Anatomi Ruminansia.pdf

Pondasi Dasar 

Anatomi Ruminansia 

Ismundiono, Shilvia Mukhti, Tia Sundari 

2

Kontributror 

Pengarang : 

Ismundiono 

Shilvia Mukhti 

Tia Sundari 

Desain Cover : 

Nur Jauharah Fitriani 

Layout : 

Ismundiono 

Penerbit : 

La-Nina 2015 

Note 

“Pengetahuan adalah satu-satunya hal di dunia ini yang 

semakin banyak bila dibagi.” 

3

Kata Pengantar 

Sebelumnya terimakasih karena menyempatkan 

membaca ini. Lebih dari 90% pembaca cenderung akan 

melewatkan kata pengantar dan langsung membaca isinya. 

Memang sih, tak ada yang menganggap kata pengantar 

menarik. Aku pun setuju itu. 

Harus kami akui, buku ini tidak disusun untuk 

membuat Anda menjadi master anatomi. Dan tidak ada 

satu buku pun yang bisa. Setiap manusia itu unik dan kami 

tidak bisa menyusun buku yang sesuai untuk setiap orang. 

Satu-satunya yang bisa membuat Anda menjadi master 

adalah yang Anda lakukan. Bila Anda master Anda tak 

butuh buku ini, atau mungkin Anda akan membuatnya 

sendiri. 

Buku ini hanya kumpulan dari apa yang kami 

pelajari. Meski anatomi ilmu yang mati, tapi hal baru akan 

tetap diperlukan. Sepuluh atau beberapa tahun lagi isi 

buku ini tak akan sebaik buku-buku baru. Terimakasih 

telah menyempatkan membaca kata pengantar. Mohon 

maaf apabila ada kekurangan. Apabila Anda ingin 

memberi kritik atau saran Anda dapat menghubungi 

penulis. Akhir kata, selamat belajar. 

4

Daftar Isi 

Cover ..................................................................... 1 

Kontributor ............................................................ 2 

Kata Pengantar ...................................................... 3 

Daftar Isi ................................................................ 4 

Pendahuluan .......................................................... 5 

Osteology .............................................................. 12 

Syndesmology ....................................................... 47 

Myologi ................................................................. 58 

Biomekanika .......................................................... 104 

Sistem Cardiovasculer ........................................... 108 

Sistem Nervus ....................................................... 125 

Sistem Respirasi .................................................... 144 

Sistem Digesti ....................................................... 150 

Sistem Urinaria ...................................................... 160 

Sistem Genitalia .................................................... 163 

5

PENDAHULUAN 

Secara sederhana anatomi dapat diartikan sebagai 

cabang ilmu yang mempelajari tentang struktur dan bentuk 

organisme. Studi anatomi juga mencakup warna, posisi 

berbagai organ, tekstur hingga kondisi normal jaringan. 

Untuk seorang dokter hewan fungsi dari mempelajari 

anatomi diantaranya : 

1. Memberi gambaran kondisi normal berbagai organ 

dan jaringan. 

2. Membantu memahami fungsi setiap jaringan dan 

organ serta bagaimana koordinasi, fungsi dan korelasi 

setiap organ. 

3. Dengan mengetahui kondisi normal, perubahan 

patologis dapat dikenali dan mempermudah diagnosa. 

4. Membantu menentukan tindakan medis yang tepat 

seperti injeksi dan bedah. 

Dalam buku ini kita akan mempelajari anatomi 

pada ruminan, yang meliputi osteologi axial, osteologi 

apendicular, syndesmology, myology, angiology, 

neurology dan anatomi sistem organ. 

Anatomi mempelajari struktur dan bentuk, 

sehingga untuk mempermudah pemahaman, penamaan 

dalam anatomi didasarkan pada bentuk, warna, struktur, 

posisi dan berbagai kondisi anatomis lainnya. Beberapa 

istilah yang umum digunakan dalam anatomi diantaranya: 

6

Istilah pada tubuh 

Dorsal : Mengarah ke punggung 

Ventral : Mengarah ke perut 

Medial : Mengarah ke median 

Lateral : Menjauhi median 

Cranial : Mengarah ke kepala 

Caudal : Mengarah ke ekor 

Anal : Menuju anus 

Rostral : Mengarah ke hidung 

Oral : Mengarah ke mulut 

Apical : Mengarah ke puncak 

Nuchal : Mengarah ke tengkuk 

Proximal : Mengarah ke tubuh 

Distal : Menjauhi tubuh 

Istilah dalam anggota gerak 

Palmar : Sisi belakang kaki depan 

Plantar : Sisi belakang kaki belakang 

Ulnar : Sisi luar kaki depan 

Radial : Sisi dalam kaki depan 

Fibular : Sisi luar kaki belakang 

Tibial : Sisi dalam kaki belakang 

Istilah pada bidang potong tubuh 

 

 

 

Median : Bidang yang membagi tubuh menjadi dua 

bagian simetris 

Sagittal : Bidang yang sejajar dengan median, tetapi 

di luar median 

Longitudinal : Bidang yang sejajar dengan median, 

tetapi di luar median 

7

Transversal : Bidang yang tegak lurus median, tegak 

lurus poros tubuh 

Horizontal : Bidang yang tegak lurus median, sejajar 

poros tubuh 

Oblique : Bidang yang menyilang atau miring 

Istilah arah 

Gambar 1.1 Bidang tubuh (Cochran, 2011) 

Dexter : Kanan 

Sinister : Kiri 

Externus : Sebelah luar 

Internus : Sebelah dalam 

Profundus : Menjauhi permukaan 

Superfisialis : Mendekati permukaan, luar 

Transversus : Melintang, memotong poros 

Longitudinal : Memanjang, sejajar poros 

Ecto : Lapisan luar 

8

Meso : Lapisan tengah 

Endo : Lapisan dalam, di dalam 

Epi : Di atas, menutupi 

Peri : Di sekeiling, di sekitar 

Dia : Pemisah 

Hypo : Di bawah 

Hyper : Di atas 

Basis : Dasar, alas, bawah 

Apex : Puncak, atas 

Margo : Tepi 

Istilah sifat 

Magnus : Besar 

Brevis : Kecil 

Major / Majus : Besar 

Minor / Minus : Kecil 

Alba : Putih 

Nigra : Hitam 

Flava : Kuning 

Rubra : Merah 

Lutea : Kuning 

Grisea : Abu-abu 

Chloros : Hijau 

Dorrum : Keras 

Serra : Kasar 

Molle : Lunak 

Supra : Lebih atas 

Infra : Lebih bawah 

9

Istilah dalam bentukan 

Facies : Permukaan 

Facialis : Termasuk permukaan 

Fascia : Lembaran 

Fovea : Cekungan 

Foramen : Lubang 

Linea : Garis 

Sulcus : Alur, Lekuk 

Canalis : Saluran 

Cavum : Rongga 

Caput : Kepala 

Collum : Leher 

Corpus : Tubuh 

Condylus : Benjol sendi 

Spina : Duri 

Crista : Tepian tajam 

Sinus : Rongga kecil 

Processus : Taju 

Fissura : Celah, sobekan 

Incissura : Irisan 

Spatium : Celah 

Istilah dalam posisi 

Dorsal recumbency : Rebah dengan dorsal 

menempel alas 

Ventral recumbency : Rebah dengan ventral 

menempel alas 

Lateral recumbency : Rebah dengan sisi lateral 

menempel alas 

10

Istilah dalam gerak 

Flexi : Memperkecil sudut sendi 

Ekstensi : Memperbesar sudut sendi 

Adduksi : Mendekati median 

Abduksi : Menjauhi median 

Rotasi : Gerakan memutar 

Origo : Titik melekatnya musculus yang 

tidak bergerak saat terjadi kontraksi 

Insertio : Titik melekatnya musculus yang 

bergerak saat terjadi kontraksi 

Gambar 1.2 Flexi dan Ekstensi (Cochran, 2011) 

11

Gambar 1.3 Abduksi dan Adduksi (Cochran, 2011) 

12

OSTEOLOGY 

Pendahuluan 

Osteologi merupakan ilmu yang mempelajari 

tentang pertulangan (osteo). Secara umum dibedakan ke 

dalam kelompok tulang axial (kepala dan tubuh), 

apendicular (anggota gerak) dan viseral (pada organ atau 

jaringan, misal os cordis dan os penis). Fungsi tulang 

diantaranya : 

Memberi bentuk dasar organisme. 

Melindungi organ. 

Alat gerak pasif. 

Tempat pembentukan eritrosit 

Meneruskan impuls (misal pada telinga) 

Secara umum tulang terbagi ke dalam lima 

kelompok, yaitu : 

1. Ossa Longa / Tulang Panjang 

Secara umum tersusun dari caput, colum, corpus dan 

condylus. Berfungsi sebagai pengungkit dan 

penggerak pasif. Contoh : tulang lengan (Os humerus) 

2. Ossa Brevia / Tulang Pendek 

Secara umum berbentuk kuboid, berfungsi meredam 

benturan, Contoh : carpal dan tarsal 

3. Ossa Plana/ Tulang Pipih 

Berbentuk pipih, tipis dan meluas. Berfungsi sebagai 

pelindung organ vital. Contoh : os frontal 

13

4. Ossa Ireguler 

Berbentuk tidak teratur, fungsi utama untuk 

melindungi organ dan tempat melekat otot. Contoh : 

vertebrae 

5. Ossa Sessamoidea 

Berbentuk menyerupai biji dan berfungsi untuk 

mengurangi gesekan tendon atau merubah arah 

tendon. Contoh : patela 

14

Gambar 2.1 Osteologi Sapi (Budras, 2003) 

15

Ossa Axial 

Kelompok tulang axial tersusun atas tulang 

penyusun kepala dan wajah (craniofacialis) dan penyusun 

badan (ossa vertebrae, sternum dan costae). 

Craniofacialis 

Terdiri atas pembentuk wajah (ossa faciei) dan 

pembentuk tengkorak (ossa cranii) 

Tersusun atas ossa plana dan ossa ireguler. 

Ossa cranii terdiri dari occipitale, sphenoidale, 

ethmoidale, frontale, temporale, parietale dan 

interparietale. 

Ossa faciei terdiri atas vomer, hyoid, maxilla, 

premaxilla (incisiva), palatina, pterygoideus, nasal, 

lacrimal, malare (zygomaticus), turbinatum (conchae) 

dan mandibula 

Untuk mempermudah memahami bentuk dari 

craniofacialis ruminan kita akan membaginya ke dalam 

beberapa bagian: 

1. Facies Occipitale / Nuchal 

- Terdiri atas os occipitale. 

- Sisi nucal (pars squamosa) halus dan sedikit 

bentukan dan terdapat crista nuchae yang pada 

permukaan ventralnya melekat musculus semi 

spinalis capitis. 

- Sisi lateral (pars lateralis) terdapat banyak 

mentukan, berfungsi sebagai tempat keluar nervus 

(foramen magnum,tempat keluarnya medula 

spinalis dan foramen hypoglossus, tempat keluar 

16

nervus hypoglossus), pertautan sendi (condylus 

occipitale) dan pelekatan musculus yang 

menghubungkan kepala-leher (processus 

jugularis) 

- Sisi ventral (pars basilaris) merupakan dinding 

ventral cavum crani dan terdapat tuberkulum 

muscularis, tempat melekatnya musculus yang 

menghubungkan kepala-leher. 

2. Facies Dorsal 

- Terdiri atas os interparietale, parietale, frontal, 

nasal dan incisivus. 

- Sisi dorsal rata, sedikit bentukan. Pada dorsal os 

frontal terdapat foramen supraorbita, tempat 

lewatnya arteri dan vena supraorbita. 

- Sisi lateral os frontal terdapat tanduk (processus 

cornualis) dan pembentuk dinding cavum nasi 

(processus zygomaticus os frontal). 

- Os nasal dan incicivus merupakan penyusun 

dinding cavum nasi sekaligus pembentuk lubang 

hidung (apertura naso cranialis) 

3. Facies Lateral 

- Dapat dikelompokkan ke dalam regio cranial, 

regio orbital dan regio maxilla 

- Regio cranial berfungsi melindungi cavum crani 

- Bentukan pada regio cranial dari dorsal rata, 

semakin ke ventral semakin banyak bentukan 

tempat melekatnya muskulus penghubung kepalaleher. 

Bentukan dari dorsal ke ventral meliputi 

fossa temporal, arcus zygomaticus, meatus 

acousticus eksternus dan processus mastoideus. 

17

- Regio orbital berdungsi melindungi cavum orbita. 

Dinding medial cavum orbita halus, disusun oleh 

os frontal, lakrimal dan spenoideus, disini terdapat 

lubang tempat keluarnya nervus (foramen 

ethmoidal, foramen opticus, foramen ovale dan 

foramen orbitorotendum). Dinding dibentuk oleh 

os frontal sementara dinding lventral dibentuk 

arcus zygomaticus. 

- Regio maxillaris merupakan kelompok pembentuk 

pipi. Regio ini ditempati os maxillaris yang secara 

umum memiliki permukaan yang rata dengan dua 

tonjolan (crista facialis dan tuberculum facialis). 

4. Facies Ventral 

- Pada facies ventral terdapat lubang tempat 

keluarnya nervus (foramen magnum) serta saluran 

respirasi (choane). 

5. Mandibula 

- Tulang terbesar pada craniofacialis, tersusun atas 

dua tulang (dexter et sinister) dan terbagi ke dalam 

corpus dan ramus. Pada mandibula terdapat 

foramen mandibula dan foramen mentale. 

6. Aparatus Hyoid 

- Terletak diantara ramus mandibula, tersusun dari 6 

tulang: basihyoid, thyrohyoid, ceratohyoid, 

epihyoid, stylohyoid dan temphanohyoid. 

18

Gambar 2.2 Craniofacialis Sapi Tanpa Mandibula 

(Budras, 2003) 

19

Gambar 2.3 Craniofacialis Facialis Medial dan Mandibula (Budras, 2003) 

20

severe accident capable of rupturing or bypassing the containment prior to effective 

evacuation of the EPZ is so low in most cases as to be below regulatory concern. 26 

(c) “Deliberate accidents” 

It is true that a spontaneous occurrence of the multiple system failures necessary to cause 

a severe accident and large radiological release is typically a very improbable event. 

However, if one considers the possibility of sabotage or “deliberate” accidents, the low - 

probability argument that NRC uses to justify the continued operation of nuclear plants 

completely breaks down. Terrorists with basic and readily available knowledge of how 

nuclear plants operate can design their attack to maximize the chance of achieving a core 

melt and large radiological release. With modest inside assistance, as contemplated by 

NRC in its regulations and practices, saboteurs would be able to identify a plant-specific 

set of components known as a “target set.” If all elements of a target set are disabled or 

destroyed, significant core damage would result. Thus, by deliberately disrupting all 

redundant safety systems, saboteurs can cause a severe event that would have had only a 

very low probability of occurrence if left to chance. 

The likelihood of a successful attack is enhanced for plants with “co mmon-cause” failure 

modes. A common-cause failure is a single event that can lead to the failure of multiple 

redundant systems. For example, if the diesel fuel supplied to a nuclear plant with two 

independent emergency diesel generators from the same distributor is impure, then both 

generators may fail to start for the same reason if off-site power is lost and emergency 

power is needed. This would result in a station blackout, one of the most serious 

challenges to pressurized-water reactors like Indian Point. While some common-cause 

failure modes can be corrected, others are intrinsic to the design of currently operating 

nuclear plants. Common-cause failure modes make the saboteurs’ job easier, as fewer 

targets would have to be disabled to achieve the desired goal. 

In addition to causing a core meltdown, terrorists also have the means to ensure that the 

radioactive materials released from the melting fuel can escape into the environment by 

breaching, severely weakening or bypassing the containment. 27 Finally, saboteurs can 

maximize the harm caused by a radiological release by staging their attack when the 

meteorological conditions favor a significant dispersal over densely populated areas, and 

even interfering with the execution of emergency plans. 

NRC has formally maintained for at least two decades that it does not make sense to 

assign probabilities to terrorist attacks. In a 2002 memorandum, NRC stated that 28 

“the horrors of September 11 notwithstanding, it remains true that the likelihood 

of a terrorist attack being directed at a particular nuclear facility is not 

26 There have been situations where NRC concluded that “adequate protection” was not met at certain 

nuclear plants and required additional safety measures. However, such instances are rare. 

27 We have decided not to describe such means in greater detail, although we have little doubt that terrorists 

are already familiar with them. 

28 US NRC, Memorandum and Order, CLI-02-025, December 18, 2002, p. 17. 

21

(63) Proc Zygomaticus 

(64) Proc Palatina 

(65) Proc Alveolar 

XII Os Incisivus 

(66) Corpus 

(67) Proc Alveolar 

(68) Proc Palatina 

(69) Proc Nasalis 

XIII Os Palatina 

(70) Lamina Prependicular 

(71) Lamina Horizontale 

XIV Os pterygaideus 

(72) Hamulus 

XV Os Vomer 

XVI Conchae Nasal Ventral 

XVII Os Mandibula 

Canalis Mandibula 

(74) Foramen Mandibula 

(75) Foramen Mentale 

(76) Corpus Mandibula 

(J) Diastema 

(77) Margo Ventral 

(77’) Incissura Vasorum 

(78) Margo Alveolar 

(79) Sulcus Mylohyoideus 

(80) Ramus Mandibula 

(81) Angulus Mandibula 

(83) Fossa Masseterica 

(84) Fossa Pterygoideus 

(85) Proc Condylaris 

(86) Caput Mandibula 

(87) Collum Mandibula 

(88) Sulcus Mandibulla 

(89) Proc Coronoideus 

Gambar 2.3 Aparatus Hyoid (Budras, 2003) 

22

Collumna Vertebrae 

Tersusun atas vertebrae cervicalis (7 os), thoracalis 

(13 os), lumbalis (6-7 os), sacralis (4 os) dan coccygea 

(16-18 os). 

Seluruh os vertebrae adalah ossa irreguler. 

Secara umum terdiri atas corpus, archus dan foramen 

vertebra (tempat medula spinalis). 

Secara umum terdapat proc. Spinosus, proc 

Articularis dan proc. Transversus. 

Vertebrae Cervicalis (VC) 

Terdiri atas 7 ossa vertebrae 

Os VC pertama disebut atlas dengan proc. Spinosus 

hanya berupa tuberculum, proc transversus 

membentuk alae, proc articularis membentuk fovea 

dan tidak terdapat caput vertebrae. 

Os VC kedua disebut axis dengan caput membentuk 

processus / dens. 

Os VC III, IV dan V memiliki seluruh bentukan 

umum vertebrae. 

Os VC VI memiliki processus transversus yg 

berbentuk lamina. 

Os VC VII memiliki fovea costalis caudal, tempat 

menempel os costae pertama. 

Vertebrae Thoracalis (VT) 

Terdiri atas 13 os vertebrae 

Proc spinosus tinggi dan proc articularis hanya berupa 

facies. 

23

Terdapat fovea costalis (cranial, caudal dan 

transversus) 

Pada beberapa VT terakhir terdapat proc mamilaris 

Vertebrae Lumbalis (VL) 

Terdiri atas 6-7 os vertebrae 

Terdapat proc mamilaris 

Vertebrae Sacralis (VS) 

Terdiri atas 4 os vertebrae 

Seluruh vertebrae menyatu, proc spinosus 

membentuk spina sacralis media, proc articularis 

membentuk spina sacralis intermedia dan proc 

tranversus membentuk alae sacralis serta spina 

sacralis lateral. 

Vertebrae Coccygea (VCy) 

Terdiri atas 16-18 os vertebrae 

Semakin ke caudal bentuk semakin sederhana, 

processus dan arcus semakin menghilang 

Costae 

Os costae adalah ossa longa yang termodifikasi 

Terdiri atas caput, colum, corpus dan cartilago costae 

Jumlah costae sama dengan VT (13) 

Terdiri atas costae sternal (8 os), asternal (5 os) dan 

fluktuantes (7 os) 

Costae sternal memiliki cartilago yang menempel 

pada sternum 

24

Costae asternal memiliki cartilago yang menempel 

pada cartilago costae di depannya 

Costae fluktuantes memiliki cartilago yang tidak 

menempel 

Sternum 

Terdiri dari 6 segmen (sternebrae) 

Sternebrae pertama disebut manubrium sedangkan 

sternebrae terakhir membentuk proc xypoideus 

25

Gambar 2.4 Collumna Vertebrae (Budras, 2003) 

26

(48) Corpus Costae 

(49) Tuberculum Costae 

(50) Facies Art. Tuberculi Costae 

(51) Angulus Costae 

(52) Cartilago Costae 

(53) Genu Costalis 

Sternum 

(54) Manubrium Sterni 

(55) Corpus Os Sternum 

(56) Sternebrae 

(57) Proc Xypoideus 

Nuchal ligament: 

A Funiculus nuchae 

B Lamina nuchae 

C Ligamentum Supraspinous 

28

Ossa Apendicular 

Ekstremitas Cranial 

Terdiri atas regio cingulum membri thoraci (bahu), 

brachii (lengan), antebrachii (lengan bawah) dan 

manus. 

Regio cingulum membri thoraci terdiri atas os scapula 

Regio brachii terdiri atas os femur 

Regio antebrachii terdiri atas os radius dan caput os 

ulna 

Regio manus terdiri atas carpal, metacarpal dan digiti 

Os Scapula 

Jenis : Ossa Brevia 

Keterangan 

Berbentuk segitiga, memiliki tiga tepi 

(margo cranial, caudal dan dorsal) dan tiga sudut 

(angulus cranial, caudal dan ventral). Pada margo 

dorsal terdapat cartilago sementara pada angulus 

ventral erdapat cavitas glenoidal, tempat 

membentuk persendian bersama os femur. 

Permukaan lateral terdapat spina, akromion dan 

dua fossa (supraspinatus dan infraspinatus). 

Permukaan medial sedikit bentukan, terdapat fossa 

subscapularis dan facies detara. 

Perlekatan Musculus 

Bentukan Origo dari: Insertio dari: 

Tuber spina - Trapezius 

Omo-transversarius 

Facies serrata - Seratus ventralis 

Cartilago scapula - Rhomboideus 

29

Fossa 

Subscapularis - 

subscapularis 

Acromion Deltoideus - 

Proc coracoideus Coracobrachialis - 

Fossa 

Supraspinatus - 

supraspinatus 

Fossa 

Infraspinatus - 

infraspinatus 

Margo caudal Teres major 

- 

Teres minor 

Tensor facia antebrachii 

Tricep brachii caput 

longum 

Tuberculum 

supraglenoidale 

Bicep brachii - 

Os Humerus 

 

 

Jenis : Ossa Longa 

Keterangan 

Pada sisi proksimal terdapat caput dengan 

collum yang tidak terlihat. Terdapat tuberculum 

major di lateral dan tuberculum minor di medial, 

dipisahkan oeh sulcus intertubercularis atau sulcus 

bicipitis. 

Pada bagian corpus silindris dan oblique, 

membentuk sulcus musculo-spiralis (brachialis). 

Pada sisi cranial terdapat crista humeri dan 

tuberositas deltoideus sementara pada sisi medial 

terdapat tuberositas teres major. 

Pada sisi distal terdapat condilus yang 

terbagi dua, capitulum di lateral dan trochlea di 

medial yang dipisahkan sulcus intercondiloidea. 

Pada proximal condilus tedapat fossa radialis di 

cranial dan fossa olecranon di caudal. 

30



Tuberculum major - Infraspinatus 

Tuberculum minor - Subscapularis 

Pectoral superficial 

Pars cranial tuberositas - Supraspinatus 

Tuberositas deltoideus Trichep bracii caput 

laeral 

Deltoideus 

Teres major 

Tuberositas teres major - Teres major 

Latissimus dorsi 

Coraco-brachialis 

Crista humeri - Pectoralis profundus 

Brachiocephalicus 

Facies medial corpus Trichep brachii - 

caput medial 

Facies caudal corpus Brachialis - 

Crista supracondiloidea Ekstensor carpi - 

lateral 

radialis 

Fossa olecranon Anconeus - 

Epicondylus lateral Ekstensor digitorum 

comunis 

Ekstensor digitorum 

lateral 

Ulnaris lateralis 

- 

Epicodylus medial 

Pronator teres 

Flexor carpi radialis 

Flexor carpi ulnaris 

Flexor digitorum 

superficial 

Fexor digitorum 

profundus 

- 

Os Radius 


Keterangan 

Pada ujung proximal terdapat facies 

articularis, tempat membentuk persendian dengan os 

31

humerus. Pada permukaan cranialnya terdapat dua 

tuberositas (tuberositas radialis lateral et medial). 

Pada ujung distal terdapat facies articularis 

dengan tiga sulcus, tempat membentuk persendian 

bersama os carpal. 

Perlekaan Musculus 


Proc coronoideus - Brachialis 

Tuberositas radialis - Biceps brachii 

Margo medial - Pronator teres 

Margo lateral Ekstensor carpi radialis - 

Ekstremitas proximal Flexor digitorum - 

profundus 

Os Ulna 


Keterangan 

Berada pada caudal os radius. Pada bagian 

proximal terdapat tuber olecranon, incisura 

semilunaris dan proc coroideus. Panjang ulna 

ruminan sama dengan radius dan ujung distalnya 

terdapat proc anconeus. 

Perlekaan Musculus 


Tuber olecranon - Anconeus 

Tensor fascia antebracii 

Triceps brachii 

Ossa Carpal 


Keterangan 

32

Terbagi atas baris proximal dan baris distal. 

Baris proximal (dari medial ke lateral) meliputi 

carpal radialis, intermedius, ulnaris dan aksesorius. 

Baris distal (dari medial ke lateral) meliputi carpal 

II/III (menyatu) dan IV. 


 


Margo proximal carpi 

aksesorius 

- Ulnaris lateralis 

Flexor carpi ulnaris 

Ossa Metacarpal 


Keterangan 

Pada ruminan hanya berkembang os 

metacarpal III dan IV yang menyatu. Penyatuan 

kedua metacarpal membentuk sulcus pada cranial 

(sulcus longitudinal dorsal) dan caudal (sulcus 

longitudinal palmar). Ujung proximal halus, 

membentuk facies articularis, tempat persendian 

bersama os carpal. Di bawahnya terdapat tuberositas 

metacarpal. Ujung distal membentuk dua condylus 

(dengan crista sagita di tengahnya) yang dipisahkan 

sulcus intercondylaris. 



Margo proximal - Ekstensor carpi obliqus 

Tuberositas metacarpal - 

Flexor carpi radialis 

Ekstenor carpi radialis 

33

Ossa Digiti 

 

 

Keterangan 

o Pada ruminan (hususnya sapi dan kambing) 

berkembang digiti III dan IV 

o Setiap digiti terdiri dari phalanx proximal 

(compedale), phalanx medial (coronale), phalanx 

distal (ungulare), sessamoidea proximal dan 

sessamoidea distal. 



Proc ekstensor ungulare - 


communis 

Tuberkuum flexor - Flexor digitorum profundus 

ungulare 

Coronale dan ungulare - Ekstensor digitorum lateral 

Flexor digitorum 

superficial 

Gambar 2.5, Digiti 

Manus (Budras, 2003) 

34

Gambar 2.6 Osteologi Eks. Cranial Sapi (Budras, 2003) 

35

Keterangan 

Scapula 

(1) Facies Costalis 

(2) Facies Serrata 

(3) Fossa Subscapularis 

(4) Facies Lateral 

(5) Spina Scapula 

(5') Tuber Spina 

(6) Fossa Supraspinatus 

(7) Fossa Infraspinatus 

(8) Acromion 

(10) Margo Caudal 

(11) Margo Cranial 

(12) Incissura Scapularis 

(13) Margo Dorsal 

(14) Cartilago Scapularis 

(15) Angulus Caudal 

(16) Angulus Cranial 

(17) Angulus Ventral 

(18) Cavitas Glenoidale 

(19) Collum Scapula 

(21) Tubercullum Supraglenoidale 

(22) Processus Coracoideus 

Humerus 

(23) Caput Humeri 

(24) Collum Humeri 

(25) Tuberculum Major 

(25') Pars Cranial 

(25") Pars Caudal 

(26) Crista Tuberculum Major 

(26') Facies Infraspinatus 

(27) Linea Triceps 

(27') Tuberositas Teres Minor 

(28) Sulcus Intertubercularis 

(29) Tuberculum Minor 

(29') Pars Cranial 

36

(29") Pars Caudal 

(31) Corpus Humeri 

(32) Tuberositas Deltoideus 

(32') Tuberositas Teres Major 

(33) Crista Humeri 

(34) Sulcus Brachialis 

(35) Condylus Humeri 

(38) Epicondylus Lateral 

(38') Crista Supracndyloidea Lateral 

(39) Epicondylus Medial 

(40) Fossa Olecranon 

(41) Fossa Radialis 

Radius 

(43) Caput Radius 

(44) Facies Articularis 

(45) Collum Radii 

(46) Tuberositas Radialis 

(47) Corpus Humeri 

(48) Trochlea Radii 

(50) Proc Stylohyoideus Medial 

Ulna 

(51) Olecranon 

(52) Tuber Olecranon 

(53) Proc Anconeus 

(54) Incissura Throclearis 

(55) Proc Coronoideus Medial 

(56) Proc Coronoideus Lateral 

(57) Incissura Radialis 

(58) Corpus Ulna 

(59) Caput Ulna 

(61) Proc Styloideus Lateral 

(62') Spatium Interoseus Antebracii Proximal 

(62") Spatium Interoseus Antebrachii Distal 

Carpal 

(63) Os Carpal Radialis 

(63') Os Carpal Intermedius 

(64) Os Carpal Ulnaris 

37

(65) Os Carpal Accessorius 

(66) Os Carpal II dan III [Menyatu] 

(66) Os Carpal IV 

Metacarpal III and IV, V 

(67) Basis 

(67') Tuberositas Metacarpal III 

(68) Corpus Metacarpal 

(69) Caput [Capita] Metacarpal 

(69') Sulcus Intercondyloidea 

Digiti 

(70) Phalanx Proximal 

(71) Phalanx Medial 

(72) Basis 

(73) Corpus 

(74) Corpus 

(75) Tuberculum Flexoria 

(76) Phalanx Distal 

(76') Foramen Abaxial 

(76") Foramen Axial 

(76"') Sulcus Parieale 

(77) Facies Articularis 

(78) Proc Ekstensoria 

(79) Tuberculum Flexoria 

(83) Os Sessamoidea Proximal 

(84) Os Sessamoidea Disatal / Navicular 

38

Ekstremitas Caudal 

Terdiri atas regio cingulum membri pelvini, 

femoralis, cruris dan pedis. 

Regio cingulum membri pelvini tersusun dari os 

coxae (illium, ischium dan pubis) 

Regio femoralis tersusun dari os femur 

Regio cruris tersusun dari os tibia dan fibula 

Regio pedis tersusun dari tarsal, metatarsal dan digiti. 

Os Coxae 

Jenis : Ossa Longa (yang termodifikasi) 

Keterangan 

Os coxae bersama dengan os sacrum dan 

coccygea I-III membentuk os pubis. Os Coxae 

tersusun dari os illum, ischium dan pubis. Pertemuan 

ketiga os ini membentuk acetabulum (dengan facies 

lunata dan fossa acetabuli di dalamnya) tempat 

membentuk persendian bersama os femur. 

Os illium merupakan os terbesar di coxae, 

memiliki alae (permukaan melebar menyerupai 

sayap) dengan dua permukaan, facies gluteal dan 

facies sacropelvina (di dalamnya terdapat facies 

auricularis, tempat membentuk persendian bersama 

os sacrum). Ujung alae membentuk tuber coxae di 

lateral dan tuber sacral di medial. 

Os ischium membentuk lantai caudal 

pelvis, terdiri atas ramus dan tuber ischii. Margo 

cranial membentuk foramen obturatorius bersaman 

os pubis, margo caudal membentuk arcus 

39

ischiadicus, margo lateral membentuk incissura 

ischiadica minor dan margo medial menyatu dalam 

symphysis ischii. 

Os pubis membentuk lantai cranial pubis. 

Os pubis memiliki tiga margo. Margo cranial 

membentuk pecten dengan eminentia iliopubica di 

kedua sisi lateralnya. Margo caudal membentuk 

foramen obturatorius bersama os ischii. Margo 

medial menyatu dalam symphysis pubis. 



Tuber coxae Tensor facia latae - 

Tuber ischii 

Biceps femoris - 

Semitendinosus 

Semimembranosus 

Facies gluteal Glutealis profundus - 

Corpus illium Glutealis medial - 

Sartorius 

Rectus femoris 

Pars cranial pubis Pectineus - 

Facies ventral ischium Adductor 

Quadratus femoris 

- 

Os Femur 


Keterangan 

Pada sisi proximal femur terdapat caput, 

collum dan trochanter major. Caput berada pada sisi 

medial, membentuk persendial dengan coxae pada 

acetabulum. Pada caput terdapat fovea capitis. 

Permukaan (facies) cranial, medial dan 

lateral corpus halus dan cembung, sementara 

40

permukaan caudal corpus melebar dan datar. Pada 

bagian proximal corpus terdapat trochanter minor 

yang berhubungan dengan trochanter major melalui 

crista intertrochanterica. Pada bagian distal corpus 

terdapat fossa supracondyloidea yang dibagian 

tepinya terdapat tuberositas supracondyloidea. 

Distal femur terbagi atas dua bagian, pada 

cranial terdapat trochlea sementara pada bagian 

caudal terdapat dua condylus yang dipisahkan fossa 

intercondylaris. 

Perlekatan Muculus 


Trochanter major Vastus lateral Guteus medial 

Trochanter minor - Quadratus femoris 

Collum femur Vastus medial Gluteus profundus 

Facies caudal Vastus medial Addictor 

Facies cranial Vastus intermedius - 

Facies medial Vastus medial - 

Facies lateral Vastus lateral - 

Epicondylus medial - Pectineus 

Epicondylus lateral Popliteus - 

Fossa ekstensoria Ekstensor digitorum 

longum 


medial 

Peroneus tertius 

- 

Fossa supracondyloidea 

Tuberositas 

supracondyloidea 

Flexor digitorum - 

superficial 

Gastrocnemius - 

Os Patella 

Jenis : Ossa Sessamoidea 

Keterangan 

41

Merupakan os sessamoidea terbesar, 

berbentuk segitiga dengan dasar (basis) di proximal 

dan puncak (apex) di distal. Pada facies cranial 

cembung dan kasar tempat melekat musculus dan 

ligamen), facies caudal cekung dan halus (tempat 

membentuk persendian dengan os femur). 



Basis patella - Rectus femotris 

Facies cranio-medial - Vastus medial 

Vastus intermedius 

Facies lateral - Vastus lateral 

Ligamen patellar medial - Gracillis 

Sartorius 

Os Tibia 


Keterangan 

Bagian proximal berbentuk segitiga 

dengan dua condylus (lateral dan medial) yang 

ditengahnya terdapat eminentia intercondyloidea. 

Pada cranial dan caudal eminentia terdapat fossa 

intercondyloidea. Pada bagian caudal, kedua 

condylus dipisahkan oleh incissura poplitea dan di 

cranial dipisahkan tuberositas tibialis. Pada 

tuberositas tibialis terdapat sulcus tuberositas 

tibialis. Tuberositas tibialis dan condylus lateral 

dipisahkan sulcus muscularis / sulcus ekstensoria. 

Bagian distal tibia membentuk trochlea 

untuk talus. Permukaan trochlea halus, membentuk 

42

facies articularis dengan crista dan sulcus. Pada 

kedua sisi distal tibia terdapat maleolus. 

Pada proximal corpus terdapat crista 

tibialis yang merupakan kelanjutan dari tuberositas 

tibialis. Corpus tibia berbentuk segitiga dengan tiga 

permukaan, facies medial, lateral dan caudal. Facies 

medial dan lateral halus sementara pada facies 

caudal kasar membentuk linea poplitea. 



Tuberositas tibialis - Quadricep femoris 

Proximomedial - Poplieus 

facies caudal 

Condylus lateral Peroneus longus 

Ekstensor digitorum lateral 

Tibialis cranial 

Flexor digitorum profundus 

Os Fibula 

Keterangan 

Pada ruminansia os fibula rudimenter dan 

hanya berbentuk caput fibula. 



Caput fibula Soleus - 

Os tarsal 


Keterangan 

Pada ruminansia terdapat lima os tarsal, 

yaitu: tarsal tibialis (talus), tarsal fibularis 

43

(calcaneus), tarsal centrale/IV (menyatu), tarsal I 

dan tarsal II/III (menyatu) Pada seiap os tarsal 

terdapat facies articularis dan fossa synovial, pada 

os talus terdapat trochlea dan pada os calcaneus 

terdapat tuber calcaneus. 



Tuber calcaneus - Biceps femoris 

Demitendinosus 

Semimembrinosus 

Gastrocnemeus 

Flexor digitorum superficial 

Soleus 

Proximomedial T1 - Peroneus longus 

Proximal TII/III dan - Tibialis cranial 

centrale/IV 

Os Metatarsal 


Keterangan 

Secara umum os metatarsal sama dengan 

os metacarpal (lihat metacarpal). Perbedaan 

metacarpal dan metatarsal terdapat pada facies 

caudal. Facies caudal os metacarpal datar sementara 

facies caudal metatarsal cembung. 



Proximal Metatarsal - Peroneus tertius 

44

Os Digiti 

 

 

Keterangan 

Secara umum os digiti pada ekstremitas 

caudal sama dengan digiti pada ekstremitas cranial 

(lihat digiti ekstremitas cranial) 



Coronal dan ungulare 

digiti III 

Ungulare digiti III 

dan IV 

Ungulare digiti III 

dan IV 

- Ekstensor digitorum longum 

caput medial 


caput lateral 

- Flexor digitorum profundus 

Gambar 2.7 Os Coxae (Frandson) 

45

Gambar 2.8 Eks Caudal Sapi (Budras, 2003) 

46

Keterangan 

Femur 

(1) Caput Femur 

(2) Fovea Capitis 

(3) Collum Femur 

(4) Trochanter Major 

(4') Crista Intertrochanterica 

(5) Fossa Trochanterica 

(6) Trochanter Minor 

(8) Corpus Femur 

(12) Facies Poplitea 

(13) Fossa Supracondyloidea 

(14) Condylus Medial 

(16) Epicondylus Medial 

(17) Condylus Lateral 

(19) Epicondylus Lateral 

(20) Fossa Intercondylaris 

(21) Trochlea os Femur 

(21') Tuberculum Trochlearis 

Tibia 

(22) Facies Art. Proximal 

(23) Condylus Medial 

(24) Eminentia Intercondilaris 

(25) Condylus Lateral 

(27) Sulcus Ekstensoria 

(28) Corpus Tibia 

(28') Linea Poplitea 

(29) Tuberositas Tibialis 

(29') Margo Cranial 

(30) Cochlea Tibialis 

(31) Malleolus Medial 

Fibula 

(32) Caput Fibulla 

(35) Malleolus Lateral 

Tarsal 

(37) Tallus 

(38) Corpus Talli 

(39) Throclea Proximal 

(40) Collum 

(41) Caput 

(41') Throclea Distal 

(42) Calcaneus 

(43) Tuber Calcaneus 

(44) Sustentaculum Tali 

(45) Tarsal Central + IV 

(46) T II + T III, [Tampak dorsal], 

T I, [Tampak Plantar] 

Metatarsal III and IV 

(47) Basis 

(48) Corpus 

(49) Caput 

Digiti 

(50) Phalanx Proximal 

(51) Phalamx Medial 

(52) Basis 

(53) Tuberositas Flexoria 

(54) Corpus 

(55) Caput 

(56) Phalanx Distal 

(58) Processus Ekstensoria 

Sesamoid 

(66) Sessamoidea Proximal 

(67) Sessamoidea Distal 

(69) Patella 

(69') Basis 

(69'') Apex 

(69''') Proc Cartilagoneus 

(69'''') Fibro kartilago 

parapatelaris medial 

(69''''') Facies Articularis 

(70) Os Sessamoidea Metatarsal 

47

SYNDESMOLOGY 

Syndesmologi, atau juga biasa disebut arthrology 

merupakan cabang ilmu anatomi yang mempelajari 

tentang peyatuan atau pertemuan dua atau lebih tulang 

(persendian). Jenis persendian secara garis besar dibagi ke 

dalam synarthrosis, diarthrosis dan amphiarthrosis. 

Synarthrosis 

Karakteristik 

o Tidak dapat digerakkan 

o Disatukan oleh jaringan ikat fibrosa, cartilago 

atau keduanya 

o Tidak memiliki cavum sendi 

Klasifikasi 

o Sutura 

Diikat oleh jaringan ikat fibrosa. Sutura dibagi ke 

dalam : 

Sutura serata 

Bentuk sutura menyerupai mata gergaji. 

Contoh : persendian antara os frontal 

Sutura squamosa 

Bentuk sutura menyerupai sisik ikan. 

Contoh : persendian antara os parietal dan 

temporal 

Sutura hormonia 

Bentuk sutura halus dan rata 

Contoh : persendian antara os nasal 

48

o Syndesmosis 

Diikat oleh jaringan ikat fibrosa, elastin atau 

keduanya. 

Contoh : persendian antara os metacarpal 

o Syncondrosis 

Diikat oleh jaringan ikat hyalin, cartilago atau 

keduanya 

Contoh : persendian antara occipitale dan 

sphenoidale 

o Symphisis 

Persendian pada median, membagi kanan dan kiri 

secara simetris. 

Contoh : persendian antara pelvis kanan dan kiri 

o Gomphosis 

Persendian antara gigi dan os yang ditempatinya. 

Diarthrosis 

 

 

Karakteristik 

o Dapat digerakkan 

o Memiliki cavum sendi 

o Diikat oleh ligamen 

Struktur 

o Cavum Articularis 

Rongga berisi cairan synovial yang 

menutupi ujung dua atau lebih tulang. Cairan 

synovial tersusun atas mucin, albumin, alkali 

dengan fungsi utama sebagai pelumas sendi. 

49

o Capsula Articularis 

Dinding cavum articularis, tersusun dari 

jaringan fibrosa dan menutupi seluruh komponen 

sendi. Di sisi lateral merupakan membran fibrosa 

dan di sisi medial berupa membran synovial. 

o Facies Articularis 

Permukaan tulang yang saling bertemu 

pada persendian. Facies articularis secara umum 

halus dan licin dengan bentukan dapat berupa 

condylus, caput, fovea, throclea hingga facia. 

o Cartilago Articularis 

Pelapis pada ujung tulang yang saling 

bertemu, tersusun atas jaringan ikat kartilago dan 

hyalin. 

o Ligamen 

Pita yang tersudut dari jaringan ikat fibrosa 

atau elastin yang menghubungkan dua sisi tulang. 

Ligamen dapat berapa intracapsular atau pun 

ekstracapsular. Contoh dari ligamen 

ekstracapsular adalah ligamentum nuchae. 

o Meniscus dan Discus 

Tersusun dari jaringan ikat fibrosa dan 

kartilago dan berada diantara dua tulang. Fungsi 

meniskus dan discus lebih kepada memberi 

bantalan saat tulang bergerak. 

o Cartilago Marginalis 

Tersusun oleh jaringan ikat kartilago dan 

fibrosa yang mengelilingi cavitas. Fungsi utama 

kartilago marginalis adalah memperluas cavitas 

sehingga sendi memiliki gerakan yang lebih luas. 

50

1. Klasifikasi 

o Arthrodia 

Disusun dari dua permukaan datar, gerakan 

terbatas pada pergeseran antar tulang. 

Contoh : persendian antar carpal 

o Ginglymus 

Disusun dari fovea dan dua condylus, pergerakan 

terbatas ke dalam dua arah. 

Contoh : persendian antara os occipitale dan atlas 

o Trochoid 

Disusun dari dua os dimana satu berperan sebagai 

poros dan yang lain berperan sebagai rotator. 

Pergerakan dibatasi pada rotasi rotator. 

Contoh : persendian antara os atlas dan axis 

o Enarthrosis 

Disusun oleh fovea dan condylus, pergerakan 

luas. 

Contoh : persendian antara os scapula dan 

humerus 

Amphiarthrosis 

2. Karakteristik 

o Gabungan dari synarthrosis dan diarthrosis 

o Diikat oleh jaringan ikat dan ligamen 

o Gerakan bervariasi, terantung permukaan yg 

membentuk 

o Contoh : persendian antara corpus vertebrae 

51

Synsarcosis 

3. Karakteristik 

o Diikat oleh musculus 

o Khusus untuk persendian antara scapula dan 

dinding thorax 

Persendian pada Ossa Axialis 

Nama Pembentuk Klasifikasi 

Symphisis mandibula Rami mandibula Synarthrosis 

Temporo-mandibula - Mandibula 

Diarthroses 

- temporal 

Semua sutura pada cranio 

Synarthrosis 

facialis 

Atlanto-occipitale - Atlas 

Diarthroses 

- Occipitale 

Atlanto- axiale 

- Atlas 

Diarthroses 

- Axis 

Corpus vertebrae Corpus vertebrae Amphiarthrosis 

Arcuata Proc articularis vertebrae Diarthrosis 

Costo-tranversarius - Tuberculum costae Diarthrosis 

- Vertebrae 

Capituli Costae 

- Caput costae 

Diarthrosis 

- Vertebrae 

Costo-vertebrae 

- Art costotranversarius Diarthroses 

- Art capituli costae 

Costo-condrale 

- Costae 

Synarthrosis 

- Cartilago costae 

Costo-sternale 

- Cartilago asternale Diarthroses 

- Cartilago sternale 

Sterno-costalis 

- Costae 

Diarthrosis 

- Sternum 

Sacro-illiaca 

- Sacrum 

Diarthrosis 

- Illium 

Sacro caudale 

- VS 

- VCy 

Amphiarthrosis 

52

Persendian pada Ossa Apendikuaris 

Nama Pembentuk Klasifikasi 

Scapulo-humeri - Scapula 

- Humerus 

Diarthrosis 

> Enarthrosis 

Humero-radialis - Humerus 

- Radialis 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Humero-ulnaris - Humerus 

- Ulna 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Humero-antebrachii - Art Humero-radialis 

- Art Humero-ulnaris 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Radio-carpalis 

- Radialis 

- Carpal 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Ulno-carpalis 

- Ulna 

- Carpal 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Antebracio-carpalis - Art Radio-carpalis 

- Art Ulno-carpalis 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Intercarpalis Ossa carpal Diarthrosis 

> Arthrodia 

Carpo-metacarpo - Carpal 

- Metacarpal 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Carpi 

- Art Antebraciocarpalis 

- Art Intercarpalis 

- Art Carpometacarpo 

Intermetacarpal Metacarpal Synarthrosis 

> Syndesmosis 

Metacarpo-phalangea - Metacarpal 

- Phalanx 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Interphalangea proximal 

manus / pedis 

- Compedale 

- Coronale 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Interphalangea distal 

manus / pedis 

- Coronale 

- Ungulare 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Symphisis ischii Os Ischium Synarthrosis 

> Symphisis 

Symphisis pubis Os Pubis Synarthrosis 

> Symphisis 

Symphisis pelvis - Symphisis ischii 

- Symphisis pubis 

Synarthrosis 

> Symphisis 

Coxae 

- Coxae 

- Femur 

Diarthrosis 

> Enarthrosis 

Femuro-patelaris - Femur 

- Patella 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

53

Femuro-tibialis - Femur 

- Tibia 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Genu 

- Art Femuro-patelaris 

- Art Femuro-tibialis 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Tibio-fibularis 

-Tibia 

- Fibula 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Tibio-tarsalis 

- Tibia 

- Tarsal 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Intertarsalis Ossa Tarsal Diarthrosis 

> Arthrodia 

Tarso-metatarsal - Tarsal 

- Metatarsal 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

Tarsi 

- Art tibio-tarsalis 

- Art Intertarsalis 

- Art Tarso-metatarso 

Intermetatarsal Ossa Metatarsal Synarthrosis 

> Syndesmosis 

Metatarso-phalangea - Metatarsal 

- Phalanx 

Diarthrosis 

> Gynglymus 

54

Gambar 3.1, Articulatio Pada Ekstremitas Cranial 


55

Keterangan 

(1) M Supraspinatus 

(2) M Infraspinatus 

(3) M Deltoideus 

(4) M Biceps Brachii 

(5) M Triceps Brachii 

(5’) Caput Longum 

(5’’) Caput Lateral 

(5’’’) Caput Medial 

(6) M Brachialis 

(7) M Ext Carpi Radialis 

(8) M Ext Carpi Comunis 

(9) M Ext Digiti Lateral 

(10) M Ulnaris Lateralis 

(11) M Flex Digiti Profundus 

(12) M Coracobrachialis 

(13) M Subscapularis 

(14) M Pronator Teres 

(15) M Ext Carpi Obliqus 

(16) M Flex Carpi Ulnaris 

(17) M Flex Carpi Radialis 

(18) M Flex Digiti Superficial 

(18’) Pars Superficial 

(18’’) Pars Profundus 

(19) M Interoseus IV 

(A) Ligamentum Abaxial Collateralis 

(B) Ligamentum Sessamoidea Abaxial Collateralis 

(C) Ligamentum Palmaris Abaxial 

(D) Ligamentum Sessamoidea Abaxial Distal 

(E) Ligamentum Angularis Palmar 

(F) Ligamentum Digitalis Proximal 

(G) Ligamentum Digitalis Distal 

(H) Ligamentum Interdigitalis Distal, Pars Superficial 

56

Gambar 3.2, Articulatio Pada Ekstremitas Caudal 


57

Keterangan 

(A) Ligamenum Colateralis Medial 

(B) Ligamentum Colateralis Lateral 

(C) Ligamentum Patellaris Medial 

(D) Ligamentum Patellaris Medial 

(E) Ligamentum Patellaris Lateral 

(F) Ligamentum Tibialis Caudal Meniscus Lateral 

(G) Ligamentum Tibialis Caudal Meniscus Medial 

(H) Liamentum Meniscofemoral 

(I) Ligamentum Cruciate Caudal 

(J) Ligamentum Cruciate Cranial 

(K) Ligamentum Tibialis Cranial Meniscus Lateral 

(L) Ligamentum Tibialis Caudal Meniscus Medial 

(M) Ligamentum Tarsalis Colateral Longus Lateral 

(M’) Ligamentum Tarsalis Colateral Brevis lateral 

(N) Ligamentum Plantaris Longus 

(O) Ligamentum Tarsalis Colateralis Longus Medial 

(O’) Ligamentum Tarsalis Colateralis Brevis Medial 

(P) Ligamentum Tarsalis Dorsal 

(1) M Peroneus Tertius 

(2) M Ekstensor Digiti Longus 

(3) M Tibialis Cranial 

(4) M Poplitea 

(5) M Peroneus Longus 

(6) M Ekstensor Digiti Lateral 

(7) M Flexor Digiti lateral 

(8) M Tibialis Caudal 

(9) M Flexor Digiti Medial 

(10) Tendo M Biceps Femoris 

(11) M Gastrocnemeus 

(12) M Flexor Digiti Superficial 

(13) Tendo M Semitendinosus 

(14) M Ekstensor Digitorum Brevis 

(15) M Interoseus III dan IV 

(16) Retinaculum Ekkstensoria 

(17) Retinaculum Flexoria 

58

MYOLOGY 

Myology adalah cabang ilmu anatomi yang 

mempelajari tentang musculus (otot). Musculus 

merupakan berfungsi sebagai alat gerakaktif dan yang 

harus diketahui dari musculus adalah nama, bentuk, posisi, 

tempat melekat, fungsi, struktur, vaskularisasi dan 

inervasi. 

Bentuk dari muculus berpengaruh terhadap 

sifatnya. Musculus yang berbentuk memanjang memiliki 

fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan musculus yang 

pendek dan tebal. Sementara, muculus yang pendek dan 

tebal lebih kuat dan kaku. 

Untuk mempermudah mempelajari musculus, 

penamaan musculus selalu dikaitkan dengan bentuk, 

ukuran, jumlah caput, posisi, perlekatan atau fungsi. 

Contoh: 

Berdasarkan Bentuknya 

Trapezius : berbentuk trapesium 

Deltoideus : berbentuk segitiga 

Berdasarkan Ukurannya 

Major : Besar 

Longissimus : Paling / Sangat panjang 

Berdasarkan Jumlah Caput 

Biceps : Memiliki dua caput 

Triceps : Memiliki tiga caput 

59

Berdasarkan Posisinya 

Supraspinatus : Di atas spina 

Brachii : Di regio brachii / lengan atas 

Berdasarkan Perlekatannya 

Brachiocephalicus : Dari brachii / lengan atas 

sampai cephalic / kepala 

Coracobrachialis : Dari coracoid sampai 

brachii 

Berdasarkan Fungsinya 

Ekstensor : Memperbesar sudut 

Flexor : Memperkecil sudut 

Contoh Penamaan 

• Ekstensor digitorum longum 

Memiliki bentuk panjang dan berfungsi sebagai 

ekstensor digiti 

• Quadriceps femoris 

Memiliki empat caput dan berada pada regio 

femoralis 

• Ekstensor carpi obliques 

Berfungsi sebagai ekstensor carpi dan berbentuk 

oblique / menyilang 

60

Musculus pada Ekstremitas Cranial 

Pengikat Eks. Cranial dan Thorax 

• M Trapezius 

Origo : Dorsal funiculus nuchae dan ligamentum 

supraspinosus VC1 hingga VT12 

Insertio : Spina scapula 

Inervasi : Cabang dorsal N Thorachalis dan N Aksessorius 

Fungsi 

- Menarik scapula ke caudo-dorsal 

- Fiksasi os scapula 

- Protractor Art. Scapulo-humeri 

- Abductor Art. Scapulo-humeri 

• M Omo-transversarius 

Origo : Acromion, Facia brachialis 

Insertio : Alae atlantis 

Inervasi : Cabang medial N Cervicalis 

Fungsi 


- Flexor leher 

• M Rhomboideus 

Origo : Dorsomedian funiculus nuchae dan ligamentum 

supraspinosus VC2 hingga VT8 

Insertio : Facies medial cartilago scapula 

Inervasi : N cervicalis 6-7 dan percabangan dorsal N 

thoracalis 

Fungsi 


- Ekstensor leher 

- Retractor Art. Scapulo-humeri 

61

• M Seratus ventralis 

o Pars cervicis 

Origo : Proc. Transversus VC(3)4 – VC7 

Insertio : Facies serrata os scapula 

Inervasi : Cabang medial N Cervicalis 

Fungsi 

- Menarik scapula ke arah cranial 

- Menegakkan leher 

o Pars thoracis 

Origo : Costae 1 hingga 7,8 atau 9 

Insertio : Facies serrata caudal dan fossa 

subscapularis 

Inervasi : N Thoracalis 

Fungsi 

- Membantu inspirasi 

- Menarik os scapula ke arah caudal 

• M Lattisimus dorsi 

Origo : Fascia toraco-lumbar 

Insertio : Tuberositas teres major 

Inervasi : N Thoracodorsalis 

Fungsi 


- Flexor bahu 

- Protractor leher 

• M Brachiocephalicus 

Origo : Funiculus nuchae, os occipitale dan proc 

mastoideus os temporal. 

Insertio : Crista humeri 

Inervasi : Cabang N Cervicalis 

Fungsi 

- Mengangkat ekstremitas ke cranial 

- Flexor leher ke lateral 

62

• M Pectoralis 

o Superficial / descenden 

Origo : Manubrium sterni 

Insertio : Crista humeri 

Inervasi : N Pectoralis cranial et caudal 

Fungsi 

- Adductor Art. Scapulo-humeri 



o 

o 

Tranversus 

Origo : Cartilago costae 1-6 

Insertio : Fascies antebracii, humerus 


Fungsi 

- Adductor Art. Scapulo-humeri 



Profundus / ascendens 

Origo : Sternum 

Insertio : Tuberculum minor 


Fungsi 



63

Gambar 4.1, Ekstremitas Cranial Sapi (Franson) 

Penyusun Bahu Lateral 

• M Supraspinatus 

Origo : Fossa supraspinatus 

Insertio : Tuberculum major et minor os humeri 

Inervasi : N Suprascapularis 

Fungsi 

- Ekstensor dan fixsasi bahu 

64

• M Infraspinatus 

Origo : Fossa infraspinatus, spina scapula 

Insertio : Tuberculum major os humerus 

Inervasi : N Suprascapularis 

Fungsi 

- Abductor dan rotator lateral lengan atas 

• M Deltoideus 

o Pars scapular 

Origo : Margo caudal scapula dan aponeurosa 

dari spina scapula 

Insertio : Tuberositas deltoideus 

Inervasi : N Axillaris 

Fungsi 

- Flexor Art Scapulo-humeri 

o Pars acromial 

Origo : Acromion 

Insertio : Tuberositas deltoideus 


Fungsi 


• M Teres minor 

Origo : Margo caual scapula 

Insertio : Proximal tuberositas deltoideus 


Fungsi 


Penyusun Bahu Medial 

• M Subscapularis 

Origo : Fossa subscapularis 

Insertio : Tuberculum minor os humerus 

Inervasi : N Subscapularis dan N Axillaris 

Fungsi 

- Adductor ekstremitas cranial 

- Flexor bahu 

65

• M Teres Major 

Origo : Margo caudal scapula 

Insertio : Tuberositas teres major 


Fungsi 

- Flexor bahu 

• M Coraco-brachialis 

Origo : Proc coracoideus os scapula 

Insertio : Tuberculum minor os humerus 

Inervasi : N Musculocutaneus 

Fungsi 

- Ekstensor bahu 

- Adductor dan supinator lengan atas 

Penyusun Lengan Atas 

• M Biceps brachii 

Origo : Tuberculum supraglenoidale 

Insertio : Tuberositas radialis 

Inervasi : N Musculocutaneus 

Fungsi 

- Ekstensor bahu 

- Flexor siku 

• M Brachialis 

Origo : Facies caudal os humerus 

Insertio : Proc coronoideus os radius 

Inervasi : N Musculocutaneus dan N Radialis 

Fungsi 

- Flexor siku 

66

Gambar 4.2, Penyusun Bahu Lateral Sapi (Budras, 2003) 

• M Tensor fascia antebrachii 

Origo : Margo caudal os scapula 

Insertio : Olecranon dan facies medial antebrachii 

Inervasi : N Radialis 

Fungsi 

- Ekstensor siku 

67

• M Triceps brachii 

o Caput longum 

Origo : Margo caudal os scapula 

Insertio : Olecranon 


Fungsi 


- Flexor bahu 

o Caput medial 

Origo : Facies medial os humerus 



Fungsi 


o Caput lateral 

Origo : Facies lateral os humerus 



Fungsi 


• M Anconeus 

Origo : Fossa Olecranon 



Fungsi 


Penyusun Lengan Bawah 

• M Ekstensor carpi radialis 

Origo : Crista supracondyloidea lateral dan fossa radialis 

os humerus 

Insertio : Tuberositas metacarpal III 


Fungsi 

- Ekstensor carpal 

68

Medial 

Lateral 

Gambar 4.1, Penyusun Antebracii dan Manus Sapi (Budras, 2003) 

Keterangan : 


(2) M Bicepsbrachii 

(3) M Pronator Teres 

(4) M Flexor Carpi Radialis 

(5) M Flexor Carpi Unlaris 

(6) M Flexor Digiti Profundus 

(7) M Ekstensor Carpi Radialis 


Pars Superficial 


Pars Profundus 

(10) M Ulnaris Lateralis 

(11) M Carpi Obliqus 

(12) M Flexor Carpi Radialis 

69

(13) M Ekstensor digit Comunis 

(14) M Flexor Carpi Ulnaris 

(15) M Ekstensor Digiti Lateral 

(a) v Cubiti Mediana 

(b) a/v Collateralis Ulnaris 

(c) v Cubiti Mediana 

(d) v Cephalica 

(e) n Cutaneus Antebracii Cran. 

(f) a Antebracii Supf.Cranial 

(g) a/v Antebracii Profundus 

(h) n Cutaneus Antebracii Med. 

(i) n Radialis Superficial 

(j) a/v Mediana 

(k) M Pronator Teres 

(16) Retinaculum Ekstensoria 

(17) M Ekstensor Abaxial, 

M Interoseus III dan IV 

(l) n Radialis Superficial 

(m,n) n Cutaneus Antebracii 

Lat. 

(o) v Cephalica 

(p) a/v Radialis 

(q) a/v Carpalis Dorsal 

Interoseus Cranial 

(r,t) n Ulnaris Dorsal 

(s) n Ulnaris Palmar 

(u) Retinaculum Flexoria 

(v) v Cephalica Aksesorius 

• M Ekstensor carpi obliques / Adductor policis longus 

Origo : Cranio-lateral os radius 

Insertio : Metacarpale III 


Fungsi 

- Ekstensor carpal 

• M Ekstensor digiti comunis 

o Caput medial 

Origo : Epicondylus lateral os humerus 

Insertio : Coronale dan Ungular digiti III 


Fungsi 

- Ekstensor carpal dan digiti 

o 

Caput lateral 


Insertio : Ungular digiti IV 


Fungsi 


70

• M Ekstensor digiti lateral / digiti IV propius 

Origo : Proximal radius ulna 

Insertio : Coronale dan ungulare digiti IV 


Fungsi 


• M Ekstensor carpi ulnaris/ Ulnaris lateralis 


Insertio : Carpal accessorius 

Inervasi : N Redialis 

Fungsi 

- Flexor carpal 

• M Pronator teres 

Origo : Epicondylus medial os humerus 

Insertio : Craniomedial os radius 

Inervasi :N Mediana 

Fungsi 

- Pronator lengan bawah dan manus 

• M Flexor carpi radialis 


Insertio : Proximopalmar metacarpal III 

Inervasi : N Mediana 

Fungsi 


• M Flexor carpi ulnaris 

o Caput Humeral 



Inervasi : N Ulnaris 

Fungsi 


71

o 

Caput Ulnar 

Origo : Medial olecranon 



Fungsi 


• M Flexor digitorum superficial 


Insertio : Coronale 


Fungsi 

- Flexor carpal dan digiti 

• M Flexor digitorum profundus 

o Caput humeral 

Origo : Epiconsylus medial os humerus 

Insertio : Ungulare 

Inervasi : N Ulnaris dan N Mediana 

Fungsi 

- Flexor Carpal dan digiti 

o 

o 

Caput Ulnar 

Origo : Olecranon 



Fungsi 


Caput Radial 

Origo : Caudomedial os Radius 


Inervasi : N Mediana 

Fungsi 


72

Musculus pada Ekstremitas Caudal 

Pembentuk Panggul dan Paha 

 

 

 

 

M Tensor fascia latae 

Origo : Tuber coxae 

Insertio : Facia latae pada patella dan tibia 

Inervasi : N Glutealis lateral 

Fungsi 

- Flexor paha 

- Ekstensor lutut 

M Gluteus superficial 

Origo : Tuber coxae 

Insertio : Pars cranial ciceps femoris dan facia latae 

Inervasi : N Glutealis cranial 

Fungsi 

- Ekstensor paha 

- Retractor kaki belakang 

M Gluteus medius 

Origo : Facies gluteal os illium 

Insertio : Trochanter major 


Fungsi 


- Abductor kaki belakang 

M Gluteus accessorius 

Origo : Facies gluteal os illium 

Insertio : Cranio-lateral femur 


Fungsi 



73

M Gluteus produndus 

Origo : Spina ischiadica, corpus iscium, ligamentum 

sacroilliaca 

Insertio : Cranio-lateral femur 


Fungsi 


M Bicheps femoris / Gluteobiceps 

Origo : Crista sacralis mediana, ligamentum sacroilliaca 

dan tuber ischiadica. 

Insertio : Patella, margo cranial tibia dan tendo calcaneus 

Inervasi : N Glutealis caudal dan N Tibialis 

Fungsi 

- Ekstensor panggul dan lutut 


M Semitendinosus 

Origo : Tuber ischiadicum 

Insertio : Margo cranial tibia, tendo calcaneus 

Inervasi : N Tibialis 

Fungsi 

- Ekstensor panggul dan lutut. 

- Adductor dan retractor pedis 

M Semimembranosus 

Origo : Tuber ischiadica 

Insertio : Condylus medial os femur 


Fungsi 


- Retractor, adductor dan pronator kaki belakang 

74

M Gamellus 

Origo : Incissura ischiadica minor 

Insertio : Fossa trochanterica os femur 

Inervasi : Cabang musculris dari N Ischiadica 

Fungsi 

- Rotator paha ke arah lateral 

M Sartorius 

Origo : Facia illiaca cranial, tendo psoas minor dan 

eminentia illiopubicum 

Insertio : Facia cruris 

Inervasi : N Saphena 

Fungsi 

- Flexor paha 

- Protractor dan adductor kaki belakang 


M Gracillis 

Origo : Tenso prepubica dari symphysis pelvis 

Insertio : Facia cruris 

Inervasi : N Obtoratorius dan N Saphena 

Fungsi 

- Adductor lutut 

M Pectineus 

Origo : Eminentia illiopubicum, tuberculum psoas minor 

Insertio : Caudomedial femur 

Inervasi : N Obturatorius, N Saphena 

Fungsi 

- Adductor kaki belakang 

- Flexor paha 

M Adductor 

Origo : Tendo prepubicum 

Insertio : Facies os femur 

Inervasi : N Obturatorius 

Fungsi 

- Adductor dan retractor kaki beakang 

75

M Quadratus femoris 

Origo : Facies ventral os ischium 

Insertio : Facies lateral corpus femur 

Inervasi : Cabang muscularis N Ischiadica 

Fungsi 

- Ekstensordan supinator paha 

M Obturatorius eksterna 

Origo : Facies lateral dan medial os ischii di sekitar 

firamen obturatorius 

Insertio : Fossa trochanterica os femur 

Inervasi : N Obturatorius 

Fungsi 

- Supinator kaki belakang 

- Adductor paha 

M Quadriceps femoris 

- M Rectus femoris 

Origo : Os illium 

Insertio : ligamentum patellaris pada tuberositas 

tibialis 

Inervasi : N Femoralis 

Fungsi 

- Flexor paha 


- M Vastus lateralis 

Origo : Proximomedial os femur 


tibialis 


Fungsi 


- M Vastus medialis 



tibialis 

76


Fungsi 


- M Vastus intermedius 



tibialis 


Fungsi 


Penyusun Betis dan Digiti 

 

 

M Ekstensor digitorum longum 

- Caput medial / Ekstensor digiti III propius 

Origo : Fossa ekstensoria os femur 

Insertio : Coronale dan Ungulare digiti III 

Inervasi : N Peroneus profundus 

Fungsi 

- Ekstensor digiti 

- Flexor tarsal 

- Caput lateral / Ekstensor digiti III et IV 


Insertio : Ungulare digiti III dan IV 


Fungsi 



M Peroneus tertius 


Insertio : Proximal Mt III dan IV serta TII dan III 


Fungsi 


77

M Ekstensor digitorum brevis 

Origo : Facies dorsal os tarsal 

Insertio : Tendo ekstensor digitorum longum 


Fungsi 


M Ekstensor digitorum lateral / ekstensor digiti IV propius 

Origo : Condylus tibialis lateral 

Insertio : Coronale dan ungulare digiti IV 


Fungsi 

- Ekstensor digiti IV 


M Peroneus longus 

Origo : Condylus tibialis lateral dan caput fibula 

(rudiment) 

Insertio : Tendo ekstensor digitorum lateral dan facies 

plantar tarsal I 


Fungsi 



M Tibialis cranial 

Origo : Margo cranial dan facies proximolateral os tibia 

dan caput fibula (rudiment) 

Insertio : Tarsal I dan proximo-medial Metatarsal III dan 

IV 


Fungsi 


78

M Gastrocnemius 

Origo : Fossa supracondyloidea 

Insertio : Tendo calcaneus 


Fungsi 

- Ekstensor tarsal 

- Flexor lutut 

M Ekstensor digitorum superficial 

Origo : Fossa supracondyloidea os femur 

Insertio : Coronale 


Fungsi 

- Flexor digiti dan lutut 


M Soleus 

Origo : Proximal corpus fibula (rudiment) 

Insertio : Tendo calcaneus 


Fungsi 


M Flexor digitorum profundus 

- Caput lateral 

Origo : Condylus lateral dan facies caudal os 

tibia 



Fungsi 

- Flexor digiti 

- Caput tibial 

Origo : Facies caudal os tibia 



Fungsi 


79

- Caput medial 

Origo : Facies caudal os tibia 



Fungsi 


 

M Popliteus 

Origo : Condylus lateral femur 

Insertio : Proximo-medial facies caudal os tibia 


Fungsi 

- Flexor lutut 

80

Gambar 4.2, Ekstremitas Caudal Lateral Sapi (Budras, 2003) 

81

Gambar 4.3, Ekstremitas Caudal Lateral Sapi (Budras, 2003) 

82

Musculus pada Axial 

Penyusun Wajah 

M. Cervicoauricularis superfisial 

Origo : Ligamentum nuchae 

Insertio : Dorso-lateral auricula 

Inervasi : N auricula caudal, cabang N Facialis 

Fungsi : Mengangkat telinga 

 

 

 

 

 

M. Cervicoauricularis medis dan profundus 

Origo : Ligamentum nuchae dan facia cervicalis 

Insertio : Dorso-lateral dan dorsal auricula 

Inervasi : N auricula caudal, cabang dari N Facialis 

Fungsi : Menarik auricula ke arah lateral 

M. Cervicoscutularis 

Origo : Ligamentum nuchae dan os parietale 

Insertio : Cartilago scutularis 


Fungsi : Mengangkat auricula dan kartilago scutularis 

M. Interscutularis 

Origo : Processus cornualis dan linea temporalis 

Insertio : Cartilago scutularis 

Inervasi : N auriculo palpebral, cabang N Facialis 

Fungsi : Tensor kartilago scutularis 

M. Frontoscutularis 

Origo : Line temporalis dan proc. zygomaticus os frontal 

Insertio : kartilago scutularis 

Inervasi : N auriculo palpebral, cabang dari N Facialis 


M. Zygomaticoscutularis 

Origo : Arcus zygomaticus 

Insertio : Kartilago scutularis 



83

M. Scutuloauricularis superfisial et profundus 

Origo : Kartilago scutularis 

Insertio : Auricula 

Inervasi : N auriculo palpebral, cabang dari N Facialis 

Fungsi : Levator dan Protactor auricula 

M. Zygomaticoauricularis 

Origo : Arcus zygomaticus 



Fungsi : Menarik auricula ke arah rostral 

M. Parotidoauricularis 

Origo : Facia parotidea 



Fungsi : Depresor dan retractor auricula 

M. Styloauricularis 

Origo : Kartilago pada meatus acusticus 



Fungsi : Menggerakkan musculus pada meatus acusticus 

Musculus Sekitar Mulut 

 

 

M. Orbicularis oris 

Origo : Sekeliling oris 

Insertio : Sekeliling oris 

Inervasi : N Facialis 

Fungsi : Menutup bibir 

M. Bucinator 

Origo : Mandibula 

Insertio : Sudut mulut 


Fungsi : Menekan pipi dan geraham 

84

M. Zygomaticus 

Origo : Facia parotidomasseterica 

Insertio : Orbicularis oris 

Inervasi : N auriculopalpebral, cabang N Facialis 

Fungsi : Retractor bibir 

 

M. Caninus 

Origo 

Insertio 

Inervasi 

Fungsi 

: Tuber facialis 

: Lateral nostril 

: N Facialis 

: Dilatasi nostril dan mengangkat bibir 

 

 

 

M. Levator Labii Supeior 

Origo : Tuber facialis 

Insertio : Planum nasolabialis dan Nostril 


Fungsi : Levator bibir atas dan retraktor planum labialis 

M. Depresor Labii Superior 

Origo : Tuber facialis 

Insertio : Bibir atas dan planum labialis 


Fungsi : Depresor bibir atas dan planum labialis 

M. Depresor Labii Inferior 

Origo : Mandibula 

Insertio : Bibir bawah 


Fungsi : Depresor dan retraktor bibir bawah 

Musculus Sekitar Mata dan Hidung 

 

M. Orbicularis oculi 

Origo : Mengelilingi mata 

Insertio : Mengelilingi mata 

Inervasi : N auriculo palbeprae, cabang dari N Facialis 

Fungsi : Menutup fisura palpeprae 

85

M. Levator nasolabialis 

Origo : Os Frontal 

Insertio : Os incisiva, kartilago nasalis, diantara nostril dan 

bibir atas 

Inervasi : N Auriculopalpebral, cabang dari N Facialis 

Fungsi : Levator bibir atas, diktator nostril 

 

M. Malaris 

Origo 

Insertio 

Inervasi 

Fungsi 

: Os lacrimal dan fasies parotidomasseterica 

: Pipi dan orbicularis oculi (sudut) 

: N Facialis 

: Levator pipi 

 

M. Frontalis 

Origo : Proximal processus cornualis dan protuberantia 

intercornualis 

Insertio : Kelopak mata bagian atas dan regio frontal 

Inervasi : N Auriculopalpebral, cabang N Facialis 

Fungsi : Levator kelopak mata atas dan medial orbiculatis 

oculi 

Musculus Intermandibula 

 

 

M. Digastricus 

Origo : Processus paracondilaris 

Insertio : Mandibula 

Inervasi : N Faciialis dan N mylohioid, cabang N 

mandibula 

Fungsi : Membuka mulut 

M. Mylohioideus 

Origo : Dagu 

Insertio : Proc. Lingualis os hyoid 

Inervasi : N Mylogyoideus, cabang N Mandibula 

Fungsi : Menaikan lantai mulut dan menempelkan lidah 

pada palatum 

86

Keterangan 

Gambar 4.4, Cranioacialis Kambing (Pupesko) 

(1) M Levator Nasolabialis 

(2) M Malaris 

(3) M Depresor Papebrae Inferior 

(4) M Frontalis 

(5) M Zygomatico-auricularis 

(6) M Masseter Superficial 

(7) M Zygomaticus 

(8) M Cutaneus Labii 

(9) M Bucallis pars Bucalis 

(10) M Depressor Labii Mandibula 

(11) M Mylohyoideus 

(12) M Sternohyoideus 

(13) M Masseter Profundus 

(14) M Parotido-auricularis 

(15) M Sterno-mandibularis 

(16) M Cleidooccipitalis 

Musculus Mastikasi 

 

M. Temporalis 

Origo : Fossa Temporalis 

Insertio : Proc Coronoideus os Mandibula 

Inervasi : Nn Temporalis Profundus > N masticatory > n 

Mandibula 

Fungsi : Menaikkan dan menekan mandibula pada maxilla 

87

M. Masseter Superficial 

Origo : Tuber Facialis 

Insertio : Margo caudal ramus mandibula hingga angulus 

mandibula 

Inervasi : N Mandibula 

Fungsi : Menutup mulut 

M. Masseter Profundus 

Origo : Crista facialis, Arcus zygomaticus 

Insertio : Fossa messeterica 


Fungsi : Menutup Mulut 

M. Pterygoideus Medial et Lateral 

Origo : Os Pterigoideus 

Insertio : Fossa pterygoideus dan proc. condilaris os 

mandibula 

Inervasi : Nn Pterygoideus > N Mandibula 

Fungsi : Menggerakkan mandibula ke arah lateral 

Musculus pada Palatina, Pharyng dan Laryng 

M. Stylopharyngeus Caudal 

Origo : Stylohyoid 

Insertio : Thyroid dan dinding dorsolateral pharynx 

Inervasi : N Glossopharyngeal 

Fungsi : Dilatator pharynx, elevator of larynx 

 

 

M. Tensor Veli Palatina 

Origo : Proc. muscularis os temporal dan hamulus 

pterygoideus 

Insertio : Palatum mole, tuba auditory 


Fungsi : Tensor palatum mole, diktator tuba auditory 

M. Levator Veli Palatina 

Origo : Proc. muscularis os temporal dan tuba auditory 

Insertio : Palatum mole 

Inervasi : Plexus Pharingeal (IX, X) 

Fungsi : Levator palatum mole 

88

M. Palatina 

Origo : Margo choane Os Palatina 

Insertio : Palatum molle 


Fungsi : Menarik palatum molle 

M. Stylopharingeus Rostral 

Origo : Medial stylohioideus 

Insertio : Sulcus Pharingeal 


Fungsi : Constrictor pharynx 

M. Pterygopharyngeus 

Origo : Os Pterigoideus dan aponeurosa palatina 



Fungsi : Constrictor dan protactor pharinx 

M. Hyopharyngeus 

Origo : Thyrohyoid, ceratohyoid dan stylohyoid 


Inervasi : Pexus Pharingeal (IX, X) 

Fungsi : Constrictor Pharinx 

M. Thyropharyngeus 

Origo : Cartilago Thyroid 




M. Cricopharyngeus 

Origo : Cartilago Criroid 




89

M. Cricothyroideus 

Origo : Ventrolateral arcus cricoideus 

Insertio : Caudal kartilago thyroid 

Inervasi : N Laryngeal Cranial (X) 

Fungsi : Menyempitkan glotis 

M. Cricoarytenoideus Dorsal 

Origo : Dorsolateal lamin cricoid 

Insertio : Proc. muscularis carilago arytenoid 

Inervasi : N laryngeal caudal (X) 

Fungsi : Melebarkan glotis 

M. Cricoarytenoideus Lateral 

Origo : Craniolateral arcus cricoideus 

Insertio : Proc. muscularis kartilago arytenoid 


Fungsi : Mempersempit glotis 

M. Aritenoideus Transversus 

Origo : Crista arcuata rostral 

Insertio : Proc. muscularis kartilago arytenoid 


Fungsi : Mempersempit glotis 

Pembentuk Lidah 

 

 

M. Lingualis Propius 

Origo : Musculus pada bagian dalam lidah 

Insertio : - 

Inervasi : N Hypoglosus 

Fungsi : Merubah bentuk lidah 

M. Styloglossus 

Origo : Stylohyoid 

Insertio : Apex lingua 


Fungsi : Menarik lidah ke arah caudodorsal 

90

M. Hyoglossus 

Origo : Basihyoid, proc. Lingualis, thyrohyoid 

Insertio : Lingua, dorsomedian hingga apex 


Fungsi : Menarik lidah ke arah caudoventral 

M. Genioglossus 

Origo : Medial mandibula (pada mentum) 

Insertio : Lingua, os hyoid 

Inervasi : N Hypoglogus 

Fungsi : Menarik lidah ke arah rostroventral 

Musculus pada Aparatus Hyoid 

 

 

 

 

M. Geniogyoideus 

Origo : Margo incisiva os mandibula 

Insertio : Proc. lingualis basihyoid 

Inervasi : N hyploglosus 

Fungsi : Menarik aparatus hyoid dan lingua ke arah rostral 

M. Thyrcrohyoideus 

Origo : Cartilago thyroid 

Insertio : Os Thyrohyoid 


Fungsi : Menarik laryng dan thyrohyoid saling mendekat 

M. Styhlohyoideus 

Origo : Angulus stylohyoid 

Insertio : Thyrohyoid 


Fungsi : Menarik os hyoid dan larynx ke arah caudodorsal 

M. Occipitohyoideus 

Origo : Proc. Paracondylaris 

Insertio : Caudodorsal stylohyoid 


Fungsi : Menurunkan radix lingua dan larynx 

91

M. Hyoideus Transversus 

Origo : Ceratothyroid 

Insertio : Sulcus median 

Inervasi : N Glosopharingeal 

Fungsi : Levator radix lingua 

M. Ceratohyoideus 

Origo : Ceratogyoid, epihyoid, stylohyoid 

Insertio : Thyrohyoid 

Inervasi : N Glosopharyngeal 

Fungsi : Menaikkan hyrohyoid dan menarik larynx ke 

rostrodorsal 

M. Hyoepiglotticus 

Origo : Basihyoid 

Insertio : Facies rostralis epiglotis 

Inervasi : N Hypolosus 

Fungsi : Menarik epiglotis ke arah rostroventral 

M. Sternohyoideus 


Insertio : Basihyoid 

Inervasi : Ramus medial > Ramus ventral C1 

Fungsi : Retractor os hyoid dan lingua 

M. Sternothyroideus 


Insertio : Cartilago thyroid 


Fungsi : sinergis sternohyoideus dan Retractor kartilago 

thyroid 

M. Omohyoideus 

Origo : fasis cervicalis profundus vertebrae cervicalis 3 

(4) 

Insertio : Basihyoid 


Fungsi : Sinergis sternohyoideus 

92

Musculus Cutaneus 

 

 

 

 

 

M. Cutaneus Faciei 

Origo : Facies superfisial regio laryngeal 

Insertio : Anguli oris 

Inervasi : N Auriculopalpebral (VII) 

Fungsi : Menarik kulit wajah dan retraktor anguli oris 

M. Cutaneus Colli 

Origo : Facies superfisial colli ventral 

Insertio : Kulit 

Inervasi : N Auriculopalpebral (VII) 

Fungsi : Menarik kulit leher 

M. Cutaneus Trunci 

Origo : Facies superfisialis leher hingga tuberculum 

minor os humerus 

Insertio : Kulit disekitar costae 

Inervasi : N Thoracica eksterna 

Fungsi : Menarik kulit pada thorax 

M. Cutaneus Omobrachialis 

Origo : Facia superficial scapula 

Insertio : Kulit pada regio scapula dan brachii 

Inervasi : N Thoracica eksterna 

Fungsi : Menarik kulit regio scapula dan brachii 

M. Preputialis Cranialis 

Origo : Proc xypoideus 

Insertio : Preputium 

Inervasi : Cabang terakhir N thoracica dan cabang pertama 

N lumbalis 

Fungsi : Mprotactor preputium 

93

M. Preputialis Caudalis 

Origo : Facia lateral dan medial tunica vaginalis 

Insertio : Preputium 

Inervasi : Cabang terakhir N thoracica dan cabang pertama 

N lumbalis 

Fungsi : Retractor preputium 

Musculus pada Vertebrae 

 

 

M. Splenius Capitis 

Origo : Proc spinosus VT 1 – VT 3(4) 

Insertio : Dorsolateral os occipitale 

Inervasi : Cabang dorsal N Spinalis 

Fungsi : Ekstensi, elevasi dan flexor kepala-leher ke arah 

lateral 

M. Spenius Cervicis 

Origo : Proc spinosus VT 1 – VT 3(4) 

Insertio : Alae atlantis, proc trancersus VC 2 


Fungsi : Ekstensi, elevasi dan flexor kepala-leher ke arah 

lateral 

 

 

M. Iliocostalis Cervicis 

Origo : CV 7 

Insertio : Proc tranversus VC 7 


Fungsi : Fixasi art costo-vertebrae dan columna vertebrae 

M. Iliocostalis Thoracis 

Origo : Proc transversus VL 1 - VL (3)4 

Insertio : Costae dan proc transversus 



94

M. Iliocostalis Lumborum 

Origo : Tendo dari crista illiaca 

Insertio : Margo caudal costae 



M. Longisimus Atlantis 

Origo : Proc articularis VC 3 – VT 2 

Insertio : Alae atlantis dan proc mastoideus 


Fungsi : Fixasi dan extensi collumna vertebrae dan 

mendongakkan kepala 

M. Longisimus Capitis 

Origo : Proc articularis VC 3 – VT 2 

Insertio : Alae atlantis dan proc mastoideus 




M. Longisimus Cervicis 

Origo : Proc Transversus VT 1 – VT 6(7) 

Insertio : Proc Transversus VC 4 – VC 7 




M. Longisimus Thoracis 

Origo : Proc Spinosus VT terakhir 

Insertio : Proc Transversus VC 7(6) 




M. Longisimus Lumborum 

Origo : VL, VS, Crista illiaca dan tuber coxae 

Insertio : Costae terakhir, proc transversus dan proc 

mamilaris VL 




95

M. Semispinalis Capitis 

Origo : Proc Transversus VT 1 – VT 8, Proc Articularis 

VC 3 – V C 7, Ligamentum Nuchae 

Insertio : Os Occipitale, Lateral ligamentum Nuchae 

Inervasi : Ramus dorsal nervus spinalis 

Fungsi : Mendongakkan kepala, menarik kepala ke arah 

lateral 

M. Multifidus Cervicis 

Origo : Proc Articularis VC (3) 4 – VC 7 

Insertio : Proc spinosus vertebrae di depannya 

Inervasi : Cabang dorsal nervus spinalis 

Fungsi : Rotator collumna vertebrae 

M. Multifidus Thoracis 

Origo : Proc transversus VT 1, proc mamilaris dan proc 

articularis VT terakhir. 

Insertio : Proc spinosus vertebrae di depannya 



M. Multifidus Lumborum 

Origo : Sacrum, VCy 1 

Insertio : VL 5 – VL 6 



M. Interspinalis 

Origo : VC 

Insertio : VC 


Fungsi : Menegakkan kepala 

M. Intertransversarii 

Origo : Proc articularis VC 3 – VC 7, proc articularis 

cranial VT 1, Proc tranversus VL 

Insertio : Proc transversus VC 2 – VC 7, tuberculum 

costalis 

Inervasi : Cabang ventral dan dorsal nervus spinalis 

Fungsi : Fiksasi dan menahan columna vertebrae 

96

M. Scalenus Dorsal 

Origo : Costae (2) 3 - 4 

Insertio : Proc transversus VC 4 – VC 6 

Inervasi : Cabang ventral nervus spinalis 

Fungsi : Levator costae 1 

M. Scalenus Medius 

Origo : Margo cranial costae 1 



Fungsi : Menarik leher ke arah lateral 

M. Scalenus Ventralis 

Origo : Margo cranial costae 1 



Fungsi : Menahan leher ke arah lateral 

M. Longus Capitis 

Origo : Proc transversus VC 2 – VC 6 

Insertio : Tuberculum muscularis pada cranium 


Fungsi : Flexor leher dan kepala, menahan leher ke arah 

lateral 

M. Longus Colli 

Origo : Proc transversus dan corpus VC 3 – VC 7 (parts 

cervical), corpus dan proc transversus VC 6 – VC 7, corpus 

VT1 – VT 6 (parts thoracalis) 

Insertio : Crista ventralis vertebrae di depannya 


Fungsi : Flexor leher 

M. Rectus Capitis Ventral 

Origo : Arcus ventral os atlas 

Insertio : Basis cranium, caudal longus capitis 

Inervasi : Cabang ventral nervus spinalis 1 

Fungsi : Flexor atlanto-occipitale 

97

M. Rectus Capitis Lateral 

Origo : Arcus ventral dan facies ventral alae atlantis 

Insertio : Proc paracondilaris 

Inervasi : Cabang ventral nervus spinalis 1 

Fungsi : Flexor atlanto-occipitale dan rotator kepala 

M. Rectus Capitis Dorsal Major 

Origo : Proc spinosus os axis 

Insertio : Os occipitale 

Inervasi : Cabang dorsal nervus spinalis VC 1 

Fungsi : Levator leher 

M. Rectus Capitis Dorsal Minor 

Origo : Arcus dorsal os atlas 

Insertio : Os occipitale hingga dorsal foramen magnum 


Fungsi : Levator kepala 

M. Obliqus Capitis Cranial 

Origo : Margo cranial alae atlantis dan fossa atlantis 

Insertio : Pars squamosa os occipitale, basis processus 

jugularis 


Fungsi : Ekstensor dan rotator kepala 

M. Obliqus Capitis Caudal 

Origo : Proc spinosus dan proc articularis os axis 

Insertio : Margo cranial alae atlantis 


Fungsi : Rotator atlas 

M. Trapezius 

Keterangan : lihat pada ekstremitas cranial 

M. Omotranversarius 


M. Rhomboideus 


98

M. Latissimus Dorsi 


M. Pectoral Suferficial Transversus 


M. Pectoral Superficial Descendens 


M. Pectoral Profundus 


M. Subclavia 

Origo : Cartilago scapula 1 

Insertio : Facies profundus brachiocephalicus 

Inervasi : N pectoralis cranial 

M. Seratus Ventralis Cervicis 


M. Seratus Ventralis Thoracis 


M. Sternomandibula 

Origo : Manubrium sterni, costae 1 

Insertio : Margo rostral masseter, mandibula dan depresor 

labii inferior 

Inervasi : Cabang ventral n accessorius 

Fungsi : Membuka mulut, fiksasi mandibula dan pharynx 

M. Sternomastoideus 


Insertio : Proc mastoideus os temporal, tuberculum 

muscularis os occipitale 

Inervasi : Cabang ventral n accessorius 

Fungsi : Fiksasi dan menarik kepala dan leher ke arah 

ventral 

M. Brachiocephalicus 


99

Gambar 4.5, Collie Kambing (Pupesko) 

Keterangan : 

(1) M Cleidooccipital 

(15) Funiculus Nuchae 

(2) M Masseter 

(16) M Semispinalis Capitis 

(3) M Parotidoauricularis (17) M Longisimus Capitis 

(4) M Trapezius 

(18) Trachea 

(5) M Omotranversarius (19) M Longus Atlantis 


(20) Esophagus 

(7) M Triceps Bracii Caput Lat. (21) M Scalenus Medial pars Ventral 

(8) M Cleidobrachialis 

(22) M Splenius 

(10) M Sternocepalicus (23) M Romboideus 

(11) M Sternohyoideus 

(24) Serratus Ventralis Cervicis 

(12) M Cleidomasoideus (25) M Scalenus Medius pars Dorsal 

(13) M Triceps Bracii Caput Longum (26) M Scalenus Dorsal 

(14) M Brachialis 

(27) M Serratus Ventralis Thoracis 

100

Musculus ekspirasi 

 

 

 

 

M. Seratus dorsalis caudal 

Origo : Facia thoracolumbar 

Insertio : Margo caudal costae 10 - 13 

Inervasi : N Intercostalis 

Fungsi : Ekspirator 

M. Intercostalis interna 

Origo : Cranioventral spatium intercostalis 

Insertio : Caudodorsal spatium intercostalis 

Inervasi : N intercostalis 


M. Retractor costae 

Origo : Proc transversus VL 1 – VL 3 

Insertio : Margo caudal costae terakhir 



M. Transveersus thoracis 

Origo : Cartilago costalis 2 - 7 

Insertio : Sternebrae 2 – 7, cartilago costae 8 



Musculus Inspirasi 

 

 

M. Seratus dorsalis cranial 

Origo : Lig supraspinosus 

Insertio : Margo cranial costae 5 - 9 


Fungsi : Inspirator 

M. Rectus thoracis 

Origo : Costae 1 

Insertio : Cartilago costae 2 - 4 



101

M. Intercostalis eksterna 

Origo : Craniodorsal spatium intercostalis 

Insertio : Caudoventral spatium intercostalis 



M. Levator costae 

Origo : Proc transversus dan mamilaris VT 1 – VT 12 

Insertio : Margo cranial costae setelahnya 

Inervasi : Cabang dorsal nervus spinalis VT 


Diafragma 

Origo : Costae 8, melintang hingga ventral medial costae 

11 dan 12 (pars costalis); processus xypoideus (pars sternalis); 

facies ventral VL 1 – VL 3 (4) (pars lumbalis) 

Insertio : Centrum tendineum 

Inervasi : N Prenicus 

Fungsi : Inspirator dan ekspirator 

Musculus abdominal 

 

 

M. Obliques abdominis eksternus 

Origo : Costae (4) 5 – 13, facia thoracolumbar, costae 

terakhir 

Insertio : Linea alba, tendo pelvis 

Inervasi : Cabang ventral nervus intercostalis dan lumbalis 

Fungsi : Menahan organ visera 

M. Obliques abdominis internus 

Origo : Facia thoracolumbar, proc transversus VL, tuber 

coxae 

Insertio : Linea alba, costae terakhir 

Inervasi : Cabang ventral nervus intercostalis dan lumbalis 

Fungsi : Membantu urinasi, defekasi dan parturasi; flexor 

collumna vertebrae 

102

M. Rectus abdominis 

Origo : Cartilago costae 4 - 9 

Insertio : Tendo prepubicum 

Inervasi : Cabang ventran nervus intercostalis dan lumbalis 

Musculus lumbalis internal 

 

 

 

 

M. Quadratus lumborum 

Origo : Proximoventral costae terakhir, VT 10 – VT 13, 

proc transversus VL 

Insertio : Alae sacralis 

Inervasi : Cabang ventral nervus intercostalis dan plexus 

lumbalis 

Fungsi : Menegakkan collumna vertebrae 

M. Psoas major 

Origo : Marco cranial costae terakhir, corpus dan proc 

transversus VL 

Insertio : Trochanter minor os femur 


lumbalis 

Fungsi : Protraktor kaki belakang, supinator dan flexor art 

coxae, stabilizer collumna vertebrae 

M. Illiacus 

Origo : Corpus VL 6, facies ventral alae illiaca, alae 

sacralis, tendo psoas minor 

Insertio : Trochanter minor os femur 


lumbalis 

Fungsi : Protraktor kaki belakang, supinator dan flexor art 

coxae, stabilizer collumna vertebrae 

M. Psoas minor 

Origo : VT 12 – VT 13, crus diafragmatica 

Insertio : Tuberculum psoas minor os illium 


lumbalis 

Fungsi : Rotator pelvis, stabilizer collumna vertebrae 

103

Keterangan 

Gambar 4.6, Axial Sapi (Budras, 2003) 

(1) M Splenius 

(2) M Trapezius pars Cerv. 

(3) M Trapezius pars Thor. 

(4) M Masseter 

(5) M Sternotyroideus 

(6) M Serratus Vent. Cerv. 

(7) M Longisimus Atlantis 

(8) M Longisimus Cervicis 

(9) M Longisimus Capitis 

(10) M Longissimus Thor. 

(11) M Illio Thoracis 

(12) M Serratus Dorsal Cra. 

(13) M Serratus Dorsal Cau. 

(14) M Intercostalis 

(15) M Serratus Vent. Thor. 

(16) M Scalenus Ventral 

(17) M Obliques Abdominis 

Externus 

104

BIOMEKANIKA 

MUSCULOSEKELETAL 

Gerakan pada sistem musculosekeletal merupakan 

hasil koordinasi dari kontraksi musculus, tulang sebagai 

rangka, persendian atau organ. 

Gerakan pada ekstremitas cranial 

Gerakan 

Menarik scapula ke arah cranial 

dan caudal 

Menarik scapula ke arah dorsal 

dan ventral 

Menarik kaki depan ke arah 

cranial dan caudal 

Meggerakkan kepala dan leher 

ke arah lateral 

Adduksi kaki depan 

Abduksi kaki depan 

Ekstensi art scapulo-humeri 

Flexi art scapulo-humeri 

Ekstensi art humero-antebrachii 

Flexi art humero-antebrachii 

Musculus yang berperan 

- Trapezius 

- Rhomboideus 

- Seratus ventralis 

- Omotransversarius 

- Brachiocephalicus 

- Pectoralis superficial 

- Pectoralis profundus 

- Subscapularis 

- Deltoideus 

- Supraspinatur 

- Latisimus dorsi 

- Teres major 

- Teres minor 

- Infraspinatus 

- Coraco-brachialis 

- Triceps brachii (Semua caput) 

- Tensor facia antebrachii 

- Anconeus 

- Biceps brachii 

- Brachialis 

- Pronator teres 

105

Ekstensi art carpi 

Flexi art carpi 

Ekstensi digiti 

Flexi digiti 

- Ekstensor carpi radialis 

- Ekstensor carpi obliques 

- Flexor carpi radialis 

- Flexor carpi ulnaris 

- Ulnaris lateralis 

- Ekstensor digitorum communis 

- Ekstensor digitorum lateral 

- Ekstensor digiti III propius 

- Flexor digitorum superficial 


Gerakan pada ekstremitas caudal 

Gerakan 

Adduksi kaki belakang 

Abduksi kaki belakang 

Ekstensi art coxae 

Flexi art coxae 

Ekstensi art genu 

Flexi art genu 

Ekstensi art tarsi 

Flexi art tarsi 


- Sartorius 

- Gracilis 

- Pectineus 

- Adductor 

- Quadratus femoris 

-Gluteus profundus 

- Gluteus medius 

- Biceps femoris 

- Semitendinosus 

- Semimembrinosus 

- Tensor facia latae 

- Rectus femoris 

- Quadriceps femoris (Semua 

caput) 

- Gastrocnemeus 

- Gastrocnemeus 

- Peroneus tertius 

- Peroneus longus 

- Tibialis cranial 

- Popliteus 

106

Ekstensi digiti 

Flexi digiti 


- Ekstensor digitorum medial 

- Ekstensor digitorum lateral 

- Flexor digitorum superficial 


Gerakan pada wajah 

Gerakan 

Dilatasi nostril 

Retraksi sudut bibir 

Menutup bibir 

Retraksi bibir atas 

Retraksi bibir bawah 

Menutup mata 

Elevasi palpebrae atas 

Depresi palpebrae bawah 

Menyatukan rahang 

Menaikkan mandibula 

Depresi mandibula 

Menarik ramus mandibula 

searah median 

Menarik ramus mandibula ke 

arah lateral 


- Levator nasolabialis 

- Caninus 

- Dilator nares apicalis 

- Buccinator 

- Zygomaticus 

- Orbicularis oris 

- Depressor labii maxillaris 

- Depressor labii mandibula 

- Orbicularis oculli 

- Frontalis 

- Malaris 

- Masseter 

- Temporalis 

- Digastricus 

- Pterygoideus medial 

- Prerygoideus lateral 

Gerakan kepala dan leher 

Gerakan 

Elevasi kepala dan leher 

Ekstensi kepala dan leher 


- Splenius 

- Longissimus capitis 

- Longissimus atlantis 

107

Ekstensi kepala 

Ekstensi art atlanto-occipitale 

Flexi kepala dan leher 

Flexi leher 

Flexi art atlanto-occipitale 

Retraksi aparatus hyoid & lidah 

- Complexus 

- Rectus capitis dorsal major 

- Rectus capitis dorsal major 

- Obliques capitis anterior 

- Obliques capitis posterior 

- Sternocephalicus 

- Rectus capitis ventral major 

- Longus colli 

- Intertransveralis colli 

- Scalenus 

- Multifidus cervicis 

- Rectus capitis ventral minor 

- Sterno-thyrohyoideus 

- Omo-hyoideus 

Respirasi, punggung dan pinggang 

Gerakan 

Inspirasi 

Ekspirasi 

Retraksi costae terakhir 

Ekstensor punggung & pinggang 

Flexor pinggang 

Ekstensi vertebrae 


- Levator costarum 

- Itercostalis eksterna 

- Rectus thoracis 

- Seratus dorsalis cranial 

- Seratus dorsalis caudal 

- Intercostalis interna 

- Transversa thoracis 

- Retraktor costae 

- Longissimus dorsi 

- Intertransversalis lumborum 

- Multifidus dorsi 

108

CARDIOVASCULER 

Sistem cardiovasculer merupakan sistem sirkulasi 

dalam tubuh yang secara garis besar terdiri atas vaskuler / 

pembuluh darah, darah dan cor /jantung. Pada ruminansia 

dan semua mamalia, unggas dan reptil sistem vaskuler 

terbagi ke dalam dua aliran, pulmonal dan sistemik. 

Pericardium 

Pericardium merupakan selaput yang mengelilingi 

jantung. Secara umum pericaridum terbagi ke dalam facia 

fibrosa dan facia serosa. Facia fibrosa berada paling 

eksternal, tipis, kuat dan elastis. Facia serosa terbagi ke 

dalam dua bagian, parietale dan visceral. Facia serosa 

disebut juga epicardium. Terdapat ligamentum yang 

memfiksasi posisi jantung melalui perikardium, 

ligamentum steno-pericardiaca. 

Cor 

Jantung pada ruminan terletak diantara costae ke 2 

dan 5, pada kambing dan domba terletak kurang lebih 5 

cm dari articulatio Costo-condralis. Secara umum jantung 

terdiri atas 2 bagian, apex (ventral) dan basis (dorsal). 

Terdiri atas 2 facia, auricular (sinister) dan atrial (dexter). 

Terdiri atas 2 margo, cranial (cembung) dan caudal 

(datar). Dan bagian dalamnya terdiri atas 2 atrium dan 2 

ventrikel. 

Permukaan Lateral 

Pada permukaan lateral jantung terdapat beberapa 

bentukan. Pada bagian basis terdapat corpus adiposum, 

berupa kumpulan jaringan lipid. Terdapat sulcus coronary 

109

atau juga disebut sulcus atrioventicularis. Sulcus ini 

ditempati arteri coronary dan di sekitarnya terdapat corpus 

adeposum. Selain itu juga terdapat sulcus longitudinal atau 

disebut juga sulcus interventricularis yang terbagi atas 

subsinosus dan paraconalis. 

Ruangan Jantung 

Atrium Dexter 

Atrium dexter menerima darah dari seluruh tubuh. 

Terdapat 4 saluran yang bermuara di atrium dexter, yaitu: 

Vena cava cranial, Vena cava caudal, vena azygos dan 

sinus coronary. Seluruh darah dari atrium akan mengalir 

menuju ventrikel dexter melalui orificium atrioventricularis 

dexter yang di dalamnya terdapat valvula 

tricuspidalis 

Pada dinding atrium terdapat bentukan musculi 

pectinati yang membentuk crista terminalis pada bagian 

insertionya. Di antara orificium vena cava terdapat 

tuberculum intervenosum. 

Ventrikel Dexter 

Ventrikel dexter menerima darah dari atrium 

dexter dan memompanya menuju pulmo melalui arteri 

pulmonalis. Orificium arteri pulmonalis dibatasi oleh 

valvula semilunaris. 

Pada dinding ventrikel terdapat conus arteriosum 

pada dinding cranial, musculi papilaris yang bagian 

insertionya membentuk corda tendinae dan trabeculla 

carnae. 

110

Gambar 5.1, Jantung Sapi (Budras, 2003) 

Keterangan 

(1) a. Intercostalis 

(2) v. Costocervical 

(3) Aorta Thoracalis 

(4) Truncus Brachiocephalicus 

(5) a. Pulmonalis Sinister 

(6) v. Pulmonallis 

(7) a. Pulmonalis Dexter 

(8) Truncus Pulmonalis 

(9) v. Cava Caudal 

(10) v. Cava Cranial 

(11) Lig. Arteriosum 

(12)Auricularis Dexter 

(13) Auricularis Sinister 

(14) Orificio Atrioventricularis 

(15) m. Pectinati 

(16) Fossa Ovale 

(17) Sinus v. Cava 

(18) Sinus Coronaria 

(19) a. Circumflexa Coronaria 

(20) Margo Ventricularis Dexter 

(21) m. Papilaris Subarterial 

(22) m. Papilaris Minor 

(23) m. Papilaris Major 

(24) Trabeculla Carnae 

(25) Trabeculla Septomarginal 

(26) Sulcus Coronaria 

(27) v. Cardiaca Media 

(28) a. Interventricular Subsinosus 

(29) Epicardium 

(30) Myocardium 

(31) Endocardium 

(32) a. Coronari Sinatra 

(33) a. Interventricularis Paraconal 

(34) Apex 

(35) Sulcus Interventricularis Parc. 

(36) Margo Ventricularis Sinister 

(37) Corda Tendinae 

(38) Septum Interventricularis 

(39) m. Papilaris Subauricular 

(40) m. Papilaris Subatrial 

111

Atrium Sinister 

Atrium sinister menerima darah dari beberapa 

vena pulmonalis dan meneruskannya menuju ventrikel 

sinister melalui orificium atrio ventricularis sinister yang 

di dalamnya terdapat valvula bicuspidalis atau mitral. 

Secara umum bentukan pada atrium sinister sama dengan 

atrium dexter. 

Ventrikel Dexter 

Ventrikel sinister menerima darah dari atrium 

sinister melalui terbukanya valvula bicuspidal dan 

memompanya menuju seluruh tubuh melalui aorta. Antara 

aorta dan ventrikel sinister terdapat valvula semilunaris. 

Secara umum bentukan ventrikel sinister sama dengan 

ventrikel dexter. Yang membedakan kedua ventrikel 

adalah ketebalan dindingnya. Ventrikel dexter memiliki 

dinding yang tipis dengan ruang yang luas sementara 

ventrikel sinister berdinding tebal dan ruangan yang lebih 

sempit. 

Vasculer 

Pembuluh darah terdiri atas arteri, kapiler dan 

vena. Arteri terbesar adalah aorta dan vena terbesar adalah 

vena cava (cranial dan caudal). Vena cava cranial 

menerima darah dari kepala, leher, ekstremitas cranial dan 

sebagian besar dinding thorax sedangkan vena cava cava 

caudal menerima darah dari abdomen, pelvis dan 

ekstremitas caudal. Pada mamalia terdapat vena aorta 

hepatika, yaitu vena yang membawa darah dari gaster dan 

intestine menuju hepar. 

112

Percabangan Arteri 

Aorta terbagi menjadi dua, ke arah cranial dan 

caudal. Aorta yang mengarah ke caudal terbagi atas aorta 

thoracalis dan aorta abdominalis. 

Percabangan Aorta Cranial 

Coronary 

Truncus Brachiocephalicus 

Subclavia Sinister 

Percabangan Truncus Brachiocephalicus 

Subclavia Dexter 

Carotis Communis Dexter 

Carotis Communis Sinister 

Gambar 5.2, Vasculer Thorax Sapi (Budras, 2003) 

113

Keterangan 

(1) a. Vertebral et Cervicalis Prof. 

(2) a. Truncus Costocervical 

(3) a. Carotis Communis 

(4) a. Cervicalis Superficial 

(5) a. Subclavia Sinister 

(6) a. Thoracica Interna 

(7) Truncus Pulmonalis 

(8) v. Pulmonalis 

114 

(9) a. Intercotalis 

(10) Aorta Thoracalis 

(11) Truncus Sympaticus 

(12) a. Esophageal 

(13) a. Bronchial 

(14) Truncus Brachiocephalicus 

(15) Lig. Sternopericardiaca 

Percabangan a. Subclavia 

Vertebralis 

Mencabangkan : 

o ramus muscularis 

o ramus spinalis 

Thoracica interna 

Thoracica eksterna 

Thoracica lateral 

Costocervicalis 

Cervicalis Inferior 

Mencabangkan : ramus ascending et descending 

Cervicalis Profundus 

Mencabangkan : ramus mediastinal 

Axillaris 

Percabangan a. Axillaris 

Suprascapularis 

Subscapularis 


o Circumflexa Scapularis 

o Thoracodorsalis 

o Circumflexa Humeri Caudal

Gambar 5.3, Vascularisasi Ekstremitas Cranial Sapi 

(Pupesco) 

115

Keterangan 

(1) a. Axillaris 

(2) a. Suprascapularis 

(3) a. Subscapularis 

(4) a. Circumflexa Scapula 

(5) a. Thoracodorsalis 

(6) a. Brachialis 

(7) a. Circumflexa Humeri Cra. 

(8) a. Circumflexa Humeri Cau. 

(9) a. Profunda Bracii 

(10) a. Transversa Cubiti 

(11) a. Collateralis Ulnaris 

(12) Ramus Muscularis 

(13) a. Interossea Communis 

(14) a. Mediana 

(15) Ramus Carpi Dorsal 

(16) a. Circumflexa Radialis 

(17) a. Antebracii Superficial Cra. 

 

Brachialis 


o Circumflexa Humeri Cranial 

o Profunda Brachii 

o Colateralis Ulnaris 

o Trasversa Cubiti 

o Mediana 

Percabangan a. Mediana 

Ramus Muscularis 

Interosea Commnis 

Radialis 

Palmaris Lateralis 

Palmaris Medialis 

Percabangan a. Carotis Communis 

Carotis eksterna 

Carotis interna 

Percabangan a. Carotis Eksterna Sapi 

Auricularis Caudal 


o Occipitalis 

116

Temporalis Superficial 


o Auricullaris Rostral 

o Transversa Faciei 

o Messeterica 

Maxillaris 


o Bucallis 

o Optalmicus Eksterna 

o Malaris 

o Dorsalis Nasi 

Linguofacialis 


o Lingualis 


• Sublingualis 

• Profunda Liingua 

• Rami Dorsalis Lingua 

o Facialis 


• Labialis Mandibula Superficial 

• Labialis Mandibula Profundus 

• Lateralis Nasi 

• Labialis Maxillaris 

• Infraorbita 

117

Gambar 5.4, Vascularisasi Caput Sapi (Pupesco) 

Keterangan 

(1) a. Carrotis Communis 

(2) a. Carrotis Eksterna 

(3) a. Occipitalis 

(4) a. Auricullaris Caudal 

(5) a. Temporalis Superficial 

(6) a. Masseterica 

(7) a. Transfersa Faciei 

(8) a. Malaris 

(9) a. Dorsalis Nasi 

(10) a. Auricularis Rostral 

118 

(11) a. Linguofacialis 

(12) a. Facialis 

(13) a. Labialis Mandibula Supf. 

(14) a. Submentalis 

(15) a. Lateralis Nasi 

(16) a. Labialis Mandibula Prof. 

(17) a. Infraorbialis 

(18) a. Labialis Maxillaris 

(19) a. Mentalis 

(20) a. Buccali 

Percabangan Carotis Eksterna Kambing 

Occipitale 

Mencabangkan : Meningeas Caudal dan Condylaris 

Lingualis 


o Sublingualis 

o Profunda Liingua 

o Rami Dorsalis Lingua

Auricularis Caudale 

Temporalis Superficial 


o Palpebra Inferior Lateral 

o Palpebrae Superior Lateral 

o Dorsalis Nasi 

Transversa Faciei 


o Ramus Messenterica 

o Labialis Maxilla 

o Labialis Mandibula 

Percabangan a. Carotis Interna (pada otak) 

Rostralis Cerebri 


o Ethmoidale Interna 

o Meningeal Rostral 

o Cerebri Media 

o Cerebri Rostral 

Communicatus Caudal 


o Cerebri Caudal 

o Cerrebeli Caudal 

o Bassilaris Cerebri 

Choroidae Rostral 

119

Gambar 5.5, Vascularisasi Caput Kambing (Pupesco) 

Keterangan 

(1) a. Carotis Communis 

(2) a. Occipitalis 

(3) a. Meningeas Caudal 

(4) a. Lingualis 

(5) a. Condylaris 

(6) a. Auricularis Caudal 

(7) a. Temporalis Superficial 

(8) a. Dorsalis Nasi 

Percabangan Aorta Thoracalis 

Bronchialis 

Esophageal 

Intercostalis 

Phrenicus 

Percabangan Aorta Abdominal 

Celiaca 


o Hepatica 

o Ruminalis Dexter 

120 

(9) a. Tranversa Faciei 

(10) a. Labialis Mandibula 

(11) a. Labialis Maxilla 

(12) a. Infraorbita 

(13) a. Mentale 

(14) a. Malaris 

(15) a. Bucallis 

(16) a. Masseterica

o Ruminalis Sinister 

o Omaso-abomasal 

o Splenicus 

Messenterica Cranial 

Mencabangakan : 

o Pancreatidoduodenalis Caudal 

o Colici Mediana 

o Illiocolici 

o Jejunalis 

o Ramus Collateralis 

Renalis (dexter et sinister) 

Spermatica (pada jantan) 

Uterovarian (pada betina) 


o Uterina Median 

o Ovarica 

Lumbalis (5-6 pasang) 

Messenterica Caudal 


o Colici Sinister 

o Rectalis Cranial 

o Sigmoidalis 

Illiaca Interna (dexter et sinister) 

Illiaca Eksterna (dexter et sinister) 

Sacralis Mediana 

121

Gambar 5.6, Vaskularisasi Intestin Sapi (Budras, 2003) 

Keterangan 

(1) a. Messenterica cranial 

(2) a. Pancreatidoduodenalis Cau. 

(3) a. Colici mediana 

(4) a. Iliocolici 

(5) a. Colici dexter 

(6) a. Cecalis 

(7) Ramus colateralis 

(8) a. Jejunalis 

(9) a. Ilealis 

(10) a. Messenterica caudal 

(11) a. Colici sinister 

(12) a. Rectalis cranial 

Percabangan a. Illiaca Interna 

Vaginalis (betina) 

Prostatica (jantan) 

Cranialis Gluteal 

122

Rectalis Median 

Glutealis Caudal 

Pudenda Interna 

Urethralis 

Vestibular 

Clitoris (betina) 

Penis (jantan) 

Perineal Ventral 

Percabangan a. Illiaca Eksterna 

Circumflexa Illiaca Profunda 

Femoralis Profunda 

Mencabangkan 

o Truncus Pudendo Epigastricus 


Pudenda Eksterna > Mamarica (betina) 

dan scrotalis (jantan) 

Epigastrica Caudal 

o Circumflexa Femoralis Medial 

o Ramus Obturatorius 

Femoralis 


o Circumflexa Femoralis Lateral 

o Genucularis Descenden 

o Femoralis Caudal 

o Saphena 

Mencabangkan : Plantaris Medial et Lateral 

o Poplitea 

123

Percabangan a. Poplitea 

Tibialis Caudal > Metatarsal Planaris III > Digitalis 

Plantaris Communis III et IV 

Tibialis Cranial > Dorsalis Pedis > Metatarsal Dorsal 

III > Digitalis Dorsalis Communis III et IV 

Gambar 5.6, Vascularisasi Ekstremitas Caudal Sapi 

(Pupesco) 

124

Keterangan 

(1) a. Illiaca Eksterna Sinister 

(2) a. Circumflexa Illiaca Profunda 

(3) a. Illiaca Interna Sinister 

(4) a. Illiaca Interna Dexter 

(5) a. Illiaca Eksterna Dexter 

(6) a. Illiolumbalis 

(7) a. Sacralis Mediana 

(8) a. Glutealis Cranial 

(9) a. Vaginalis 

(10) a. Pudenda Interna 

(11) a. Perinealis Ventral 

(12) a. Glutealis Caudal 

(13) a. Umbilicalis 

(14) a. Femoralis Profunda 

(15) Truncus Pudendaepigastricus 

(16) a. Pudenda Eksterna 

(17) a. Epigastrica Caudal 

(18) a. Circumflexa Femoralis Medial 

(19) a. Nutritia os Femoris 

(20) a. Femoralis 

(21) a. Circumflexa Femoralis Lateral 

(22) a. Genucularis Descenden 

(23) a. Poplitea 

(24) ramus Obturatorius 

(25) a. Femoralis Caudal 

125

SISTEM NERVUS 

Sistem nervus merupakan sistem yang 

mengkoordinasikan berbagai sistem organ. Secara umum 

dikelompokkan ke dalam dua kelompok, Sistem Syaraf 

Pusat / Central Nervous System (CNS) dan Sistem Syaraf 

Tepi / Peripheral Nervous System (PNS). CNS terdiri atas 

otak dan spinal cord, sementara PNS terdiri atas nervus 

cranial, nervus spinalis dan System syaraf sympathic. 

Central Nervous System 

Meninges 

Meninges merupakan selaput yang melindungi 

otak dan spinal cord. Meninges terdiri atas tiga lapisan, 

dari superfisial menuju profundus berturut-turut dura 

meter, arachnoid dan pia mater. Pada arachnoid terdapat 

spatium subarachnoid, yaitu jarak dua lapisan yang berisi 

cairan serebrospinal / serebrospinalfluid (CSF) 

Spinal Cord 

Spinal cord terdapat di sepanjang canalis vertebrae 

dan merupakan kelanjutan dari medula oblongata. Pada 

potongan melintang, bagian luar spinal cord berwarna 

putih sementara bagian tengahnya berwarna abu-abu. 

Otak 

Berbeda dengan spinal cord, pada potongan 

melintang otak warna putih berada di bagian tengah 

sementara abu-abu terletak di bagian luar. Secara umum 

otak dibagi ke dalam serebrum, cerebellum dan batang 

otak. 

126

Gambar 6.1, Otak Sapi (Budras, 2003) 

127

Keterangan 

Tampak Dorsal 

(A) Gray matter 

(B) White matter 

(C) Caput caudate nucleus 

(D) Plexus choroid 

(E) Hippocampus 

(F) Cerebral hemisphere 

(G) Cerebellar hemisphere 

(H) Vermis 

Tampak Ventral 

(I) n. Olfactorius 

(II) n. Opticus 

(III) n. Oculomotor 

(IV) n. Troclearis 

(V) n. Trigeminal 

(VI) n. Abducen 

(1) Bulbus Olfactorius 

(2) Cerebrum 

(3) Fissura serebral longitudinal 

(4) Tractus olfactorius medial 

(5) Tractus olfactorius lateral 

(6) Trigonome olactorius 

(7) Chiasma opticus 

(8) Tractus opticus 

(9) Lobus piriformis 

(VII) n. Facialis 

(VIII) n. Vestibulotrochlear 

(IX) n. Glossopharingeal 

(X) n. Vagus 

(XI) n. Acessorius 

(XII) n. Hypoglosus 

(10) Sulcus cerebri 

(11) Gyrus cerebri 

(12) Hypophysis 

(13) Crus cerebri 

(14) Pons 

(15) Corpus trapezoid 

(16) Pyramid medula oblongata 

(17) Cerebellum 

(18) Spinal cord 

Tampak Medial 

(a) Ventrikel III 

(a’) Plexus coroideus 

(b) Recess opticus 

(c) Recess infundibularis 

(d) Recess suprapineal 

(e) Recess pineal 

(f) Foramen interventricularis 

(g) Aqueductus cerebralis 

(h) Ventrikel IV 

(i) Velum medullaris rostral 

(j) Velum medullaris caudal 

128

Cerebrum : 

(1) Hemisphere 

(2) Corpus callosum 

(3) Rhinencephalon 

(4) Septum pellucidum 

(5) Commissure rostral 

Mesencephalon 

(13) Lamina tecti 

(14) Tegmentum 

Diencephalon : 

(6) Thalamus 

(7) Jaringan Interthalamic 

(8) Epiphysis 

(9) Hypothalamus 

(10) Infundibulum 

(11) Hypophysis 

(12) Corpus mamilaris 

Telencephalon 

Telencephalon merupakan bagian pada otak yang 

terdiri atas hemisphere dan rhinencephalon / pars opticus 

hipotalamus. Hemisphere dipisahkan oleh fissura 

longitudinal pada bagian median. Apabila hemisphere 

dipotong, terdapat grey matter di lateral, atau biasa disebut 

cortex cerebri dan white matter di bagian medial. Pada 

rehinencephalon terdapat bulbus, tractus dan trigonom 

olfactorius serta lobus piriformis. 

Diencephalon 

Diencephalon terdiri atas thalamus, corpus pineal, 

corpus mamilaris, pituitary, chiasma opticus dan tractus 

opticus. 

129

Mesencephalon 

Mesencephalon terletak diantara diencephalon 

pada arah rostral dan ons di arah caudal. Mesencephalon 

terdiri atas corpora quadrigemina dan cerebral peduncles. 

Metencephalon 

Metencephalon terdiri atas cerebellum dan pons. 

Cerebellum terdiri atas dua hemisphere lateral dan vernis. 

Permukaan cerebellum terdiri dari banyak lamina yang 

disebut folia. 

Myelencephalon 

Pada dewasa berkembang menjadi medula 

oblongata. Medula oblongata akan keluar melalui foramen 

magnum dan menjadi spinal cord pada sepanjang canalis 

vertebrae. 

130

Peripheral Nervous System 

Percabangan Nervus Cranial 

No Nama Nervous Tipe Cabang dari Menginervasi 

I Olfactorius Sensorik Bulbus olfactorius Mukosa olfactorius 

II Opticus Sensorik Diencephalon Retina 

III Oculomotor Mesencephalon 

Ramus dorsal (1) Motorik n. Oculomotor m. Rectus bulbi dorsal 

m. Levator palpebrae superior 

m. Retractor bulbi 

n. Oculomotor m. Rectus bulbi medial et ventral 

m. Oblique bulbi ventral 

Ramus ventral (2) Motorik 

Parasympatic 

IV Trochlear Motorik Mesencephalon m. Oblique bulbi dorsal 

V Trigeminal Pons 

Ophtalmicus (V1) Sensorik n. Trigeminal Dorsal nasi 

Os ethmoidal 

gl. Lacrimal 

Nasociliaris (3) Sensoric n. Ophtalmicus 

Ethmoidale (4) Sensorik n. Nasociliaris Mukosa nasi dorsal 

Infratrochlearis (5) Sensorik n. Nasociliaris Konjunctiva 

Carancula lacrimal 

Kulit sudut medial mata 

131

Ciliaris longus (6) 

Lacrimal (7) 

Sensorik 

Parasympatic 

Sensorik 

Parasympatic 

Sympatic 

n. Nasociliaris Iris 

Cornea 

m. Ciliaris 

n. Ophtalmicus gl. Lacrimal 

Kulit dan konjungtiva sudut 

lateral mata 

Zygomaticotemporalis Sensorik n. Lacrimal Kulit didaerah temporal 

(8) 

Cornualis (9) Sensorik n. Zygomaticotemporalis Dermis cornual 

Frontalis (10) Sensorik n. Ophtalmicus Kulit daerah frontal 

Kelopak mata atas 

Maxillaris (V2) Sensorik n. Trigeminal 

Zygomaticus (11) Sensorik n. Maxillaris 

Parasympatic 

Zygomaticofacialis (12) Sensorik n. Zygomaticus Kelopak mata bawah 

Pterygopalatina (13) Sensorik n. Maxillaris 

Parasympatic 

Palatina major (14) Sensorik n. Pterygopalatina Palatum dorum 

Parasympatic 

Palatina minor (15) Sensorik n. Pterygopalatina Palatum molle 

Parasympatic 

Nasalis caudal (16) Sensorik n. Pterygopalatina Pars ventral cavum nasi 

Palatum 

132

Infraorbital (17) Sensoric n. Maxillaris Kulit di dorsal nasi, mars dan 

bibir atas 

Mandibularis (V3) Sensorik n. Trigeminal 

Motorik 

Masticatoris (18) Motorik n. Mandibularis 

Temporalis profundus Motorik n. Masticatoris m. Temporalis 

(19) 

Massenterica (20) Motorik n. Masticatoris m. Masseter 

Pterygoideus medial 

Pterygoideus lateral (21) 

Motorik n. Mandibularis Pterygoideus medial 

Pterygoideus lateral 

Tensor tympani (22) Motorik n. Mandibularis Tensor tympani 

Tensor veli palatina (23) Motorik n. Mandibularis Tensor veli palatina 

Auriculotemporalis (24) Sensorik 

Parasympatic 

n. Mandibularis Kulit pada auricula dan temporal 

gl. Parotidoa 

Sympatic 

Bucallis (26) 

Sensoric n. Mandibularis gll. Bucallis 

Parasympatic 

Parotis (27) Parasympatic n. Bucallis gl. Parotis 

Lingualis (28) 

Sensoric 

Parasympatic 

n. Mandibularis Mukosa lantai cavum oris dan 

lingua 

Sublingualis (29) Sensoric n. Lingualis Mukosa lantai cavum oris 

Parasympatic 

Alveolaris inferior (30) Sensoric n. Mandibularis Gigi dan gusi 

133

Mylohyoideus (31) Motoric n. Alveolaris inferior m. Mylohyoid 

m. Digastricus 

Mentalis (32) Sensoric n. Alveolaris inferior Kulit dan mukosa dagu dan bibir 

bawah 

VI Abducent Motoric Medulla oblongata Rectus bulbi lateral 

Retractor bulbi pars lat. 

VII Facialis Sensori 

Motoric 

Medulla oblongata 

134 

Wajah, telinga, gl. Lacrimal dan 

gl. saliva 

Parasympatic 

Petrosal major (33) Parasympatic n. Facialis gll. Pada hidung,palatum dan 

lacrimal 

Stapedius (34) Motoric n. Facialis Stapedius 

Chorda tympani (35) Sensoric 

Parasympatic 

n. Facialis gll. Mandibula, sublingua dan 

2/3 lingua 

Auricularis intern (36) Sensoric n. Facialis Facies intern auricula 

Auricularis caudal (37) Motoric n. Facialis m. Auricular 

Digastricus (38) Motoric n. Facialis Digastricus caudal 

Plexus parotideus Parasympatic n. Facialis gl. Parotis 

Auriculopalpebral (39) Motoric n. Facialis 

Auricularis rostral (40) Motoric n. Auriculopalpebral m. Auricularis rostral 

Zygomaticus (41) Motoric n. Auriculopalpebral m. Orbicularis oculi 

m. Levator anguli oculi med. 

m. Fronalis

Bucalis dorsal (42) Motoric n. Facialis Planum nasi, nostril, bibir atas 

Bucalis ventral (43) Motoric n. Facialis m. Bucinator 

m. Depressor labii inferior 

VIII Vestibulocochlear Sensoric Medulla oblongata 

Cochlear Sensoric n. Vestibulocochlear Cochlea pada cavum tymphani 

Vestibular Sensoric n. Vertibulocochlear Ductus semisircular, utriculus 

dan sacculus 

IX Glossopharyngeal Sensoric 

Motoric 

Medulla oblongata 

135 

Mukosa lingua, pharynx, tonil 

dan cavum tymphani 

Parasympatic 

Pharingeal (44) Sensoric n. Glossopharingeal Mukosa pharyngeal caudal, 

Motoric 

stylopharingeus 

Lingualis (45) 

Sensoric n. Glossopharingeal Mukosa palatum molle 

Parasympatic 

Radix lingua 

X Vagus Sensoric Medulla oblongata Organ vicera caput, collum, 

Motoric 

thorax dan abdomen 

Parasympatic 

Auricular (46) Sensoric n. Vagus Kulit pada meatus acousticus 

externus 

Pharyngeal (47) Sensoric n. Vagus m. pharyngeal dan mukosa 

Motoric 

Laryngeal cranial (48) Sensoric n. Vagus 

Motoric

Cabang eksterna (49) Motoric n. Laryngeal cranial Cricothyroideus 

Cabang intern (50) Sensoric n. Laryngeal cranial Mukosa laryngeal rostral hingga 

rima glotis 

Laryngeal recurrent 

Laringeal caudal 

Sensoric 

Motoric 

Parasympatic 

Sensoric 

Motoric 

n. Vagus Plexus cardiaca 

Trachea 

Esophagus 

n. Laryngeal recurrent Seluruh m. Laryngeal kecuali 

cricothyroid 

Mukosa laryngeal caudal hingga 

rima glotis 

XI Accessorius Motoric Medulla oblongata 

Ramus cranial Int. (51) Motoric Medulla oblongata Bergabung bersama n. Vagus 

Ramus spinal eks. (51) Motoric Spinal cord cervical 

Cabang dorsal Motoric Ramus spinal eksterna m. Trapezius 

m. Cleidooccipitalis 

Cabang ventral Motoric Ramus spinal eksterna m. Cleidomastoideus 

m. Sternocephalicus 

XII Hypoglossus Motoric Medulla oblongata Lingua, m. genioglossus, 

styloglossus dan hyoglossus 

bersama n.cervicalis 1 

menginervasi geniohyoideus 

dan thyrohyoideus 

136

Gambar 6.2, Percabangan Nervous Cranial Sapi 


Keterangan 

Lihat pada tabel Percabangan Nervous Cranial 

Percabangan Nervous Spinal 

Nervous spinalis keluar dari foramen 

intervertebrae. Setiap nervous spinalis terdiri atas cabang 

dorsal dan cabang ventral. Beberapa percabangan nervus 

spinal akan membentuk plexus sebelum terbagi dan 

menginervasi jaringan, contohnya adalah plexus brachialis 

dan lumbosacral. Penamaan nervus spinal berdasarkan 

pada vertebrae tempatnya keluar. Secara umum nervus 

spinal bertipe gabungan (sensoric + motoric) 

137

Inervasi Estremitas Cranial 

Ekstremitas cranial diinervasi oleh percabangan 

ventral nervus cervicalis 6 hingga cabang ventral nervus 

thoracalis 2 (pada sapi) dan cabang ventral vertebrae 

cervicalis 5 hingga cabang ventral vetebrae thoracalis 1 

(pada kambing). Nervus tersebut akan membentuk plexus 

brachialis. 

Percabangan Plexus Brachialis 

Nervous 

Menginervasi 

Suprascapularis 

Subscapularis 

Thoracodorsalis 

Thoracica longum 

Pectoralis 

Musculocutaneus 

Axillaris 

Radialis 

Cabang superficial 

Cabang Profundus 

Ulnaris 

Mediana 

m. Supraspinatus 

m. Infraspinatus 

m. Subscapularis 

m. Latissimus dorsi 

m. Serratus ventralis 

m. Pectoralis profundus et superficial 

m. Biceps brachii 

m. Coracobrachialis 

m. Brachialis 

m. Teres major et minor 

m. Deltoideus 

m. Triceps brachii 

m. Anconeus 

m. Ekstensor carpi radialis 

m. Ekstensor digitorum communis 

m. Ekstensor digitorum lateral 

m. Ulnaris lateralis 

m. Flexor carpi ulnaris 

m. Flexor digitorum profundus 

m. Pronator tres 

m. Flexor carpi rasialis 

m. Flexor digitorum superfisial 


138

Gambar 6.3, Regio Inervasi Ekstremitas Cranial 


139

Gambar 6.4, Percabangan Nervous Cranial Sapi 


Keterangan 

(1) n. Thoracodorsali 

(2) n. Subscapularis 

(3) n. Plexus brachialis 

(4) n. Suprascapularis 

(5) n. Musculocunaeus 

(6) n. Ulnaris 

(7) n. Axillaris 

(8) n. Mediana 

(9) n. Radialis 

(10) n. Cutaneus antebrachii cau. 

(11) n. Radialis profundus 

(12) n. Cutaneus antebrachii cra. 

(13) n. Cutaneus antebrachii med. 

(14) n. Radialis Superficial 

140

Inervasi Ekstremitas Caudal 

Ekstremitas caudal diinervasi oleh cabang ventral 

nervus spinalis dari beberapa vertebrae lumbal terakhir 

dan 2 vertebrae sacralis pertama dan membentuk plexus 

lumbosacralis. 

Percabangan Plexus Lumbosacralis 

Nervous 

Menginervasi 

Glutealis cranial 

Glutealis caudal 

Cutaneus femoralis lateral 

Femoralis 

Saphena 

Obturatorius 

Ischiadicus 

Cutaneus surae caudal 

Cutaneus surae lateral 

Peroneus Comunis 

- Ramus muscularis 

- Peroneus profundus 

- Peroneus superficialis 

Tibialis 

-Plantaris lateral 

-Plantaris medial 

m. Gluteus medius 

m. Glutealis profundus 

m. Gluteus medius 

m. Semitendinosus 

m. Tensor fascia lata 

Kulit pada regio femoralis craniolateral 

m. Sartorius 

m. Quadriceps femoris 

m. Illiopsoas 

Regio pedis lantar 

m. Adductor 

m. Gracilis 

m. Pectineus 

m. Obturatorius eksterna 

m. Semitendinosus 

m. Semimembranosus 

m. Biceps femoris 

m. Quadratus femoris 

m. Obturatorius intern 

Kulit pada regio cruris caudomedial 

Kulit pada regio cruris craniolateral 

m. Tibialis cranial 

m. Ekstensor digitorum longum 

m. Ekstensor digitorum lateral 

m. Peroneus tertius 

m. Peroneus longus 

m. Gastrocnemeus 


m. Popliteus 

141

Gambar 6.5, Regio Inervasi Ekstremitas Caudal 


142

Gambar 6.5, Inervasi Ekstremitas Caudal 


143

Keterangan 

(1) n. Gluteus caudal 

(2) n. Cutaneus temporalis cau. 

(3) n. Pudenda 

(4) n. Rectalis caudal 

(5) n. Obturatorius 

(6) n. Genitofemoris 

(7) n. Femoralis 

(8) n. Cutaneus femoralis lateral 

(9) n. Peroneus communis 

(10) n. Cutaneus surae caudal 

(11) n. Cutaneus surae lateral 

(12) n. Tibialis 

(13) n. Saphena 

(14) n. Peroneus profundus 

(15) n. Peroneus superficial 

144

SISTEM RESPIRASI 

Yang dipelajari pada anatomi sistem respirasi 

organ respirasi yang terdiri atas nostril, cavum nasi, 

larynx, trachea, bronchus dan pulmo serta komponen 

penunjang yang meliputi cavum thorax, mediastinum, 

diaphragma dan pleura. 

Nostril 

Nostril, atau nares eksterna adalah penghubung 

paling luar sistem sirkulasi dengan lingkungan. Nostril 

memiliki alae pada lateral dan medial serta angulus pada 

dorsal dan vetral. 

Cavum Nasi 

Cavum nasi dibentuk oleh seluruh ossa facialis 

kecuali mandibula dan hyoid. Antara cavum nasi dexter 

dan sinister dipisahkan oleh septum nasi dan os vomer. 

Pada cavum nasi terdapat os turbinatum atau biasa disebut 

conchae. Secara umum pada ruminan terdapat tiga 

conchae, yaitu: conchae nasi dosa, conchae nasi ventral 

dan conchae nasi medial yang pada bagian caudalnya 

melekat pada os ethmoidale, membentuk ethmoturbinatum. 

Membran mucosa conchae diinervasi oleh 

nervus olfactorius dan merupakan bagian utama indera 

penciuman. Ruang kosong diantara conchae disebut 

meatus. Terdapat empat meatus pada ruminan, meliputi 

meatus nasi dorsal (diantara atap cavum nasi dan conchae 

dorsal), meatus nasi medial (diantara conchae nasi dorsal 

dan ventral), meatus nasi ventral (diantara conchae ventral 

145

dan lantai cavum nasi) serta meatus nasi communis 

(diantara septum nasi dan ketiga conchae). 

Larynx 

Larynx merupakan aparatus valvula complex yang 

berfungsi mengatur jumlah udara yang melewati saluran 

respirasi. Laring terletak di caudal ramus mandibula dan 

di dalamnya terdapat organ penghasil suara. Struktur 

laring didasari oleh kartilago yang meliputi: cricoid, 

thyroid, epiglotis dan arytenoid yang dihubungkan oleh 

sendi, ligamen dan membran. 

Trachea 

Trachea merupakan saluran udara fleksibel dengan 

cincin kartilago (mulus trachealis). Ujung cranial trachea 

menempel pada larynx sedangkan ujung caudalnya 

membentuk percabangan (biforcatio trachealis). 

Percabangan trachea membentuk broncus. Secara 

struktural broncus menyerupai trachea, saluran dengan 

cincin kartilago, tetapi ukurannya lebih kecil. Broncus 

akan bercabang ke saluran yang lebih kecil (bronciulus) 

hingga alveoli. 

Cavum Thorax 

Dinding dorsal cavum thorax dibentuk oleh 

vertebrae thorachalis, dinding ventral dibentuk oleh 

sternum, dinding lateral dibentuk oleh costae, dinding 

caudal dibentuk diafragma sedangkan di arah cranial 

berbentuk apertura thoracalis cranial. Apertura thoracalis 

cranial dibentuk oleh manubrium sterni, sepasang costae 

pertama dan vetebrae cervicalis ke-7. 

146

Mediastinum 

Mediastinum adalah pembatas median cavum 

thorax, memisahkan cavum thorax menjadi dexter dan 

sinister. Mediastinum terbagi ke dalam tiga bagian, 

septum mediastinum cranial, caudal dan medial. 

Diafragma 

Diafragma merupakan lembaran musculus yang 

memisahkan cavum thorax dan abdomen. Bagian dorsal 

diafragma menempel pada vertebrae, bagian lateral 

menempel pada sternum dan bagian lateral menempel 

pada costae. Facies thoracalis diafragma menempel pada 

pulmo sedangkan facies abdominal menempel pada hepar 

dan rumen. 

Diafragma tersusun dari dua bagian, pars 

muscularis dan pars tendinosa (sentrum tendineum). 

Diafragma berlubang pada tiga bagian, hiatus aorticus 

(tempat lewatnya aorta abdominal dan vena azygos) hiatus 

esophagus (tempat lewatnya esophagus dan nervus vagus) 

dan foramen vena cava (tempat lewatnya vena cava 

caudal). 

Pleura 

Pleura merupakan membran tipis yang 

menyelimuti dinding medial cavum thorax. Pleura terbagi 

ke dalam tiga bagian, yaitu: pleura parietale (melapisi 

dinding thorax), pleura viceral (melapisi pulmo) dan 

pleura mediastinal (melapisi aorta, esophagus, limpo 

nodul dan jaringan yang melintasi atau berada di spatium 

mediastinal) 

147

Pulmo 

Pulmo merupakan organ respirasi utama dan 

terletak di cavum thorax. Pulmo terdiri dari beberapa 

lobus, jumlah lobus tergantung kepada spesies. Secara 

umum, jumlah lobus sinister lebih sedikit dari lobus 

dexter. Pada kambing misalnya, terdapat empat lobus pada 

dexter (apical, cardiaca, diafragmatica dan aksesorius) dan 

dua pada sinister (lobus apical dan diaragmatica). Baik 

lobus apical dexter atau pun sinister terbagi ke padam pars 

cranial dan caudal. 

Pulmo merupakan organ yang nyaris tanpa 

jaringan otot. Gerakan mengembang dan menyusut pulmo 

sepenuhnya bergantung kepada pergerakan dinding thorax 

dan musculus respirasi. Mengembangnya pulmo terjadi 

karena tekanan negatif dinding thorax akan 

mengakibatkan udara masuk ke paru-paru. 

Bentukan pada permukaan pulmo mengikuti 

permukaan yang menekannya. Pada facia yang 

menghadap costae, terdapat impresio costalis, pada 

permukaan yang menghadap jantung terdapat incissura 

cardiaca, pada sisi yang berada di sekiras esofagus, aorta 

dan vena cava masing caudal terdapat impresario 

esofagus, impresario aorticus dan impresario vena cava. 

Pada paru-paru sehat memiliki karakteristik: 

berwarna merah muda, lembut, seperti spon, sangat elastis, 

mengapung dalam air dan terdengar kripitasi saat ditekan. 

Kripitasi menandakan terdapat udara dalam paru-paru. 

148

Ukuran paru-paru memenuhi cavum thorax, tetapi setelah 

cavum thorax terbuka akan menyusut. 

Keterangan 

1. Conchae nasi dorsal 

2. Conchae nasi medial 

3. Conchae nasi ventral 

4. Sinus frontalis 

Gambar 7.1, Cavum nasi sapi 

Sinister Dexter Sinister 

Dexter 

Dorsal 

149 

Ventral

Gambar 7.2, Pulmo sapi (Budras, 2003) 

Keterangan 

(1) Lobus cranial pars cranial / Lobus apical pars cranial 

(2) Lobus cranial pars caudal / Lobus apical pars caudal 

(3) ln. Tracheobronchialis cran. 

(4) Broncus pricipalis 

(5) Lobus medial / Lobus cardiaca 

(6) ln. Tracheobronchialis sinister 

(7) Bifurcatio trachealis 

(8) ln. Bronchiotrachealis dexter 

(9) ln. Pulmonalis dexter 

(10) ln. Tracheobrachialis medial 

(11) ln. Pulmonalis sinister 

(12) Lobus acsessorius 

(13) Lobus caudal / Lobus diafragmatica 

150

SISTEM DIGESTI 

Untuk mempermudah pemahaman kita akan 

mengelompokkan anatomi sistem digesti ke dalam tiga 

kelompok; GIT (gastro intestinal track), organ aksesoris 

dan struktur pendukung. GIT dimulai dari cavum oris, 

pharinx, esophagus, rumen, reticulum, omasum, 

abomasum, duedonum, jejunum, ileum, caecum, colon 

dan rectum. Organ aksesoris meliputi lingua, dentes, 

glandula saliva, hepar dan pancreas. Sementara struktur 

pendukung sistem digesti meliputi cavum abdomen, 

peritoneum dan lien. 

Cavum Oris 

Beberapa ruminan memiliki sulcus pada bagian 

median bibir (labial) atasnya, yang biasa disebut philtrum. 

Philtrum memisahkan bibir atas menjadi dua bagian. Pada 

bagian medial labial, di dekat sudut mulut terdapat papila 

labialis dan memanjang ke arah caudal, biasa disebut 

papila buccalis. Pada atap cavum oris terdapat rigi 

transversal yang biasa disebut rigi palatina. 

Cavum oris berfungsi untuk memegang, 

menghaluskan dan mencampukan makanan dengan saliva. 

Struktur utama dalam cavum oris adalah gigi (dentes) dan 

lidah (lingua). Ruminan, khususnya sapi, kambing dan 

domba dewasa memiliki 32 gigi 2(I 0 4 , C 0 0 , P 3 3 , M 3 3 ), 

sedangkan saat kecil memiliki 20 gigi 2(I 0 4 , C 0 0 , P 3 3 , M 0 0 ). 

I (Incissifus), C (Caninus), P (Premolar), M (Molar). 

Lingua terdiri atas apex, corpus dan radix. 

Permukaan lingua yang menghadap cavum oris (dorsum / 

fascia dorsal) dibagi dua bagian oleh fossa lingua. Pada 

bagian median dorsum bagian caudal terdapat torus 

lingua. Pada sisi lateral dorsum apex terdapat papila 

151

filiformis, pada sisi medial terdapat papila fungiformis, 

pada torus terdapat papila lentiformis dan pada sisi lateral 

radix lingua terdapat papila vallata. 

Gambar 8.1, Cavum Oris Sapi (Budras, 2003) 

Keterangan 

(1) Apex lingua 

(2) Corpus lingua 

(3) Radix lingua 

(4) Fossa lingua 

(5) Torus lingua / papila 

lentiformis 

(6) M Genioglosus 

(7) M Geniohyoideus 

(8) Papila labialis dan bucalis 

(9) Plexus palatina 

(10) Rigi palatina 

(11) Caranculus lingua 

(12) Frenulum lingua 

(13) Papila fungiformis 

(14) Papila filiformis 

(16) Papila vallata 

(17) Arcus palatoglosus 

(18) Tonsil lingua 

152

Pharynx 

Pharynx berada pada persimpangan antara saluran 

respirasi dan digesti. Pharinx terdiri dari tiga bagian, 

oropharynx, laryngopharynx dan nasopharynx. 

Oropharynx (pars oralis) berbatasan dengan ventral lingua 

dan melekat pada basis epiglotis. Laryngopharynx (pars 

laryngeal) terdiri atas ostium intrapharyngeal, berada di 

dorsal larynx. Ostium intrapharngeal mengatur 

perpindahan respirasi dan digesti. Saat inspirasi atau 

respirasi laryngopharynx menutup dan cavum nasi 

terhubung dengan larynx. Saat menelan laryngopharynx 

membuka dan larynx menutup. Nasopharynx (pars 

nasalis) terletak dari choane hingga ostium 

intrapharyngeal dan dipisahkan oleh palatum mole. 

Gambar 8.1, Pharynx dan Larynx sapi (Budras, 2003) 

153

Keterangan 

(1) Orificium pharyngeal tuba auditorium 

(2) Septum pharyngeal 

(3) Palatum mole 

(4) Sinus tonsil palatina 

(A) Nasopharynx 

(B) Oropharynx 

(C) Arcus palatopharyngeal 

(D) Laryngopharynx 

(E) Vestibulus laryngeal 

(F) Glottis 

(G) Cavum infraglottic 

Esophagus 

Esophagus merupakan saluran musculomembranosus 

yang memanjang dari pharynx hingga 

gastric. Esophagus memanjang dari leher ke arah caudal, 

memasuki cavum thorax hingga abdomen. Di leher 

esophagus terletak di caudal trachea. Memasuki cavum 

thorax terletak diantara trachea dan aorta dan memasuki 

abdomen melalui hiatus esophagus diafragmatica. 

Esophagus di vascularisasi oleh arteri esophageal dan 

diinervasi oleh nervus vagus. 

Gaster 

Gaster atau lambung terletak diantara esophagus 

dan intestine (jejunum). Pada ruminan, gaster (atau venter) 

dibagi ke dalam empat compartemen, yaitu; rumen, 

reticulum, omasum dan abomasum. 

Rumen 

Rumen merupakan bagian terbesar dari lambung 

ruminan, kurang lebih 71% dari total kapasitas. Rumen 

terletak diantara esophagus dan reticulum dan disini 

terjadi fermentasi serat kasar. Pada permukaan lumen 

rumen terdapat bentukan pilae ruminis dan pada arah 

caudal terdapat orificium ruminoreticularis. 

154

Rumen terbagi atas dua bagian, saccus dorsal dan 

saccus ventral. Keduanya dipisahkan oleh sulcus 

longitudinal dexter dan sinister. Sulcus longitudinal dexter 

dan sinister merupakan tempat dari arteri ruminalis dexter 

dan sinister, cabang dari arteri celiaca. 

Keterangan 

(A) Rumen 

(B) Reticulum 

Gambar 8.3, Gaster Sapi (Budras, 2003) 

(C) Omasum 

(D) Abomasum 

(1) Sulcus longitudinal sinister 

(2) Sulcus acessorius sinister 

(3) Sulcus coronary dorsal 

(4) Sulcus coronary ventral 

(5) Sulcus ruminoreticular 

(6) Saccus dorsal 

(7) Saccus ventral 

(8) Sulcus longitudinal dexter 

(9) Selulae reticuli 

(10) Pilae ruminis 

(11) Lamina omasi 

(12) Plica spiralis 

155

Reticulum 

Reticulum terletak di sebelah sinister median 

abdomen dengan kapasitas 8% dari total kapasitas 

lambung. Reticulum terletak antara rumen dan omasum, 

pada bagian dalamnya terdapat bentukan selulae reticuli. 

Omasum 

Omasum merupakan bagian terkecil dari keempat 

kompartemen lambung ruminan dan hanya menampung 

kurang lebih 2% total kapasitas lambung. Omasum 

terletak diantara reticulum dan abomasum. Bagian medial 

omasum terdapat bentukan lamina omasi. 

Abomasum 

Abomasum memiliki kapasitas sekitar 19% dari 

total kapasitas lambung. Abomasum terbagi ke dalam 3 

bagian, yaitu cardiac fundus dan pylorus. Cardiac berada 

paling cranial, disini terdapat orificium omasoabomasal. 

Fundus terletak diantara cardiac dan pylorus, di dalamnya 

terdapat plika spiralis. Pylorus berada paling caudal, di 

dalamnya terdapat orificium abomasoduodenal. 

Intestine 

Intestine ruminan terdiri atas duodenum, jejunum, 

ileum, caecum, colon dan rectum. 

Duodenum 

Duodenum terletak di caudal pylorus, berbentuk 

“S” dan diikat ke dinding abdomen oleh mesoduodenum. 

Pada duodenum melekat pancreas. Duodenum merupakan 

muara dari ductus pancreaticus (dari pancreas) dan ductus 

choleduchus (dari hepar dan fesica vellea). 

156

Gambar 8.4, Intestine Sapi (Budras, 2003) 

Keterangan 

(1) Duodenum 

(2) Jejunum 

(3) Illiem 

(4) Caecum 

(5) Colon 

(a) Ascenden proximal / ansa proximal 

(b) Gyrus sentripetal 

(c) Flexura centralis 

(d) Gyrus sentrifugal 

(e) Ascenden distal / ansa distal 

(f) Colon transversus 

(g) Colon descenden 

(6) Rectum 

157

Jejunum 

Jejunum merupakan bagian dari intestine yang 

paling panjang. Jejunum terletak diantara duodenum dan 

ileum dan diikat oleh mesojejunum. 

Ileum 

Ileum terletak diantara jejunum dan caecum. Ileum 

diikat oleh mesoillium 

Caecum 

Ileum merupakan saluran buntu yang terletak 

diantara ileum dan colon. Di dalam ileum terdapat secca 

tonsil. 

Colon 

Colon terbagi ke dalam beberapa bagian, berurutan 

dari cranial, meliputi; colon ascenden > ansa proximalis > 

ansa spiralis > gyrus sentripetal > flexura centralis > gyrus 

sentrifugal > ansa distalis > colon transversus > colon 

descenden. Colon diikat oleh mesocolon. 

Rectum 

Rectum merupakan bagian paling caudal GIT. 

Memanjang dari caudal colon, melewati cavum pelvis dan 

menuju anus. Rectum diikat oleh mesorectum. 

Peritoneum 

Peritoneum merupakan lapisan membran paling 

besar, menutupi seluruh cavum abdomen dan cavum 

pelvis. Peritoneum terbagi atas bagian parietale, viceral 

dan beberapa lipatan / penggantung organ. Peritoneum 

parietale membungkus seluruh organ vicera dalam 

abdomen, kecuali ginjal. Peritoneum vicera melapisi 

setiap organ sedangkan penggantung meliputi: 

158

Omentum, menggantung rumen, reticulum, omasum 

dan abomasum. Terdiri atas omentum major, minor 

gastrosplenicus. 

Messenterium, terdiri atas mesoduodenum, 

mesojejunum, mesoillium, mesocolon dan 

mesprectum. 

Hepar 

Hepar terdiri atas lobus dexter, lobus sinister, lobus 

caudatus dan lobus quadratus. Bentukan pada hepar 

meliputi: 

Impressio abomasal, dibentuk oleh abomasum 

Impressio omasica, dibentuk oleh omasum 

Impressio renalis, dibentuk oleh ren 

Impressio costalis, dibentukoleh costae 

Sulcus vena cava, tempat lewatnya vena cava caudal 

Fissuraportalis, tempat lewat vena porta hepatica, 

arteri hepatica dan ductus hepaticus, 

Ductus hepaticus, saluran dari hepar menuju 

duodenum 

Ductus cysticus, saluran dari fesica velea menuju 

duonenum 

Ductus choleducus, gabungan dari ductus hepaticus 

dan cysticus 

Hepar divascularisasi oleh arteri hepatica dan vena porta 

hepatica. Vena porta hepatica membawa darah dari 

lambung (rumen hingga abomasum), intestine dan lien. 

159

Lien 

Lien berperan ralam sistem imunitas, 

haemophoesis dan menyimpan RBC. Lien terletak pada 

bagian cranial cavum abdomen, menempel pada rumen. 

Pancreas 

Pancreas berbentuk menyerupai cacahan daging 

dan terletak pada sisi dexter cavum abdomen, melekat 

pada duodenum. Pancreas pada ruminan terdiri atas lobus 

dexter major dan lobus sinister minor. Pancreas diinervasi 

arteri pancreatic, cabang dari arteri celiaca dan 

messenterica cranial. 

160

SISTEM URINARIA 

Secara umum, sistem urinaria ruminansia terdiri 

atas sepasang ginjal, sepasang ureter, fesica urinaria dan 

urethra. Fungsi utama sistem urinaria adalah mengatur 

keseimbangan cairan dalam tubuh. 

Ginjal 

Ginjal, atau dalam bahasa latin disebut ren, terletak 

di cavum pelvis, di luar peritoneum. Pada sapi, ginjal 

memiliki banyak lobus, berbeda dengan pada kambing 

atau domba yang hanya satu lobus. Ginjal terdiri atas 

capsula, cortex, medula, hilus renalis, pelvis renalis, sinus 

renalis, pyramid renalis, crista renalis dan ramus arcuata. 

Capsula renalis merupakan membran yang 

menyelimuti bagian paling luar ginjal. 

Cortex renalis, bagian perifer dari parenkim ginjal. Di 

dalamnya terdapat nefron. Setiap nefron tersusun atas 

glomerulus, capsula Bowmen dan tubulus (proximal, 

lengkung Henle, distal dan colecticus) 

Medulla terletak di tengah parenkim ginjal, terlihat 

lurik bergaris karena banyak terdapat tubulus. 

Hilus renalis berada paling median, dilewati oleh 

arteri, vena dan ureter. 

Pelvis renalis, bagian dari ureter yang mengalami 

perluasan. 

Sinus renalis, tempat jaringan adiposa, berisi 

pembuluh darah dan mengelilingi pelvis renalis 

Pyramid renalis, bentukan pada medulla yang sekilas 

tampak berbentuk segitiga. 

161

Crista renalis, bentukan yang dihasilkan dari 

gabungan papila renalis (ujung tumpul dari pyramid 

renalis). 

Ramus arcuata, pembuluh darah yang terlihat pada 

batas antara cortex dan medula. 

Vascularisasi ginjal disuplai oleh arteri renalis. 

Setiap arteri renalis akan bercabang menjadi arteri 

interlobuler dan kemudian bercabang lagi menjadi arteri 

arcuata. Inervasi ginjal dilakukan nervus sympatik yang 

bercabang dari plexus celiacomesenteric. 

Ureters, Fesica Urinaria dan Urethra 

Ureter memanjang dari pelvis renalis di cavum 

abdomen hingga fesica urinaria di cavum pelvis. Fesica 

urinaria menampung urine dari ureter untuk selanjutnya 

menuju urethra. Baik dinding ureter, fesica urinaria dan 

urethra tersusun dari jaringan otot polos, 

Gambar 9.1, Ginjal Sapi (Budras, 2003) 

162

Keterangan 

(1) Lobus 

(2) Cortex 

(3) Medulla 

(4) Pyramid 

(a) External 

(b) Internal 

(5) Sinus 

(6) Ureter 

(7) a/v Renalis 

163

Genitalia Jantan 

SISTEM GENITALIA 

Secara umum, sistem genital jantan meliputi : 

Scrotum : Pelindung dan pembentuk ruang untuk 

testis, terdiri atas empat lapisan, dari luar ke dalam 

meliputi; kulit, tunica dartos, facia scrotalis dan tunica 

vaginalis (parietal dan viceral). 

Testis : Kelenjar gonad utama pada jantan, analog 

dengan ovarium pada betina. Ruminan normal 

memiliki sepasang testis. Bagian testis meliputi ; 

o Tunica albuguenia 

o Tubulus seminiferus 

Epididymis : Tubulus / saluran semen sebelum 

ejakulasi yang langsung melekat pada testis. Terbagi 

atas caput, corpus dan caudal epididimis. 

Ductus deferens : Biasa disebut vas deferens. Tubulus 

muscularis dari caudal epididimis hingga uretra, 

berfungsi kontraksi saat terjadi ejakulasi. 

Spermatic cord : Istilah yang digunakan untuk 

menyebutkan keseluruhan jaringan yang melewati 

canalis inguinalis. Terdiri dari ; arteri spermatica, 

vena spermatica, ductus lymphaticus, nervus 

sympatis, ductus deferens, musculus cremaster 

internal dan tunica vaginalis viceral. 

Canalis inguinalis : Saluran yang menghubungkan 

cavum abdomen dan rongga srotum. 

Kelenjar aksesorius : Kelenjar yang memproduksi 

nutrisi dan berbagai senyawa yang dibutuhkan 

spermatozoa. Terdiri atas kelenjar prostat, vesicula 

seminalis dan bulbourethralis. 

164

o Vesikula seminalis : Berlekuk-lekuk, terletak di 

belakang vesica urinaria, memproduksi nutrisi 

bagi sperma. 

o Kelenjar prostat : Melingkar pada uretra, 

menghasilkan kolesterol, garam dan fosfolipid 

o Kelenjar bulbouretralis : Biasa disebut kelenjar 

Cowper, menghasilkan alkali (basa). 

Penis : Organ kopulasi, terdiri atas radix, corpus dan 

glans penis. 

Bentukan umum pada penis meliputi ; orificium 

uretralis eksternal, processus urethralis, galae glandis, 

corona glandis, collum glandis, raphe glandis dan 

flexura sigmoidea. 

Musculus pembentuk penis meliputi : Ischiocavernosum, 

corpus cavernosum penis, corpus 

cavernosum urethralis, bulbo-cavernosus dan 

retractor penis. 

Preputium : Lapisan kulit yang melindungi glans 

penis. 

Transversal 

Lateral 

Gambar 10.1, Penis Sapi (Budras, 2003) 

165

Gambar 10.2, Organ Genitalia Sapi Jantan (Budras, 

2003) 

166

Keterangan 

(A) Glans penis 

(B) Orificium urethralis eks. 

(C) Processus urethralis 

(D) Raphae penis 

(D’) Frenulum preputium 

(D”) Raphae preputium 

(E) Fascia penis 

(1) Lamina eksternal 

(2) Lamina internal 

(3) Orificium preputialis 

(4) Testis sinister 

(5) Scrotum 

(6) Bulbospongiosum 

(7) Ischiocavernosum dan crus 

penis 

(8) Retractor penis 

(9) Ln Inguinalis superficial 

(a) Rectus abdominis 

(b) Cremaster 

(c) a / v Testicular 

(d) Anulus vaginalis 

(e) Ductus deferens 

(f) Ureter 

(g) Urethralis 

(h) Radix penis 

(i) Corpus penis 

(j) Flexura sigmoidea 

(F) Tunica albuginea 

(G) Trabecula 

(H) Vena penis profundus 

(J) Corpus cavernosum 

(K) Corpus spongiosum dan 

urethra 

(10) Spermatic cord 

(11) Gl Vesicular 

(12) Caput epididymis 

(13) Ampulla ductus deferens 

(14) Corpus penis 

(15) Corpus prostate 

(16) Testis sinister 

(17) Bursa testicularis 

(18) Gl Bulbourethralis 

(19) Caudal epididymis 

(k) Glans penis 

(l) Lig. Suspensory 

(m) Gl mamilaris 

(n) Lig. Propius 

(o) Lig. Caudal epididymis 

(p) Mesorchium 

(q) Mesoductus deferens 

(r) Mesofuniculus 

(s) Plexus pampiniforims 

167

Genitalia Betina 

Secara umum, sistem genitalia betina meliputi : 

Ovarium : Kelenjar gonad utama pada betina. 

Berfungsi sebagai penghasil ovum dan hormon. Pada 

ovarium terjadi perkembangan folikel dari primer, 

sekunder, tersier dan degraf yang kemudian menjadi 

korpus luteum setelah terjadi ovulasi. Perkembangan 

volikel terjadi pada bagian kortex ovarium, sementara 

bagian medula diisi oleh banyak pembuluh darah. 

Ovarium digantung oleh mesovarium dan 

ligamentum utero ovarica. 

Oviduct : Disebut juga tuba falopii, saluran yang 

memiliki fungsi utama meneruskan ovum dari 

ovarium menuju uterus dan tempat fertilisasi. Ovicuct 

digantung oleh mesosalpinc. Oviduct terdiri atas : 

o Infundibulum : Pada ujung paling dekat dengan 

ovarium berbentuk fimbre. 

o Ampula : Bagian tengah oviduct, sel 

mukosa bersilia 

o Isthmus : Bagian paling dekat uterus. Pada 

ampulary-isthmicjuncion (batas antara ampula 

dan isthmus, sulit dilihat secara anatomi) terjadi 

penghambatan ovum. 

Uterus : Fungsi utama memelihara kebuntingan. 

Ruminan, khususnya sapi memiliki uterus bicornua, 

memiliki dua cornua uteri dengan satu corpus uteri. 

Servix : Kaku dan keras, terletak diantara corpus 

uterus dan vagina. Fungsi utamanya adalah menutup 

lumen uterus. Secara normal servix hanya terbuka 

saat birahi dan partus. 

Vagina 

Vulva 

Kelenjar Akresoris 

168

Gambar 10.3, Organ Genitalia Sapi Betina (Budras, 

2003) 

169

Keterangan 

(1) Lig. Ovarium Suspensorius 

(2) Mesovarium 

(3) Mesosalpinx 

(4) Mesometrium 

(5) Rectogenital 

(6) Vesicogenital 

(7) Pubovesical 

(8) Ovarium 

(9) Orificium tuba uterina 

(10) Lig. Ovarium propius 

(11) Cornua uteri 

(12) Carancula 

(13) Lig. Intercornualis 

(14) Corpus uterus 

(15) Bursa ovarica 

(16) Tuba uterina 

(a) M. Gluteus mediana 

(b) M. Longisimus lumborum 

(c) M Illiacus 

(d) Lig. Sacroilliaca 

(e) M. Sacrocaudal dorsalis 

medialis 

(f) M. Sacrocaudal dorsalis 

leteralis 

(g) M Sacrocaudal ventralis 

lateralis 

(h) M intertransversarii 

(i) M. Coccygealis 

(j) M. Levator ani 

(k) M. Sphincter ani external 

(l) M. Urethralis 

(17) Orificium tuba uterina 

abdominal 

(18) Fimbre infundibulum 

(19) Formix 

(20) Vagina 

(21) Hymen 

(22) Orificium urethralis externa 

(23) Clitoris 

(24) Labia 

(25) Vestibulus vaginalis 

(26) Orificium gl. Vestibular 

major 

(27) Orificium cervix externa 

(28) Cervix 

(29) Orificium cervix interna 

(m) M. Contrictor Vestibulus 

(n) M. Contricor Vulvae 

(o) M. Retractor clitoridis 

(p) M. Obturatorius externa pars 

intrapelvic 

(q) Colon descenden 

(r) Ureter 

(s) Vesica urinaria 

(t) Lig. Lateral vesica urinaria 

(u) Lig Medial vesica urinaria 

(v) Rectum 

(w) gl. Vestibular major 

(x) Diverticulum suburethralis 

(y) lnn. Inguinalis superficial 

(z) Peritonium 

170

Gambar 10.4, Mamae Sapi Betina (Budras, 2003) 

171

Keterangan 

(1) Lamina lateral 

(2) Lamina medial 

(3) Lamelia suspentorius 

(4) Corpus 

(5) Papilla 

(5’) Ductus papillaris 

(5”) Orificium papilaris 

(6) Tunica flava abdominalis 

(7) Lobus mamarica 

(8) Ductus collecticus 

(a) Plexus venosus 

(b) Sphincter 

(c) Lactocyte 

(9) Sinus lactiferous 

(9’) Annulus 

(9”) Sinus papilaris 

(10) Lobus 

(11) Longitudinal fold 

(12) Alveoli 

(13) Ductus lactiferous alveolar 

(14) Ductus lactiverous 

(15) n. Genitofemoral, a dan v 

mamarica cranial 

(d) Fat dropet 

(e) Myoepithelial 

(f) Membrana basalis 

172

Daftar Pustaka 

Budras, Klaus-Dieter dan Robert E. Habel. Bovine 

Anatomy. 2003 

Cochran, Phillip E. Veterinary Anatomi and Pgysiology. 

2011. 

Frandson, Rowen D. W. Lee Wilke dan Anna Dee Fails. 

Anatomy and Physiology of Farm Animals 

Pupesco, Peter. Atlas Topografi Anatomy Domestic 

Animal. 

173

LaNina 

174

Anatomi Ruminansia.pdf

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

Delete template?

Save as template?