutama yang terkaitdengan perubahan perilaku keagamaan masyarakat, seperti pada adanyapemberdayaan masyarakat bidang rohaniah, intelektual dan aktivitas ekonomi,sebab pengamatan lapangan menunjukkan penyuluh agama melaksanakan tugasdalam pengembangan masyarakat pada bidang-bidang tersebut.B. <strong>PELAKSANAAN</strong> <strong>PENYULUH</strong> <strong>AGAMA</strong>Sesuai persoalan yang diteliti, perlu dipahami lebih dahulu istilahpenyuluh agama, yang lebih dikenal masyarakat. Sejak disosialisasikan padatahun 1985, yang didasarkan pada adanya “Keputusan Menteri Agama Nomor 791Tahun 1985, tentang Honorarium bagi Penyuluh Agama. Secara administratifistilah penyuluh agama dipergunakan untuk menggantikan istilah Guru Agama1


Honorer (GAH) yang dipakai sebelumnya di lingkungan Kedinasan KementerianAgama. Kemudian dalam perkembangan penyuluh agama ada yang ditokohkanoleh masyarakat bukan saja karena menunjukkan atau pemilihan dan diangkatoleh suatu keputusan pemerintah.Beban tugas penyuluh agama dalam masa pembangunan dewasa ini,dituntut agar mampu menyebarkan segala aspek pembangunan melalui pintuagama agar penyuluhan dapat berhasil, maka seorang penyuluh agama harus dapatmemahami materi da’wah, menguasai betul metode dakwah dan teknikpenyuluhan, sehingga diharapkan seorang penyuluh agama dapat mencapai tujuanda’wah yaitu dapat mengubah masyarakat sasaran kearah kehidupan yang lebihbaik dan sejahtera lahir maupun batin. Wajar kiranya penyuluh agama diharapkandapat berperan pula sebagai motivator pembangunan. Tugas penyuluh agamasangat penting karena pembangunan tidak semata-mata membangun manusia dariaspek lahiriah dan jasmani saja, melainkan juga membimbing dan membangunaspek rohaniah, mental spiritualnya yang dilaksanakan secara simultan.Pelaksanaan bimbingan keagamaan yang dilakukan penyuluh agamakemudian berkembang tidak hanya di lingkungan masyarakat pada umumnya,tetapi meliputi kelompok-kelompok dalam masyarakat seperti karyawanpemerintah dan swasta keluarga ABRI, lembaga sosial, lembaga pemasyarakatan,dan kelompok masyarakat lainnya.Dengan perkembangan tersebut para penyuluh agama yang melaksanakanbimbingan tidak hanya para pemuka agama saja melainkan juga para petugas dankaryawan Kementerian Agama, khusus bidang pendidikan agama padamasyarakat dan pemberdayaan masjid (penamas). Materi yang disampaikan dalamkegiatan penyuluhan pada dasarnya mengenai materi agama, pesan-pesan moraldan etika sebagai bidang rohaniah dan intelektual, tetapi juga bidang ekonomi.Selain itu program-program pemerintah, khususnya program pembangunan yangperlu dilaksanakan beberapa kelompok masyarakat. Sehingga perlu dikajipelaksanaan penyuluh agama, yang diduga memiliki banyak peranan dimasyarakat, sehingga dapat diketahui seberapa besar potensi yang dimilikipenyuluh agama dalam pengembangan masyarakat islam.2


Dalam pelaksanaan penyuluhan untuk pengembangan masyarakat dapatdilakukan melalui beberapa tahapan :1. Tahapan takwin berarti pembentukan masyarakat islam, yang kegiatannyada’wah bil lisan sebagai ikhtiar sosialisasi aqidah, ukhuwah islamiah,ta’awwun dan sholat.2. Tanzim yaitu tahap pembinaan dan penataan masyarakat. Pada fase iniinternalisasi dan eksternalisasi muncul dalam bentuk insitusionalisasi islamsecara komprehensip dalam realitas sosial. Tahapan ini dimulai dari hijrahnabi Muhammad ke Madinah, yang dimulai dari pemahaman karakteristiksosial masyarakat.3. Taudi yaitu keterlepasan dan kemandirian dimana umat siap menjadimasyarakat mandiri atau yang disebut orang dengan istilah masyarakatmadani. Pada masa ini umat menjadi mandiri, terutama secara manajerial,pada fase ini seharusnya problem agama, agama harus dipahami sebagaiwacana keberdayaan` karena bagaimanapun wahyu tuhan akan berubahmenjadi masalah kebudayaan, begitu disentuh oleh manusia.Sekiranya tiga tahap itu dapat dilalui dengan baik, dapat tercipta suatumasyarakat yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi dan siapmenghadapi era globalisasi. Sehingga wacana tentang masyarakat madani dapatterwujud. Berdasarkan pada teori dan dasar pemikiran itu, muncul beberapapersoalan yang perlu dikaji, sampai saat ini keberadaan penyuluh agama baikyang fungsional pegawai negeri sipil, dan penyuluh agama (pegawai tatap atauhonorer yang ditokohkan masyarakat) jumlah masih belum memadaidibandingkan luas wilayah sasaran penyuluh agama, khususnya di kotaPalembang. Sebab orientasi lapangan diperoleh gambaran bahwa pemberdyaankelompok sosial yang menjadi sasaran binaan penyuluh agama dapatmeningkatkan aktivitas keagamaan, sosial dan ekonomi yang benar-benar berdayaguna di masyarakat.Dalam kerangka menjelaskan lokasi penelitian perlu digambarkan, bahwasecara geografis Kota Palembang yang meliputi 14 Kecamatan Tahun 2011.Selanjutnya diperoleh data penyuluh agama untuk Kota Palembang PropinsiSumatera Selatan sebagai berikut :3


No Kecamatan Muda Madya Jumlah1234567891011121314Ilir Timur IIlir Timur IIIlir Barat IIlir Barat IIBukit KecilSukaramiKemuningKalidoniGandusSakoSeberang Ulu IKertapatiSeberang Ulu IIPlaju111314910181410510161462259926226233316131823181224161211121917918Jumlah 152 70 222Sumber : Data Kantor Kementerian Agama Kota Palembang Tahun 2011Data penyuluh agama itu menunjukkan keadaan tenaga penyuluh yangbelum merata di seluruh tingkat kecamatan di Kota Palembang. Diperolehkejelasan, pengadaan tenaga penyuluh agama belum terpenuhi secara profesional.Berdasarkan pengamatan diduga terdapat kendala dalam pengembanganmasyarakat Islam, yaitu adanya hubungan positif antara aktivitas penyuluh agamadan pengurus kelembagaan agama dengan program pengembangan masyarakatberdasarkan kesepakatan bersama. Sebab penyuluh agama bertugas sebagaipemberi arah dan motivator dalam pencapaian tujuan pengembangan masyarakat.Sementara itu terdapat hubungan negatif antara kurangnya wawasan danpengelolaan penyuluh agama dalam melaksanakan tugas dan fungsipengembangan masyarakat, khususnya di bidang rohaniah, intelektual, danekonomi umat. Sekiranya kelembagaan agama berfungsi sebagai organisasi yangberbentuk. Jelas terdapat hubungan positif antara aktivitas penyuluh agamadengan kelembagaan agama dengan pengembangan masyarakat Islam. Sebab4


aktivitas penyuluh agama dapat berfungsi sebagai pemberi arah dalam pencapaiantujuan pengembangan masyarakat tersebut. Artinya dapat saja penyuluh agamamasih kurang pengetahuan, kemampuan dan pengalaman dalam melaksanakantugas dan fungsi pengembangan masyarakat khususnya di Kota Palembang.Jika sekiranya penyuluh agama dapat dikoordinasikan, misalnya dalambentuk forum komunikasi penyuluh agama palembang, yang bekerja bersama dansecara formal saling terkait dalam rangka pencapaian tujuan pengembanganmasyarakat secara fungsional dengan pola kemitraan, yang tentu saja didalamnyaterdapat struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antarasekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja sama. Dalam pandanganyang sama, jika kelembagaan agama sebagai organisasi itu merupakan suatuhubungan interaksi antara penyuluh agama dengan para da’I yang bekerjasamauntuk mencapai tujuan pengembangan masyarakat dan terkait dalam suatuperaturan yang berlaku dan ketentuan yang telah disetujui bersama. Jelas, faktorkendala dan tantangan yang dihadapi penyuluh agama dalam pengembanganmasyarakat Islam dapat diatasi secara profesional.Berdasarkan orientasi lapangan, ternyata masih banyak penyuluh agamayang tidak memiliki kompetensi bidang ilmu pengembangan masyarakat Islam,termasuk juga kemampuan teknis mereka bidang pemberdayaan masyarakat dariaspek rohaniah, intelektual dan ekonomi umat. Sebab pemahaman danpengetahuan tentang teori, konsep dan strategi pengembangan masyarakat,kemampuan dan pengalaman penyuluh agama merupakan fungsi utama dalampencapaian tujuan pengembangan masyarakat untuk memberdayakan umatberagama. Dengan kata lain, sulit bagi penyuluh agama melaksanakan tugaspengembangan masyarakat, jika penyuluhan bukan dilaksanakan oleh ahlinya.Selain itu juga masih ada sekelompok penyuluh agama yang melakukantugas pengembangan masyarakat tidak didasarkan pada keterbukaan, komunikasi,kerjasama, toleransi, pembagian tugas, pemberian dukungan dan penghargaanserta komitmen kelompok dikelembagaan agama sebagai organisasi demikeagamaan. Sehingga suasana atau keadaan yang diciptakan untuk mendukungpelaksanaan tugas penyuluh agama dalam beraktivitas sebagai prosespembelajaran di kelembagaan agama tidak dapat terlaksana secara baik dan benar.5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!