Bab I - USUpress - Universitas Sumatera Utara
Bab I - USUpress - Universitas Sumatera Utara
Bab I - USUpress - Universitas Sumatera Utara
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Bab</strong> 1. Pendahuluanhadir pada adegan Limbukan (Cangik dan Limbuk) serta Gara-gara(prepat punakawan). Belakangan juga dalam adegan Kusumayudha(Perang Kembang), dengan iringan Ayak-ayakan Kemudha LarasPelog Pathet Enem.Kelir. Wayang Golek dan Wayang Klithik tidakmenggunakan kelir. Kelir adalah layar lebar yang digunakan padapertunjukan wayang kulit. Pada rumah Joglo, kelir di pasang padabagian ‘pringgitan’. Bagian ini merupakan bagian peralihan daripada ranah publik, pendopo dengan ranah privat, ndalem ataunggandok. Oleh karena itu penonton wayang kulit yang tergolongkeluarga, pada umumnya nonton di bagian dalam ndalem, yangsering dianggep nonton mburi kelir. Nonton di belakang kelir inimemang benar-benar „wewayangan’, atau bayang-bayang. Lihatbuku „Aspek Kebudayaan Jawa Dalam Pola Arsitektur BangunanDomestik dan Publik’ (Subanindyo, 2010). Dari sinilah pengaruhblencong yang seolah-olah „menghidupkan‟ wayang akan dapatterlihat (lihat: Blencong). Penonton juga tidak terganggu olehadanya gamelan. Bagi penonton publik, mereka menonton didepankelir, sehingga selain dapat melihat keindahan dari pada peragawayang itu sendiri, oleh karena tatah dan sungging-nya, berikutsimpingannya, juga dapat menyaksikan deretan pesinden atauwaranggana manakala ada. Sayang, menyaksikan dari sisi ini selaintak dapat menyaksikan pengaruh blencong, dimana wayang seolaholahmenjadi hidup, juga terkadang terhalang oleh gamelan,terutama gayor untuk kempul dan gong.Debog (simpingan). Untuk menancapkan wayang, baik yangdimainkan maupun yang yang dipamerkan (display), digunakan‘debog’, yaitu batang pisang. Tak heran, sebagaimana pernahdiceritakan oleh Pandam Guritno, ketika melanglang buanamenampilkan wayang kulit, salah satu kesulitan utama pertunjukandi Eropa dan Amerika adalah ketiadaan batang pisang (debog)tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan itu, di Eropa atau Amerika,peran debog sering diganti dengan karet busa. Barang tentu untuk„menancapkan‟ wayang yang di-display juga ada aturan-aturantertentu. Mana wayang yang harus ada disebelah kanan ki dalang,mana pula yang harus berada disebelah kirinya. Tugas‘menyimping’ ini sesungguhnya tidak terbatas hanya memasangwayang yang harus di-display, akan tetapi juga mempersiapkan12