13.07.2015 Views

PANTANG DALAM BAHASA MINANGKABAU - Jabatan Bahasa dan ...

PANTANG DALAM BAHASA MINANGKABAU - Jabatan Bahasa dan ...

PANTANG DALAM BAHASA MINANGKABAU - Jabatan Bahasa dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tata nilai <strong>dan</strong> interpretasi masyarakat ternyata telah memunculkan bermacanpantang, yang akan diuraikan pada analisis berikut:3.1 Pantang karena Sopan SantunPantang yang berhubungan dengan sopan santun adalah kata-kata yangapabila diucapkan melanggar nilai-nilai tatakrama sesuai dengan adat kebiasaanyang telah menjadi kovensi masyarakat.(2) Ndak buliah manyalo urang nan sa<strong>dan</strong>g mangecek.„Tidak boleh menyela orang yang se<strong>dan</strong>g bicara‟.Pada ujaran (2), seseorang yang se<strong>dan</strong>g bicara maka yang lain harusmendengarkan apa yang se<strong>dan</strong>g dibicarakan oleh si penutur <strong>dan</strong> lawan tutur tidakboleh memotong pembicaraan penutur karena dianggap tidak sopan. Hal ini identikdengan budaya demokrasi terlihat dalam pasambahan.(3) Jan mamberangan anak atau eboh di dapua katiko tamu sa<strong>dan</strong>gdirumah.„Jangan memarahi anak atau rebut di dapur ketika tamu di rumah‟Dalam ujaran (3) juga berkaitan dengan etika seorang tuan rumah. Apabilaseorang tamu yang se<strong>dan</strong>g berkunjung <strong>dan</strong> tuan rumah memarahi anaknya, makatamu akan berasumsi ia tidak diterima dirumah itu karena kata-kata kasar yang tuanrumah ucapkan kepada anaknya diarahkan juga kepada mereka. Begitu jugadengan keributan yang terjadi di dapur seperti bunyi wajan jatuh juga akan melukaiperasaan mereka. Begitu pula dengan binatang peliharaan, tuan rumah jangansekali-kali mengusir binatang tersebut. Ini identik dengan budaya Minangkabaumanusia tahan kias, kerbau tahan palu <strong>dan</strong> pukul anak sindir menantu yangmempunyai peranan sangat penting. Pribahasa pertama mengatakan bahwamanusia harus memahami kias, se<strong>dan</strong>gkan yang kedua mengatakan bahwa kepadamenantu yang disegani digunakan kata sindiran.3.2 Pantang atas Nama <strong>dan</strong> Anggota TubuhDi antara nama-nama anggota tubuh, terdapat beberapa bagian yangdianggap pantang untuk diucapkan secara langsung. Di dalam bahasa Minangkabauternyata anggota tubuh yang pantang tersebut dihindari disebut secara langsung.Yang dapat dilihat pada data berikut ini.Kata (4) pantek „alat kelamin perempuan‟ sangat pantang untuk diucapkan.Kata ameh „emas‟ dipilih sebagai eufimisme istilah tersebut. Hal ini hanya berlakupada konteks tertentu saja. Jika konteks kalimat berbeda, bentuk pengganti di atastentunya akan mengacu pada referensi yang lain pula. Misalnya harago amehmalambuang tinggi karano harago dolar naiak, ‘Harga emas melambung tinggikarena harga dolar naik‟ maka kata ameh tidak lagi mengacu pada kelaminperempuan.Demikian juga pada kata (5) kalempong diganti dengan istilah buruang.Kedua istilah ini mengacu pada pelir. Hal ini juga mengacu pada konteks tertentusaja, apabila konteks kalimat berbeda maka istilah buruang „burung‟ tidak lagimengacu pada pelir.Kata (6) isok merupakan pengganti kata payudara perempuan. Makna kataisok hanya mengacu pada konteks tertentu saja, jika konteks berbeda makamaknanya pun akan berbeda. Misalnya, “isoklah rokok ko dulu, jan bagageh banapai „isaplah rokok ini dahulu, jangan bergegas pergi”. Dari contoh tersebut dapatdiketahui bahwa makna kata isok tidak lagi mengacu pada payudara tapi maknakata lain.3.3 Pantang atas Nama Orang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!