07.12.2012 Views

PEMANFAATAN HERBA SELEDRI (Apium graveolens L

PEMANFAATAN HERBA SELEDRI (Apium graveolens L

PEMANFAATAN HERBA SELEDRI (Apium graveolens L

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Suatu survei yang dilakukan Departemen Kesehatan RI tahun 1992 menunjukkan bahwa penyakit ini telah menjadi<br />

pembunuh nomor satu di Indonesia [1]. Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh aterosklerosis yang dipercepat<br />

terjadinya oleh beberapa faktor, khususnya kadar kolesterol darah [1-2]. Pola makanan modern sekarang yang banyak<br />

mengandung kolesterol, disertai intensitas makan yang tinggi dan stres yang menekan sepanjang hari, membuat kadar<br />

kolesterol darah sangat sulit dikendalikan. Kolesterol tersebut akan menempel pada permukaan sebelah dalam dinding<br />

pembuluh darah koroner, melekat lapis demi lapis secara perlahan-lahan, sehingga dapat mengakibatkan pembuluh<br />

darah menyempit dan tidak elastis yang dikenal sebagai aterosklerosis. Di samping itu aliran darah menjadi tidak lancar<br />

dan oksigen yang terdapat didalamnya menjadi tidak cukup untuk menimbulkan metabolisme aerobik di dalam sel otot<br />

jantung. Terjadinya metabolisme anerobik akan menyebabkan penumpukan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa<br />

nyeri yang hebat di balik tulang dada.yang dikenal sebagai serangan angina pektoris. Serangan dapat terjadi<br />

berulang-ulang dan puncaknya adalah bila lumen 65 pembuluh darah koroner benar-benar tersumbat total<br />

sehingga terjadilah serangan jantung [1].<br />

66 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS<br />

Pada pengobatan tradisional, sari air herba seledri telah digunakan sebagai obat anti hipertensi dan khasiat tersebut telah<br />

dibuktikan oleh peneliti terdahulu. Adanya suatu dugaan bahwa seledri dapat digunakan sebagai penurun kadar<br />

kolesterol oleh karena adanya kandungan asam lemak tidak jenuh didalam tanaman seledri [3].<br />

Untuk membuktikan hal tersebut secara ilmiah maka pada penelitian ini dilakukan pemberian sari air herba seledri<br />

secara oral, dengan dosis yang bervariasi untuk mengetahui dan memperoleh dosis yang efektif dalam menurunkan<br />

kadar kolesterol dan lemak pada tikus putih.<br />

Penelitian mini bertujuan untuk mengetahui apakah sari air herba seledri memiliki efek menurunkan kadar kolesterol dan<br />

lipid dalam darah pada tikus putih yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak.<br />

Metode Penelitian/eksperimental<br />

A. Bahan<br />

1. Bahan Uji<br />

Herba seledri yang diperoleh dari pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur dan telah dideterminasi oleh Pusat<br />

Penelitian dan Pengembangan Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bogor.<br />

2. Hewan Percobaan<br />

Tikus putih galur Wistar, berumur 4 bulan dengan berat badan 150 sampai 200 gram yang diperoleh<br />

dari Departemen Kesehatan.<br />

3. Bahan kimia<br />

Reagen Kit Kolesterol dari Boehringer Mannheimm GmbH Diagnostica; Reagen Kit Lipid Total dari<br />

Merck; Makanan diit tinggi kolesterol; Makanan diit standar; Sukrosa; Kuning telur; Alkohol 70% dan Eter.<br />

B. Cara Kerja<br />

1. Penyiapan hewan coba<br />

Tikus diaklimatisasi selama 2 minggu dengan tujuan untuk membiasakan tikus pada lingkungan dan perlakuan<br />

yang baru. Pada tahap ini dilakukan pengamatan keadaan umum dan penimbangan berat badan setiap hari.<br />

2. Penyiapan bahan uji<br />

Herba seledri dicuci bersih, ditimbang seberat yang diperlukan sesuai dengan besarnya dosis dan diiris<br />

kecil-kecil. Irisan herba diblender dengan 50 ml air, lalu diperas menggunakan kain flanel. Pada filtrat tersebut<br />

ditambahkan kembali air suling sampai di dapat volume 100 ml.<br />

3. Pelaksanaan percobaan<br />

Pada percobaan ini digunakan 30 (tiga puluh) ekor tikus yang telah diaklimatisasi, dibagi secara acak menjadi 5<br />

kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari enam ekor tikus. Kelompok pertama merupakan kontrol<br />

normal yang diberi diit standar. Kelompok kedua merupakan kontrol perlakuan yang diberi diit tinggi<br />

kolesterol dan lemak (2,5 g/200g BB/hari) selama enam minggu. Kelompok perlakuan Kelompok III, IV dan V<br />

masing-masing mendapat diit tinggi kolesterol dan lemak yang sama jumlahnya dengan kelompok kontrol<br />

perlakuan dan bahan uji peroral dengan dosis berturut-turut 0,14 g/200 g BBB/hari, 0,72 g/200 g BB/hari dan<br />

3,6 g/200 g BB/hari. Bahan uji diberikan secara peroral (dengan sonde lambung) selama 6 minggu. Setelah<br />

enam minggu perlakuan, tikus dibedah, darahnya diambil melalui jantung, lalu diukur kadar kolesterol total dan<br />

lemak totalnya.<br />

4. Metode Percobaan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!